PENERAPAN ARSITEKTUR BERWAWASAN PERILAKU PADA PUSAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN ARSITEKTUR BERWAWASAN PERILAKU PADA PUSAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI JAKARTA"

Transkripsi

1 PENERAPAN ARSITEKTUR BERWAWASAN PERILAKU PADA PUSAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI JAKARTA Liany Felisia Adinatha Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, (021) , Religiana Hendarti Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, (021) dan Yosica Mariana Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, (021) ABSTRAK The purpose of this thesis is to determine the interior design at the Early Childhood Education Center building focusing on the aspect of behavior in architecture. The methodology used is to find supporting theories then made observations to prove the theory with a sample of Indonesian children. The process of collecting data used observation method by conducting interviews with informants and by collecting personal documentation required in the preparation of this thesis to one of the Early Childhood Education Center building in Jakarta. In addition, the other information were obtain from journal, book, and arcticles on website. Data analysis technique used is qualitative and descriptive analysis in order to obtain accurate data, subsequently the data were as a reference in designing. Keyword : Childhood education centers, Behavior, Architecture Tujuan penulisan skripsi adalah untuk mengetahui perancangan interior pada pusat pendidikan anak usia dini dengan memperhatikan perilaku anak dalam perkembangannya. Metodologi yang digunakan yaitu dengan mencari teori-teori yang mendukung kemudian melakukan observasi untuk membuktikan teori tersebut dengan sampel anak Indonesia. Kemudian dalam proses pengumpulan data teknik yang digunakan yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pengumpulan data secara langsung dilakukan dengan observasi secara langsung ke salah satu Pusat Pendidikan Anak Usia Dini di Jakarta. Pengumpulan data secara tidak langsung dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang bersumber dari hasil analisis yang telah ada baik berupa jurnal, catatan, buku maupun ulasan di internet. Teknik analisa data yang digunakan adalah dengan analisa kualitatif dan deskriptif sehingga diperoleh data yang akurat yang kemudian digunakan sebagai acuan dalam merancang. Kata kunci: Pendidikan Anak Usia Dini, Perilaku, Arsitektur

2 PENDAHULUAN Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dikatakan mengalami keterlambatan perkembangan motorik dan kognitif pada anak usia dini yang diungkapkan oleh Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr.dr. Eddy Fadlyana, MKes. SpA(K). Hal tersebut dikarenakan kurangnya ketersediaan sarana dari pemerintah yang dapat menunjang kecerdasan motorik dan kognitif anak. Salah satu sarana penunjang yang mempengaruhi kecerdasan anak yaitu lembaga Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD sebagai titik sentral strategi pembangunan sumber daya manusia dan sangat fundamental memegang peranan penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya, seharusnya dapat memfasilitasi anak untuk mendapatkan pembinaan sejak dini yang dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik maupun mental yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja, produktivitas anak. Namun, pada sebagian besar Pusat Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia kurang memperhatikan penataan interior ruangnya. Hal ini mengakibatkan, proses perkembangan anak menjadi terhambat karena membuat anak menjadi bergantung pada orang dewasa disekitarnya. Anak menjadi kesulitan mencapai obyek yang diinginkan yang diletakkan ditempat yang tinggi. Selain itu juga perlu diperhatikan tingkat keamanan perabotan yang akan sering digunakan oleh anak-anak pada saat proses belajar, mulai dari penggunaan bahan material, hasil finishing, hingga bentuk perabotan itu sendiri. Perumusan masalah yang diangkat yaitu perancangan interior ruang yang disesuaikan dengan perilaku anak dalam masa perkembangannya dan perancangan lingkup pendidikan yang sesuai dengan standarirasi untuk Pusat Pendidikan Anak Usia Dini yang kemudian akan menghasilkan sebuah desain ruang yang diharapkan dapat memfasilitasi anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan motorik dan kognitifnya. Dalam proses penelitian, penulis melakukan kajian terhadap beberapa jurnal penelitian yang memiliki kesamaan topik dengan topik yang diangkat oleh penulis. Jurnal yang pertama berjudul Arsitektur Berwawasan Perilaku (Behaviorisme) oleh Anthonius N. Tandal dan I Pingkan P.Egam. Jurnal ini berisikan tentang bagaimana Perilaku dan Arsitektur saling berhubungan satu sama lain. Hal ini terlihat dari aspek-aspek pembentuk perilaku manusia akibat lingkungan atau bentuk arsitektur dan sebaliknya. Jurnal kedua berjudul Kajian dan Pengembangan Standar Bangunan Taman Kanak-Kanak Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia oleh Dian Ariestadi yang berisikan tentang bagaimana menerapkan standar bangunan Taman Kanak-Kanak untuk memaksimalkan peranan Pusat Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia. Penulis memberikan penjabaran tentang standarisasi yang digunakan dalam proses perancangan. METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian, Penulis melalui beberapa tahap awal yaitu menentukan permasalahan, pujuan, dan ruang lingkup terlebih dahulu kemudian menentukan lokasi, objek dan sasaran penelitian. Setelah itu mulai mencari data yang terkait dengan penelitian. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian yaitu secara tidak langsung. Pengumpulan data secara tidak langsung dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang bersumber dari hasil analisis yang telah ada baik berupa jurnal, catatan, buku maupun ulasan di internet. Setelah data terkumpul, selanjutnya menggunakan metode verifikasi untuk menguji teori yang sudah ada sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam perancangan. Untuk mendukung metode verifikasi, digunakan teknik pengambilan sampel. Cara pengambilan sampel menggunakan Teknik Stratifikasi, yaitu dengan menggolongkan populasi berdasarkan kelompok individualnya. Dalam menganalisis data, penulis melakukan analisa kualitatif secara deskriptif.

3 HASIL DAN BAHASAN Aspek Manusia Hasil Observasi Proses pengamatan dilakukan berdasarkan teori yang telah didapatkan mengenai karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak yang bersumber dari John Hopkins Medicine. Untuk meyakinkan teori tersebut, maka dilakukan teknik verifikasi untuk membuktikan apakah teori tersebut berlaku untuk anak-anak di Indonesia dengan membandingkan teori yang sudah ada dengan kenyataan di lapangan. Jumlah responden yang ditentukan adalah 15 anak setiap kelompok usia. Tabel 1 Hasil Observasi Jumlah Anak Menurut Perilakunya Usia Perilaku Jumlah 1,5-2,5 tahun 2,5-3,5 tahun 3,5-6 tahun Suka berjalan dan berlari 14 Suka melompat 11 Mulai bisa naik sepeda roda 3 7 Dapat mengontrol sistem ekskresinya 9 Tidur di sore hari 14 Mulai dapat memecahkan masalah 6 Suka melihat gambar pada buku 13 Suka mengeksplore/ menjelajah 8 Suka bernyanyi, menari, bermain musik 11 Suka waktu bermain di luar 13 Menyukai hewan 5 Suka berlari dan melompat 15 Suka memanjat dan ketempat yang lebih tinggi 12 Suka naik sepeda roda 3 8 Mulai bisa makan sendiri 10 Mulai bisa berkonsentrasi mengerjakan tugas 7 Dapat mengontrol system ekskresinya 12 Mulai bisa menghitung, dapat menjawab pertanyaan, memecahkan masalah 14 Memiliki rasa ingin tahu 14 Bisa merapikan mainannya 9 Suka bernyanyi, menari dan bermain musik 15 Mulai bisa bersosialisasi 4 Suka bermain bola (melempar, menendang, menangkap) 14 Suka berimajinasi 13 Suka bernyanyi dan menari 13 Suka bermain bola 11 Mulai dapat menemukan hobi nya 7 Suka membuat/ menciptakan sesuatu (bermain tanah liat, membuat makanan yang sederhana) 14 Suka membaca buku bergambar 13 Suka bereksplorasi dan menjelajah 12 Bisa berhitung dan membaca 15 Kesimpulan dari observasi ini adalah teori Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Anak oleh John Hopkins Medicine dapat dikategorikan sesuai dengan karakter anak di Indonesia sehingga dapat dijadikan acuan dalam penentuan kebutuhan ruang dalam proses perancangan.

4 Pelaku Kegiatan Bertitik tolak pada pendekatan fungsional, untuk menentukan kebutuhan ruang diperlukan analisa pengguna ruang dalam sebuah fasilitas Preschool dan Kindergarten. Pengguna ruang dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu murid, pengelola (kepala sekolah, staf administrasi, staf humas dan marketing, staf keamanan, staf kebersihan, resepsionis, pengajar/guru,juru masak, perawat), dan pengunjung (orang tua murid, tamu pengelola). 1. Murid Berdasarkan acuan dari International Preschool Curriculum (IPC), maka alur kegiatan murid dapat disusun sebagai berikut : a. Preschool Welcoming Lunch Bathroom Time Greeting & Ice Breaking ( puzzles,easel,multi sensory table,etc) Story Time Clean Up (Bathroom Time) Project Time (art,science,math,c omputer,dramatic play,etc) Breakfast Gym Time Circle Time (Sharing time,music,creative movement activity) Stories Nap Time Quiet Table Games Snack Outside time Closing Gambar 1 Pola Alur Kegiatan Preschool (Half Day) Sumber : b. Kindergarten Welcoming Lunch Break Time (individual time) Morning Meeting Bathroom Break Math Workshop Writing Workshop Gym or Art Time Reading Workshop Reading Workshop Music Snack Time Bathroom Time Learning Area Outdoor Acticity Dismissal Gambar 2 Pola Alur Kegiatan Kindergarten Sumber : 791x1024.jpg 2. Guru/ Pengajar Datang 3. Para Staff Datang Menyimpan Pulang Menyimpan Pulang Menyambut murid-murid Membereskan Mulai Mengajar Gambar 3 Pola Alur Kegiatan Guru Mengelola tugas sesuai bidang Membuat laporan perkembangan murid harian Membereskan Membuat laporan Gambar 4 Pola Alur Kegiatan Staff Rapat Istirahat Mengajar Mengantar Murid untuk menunggu jemputan Makan Siang Mengelola tugas sesuai bidang

5 4. Pengunjung Datang Mengantar / menjemput Bayar uang sekolah Mendaftarkan sekolah Menanyakan informasi Bertemu staff Pulang Gambar 5 Pola Alur Kegiatan Pengunjung Aspek Bangunan Program Tabel 2 Program No Aktivitas Perabot 1 Resepsionis 2 R. tunggu Jumlah : 2 3 R. administrasi 4 R. rapat kecil Jumlah : 3 5 R. Rapat Utama Duduk Menerima tamu Memberi informasi Menerima telepon berkas Duduk Menunggu anak Meletakkan Melihat informasi Menerima tamu Menerima pembayaran Membuat laporan berkas Duduk Rapat Duduk Rapat (55x55x90cm) Meja Resepsionis (210x70x100cm) Credenza (210x70x100cm) Single Sofa (80x72x40cm) Bench (244x45x50cm) Coffee table (120x70x35cm) Papan Informasi (150x100cm) (60x60x45cm) Meja Kerja (150x50x75cm) Lemari penyimpanan (110x50x150cm) rapat (60x60x45cm) Meja rapat (d=135cm) Screen (200x180cm) rapat (60x60x45cm) Meja rapat (d=135cm) Screen (200x180cm) Standar Kapasitas 8x6,5m 2 orang resepsionis + 3 orang pengunjung Keb. 52 m² 8x7m 15 orang 112 m² 6x4m 1 orang administrasi + 2 orang pengunjung 24 m² 3x3m 5 orang 27 m² 8x6m 20 orang 48 m²

6 No Aktivitas Perabot 6 R. kantor 7 R. kepala sekolah 8 R. kelas Jumlah : 4 9 R. bermain outdoor 10 Kantin 11 Dapur Menginput data Mengirim dan menerima berkas Menerima tamu Menginput data Mengirim dan menerima berkas Duduk Menulis hasil karya Mengambil dan menyimpan mainan Menerangkan materi file Berlari, memanjat mengendarai sepeda roda 3 berpetualang duduk makan mencuci tangan masak menyiapkan makanan mencuci piring menyimpan bahan masakan (60x60x45cm) Meja Kerja (150x50x75cm) Lemari penyimpanan (110x50x150cm) (60x60x45cm) Meja Kerja (168x77x75cm) Lemari penyimpanan (120x60x145cm) Double seat sofa (160x75x42cm) Single sofa (80x72x40cm) Coffee table (100x50x45cm) (60x60x45cm) (30x25x25cm) Meja (168x77x75cm) (60x40x45cm) Lemari penyimpanan (120x50x150cm) Rak (150x40x90cm) Papan tulis (120x90cm) Seesaw, Slides, Ring ladders, Going round, Swings, Tricycle track, Box of sands (50x50x45cm) Meja (150x100x75cm) Washtafel (80x50x85cm) (80x50x30cm) Kitchen set Tinggi =75cm Lebar=60cm Panjang=tentative Tinggi area kerja=40cm Tinggi lemari atas=60cm Lebar lemari atas=50cm Kulkas (65x70x130cm) Standar Keb. Kapasitas 8x6m 6 orang 48 m² 4x4m 1 kepala sekolah, 3 pengunjung 8x8m 3 guru + 25 anak 16 m² 512 m² 15x10m 150 m² 10x8m 80 m² 6x5m 30 m²

7 No Aktivitas Perabot 12 Janitor Jumlah : 3 13 Toilet murid Jumlah : 4 14 Toilet pengelola Jumlah : 2 15 Kamar mandi pengelola Jumlah : 2 16 R. tidur pengelola Jumlah : 2 17 R. Kesehatan 18 Panel & Genset menyimpan peralatan kebersihan cuci tangan buang air kecil dan air besar cuci tangan buang air kecil dan air besar mandi buang air kecil dan air besar tidur menyimpan meletakkan istirahat meletakkan duduk konsultasi menulis menjaga pasien meyimpan obat-obatan Peralatan kebersihan Toilet (42x27.5x25cm) Washtafel (110x45x30cm) Toilet (70x38x40cm) Washtafel (80x50x85cm) Toilet (70x38x40cm) Tempat tidur (90x200x55cm) Meja (40x40x50cm) Lemari (150x40x200) Tempat tidur (90x200x55cm) Side table (40x40x50cm) Lemari penyimpanan (120x50x180) Meja konsultasi (120x60x75cm) (60x50x50) Standar Keb. Kapasitas 2x2m 12 m² 4x4m 6 orang 64 m² 3x3m 3 orang 1 m² 1.5x1.5m 1 orang 4.5 m² 3x3m 1 orang 18 m² 4x4m 1 orang petugas kesehatan + 3 pasien 16 m² mengatur ME 10x8m 80 m² 19 Gudang Jumlah : 2 menyimpan tidak terpakai 4x4m 32 m² Kebutuhan m² + sirkulasi 30% m² Total Kebutuhan m² 1750 m²

8 Organisasi Antar dan Zoning Gambar 6 Diagram Organisasi Antar (kiri), Diagram Zoning Di Dalam Bangunan (kanan) Aspek Lingkungan Keterangan : Pengunjung Pengelola Murid Keterangan : Publik Semi publik Semi private Private Tabel 3Analisa Terhadap Site FAKTOR KONDISI ANALISIS Matahari Tapak menghadap ke Barat menuju ke jalan utama, sedangkan jalan di timur dan selatan merupakan jalan lingkungan U U Area yang terkena sinar matahari pagi Area yang terkena sinar matahari sore Menurut beberapa artikel, dikatakan bahwa sinar matahari pagi baik untuk perkembangan bayi karena sinar matahari pagi mengandung vitamin D. Aktivitas bermain lebih banyak dilakukan pada siang dan sore hari TANGGAPAN Terhadap Topik Terhadap Perancangan Analisa Membuat bentuk matahari massa bangunan yang diperlukan memiliki bukaan di untuk bagian timur untuk melindungi memaksimalkan sinar anak dari panas matahari ketika melakukan aktivitas bermain diluar ruangan. matahari pagi. Aktivitas bermain yang dilakukan pada siang dan sore hari memerlukan perlindungan terhadap panas sinar matahari, sehingga perlu elemenelemen peneduh seperti pohon, dan bangunan untuk melindungi area playground dari panas matahari. membuat bangunan di bagian barat untuk melindungi bagian timur pada sore hari, namun menggunakan sun shading pada fasad bangunan sehingga tidak menerima sinar matahari aktif secara langsung

9 FAKTOR KONDISI ANALISIS Kebisingan Kebisingan berasal dari depan tapak yang berupa jalan utama sehingga akan ada kebisingan dari kendaraan Daerah yang akan memperoleh kebisingan terbesar TANGGAPAN Terhadap Topik Terhadap Perancangan Analisa Kebisingan berlebih kebisingan dapat diminimalisir dilakukan dengan penanaman untuk pohon di bagian yang meningkatka mengalami kebisingan n terbesar konsentrasi Penempatan zoning siswa-siswi perlu diperhatikan, dalam fungsi-fungsi yang proses tidak terlalu belajar bermasalah dengan mengajar di kebisingan dalam kelas. ditempatkan di bagian barat, seperti area service dan kantor pengelola. Sedangkan fungsi lain seperti ruang kelas dan kamar tidur diposisikan didaerah yang memperoleh kebisingan terkecil KONSEP PERANCANGAN Elemen Pembentuk Elemen pembentuk ruang horizontal pada ruangan yaitu langit-langit dan lantai. Pada lantai dapat diwujudkan dengan permainan ketinggian dan penurunan lantai yang berfungsi sebagai tempat berpetualang anak. Selain itu, dapat memperjelas adanya perbedaan fungsi antar ruang. Pada langit-langit, dapat diwujudkan pula dengan permainan ketinggian plafon dengan bentuk yang dinamis, sehingga dapat menimbulkan kesan akrab dan tidak formal. Elemen pembentuk ruang vertikal pada ruangan yaitu dinding, baik dinding masif maupun dinding partisi. Dinding masif digunakan untuk membatasi ruang-ruang private, sehingga tidak terganggu oleh kegiatan lainnya, sedangkan dinding partisi digunakan untuk membatasi ruang-ruang publik dan semi publik dengan tujuan agar ruangan terkesan lebih lapang dan luas. Material Tabel 4 Karakteristik Penggunaan Material Pada Elemen Pembentuk Lantai Dinding Langit-langit Karakteristik Material Karakteristik Material Karakteristik Material kelas Soft flooring Mudah dibersihkan menyerap air Daya tahan tinggi Tekstur lembut transparent bermotif Vinyl Dinding masif Mudah dibersihkan Menarik menyerap air Bermotif transparent Batu bata plester memantulkan panas bermotif transparent bertekstur Gypsum

10 Toilet, ruang kesehatan, dan dapur Kantin Lantai Dinding Langit-langit Karakteristik Material Karakteristik Material Karakteristik Material Hard Keramik Dinding Batu bata Gypsum flooring masif plester memantulkan Mudah Mudah keramik panas dibersihkan dibersihkan bermotif menyerap air menyerap licin air transparent Bermotif transparent bertekstur transparent bermotif Permukaan tidak licin Hard flooring Mudah dibersihkan menyerap air licin Keramik Dinding partisi dan dinding masif untuk pembatas ruang dengan dapur batu bata plester Wood panel Wood partition memantulka n panas bermotif transparent bertekstur Gypsum Pencahayaan Unsur cahaya yang digunakan dalam perancangan ruang adalah pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami berguna untuk menghemat pemakaian energi listrik. Pemanfaatan pencahayaan alami berupa cahaya pasif yaitu cahaya matahari yang telah direduksi sebelumnya sehingga hanya memantulkan cahaya dan tidak memnacarkan panas mataharinya. Pencahayaan buatan digunakan untuk ruangan-ruangan yang berada di tengah bangunan yang tidak memiliki akses langsung keluar bangunan, sehingga tidak dapat menerima cahaya matahari. Selain itu pencahayaan buatan juga dimanfaatkan ketika langit mendung. Pencahayaan buatan secara umum menggunakan lampu seperti lampu LED dan fluorescent (TL) yang hemat energi pada ruangan kelas, sedangkan ruangan ruangan lain menggunakan beberapa jenis yakni lampu LED, TL, dan juga Down light. Untuk koridor di optimalkan menggunakan pencahayaan alami. Pengudaraan Jenis penghawaan yang digunakan adalah penghawaan alami dan buatan. Penghawaan alami digunakan untuk tempat-tempat terbuka yang hanya dibatasi oleh dinding partisi, sedangkan penghawaan buatan (AC) digunakan pada ruangan tertutup, seperti kantor, ruangruang kelas, dan sebagainya. Warna Penerapan warna pada ruang-ruang aktivitas anak menggunakan warna-warna pastel berbagai warna dan warna netral seperti warna kayu. Sedangkan pada fasilitas pendukung seperti ruang kantor, ruang kesehatan, dan sebagainya menggunakan warna netral seperti warna putih dan warna kayu. Furniture Konsep furniture yang digunakan pada ruang aktivitas anak yaitu built-in furniture, loose furniture..sedangkan pada ruang fasilitas pendukung menggunakan loose furniture. Built-in furniture :perabot yang dikerjakan menurut ukuran ruangan tertentu, sehingga perabot tersebut tampak sebagai satu bagian dengan elemen pembentuk ruangnya.

11 Loose furniture :perabot yang tidak tergantung oleh ukuran ruang manapun, lepas, sehingga dapat diletakkan dan dipindahkan ke ruangan manapun yang membutuhkan. Akustik Pada perancangan ruang di proyek ini, dapat dilakukan pengendalian kebisingan yang berasal dari luar bangunan dan dari dalam bangunan. Pengendalian kebisingan dari luar bangunan yang dapat dilakukan adalah : Menggunakan vegetasi atau pohon disekitar bangunan Menggunakan secondary skin pada fasad bangunan untuk mereduksi kebisingan. Mengatur pola dan posisi ruang private menjauhi sumber kebisingan Pengendalian kebisingan dari dalam bangunan yang dapat dilakukan adalah: -ruang yang menimbulkan kebisingan yang ditimbulkan dari aktivitas pengguna, diletakkan menjauhi permukiman penduduk sehingga tidak mengganggu. Menggunakan material-material yang dapat mereduksi suara sehingga suara yang ditimbulkan tidak mengganggu orang diluar ruangan. Sistem Keamanan terhadap Bahaya Kebakaran Pusat Pendidikan Anak Usia Dini termasuk klasifikasi bangunan kelas B karena merupakan bangunan pendidikan yaitu struktur utamanya harus dapat tahan api sekurangkurangnya 2 (dua) jam. Untuk mendukung sistem penanggulangan kebakaran, harus disediakan hydrant, sprinkler, dan tabung pemadam kebakaran di beberapa titik sesuai dengan aturan yang berlaku. Sistem Keamanan terhadap Gangguan Ulah Manusia Penanggulangan terhadap gangguan ulah manusia dapat diantisipasi dengan memasang CCTV di beberapa titik penting dalam lingkungan sekolah untuk menjamin keamanan dan keselamatan pengguna dalam beraktivitas. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dibuat untuk memaksimalkan pembelajaran perkembangan anak usia 2-6 tahun. Pada PAUD ini, seorang anak mulai belajar dan mempersiapkan diri mereka untuk masuk ke jenjang pendidikan formal.perkembangan anak baik secara psikologis maupun jasmani sangat diperhatikan dalam usia ini. Perancangan Pusat Pendidikan Anak Usia Dini ini menjadi salah satu faktor penting dalam menumbuhkembangkan pribadi anak usia dini, terlebih dengan memperhatikan karakteristik perilaku anak usia dini sehingga dapat merancang sebuah wadah untuk membantu mengembangkan kepribadiannya. Dengan acuan karakteristik perilaku anak, maka dapat menentukan kebutuhan ruang, susunan pola ruang, dan program ruang pada Pusat Pendidikan Anak Usia Dini. Hal ini akan memudahkan anak untuk menjangkau suatu fungsi dengan melewati fungsi-fungsi pendukung lain. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan anak dan memfasilitasi anak dalam beraktifitas dibutuhkan hal-hal sebagai berikut: 1. Elemen interior seperti lantai, dinding, dan ceiling memegang peranan penting sebagai sebagai ruang gerak aktivitas anak. 2. Material dan finishing yang digunakan harus aman, nyaman, dan menyehatkan karena pada usia dini ini anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, sehingga menyebabkan mereka ingin menyentuh dan menggunakan yang mereka lihat. 3. Pengenalan berbagai bentuk dan warna akan sangat mendukung daya imajinasi anak. Saran Beberapa saran yang dberikan yaitu:

12 1. Kepada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia agar lebih memperhatikan penataan ruang interiornya agar sesuai dengan tahapan pembelajaran anak yang mendukung perkembangan motorik dan kognitifnya. 2. Menerapkan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dunia saat ini agar anak terus berkembang dan tidak jauh tertinggal dari negara-negara lainnya. 3. Lembaga lebih memperhatikan kebutuhan anak sehingga sarana pendidikan yang sudah ada tidak sia-sia dan lebih bermanfaat sebagai sarana penunjang pendidikan dini. REFERENSI Buku Dr.Gutama. (2014). Buku Data PAUDNI Tahun Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Julius Panero,& Martin Zelnik. (1979). Human Dimension & Interior Space. United States: Watson-Guptil Publications Prof. Dr.Suryana, M.Si. (2010). Metodologi Penelitian: Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:Universitas Pendidikan Indonesia Jurnal Anthonius N. Tandal, I Pingkan P. Egam (2011). Arsitektur Berwawasan Perilaku (Behaviorisme). diakses 24 Maret 2015 pukul WIB Dian Ariestadi (2010). Kajian Pengembangan Standar Bangunan Taman Kanak-Kanak Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia. diakses 24 Maret 2015 pukul WIB Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak. Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Virginia. (2012). Understanding Child Growth and Development. lications/competencies/chapters_individually/04.pdf, diakses 15 Februari 2015 pukul WITA Artikel Bernie Endyarni Medise. (2013). Mengenal Keterlambatan Perkembangan Umum pada Anak. Seputar Kesehatan Anak. diakses 14 Februari 2015 pukul WITA Musa Abubar. (2013). Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. diakses 15 Februari 2015 pukul WITA PKBM Nadya. (2009). Statistik Pendidikan Anak Usia Dini-PAUD di Indonesia. diakses 14 Februari 2015 pukul WITA RIWAYAT HIDUP Liany Felisia Adinatha lahir di Parepare, Sulawesi Selatan pada 30 September Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Arsitektur pada tahun 2015.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Usia dini merupakan suatu masa keemasan (golden age) bagi setiap manusia. Hal ini dikarenakan, pada masa ini lah seseorang dapat membentuk perilaku dan kepribadiannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Jumlah Penduduk Usia 2-6 Tahun Pada Tahun 2013 di DKI Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Jumlah Penduduk Usia 2-6 Tahun Pada Tahun 2013 di DKI Jakarta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dikatakan mengalami keterlambatan perkembangan motorik dan kognitif pada anak usia dini. Hal ini diungkapkan oleh Ketua

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP RANCANGAN BAB V KONSEP RANCANGAN 5.1 Ide Awal Pertimbangan awal saat hendak merancang proyek ini adalah : Bangunan ini mewadahi keegiatan/aktivitas anak yang bias merangsang sensorik dan motorik anak sehingga direpresentasikan

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring 151 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Perkembangan jaman yang melaju dengan pesat, membuat sebuah kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring dengan itu, sebuah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN CATATAN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN. PRAKATA.. LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK...

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN CATATAN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN. PRAKATA.. LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN CATATAN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN. PRAKATA.. LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK... DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABLE i ii iii iv v vi vii viii

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing

Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing ABSTRAK Desain interior merupakan bagian yang sangat penting dalam pembuatan bangunan tidak terkecuali juga

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu STUDI AKTIVITAS STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan Parkir Tamu Mencari informasi Resepsionis Bebas Insidentil Menunggu Lounge Beristirahat

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

PUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL

PUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL PUSAT DESAIN DAN PEMBUATAN MEBEL JURNAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program S 1 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda OLEH

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK- KANAK DENGAN FASILITAS RUANG TERAPI WICARA

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK- KANAK DENGAN FASILITAS RUANG TERAPI WICARA PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK- KANAK DENGAN FASILITAS RUANG TERAPI WICARA Benny Pauli Junio Lois Citra Garden 3ext Blok B14/1, kalideres Jakarta Barat 11830, +687821954308, bennylois106@gmail.com

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Tema Interior Konsep desain pada perancangan fasilitas Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Fasilitas ini mengambil

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Taman Pintar dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang publik yang semakin menurun, salah satunya adalah Taman Senaputra di kota Malang. Seperti

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. TUJUAN PERANCANGAN Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan sebuah fasilitas kesehatan berupa hunian bagi kaum lansia agar dapat terlihat lebih nyaman

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18.

DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Logo Badan Tenaga Nuklir Nasional... 20 Gambar 2.2. Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) BATAN... 23 Gambar 2.3. Site Plan Gedung PSTNT-BATAN...

Lebih terperinci

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM... i ii iv v viii xiv xix xx BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

RUMAH BERMAIN DAN PENITIPAN ANAK DI YOGYAKARTA

RUMAH BERMAIN DAN PENITIPAN ANAK DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH BERMAIN DAN PENITIPAN ANAK TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1) PADA

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR IV.1. Konsep Perancangan Konsep Perancangan hotel resort merupakan kesimpulan dari analisis Perancangan hotel resort. Konsep Perancangan hotel resort di pantai Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan pada Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA ini terlahir dari pendekatan Arsitektur Perilaku. Dengan menganalisa

Lebih terperinci

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa awal anak-anak (early childhood) adalah tahap pekembangan yang merentang mulai dari masa bayi hingga usia enam tahun, yang di mana pada masa tersebut, otak anak

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN 5.1 KONSEP 5.1.1 Ide Dasar Perancangan Konsep Desain merupakan salah satu proses dalam tahapan mendesain. Pada Gaya yang di angkat untuk penerapan desain playgroup ini adalah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Perletakkan massa bangunan apartemen yang memperhatikan view yang ada, view yang tercipta kearah barat dan utara. Permasalahan yang ada di

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. KONSEP PERUANGAN 1. Konsep Kebutuhan Ruang Berdasarkan analisa pola kegiatan dari pelaku pusat tari modern, mak konsep kebutuhanruang pada area tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB IV DATA PROYEK Deskripsi Umum Proyek

BAB IV DATA PROYEK Deskripsi Umum Proyek BAB IV DATA PROYEK 4.1. Deskripsi Umum Proyek Nama Peroyek : Perancangan Interior Pada Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Medical Care di Jakarta. Sifat Proyek : Fiktif

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Gambar Konsep zonasi Sumber : analisis penulis

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Gambar Konsep zonasi Sumber : analisis penulis BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Tata Ruang 4.1.1 Zonasi Secara umum bangunan dibagi menjadi tiga zona besar, yaitu zona publik, semipublik, dan zona privat. Berdasarkan input sensoriknya, zonasi dibagi

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Rest Area Tol Semarang - Batang ini berisi mengenai hasil perhitungan program

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Gambar 4.1 Master Plan Lokasi Sumber : Google Maps

BAB IV ANALISA DATA. Gambar 4.1 Master Plan Lokasi Sumber : Google Maps BAB IV ANALISA DATA 4. Aspek Lingkungan 4.. Pertimbangan lokasi Gambar 4. Master Plan Lokasi Sumber : Google Maps Yusan bridal terletak di Jl. Buku Dikrama, Lenteng Agung 26, Jakarta Selatan. Jl. Buku

Lebih terperinci

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, BAB.IV. KONSEP DESAIN IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, Refreshing, berarti tidak kaku, mampu memotivasi pengguna Relaxing, mampu

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA 2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY

Lebih terperinci

PERABOT ANAK. Sumber : _ html

PERABOT ANAK. Sumber : _ html LAMPIRAN 200 ANAK Sumber : http://renopia.en.ec21.com/toy_piano_digital_piano_musical-- 3691712_4713603.html Pink : Origin : Korea, Brand : Spendid Junior Coklat : Origin : China, Brand : December Dimensi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Program Ruang Tabel 6.1. Program ruang SMA Boarding Al-Adzkar kota Tangerang Selatan Ruang Jumlah (unit) Total (m 2 ) R.

Lebih terperinci

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan. Hasil ini berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan dan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Deskripsi Proyek Judul : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini Plus Tempat Penitipan Anak - Baby Class / Bayi (0-1 tahun) - Toddler Class/ Balita (2-3 tahun) -

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

B A B 4 A N A L I S I S

B A B 4 A N A L I S I S B A B 4 A N A L I S I S Pada bab ini saya ingin melakukan analisis terhadap data yang sudah didapat dari studi kasus berdasarkan tiga teori pada bab sebelumnya. Pertama, saya ingin melihat hubungan keempat

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Konsep Perencanaan Dalam menonton sebuah film, sebuah imajinasi dan fantasi perlu untuk dijaga dan tersampaikan sehingga penonton dapat menikmati sebuah film

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 1. Topik dan Tema Hotel kapsul ini menggunakan pendekatan teknologi, yakni dengan menggunakan sistem struktur modular pada perencanaan dan perancangan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Arsitektur Ramah Lingkungan (Green Architecture) Pendekatan Green Architecture

KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Arsitektur Ramah Lingkungan (Green Architecture) Pendekatan Green Architecture KONSEP 4.1 Konsep Dasar Arsitektur Ramah Lingkungan () Pendekatan Arsitektur ramah lingkungan, yang juga merupakan arsitektur hijau, mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya. Arsitektur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya

BAB V PENUTUP. masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Perancangan interior UB Sport Center bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya kontemporer dikemas dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Didalam sebuah perancangan interior, fasilitas sangat menunjang dalam aktifitas yang dilakukan di dalamnya. Fasilitas merupakan hal penting dalam mendesain

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman Kanak-kanak yang disingkat TK, merupakan jenjang pendidikan usia dini (yakni usia 3-6 tahun) dalam bentuk pendidikan formal yang merupakan tahap perkembangan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci