Sering Lupa. Alitha Rachma Oktavia. Kelompok B-5. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. Pendahuluan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sering Lupa. Alitha Rachma Oktavia. Kelompok B-5. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. Pendahuluan"

Transkripsi

1 Sering Lupa Alitha Rachma Oktavia Kelompok B-5 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012 Pendahuluan Sistem saraf adalah salah satu dari dua sistem kontrol pada tubuh, yang lain adalah sistem endokrin. Secara umum, sistem saraf mengkoordinasikan respons-respons cepat, sementara sistem saraf endokrin mengatur aktifitas yang lebih memerlukan durasi dari pada kecepatan. Sistem saraf terdiri dari susunan / sistem saraf pusat (SSP), yang mencakup otak dan korda spinalis, dan sistem saraf perifer, yang mencakup serat-serat saraf yang membawa informasi ke (divisi aferen) dan dari (divisi aferen) SSP. Terdapat tiga kelas neuron: neuronneuron aferen, neuron aferen, dan antar neuron. Yang membentuk sel dapat dirangsang pada sistem saraf. Neuron aferen memberitahu SSP mengenai kondisi lingkungan eksternal dan internal. Neuron aferen membawa intruksi dari SSP ke organ efektor, yaitu otot dan kelenjar. Antarneuron berperan mengintegrasikan informasi aferen dan memformulasikan respons eferen, serta untuk fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi yang berkaitan dengan pikiran. Terdapat 2 jenis ingatan: - Ingatan jangka pendek dengan kapasitas terbatas dan retensi yang singkat, yang dikode,paling tidak sebagian oleh modifikasi sementara pengeluaran neurotransmiter. - Ingatan jangka panjang dengan kapasitas yang besar dan memiliki jejak-jejak ingatan yang tahan lama. Ingatan ini diperkirakan melibatkan perubahan struktural atau fungsional yang relatif permanen antara neuron-neuron yang sudah ada. 1

2 Hipothalamus Gambar 1. Hipotalamus Sumber: Hipotalamus adalah kumpulan nukleus spesifik dan serat-serat terkait yang terletak di bawah thalamus. Daerah ini merupakan pusat integrasi untuk banyak fungsi homeostatik penting dan berfungsi sebagai penghubung penting antara sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Secara spesifik, hipotalamus (1) mengontrol suhu tubuh; (2) mengontrol rasa haus dan pengeluaran urin; (3) mengontrol asupan makanan; (4) mengontrol sekresi hormonhormon hipofisis anterior; (5) menghasilkan hormone-hormon posterior; (6) mengontrol kontraksi uterus dan pengeluaran susu; (7) berfungsi sebagai pusat koordinasi sistem saraf otonom utama, yang kemudian mempengaruhi semua otot polos, otot jantung, dan kelenjar eksokrin; dan (8) berperan dalam pola perilaku dan emosi. Hipotalamus adalah daerah otak yang paling jelas terlibat dalam pengaturan langsung lingkungan internal. Sebagai contoh, apabila tubuh dingin, hipotalamus mencetuskan respons-respons internal untuk meningkatkan pembentukan panas (misalnya menggigil) dan untuk menurunkan pengeluaran panas (misalnya konstriksi pembuluh darah kulit untuk mengurangi aliran darah hangat ke permukaan tubuh, karena panas dapat hilang ke lingkungan eksternal). Daerah-daerah lain di otak, misalnya korteks serebrum, bekerja secara lebih tidak langsung untuk mengatur lingkungan internal. Sebagai contoh, seseorang yang merasa dingin akan termotivasi untuk secara sadar memakai baju yang lebih hangat, menutup jendela, menyalakan pemanas, dan seterusnya. Bahkan aktivitas perilaku volunteer ini sangat 2

3 dipengaruhi oleh hipotalamus, yang sebagai bagian dari sistem limbik, berfungsi bersama korteks mengontrol emosi dan perilaku yang dimotivasi. Konsep emosi mencakup perasaan emosional subjektif dan suasana hati (misalnya rasa marah, rasa takut, dan kebahagiaan) ditambah respons fisik yang nyata yang berkaitan dengan perasaan tersebut. Respons-respons tersebut mencakup pola-pola perilaku spesifik (misalnya, persiapan menyerang atau bertahan jika dibuat marah oleh musuh) dan ekspresi emosional yang dapat diamati (misalnya tertawa, menangis, atau tersipu). Bukti menunjukkan bahwa sistem limbic berperan sentral dalam semua aspek emosi. Stimulasi daerah-daerah tertentu di dalam sistem limbic manusia selama pembedahan otak menimbulkan berbagai sensasi subjektif yang tidak jelas, yang diutarakan oleh pasien sebagai rasa senang, kepuasan, atau kenikmatan di suatu daerah serta keputusasaan, keketakutan, atau kecemasan di bagian lain. Hubungan antara hipotalamus, sistem limbik, dan daerah-daerah kortikal yang lebih tinggi berkenaan dengan emosi dan perilaku masih belum dipahami dengan jelas. Tampaknya keterlibatan hipotalamus yang luas pada sistem limbik bertanggung jawab terhadap responsrespons internal involunter berbagai sistem tubuh dalam mempersiapkan berbagai tindakan yang sesuai untuk menyertai keadaan emosional tertentu. Sebagai contoh, peningkatan kecepatan denyut jantung dan frekuensi pernapasan, peningkatan tekanan darah, dan pengaliran banyak darah ke otot-otot rangka yang terjadi sebagai antisipasi serangan sewaktu dibuat marah dikontrol oleh hipotalamus. Perubahan keadaan internal sebagai persiapan tersebut tidak memerlukan kontrol kesadaran. Fungsi Hipotalamus Fungsi-fungsi utama hipotalamus diringkas pada. Sebagian jelas merupakan refleks viseral, sedangkan sebagian meliputi reaksi tingkah laku dan emosi yang kompleks; namun, semuanya mencakup respons tertentu terhadap rangsang tertentu. Hal ini penting diingat dalam membahas fungsi hipotalamus. 1 3

4 Sistem Limbik Gambar 2. Sistem limbik Sumber: Sistem limbik adalah kombinasi sitkuit-sirkuit neuron yang mengontrol perilaku emosional dan dorongan motivasional. Kompleks besar struktur ini terdiri dari komponen subkorteks dan korteks. Kelompok subkorteks mencakup hipotalamus, septum, daerah paraolfaktorius, epitalamus, nukleus thalamus anterior, hipokampus, amigdala, dan bagianbagian ganglia basalis. Di sekitar struktur-struktur subkorteks terdapat korteks limbik, yang terdiri dari korteks orbitofrontalis, girus subkalosus, girus singulata, dan girus parahipokampus. Di antara berbagai struktur subkorteks, hipotalamus adalah sumber output terpenting; struktur ini berkomunikasi dengan nukleus-nukleus batang otak melalui berkas otak-depan sebelah medial, yang menyalurkan sinyal dala dua arah: ke batang otak dan kembali ke otak depan. 2 Konsep emosi mencakup perasaan emosional subjektif dan suasana hati (misalnya rasa marah, rasa takut, dan kebahagiaan) ditambah respons fisik yang nyata yang berkaitan dengan perasaan tersebut. Respons-respons tersebut mencakup pola-pola perilaku spesifik (misalnya, persiapan menyerang atau bertahan jika dibuat marah oleh musuh) dan ekspresi emosional yang dapat diamati (misalnya tertawa, menangis, atau tersipu). Bukti menunjukkan 4

5 bahwa sistem limbik berperan sentral dalam semua aspek emosi. Stimulasi daerah-daerah tertentu di dalam sistem limbik manusia selama pembedahan otak menimbulkan berbagai sensasisubjektif yang tidak jelas, yang diutarakan oleh pasien sebagai rasa senang, kepuasan, atau kenikmatan di suatu daerah serta keputusasaan, keketakutan, atau kecemasan di bagian lain. Hubungan antara hipotalamus, sistem limbik, dan daerah-daerah kortikal yang lebih tinggi berkenaan dengan emosi dan perilaku masih belum dipahami dengan jelas. Tampaknya keterlibatan hipotalamus yang luas pada sistem limbik bertanggung jawab terhadap responsrespons internal involunter berbagai sistem tubuh dalam mempersiapkan berbagai tindakan yang sesuai untuk menyertai keadaan emosional tertentu. Sebagai contoh, peningkatan kecepatan denyut jantung dan frekuensi pernapasan, peningkatan tekanan darah, dan pengaliran banyak darah ke otot-otot rangka yang terjadi sebagai antisipasi serangan sewaktu dibuat marah dikontrol oleh hipotalamus. Perubahan keadaan internal sebagai persiapan tersebut tidak memerlukan kontrol kesadaran. 1 Perilaku emosional dipengaruhi oleh stimulasi hipotalamus atas oleh lesi di hipotalamus. Efek stimulasi mencakup (1) bertambahnya tingkat aktivitas secara umum yang menimbulkan matah dan agresi; (2) perasaan damai, kenikmatan, dan hadiah; (3) takut dan perasaan dihukum, menghindar; (4) gairah seksual. Efek yang ditimbulkan oleh lesi di hipotalamus mencakup (1) pasivitas yang ekstrim dan hilangnya keinginan serta (2) makan dan minum berlebihan, marah, dan perilaku yang berkaitan dengan kekerasan. 2 Fungsi Spesifik Bagian Lain Sistem Limbik Hipokampus. Stimulasi hipokampus dapat memicu marah, sifat pasif, dan gairah seksual berlebihan. Hipokampus bersifat sangat peka rangsang, dan rangsangan lemah dapat memicu bangkitan epileptik. Lesi di hipokampus menimbulkan gangguan berat dalam kemampuan membentuk ingatan baru yang didasarkan pada simbolisme verbal (bahasa); ini dinamai amnesia anterograd. Diperkirakan bahwa hipokampus menghasilkan sinyal untuk konsolidasi ingatan (mis. transformasi dari ingatan jangka-pendek menjadi ingatan jangkapanjang). Amigdala. Bertanggung jawab atas pengevaluasian informasi-informasi sensorik, menentukan secara tepat arti pentingnya sesuatu secara emosional, dan berkontribusi dalam pengambilan keputusan awal untuk mendekati atau menjauhi sesuatu. Sebagai contoh, anda 5

6 dengan segera dapat menilai ancaman atau bahaya. Amigdala juga memainkan peranan penting dalam menengahi kecemasan dan depresi; pindai PET menentukan adanya peningkatan aktivitas saraf di struktur ini pada penderita depresi dan kecemasan. Struktur ini juga memainkan peranan dalam ingatan yang bersifat emosional. Korteks limbik. Kontribusi berbagai bagian di korteks limbik masih belum diketahui pasti. Pengetahuan tentang fungsi korteks ini berasal dari lesi-lesi yang merusak bagian ini. Lesi bilateral di korteks orbitofrontalis menyebabkan insomnia dan gelisah. Kerusakan bilateral girus singulatus anterior dan subkalosum memicu reaksi marah yang hebat. 3 Struktur Mikroskopis Saraf Gambar 3. Sel saraf Sumber: Jaringan saraf terdiri atas dua jenis sel utama: neuron (sel saraf) dan neuroglia (sel penyokong). Sel struktural dan fungsional jaringan saraf adalah: Neuron (Sel Saraf) Neuron adalah unit utama sistem saraf dan merupakan sel yang sangat khusus. Setelah matang sel ini tidak lagi menjalani reproduksi sel dan tidak dapat diganti. Pematangan sel saraf terjadi sebelum atau segera setelah lahir. Setiap neuron berfungsi menerima rangsangan yang datang dan untuk mengirim rangsangan ke saraf lain atau otot. Neuron berfungsi dengan berespons terhadap sinyal-sinyal listrik dan menghasilkan sinyal-sinyal tersebut yang 6

7 mengubah aliran ion-ion bermuatan melintasi membran sel neuron. Neuron terbagi menjadi dendrit, badan sel, dan akson. Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek. Dendrit adalah bagian dari neuron yang menerima rangsangan dari saraf-saraf lain atau bekerja sebagai reseptor bagi rangsangan sensorik yang datang. Badan sel. Pada badan sel terdapat inti sel yang berfungsi mengontrol pembentukan protein, enzim, dan zat-zat pengantar sel. Badan sel membagikan zat-zat tersebut ke bagian neuron lainnya sesuai kebutuhan. Badan sel menyampaikan sinyal listrik ke akson. Akson adalah perluasan memanjang atau serat tempat lewatnya sinyal yang dicetuskan di dendrit dan badan sel. Panjang akson mungkin berukuran kurang dari 1 mm sampai 1 m lebih. Di bagian ujungnya, sebuah akson dapat berkembang banyak. Sel Glia (Sel Pendukung) Ada beberapa jenis glia dalam otak dan sumsum tulang belakang, dan sebagai satu kelompok, sel-sel ini melakukan lebih banyak dari sekedar lem perekat yang menyatukan neuron. Macam sel glia adalah astrosit (berbentuk seperti bintang), oligodendroglia, mikroglia, sel ependim, dan lain-lain. 4 Neurotransmiter Neurotransmiter merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan dalam gelembung sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari akson terminal mealui eksositosis dan juga direabsorpsi untuk daur ulang. Neurotransmiter merupakan cara komunikasi antar neuron. Setiap neuron melepaskan satu transmitter. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan permeabilitas sel neuron, sehingga dengan bantuan zat-zat kimia ini maka neuron dapat lebih mudah dalam menyalurkan impuls, bergantung pada jenis neuron dan transmitter tersebut. Contoh neurotransmitter adalah: 1. Asetilkolin (ACh) dilepas oleh neuron motorik yang berakhir di otot rangka (sambungan neuromuskular). ACh juga dilepas oleh neuron parasimpatis dalam SSO dan oleh neuron tertentu di otak. a. Sebagian besar ACh disintesis dari kolin dan koenzim asetil A dalam badan neuron motorik; kemudian ditranspor ke terminal akson dan disimpan dalam vesikel sinaptik. 7

8 b. Setelah dilepas, ACh dipecah oleh enzim asetilkolinesterase menjadi asetat dan kolin. Kolin kemudian ditarik terminal akson dan disiklusulangkan. c. Asetilkolinesterase seperti esterin dan prostigmin dipakai secara teraputik pada kasus miastenia gravis, penyakit yang ditandai dengan melemahnya otot karena penurunan daya respons sel-sel otot rangka terhadap ACh. 2. Katekolamin meliputi norepinefrin (NE), epinefrin (E) dan dopamin (DA). Katekolamin mengandung nukleus katekol dan merupakan derivat dari asam amino tirosin. a. Katekolamin digolongkan sebagai monoamina karena memiliki satu gugus tunggal amina. b. Ketiganya merupakan neurotransmitter dalam SSP; NE dan E juga berfungsi sebagai hormon yang disekresi kelenjar adrenal. c. Katekolamin terinaktivasi setelah pelepasan karena 1) Penyerapan ulang oleh terminal akson. 2) Degradasi enzimatik oleh monoamina oksidase (MAO) yang terjadi pada ujung neuron presinaptik. 3) Degradasi enzimatik oleh katekolamin-o-metil transferase (COMT) yang terjadi pada neuron postsinaptik. 3. Serotonin termasuk monoamina, tetapi tidak mengandung nukleus katekol. Serotonin merupakan derivat dari asam amino triptofan yang ada dalam SSP dan pada sel-sel tertentu dalam darah dan sistem pencernaan. 4. Beberapa asam amino, seperti glisin, asam glutamat, asam aspartat dan asam aminobutirat gamma (GABA) berfungsi sebagai neurotransmitter. Diketahui bahwa sampai saat ini bahwa glisin dan GABA bekerja sebagai inhibitor. Sejumlah neuropeptida, berkisar dari dua sampai 40 asam amino dalam setiap rantai panjang telah diidentifikasi dalam organ tubuh. Senyawa seperti substansi P, enkefalin, bradikinin dan kolesistokinin berperan sebagai neurotransmiter asli atau sebagai neuromodulator untuk mempengaruhi pelepasan atau respon terhadap, transmiter aktual. Semuanya memiliki efek nonsaraf dan saraf. 5 8

9 Proses Penyimpanan dan Klasifikasi Memori Memori disusun dalam tahapan-tahapan. Memori adalah simpanan pengetahuan yang di dapat untuk sewaktu-waktu di panggil kembali. Belajar dan ingatan membentuk dasar bagi individu untuk mengadaptasikan perilaku mereka pada keadaan lingkungan tertentu. Tanpa mekanisme ini, individu tidak dapat merencanakan interaksi yang berhasil dan menghindari secara sengaja keadaan-keadaan yang diperkirakan tidak menyenangkan. Perubahan saraf yang berperan dalam retensi atau penyimpanan pengetahuan di kenal sebagai memory trace (jejak ingatan). Yang biasanya disimpan adalah konsep-konsep, bukan infromasi kata demi kata (secara harfiah). Ketika membaca, anda menyimpan konsep yang dibahas bukan kata-kata spesifik. Di waktu mendatang, ketika anda menggali kembali konsep dari ingatan, anda akan mengubahnya ke dalam kata-kata anda sendiri. Namun, mungkin saja kita dapat mengingat serpihan informasi kata demi kata. Penyimpanan informasi yang didapat diyakini dilaksanakan paling sedikit dalam dua tahap: ingatan jangka pendek & jangka panjang. KARAKTERISTIK INGATAN JANGKA INGATAN JANGKA PENDEK PANJANG Waktu penyimpanan setelah Segera Kemudian; harus memperoleh informasi baru dipindahkan dari ingatan jangka pendek ke jangka panjang melalui konsolidasi; ditingkatkan oleh latihan atau daur ulang informasi melalui cara jangka pendek Kapasitas penyimpanan Terbatas Sangat besar waktu penggalian kembali (mengingat) Cepat Lebih lambat, kecuali untuk ingatan yang sudah mendarah daging, yang cepat di gali kembali Ketidak mampuan menggali Dilakukan secara permanen; Ketidakmampuan mengakses kembali (lupa) ingatan cepat menghilang biasanya hanya sesaat; jejak kecuali apabila ingatan yang relatif stabil ke 9

10 dikonsolidasikan dalam ingatan jangka panjang Mekanisme penyimpanan Melibatkan modifikasi Melibatkan perubahan sementara fungsi sinapssinaps yang sudah ada, yang relatif lebih permanen fungsional atau structural misalnya mengubah jumlah anatara neuron-neuron yang neuron transmiter yang sudah ada, misalnya dikeluarkan. pembentukan sinaps baru, sintesis protein baru memiliki peran penting. Tabel 1. Perbandingan ingatan jangka pendek & jangka panjang Ingatan jangka pendek berlangsung beberapa detik sampai jam, sementara ingatan jangka panjang tersimpan berhari-hari sampai bertahun-tahun. proses pemindahan dan fiksasi jejak ingatan jangka pendek menjadi simpanan ingatan jangka panjang di kenal sebagai konsolodasi. Simpanan pengetahuan tidak akan bermanfaat kecuali apabila pengetahuan tersebut dapat di gali kembali dan digunakan untuk mempengaruhi perilaku saat sekarang atau masa mendatang. Terdapat suatu konsep yang baru di kembangkan yaitu: working memory atau yang telah disebut sebagai papan tulis pikiran. Working memory meliputi pembandingan data sensorik yang sedang berjalan dengan simpanan pengetahuan yang relevan dan menipulasi informasi tersebut. Seperti kemampuan meneruskan percakapan atau pengetahuan untuk memakai baju hangat apabila anda melihat ada salju di luar. Working memory memungkinkan orang merangkai banyak pikiran sambung menyambung dalam suatu urutan yang logis dan merencanakan tondakan yang akan diambil. Informasi yang baru diperoleh mula-mula diendapkan di dalam ingatan jangka pendek, yang memiliki kapasitas penyimpanan yang terbatas. Informasi dalam ingatan jangka pendek mengalami salah satu dari dua nasib pada akhirnya ingatan tersebut mungkin segera dilupakan sebagai contoh: melupakan nomor telepon setelah mencari dan selesai memutarnya. Atau dikirim ke ingatan jangka panjang yang lebih permanen melalui latihan aktif atau latihan ulangan. Pendauran ulang informasi yang baru diperoleh melalui ingatan jangka pendek meningkatkan kemungkinan terjadinya kosolidasi ingatan jangka panjang. (dengan demikian, jika anda belajar tergesa-gesa untuk ujian, penyimpanan informasi jangka panjang anda buruk). Hubungan ini dapat diibaratkan mencuci film fotografi. Citra yang 10

11 semula terbentuk (ingatan jangka pendek) akan cepet menghilang kecuali jika difiksasi secara kimiawi (konsolidasi) untuk menghasilkan citra yang lebih tahan lama (ingatan jangka panjang). Kadang-kadang hanya sebagian ingatan tetap tersimpan sementara yang lain menghilang. Informasi yang menarik atau penting bagi individu lebih besar kemungkinannya akan di daur ulang dan difiksasi untuk simpanan jangka panjang, sedangkan informasi yang kurang penting dengan cepat dihapus. Kapasitas penyimpanan bank ingatan jangka panjang jauh lebih besar daripada kapasitas ingatan jangka pendek. Berbagai aspek informasi mengenai jejak-jejak ingatan jangka panjang tampaknya diolah dan dikodifikasi, kemudian disimpan bersama ingatan lain dari jenis yang sama; sebagai contoh, ingatan visual disimpan secara terpisah dari ingatan auditorik. Organisasi ini mempermudah pencarian simpanan ingatan di masa mendatang untuk menggali kembali informasi yang diinginkan. Sebagai contoh, dalam mengingat seorang wanita yang pernah sekali anda temui, anda mungkin menggunakan berbagai petunjuk dari bermacam-macam gudang ingatan, seperti namanya, penampakannya, parfum yang digunakannya, lagu yang dimainkan sebagai latar belakang, dan sebaginya. Karena kapasitas ingatan jangka panjang lebih besar, diperlukan waktu lebih lama untuk memperoleh kembali informasi dari ingatan jangka panjang dari pada dari ingatan jangka pendek. Mengingat adalah proses memperoleh kembali informasi spesifik dari gudang ingatan; lupa adalah ketidakmampuan memperoleh kembali informasi yang telah disimpan. Informasi yang hilang dari ingatan jangka pendek secara permanen dilupakan, tetapi informasi disimpan jangka panjang sering dilupakan hanya dalam waktu singkat. Anda sering hanya secara temporer tidak dapat mengakses informasi misalnya tidak mampu mengingat nama seorang kenalan, namun kemudian nama nama tersebut tiba-tiba muncul. Sebagian bentuk ingatan jangka panjang yang melibatkan informasi atau keterampilan yang digunakan sehari-hari pada dasarnya tidak pernah dilupakan dan cepat di akses kembali. Misalnya mengetahui nama anda sendiri atau kemampuan menulis. Walaupun ingatan jangka panjang relatif stabil, informasi yang disimpan dapat secara bertahap hilang atau mengalami modifikasi seiring dengan waktu kecuali apabila ingatan tersebut telah mendarah daging akibat latihan bertahun-tahun. Jejak-jejak ingatan terdapat di banyak tempat di otak. Neuron yang terlibat dalam jejak ingatan tersebar luas di seluruh daerah korteks dan subkorteks otak. Karena sebagian jejak ingatan akan tetap ada walaupun terjadi kerusakan luas di otak. Namun, terdapat bukti 11

12 bahwa kemampuan belajar tertentu sangat dipengaruhi oleh kerusakan daerah tertentu di otak. Daerah otak yang dikirakan berperan dalam ingatan adalah lobus temporalis, korteks prafrontalis, daerah-daerah lain di korteks serebrum, sistem limbik dan serebelum. Lobus temporalis dan sistem limbik sangat penting untuk memindahkan ingatan baru ke simpanan jangka panjang. Hippokampus, bagian medial yang memanjang di lobus temporalis dan merupakan bagian dari sistem limbik, berperan penting dalam ingatan jangka pendek yang melibatkan integrasi berbagai rangsangan terkait dan juga penting untuk konsolidasi menjadi ingatan jangka panjang. Hipokampus diyakini hanya sesaat menyimpan ingatan jangaka panjang yang baru dan kemudian mengirim ingatan tersebut ke daerahdaerah korteks untuk disimpan secara lebih permanen. Pengaksesan dan manipulasi simpanan jangka panjang ini melalui operasi working memory tampaknya di laksanakan oleh daerah prafrontalis korteks serebrum. Selain itu hipokampus dan daerah sekitarnya berperan penting dalam ingatan deklaratif ingatan mengenai fakta-fakta yang sering terbentuk setelah hanya sekali pengalaman dan dapat dinyatakan dalam pernyataan seperti saya melihat patung liberty tahun lalu. yang menarik, kerusakan ekstensif di daerah hipokampus jelas terlihat pada pasien penyakit alzheimer selama otopsi. Berbeda dengan peran hippokampus daerah sekitar lobus temporalis, dan sistem limbik, serebelum tampaknya berperan penting dalam ingatan prosedural melibatkan keterampilan motorik yang diperoleh melalui latihan berulang, misalnya mengigat gerakan dansa tertentu. Perbedaan lokalisasi kedua jenis ingatan ini tampak jelas pada individu yang mengalami lesi di lobus temporalis/daerah limbik. Mereka mampu melaksanakan suatu keterampulan, misalnya bermain piano. Tetapi keesokan harinya mereka tidak mengingat bahwa mereka pernah memainkannya. Ingatan jangka pendek dan jangka panjang melibatkan mekanisme molekular yang berlainan. Suatu perubahan harus terjadi di dalam sirkuit saraf otak untuk menerangkan terjadinya perubahan perilaku setelah proses belajar. Suatu ingatan tunggal tersimpan dalam perubahan pola sinyal yang disalurkan melalui sinaps-sinaps dalam jaringan saraf yang luas, bukan di dalam sebuah neuron. Ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang tampaknya disebabkan oleh mekanisme yang berbeda. Bukti yang ada mengisyaratkan bahwa ingatan jangka pendek melibatkan modifikasi sementara pada fungsi sinaps yang sudah ada, misalnya perubahan sesaat jumlah neurotransmiter yang dikeluarkan sebagai respons terhadap stimulasi di dalan jalur-jalur saraf yang bersangkutan. Sebaliknya ingatan jangka panjang diperkirakan melibatkan perubahan struktural atau fungsional yang lebih permanen diantara neuron-neuron yang ada di otak. 12

13 Ingatan jangka pendek, eksperimen-eksperimen cerdik pada siput laut, aplysia, telah memperlihatkan bahwa dua bentuk ingatan jangka pendek habituasi dan sensitisasidisebabkan oleh modifikasi protein-protein saluran di terminal prasinaps neuron-neuron afferen tertentu. Modifikasi ini kemudian menyebabkan perubahan pengeluaran transmiter. Habituasi adalah penurunan ketanggapan (responsivitas) terhadap pemberian stimulus indiferen (yaitu tidak memberi penghargaan / penghukuman yang berulang-ulang). Sensitisasi mengacu kepada peningkatan ketanggapan terhadap rangsangan ringan setelah sebuah rangsangan yang kuat atau menggangu. Aplysia secara refleks menarik insangnya apabila siphonnya (suatu organ terletak di atas insangnya disentuh). Neuron aferen yang berespons terhadap sentuhan pada siphon (neuron prasinpas) secara langsung bersinaps dengan neuron motorik eferen (neuron pascasinaps) yang mengontrol penarikan insang. Siput tersebut mengalami habituasi apabila siphonnya di sentuh berulang-ulang, siput belajar untuk mengabaikan rangsangan dan tidak lagi menarik insangnya sebagai respons. Sensitisasi, suatu bentuk belajar yang lebih kompleks, terjadi pada aplysia apabila mendapat pukulan keras pada siphonnya. Kemudian hewan tersebut akan menarik insangnya secara lebih kuat sebagai respons, bahkan terhadap sentuhan ringan. Yang menarik kedua bentuk belajar yang berbeda ini mempengaruhi tempat yang sama. Sinaps antara neuron aferen siphon dan neuron aferen insang dengan cara yang berlawanan. Habituasi menekan aktifitas sinpas tersebut, sedangkan sensitisasi meningkatkanya. 6 Faktor yang Mempengaruhi Memori 1. Senyawa-senyawa yang menghambat atau mengaktifkan neurotransmiter/ kegiatan neuron. a. Nikotin: mengaktivasi reseptor asetilkolin. b. Physostigmin: meningkatkan kerja asetilkolin pada monyet meningkatkan memori visual. c. Antidepresan (misalnya: prozac): meningkatkan kerja serotonin d. Skopolamin : menghambat kerja Ach -> menggangu memori e. Striknin: pemberian pada tikus Segera setelah latihan meningkatkan penyimpanan memori Beberapa jam setelah latihan tidak meningkatkan memori. f. Kokain: fasilitasi kerja dopamin g. Amfetamin (stimulan): fasilitasi memori 13

14 Menggiatkan NE tubuh & sistem dopamin h. Antipsikotik: antagonis katekolamin Mencegah ikatan dopamin dengan reseptornya. i. Monyet tua: Defisit dopamin & NE pada korteks prefrontal memori memori kerja menurun. Suntikan neurotransmiter yang sesuai mengembalikan fungsi otak. (NE tidak dapat menembus abar darah otak) j. Obat-obat yang menghambat aktivitas neuronal/ sintesis protein Dapat menimbulkan amnesia retrograd 2. Faktor usia Bayi : memori deklaratif belum terbentuk (berpikir) Anak sampai usia 2 th: Memori deklaratif belum berkembang. Proses memori: masih refleksif (periode sensorimotor) Setelah dewasa: hampir tidak ingat peristiwa masa tersebut Usia lanjut : Mungkin fungsi lobus frontalis yang tidak lagi efisien Gangguan pemanggilan memori kata. Hipokampus rentan terhadap proses penuaan Sebagian besar tikus tua: gangguan memori spasial. Hasil penelitian petersen dkk: Usia thn: gangguan konsolidasi ke memori jangka panjang 3. Faktor lingkungan Binatang yang dibesarkan dalam lingkungan majemuk: Lapisan kortikal otak >tebal Struktur neuronal > rumit Situasi lingkungan: distraksi menggangu memori jangka pendek. 4. Trauma Geger otak, stroke amnesia retrograd Kehilangan kesadaran setelah terpukul isi memori jangka pendek terhapus Hilang memori peristiwa yang terjadi ±1/2 jam sebelumnya. Trauma hebat: menggangu akses ke memori jangka panjang. Terapi kejutan listrik kehilangan memori jangka pendek (amnesia) 14

15 Namun tidak menggangu memori jangka panjang. 5. Lesi dalam struktur otak Lesi bagian medial lobus temporalis: = regio kritis untuk konsolidasi memori amnesia anterograd: Tidak dapat membentuk memori jangka panjang baru Memori sebelum onset penyakit : tidak terganggu Pada binatang: Kerusakan hippokampus tidak dapat mempelajari hal baru. Tidak mampu membentuk memori baru. Kerusakan amigdala: lambat belajar asosiasi gangguan memori deklaratif Kerusakan hipokampus dan amigdala amnesia global Pada manusia: kerusakan hippokampus amnesia global Degenerasi bagian medial dekat garis tengah otak sindrom korsakof Ditandai: amnesia global (akoholisme kronik). Kerusakan diensefalon (stroke, jejas, infeksi, tumor) amnesia. Pola gangguan memori = pada pengangkatan hipokampus dan amigdala. 6. Faktor penyakit: Penderita alzheimer: banyak serat kolinergik mengalami deplesi Gejala utama: kehilangan memori. 6 Kesimpulan Seorang laki-laki, umur 62 tahun mengeluh sering lupa dapat disebabkan karena beberapa faktor, yaitu: faktor usia, lingkungan, trauma, lesi pada struktur otak / ada senyawasyawa yang menghambat kegiatan neuron. 15

16 Daftar Pustaka 1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke 2. Jakarta: EGC, 2001.h.126-7, Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2004.h.154-7, Wade C, Tavris C. Psikologi. Jakarta: Erlangga, 2008.h Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. Biologi. Jilid 3. Edisi ke 5. Jakarta: Erlangga, 2004.h Muttaqin A. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta: Salemba medika h.4 6. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. 22 nd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; h

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) Bio Psikologi Modul ke: PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) 1. Penemuan Transmisi Kimiawi pada Sinapsis 2. Urutan Peristiwa Kimiawi pada Sinaps 3. Hormon Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA Bio Psikologi Modul ke: Konduksi Neural / Sinapsis: 1. Konsep sinapsis 2. Peristiwa kimiawi pada sinapsis 3. Obat-obatan dan sinapsis Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi Psikologi Konsep

Lebih terperinci

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Perbandingan antara Sistem syaraf Somatik dan Otonom Sistem

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output

Gambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output SISTEM SARAF Gambar SEM kesepadanan antara sebuah sel saraf (neuron) dan mikroprossesor (chip) - 1 cm kubik otak > 50 juta sel saraf - sistem saraf dan sistem endokrin bekerjasama dan berinteraksi dalam

Lebih terperinci

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF Sistem syaraf bertanggung jawab dalam mempertahankan homeostasis tubuh (kesetimbangan tubuh, lingkungan internal tubuh stabil) Fungsi utamanya adalah untuk:

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI ANSIETAS

PATOFISIOLOGI ANSIETAS PATOFISIOLOGI ANSIETAS Faktor Predisposisi (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa : 1. Peristiwa traumatik 2. Konflik emosional 3. Konsep diri terganggu 4. Frustasi 5. Gangguan

Lebih terperinci

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 DOSEN Pengampu : Eva Tyas Utami,S.Si,M.Si Disusun Oleh : Laili Nur Azizah Lutfi (131810401004) Novita Nur Kumala (161810401003) Desy Lutfianasari

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 1. Perhatikan gambar berikut! Sel yang ditunjukkan gambar diatas adalah... neuron nefron neurit nucleus Kunci Jawaban : A

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF 2.1 Ganglia basalis dan subthalamik nukleus Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain dalam menghasilkan gerakan motorik terutama

Lebih terperinci

NEUROTRANSMITTER. Kurnia Eka Wijayanti

NEUROTRANSMITTER. Kurnia Eka Wijayanti NEUROTRANSMITTER Kurnia Eka Wijayanti Neurotransmitter Merupakan senyawa pengantar impuls dari sebuah saraf ke target organ Dilepaskan dari ujung axon dan masuk ke celah sinaps Jenis neurotransmitter Klas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kegiatan belajar, mengingat dan mengenal sesuatu. Belajar merupakan proses mendapatkan informasi yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 PENGERTIAN SISTEM SARAF Merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh Merupan

Lebih terperinci

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Struktur Sistem Saraf Otonom Mengatur perilaku otomatis dari tubuh. Terbagi menjadi dua subsistem: Sistem saraf simpatetik. Sistem saraf parasimpatetik Sistem saraf

Lebih terperinci

NEURON & HORMON. Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB

NEURON & HORMON. Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB NEURON & HORMON Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB unita@ub.ac.id www.unita.lecture.ub.ac.id SISTEM SARAF Sistem saraf tersusun oleh 2 tipe sel : 1. Neuron 2. Glia NEURON Neuron adalah sel khusus

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan

Lebih terperinci

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Bio Psikologi Modul ke: Fakultas Psikologi SISTEM SENSORI MOTOR 1. Tiga Prinsip Fungsi Sensorimotor 2. Korteks Asosiasi Sensorimotor 3. Korteks Motorik Sekunder 4. Korteks Motorik Primer 5. Serebelum dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang untuk mengembalikan stamina tubuh dalam kondisi yang optimal. Tidur dapat diartikan sebagai suatu keadaan

Lebih terperinci

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI 1.1PENGERTIAN NYERI Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama : LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (SISTEM SARAF PUSAT SEBAGAI PENGENDALI GERAK REFLEKS) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres 2.1.1 Definisi Stres dan Jenis Stres Menurut WHO (2003) stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka DAFTAR ISI Definisi 2 Traktus Spinotalamikus Anterior 2 Traktus Spinotalamikus Lateral 4 Daftar Pustaka 8 1 A. Definisi Traktus Spinotalamikus adalah traktus yang menghubungkan antara reseptor tekanan,

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB FUNGSI LUHUR Oleh : dr. Euis Heryati Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB FUNGSI LUHUR FUNGSI YANG MEMUNGKINKAN MANUSIA DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN JASMANI DAN ROHANI SESUAI DENGAN NILAI

Lebih terperinci

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi ANATOMI OTAK BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi www.unita.lecture.ub.ac.id Bagian Otak 1. Otak Bagian Belakang (hindbrain) 2. Otak Bagian Tengah (midbrain) 3. Otak Bagian Depan (forebrain) Hindbrain

Lebih terperinci

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Saraf Manusia ; neuron Sistem saraf PENGATUR fungsi tubuh

Lebih terperinci

TUGAS 3 SISTEM PORTAL

TUGAS 3 SISTEM PORTAL TUGAS 3 SISTEM PORTAL Fasilitator : Drg. Agnes Frethernety, M.Biomed Nama : Ni Made Yogaswari NIM : FAA 113 032 Kelompok : III Modul Ginjal dan Cairan Tubuh Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya

Lebih terperinci

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF 17 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 17 SISTEM SARAF Segala aktivitas tubuh manusia dikoordinasi oleh sistem saraf dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf bekerja atas

Lebih terperinci

SISTEM SARAF. Sel Saraf

SISTEM SARAF. Sel Saraf SISTEM SARAF Sel Saraf Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistemn ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai

Lebih terperinci

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik Sistem Syaraf Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Lebih terperinci

TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT

TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 1.AAM CITRIDA PRAMITA 2.ARI KUNCORO 3.AGNES THERESIA 4.AULIA DWI NATALIA 5.DELLA ROSALIA 6.. 7.. 8... 9... 10. DEPARTEMEN

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN 2

STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN 2 STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN 2 Koordinasi dan Pengendalian Sistem saraf dan Otak Sistem endokrin Tingkah laku Kontinuitas Kehidupan Sistem reproduksi 1 KOORDINASI: Sistem Saraf dan Hormon Hewan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar memerlukan proses memori (daya ingat), yang terdiri dari tiga tahap ; yaitu mendapatkan informasi (learning), menyimpannya (retention), dan mengingat

Lebih terperinci

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar Endokrin Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat

Lebih terperinci

Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus

Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus Merupakan fungsi integratif Lengkung reflex (reflex arc) adalah jalur

Lebih terperinci

PERTEMUAN XII: STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

PERTEMUAN XII: STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 PERTEMUAN XII: STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 1 STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN Koordinasi dan Pengendalian Sistem saraf dan Otak Sistem endokrin Tingkah laku

Lebih terperinci

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen, SISTEM ENDOKRIN Hormon adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh sebuah sel atau sekelompok sel dan disekresikan ke dalam pembuluh darah serta dapat mempengaruhi pengaturan fisiologi sel-sel tubuh lain.

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional termasuk suatu komponen sensori, komponen diskriminatri, responrespon yang mengantarkan atau reaksi-reaksi yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia perkuliahan seringkali mahasiswa-mahasiswi mengalami stres saat mengerjakan banyak tugas dan memenuhi berbagai tuntutan. Terbukti dengan prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan masyarakat yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan definisi

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan Sistem Saraf Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi Otak Sumsum Sistem Saraf Aferen Sistem Saraf Eferen Lobus Frontalis Lobus Temporalis Otak Besar Lobus Oksipitalis Lobus Parietalis Otak Kecil Sumsum Lanjutan

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp tanggal upload : 23 April 2009 FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA

SISTEM SARAF MANUSIA SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu pengorganisasian biologis sel yang

Lebih terperinci

A. Bagian-Bagian Otak

A. Bagian-Bagian Otak A. Bagian-Bagian Otak 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas motorik atau pergerakan yang normal sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari (Miller, 2011). Gerak adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan

Lebih terperinci

Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron. Gamaliel Septian Airlanda

Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron. Gamaliel Septian Airlanda Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron Gamaliel Septian Airlanda Prinsip Dasar Jalannya Rangsang a) Resting Membrane Potensial b) Potensial Membrane c) Potensial aksi d) Sifat elektrik pasif membrane

Lebih terperinci

Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si

Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si Sistem Saraf Sistem Saraf Sistem saraf berfungsi untuk mengumpulkan dan memproses informasi, memberikan reaksi terhadap berbagai rangsangan,

Lebih terperinci

LEARNING AND MEMORY. Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara

LEARNING AND MEMORY. Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara LEARNING AND MEMORY Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Manusia dewasa mempunyai lebih dari 100 milyar neuron, yang satu sama lain berhubungan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Waktu Reaksi 2.1.1 Definisi Waktu Reaksi Waktu reaksi merupakan jarak waktu antara diberikannya stimulus dengan kontraksi otot pertama setelah stimulus diberikan. 4,5 Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah sosok pemimpin bangsa untuk masa yang akan datang. Berbagai upaya pendidikan dilakukan agar remaja mempunyai bekal pengetahuan, sopan santun, serta mampu

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp, M.Biomed PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein banyak terkandung dalam kopi, teh, minuman cola, minuman berenergi, coklat, dan bahkan digunakan juga untuk terapi, misalnya pada obatobat stimulan, pereda nyeri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan 2.1.1 Definisi Kecemasan adalah sinyal peringatan; memperingatkan akan adanya bahaya yang akan terjadi dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat BAB V PEMBAHASAN A. Tingkat Dismenorea Pada Kelompok Eksperimen Sebelum dan Setelah Diberi Terapi Musik Klasik Mozart Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata tingkat dismenorea sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih dari satu miliar orang di dunia menderita disabilitas. Disabilitas atau kecacatan dapat terjadi akibat kondisi kesehatan, kondisi lingkungan, dan faktor lain

Lebih terperinci

Obat2 Sistem Saraf Otonom. I Dewa Gede Supartama, S. Farm., Apt

Obat2 Sistem Saraf Otonom. I Dewa Gede Supartama, S. Farm., Apt Obat2 Sistem Saraf Otonom I Dewa Gede Supartama, S. Farm., Apt Pendahuluan Sistem Saraf Manusia Sistem Saraf Pusat (SSP) Sistem Saraf Tepi (perifer) Otak Medula Spinalis SS Somatik SS Otonum Simpatis Parasimpatis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan kebutuhan manusia secara universal yang tidak pernah berdiri sendiri lepas dari masyarakat (Boedhisantoso, 1982). Konfusius mengatakan, Jika musik terdengar

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Mekanisme Penurunan Kognitif pada Infeksi STH. Infeksi cacing dapat mempengaruhi kemampuan kognitif.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Mekanisme Penurunan Kognitif pada Infeksi STH. Infeksi cacing dapat mempengaruhi kemampuan kognitif. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mekanisme Penurunan Kognitif pada Infeksi STH Infeksi cacing dapat mempengaruhi kemampuan kognitif. 13 Efek cacing terhadap kognitif dapat terjadi secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedah mulut merupakan salah satu bidang dalam ilmu kedokteran gigi. Dalam bidang kedokteran gigi gejala kecemasan sering ditemukan pada pasien tindakan pencabutan gigi.

Lebih terperinci

ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA

ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA Dr. LITA FERIYAWATI NIP. 132295736 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENDAHULUAN Sistim saraf manusia adalah suatu

Lebih terperinci

Proses pencernaan makanan yang terjadi pada organ 3, 4 dan 5 adalah...

Proses pencernaan makanan yang terjadi pada organ 3, 4 dan 5 adalah... Formasi UKK semester genap 2011/2012 Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan benar! Sistem Pencernaan 1. Proses penguraian yang terjadi pada organ pencernaan lambung oleh beberapa enzim adalah... 2. Perhatikan

Lebih terperinci

SISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH

SISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH SISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH dr. Sawitono Amin Singgih, PFK Departemen Ilmu Faal FKUI Pendahuluan Tubuh manusia dapat dilihat sebagai suatu sistem yang dapat berubah-ubah kinerjanya bergantung

Lebih terperinci

Peningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas

Peningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas Lobus Otak dan Fungsinya Lobus Frontal Lobus frontal adalah rumah bagi pemikiran kognitif kita, dan itu adalah proses yang menentukan dan membentuk kepribadian seorang individu. Pada manusia, lobus frontal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun pelarut dan reagensia (Syabatini, 2008). Dalam dunia kesehatan

I. PENDAHULUAN. maupun pelarut dan reagensia (Syabatini, 2008). Dalam dunia kesehatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alkohol merupakan senyawa yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum dapat digunakan sebagai zat pembunuh kuman, bahan bakar maupun pelarut dan reagensia (Syabatini,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cara pandang dan emosi seseorang yang lebih mengarah kepada hal-hal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cara pandang dan emosi seseorang yang lebih mengarah kepada hal-hal yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Berpikir Positif 1. Definisi Berpikir Positif Menurut Elfiky, 2008 (dalam Dwitantyanov dan Sawitri, 2010) berpikir positif adalah cara pandang dan emosi seseorang yang lebih

Lebih terperinci

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kronik yang sering ditemukan (Kurniati, 2003). Biasanya terjadi di daerah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kronik yang sering ditemukan (Kurniati, 2003). Biasanya terjadi di daerah yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis seboroik merupakan suatu kelainan kulit papuloskuamosa kronik yang sering ditemukan (Kurniati, 2003). Biasanya terjadi di daerah yang banyak mengandung kelenjar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran terhadap kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan (Sherwood, 2014). Selain itu, nyeri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi EMOSI, STRES DAN KESEHATAN Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi unita@ub.ac.id http://www.youtube.com/watch?v=4kbsrxp0wik JW Papez mengajukan ide bahwa respon emosional tergantung oleh sistem di forebrain

Lebih terperinci

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan

Lebih terperinci

OBAT-OBAT PARASIMPATIS (PARASIMPATOMIMETIK) Dra.Suhatri.MS.Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS

OBAT-OBAT PARASIMPATIS (PARASIMPATOMIMETIK) Dra.Suhatri.MS.Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS OBAT-OBAT PARASIMPATIS (PARASIMPATOMIMETIK) Dra.Suhatri.MS.Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS 1 Pembagian sistem syaraf Sistem syaraf dibedakan atas 2 bagian : 1. Sistem Syaraf Pusat (SSP). 2. Sistem

Lebih terperinci

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut Konsep kenyamanan Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut didukung oleh Kolcaba yang mengatakan

Lebih terperinci

MEMORI. Ingatkah Anda? 1/2/2009

MEMORI. Ingatkah Anda? 1/2/2009 MEMORI DITA RACHMAYANI., S.PSI., M.A dita.lecture.ub.ac.id / dita.lecture@gmail.com Ingatkah Anda? No HP Anda? Nama teman pertama anda saat masuk kuliah? Ketua kelompok saat PKK Maba? Nama guru olahraga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analgetika adalah zat yang bisa mengurangi rasa nyeri tanpa mengurangi kesadaran (Tjay dan Rahardja, 2015). Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang mengganggu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling luhur memiliki daya ingat (memori) untuk menunjang kehidupannya. Memori membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS Hipotalamus merupakan bagian kecil otak yang menerima input baik langsung maupun tidak dari semua bagian otak. Hipofisis adalah kelenjar endokrin kecil yang terletak

Lebih terperinci

Jaras Desenden oleh Evan Regar,

Jaras Desenden oleh Evan Regar, Jaras Desenden oleh Evan Regar, 0906508024 Pendahuluan Telah diketahui bahwa terdapat serabut saraf yang terletak di substansia alba medulla spinalis mengandung dua arah pembawaan informasi, yakni arah

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Akhir dalam Aspek Fisik dan Kognitif Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Irama Sirkadian. Anastasia Tri Anggarwati. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Irama Sirkadian. Anastasia Tri Anggarwati. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Irama Sirkadian Anastasia Tri Anggarwati 102012191 triaanastasia@gmail.com Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai dari janin sampai dewasa. Proses perkembangan antara individu satu dengan yang lainya tidak sama

Lebih terperinci

BAB 2. masyarakat, baik sehat maupun sakit (UU No. 38 tahun 2014 tentang. klien dalam merawat dirinya (UU No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan, pasal

BAB 2. masyarakat, baik sehat maupun sakit (UU No. 38 tahun 2014 tentang. klien dalam merawat dirinya (UU No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan, pasal BAB 2 A. Konsep Pelayanan Asuhan Keperawatan 1. Defenisi Pelayanan Keperawatan Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

HORMON. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

HORMON. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO HORMON OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Hormon Pembawa pesan kimiawi. Bersama saraf memadukan berbagai sistem organ (sistem koordinasi). Zat - zat dengan aktivitas hormonal (protein, asam amino, asam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pengeluaran cairan lebih besar daripada pemasukan. (Almatsier, 2009). Dehidrasi dapat terjadi tanpa disadari di saat

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pengeluaran cairan lebih besar daripada pemasukan. (Almatsier, 2009). Dehidrasi dapat terjadi tanpa disadari di saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dehidrasi merupakan ketidakseimbangan cairan tubuh dikarenakan pengeluaran cairan lebih besar daripada pemasukan (Almatsier, 2009). Dehidrasi dapat terjadi tanpa disadari

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BERBAGAI RANGSANGAN PADA SEDIAAN OTOT SARAF ABSTRAK

BERBAGAI RANGSANGAN PADA SEDIAAN OTOT SARAF ABSTRAK BERBAGAI RANGSANGAN PADA SEDIAAN OTOT SARAF Lia Suryani, Syarah Diyah Ayu Budiyono, Opy Dwi Astari, Septia Rahmah W, Apriyani. Laboratorium Farmasi, Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika Dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Daya ingat atau memori adalah proses penyimpanan dan pengeluaran kembali informasi yang didapat dari proses belajar. 1 Berdasarkan durasi, memori dapat dibagi menjadi

Lebih terperinci

Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls

Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls Sebelum mempelajari tentang neuron secara tersendiri mari kita amati secara garis besar aliran informasi pada tubuh hewan. Di sini akan digunakan contoh pada gurita

Lebih terperinci

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf SSP SST Otak Medula spinalis Saraf somatik Saraf Otonom Batang otak Otak kecil Otak besar Diencephalon Mesencephalon Pons Varolii Medulla Oblongata Saraf

Lebih terperinci