LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG POTENSI SAR TAHUN Halaman Judul
|
|
- Hengki Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG POTENSI SAR TAHUN 2013 Halaman Judul BADAN SAR NASIONAL JAKARTA, FEBRUARI 2014
2 KATA PENGANTAR Perbaikan tata kelola pemerintahan dan manajemen kinerja merupakan salah satu agenda penting dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah di era reformasi ini. Untuk mewujudkan agenda tersebut, sejak akhir tahun 1999, melalui Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP) dan diperbaharui melalui Perpres Nomor 29 Tahun 2014, telah diperkenalkan suatu sistem manajemen pemerintahan yang tidak hanya berfokus pada peningkatan akuntabilitas namun juga pada peningkatan kinerja. Akuntabilitas kinerja mewajibkan seluruh pengguna anggaran untuk mempertanggungjawabkan kinerja atas penggunaan uang atau dana publik yang dibelanjakannya. Dalam Sistem AKIP, keberhasilan instansi pemerintah diukur dari kinerja atas hasil atau manfaat yang dirasakan masyarakat atas penggunaan anggaran pemerintah dan bukan dari keberhasilan menghabiskan angggaran tersebut. Sebagai wujud dari akuntabilitas dan pertanggungjawaban kinerja tersebut, Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Potensi SAR tahun 2014 ini disusun dengan menyajikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro di bidang Potensi SAR ( Search and Rescue). Laporan ini juga merupakan wujud transparansi Deputi Bidang Potensi SAR dalam melaksanakan berbagai tugas dan fungsinya. Dari laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada Pimpinan dalam menentukan strategi dan kebijaksanaan yang akan diambil untuk meningkatkan kinerja Deputi Bidang Potensi dalam melaksanakan tugas pembinaan dimasa mendatang. Jakarta, Februari 2015 A.N. PLT. DEPUTI BIDANG POTENSI SAR S.B SUPRIYADI MARSEKAL PERTAMA TNI i
3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL...iv DAFTAR GAMBAR...v IKHTISAR EKSEKUTIF...vi 1. LATAR BELAKANG TUGAS DAN FUNGSI... 2 a. Kedudukan...2 b. Tugas Pokok...2 c. Fungsi...2 d. Struktur Organisasi...3 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA IKHTISAR RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) a. Visi...4 b. Misi...4 c. Tujuan...4 d. Sasaran...4 e. Program PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG POTENSI SAR UMUM PROSEDUR PENGUMPULAN DATA PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN ANALISIS CAPAIAN KINERJA ASPEK KEUANGAN ii
4 BAB IV 26 PENUTUP 26 LAMPIRAN Lampiran 1 : Pengukuran Kinerja Lampiran 2 : Data Target Pemenuhan Sarana sampai tahun iii
5 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Sasaran Strategis Basarnas... 5 Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Tahun Tabel 3.1. Penilaian Pencapaian Kinerja... 8 Tabel 3.2. Indeks Kinerja Utama dan Sasaran Strategis Tabel 3.3. Tabel Capaian Kinerja IKU Tabel 3.4. Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya sarana, prasarana, dan peralatan SAR yang memadai dalam mendukung penyelenggaraan operasi SAR yang efektif dan efisien Tabel 3.5. Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya penyelenggaraan DiklatSAR dalam berbagai jenjang dan keahlian untuk meningkatnya profesionalisme SDM SAR Tabel 3.6. Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya partisipasi masyarakat tentang pengetahuan dan ketrampilan SAR Tabel 3.7 Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya jumlah SDM profesional yang cukup baik baik jumlah maupun kualifikasinya Tabel 3.8. Realisasi Keuangan/Anggaran Tabel 3.9. Kegiatan yang mengalami efisiensi iv
6 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Struktur Organisasi DeputiBidang Potensi SAR... 3 Gambar 3.1. Prosedur Pengumpulan Data... 9 Gambar 3.2. Rescue Boat 59 Meter Alumunium Gambar 3.3. Rigid Inflatable Boat 12 Meter Gambar 3.4. Rescue Car Basarnas tahun Gambar 3.5. Truk personil Basarnas tahun Gambar 3.6. Helikopter SAR Tipe Medium Gambar 3.7. Grafik Perbandingan Jumlah Sarana Basarnas Gambar 3.8. Diklat SAR Dasar Pembentukan BSG II Tahu Gambar 3.9. Diklat SAR Tingkat Lanjutan Jungle Rescue dan Diklat Para Dasar BSG Tahun Gambar Grafik Perbandingan penyelenggaraan Diklat dan Sertifikasi potensi Gambar Grafik Perbandingan koordinasi SAR Daerah, pameran dan pembinaan potensi SAR Gambar Rapat Forum Koordinasi SAR Daerah di Bengkulu dn Jambi Tahun Gambar Gambar Pameran, Penyuluhan dan SAR Goes To School di Bengkulu dan Jambi Tahun Grafik Perbandingan Total Pagu Anggaran dan Realisasi Anggaran tahun v
7 IKHTISAR EKSEKUTIF Tuntutan masyarakat makin meningkat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam upaya mewujudkan Good Governance. Salah satu perwujudan Good Governance adalah hasil pelaksanaan tugas yang dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel). Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 sebagaimana diperkuat dalam Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang menentukan bahwa setiap Instansi Pemerintah wajib membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijakan berdasarkan perencanaan stratejik yang telah ditetapkan. Deputi Bidang Potensi SAR yang merupakan bagian dari Badan SAR Nasional mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis pembinaan potensi SAR, serta membina dan mengkoordinasikan kesiapan potensi SAR sesuai dengan Keputusan KepalaBadan SAR Nasional Nomor : PER.KBSN - 01 / 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Deputi Bidang Potensi SAR Basarnas dalam Tahun Anggaran 2014 secara umum telah dapat terlaksana dengan baik. Dilihat dari evaluasi kinerja kegiatan dari tiap-tiap pelaksanaan kegiatan (sesuai formulir Rencana Stratejik, Rencana Kinerja Tahunan, Pengukuran Kinerja Kegiatan, Pengukuran Pencapaian Sasaran) maka rata-rata tingkat capaian outpur sasaran sasaran Deputi Bidang Potensi SAR sebesar 102,68 % dengan klasifikasi A. Nilai Rata-rata Tingkat Capaian ini secara keseluruhan dapat dikatakan baik, sehingga dimasa mendatang kiranya kondisi ini dapat dipertahankan dan bahkan jika mungkin ditingkatkan. vi
8 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Terwujudnya tata pemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan harapan semua pihak, langkah untuk mewujudkan hal tersebut ditegaskan dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang diantaranya adalah Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 sebagaimana diperkuat dalam Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dari beberapa peraturan tersebut diatas, setiap Instansi Pemerintah diwajibkan mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP), tujuannya adalah untuk mendorong terciptanya Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintahan yang baik (good governance). Sistem AKIP pada dasarnya merupakan sistem manajemen berorientasi pada hasil, yang merupakan salah satu instrumen untuk mewujudkan instansi pemerintah yang akuntabel, sehingga dapat beroperasi secara efesien, efektif, transparan, serta responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungan. Dengan menerapkan Sistem AKIP tersebut, setiap instansi pemerintah harus membuat Rencana Strategis (Strategies Plan), Rencana Kerja (Perfomance Plan), Penetapan Kinerja (Perfomance Agreement) serta laporan Pertanggungjawaban Kinerja (Perfomance Accountability Report). Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Deputi Bidang Potensi SAR tahun 2014 dimaksudkan sebagai perwujudan kewajiban Deputi Bidang Potensi SAR untuk mempertanggungjawabkan 1
9 keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di dalam Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja Tahun 2014, serta sebagai umpan balik untuk memacu perbaikan kinerja Deputi Bidang Potensi SAR pada tahun mendatang. 2. TUGAS DAN FUNGSI a. Kedudukan Kedudukan DeputiBidang Potensi SARsesuai Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor : PER. KBSN-01 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional sebagaimana telah diubah dalam Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor : PK.07 Tahun 2010, adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan SAR Nasional. b. Tugas Pokok Deputi Bidang Potensi SAR mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang potensi SAR. c. Fungsi Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Deputi Bidang Potensi SAR menyelenggarakan fungsi : 1. Pembinaan di bidang potensi SAR yang meliputi pengaturan, pengawasan dan pengendalian; 2. Penyusunan standardisasi potensi SAR; 3. Pembinaan, pemeliharaan, inventarisasi, penyiapan dan standardisasi sarana dan prasarana SAR; 4. Koordinasi pembinaan dan kesiapan potensi SAR. Guna memenuhi ketentuan-ketentuan tersebut di atas, disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Potensi SAR sebagai salah satu perwujudan tanggungjawab atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Deputi Bidang Potensi SAR Tahun Anggaran
10 d. Struktur Organisasi Struktur Deputi Bidang Potensi SAR, terdiri dari : 1. Direktorat Sarana dan Prasarana 2. Direktorat Bina Ketenagaan dan Pemasyarakatan SAR STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG POTENSI SAR DEPUTI BIDANG POTENSI SAR Direktorat Sarana dan Prasarana Direktorat Bina Ketenagaan & Permasyarakat an SAR Subdit Rencana dan Standardisasi Subdit Pemeliharaan Subdit Pengawakan dan Perbekalan Sub Dit Perencanaan Diklat Sub Dit Penyiapan Tenaga & Potensi Sub Dit Pemasyarakat an & Sertifikasi SAR Gambar 1.1. Struktur Organisasi Deputi Bidang Potensi SAR 3
11 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 3. IKHTISAR RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) a. Visi Deputi Bidang Potensi SAR mempunyai visi yaitu Terpenuhinya Fasilitas SAR yang memadai dan Sumber Daya Manusia yang profesional untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan operasi SAR. b. Misi a. Menyelenggarakan penyiapan sarana dan prasarana SAR yang optimal; b. Menyelenggarakan pembinaan Sumber Daya Manusia di bidang SAR; c. Meningkatkan pengkoordinasian potensi SAR guna mendukung pelaksanaan operasi SAR. c. Tujuan Terwujudnya penyelenggaraan penyiapan sarana, prasarana SAR dan pembinaan sumber daya manusia yang maksimal, serta pengkoordinasian potensi SAR guna mendukung keberhasilan pelaksanaan operasi SAR. d. Sasaran a. Meningkatnya sarana, prasarana, dan peralatan SAR yang memadai dalam mendukung penyelenggaraan operasi SAR yang efektif dan efisien; b. Meningkatnya penyelenggaraan diklat SAR dalam berbagai jenjang dan keahlian untuk meningkatkan Profesionalisme SDM SAR; 4
12 c. Meningkatnya partisipasi masyarakat tentang pengetahuan dan ketrampilan SAR; d. Meningkatnya jumlah SDM profesional yang cukup baik jumlah maupun kualifikasinya. Tabel 2.1 Sasaran Strategis Basarnas No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Indikator Kinerja Utama (IKU): Prosentase Pemenuhan sarana dan prasarana SAR dalam menunjang pelaksanaan operasi SAR 1. Meningkatnya sarana, prasarana, dan peralatan SAR yang memadai dalam mendukung penyelenggaraan operasi SAR yang efektif dan efisien Prosentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana SAR Maritim sesuai standar. Prosentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana SAR Darat sesuai standar Prosentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana SAR Udara sesuai standar. Prosentase pemenuhan kebutuhan Peralatan SAR sesuai standar. Indikator Kinerja Utama (IKU): Prosentase SDM SAR yang profesional dalam menunjang pelaksanaan operasi SAR 2. Meningkatnya penyelenggaraan diklat SAR dalam berbagai jenjang dan keahlian untuk meningkatkan Profesionalisme SDM SAR 3. Meningkatnya partisipasi masyarakat tentang pengetahuan dan ketrampilan SAR Prosentase organisasi potensi SAR yang memiliki tenaga rescuer bersertifikasi SAR Prosentase SDM BASARNAS yang telah mengikuti diklat teknis SAR sesuai dengan klasifikasinya Jumlah kegiatan pembinaan potensi SAR daerah (termasuk Forum Komunikasi SAR Daerah (FKSD) Jumlah pelaksanaan pameran dalam rangka pemasyarakatan SAR 4. Meningkatnya jumlah SDM profesional yang cukup baik jumlah maupun kualifikasinya Jumlah Instansi dan organisasi berpotensi SAR yang dibina pertahun Prosentase kecukupan pengawakan sarana utama sesuai jumlah dan kualifikasi e. Program Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Deputi Bidang Potensi SAR mempunyai program utama yang akan dilaksanakan yaitu : Program pengelolaan pencarian, pertolongan dan penyelamatan Program ini bertujuan pada pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana SAR serta pembinaan 5
13 pengawakan, terselenggaranya diklat SAR, pengelolaan operasi dan Latihan SAR, dan terlaksananya pengelolaan sistem peralatan komunikasi SAR. 4. PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2014 Perjanjian Kinerja merupakan kontrak kerja dalam pelaksanaan tugas yang tertuang dalam Penetapan Kinerja. Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus Penetapan Kinerja adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dan pemberi amanah, sebagai dasar penilaian keberhasilan/ kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja, dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi. Deputi Bidang Potensi SAR telah membuat Perjanjian Kinerja tahun 2014 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada. Penetapan Kinerja ini merupakan tolak ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun Penetapan Kinerja Deputi Bidang Potensi SAR Tahun 2014 disusun dengan berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2014 yang telah ditetapkan sehingga secara substansial Penetapan Kinerja Tahun 2014 tidak ada perbedaan dengan Rencana Kinerja Tahun Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2014 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Target Pagu (Rp) Indikator Kinerja Utama (IKU): Prosentase Pemenuhan sarana dan prasarana SAR dalam menunjang pelaksanaan operasi SAR 1. Meningkatnya a. Prosentase pemenuhan sarana, prasarana, kebutuhan sarana dan 64 % dan peralatan SAR yang memadai prasarana SAR Maritim sesuai standar. 6
14 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Target Pagu (Rp) dalam mendukung penyelenggaraan operasi SAR yang efektif dan efisien b. Prosentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana SAR Darat sesuai standar c. Prosentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana SAR Udara sesuai standar. d. Prosentase pemenuhan kebutuhan Peralatan SAR sesuai standar. 81 % % % Indikator Kinerja Utama (IKU): Prosentase SDM SAR yang profesional dalam menunjang pelaksanaan operasi SAR 2. Meningkatnya penyelenggaraan diklat SAR dalam berbagai jenjang dan keahlian untuk meningkatkan Profesionalisme SDM SAR 3. Meningkatnya partisipasi masyarakat tentang pengetahuan dan ketrampilan SAR 4. Meningkatnya jumlah SDM profesional yang cukup baik jumlah maupun kualifikasinya a. Prosentase organisasi potensi SAR yang memiliki tenaga rescuer bersertifikasi SAR b. Prosentase SDM BASARNAS yang telah mengikuti diklat teknis SAR sesuai dengan klasifikasinya a. Jumlah kegiatan pembinaan potensi SAR daerah (termasuk Forum Komunikasi SAR Daerah (FKSD) b. Jumlah pelaksanaan pameran dalam rangka pemasyarakatan SAR c. Jumlah Instansi dan organisasi berpotensi SAR yang dibina pertahun Prosentase kecukupan pengawakan sarana utama sesuai jumlah dan kualifikasi 45 % Non Anggaran 85 % kegiatan 10 kegiatan 22 inst/org anisasi Non Anggaran 80 %
15 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG POTENSI SAR 5. UMUM a. Akuntabilitas kinerja merupakan langkah strategis dalam menerapkan kinerja yang berorientasi pada hasil ( result oriented). Kebijakan pemerintah yang berorientasi pada hasil akan lebih difokuskan pada kepentingan masyarakat pada umumnya. b. Akuntabilitas kinerja dapat dipertanggungjawabkan apabila disertai dengan adanya informasi mengenai hasil-hasil yang diperoleh. Hasilhasil yang diperoleh tersebut kinerjanya harus diukur sampai sejauh mana pencapaiannya melalui pengukuran kinerja. Berdasarkan analisa terhadap akuntabilitas kinerja tersebut dapat dijadikan landasan untuk penilaian atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program, kegiatan dan kebijakan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi dengan memperhatikan rencana kerja dan realisasi kerja dalam program Basarnas c. Di dalam penilaian pencapaian kinerja Badan SAR Nasional dilakukan pengelompokan kategori, yaitu : Tabel 3.1. Penilaian Pencapaian Kinerja No. Kategori Nilai Angka (%) Interprestasi 1. A Sangat Baik 2. B Baik 3. C Cukup 4. D 0 50 Kurang Secara garis besar capaian kinerja Deputi Bidang Potensi SAR dapat dikatakan sangat baik dengan kategori A dan sudah memenuhi target capaian kinerja, yaitu dengan capaian kinerja rata-rata output sasaran sebesar 102,68 %. 8
16 6. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA Pengukuran Capaian Kinerja Deputi Bidang Potensi SAR Tahun 2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara Target (rencana) dan Realisasi dari tiap-tiap indikator. Pencatatan dan pengumpulan data diperoleh dari Unit Kerja Direktorat Sarana dan Prasarana, Direktorat Diklat dan Pemasyarakatan SAR, 33 (tiga puluh tiga) Kantor SAR dan 58 (lima puluh tdelapan) Pos SAR yang tersebar di seluruh Indonesia, baik data administratif maupun data teknis. Data-data tersebut kemudian dianalisa dan dievaluasi sehingga didapatkan data realisasi dari indikator yang telah ditetapkan. Adapun prosedur pengumpulan data tersebut sebagaimana pada gambar. Deputi Bidang Potensi SAR Direktorat Sarana dan Prasarana Direktorat Diklat dan Pemasyarakatan SAR 34 Kantor SAR dan Balai Diklat 58 Pos SAR PUSAT DATA Proses Analisa & Evaluasi Data Realisasi Tiap-tiap Indikator Gambar 3.1 Prosedur Pengumpulan Data 9
17 7. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014 Pengukuran tingkat capaian kinerja Deputi Bidang Potensi SAR Tahun 2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator tersebut dapat dilihat dalam tabel pada lampiran. Secara umum, dalam menilai keberhasilan kinerja Deputi Bidang Potensi SAR menggunakan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai acuan penilaian. Indikator Kinerja Utama (IKU) Deputi Bidang Potensi SAR yaitu : 1. Prosentase Pemenuhan sarana dan prasarana SAR dalam menunjang pelaksanaan operasi SAR 2. Prosentase SDM SAR yang profesional dalam menunjang pelaksanaan operasi SAR Setiap Indeks Kinerja Utama di dukung oleh sasaran strategis seperti tabel di bawah ini : Tabel 3.2. Indeks Kinerja Utama dan Sasaran Strategis No INDEK KINERJA UTAMA SASARAN STRATEGIS 1. Prosentase Pemenuhan sarana dan prasarana SAR dalam menunjang pelaksanaan operasi SAR 2. Prosentase SDM SAR yang profesional dalam menunjang pelaksanaan operasi SAR 1. Meningkatnya sarana, prasarana dan peralatan yang memadai dalam mendukung penyelenggaraan operasi SAR yang efektif dan efisien. 2. Meningkatnya penyelenggaraan diklat SAR dalam berbagai jenjang dan keahlian untuk meningkatkan profesionalisme 3. Meningkatnya partisipasi masyarakat tentang pengetahuan dan ketrampilan SAR 4. Meningkatnya kebutuhan SDM profesional yang cukup baik jumlah maupun kualifikasinya 10
18 Indek Kinerja Utama didukung oleh 4 (empat) sasaran strategis dan 10 (sepuluh) indikator kinerja Sasaran. 8. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Pengukuran capaian kinerja Deputi Potensi Tahun 2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dan realisasi indikator kinerja utama (key performance indicator), adalah sebagai berikut : Tabel 3.3. Tabel Capaian Kinerja IKU No. Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Kinerja 1. Prosentase Pemenuhan sarana dan prasarana SAR dalam menunjang pelaksanaan operasi SAR 2. Prosentase SDM SAR yang profesional dalam menunjang pelaksanaan operasi SAR 59,25 % 51 % 104% 70 % 64 % 100 % Berikut penjelasan masing-masing indikator kinerja utama beserta sasaran strategis dan indikator kinerja sasaran yang mendukungnya. 1. Indikator Kinerja Utama Prosentase Pemenuhan Sarana dan Prasarana SAR dalam menunjang pelaksanaan operasi SAR. (103,5 %) Capaian kinerja ini berasal dari rata-rata capaian indikator Kinerja sasaran strategis sebagai berikut : Meningkatnya sarana, prasarana, dan peralatan SAR yang memadai dalam mendukung penyelenggaraan operasi SAR yang efektif dan efisien. Indikator kinerja terhadap pencapaian sasaran dan prosentase pencapaiannya adalah sebagai berikut : 11
19 Tabel 3.4. Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya sarana, prasarana, dan peralatan SAR yang memadai dalam mendukung penyelenggaraan operasi SAR yang efektif dan efisien NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI KINERJA 1. Prosentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana SAR Maritim sesuai standar. 2. Prosentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana SAR Darat sesuai standar. 3. Prosentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana SAR Udara sesuai standar. 4. Prosentase pemenuhan kebutuhan Peralatan SAR sesuai standar. 64% 63 % 110,5 % 81 % 71 % 104 % 30 % 25 % 100 % 65 % 45 % 100 % Dari tabel diatas, rata-rata capaian indikator kinerja output untuk mencapai sasaran Meningkatnya sarana, prasarana, dan peralatan SAR yang memadai dalam mendukung penyelenggaraan operasi SAR yang efektif dan efisien sebesar 103,5%. Dengan rincian perhitungan masing masing indikator kinerja sasaran sebagai berikut : 1. Indikator Kinerja Sasaran Prosentase Pemenuhan Sarana dan Prasarana SAR Maritim sesuai Standar. Pencapaian Kinerja sasaran Prosentase Pemenuhan Sarana dan Prasarana SAR Maritim sesuai Standar di tahun 2013 adalah 110,5 %. Pemenuhan ini dicapai dari peningkatan jumlah sarana maritim yang meliputi Rescue Boat Aluminium 59 Meter secara multiyears, Rescue Boat 40 Meter Alumunium dan Rigid Inflatable Boat, Rubber Boat, Air boat, Sealake dan sebagainya. 12
20 Gambar 3.2. Rescue Boat 59 Meter Alumunium Gambar 3.3 Rigid Inflatable Boat 12 M 2. Indikator Kinerja Sasaran Prosentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana SAR Darat sesuai standar. Pencapaian Kinerja sasaran Prosentase Pemenuhan Sarana dan Prasarana SAR Darat sesuai Standar di tahun 2013 adalah104 %. Pemenuhan ini dicapai dari peningkatan jumlah sarana darat yang 13
21 meliputi Rescue Car type I, Truk personil, dan Motor Trail. Pada tahun 2013, Deputi Potensi melalui Direktorat Sarana dan Prasarana mendapatkan reward berupa pengadaan kendaraan truk personil tambahan sebanyak 10 (sepuluh) unit dan kendaraan Rescue Carrier Vehicle sebanyak 25 (dua puluh lima) unit sehingga menambahkan pencapaian kinerja Deputi Potensi di pemenuhan Sarana Darat. Gambar 3.4. Rescue Car Basarnas Tahun 2013 Gambar 3.5. Truk Personil tahun
22 3. Indikator Kinerja Sasaran Prosentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana SAR Udara sesuai standar. Pencapaian Kinerja sasaran Prosentase Pemenuhan Sarana dan Prasarana SAR Udara sesuai Standar di tahun 2013 adalah 100 %. Pada tahun 2013 telah terlaksana pengadaan Helikopter Medium sebanyak 2 (dua) unit secara multiyears. Gambar 3.6. Helikopter SAR Tipe Medium 4. Indikator Kinerja Sasaran Prosentase pemenuhan kebutuhan Peralatan SAR sesuai standar. Pencapaian Kinerja sasaran Prosentase Pemenuhan Peralatan SAR sesuai Standar di tahun 2013 adalah 100%. Pemenuhan ini dicapai dari peningkatan jumlah peralatan urban SAR yang meliputi Tactical Ascender, Ascender Launcher, Tenda Posko Lapangan, Perlengkapan Standar Rescue, Emergency Lighting, dan Pisau Standar Rescue. Berikut adalah grafik perbandingan jumlah Sarana dan Peralatan SAR Badan SAR Nasional tahun : 15
23 600 GRAFIK PERBANDINGAN JUMLAH SARANA & PALSAR BASARNAS TAHUN Maritim Darat Udara Palsar Gambar 3.7. Grafik Perbandingan Jumlah Sarana Basarnas 2. Indikator Kinerja Utama Prosentase SDM SAR yang profesional dalam menunjang pelaksanaan operasi SAR. Capaian kinerja ini berasal dari sasaran strategis sebagai berikut : a. Meningkatnya penyelenggaraan diklat SAR dalam berbagai jenjang dan keahlian untuk meningkatkan Profesionalisme SDM SAR; Indikator kinerja terhadap pencapaian sasaran dan prosentase pencapaiannya adalah sebagai berikut : Tabel 3.5. Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya penyelenggaraan diklat SAR dalam berbagai jenjang dan keahlian untuk meningkatkan Profesionalisme SDM SAR NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI KINERJA 1. Prosentase organisasi potensi SAR yang memiliki tenaga rescuer bersertifikasi SAR 45% 45 % 100% 16
24 2. Prosentase SDM BASARNAS yang telah mengikuti diklat teknis SAR sesuai dengan klasifikasinya. 85 % 85 % 100 % Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa rata rata capaian indikator kinerja untuk mencapai sasaran terwujudnya penyelenggaraan diklat SAR dalam berbagai jenjang dan keahlian untuk meningkatkan Profesionalisme SDM SAR sebesar 100 % dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Indikator kinerja Sasaran Prosentase organisasi potensi SAR yang memiliki tenaga rescuer bersertifikasi SAR, dilakukan dengan melaksanakan kerjasama dengan TNI/POLRI, Instansi Pemerintah, Organisasi hobi dan kemasyarakatan lainnya melalui Pelatihan teknis SAR setelah itu setiap peserta yang lulus diberikan tanda kelulusan sesuai dengan jenis pelatihan yang telah diikuti. 2. Indikator Kinerja Sasaran Prosentase SDM Basarnas yang telah mengikuti diklat teknis SAR sesuai dengan klasifikasinya, Peserta yang mengikuti Diklat telah sesuai dengan kuota yang diberikan kepada masing-masing Kantor SAR dan Pos SAR. Jenis diklat SAR yang diikuti meliputi Diklat SAR BSG, Diklat SAR Tingkat Lanjutan dan Spesialis. Gambar 3.7. Diklat SAR Dasar Pembentukan BSG II Tahun
25 Gambar 3.9. Diklat SAR Tingkat Lanjutan Jungle Rescue dan Diklat Para Dasar BSG Tahun 2013 Berikut adalah grafik perbandingan organisasi potensi SAR yang bersertifikasi SAR dan SDM Basarnas yang telah mengikuti Diklat teknis SAR sesuai klasifikasinya untuk meningkatkan Profesionalisme SDM SAR tahun : GRAFIK PERBANDINGAN PENYELENGGARAAN DIKLAT DAN SERTIFIKASI POTENSI TAHUN (Dalam prosentase) Diklat SAR Basarnas Sertifikasi Keahlian Potensi SAR Gambar 3.10 Grafik Perbandingan penyelenggaraan Diklat dan Sertifikasi potensi 18
26 b. Meningkatnya partisipasi masyarakat tentang pengetahuan dan ketrampilan SAR. Indikator kinerja terhadap pencapaian sasaran dan prosentase pencapaiannya adalah sebagai berikut : Tabel 3.6. Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya partisipasi masyarakat tentang pengetahuan dan ketrampilan SAR NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI KINERJA 1. Jumlah kegiatan pembinaan potensi SAR daerah (termasuk Forum Komunikasi SAR Daerah (FKSD) 10 kegiatan 4 kegiatan 40 % 2. Jumlah pelaksanaan pameran dalam rangka pemasyarakatan SAR 10 kegiatan 4 kegiatan 40 % 3. Jumlah Instansi dan organisasi berpotensi SAR yang dibina pertahun 22 inst/org anisasi 51 inst/organi sasi 232 % Dari tabel diatas, rata-rata capaian indikator kinerja output untuk mencapai sasaran terwujudnya peningkatan partisipasi masyarakat tentang pengetahuan dan keterampilan SAR sebesar 104 %. Dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Indikator Kinerja Sasaran Jumlah kegiatan pembinaan potensi SAR daerah (termasuk FKSD), Pelaksanaan Pembinaan Potensi baik melalui penyuluhan termasuk Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD) telah berhasil dilaksanakan sebanyak 4 (empat) kegiatan yaitu di Provinsi Bengkulu, Jambi, Bangka Belitung, dan Bali dengan menghasilkan kesepakatan berupa Draf Peraturan Gubernur yang menjadi aspek hukum dalam pelaksanaan koordinasi dan pembinaan potensi di daerah. Alokasi anggaran yang diberikan kepada Deputi Bidang Potensi untuk 19
27 menyelenggarakan FKSD sangat minim dan hanya mampu melaksanakan sebanyak 4 (empat) kegiatan. 2. Indikator Kinerja Sasaran Jumlah pelaksanaan pameran dalam rangka pemasyarakatan SAR, pelaksanaan pameran dalam rangka pemasyarakatan SAR sudah dapat dilaksanakan dan sesuai dengan kecukupan pelaksanaan pameran di daerah maupun di pusat akan tetapi kegiatan tersebut masih memerlukan dukungan anggaran yang cukup agar dapat terlaksana terutama di daerah yang tingkat kerawanan musibahnya tinggi. 3. Indikator Kinerja Sasaran Jumlah Instansi dan organisasi berpotensi SAR yang dibina pertahun, Pelaksanaan pembinaan terhadap organisasi berpotensi SAR dilaksanakan secara terus menerus selama tahun 2013 sehingga dapat mencapai total melebihi target yang ditetapkan, ini adalah upaya Badan SAR Nasional dalam mensosialisasikan SAR dan juga memberikan pengetahuan dan keterampilan SAR kepada instansi tersebut untuk dapat diberdayakan pada saat operasi SAR. Berikut adalah grafik perbandingan capaian kinerja Kegiatan FKSD, Pameran SAR dan jumlah instansi berpotensi SAR yang dibina pada tahun 2012 dan tahun 2013: 300 GRAFIK PERBANDINGAN KOORDINASI SAR DAERAH, PAMERAN, DAN PEMBINAAN POTENSI SAR TAHUN FKSD Pameran Pembinaan Potensi Gambar 3.11 Grafik Perbandingan koordinasi SAR Daerah, pameran dan pembinaan potensi SAR 20
28 Gambar Rapat Forum Koordinasi SAR Daerah di Bengkulu dn Jambi Tahun 2013 Gambar Pameran, Penyuluhan dan SAR Goes To School di Bengkulu dan Jambi Tahun 2013 c. Meningkatnya jumlah SDM profesional yang cukup baik jumlah maupun kualifikasinya. Indikator kinerja terhadap pencapaian sasaran dan prosentase pencapaiannya adalah sebagai berikut : Tabel 3.7. Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya jumlah SDM profesional yang cukup baik jumlah maupun kualifikasinya NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI KINERJA 1. Prosentase kecukupan pengawakan sarana utama sesuai jumlah dan kualifikasi 80 % 62 % 100 % 21
29 Pada Tahun 2013 Jumlah Awak Sarana Laut Basarnas sebanyak 530 Orang, sedangkan yang mempunyai sertifikat kompetensi baru sebanyak 230 Orang sehingga baru sekitar 30 % dari Total kebutuhan Awak Basarnas. Pada Tahun 2013 ini IKU Terealisasinya pembinaan untuk memenuhi standard kompetensi awak sarana SAR darat, laut dan udara sebesar 62 %, meningkat 17 % dari tahun Target IKU pada tahun 2013 tercapai dengan Pemenuhan Jumlah awak dengan sertifikasi (BST) sebanyak 60 Orang dan Pendidikan ANT-D-ATT-D sebanyak 47 Orang sehingga total awak dengan sertifikasi menjadi 337 orang, atau 62 % dari total kebutuhan. Dari keempat sasaran strategis tersebut di atas, capaian indikator kinerja output Deputi Bidang Potensi SAR pada tahun 2013 rata rata sebesar 102,68 %. Secara keseluruhan hal ini mencerminkan keberhasilan pelaksanaan program kerja Deputi bidang Potensi SAR dalam mencapai sasaran kegiatan. 5. ASPEK KEUANGAN Anggaran belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan Deputi Bidang Potensi SAR tertuang dalam DIPA Tahun Anggaran 2013 : Tabel 3.8. Realisasi Keuangan/ Anggaran NO INDIKATOR KINERJA PAGU REALISASI TK. 1. Prosentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana SAR Maritim sesuai standar. 2. Prosentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana SAR Darat sesuai standar. 3. Prosentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana SAR Udara sesuai standar ,10% ,56% ,59% 22
30 NO INDIKATOR KINERJA PAGU REALISASI TK. 4. Prosentase pemenuhan kebutuhan Peralatan SAR SAR sesuai standar ,94% 5. Prosentase organisasi potensi SAR yang memiliki tenaga rescuer bersertifikasi SAR 6. Prosentase SDM BASARNAS yang telah mengikuti diklat teknis SAR sesuai dengan klasifikasinya 7. Jumlah kegiatan pembinaan potensi SAR daerah (termasuk Forum Komunikasi SAR Daerah (FKSD) 8. Jumlah pelaksanaan pameran dalam rangka pemasyarakatan SAR Non Anggaran Non Anggaran ,7% ,4% ,6% 9. Jumlah Instansi dan organisasi berpotensi SAR yang dibina pertahun Non Anggaran Non Anggaran Prosentase kecukupan pengawakan sarana utama sesuai jumlah dan kualifikasi ,41% TOTAL PAGU ANGGARAN REALISASI TINGKAT PENCAPAIAN Rp ,- Rp ,- 93,8% Dalam Tahun Anggaran 2013, Direktorat Sarana dan Prasarana SAR telah mendapat alokasi dana anggaran sebesar Rp. 935,438,453,000,. Sedangkan Realisasi anggaran sampai dengan posisi 31 Desember 2013 sebesar Rp. 873,699,298,101,-. Sehingga prosentase realisasi anggaran yang dicapai pada tahun 2013 adalah sebesar 93,39 %. 23
31 Tidak tercapainya penyerapan anggaran sebesar 6,61 % disebabkan karena tidak terserapnya pengadaan Amphibious Boat dengan anggaran dua puluh milyar dan adanya selisih antara DIPA Anggaran dengan Kontrak. Selain itu Direktorat Sarana dan Prasarana mendapatkan program efisiensi yang meliputi kegiatan sebagai berikut : Tabel 3.9. Kegiatan yang mengalami efisiensi KEGIATAN TARGET DIPA ANGGARAN (Rp) 1. Jumlah Intermediate Gear Box dan 1 (satu) Assy Tail Gear Box Assy Pesawat BO Penyusunan Standard Dokumen Pengadaan 3. Kajian dan Penyusunan Standar Operating Procedure Pengawakan SAR 4. Jumlah Amphibious Vehicle yang siap dioperasikan 1 Paket Dokumen Dokumen Unit Selain itu, Anggaran untuk Direktorat Bina Ketenagaan dan Pemasyarakatan SAR yaitu pagu sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp sehingga prosentase pencapaian daya serap sebesar 93,3 % daya serap tersebut menggambarkan adanya kewajaran dalam penggunaan anggaran karena dengan terselesaikannya semua program kerja Direktorat Bina Ketenagaan dan pemasyarakatan SAR maka terjadi penghematan anggaran sebesar Rp ,-. 24
32 Berikut adalah grafik perbandingan pagu anggaran dan realisasi tahun : GRAFIK PERBANDINGAN PAGU ANGGARAN DAN REALISASI TAHUN (dalam Jutaan) Pagu Realisasi Gambar Grafik Perbandingan Total Pagu Anggaran dan Realisasi Anggaran tahun
33 BAB IV PENUTUP Secara garis besar tingkat capaian kinerja Deputi Bidang Potensi SAR Tahun 2013 telah memenuhi target sebesar 102,68%. Adapun beberapa indikator kinerja yang belum tercapai sesuai yang diharapkan dikarenakan kebijakan nasional yang berpengaruh terhadap program kerja dalam masalah pendanaan seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan analisis capaian kinerja. Laporan Akuntabilitas Kinerja Deputi Bidang Potensi SAR tahun 2013 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, laporan ini merupakan wujud transparasi dan akuntabilitas Deputi Bidang Potensi SAR. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya bagi pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang kinerja yang telah dilakukan oleh Deputi Bidang Potensi SAR. Dimasa yang akan datang Deputi Bidang Potensi SAR akan melakukan berbagai langkah untuk lebih menyempurnakan laporan ini agar terwujud transparansi dan akuntabilitas yang kita ingin wujudkan bersama. 26
34 1. Lampiran 1 : Pengukuran Kinerja LAMPIRAN PENGUKURAN KINERJA UNIT ORGANISASI ESELON I TAHUN ANGGARAN NO : DEPUTI BIDANG POTENSI SAR : 2013 INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI KINERJA 1. Prosentase Pemenuhan sarana dan prasarana SAR dalam menunjang pelaksanaan operasi SAR 48,75 % 51 % 104,62% 2. Prosentase SDM SAR yang profesional dalam menunjang pelaksanaan operasi SAR 64 % 64 % 100,00% No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI KINERJA 1 Meningkatnya sarana, prasarana dan peralatan yang memadai dalam 1. Prosentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana SAR maritim sesuai standar mendukung penyelenggaraan operasi SAR yang efektif dan efisien. 2. Prosentase Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana SAR darat sesuai standar 3. Prosentase Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana SAR udara sesuai standar 57 % 63 % 110,53% 68 % 71 % 104,41% 25 % 25 % 100% 4. Prosentase Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana Urban SAR sesuai standar 45 % 45 % 100% 2 Meningkatnya penyelenggaraan diklat 1. Prosentase organisasi potensi SAR yang memiliki SAR dalam berbagai jenjang dan tenaga rescuer bersertifikasi SAR 45 % 45 % 100% keahlian untuk meningkatkan profesionalisme 2. Prosentase SDM Basarnas yang telah mengikuti diklat teknis SAR sesuai dengan klasifikasinya 85 % 85 % 100% 3. Meningkatnya partisipasi masyarakat tentang pengetahuan dan ketrampilan SAR 1. Jumlah kegiatan pembinaan potensi SAR daerah (termasuk Forum Koordinasi SAR daerah FKSD) 10 buah 4 buah 40% 2. Jumlah pelaksanaan pameran dalam rangka pemasyarakatan SAR 10 buah 4 buah 40,00% 4. Meningkatnya kebutuhan SDM profesional yang cukup baik jumlah maupun kualifikasinya 3. Jumlah instansi dan organisasi berpotensi SAR yang dibina pertahun 22 inst/ 51 inst/ 232% ORG ORG 1. Prosentase kecukupan pengawakan sarana utama sesuai jumlah dan kualifikasi 62 % 62 % 100% DIPA 2013 : Rp ,00 Realisasi DIPA 2013 : Rp ,00 27
35
36 2. Lampiran 2 : Data Target Pemenuhan Sarana sampai tahun 2013 NO SARANA SAR KONDISI SAAT INI JUMLAH KEBUTUHAN PENGADAA 2012 MINIMAL TARGET JUMLAH PROSENTASE KINERJA TARGET % target REALISASI KINERJA TARGET JUMLAH PROSENTASE SEBELUM TAHUN SARANA SAR UDARA % 17% 15% 15% 15% 25% 1 ROTARY WING TIPE LIGHT % 15% 6 15% 6 15% % 2 ROTARY WING TIPE MEDIUM 8 0 0% 0% 0 0% 0 0% % 3 FIX WING 2 0 0% 0% 0 0% 0 0% 0 0 0% SARANA SAR DARAT % 55% 56,2% 51,10% 56,59% 100,87% 57,08% % 1 RESCUE TRUK % 21% 28 21% 28 21% % 2 RESCUE CAR % 7% 43 12% 43 12% % 3 TRUK ANGKUT PERSONIL % 5% 56 6% 61 6% % 4 MOTOR TRAIL % 3% 80 3% 80 3% % 5 ALL TRAIN VEHICLE % 9% 24 9% 24 9% % 6 RAPID DEPLOYMENT VEHICLE % 6% 141 6% 141 6% % 7. RESCUE CARRIER VEHICLE % SARANA SAR LAUT ,3% 45% 48,294% 51% 97% 49% % 1 RESCUE BOAT ,5% 33% 39 34% 39 34% % 2 RIGID INFLATABLE BOAT ,0% 12% 56 14% 49 12% % 3 RUBBER BOAT ,9% 3% 171 3% 171 3% % Total
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL
Halaman Judul LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL KATA PENGANTAR Badan SAR Nasional merupakan Institusi Pemerintah
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DEPUTI BIDANG POTENSI SAR SUKARTO MARSEKAL MUDA TNI
KATA PENGANTAR Rencana Strategis instansi pemerintah dalam tataran operasional ditetapkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan merupakan penjabaran teknis dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Direktur Bina Ketenagaan dan Pemasyarakatan SAR. Suprayogi Brigadir Jenderal TNI (MAR)
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T. yang telah memberikan karunia rahmat taufiq dan hidayahnya sehingga Direktorat Bina Ketenagaan dan Pemasyarakatan SAR dapat menyusun
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 04 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN SAR NASIONAL
KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 04 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL,
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Lebih terperinciRENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015
RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014
KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat
Lebih terperinciLAKIP DIREKTORAT KOMUNIKASI 2014 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Badan SAR Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2007, tentang Badan SAR Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang pencarian dan pertolongan ( search
Lebih terperinciLAKIP Inspektorat Tahun 2014 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan ridho yang telah diberikan, penyusunan LAKIP Tahun 2014 dapat selesai tepat waktu. Penyusunan LAKIP sebagai
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2014
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2014 BADAN SAR NASIONAL JAKARTA, MARET 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... IKHTISAR EKSEKUTIF... i ii iii BAB I PENDAHULUAN....
Lebih terperinciPenataan sistem perencanaan yang akuntabel, yaitu perencanaan yang. terukur dan dapat dipertanggungjawabkan akan mewujudkan suatu manajemen
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penataan sistem perencanaan yang akuntabel, yaitu perencanaan yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan akan mewujudkan suatu manajemen peradilan yang baik. Adapun
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 02 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL TAHUN
KEPALA BADAN NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL NOMOR : PK. 02 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN NASIONAL TAHUN 2010 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NASIONAL, Menimbang
Lebih terperinciE X E C U T I V E S U M M A R Y
E X E C U T I V E S U M M A R Y pada telah melaksanakan kewajiban berakuntabilitas kinerja dengan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang diperuntukkan bagi para pemangku kepentingan
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL
RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2010-2014 1 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 02 TAHUN 2010 TANGGAL : 29 JANUARI 2010 RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2010-2014
Lebih terperinci1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1
1 Pendahuluan D alam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan kinerjanya sebagaimana diamanatkan dalam inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), seluruh instansi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT
KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.
KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS
PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS BADAN PUSAT STATISTIK 2012 D A F T A R I S I hal Daftar Isi i Bab I Pendahuluan A Latar Belakang 1 B Pengertian 2 C Tujuan Penetapan Kinerja 2 D Ruang Lingkup Penetapan Kinerja
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA P USAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2013
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA P USAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2013 BADAN SAR NASIONAL JAKARTA, MARET 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... IKHTISAR EKSEKUTIF... i ii BAB I PENDAHULUAN.... 1 1. Umum... 1 2. Kedudukan,
Lebih terperinciKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR
Lebih terperinciL A P O R A N K I N E R J A
L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a
Lebih terperinciBab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG
Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maksud dari penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bidang Dokumentasi dan Perpustakaan - BSN ini adalah sebagai pertanggungjawaban kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara
Lebih terperinciBab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG
Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokuman pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 567 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PENETAPAN KINERJA DAN PELAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN
PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN JANUARI 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH 2015 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SIAK
PEMERINTAH KABUPATEN SIAK DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2016 1 KATA PENGANTAR Kewajiban penyusunan Perjanjian Kinerja didasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Lebih terperinciREFORMASI BIROKRASI. Pengantar
REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan
Lebih terperinciAdapun yang melatarbelakangi perlunya penyusunan Penetapan Kinerja Tahun 2013
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penataan sistem perencanaan yang akuntabel, yaitu perencanaan yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan akan mewujudkan suatu manajemen peradilan yang baik. Adapun
Lebih terperinciBAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu cita cita yang ingin dicapai oleh instansi pemerintah maupun bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah yang transparan, partisipatif, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yaitu peningkatan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat menjadi salah
Lebih terperinciRencana Strategis
BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional pada bab XIV salah satu agenda pembangunan nasional
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
Lebih terperinciINSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA
INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :
Lebih terperinciRencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 17/PRT/M/2012 PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DAN PENETAPAN KINERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dokumen Penetapan Kinerja merupakan suatu dokuman pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP
KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012
SERI LAPORAN TEKNIS OT 01 04 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jl. Gajah Mada no. 8 Jakarta 10120 Telp. (62-21) 63858269-70
Lebih terperinciBMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015
BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62
Lebih terperinciBATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,
PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: 131/KA/VI/2011 TENTANG PENYUSUNAN PENETAPAN KINERJA DAN PELAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, ESELON I, DAN ESELON II DI BADAN
Lebih terperinciRENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013
RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu
Lebih terperinciKOTA BANDUNG TAHUN 2016
DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan
Lebih terperinciPada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses
B A B I P E N D A H U L UA N A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.01/2012 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
Lebih terperinciPENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN
PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN Disampaikan oleh : KEPALA BAGIAN KEUANGAN DAN ASET SETDA KABUPATEN LAMONGAN DASAR HUKUM SISTEM AKIP 1. UU No. 23 Tahun 2014
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUNAN (PKT) PENGADILAN TINGGI MANADO TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUNAN (PKT) PENGADILAN TINGGI MANADO TAHUN 2016 Jln. Sam Ratulangi No. 20 Manado 95111 Telp. 0431-862491 Fax. 0431-862091 www.pt-manado.go.id pt_mdo_mari@yahoo.co.id Dengan memanjatkan
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kinerja Pemerintah Daerah semakin mendapat sorotan masyarakat. Pemerintah dituntut mampu untuk menunjukan akuntabilitas kinerjanya kepada masyarakat sebagai
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN STANDARDISASI NASIONAL JAKARTA 2017 KATA PENGANTAR Puji dan
Lebih terperinciP a g e 21. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. AKUNTABILITAS KINERJA
. AKUNTABILITAS KINERJA Kewajiban untuk menjawab dari perorangan badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN POS SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN POS SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAGIAN UMUM SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAGIAN UMUM SETDA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokuman pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 88 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN NOMOR 88 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PENETAPAN KINERJA DAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyusunan
Lebih terperinciBAB I P E N DA H U L U A N.
BAB I P E N DA H U L U A N. A. LATAR BELAKANG Terwujudnya tata pemerintahan yang baik ( good govermance ) merupakan harapan semua pihak. Langkah untuk mewujudkan hal tersebut telah dituangkan dalam berbagai
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2015
LAPORAN KINERJA PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN 2015 BADAN SAR NASIONAL JAKARTA, MARET 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... IKHTISAR EKSEKUTIF... ii iii BAB I PENDAHULUAN.... 1 1. Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,
KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2016 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016
LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH JL.SUMBERGLAGAH PACET, MOJOKERTO Telp. (0321) 690441 Kode Pos. 61374 Fax
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG U ntuk mewujudkan penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang baik (Good Governance) dan bersih (Clean Government) juga untuk memenuhi tuntutan
Lebih terperinciDalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat
B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi birokrasi dengan tekad mewujudkan pemerintah yang transparan dan akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk mewujudkan
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF
RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc
KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang
Lebih terperinciPlt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N
KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good
Lebih terperinciKebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum
emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum
BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum Bidang kedeputian di lingkungan Badan SAR Nasional (BASARNAS) terbentuk seiring dengan reorganisasi lembaga ini menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK). Terdapat
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan pertanian bukan hanya ditentukan oleh kondisi sumberdaya pertanian, tetapi juga ditentukan oleh peran penyuluh pertanian yang sangat strategis
Lebih terperinciSTANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN
STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G.
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 18 TAHUN 2012 TENTANG
KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 18 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PER.KBSN.01/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA
Lebih terperinciIkhtisar Eksekutif. vii
Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puja Pangastuti Angayubagia Kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015 INSPEKTORAT KABUPATEN LABUHANBATU JL. SISINGAMANGARAJA No.062 RANTAUPRAPAT KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Lebih terperinciAKUNTABILITAS KINERJA
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabiltas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Wonogiri, Februari 2016 KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan HidayahNya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang mesti dilaksanakan dalam usaha mewujudkan visi dan misi pembangunan sekaligus aspirasi serta cita-cita
Lebih terperinciBAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja RSUD dr Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada
Lebih terperinciLaporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016
1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA 2012 Kedeputian Pelayanan Publik Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA BERLIN TAHUN 2016 KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA BERLIN FEBRUARI 2017 KBRI Berlin 2/81 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ii KATA PENGANTAR iii
Lebih terperinciRencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG
Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG MANGUPURA, 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.... 1 1.1 Latar Belakang........ 1 1.2
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2015 IKHTISAR EKSEKUTIF
IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Perencanaan (BAPPEDA) Kabupaten Bangkalan Tahun 2015 merupakan bentuk pertanggungjawaban atas target kinerja yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia sejak tahun 1990-an dan semakin populer pada era tahun 2000-an. Pemerintahan yang baik diperkenalkan
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) INSPEKTORAT KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) INSPEKTORAT KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 INSPEKTORAT KABUPATEN GRESIK Jl. Dr. Wahidin SH 245 Gresik KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur hanya
Lebih terperinci