Memori dan Kaitannya dengan Stuktur Otak dan Faktor Fisiologis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Memori dan Kaitannya dengan Stuktur Otak dan Faktor Fisiologis"

Transkripsi

1 Memori dan Kaitannya dengan Stuktur Otak dan Faktor Fisiologis Liza Amanda Saphira B1 lizaamanda8@yahoo.com Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2011/2012 Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat Telephone : (021) , Fax : (021) Pendahuluan Ingatan adalah penyimpanan pengetahuan yang didapat untuk dapat diingat kembali kemudian. Belajar dan mengingat merupakan dasar bagi individu untuk mengadaptasikan perilaku mereka dengan lingkungan eksternal tertentu. Tanpa mekanisme ini, individu tidak dapat merencanakan interaksi yang berhasil dan secara sengaja menghindari keadaankeadaan tidak menyenangkan yang seharusnya dapat diprediksi. Perubahan-perubahan saraf yang berperan dalam retensi atau penyimpanan pengetahuan dikenal sebagai jejak ingatan. Secara umum, yang disimpan adalah konsep, bukan informasi verbatim (kata demi kata). Selagi kita membaca halaman ini, kita menyimpan konsep yang dibahas, bukan kata-kata spesifiknya. Kemudian, ketika kita mengambil kembali konsep dari ingatan, kita akan mengubahnya menjadi kata-kata kita sendiri. Namun kita dapat saja mengingat potongan informasi kata demi kata. Penyimpanan informasi yang diperoleh dilakukan paling sedikit dalam dua cara; ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Ingatan jangka pendek berlangsung beberapa detik sampai jam, sedangkan ingatan jangka panjang dipertahankan dalam hitungan harian sampai tahunan. Proses pemindahan atau fiksasi jejak ingatan jangka pendek menjadi simpanan ingatan jangka panjang dikenal sebagai konsolidasi. Pada makalah ini akan dibahas tentang ingatan (memori) dan kaitannya dengan struktur otak dan faktor fisiologisnya : klasifikasi memori, proses penyimpanan memori, serta faktor-faktor yang mempengaruhi memori. 1

2 Pembahasan I. Otak. Otak manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengkonsumsi 25% oksigen, dan menerima 1,5% curah jantung. (3) Bagian kranial pada tabung saraf membentuk tiga pembesaran (vesikel) yang berdiferensiasi untuk membentuk otak; otak depan, otak tengah, dan otak belakang. (3) a. Otak depan (proensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi, telensefalon dan diensefalon. (3) (1) Telensefalon merupakan awal hemisfer serebral atau serebrum, dan basal ganglia, serta korpus striatum (substansi abu-abu) pada serebrum. (2) Diensefalon menjadi talamus, hipotalamus, dan epitalamus. (3) b. Otak tengah (mesensefalon) terus tumbuh, dan pada orang dewasa disebut otak tengah. Bagian ini terdiri dari pedunkulus, dan korpora kuadrigemina. (3) c. Otak belakang (rombensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi, metensefalon dan mielensefalon. (1) Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan serebelum. (2) Mielensefalon menjadi medulla oblongata. (3) B. Lapisan pelindung otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan jaringan ikat yang disebut meninges. Lapisan meningeal terdiri dari pia mater, lapisan araknoid, dan dura mater. (3) 1. Pia mater adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat pada otak. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah untuk mensuplai jaringan saraf. (3) 2. Lapisan araknoid (tengah) terletak di bagian eksternal pia mater dan mengandung sedikit pembuluh darah. (3) a. Ruang subaraknoid memisahkan lapisan araknoid dari pia mater dan mengandung cairan serebrospinalis, pembuluh darah, serta jaringan 2

3 penghubung seperti selaput yang mempertahankan posisi araknoid terhadap pia mater di bawahnya. b. Berkas kecil jaringan araknoid, vili araknoid, menonjol ke dalam sinus vena (dural) dura mater. (3) 3. Dura mater, lapisan terluar, adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua lapisan. Lapisan ini biasanya terus bersarnbungan, tetapi terputus pada beberapa sisi spesifik. (3) a. Lapisan periosteal luar pada dura mater melekat di permukaan dalam kranium dan berperan sebagai periosteum dalam pada tulang tengkorak. (3) b. Lapisan meningeal dalam pada dura mater tertanam sampai ke dalam fisura otak dan terlipat kembali ke arahnya untuk membentuk bagian-bagian berikut: (1) Falks serebrum terletak dalam fisura longitudinal antar hemisfer serebral. Bagian ini melekat pada krista galli tulang etmoid. (2) Falks serebelum membentuk bagian pertengahan antar hemisfer serebelar. (3) Tentorium serebelum memisahkan serebrum dari serebelum. (4) Sela diafragma memanjang di atas sela tursika, tulang yang membungkus kelenjar hipofisis. (3) c. Pada beberapa regia, kedua lapisan ini dipisahkan oleh pembuluh darah besar, sinus vena yang mengalirkan darah keluar dari otak. (3) d. Ruang subdural memisahkan dura mater dari araknoid pada regia kranial dan medulla spinalis. (3) e. Ruang epidural adalah ruang potensial antara periosteal luar dan lapisan meningeal dalam pada dura mater di regia medulla spinalis. (3) C. Cairan serebrospinalis mengelilingi ruang subaraknoid di sekitar otak dan medulla spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak. (3) 1. Komposisi. Cairan serebrospinalis menyerupai plasma darah dan cairan interstisial, tetapi tidak mengandung protein. (3) 3

4 2. Produksi. Cairan serebrospinalis dihasilkan oleh a. Pleksus koroid, yaitu jaring-jaring kapilar berbentuk bunga kol yang menonjol dari pia mater ke dalam dua ventrikel otak. b. Sekresi oleh sel-sel ependimal, yang mengitari pembuluh darah serebral dan melapisi kanal sentral medulla spinalis. (3) 3. Sirkulasi cairan serebrospinalis adalah sebagai berikut: a. Cairan bergerak dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikular (Monro) menuju ventrikel ketiga otak, tempat cairan semakin banyak karena ditambahkan oleh pleksus koroid ventrikel ketiga. b. Dari ventrikel ketiga, cairan mengalir melalui akuaduktus serebral (Sylvius) menuju ventrikel keempat, tempat cairan ditambahkan kembali dari pleksus koroid. c. Cairan mengalir melalui tiga lubang pada langit-langit ventrikel keempat kemudian bersirkulasi melalui ruang subaraknoid di sekitar otak dan medulla spinalis. d. Cairan kemudian direabsorpsi di vili araknoid (granulasi) ke dalam sinus vena pada dura mater dan kembali ke aliran darah tempat asal produksi cairan tersebut. e. Reabsorpsi cairan serebrospinalis berlangsung secepat produksinya, dan hanya menyisakan sekitar 125 ml pada sirkulasi. Reabsorpsi normal berada di bawah tekanan ringan (10 mmhg sarnpai 20 ininhg), tetapi jika ada hambatan saat reabsorpsi berlangsung maka cairan akan bertambah dan tekanan intrakranial akan semakin besar. (3) 4. Fungsi cairan serebrospinalis adalah sebagai bantalan untuk jaringan lunak otak dan medulla spinalis, juga berperan sebagai media per-tukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla spinalis. (3) 5. Secara klinis, cairan serebrospinalis dapat diambil untuk pemeriksaan melalui prosedur pungsi lumbal (spinal tap), yaitu jarum berongga diinsersi ke dalam ruang sub-araknoid di antara lengkung saraf vertebra lumbal ketiga dan keempat. (3) 4

5 D. Otak dan medulla spinalis mengandung substansi abu-abu dan substansi putih. 1. Substansi abu-abu membentuk bagian luar otak (disebut korteks) dan bagian dalam medulla spinalis. Substansi ini mengandung badan sel neuron, serabut termielinisasi dan tidak-termielinisasi, astrosit proto-plasma. oligodendrosit, dan mikroglia. 2. Substansi putih membentuk bagian dalam otak dan bagian luar medulla spinalis. Kandungan pada substansi ini didominasi oleh serabut termielinisasi (tetapi juga oleh serabut tidak-termielinisasi), oligodendrosit, astrosit fibrosa, dan mikroglia. (3) E. Struktur Serebrum. Serebrum tersusun dari dua hemisfer serebral, yang membentuk bagian terbesar otak. (3) 1. Korteks serebral terdiri dari enam lapisan sel dan serabut saraf. Ketebalan masing-masing lapisan berbeda di berbagai area serebrum. 2. Ventrikel I dan II (ventrikel lateral) terletak dalam hemisfer serebral. 3. Korpus kalosum, yang terdiri dari serabut termielinisasi, menyatukan kedua hemisfer. 4. Fisura dan sulkus. Setiap hemisfer dibagi oleh fisura (ceruk dalam) dan sulkus (ceruk dangkal) menjadi empat lobus (frontal, parietal, oksipital, dan temporal) yang dinamakan sesuai dengan tulang tempatnya berada. (3) a. Fisura longitudinal membagi serebrum menjadi hemisfer kiri dan kanan. b. Fisura transversal memisahkan hemisfer serebral dari serebelum. c. Sulkus pusat (fisura Rolando) memisahkan lobus frontal dari lobus parietal. d. Sulkus lateral (fisura Sylvius) memisahkan lobus frontal dan temporal. e. Sulkus parieto-oksipital memisahkan lobus parietal dan oksipital. (3) 5. Girus. Permukaan hemisfer serebral memiliki semacam konvolusi yang disebut girus. Fungsi girus meliputi: a. Girus prasentral pada setiap hemisfer terletak dalam lobus frontal, tepat di depan flsura sentral. Girus Ini mengandung neuron yang bertanggung jawab untuk aktivltas motorik volunter. 5

6 b. girus postsentral terletak tepat di belakang flsura sentral, mengandung neuron yang terlibat dalam aktivitas sensorik. (3) F. Area fungsional korteks serebral meliputi area motorik primer, area sensorik primer, dan area asosiasi atau sekunder yang berdekatan dengan area primer dan berfungsi untuk integrasi dan interpretasi tingkat tinggi. (3) 1. Area motorik primer pada korteks a. Area motorik primer terdapat dalam girus presentral. Di sini, neuron (piramidal) mengendalikan kontraksi volunter otot rangka. Aksonnya menjalar dalam traktus piramidal. b. Area pramotorik korteks terletak tepat di sisi anterior girus presentral. Neuron (ekstrapiramidal) mengendalikan aktivitas motorik yang terlatih dan berulang, seperti mengetik. c. Area Broca terletak di sisi anterior area premotorik pada tepi bawahnya. Area ini mungkin hanya terdapat pada satu hemisfer saja (biasanya sebelah kiri) dan dihubungkan dengan kemampuan wicara. (3) 2. Area sensorik korteks a. Area sensorik primer terdapat dalam girus postsentral. Di sini, neuron menerima informasi sensorik urnum yang berkaitan dengan nyeri, tekanan, suhu, sentuhan, dan propriosepsi dari tubuh. b. Area visual primer terletak dalam lobus oksipital dan menerima informasi dari retina mata. c. Area auditori primer, terletak pada tepi atas lobus temporal, menerima impuls saraf yang berkaitan dengan pendengaran. d. Area olfaktori primer, terletak pada permukaan medial lobus temporal, berkaitan dengan indera penciuman. e. Area pengecap primer (gustatori), terletak dalam lobus parietal dekat bagian inferior girus postsentral, terlibat dalam persepsi rasa. (3) 3. Area asosiasi telah dipetakan dalam sistem yang disebut klasifikasi Brodmann. (3) a. Area asosiasi frontal, yang terletak pada lobus frontal, adalah sisi fungsi intelektual dan fisik yang lebih tinggi. 6

7 b. Area asosiasi somatik (somestetik), yang terletak dalam lobus parietal, berkaitan dengan interpretasi bentuk dan tekstur suatu objek dan keterkaitan bagian-bagian tubuh secara posisional. c. Area asosiasi visual, yang terletak pada lobus oksipital, dan area asosiasi auditorik, yang terletak dalam lobus temporal, berperan untuk menginterpretasi pengalaman visual dan auditori. d. Area wicara Wernicke, yang terletak dalam bagian superior lobus temporal, berkaitan dengan pengertian bahasa dan formulasi wicara. Bagian ini berhubungan dengan area wicara Broca. (3) 4. Nukleus basal adalah kepulauan substansi abu-abu (neuron) yang terletak jauh di dalam substansi putih serebrum. Pulau-pulau ini merupakan nukleus berpasangan yang berasosiasi dengan pergerakan kasar tubuh dan berhubungan dengan neuron dalam girus presentral. Gangguan pada nukleus basal dapat mengakibatkan penyakit yang berkaitan dengan aktivitas motorik seperti parkinson, chorea, dan athetosis. Struktur yang tercakup dalam nukleus basal meliputi: a. Nukleus kauda, dinamakan sesuai dengan bentuknya yang seperti ekor, dihubungkan dengan pergerakan otot rangka tak sadar. b. Nukleus amigdaloid adalah bagian ekor nukleus kauda. c. Nukleus lentikular (lentiform) terdiri dari dua bagian, putamen dan globus pallidus, yang bila disatukan disebut korpus striatum karena adanya persilangan pada tampilan serabut termielinisasi dan tidak termielinisasinya. Globus pallidus mengatur tonus otot dan ketepatan gerakan otot. (3) G. Diensefalon, berarti di antara otak, terletak di antara serebrum dan otak tengah serta tersembunyi dibalik hemisfer serebral, -kecuali pada sisi basal. Bagian ini terdiri dari seluruh struktur yang berada di sekitar ventrikel ketiga. (3) 1. Talamus terdiri dari dua massa oval (lebar 1V4 cm dan panjang 3% cm) substansi abu-abu yang sebagian tertutup substansi putih. Masing-masing massa menonjol ke luar untuk membentuk sisi dinding ventrikel ketiga. (3) a. Banyak nukleus sensorik dan motorik penting yang terletak dalam talamus, misalnya, nukleus genikulasi, nukleus ventral, dan nucleus ventrolateral. 7

8 b. Talamus merupakan stasiun pemancar sensorik utama untuk serabut aferen dart medulla splnalis ke serebrum. (3) (1) Akson neuron sensorik muncul dart sinaps tubuh bersama nuklei talamus untuk mempersepsikan kesadaran akan sensasi. (2) Serabut talamus merentang dalam traktus talamokortikal ke area sensorik serebrum untuk lokasillsasi, diferensiasi, dan interpretasi sensasi yang lebih baik. (3) Beberapa traktus eferen (motorik) yang keluar dart serebrum juga bersinapsis dengan neuron talamus. (3) 2. Hipotalamus terletak di sisi inferior talamus dan membentuk dasar serta bagian bawah sisi dinding ventrikel ketiga. (3) a. Struktur (1) Bagian anterior hipotalamus adalah substansi abu-abu yang menyelubungi kiasma optik, yang merupakan persilangan pada saraf optik. (2) Bagian tengah hipotalamus terdiri dart infundibulum (batang) kelenjar hipofisis posterior tempat melekatnya kelenjar hipofisis. (3) b. Fungsi (1) Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yang melakukan fungsi vegetatif penting untuk kehidupan, seperti pengaturan frekuensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan, dan aktivitas seksual. (3) (2) Hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan, dan kemarahan. (3) Hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur pelepasan atau inhibisi hormon kelenjar hipofisis, sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem endokrin. (3) 8

9 3. Epitalamus membentuk langit-langit tipis ventrikel ketiga. Suatu massa berukuran kecil, badan pineal, yang mungkin memiliki fungsi endokrin, menjulur dari ujung posterior epitalamus. (3) H. Sistem limbik terdiri dari sekelompok struktur dalam serebrum dan diensefalon yang terlibat dalam aktivitas emosional dan terutama aktivitas perilaku tidak sadar. (3) 1. Girus singulum, girus hipokampus. dan lobus piriformis merupakan bagian sistem limbik dalam korteks serebral. 2. Forniks dan area septum pada bagian frontal otak dekat bagian radiks bulbus olfaktori adalah bagian sub-kortikal sistem limbik. 3. Bagian-bagian hipotalamus, badan mamilari, nukleus amigdaloid, dan beberapa nukleus talarnlus anterior tertentu juga termasuk sistem limbik. (3) I. Otak tengah adalah bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan pons dan serebelum dengan serebrum dan berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks. Otak tengah, pons, dan medulla oblon-gata disebut batang otak (Gambar 9-20). (3) 1. Korpora kuadrigemina. adalah empat tonjolan bulat yang disebut kolikuli yang menyusun langit-langit otak tengah. a. Dua kolikulus superior berkaitan dengan refleks visual. b. Dua kolikulus inferior berkaitan dengan refleks auditori. 2. Pedunkulus serebral adalah dua berkas serabut silindris yang terbentuk dari traktus asenden dan desenden untuk membentuk bagian dasar otak tengah. 3. Otak tengah mengandung aquaductus Sylvius, yaitu saluran yang menghubungkan ventrikel ketiga dengan ventrikel keempat. (3) J. Pons (berarti jembatan) hampir semuanya terdiri dari substansi putih. Pons menghubungkan medulla, yang panjang, dengan berbagai bagian otak melalui pedunkulus serebral. (3) 1. Pusat respiratorik terletak dalam pons dan mengatur frekuensi dan kedalaman pernapasan. (3) 9

10 K. Serebelum terletak di sisi inferior pons dan merupakan bagian terbesar kedua dari otak. 1. Struktur. Serebelum terdiri dari bagian sentral terkonstriksi, vermis, dan dua massa lateral, hemisfer serebelar. (3) a. Seperti pada serebrum, substansi abu-abu membentuk korteks di bagian permukaan, yang kemudian terdorong menjadi lipatan (folia) yang dipisahkan oleh fisura. (3) b. Potongan melintang pada serebelum dengan substansl abu-abu di bagian luar dan substansi putih di bagian dalamnya terlihat seperti sebuah pohon dan dlsebut sebagai arbor vitae, atau pohon kehidupan. (3) 2. Fungsi. Serebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan balk. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang dicetuskan di suatu tempat di SSP berlangsung dengan halus bukannya mendadak dan tidak terkoordinasi. Serebelum juga berfungsi untuk mempertahankan postur. (3) L. Medulla oblongata, panjangnya sekitar 2,5 cm dan menjulur dari pons sampai medulla spinalis dan terus memanjang. Bagian ini berakhir pada area foramen magnum tengkorak. (3) Secara struktural, jaringan saraf terdiri dari sel saraf atau neuron, yang biasanya memperlihatkan banyak juluran panjang dan beberapa jenis sel glia atau neuroglia yang menyokong dan melindungi neuron dan ikut serta dalam aktifitas saraf, nutrisi saraf dan proses pertahanan sistem saraf pusat. (1) Neuron Sel saraf atau neuron merupakan satuan anatomis dan fungsional yang berdiri sendiri dengan sifat-sifat morfologis yang rumit. Kebanyakan neuron terdiri dari 3 bagian: dendrit, yang merupakan prosessus panjang dan multipel yang terkhususkan dalam menerima rangsang dari lingkungan, dari sel epitel sensoris, atau dari neuron lain; badan sel atau perikaryon, yang merupakan pusat untuk seluruh sel saraf tersebut dan juga dapat menerima 10

11 rangsang; dan akson, yang merupakan suatu prosesus tunggal yang terkhususkan dalam membangkitkan atau menghantarkan impuls saraf ke sel lain (sel saraf, otot, dan kelenjar). Bagian distal akson biasanya bercabang dan membentuk percabangan terminal. Tiap cabang dari percabangan ini membentuk pelebaran yang disebut end bulb (bongkol akhir), yang mempermudah penghantaran informasi ke sel berikutnya dalam rangkaian tersebut. Neuron biasanya menerima informasi melalui dendrit dan badan sel dan menghantarkannya melalui akson. Urutan ini merupakan mekanisme umum dalam fungsi neuron. Ukuran dan bentuk neuron serta prosesusnya sangat bervariasi. Perikaryon dapat berbentuk ovoid, atau bersikusiku; beberapa sangat besar, dengan diameter sampai 150 µm cukup besar untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. (1) Menurut ukuran dan bentuk prosesus mereka, kebanyakan neuron dapat dimasukkan dalam salah satu golongan berikut ini : neuron multipolar, yang mempunyai lebih dari 2 prosesus sel, yang satu adalah akson dan sisanya merupakan dendritnya; neuron bipolar, dengan satu dendrit dan satu akson; dan neuron pseudounipolar, yang mempunyai satu prosesus tunggal dekat dengan perikaryon tetapi kemudian ia bercabang 2, sehingga membentuk huruf T, satu cabang berjalan ke ujung perifer dan lainnya ke sistem saraf pusat. Pada neuron pseudounipolar, percabangan cabang-cabang perifer menerima rangsang dan berfungsi sebagai dendrit. Pentingnya neuron jenis ini adalah rangsang ditangkap oleh dendrit dan berjalan langsung ke terminal akson tanpa melalui perikaryon. Sebagian besar neuron tubuh bersifat multipolar. Neuron bipolar ditemukan dalam ganglion koklearis dan vestibularis, di dalam retina dan di dalam mukosa olfaktorius. Neuron pseudounipolar ditemukan di dalam ganglion spinalis, yang merupakan ganglion sensoris yang terletak pada radiks dorsalis saraf spinal, dan dalam sebagian ganglion kranialis. (1) Neuron dapat pula digolongkan menurut peranan fungsional mereka. Neuron motorik mengatur organ efektor (misalnya kelenjar eksokrin dan endokrin) dan serabut otot. Neuron sensoris berfungsi menerima rangsang sensoris dari dalam tubuh. Interneuron mengadakan hubungan timbal balik di antara neuron-neuron lain, sehingga membentuk rangkaian atau sirkuit fungsional yang kompleks. Di dalam sistem saraf pusat, badan sel saraf hanya ada di dalam substansia grisea. Substansia alba mengandung prosesus saraf tetapi tidak mengandung perikaryon. Di dalam sistem saraf tepi, perikaryon ditemukan di dalam ganglion dan di dalam beberapa sensoris (misalnya retina, mukosa olfaktorius). (1) Perikaryon (Soma) 11

12 Perikaryon merupaka bagian neuron yang mengandung nukleus dan sitoplasma disekitarnya, tidak termasuk prosesus sel tersebut. Ia terutama merupakan suatu pusat trofik (nutrisi), tetapi ia juga berfungsi menerima rangsang. Perikaryon kebanyakan neuron menerima sejumlah besar ujung saraf yang menyampaikan rangsang eksitasi atau inhibisi yang dibangkitkan di dalam sel saraf lain. Di dalam perikaryon terkandung (1) : Nukleus Kebanyakan sel saraf memperlihatkan suatu nukleus eukromatik (pucat pada pewarnaan) yang berbentuk sferis dan besar luar biasa dengan suatu nukleolus yang menonjol. Nukleus tersebut paling sering terletak di pusat badan sel kecuali di dalam sel saraf kolumna Clarke medulla spinalis. Sel saraf berinti ganda terlihat di dalam ganglion simpatis dan sensoris. (1) Retikulum Endoplasmik Granular (Kasar) Perikaryon mengandung suatu retikulum endoplasmik granular yang sangat berkembang yang tersusun menjadi kumpulan sisterna-sisterna sejajar. Dalam sitoplasma di antara sisterna tersebut terdapat sejumlah besar ribosom bebas. Sel-sel ini mensintesa protein struktural dan protein untuk transpor. Bila digunakan pewarnaan yang sesuai, retikulum endoplasmik granular dan ribosom bebas nampak di bawah mikroskop cahaya sebagai daerah granular basofilik yang disebut benda-benda Nissl. Jumlah benda Nissl bervariasi menurut jenis neuron dan keadaan fungsional. Mereka sangat banyak di dalam sel saraf besar seperti neuron motorik. (1) Aparatus Golgi Aparatus Golgi hanya terdapat di dalam perikaryon, di sekitar nukleus. Aparatus Golgi neuron biasanya terdiri dari susunan sejajar multipel dari sisterna halus dan terletak di sekitar tepi nukleus tersebut. Dengan menggunakan teknik impregnasi perak, Aparatus Golgi terlihat sebagai jaringan filamen tak teratur. (1) Mitokondria Mitokondria ditemukan di dalam neuron dan sangat banyak di dalam terminal akson. Di dalam perikaryon ukurannya kecil dan tersebar di seluruh sitoplasma. (1) Neurofilamen dan Mikrotubulus 12

13 Filamen intermediate dengan diameter 10 nm, yang disebut neurofilamen, banyak terdapat di dalam perikaryon dan prosesus sel. Perikaryon juga mengandung mikrotubulus dengan diameter 24 nm yang identik dengan yang ditemukan di dalam banyak sel lain. (1) Dendrit Kebanyakan sel saraf mempunyai banyak dendrit, yang sangat meningkatkan luas daerah penerima rangsang sel tersebut. Percabangan dendrit memungkinkan suatu neuron untuk menerima dan mengintegrasikan sejumlah besar terminal akson dari sel saraf lain. Secara struktural, dendrit sangat mirip dengan perikaryon, tetapi dendrit tidak mengandung aparatus golgi. Terdapat juga benda-benda Nissl dan mitokondria, kecuali pada dendrit yang sangat tipis. Neurofilamen dan mikrotubulus, yang juga ditemukan di dalam akson, lebih banyak di dalam dendrit. Dendrit biasanya pendek dan bercabang-cabang seperti percabangan sebuah pohon. Dendrit biasanya ditutupi oleh sejumlah besar duri atau tunas yang merupakan penonjolan dendritik kecil yang menjadi tempat hubungan sinaptik. (1) Akson Tiap neuron hanya mempunyai satu akson; ia merupakan suatu prosesus silindris yang panjang dan diameternya bervariasi menurut jenis neuron tersebut. Karena dendrit suatu sel saraf lebih banyak, volume total mereka biasanya lebih besar dari volume akson. Semua mulai dari perikaryon atau, dalam beberapa kasus, dari tangkai suatu dendrit utama melalui suatu daerah pendek berbentuk piramid yang disebut axon hillock yang dapat dibedakan dari dendrit dengan gambaran hisologik berikut ini : (1) Retikulum endoplasmik granular dan ribosom yang di temukan di dalam perikaryon dan dendrit tidak meluas ke dalam axon hillock. (2) Di dalam axon hillock, mikrotubulus tersusun dalam fasikulus atau berkas. Membran plasma akson disebut aksolemma dan isinya disebut aksoplasma. Di dalam neuron yang menghasilkan akson bermielin, bagian akson diantara axon hillock dan tempat dimana mielinisasi dimulai disebut segmen awal. Berbeda dengan dendrit, akson mempunyai diameter yang konstan dan tidak bercabang banyak. Kadang-kadang, akson tersebut segera setelah meninggalkan badan sel, memberikan suatu cabang yang kembali ke daerah badan sel tersebut. Di dalam sistem saraf pusat, akson memberikan cabang-cabang yang tegak lurus dengan arah utama mereka. Cabang-cabang ini dikenal sebagai kolateral. Sitoplasma akson sedikit mengandung organel dan terutama mempunyai beberapa mitokondria, mikrotubulus, 13

14 dan neurofilamen. Sitoplasma baru di bentuk dan bahan lain dibentuk di dalam badan sel dan ditranspor ke dalam akson. (1) Neuroglia Beberapa jenis sel yang ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berhubungan dengan neuron digolongkan sebagai neuroglia atau sel glia. Telah diperkirakan bahwa di dalam sistem saraf pusat ada 10 neuroglia untuk tiap neuron. Tetapi karena neuroglia jauh lebih kecil, mereka hanya menempati kira-kira setengah volume total jaringan saraf. Neuroglia meliputi astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependim. Astrosit dan oligodendrosit disebut makroglia. (1) Makroglia 1. Astrosit Astrosit merupakan neuroglia terbesar, yang memiliki banyak prosesus panjang. Astrosit mempunyai nukleus bulat yang terletak di sentral. Banyak prosesus mempunyai pedikel yang melebar pada ujung-ujungnya yang melekat pada dinding pembuluh darah kapiler. Pedikel ini, yang di sebut kaki vaskuler neuroglia, mengelilingi dan menyelubungi semua pembuluh darah dari jaringan vaskuler yang memberikan nutrisi kepada jaringan saraf. Prosesus astrosit juga ada pada bagian perifer otak dan medulla spinalis yang membentuk suatu lapisan dibawah pia mater. Biasanya ada 2 jenis astrosit: (1) protoplasmik, yang ditemukan di dalam substansia grisea otak dan medulla spinalis; (2) fibrosa, yang terutama ditemukan di dalam substansia alba. (1) 2. Oligodendrosit Oligodendrosit jauh lebih kecil daripada astrosit, dan prosesus mereka kurang banyak dan lebih pendek daripada yang ada di dalam neuroglia lain. Oligodendrosit ditemukan di dalam substansia grisea dan alba. Di dalam substansia grisea mereka terutama terdapat pada perikaryon. Jaringan saraf manusia mempunyai jumlah oligodendrosit terbanyak per sel saraf. Di dalam substansia alba, oligodendrosit terlihat dalam deretan-deretan diantara serabutserabut saraf bermielin. Sitoplasma oligodendrosit padat elektron dan terutama terdiri dari mitokondria, ribosom, dan mikrotubulus. Nukleus kecil, bulat, dan memperlihatkan kromatin yang memadat. (1) Mikroglia 14

15 Badan sel mikroglia kecil, padat, dan gepeng. Nukleus memperlihatkan kromatin yang memadat. Mikroglia mempunyai prosesus pendek yang ditutupi oleh banyak juluran kecil, sehingga terlihat seperti tanaman berduri. Mikroglia tidak banyak, tetapi mereka dapat di temukan di dalam substansia alba dan grisea. (1) Sel Ependim Sel ependim berasal dari lapisan dalam tabung neuralis. Sel ependim melapisi rongga otak dan medulla spinalis dan terendam di dalam cairan serebrospinal, yang mengisis ronggarongga ini. Dalam kehidupan embrionik, sel ependim mempunyai silia, yang kadang-kadang terlihat pada organisme dewasa di dalam beberapa bagian yang melapisi ventrikel. Dalam bagian-bagian tertentu sistem saraf pusat, sel ependim berhubungan langsung dan homolog dengan sel kuboid pleksus koroideus. (1) Sinaps Sinaps adalah hubungan antara satu terminal akson suatuneuron, yang dikenal sebagai neuron prasinaps, dan dendrit atau badan sel neuron lain, yang dikenal sebagai neuron pascasinaps. Dendrit, dan dengan tingkat yang lebih rendah, badan sel sebagian besar neuron menerima ribuan masukan sinaptik, yaitu terminal akson dari banyak neuron lain. Terminal akson suatu neuron prasinaps, yang menghantarkan potensial aksinya menuju ke sinaps, berakhir di suatu pembengkakan ringan, synaptic knob. Synaptic knob mengandung vesikel sinaps, yang menyimpan pembawa pesan kimiawi spesifik, neurotransmitter yang telah disintesis dan dikemas oleh neuron prasinaps. Ruang antara neuron prasinaps dan pascasinaps disebut celah sinaps. (2) Ketika potensial aksi di neuron prasinaps telah menjalar ke terminal akson, perubahan potensial lokal ini memicu terbukanya saluran Ca 2+ berpintu voltase di synaptic knob. Karena Ca 2+ jauh lebih pekat di CES dan gradien listriknya mengarah ke dalam, maka ion ini mengalir ke dalam synaptic knob melalui saluran-saluran yang terbuka. Ca 2+ memicu pelepasan neurotransmitter dari sebagian vesikel sinaps ke dalam celah sinaps. Pelepasan ini terlaksana dengan eksositosis. Neurotransmitter yang dibebaskan berdifusi menyebrangi celah dan berikatan dengan reseptor protein spesifik di membran subsinaps, bagian membran pascasinaps yang tepat berada di bawah synaptic knob. Pengikatan ini memicu terbukanya saluran-saluran ion spesifik di membran subsinaps, mengubah permeabilitas neuron pascasinaps terhadap ion. Ini adalah saluran-saluran berpintu kimiawi, yang berbeda dari 15

16 saluran berpintu voltase yang berperan dalam pembentukan potensial aksi dan influks Ca 2+ ke dalam synaptic knob. (2) Terdapat dua jenis sinaps, bergantung pada perubahan permeabilitas yang ditimbulkannya di neuron pascasinaps oleh ikatan neurotransmitter spesifik dengan reseptornya : sinaps eksitatorik dan sinaps inhibitorik. Perubahan permeabilitas yang terpicu di sinaps eksitatorik menyebabkan perpindahan sedikit ion K + keluar neuron pascasinaps, sedangkan Na + dalam jumlah besar masuk ke neuron ini. Bagian dalam membran menjadi kurang negatif dibandingkan pada saat potensial istirahat. Keadaan ini menimbulkan depolarisasi kecil neuron pascasinaps. Mebran kini lebih peka rangsang (lebih dekat ke ambang). Pada sinaps inhibitorik, pengikatan neurotransmitter yang berbeda dengan reseptornya meningkatkan permeabilitas membran subsinaps terhadap K + atau Cl -. Ini menyebabkan hiperpolarisasi kecil neuron pascasinaps (negativitas bagian dalam lebih besar). Potensial membran semakin jauh dari ambang. Membran menjadi kurang peka rangsang dibanding pada saat istirahat. (2) Neurotransmitter Lusinan zat yang berbeda, kebanyakan berupa molekul organik kecil yang mengandung nitrogen, diketahui berfungsi sebagai neurotransmitter. Tabel 48.1 menampilkan neurotransmitter utama yang sudah diketahui. Sebuah neurotransmitter tunggal dapat memicu respon yang berbeda pada sel pascasinaptik. Versatilitas ini bergantung pada keberadaan reseptor di sel pascasinaptik yang berbeda serta pada model kerja reseptor tersebut. Pada beberapa kasus, perbedaan pengaruh neurotransmitter disebabkan oleh perbedaan reseptor protein. Pada kasus lain, reseptor yang sama dapat mamicu perubahan molekuler yang berbeda pada sel pascasinaptik yang berlainan. (4) Asetilkolin adalah salah satu neurotransmitter yang umum ditemukan pada invertebrata maupun vertebrata. Pada sistem saraf pusat vertebrata, asetilkolin dapat bersifat inhibitoris atau eksitatoris, yang bergantung pada jenis reseptor. Anmina biogenik adalah neurotransmitter yang disintesis dari asam amino. Satu kelompok, yang dikenal sebagai katekolamina, dihasilkan dari asam amino tirosin. Kelompok ini meliputi epinefrin dan norepinefrin, yang juga berfungsi sebagai hormon, dan sebuah senyawa yang berhubungan erat yang disebut dopamin. Amina biogenik lainnya, serotonin, disintesis dari asam amino 16

17 triptofan. Amina biogenik umumnya berfungsi sebagai transmitter di SSP. Akan tetapi, norepinefrin juga berfungsi dalam cabang sistem saraf otonom. Dopamin dan serotonin tersebar luas dalam otak dan mempengaruhi keadaan tidur, suasana hati, perhatian, dan pembelajaran. (4) Empat asam amino yang dikenal sebagai neurotransmitter SP: asam gamma aminobutirat (GABA), glisin, glutamat, dan aspartat. GABA diyakini menjadi transmitter pada sebagian besar sinapsis inhibitorik di otak, menghasilkan IPSP dengan cara maningkatkan permeabilitas ion klorida membran pascasinaptik. (4) Klasifikasi memori Memori dapat diklasifikasikan menurut cara terjadinya dan menurut waktunya. Klasifikasi memori berdasarkan cara terjadinya : Menurut waktu : Memori deklaratif / kognitif Memori refleksif muscle memory (5) Memori jangka panjang Memori jangka pendek (5) Informasi yang baru diperoleh pada awalnya diendapkan di ingatan jangka pendek, yang kapasitas penyimpanannya terbatas. Informasi dalam ingatan jangka pendek mengalami salah satu dari dua nasib. Informasi ini segera dilupakan, atau dipindahkan ke dalam mode ingatan jangka panjang yang lebih permanen melalui latihan aktif atau pengulangan. Daur ulang informasi yang baru diperoleh melalui ingatan jangka pendek memperbesar kemungkinan bahwa informasi baru ini akan terkonsolidasi menjadi ingatan jangka panjang. Kadang-kadang hanya sebagian dari ingatan yang terfiksasi, sementara yang lain lenyap. Informasi yang menarik atau penting bagi individu lebih besar kemungkinannya di daur ulang dan difiksasi dalam ingatan jangka panjang, sementara informasi yang kurang penting cepat terhapus. (2) Kapasitas penyimpanan ingatan jangka panjang jauh lebih besar daripada kapasitas untuk ingatan jangka pendek. Karena gudang ingatan jangka panjang lebih besar, maka sering diperlukan waktu lebih lama untuk mengingat kembali ingatan jangka panjang dibandingkan ingatan jangka pendek. Mengingat adalah proses mengambil kembali informasi spesifik dari simpanan ingatan; lupa adalah ketidakmampuan mengambil kembali informasi yang 17

18 disimpan. Informasi yang lenyap dari ingatan jangka pendek akan dilupakan selamanya, tetapi informasi dalam simpanan jangka panjang sering hanya dilupakan secara transien. (2) Struktur otak yang mempengaruhi memori Tidak ada suatu pusat ingatan tunggal di otak. Neuron-neuron yang berperan dalam jejak ingatan tersebar luas di seluruh daerah subkorteks dan korteks otak. Bagian-bagian otak yang diperkirakan paling berperan dalam ingatan adalah hipokampus dan struktur terkait di lobus temporalis medial (dalam), sistem limbik, serebelum, korteks prafrontalis, dan bagianbagian lain korteks serebri. (2) 1. Hipokampus dan ingatan deklaratif Hipokampus, bagian medial lobus temporalis yang memanjang dan merupakan bagian dari sistem limbik, berperan vital dalam dalam ingatan jangka pendek yang melibatkan integrasi berbagai rangsangan terkait serta penting bagi konsolidasi ingatan tersebut menjadi ingatan jangka panjang. Hipokampus dipercayai menyimpan ingatan jangka panjang baru hanya sesaat dan kemudian memindahkannya ke bagian korteks lain untuk penyimpanan yang lebih permanen, tempat untuk penyimpanan jangka panjang berbagai jenis ingatan sedang mulai di identifikasi oleh para ilmuwan saraf. (2) Hipokampus dan daerah sekitarnya sangat berperan penting dalam ingatan deklaratifingatan apa tentang orang, tempat, benda, fakta, dan kejadian spesifik yang sering terbentuk setelah hanya satu pengalaman dan yang dapat dikemukakan dalam suatu penyataan seperti saya melihat tugu monas tahun lalu atau mengingat kembali suatu gambar dalam ingatan. Ingatan deklaratif memerlukan pemanggilan kembali secara sadar. Hipokampus dan struktur temporalis/limbik terkait sangat penting dalam mempertahankan ingatan tentang kejadian-kejadian seharo-hari dalam waktu yang memadai. (2) 2. Serebelum dan ingatan prosedural Berbeda dengan peran hipokampus dan daerah temporalis/limbik sekitar dalam ingatan deklaratif, serebelum dan daerah korteks terkait berperan penting dalam ingatan prosedural bagaimana yang melibatkan keterampilan motorik yang diperoleh melalui latihan berulang, misalnya mengingat gerakan tari tertentu. Daerah-daerah korteks yang penting untuk suatu ingatan prosedural adalah sistem-sistem motorik dan sensorik spesifik yang melakukan 18

19 tindakan/gerakan yang dimaksud. Berbeda dari ingatan deklaratif, yang diingat kembali secara sadar dari pengalaman sebelumnya, ingatan prosedural dapat dilaksanakan tanpa upaya sadar. Sebagai contoh, seorang pemain ski selama pertandingan biasanya berprestasi maksimal dengan membiarkan tubuhnya mengambil alih dan bukan memikirkan secara eksak gerakan-gerakan apa yang harus dilakukannya. (2) 3. Korteks prafrontal dan ingatan sementara Yang berperan utama dalam memadukan kemampuan berfikir kompleks yang berkaitan dengan ingatan sementara adalah korteks asosiasi prafrontal. Korteks prafrontal tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara untuk menahan data-data relevan online tetapi juga berperan besar dalam apa yang disebut sebagai fungsi eksekutif yang melibatkan manipulasi dan integrasi informasi untuk perencanaan, pemilihan prioritas, pemecahan masalah, dan pengorganisasian aktivitas. Korteks prafrontal melaksanakan fungsi-fungsi berpikir kompleks ini dengan bekerja sama dengan semua regio sensorik otak, yang berhubungan dengan korteks prafrontal melalui koneksi-koneksi saraf. (2) Proses penyimpanan memori Ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang memiliki mekanisme yang berbeda. Ingatan jangka pendek melibatkan modifikasi transien fungsi sinaps-sinaps yang sudah ada. Sebaliknya, ingatan jangka panjang melibatkan perubahan struktural dan fungsional yang relatif permanen antara neuron-neuron yang sudah ada di otak. Dua bentuk ingatan jangka pendek- habituasi (pembiasaan) dan sensititasi (pemekaan)- disebabkan oleh modifikasi berbagai protein saluran di terminal prasinaps neuron-neuron aferen tertentu yang berperan di jalur yang memerantai perilaku yang sedang mengalami modifikasi. Modifikasi ini, pada gilirannya, menimbulkan perubahan pada pelepasan neurotransmitter. Habituasi adalah penurunan responsivitas terhadap presentasi berulang suatu stimulus indifferen-yaitu, rangsangan yang tidak menghasilkan penghargaan atau hukuman. Sensitisasi adalah peningkatan responsivitas terhadap rangsangan ringan setelah rangsangan kuat yang mengganggu. (2) Mekanisme Habituasi Pada habituasi, penutupan saluran Ca 2+ mengurangi masuknya Ca 2+ ke dalam terminal prasinaps, yang menyebabkan penurunan pelepasan neurotransmitter. Akibatnya potensial pascasinaps berkurang dibandingkan dengan normal sehingga terjadi penurunan atau 19

20 hilangnya respon perilaku yang dikontrol oleh neuron eferen pascasinaps. Karena itu, ingatan untuk habituasi pada aplysia disimpan dalam bentuk modifikasi saluran-saluran Ca 2+ spesifik. Habituasi mungkin merupakan bentuk belajar yang paling sering dan dipercayai merupakan proses belajar pertama yang terjadi pada bayi manusia. Dengan belajar mengabaikan stimulus indifferen, hewan atau manusia bebas memperhatikan rangsangan yang lebih penting. (2) Mekanisme Sensitisasi Sensitisasi juga melibatkan modifikasi saluran, tetapi dengan mekanisme dan saluran yang berbeda. Berbeda dari apa yang terjadi pada habituasi, masuknya Ca 2+ ke dalam terminal prasinaps meningkat pada sensititasi peningkatan pelepasan neurotransmitter yang kemudian terjadi menghasilkan potensial pascasinaps yang lebih besar sehingga respon menjadi lebih kuat. Sensititasi tidak memiliki efek langsung pada saluran Ca 2+ prasinaps. Sensititasi secara tak langsung meningkatkan pemasukan Ca 2+ melalui fasilitasi prasinaps. Neurotransmitter serotonin dibebaskan dari antarneuron fasilitatif yang bersinaps di terminal prasinaps untuk menimbulkan peningkatan pelepasan neurotransmitter prasinaps sebagai respon terhadap potensial aksi. Bahan ini melakukannya dengan memicu pengaktifan pembawa pesan kedua AMP siklik di terminal prasinaps, yang akhirnya menyebabkan penyumbatan saluran K +. Penyumbatan ini memperlama potensial aksi di terminal sinaps. Potensial aksi yang berkepanjangan akan meningkatkan influks Ca 2+ yang berkaitan dengan sensitisasi. (2) Mekanisme penyimpanan ingatan jangka panjang Sementara ingatan jangka pendek berkaitan dengan penguatan transien sinaps-sinaps yang sudah ada, ingatan jangka panjang memerlukan pengaktifan gen-gen spesifik yang mengontrol sintesis protein yang dibutuhkan untuk perubahan struktural atau fungsional jangka panjang di sinaps-sinaps spesifik. Contoh dari pembentukan tersebut adalah pembentukan koneksi sinaps baru atau perubahan permanen pada membran pra atau pasca sinaps. Karena itu, simpanan ingatan jangka panjang melibatkan perubahan fisik yang agak permanen di otak. (2) Peningkatan luas permukaan dendrit diperkirakan meningkatkan tempat untuk sinaps. Karena itu, ingatan jangka panjang dapat disimpan, paling tidak sebagian, dalam pola tertentu percabangan dendritik dan kontak sinaptik. Suatu protein regulatorik positif, CREB adalah tombol molekular yang mengaktifkan gen-gen yang penting dalam penyimpanan ingatan 20

21 jangka panjang. Molekul terkait lain, CREB2 adalah penekan sintesis protein yang difasilitasi oleh CREB. Pembentukan ingatan yang bertahan lama melibatkan tidak saja pengaktifan faktor-faktor regulatorik positif (CREB) yang mendorong penyimpanan ingatan, tetapi juga inaktivasi (pemadaman) faktor-faktor penghambat (CREB2) yang mencegah penyimpanan ingatan. Perubahan keseimbangan antara faktor positif dan represif dipercayai menjamin bahwa hanya informasi yang relevan bagi individu, bukan semua yang dijumpai, yang dimasukkan ke dalam simpanan jangka panjang. (2) Protein-protein regulatorik CREB mengatur sekelompok gen, immediate early genes (IEGs), yang berperan penting dalam konsolidasi ingatan. Gen-gen ini mengatur sintesis protein-protein yang menyandi ingatan jangka panjang. Peran pasti yang mungkin dimainkan oleh protein-protein ingatan jangka panjang yang penting ini masih diperdebatkan. Proteinprotein ini mungkin diperlukan untuk perubahan struktural di dendrit atau digunakan untuk membentuk lebih banyak neurotransmitter atau reseptor tambahan. Selain itu, mereka mungkin melaksanakan modifikasi jangka panjang pelepasan neurotransmitter dengan memperlama proses-proses biokimia yang mula-mula diaktifkan oleh proses-proses ingatan jangka pendek. (2) Faktor yang mempengaruhi memori 1. Senyawa-senyawa yang menghambat atau mengaktifkan neurotransmitter/kegiatan neuron: a. Nikotin : mengaktivasi reseptor asetilkolin b. Physostigmin : meningkatkan kerja asetilkolin c. Antidepresan (misalnya Prozac) : mengingkatkan kerja serotonin d. Skopolamin (Thomas G.Aigner) : menghambat kerja Ach, mengganggu memori e. Striknin : pemberian pada tikus, segera setelah latihan akan meningkatkan penyimpanan memori. Pada beberapa jam setelah latihan, tidak meningkatkan memori. f. Kokain : memfasiltasi kerja dopamin. g. Amfetamin (stimulan) : fasilitasi memori, menggiatkan NE tubuh dan sistem dopamin. h. Beberapa antipsikotik : antagonis katekolamin, mencegah ikatan dopamin dengan reseptornya. i. Obat-obat penghambat aktivitas neuronal / sintesis protein : dapat menimbulkan amnesia retrograd. (5) 2. Faktor usia Bayi : memori deklaratif belum terbentuk (berpikir) 21

22 Anak sampai usia 2 tahun : memori deklaratif belum berkembang, proses memori masih refleksif (periode sensorimotor) dan setelah dewasa hampir tidak ingat peristiwa masa tersebut. (5) Usia lanjut : a. mungkin fungsi lobus frontalis yang tidak lagi efisien. b. Gangguan pemanggilan memori kata. c. Hipokampus : erentan terhadap proses penuaan. d. Sebagian besar tikus tua: gangguan memori spasial. (5) Hasil penelitian Petersen dkk: Usia tahun : gangguan konsolidasi ke memori jangka panjang. (5) 3. Faktor lingkungan Binatang yang dibesarkan dalam lingkungan majemuk : lapisan kortikal otak lebih tebal, struktur neuronal lebih rumit. Situasi lingkungan: distraksi yang mengganggu memori jangka pendek. (5) 4. Trauma Gegar otak, stroke mengakibatkan amnesia retrograd. Kehilangan kesadaran setelah terpukul yang mengakibatkan terhapusnya isi memori jangka pendek (hilangnya memori peristiwa yang terjadi kurang lebih setengah jam sebelumnya). Trauma hebat: mengganggu akses ke memori jangka panjang. Terapi kejutan listrik : mengakibatkan kehilangan memori jangka pendek (amnesia), namun tidak mengganggu memori jangka panjang) (5) 5. Lesi dalam struktur otak Lesi bagian medial lobus temporalis : regio kritis untuk konsolidasi memori yang mengakibatkan amnesia anterograd ( tidak dapat membentuk memori jangka panjang baru). Namun memori sebelum onset penyakit tidak terganggu. (5) Pada binatang : a. Kerusakan hipokampus : tidak dapat mempelajari hal baru, tidak dapat membentuk memori baru. b. Kerusakan amigdala : lambat belajar asosiasi, gangguan memori deklaratif. c. Kerusakan hipokampus dan amigdala: amnesia global. (5) Pada manusia: a. Kerusakan hipokampus menyebabkan amnesia global. b. Degenerasi bagian medial dekat garis tengah otak mengakibatkan sindroma Korsakof yang ditandai oleh amnesia global ( alkoholisme kronik). Kerusakan diensefalon (stroke, jejas, infeksi, tumor). Pola gangguan memori pada pengangkatan hipokampus dan amigdala. (5) 6. Faktor penyakit 22

23 Penderita alzheimer : banyak serat kolinergik mengalami deplesi. Gejala utamanya adalah kehilangan memori. (5) Kesimpulan Memori berkaitan dengan struktur otak pada manusia. Struktur otak yang berperan pada memori adalah hipokampus, serebelum, dan korteks prafrontal. Memori dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya dan berdasarkan waktunya. Berdasarkan cara terjadinya, memori diklasifikasikan menjadi memori deklaratif dan memori refleksif. Berdasarkan waktunya, memori dapat diklasifikasikan menjadi memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Proses penyimpanan memori pada jangka pendek dan jangka panjang pun berbeda. Pada memori jangka pendek, proses penyimpanan memori mencakup proses habituasi dan sensitisasi, sedangkan pada memori jangka panjang, proses penyimpanannya melibatkan gen-gen spesifik yang harus diaktifkan. Memori juga dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor senyawa yang dapat meningkatkan dan menghambat neurotransmitter, faktor usia, faktor lingkungan, faktor trauma, faktor lesi dalam struktur otak, dan faktor penyakit. Daftar Pustaka 1. Junqueira LC. Histologi dasar. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; P Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; P Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; P Campbell. Biologi. Jakarta: Erlangga; P Wati WW, Kindangen K, Wibawani N. Neuroscience. Jakarta; Fakultas kedokteran UKRIDA;

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif Sistem Syaraf Pusat OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif BAGIAN DAN ORGANISASI OTAK Otak orang dewasa dibagi menjadi: Hemisfere serebral

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus Sistem Saraf Dr. Hernadi Hermanus Neuron Neuron adalah unit dasar sistem saraf. Neuron terdiri dari sel saraf dan seratnya. Sel saraf memiliki variasi dalam bentuk dan ukurannya. Setiap sel saraf terdiri

Lebih terperinci

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang Jaringan syaraf Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi Menerima rangsang Mengubah rangsang menjadi impuls Meneruskan impuls ke saraf pusat Memberikan jawaban terhadap rangsang Sel syaraf punya tonjolan

Lebih terperinci

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF 17 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 17 SISTEM SARAF Segala aktivitas tubuh manusia dikoordinasi oleh sistem saraf dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf bekerja atas

Lebih terperinci

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 DOSEN Pengampu : Eva Tyas Utami,S.Si,M.Si Disusun Oleh : Laili Nur Azizah Lutfi (131810401004) Novita Nur Kumala (161810401003) Desy Lutfianasari

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

SISTEM SARAF. Sel Saraf

SISTEM SARAF. Sel Saraf SISTEM SARAF Sel Saraf Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistemn ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output

Gambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output SISTEM SARAF Gambar SEM kesepadanan antara sebuah sel saraf (neuron) dan mikroprossesor (chip) - 1 cm kubik otak > 50 juta sel saraf - sistem saraf dan sistem endokrin bekerjasama dan berinteraksi dalam

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF Sistem syaraf bertanggung jawab dalam mempertahankan homeostasis tubuh (kesetimbangan tubuh, lingkungan internal tubuh stabil) Fungsi utamanya adalah untuk:

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi ANATOMI OTAK BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi www.unita.lecture.ub.ac.id Bagian Otak 1. Otak Bagian Belakang (hindbrain) 2. Otak Bagian Tengah (midbrain) 3. Otak Bagian Depan (forebrain) Hindbrain

Lebih terperinci

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF A. Organisasi dan Sel Saraf PENDAHULUAN ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem

Lebih terperinci

Perkembangan pada masa janin Susunan saraf pusat. Bentuk yang berubah menuju bentuk sempurna akhir.

Perkembangan pada masa janin Susunan saraf pusat. Bentuk yang berubah menuju bentuk sempurna akhir. Perkembangan pada masa janin Susunan saraf pusat. Bentuk yang berubah menuju bentuk sempurna akhir. Latar perkembangan perubahan. Model berfikir empirik positif materialis Ilmu berdasarkan bukti empirik

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 1. Perhatikan gambar berikut! Sel yang ditunjukkan gambar diatas adalah... neuron nefron neurit nucleus Kunci Jawaban : A

Lebih terperinci

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF 2.1 Ganglia basalis dan subthalamik nukleus Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain dalam menghasilkan gerakan motorik terutama

Lebih terperinci

Sering Lupa. Alitha Rachma Oktavia. Kelompok B-5. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. Pendahuluan

Sering Lupa. Alitha Rachma Oktavia. Kelompok B-5. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. Pendahuluan Sering Lupa Alitha Rachma Oktavia 102010278 Kelompok B-5 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012 Pendahuluan Sistem saraf adalah salah satu dari dua sistem kontrol pada tubuh, yang lain

Lebih terperinci

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagaimana kita bisa merasakan sakit ketika di cubit?, bagaimana terjadi reflek ketika tangan tersulut api?, bagaimana kita melihat, mendengar

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018

FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

NEURON & HORMON. Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB

NEURON & HORMON. Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB NEURON & HORMON Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB unita@ub.ac.id www.unita.lecture.ub.ac.id SISTEM SARAF Sistem saraf tersusun oleh 2 tipe sel : 1. Neuron 2. Glia NEURON Neuron adalah sel khusus

Lebih terperinci

Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf

Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf FISIOLOGI VETERINER Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang).

Lebih terperinci

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA Bio Psikologi Modul ke: Konduksi Neural / Sinapsis: 1. Konsep sinapsis 2. Peristiwa kimiawi pada sinapsis 3. Obat-obatan dan sinapsis Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi Psikologi Konsep

Lebih terperinci

SISTEM SARAF PADA MANUSIA

SISTEM SARAF PADA MANUSIA TUGAS ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SISTEM SARAF PADA MANUSIA Disusun oleh: Iis Nur Aisyah 24101020 Santi Nursamsiyah 24101048 SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG 2013 1. Sistem saraf Sistem saraf merupakan salah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka DAFTAR ISI Definisi 2 Traktus Spinotalamikus Anterior 2 Traktus Spinotalamikus Lateral 4 Daftar Pustaka 8 1 A. Definisi Traktus Spinotalamikus adalah traktus yang menghubungkan antara reseptor tekanan,

Lebih terperinci

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI Modul ke: Anatomi Sistem Saraf Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Susunan Umum Sistem Saraf Sistem saraf terdiri atas 2 bagian yaitu central

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI 1. SISTEM SARAF 2. SISTEM ENDOKRIN 3. SISTEM INDERA 4. SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN SISTEM SARAF PADA MANUSIA Sistem saraf tersusun

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta ea/sistem saraf/sma/2013 1 Sistem Koordinasi 1. Sistem saraf 2. Sistem hormon 3. Sistem indera ea/sistem saraf/sma/2013

Lebih terperinci

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Perbandingan antara Sistem syaraf Somatik dan Otonom Sistem

Lebih terperinci

Jaras Desenden oleh Evan Regar,

Jaras Desenden oleh Evan Regar, Jaras Desenden oleh Evan Regar, 0906508024 Pendahuluan Telah diketahui bahwa terdapat serabut saraf yang terletak di substansia alba medulla spinalis mengandung dua arah pembawaan informasi, yakni arah

Lebih terperinci

Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus

Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus Merupakan fungsi integratif Lengkung reflex (reflex arc) adalah jalur

Lebih terperinci

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia Otak dan Saraf Kranial By : Dyan & Aulia Struktur Otak Otak Tengah (Mesencephalon) Otak (Encephalon) Otak Depan (Proencephalon) Otak Belakang (Rhombencephalon) Pons Serebellum Medulla Oblongata Medula

Lebih terperinci

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus DIENCEPHALON Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus THALAMUS Thalamos = ruangan di dalam Letaknya di bagian dorsal diencephalon

Lebih terperinci

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Saraf Manusia ; neuron Sistem saraf PENGATUR fungsi tubuh

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA

SISTEM SARAF MANUSIA SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur

Lebih terperinci

ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA

ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA Dr. LITA FERIYAWATI NIP. 132295736 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENDAHULUAN Sistim saraf manusia adalah suatu

Lebih terperinci

TUGAS 3 SISTEM PORTAL

TUGAS 3 SISTEM PORTAL TUGAS 3 SISTEM PORTAL Fasilitator : Drg. Agnes Frethernety, M.Biomed Nama : Ni Made Yogaswari NIM : FAA 113 032 Kelompok : III Modul Ginjal dan Cairan Tubuh Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp tanggal upload : 23 April 2009 FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar memerlukan proses memori (daya ingat), yang terdiri dari tiga tahap ; yaitu mendapatkan informasi (learning), menyimpannya (retention), dan mengingat

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu pengorganisasian biologis sel yang

Lebih terperinci

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Struktur Sistem Saraf Otonom Mengatur perilaku otomatis dari tubuh. Terbagi menjadi dua subsistem: Sistem saraf simpatetik. Sistem saraf parasimpatetik Sistem saraf

Lebih terperinci

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI 1.1PENGERTIAN NYERI Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme

Lebih terperinci

A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF

A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF 1. Neuron Neuron adalah unit fungsional sistem syaraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma, dengan komponen-komponennya antara lain: a. Badan sel Berfungsi

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp, M.Biomed PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan

Lebih terperinci

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 PENGERTIAN SISTEM SARAF Merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh Merupan

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA. oleh: AISHA RAHMA F

SISTEM SARAF MANUSIA. oleh: AISHA RAHMA F SISTEM SARAF MANUSIA oleh: AISHA RAHMA F 141610101058 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2014 1 SISTEM SARAF I. SISTEM SARAF Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan

Lebih terperinci

BESAR/ CEREBRUM KECIL / CEREBELLUM OTAK DIENCEPHALON, MESENCEPHALON, PONS, MEDDULLA OBLONGATA BATANG OTAK SSP STB/ MEDULLA SPINALIS LCS

BESAR/ CEREBRUM KECIL / CEREBELLUM OTAK DIENCEPHALON, MESENCEPHALON, PONS, MEDDULLA OBLONGATA BATANG OTAK SSP STB/ MEDULLA SPINALIS LCS BESAR/ CEREBRUM OTAK KECIL / CEREBELLUM SSP BATANG OTAK DIENCEPHALON, MESENCEPHALON, PONS, MEDDULLA OBLONGATA STB/ MEDULLA SPINALIS LCS NERVI CRANIALIS = 12 PASANG SST SOMATIS NERVI SPINALIS = 31 PASANG

Lebih terperinci

ANATOMI GANGLIA BASALIS

ANATOMI GANGLIA BASALIS ANATOMI GANGLIA BASALIS Basal Ganglia terdiri dari striatum (nukleus kaudatus dan putamen), globus palidus (eksterna dan interna), substansia nigra dan nukleus sub-thalamik. Nukleus pedunkulopontin tidak

Lebih terperinci

Sistem Saraf BIO 3 A. PENDAHULUAN B. SEL SARAF C. MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS SISTEM SARAF. materi78.co.nr

Sistem Saraf BIO 3 A. PENDAHULUAN B. SEL SARAF C. MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS SISTEM SARAF. materi78.co.nr Sistem Saraf A. PENDAHULUAN Sistem saraf adalah salah satu bagian dari sistem koordinasi yang mengatur aktivitas tubuh melalui rangsangan listrik secara cepat. Komponen sistem saraf terdiri atas sel saraf,

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan Sistem Saraf Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi Otak Sumsum Sistem Saraf Aferen Sistem Saraf Eferen Lobus Frontalis Lobus Temporalis Otak Besar Lobus Oksipitalis Lobus Parietalis Otak Kecil Sumsum Lanjutan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara (2011: 3-6) belajar merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara (2011: 3-6) belajar merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Kependidikan 1. Pengertian Belajar Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara (2011: 3-6) belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung

Lebih terperinci

Makalah Forensik Kematian Mendadak Karena Kerusakan Sistem Saraf Pusat

Makalah Forensik Kematian Mendadak Karena Kerusakan Sistem Saraf Pusat Makalah Forensik Kematian Mendadak Karena Kerusakan Sistem Saraf Pusat Disusun oleh : 1. Fauzan Rachman 2. Wela Jayanti 3. Luvita Senjawati 4. Rany Ramadhani KS 5. Monica Wulandari 6. Ratnah Aryanti 7.

Lebih terperinci

Formatio Reticularis & Sistem Limbik. Oleh Prof dr Ahmad Effendi AAI dr Sufitni M.Kes

Formatio Reticularis & Sistem Limbik. Oleh Prof dr Ahmad Effendi AAI dr Sufitni M.Kes Formatio Reticularis & Sistem Limbik Oleh Prof dr Ahmad Effendi AAI dr Sufitni M.Kes Formatio Reticularis Jaring yang membentang sepanjang sumbu susunan saraf pusat dari medulla spinalis sampai cerebrum

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi

Lebih terperinci

Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit. penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan

Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit. penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan MORFOLOGI Organisasi Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan neuron yang merupakan unit penyusun sistem saraf.

Lebih terperinci

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) Bio Psikologi Modul ke: PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) 1. Penemuan Transmisi Kimiawi pada Sinapsis 2. Urutan Peristiwa Kimiawi pada Sinaps 3. Hormon Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi

Lebih terperinci

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Bio Psikologi Modul ke: Fakultas Psikologi SISTEM SENSORI MOTOR 1. Tiga Prinsip Fungsi Sensorimotor 2. Korteks Asosiasi Sensorimotor 3. Korteks Motorik Sekunder 4. Korteks Motorik Primer 5. Serebelum dan

Lebih terperinci

BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN

BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN A. SISTEM SARAF Otak Besar Otak Otak kecil Sistem saraf S.S Pusat Medula Spinalis Saraf Penghubung S.Cranial S.S. Tepi S. Spinal S. Otonom Saraf simpatis

Lebih terperinci

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf SSP SST Otak Medula spinalis Saraf somatik Saraf Otonom Batang otak Otak kecil Otak besar Diencephalon Mesencephalon Pons Varolii Medulla Oblongata Saraf

Lebih terperinci

A. MEKANISME KOORDINASI DAN PENGENDALIAN

A. MEKANISME KOORDINASI DAN PENGENDALIAN BAB III Mekanisme Koordinasi dan Pengendalian Sistem Saraf A. MEKANISME KOORDINASI DAN PENGENDALIAN PADA SEL SARAF Otak manusia mengatur dan mengkordinir, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh, homeostasis

Lebih terperinci

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB FUNGSI LUHUR Oleh : dr. Euis Heryati Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB FUNGSI LUHUR FUNGSI YANG MEMUNGKINKAN MANUSIA DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN JASMANI DAN ROHANI SESUAI DENGAN NILAI

Lebih terperinci

Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Files of DrsMed FK UNRI (http://www.yayanakhyar.co.nr

Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Files of DrsMed FK UNRI (http://www.yayanakhyar.co.nr Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari, berbagai macam perasaan dapat dirasakan. Rasa panas bila menyentuh api, rasa nyeri jika kulit ditusuk

Lebih terperinci

Sensasi dan Persepsi

Sensasi dan Persepsi SENSASI Sensasi dan Persepsi Sensasi: Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh benda-benda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan mental yg mengatur impulsimpuls sensorik mjd 1 pola bermakna Proses

Lebih terperinci

TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT

TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 1.AAM CITRIDA PRAMITA 2.ARI KUNCORO 3.AGNES THERESIA 4.AULIA DWI NATALIA 5.DELLA ROSALIA 6.. 7.. 8... 9... 10. DEPARTEMEN

Lebih terperinci

A. Bagian-Bagian Otak

A. Bagian-Bagian Otak A. Bagian-Bagian Otak 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak

Lebih terperinci

Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron. Gamaliel Septian Airlanda

Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron. Gamaliel Septian Airlanda Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron Gamaliel Septian Airlanda Prinsip Dasar Jalannya Rangsang a) Resting Membrane Potensial b) Potensial Membrane c) Potensial aksi d) Sifat elektrik pasif membrane

Lebih terperinci

Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia

Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia Sistem Koordinasi Tubuh kita terdiri dari banyak organ yang kesemuanya bekerja tanpa saling mengganggu antara organ satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah sebuah proses dimana kita menghasilkan atau mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru. Memori adalah proses menyimpan pengetahuan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia perkuliahan seringkali mahasiswa-mahasiswi mengalami stres saat mengerjakan banyak tugas dan memenuhi berbagai tuntutan. Terbukti dengan prevalensi

Lebih terperinci

Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si

Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si Sistem Saraf Sistem Saraf Sistem saraf berfungsi untuk mengumpulkan dan memproses informasi, memberikan reaksi terhadap berbagai rangsangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

Sistem Neurobehaviour

Sistem Neurobehaviour Tentang Penulis Tutu April Ariani, SKp, MKes. adalah dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maharani Malang. Sejak 2010 setelah sebelumnya di Akper Darul Ulum selama 14 tahun. Keaktifannya di bidang

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. tingkat waktu kematian terhadap kemampuan pergerakan silia cavitas nasi hewan

BAB 6 PEMBAHASAN. tingkat waktu kematian terhadap kemampuan pergerakan silia cavitas nasi hewan 42 BAB 6 PEMBAHASAN Penelitian ini mempunyai tujuan untuk melihat pengaruh perbedaan suhu dan tingkat waktu kematian terhadap kemampuan pergerakan silia cavitas nasi hewan coba post mortem. Penelitian

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SISTEM SARAF. Chairul Huda Al Husna

KONSEP DASAR SISTEM SARAF. Chairul Huda Al Husna KONSEP DASAR SISTEM SARAF Chairul Huda Al Husna DIVISI SISTEM SARAF Sistem saraf pusat (SSP) : Otak Medula spinalis Sistem saraf perifer : Motorik (eferen) Sensorik (aferen) Sistem saraf otonom Simpatik

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama : LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (SISTEM SARAF PUSAT SEBAGAI PENGENDALI GERAK REFLEKS) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM

Lebih terperinci

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik Sistem Syaraf Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Lebih terperinci

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik 1. Motorik Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia. Gerakan diatur oleh pusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area

Lebih terperinci

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP S E L Suhardi, S.Pt.,MP Foreword Struktur sel, jaringan, organ, tubuh Bagian terkecil dan terbesar didalam sel Aktivitas metabolisme sel Perbedaan sel hewan dan tumbuhan Metabolisme sel Fisiologi Ternak.

Lebih terperinci

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ STRUKTUR TUBUH MANUSIA SEL (UNSUR DASAR JARINGAN TUBUH YANG TERDIRI ATAS INTI SEL/ NUCLEUS DAN PROTOPLASMA) JARINGAN (KUMPULAN SEL KHUSUS DENGAN BENTUK & FUNGSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memori disimpan di otak dengan mengubah sensitivitas dasar transmisi hipnotis antar neuron sebagai akibat dari aktivitas neuron sebelumnya. Jaras terbaru atau yang

Lebih terperinci

SENSASI PERSEPSI Biopsikologi

SENSASI PERSEPSI Biopsikologi SENSASI PERSEPSI Biopsikologi UNITA WERDI RAHAJENG www.unita.lecture.ub.ac.id Sensasi: Sensasi dan Persepsi Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh bendabenda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan

Lebih terperinci

NEUROTRANSMITTER. Kurnia Eka Wijayanti

NEUROTRANSMITTER. Kurnia Eka Wijayanti NEUROTRANSMITTER Kurnia Eka Wijayanti Neurotransmitter Merupakan senyawa pengantar impuls dari sebuah saraf ke target organ Dilepaskan dari ujung axon dan masuk ke celah sinaps Jenis neurotransmitter Klas

Lebih terperinci

Ketebalan retina kira-kira 0,1 mm pada ora serata dan 0,56 mm pada kutub posterior. Di

Ketebalan retina kira-kira 0,1 mm pada ora serata dan 0,56 mm pada kutub posterior. Di Anatomi Retina Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan semitransparan yang melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata. Retina membentang ke anterior hampir sejauh korpus

Lebih terperinci

SEL-SEL L S ISTE T M P ERS R YAR A A R F A A F N

SEL-SEL L S ISTE T M P ERS R YAR A A R F A A F N Pembagian Sistem Saraf 1. Sistem Saraf Pusat System = CNS) (Central Nervous Prepared by : MUKHLASIN, AMK., S.Pd.,., SKM., MKM. 2. Sistem Saraf Perifer (Peripheral Nervous System = PNS) Fungsi Sistem Persarafan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran terhadap kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan (Sherwood, 2014). Selain itu, nyeri

Lebih terperinci

MAKALAH HISTOLOGI SISTEM SARAF OLEH KELOMPOK IV (EMPAT) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

MAKALAH HISTOLOGI SISTEM SARAF OLEH KELOMPOK IV (EMPAT) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR MAKALAH HISTOLOGI SISTEM SARAF OLEH KELOMPOK IV (EMPAT) TENRI SA NA WAHID PHIKA AINNADYA HASAN ST. HATIJAH JUMRIAH NUR MUH. FADIL TENDEAN H41109258 H41109260 H41109262 H41109267 H41109267 JURUSAN BIOLOGI

Lebih terperinci

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo Jaringan Hewan Compiled by Hari Prasetyo Tingkatan Organisasi Kehidupan SEL JARINGAN ORGAN SISTEM ORGAN ORGANISME Definisi Jaringan Kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk

Lebih terperinci

Peningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas

Peningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas Lobus Otak dan Fungsinya Lobus Frontal Lobus frontal adalah rumah bagi pemikiran kognitif kita, dan itu adalah proses yang menentukan dan membentuk kepribadian seorang individu. Pada manusia, lobus frontal

Lebih terperinci

SISTEM SARAF PADA MANUSIA

SISTEM SARAF PADA MANUSIA Makalah Anatomi Fisiologi Manusia SISTEM SARAF PADA MANUSIA KELOMPOK 5 : 1. ALFINA NORA 2. LARASATI AKJULIMA 3. LEDYS AMELIA 4. MIA YUNITA 5. RANI PUTRI ANDESCO 6. RAUKA HILLIAH 7. RESSY RAHMADANI 8. REZA

Lebih terperinci

Sistem Saraf Tepi (perifer)

Sistem Saraf Tepi (perifer) SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf

Lebih terperinci

REGULASI PERNAPASAN Pusat Pernapasan. Pusat pernapasan adalah beberapa kelompok neuron yang terletak di sebelah bilateral medula oblongata dan pons.

REGULASI PERNAPASAN Pusat Pernapasan. Pusat pernapasan adalah beberapa kelompok neuron yang terletak di sebelah bilateral medula oblongata dan pons. REGULASI PERNAPASAN Pusat Pernapasan Pusat pernapasan adalah beberapa kelompok neuron yang terletak di sebelah bilateral medula oblongata dan pons. Organisasi pusat pernapasan Daerah ini dibagi menjadi

Lebih terperinci