LAMONGAN Fatkhur Rozi Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMONGAN Fatkhur Rozi Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi,"

Transkripsi

1 Kajian Migrasi Masuk Di Kabupaten KAJIAN MIGRASI MASUK DI KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN Fatkhur Rozi Mahasiswa S Penkan Geografi, rozzicky@yahoo.co.id Dr. Ketut Prasetyo M.S Dosen Pembimbing Mahasiswa Abstrak merupakan salah satu Kabupaten memiliki jumlah migrasi cukup tinggi banngkan dengan kecamatan-kecamatann lain ada Kabupaten. memiliki jumlah migrasi penduduk masuk sebanyak 8 jiwa merupakan jumlah tertinggi migrasi masuk ada Kabupaten. Hal tersebut menarik perhatian sebab bukan merupakan kota seperti halnya, secara teori menyebutkan daya tarik kota lebih besar banngkan dengan daya tarik desa.tujuan dari penelitian ini adalah () Untuk mengetahui karakteristik migran masuk Kabupaten Lamogan, () Untuk mengetahui alasan migran melakukan migrasi ke Kabupaten, () Untuk mendeskripsikan persebaran migran Kabupaten Lamogan.Jenis penelitian gunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian survei dengan lokasi penelitian yaitu Kabupaten. populasi dalam penelitian ini adalah 8. Teknik pengambilan sampel ambil berdasarkan rumus Slovin sehingga peroleh jumlah sampel sedangkan cara penentuan responden adalah stratified simple random sampling, selanjutnya jumlah tersebutt stribusikan ke seluruh desa secaraa proporsional. Cara pengambilan dataa dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan prosentase.hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik migran melakukan migrasii ke Kabupaten yaitu usia migran dominasi oleh migran berusia antara (-) tahun dengan jumlah 77 responden atau.8 persen, tingkat penkan migran dominasi oleh migran berpenkan SMA dengan jumlah 8 responden atau.0 persen, status perkawinan dominsi oleh para migran berstatus kawin dengan jumlah responden atau 7.87 persen, daerah asal migran dominasi oleh migran berasal dari lingkup Kabupaten itu senrii dengan jumlah 7 responden atau 8, persen. Alasan migran melakukan migrasi ke karena keinginan untuk mengikuti suami, istri atau keluarga daerah asalnya atau bertempat tinggal Kabupaten,alasan ini ungkapkan oleh 8 respondenn merupakan,77 persen dari seluruh responden.persebaran migran Kabupaten yaitu mengelompok sebagian besar berpusat Desa Kendalkemlagi memiliki jumlah migran paling tinggi yaitu. persen. Abstract Substrict is one of Substrict in which has a high number of migration in comparison with other sub-stricts in. Substrict have the number of migration as much as 8 peoples which is the highest number of migration in District. It attracted attention because the Substrict not a city kind of a substrict like substrict, theoritically mentions that the cities appeals is larger than the one of the village. The aims of this study are ( ) To know the characteristics of migrants entered in the Substrict Lamogan District, ( ) To know the reason for migrants to migrate to the Substrict District, ( ) To describe the stribution of migrants in Substrict District.This type of research used in this study is a type of survey research at the study site is Substrict District. Total population in this study was 8. Sampling techniques determined by Slovin formula so the number of sampless obtained while determining how many respondents using stratified random sampling, then the amount stributed in proportion to the entiree village. How to collect data by conducting interviews and documentation. Analysiss using quantitative descriptive analysis by percentage.the results of this research incate that the characteristics of migrants who migrated to the Substrict District migrants are age dominated by migrants aged between ( - ) years with a number of 77 respondents, or.8 percent, the level of education of migrants is dominated by migrants who finished high school by the number of 8 respondents or.0 percent, marital statuss dominated by migrants who are married with respondents, or 7.87 percent, the areaa of origin of migrants is dominated by migrants from the itself with the number of 7 respondents, or 8. percent. Reasonss of the migrants to migrate to the Substrict because of the desire to follow a husband or wife who their family resing in Substrict n District, the reasons expressed by the 8 respondents who constitute.77 percent of all migrants in Substrict responden. Migrants stribution in Substrict District is clustered mostly centered in the village of Kendalkemlagi which has the highest number of migrants with. percent.

2 Kajian Migrasi Masuk Di Kabupaten PENDAHULUANN Dinamika kependudukan terja karena adanya namika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (migrasi) terhadap perubahan- perubahan dalam jumlah, komposisi dan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan angkatan kerja tidak sebanng dengan penyeaan lapangan kerja sangat memprihatinkan. Hal ini berarti tingkat pengangguran semakin besar. Keadaan tenaga kerja demikian mendorong meningkatnya mobilisasi kalangan penduduk. Mereka meninggalkan daerah asalnya rasakan kurang memberikan sumber penghidupan layak, menuju tempat lain anggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor mempengaruhi orang untuk migrasi sangat berperan dan rumit. Karena migrasi merupakan proses mempengaruhi setiap invidu dengan ciri-ciri ekonomi, sosial, penkan dan demografi tertentu. Menurut Mantra (00: 7 ) Konsi sosial ekonomi daerah asal tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, mendorong mobilisasi penduduk dengan tujuan mempunyai nilai dengann kefaedahan lebih tinggi daerah tujuan. Salah satu cara baik lakukan untuk mengatasi kesenjangan kesempatan ekonomi adalah dengan migrasi dari desa ke kota. Proses migrasi dari desa ke kota sebabkan oleh semakin kurang menariknya kehidupan pedesaan, kawasan pedesaan kegiatan ekonomi utamanya adalah pertanian sudah kehilangan daya saing secara drastis. Pertumbuhan ekonomi daerah perkotaan menunjukkan perkembangan sangat pesat. Sedangkan perkembangan ekonomi daerah perdesaan adalah cukup lambat. Sehingga terja ketimpangan pertumbuhan ekonomi antar perkotaan dan pedesaan. Hal inilah mendorong masyarakat untuk bermigrasi. Sebagian besar penduduk perdesaan bermigrasi dengann alasan keinginan untuk memperoleh taraf hidup lebih baik dengan mencari tempat baru lebih menguntungkan secara ekonomi yaitu perkotaan dengann harapan mendapatkan pekerjaan dengan pendapatan lebih besar dari daerah asal. Dengan berbagai perbedaan konsii ada antara kota dan desa menjakann terjanyaa kecenderungan masyarakat desa tertarik dengan konsi kota memberikan serba kelengkapan dan fasilitas. Alasan-alasan itulah menja faktor penarik masyarakat desa melakukan migrasi ke kota. Kecenderungan ini terja sama seluruh dunia, begitu pula halnya dengan bangsa Indonesia. Kabupaten merupakan salah satu kabupaten dari 8 kabupaten dan kota terletak provinsi Jawa Timur. Kabupaten terletak sebelah utara Jawa Timur berbatasan langsung dengan laut Jawa. Kabupaten merupakan kabupaten berkembang secara pesat dalam bidang ekonomi, hal ini tunjukan dengann laju pertumbuhan ekonomi kabupaten dari tahun 007 hingga 0 terus meningkat seperti tunjukan gambar berikut: Gambar Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tahun (007-0) Pertumbuhan ekonomi pesat ini utamanya berasal dari investasi industri, pariwisata, perumahan, dan pedagangan menyumbang,% dari total PDRB Kabupaten pada tahun 0 (PDRB Kabupaten 0) hal ini tidak lepas dari pembangunan Kabupaten menja daerah pendukung atau daerah penga kabupaten kota metropolitan Surabaya. Kabupaten sebagai salah satu daerah penga kota metropolitan Surabaya menjakan banyak industri besar rikan wilayah Kabupaten, hal ini dukung dengan posisi Kabupaten memiliki wilayah pantai sehingga industri berri Kabupaten dukung penuh oleh jalur lalu lintas laut. Berikut adalah data jumlah perusahaan menurut kelompok industri Kabupaten 0: Tabel Perusahaan Industri Menurut Kelompok Industri Kabupaten 0 Industri Formal Besar Sedang Kecil Industri n Formal Sukorame Bluluk Ngimbang Sambeng Mantup Kembangbahu Sugio Kedungpring Modo Babat Pucuk Sukoda Tikung Sarirejo Deket Glagah Karangbinangun Turi Kalitengah Sekaran Maduran Laren Solokuro Paciran Brondong Sumber : BPS dalam angka 0 Berdasarkan tabel atas dapat ketahui bahwa sebanyak. industri mulai dari industri besar hingga kecil, dan industri formal berbadan hukum hingga industri rumah tangga berri Kabupaten. Besarnya jumlah industri ini berakibat langsung kepada permintaan tenaga kerja besar pula. Berikut adalah data jumlah tenaga kerja industri berada wilayah Kabupaten lamongan pada tahun 0:

3 Kajian Migrasi Masuk Di Kabupaten Tabel Tenaga Kerja Industri Kabupaten Tahun 0 Tabel perpindahan penduduk Kabupaten Tahun 0 (Migrasi) Sukorame Bluluk Ngimbang Sambeng Mantup Kembangbahu Sugio Kedungpring 0 Modo Babat Pucuk Sukoda Tikung Sarirejo Deket Glagah Karangbinangun Turi Kalitengah Sekaran Maduran Laren Solokuro Paciran Brondong Besar Industri Formal Sedang Kecil Industri n Formal Sumber : BPS dalam angka 0 Berdasarkan tabel atas dapat ketahui bahwa industri Kabupaten pada tahun 0 membutuhkan tenaga kerja sebanyak 0.8 jiwa. Keberadaan. industri dan 0.8 tenaga kerja inii merupakan suatu potensi pekerjaan, mulai dari jasa penyeaan tempat tinggal atau kos, warung makanan, transportasi, dan lain-lain. menja daaerah memilikii daya tarik untuk daerah tujuan migrasi bagi warga-warga dari kabupaten sekitarnya. Hal ini Kesempatan inilah menjakan Kabupaten tunjukan dengann tabel sebagai berikut Babat Pucuk Sukoda Tikung Sarirejo Deket 7 Glagah 8 Karangbinangun Turi 0 Kalitengah Sekaran Maduran Laren Solokuroo Paciran Sukorame Bluluk Ngimbang Sambeng Mantup Kembangbahu 7 Sugio 8 Kedungpring Modo 7 Brondong Migrasi Masuk Sumber : BPS dalam angka 0 Berdasarkan tabel atas dapat ketahui bahwa kecamatan memiliki angka migran masuk paling tinggi adalah dengann jumlah migran masuk sebanyak 8 jiwa (. %) dari total 00 jiwa migran masuk. Berdasarkan tingginya angkaa migran masuk dapat asumsikan bahwa memiliki daya tarik lebih besar daripada kecamatan-kecamatan lain Kabupaten, namun berdasarkan tabel. hanya memiliki industri kecil hanya membutuhkan tenaga kerja sebesar jiwa tanpa adanya industri besar ataupun sedang kecamatan tersebut. Konsi ini memunculkan pertanyaann apakah menyebabkan tingginya angka migran masuk pada Kabupaten. Secara teori menyebutkan bahwa daya tarik kota lebih besar banngkan dengann daya tarik desa. Namun berdasarkan data awal menyebutkan bahwaa bukan merupakan kecamatan kota seperti halnya n memiliki jumlah migrasi masuk tinggi, maka dari itu menarik untuk teliti.berdasarkan dari permasalahan atas, maka penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai (%)

4 Kajian Migrasi Masuk Di Kabupaten KAJIAN MIGRASI MASUK DI KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini termasuk penelitian survei. Penelitian survei yaitu penelitian bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang jumlahnya besar, dengan mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu. (Nasution, 00 : ) Daerah menja lokasi penelitian adalah Kabupaten. Pengambilan lokasi ini dasari karena g memiliki jumlah migran masuk cukup tinggi yaitu 8 orang merupakan jumlah migran tertinggi banngkan dengan lainnya.(kantor Catatan Sipil dan Kependudukan Kabupaten tahun 0).Penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan dengan analisis pola keruangan, karenaa dalam penelitian ini mempunyai kekhasan sebaran keruangann ( special spatial stribution) gejala geosfer permukaan bumi. (Yunus, 00:8). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh migran masuk. Berdasarkan data dari Kantor Cacatan Sipil dan Kependudukan Kabupaten tahun 0, ketahui jumlah seluruh migran masuk adalah 8 orang. Teknik pengambilan sampel ambil berdasarkan rumus Slovin sehingga peroleh jumlah sampel sedangkan cara penentuan responden adalah stratified simple random sampling, selanjutnya jumlah tersebut stribusikan ke seluruh desa secara proporsional. Cara pengambilan data dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan prosentase. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian.Karakteristik Migran Masuk migran 77 responden atau.8 %, hal ini wajar karena usiaa antaraa - adalah usia produktif dan usia kawin pada umumnya sehingga banyak orang melakukan migrasi padaa usia tersebu. Sedangkan usia migran masuk paling sekit adalah berusia antara (- ) tahun dengan jumlah migran responden.% %. b.karakteristik penkan Hasil penelitian lakukan peroleh data tentang Tingkat penkan migran, Untuk mengetahui stribusi Tingkat penkan migran dapat lihat padaa tabel.7 sebagai berikut : Tabel : Tingkat penkan Tidak sekolah/ tidak tamat SD Tamat SD Tamat SMA Tamat SMP Tamat sarjana muda/ D 8 % Tamat sarjana / S migran berdasarkan Distribusi tingkat penkan Migran.0 tingkat Sumber : Data primer tahun 0 00,00 Berdasarkan tabel atas dari jumlah sampel sebanyak responden, dapat ketahui bahwa tingkat penkan migran tampak mendominasi adalah lulusan SMA yaitu sebesar.0% atau 8 responden sedangkan jumlah minoritas adalah tidak tamat SD dengan jumlah responden atau. %. Karakteristik migran masuk dalam penelitiann ini meliputi usia, tingkat penkan, status perkawinan, dan daerah asal. Dengann jumlah sampel sebanyak responden. a.karakteristik migran berdasarkan usia Hasil penelitian lakukan peroleh data tentang usia migran, Untuk mengetahui stribusi usia migran dapat lihat pada tabel. sebagai berikut: Tabel : Distribusi usia migran Usia Sumber : Data primer tahun 0 Berdasarkan tabel atas dapat k migran ta banyak adalah berusia (-) tahun % ketahui bahwaa usia ahun 0 paling n dengan jumlah 7 c.karakteristik migran berdasarkan status perkawinan Hasil penelitian lakukan peroleh data tentang status perkawinan. Untuk mengetahui stribusi migran berdasarkan status perkawinan migran dapat lihat padaa tabel.8 sebagai berikut : Tabel : Distribusi status perkawinan migran Status perkawinan Belum kawin Kawin Pernah kawin 7 % Sumber : Data primer tahun 0 Berdasarkan tabel atas menunjukkan bahwa jumlah migran dengan status kawin merupakan jumlah migran tertinggi dengan jumlah migran responden atau dengann prosentase 7.87 %. Sedangkan jumlah migran dengan status perkawinan pernah kawin memiliki prosentase terendah yaitu.0 % dengan jumlah migran sebanyak responden.

5 d. Karakteristik migran berdasarkan daerah asal Hasil penelitian lakukan peroleh data tentang daerah asal migran masuk,untuk mengetahui daerah asal migran dapat lihat pada tabel. sebagai berikut: Tabel : Distribusi daerah asal migran Daerah asal Dalam Kabupaten (selain Kec. ) Dalam Jawa Timur (selain Kabupaten ) Luar Jawa Timur Luar Pulau Jawa Sumber : Data primer tahun 0 Berdasarkan tabel sebagian besar migran berasal dar dalam lingkup Jawa T kecamatan ada K hal ini tunjukkan deng jumlah responden. Kajian Migrasi Masuk Di Kabupaten.Alasan Migran Melakukan Migrasi Masuk Ke Dalam melakukan migrasi, penduduk memiliki alasan-alasann tertentu sehingga terdorong untuk melakukan migrasi atau berpindah ke daerah lain. Alasan-alasan tersebut bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan masing-masing invidu, misalnya karena ekonomi, adat istidat dan lain-lain. Selain adanya faktor- faktor-faktorr penarik dari daerah tujuan migrasi faktor pendorong dari daerah asal migrasi, juga terdapat menja penguat keputusan invidu untuk melakukan migrasi ke daerah lain. Tingginya migrasi masuk g juga tidak terlepas dari adanya faktor pendorong dari daerah asal migran dan faktor penarik dari g itu senri. Dari hasil penelitian lapangann dapatkan stribusi faktor- melakukan migrasi ke. Untuk faktor pendorong menja alasan penduduk mengetahui stribusi tersebut dapat lihat pada tabel sebagai berikut : 7 0 % ,000 atas dapat ketahui bahwa masuk ri daerah-daerah termasuk Timur termasuk kecamatan Kabupaten itu senri gan prosentase 8,% dengan 8 Tabel Distribusi Faktor-faktor Pendorong Migrasi Masuk Alasan migrasi ke Karanggeng responden (%) Kesempatan pekerjaan daerah asal terbatas Tempat berusaha daerah asal kurang stretegis Keinginan untuk mengikuti istri, suami, atau keluarga Keinginan untuk mendekati pekerjaan Pindah tempat tugas pekerjaan 8 8 8,0 7,8,,77,0 Fasilitas dan kualitas penkan daerah asal kurang memadai, 7 Perumahan 8,0 00,00 Sumber : Data primer tahun 0 Berdasarkan Tabel atas menunjukkan bahwa alasan-alasanan menja faktor pendorong migrasi penduduk ke daerah lain bervariasi. Dengan prosentase tertinggi adalah keinginan migran untuk mengikuti suami, istri, atau keluarga yaitu,77 sebanyak 8 responden dari responden sedangkan prosentase terendah adalah karena fasilitas dan kualitas penkann daerah asal kurang memadai yaitu, % sebanyak responden dari responden. Selain faktor-faktor pendorong dari daerah asal migran terdapat pula faktor-faktor penarik migran melakukan migrasi ke, faktor penarik tersebut sebagai berikut. Tabel Distribusi Faktor-Faktor Penarik Migrasi Masuk Alasan migrasi ke Karanggeng responden (%) Kesempatan memperoleh pekerjaan lebih baik Tempat tugas pekerjaan baru Kesempatan tempat usaha strategis Tarikan dari istri, suami, atau keluarga Pekerjaan dekat dengan daerah tujuan 8 8 8,0 7,8,,777,0 Fasilitas dan kualitas penkann lebih, baik daerah tujuan 7 Perumahan 8,0 00,000 Sumber : Data primer tahun 0 Tabel menunjukkan bahwa menja faktor penarik paling kuat dari daerah tujuan yaitu adalah karena istri atau suami migran merupakan warga sehingga migran memutuskan untuk mengikuti istri, suami, keluarga mereka untuk menetap, hal ini tunjukkan dengan prosentase tertinggi yaitu sebesar,77% dengan jumlah 8

6 Kajian Migrasi Masuk Di Kabupaten responden. Dan faktor lain menja faktor penarik g menja daerah tujuan migrasi adalah karena adanya kesempatan memperoleh pekerjaan lebih baik daerah tujuan yaitu dengan prosentase 8,0 % dengan jumlah responden, tempat tugas pekerjaan baru dengan prosentase 7,8 dengan jumlah responden,kesempatan tempat usaha strategis dengan prosentase,8 dengan jumlah 8 responden, pekerjaan dekat dengan daerah tujuan dengan prosentase,,0 dengan jumlah responden, fasilitass dan kualitas penkan lebih baik daearah tujuan dengan prosentase, % dengan jumlah responden dan perumahan dengan prosentase 8,0 dengan jumlah responden. Dengan adanya faktor-faktor pendorong dan penarik maka dapat ketahui mengapa migran memilih melakukan migrasi. Tabel Distribusi Alasan migran memilih sebagai daerah tujuan migrasi Alasan migrasi ke Kecamtan Karanggengg responden (%) Kesempatan memperoleh pekerjaan lebih baik Tempat tugas pekerjaan baru Kesempatan tempat usaha strategis 8 8,0 7,8, Tarikan dari istri, suami, dan keluarga berasal atau bertempat tinggal kecamatan. 8,777 7 Pekerjaan dekat dengan daerah tujuan Fasilitas dan kualitas penkann lebih baik Perumahan,0, 8,0 00,00 Sumber : Data primer tahun 0 Berdasarkan Tabel atas menunjukkan bahwa alasan migran memilih sebagai daerah tujuan migrasi adalah karena merupakan daerah asal atau tempat tinggal suami, istri atau keluarga, alasan ini ungkapkan oleh 8 responden dengan prosentasee,77%. Hal ini sesuai dengan faktor pendorong migrasi telah ungkapkan sebagian besar migran bahwa menja faktor migrasi adalah keinginan untuk mengikuti suami, istri, keluarga. Selain alasan tersebut terdapat alasan lain menjakan g sebagai daerah tujuan migrasi dan hal ini juga sesuai dengan faktor pendorong dan penarik migrasi. Dari Alasan-alasan migran memilih Karanggenegg sebagai daerah tujuan tersebut dapat bagi lagi sesuai dengan alasan masing-masing migran. Penstribusian alasan tersebut dapat lihat pada tabel sebagai berikut :... Tabel : 8 00,00 Sumber : Data Primer Tahun 0 Berdasarkan tabel atas tersebut ketahui bahwa prosentase tertinggi adalah alasan migran mengikuti istri dengan jumlah responden atau 70,% dari 8 responden. Hal ini karenakann adanya adat/trasi masyarakat menganjurkan kaum laki-laki telah menikah untuk mengikuti istri dan bertempat tinggal dengann keluarga perempuan, hal inilah menja alasan mengapa sebagian besar migran laki-laki menjakan faktor pendorong dan faktor penarik untuk bermigrasi ke. Hal ini buktikan dengan jumlah migran laki-laki masuk ke cukup besar yaitu migran dari 0 migran megungkapkan alasan mengikuti istri, suami atau keluarga. Pembahasan Alasan Migrasi Mengikuti istri Mengikuti suami Mengikuti keluarga.pola Persebaran Setelah melakukan pengambilan titik ploting peroleh sejumlah titik ploting persebaran pemukiman migran. Dan peroleh jarak antar titik sejumlah,7 km sebelumnya jumlah tersebut peroleh dengan pengukuran menggunakan analisis tetangga terdekat( nearest neighbor statistic). Setelah ketahui jarak jumlah jarak antar titik maka dapat hitung nilai dari indeks penyebaran titik-titik (T) permukiman migran g dengan rumus: T = Ju = Distribusi Alasan Migrasi Masuk Mengikuti Istri, Suami atau Keluarga Responden Migran =!, P = =,7,! Jh = = = 0,,! T = =. = 0,08, Dari perhitungan atas, peroleh nilai T sebesar 0,08 Km. Hal ini sesuai dengan syarat bahwa jika T=0 maka pola persebaran mengelompok. Untuk migran masuk berdasarkan usia, bahwa para migran dominasi oleh migran berusia antara (-) tahun dengan prosentase.8% atau sebanyak 77 responden, hal ini wajar karena pada usia antara (-) adalah usia produktif dan usia kawin pada mumnya sehingga banyak terjanya migrasi pada umur tersebut. Di = 0,00 (%) 70,,,

7 Kajian Migrasi Masuk Di Kabupaten Sedangkan kelompok usia paling sekit melakukan migrasi berusia antara ( - ) tahun dengan prosentase sebanyak. % atau responden. Hal ini sesuai dengan teori Ravenstain dalam mantra (00 : 87) menyatakan bahwa semakin tua seseorang maka semakin rendah tingkat mobilitasnya, sebaliknya semakin muda seseorang maka semakin tinggi tingkat mobilitasnya. Sebagian besar penkan migran dominasi oleh migran berpenkan SMA yaitu sebesar 8 responden atau dengan prosentase.0%, sedangkann jumlah minoritas penkan migran ada adalah tidak tamat SD dengan jumlah responden atau dengan prosentase. %. Migran mempunyai tingkat penkan tinggi biasanya lebih banyak mobilitasnya banngkan berpenkan rendah hal ini secara umum menunjukan bahwa tingkat partisipasi meningkat dengan meningkatnya tingkat penkan, sesuai dengan teori kemukakan Ravenstein dalam mantra (00:87) Status pernikahan migran paling besar adalah migran dengan status kawin dengan jumlah responden atau dengan prosentase 7.87 %, kemuan untuk migran berstatus belum kawin sebanyak 7 responden atau dengan prosentase 8.%. Sedangkan jumlah migran dengan status pernah kawin memiliki prosentase terendah yaitu.0 % dengan jumlah migran sebanyak responden. Khususnya bagi 7 responden berstatus belum kawin sebagian besar melakukan migrasi dengan tujuan untuk mencari pekerjaan lebih baik daripada daerah asal. Selain itu migran masuk karena harga tanah adaa lebih murah dari daerah asal hal ini sebutkan oleh responden atau 8.0 %. Sebagian besar migran masuk berasal dari daerah-daerah termasuk dalam lingkup Kabupaten itu senri hal ini tunjukkann dengan prosentase 8.% dengan jumlah 7 responden. Migran berasal dari Luar Jawa dengan jumlah responden atau dengan prosentase.8 % merupakan jumlah paling sekit. Hal ini sesuai dengan teori Ravenstein dalam Mantra (00:87) menyatakan bahwaa penduduk melakukan mobilitas cenderung memilih daerah terdekat. Alasan paling banyak mengapa melakukan migrasi ke adalah karenaa istri atau suami migran merupakan warga sehingga migran memutuskan untuk mengikuti istri, suami, keluarga mereka untuk menetap, hal ini tunjukkan dengan prosentase tertinggi yaitu sebesar.777 % dengan jumlah 8 respondenn sedangkann migrasi masuk ke dengan prosentase adalah fasilitas penkan lebih baik tunjukkann dengan prosentase. % dengan jumlah responden. Dari alasan keinginann migran untuk mengikuti istri, suami, atau keluarga lain ketahui bahwa prosentase tertinggi adalah alasan migran mengikuti istri g dengan jumlah atau 70. % dari 8 responden. Hal ini karenakan adanya adat / trasi masyarakat menganjurkan kaum laki-laki dan bertempat tinggal dengan keluarga perempuan, sehingga hal tersebut menja alasan telah menikah untuk mengikuti istri 0 tingginya angka migran masuk ke. Sedangkan alasan migrasi masuk paling sekit adalah migran mengikuti keluargaa lain ada misalnya kakak, paman dan lain-lain dengan jumlah respondenn atau.% dari 8 responden. Adat atau trasi ini lahir dari kebiasaan merantau lakuakan oleh pemuda. Akibat dari kebudayaan merantau tersebut sebagian besar generasi masih tinggal adalah perempuan. Hal ini menyebabkan kurangnya tenaga kerja laki-laki untuk mengerjakann lahan pertanian, sehingga jika perempuan daerah Lamogan menikah dengan laki-laki berasal dari daerah lain pihak laki-laki adalah pihak mengikuti keluarga perempuan. Seiring dengan berjalannya waktu trasii ini berkembang ke bidang lain tidak hanya bidang pertanian sehingga adat laki-laki mengikuti keluarga perempuan tersebar luas wilayah ini. Adat atau trasi ini memang perempuan memiliki kekuatan secara trasional,adat setempat menjakan seorang perempuan menja pusat dari silsilah keluarga. Adat perkawinan ini memberikan warna berbeda dalam system kekeluargaanan Indonesia pada umumnya bersifat Patrilinial menginduk pada keluarga laki-laki sedangkan ini justru adatnya bersifat matrilineal menginduk pada keluarga perempuan, selan itu pemikiran orang tua kebanyakan Kabupaten adalah lebih baik ikut anak perempuan, karena jika sudah tua nanti aka nada merawat. Sehingga kebanyakan laki-laki mengikuti perempuan. Alasan adat istiadat tersebut merupakan salah satu alasan menyebabkan penduduk melakukan migrasi dari daerah asal ke daerah lain. Alasan tersebut sesuai dengan telah ungkapkan munir (00:) bahwa alasan menyebabkan penduduk melakukan migrasi salah satunya adalah alasan sosial kemasyarakatan berupa adat istiadat/trasi menja pedoman kebiasaan suatu daerah. Adat istiadat atau trasi dapat menyebabkan responden harus bermigrasi ke tempat lain dengan paksaan maupun tidak. Hal inilah terja. Adat trasi calon istri melamar suami dan setelah menikah mengutamakan suami ikut bertempat tinggal dengan keluarga istri merupakan salah satu adat sebagian besar jalankan oleh masyarakat sekitar dan untuk calon suami akan menja bagian keluarga istri, namun adat/ istiadat ini tidak memaksa masyarakat untuk selalu harus menjalankan adat trasi tersebut. Mingrann berada ini sejak tahun 0 hingga sekarang, dari responden sebanyak 0 respondenn atau 0. % menyatakan bahwa mereka memiliki keinginan untuk bermigrasi ke daerah lain.hal ini menunjukkan bahwa adanya sebagian kecil migran menjakan menja sebagai daerah loncatan Keinginan ini dasarkan niat untuk mencari daerah lain dapat memberikan kesempatan usaha lebih besar dari. Daerah utama menja tujuan migrasi selanjutnya adalah daerah atau kota lebih besar dan

8 Kajian Migrasi Masuk Di Kabupaten maju sehingga kesempatan untuk pemenuhan kebutuhan sudah kawin yaitu 7.87 persen. Sedangkan hidup lebih besar, Hal inii sebagaimanaa jelaskan dalam teori Robert E, rris (Mantra,00:8) bahwa terdapat daerah antara daerah asal dan daerah tujuan paling sekit adalah pernah Kawin yaitu.0 persen. d.daerah asal migran dapat merupakan kesempatan antara (intervening paling banyak berasal dari daerah-daerah opportunities). Wilayah kesempatan antara ini jakan sasaran pertama pencari kerja dari daerah burit.setelah mapan dan sudah ada sekit modal migran melompat ke kota lebih besar mana terdapat kesempatan berusaha lebih luas, dan kalau sudah mapan lagi migran melompat lagi. Ja terja lompat katak sebagai strategi meningkatkan usaha. Keinginan ini juga ungkapkan oleh migran mengikuti istri kecamatan yaitu termasuk dalam lingkup Kabupaten itu senri yaitu 8. persen, dan paling sekit berasal dari luar jawa yaitu.8 persen.. Alasan-Alasan menyebabkan migran melakukan migrasi masuk telah kemukakan oleh para responden tertinggi adalah mengikuti istri atau suami berasal atau bertempat tinggal. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus sebesar. % atau responden dari 8 responden T= mengikuti istri atau suami daerah tujuan. Karena a dapat ketahui pola persebaran migran adanya suatuu alasan keluarga, para migran menetap untuk g mengelompok, sebagian sementara selama beberapa bulan atau beberapa tahun besarberpusat Desa Kendal Kemlagi memiliki untuk menemani istri jumlah migran paling tinggi yaitu. persen. namun setelah keperluan tersebut telah terpenuhi migran akan melakukan migrasii lagi ke daerah lain dengan SARAN membawa serta atau tanpaa keluarganya.. Pengelompokan migran paling tinggi dalam Penduduk melakukan migrasii akan menujuu dan penelitian adalah berada Desa Kendalkemlagi menghuni suatu daerah tertentu. Menurut Bintarto karena migran masuk daerah ini paling banyak Sutrastopo (7: 7) persebaran penduduk daripadaa desa-desa lainnya sehingga bisa memberi kelompokkan menja seragam (uniform), menyebar kesempatan untuk peneliti-peneliti lain untuk (Random), dan mengelompok (clustered), Dengan melakukan penelitiann lebih mendalam tentang perhitungan menggunakan analisis tetangga terdekat( migrasi masuk. nearest neighbor statistic) peroleh hasil T=0 dengan. Untuk pemerintah setempat hendaknya hasil tersebut dapat ketahui bahwaa pola persebaran memperhatikan arus migrasi terja migran masuk adalah dengann selalu mengawasi mengikuti pola persebaran mengelompok (clustered) jalannyaa arus migrasi masuk dan juga yaitu dengan sebagian besar berpusat Desa memperhatikan adat istiadat daerah setempat Kendalkemlagi merupakan daerah memiliki merupakan warisan dari pendahulu agar dapat jumlah migran paling tinggi yaitu 7 lestarikan keberadaannya. responden(.7 %). Hal ini sebabkan karena Desa Kendalkemlagi merupakan daerah strategis karena lewati akses jalan penghubung antar. Akses DAFTAR PUSTAKA jalan ini menjakan Desa Kendalkemlagi memiliki Arikunto, Suharsimi. 00. Prosedur Penelitian Suatu aksesbelitas baik dari daerah sekitarnya, hal ini Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. duga menja penyebabb terjanyaa pengelompokan Badan Pusat Statistik Kabupaten. 0. Kabupaten migran Dalam Angka Tahun 0. : Persebaran ada BPS. dapat simpulkan tidak merata, hal ini tunjukkan Badan Pusat Statistik Kabupaten. 00. dengan adanya perbedaan alasan- alasan migran Karnggeneng Dalam Angka Tahun 00. menempati suatu daerah, selain itu faktor-faktor : BPS. menja alasan seorang invidu meninggalkan daerah Bintarto, R. 77. Suatu Pengantar Geografi Desa. asalnya dengan mencari daerah tujuan baru sangat Yogyakarta : U.P. Spring. bervariasi, hal ini juga dapat karekan potensi tiap-tiap Kantor Cacatan Sipil dan Kependudukan Kabupaten daerah berbeda Data Banyaknya Migrasi SIMPULAN Penduduk Kabupaten Tahun 00. : Kantor Cacatan Sipil dan. Karakteristik migrasi masuk datang Kependudukan Kabupaten. g Kabupaten. Nasution, S. 00. Metode Reseach. Jakarta : Bumi Aksara. a. Usia migran Yunus, Ha Sabari. 00 Metode Penelitian Wilayah paling banyak berumur antara (-) tahun yaitu Kontemporer. Yogyakarta Pustaka Pelajar..8 persen sedangkan usia migran masuk paling sekit berusia antara - tahun yaitu. persen. b. Tingkat penkan migran paling banyat adalah SMA yaitu.0 persen. Sedangkan paling sekit adalah tidak tamat SD yaitu. persen. c. Status perkawinan migran paling banyak adalah berstatus

KEADAAN SAMPAI DENGAN BULAN 02 NOPEMBER 2012. Januari - April Mei - Agustus September - Desember Januari - Desember Produksi (ton)

KEADAAN SAMPAI DENGAN BULAN 02 NOPEMBER 2012. Januari - April Mei - Agustus September - Desember Januari - Desember Produksi (ton) Komoditi : Padi REALISASI PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TAHUN 2012 KABUPATEN LAMONGAN 1 Sukorame 1.896 6,03 11.431 1.342 6,03 8.091 - - - 3.238 6,03 19.522 2 Bluluk 2.975 6,61 19.671 1.842 6,61 12.179

Lebih terperinci

Penentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial

Penentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-125 Penentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial Yeni Ratnasari, Eko Budi

Lebih terperinci

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TAHUN 2016 KABUPATEN LAMONGAN

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TAHUN 2016 KABUPATEN LAMONGAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TAHUN 2016 KABUPATEN LAMONGAN Komoditi : Padi Januari - April Mei - Agustus September - Desember Januari - Desember No Panen Rerata 1 Sukorame 1.928 67,30 12.975 1.512 63,14

Lebih terperinci

Oleh : Nanda Gayuk Candy DosenPembimbing : Bapak Adjie Pamungkas, ST. M. Dev. Plg. Phd.

Oleh : Nanda Gayuk Candy DosenPembimbing : Bapak Adjie Pamungkas, ST. M. Dev. Plg. Phd. PENENTUAN ALTERNATIF LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN SORGUM DI KABUPATEN LAMONGAN Oleh : Nanda Gayuk Candy 3609 100 011 DosenPembimbing : Bapak Adjie Pamungkas, ST. M. Dev. Plg. Phd. Prodi Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN

PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN PREVIEW III TUGAS AKHIR PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN Dosen Pembimbing Putu Gde Ariastita, ST., MT. Merisa Kurniasari 3610100038

Lebih terperinci

PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN

PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN Ufik Taufik (ochenkgrabes@yahoo.co.id) H. Nandang Hendriawan (nandang.hendriawan@yahoo.com) Program

Lebih terperinci

Penentuan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Pertanian Unggulan di Kabupaten Lamongan

Penentuan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Pertanian Unggulan di Kabupaten Lamongan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 C-33 Penentuan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Pertanian Unggulan di Kabupaten Ajeng Nugrahaning Dewanti dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. menggunakan metode jaringan saraf Kohonen Self Organizing Maps (SOM).

BAB IV PEMBAHASAN. menggunakan metode jaringan saraf Kohonen Self Organizing Maps (SOM). BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini akan diberikan beberapa penjelasan mengenai pengelompokkan kecamatan berdasarkan indikator pemerataan pendidikan dengan menggunakan metode jaringan saraf Kohonen Self Organizing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan

Lebih terperinci

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertanian di Kabupaten Lamongan

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertanian di Kabupaten Lamongan JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) 1 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertanian di Kabupaten Lamongan

Lebih terperinci

KAJIAN KARAKTERISTIK MIGRAN MASUK DI KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK

KAJIAN KARAKTERISTIK MIGRAN MASUK DI KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK Swara Bhumi Vol. 3 Nomor. 3 tahun 05 KAJIAN KARAKTERISTIK MIGRAN MASUK DI KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK Aries Rieska Mahasiswa S Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

FORMULASI PERHITUNGAN CAPAIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN LAMONGAN

FORMULASI PERHITUNGAN CAPAIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN LAMONGAN FORMULASI PERHITUNGAN CAPAIAN KINERJA 1. Peningkatan Populasi = 2. Peningkatan Produksi Daging = 3. Peningkatan Produksi Telur = 4. Peningkatan Konsumsi Daging = 5. Peningkatan Konsumsi Telur = Jml. Populasi

Lebih terperinci

BAB III KEHIDUPAN SOSIAL DAN KEAGAMAAN MASYARAKAT KOTA LAMONGAN TAHUN

BAB III KEHIDUPAN SOSIAL DAN KEAGAMAAN MASYARAKAT KOTA LAMONGAN TAHUN BAB III KEHIDUPAN SOSIAL DAN KEAGAMAAN MASYARAKAT KOTA LAMONGAN TAHUN 1975-1982 Untuk mengawali kajian mengenai kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat kota Lamongan, digambarkan terlebih dahulu gambaran

Lebih terperinci

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 Nurmeitama Indah Wiladatika, Yarmaidi*, Edy Haryono** Abstract

Lebih terperinci

Hubungan Kondisi Sosial... Isrokiyah

Hubungan Kondisi Sosial... Isrokiyah HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN PERKAWINAN USIA DINI REMAJA PUTRI DI DESA TLOGOPUCANG DAN DESA CARUBAN KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG THE CORRELATION OF PARENTS SOCIAL ECONOMIC

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2035

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2035 ANALISIS DAYA DUKUNG DAN KEBUTUHAN LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2035 Imam Arifa illah Syaiful Huda, Melly Heidy Suwargany, Diyah Sari Anjarika Fakultas Geografi UGM Email: faillah.arif@gmail.com

Lebih terperinci

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh K. Yunitha Aprillia Ida Bagus Made Astawa, I Gede Astra Wesnawa *) Jurusan Pendidikan Geografi,Undiksha Singaraja

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data 4.1.1 Latar Belakang Instansi/Perusahaan Kabupaten Lamongan adalah salah satu wilayah yang mempunyai peranan cukup penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

Arahan Pengembangan Ekonomi Kabupaten Lamongan Berdasarkan Sektor Unggulan (Studi Kasus: Sektor Pertanian)

Arahan Pengembangan Ekonomi Kabupaten Lamongan Berdasarkan Sektor Unggulan (Studi Kasus: Sektor Pertanian) JURNAL TEKNIK POMITS Vol.3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-136 Arahan Pengembangan Ekonomi Kabupaten Lamongan Berdasarkan Sektor Unggulan (Studi Kasus: Sektor Pertanian) Dewi Karina

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lamongan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lamongan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lamongan Tahun 2013 sebanyak 189.223 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Lamongan Tahun 2013 sebanyak 17 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

KETIMPANGAN PEMBANGUNAN DAN SEKTOR UNGGULAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN LAMONGAN SKRIPSI

KETIMPANGAN PEMBANGUNAN DAN SEKTOR UNGGULAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN LAMONGAN SKRIPSI vi KETIMPANGAN PEMBANGUNAN DAN SEKTOR UNGGULAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN LAMONGAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi Oleh : EKA PRIYANTO 201110180311076 JURUSAN

Lebih terperinci

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara.

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga (Khodijah) TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA SUPIR ANGKUT BATUBARA DI KECAMATAN MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATAN Oleh: Khodijah, Program Studi

Lebih terperinci

TINJAUAN LINGKUP EKSTERNAL

TINJAUAN LINGKUP EKSTERNAL 2.1. KONDISI WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Lamongan, merupakan wilayah kabupaten yang berada di bagian Utara dari wilayah Propinsi Jawa Timur. Terletak diantara koordinat

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI 1. Alwin Tentrem Naluri 2. Ketut Prasetyo S1 Pendidikan Geografi, Fakultas

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 4 (1) (2015) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN SOSIAL EKONOMI TERHADAP REMITANSI PEDAGANG WARUNG MAKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Penentuan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Pertanian Unggulan Di Kabupaten Ajeng Nugrahaning Dewanti, Eko Budi Santoso

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER Moh. Taufiq Fudloli *) & Sukidin **) Abstract: Working age population is the population

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan

Lebih terperinci

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA. Population and Worker

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA. Population and Worker PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Population and Worker POPULATION AND WORKER III PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN III POPULATION AND EMPLOYMENT III.1 PENDUDUK a. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk

Lebih terperinci

Agus Nurkatamso Umi Listyaningsih

Agus Nurkatamso Umi Listyaningsih TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM FISIK PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DI KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULONPROGO, YOGYAKARTA Agus Nurkatamso agus_nk@mail.ugm.ac.id

Lebih terperinci

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image. Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage PENGARUH PERTAMBAHAN PENDUDUK TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2000-2010 Ainul

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER 1 TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER THE LABOR FORCE PARTICIPATION RATE OF POOR IN RT.01 RW.06 TEGAL GEDE VILLAGE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian

Lebih terperinci

PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEDEN KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEDEN KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN Partisipasi Pria Dalam Program KB di Desa Keden Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten (Hasan Muhari) 1 PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEDEN KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN MEN'S

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RP

TUGAS AKHIR RP TUGAS AKHIR RP09-1327 PENENTUAN ALTERNATIF LOKASI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROINDUSTRI BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN LAMONGAN AJENG NUGRAHANING DEWANTI (3608100054) Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

MIGRASI RISEN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN Permatasari Telaumbanua

MIGRASI RISEN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN Permatasari Telaumbanua MIGRASI RISEN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 1980-2010 Permatasari Telaumbanua Yepsartel16@gmail.com Agus Joko Pitoyo aguspit@ugm.ac.id ABSTRACT The purposed of this

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh. 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan meliputi kenaikan pendapatan perkapita yang relatif cepat, ketersediaan kesempatan kerja yang luas, distribusi pendapatan yang merata serta kemakmuran

Lebih terperinci

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK Nurlaili 1) Trisnaningsih 2) Edy Haryono 3) This research aimed to find out correlation between university

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN LAMONGAN Nomor 01/06/3524/Tahun II, 14 Juni 2016 HASIL PENDAFTARAN (LISTING) USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016 Hasil pendaftaran Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) tercatat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Migrasi dalam konteks demografi cukup memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

Lebih terperinci

STUDI TENTANG MIGRASI SIRKULER DI KOTA AMBON (Studi Kasus : Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau Kota Ambon)

STUDI TENTANG MIGRASI SIRKULER DI KOTA AMBON (Studi Kasus : Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau Kota Ambon) STUDI TENTANG MIGRASI SIRKULER DI KOTA AMBON (Studi Kasus : Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau Kota Ambon) Jurusan Budidaya Fakultas Pertanian Universitas Pattimura ABSTRACT The objectives of this research

Lebih terperinci

TINGKAT KEINGINAN PENDUDUK UNTUK BERPINDAH DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR DESA SOKO KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

TINGKAT KEINGINAN PENDUDUK UNTUK BERPINDAH DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR DESA SOKO KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN TINGKAT KEINGINAN PENDUDUK UNTUK BERPINDAH DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR DESA SOKO KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN Annisa Fitri Septiani annisa.fitriseptiani@gmail.com Umi Listyaningsih umilis@ugm.ac.id

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Nomor : 056/054.a/413.110/I/2013 Tanggal : 28 Januari 2013

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Nomor : 056/054.a/413.110/I/2013 Tanggal : 28 Januari 2013 MELALUI PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH Nomor : 056/054.a/413.110/I/2013 Tanggal : 28 Januari 2013 PENGGUNA ANGGARAN DINAS UMUM CIPTA KARYA KABUPATEN LAMONGAN Jl. Ki Sarmidi Mangun

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography. Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo ORIENTASI LAPANGAN KERJA BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK ANGKATAN KERJA DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA

ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA 0 ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 1 ANALISIS KEBUTUHAN

Lebih terperinci

FERTILITAS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA BANJARKEMUNING KABUPATEN SIDOARJO. Singgih Susilo 1.

FERTILITAS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA BANJARKEMUNING KABUPATEN SIDOARJO. Singgih Susilo 1. FERTILITAS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA BANJARKEMUNING KABUPATEN SIDOARJO Singgih Susilo 1 E-mail: singgih.susilo.fis@um.ac.id Abstrak: Masalah kependudukan masih didominasi oleh jumlah penduduk dan pertumbuhan

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN TAMBAN MENUJU KOTA BANJARMASIN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN TAMBAN MENUJU KOTA BANJARMASIN JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 2, No 1, Januari 2015 Halaman 1-12 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS ULANG ALIK PENDUDUK KECAMATAN

Lebih terperinci

ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016

ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016 ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016 Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Geografi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG 1 SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2011-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI Retno Palupi Yonni STIKes Surya Mitra Husada Kediri e-mail

Lebih terperinci

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian Jurnal Geografi Volume 13 No 2 (127 dari 224) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian KAJIAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP AKIBAT

Lebih terperinci

EKSISTENSI MIGRAN DI DESA CANDIKUNING, KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN (TINJAUAN GEOGRAFI PENDUDUK)

EKSISTENSI MIGRAN DI DESA CANDIKUNING, KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN (TINJAUAN GEOGRAFI PENDUDUK) EKSISTENSI MIGRAN DI DESA CANDIKUNING, KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN (TINJAUAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh: Ni Luh Yunika Valina Ida Bagus Made Astawa dan Made Suryadi *) Jurusan Pendidikan Geografi,

Lebih terperinci

Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015

Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015 2 Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015 (Jurnal) Oleh: Aditya Murdani 0853034003 Pembimbing 1 Pembimbing 2 Pembahas : Drs. I Gede Sugiyanta,

Lebih terperinci

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SAWAH MENJADI PERMUKIMAN DI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN 2010-2014 (Jurnal) Oleh YUYUT ARIYANTO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penduduk merupakan modal dasar pembangunan. Jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penduduk merupakan modal dasar pembangunan. Jumlah penduduk yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk merupakan modal dasar pembangunan. Jumlah penduduk yang bertambah tiap tahunnya menyebabkan kebutuhan akan pekerjaan juga terus meningkat. Kebutuhan

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo Karakteristik Pasangan Usia Subur yang Tidak Mengikuti Program Keluarga Berencana di Kecamatan Kedungwuni Kabupaten

Lebih terperinci

Edu Geography 5 (3) (2017) Edu Geography.

Edu Geography 5 (3) (2017) Edu Geography. Edu Geography 5 (3) (2017) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo Persepsi Remaja Tentang Pernikahan Dini Di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Miftakhul Hadi,

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1.Konsep dan Teori Mobilitas Penduduk Istilah umum bagi gerak penduduk dalam demografi adalah population mobility atau secara lebih khusus territorial

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK

BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK 4.1 Lama Tinggal Pada umumnya, penduduk bertempat tinggal di suatu daerah mulai dari lahir sampai dewasa. Akan tetapi ada juga penduduk yang tinggal dari lahir sampai setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 2,5 sampai 3 juta orang per tahun (Nehen, 2010:96).

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN E-JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI (TAS) Disusun oleh: Rika Parmawati

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: nilai hasil belajar mata pelajaran produktif, efikasi diri, nilai Praktik Kerja Lapangan, kesiapan kerja

ABSTRAK. Kata Kunci: nilai hasil belajar mata pelajaran produktif, efikasi diri, nilai Praktik Kerja Lapangan, kesiapan kerja ABSTRAK Farida, Nike Nur. 2017. Kontribusi Nilai Hasil Belajar Mata Pelajaran Produktif dan Efikasi Diri Terhadap Nilai Praktik Kerja Lapangan Serta Dampaknya pada Kesiapan Kerja Siswa SMK Paket Keahlian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Salah satu dampak dari adanya krisis ekonomi adalah melonjaknya angka pengangguran. Belum pulihnya perekonomian dan timpangnya perkembangan suatu wilayah

Lebih terperinci

Pertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau ABSTRAK

Pertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau ABSTRAK Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Oleh : Yuliani Fitri*Yeni Erita**Rozana Eka Putri** Mahasiswa Program Studi Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat* Dosen Program Studi Geografi STKIP

Lebih terperinci

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM KELUARGA KECIL PADA MASYARAKAT KECAMATAN BUAH DUA KABUPATEN SUMEDANG

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM KELUARGA KECIL PADA MASYARAKAT KECAMATAN BUAH DUA KABUPATEN SUMEDANG Eridiana, Nilai-nilai Sosial dalam Keluarga Kecil 23 JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI NILAI-NILAI SOSIAL DALAM KELUARGA KECIL PADA MASYARAKAT KECAMATAN BUAH DUA KABUPATEN SUMEDANG Wahyu Eridiana Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) KONTRIBUSI PENDAPATAN BURUH TANI PEREMPUAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT

Lebih terperinci

FACTORS THE INFLUENCING STOREY EDUCATION SOCIETY IN KANAGARIAN BONJOL DISTRICT KOTO BESAR REGENCY DHARMASRAYA

FACTORS THE INFLUENCING STOREY EDUCATION SOCIETY IN KANAGARIAN BONJOL DISTRICT KOTO BESAR REGENCY DHARMASRAYA FACTORS THE INFLUENCING STOREY EDUCATION SOCIETY IN KANAGARIAN BONJOL DISTRICT KOTO BESAR REGENCY DHARMASRAYA By Elvira 1 Edi Suarto 2 Leni Zahara 3 1 Geography Education College Student STKIP PGRI Western

Lebih terperinci

Ulfa Miftachur Rochmah. Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

Ulfa Miftachur Rochmah. Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, PENDAPATAN DAN JUMLAH ANAK TERHADAP KEIKUTSERTAAN KELUARGA BERENCANA (KB) DI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG Ulfa Miftachur Rochmah Mahasiswa S1 Pendidikan

Lebih terperinci

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Kondisi Umum Desa Kalisari Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi sosial ekonomi masyarakat meliputi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan 41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK PEDAGANG DAN JARINGAN PERDAGANGAN SAYUR PASAR TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS KARAKTERISTIK PEDAGANG DAN JARINGAN PERDAGANGAN SAYUR PASAR TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR ANALISIS KARAKTERISTIK PEDAGANG DAN JARINGAN PERDAGANGAN SAYUR PASAR TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2. 1 Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1 Karakteristik Lokasi Wilayah Luas dan Batas Wilayah Administrasi Luas wilayah Kabupaten Lamongan adalah 1.812,8 km², atau menempati

Lebih terperinci

RENCANA POLA RUANG V - 1 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

RENCANA POLA RUANG V - 1 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN RENCANA POLA RUANG Rencana pola ruang Kabupaten Lamongan secara garis besar diwujudkan dalam rencana kawasan lindung dan kawasan budidaya. Pola ruang kawasan ini ditekankan pada kesesuaian fungsi wilayah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN REMITEN PELAKU MOBILITAS INTERNASIONAL TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA

PEMANFAATAN REMITEN PELAKU MOBILITAS INTERNASIONAL TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA PEMANFAATAN REMITEN PELAKU MOBILITAS INTERNASIONAL TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA (Studi Kasus Desa Munggur, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah, seperti pengangguran, kemiskinan, tingkat pendapatan yang rendah dan lain sebagainya. Dimana

Lebih terperinci

BAB III KINERJA ADVOKAT DI PENGADILAN AGAMA LAMONGAN. A. Letak Geografis Pengadilan Agama Lamongan

BAB III KINERJA ADVOKAT DI PENGADILAN AGAMA LAMONGAN. A. Letak Geografis Pengadilan Agama Lamongan BAB III KINERJA ADVOKAT DI PENGADILAN AGAMA LAMONGAN A. Letak Geografis Pengadilan Agama Lamongan Pengadilan Agama Lamongan adalah Pengadilan Agama Tingkat Pertama kelas 1A merupakan Yurisdiksi dari Pengadilan

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERMIGRASI PEKERJA MIGRAN PEREMPUAN (Kasus di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERMIGRASI PEKERJA MIGRAN PEREMPUAN (Kasus di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo) PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERMIGRASI PEKERJA MIGRAN PEREMPUAN (Kasus di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo) Rizqika Tri Utami Rizqika.triutami@yahoo.com Sukamdi Kamdi_cpps@yahoo.com Abstract

Lebih terperinci

Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography.

Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography. Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo TINGKAT PARTISPASI PENDUDUK DALAM UPAYA PELESTARIAN TANAMAN MANGROVE DIDESA PECAKARAN KABUPATEN PEKALONGAN Desy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo tahun 2005 tercatat sebanyak 821.213 jiwa yang terdiri dari 405.831 laki-laki (49,4%) dan 415.382 perempuan (50,6%). Kecamatan

Lebih terperinci

Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya PENDAHULUAN Studi demografi menekankan tiga fenomena perubahan penduduk, yakni: 1. Dinamika Penduduk (Population

Lebih terperinci

Jurnal Ternak, Vol.03, No.02, Desember 2012

Jurnal Ternak, Vol.03, No.02, Desember 2012 HUBUNGAN PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG TERHADAP KEBERHASILAN IB DI KECAMATAN SARIREJO KABUPATEN LAMONGAN Nuril Badriyah * dan Rendy Setiawan * Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas

Lebih terperinci

FAKTOR PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI NAGARI PADANG MENTINGGI KABUPATEN PASAMAN ABSTRACT

FAKTOR PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI NAGARI PADANG MENTINGGI KABUPATEN PASAMAN ABSTRACT FAKTOR PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI NAGARI PADANG MENTINGGI KABUPATEN PASAMAN Masridayanti Eka Putri 1, Elvi Zuriyani 2, Loli Setriani 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Tidak terkecuali di Provinsi Lampung khususnya Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ITB Central Library, penduduk (population) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ITB Central Library, penduduk (population) adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk dapat diartikan sebagai suatu kesatuan organisme yang terdiri dari individu, individu yang sejenis yang mendiami suatu daerah dengan batasbatas tertentu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi BAB 1 PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Tujuan pembangunan daerah yaitu mencari kenaikan pendapatan perkapita yang relatif cepat, ketersediaan kesempatan kerja yang luas, distribusi pendapatan yang merata,

Lebih terperinci

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S1 Fakultas

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 3 (2) (2014) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN GAJAH

Lebih terperinci

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : , 2018 e-issn:

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : , 2018 e-issn: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN CABAI MERAH PADA MUSIM HUJAN DI KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR MENGGUNAKAN INTEGRASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN SISTEM PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN Land Suitability

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI, DUKUNGAN SUAMI, DAN TINGKAT PENGHASILAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI DI DESA JETAK KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015 130 ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015 Vina Shofia Nur Mala 1, Bambang Suyadi 1, Retna

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan sangat penting sepanjang perjalanan sejarah. Kiprah perempuan di atas panggung sejarah tidak diragukan lagi. Pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan pembangunan sebab mobilitas penduduk merupakan bagian integral dari proses pembangunan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang

Lebih terperinci

MENURUNNYA JUMLAH SISWA SD NEGERI 1 DESA RUKTI SEDIYO KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

MENURUNNYA JUMLAH SISWA SD NEGERI 1 DESA RUKTI SEDIYO KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR MENURUNNYA JUMLAH SISWA SD NEGERI 1 DESA RUKTI SEDIYO KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Tika Widyawati 1, Buchori Asyik 2, Irma Lusi Nugraheni 3 This research is a case study which aims to

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB SISWA SMA ASAL KECAMATAN RAMAN UTARA MEMILIH BERSEKOLAH NGLAJU KE KECAMATAN PURBOLINGGO. Risa Agustina, Budiyono, Yarmaidi

FAKTOR PENYEBAB SISWA SMA ASAL KECAMATAN RAMAN UTARA MEMILIH BERSEKOLAH NGLAJU KE KECAMATAN PURBOLINGGO. Risa Agustina, Budiyono, Yarmaidi 0 FAKTOR PENYEBAB SISWA SMA ASAL KECAMATAN RAMAN UTARA MEMILIH BERSEKOLAH NGLAJU KE KECAMATAN PURBOLINGGO Risa Agustina, Budiyono, Yarmaidi This research aims to examine factor the causes of students Senior

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PUS. (Jurnal) Oleh AYU FITRI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PUS. (Jurnal) Oleh AYU FITRI 1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PUS (Jurnal) Oleh AYU FITRI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2016 2

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Bukit digunakan metode deskriptif, menurut Moh. Nazir (1983:63) Metode

METODOLOGI PENELITIAN. Bukit digunakan metode deskriptif, menurut Moh. Nazir (1983:63) Metode 22 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian analisis perkembangan daerah pemukiman di Kecamatan Balik Bukit digunakan metode deskriptif, menurut Moh. Nazir (1983:63) Metode deskriptif

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TENAGA KERJA PELAKU MOBILITAS SIRKULER DI KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA

KARAKTERISTIK TENAGA KERJA PELAKU MOBILITAS SIRKULER DI KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907 4298, Volume 13 Nomor 1 A, Januari 2017 : 261 268 KARAKTERISTIK TENAGA KERJA PELAKU MOBILITAS SIRKULER DI KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Astrid Salama Theodora

Lebih terperinci

Analisis Spasial Penyediaan Fasilitas Pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Boyolali

Analisis Spasial Penyediaan Fasilitas Pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Boyolali p-issn: 2477-3859 e-issn: 2477-3581 JURNAL INOVASI PENDIDIKAN DASAR The Journal of Innovation in Elementary Education http://jipd.uhamka.ac.id/index.php/jipd Volume 1 Number 2 June 2016 51-58 Analisis

Lebih terperinci