KEEFEKTIFAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN MUARAREJA 1 KOTA TEGAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEEFEKTIFAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN MUARAREJA 1 KOTA TEGAL"

Transkripsi

1 KEEFEKTIFAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN MUARAREJA 1 KOTA TEGAL Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Nur Istiqomah JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto (1) Allah tidak akan mengubah suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri (Ar-Rad ayat 11). (2) Bermasalah di dalam tapi tersenyumlah di wajah. Tutup rapat penderitaanmu demi kebahagiaan orang disekitarmu (Zara Zettira). Persembahan Untuk Bapak, Ibu, kakak, dan keluarga besarku yang telah mendoakan dan selalu memberiku semangat. v

6 PRAKATA Puji syukur penulis ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Keefektifan Pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap Hasil Belajar Daur Air pada Siswa Kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Guru Sekolah Dasar pada Universitas Negeri Semarang. Banyak pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini sehingga bisa terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa UNNES. 2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini. 4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah memfasilitasi ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 5. Drs. Daroni, M.Pd., Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah banyak membekali penulis dengan ilmu pengetahuan. 7. Hediyati S.Pd., Kepala SDN Muarareja 1 Kota Tegal yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian. 8. Komariyatun, S.Pd dan Lia Margiyanti, S.Pd., Guru Kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 9. Erfina, Mega, Cicih, Sanah, Retno, Indah, dan Ratih yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. vi

7 10. Teman-teman mahasiswa PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES angkatan 2011 yang saling memberikan semangat dan motivasi. 11. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Semoga semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini mendapatkan pahala dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri. Tegal, Mei 2015 Penulis vii

8 ABSTRAK Istiqomah, Nur. Keefektifan Pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap Hasil Belajar Daur Air pada Siswa Kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Daroni, M.Pd. Kata Kunci: Hasil belajar, pendekatan Contextual Teaching and Learning Pembelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa. Pada umumnya guru cenderung menggunakan model konvensional dalam pembelajaran, sehingga siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu variasi pendekatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif selama pembelajaran berlangsung, salah satunya yaitu pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan CTL memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri konsep dari materi yang dipelajari serta mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keefektifan pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar daur air pada siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal. Penelitian dilaksanakan di SDN Muarareja 1 Kota Tegal. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V yang berjumlah 48 siswa terdiri dari 25 siswa kelas VA sebagai kelas eksperimen dan 23 siswa kelas VB sebagai kelas kontrol. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi experimental dengan bentuk nonequivalent control group. Analisis statistik yang digunakan yaitu korelasi product moment untuk uji validitas dan cronbach s alpha untuk uji reliabilitas instrumen. Dalam uji prasyarat analisis menggunakan uji lilliefors untuk menguji normalitas data dan levene s test untuk uji homogenitas. Uji hipotesis menggunakan uji independent samples t test dan one sample t test. Semua penghitungan tersebut diolah dengan menggunakan program SPSS versi 20 Berdasarkan hasil uji hipotesis data hasil belajar siswa menggunakan independent samples t test diperoleh data t hitung = 2,531 dan t tabel = 2,017, sehingga dapat diketahui bahwa nilai t hitung > t tabel. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan yang menggunakan model konvensional pada mata pelajaran IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal. Selanjutnya, hasil uji keefektifan model dengan menggunakan one sample t test, diperoleh data t hitung = 3,535 dan t tabel = 2,074. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai t hitung > t tabel. Simpulannya bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi daur air. Saran bagi guru yaitu untuk menggunakan pendekatan CTL dalam pembelajaran IPA dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. viii

9 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Pernyataan Keaslian Tulisan... ii Persetujuan Pembimbing... iii Pengesahan... iv Motto Dan Persembahan... v Prakata... vi Abstrak... viii Daftar Isi... ix Daftar Tabel... xiii Daftar Bagan... xiv Daftar Lampiran... xv Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah dan Paradigma Penelitian Pembatasan Masalah Paradigma Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Manfaat Praktis KAJIAN PUSTAKA Landasan Teori Hakikat Belajar ix

10 2.1.2 Hakikat Pembelajaran Hasil Belajar Karakteristik Siswa Usia Sekolah Dasar (SD) Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Materi Daur Air Pembelajaran Konvensional Pengertian Pendekatan Pembelajaran Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir Hipotesis Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Sampel Variabel Penelitian Variabel Bebas Variabel Terikat Teknik Pengumpulan Data Wawancara Dokumentasi Observasi Tes Instrumen Penelitian Soal-soal Tes Pedoman Wawancara Lembar Pengamatan Pembelajaran Teknik Analisis Data Deskripsi Data x

11 3.6.2 Uji Prasyarat Analisis Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi Pelaksanaan Pembalajaran Analisis Deskripsi Data Penelitian Analisis Deskriptif Variabel Bebas Analisis Deskriptif Variabel Terikat Analisis Statistik Data Hasil Penelitian Data Hasil Belajar Siswa Pembahasan PENUTUP Simpulan Saran Bagi Siswa Bagi Guru Bagi Kepala Sekolah DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Hasil Uji Validitas Soal Tes Uji Coba Hasil Uji Reliabilitas Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Deskripsi Data Nilai Tes Awal Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal Kelas Eksperimen Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal Kelas Kontrol Deskripsi Nilai Hasil Belajar Siswa Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa Hasil Uji Hipotesis Independent Samples t Test Hasil Pengujian One Sample t Test xii

13 DAFTAR BAGAN Bagan Halaman 1.1 Paradigma Penelitian Sederhana Kerangka Berpikir xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba Pedoman Wawancara Pedoman Pelaksanaan Penelitian Silabus Pembelajaran Silabus Pembelajaran Kelas Eksperimen Silabus Pembelajaran Kelas Kontrol Telaah Soal Uji Coba oleh Tim Ahli Telaah Soal Uji Coba oleh Tim Ahli Kisi-kisi Soal Uji Coba Soal Uji Coba Hasil Uji Validitas Soal Hasil Uji Reliabilitas Soal Hasil Uji Tingkat Kesukaran Hasil Uji Daya Beda RPP Kelas Eksperimen Pertemuan RPP Kelas Eksperimen Pertemuan RPP Kelas Eksperimen Pertemuan RPP Kelas Kontrol Pertemuan RPP Kelas Kontrol Pertemuan RPP Kelas Kontrol Pertemuan Rekapitulasi Penilaian Perfomansi Guru dalam Merencanakan Pembelajaran di Kelas Eksperimen xiv

15 24. Rekapitulasi Penilaian Perfomansi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Eksperimen Rekapitulasi Pengamatan Pendekatan CTL Rekapitulasi Penilaian Perfomansi Guru dalam Merencanakan Pembelajaran di Kelas Kontrol Rekapitulasi Penilaian Perfomansi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Kontrol Rekapitulasi Pengamatan Model Konvensional Rekapitulasi Pengamatan Kegiatan Siswa Kelas Eksperimen Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan I Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan II Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan III Rekapitulasi Pengamatan Kegiatan Siswa Kelas Kontrol Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan I Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan II Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan III Rekapitulasi Pengamatan Sikap Kelas Eksperimen Lembar Pengamatan Sikap Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan I Lembar Pengamatan Sikap Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan II Lembar Pengamatan Sikap Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan III Rekapitulasi Pengamatan Sikap Kelas Kontrol Lembar Pengamatan Sikap Siswa Kelas Kontrol Pertemuan I Lembar Pengamatan Sikap Siswa Kelas Kontrol Pertemuan II Lembar Pengamatan Sikap Siswa Kelas Kontrol Pertemuan III Daftar Nilai Tes Awal Siswa Kelas Eksperimen Daftar Nilai Tes Awal Siswa Kelas Kontrol Daftar Nilai Tes Akhir Siswa Kelas Eksperimen xv

16 48. Daftar Nilai Tes Akhir Siswa Kelas Kontrol Daftar Nilai Psikomotor Kelas Eksperimen Daftar Nilai Psikomotor Kelas Kontrol Daftar Rata-rata Nilai Kognitif dan Psikomotor Kelas Eksperimen Daftar Rata-rata Nilai Kognitif dan Psikomotor Kelas Kontrol Dokumentasi Kelas Eksperimen Dokumentasi Kelas Kontrol Surat Ijin dan Keterangan telah Melaksanakan Penelitian xvi

17 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan akan diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan paradigma penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki setiap manusia. Menurut Munib, dkk. (2011: 34), pendidikan merupakan proses bantuan yang diberikan guru kepada siswa agar siswa mampu berkembang secara optimal baik rohani maupun jasmaninya. Melalui pendidikan, siswa memperoleh berbagai pengalaman sebagai bekal untuk hidup di masa kini dan masa mendatang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berlangsung sangat pesat. Oleh karena itu, pemerintah perlu melaksanakan program pendidikan yang dapat membantu siswa mengembangkan segala kemampuan yang sesuai dengan perkembangan IPTEK. Dalam pelaksanaan program pendidikan, pemerintah menetapkan tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 menjelaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan mejadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1

18 2 Tujuan pendidikan nasional tersebut dapat tercapai melalui proses belajar. Hamalik (2014: 37) menjelaskan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Selanjutnya, Hamalik (2008: 29) menyatakan belajar bukan suatu tujuan, tetapi merupakan suatu proses. Melalui belajar, segala tujuan yang ingin dicapai akan terwujud seiring dengan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Proses belajar dapat dilaksanakan melalui berbagai satuan pendidikan seperti pendidikan nonformal, informal, dan formal. Pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan masyarakat. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang dilaksanakan di keluarga sebagai tempat pertama siswa belajar. Pendidikan formal adalah pendidikan yang dilaksanakan di sekolah dengan berbagai jenjang tertentu. Pendidikan formal terdiri atas jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Jenjang pendidikan dasar terdiri dari Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau yang setara. Sekolah dasar (SD) merupakan salah satu lembaga jenjang pendidikan dasar yang berupaya mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa. Berbagai pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan di sekolah dasar sebagai bekal belajar di tingkat pendidikan menengah. Pendidikan di sekolah dasar memuat beberapa mata pelajaran yang terdiri dari mata pelajaran yang bersifat eksak dan non eksak. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sering dinamakan sains adalah salah satu mata pelajaran eksak yang mempelajari berbagai peristiwa yang terjadi di alam semesta ini. Menurut

19 3 Susanto (2013: 167), IPA atau sains adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran, sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Melalui IPA, siswa belajar memahami lingkungan tempat tinggalnya. Keterampilan dalam mengamati dan mengambil keputusan merupakan keterampilan yang harus dimiliki siswa dalam mempelajari lingkungan dan alam semesta. Kedua keterampilan tersebut merupakan dasar yang dapat membantu siswa lebih memahami suatu konsep dalam suatu peristiwa atau materi yang diajarkan di sekolah. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar siswa, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah, karena pelaksanaan pembelajaran terpaku pada buku teks dan diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafalkan suatu materi (Susanto 2013: 165). Materi yang terdapat dalam IPA sangat luas mencakup berbagai peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam semesta. Oleh karena itu, sumber belajar siswa sebaiknya tidak hanya buku pelajaran. Pembelajaran dapat dilaksanakan melalui pengalaman langsung. Keterlibatan siswa dalam mempelajari suatu konsep melalui pengalaman langsung akan meningkatkan pemahaman siswa pada konsep tersebut. Samatowa (2011: 2) menyatakan bahwa IPA sangatlah penting dikuasai oleh siswa SD, karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan pesat. Pembelajaran IPA hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk memupuk rasa ingin tahu, sehingga membantu siswa

20 4 mengembangkan cara berpikir ilmiah. Selain itu, pembelajaran IPA di SD hendaknya mampu menarik minat siswa dan membantu siswa agar dapat mengenal lingkungan sekitarnya. Dalam upaya menciptakan pembelajaran IPA yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan dirinya diperlukan suatu pembelajaran yang menyenangkan dan menarik minat siswa. Pembelajaran tersebut harus memberi kesempatan kepada siswa mengembangkan rasa ingin tahu mereka. Pembelajaran juga akan lebih menarik apabila faktor-faktor di sekolah mendukung pelaksanaan pembelajaran seperti faktor siswa, guru, serta sarana prasarana. Karakteristik perkembangan siswa perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini dilakukan agar pembelajaran tersebut sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar. Mengacu pada teori tahap perkembangan kognitif Piaget, dapat diketahui bahwa anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasional konkret (usia 7-11 tahun), dimana siswa sudah mampu untuk berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa konkret (Susanto 2013: 78). Namun, siswa belum mampu memahami sesuatu yang bersifat abstrak, sehingga pembelajaran diharapkan menggunakan media berupa benda atau peristiwa konkret guna mempermudah siswa memahami materi yang diajarkan guru. Susanto (2013: 179) menjelaskan Peran guru dalam pembelajaran tidak hanya mengajar dan memberikan informasi kepada siswa, akan tetapi guru juga mempunyai tugas melatih, membimbing, serta mengarahkan siswa kepada materi pelajaran sehingga siswa mampu belajar dan bersikap sebagai manusia yang

21 5 terdidik secara akademis. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal jika guru mampu melaksanakan perannya. Guru sangat berperan dalam mengembangkan segala potensi yang dimiliki siswanya. Jadi, pelaksanaan pembelajaran harus memberi kesempatan kepada siswa terlibat aktif selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal pada tanggal 24 Februari 2015 diperoleh keterangan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran, guru cenderung menerapkan model pembelajaran konvensional khususnya metode ceramah dalam mengajarkan suatu materi. Menurut Ruminiati (2007: 2-4), metode ceramah merupakan metode pembelajaran yang digunakan menjelaskan materi yang bersifat verbal. Pembelajaran konvensional seperti pembelajaran menggunakan metode ceramah ini dapat menyebabkan siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran. Metode ceramah hanya menjadikan siswa sebagai pendengar (auditif) dan penerima semua konsep yang telah dijelaskan guru. Selanjutnya, guru memberikan tugas terkait materi yang telah dijelaskan. Kegiatan pembelajaran konvensional ini membuat siswa menjadi bosan dan kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran, karena siswa harus menghafalkan materi yang telah dipelajari. Hal ini menyebabkan siswa kurang mengembangkan kemampuan yang dimilikinya serta hasil belajar siswa kurang maksimal. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan yang efektif digunakan dalam pembelajaran IPA, sehingga hasil belajar siswa akan meningkatkan. Memperhatikan permasalahan tersebut, perlu adanya solusi untuk menyelesaikannya. Dalam hal ini, guru dapat melakukan suatu variasi

22 6 pembelajaran agar pembelajaran IPA dapat terlaksana dengan baik serta siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Dalam hal ini guru dapat melaksanakan variasi pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman langsung. Salah satu variasi pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu pendekatan Contextual Teaching and Learning atau yang sering disingkat dengan CTL. Pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) menekankan pada pembelajaran yang mengaitkan konsep dengan kehidupan sehari-hari siswa. Menurut teori pembelajaran kontekstual dalam Toharudin, Hendrawati, dan Rustaman (2011: 95), Sebuah pengetahuan akan lebih bermakna jika peserta didik sendiri yang menemukan dan membangunnya. Melalui pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), siswa akan menemukan sendiri konsep yang dipelajari serta menjembatani siswa belajar konsep yang baru dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki. Siswa menjadi lebih memahami akan konsep baru tersebut, karena konsep tersebut ditemukan sendiri oleh siswa. Pendekatan CTL telah diterapkan dalam pembelajaran pada jenjang sekolah dasar. Salah satu penelitian tentang penerapan CTL yaitu penelitian yang dilakukan oleh Malik (2014) dengan judul Keefektifan Pendekatan CTL terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Gaya Magnet Kelas V SD Negeri Tegalsari 1 Kota Tegal. Hasil analisis hipotesis aktivitas belajar siswa dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05), berarti terdapat perbedaan antara aktivitas belajar menggunakan pendekatan CTL dengan model

23 7 konvensional pada mata pelajaran IPA kelas V materi gaya magnet SDN Tegalsari 1 Kota Tegal. Uji hipotesis hasil belajar siswa dengan menggunakan uji U Mann Whitney menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,008. Nilai tersebut kurang dari 0,05 (0,008 < 0,05), berarti terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa menggunakan pendekatan CTL dengan hasil belajar menggunakan model konvensional pada mata pelajaran IPA kelas V materi gaya magnet SDN Tegalsari 1 Kota Tegal. Jadi dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan signifikan antara aktivitas dan hasil belajar IPA kelas V materi gaya magnet SDN Tegalsari 1 Kota Tegal yang mendapat pembelajaran menggunakan pendekatan CTL dengan yang mendapat pembelajaran konvensional. Hasil tersebut menjadi bukti empiris bahwa penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran di kelas dapat dijadikan sebagai solusi untuk meningkatkan rendahnya kualitas pembelajaran di kelas. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian apakah pendekatan CTL efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas V materi daur air dengan judul Keefektifan Pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap Hasil Belajar Daur Air pada Siswa Kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: (1) Pembelajaran masih didominasi oleh guru sebagai sumber informasi sehingga siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran IPA kelas V materi daur air.

24 8 (2) Guru cenderung menerapkan model konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas pada siswa. (3) Guru belum menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada proses pembelajaran IPA kelas V materi daur air. 1.3 Pembatasan Masalah dan Paradigma Penelitian Agar masalah tidak meluas, maka permasalahan perlu dibatasi. Selanjutnya, peneliti menentukan paradigma penelitian untuk menjelaskan hubungan antarvariabel penelitian Pembatasan Masalah Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Materi IPA yang akan diteliti hanya terbatas pada daur air meliputi proses daur air, kegiatan yang mempengaruhi proses daur air, serta cara menghemat air. (2) Variabel yang akan diteliti hanya terbatas pada hasil belajar IPA siswa kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal. (3) Penelitian ini difokuskan hanya pada keefektifan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran IPA kelas V materi daur air Paradigma Penelitian Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai variabel bebas (X) yang mempengaruhi hasil belajar IPA materi daur air sebagai variabel terikat (Y). Berdasarkan pendapat Sugiyono (2014: 68), paradigma penelitian yang diterapkan yakni

25 paradigma sederhana, karena terdiri atas satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Hubungan antarvariabel tersebut dapat dilihat pada bagan berikut: 9 X Y Bagan 1.1. Paradigma Penelitian Sederhana Keterangan: X = pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Y = Hasil belajar IPA materi daur air (Sugiyono 2014: 68) 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) Apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan hasil belajar menggunakan model konvensional pada mata pelajaran IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal? (2) Apakah hasil belajar IPA materi daur air pada siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini meliputi tujuan umum dan khusus. Berikut ini merupakan penjabaran tujuan umum dan khusus dalam penelitian ini.

26 Tujuan Umum Tujuan umum pelaksanaan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keefektifan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar IPA materi daur air pada siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu (1) Mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan hasil belajar menggunakan model konvensional pada mata pelajaran IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal? (2) Mengetahui apakah hasil belajar IPA materi daur air pada siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional? 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pendekatan CTL dalam pembelajaran dan menambah kajian untuk penelitian lanjutan. Selain itu, penelitian ini akan memperkaya penelitian yang telah dilakukan sekolah.

27 Manfaat Praktis Penelitian ini dapat memberi manfaat praktis bagi beberapa pihak antara lain manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. Berikut ini merupakan penjabaran manfaat praktis bagi beberapa pihak tersebut Bagi Siswa Manfaat penelitian bagi siswa, antara lain: (1) Meningkatnya proses pembelajaran IPA kelas V materi daur air di SDN Muarareja 1 Kota Tegal. (2) Meningkatnya hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal. (3) Menjadikan siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran IPA dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran IPA kelas V materi daur air di SDN Muarareja 1 Kota Tegal. (4) Meningkatnya keterampilan sains serta kemampuan berpikir kritis siswa melalui penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran IPA materi daur air di kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal Bagi Guru Manfaat penelitian bagi guru, antara lain: (1) Menambah pengetahuan bagi guru tentang keefektifan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.

28 12 (2) Memotivasi guru untuk menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan proses dan hasil belajar siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal pada mata pelajaran IPA materi daur air Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal melalui penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning.

29 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA Pada kajian pustaka akan diuraikan tentang landasan teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis. 2.1 Landasan Teori Teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu hakikat belajar, pembelajaran, hasil belajar, karakteristik siswa sekolah dasar, hakikat ilmu pengetahuan alam (IPA), Pembelajaran IPA di sekolah dasar, materi daur air, pembelajaran konvensional, pengertian pendekatan, dan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Hakikat Belajar Gagne dan Berliner (1983) dalam Rifa i dan Anni (2011: 82) menjelaskan Belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Slameto (2010: 2), Belajar ialah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hilgard (1962) dalam Susanto (2013: 3) mengungkapkan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam di seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman dan sebagainya. Belajar secara umum dikemukakan oleh Trianto (2013: 16) diartikan Sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. 13

30 14 Menurut Rifa i dan Anni (2011: 82-3), konsep belajar mengandung tiga unsur utama yaitu belajar berkaitan dengan perubahan perilaku, perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman, dan perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen. Berikut ini merupakan penjelasan dari ketiga unsur tersebut. Pertama, belajar berkaitan dengan perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang terjadi pada kegiatan belajar di sekolah yaitu mengacu pada kemampuan mengingat atau menguasai berbagai bahan belajar dan kecenderungan siswa memiliki sikap dan nilai-nilai yang diajarkan guru. Dalam mengukur apakah seseorang telah belajar atau belum, diperlukan perbandingan perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar. Apabila terjadi perbedaan perilaku, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang telah belajar. Kedua, perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. Perubahan perilaku karena pertumbuhan dan kematangan fisik, seperti tinggi badan, berat badan, dan kekuatan fisik, tidak dipandang sebagai hasil belajar Kematangan pada diri seseorang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik, dan kematangan itu menjadi prasyarat untuk belajar. Ketiga, perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen. Lamanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang sukar untuk diukur. Apabila seseorang mampu memahami proses belajar dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari belajar pada kehidupan nyata, maka ia akan mampu menjelaskan segala sesuatu yang ada di lingkungannya.

31 15 Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan dalam dirinya. Perubahan yang terjadi berlangsung relatif lama yang diperoleh melalui pengalaman Hakikat Pembelajaran Briggs (1992) dalam Rifa i dan Anni (2011: 191), mengungkapkan Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi siswa sehingga siswa memperoleh kemudahan. Selanjutnya, Gagne (1981) dalam Rifa i dan Anni (2011: 192) menyebutkan Pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Pembelajaran merupakan aspek kegiatan yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Dalam makna yang lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membantu siswa (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto 2013: 17). Gagne (1985) dalam Rifa i dan Anni (2011: 193) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang mengubah stimulus dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, sehingga menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Hamalik (2014: 57) menyatakan Pembelajaran adalah kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Unsur manusia terlibat dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan siswa serta tenaga pendidik lainnya seperti petugas laboratorium. Material meliputi buku ajar, papan tulis, spidol, dan media serta sumber lainnya yang menunjang terlaksananya

32 16 kegiatan belajar mengajar. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audiovisual, serta komputer. Fasilitas dan perlegkapan ini dapat digunakan dalam melaksanakan pembelajaran. Selanjutnya, prosedur, meliputi jadwal pelajaran, metode yang digunakan dalam pembelajaran, dan sebagainya. Dalam menghasilkan pembelajaran yang bermakna serta memberikan kemampuan kepada siswa untuk melakukan berbagai penampilan, diperlukan pembelajaran yang bervariasi. Selain itu, guru harus mampu melaksanakan inovasi pembelajaran. Dalam upaya untuk mewujudkan proses pembelajaran yang variatif, inovatif, dan konstruktif, yaitu situasi kelas yang dapat merangsang anak melakukan kegiatan belajar secara bebas, peran guru yaitu sebagai pengarah dalam belajar, penyedia fasilitas, pendorong, dan penilai proses dan hasil belajar anak (Susanto 2013: 86). Apabila seorang guru mampu melaksanakan perannya dengan baik, maka akan tercipta pembelajaran yang inovatif dan bervariasi. Pemilihan pendekatan yang sesuai akan menghasilkan pembelajaran yang bermakna yang memberikan ingatan jangka panjang bagi siswa. Selain itu, guru harus mampu menyusun pembelajaran dengan baik sesuai kemampuan yang dimilikinya agar tercipta pembelajaran bermakna bagi siswa. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan atau peristiwa yang diberikan guru untuk membantu siswanya dalam mengembangkan segala kemampuan yang ada dalam diri siswa. Hal ini berarti pembelajaran memberikan sumbangan dalam mengembangkan

33 17 bakat dan kemampuan yang dimiliki siswa. Pembelajaran yang disusun dengan baik sesuai kemampuan siswa akan menciptakan proses belajar yang bermakna bagi siswa serta mempermudah siswa memahami materi yang diajarkan Hasil Belajar Rifa i dan Anni (2011: 85), menjelaskan Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Secara sederhana, disebutkan bahwa hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar yang dapat dilihat dari tercapainya tujuan pembelajaran (Susanto 2013: 5). Selanjutnya Susanto (2013: 6) memaparkan bahwa penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa. Bloom (1956) dalam Rifa i dan Anni (2011: 86-9) menyampaikan tiga taksonomi yang disebut ranah belajar yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berikut ini merupakan kategori dalam setiap ranah. Pertama, ranah kognitif (cognitive domain) berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation). Kedua, ranah afektif (affective domain), berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuannya mencerminkan hierarki yang berentangan dari keinginan untuk menerima sampai dengan pembentukkan pola hidup. Kategori dalam ranah

34 18 afektif yaitu penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), pembentukkan pola hidup (organization by a value complex). Ketiga, ranah psikomotor (psychomotoric domain), berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Penjabaran ranah psikomotorik ini sangat sukar karena seringkali tumpang tindih dengan ranah kognitif dan afektif. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik yaitu persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan terbiasa (mechanism), gerakan kompleks (complex over response), penyesuaian (adaptation), dan kreativitas (originality). Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam kegiatan belajar mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar tersebut diukur menggunakan tes hasil belajar yang diujikan di akhir pembelajaran (posttest) Karakteristik Siswa Sekolah Dasar (SD) Karakteristik siswa merupakan hal yang diperhatikan saat guru menentukan tujuan pembelajaran. Karakteristik dan perilaku yang diperoleh siswa sebelum mengikuti pembelajaran baru umumnya akan mempengaruhi kesiapan belajar dan cara-cara mereka belajar (Rifa i dan Anni 2011: 4). Oleh karena itu, guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang karakteristik dan perilaku yang dimiliki oleh siswanya sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Nasution (1993) dalam Djamarah (2011: 123) menyebutkan Masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira sebelas atau dua belas tahun dan sering disebut sebagai

35 19 masa sekolah. Pada usia tersebut, anak pertama kalinya memeroleh pendidikan formal. Melalui masa sekolah ini, anak memeroleh kecakapan baru yang dapat diterapkan dalam kehidupannya. Pelaksanaan pembelajaran yang menarik minatnya dan relevan dengan perkembangan siswa akan memengaruhi tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi atau keterampilan baru. Menurut Suryobroto (1990) dalam Djamarah (2011: 124), Masa usia sekolah dianggap sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada masa ini, siswa mudah untuk menerima atau memahami sesuatu yang baru dibandingkan masa sebelumnya yaitu masa taman kanak-kanak. Perkembangan intelektual pada anak usia sekolah dasar ini ditandai dengan karakteristik perkembangan lainnya (Susanto 2013:76). Desmita (2012: 35) menyatakan bahwa anak-anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan anak-anak yang usianya lebih muda, karena pada usia sekolah dasar, anak lebih senang bermain, bergerak, belajar dalam kelompok, dan diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan pembelajaran yang memberi ruang kepada siswa untuk bergerak, bekerjasama menyelesaikan tugas, dan belajar melalui pengalaman langsung. Piaget (1950) dalam Susanto (2013: 77) mengelompokkan tahap perkembangan kognitif menjadi empat tahap. Berikut ini merupakan penjelasan karakteristik dari setiap tahap perkembangan yaitu: pertama, tahap sensorik motor (usia 0-2 tahun), pada tahap ini belum memasuki usia sekolah; kedua, tahap praoperasional (usia 2-7 tahun), pada tahap ini kemampuan skema kognitif masih terbatas. Siswa masih suka meniru perilaku orang lain. Siswa mampu

36 20 menggunakan kata-kata yang benar dan mampu pula mengekspresikan kalimatkalimat pendek secara efektif; ketiga, tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun), siswa mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret; keempat, tahap operasional formal (usia tahun), siswa mampu mempelajari materi pelajaran yang abstrak seperti agama, dan matematika. Sesuai dengan teori perkembangan kognitif yang diungkapkan Piaget, perkembangan intelektual siswa tingkat sekolah dasar masih dalam tahap operasional konkret (umur 7-11 tahun). Menurut Susanto (2013: 78-9), anak pada tahap ini menunjukkan perilaku belajar yang berkembang yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) Memandang lingkungan sekitar sesuai apa yang dilihatnya, dan berpikir secara reflektif. (2) Anak mulai memahami tentang volume, jumlah, berat, luas, panjang, dan pendek serta memahami peristiwa-peristiwa secara konkret. (3) Anak mampu mengelompokkan benda-benda yang bervariasi dan sesuai dengan tingkatannya. (4) Anak mampu menggunakan aturan dan prinsip ilmiah serta memahami hubungan sebab akibat. (5) Anak memahami konsep volume zat cair, luas, sempit, ringan, dan berat. Berdasarkan teori tahap perkembangan yang dikemukakan Piaget, pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah dasar. Pendekatan CTL memberi kesempatan kepada siswa belajar melalui pengalaman langsung. Selain itu, siswa belajar berbagai

37 21 konsep melalui kegiatan menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga pemberian contoh yang terdapat di sekitar siswa akan mempermudah siswa memahami suatu konsep dalam materi tertentu Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam sering dikenal dengan istilah sains. Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu nature science, artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Jadi, Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Samatowa 2011: 3). Sumanto, dkk. (2007) dalam Putra (2013: 40) mengungkapkan Sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsipprinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Hakikat sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam Bahasa Indonesia disebut dengan Ilmu Pengetahuan Alam dapat diklasifikasi menjadi tiga bagian yaitu: ilmu pengetahuan sebagai produk, proses, dan sikap (Susanto 2013: 167). Berikut ini merupakan penjelasan dari ketiga bagian klasifikasi dalam IPA. Pertama, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai produk antara lain fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teoriteori IPA. Kedua, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai proses, yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. IPA merupakan kumpulan fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan teori yang akan digeneralisasikan oleh ilmuwan. Adapun proses dalam

38 22 memahami IPA disebut keterampilan proses sains (science process skills) yaitu keterampilan yang dilakukan para ilmuwan seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasi, dan menyimpulkan. Ketiga, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai sikap. Sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran sains. Sulistyorini (2006) menjelaskan bahwa ada sembilan aspek yang dikembangkan dalam sikap ilmiah dalam pembelajaran sains, yaitu sikap ingin tahu, ingin mendapat sesuatu yang baru, sikap kerjasama, tidak putus asa, tidak berprasangka, mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas, dan kedisiplinan diri (Susanto 2013: 168-9). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang berbagai peristiwa alam. Berbagai teori dan fakta dalam IPA dapat diperoleh melalui keterampilan dan proses. Selanjutnya, teori dan fakta itu dapat ditemukan karena adanya rasa ingin tahu dari seseorang, sehingga sikap yang dibutuhkan untuk memperoleh suatu teori, fakta, dan konsep ini harus dikembangkan dalam melaksanakan pembelajaran IPA Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran eksak yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar. Mata pelajaran IPA diberikan sejak tingkat dasar sebagai bekal siswa pada tingkat pendidikan menengah. Pembelajaran IPA di sekolah dasar membantu siswa mempelajari konsep melalui proses keterampilan sains yang paling dasar yaitu observasi, analisis, dan menyimpulkan. Hal ini akan memberikan pemahaman kepada siswa bahwa untuk memeroleh suatu jawaban membutuhkan suatu proses yang tidak sederhana. Setiap mata pelajaran memiliki tujuan pembelajaran khusus, termasuk IPA. Oleh

39 karena itu, guru perlu mengetahui dan memahami tentang tujuan pembelajaran tersebut. Menurut BSNP dalam Susanto (2013: 171-2), tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar yaitu (1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaannya; (2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari; (3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam; (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan; serta (7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP. 23 Tujuan pembelajaran IPA tersebut dapat tercapai apabila siswa sekolah dasar mampu menguasai semua standar isi dalam pembelajaran IPA. Ada banyak materi pokok yang terdapat dari setiap standar isi dalam pembelajaran IPA. Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi mata pelajaran IPA di sekolah dasar, ruang lingkup bahan kajian IPA untuk sekolah dasar meliputi aspek-aspek berikut. (1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan; (2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas; (3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana; serta (4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

40 24 Pembelajaran IPA SD khususnya untuk kelas V meliputi beberapa materi pokok yaitu: organ pernafasan manusia, pencernaan manusia, peredaran darah pada manusia, tumbuhan hijau, ketergantungan manusia dan hewan terhadap tumbuhan hijau, sifat bahan, perubahan kimia dan fisika, gaya, pesawat sederhana, cahaya, proses pembentukan tanah, struktur bumi dan matahari, daur air dan peristiwa alam, serta sumber daya alam dan penggunaannya. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran IPA di sekolah dasar perlu dilaksanakan dengan baik untuk mencapai tujuan khusus dalam pembelajaran IPA. Apabila siswa mampu menguasai semua materi IPA di tingkat sekolah dasar, maka siswa memiliki bekal untuk melanjutkan sekolah di tingkat menengah Materi Daur Air Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran IPA materi Daur Air di kelas V semester 2 sekolah dasar. Materi daur air terdapat pada standar kompetensi: 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Alokasi waktu yang digunakan dalam mengajarkan materi pokok daur air yaitu 6 jam pelajaran yang dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yang terdiri dari materi proses daur air, kegiatan yang memengaruhi atau mengganggu proses daur air serta kegiatan penghematan air. Materi daur air dirangkum dari buku yang ditulis oleh Sulistyanto dan Wiyono (2008) serta Azmyawati, dkk (2008). Air memiliki banyak kegunaan antara lain untuk minum, memasak, mandi, mencuci, dan menyirami tanaman. Selain itu, air digunakan untuk mengairi sawah (irigasi) serta memelihara ikan dan

41 25 udang. Ada dua sumber air yang sering digunakan yaitu sumber air alami dan sumber air buatan. Sumber air alami berasal dari danau, laut, mata air, dan sungai. Sementara itu, sumber air buatan berasal dari sumur gali, sumur pompa, dan PAM. Air di bumi tidak pernah habis, karena mengalami perputaran yang disebut daur air. Daur air merupakan sirkulasi (perputaran) air secara terus-menerus atau berkesinambungan dari bumi ke atmosfer dan kembali ke bumi. Namun, kegiatan manusia yang kurang memerhatikan kelestarian alam sering mengganggu proses daur air, seperti penebangan pohon secara liar, pembakaran hutan, pengaspalan jalan, dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu kegiatan yang memperbaiki proses daur air di bumi seperti mengadakan kegiatan reboisasi. Penggunaan air yang berlebihan juga dapat mengganggu proses daur air, sehingga manusia perlu melakukan kegiatan penghematan air. Walaupun jumlah air di bumi sangat melimpah, manusia perlu menggunakannya secara bijaksana. Beberapa kegiatan penghematan yang dapat dilakukan yaitu menutup kran setelah digunakan, tidak menggunakan air secara berlebihan, dan sebagainya. Berdasarkan uraian materi daur air tersebut, dapat disimpulkan bahwa materi daur air merupakan materi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) akan mempermudah siswa memahami materi daur air. Hal ini sesuai konsep pendekatan CTL yaitu mengaitkan suatu konsep baru dengan kehidupan sehari-hari siswa.

42 Pembelajaran Konvensional Pembelajaran konvensional merupakan suatu pembelajaran yang paling sering digunakan oleh guru dalam mengajarkan suatu konsep kepada siswa. Susanto (2013: 192) menjelaskan model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang mendidik siswa menjadi orang yang bekerja tetapi bukan berpikir, serta kurang memerhatikan aspek berpikir atau analisis yang mandiri. Selama proses pembelajaran, peran guru sangat dominan. Pembelajaran konvensional lebih menekankan pada pemberian tugas dan didominasi metode ceramah, sehingga siswa lebih banyak mendengarkan daripada terlibat aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran konvensional juga menyebabkan kemampuan pemahaman siswa kurang berkembang. Dalam pembelajaran konvensional, guru berperan sebagai penyampai informasi, sedangkan siswa berperan sebagai penerima informasi. Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Jadi, pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru serta kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran Pengertian Pendekatan Pembelajaran Sagala (2003) dalam Ruminiati (2007: 1-15) menyatakan pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas pembelajaran yang dipilih guru dalam rangka mempermudah siswa mempelajari bahan ajar yang telah ditetapkan oleh guru sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Joni (1993) dalam Abimanyu (2008: 2.4) mengungkapkan pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian.

43 27 Pendekatan pembelajaran dapat digunakan guru dalam mengajarkan suatu materi kepada siswa. Menurut Wisudawati dan Sulistyowati (2014: ) ada dua jenis pendekatan pembelajaran yaitu: Pertama, Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered approach) merupakan suatu pendekatan yang dalam kegiatan pembelajaran guru yang mempunyai peran utama serta dilaksanakan menggunakan metode ceramah. Dalam penyampaian pengetahuan siswa dipandang sebagai subjek penerima informasi. Pembelajaran dikontrol dan ditentukan oleh guru sebagai penyampai informasi. Kegiatan pembelajaran hanya berjalan satu arah, karena siswa sebatas mendengarkan, mencatat, dan sesekali bertanya kepada guru. Pendekatan ini sering dikenal dengan istilah pendekatan ekspositori. Kedua, Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) merupakan pendekatan pembelajaran aktif yang menempatkan guru berperan sebagai fasilitator, motivator, katalisator, dan pengontrol konsep. Dalam pendekatan student center diharapkan siswa harus menemukan fakta ilmu pengetahuan. Pendekatan ini melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam memahami suatu materi melalui kegiatan mengalami. Pendekatan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadikan pembelajaran bermakna bagi dirinya. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau pedoman umum yang digunakan oleh guru untuk merancang pembelajaran yang mempermudah siswa mempelajari bahan ajar yang disampaikan. Pendekatan Contextual Teaching and Learning

44 (CTL) merupakan pendekatan yang berpusat pada siswa, karena memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran Pendekatan Contextual Teaching and Learnng (CTL) Pada sub bab ini akan dibahas mengenai beberapa teori, meliputi pengertian, komponen-komponen, langkah-langkah pelaksanaan, dan kelebihan serta kekurangan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pengertian Pendekatan Contextual Teaching and Learnng (CTL) Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) sering dikenal dengan pembelajaran kontekstual. Sanjaya (2006) dalam Toharudin, Hendrawati, dan Rustaman (2011: 92) menjelaskan Pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara penuh untuk menemukan konsep dari materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga siswa dapat menerapkannya dalam kehidupannya. Pengetahuan yang dimiliki siswa dibangun dari proses belajar siswa yang mengaitkan dengan lingkungannya. Blanchard (2001) dalam Trianto (2013: 105) menjelaskan Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya. Pembelajaran seperti pendapat Blanchard tersebut menjadikan pembelajaran bermakna bagi siswa. Sementara itu, Wisudawati dan Sulistyowati (2014: 121-2) menyatakan Pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning/ctl) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata peserta didik dan mendorong mereka untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan mereka dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. 28

45 29 Pembelajaran kontekstual terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, siswa, dan tenaga kerja (University of Whasington dalam Trianto 2013: 105). Pembelajaran Contextual Teaching and Learning berupaya menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa, sehingga semua yang telah dipelajari siswa dapat menjadi ingatan jangka panjang siswa. Dalam kegiatan belajar bukan hanya memerhatikan hasil belajar, tetapi yang lebih penting yakni proses belajar siswa. Beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual menekankan pada proses belajar yang melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan sendiri fakta atau konsep dari suatu materi melalui pengalaman langsung. Dalam hal ini, guru mengaitkan materi pelajaran dengan konsep yang telah dimiliki siswa untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran Komponen Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Depdiknas (2002) dalam Trianto (2013: 111-9), pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (constructivism), inkuiri (inqury), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), penilaian sebenarnya (authentic assessment). Sebuah kelas dikatakan menerapkan pendekatan CTL, jika menerapkan ketujuh prinsip tersebut dalam pembelajaran. Berikut ini merupakan penjelasan ketujuh komponen tersebut yaitu:

46 30 Pertama, konstruktivisme. Dalam pendekatan CTL siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Hal tersebut akan menciptakan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa harus menemukan dan mentransfer suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi menjadi milik mereka sendiri. Kedua, inquiry (menemukan). Pembelajaran CTL adalah pembelajaran yang berkaitan dengan penemuan. Sebuah pembelajaran CTL harus dirancang dengan baik agar siswa menemukan sendiri konsep dalam suatu materi. Sebagai seorang guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang memberikan motivasi kepada siswa untuk menemukan sendiri materi melalui pengalaman langsung. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Ketiga, questioning (bertanya). Bertanya merupakan strategi utama yang berbasis kontekstual. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry yaitu menggali informasi, mengonfirmasi apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Keempat, learning community (masyarakat belajar). Masyarakat belajar berarti dalam kegiatan pembelajaran terjadi komunikasi dua arah. Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-

47 31 kelompok belajar. Kelompok belajar dibentuk secara heterogen. Hal ini bertujuan, agar setiap siswa mau bertukar pengetahuan dan pengalaman dengan sesama temannya selama proses pembelajaran berlangsung. Setiap pihak harus merasa bahwa setiap orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan yang berbeda yang perlu dipelajari. Adanya masyarakat belajar ini menjadikan setiap siswa kaya akan pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal hidup di lingkungannya. Kelima, modeling (pemodelan). Dalam suatu pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru oleh siswa. Guru dapat menampilkan model yang dapat ditiru oleh siswa pada proses pembelajaran. Namun, guru bukanlah satu-satunya model dalam kegiatan pembelajaran. Guru dapat menggunakan siswa yang memiliki pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan sebagai model dalam pembelajaran. Model pembelajaran dapat pula datang dari luar yang ahli dalam bidangnya. Keenam, refleksi. Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa yang lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Refleksi ini biasanya dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Melalui kegiatan refleksi, guru membantu siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Hal ini membuat siswa merasa memeroleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajari.

48 Ketujuh, penilaian autentik. Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Assessment bukan dilakukan di akhir periode pembelajaran, tetapi dilakukan bersama-sama secara terintegrasi (tidak terpisah) dari kegiatan pembelajaran. Penilaian autentik menilai pengetahuan dan keterampilan (perfomance) yang diperoleh siswa. Ketujuh komponen pendekatan tersebut ini harus dilaksanakan selama pembelajaran yang menerapkan pendekatan CTL. Melalui penerapan pendekatan CTL ini, akan mengembangkan keterampilan proses sains yang dimiliki siswa. Hal ini akan menjadikan siswa mau melakukan kegiatan penemuan dan mencari sendiri pengetahuan barunya. Siswa akan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan suatu peristiwa, sehingga untuk mencari jawabannya mereka berusaha untuk mencarinya sendiri. Semua ini akan memperkaya pengetahuan, pengalaman serta keterampilan yang dimiliki oleh siswa Langkah-langkah Pendekatan Contextual Teaching and Learning Menurut Toharudin, Hendrawati, dan Rustaman (2011: 97), secara garis besar langkah pembelajaran kontekstual sebagai berikut: (1) Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna jika ia diajak untuk bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya; (2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik; (3) Mengembangkan sifat dan rasa ingin tahu (sense of knowledge) siswa melakukan ajakan untuk bertanya; (4) Menciptakan masyarakat pembelajar (learning society) melalui pembentukan kelompok-kelompok pembelajar; (5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran; (6) Melakukan refleksi pada setiap akhir pertemuan; serta (7) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara yang dapat menggugah semangat siswa. 32

49 33 Shoimin (2013: 44) menjelaskan bahwa langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran CTL terbagi menjadi tiga kegiatan yakni kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada kegiatan awal terdapat beberapa kegiatan yang perlu dilakukan guru yakni penyiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran, penyampaian apersepsi untuk menggali pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan, serta penyampaian tujuan pembelajaran. Selanjutnya, pada kegiatan inti terdapat beberapa kegiatan yakni siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas yang diberikan guru, siswa mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang presentasi, guru membahas hasil diskusi untuk menentukan penyelesaian dari tugas yang diberikan guru berdasarkan pendapat yang disampaikan siswa, serta siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Pada kegiatan akhir, beberapa kegiatan yang dilaksanakan yakni siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan, pengerjaan soal evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa, dan membahas soal yang telah dikerjakan oleh siswa. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketujuh komponen pendekatan CTL tidak diharuskan dilaksanakan secara berurutan. Namun, selama proses pembelajaran diharapkan ketujuh komponen pendekatan tersebut harus dilaksanakan dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

50 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Setiap pendekatan pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan pendekatan CTL. Menurut Shoimin (2013: 45), ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari pendekatan CTL. Kelebihan dari pendekatan CTL yakni (1) pembelajaran kontekstual menekankan aktivitas siswa selama pembelajaran; (2) pembelajaran kontekstual menjadikan siswa belajar melalui proses pengalaman; serta (3) konsep dari materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri. Selanjutnya, kekurangan dari pendekatan CTL yakni dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga pembelajaran harus persiapkan dengan sebaik-baiknya. Dalam setiap pembelajaran diharapkan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, pembelajaran yang menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Kekurangan dari pendekatan CTL harus diminimalisir dengan memanfaatkan waktu yang tersedia dengan baik, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. 2.2 Penelitian yang Relevan Penelitian berkaitan dengan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) telah banyak dilaksanakan. Berikut ini merupakan beberapa penelitian tentang penerapan pendekatan CTL yang telah dilakukan.

51 35 Pertama, penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan oleh Atmaja (2014) dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA tentang Sifat Bahan dan Kegunaannya melalui Penerapan Pendekatan Kontekstual. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SDN Sukamanah Kabupaten Sukabumi yang berjumlah 35 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dari aspek kognitif, kinerja, dan sikap setelah dilakukan tindakan pembelajaran mengalami peningkatan. Data menunjukkan pada siklus I hasil belajar siswa diperoleh rata-rata 70 dengan 40% siswa telah mencapai KKM. Pada siklus II terjadi peningkatan dengan perolehan nilai rata-rata 80 dengan persentase siswa mencapai KKM sebesar 80%. Kedua, penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan Firman, dkk (2014) dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pengelompokkan Makhluk Hidup melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa Kelas III SDN 2 Salakan Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan. Subjek penelitian tindakan kelas ini yaitu siswa SDN 2 Salakan yang berjumlah 23 siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Hasil penelitian pada siklus I, siswa yang memperoleh nilai 65 hanya sebesar 60,87%, pada siklus II rata-rata nilai belajar siswa yaitu 70,00 dan ketuntasan belajar mencapai 78,26%. Hasil pada siklus III rata-rata nilai tes formatif 73,70 dengan ketuntasan belajar 86,96%. Simpulannya, penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas III SDN 2 Salakan Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan.

52 36 Ketiga, penelitian yang dilakukan Khikayati (2010) dengan judul Penerapan Pendekatan Kontekstual Tipe Inquiri dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Materi Pokok Energi di Kelas IV SD Darussalam Kalibakung Balapulang Tegal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Darussalam sangat baik. Pada tahap pra tindakan diperoleh rata-rata 65,24. Kemudian siklus I rata-rata nilai hasil belajar siswa yaitu 80 dengan persentase ketuntasan belajar 95%, siklus II rata-rata nilai hasil belajar siswa yaitu 87,62 dengan persentase ketuntasan belajar 100%. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I yakni 63% dan pada siklus yang II mencapai 85%. Keempat, penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan oleh Wiji (2013) dengan judul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Pecahan melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif pada SD Negeri Kebogadung 02 Brebes. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas III SD Negeri Kebogadung 02 yang berjumlah 9 siswa, terdiri dari 5 laki-laki dan 4 perempuan. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas siswa pada siklus I mendapat skor 17 dengan kriteria cukup dan pada siklus II mendapat skor 23 dengan kriteria baik. Persentase hasil belajar siswa pada siklus I mendapat ketuntasan klasikal 60% dan pada siklus II ketuntasan klasikal meningkat menjadi 80%. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika pecahan pada siswa kelas III SD Negeri Kebogadung 02 Brebes.

53 37 Kelima, penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Atmojo (2012) yang berjudul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Menulis Laporan Pengamatan melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa kelas V SD Negeri Jatingarang 03 Bodeh Pemalang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Jatingarang 03 Bodeh Pemalang yang berjumlah 26 siswa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 66,27 dan pada siklus II rata-rata nilai kelas mencapai 72,80. Selanjutnya, peersentase aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I mencapai 72,18% dan pada siklus II meningkat menjadi 80,87%. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menulis laporan pengamatan pada siswa kelas V SD Negeri Jatingarang, Bodeh, Pemalang. Keenam, peneltian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan Asshidiqi (2012) dengan judul Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di Kelas IV SD Negeri Sindang 02 Kabupaten Tegal. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh data bahwa persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 78% dengan nilai rata-rata kelas 76,83 dan pada siklus II persentase ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 100% dengan nilai ratarata kelas sebesar 87,32. Selanjutnya, persentase aktivitas siswa pada saat pembelajaran juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu dari 74.88% menjadi 85.34%. Persentase hasil pengamatan performansi guru pada

54 38 siklus I mencapai nilai 80,38 dan pada siklus II menjadi 87,96. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi di kelas IV SD Negeri Sindang 02. Ketujuh, penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Sularso (2013) dengan judul Peningkatan Kualitas Pembelajaran Unsur Cerita Rakyat melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar Negeri 3 Pekuncen Kecamatan Jatilawang. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri 3 Pekuncen yang berjumlah 21 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I nilai perfomansi guru 92,33 (A) dan persentase keaktifan siswa mencapai 59,18% serta rata-rata nilai hasil belajar 69,88 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal 57,14%. Selanjutnya, pada siklus II, nilai perfomansi guru yaitu 96,40 (A) dan persentase keaktifan siswa 79,93% serta rata-rata nilai hasil belajar siswa mencapai 86,10 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal 100%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran unsur cerita rakyat pada siswa kelas V SD Negeri 3 Pekuncen Kecamatan Jatilawang. Kedelapan, penelitian yang dilakukan oleh Suparman, dkk (2013) dengan judul The Effect Of Contextual Teaching And Learning Approach And Achievement Motivation Upon Students' Writing Competency For The Tenth Grade Students Of SMAN 1 Keruak In The Academic Year Subjek

55 39 penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Keruak yang berjumlah 227 siswa dengan 88 siswa terpilih sebagai sampel. Berdasarkan hasil penelitian terdapat empat kesimpulan yang telah dibuat yaitu (1) siswa yang dalam pembelajaran menulis menggunakan pendekatan kontekstual lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan konvensional; (2) terdapat interaksi yang sangat signifikan antara pembelajaran kontekstual, pendekatan belajar, dan motivasi berprestasi pada kompetensi menulis siswa SMAN 1 Keruak; (3) bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, hasil belajar menulis yang pembelajarannya menggunakan pendekatan kontekstual lebih baik daripada yang pembelajarannya menggunakan pendekatan konvensional; dan 4) bagi siswa yang motivasi berprestasinya rendah, terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang belajarnya menggunakan kontekstual dan yang menggunakan pendekatan konvensional. Kesembilan, penelitian yang dilakukan oleh Sutama dan Narimo (2013) dengan judul Contextual Math Learning Based on Lesson Study Can Increase Study Communication. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Selo, Boyolali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I persentase siswa yang mampu menyatakan ide matematika dengan berbicara yaitu 38,24% (13 siswa) dan pada siklus II meningkat menjadi 76,47% (26 siswa). Persentase siswa yang mampu menggambarkan ide ke dalam model matematika pada siklus I yaitu 32,35% (11 siswa) dan pada siklus II meningkat menjadi 70,59% (24 siswa). Selanjutnya, persentase siswa yang mampu menuliskan ide matematika dalam

56 40 bentuk visual yaitu 41,18 (14 siswa) dan pada siklus II meningkat menjadi 82,35% (28 siswa). Sementara itu, persentase siswa yang mampu menjelaskan konsep matematika pada siklus I yaitu 29,41% (10 siswa) dan pada siklus II meningkat menjadi 61,76% (21 siswa). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika kontekstual dapat meningkatkan kemampuan belajar komunikasi pada siswa kelas IV SD Negeri Selo, Boyolali. Kesepuluh, penelitian yang dilakukan oleh Tiningsih, Yuniarsa, dan Octa (2014) dengan judul Writing Skills Enhancement Using the Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach in Jayapura. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase keberhasilan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL pada siklus pertama mencapai 21%, pada siklus kedua meningkat menjadi 63% dan pada siklus ketiga keberhasilan meningkat juga menjadi 89%. Simpulan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Tiningsih, Yuniarsa dan Octa yaitu bahwa penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran keterampilan menulis. Berdasarkan penelitian terdahulu, dapat dilihat bahwa penelitian tersebut menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada jenjang SD dan SMA. Beberapa mata pelajaran yang dipelajari menggunakan pendekatan CTL yakni mata pelajaran IPA, Matematika, IPS, dan Bahasa Indonesia. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni penggunaan pendekatan CTL pada mata pelajaran IPA, sedangkan perbedaannya yakni

57 41 terdapat pada jenis penelitian, materi yang dipelajari, serta subjek penelitian. Penelitian terdahulu merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), sedangkan penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Pendekatan CTL digunakan dalam pembelajaran IPA materi daur air pada siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal. Jadi, penelitian ini dapat menambah menambah kajian penelitian lanjutan tentang penggunaan pendekatan CTL dalam pembelajaran terutama mata pelajaran IPA kelas V. Penggunaan pendekatan CTL pada penelitian terdahulu terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, serta meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini dapat menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian apakan pendekatan CTL efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas V materi daur air di SDN Muarareja 1 Kota Tegal. Selanjutnya, peneliti akan menguji keefektifan pendekatan CTL dalam judul penelitian Keefektifan Pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap Hasil Belajar Daur Air pada Siswa Kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal. 2.3 Kerangka Berpikir Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. IPA atau yang sering dikenal dengan istilah sains merupakan mata pelajaran yang dalam proses pembelajaran berupaya mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Namun, pada pelaksanaannya proses pembelajaran IPA lebih diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal

58 42 informasi. Pelaksanaan pembelajaran IPA di sekolah dasar masih didominasi kegiatan pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga siswa kurang terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa hanya sebagai objek penerima informasi yang disampaikan guru. Hal ini menyebabkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis pada siswa kurang berkembang. Guru harus mampu melaksanakan variasi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan pembelajaran yang mengaitkan konsep baru dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pendekatan CTL dalam pelaksanaannya memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam menemukan sendiri konsep yang dipelajari. Selain itu, pendekatan CTL membantu siswa mengembangkan keterampilan proses sains melalui kegiatan menemukan. Melalui pendekatan CTL, diharapkan proses belajar bermakna bagi siswa, sehingga konsep yang diperoleh dari suatu pembelajaran akan tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada kelas eksperimen serta pembelajaran menggunakan model konvensional pada kelas kontrol. Peneliti hendak membandingkan hasil belajar kedua kelas yang diberi perlakuan berbeda. Adanya perbedaan hasil belajar siswa yang ditunjukkan setelah pelaksanaan pembelajaran, diharapkan dapat memberi masukkan bagi guru apakah pendekatan CTL lebih baik daripada model konvensional. Berikut ini merupakan bagan

59 kerangka berpikir dalam pembelajaran IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal. 43 Pembelajaran IPA materi daur air Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pembelajaran menggunakan model konvensional dibandingkan 1. Terdapat atau tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan hasil belajar yang menggunakan model konvensional pada mata pelajaran IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal 2. Hasil belajar IPA materi daur air pada siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) tidak lebih baik atau lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional 2.4 Hipotesis Bagan 2.1. Kerangka Berpikir Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan (Sugiyono 2014: 99). Berdasarkan landasan teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

60 44 Ho 1: Tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan hasil belajar menggunakan model konvensional pada mata pelajaran IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal (µ 1 = µ 2 ). Ha 1: Terdapat perbedaan anatara hasil belajar yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan hasil belajar menggunakan model konvensional pada mata pelajaran IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal (µ 1 µ 2 ). Ho 2 : Hasil belajar IPA materi daur air pada siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) tidak lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional (µ 1 µ 2 ). Ha 2 : Hasil belajar IPA materi daur air pada siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional (µ 1 > µ 2 ).

61 BAB 3 METODE PENELITIAN Pada metode penelitian akan diuraikan tentang desain penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, serta teknik analisis data. 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental. Menurut Sugiyono (2014: 116), bentuk desain eksperimen quasi experimental mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Bentuk desain penelitian quasi experimental yang digunakan peneliti yaitu nonequivalent control group design dengan paradigma sebagai berikut. O 1 X O 2 O 3 O 4 Keterangan: O 1 O 2 X = keadaan awal kelas eksperimen = hasil penilaian kelas eksperimen setelah mendapatkan perlakuan = perlakuan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada kelas eksperimen O3 = keadaan awal kelas kontrol 45

62 46 O 4 = hasil penilaian kelas kontrol tanpa perlakuan (Sugiyono 2014: 118) Sebelum dilakukan penelitian, kelas eksperimen dan kontrol mendapat perlakukan yang sama yaitu pelaksanaan tes awal. Nilai tes awal digunakan untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelas tersebut. Namun, apabila hasil tes awal tidak menunjukkan kemampuan siswa yang sama, maka peneliti dapat menggunakan nilai UTS yang telah dianalisis sebelumnya. Setelah dilaksanakan tes awal, peneliti akan melakukan pembelajaran di kedua kelas tersebut dengan model yang berbeda. Pada kelas eksperimen, pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional. Perlakuan yang berbeda di kedua kelas tersebut bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kontrol setelah dilaksanakan pembelajaran. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa data penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yakni data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa. Setelah kedua kelas melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran yang berbeda, nilai hasil belajar kedua kelas akan dibandingkan untuk mengetahui apakan terdapat perbedaan atau tidak hasil belajar siswa. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

63 Populasi Sugiyono (2014: 119) menjelaskan Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sementara itu, Riduwan (2013: 7) menjelaskan Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian yaitu seluruh siswa kelas V SD Negeri Muarareja 1 Kota Tegal. Anggota populasi terdiri dari dua kelas yaitu kelas paralel dengan jumlah popluasi 48 siswa terdiri dari siswa kelas V A berjumlah 25 siswa dan siswa kelas V B berjumlah 23 siswa. Dalam penelitian ini, kelas V A sebagai kelas eksperimen, dan kelas V B sebagai kelas kontrol. Daftar nama siswa kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2. Kedua kelas yang diteliti memiliki karakteristik yang hampir sama dari berbagai aspek. Beberapa aspek yang hampir sama dari kedua kelas tersebut antara lain: sebagian besar siswa berasal dari lingkungan sekitar sekolah, kualifikasi guru, dan kemampuan awal siswa yang relatif sama. Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kesamaan kemampuan awal kelas eksperimen dan kontrol. Dalam penelitian ini, uji kesamaan rata-rata menggunakan rata-rata nilai tes awal pada mata pelajaran IPA. Jika rata-rata nilai tes awal kelas eksperimen dan kontrol relatif sama atau selisih rata-rata nilai tidak jauh berbeda, maka penelitian ini dapat dilaksanakan. Dalam penelitian ini, pengujian kesamaan rata-rata menggunakan analisis secara empirik dan statistik. Analisis empiris dilakukan dengan mencari selisih antara rata-rata nilai tes awal kelas eksperimen dan kontrol. Rata-rata nilai tes

64 48 awal kelas eksperimen sebesar 64,52, sedangkan rata-rata nilai tes awal kelas kontrol sebesar 65,27. Jadi, selisih rata-rata nilai tes awal kedua kelas yaitu 0,75. Artinya, kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang relatif sama. Data tes awal siswa ada pada lampiran 45 dan 46. Setelah dilaksanakan pengujian secara empiris, selanjutnya dilakukan uji kesamaan rara-rata secara statistik. Penghitungan secara statistik menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20 dengan uji satu sampel (one sample t test). Priyatno (2012: 74) menjelaskan bahwa jika -t tabel t hitung t tabel dan signifikansi > 0,05, maka tidak ada perbedaan secara signifikan kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kontrol. Berikut ini merupakan tabel hasil pengujian kesamaan rata-rata nilai tes awal kelas VA dan VB SDN Muarareja 1 Kota Tegal pada pembelajaran IPA. Tabel 3.1. Hasil Uji Kesamaan Rata-rata One-Sample Test Test Value = t df Sig. (2- tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Kelas Kontrol Berdasarkan hasil penghitungan statistik menggunakan one sample t test, diperoleh nilai t hitung sebesar 0,472, sedangkan harga t tabel dengan α = 0,025 (uji 2 sisi) dan df = 21 yaitu 2,080 (Priyatno 2010: 112). Oleh karena -t tabel t hitung t tabel (-2,080 0,472 2,080) dan signifikansi > 0,05 (0,642 > 0,05), maka tidak ada perbedaan kemampuan awal yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kontrol. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama baik secara empiris maupun statistik.

65 49 Oleh karena itu, penelitian dapat dilaksanakan Sampel Menurut Sugiyono (2014: 120), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Riduwan 2013: 11). Musfiqon (2012: 91) menjelaskan bahwa norma umum dalam pengambilan sampel yaitu jika jumlah populasi lebih dari 100 maka diperbolehkan adanya pengambilan sampel. Selanjutnya, jika jumlah populasi kurang dari 100, maka sebaiknya seluruhnya digunakan sebagai sampel. Selain itu, menurut Sugiyono (2014: 126) menjelaskan bahwa penggunaan seluruh anggota populasi dapat dilakukan jika peneliti ingin membuat generasilisasi dengan tingkat kesalahan yang sangat kecil. Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti akan menggunakan seluruh siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal sebagai sampel penelitian, karena jumlah populasi penelitian kurang dari 100 serta penggunaan seluruh siswa sebagai sampel dapat meminimalisir tingkat kesalahan dalam pengambilan kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan. 3.3 Variabel Penelitian Sugiyono (2014: 64) menjelaskan Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, subyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan digunakan, yakni satu variabel terikat dan satu variabel bebas.

66 Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Sugiyono (2014: 64) menjelaskan Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal dalam pembelajaran IPA materi daur air Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono 2014: 64). Variabel bebas penelitian ini yaitu penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran IPA materi daur air. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data meliputi, wawancara tidak terstruktur, dokumentasi, tes, dan observasi Wawancara Tidak Terstruktur Sugiyono (2014: 191) mengungkapkan Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Wawancara tidak terstruktur ini digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran IPA, baik mengenai aktivitas maupun hasil belajar siswa sebelum penelitian. Hal ini akan membantu peneliti menentukan permasalahan yang diteliti.

67 Dokumentasi Riduwan (2013: 58) menjelaskan Dokumentasi ditunjukkan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data penelitian yang relevan. Dalam melakukan penelitian, peneliti melengkapi data dokumen daftar nama siswa, nilai hasil belajar siswa, silabus mata pelajaran IPA materi daur air, perangkat pembelajaran (RPP), foto, video selama proses pembelajaran, surat keterangan telah melakukan penelitian, hasil pengamatan, dan hasil wawancara. Hal ini akan membuktikan bahwa peneliti benar-benar telah melakukan penelitian Observasi Riduwan (2013: 57) menyatakan Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Menurut Sudjana (2014: 197), Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi dan penggunaan alat peraga pada waktu mengajar. Peneliti menggunakan observasi nonpartisipan. Sugiyono (2014: 197) menjelaskan bahwa observasi partisipan menuntut pengamat terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, sedangkan observasi nonpartisipan, pengamat tidak terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini, yang melaksanakan kegiatan observasi (pengamat) merupakan guru kelas. Peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan pengamatan. Kegiatan observasi

68 52 ini dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru di kedua kelas, kegiatan siswa selama pembelajaran, serta sikap yang diharapkan muncul sesuai karakter Tes Menurut Riduwan (2013: 57), Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran (Sudjana 2011: 35). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes untuk mengukur hasil belajar materi daur air dari kedua kelompok setelah masing-masing memperoleh pembelajaran. Bentuk tes yang digunakan yakni tes pilihan ganda yang berjumlah 30 soal dengan empat alternatif jawaban dan masing-masing soal hanya mempunyai skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Alasan penggunaan tes pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar siswa, karena soal pilihan ganda memiliki bebarapa keunggulan yaitu mudah dalam pemberian skor, cepat, objektif, dan mencakup materi yang luas. Teknik tes digunakan pada tes awal sebelum pembelajaran materi daur air dan tes akhir setelah proses pembelajaran dilaksanakan. Pelaksanaan tes awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum penelitian dilaksanakan. Tes akhir dilaksanakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar di kelas eksperimen dengan hasil belajar di kelas kontrol.

69 Instrumen Penelitian Sugiyono (2014: 148) menjelaskan Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam suatu penelitian, dibutuhkan instrumen sebagai alat untuk memperoleh data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari soal-soal tes, pedoman wawancara, dan lembar pengamatan pembelajaran Soal-soal Tes Soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Soal-soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian berbentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Arikunto (2013: 183), menyatakan Tes bentuk pilihan ganda (PG) merupakan bentuk tes objektif yang paling banyak digunakan, karena dapat mencakup materi yang lebih luas. Pembuatan soal-soal pilihan ganda didasarkan pada kompetensi dasar materi yang diajarkan. Kompetensi dasar tersebut kemudian dijabarkan menjadi indikator soal dalam bentuk kisi-kisi soal. Indikator soal yang dibuat disesuaikan dengan silabus pembelajaran IPA kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal pada materi daur air. Silabus pembelajaran IPA dapat dilihat pada lampiran 6, 7, dan 8. Soal yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa terlebih dahulu diujicobakan di luar sampel penelitian. Jumlah soal yang digunakan untuk uji coba, yaitu 30 butir yang diparalelkan menjadi 60 butir. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi soal yang tidak valid setelah dilaksanakannya uji coba soal. Adapun kisi-kisi soal uji coba dan soal uji coba yang akan digunakan dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12. Soal uji coba ditelaah terlebih dahulu oleh tim ahli untuk diuji validitas logisnya. Tim ahli akan memberikan saran perbaikan serta

70 54 rekomendasi kelayakan soal untuk diujicobakan. Peneliti melakukan uji coba soal pada siswa kelas V SDN Tegalsari 2 Kota Tegal. Daftar nama siswa kelas uji coba dapat dilihat pada lampiran 3. Setelah soal diujicobakan, peneliti melakukan uji prasyarat instrumen dan analisis butir soal. Uji prasyarat dan analisis butir soal yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa meliputi uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya beda soal. Soal yang memenuhi kriteria kevalidan, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal. Adapun pengujian instrumen soalsoal tes dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut Validitas Soal Tes Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto 2010: 211). Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian tehadap konsep yang dinilai sehingga benar-benar menilai apa yang seharusnya dinilai (Sudjana 2011: 12). Ada dua validitas dalam instrumen penelitian, yaitu: validitas logis dan validitas empiris. Berikut penjelasan dari kedua validitas tersebut. (1) Validitas Logis Validitas logis adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil penalaran. Pengujian validitas logis dilakukan dengan cara menilai kesesuaian butir-butir soal dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumnya. Proses pengujian

71 55 validitas logis ini dilakukan oleh Bapak Daroni (Dosen pembimbing) dan Ibu Lia Margiyanti (Guru Kelas VB SDN Muarareja 1 Kota Tegal). Pengujian validitas logis menggunakan lembar validasi soal. Adapun lembar validitas logis dari para ahli selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 dan 10. Pelaksanaan uji coba soal-sol tersebut pada tanggal 26 Maret (2) Validitas Empiris Arikunto (2013: 81-2) menjelaskan bahwa validitas empiris adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil pengalaman. Sebuah instrumen penelitian dikatakan memiliki validitas, apabila sudah diuji. Dengan demikian, syarat instrumen dikatakan memiliki validitas apabila sudah dibuktikan melalui pengalaman, yaitu melalui sebuah uji coba. Pengukuran validitas empiris dilakukan setelah soal diujicobakan di luar sampel penelitian. Dalam mengukur validitas empiris soal tes menggunakan rumus Bivarate Pearson (korelasi pearson product moment). Proses menentukan soal-soal tes yang valid menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20 yaitu menggunakan menu Analyze Correlate Bivarate. Menurut Priyatno (2012: 103), kriteria pengambilan keputusan butir soal tes yang valid yaitu menggunakan taraf signifikansi 5%. Jika r hitung r tabel, maka instrumen dikatakan valid dan apabila r hitung < r tabel maka soal dikatakan tidak valid. Berdasarkan tabel r product moment nilai r tabel dengan n = 32 sebesar 0,349. Hal ini berarti jika nilai dari r hitung 0,349 maka soal tersebut dinyatakan valid. Jika nilai dari r hitung < 0,349, maka soal tersebut dinyatakan tidak valid. Adapun rekap data hasil penghitungan SPSS versi 20 dapat dilihat pada Tabel 3.2.

72 56 Tabel 3.2. Rekapitulasi Uji Validitas Soal Uji Coba dengan r tabel = 0, 349 Taraf Signifikansi 0,05 dan n = 32 Nomor Soal Pearson Correlations Validitas Nomor Soal Pearson Correlations Validitas 1 0,224 Tidak Valid 31 0,496 Valid 2 0,568 Valid 32 0,431 Valid 3 a Tidak Valid 33 0,429 Valid 4-0,285 Tidak Valid 34 0,463 Valid 5 0,457 Valid 35 0,153 Tidak Valid 6 0,467 Valid 36 0,298 Tidak Valid 7 0,488 Valid 37 0,371 Valid 8-0,177 Tidak Valid 38 0,365 Valid 9 0,387 Valid 39 0,141 Tidak Valid 10 0,188 Tidak Valid 40 0,415 Valid 11 0,501 Valid 41 0,446 Valid 12 0,046 Tidak Valid 42 0,506 Valid 13-0,101 Tidak Valid 43 0,527 Valid 14 0,284 Tidak Valid 44 0,446 Valid 15 0,491 Valid 45 0,193 Tidak Valid 16 0,219 Tidak Valid 46 0,417 Valid 17-0,072 Tidak Valid 47 0,454 Valid 18 0,395 Valid 48 0,121 Tidak Valid 19 0,423 Valid 49 0,434 Valid 20 0,429 Valid 50 0,286 Tidak Valid 21 0,387 Valid 51 0,090 Tidak Valid 22 0,110 Tidak Valid 52 0,449 Valid 23 0,133 Tidak Valid 53 0,506 Valid 24 0,079 Tidak Valid 54 0,473 Valid 25 0,733 Valid Tidak Valid 26 0,245 Tidak Valid 56 0,389 Valid 27 0,448 Valid 57 a Tidak Valid 28 0,576 Valid 58 0,463 Valid 29 0,395 Valid 59 a Tidak Valid 30 0,455 Valid 60 0,542 Valid Berdasarkan hasil output validitas empiris menggunakan SPSS versi 20, diperoleh 36 butir soal yang valid dan 24 butir soal yang tidak valid. Butir soal yang valid terdiri dari soal nomor 2, 5, 6, 7, 9, 11, 15, 18, 19, 20, 21, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 47, 49, 52, 53, 54, 56, 58, dan

73 Seluruh soal yang valid telah mewakili seluruh indikator soal. Hasil uji validitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Reliabilitas Soal Tes Arikunto (2010: 221) menjelaskan Reliabilitas yaitu sesuatu instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Selanjutnya Sudjana (2011: 16) menyatakan Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai." Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Pengujian reliabilitas instrumen berupa soal-soal tes berdasarkan hasil uji coba soal pada siswa kelas V SDN Tegalsari 2 Kota Tegal. Soal tes diuji reliabilitasnya dengan tujuan untuk mengukur keajegan atau konsistensi instrumen penelitian yang akan digunakan. Berdasarkan hasil pengujian validitas empiris, diperoleh 36 soal yang valid. Selanjutnya, soal yang valid akan uji reliabilitasnya. Pengujian reliabilitas soal menggunakan cronbach s alpha pada program SPSS versi 20, yaitu menggunakan menu analyze scale reliability analysis. Menurut Priyatno (2012: 187), jika nilai cronbach s alpha di atas 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel. Berikut ini merupakan hasil penghitungan reliabilitas terdapat pada Tabel 3.3. Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat lebih lengkap pada lampiran 14. Tabel 3.3. Hasil Uji Reliabilitas Cronbach's Alpha N of Items

74 Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai cronbach s alpha sebesar 0,894. Mengacu pada pendapat Priyatno yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa soal tes yang valid seluruhnya reliabel Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal (Sudjana 2011: 135). Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal yaitu menggunakan rumus sebagai berikut. I = B N Keterangan: I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan Kriteria yang digunakan yaitu makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan itu adalah sebagai berikut. 0-0,30 = soal kategori sukar 0,31-0,70 = soal kategori sedang 0,71-1,00 = soal kategori mudah (Sudjana 2011: 137) Soal-soal tes yang akan digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi taraf kesukaran soal yang ditentukan yaitu soal kategori mudah, sedang, dan sulit. Berdasarkan hasil penghitungan tingkat kesukaran soal tes yang valid secara 58

75 manual menggunakan rumus yang dijelaskan oleh Sudjana, diperoleh data analisis tingkat kesukaran soal tes yang disajikan pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran No Soal I Keterangan No. Soal I Keterangan 2 0,84375 Mudah 33 0,53125 Sedang 5 0,84375 Mudah 34 0, Sedang 6 0,875 Mudah 37 0,6875 Sedang 7 0,65625 Sedang 38 0,59375 Sedang 9 0,65625 Sedang 40 0,6875 Sedang 11 0,6875 Sedang 41 0,84375 Mudah 15 0,875 Mudah 42 0,8125 Mudah 18 0,65625 Sedang 43 0,8125 Mudah 19 0,6875 Sedang 44 0,4375 Sedang 20 0,65625 Sedang 46 0,40625 Sedang 21 0,625 Sedang 47 0,65625 Sedang 25 0,875 Mudah 49 0,28125 Sukar 27 0,78125 Mudah 52 0,6875 Sedang 28 0,875 Mudah 53 0,8125 Mudah 29 0,65625 Sedang 54 0,5625 Sedang 30 0,875 Mudah 56 0,375 Sedang 31 0,8125 Mudah 58 0,90625 Mudah 32 0,875 Mudah 60 0,9375 Mudah 59 Berdasarkan Tabel 3.4 tersebut, data yang valid dengan tingkat kesukaran mudah terdapat pada nomor 2, 5, 6, 15, 25, 27, 28, 30, 31, 32, 41, 42, 43, 53, 58, dan 60; tingkat kesukaran sedang terdapat pada nomor 7, 9, 11, 18, 19, 20, 21, 29, 33, 34, 37, 38, 40, 44, 46, 47, 52, 54, dan 56; dan tingkat kesukaran sukar terdapat pada nomor 49. Adapun analisis tingkat kesukaran soal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Daya Beda Arikunto (2013: 226) menyatakan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan yaitu:

76 60 Keterangan: J = jumlah peserta tes J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (Arikunto 2013: 228-9) Peneliti menentukan kelompok atas dan kelompok bawah sebelum menentukan analisis daya beda. Penentuan kedua kelompok tersebut berdasarkan nilai yang diperoleh seluruh siswa setelah diurutkan. Arikunto (2013: 227) menjelaskan bahwa jika jumlah siswa dari kelas ujicoba kurang dari 100, maka untuk menentukan kelompok atas dan bawah dapat dilakukan dengan mengurutkan skor dari seluruh siswa dan persentase penentuan kelas yaitu 50% siswa sebagai kelompok kelas atas dan 50% siswa sebagai kelompok kelas bawah. Setelah mendapatkan besarnya daya beda dari setiap soal, peneliti dapat menentukan daya pembeda setiap soal berdasarkan klasifikasi daya pembeda berikut. D = 0,00 0,20 : jelek D = 0,21 0,40 : cukup D = 0,41 0,70 : baik D = 0,71 1,00 : baik sekali

77 61 D = negatif : semuanya tidak baik. (Arikunto 2013: 232) Soal yang dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, minimal harus memiliki daya beda cukup. Hal ini berarti soal tes yang memiliki daya beda jelek sebaiknya tidak digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil uji daya beda terdapat 7 soal baik, 26 soal cukup, dan 3 soal jelek. Soal yang memiliki kriteria baik yakni soal nomor 20, 27, 29, 33, 46, 47, dan 49. Soal yang memiliki kriteria cukup yakni soal nomor 2, 5, 6, 7, 9, 11, 15, 18, 19, 21, 25, 28, 30, 31, 34, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 49, 53, 54, dan 56. Sementara itu, soal yang memiliki kriteria jelek yaitu soal nomor 32, 58, dan 60. Berikut ini merupakan hasil analisis daya beda soal yang dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan hasil analisis daya beda selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16. Tabel 3.5. Hasil Analisis Daya Beda No No D Kiteria Soal Soal D Kriteria 2 0,25 Cukup 33 0,44 Baik 5 0,31 Cukup 34 0,31 Cukup 6 0,25 Cukup 37 0,38 Cukup 7 0,25 Cukup 38 0,31 Cukup 9 0,31 Cukup 40 0,38 Cukup 11 0,38 Cukup 41 0,31 Cukup 15 0,25 Cukup 42 0,25 Cukup 18 0,31 Cukup 43 0,25 Cukup 19 0,25 Cukup 44 0,38 Cukup 20 0,44 Baik 46 0,44 Baik 21 0,38 Cukup 47 0,44 Baik 25 0,25 Cukup 49 0,31 Cukup 27 0,44 Baik 52 0,50 Baik 28 0,25 Cukup 53 0,25 Cukup 29 0,44 Baik 54 0,25 Cukup 30 0,25 Cukup 56 0,38 Cukup 31 0,38 Cukup 58 0,19 Jelek 32 0,13 Jelek 60 0,13 Jelek

78 62 Berdasarkan hasil analisis uji coba soal tes, dapat disimpulkan bahwa soal yang memenuhi syarat dan dapat digunakan untuk tes awal dan akhir sejumlah 33 soal. Namun peneliti hanya menggunakan 30 soal yang akan digunakan sebagai tes awal dan akhir. Soal yang akan digunakan peneliti yakni butir soal nomor 2, 5, 6, 7, 9, 11, 15, 18, 20, 21, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 38, 40, 42, 43, 44, 46, 47, 49, 52, 53, 54, dan Pedoman Wawancara Menurut Sukmadinata (2012: 216), Sebelum melaksanakan wawancara, peneliti perlu menyiapkan instrumen wawancara yang disebut pedoman wawancara. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara tidak terstruktur. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Pedoman wawancara dan hasil wawancara yang telah dilaksanakan terdapat pada lampiran Lembar Pengamatan Pembelajaran Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dan kontrol. Pedoman penilaian pembelajaran untuk guru menggunakan lembar APKG II serta lembar pengamatan model, yakni pengamatan pelaksanaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas eksperimen dan model konvensional di kelas kontrol. Lembar pembelajaran untuk siswa digunakan untuk mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran. Aspek untuk kegiatan siswa disesuaikan dengan RPP masing-masing kelas. Lembar ini digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar

79 63 siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal selama mempelajari materi daur air. Berikut ini merupakan rumus untuk menghitung persentase pelaksanaan pembelajaran yaitu: Persentase = Hasil pengamatan pembelajaran yang telah dilakukan dianalisis dengan pedoman kualifikasi persentase sebagai berikut. 75% - 100% = sangat tinggi 20% - 74,99% = tinggi 25% - 49,99% = sedang 0% - 24,99% = rendah (Yonny, dkk. 2010: 175-6) Selain kegiatan siswa, ada beberapa sikap siswa yang diamati selama pembelajaran berlangsung seperti sikap teliti, berani, mandiri, kerjasama, menghargai pendapat orang lain. Sikap yang diamati selama pembelajaran ini disesuaikan dengan karakter yang diharapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 3.6 Teknik Analisis Data Sugiyono (2014: 333) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dengan cara mengorganisasi data tersebut ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

80 64 melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Dalam teknik analisis data akan dibahas tentang deskripsi data, uji prasyarat analisis, dan analisis akhir Deskripsi Data Deskripsi data ini memiliki tujuan untuk memberikan gambaran (deskripsi) tentang suatu data agar data yang tersaji dapat dipahami dengan mudah. Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian eksperimen untuk menguji apakah pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) efektif terhadap hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data kuantitatif. Sugiyono (2014: 6) menyatakan Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa data yang digunakan yaitu data nilai hasil belajar IPA materi daur air pada siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal Uji Prasyarat Analisis Uji prasyarat yang akan dipakai dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan homogenitas data yang akan dianalisis menggunakan SPSS versi 20. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Dalam penelitian terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial (Sugiyono 2014: 199). Penelitian ini menggunakan statistik inferensial, karena penelitian yang diterapkan pada sampel akan diberlakukan juga pada populasi. Statistik inferensial dibagi menjadi

81 65 dua bentuk yakni statistik parametris dan nonparametris. Peneliti harus melakukan uji prasyarat terlebih dahulu untuk menentukan uji statistik inferensial yang akan digunakan. Uji prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini yakni uji normalitas dan homogenitas. Penjelasan dan rumus uji normalitas dan homogenitas yakni sebagai berikut Uji Normalitas Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui jenis statistik yang akan digunakan. Jika data berdistribusi normal, maka analisis pengujian menggunakan statistik parametris yaitu menggunakan uji t. Jika data berdistribusi tidak normal, maka analisis pengujian menggunakan statistik nonparametrik. Dalam penelitian ini statistik non parametrik yang digunakan yakni dengan U Mann Whitney Test. Menurut Priyatno (2012: 46), dalam melakukan uji normalitas dapat menggunakan uji Lilliefors pada tabel Kolmogorov Smirnov dengan menu analyze descriptive explore. Menurut Besral (2010: 29), kriteria pengambilan keputusan uji normalitas yaitu jika signifikasi lebih besar atau sama dengan 0,05, maka data berdistribusi normal. Sementara itu, jika taraf signifikasi lebih kecil dari 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. Penghitungan uji normalitas menggunakan SPSS versi Uji Homogenitas Priyatno (2010: 76) mengemukakan Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varians populasi data adalah sama atau tidak. Selanjutnya Priyatno (2012: 83) menjelaskan bahwa sebelum uji t sampel bebas

82 66 dilakukan perlu dilakukan uji homogenitas terlebih dahulu menggunakan uji Levene pada menu analyze compare means independent sample t test. Penghitungan uji homogenitas dapat dilihat pada kolom levene test for equality of variences. Pengambilan keputusan dan penarikan kesimpulan terhadap uji homogenitas dilakukan pada taraf signifikan 5%. Besral (2010: 56) menjelaskan bahwa jika nilai signifikansinya di atas 0,05, maka varians kedua kelompok sama (homogen). Sebaliknya, jika nilai signifikansinya lebih kecil atau sama dengan 0,05, maka varians kedua kelompok tidak sama. Pengujian homogenitas menggunakan SPSS versi 20. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui uji t yang akan digunakan. Jika varians sama, maka uji t menggunakan nilai equal variances assumed dan jika varians berbeda, maka menggunakan equal variances not assumed Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) Analisis akhir adalah analisis yang digunakan untuk menguji hasil penelitian yang telah dilakukan. Hipotesis pertama dalam penelitian ini disebutkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan hasil belajar menggunakan model konvensional pada mata pelajaran IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal. Oleh sebab itu, analisis untuk menguji hipotesis tersebut yaitu analisis komparatif. Jika data hasil belajar berdistribusi normal, maka untuk

83 67 menguji hipotesisnya menggunakan independent samples t tes. Sementara itu, jika data hasil belajar berdistribusi tidak normal, maka uji hipotesisnya menggunakan U Mann Whitney Test. Pengujian hipotesis pertama dengan data berdistribusi normal dengan bantuan SPSS versi 20 menggunakan menu analyze - compare means - independent samples t test. Hasil penghitungan menggunakan uji t tersebut dapat dilihat pada kolom t-test for equality of means. Menurut Priyatno (2012: 84), kriteria pengambilan keputusan dengan menggunakan uji statistik independent samples t tes yaitu jika -t tabel t hitung t tabel, maka Ho diterima dan jika t hitung > t tabel atau -t hitung < -t tabel, maka Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan hasil belajar menggunakan model konvensional pada mata pelajaran IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal. Sementara itu, pengujian hipotesis pertama dengan data berdistribusi tidak normal dengan SPSS versi 20 menggunakan menu analyze nonparametrics tests 2 independent samples. Hasil uji U Mann Whitney Test dapat dilihat pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed). Kriteria pengambilan keputusan dengan menggunakan U Mann Whitney Test tersebut yaitu menggunakan taraf signifikasi 0,05. Jika taraf signifikasi > 0,05, maka Ho diterima dan jika signifikasi < 0,05, maka Ho ditolak (Priyatno 2012: 202). Selanjutnya, jika hasil analisis hipotesis pertama menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar yang menggunakan pendekatan Contextual

84 68 Teaching and Learning (CTL) dengan hasil belajar menggunakan model konvensional pada mata pelajaran IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal, maka akan dilakukan analisis untuk hipotesis yang kedua. Dalam hipotesis yang kedua dinyatakan bahwa hasil belajar IPA materi daur air pada siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional. Pengujian hipotesis yang kedua yakni uji efektifan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menggunakan analisis empiris dan statistik. Sugiyono (2014: 118) menjelaskan bahwa analisis akhir secara empiris menggunakan rumus berikut. (O 2 -O 1 ) - (O 4 -O 3 ) Keterangan: O 1 O 2 O 3 O 4 = rata-rata nilai hasil tes awal kelas eksperimen = rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen = rata-rata nilai hasil tes awal kelas kontrol = rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas kontrol Analisis statistik data menggunakan uji pihak kanan yaitu menggunakan teknik one sample t test. Dalam pengujian hipotesis menggunakan one samples t test dapat menggunakan menu analyze compare means one sample t test. Menurut Priyatno (2012: 69), uji t untuk satu sampel digunakan untuk menguji

85 rata-rata sebuah sampel yang dibandingkan dengan rata-rata populasi. Priyatno 69 (2012: 74) juga menjelaskan bahwa kriteria pengujiannya yaitu jika -t tabel t hitung t tabel, maka Ho diterima. Jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho di tolak.

86 BAB 5 PENUTUP Bagian ini berisi simpulan dan saran. Simpulan merupakan jawaban dari hipotesis, berdasarkan analisis data hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Saran dalam penelitian ini ditujukan kepada guru, siswa, dan kepala sekolah. 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian eksperimen yang berjudul Keefektifan Pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap Hasil Belajar Daur Air pada Siswa Kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal, dapat dikemukakan simpulan penelitian sebagai berikut: (1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan hasil belajar yang menggunakan model konvensional pada mata pelajaran IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal. Hal ini dibuktikan dengan data hasil penghitungan dengan menggunakan rumus independent samples t test melalui program SPSS versi 20 yang menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (2,531 > 2,017). (2) Hasil belajar siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal dalam pembelajaran IPA materi daur air yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis menggunakan one sample t test melalui program dari hasil uji 96

87 hipotesis menggunakan one sample t test melalui program SPSS versi 20 yang menunjukkanbahwa nilai t hitung > t tabel (3,535 > 2,074). (3) Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal. Keefektifan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap peningkatan hasil belajar siswa dibuktikan dengan nilai rata-rata di kelas eksperimen lebih baik daripada di kelas kontrol. Rata-rata nilai hasil belajar siswa dikelas kontrol hanya 80,18, sedangkan di kelas eksperimen sebesar 86, Saran Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, peneliti memberikan beberapa saran bagi siswa, guru, dan kepala sekolah Bagi Siswa Agar pembelajaran yang menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat berjalan dengan lancar, siswa disarankan: (1) Membaca materi yang akan dipelajari, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal. (2) Menggali pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, semakin banyak pengetahuan yang didapatkan melalui berbagai sumber, siswa akan lebih memahami materi yang sedang dipelajari. (3) Memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapatnya, sehingga siswa dapat menanggapi hasil diskusi kelompok lain. Hal ini menjadikan kegiatan diskusi kelas dapat berjalan dengan lancar.

88 5.2.2 Bagi Guru Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih efektif daripada model konvensional, maka guru disarankan untuk: (1) Mengaitkan materi yang akan dipelajari siswa dengan peristiwa yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa. (2) Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi serta memberi motivasi kepada siswa untuk berpartispasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. (3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep dalam pembelajaran IPA dari berbagai sumber. (4) Menyusun perencanaan pembelajaran dan melaksanakan, sehingga proses pembelajaran menggunakan pendekatan CTL pada mata pelajaran IPA dan nilai IPA harus terbukti dapat menghasilkan hasil belajar IPA materi daur air Bagi Kepala Sekolah Berdasarkan hasil penelitian kepala sekolah disarankan untuk: (1) Memberikan fasilitas penunjang pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) baik bagi guru maupun siswa. Fasilitas dan kelengkapan yang dimaksud yakni buku-buku relevan yang dapat digunakan guru untuk lebih memahami pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

89 (2) Memberikan sosialisasi kepada guru-guru kelas mengenai pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Melalui sosialisasi, diharapkan semua guru kelas mengetahui bahwa pendekatan CTL efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian, guru kelas dapat menerapkan pendekatan CTL di kelas lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

90 DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, Soli, dkk Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Asshidiqi, Mochmamad Hasbi Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di Kelas IV SD Negeri Sindang 02 Kabupaten Tegal. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Atmaja, Budi Surya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA tentang Sifat Bahan dan Kegunaannya melalui Penerapan Pendekatan Kontekstual. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Online. Diakses pada tanggal 27/12/2014. Atmojo, Tri Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Menulis Laporan Pengamatan Melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa kelas V SD Negeri Jatingarang 03 Bodeh Pemalang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Online. Diakses pada tanggal 27/12/2014. Aqib, Zainal Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya. Azmiyawati, Choiril, dkk IPA 5 Salingtemas untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Besral Pengolahan dan Analisis Data-1 Menggunakan SPSS. Depok: Universitas Indonesia. Desmita Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan Bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Djamarah, Syaiful Bahri Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Firman, dkk Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pengelompokan Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III SDN 2 Salakan Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan. Jurnal Kreatif Tandulako Vol 2 No 2. Diunduh dari article/download/2839/1930 Diakses pada tanggal 27/12/2014. Hamalik, Oemar Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

91 Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Penilaian Kurikulum Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Pendamin Mutu Pendidikan. Khikayati, Laeli Penerapan Pendekatan Kontekstual Tipe Inquiri dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Materi Pokok Energi di Kelas IV SD Darussalam Kalibakung Balapulang Tegal. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Malik, Abdul Keefektifan Pendekatan CTL terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Gaya Magnet Kelas V SD Negeri Tegalsari 1 Kota Tegal. Skrpsi. Univesitas Negeri Semarang. Munib, Achmad, dkk Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES Press. Musfiqon Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya. Priyatno, Duwi Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Media Kom Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: Penerbit Andi. Putra, Sitiatava Rizema Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press. Riduwan Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Rifa i, Achmad dan Catharina Tri Anni Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press. Ruminiati Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Samatowa, Usman Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Shoimin, Aris Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

92 Sukmadinata, Nana Syaodih Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sularso, Aji Peningkatan Kualitas Pembelajaran Unsur Cerita Rakyat Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar Negeri 3 Pekuncen Kecamatan Jatilawang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Sulistyanto, Heri dan Edi Wiyono Ilmu Pengetahuan Alam 5: untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Suparman, dkk The Effect Of Contextual Teaching And Learning Approach And Achievement Motivation Upon Students' Writing Competency For The Tenth Grade Students Of SMAN 1 Keruak In The Academic Year Tesis. Universitas Pendidikan Ganesha. Online. Accesed 5/1/2015. Susanto, Ahmad Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sutama, Haryoto dan Sabar Narimo Contextual Math Learning Based on Lesson Study Can Increase Study Communication. International Journal of Education. Vol 5. Available at journal/index.php /ije/article/viewfile/4440/3626. Accesed 1/5/2015. Tiningsih, Susilorini, Yuniarsa, dan Sherlinda Octa Writing Skills Enhancement Using the Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach in Jayapura. International Journal of Business, Economics and Law, Vol. 5. Available at BUS-43-Writing- Skills-Enhancement-Using-The-COntgextual-Teaching-And-Learning-Ctl- Approach-In-Jayapura.pdf. Accersed 5/1/2015. Toharudin, Uus, Sri Hendrawati, dan Andrian Rustaman Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora. Trianto Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Wiji, Catur Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Pecahan melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif pada SD Negeri Kebogadung 02 Brebes. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Yogyakarta: Pustaka Belajar. Wisudawati, Asih Widi dan Eka Sulistyowati Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara. Yonny, Acep, dkk Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.

93 LAMPIRAN

94 103 Lampiran 1 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPTD KECAMATAN TEGAL BARAT SD NEGERI MUARAREJA 1 Jalan Brawijaya No. 108 Telp (0283) Kota Tegal DAFTAR NAMA SISWA KELAS VA (KELAS EKSPERIMEN) No Nama Siswa Jenis Kelamin 1 Andri Setiawan L 2 Firman Haryana L 3 Josi Andriyan Syah L 4 Tarsinah P 5 Tiara Lisdiyanti P 6 Tedi Firman Syah L 7 Wildan Uwais A. L 8 Cici Amelia Putri P 9 Diki Arimawanto L 10 Fara Nurfadilah P 11 Imelia Putri P 12 Ismawati P 13 Iqsan Raekhan Sulis L 14 Karisma Septiana P 15 M Fauzan Dzika L 16 Nadia Luluatu Ria P 17 Nurul Baetul Nisa P 18 Salsa Bila Putri Novianti P 19 Sisa Bayu Umbara L 20 Siti Chasanah P 21 Septian Khaerul Sifa L 22 Tomi Hermawan L 23 Umi Kurrota ayun P 24 Wulan Apriyani P 25 Yoga Ismunandar L

95 104 Lampiran 2 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPTD KECAMATAN TEGAL BARAT SD NEGERI MUARAREJA 1 Jalan Brawijaya No. 108 Telp (0283) Kota Tegal DAFTAR NAMA SISWA KELAS V B No Nama Siswa Jenis Kelamin 1 Tri Ady Setiawan L 2 Fredi Frimanto L 3 Ditya Arza Prasetyo L 4 Akhmad Yusuf Nur Tauhid L 5 Choirunnisa P 6 Dita Vania P 7 Dandi Wiranto L 8 Dede Rafi Ramadani L 9 Irgi Fahrezy P 10 Jono L 11 M. Sarifudin L 12 M. Saeful Nurrokhim L 13 Monica Asri Wulandari P 14 Nadzifa Uli Nihayati P 15 Nurhadi Mustika Aji L 16 Panca Ramadhoni L 17 Siti Turinah P 18 Septi Jessika Fany P 19 Solikhatun Nurkhasanah P 20 Silfi Intan Permatasari P 21 Taufik Syapaat L 22 Wahyuni Triyanto P 23 Yogi Firmansyah L

96 105 Lampiran 3 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPTD KECAMATAN TEGAL BARAT SD NEGERI TEGALSARI 2 Jalan Blanak No. 34 Telp (0283) Kota Tegal DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA No Nama No Nama 1. Singgih Muhamad 17. Natasya Salwa 2. Nurhandayani 18. Nurhaliza Zalianty 3. Ajis Nasofik 19. Nurul Dwi A. 4. Imelda Yunita S 20. Puput Sriwiyanti 5. Kartika Dewi 21. Ridho Noval 6. Moh. Syamsul bahri 22. Riko Tresno Mulyo 7. Aisy Intan Imelia 23. Rohdatul Lu man 8. Arif Ikhfan 24. Salsabila Puji A. 9. Farah Fadilah F. 25. Serli Nurbaeti 10. Febiyana Yulianti 26. Siti Mutmainah 11. Gusti Zaenul A. 27. Sherly Mei Shinta 12. Imam Saputra 28. Winda Faticha 13. Jilan Izas 29. Wiratama Sukarno 14. Lutfi Ade Nurhanifah 30. Syaefulloh Wijaya K. 15. Melisa Maharani P. 31. Elya Fransisco B.L 16. Mufid Muzzaki 32. Wibisono

97 106 Lampiran 4 PEDOMAN WAWANCARA TIDAK TERSTRUKTUR Hari, tanggal : Selasa, 24 Februari 2015 Narasumber Tempat DAN HASIL WAWANCARA : Guru Kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal : SDN Muarareja 1 Kota Tegal No Pertanyaan Hasil Wawancara 1. Sudah berapa lama ibu mengajar di SD? Guru kelas VA yakni Komariyatun, S.Pd telah menjadi guru selama 30 tahun, sedangkan guru kelas VB yakni Lia Margiyanti, S.Pd telah 2. Apa pendidikan terakhir yang ibu tempuh? menjadi guru selama 15 tahun. Guru kelas Vdi SDN Muarareja 1 merupakan sarjana pendidikan guru sekolah dasar. 3. Berapa jumlah siswa kelas V di sekolah ibu? 4. Apa saja kendala yang bapak/ibu temui pada saat pembelajaran IPA? 5. Berapa batas KKM untuk mata pelajaran IPA di sekolah ibu? 6. Apa saja model pembelajaran IPA yang sudah pernah ibu diterapkan? Jumlah siswa kelas VA sebanyak 25 siswa dan jumlah siswa kelas VB sebanyak 23 siswa. Jadi, jumlah siswa keseluruhan yakni 48 siswa. Pembelajaran IPA yang melaksanakan kegiatan percobaan membutuhkan perencanaan dengan baik, karena kegiatan percobaan membutuhkan waktu yang cukup banyak. Batas KKM mata pelajaran IPA di SDN Muarareja 1 Kota Tegal yakni 65. Dalam melaksanakan pembelajaran guru cenderung menggunakan model konvensional. Model konvensional yang sering digunakan yaitu metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas

98 107 Lampiran 5 PEDOMAN PENELITIAN No Kriteria Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol 1. Lokasi Penelitian a. Nama Sekolah SDN Muarareja 1 Kota Tegal SDN Muarareja 1 Kota Tegal b. Alamat Jalan Brawijaya No 108 Kota Tegal Jalan Brawijaya No 108 Kota Tegal 2. Kemampuan Awal Rata-rata nilai tes awal 64,52 Rata-rata nilai tes awal 65,27 3. Subjek Penelitian a. Populasi 25 siswa 23 siswa b. Sampel 25 siswa 23 siswa 4. Mata Pelajaran IPA IPA 5. Materi Daur Air Daur Air 6. Perlakuan Pendekatan Contextual Model pembelajaran Teaching and Learning konvensional (CTL) 7. Instrumen Penelitian a. Bentuk Soal Pilihan Ganda Pilihan Ganda b. Banyak Soal 30 soal 30 soal c. Banyak Alternatif Jawaban 4 Pilihan 4 Pilihan 8. Uji Coba Instrumen a. Lokasi Uji Coba SDN Tegalsari 2 Kota Tegal b. Peserta Uji Coba Siswa kelas V berjumlah 32 siswa c. Waktu Uji Coba Maret Rencana Pelaksanaan Pembelajaran a. Pertemuan I 1) Materi Proses daur air Proses daur air 2) Hari/Tanggal Rabu, 15 April 2015 Kamis, 16 April ) Waktu WIB WIB 4) RPP Terlampir b. Pertemuan II 1) Materi Kegiatan yang mempengaruhi proses daur air Kegiatan yang mempengaruhi proses daur air 2) Hari/Tanggal Jum at, 17 April 2015 Sabtu, 18 April ) Waktu WIB WIB 4) RPP Terlampir c. Pertemuan III 1) Materi Kegiatan penghematan air Kegiatan penghematan air 2) Hari/Tanggal Rabu, 22 April 2015 Kamis, 23 April ) Waktu WIB WIB 4) RPP Terlampir

99 Lampiran Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester : V/2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 7.4 Mendeskripsikan proses daur dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya : SDN Muarareja 1 Kota Tegal : Ilmu Pengetahuan Alam SILABUS PEMBELAJARAN : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Materi Pokok Daur air Kegiatan Pembelajaran 1. Mencari informasi tentang pentingnya air bagi manusia melalui berbagai sumber (buku, wawancara) 2. Menyarikan terjadinya daur air dari bacaan 3. Mendiskusikan alasan air tidak pernah habis walaupun terus menerus digunakan 4. Berdiskusi mengenai faktor-faktor atau kegiatan yang dapat mengganggu proses daur air Indikator Menjelaskan mengenai pentingnya air Menjelaskan proses terjadinya air melalui gambar Mengidentifikasi kegiatan yang dapat mempengaruhi proses daur air Penilaian Tes: tertulis/lisan Unjuk kerja melakukan diskusi dan praktik Portofoilo Laporan tertulis praktik dan tugas Alokasi Waktu 4 x 35 menit Sumber dan Media Belajar Buku IPA dan buku-buku lain yang relevan

100 Mendeskripsikan perlunya penghematan air Daur air 5. Mengidentifikasi tingkat pemborosan air melalui pengamatan Mendiskusikan caracara menghemat air Mengidentifikasi cara mengemat air Unjuk kerja: melakukan diskusi dan praktik 2 x 35 menit

101 Lampiran PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester : V/2 : SDN Muarareja 1 Kota Tegal : Ilmu Pengetahuan Alam Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Kompetensi Dasar 7.4 Mendeskripsi kan proses daur dan kegiatan manusia yang dapat mempengaru hinya Materi Pokok Daur air Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian 1. Menyanyikan lagu hujan dan membantu siswa menjelaskan peristiwa banjir yang sering di lihat di lingkungan sekitar (konstruktivisme) 2. Bertanya tentang kegunaan air, pengertian daur air, dan pentingnya hutan (bertanya) 3. Memberi contoh kegunaan air dalam kehidupan seharihari, kegiatan pengrusakan hutan (pemodelan) 4. Mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa (masyarakat belajar) Menjelaskan mengenai pentingnya air Menjelaskan proses terjadinya air melalui gambar Mengidentifikasi kegiatan yang dapat mempengaruhi proses daur air Tes: tertulis/lisan Unjuk kerja melakukan diskusi dan praktik Portofoilo Laporan tertulis praktik dan tugas Alokasi Waktu 4 x 35 menit Sumber dan Media Belajar Sumber belajar: 1. Buku Ilmu Pengetahuan Alam 5: untuk SD dan MI Kelas V. karya, Heri Sulistyanto dan Edi Wiyono Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional 2. Buku IPA 5 Salingtemas untuk Kelas V SD/MI. karya Choiril

102 111 Kompetensi Dasar 7.5 Mendeskripsi kan perlunya penghematan air Materi Pokok Daur air Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian 5. Berdiskusi secara berkelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru berupa percobaan dan beberapa pertanyaan (inkuiri) 6. Setiap kelompok mempersentasikan hasil diskusinya (inkuiri) 7. Menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan (refleksi) 8. Siswa menyampaikan pendapat tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan (refleksi) 9. Melaksanakan tes formatif dan penilaian selama proses pembelajaran (penilaian autentik) 1. Mengingatkan siswa tentang akibat apabila tidak mematikan kran setelah cuci tangan (konstruktivisme) Mengidentifikasi kegiatan menghemat air dalam kehidupan sehari-hari Tes tertulis Unjuk kerja: melakukan diskusi dan Alokasi Waktu 2 x 35 menit Sumber dan Media Belajar Azmiyawati, dkk Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Media pembelajaran: 1. gambar daur air. 2. percobaan hujan: tungku kaki, lilin, kaleng susu, korek api, mika, tutu gelas. 3. gambar kegiatan merusak hutan 4. percobaan. terganggunya daur air: tanah dalam kotak, tanaman, dan air. 5. percobaan penghematan dan pemborosan air: gelas plastik, air, penyumbat.

103 112 Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian 2. Bertanya tentang pengertian penghematan air dan pentingnya penghematan air (bertanya) 3. Memberi contoh kegiatan yang menggambarkan proses daur air dan penghematan air (pemodelan) 4. Mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa (masyarakat belajar) 5. Berdiskusi secara berkelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru berupa percobaan dan beberapa pertanyaan (inkuiri) 6. Setiap kelompok mempersentasikan hasil diskusinya (inkuiri) 7. Menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan (refleksi) praktik Alokasi Waktu Sumber dan Media Belajar

104 113 Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian 8. Siswa menyampaikan pendapat tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan (refleksi) 9. Melaksanakan tes formatif dan penilaian selama proses pembelajaran (penilaian autentik) Alokasi Waktu Sumber dan Media Belajar

105 Lampiran PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN KELAS KONTROL Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester : V/2 : SDN Muarareja 1 Kota Tegal : Ilmu Pengetahuan Alam Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Kompetensi Dasar 7.4 Mendeskripsik an proses daur dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi nya 7.5 Mendeskripsik an perlunya penghematan air Materi Pokok Daur air Daur air Kegiatan Pembelajaran 1. Menjelaskan kegunaan air, pengertian daur air, dan pentingnya hutan 2. Mencari kegiatan pengrusakan yang dapat mengganggu daur air bersama salah satu temannya berdasarkan penjelasan dari guru. 1. Menjelaskan pengertian penghematan air dan pentingnya penghematan air. 2. Menjelaskan kegiatan Indikator Menjelaskan mengenai pentingnya air Menjelaskan proses terjadinya air melalui gambar Mengidentifikasi kegiatan yang dapat mempengaruhi proses daur air Mengidentifikasi kegiatan menghemat air dalam kehidupan sehari-hari Penilaian Tes: tertulis Penugasan Tes tertulis Unjuk kerja: melakukan diskusi Alokasi Waktu 4 x 35 menit 2 x 35 menit Sumber dan Media Belajar Sumber belajar: 1. Buku Ilmu Pengetahuan Alam 5: untuk SD dan MI Kelas V. karya, Heri Sulistyanto dan Edi Wiyono Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional 2. Buku IPA 5 Salingtemas untuk Kelas V

106 115 Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran yang menggambarkan proses daur air dan penghematan air. 3. mencari contoh kegiatan penghematan air dan pemborosan air berdasarkan penjelasan guru. 4. Menjelaskan akibat dari pemborosan air. Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber dan Media Belajar SD/MI. karya Choiril Azmiyawati, dkk Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Media pembelajaran: 1. gambar daur air. 2. gambar kegiatan merusak hutan. 3. gambar akibat dari pemborosan air. 4. Media konkret: gelas plastik, air, dan penyumbat.

107 Lampiran LEMBAR TELAAH SOAL UJI COBA OLEH TIM AHLI Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas/ Semester : V/ II Petunjuk Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), berilah tanda cek ( ) atau tanda silang (x) pada kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda cek ( ). Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda silang (x). Soal 1-20 No. A. Materi Aspek yang Diperhatikan 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi. 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. Nomor Soal Pilihan jawaban homogen dan logis. 4. Hanya ada satu kunci jawaban. B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.

108 117 No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja. 7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. 8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda. 9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi Panjang pilihan jawaban relatif sama. 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya. 13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa. 16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku.

109 118 No. Aspek yang Diperhatikan 17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. Soal No. A. Materi Aspek yang Diperhatikan 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi. 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. Nomor Soal Nomor Soal Pilihan jawaban homogen dan logis. 4. Hanya ada satu kunci jawaban. B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. 6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

110 119 No. Aspek yang Diperhatikan 7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. 8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda. 9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi. 11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya. 13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya. 14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa. 16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku. Nomor Soal

111 120 No. Aspek yang Diperhatikan 17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. Soal No. A. Materi Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal Nomor Soal Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi. 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. 3. Pilihan jawaban homogen dan logis. 4. Hanya ada satu kunci jawaban. B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. 6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

112 121 No. Aspek yang Diperhatikan 7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. 8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda. 9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi. 11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya. 13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya. 14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa. 16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku. 17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. Nomor Soal

113 122 No. Aspek yang Diperhatikan 18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. Nomor Soal Mengetahui, Penelaah I Drs. Daroni, M.Pd. NIP

114 Lampiran LEMBAR TELAAH SOAL UJI COBA OLEH TIM AHLI Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas/ Semester : V/ II Petunjuk Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu setelah membaca dan memeriksa butir-butir soal evaluasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), berilah tanda cek ( ) atau tanda silang (x) pada kolom yang tersedia. Jika butir soal sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda cek ( ). Jika butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah, maka berilah tanda silang (x). Soal 1-20 No. A. Materi Aspek yang Diperhatikan 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi. 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. Nomor Soal Pilihan jawaban homogen dan logis. 4. Hanya ada satu kunci jawaban. B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.

115 124 No. Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja. 7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. 8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda. 9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi Panjang pilihan jawaban relatif sama. 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya. 13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa. 16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku.

116 125 No. Aspek yang Diperhatikan 17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. Soal No. A. Materi Aspek yang Diperhatikan 1. Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi. 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. Nomor Soal Nomor Soal Pilihan jawaban homogen dan logis. 4. Hanya ada satu kunci jawaban. B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. 6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

117 126 No. Aspek yang Diperhatikan 7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. 8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda. 9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi. 11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya. 13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya. 14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa. Nomor Soal Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku.

118 127 No. Aspek yang Diperhatikan 17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. Soal No. A. Materi Aspek yang Diperhatikan Nomor Soal Nomor Soal Soal sudah sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi. 2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan jenis tes/bentuk soal yang dipergunakan. 3. Pilihan jawaban homogen dan logis. 4. Hanya ada satu kunci jawaban. B. Konstruksi 5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. 6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

119 128 No. Aspek yang Diperhatikan 7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. 8. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda. 9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi. 11. Panjang pilihan jawaban relatif sama. 12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya. 13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya. 14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. C. Bahasa/Budaya 15. Bahasa soal sudah komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa. 16. Soal sudah menggunakan bahasa Indonesia baku. 17. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. Nomor Soal

120 129 No. Aspek yang Diperhatikan 18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. Nomor Soal Mengetahui, Penelaah II Lia Margiyanti, S.Pd NIP

121 Lampiran Mata Pelajaran Kelas/Semester : V/2 Materi Pokok : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : Daur Air KISI-KISI SOAL UJI COBA Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Kompetensi Dasar 7.4 Mendeskripsikan proses daur dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya 7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air Indikator Soal Ranah Kognitif Bentuk Soal Siswa dapat menjelaskan pengertian daur air C2 Pilihan Ganda Siswa dapat membedakan kegunaan air dan C2 Pilihan yang bukan kegunaan air Ganda Siswa dapat menyebutkan contoh sumber air C1 Pilihan alami Ganda Siswa dapat menyebutkan istilah dalam proses Pilihan C1 daur air Ganda Siswa dapat menyebutkan kegunaan air di Pilihan C1 bidang perikanan Ganda Siswa dapat menyebutkan kegunaan air di Pilihan C1 bidang pertanian Ganda Siswa dapat menyebutkan peristiwa yang C1 Pilihan mengawali terjadinya daur air Ganda Disajikan bagan, siswa dapat menentukan Pilihan C3 salah satu tahap dalam proses daur air. Ganda Siswa dapat menyebutkan nama proses Pilihan C1 perubahan uap air menjadi salju. Ganda Nomor Soal Kunci Jawaban A B C C A B B C A B D A A C B A C C Tingkat Kesukaran Soal M SD ST

122 131 Kompetensi Dasar Indikator Soal Siswa dapat menyebutkan kegiatan yang menjadi penyebab utama terganggunya daur air Siswa dapat memberi contoh sumber air buatan Siswa dapat memberi contoh kegiatan manusia yang berdampak positif terhadap daur air Siswa dapat menjelaskan proses pengembunan (kondensasi) dalam daur air Siswa dapat menjelaskan proses pengendapan (presipitasi) dalam proses daur air Siswa dapat menjelaskan terjadinya hujan dalam proses daur air Siswa dapat menjelaskan proses peresapan air hujan menjadi air tanah Siswa dapat menyebutkan penyebab terjadinya proses penguapan Siswa dapat menjelaskan proses daur air secara runtut Siswa dapat menyebutkan alasan air di bumi tidak pernah habis Disajikan pernyataan, siswa dapat menunjukkan kegiatan yang mengganggu daur air Siswa dapat menyebutkan penyebab hilangnya daerah resapan air Ranah Kognitif C1 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C1 C2 C1 C3 C1 Bentuk Soal Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Nomor Soal Kunci Jawaban A D D C A B D C B C A D B B C A D B B A A D A C Tingkat Kesukaran Soal M SD ST

123 132 Kompetensi Dasar Indikator Soal Disajikan peristiwa penyebab terganggunya daur air, siswa dapat menunjukkan akibat dari peristiwa tersebut Disajikan data, siswa dapat menunjukkan tindakan memelihara daur air Siswa dapat menyebutkan pengertian penghematan air Disajikan suatu peristiwa, siswa dapat menunjukkan kegiatan penghematan air yang dapat dilakukan sesuai peristiwa Siswa dapat menyebutkan akibat dari kegiatan tidak menghemat air Siswa dapat menyebutkan sikap yang harus diterapkan dalam menggunakan air Siswa dapat menjelaskan peran serta ketika melakukan tindakan menghemat air. Siswa dapat menyebutkan kegiatan penggunaan air sesuai keperluan Siswa dapat memberi contoh kegiatan penghematan air. Ranah Kognitif C3 C3 C1 C3 Bentuk Soal Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Nomor Soal Kunci Jawaban C A B D B A B B Tingkat Kesukaran Soal M SD ST C1 Pilihan Ganda D B C1 Pilihan 27 A Ganda 57 C C2 Pilihan 28 C Ganda 58 C C1 Pilihan 29 C Ganda 59 C C2 Pilihan 30 D Ganda 60 D Jumlah Butir Soal Persentase Tingkat Kesukaran Soal (%) Keterangan: C1 : pengetahuan, C2 : pemahaman, C3 : penerapan M : Mudah, SD : Sedang, ST : Sulit 26, ,3

124 133 Lampiran 12 SOAL UJI COBA Nama Sekolah : SDN Tegalsari 2 Kota Tegal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Materi : Daur Air Waktu : 80 menit Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Berikut ini bukan merupakan contoh kegunaan air dalam kehidupan seharihari yaitu. a. memasak nasi c. budidaya ikan b. mengepel lantai d. mencuci baju 2. Sumber air alami berasal dari.. a. sungai c. sumur pompa b. PAM d. sumur buatan 3. Proses perputaran air secara terus menerus dari bumi ke atmosfer dan kembali ke bumi lagi disebut. a. daur air c. sumber air b. sifat air d. fungsi air 4. Istilah pengembunan dalam proses daur air yaitu. a. transpirasi c. presipitasi b. kondensasi d. evaporasi 5. Kegunaan air dalam bidang perikanan yaitu. a. memelihara ikan c. memelihara ular b. mencuci piring d. memasak sayur 6. Kegunaan air dalam bidang pertanian yaitu. a. memelihara keong c. membuat kolam b. melakukan penghijauan d. mengairi sawah 7. Proses terjadinya daur air dimulai dari terjadinya. a. penguapan c. hujan b. pengembunan d. pendinginan

125 Perhatikan bagan daur air di bawah ini! Uap Air Uap Air 2 Awan dan Awan pendinginan 1 3 Air Air Hujan Titik air di angkasa 4 Berdasarkan bagan di atas, angka 3 menunjukkan terjadinya proses. a. penguapan c. penyubliman b. pengembunan d. pengendapan 9. Di puncak gunung Jayawijaya, uap air mengalami proses pembekuann kemudian berubah menjadi. a. pelangi c. salju b. awan d. hujan 10. Penyebab utama yang sering mengganggu daur air yaitu. a. kegiatan manusia c. jatuhnya meteor b. gempa bumi d. gunung meletus 11. Salah satu contoh sumber air buatan berasal dari. a. danau c. sungai b. rawa d. PAM 12. Usaha menggunakan air sesuai kebutuhan disebut kegiatan. a. penggunaan air c. pemanfaatan air b. penghematan air d. pemborosan air 13. Kegiatan menusia yang berdampak positif terhadap daur air yaitu. a. penanaman kembali c. menggunduli hutan b. membakar hutan d. pembalakan liar 14. Awan di angkasa akan mengalami. karena suhu rendah. a. penguapan c. penyubliman b. pemanasan d. pengembunan 15. Air hujan dapat menjadi air tanah karena adanya proses. a. pengendapan c. pengembunan b. peresapan d. pembekuan

126 Uap air naik dan berkumpul di udara, karena udara tidak mampu menampungnya maka terjadi. a. kondensasi c. infiltrasi b. presipitasi d evaporasi 17. Akibat suhu yang rendah uap air akan berubah menjadi titik-titik air dan menyebabkan terjadinya. a. hujan c. kabut b. pelangi d. angin 18. Air di bumi akan mengalami penguapan karena adanya. a. panas bumi c. panas matahari b. angin topan d. pemanasan global 19. Berikut ini proses daur air yang benar yaitu. a. pengembunan penguapan hujan peresapan b. pengembunan penguapan pendinginan hujan c. penguapan pendinginan pengembunan hujan d. penguapan pengembunan hujan peresapan 20. Perhatikan pernyataan berikut! (1) Penanaman seribu pohon (3) Memperluas lahan kosong (2) Melakukan pengaspalan jalan (4) Melakukan tebang pilih Berdasarkan pernyataan di atas yang merupakan kegiatan yang mengganggu daur air ditunjukkan oleh nomor. a. (1) dan (3) c. (2) dan (3) b. (1) dan (4) d. (2) dan (4) 21. Setiap musim kemarau desa Merden selalu mengalami kekeringan, sehingga warganya perlu menghemat air. Berikut ini kegiatan yang dapat dilakukan warga Merden yakni. a. membuka kran air secara terus menerus b. mencuci pakaian seminggu tiga kali c. mandi dalam waktu yang lama d. mencuci motor sehari dua kali

127 Air di permukaan bumi selalu tersedia karena adanya.. a. resapan air c. mata air b. daur air d. aliran air 23. Mengaspal seluruh jalan dapat mengganggu proses daur air karena. a. menghilangkan daerah resapan air b. menjadikan jalan mudah di lewati c. membuat udara di sekitar jalan panas d. memperindah lingkungan sekitar jalan 24. Penebangan pohon secara liar mengakibatkan terganggunya proses daur air. Kegiatan ini dapat menyebabkan terjadinya. a. tsunami c. banjir b. kekeringan d. gempa 25. Perhatikan pernyataan berikut ini! (1) Melakukan penanaman pada hutan-hutan yang gundul. (2) Melakukan pembakaran hutan untuk diambil kayunya (3) Membangun gedung-gedung mewah di lahan kosong (4) Menanami lahan kosong dengan tumbuh-tumbuhan Tindakan manusia yang memelihara daur air ditunjukkan oleh nomor. a. (1) dan (3) c. (2) dan (3) b. (1) dan (4) d. (2) dan (4) 26. Kegiatan manusia yang tidak menghemat air menyebabkan terjadinya. a. tanah longsor c. bencana tsunami b. banjir bandang d. lahan kering 27. Manusia perlu menggunakan air di bumi dengan. a. bijaksana c. berlebihan b. boros d. bersama 28. Melakukan tindakan menghemat air dalam kebutuhan sehari-hari, berarti kita turut berperan dalam. a. mendatangkan bencana c. memelihara sumber air b. mengganggu daur air d. merusak lingkungan

128 Kegiatan manusia yang menggunakan air sesuai dengan kebutuhan adalah. a. membersihkan kaca dengan banyak air setiap hari b. menguras kolam ikan setiap hari c. menyiram tanaman dengan air bekas cucian beras d. menggunakan air untuk bermain-main 30. Pada saat mencuci, sebaiknya kita menggunakan air. a. secara berlebihan c. sedikit demi sedikit b. sebanyak-banyaknya d. sesuai kebutuhan 31. Salah satu kegunaan air dalam kehidupan sehari-hari yaitu. a. mengairi sawah c. membuat kolam b. memelihara ikan d. menyirami tanaman 32. Laut merupakan sumber air secara. a. langsung c. buatan b. alami d. galian 33. Daur air merupakan proses perputaran air yang terjadi secara. a. bertahap c. terpisah b. berkesinambungan d. tertata 34. Istilah penguapan dalam proses daur air yaitu. a. infiltrasi c. evaporasi b. presipitasi d. kondensasi 35. Menggunakan air untuk memelihara udang di tambak merupakan salah kegunaan air di bidang. a. pertanian c. pertambangan b. perikanan d. peternakan 36. Menggunakan air untuk irigasi merupakan kegunaan air di bidang. a. pertanian c. pertambangan b. perikanan d. peternakan 37. Proses daur air dimulai dengan terjadinya. air laut, danau, dan sungai. a. pendinginan c. penguapan b. pembekuan d. pengembunan

129 Perhatikan bagan daur air di bawah ini! Uap Air Uap Air 2 Awan dan Awan pendinginan 1 3 Air Titik Hujan air di angkasa 4 Pada bagan di atas, proses penguapan terjadi pada nomor. a. 1 c. 3 b. 2 d Di daerah yang mengalami musim dingin, uap air tidak turun menjadi hujan tetapi menjadi salju. Proses ini disebut. a. pencairan c. pembekuan b. penyubliman d. pengembunan 40. Terganggunya daur air lebih sering disebabkan oleh. a. perputaran angin c.bencana alam b. aktivitas magma d. perbuatan manusia 41. Sumur merupakan sumber air. a. alami c. buatan b. langsung d. murni 42. Menggunakan air secara tidak berlebihan merupakan kegiatan. a. penghematan air c. peresapan air b. pemborosan air d. pemeliharaan air 43. Kegiatan manusia yang dapat memperbaiki proses daur air di bumi yaitu. a. membakar hutan c. memperluas lahan kosong b. melakukan reboisasi d. mengaspal jalan di desa 44. Proses dalam daur air yang membuat uap air menjadi titik-titik air disebut. a. evaporasi c. kondensasi b. infiltrasi d. presipitasi 45. Proses peresapan akan membuat air hujan menjadi. a. air laut c. air danau b. air tanah d. air sumur

130 Udara akan menjadi jenuh uap air karena terlalu lama menampung uap air, sehingga akan terjadi proses. a. transpirasi c. presipitasi b. kondensasi d. evaporasi 47. Akibat proses kondensasi menyebabkan terjadinya. a. angin c. kabut b. salju d. hujan 48. Evaporasi akan terjadi apabila terdapat. a. panas matahari c. angin laut b. getaran bumi d. ombak laut 49. Urutan proses daur air yang tepat yaitu. a. evaporasi kondensasi presipitasi hujan b. evaporasi presipitasi kondensasi hujan c. kondensasi evaporasi presipitasi hujan d. kondensasi presipitasi evaporasi hujan 50. Perhatikan pernyataan di bawah ini! (1) Pembetonan jalan (2) Pembuatan bendungan (3) Melakukan reboisasi (4) Penggudulan hutan Kegiatan yang mengganggu daur air ditunjukkan nomor. a. (1) dan (3) c. (2) dan (4) b. (1) dan (4) d. (2) dan (3) 51. Andi akan menerapkan kegiatan penghematan air yang diajarkan gurunya di sekolah. Berikut kegiatan yang dapat dilakukan Andi yaitu. a. membiarkan kran air tetap terbuka sepanjang hari b. mandi menggunakan air secukupnya c. menyiram tanaman sehari sebanyak lima kali d. menggunakan air untuk bermain-main

131 Air di bumi tidak pernah habis walaupun terus menerus digunakan. Hal ini disebabkan karena adanya. a. siklus air c. hujan deras b. aliran sungai d. laut luas 53. Mendirikan bangunan dan gedung bertingkat di perkotaan akan mengganggu daur air karena. a. memperindah lingkungan perkotaan b. memperbaiki tatanan kota c. menghilangkan daerah resapan air d. menyebabkan tanah wilayah perkotaan turun 54. Membiarkan lahan kosong tak ditanami dapat mengganggu daur air dan mengakibatkan bencana. Salah satu bencana yang dapat terjadi yaitu. a. tanah longsor c. lahan tandus b. gempa bumi d. abrasi tanah 55. Perhatikan pernyataan di bawah ini! (1) Pembukaan hutan menjadi perkebunan karet (2) Membuang sampah ke bantaran sungai (3) Melakukan tebang pilih secara berkala (4) Penanaman seribu pohon di dataran tinggi Berdasarkan pernyataan di atas tindakan memeliharan daur air ditunjukkan nomor. a. (1) dan (4) c. (2) dan (3) b. (1) dan (3) d. (3) dan (4) 56. Menggunakan air secara berlebihan tanpa memperhatikan kebutuhan menyebabkan terjadinya. a. wabah penyakit c. kemarau panjang b. kelangkaan air d. pencemaran air 57. Walaupun air di bumi melimpah, tapi air harus digunakan secara. a. teliti c. hemat b. boros d. jujur

132 Menjaga kelestarian hutan dan melakukan penghematan air merupakan usaha manusia dalam. a. merusak sumber air c. melestarikan sumber air b. mengganggu sumber air d. mencemari sumber air 59. Salah satu contoh penggunaan air sesuai dengan keperluan adalah. a. mencuci kendaraan yang masih bersih b. menyiram tanaman dengan banyak air c. menutup kran air setelah digunakan d. membiarkan kran air yang membuka 60. Jika kamu melihat kran air membuka, maka kamu akan. a. membiarkannya c. acuh tak acuh b. pura-pura tak tahu d. menutupnya - selamat mengerjakan -

133 Lampiran 13 HASIL UJI VALIDITAS SOAL Correlations Nomor Soal Skortotal Nomor Soal Skortotal item1 Pearson.224 Item11 Pearson.501 ** Correlation Correlation Sig. (2-tailed).218 Sig. (2-tailed).004 N 32 N 32 item2 Pearson.568 ** Item12 Pearson.046 Correlation Correlation Sig. (2-tailed).001 Sig. (2-tailed).801 N 32 N 32 item3 Pearson. a Item13 Pearson Correlation Correlation Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed).581 N 32 N 32 item4 Pearson item14 Pearson.284 Correlation Correlation Sig. (2-tailed).114 Sig. (2-tailed).116 N 32 N 32 item5 Pearson.457 ** item15 Pearson.491 ** Correlation Correlation Sig. (2-tailed).008 Sig. (2-tailed).004 N 32 N 32 item6 Pearson.467 ** item16 Pearson.219 Correlation Correlation Sig. (2-tailed).007 Sig. (2-tailed).228 N 32 N 32 item7 Pearson.488 ** item17 Pearson Correlation Correlation Sig. (2-tailed).005 Sig. (2-tailed).694 N 32 N 32 Item8 Pearson item18 Pearson.395 * Correlation Correlation Sig. (2-tailed).524 Sig. (2-tailed),025 N 32 N 32 Item9 Pearson.387 * Item19 Pearson.423 * Correlation Correlation Sig. (2-tailed).029 Sig. (2-tailed).016 N 32 N 32 Item10 Pearson.188 Item20 Pearson.429 * Correlation Correlation Sig. (2-tailed).302 Sig. (2-tailed).014 N 32 N

134 Correlations Nomor Soal Skortotal Nomor Soal Skortotal Item21 Pearson.387 * Item31 Pearson.496 ** Correlation Correlation Sig. (2-tailed).029 Sig. (2-tailed).004 N 32 N 32 Item22 Pearson.110 Item32 Pearson.431 * Correlation Correlation Sig. (2-tailed).550 Sig. (2-tailed).014 N 32 N 32 Item23 Pearson.133 Item33 Pearson.429 * Correlation Correlation Sig. (2-tailed).467 Sig. (2-tailed).014 N 32 N 32 item24 Pearson.079 Item34 Pearson.463 ** Correlation Correlation Sig. (2-tailed).665 Sig. (2-tailed).008 N 32 N 32 Item25 Pearson.733 ** Item35 Pearson.158 Correlation Correlation Sig. (2-tailed).000 Sig. (2-tailed).388 N 32 N 32 Item26 Pearson.245 Item36 Pearson.298 Correlation Correlation Sig. (2-tailed).176 Sig. (2-tailed).098 N 32 N 32 Item27 Pearson.448 * Item37 Pearson.371 * Correlation Correlation Sig. (2-tailed).010 Sig. (2-tailed).036 N 32 N 32 Item28 Pearson.576 ** Item38 Pearson.365 * Correlation Correlation Sig. (2-tailed).001 Sig. (2-tailed).040 N 32 N 32 Item29 Pearson.395 * Item39 Pearson.141 Correlation Correlation Sig. (2-tailed).025 Sig. (2-tailed).443 N 32 N 32 Item30 Pearson.455 ** Item40 Pearson.415 * Correlation Correlation Sig. (2-tailed).009 Sig. (2-tailed).018 N 32 N

135 Correlations Nomor Soal Skortotal Nomor Soal Skortotal Item41 Pearson.446 ** Item51 Pearson.090 Correlation Correlation Sig. (2-tailed).010 Sig. (2-tailed).625 N 32 N 32 Item42 Pearson.506 ** Item52 Pearson.449 ** Correlation Correlation Sig. (2-tailed).003 Sig. (2-tailed).010 N 32 N 32 Item43 Pearson.527 ** Item53 Pearson.506 ** Correlation Correlation Sig. (2-tailed).002 Sig. (2-tailed).003 N 32 N 32 item44 Pearson.446 * Item54 Pearson.473 ** Correlation Correlation Sig. (2-tailed).011 Sig. (2-tailed).006 N 32 N 32 Item45 Pearson.193 Item55 Pearson.173 Correlation Correlation Sig. (2-tailed).290 Sig. (2-tailed).344 N 32 N 32 Item46 Pearson.417 ** Item56 Pearson.389 * Correlation Correlation Sig. (2-tailed).018 Sig. (2-tailed).028 N 32 N 32 Item47 Pearson.454 * Item57 Pearson. a Correlation Correlation Sig. (2-tailed).009 Sig. (2-tailed) N 32 N 32 Item48 Pearson.121 Item58 Pearson.463 ** Correlation Correlation Sig. (2-tailed).508 Sig. (2-tailed).008 N 32 N 32 Item49 Pearson.434 * Item59 Pearson. a Correlation Correlation Sig. (2-tailed).013 Sig. (2-tailed).443 N 32 N 32 Item50 Pearson.286 Item60 Pearson.542 ** Correlation Correlation Sig. (2-tailed).113 Sig. (2-tailed).001 N 32 N

136 Lampiran 14 HASIL UJI RELIABILITAS SOAL Scale Mean if Item Deleted Item-Total Statistics Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted 145 Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Soal Keterangan: Soal yang diuji reliabilitasnya merupakan soal yang sudah valid

137 146 Lampiran 15 HASIL ANALISIS TINGKAT KESUKARAN SOAL Nomor Soal B N I Keterangan ,84375 Mudah ,84375 Mudah ,875 Mudah ,65625 Sedang ,65625 Sedang ,6875 Sedang ,875 Mudah ,65625 Sedang ,6875 Sedang ,65625 Sedang ,625 Sedang ,875 Mudah ,78125 Mudah ,875 Mudah ,65625 Sedang ,875 Mudah ,8125 Mudah ,875 Mudah ,53125 Sedang ,34375 Sedang ,6875 Sedang ,59375 Sedang ,6875 Sedang ,84375 Mudah ,8125 Mudah ,8125 Mudah ,4375 Sedang ,40625 Sedang ,65625 Sedang ,28125 Sukar ,6875 Sedang ,8125 Mudah

138 147 Nomor Soal B N I Keterangan ,5625 Sedang ,375 Sedang ,90625 Mudah ,9375 Mudah

139 148 Lampiran 16 HASIL ANALISIS DAYA BEDA SOAL Nomor Soal J A B A J B B B P A P B D Keterangan Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Baik Cukup Baik Cukup Cukup Jelek Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Cukup Cukup

140 149 Nomor Soal J A B A J B B B P A P B D Keterangan Jelek Jelek Keterangan: = soal yang digunakan dalam penelitian = soal yang tidak digunakan dalam penelitian

141 150 Lampiran 17 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN PERTAMA Satuan Pendidikan : SDN Muarareja 1 Kota Tegal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas/Semester : V / 2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 jp) A. Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam B. Kompetensi Dasar 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya C. Indikator Menjelaskan mengenai pentingnya air Menjelaskan proses terjadinya air melalui gambar D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui pembelajaran menggunakan pendekatan CTL tentang pentingnya air, siswa dapat menjelaskan kegunaan air dan sumber air dengan benar 2. Melalui pembelajaran menggunakan pendekatan CTL tentang pengertian daur air, siswa dapat menjelaskan alasan air di bumi tidak pernah habis walaupun digunakan secara terus menerus dengan benar. 3. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan CTL tentang daur air, siswa dapat menyebutkan proses terjadinya daur air dengan benar. Karakter siswa yang diharapkan: teliti, kerjasama, berani, menghargai pendapat orang lain, dan mandiri. E. Materi Ajar Daur Air 1. Kegunaan Air dan Sumber Air Air memiliki banyak kegunaan antara lain untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan menyiram tanaman. Selain itu, air digunakan sebagai

142 151 sarana transportasi seperti kapal. Air yang sering digunakan dapat diperoleh dari dua sumber yaitu sumber air alami dan sumber air buatan. Sumber air alami berasal dari danau, laut, mata air, dan sungai, sedangkan sumber air buatan berasal dari sumur tradisional, sumur pompa, dan PAM. 2. Proses Daur Air Air di bumi tidak pernah habis karena mengalami perputaran yang disebut daur air. Daur air merupakan sirkulasi (perputaran) air secara terusmenerus dari bumi ke atmosfer dan kembali ke Bumi. Daur air ini terjadi melalui proses evaporasi (penguapan), presipitasi (pengendapan), dan kondensasi (pengembunan). Air di laut, sungai, dan danau menguap karena pengaruh panas dari sinar matahari. Proses penguapan ini disebut evaporasi. Uap air naik dan berkumpul di udara. Lama-kelamaan, udara tidak dapat lagi menampung uap air (jenuh). Proses ini disebut presipitasi (pengendapan). Jika suhu rendah awan akan mengalami pengembunan. Proses ini membuat uap air berubah wujud menjadi kumpulan titik-titik air yang tampak sebagai awan hitam. Proses ini disebut kondensasi (pengembunan). Titik-titik air di awan kemudian akan turun menjadi hujan. Air hujan yang jatuh di tanah akan meresap menjadi air tanah. Selanjutnya, air tanah akan keluar melalui sumur serta merembes ke danau dan sungai. Air dari sungai akan mengalir ke laut. Air yang terdapat di sungai, danau, laut dan sumber air lainnya akan menguap lagi karena pengaruh sinar matahari dan akan mengalami perputaran hingga akhirnya turun hujan kembali. F. Sumber dan Media/Alat Peraga Pembelajaran 1. Sumber pembelajaran Sulistyanto, Heri dan Edi Wiyono Ilmu Pengetahuan Alam 5: untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Hal Azmiyawati, Choiril, dkk IPA 5 Salingtemas untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Hal 146-7

143 Media/Alat Peraga: gambar daur air, lilin, korek api, tungku kaki, kaleng susu, mika, tutup gelas, dan air G. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Contextual Teaching and Learning (CTL) 2. Metode : ceramah, pemberian tugas, tanya jawab, percobaan, dan diskusi. H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (7 menit) a. Guru mengajak siswa berdoa sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Guru memberikan motivasi dengan melakukan tepuk semangat. d. Guru menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran. e. Guru melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu hujan. Selanjutnya melakukan tanya jawab tentang lagu yang telah dinyanyikan yakni 1) lagu apa yang telah kalian nyanyikan? 2) Apa yang dihasilkan dari hujan? 3) Apakah semua manusia membutuhkan air? (konstruktivisme). f. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa hari ini akan belajar mengenai proses perputaran air (daur air) dan kegunaan air. g. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2. Kegiatan Inti (48 menit) a. Eksplorasi 1) Guru bertanya jawab dengan siswa kegunaan air dalam kehidupan sehari-hari (bertanya). 2) Guru memberi contoh kegunaan air yang ada di sekitar siswa (pemodelan). 3) Guru bertanya jawab tentang pengertian daur air (bertanya). b. Elaborasi 1) Siswa dikelompokkan menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa (masyarakat belajar).

144 153 2) Siswa memperoleh tugas dari guru untuk melakukan percobaan tentang proses daur air (menemukan). 3) Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk membuat kesimpulan dari kegiatan percobaan (menemukan dan masyarakat belajar). 4) Siswa mempersentasikan hasil diskusi di depan teman-temannya dan kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang persentasi (konstruktivisme) c. Konfirmasi 1) Guru membahas kembali tentang proses daur air menggunakan gambar skema daur air. 2) Guru menyamakan pendapat antarsiswa dan memberi penguatan kepada siswa. 3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami. 3. Kegiatan Akhir (15 menit) a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari b. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya berkaitan pembelajaran yang telah dilakukan (refleksi). c. Guru memberikan evaluasi kepada siswa berupa tes formatif. d. Guru memberi umpan balik. e. Guru memberikan kegiatan tindak lanjut f. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk tetap giat belajar. g. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam. I. Penilaian 1. Prosedur penilaian : penilaian selama pembelajaran dan hasil belajar (penilaian autentik) 2. Jenis penilaian : Tes tertulis 3. Bentuk tes : Objektif tes (terlampir) 4. Kunci jawaban : terlampir

145 5. Skor penilaian : terlampir 154

146 155 Lampiran RPP 1 Media Pembelajaran Lampiran-lampiran RPP Alat dan bahan dalam kegiatan percobaan: tutup gelas, mika, air, korek api, lilin, tungku kaki, dan kaleng susu

147 156 Lampiran RPP 2 Lembar Kerja Siswa Nama anggota kelompok LEMBAR KERJA SISWA Percobaan terjadinya Hujan Waktu 20 menit A. Alat dan bahan: 1. lilin 5. tutup gelas 2. tungku kaki 6. korek api 3. kaleng susu 7. air 4. mika B. Langkah kerja: 1. Masukkan air secukupnya ke dalam kaleng susu 2. Nyalakan lilin menggunakan korek api dan letakkan di bawah tungku kaki 3. Letakkan kaleng susu berisi air di atas tungku kaki. 4. Tunggulah beberapa saat hingga air mendidih. 5. Amatilah proses pada saat air mendidih 6. Setelah mendidik halangi uap air yang naik dengan mika. 7. Amatilah apa yang terjadi pada mika setelah beberapa menit 8. Tutup kaleng susu dengan tutup gelas, kemudian tunggu sekitar 5 menit 9. Buka tutup gelas dan amati yang terjadi pada tutup gelas 10. Peganglah tutup gelas menjauh dari panas api dan amati tutup gelas tersebut

148 157 C. Hasil Percobaan 1. Ketika air di panaskan, maka air akan berubah menjadi. Proses tersebut dinamakan. 2. Setelah ditutup mika uap air akan berubah menjadi. Pada saat uap air terhalang oleh mika, terjadilah proses. 3. Dalam tutup gelas terdapat. Proses tersebut dinamakan. 4. Setelah tutup gelas dijauhkan dari api menyebabkan terjadinya D. Isilah bagan di bawah ini dengan benar tentang proses daur air setelah melakukan proses percobaan Bagan daur air Tahapan proses daur air sesuai bagan di atas, yaitu

149 Lampiran RPP 3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Kisi-kisi Soal Evaluasi Individu Satuan Pendidikan : SDN Muarareja 1 Kota Tegal Mata Pelajaran Kelas/Semester : V /2 Materi Pokok : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : Daur Air 158 Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan Kompetensi Dasar 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan yang dapat mempengaruhinya hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Indikator Soal - Siswa dapat memberi contoh sumber air alami - Siswa dapat menyebutkan istilah dalam peristiwa daur air - Siswa dapat memberi contoh kegunaan air dalam kehidupan sehari-hari - Siswa dapat menjelaskan alasan air di bumi tidak pernah habis - Siswa dapat menjelaskan proses pengendapan dalam daur air - Disajikan data, siswa dapat menunjukkan urutan proses daur air dengan tepat - Siswa dapat menyebutkan alasan air hujan dapat menjadi air tanah - Siswa dapat menyebutkan sikap dalam menggunakan air yang berlimpah - Siswa dapat memberi contoh sumber air buatan - Siswa dapat menjelaskan proses pengembunan Jenis Soal PG Ranah Kognitif C2 C1 C2 C2 C2 C3 C1 C1 C2 C2 Nomor Soal Tingkat Kesulitan Sedang Sedang Mudah Sedang Sulit Sulit Mudah Sedang Sedang Sedang

150 159 Lampiran RPP 4 Soal-soal Evaluasi Nama Lengkap: Kelas: Soal Evaluasi Materi Pokok Daur Air Waktu Pelaksanaan 10 Menit Berilah tanda silang (x) pada huruf a,b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Mata air merupakan contoh sumber air. a. tak alami c. alami b. galian d. buatan 2. Istilah lain pengembunan dalam proses daur air yaitu. a. evaporasi c. presipitasi b. kondensasi d. infiltrasi 3. Berikut ini bukan kegunaan air dalam kehidupan sehari-hari yaitu. a. mencuci piring c. memasak nasi b. menyiram tanaman d. mengairi sawah 4. Air di bumi tidak pernah habis walaupun sering digunakan, karena adanya. a. lautan c. daur air b. mata air d. hujan 5. Setelah uap air naik ke angkasa akan membentuk. a. awan c. hujan b. titik air d. pelangi 6. Perhatikan data berikut! (1) Evaporasi (3) Kondensasi (2) Hujan (4) Presipitasi Berdasarkan data di atas, urutan proses daur air yang tepat yaitu. a. (4), (3), (1), dan (2) c. (1), (4), (3), dan (2) b. (4), (1), (3), dan (2) d. (1), (3), (4), dan (2)

151 Air hujan dapat menjadi air tanah karena. a. peresapan c. penguapan b. pengembunan d. perputaran 8. Jumlah air di bumi yang melimpah harus digunakan dengan. a. teliti c.bijaksana b. adil d. jujur 9. Berikut ini merupakan contoh sumber air buatan yaitu. a. sumur c. sungai b. mata air d. danau 10. Titik-titik air terbentuk karena uap air mengalami. a. pengendapan c. penguapan b. pendinginan d. perputaran

152 161 Lampiran RPP 5 Kunci Jawaban dan Penilaian Kunci jawaban lembar kerja siswa Hasil percobaan 1. uap air, penguapan (skor 2) 2. uap air jenuh (awan), pengendapan (skor 2) 3. titik air, pengembunan (skor 2) 4. Air menetes (hujan) (skor 1) Bagan daur air a. air 1. penguapan (skor 2) b. uap air 2. pengendapan (skor 2) c. udara jenuh uap air (awan) 3. pengembunan (skor 2) d. titik air (awan hitam) 4. hujan (skor 2) Skor lembar kerja siswa Skor perolehan x 100 Skor maksimal skor maksimal (hasil percobaan + bagan daur air) = 15 Kunci jawaban soal evaluasi individu 1. C 6. C 2. B 7. A 3. D 8. C 4. C 9. A 5. A 10. B Skor Penilaian soal evaluasi individu Kriteria penilaian Setiap soal dijawab benar mendapatkan nilai 1 Setiap soal dijawab salah mendapat nilai 0 NA = X 100 Skor maksimal = 10

153 162 Lampiran RPP 6 Kegiatan Tindak Lanjut (Pengayaan dan Remidial) Kegiatan Pengayaan Carilah kegiatan manusia yang dapat mengganggu daur air! Jawab.: Kegiatan Remidial 1. Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar! 2. Jelaskan proses daur air secara singkat berdasarkan gambar diatas! Jawab:

154 163 Lampiran 18 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PERTEMUAN KEDUA KELAS EKSPERIMEN Satuan Pendidikan : SDN Muarareja 1 Kota Tegal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas/Semester : VA / 2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 jp) A. Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. B. Kompetensi Dasar 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya. C. Indikator Mengidentifikasi kegiatan yang dapat mempengaruhi proses daur air. D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui pembelajaran menggunakan pendekatan CTL tentang hutan, siswa dapat menjelaskan pentingnya tumbuhan dalam menjaga proses daur air dengan benar. 2. Setelah pembelajaran menggunakan pendekatan CTL tentang berbagai kegiatan pengrusakan yang dilakukan manusia, siswa dapat menyebutkan kegiatan manusia yang dapat mengganggu proses daur air dengan benar. 3. Melalui pembelajaran menggunakan pendekatan CTL tentang kegiatan manusia yang dapat merusak daur air, siswa dapat menyebutkan akibat dari kegiatan manusia tersebut dan cara memperbaiki proses daur air yang telah rusak dengan benar. Karakter siswa yang diharapkan: teliti, kerjasama, berani, menghargai pendapat orang lain, dan mandiri.

155 164 E. Materi Ajar Kegiatan Manusia yang Memengaruhi Daur Air Air yang turun ke tanah ada yang masuk dan bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah serta batuan. Air yang masuk ke dalam tanah ini kemudian menjadi air cadangan (sumber air). Air cadangan akan selalu ada apabila daerah peresapan air selalu tersedia. Hutan merupakan salah satu daerah peresapan air. Tumbuhan yang hidup di hutan mampu memperkokoh struktur tanah. Saat hujan turun, air tidak langsung hanyut, tetapi akan teresap dan tersimpan di dalam tanah. Air yang tersimpan dalam tanah akan menjadi air tanah. Air akan lebih mudah meresap jika terdapat banyak tumbuhan, karena akar tumbuhan dapat menyerap air. Adanya air dan akar di dalam tanah menyebabkan struktur tanah menjadi kokoh dan tidak mudah longsor. Jadi, keberadaan hutan sangatlah penting untuk memelihara proses daur air agar tetap terjaga. Akibat yang dapat terjadi akibat terganggunya daur air yaitu banjir dan tanah longsor. Namun, banyak kegiatan manusia yang kurang menjaga kelestarian hutan. Hal ini menyebabkan terganggunya proses daur air. Berikut ini beberapa kegiatan yang memengaruhi proses daur air yaitu: 1. Penebangan pohon secara liar 2. Pembakaran hutan 3. Pengaspalan dan betonisasi jalan. 4. Membiarkan lahan kosong tidak ditanami dengan tumbuhan 5. Menggunakan air secara berlebihan 6. Mengubah daerah resapan air menjadi bangunan. Kegiatan manusia yang dapat memperbaiki dan atau berdampak positif terhadap daur air yaitu melakukan reboisasi (penanaman kembali), melakukan tebang pilih pada pohon-pohon yang sudah waktunya ditebang, membuat bendungan dan sebagainya. F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan: Contextual Teaching and Learning (CTL). 2. Metode: ceramah, pemberian tugas, tanya jawab, percobaan, dan diskusi.

156 165 G. Sumber dan Media/ Alat Peraga Pembelajaran 1. Sumber belajar Sulistyanto, Heri dan Edi Wiyono Ilmu Pengetahuan Alam 5: untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Hal Azmiyawati, Choiril, dkk IPA 5 Salingtemas untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Hal Media/Alat peraga pembelajaran: tempat berbentuk kotak, tanah, tanaman, air, gambar kegiatan manusia yang mengganggu daur air seperti pembakaran hutan, penebangan pohon, penggunaan air secara berlebihan, dan sebagainya. H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (7 menit) a. Guru mengajak siswa berdoa sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Guru memberikan motivasi dengan melakukan tepuk semangat. d. Guru menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran. e. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan bertanya kepada siswa 1) Apakah kalian pernah melihat banjir di lingkungan sekitar tempat tinggalmu? 2) Apakah kalian tahu penyebab dari banjir tersebut? 3) Apakah kegiatan tersebut memengaruhi proses daur air? (konstruktivisme) f. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa hari ini akan belajar mengenai kegiatan yang dapat mempengaruhi proses daur air. g. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2. Kegiatan Inti (48 menit) a. Eksplorasi 1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang pentingnya hutan bagi kehidupan (bertanya).

157 166 2) Guru memberikan contoh peristiwa pengrusakan hutan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi proses daur air (pemodelan). b. Elaborasi 1) Siswa dikelompokkan menjadi 5 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 5 orang (masyarakat belajar). 2) Siswa mendapatkan lembar kerja siswa yang berisi tugas dari guru. 3) Siswa melakukan kegiatan percobaan untuk membuktikan kegiatan mengganggu lingkungan (menemukan). 4) Siswa berdiskusi dengan kelompoknya tentang hasil percobaan dari yang telah dilakukan (menemukan dan masyarakat belajar). 5) Siswa secara berkelompok dapat melakukan studi literatur untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru tentang kegiatan yang memengaruhi daur air dan akibatnya (masyarakat belajar dan menemukan). 6) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan teman-temannya dan kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang persentasi (konstruktivisme) c. Konfirmasi 1) Guru membahas kembali tentang kegiatan yang dapat memengaruhi proses daur air yang telah dikerjakan siswa menggunakan gambar (pemodelan). 2) Guru menyamakan pendapat antarsiswa dan memberi penguatan kepada siswa. 3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami. 3. Kegiatan Penutup (15 menit) a. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari b. Siswa diberi kesempatan untuk memberikan pendapat tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan (refleksi).

158 167 c. Siswa memdapat soal evaluasi kepada siswa berupa tes formatif (penilaian) d. Guru memberi umpan balik (penilaian). e. Guru memberikan kegiatan tindak lanjut f. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk tetap giat belajar. g. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam. I. Penilaian 1. Prosedur penilaian : penilaian selama pembelajaran dan hasil belajar (penilaian autentik) 2. Jenis penilaian hasil : Tes tertulis 3. Bentuk tes : Objektif tes (terlampir) 4. Kunci jawaban : terlampir 5. Skor penilaian : terlampir

159 168 Lampiran RPP 1 Media Pembelajaran Lampiran-lampiran RPP Penebangan pohon secara liar Membiarkan lahan kosong Jalan beraspal mengurangi daerah resapan air Bahan dan alat dalam kegiatan percobaan: tanah, tanaman, dan air

160 169 Lampiran RPP 2 Lembar Kerja Siswa Nama anggota kelompok: LEMBAR KERJA SISWA WAKTU PELAKSANAAN: 20 MENIT Kegiatan 1 A. Tujuan Mengetahui penyebab terjadinya longsor atau banjir B. Alat dan Bahan 1. tanah dalam wadah 2. tanaman 3. air C. Langkah-langkah Percobaan I 1. Tuang air sedikit demi sedikit pada bagian yang ada tanamannya. 2. Amati proses peresapan air dan keadaan tanah serta catat hasil pengamatanmu pada lembar yang telah disediakan Percobaan II 1. Tuang air sedikit demi sedikit pada bagian tanah yang tidak ada tanamannya. 2. Amati proses peresapan tanah dan keadaan tanag serta catat hasil pengamatanmu pada lembar yang telah disediakan. D. Hasil Percobaan 1. Pada percobaan I air. ke dalam tanah Keadaan tanah pada percobaan I tetap. 2. Pada percobaan II air. ke dalam tanah Keadaan tanah pada percobaan II mengalami.

161 170 E. Kesimpulan Kegiatan 2 Kerjakan soal di bawah ini setelah kamu melakukan percobaan! 1. Sebutkan kegiatan yang dapat mengganggu proses daur air dan akibat terganggunya proses daur air! Jawab: 2. Sebutkan kegiatan yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki proses daur air yang telah terganggu! Jawab:.

162 Lampiran RPP 3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Individu Kisi-kisi Soal Evaluasi Individu Satuan Pendidikan : SDN Muarareja 1 Kota Tegal Mata Pelajaran Kelas/Semester : V /2 Materi Pokok : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : Daur Air 171 Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan Kompetensi Dasar Indikator Soal 7.4 Mendeskripsikan - Siswa dapat proses daur air menyebutkan contoh dan kegiatan yang daerah resapan air dapat - Siswa dapat mempengaruhinya menjelaskan funginya tumbuhan - Siswa dapat memberi contoh kegiatan manusia yang dapat mengganggu daur air - Siswa dapat menjelaskan penyebab hilangnya daerah resapan air. - Siswa dapat menyebutkan kegiatan manusia yang menyebabkan banjir - Siswa dapat menyebutkan akibat dari kegiatan yang mengganggu daur air - Siswa dapat menyebutkan upaya pencegahan banjir - Siswa dapat menyebutkan sikap yang harus dilakukan apabila ada yang membuang sampah sembarangan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Jenis Soal PG Ranah Kognitif C1 C2 C2 C2 C1 C1 C1 C1 Nomor Soal 1 2 3, , Tingkat Kesulitan Mudah Sedang Sedang Sulit Sedang Mudah Sedang Sulit

163 172 Lampiran RPP 4 Soal Evaluasi Individu Nama lengkap: Kelas Soal Evaluasi Materi Pokok Daur Air Waktu Pelaksanaan: 10 menit Berilah tanda silang (x) pada huruf a,b, c atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Berikut ini merupakan salah satu daerah resapan air yaitu. a. rawa c. laut b. sungai d. hutan 2. Tumbuhan mempunyai arti penting dalam proses daur air, karena tumbuhan berfungsi untuk. a. mengurangi penguapan air c. menyimpan air hujan b. menghasilkan air tanah d. mengalirkan mata air 3. Kegiatan manusia yang mengganggu proses daur air yaitu. a. pembuatan terasiring c. pembalakan liar b. tebang pilih pada pohon d. membangun bendungan 4. Dampak negatif dari kegiatan pengaspalan jalan yakni. a. jalan menjadi halus c. dapat mencegah banjir b. daerah resapan air berkurang d. jalan menjadi panas 5. Kegiatan manusia yang dapat menyebabkan banjir yaitu. a. membuang sampah di sungai b. menanam beberapa jenis pohon c. membuang sampah pada tempatnya d. membersihkan sampah di saluran air 6. Penggundulan hutan secara serentak tanpa adanya penanaman pohon menyebabkan terjadinya. a. longsor c tsunami b. gempa d. kekeringan

164 Kegiatan yang dapat mengganggu proses daur air, kecuali. a. membuang sampah sembarangan b. mendirikan bangun di daerah resapan air c. memperluas lahan kosong d. melakukan tebang pilih 8. Salah satu upaya untuk mencegah banjir yaitu. a. menebang pohon secara liar b. meletakkan sampah di bantaran sungai c. mengurangi daerah resapan air d. melakukan penghijauan di lahan kosong 9. Membuang sampah ke sungai dapat menyebabkan sungai menjadi dangkal dan mengakibatkan terjadinya. a. longsor c. genangan b. banjir d. gempa 10. Apabila ada teman yang membuang sampah di selokan, maka sikap yang harus dilakukan yaitu. a. membiarkannya c. membantunya b. menasehatinya d. memarahinya

165 174 Lampiran RPP 5 Kunci Jawaban Skor Penilaian Kunci Jawaban lembar keerja siswa Kegiatan 1 1. meresap, tanah tetap datar (skor 2) 2. meresap tapi lebih lama, merusak tanah (skor 2) Kesimpulan: adanya tumbuhan mempengaruhi proses daur air di bumi (skor 6) Kegiatan 2 1. Kegiatan yang dapat mengganggu daur air yaitu penebangan pohon secara liar, penggundulan hutan, membiarkan lahan kosong tanpa ditanami tumbuhan, membuang sampah sembarangan, pengaspalan dan betonisasi jalan, dan pembangunan gedung-gedung bertingkat. Akibat dari kegiatan yang mengganggu daur air yaitu terjadi banjir dan tanah longsor. (skor 5) 2. Kegiatan yang dapat memperbaiki daur air yaitu melakukan penanaman kembali hutan yang gundul (reboisasi), membuat terasiring, membuat bendungan untuk menampung air, dan melakukan tebang pilih. (skor 5) Skor keseluruhan dari kegiatan diskusi Skor kegiatan 1 + kegiatan 2 x 100 Skor maksimal Skor maksimal = 20 Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1. D 6. A 2. C 7. D 3. C 8. D 4. B 9. B 5. A 10. B Skor Penilaian soal evaluasi individu NA = X 100 Skor maksimal = 10

166 175 Lampiran RPP 6 Kegiatan Tindak Lanjut (Pengayaan dan Remidial) Kegiatan Pengayaan Tulislah pengalaman yang pernah kamu lakukan tentang kegiatan menjaga lingkungan sebagai upaya memperbaiki proses daur air! Jawab Kegiatan Remidial 1. Sebutkan fungsi hutan dalam proses daur air! Jawab: 2. Sebutkan 3 kegiatan yang mengganggu daur air! Jawab 3. Sebutkan 2 akibat yang dapat terjadi karena terganggunya proses daur air! Jawab 4. Sebutkan 3 kegiatan yang dapat memperbaiki proses daur air! Jawab:

167 176 Lampiran 19 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PERTEMUAN KETIGA KELAS EKSPERIMEN Satuan Pendidikan : SDN Muarareja 1 Kota Tegal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas/Semester : V / 2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 jp) A. Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. B. Kompetensi Dasar 7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air C. Indikator Mengidentifikasi kegiatan menghemat air dalam kehidupan sehari-hari D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui pembelajaran menggunakan pendekatan CTL tentang penghematan air, siswa dapat menjelaskan kembali pengertian penghematan air dengan benar. 2. Melalui pembelajaran menggunakan pendekatan CTL tentang pentingnya penghematan air, siswa dapat menjelaskan alasan perlunya penghematan air dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. 3. Melalui pembelajaran menggunakan pendekatan CTL tentang kegiatan percobaan penghematan dan pemborosan air, siswa dapat menyebutkan beberapa kegiatan penghematan dan pemborosan yang dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. Karakter siswa yang diharapkan: teliti, kerjasama, berani, menghargai pendapat orang lain, dan mandiri. E. Materi Ajar Kegiatan menghemat air Penghematan air merupakan salah satu usaha yang dapat kita lakukan agar air yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan hidup. Penggunaan air

168 177 dalam kehidupan sehari-hari perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya. Menggunakan air sesuai dengan kebutuhan merupakan salah satu kegiatan memelihara sumber kehidupan manusia yaitu air. Menggunakan air secara berlebihan dapat mengakibatkan siklus daur air terganggu. Akibat apabila kegiatan penghematan tidak dilakukan yaitu apabila musim kemarau datang manusia akan mengalami kekeringan atau kelangkaan air. Berikut ini beberapa kegiatan yang dapat dilakukan sebagai upaya penghematan air dalam kehidupan sehari-hari yaitu: menggunakan air sesuai dengan kebutuhan, tidak menggunakan air untuk bermain-main, menggunakan air bekas cucian beras atau untuk menyiram tanaman, menutup kran setelah selesai digunakan, serta tidak mencuci kendaraan setiap hari. F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Contextual Teaching and learning (CTL) 2. Metode: ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, diskusi, dan percobaan G. Sumber dan Media/ Alat Peraga Pembelajaran 1. Sumber belajar Sulistyanto, Heri dan Edi Wiyono Ilmu Pengetahuan Alam 5: untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Hal 164 Azmiyawati, Choiril, dkk IPA 5 Salingtemas untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Hal Media/Alat peraga pembelajaran Gelas plastik (2 buah), kayu, dan air serta gambar kegiatan pemborosan air dan akibat dari pemborosan air. H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (7 menit) a. Guru mengajak siswa berdoa sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Guru memberikan motivasi dengan melakukan tepuk semangat.

169 178 d. Guru menyuruh siswa untuk menyiapkan alat-alat pelajaran. e. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa 1) apakah kalian sering menggunakan kran untuk cuci tangan? 2) apa yang akan terjadi jika kran tidak di tutup? (konstrukivisme). f. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa hari ini akan belajar mengenai kegiatan penghematan air. g. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2. Kegiatan Inti (48 menit) a. Eksplorasi 1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang pengertian kegiatan penghematan air (bertanya) 2) Guru bertanya jawab dengan siswa pentingnya kegiatan penghematan air (bertanya). 3) Guru memberikan contoh kegiatan yang menggambarkan hubungan antara proses daur air dan penghematan air (pemodelan) b. Elaborasi 1) Siswa dikelompokkan menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang (masyarakat belajar) 2) Siswa mendapatkan tugas dari guru untuk melakukan percobaan tentang penghematan dan pemborosan air (menemukan). 3) Siswa mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan dan selanjutnya melakukan percobaan sesuai langkah-langkah yang harus dilakukan pada lembar tugas (menemukan) 4) Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada lembar tugas serta melakukan studi literatur untuk menjawab pertanyaan tersebut (menemukan, masyarakat belajar) 5) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan teman-temannya dan kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang persentasi (konstruktivisme) c. Konfirmasi 1) Guru menunjukkan contoh gambar dan akibat kegiatan pemborosan air untuk meningkatkan pemahaman siswa (pemodelan)

170 179 2) Guru menyamakan pendapat antarsiswa dan memberi penguatan. 3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami. 3. Kegiatan Penutup (15 menit) a. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari b. Siswa diberi kesempatan untuk memberikan pendapat tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan (refleksi). c. Siswa mengerjakan soal evaluasi berupa tes formatif (penilaian). d. Guru memberi umpan balik. e. Guru melaksanakan kegiatan tindak lanjut. f. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam. I. Penilaian 1. Prosedur penilaian : penilaian selama pembelajaran dan hasil belajar (penilaian autentik) 2. Jenis penilaian : Tes tertulis 3. Bentuk tes : Objektif tes (terlampir) 4. Kunci jawaban : terlampir 5. Skor penilaian : terlampir

171 180 Lampiran RPP 1 Media Pembelajaran Lampiran-lampiran RPP Gambar kran air yang sedang menyala Gambar akibat dari pemborosan air Gelas transparan Penyumbat

172 181 Lampiran RPP 2 Lembar Kerja Siswa Nama anggota kemlompok Kegiatan 1 LEMBAR KERJA SISWA Waktu Pelaksanaan: 20 menit A. Tujuan Mengetahui kegiatan penghematan dan pemborosan air B. Alat dan bahan: 1. gelas plastik 2. air 3. kayu/penyumbat C. Langkah kerja: Percobaan I 1. Siapkan dua gelas plastik yang telah disediakan sebelumnya 2. Masukkan air ke dalam gelas plastik yang telah di lubangi salah satu bagiannya 3. Tampunglah air yang keluar dari kelas plastik I pada wadah yang telah tersedia. 4. Amatilah dan catat waktu yang digunakan hingga air pada gelas I habis Percobaan II 1. Siapkan dua gelas plastik yang telah disediakan sebelumnya 2. Masukkan air ke dalam gelas plastik yang telah di lubangi salah satu bagiannya

173 Tampunglah air yang keluar dari kelas plastik I menggunakan tempat yang telah disediakan biarkan hingga 1 menit berikutnya 4. Tutuplah lubang pada gelas plastik II menggunakan kayu/penyumbat 5. Amatilah dan catat waktu yang digunakan hingga air pada gelas I habis D. Hasil Percobaan 1. Waktu yang di butuhkan pada percobaan I hingga air habis yaitu. 2. Waktu yang di butuhkan pada percobaan II hingga air habis yaitu. 3. Percobaan I menunjukkan kegiatan. 4. Percobaan II menunjukkan kegiatan. E. Kesimpulan: Kegiatan 2 Jawablah pertanyaan di bawah ini bersama teman satu kelompokmu setelah melakukan percobaan! 1. Sebutkan kegiatan penghematan air yang selalu kamu lakukan! Jawab: 2. Sebutkan kegiatan pemborosan air yang sering kamu lihat! Jawab:

174 Lampiran RPP 3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Individu Kisi-kisi Soal Evaluasi Individu Satuan Pendidikan : SDN Muarareja 1 Kota Tegal Mata Pelajaran Kelas/Semester : V /2 Materi Pokok : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : Daur Air 183 Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan Kompetensi Dasar hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Indikator Soal 7.5 Mendeskripsikan - Siswa dapat perlunya menjelaskan pengertian penghematan air penghematan air - Siswa dapat menjelaskan pengertian kegiatan pemborosan air - Siswa dapat menjelaskan hubungan antara daur air dan kegiatan penghematan air - Siswa dapat memberikan contoh kegiatan penghematan air dalam kehidupan sehari-hari - Siswa dapat menjelaskan kegiatan pemeliharaan air - Siswa dapat menyebutkan kegiatan pemborosan air - Siswa dapat menyebutkan sikap dalam menggunakan air Jenis Soal PG Ranah Kognitif C2 C2 C2 C2 C2 C1 C1 Nomor Soal 1 3 4,10 5,2 6 7, 8 9 Tingkat Kesulitan Mudah Mudah Sulit Sedang Sulit Sedang Sedang

175 184 Lampiran RPP 4 Soal Evaluasi Individu Nama lengkap: Kelas Soal Evaluasi Materi Pokok Daur Air Waktu Pelaksanaan: 10 menit Berilah tanda silang (x) pada huruf a,b, c atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Usaha menggunakan air secara tidak berlebihan disebut. a. pemanfaatan air c. penambahan air b. penghematan air d. pengurangan air 2. Andi akan menerapkan materi tentang penghematan air, maka Andi menyiram tanaman dengan menggunakan. a. air kran dalam jumlah banyak b. air sumur dalam jumlah banyak c. air minum yang telah dimasak d. air bekas cucian sayuran 3. Ketika seseorang menggunakan air tidak sesuai dengan kebutuhan berarti orang tersebut. a. melakukan pemborosan air b. menggunakan air sesuai keinginannya a. menghemat air yang digunakan b. membiarkan air berkurang setelah digunakan 4. Kegiatan menghemat air sangat memengaruhi. a. pengurangan jumlah air c. proses daur air di bumi a. peningkatan penggunaan air d. tingkat penggunaan air 5. Kegiatan menghemat air dalam kehidupan sehari-hari yaitu. a. membuka kran secara terus menerus b. mencuci motor setiap seminggu sekali c. membiarkan tanaman mati tanpa disiram d. mencuci baju setiap hari dalam jumlah sedikit

176 Memanfaatkan air berdasarkan kebutuhan berarti telah melakukan kegiatan. a. membuang-buang air b. peningkatkan penggunaan air c. pengrusakan daur air d. pemeliharaan sumber air 7. Menggunakan air untuk bermain-main merupakan contoh kegiatan. a. penghematan air c. pemeliharaan air b. pemborosan air d. pemanfaatan air 8. Berikut ini merupakan contoh kegiatan menghemat air, kecuali. a. menutup kran setelah digunakan b. mencuci pakaian secara berkala c. mencuci kendaraan setiap hari d. menggunakan air secukupnya 9. Apabila temanmu menggunakan air untuk bermain-main, maka tindakan yang harus kamu lakukan adalah. a. menegurnya c. memujinya b. membencinya d. memarahinya 10. Melakukan kegiatan penghematan air dapat proses daur air. a. merusak c. memperbaiki b. meningkat d. memperbaharui

177 186 Lampiran RPP 5 Kunci Jawaban dan Skor Penilaian Kunci Jawaban Lembar kerja siswa Kegiatan 1 1. sesuai percobaan (skor 1) 2. tak terhingga (skor 1) 3. pemborosan air (skor 1) 4. penghematan air (skor 1) Kesimpulan: Membiarkan kran tetap terbuka tanpa menutupnya merupakan kegiatan pemborosan air, sehingga air terbuang sia-sia. Sebaliknya menutup kran merupakan kegiatan penghematan air, sehingga air dapat digunakan untuk keperluang selanjutnya. (skor 6) Kegiatan 2 1. Kegiatan penghematan yang dapat dilakukan yaitu tidak menggunakan air untuk bermain-main, menutup kran setelah menggunakan, menggosok gigi dan mandi tidak terlalu lama, menyiram tanaman dengan air bekas cucian sayuran atau beras dan sebagainya (skor 5). 2. Kegiatan pemborosan air yang sering dilakukan yaitu menggunakan air untuk bermain-main, membiarkan kran terbuka setelah digunakan, mencuci motor setiap hari, mencuci baju setiap hari dalam jumlah sedikit dan sebagainya (skor 5) Skor keseluruhan dari kegiatan diskusi Skor kegiatan 1 + kegiatan 2 x 100 Skor maksimal Skor maksimal = 20 Kunci jawaban soal evaluasi individu 1. B 6. D 2. D 7. B 3. A 8. C 4. C 9. A 5. B 10. C

178 187 Skor Penilaian soal evaluasi individu Kriteria penilaian Setiap soal dijawab benar mendapatkan nilai 1 Setiap soal dijawab salah mendapat nilai 0 NA = X 100 Skor maksimal = 10

179 188 Lampiran RPP 6 Kegiatan Tindak Lanjut (Pengayaan dan Remidial) Kegiatan Pengayaan Apakah kegiatan penghematan air dapat mempengaruhi proses daur air di bumi! Jawab Kegiatan Remidial 1. Sebutkan kegiatan penghematan air yang sering kamu lakukan di rumah! Jawab 2. Sebutkan 3 kegiatan pemborosan yang sering kamu lihat dan akibat dari kegiatan pemborosan air! Jawab

180 189 Lampiran 20 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL PERTEMUAN PERTAMA Satuan Pendidikan : SDN Muarareja 1 Kota Tegal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas/Semester : V B / 2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 jp) A. Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam B. Kompetensi Dasar 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya C. Indikator Menjelaskan mengenai pentingnya air Menjelaskan proses terjadinya air melalui gambar D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penjelasan dari guru tentang pentingnya air, siswa dapat menjelaskan kegunaan air dan sumber air dengan benar. 2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru tentang pengertian daur air, siswa dapat menjelaskan alasan air di bumi tidak pernah habis walaupun digunakan secara terus menerus dengan benar. 3. Melalui kegiatan mengamati gambar tentang daur air, siswa dapat menyebutkan proses terjadinya daur air dengan benar. Karakter siswa yang diharapkan: teliti, kerjasama, berani, menghargai pendapat orang lain, dan mandiri. E. Materi Ajar Daur Air 1. Kegunaan Air dan Sumber Air Air memiliki banyak kegunaan antara lain untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan menyiram tanaman. Selain itu, air digunakan sebagai

181 190 sarana transportasi seperti kapal. Air yang sering digunakan tapat diperoleh dari dua sumber yaitu sumber air alami dan sumber air buatan. Sumber air alami berasal dari danau, laut, mata air, dan sungai, sedangkan sumber air buatan berasal dari sumur tradisional, sumur pompa, dan PAM. 2. Proses Daur Air Air di bumi tidak pernah habis karena mengalami perputaran yang disebut daur air. Daur air merupakan sirkulasi (perputaran) air secara terusmenerus dari bumi ke atmosfer dan kembali ke Bumi. Daur air ini terjadi melalui proses evaporasi (penguapan), presipitasi (pengendapan), dan kondensasi (pengembunan). Air di laut, sungai, dan danau menguap karena pengaruh panas dari sinar matahari. Proses penguapan ini disebut evaporasi. Uap air naik dan berkumpul di udara. Lama-kelamaan, udara tidak dapat lagi menampung uap air (jenuh). Proses ini disebut presipitasi (pengendapan). Jika suhu rendah awan akan mengalami pengembunan. Proses ini membuat uap air berubah wujud menjadi kumpulan titik-titik air yang tampak sebagai awan hitam. Proses ini disebut kondensasi (pengembunan). Titik-titik air di awan kemudian akan turun menjadi hujan. Air hujan yang jatuh di tanah akan meresap menjadi air tanah. Selanjutnya, air tanah akan keluar melalui sumur serta merembes ke danau dan sungai. Air dari sungai akan mengalir ke laut. Air yang terdapat di sungai, danau, laut dan sumber air lainnya akan menguap lagi karena pengaruh sinar matahari dan akan mengalami perputaran hingga akhirnya turun hujan kembali. F. Sumber dan Media/Alat Peraga Pembelajaran 1. Sumber pembelajaran Sulistyanto, Heri dan Edi Wiyono Ilmu Pengetahuan Alam 5: untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Hal Azmiyawati, Choiril, dkk IPA 5 Salingtemas untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Hal Media/Alat Peraga: air dan gambar daur air.

182 191 G. Metode Pembelajaran Metode : ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas. H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (7 menit) a. Guru mengajak siswa berdoa sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing b. Guru mengecek kehadiran siswa c. Guru menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran. d. Guru melakukan apersepsi dengan menunjukkan segelas air dan bertanya kepada siswa 1) apakah manusia membutuhkan air? 2) mengapa manusia sangat membutuhkan air?. Selanjutnya guru menjelaskan bahwa hari ini akan belajar mengenai proses perputaran air (daur air) dan kegunaan air e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan 2. Kegiatan Inti (48 menit) a. Eksplorasi 1) Guru menjelaskan kegunaan air dalam kehidupan sehari-hari dan sumber air. 2) Guru menjelaskan pengertian daur air 3) Guru menjelaskan alasan air tidak pernah habis walaupun digunakan secara terus menerus 4) Guru menjelaskan proses daur air menggunakan gambar b. Elaborasi 1) Siswa disuruh membaca buku materi pelajaran 2) Siswa mengerjakan LKS dengan salah satu teman sekelasnya c. Konfirmasi 1) Guru membahas LKS yang telah dikerjakan siswa 2) Guru menyamakan pendapat antarsiswa dan memberi penguatan kepada siswa 3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami.

183 Kegiatan Akhir (15 menit) a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. b. Guru memberikan evaluasi kepada siswa berupa tes formatif. c. Guru memberi umpan balik. d. Guru memberikan kegiatan tindak lanjut e. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk tetap giat belajar. f. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam. I. Penilaian 1. Prosedur penilaian : penilaian selama proses pembelajaran dan hasil belajar 2. Jenis penilaian : Tes tertulis 3. Bentuk tes : Objektif tes (terlampir) 4. Kunci jawaban : terlampir 5. Skor penilaian : terlampir

184 193 Lampiran RPP 1 Media Pembelajaran Lampiran-lampiran RPP Air dalam gelas

185 194 Lampiran RPP 2 Lembar Kerja Siswa Nama Kelas: LEMBAR KERJA SISWA WAKTU PELAKSANAAN: 20 MENIT 1. Lengkapi bagan dibawah ini bersama teman sebangkumu! Jelaskan proses daur air berdasarkan bagan yang telah kamu buat! Jawab:

186 Lampiran RPP 3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Kisi-kisi Soal Evaluasi Individu Satuan Pendidikan : SDN Muarareja 1 Kota Tegal Mata Pelajaran Kelas/Semester : V /2 Materi Pokok : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : Daur Air 195 Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan Kompetensi Dasar 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan yang dapat mempengaruhinya hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Indikator Soal - Siswa dapat memberi contoh sumber air alami - Siswa dapat menyebutkan istilah dalam peristiwa daur air - Siswa dapat memberi contoh kegunaan air dalam kehidupan sehari-hari - Siswa dapat menjelaskan alasan air di bumi tidak pernah habis - Siswa dapat menjelaskan proses pengendapan dalam daur air - Disajikan data, siswa dapat menunjukkan urutan proses daur air dengan tepat - Siswa dapat menyebutkan alasan air hujan dapat menjadi air tanah - Siswa dapat menyebutkan sikap dalam menggunakan air yang jumlahnya melimaph - Siswa dapat memberi contoh sumber air buatan - Siswa dapat menjelaskan proses pengembunan Jenis Soal PG Ranah Kognitif C2 C1 C2 C2 C2 C3 C1 C1 C2 C2 Nomor Soal Tingkat Kesulitan Sedang Sedang Mudah Sedang Sulit Sulit Mudah Sedang Sedang Sedang

187 196 Lampiran RPP 4 Soal-soal Evaluasi Nama Lengkap: Kelas: Soal Evaluasi Materi Pokok Daur Air Waktu Pelaksanaan: 10 Menit Berilah tanda silang (x) pada huruf a,b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Mata air merupakan contoh sumber air secara. a. tak alami c. alami b. galian d. buatan 2. Istilah lain pengembunan dalam proses daur air yaitu. a. evaporasi c. presipitasi b. kondensasi d. infiltrasi 3. Berikut ini bukan kegunaan air dalam kehidupan sehari-hari yaitu. a. mencuci piring c. memasak nasi b. menyiram tanaman d. mengairi sawah 4. Air di bumi tidak pernah habis walaupun sering digunakan, karena adanya. a. lautan c. daur air b. mata air d. hujan 5. Setelah uap air naik ke angkasa akan membentuk. a. awan c. hujan b. titik air d. pelangi 6. Perhatikan data berikut! (1) evaporasi (3) kondensasi (2) hujan (4) presipitasi Berdasarkan data di atas, urutan proses daur air yang tepat yaitu. a. (4), (3), (1), dan (2) c. (1), (4), (3), dan (2) b. (4), (1), (3), dan (2) d. (1), (3), (4), dan (2)

188 Air hujan dapat menjadi air tanah karena. a. peresapan c. penguapan b. pengembunan d. perputaran 8. Jumlah air di bumi yang melimpah harus digunakan dengan. a. teliti c.bijaksana b. adil d. jujur 9. Berikut ini merupakan contoh sumber air buatan yaitu. a. sumur c. sungai b. mata air d. danau 10. Titik-titik air terbentuk karena uap air mengalami. a. pengendapan c. penguapan b. pendinginan d. perputaran

189 198 Lampiran RPP 5 Kunci Jawaban dan Skor Penilaian Kunci jawaban lembar kerja siswa 1. a. air, b. uap air, c. awan, d. titik air diangkasa (skor 4) 1) penguapan (evaporasi), 2) pengendapan (presipitasi), 3) pengembunan (kondensasi), dan 4) hujan. (skor 4) 2. Proses daur air di mulai dari penguapan air yang berada di laut, sungai dan danau akibat panas matahari menjadi uap air. Semakin banyaknya uap air diangkasa sehingga terbentuklah gumpalan awan yang di sebut proses pengendapan. Suhu dingin menyebabkan awan mengalami pengembunan menjadi titik-titik air dan terbentuk awan hitam sehingga turun menjadi hujan. Air hujan akan meresap ke tanah dan beberapa saat kemudian mengalir ke air permukaan. (skor 8) Skor perolehan x 100 Skor maksimal Skor maksimal = 16 Kunci jawaban soal evaluasi individu 1. C 6. C 2. B 7. A 3. D 8. C 4. C 9. A 5. A 10. B Skor Penilaian soal evaluasi individu Kriteria penilaian Setiap soal dijawab benar mendapatkan nilai 1 Setiap soal dijawab salah mendapat nilai 0 NA = X 100 Skor maksimal = 10

190 199 Lampiran RPP 6 Kegiatan Tindak Lanjut (Pengayaan dan Remidial) Kegiatan Pengayaan Cari tahu kegiatan manusia yang dapat mengganggu daur air! Jawab.: Kegiatan Remidial 1. Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar! 2. Jelaskan proses daur air secara singkat berdasarkan gambar diatas! Jawab:

191 200 Lampiran 21 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PERTEMUAN KEDUA KELAS KONTROL Satuan Pendidikan : SDN Muarareja 1 Kota Tegal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas/Semester : VB / 2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 jp) A. Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam B. Kompetensi Dasar 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya. C. Indikator Mengidentifikasi kegiatan yang dapat mempengaruhi proses daur air. D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru tentang hutan, siswa dapat menjelaskan pentingnya tumbuhan dalam menjaga proses daur air dengan benar. 2. Setelah mengamati gambar tentang berbagai kegiatan manusia, siswa dapat menyebutkan kegiatan manusia yang dapat mengganggu proses daur air dengan benar. 3. Setelah mendengarkan penjelasan tentang kegiatan manusia yang dapat mengganggu daur air, siswa dapat menyebutkan akibat kegiatan tersebut dan kegiatan perbaikan daur air dengan benar. Karakter siswa yang diharapkan: teliti, kerjasama, berani, menghargai pendapat orang lain, dan mandiri. E. Materi Ajar Kegiatan Manusia yang Memengaruhi Daur Air Air yang turun ke tanah ada yang masuk dan bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah serta batuan. Air yang masuk ke dalam

192 201 tanah ini kemudian menjadi air cadangan (sumber air). Air cadangan akan selalu ada apabila daerah peresapan air selalu tersedia. Hutan merupakan salah satu daerah peresapan air. Tumbuhan yang hidup di hutan mampu memperkokoh struktur tanah. Saat hujan turun, air tidak langsung hanyut, tetapi akan teresap dan tersimpan di dalam tanah. Air yang tersimpan dalam tanah akan menjadi air tanah. Air akan lebih mudah meresap jika terdapat banyak tumbuhan, karena akar tumbuhan dapat menyerap air. Adanya air dan akar di dalam tanah menyebabkan struktur tanah menjadi kokoh dan tidak mudah longsor. Jadi, keberadaan hutan sangatlah penting untuk memelihara proses daur air agar tetap terjaga. Akibat yang dapat terjadi akibat terganggunya daur air yaitu banjir dan tanah longsor. Namun, benyak kegiatan manusia yang kurang menjaga kelestarian hutan. Hal ini menyebabkan terganggunya proses daur air. Berikut ini beberapa kegiatan yang memengaruhi proses daur air yaitu: 1. Penebangan pohon secara liar 2. Pembakaran hutan 3. Pengaspalan dan betonisasi jalan. 4. Membiarkan lahan kosong tidak ditanami dengan tumbuhan 5. Menggunakan air secara berlebihan 6. Mengubah daerah resapan air menjadi bangunan. Kegiatan manusia yang dapat memperbaiki dan atau berdampak positif terhadap daur air yaitu melakukan reboisasi (penanaman kembali), melakukan tebang pilih pada pohon-pohon yang sudah waktunya ditebang, membuat bendungan dan sebagainya. F. Metode Pembelajaran Metode: ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas. G. Sumber dan Media/ Alat Peraga Pembelajaran 1. Sumber belajar Sulistyanto, Heri dan Edi Wiyono Ilmu Pengetahuan Alam 5: untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Hal 163-4

193 202 Azmiyawati, Choiril, dkk IPA 5 Salingtemas untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Hal Media/Alat peraga pembelajaran Gambar kegiatan manusia yang mengganggu daur air seperti pembakaran hutan, penebangan pohon, penggunaan air secara berlebihan, dan sebagainya H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (7 menit) a. Guru mengajak siswa berdoa sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Guru menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran. d. Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan kembali materi tentang proses daur air pada pertemuan sebelumnya. e. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa hari ini akan belajar mengenai kegiatan yang dapat mempengaruhi proses daur air. f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2. Kegiatan Inti (48 menit) a. Eksplorasi 1) Guru menjelaskan pentingnya hutan bagi kehidupan. 2) Guru menjelaskan beberapa kegiatan yang dapat mempengaruhi proses dau air di bumi. 3) Guru menjelaskan beberapa akibat bila daur air terganggu. b. Elaborasi 1) Siswa disuruh membaca buku materi pelajaran. 2) Siswa mengerjakan LKS dengan salah satu temannya. c. Konfirmasi 1) Guru membahas LKS yang telah dikerjakan siswa. 2) Guru menyamakan pendapat antarsiswa dan memberi penguatan kepada siswa.

194 203 3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami. 3. Kegiatan Penutup (15 menit) a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. b. Guru memberikan evaluasi kepada siswa berupa tes formatif. c. Guru memberi umpan balik. d. Guru memberikan kegiatan tindak lanjut e. Guru memberi motivasi kepada siswa untuk tetap giat belajar. f. Guru menutup pelajaran dan menutup pelajaran. I. Penilaian 1. Prosedur penilaian : penilaian selama pembelajaran dan hasil belajar 2. Jenis penilaian : Tes tertulis 3. Bentuk tes : Objektif tes (terlampir) 4. Kunci jawaban : terlampir 5. Skor penilaian : terlampir

195 204 Lampiran RPP 1 Media Pembelajaran Lampiran-Lampiran RPP Penebangan pohon secara liar Membiarkan lahan kosong Jalan beraspal mengurangi daerah resapan air

196 205 Lampiran RPP 2 Lembar Kerja Siswa Nama lengkap: Kelas LEMBAR KERJA SISWA Waktu Pelaksanaan: 15 menit Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan teman sebangkumu! 1. Sebutkan kegiatan yang dapat mengganggu daur air di sekitarmu dan akibat dari kegiatan yang mengganggu daur air! Jawab: 2. Sebutkan kegiatan yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki proses daur air yang telah terganggu! Jawab:

197 Lampiran RPP 3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Individu Kisi-kisi Soal Evaluasi Individu Satuan Pendidikan : SDN Muarareja 1 Kota Tegal Mata Pelajaran Kelas/Semester : V /2 Materi Pokok : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : Daur Air 206 Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan Kompetensi Dasar Indikator Soal 7.4 Mendeskripsikan - Siswa dapat proses daur air menyebutkan contoh dan kegiatan yang daerah resapan air dapat - Siswa dapat mempengaruhinya menjelaskan funginya tumbuhan - Siswa dapat memberi contoh kegiatan manusia yang dapat mengganggu daur air - Siswa dapat menjelaskan penyebab hilangnya daerah resapan air. - Siswa dapat menyebutkan kegiatan manusia yang menyebabkan banjir - Siswa dapat menyebutkan akibat dari kegiatan yang mengganggu daur air - Siswa dapat menyebutkan upaya pencegahan banjir - Siswa dapat menyebutkan sikap yang harus dilakukan apabila ada yang membuang sampah sembarangan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Jenis Soal PG Ranah Kognitif C1 C2 C2 C2 C1 C1 C1 C1 Nomor Soal 1 2 3, , Tingkat Kesulitan Mudah Sedang Sedang Sulit Sedang Mudah Sedang Sulit

198 207 Lampiran RPP 4 Soal Evaluasi Individu Nama lengkap: Kelas Soal Evaluasi Materi Pokok Daur Air Waktu Pelaksanaan: 10 menit Berilah tanda silang (x) pada huruf a,b, c atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Berikut ini merupakan salah satu daerah resapan air yaitu. a. rawa c. laut b. sungai d. hutan 2. Tumbuhan mempunyai arti penting dalam proses daur air, karena tumbuhan berfungsi untuk. a. mengurangi penguapan air c. menyimpan air hujan b. menghasilkan air tanah d. mengalirkan mata air 3. Kegiatan manusia yang mengganggu proses daur air yaitu. c. pembuatan terasiring c. pembalakan liar d. tebang pilih pada pohon d. membangun bendungan 4. Dampak negatif dari kegiatan pengaspalan jalan yakni. b. jalan menjadi halus c. dapat mencegah banjir c. daerah resapan air berkurang d. menjadikan jalan semakin panas 5. Kegiatan manusia yang dapat menyebabkan banjir yaitu. a. membuang sampah di sungai b. menanam beberapa jenis pohon c. membuang sampah pada tempatnya d. membersihkan sampah di saluran air 6. Penggundulan hutan secara serentak tanpa adanya penanaman pohon menyebabkan terjadinya. a. longsor c tsunami b. gempa d. kekeringan

199 Kegiatan yang dapat mengganggu proses daur air, kecuali. a. membuang sampah sembarangan b. mendirikan bangun di daerah resapan air c. memperluas lahan kosong d. melakukan tebang pilih 8. Salah satu upaya untuk mencegah banjir yaitu. a. menebang pohon secara liar b. meletakkan sampah di bantaran sungai c. mengurangi daerah resapan air d. melakukan penghijauan di lahan kosong 9. Membuang sampah ke sungai dapat menyebabkan sungai menjadi dangkal dan mengakibatkan terjadinya. a. longsor c. genangan b. banjir d. gempa 10. Apabila ada teman yang membuang sampah di selokan, maka sikap yang harus dilakukan yaitu. c. membiarkannya c. membantunya d. menasehatinya d. memarahinya

200 209 Lampiran RPP 5 Kunci Jawaban dan Skor Penilaian Kunci Jawaban lembar kerja siswa 1. Kegiatan yang dapat mengganggu daur air yaitu penebangan pohon secara liar, penggundulan hutan, membiarkan lahan kosong tanpa ditanami tumbuhan, membuang sampah sembarangan, pengaspalan dan betonisasi jalan, dan pembangunan gedung-gedung bertingkat. Akibat dari kegiatan yang mengganggu daur air yaitu terjadi banjir dan tanah longsor. (skor 5) 2. Kegiatan yang dapat memperbaiki daur air yaitu melakukan penanaman kembali hutan yang gundul (reboisasi), membuat terasiring, membuat bendungan untuk menampung air, dan melakukan tebang pilih. (skor 5) Skor kegiatan siswa Skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal Skor maksimal = 10 Kunci Jawaban 1. D 6. A 2. C 7. D 3. C 8. D 4. B 9. B 5. A 10. A Skor Penilaian soal evaluasi individu NA = X 100 Skor maksimal = 10

201 210 Lampiran RPP 6 Kegiatan Tindak Lanjut (Pengayaan dan Remidial) Kegiatan Pengayaan Tulislah pengalaman yang pernah kamu lakukan tentang kegiatan menjaga lingkungan sebagai upaya memperbaiki proses daur air! Jawab Kegiatan Remidial 1. Sebutkan fungsi hutan dalam proses daur air! Jawab: 2. Sebutkan 3 kegiatan yang mengganggu daur air! Jawab 3. Sebutkan 2 akibat yang dapat terjadi karena terganggunya proses daur air! Jawab 4. Sebutkan 3 kegiatan yang dapat memperbaiki proses daur air! Jawab:

202 211 Lampiran 22 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PERTEMUAN KETIGA KELAS KONTROL Satuan Pendidikan : SDN Muarareja 1 Kota Tegal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas/Semester : V / 2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 jp) A. Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. B. Kompetensi Dasar 7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air C. Indikator Mengidentifikasi kegiatan menghemat air dalam kehidupan sehari-hari D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru tentang penghematan air, siswa dapat menjelaskan kembali pengertian penghematan air dengan benar. 2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru tentang pentingnya penghematan air, siswa dapat menjelaskan alasan perlunya penghematan air dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. 3. Setelah mengamati percobaan yang dilakukan guru tentang kegiatan penghematan dan pemborosan air, siswa dapat menyebutkan beberapa kegiatan penghematan dan pemborosan yang dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. Karakter siswa yang diharapkan: teliti, kerjasama, berani, menghargai pendapat orang lain, dan mandiri. E. Materi Ajar Kegiatan menghemat air Penghematan air merupakan salah satu usaha yang dapat kita lakukan agar air yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan hidup. Penggunaan air

203 212 dalam kehidupan sehari-hari perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya. Menggunakan air sesuai dengan kebutuhan merupakan salah satu kegiatan memelihara sumber kehidupan manusia yaitu air. Menggunakan air secara berlebihan dapat mengakibatkan siklus daur air terganggu. Akibat apabila kegiatan penghematan tidak dilakukan yaitu apabila musim kemarau datang manusia akan mengalami kekeringan atau kelangkaan air. Berikut ini beberapa kegiatan yang dapat dilakukan sebagai upaya penghematan air dalam kehidupan sehari-hari yaitu: menggunakan air sesuai dengan kebutuhan, tidak menggunakan air untuk bermain-main, menggunakan air bekas cucian beras atau sayuran untuk menyiram tanaman, menutup kran setelah selesai digunakan, dan tidak mencuci kendaraan setiap hari. F. Metode Pembelajaran Metode: ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas. G. Sumber dan Media/ Alat Peraga Pembelajaran 1. Sumber belajar Sulistyanto, Heri dan Edi Wiyono Ilmu Pengetahuan Alam 5: untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Hal 164 Azmiyawati, Choiril, dkk IPA 5 Salingtemas untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Hal Media/Alat peraga pembelajaran: gelas plastik, penyumbat, air, gambar kegiatan pemborosan air dan akibat dari pemborosan air. H. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan (7 menit) a. Guru mengajak siswa berdoa sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing. b. Guru mengecek kehadiran siswa. c. Guru memberikan motivasi. d. Guru menyuruh siswa untuk menyiapkan alat-alat pelajaran.

204 213 e. Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan kembali materi tentang kegiatan manusia yang memengaruhi daur air. f. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa hari ini akan belajar mengenai kegiatan penghematan air. g. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2. Kegiatan Inti (48 menit) a. Eksplorasi 1) Guru menjelaskan pengertian penghematan air 2) Guru menjelaskan pentingnya kegiatan penghematan air. 3) Guru menjelaskan tentang kegiatan menghemat air dan pemborosan air dengan menggunakan media pembelajaran yang telah disediakan. 4) Guru menjelaskan akibat dari pemborosan air. b. Elaborasi 1) Siswa disuruh membaca buku materi pelajaran untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi penghematan air. 2) Siswa mengerjakan LKS dengan salah satu teman sekelasnya. c. Konfirmasi 1) Guru membahas LKS yang telah dikerjakan siswa. 2) Guru menyamakan pendapat antarsiswa dan memberi penguatan. 3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami. 3. Kegiatan Penutup (15 menit) a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. b. Guru memberikan evaluasi kepada siswa berupa tes formatif. c. Guru memberi umpan balik. d. Guru memberikan kegiatan tindak lanjut e. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam. I. Penilaian 1. Prosedur penilaian : penilaian selama pembelajaran dan hasil belajar 2. Jenis penilaian : Tes tertulis

205 Bentuk tes : Objektif tes (terlampir) 4. Kunci jawaban : terlampir 5. Skor penilaian : terlampir

206 215 Lampiran RPP 1 Media Pembelajaran Lampiran-lampiran RPP Gambar contoh kegiatan pemborosan air dan akibatnya Gelas plastik Penyumbat

207 216 Lampiran RPP 2 Lembar Kerja Siswa Nama lengkap: Kelas LEMBAR KERJA SISWA Waktu Pelaksanaan: 15 menit Kerjakan soal-soal di bawah ini bersama teman sebangkumu! 1. Sebutkan kegiatan penghematan air yang selalu kamu lakukan! Jawab: 2. Sebutkan kegiatan pemborosan air yang sering kamu lihat! Jawab:

208 Lampiran RPP 3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Individu Kisi-kisi Soal Evaluasi Individu Satuan Pendidikan : SDN Muarareja 1 Kota Tegal Mata Pelajaran Kelas/Semester : V /2 Materi Pokok : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : Daur Air 217 Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan Kompetensi Dasar 7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Indikator Soal - Siswa dapat menjelaskan pengertian penghematan air - Siswa dapat menjelaskan pengertian kegiatan pemborosan air - Siswa dapat menjelaskan hubungan antara daur air dan kegiatan penghematan air - Siswa dapat memberikan contoh kegiatan penghematan air dalam kehidupan sehari-hari - Siswa dapat menjelaskan kegiatan pemeliharaan air - Siswa dapat menyebutkan kegiatan pemborosan air - Siswa dapat menyebutkan sikap dalam menggunakan air Jenis Soal PG Ranah C2 C2 C2 C2 C2 C1 C1 Nomor Soal 1 3 4,10 5,2 6 7, 8 9 Tingkat Kesulitan Mudah Mudah Sulit Sedang Sulit Sedang Sedang

209 218 Lampiran RPP 4 Soal Evaluasi Individu Nama lengkap: Kelas Soal Evaluasi Materi Pokok Daur Air Waktu Pelaksanaan: 10 menit Berilah tanda silang (x) pada huruf a,b, c atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Usaha menggunakan air secara tidak berlebihan disebut. a. pemanfaatan air c. penambahan air b. penghematan air d. pengurangan air 2. Andi akan menerapkan materi yang di pelajaran di sekolah tentang penghematan air, maka Andi menyiram tanaman dengan menggunakan. a. air kran dalam jumlah banyak b. air bersih dalam jumlah banyak c. air minum yang telah dimasak d. air bekas cucian sayuran 3. Ketika seseorang menggunakan air tidak sesuai dengan kebutuhan berarti orang tersebut. a. melakukan pemborosan air b. menggunakan air sesuai keinginannya c. menghemat air yang digunakan d. membiarkan air berkurang setelah digunakan 4. Kegiatan menghemat air sangat memengaruhi. a. pengurangan jumlah air c. proses daur air di bumi b. peningkatan penggunaan air d. tingkat penggunaan air 5. Kegiatan menghemat air dalam kehidupan sehari-hari yaitu. a. membuka kran secara terus menerus b. mencuci motor setiap seminggu sekali c. membiarkan tanaman mati tanpa disiram d. mencuci baju setiap hari dalam jumlah sedikit

210 Memanfaatkan air berdasarkan kebutuhan berarti telah melakukan kegiatan. a. membuang-buang air b. peningkatkan penggunaan air c. pengrusakan daur air d. pemeliharaan sumber air 7. Menggunakan air untuk bermain-main merupakan contoh kegiatan. a. penghematan air c. pemeliharaan air b. pemborosan air d. pemanfaatan air 8. Berikut ini merupakan contoh kegiatan menghemat air, kecuali. a. menutup kran setelah digunakan b. mencuci pakaian secara berkala c. mencuci kendaraan setiap hari d. menggunakan air secukupnya 9. Apabila temanmu menggunakan air untuk bermain-main, maka tindakan yang harus kamu lakukan adalah. c. menegurnya c. memujinya d. membencinya d. memarahinya 10. Melakukan kegiatan penghematan air dapat proses daur air. c. merusak c. memperbaiki d. meningkat d. memperbaharui

211 220 Lampiran RPP 5 Kunci Jawaban dan Skor Penilaian Kunci Jawaban lembar kerja siswa 1. Kegiatan penghematan yang dapat dilakukan yaitu tidak menggunakan air untuk bermain-main, menutup kran setelah menggunakan, menggosok gigi dan mandi tidak terlalu lama, menyiram tanaman dengan air bekas cucian sayuran atau beras dan sebagainya (skor 5). 2. Kegiatan pemborosan air yang sering dilakukan yaitu menggunakan air untuk bermain-main, membiarkan kran terbuka setelah digunakan, mencuci motor setiap hari, mencuci baju setiap hari dalam jumlah sedikit dan sebagainya (skor 5) Skor keseluruhan dari kegiatan diskusi Skor lembar kerja siswa x 100 Skor maksimal Skor maksimal = 10 Kunci jawaban soal evaluasi individu 1. B 6. D 2. D 7. B 3. A 8. C 4. C 9. A 5. B 10. C Skor Penilaian soal evaluasi individu Kriteria penilaian Setiap soal dijawab benar mendapatkan nilai 1 Setiap soal dijawab salah mendapat nilai 0 NA = X 100 Keterangan: NA = nilai akhir Skor maksimal = 10

212 221 Lampiran RPP 6 Kegiatan Tindak Lanjut (Pengayaan dan Remidial) Kegiatan Pengayaan Jelaskan pendapatmu tentang hubungan kegiatan penghematan air dengan proses daur air! Jawab Kegiatan Remidial 1. Sebutkan kegiatan penghematan air yang sering kamu lakukan di rumah! Jawab 2. Sebutkan 3 kegiatan pemborosan yang sering kamu lihat dan akibat dari kegiatan pemborosan air! Jawab

213 222 Lampiran 23 REKAPITULASI HASIL PENILAIAN PERFOMANSI GURU DALAM MERENCANAKAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APKG I DI KELAS EKSPERIMEN A. Identitas Peneliti 1. Nama : Nur Istiqomah 2. NIM : Tempat Penelitian : SDN Muarareja 1 Kota Tegal 4. Kelas : V (lima) 5. Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 jp) 6. Tanggal : 15, 17, dan 22 April 2015 B. Petunjuk Penggunaan Berilah tanda cek ( ), jika deskriptor yang disediakan tampak. Skor penilaian terhadap deskriptor yang tampak pada kolom aspek yang diamati yakni: Satu mendapatkan skor 1 Dua mendapatkan skor 2 Tiga mendapatkan skor 3 Empat mendapatkan skor 4 No Aspek yang diamati 1. Indikator pembelajaran Deskriptor Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur/diobservasi Skor Pert 1 Pert 2 Pert

214 No Aspek yang diamati 2. Tujuan pembelajaran Deskriptor Berisi kompetensi yang operasional yang dapat dicapai. Dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Minimal memuat komponen siswa, kata kerja operasional, kondisi, dan materi. Berurutan secara logis dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang konkret ke yang abstrak, dan dari ingatan hingga kreasi. 223 Skor Pert 1 Pert 2 Pert Materi ajar Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan. Ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Sesuai dengan perkembangan IPTEK. 4. Alokasi waktu Mencantumkan alokasi waktu secara keseluruhan. Mencantumkan waktu untuk setiap kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir. Alokasi waktu untuk kegiatan inti lebih dari jumlah waktu kegiatan awal dan akhir. Alokasi waktu sesuai dengan materi Metode pembelajaran Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai kompetensi dasar. Menggunakan multimetode

215 No Aspek yang Diamati 6. Kegiatan pembelajaran Deskriptor Dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang. Memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Memuat kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir dan dilakukan secara sistematis serta sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 224 Skor Pert 1 Pert 2 Pert Penilaian Sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Memuat teknik tes dan nontes. Mengarah ke berpikir tingkat tinggi. Instrumen penilaian disertai kunci jawaban dan kriteria penilaian Sumber belajar/media Skor maksimal = 32 Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada SK dan KD. Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada materi ajar dan kegiatan peembelajaran. Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada indikator pencapaian kompetensi Penentuan sumber belajar/media sesuai dengan lingkungan siswa (misal: referensi tertulis, lingkungan, narasumber, TV, dll). Skor Perolehan Nilai APKG I 87,5 87,5 90,63 Tegal, April 2015 Pengamat, Komariyatun, S.Pd. NIP

216 225 Lampiran 24 REKAPITULASI HASIL PENILAIAN PERFOMANSI GURU DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APKG II DI KELAS EKSPERIMEN A. Identitas Peneliti 1. Nama : Nur Istiqomah 2. NIM : Tempat Penelitian : SDN Muarareja 1 Kota Tegal 4. Kelas : V (lima) 5. Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 jp) 6. Tanggal : 15, 17, dan 22 April 2015 B. Petunjuk Penggunaan Berilah tanda cek ( ), jika deskriptor yang disediakan tampak. Skor penilaian terhadap deskriptor yang tampak pada kolom aspek yang diamati yakni: Satu mendapatkan skor 1 Dua mendapatkan skor 2 Tiga mendapatkan skor 3 Empat mendapatkan skor 4 No Aspek yang Diamati 1. Kegiatan pendahulan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: Deskriptor Memotivasi siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai isi silabus. Skor Pert 1 Pert 2 Pert

217 No Aspek yang Diamati 2. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Deskriptor Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang materi daur air. Menggunakan beragam metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarasiswa serta antara siswa dan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. Melibatkan siswa secara aktif. 226 Skor Pert 1 Pert 2 Pert Elaborasi 1 Dalam kegiatan elaborasi, guru: Membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut. Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif Elaborasi 2 Dalam kegiatan elaborasi, guru: Memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. Memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok. Memfasilitasi siswa melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan

218 No Aspek yang Diamati 5. Konfirmasi 1 Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Deskriptor Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber. Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. Memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna. 227 Skor Pert 1 Pert 2 Pert Konfirmasi 2 Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Berfungsi sebagai narasumber, fasilitator, dan membantu menyelesaikan masalah. Memberi acuan agar siswa dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi. Memberi informasi kepada siswa untuk bereksplorasi lebih jauh. Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif Kemampuan mengelola kelas Pembelajaran dimulai dan diakhiri sesuai dengan rencana. Menciptakan iklim kelas yang kondusif. Tidak terjadi penundaan kegiatan selama pembelajaran. Tidak terjadi penyimpangan selama pembelajaran Ketepatan antara waktu dan materi pembelajaran. Dimulai sesuai dengan rencana. Waktu digunakan dengan cermat. Tidak terburu-buru atau diperlambat. Diakhiri sesuai dengan rencana

219 Aspek yang No Diamati 9. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar dan karakter siswa. Deskriptor Dari konkret ke abstrak. Materi berkaitan dengan materi lain. Bermuara pada simpulan. Dari hal yang telah diketahui oleh siswa. 228 Skor Pert 1 Pert 2 Pert Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup, guru: Skor maksimal = 40 Bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. Melakukan penilaian/refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling, dan/atau memberikan tugas, baik tugas individual maupu kelompok sesuai dengan hasil belajar pesrta didik, menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Skor Perolehan Nilai APKG II 87, ,5 Tegal, April 2015 Pengamat, Komariyatun, S.Pd. NIP

220 229 Lampiran 25 Petunjuk: REKAPITULASI HASIL PENGAMATAN PELAKSANAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DI KELAS EKSPERIMEN Amatilah proses pembelajaran daur air menggunakan model konvensional! Berilah tanda ceklis ( ) pada kolom yang tersedia. Cantumkan skor penilaian berdasarkan kriteria berikut: Skor Penilaian Deskriptor Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak Berikut ini merupakan tabel pengamatan pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas eksperimen. Kegiatan Kegiatan pendahuluan Aspek yang Diamati 1. Guru mengajak siswa berdo a sebelum belajar 2. Guru mengecek kehadiran siswa 3. Guru menyampaikan apersepsi yang berkaitan dengan kegiatan atau hal-hal dalam kehidupan sehari-hari 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Skor Pert 1 Pert 2 Pert Bertanya 1. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa menanggapi dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. 2. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi pembelajaran yang masih kurang jelas. 3. Guru memberikan jawaban atas pertanyaan siswa menggunakan bahasa yang mudah dipahami Guru menyimpulkan pembelajaran melalui kegiatan tanya jawab terkait dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Pemodelan 1. Guru menyajikan media pembelajaran 3 4 4

221 230 Kegiatan Aspek yang Diamati (pemberian contoh) yang sesuai dengan materi pembelajaran. 2. Guru menyajikan media pembelajaran untuk memudahkan siswa memahami materi pembelajaran. 3. Guru menyajikan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. 4. Guru menyajikan media yang dapat dilihat oleh seluruh siswa Masyarakat belajar 1. Guru memberikan tugas kepada siswa yang harus di kerjakan dalam belajar berkelompok. 2. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mengelompokan siswa yang anggotanya terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan yang heterogen. 3. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran agar siswa dapat bekerjasama dengan anggota kelompoknya untuk menyelesaikan tugas dari guru. 4. Guru memberikan dorongan dan kesempatan kepada siswa untuk Menemukan (percobaan) Menemukan (diskusi) mempresentasikan hasil kerja kelompok. 1. Guru melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan percobaan dan menyuruh siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Guru membimbing siswa dalam melaksanakan kegiatan percobaan. 3. Guru mengingatkan siswa membersihkan lingkungan kelas setelah kegiatan percobaan selesai. 4. Guru mengingatkan siswa mengembalikan alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan percobaan dengan rapi. 1. Guru menyajikan permasalahan (tugas) yang harus dikerjakan oleh siswa. 2. Guru memberi kesempatan kepada siswa melakukan kegiatan studi literatur dari buku yang tersedia sebagai langkah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru 3. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran agar siswa dapat mencatat dan menganalisis sendiri konsep materi pembelajaran yang didapat melalui observasi. 4. Guru memberikan kesempatan siswa untuk menyajikan hasil penemuannya dalam kegiatan observasi. Skor Pert 1 Pert 2 Pert Kontruktivisme 1. Guru membangun pemahaman materi 3 3 3

222 231 Kegiatan Aspek yang Diamati dengan menghubungkan materi pembelajaran melalui lingkungan dan pengalaman sehari-hari siswa. 2. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan sendiri konsep barunya. 3. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menerapkan konsep barunya dalam kehidupan seharihari. 4. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menuntut keterlibatan aktif siswa untuk membangun pengetahuan siswa. Konfirmasi 1. Guru memotivasi siswa untuk memberikan pendapatnya. 2. Guru memberikan penjelasan lagi materi yang telah dipelajari untuk menyamakan persepsi siswa. 3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami. 4. Guru memberikan penguatan kepada siswa. Pemberian kesimpulan Refleksi 1. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan 2. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan menggunakan bahasa yang baik dan benar 3. Guru memastikan siswa benar-benar memahami materi yang telah dipelajari 4. Guru memberikan motivasi sebelum kegiatan evaluasi 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa mengungkapkan pendapatnya tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan 2. Guru senantiasa memberikan masukan kesan dan saran mengenai hal-hal yang dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran. 3. Guru selalu menilai dan memberikan masukan terhadap hasil pekerjaan siswa. 4. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk membantu siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan yang akan atau telah dipelajari. Skor Pert 1 Pert 2 Pert Penilaian autentik 1. Guru melakukan penilaian selama proses 4 4 4

223 232 Kegiatan Berkompetisi dengan tertib dan sportif Aspek yang Diamati pembelajaran. 2. Guru menilai hasil belajar siswa secara individual melalui tes formatif. 3. Guru menilai hasil kerja kelompok yang siswa kerjakan. 4. Guru melaksanakan kegiatan tindak lanjut untuk siswa 1. Guru mengarahkan siswa tidak gaduh selama kegiatan pembelajaran. 2. Guru menyampaikan bahwa soal yang diberikan harus dikerjakan secara mandiri 3. Guru mengarahkan siswa untuk bersikap sportif selama kegiatan pembelajaran. 4. Guru mengarahkan siswa untuk bekerjasama dengan baik dalam kelompok. Skor Pert 1 Pert 2 Pert Skor maksimal = 48 Skor Perolehan Persentase (%) 87,5 91,67 93,75 Tegal, April 2015 Pengamat, Komariyatun, S.Pd. NIP Lampiran 26

224 233 REKAPITULASI HASIL PENILAIAN PERFOMANSI GURU DALAM MERENCANAKAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APKG I DI KELAS KONTROL A. Identitas Peneliti 1. Nama : Nur Istiqomah 2. NIM : Tempat Penelitian : SDN Muarareja 1 Kota Tegal 4. Kelas : V (lima) 5. Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 jp) 6. Tanggal : 16, 18 dan 23 April 2015 B. Petunjuk Penggunaan Berilah tanda cek ( ), jika deskriptor yang disediakan tampak. Skor penilaian terhadap deskriptor yang tampak pada kolom aspek yang diamati yakni: Satu mendapatkan skor 1 Dua mendapatkan skor 2 Tiga mendapatkan skor 3 Empat mendapatkan skor 4 No Aspek yang diamati 1. Indikator pembelajaran Deskriptor Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur/diobservasi Skor Pert 1 Pert 2 Pert No Aspek yang diamati Deskriptor Skor Pert 1 Pert 2 Pert 3

225 2. Tujuan pembelajaran Berisi kompetensi yang operasional yang dapat dicapai. Dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Minimal memuat komponen siswa, kata kerja operasional, kondisi, dan materi. Berurutan secara logis dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang konkret ke yang abstrak, dan dari ingatan hingga kreasi Materi ajar Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan. Ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Sesuai dengan perkembangan IPTEK. 4. Alokasi waktu Mencantumkan alokasi waktu secara keseluruhan. Mencantumkan waktu untuk setiap kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir. Alokasi waktu untuk kegiatan inti lebih dari jumlah waktu kegiatan awal dan akhir. Alokasi waktu sesuai dengan materi Metode pembelajaran Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai kompetensi dasar. Menggunakan multimetode No Aspek yang Diamati Deskriptor Skor Pert 1 Pert 2 Pert 3

226 6. Kegiatan pembelajaran Skor maksimal = 32 Dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang. Memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif. Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Memuat kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir dan dilakukan secara sistematis serta sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 7. Penilaian Sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. 8. Sumber belajar/media Memuat teknik tes dan nontes. Mengarah ke berpikir tingkat tinggi. Instrumen penilaian disertai kunci jawaban dan kriteria penilaian. Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada SK dan KD. Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada materi ajar dan kegiatan peembelajaran. Penentuan sumber belajar/media didasarkan pada indikator pencapaian kompetensi. Penentuan sumber belajar/media sesuai dengan lingkungan siswa (misal: referensi tertulis, lingkungan, narasumber, TV, dll) Skor Perolehan Nilai APKG I 84,37 84,37 87,5 Tegal, April 2015 Pengamat, Lia Margiyanti, S.Pd NIP

227 236 Lampiran 27 REKAPITULASI HASIL PENILAIAN PERFOMANSI GURU DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APKG II DI KELAS KONTROL A. Identitas Peneliti 1. Nama : Nur Istiqomah 2. NIM : Tempat Penelitian : SDN Muarareja 1 Kota Tegal 4. Kelas : V (lima) 5. Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 jp) 6. Tanggal : 16, 18 dan 23 April 2015 B. Petunjuk Penggunaan Berilah tanda cek ( ), jika deskriptor yang disediakan tampak. Skor penilaian terhadap deskriptor yang tampak pada kolom aspek yang diamati yakni: Satu mendapatkan skor 1 Dua mendapatkan skor 2 Tiga mendapatkan skor 3 Empat mendapatkan skor 4 No Aspek yang Diamati 1. Kegiatan pendahulan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: Deskriptor Memotivasi siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai isi silabus. Skor Pert 1 Pert 2 Pert

228 No Aspek yang Diamati 2. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Deskriptor Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang materi daur air. Menggunakan beragam metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarasiswa serta antara siswa dan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. Melibatkan siswa secara aktif. 237 Skor Pert 1 Pert 2 Pert Elaborasi 1 Dalam kegiatan elaborasi, guru: Membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut. Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif Elaborasi 2 Dalam kegiatan elaborasi, guru: Memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. Memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok. Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok. Memfasilitasi siswa melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan

229 No Aspek yang Diamati 5. Konfirmasi 1 Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 6. Konfirmasi 2 Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 7. Kemampuan mengelola kelas 8. Ketepatan antara waktu dan materi pembelajaran. 9. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar dan karakter siswa. Deskriptor Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber. Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. Memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna. Berfungsi sebagai narasumber, fasilitator, dan membantu menyelesaikan masalah. Memberi acuan agar siswa dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi. Memberi informasi kepada siswa untuk bereksplorasi lebih jauh. Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Pembelajaran dimulai dan diakhiri sesuai dengan rencana. Menciptakan iklim kelas yang kondusif. Tidak terjadi penundaan kegiatan selama pembelajaran. Tidak terjadi penyimpangan selama pembelajaran. Dimulai sesuai dengan rencana. Waktu digunakan dengan cermat. Tidak terburu-buru atau diperlambat. Diakhiri sesuai dengan rencana. Dari konkret ke abstrak. Materi berkaitan dengan materi lain. Bermuara pada simpulan. Dari hal yang telah diketahui oleh siswa. 238 Skor Pert 1 Pert 2 Pert

230 239 Aspek yang No Diamati 10. Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup, guru: Skor maksimal = 40 Deskriptor Bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran. Melakukan penilaian/refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling, dan/atau memberikan tugas, baik tugas individual maupu kelompok sesuai dengan hasil belajar pesrta didik, Skor Pert 1 Pert 2 Pert menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Skor Perolehan Nilai APKG II ,5 Tegal, April 2015 Pengamat, Lia Margiyanti, S.Pd NIP

231 240 Lampiran 28 Petunjuk: REKAPITULASI HASIL PENGAMATAN PELAKSANAAN MODEL KONVENSIONAL PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DI KELAS KONTROL Amatilah proses pembelajaran daur air menggunakan model konvensional! Berilah tanda ceklis ( ) pada kolom yang tersedia. Cantumkan skor penilaian berdasarkan kriteria berikut: Skor Penilaian Deskriptor Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak Berikut ini merupakan tabel pengamatan pembelajaran menggunakan model konvensional di kelas kontrol. Kegiatan Kegiatan pendahuluan Aspek yang Diamati 1. Guru mengajak siswa berdo a sebelum belajar 2. Guru mengecek kehadiran siswa 3. Guru menyampaikan apersepsi dengan menjelaskan materi sebelumnya 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Skor Pert 1 Pert 2 Pert Kegiatan Inti Eksplorasi: penjelasan dari guru 1. Guru menjelaskan materi dengan bahas yang baik dan benar. 2. Guru menjelaskan materi menggunakan media berupa gambar atau benda konkret lainnya. 3. Guru mencatat materi yang telah dijelaskan di papan tulis 4. Guru menyuruh siswa mencatat materi yang telah dijelaskan

232 Kegiatan Elaborasi: mengerjakan LKS Aspek yang Diamati 1. Guru menyuruh siswa membaca materi pada 2. Guru membagi LKS kepada setiap kelompok. 3. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS. 4. Guru membahas LKS yang telah dikerjakan siswa. 241 Skor Pert 1 Pert 2 Pert Konfirmasi 1. Guru memotivasi siswa untuk berani menyampaikan pendapatnya. 2. Guru memberikan penjelasan lagi materi yang telah dipelajari untuk menyamakan persepsi siswa. 3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami. 4. Guru memberikan penguatan kepada siswa Kegiatan penutup: Pemberian kesimpulan Kegiatan penutup: evaluasi dan tindak lanjut 1. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan 2. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan menggunakan bahasa yang baik dan benar 3. Guru memastikan siswa benarbenar memahami materi yang telah dipelajari 4. Guru memberikan motivasi sebelum kegiatan evaluasi 1. Guru membagikan soal evaluai kepada siswa. 2. Guru membahas evaluasi yang telah dikerjakan siswa 3. Guru memberikan penguatan dan motivasi terhadap hasil belajar yang telah diperoleh siswa. 4. Guru melaksanakan kegiatan tindak lanjut

233 242 Kegiatan Berkompetisi dengan tertib dan sportif Aspek yang Diamati 1. Guru mengarahkan siswa tidak gaduh selama kegiatan pembelajaran. 2. Guru menyampaikan bahwa soal yang diberikan harus dikerjakan secara mandiri 3. Guru mengarahkan siswa untuk bersikap sportif selama kegiatan pembelajaran. 4. Guru mengarahkan siswa untuk bekerjasama dengan baik dalam kelompok. Skor Pert 1 Pert 2 Pert Skor maksimal = 28 Skor Perolehan Persentase (%) 82,14 85,71 92,86 Tegal, April 2015 Pengamat, Lia Margiyanti, S.Pd NIP

234 243 Lampiran 29 REKAPITULASI HASIL PENGAMATAN KEGIATAN SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DI KELAS EKSPERIMEN Amatilah proses pembelajaran daur air menggunakan model konvensional! Berilah tanda ceklis ( ) pada kolom yang tersedia. Cantumkan skor penilaian berdasarkan kriteria berikut: Skor Penilaian Deskriptor Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak Berikut ini merupakan tabel rekapitulasi hasil pengamatan kegiatan siswa selama pembelajaran menggunakan pendekatan CTL di kelas eksperimen. Kegiatan (A) Kegiatan pendahuluan Aspek yang Diamati 1. Siswa berdo a sebelum belajar dipimpin oleh ketua kelas 2. Siswa menyiapkan alat tulis 3. Siswa ikut berpastisipasi dalam kegiatan apersepsi dengan menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan mengkonstruksikan pengetahuan yang dimilikinya. 4. Siswa mendengarkan penyampaian tujuan pembelajaran. (B) Bertanya 1. Siswa menanggapi dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. 2. Siswa bertanya kepada siswa tentang materi pembelajaran yang masih kurang jelas. 3. Siswa mendengarkan jawaban dari guru yang berkaitan dengan pertanyaan dari siswa lainnya. 4. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran melalui kegiatan tanya jawab terkait dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Skor Pert 1 Pert 2 Pert

235 244 Kegiatan (C) Pemodelan/ pemberian contoh (D) Masyarakat belajar (E) Menemukan (percobaan) (F) Menemukan (diskusi) Aspek yang Diamati 1. Siswa mengamati contoh/model yang ditunjukkan guru dengan seksama. 2. Siswa mendengarkan penjelasan contoh tentang kegiatan yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. 3. Siswa memahami contoh yang ditampilkan/disampaikan guru. 4. Siswa menjelaskan kembali contoh peristiwa yang telah dijelaskan guru. 1. Siswa dikelompokkan secara heterogen atau setiap anggota kelompok memiliki kemampuan yang berbeda-beda. 2. Siswa diharapkan bekerjasama dalam kegiatan kelompok. 3. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru bersama teman sekelompoknya. 4. Siswa memperoleh dorongan dari guru untuk mempersentasikan hasil kerja kelompoknya. 1. Siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan percobaan 2. Siswa mendengarkan arahan dari guru tentang kegiatan percobaan yang akan dilakukan. 3. Siswa melaksanakan kegiatan percobaan sesuai langkah-langkah dalam lembar kerja dan arahan dari guru sebelumnya. 4. Siswa membersihkan lingkungan kelas setelah kegiatan percobaan selesai dan mengembalikan alat dan bahan yang digunakan dengan rapi. 1. Siswa memperoleh (tugas) yang harus dikerjakan bersama teman sekelompoknya. 2. Siswa melakukan kegiatan studi literatur (membaca buku) dari buku yang tersedia sebagai langkah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru 3. Siswa dapat mencatat dan menganalisis sendiri konsep materi pembelajaran yang didapat melalui observasi. 4. Siswa menjawab tugas yang diberikan guru sesuai kegiatan yang telah dilakukannya dan dikerjakan bersamasama dengan kelompoknya. Skor Pert 1 Pert 2 Pert

236 245 Kegiatan (G) Kontruktivisme Aspek yang Diamati 1. Siswa memperoleh bimbingan dari guru untuk membangun pemahaman materi dengan menghubungkan materi pembelajaran melalui lingkungan dan pengalaman sehari-hari siswa. 2. Siswa memperoleh kesempatan pada siswa untuk menemukan sendiri konsep barunya. 3. Siswa terlibat aktif dalam membangun pengetahuannya. 4. Siswa memperoleh dorongan untuk menerapkan materi yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Skor Pert 1 Pert 2 Pert (H) Konfirmasi 1. Siswa berani memberikan pendapat apabila diminta oleh guru. 2. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru untuk lebih memahami jawaban dari hasil diskusinya. 3. Siswa bertanya materi yang belum dipahami. 4. Siswa memperoleh penguatan dari guru (I) Pemberian kesimpulan 1. Siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan dari guru. 2. Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajarinya menggunakan bahasa yang baik dan benar 3. Siswa berani membuat kesimpulan sendiri apabila ditunjuk guru. 4. Siswa memperoleh motivasi sebelum kegiatan evaluasi (J) Refleksi 1. Siswa mengungkapkan pendapatnya tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan 2. Siswa mendengarkan kesan dan saran yang disampaikan guru. 3. Siswa menerima penilaian terhadap hasil diskusi yang telah dikerjakannya. 4. Siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan yang akan dipelajari, misalnya dalam apersepsi siswa disuruh mengingat materi pembelajaran yang lalu

237 246 Kegiatan (K) Penilaian autentik (L) Berkompetisi dengan tertib dan sportif Aspek yang Diamati 1. Siswa mengerjakan tes formatif secara individual. 2. Siswa mengoreksi hasil pekerjaannya bersama guru. 3. Siswa memperoleh penghargaan terhadap hasil belajar yang diperolehnya. 4. Siswa mengikuti kegiatan tindak lanjut yang dilaksanakan guru. 1. Siswa tidak gaduh saat temannya menyampaikan jawaban atas tugas yang didapat. 2. Siswa tidak berbuat curang. 3. Siswa bersikap sportif. 4. Siswa bekerjasama dengan baik dalam kelompok. Skor Pert 1 Pert 2 Pert Skor maksimal = 48 Skor Perolehan Persentase (%) 81,25 87,5 93,75 Keterangan Sangat tinggi Tegal, April 2015 Pengamat, Komariyatun, S.Pd. NIP

238 Lampiran LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DI KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN PERTAMA No Nama Siswa Aspek yang Dinilai dalam Kegiatan Belajar Siswa Total Persentase Keterangan A B C D E F G H I J K L 1 Andri Setiawan ,17 sangat tinggi 2 Firman Haryana ,17 sangat tinggi 3 Josi Andriyan S ,42 sangat tinggi 4 Tarsinah ,42 sangat tinggi 5 Tiara Lisdiyanti ,75 sangat tinggi 6 Tedi Firman Syah Wildan Uwais A ,33 sangat tinggi 8 Cici Amelia Putri ,33 sangat tinggi 9 Diki Arimawanto ,67 sangat tinggi 10 Fara Nurfadilah ,50 sangat tinggi 11 Imelia Putri Ismawati ,33 sangat tinggi 13 Iqsan Raekhan S ,92 sangat tinggi 14 Karisma Septiana M Fauzan Dzika ,33 sangat tinggi 16 Nadia Luluatu Ria ,75 sangat tinggi 17 Nurul Baetul Nisa ,75 sangat tinggi 18 Salsa Bila Putri N ,50 sangat tinggi

239 248 Lampiran 31 No Nama Siswa Aspek yang Dinilai dalam Kegiatan Belajar Siswa A B C D E F G H I J K L Total Persentase Keterangan 19 Sisa Bayu Umbara ,33 sangat tinggi 20 Siti Chasanah ,08 sangat tinggi 21 Septian Khaerul S ,83 sangat tinggi 22 Tomi Hermawan ,92 tinggi 23 Umi Kurrota ayun ,50 sangat tinggi 24 Wulan Apriyani ,83 sangat tinggi 25 Yoga Ismunandar ,17 sangat tinggi Jumlah ,36 sangat tinggi Skor maksimal = 48 Tegal, April 2015 Pengamat, Komariyatun, S.Pd. LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA NIP

240 249 MATERI DAUR AIR DI KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KEDUA No Nama Siswa Aspek yang Dinilai dalam Kegiatan Belajar Siswa Total Persentase Keterangan A B C D E F G H I J K L 1 Andri Setiawan ,25 sangat tinggi 2 Firman Haryana ,25 sangat tinggi 3 Josi Andriyan S ,58 sangat tinggi 4 Tarsinah Tiara Lisdiyanti ,83 sangat tinggi 6 Tedi Firman Syah Wildan Uwais A ,50 sangat tinggi 8 Cici Amelia Putri ,42 sangat tinggi 9 Diki Arimawanto ,83 sangat tinggi 10 Fara Nurfadilah ,75 sangat tinggi 11 Imelia Putri Ismawati ,33 sangat tinggi 13 Iqsan Raekhan S sangat tinggi 14 Karisma Septiana M Fauzan Dzika ,25 sangat tinggi 16 Nadia Luluatu Ria ,92 sangat tinggi 17 Nurul Baetul Nisa ,83 sangat tinggi 18 Salsa Bila Putri N ,67 sangat tinggi 19 Sisa Bayu Umbara ,42 sangat tinggi

241 Lampiran No Nama Siswa Aspek yang Dinilai dalam Kegiatan Belajar Siswa Total Persentase Keterangan A B C D E F G H I J K L 20 Siti Chasanah ,08 sangat tinggi 21 Septian Khaerul S ,92 sangat tinggi 22 Tomi Hermawan ,92 tinggi 23 Umi Kurrota ayun ,58 sangat tinggi 24 Wulan Apriyani sangat tinggi 25 Yoga Ismunandar ,17 sangat tinggi Jumlah ,69 sangat tinggi Skor maksimal = 48 Tegal, April 2015 Pengamat, LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DI KELAS EKSPERIMEN Komariyatun, S.Pd. NIP

242 251 PERTEMUAN KETIGA No Nama Siswa Aspek yang Dinilai dalam Kegiatan Belajar Siswa Total Persentase Keterangan A B C D E F G H I J K L 1 Andri Setiawan ,42 sangat tinggi 2 Firman Haryana ,33 sangat tinggi 3 Josi Andriyan Syah ,83 sangat tinggi 4 Tarsinah ,50 sangat tinggi 5 Tiara Lisdiyanti ,00 sangat tinggi 6 Tedi Firman Syah Wildan Uwais A ,58 sangat tinggi 8 Cici Amelia Putri ,17 sangat tinggi 9 Diki Arimawanto ,83 sangat tinggi 10 Fara Nurfadilah ,58 sangat tinggi 11 Imelia Putri ,75 sangat tinggi 12 Ismawati ,33 sangat tinggi 13 Iqsan Raekhan Sulis sangat tinggi 14 Karisma Septiana M Fauzan Dzika ,50 sangat tinggi 16 Nadia Luluatu Ria sangat tinggi 17 Nurul Baetul Nisa ,83 sangat tinggi 18 Salsa Bila Putri N ,83 sangat tinggi 19 Sisa Bayu Umbara ,42 sangat tinggi 20 Siti Chasanah ,08 sangat tinggi

243 252 No Nama Siswa Aspek yang Dinilai dalam Kegiatan Belajar Siswa Total Persentase Keterangan A B C D E F G H I J K L 21 Septian Khaerul S ,83 sangat tinggi 22 Tomi Hermawan ,08 sangat tinggi 23 Umi Kurrota ayun ,75 sangat tinggi 24 Wulan Apriyani ,92 sangat tinggi 25 Yoga Ismunandar ,25 sangat tinggi Jumlah ,04 sangat tinggi Skor maksimal = 48 Tegal, April 2015 Pengamat, Komariyatun, S.Pd. NIP

244 253 Lampiran 33 REKAPITULASI HASIL PENGAMATAN KEGIATAN SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DI KELAS KONTROL Petunjuk: Amatilah proses pembelajaran daur air menggunakan model konvensional! Berilah tanda ceklis ( ) pada kolom yang tersedia. Cantumkan skor penilaian berdasarkan kriteria berikut: Skor Penilaian Deskriptor Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak Berikut ini merupakan tabel hasil pengamatan kegiatan siswa selama pembelajaran menggunakan model konvensional. Kegiatan (A) Kegiatan pendahuluan Aspek yang Diamati 1. Siswa berdo a sebelum belajar 2. Siswa menyiapkan alat tulis 3. Siswa terlibat dalam kegiatan apersepsi yang disampaikan guru 4. Siswa mendengarkan penyampaian tujuan pembelajaran dengan baik Skor Pert 1 Pert 2 Pert Kegiatan Inti (B) Eksplorasi: penjelasan dari guru 1. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan antusias. 2. Siswa memperhatikan guru dengan seksama. 3. Siswa mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru. 4. Siswa tidak melakukan kegiatan lain selain mendengarkan penjelasan

245 254 Kegiatan (C) Elaborasi: mengerjakan LKS (D) Konfirmasi (E) Kegiatan penutup: Pemberian kesimpulan Aspek yang Diamati 1. Siswa membaca materi terlebih dahulu sebelum mengerjakan LKS 2. Siswa mengerjakan LKS bersama teman sebangkunya. 3. Siswa mengerjakan LKS sesuai waktu yang ditentukan. 4. Siswa berani menjawab soal LKS secara lisan bila ditunjuk guru. 1. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru untuk menyamakan persepsi. 2. Siswa menerima penguatan dari kegiatan pembelajaran dengan baik. 3. Siswa berani menyampaikan pendapat apabila penjelasan guru kurang sesuai. 4. Siswa berani bertanya materi yang belum dipahami. 1. Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama guru 2. Siswa dapat menyimpulkan materi dengan bahasa yang baik dan benar 3. Siswa memahami kesimpulan dari materi yang telah dipelajari 4. Siswa memperoleh motivasi sebelum kegiatan evaluasi Skor Pert 1 Pert 2 Pert (F) Kegiatan penutup: evaluasi dan tindak lanjut 1. Siswa memperoleh soal evaluai dan mengerjakannya secara mandiri. 2. Siswa membahas evaluasi yang telah dikerjakan. 3. Siswa memperoleh penguatan dan motivasi terhadap hasil belajar yang telah diperolehnya. 4. Siswa melaksanakan kegiatan tindak lanjut yang diberikan guru 3 4 4

246 255 Kegiatan (G) Berkompetisi dengan tertib dan sportif Aspek yang Diamati 5. Siswa tidak gaduh saat temannya menyampaikan jawaban atas tugas yang didapat. 6. Siswa tidak berbuat curang. 7. Siswa bersikap sportif. 8. Siswa bekerjasama dengan baik dalam kelompok. Skor Pert 1 Pert 2 Pert Skor Total Persentase (%) 78,57 82,14 92,86 Keterangan Sangat tinggi Tegal, April 2015 Pengamat, Lia Margiyanti, S.Pd NIP

247 Lampiran LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DI KELAS KONTROL PERTEMUAN PERTAMA No Nama Siswa Aspek yang Dinilai dalam Kegiatan Belajar Siswa Total Persentase Keterangan A B C D E F G 1 Tri Ady Setiawan ,43 tinggi 2 Fredi Frimanto ,86 tinggi 3 Ditya Arza Prasetyo ,57 sangat tinggi 4 Akhmad Yusuf Nur Tauhid ,86 sangat tinggi 5 Choirunnisa ,57 sangat tinggi 6 Dita Vania sangat tinggi 7 Dandi Wiranto sangat tinggi 8 Dede Rafi Ramadani tinggi 9 Irgi Fahrezy ,43 sangat tinggi 10 Jono ,43 sangat tinggi 11 M. Sarifudin sangat tinggi 12 M. Saeful Nurrokhim ,57 sangat tinggi 13 Monica Asri Wulandari ,14 sangat tinggi 14 Nadzifa Uli Nihayati sangat tinggi 15 Nurhadi Mustika Aji ,86 sangat tinggi 16 Panca Ramadhoni ,57 sangat tinggi 17 Siti Turinah ,29 sangat tinggi

248 257 Lampiran 35 No Nama Siswa Aspek yang Dinilai dalam Kegiatan Belajar Siswa Total Persentase Keterangan A B C D E F G 18 Septi Jessika Fany ,71 sangat tinggi 19 Solikhatun Nurkhasanah ,14 sangat tinggi 20 Silfi Intan Permatasari ,29 sangat tinggi 21 Taufik Syapaat ,14 sangat tinggi 22 Wahyuni Triyanto ,29 sangat tinggi 23 Yogi Firmansyah Jumlah ,60 sangat tinggi Skor maksimal = 28 Tegal, April 2015 Pengamat, Lia Margiyanti, S.Pd NIP LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

249 258 MATERI DAUR AIR DI KELAS KONTROL PERTEMUAN KEDUA No Nama Siswa Aspek yang Dinilai dalam Kegiatan Belajar Siswa Total Persentase Keterangan A B C D E F G 1 Tri Ady Setiawan ,43 tinggi 2 Fredi Frimanto ,71 sangat tinggi 3 Ditya Arza Prasetyo ,14 sangat tinggi 4 Akhmad Yusuf Nur Tauhid ,29 sangat tinggi 5 Choirunnisa ,71 sangat tinggi 6 Dita Vania ,29 sangat tinggi 7 Dandi Wiranto ,71 sangat tinggi 8 Dede Rafi Ramadani ,29 tinggi 9 Irgi Fahrezy ,14 sangat tinggi 10 Jono ,57 sangat tinggi 11 M. Sarifudin ,43 sangat tinggi 12 M. Saeful Nurrokhim ,57 sangat tinggi 13 Monica Asri Wulandari ,86 sangat tinggi 14 Nadzifa Uli Nihayati ,86 sangat tinggi 15 Nurhadi Mustika Aji ,29 sangat tinggi 16 Panca Ramadhoni ,14 sangat tinggi 17 Siti Turinah ,43 sangat tinggi 18 Septi Jessika Fany ,29 sangat tinggi

250 259 Lampiran 36 No Nama Siswa Aspek yang Dinilai dalam Kegiatan Belajar Siswa Total Persentase Keterangan A B C D E F G 19 Solikhatun Nurkhasanah ,14 sangat tinggi 20 Silfi Intan Permatasari ,29 sangat tinggi 21 Taufik Syapaat ,29 sangat tinggi 22 Wahyuni Triyanto ,71 sangat tinggi 23 Yogi Firmansyah Jumlah ,39 sangat tinggi Skor maksimal = 28 Tegal, April 2015 Pengamat, Lia Margiyanti, S.Pd NIP LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DI KELAS KONTROL

251 260 PERTEMUAN KETIGA No Nama Siswa Aspek yang Dinilai dalam Kegiatan Belajar Siswa Total Persentase Keterangan A B C D E F G 1 Tri Ady Setiawan ,43 tinggi 2 Fredi Frimanto ,71 sangat tinggi 3 Ditya Arza Prasetyo ,29 sangat tinggi 4 Akhmad Yusuf Nur Tauhid Choirunnisa ,71 sangat tinggi 6 Dita Vania ,86 sangat tinggi 7 Dandi Wiranto ,29 sangat tinggi 8 Dede Rafi Ramadani ,14 tinggi 9 Irgi Fahrezy ,14 sangat tinggi 10 Jono ,71 sangat tinggi 11 M. Sarifudin ,57 sedang 12 M. Saeful Nurrokhim ,29 sangat tinggi 13 Monica Asri Wulandari ,86 sangat tinggi 14 Nadzifa Uli Nihayati ,43 sangat tinggi 15 Nurhadi Mustika Aji ,43 sangat tinggi 16 Panca Ramadhoni ,86 sangat tinggi 17 Siti Turinah ,57 sedang 18 Septi Jessika Fany ,86 sangat tinggi 19 Solikhatun Nurkhasanah ,86 sangat tinggi

252 261 No Nama Siswa Aspek yang Dinilai dalam Kegiatan Belajar Siswa Total Persentase Keterangan A B C D E F G 20 Silfi Intan Permatasari sangat tinggi 21 Taufik Syapaat ,71 sangat tinggi 22 Wahyuni Triyanto ,29 sangat tinggi 23 Yogi Firmansyah Jumlah ,14 sangat tinggi Skor maksimal = 28 Tegal, April 2015 Pengamat, Lia Margiyanti, S.Pd NIP

253 262 Lampiran 37 REKAPITULASI PENILAIAN SIKAP YANG DIHARAPKAN PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DI KELAS EKSPERIMEN Petunjuk: Amatilah sikap yang ditampilkan siswa sesuai karakter yang diharapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Berilah tanda centang ( ) pada kolom yang telah disediakan. Berikut ini merupakan tabel rekapitulasi hasil pengamatan sikap yang diharapkan pada pembelajaran IPA materi daur air di kelas eksperimen. Sikap yang Skala Deskriptor diharapkan Penilaian 1. Teliti (A) Siswa memiliki ketelitian yang sangat baik pada saat mengerjakan tugas dari gurunya. Siswa memiliki ketelitian yang cukup baik pada saat mengerjakan tugas dari gurunya. Siswa kurang memiliki ketelitian pada saat 2 mengerjakan tugas dari gurunya. Siswa tidak memiliki ketelitian pada saat mengerjakan tugas yang diberikan gurunya. 1 Tanda Ceklis ( ) Pert 1 Pert 2 Pert Berani (B) Siswa berani mengemukakan pendapatnya serta menjawab pertanyaan dengan bahasa yang baik tanpa ditunjuk guru. Siswa berani mengemukakan pendapatnya serta menjawab pertanyaan yang diajukan guru karena ditunjuk guru dan mempergunakan bahasa yang baik Siswa berani mengemukakan pendapatnya serta menjawab pertanyaan karena ditunjuk guru dan mempergunakan bahasa yang kurang baik Siswa tidak berani mengemukakan pendapatnya serta menjawab pertanyaan yang diberikan guru Kerjasama (C) Siswa mau mengerjakan tugas kelompok dengan bekerjasama dengan seluruh teman kelompoknya. Siswa mau mengerjakan tugas kelompok dengan bekerjasama dengan beberapa teman kelompoknya. Siswa mau mengerjakan tugas kelompok dengan bekerjasama dengan teman sekelompoknya yang dirasa akrab. Siswa tidak mau mengerjakan tugas kelompok dengan bekerjasama dengan teman kelompoknya

254 263 Sikap yang diharapkan 4. Menghargai pendapat orang lain (D) Deskriptor Siswa mendengarkan temannya yang sedang mengemukakan pendapatnya dengan baik dan memahami pendapat yang disampaikan temannya Siswa mendengarkan temannya yang sedang mengemukakan pendapatnya dan memahami pendapat yang disampaikan temannya, tetapi sesekali mengganggu temannya. Siswa mendengarkan temannya yang sedang mengemukakan pendapatnya tapi kadang-kadang mengganggu temannya. Skala Penilaian Siswa tidak mendengarkan temannya yang sedang mengemukakan pendapatnya. 1 4 Tanda Ceklis ( ) Pert 1 Pert 2 Pert Mandiri (E) Siswa tenang dalam mengerjakan tugas evaluasi yang diberikan guru tanpa bertanya kepada temannya. Siswa mengerjakan tugas evaluasi yang diberikan guru dengan sesekali bertanya kepada temannya. Siswa mengerjakan tugas evaluasi yang diberikan guru dan selalu bertanya kepada temannya. Siswa mengerjakan tugas evaluasi yang diberikan guru dengan membuka buku catatan Total Skor 3,2 3,4 3,6 Skor maksimal = 20 Tegal, April 2015 Pengamat, Komariyatun, S.Pd. NIP

255 Lampiran LEMBAR PENGAMATAN SIKAP YANG DIHARAPKAN PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DI KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN PERTAMA No Nama Siswa Aspek Sikap yang Dinilai Selama Pembelajaran Total Skor Keterangan A B C D E 1 Andri Setiawan B 2 Firman Haryana ,8 B 3 Josi Andriyan Syah ,8 A 4 Tarsinah ,4 A- 5 Tiara Lisdiyanti ,8 A 6 Tedi Firman Syah Wildan Uwais A ,4 A- 8 Cici Amelia Putri ,4 A- 9 Diki Arimawanto ,6 A- 10 Fara Nurfadilah B 11 Imelia Putri Ismawati B 13 Iqsan Raekhan Sulis A 14 Karisma Septiana M Fauzan Dzika ,4 A- 16 Nadia Luluatu Ria ,8 A 17 Nurul Baetul Nisa ,8 A

256 265 No Nama Siswa Aspek Sikap yang Dinilai Selama Pembelajaran Total Skor Keterangan A B C D E 18 Salsa Bila Putri Novianti B 19 Sisa Bayu Umbara B 20 Siti Chasanah ,8 B 21 Septian Khaerul Sifa ,8 A 22 Tomi Hermawan ,6 B 23 Umi Kurrota ayun ,2 B+ 24 Wulan Apriyani A 25 Yoga Ismunandar ,8 B+ Jumlah ,34 A- Keterangan: A = Teliti, B = Berani, C = Bekerjasama, D = Menghargai pendapat orang lain, dan E = Mandiri Skor maksimal = 20 Tegal, April 2015 Pengamat, Komariyatun, S.Pd. NIP

257 Lampiran LEMBAR PENGAMATAN SIKAP YANG DIHARAPKAN PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DI KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KEDUA No Nama Siswa Aspek Sikap yang Dinilai Selama Pembelajaran Total Skor Keterangan A B C D E 1 Andri Setiawan ,2 B+ 2 Firman Haryana B 3 Josi Andriyan Syah ,6 A- 4 Tarsinah Tiara Lisdiyanti ,8 A 6 Tedi Firman Syah Wildan Uwais A ,6 A- 8 Cici Amelia Putri ,4 A- 9 Diki Arimawanto ,8 A 10 Fara Nurfadilah ,4 A- 11 Imelia Putri Ismawati ,2 B+ 13 Iqsan Raekhan Sulis A 14 Karisma Septiana M Fauzan Dzika ,4 A- 16 Nadia Luluatu Ria ,8 A 17 Nurul Baetul Nisa ,8 A

258 267 No Nama Siswa Aspek Sikap yang Dinilai Selama Pembelajaran Total Skor Keterangan A B C D E 18 Salsa Bila Putri Novianti ,4 A- 19 Sisa Bayu Umbara ,2 B+ 20 Siti Chasanah ,8 B 21 Septian Khaerul Sifa ,8 A 22 Tomi Hermawan ,8 B 23 Umi Kurrota ayun ,6 A- 24 Wulan Apriyani A 25 Yoga Ismunandar ,8 B Jumlah ,45 A- Keterangan: A = Teliti, B = Berani, C = Bekerjasama, D = Menghargai pendapat orang lain, dan E = Mandiri Skor maksimal = 20 Tegal, April 2015 Pengamat, Komariyatun, S.Pd. NIP

259 Lampiran LEMBAR PENGAMATAN SIKAP YANG DIHARAPKAN PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DI KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KETIGA No Nama Siswa Aspek Sikap yang Dinilai Selama Pembelajaran Total Skor Keterangan A B C D E 1 Andri Setiawan ,4 A- 2 Firman Haryana ,2 B+ 3 Josi Andriyan Syah ,8 A 4 Tarsinah ,4 A- 5 Tiara Lisdiyanti A 6 Tedi Firman Syah Wildan Uwais A ,6 A- 8 Cici Amelia Putri ,4 A- 9 Diki Arimawanto ,4 A- 10 Fara Nurfadilah ,6 A- 11 Imelia Putri ,6 A- 12 Ismawati ,2 B+ 13 Iqsan Raekhan Sulis A 14 Karisma Septiana M Fauzan Dzika ,4 A- 16 Nadia Luluatu Ria A 17 Nurul Baetul Nisa ,8 A

260 269 No Nama Siswa Aspek Sikap yang Dinilai Selama Pembelajaran Total Skor Keterangan A B C D E 18 Salsa Bila Putri N ,2 B+ 19 Sisa Bayu Umbara ,2 B+ 20 Siti Chasanah ,8 B 21 Septian Khaerul Sifa A 22 Tomi Hermawan ,8 B 23 Umi Kurrota ayun ,8 A 24 Wulan Apriyani A 25 Yoga Ismunandar ,8 B Jumlah ,50 A- Keterangan: A = Teliti, B = Berani, C = Bekerjasama, D = Menghargai pendapat orang lain, dan E = Mandiri Skor maksimal = 20 Tegal, April 2015 Pengamat, Komariyatun, S.Pd. NIP

261 270 Lampiran 41 REKAPITULASI PENILAIAN SIKAP YANG DIHARAPKAN PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DI KELAS KONTROL Petunjuk: Amatilah sikap yang ditampilkan siswa sesuai karakter yang diharapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Berilah tanda centang ( ) pada kolom yang telah disediakan. Berikut ini merupakan tabel rekapitulasi hasil pengamatan sikap yang diharapkan pada pembelajaran IPA materi daur air di kelas kontrol. Sikap yang Skala Deskriptor diharapkan Penilaian 1. Teliti (A) Siswa memiliki ketelitian yang sangat baik 4 pada saat mengerjakan tugas dari gurunya. Siswa memiliki ketelitian yang cukup baik pada saat mengerjakan tugas dari gurunya. Siswa kurang memiliki ketelitian pada saat 2 mengerjakan tugas dari gurunya. Siswa tidak memiliki ketelitian pada saat mengerjakan tugas yang diberikan gurunya. 1 Tanda Ceklis ( ) Pert 1 Pert 2 Pert Berani (B) Siswa berani mengemukakan pendapatnya serta menjawab pertanyaan dengan bahasa yang baik tanpa ditunjuk guru. Siswa berani mengemukakan pendapatnya serta menjawab pertanyaan yang diajukan guru karena ditunjuk guru dan mempergunakan bahasa yang baik Siswa berani mengemukakan pendapatnya serta menjawab pertanyaan karena ditunjuk guru dan mempergunakan bahasa yang kurang baik Siswa tidak berani mengemukakan pendapatnya serta menjawab pertanyaan yang diberikan guru Kerjasama (C) Siswa mau mengerjakan tugas kelompok dengan bekerjasama dengan seluruh teman kelompoknya. Siswa mau mengerjakan tugas kelompok dengan bekerjasama dengan beberapa teman kelompoknya. Siswa mau mengerjakan tugas kelompok dengan bekerjasama dengan teman sekelompoknya yang dirasa akrab. Siswa tidak mau mengerjakan tugas kelompok dengan bekerjasama dengan teman kelompoknya

262 271 Sikap yang diharapkan 4. Menghargai pendapat orang lain (D) Deskriptor Siswa mendengarkan temannya yang sedang mengemukakan pendapatnya dengan baik dan memahami pendapat yang disampaikan temannya Siswa mendengarkan temannya yang sedang mengemukakan pendapatnya dan memahami pendapat yang disampaikan temannya, tetapi sesekali mengganggu temannya. Siswa mendengarkan temannya yang sedang mengemukakan pendapatnya tapi kadang-kadang mengganggu temannya. Skala Penilaian Siswa tidak mendengarkan temannya yang sedang mengemukakan pendapatnya. 1 4 Tanda Ceklis ( ) Pert 1 Pert 2 Pert Mandiri (E) Siswa tenang dalam mengerjakan tugas evaluasi yang diberikan guru tanpa bertanya kepada temannya. Siswa mengerjakan tugas evaluasi yang diberikan guru dengan sesekali bertanya kepada temannya. Siswa mengerjakan tugas evaluasi yang diberikan guru dan selalu bertanya kepada temannya. Siswa mengerjakan tugas evaluasi yang diberikan guru dengan membuka buku catatan Skor maksimal = 20 Total Skor 3,2 3,4 3,4 Tegal, April 2015 Pengamat, Lia Margiyanti, S.Pd NIP

263 Lampiran LEMBAR PENGAMATAN SIKAP YANG DIHARAPKAN PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DI KELAS KONTROL PERTEMUAN PERTAMA No Nama Siswa Aspek Sikap yang Dinilai Selama Pembelajaran Total Skor Keterangan A B C D E 1 Tri Ady Setiawan B 2 Fredi Frimanto B 3 Ditya Arza Prasetyo ,2 B+ 4 Akhmad Yusuf Nur Tauhid ,4 A- 5 Choirunnisa ,2 B+ 6 Dita Vania B 7 Dandi Wiranto ,6 B 8 Dede Rafi Ramadani C+ 9 Irgi Fahrezy ,4 A- 10 Jono ,8 A 11 M. Sarifudin ,6 A- 12 M. Saeful Nurrokhim ,8 B 13 Monica Asri Wulandari B 14 Nadzifa Uli Nihayati A 15 Nurhadi Mustika Aji A 16 Panca Ramadhoni ,8 B 17 Siti Turinah ,8 A

264 273 Lampiran 43 No Nama Siswa Aspek Sikap yang Dinilai Selama Pembelajaran Total Skor Keterangan A B C D E 18 Septi Jessika Fany ,2 B+ 19 Solikhatun Nurkhasanah ,8 B 20 Silfi Intan Permatasari B 21 Taufik Syapaat ,6 B- 22 Wahyuni Triyanto B+ 23 Yogi Firmansyah Jumlah ,15 B+ Keterangan: A = Teliti, B = Berani, C = Bekerjasama, D = Menghargai pendapat orang lain, dan E = Mandiri Skor maksimal = 20 Tegal, April 2015 Pengamat, Lia Margiyanti, S.Pd NIP LEMBAR PENGAMATAN SIKAP YANG DIHARAPKAN PADA PEMBELAJARAN IPA

265 274 MATERI DAUR AIR DI KELAS KONTROL PERTEMUAN KEDUA No Nama Siswa Aspek Sikap yang Dinilai Selama Pembelajaran Total Skor Keterangan A B C D E 1 Tri Ady Setiawan ,8 B 2 Fredi Frimanto B 3 Ditya Arza Prasetyo ,4 A- 4 Akhmad Yusuf Nur Tauhid Choirunnisa ,2 B+ 6 Dita Vania ,2 B+ 7 Dandi Wiranto ,6 A- 8 Dede Rafi Ramadani C+ 9 Irgi Fahrezy ,4 A- 10 Jono ,2 B+ 11 M. Sarifudin ,6 A- 12 M. Saeful Nurrokhim B 13 Monica Asri Wulandari ,2 B+ 14 Nadzifa Uli Nihayati A 15 Nurhadi Mustika Aji A 16 Panca Ramadhoni ,8 B 17 Siti Turinah ,8 A

266 275 Lampiran 44 No Nama Siswa Aspek Sikap yang Dinilai Selama Pembelajaran Total Skor Keterangan A B C D E 18 Septi Jessika Fany ,8 A 19 Solikhatun Nurkhasanah ,4 A- 20 Silfi Intan Permatasari ,8 A 21 Taufik Syapaat ,8 B 22 Wahyuni Triyanto ,6 A- 23 Yogi Firmansyah Keterangan: Jumlah ,28 B+ A = Teliti, B = Berani, C = Bekerjasama, D = Menghargai pendapat orang lain, dan E = Mandiri Skor maksimal = 20 Tegal, April 2015 Pengamat, LEMBAR PENGAMATAN SIKAP YANG DIHARAPKAN PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR DI KELAS KONTROL Lia Margiyanti, S.Pd NIP

267 276 PERTEMUAN KETIGA No Nama Siswa Aspek Sikap yang Dinilai Selama Pembelajaran Total Skor Keterangan A B C D E 1 Tri Ady Setiawan ,8 B 2 Fredi Frimanto B 3 Ditya Arza Prasetyo B 4 Akhmad Yusuf Nur Tauhid Choirunnisa ,4 A- 6 Dita Vania ,2 B+ 7 Dandi Wiranto ,6 A- 8 Dede Rafi Ramadani ,8 B 9 Irgi Fahrezy ,4 A- 10 Jono ,4 A- 11 M. Sarifudin ,8 A 12 M. Saeful Nurrokhim ,8 B 13 Monica Asri Wulandari ,4 A- 14 Nadzifa Uli Nihayati A 15 Nurhadi Mustika Aji A 16 Panca Ramadhoni ,6 A- 17 Siti Turinah ,8 A 18 Septi Jessika Fany ,6 A- 19 Solikhatun Nurkhasanah ,6 A-

268 277 No Nama Siswa Aspek Sikap yang Dinilai Selama Pembelajaran Total Skor Keterangan A B C D E 20 Silfi Intan Permatasari ,6 A- 21 Taufik Syapaat ,8 B 22 Wahyuni Triyanto ,4 A- 23 Yogi Firmansyah Jumlah ,38 A- Keterangan: A = Teliti, B = Berani, C = Bekerjasama, D = Menghargai pendapat orang lain, dan E = Mandiri Skor maksimal = 20 Tegal, April 2015 Pengamat, Lia Margiyanti, S.Pd NIP

269 278 Lampiran 45 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPTD KECAMATAN TEGAL BARAT SD NEGERI MUARAREJA 1 Jalan Brawijaya No. 108 Telp (0283) Kota Tegal DAFTAR NILAI SISWA TES AWAL KELAS VA (KELAS EKSPERIMEN) No Nama Siswa Nilai 1 Andri Setiawan 63 2 Firman Haryana 70 3 Josi Andriyan Syah 73 4 Tarsinah 67 5 Tiara Lisdiyanti 70 6 Tedi Firman Syah - 7 Wildan Uwais A Cici Amelia Putri 73 9 Diki Arimawanto Fara Nurfadilah Imelia Putri Ismawati Iqsan Raekhan Sulis Karisma Septiana - 15 M Fauzan Dzika Nadia Luluatu Ria Nurul Baetul Nisa Salsa Bila Putri Novianti Sisa Bayu Umbara Siti Chasanah Septian Khaerul Sifa Tomi Hermawan Umi Kurrota ayun Wulan Apriyani Yoga Ismunandar 63 Rata-rata 64,52

270 279 Lampiran 46 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPTD KECAMATAN TEGAL BARAT SD NEGERI MUARAREJA 1 Jalan Brawijaya No. 108 Telp (0283) Kota Tegal DAFTAR NILAI TES AWAL SISWA KELAS V B (KELAS KONTROL) No Nama Siswa Nilai 1 Tri Ady Setiawan 50 2 Fredi Frimanto 63 3 Ditya Arza Prasetyo 57 4 Akhmad Yusuf Nur Tauhid 60 5 Choirunnisa 67 6 Dita Vania 63 7 Dandi Wiranto 70 8 Dede Rafi Ramadani 63 9 Irgi Fahrezy Jono M. Sarifudin M. Saeful Nurrokhim Monica Asri Wulandari Nadzifa Uli Nihayati Nurhadi Mustika Aji Panca Ramadhoni Siti Turinah Septi Jessika Fany Solikhatun Nurkhasanah Silfi Intan Permatasari Taufik Syapaat Wahyuni Triyanto Yogi Firmansyah - Rata-rata 65,27

271 280 Lampiran 47 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPTD KECAMATAN TEGAL BARAT SD NEGERI MUARAREJA 1 Jalan Brawijaya No. 108 Telp (0283) Kota Tegal DAFTAR NILAI SISWA TES AKHIR KELAS VA (KELAS EKSPERIMEN) No Nama Siswa Nilai 1 Andri Setiawan 73 2 Firman Haryana 73 3 Josi Andriyan Syah 83 4 Tarsinah 77 5 Tiara Lisdiyanti 97 6 Tedi Firman Syah - 7 Wildan Uwais A Cici Amelia Putri 77 9 Diki Arimawanto Fara Nurfadilah Imelia Putri Ismawati Iqsan Raekhan Sulis Karisma Septiana - 15 M Fauzan Dzika Nadia Luluatu Ria Nurul Baetul Nisa Salsa Bila Putri Novianti Sisa Bayu Umbara Siti Chasanah Septian Khaerul Sifa Tomi Hermawan Umi Kurrota ayun Wulan Apriyani Yoga Ismunandar 80 Rata-rata 81,43

272 281 Lampiran 48 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPTD KECAMATAN TEGAL BARAT SD NEGERI MUARAREJA 1 Jalan Brawijaya No. 108 Telp (0283) Kota Tegal DAFTAR NILAI TES AKHIR SISWA KELAS V B (KELAS KONTROL) No Nama Siswa Nilai 1 Tri Ady Setiawan 70 2 Fredi Frimanto 77 3 Ditya Arza Prasetyo 60 4 Akhmad Yusuf Nur Tauhid 73 5 Choirunnisa 73 6 Dita Vania 73 7 Dandi Wiranto 80 8 Dede Rafi Ramadani 77 9 Irgi Fahrezy Jono M. Sarifudin M. Saeful Nurrokhim Monica Asri Wulandari Nadzifa Uli Nihayati Nurhadi Mustika Aji Panca Ramadhoni Siti Turinah Septi Jessika Fany Solikhatun Nurkhasanah Silfi Intan Permatasari Taufik Syapaat Wahyuni Triyanto Yogi Firmansyah - Rata-rata 76,05

273 282 Lampiran 49 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPTD KECAMATAN TEGAL BARAT SD NEGERI MUARAREJA 1 Jalan Brawijaya No. 108 Telp (0283) Kota Tegal DAFTAR NILAI PSIKOMOTOR SISWA KELAS VA (KELAS EKSPERIMEN) No Nama Siswa Nilai 1 Andri Setiawan Firman Haryana Josi Andriyan Syah Tarsinah 75 5 Tiara Lisdiyanti Tedi Firman Syah - 7 Wildan Uwais A Cici Amelia Putri Diki Arimawanto Fara Nurfadilah Imelia Putri Ismawati Iqsan Raekhan Sulis Karisma Septiana - 15 M Fauzan Dzika Nadia Luluatu Ria Nurul Baetul Nisa Salsa Bila Putri Novianti Sisa Bayu Umbara Siti Chasanah Septian Khaerul Sifa Tomi Hermawan Umi Kurrota ayun Wulan Apriyani Yoga Ismunandar 75

274 283 Lampiran 50 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPTD KECAMATAN TEGAL BARAT SD NEGERI MUARAREJA 1 Jalan Brawijaya No. 108 Telp (0283) Kota Tegal DAFTAR NILAI PSIKOMOTOR SISWA KELAS VB (KELAS KONTROL) No Nama Siswa Nilai 1 Tri Ady Setiawan Fredi Frimanto 75 3 Ditya Arza Prasetyo Akhmad Yusuf Nur Tauhid Choirunnisa 75 6 Dita Vania Dandi Wiranto Dede Rafi Ramadani Irgi Fahrezy Jono M. Sarifudin M. Saeful Nurrokhim Monica Asri Wulandari Nadzifa Uli Nihayati Nurhadi Mustika Aji Panca Ramadhoni Siti Turinah Septi Jessika Fany Solikhatun Nurkhasanah Silfi Intan Permatasari Taufik Syapaat Wahyuni Triyanto Yogi Firmansyah 62.5

275 284 Lampiran 51 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPTD KECAMATAN TEGAL BARAT SD NEGERI MUARAREJA 1 Jalan Brawijaya No. 108 Telp (0283) Kota Tegal DAFTAR RATA-RATA NILAI KOGNITIF DAN PSIKOMOTOR SISWA KELAS VA (KELAS EKSPERIMEN) No Nama Siswa Nilai 1 Andri Setiawan 79 2 Firman Haryana 79 3 Josi Andriyan Syah 90 4 Tarsinah 76 5 Tiara Lisdiyanti 98 6 Tedi Firman Syah - 7 Wildan Uwais A Cici Amelia Putri 81 9 Diki Arimawanto Fara Nurfadilah Imelia Putri Ismawati Iqsan Raekhan Sulis Karisma Septiana - 15 M Fauzan Dzika Nadia Luluatu Ria Nurul Baetul Nisa Salsa Bila Putri Novianti Sisa Bayu Umbara Siti Chasanah Septian Khaerul Sifa Tomi Hermawan Umi Kurrota ayun Wulan Apriyani Yoga Ismunandar 78 Rata-rata 86,04

276 285 Lampiran 52 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN UPTD KECAMATAN TEGAL BARAT SD NEGERI MUARAREJA 1 Jalan Brawijaya No. 108 Telp (0283) Kota Tegal DAFTAR RATA-RATA NILAI KOGNITIF DAN PSIKOMOTOR SISWA KELAS VB (KELAS KONTROL) No Nama Siswa Nilai 1 Tri Ady Setiawan 67 2 Fredi Frimanto 76 3 Ditya Arza Prasetyo 71 4 Akhmad Yusuf Nur Tauhid 79 5 Choirunnisa 74 6 Dita Vania 84 7 Dandi Wiranto 88 8 Dede Rafi Ramadani 71 9 Irgi Fahrezy Jono M. Sarifudin M. Saeful Nurrokhim Monica Asri Wulandari Nadzifa Uli Nihayati Nurhadi Mustika Aji Panca Ramadhoni Siti Turinah Septi Jessika Fany Solikhatun Nurkhasanah Silfi Intan Permatasari Taufik Syapaat Wahyuni Triyanto Yogi Firmansyah 67 Rata-rata 80,18

277 286 Lampiran 53 DOKUMENTASI KELAS EKSPERIMEN Bertanya dan Pemodelan (Contoh Peristiwa) Masyarakat Belajar dan Menemukan Konstruktivisme Refleksi Penilaian setelah pembelajaran

278 287 Lampiran 54 DOKUMENTASI KELAS KONTROL Kegiatan Pendahuluan Menjelaskan materi (Eksplorasi) Diskusi (Elaborasi) Membahas soal diskusi yang telah dikerjakan siswa (Konfirmasi) Penilaian setelah pembelajaran

279 288 Lampiran Surat Izin dari BAPPEDA SURAT PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran IPA a. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan haanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang sangat besar, terutama pendidikan di tingkat dasar dan menengah. Pendidikan ditujukan untuk

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL SCRAMBLE DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 02 MOJO KABUPATEN PEMALANG

KEEFEKTIFAN MODEL SCRAMBLE DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 02 MOJO KABUPATEN PEMALANG KEEFEKTIFAN MODEL SCRAMBLE DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 02 MOJO KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Dalam Bab II ini akan diuraikan kajian teori yang merupakan variabel dalam penelitian yang dilakukan yaitu hasil belajar, pendekatan CTL, dan alat peraga. 2.1.1 Hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Kemajuan IPTEK bukan hanya dirasakan oleh beberapa orang saja melainkan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN CTL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET KELAS V SD NEGERI TEGALSARI 1 KOTA TEGAL

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN CTL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET KELAS V SD NEGERI TEGALSARI 1 KOTA TEGAL KEEFEKTIFAN PENDEKATAN CTL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET KELAS V SD NEGERI TEGALSARI 1 KOTA TEGAL Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian mengenai teori-teori menurut pendapat dari beberapa ahli yang digunakan untuk mengembangkan dan mendukung penelitian ini. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membahas masalah pendidikan tidak dapat terlepas dari pengertian pendidikan secara umum. Pendidikan memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Pendidikan pada

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL GI DAN CLIS DALAM PEMBELAJARAN JENIS-JENIS TANAH SISWA KELAS V SDN KRATON 3 DAN TEGALSARI 5 KOTA TEGAL

KEEFEKTIFAN MODEL GI DAN CLIS DALAM PEMBELAJARAN JENIS-JENIS TANAH SISWA KELAS V SDN KRATON 3 DAN TEGALSARI 5 KOTA TEGAL KEEFEKTIFAN MODEL GI DAN CLIS DALAM PEMBELAJARAN JENIS-JENIS TANAH SISWA KELAS V SDN KRATON 3 DAN TEGALSARI 5 KOTA TEGAL Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan rohani kepada orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan (Syaripudin, T: 2009, 5).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwaperistiwa yang terjadi di alam. Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN UANG DAN KEGUNAANNYA PADA SISWA KELAS III SDN RANDUGUNTING 2 KOTA TEGAL

KEEFEKTIFAN MODEL TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN UANG DAN KEGUNAANNYA PADA SISWA KELAS III SDN RANDUGUNTING 2 KOTA TEGAL KEEFEKTIFAN MODEL TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN UANG DAN KEGUNAANNYA PADA SISWA KELAS III SDN RANDUGUNTING 2 KOTA TEGAL Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bidang yang memiliki peran penting dalam peningkatan daya saing suatu negara adalah pendidikan. Pendidikan saat ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Safitri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH PENERAPAN MODEL KOLABORATIF DENGAN METODE POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DI KELAS V SD N 2 SOKARAJA TENGAH TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika kita berbicara tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita sedang membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju arah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka Penelitian ini mengutip beberapa pendapat para ahli yang mendukung dan relavansi dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA Model Pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis

Lebih terperinci

MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER

MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER SKRIPSI Oleh : Yova Agustian Prahara Ema Putra ( 080210102037 ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar (SD) adalah salah satu wujud pendidikan dasar formal dimana seseorang mendapatkan pengetahuan dasar. Pendidikan dasar merupakan fondasi yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9 tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL TALKING STICK BERBANTU MEDIA POWERPOINT DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS III SDN KEPANDEAN 03 KABUPATEN TEGAL

KEEFEKTIFAN MODEL TALKING STICK BERBANTU MEDIA POWERPOINT DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS III SDN KEPANDEAN 03 KABUPATEN TEGAL KEEFEKTIFAN MODEL TALKING STICK BERBANTU MEDIA POWERPOINT DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS III SDN KEPANDEAN 03 KABUPATEN TEGAL SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 55. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan menggali potensi yang dimiliki oleh manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM A. Analisis Kurikulum 2013 Mata Pelajaran IPS SD/MI Pembicaraan kurikulum tidak bisa terlepas dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk saja tetapi juga mencakup pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam dikenal juga dengan istilah sains. Sains berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti saya tahu. Dalam

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Suprijono Contextual Teaching and Learning (CTL)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE ACCELERATED LEARNING

KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE ACCELERATED LEARNING KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE ACCELERATED LEARNING MODEL MASTER DAN METODE CERAMAH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KAUMAN PONOROGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat IPA IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas bangsa, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Peran

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWAKELAS 5 SD NEGERI 01 AMPEL KECAMATANAMPEL KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan dasar bagi siswa dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS IV SDN RANDUGUNTING 4 KOTA TEGAL SKRIPSI

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS IV SDN RANDUGUNTING 4 KOTA TEGAL SKRIPSI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS IV SDN RANDUGUNTING 4 KOTA TEGAL SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

SKRIPSI. disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Disusun oleh : Farid Al Baladi ( )

SKRIPSI. disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Disusun oleh : Farid Al Baladi ( ) PERBANDINGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS IV SD DI-GUGUS DIPONEGORO KECAMATAN MEJOBO KABUPATEN KUDUS SKRIPSI disusun

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi juga merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang berkaitan dengan mengetahui alam secara sistematis. IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UANG PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KEPANDEAN 3 KABUPATEN TEGAL

KEEFEKTIFAN MODEL PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UANG PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KEPANDEAN 3 KABUPATEN TEGAL KEEFEKTIFAN MODEL PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UANG PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KEPANDEAN 3 KABUPATEN TEGAL SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua subjek penelitian yang berbeda, yaitu di SD Negeri Sidorejo Lor 04 Salatiga dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia sangatlah penting. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang telah menuntut manusia untuk selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pendidikan IPA SD BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Pendidikan IPA SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang dipelajari oleh semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam rangka menghadapi era kompetisi yang mengacu pada penguasaan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN STRATEGI CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR NEGERI PEKAUMAN 2 KOTA TEGAL

KEEFEKTIFAN STRATEGI CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR NEGERI PEKAUMAN 2 KOTA TEGAL KEEFEKTIFAN STRATEGI CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR NEGERI PEKAUMAN 2 KOTA TEGAL Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Elisabet

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Elisabet KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS IV SDN GEDANGAN 01 SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN TEORI Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang Sekolah Dasar

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL PAIR CHECK DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA PESERTA DIDIK KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGKEMIRI KABUPATEN BANYUMAS

KEEFEKTIFAN MODEL PAIR CHECK DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA PESERTA DIDIK KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGKEMIRI KABUPATEN BANYUMAS KEEFEKTIFAN MODEL PAIR CHECK DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA PESERTA DIDIK KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGKEMIRI KABUPATEN BANYUMAS Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran IPA Latar belakang pembelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi peserta didik untuk menghadapi masa depannya. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses kompleks yang mencakup

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA Derin Nurfajriyah 1, Ani Nur Aeni 2, Asep Kurnia Jayadinata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Metode STAD Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI STRUKTUR BUMI DI KELAS V SD NEGERI AJIBARANG WETAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI STRUKTUR BUMI DI KELAS V SD NEGERI AJIBARANG WETAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI STRUKTUR BUMI DI KELAS V SD NEGERI AJIBARANG WETAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu dari 5 mata pelajaran utama yang diajarkan dari di sekolah dasar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap orang berhak untuk mendapatkan pendidikan. Dalam Undang-Undang Pendidikan No.20 tahun

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh CARINA ASTRIE LEONY WIYANDA NIM 090210102082 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran CTL 2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran CTL Peneliti memilih model pembelajaran CTL, dengan alasan model pembelajaran CTL mampu memfasilitasi

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kunci yang nantinya akan membuka pintu ke arah modernisasi dan kemajuan suatu bangsa. Tujuan pendidikan nasional Indonesia terdapat pada

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Yulia Rahmi Astutik

SKRIPSI. untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh Yulia Rahmi Astutik KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE DAN MAKE A MATCH PADA HASIL BELAJAR IPA KELAS 4 SD NEGERI UJUNG UJUNG 01 DAN 02 TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI Oleh Shaufan Habibi NIM 080210102031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL SNOW BALLING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL SNOW BALLING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SKRIPSI PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL SNOW BALLING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S1 Pendidikan Biologi Disusun

Lebih terperinci

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 57. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Belajar merupakan usaha memperoleh perubahan tingkah laku, ini mengandung makna ciri proses belajar adalah perubahan- perubahan tingkah laku dalam diri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu alam atau dalam bahasa Inggris disebut natural science atau ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 1

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 1 Komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan yang utama. Peranan guru adalah menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional (BNSP, 2006) menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

Skripsi. disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Skripsi. disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1 KOTA TEGAL Skripsi disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah merupakan hal yang mendasar dalam peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD PALIYAN II GUNUNGKIDUL SKRIPSI

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD PALIYAN II GUNUNGKIDUL SKRIPSI PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD PALIYAN II GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI TUMIYANG KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

PENERAPAN MODEL EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI TUMIYANG KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI PENERAPAN MODEL EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI TUMIYANG KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KEEFEKTIFAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR CERITA ANAK PADA KELAS V SDN GROBOG KULON 01 KABUPATEN TEGAL Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat memeroleh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pendahuluan Pendalaman Materi Fisika SMP

PENDAHULUAN. Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pendahuluan Pendalaman Materi Fisika SMP PENDAHULUAN Dengan mengacu kepada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam standar nasional pendidikan, setiap satuan pendidikan (sekolah) diberi kebebasan (harus) mengembangkan Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IPA merupakan salah satu mata pelajaran bagian dari kurikulum yang harus dikuasai siswa sesuai tingkat sekolah dari jenjang dasar sampai tingkat lanjutan. Semakin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD 2.1.1.1. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu bagian dari ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

Hani Nurhayanti, M.Pd (Dosen STEI Bina Cipta Madani Karawang)

Hani Nurhayanti, M.Pd (Dosen STEI Bina Cipta Madani Karawang) PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (STUDI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI BANDUNG) Hani Nurhayanti, M.Pd (Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global sekarang ini menuntut individu untuk berkembang menjadi manusia berkualitas yang memiliki

Lebih terperinci

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum pendidikan di Indonesia tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

Journal of Elementary Education

Journal of Elementary Education JEE 3 (2) (2014) Journal of Elementary Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jee KEEFEKTIFAN KARTU PINTAR PENGETAHUAN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI Dina Mursalina Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu meningkatkan kualitas bangsa baik pada bidang ekonomi, politik, sosial budaya, maupun

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh: PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA AL - ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009-2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: DIAN PURNAMASARI K

SKRIPSI. Oleh: DIAN PURNAMASARI K PENGARUH PENERAPAN MEDIA AUGMENTED REALITY BERBASIS DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI DARAH SKRIPSI Oleh: DIAN PURNAMASARI K4310019 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI JUMAPOLO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: ANDI WAHYUDI K4310005 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Defenisi Pembelajaran Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yaitu suatu proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara sadar oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci