BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok. Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok. Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Kondisi Kecerdasan Interpersonal Santri Di Pondok Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen Kecerdasan interpersonal merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki seseorang, karena kecerdasan ini membantu seseorang dalam bekerja maupun sekedar berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal biasanya terlihat pada orang-orang yang berprofesi sebagai guru, pemimpin agama, konselor dan lain sebagainya yang berorientasi pada bidang sosial. Kecerdasan interpersonal sangat penting dimiliki semua orang tak terkecuali. Terlebih bagi mereka para santri di pondok pesantren yang nantinya mereka akan mengajarkan, mengamalkan ilmu mereka serta mengabdi kepada masyarakat rasanya kecerdasan interpersonal sangat membantu sekali bagi mereka, sehingga pondok pesantren berupaya mengembangkan kecerdasan interpersonal santri yang menjadi bekal bagi mereka saat lulus dari pesantren selain bekal ilmu-ilmu agama. Berdasarkan data dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pengurus Pondok Pesantren Al-Utsmani Winong Gejlig Kajen menyebutkan bahwa kondisi kecerdasan interpersonal santri-santri disana tergolong kurang pada awalanya, baik santri putra ataupun putri. telebi. Ini terlihat dari sikap acuh tak acuh mereka terhadap teman, baik teman satu kelas atau satu kamar. Mereka akan memiliki kepekaan dan mau berbagi 58

2 59 rasa hanya kepada teman akrab saja. Terlebih santri-santri yang masih kecil, hal itu pasti akan ada. Jika sikap acuh mereka tidak dihilangkan maka untuk hidup bersama dan bekerjasama dengan orang lain sangatlah sulit. Jika dalam lingkup pesantren saja sulit, maka bisa jadi hal tersebut akan terbawa sampai nanti saat mereka sudah lulus dari pesantren. Mereka akan menjadi manusia yang tertutup dan aka nada rasa canggung saat bersentuhan dengan masyarakat secara langsung, jika hal ini terjadi harapan pesantren menjadikan santrinya manusia yang berkepribadian islami dan mamputurut serta dalam pembangunan masyarakat akan musnah. Maka dari itulah pondok pesantren Al-Utsmani Winong Gejlig Kajen berupaya membantu mengebangkan kecerdasan interpersonal santrinya dengan program-program kegiatan yang ada. B. Analisis Strategi Pengembangan Kecerdasan Interpersonal (Sosial) Santri Di Pondok Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen Seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya mengenai pentingnya kecerdasan interpersonal untuk dimiliki oleh seseorang, khususnya bagi para santri yang nantinya kecerdasan tersebut bisa mempermudah santri baik saat bersama teman sesama santri, berada ditengah-tengah masyarakat ataupun saat mereka berada di lingkungan baru, sehingga ada beberapa strategi yang dilakukan oleh pondok pesantren untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal santri.

3 60 Dari hasil wawancara yang diperoleh menyatakan bahwa analisis dari strategi pengembangan kecerdasan interpersonal yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Utsmani Winong Gejlig Kajen adalah: a. Musyawarah (antar santri) Musyawarah yang diadakan oleh Pondok Pesantren Al-Utsmani adalah dengan: a) Santri baik putra ataupun putri yang bisa dikatakan sudah pada tingkat akhir berkumpul bersama berserta beberapa dewan asatidz untuk melakukan musyawarah. b) Setiap santri membawa kitab yang akan dikaji. c) Setiap santri membawa kitab sebagai refrensi yang berhubungan dengan yang dikaji. d) Salah seorang santri membaca, mengartikan serta menjelaskan apa yang dibacanya, kemudian dikaji oleh semua peserta baik santri maupun dewan asatidz dengan berpendapat secara tertib dan santun. Musyawarah adalah salah satu cara yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Utsmani untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi santrinya. Kegiatan ini membiasakan santri untuk berbicara, mendengarkan, memberikan umpan balik, dan menanggapi orang lain melalui pendapat-pendapatnya. Dengan hal tersebut salah satu dimensi kecerdasan interpersonal dapat berkembang.

4 61 Kegiatan musyawarah yang dilaksanakan oleh santri Pondok Pesantren Al-Utsmani sangat efektif, tidak hanya satu atau dua santri saja yang beradu pendapat namun semua santri yang ada turut mengeluarkan pendapat. Dalam kegiatan ini akan sedikit muncul persaingan, bukan persaingan membuktikan siapa yang hebat, namun bersaing dalam menguatkan pendapat masing-masing. b. Penerjunan di masyarakat Penerjunan di masyarakat ini dengan memberikan tugas kepada para santri, baik sekedar menghadiri undangan atau untuk mengisi acara tertentu. Khususnya acara di luar pondok yang berkenaan langsung dengan masyarakat luar pondok, yang tentunya masih dalam dalam pengawasan pengurus pondok. Memberikan kesempatan pada santri untuk berada di tengahtengah masyarakat akan menjadikan santri memiliki sikap-sikap yang mendukung dirinya untuk bisa menyesuaikan dengan masyarakat tersebut, seperti bekerjasama dengan orang lain, membantu orang lain. Jika hal ini dilatih terus menerus santri akan memiliki sikap prososial yang bagus, tentunya dengan dibantu dengan cara-cara lain. Dari kegiatan ini santri mulai terlatih dan terbiasa berhubungan dengan orang lain, dan berusaha akan membangun hubungan yang baik.

5 62 c. Kegiatan Khitobah Pondok Pesantren Al-Utsmani memiliki sebuah program yang membantu mengembangkan kecerdasan santrinya baik dalam segi bahasa ataupun kecerdasan interpersonal. Kegiatan ini dilakukan seperti sebuah acara pengajian dimana seorang santri menjadi penceramah dan yang lain menjadi pelengkap seperti menjadi qori, pengisi sambutan, pembaca simtudduror dan doa. Ceramah yang disampaikan disesuaikan dengan tema yang diberikan oleh dewan asatidz, misal peringatan Maulid Nabi SAW atau peringatan Isra Mi raj. Melalui kegiatan ini, santri diharapkan memiliki mental yang bagus agar nantinya saat berhadapan dengan orang banyak tidak grogi. Selain itu, disini mereka diajarkan merangkai kalimat-kalimat yang tepat untuk menyampaikan sesuatu dan berbahasa yang baik. Seperti yang telah dijelaskan bahwa orang yang memiliki kecerdasan interpersonal yang baik terlihat pada para penceramah, guru, konselor dan sebagainya, sehingga dirasa kegiatan ini membantu sekali dalam pengembangan kecerdasan interpersonal. d. Kerja bakti Kerja bakti merupakan sebuah kegiatan yang selalu ada disetiap pondok pesantren, namun di Pondok Pesantren Al-Utsmani ini kerja bakti selain untuk menjaga kebersihan, kegiatan ini dimaksudkan untuk membentuk kerjasama dengan yang lain, baik dengan sesama

6 63 santri maupun dengan masyarakat luar pondok. Kegiatan ini dilakukan setiap jum at pagi. Kegiatan antara santri putra dan putri sebenarnya sama, yang membedakan santri putri hanya membersihkan di area asrama putri saja, sedangkan putra sampai keluar asrama putra mengingat santri putra tidak terlalu ketat peraturannya. Kegiatan yang dilakukan santri putra diluar area asrama ini seperti membersihkan selokan bersama dengan beberapa warga terdekat. Kerjasama dan tolong menolong dalam kegiatan ini adalah hal yang utama, sehingga dengan kegiatan ini santri berlatih untuk bekerjasama dengan orang lain walaupun bukan teman akrabnya, sehingga dengan sendirinya sikap kerjasama dan tolong menolong akan tertanam dalam diri santri. Dalam kegiatan ini, santri terlihat senang dan tidak mempermasalahkan dengan siapa mereka bekerja, siapa yang mereka tolong. Kebiasaan yang seperti ini, yang diharapkan akan dibawa santri saat mereka lulus nanti atau saat mereka berhadapan dengan masyarakat. e. Penanaman akhlak dan pencontohan Penanaman akhlak sangatlah penting dilakukan kepada santri. Penanaman akhlak yang dilakukan oleh pihak Pondok Pesantren Al- Utsmani adalah dengan memberikan pelajaran-pelajaran akhlak, selain itu dengan memberikan nasehat kepada mereka. Selain penanaman akhlak, pencontohan juga sangat penting. Biasanya pencontohan atau

7 64 pemberian contoh akan lebih mengena pada santri terlebih santri-santri yang bisa dikatakan masih kecil. Pemberian contoh akan lebih mengena kepada santri selain dengan menanamkan akhlak yang baik kepada mereka. Melihat sesuatu secara langsung akan lebih diingat dan mudah diikuti oleh seseorang. Santri akan mengingat selalu apa yang dikatakan oleh dewan asatidz, kyai atau bahkan santri yang lain apalagi jika mereka bisa melihat langsung sesuatu itu, karena bagi mereka berarti ada kesesuaian antara perkataan dan perbuatan, sehingga memantabkan seorang santri untuk melakukan hal-hal yang telah diajarkan. f. Praktik mengajar Praktik mengajar merupakan salah satu program Pondok Pesantren Al-Utsmani yang sangat membantu santri, baik dari segi kecerdasan berkomunikasi, berbahasa, dan kecerdasan sosial. Praktik mengajar ini biasanya diberlakukan pada santri-santri yang sudah senior. Praktik ini dimulai dari mengajar TPQ milik pondok pesantren pada sore hari atau Madrasah Diniyah dimalam hari (ba da maghrib). Tingkatan kelas yang diajar oleh para santri adalah untuk TPQ semua tingkatan, hanya saja untuk Madrasah Diniyah tidak semua tingkatan diajar, hanya kelas-kelas awal saja. Pelajaran yang diajarkan sama seperti saat mereka pertama belajar disana serta disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan.

8 65 Kegiatan praktik mengajar ini sangat bagus untuk santri, banyak sikap dan kecerdasan yang dikembangkan dengan kegiatan ini seperti halnya sikap tolong menolong, kerjasama walaupun dengan yang lebih muda, ketrampilan komunikasi, etika yang baik, sikap empati dan lain sebagainya. Dengan kegiatan ini nantinya santri yang sudah keluar dari pondok bisa bermanfaat, mampu menyesuaikan diri serta mampu membawa dirinya dimanapun ia berada. C. Analisis Peran Pondok Pesantren Dalam Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal (Sosial) Santri Di Pondok Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen Pondok pesantren selain sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan tentang ilmu-ilmu agama, akhlak, dan ilmu-ilmu lain, pondok pesantren juga memiliki peran dalam mengembangkan kecerdasan yang dimiliki oleh santri, terlebih kecerdasan interpersonal yang dengan kecerdasan tersebut santri dapat membangun relasi dengan orang lain secara baik, bekerja dengan baik, mengamalkan ilmu-ilmu yang dipelajarinya di pesantren dan turut serta membangun masyarakat. Pondok Pesantren Al-Utsmani Winong Gejlig Kajen memiliki peran dalam mengembangkan kecerdasan interpersonal santri-santrinya sebagai berikut: a. Sebagai Wadah Pengembangan Kecerdasan Santri

9 66 Pondok pesantren meruapakan lembaga pendidikan yang memiliki banyak peran. Selain sebagai lembaga pendidikan dan dakwah, pondok pesantren juga memiliki peran sebagai wadah pengembangan kecerdasan bagi para santri yang berbeda-beda. Dalam pesantren kecerdasan santri dikembangkan, mulai dari kecerdasan berbahasa, kecerdasan musik terlebih kecerdasan interpersonal. Setiap kegiatan yang ada dalam pesantren memiliki maksud tersendiri, selain untuk mendidik juga merupakan sebuah wadah untuk mengembangkan kecerdasan bagi santrinya. Setiap santri pastilah memiliki kecerdasan terlebih kecerdasan interpersonal yang sangat membantu dalam berhubungan dengan orang lain, sehingga pondok pesantren mengupayakan mengembangkan kecerdasan interpersonal tersebut. Sebagai wadah pengembangan kecerdasan santri, pondok merupakan wadah pengembangan kecerdasan interpersonal yang paling bagus, mengapa demikian. Dalam pondok pesantren terdapat banyak santri yang berbeda-beda baik dari latar belakang, bahasa suku dan yang lain, sehingga untuk dapat menyatukan pola pikir serta tujuan santri harus pandai-pandai beradaptasi dengan lingkungannya tersebut, yang nanti hal tersebut akan terulang ketika santri lulus dan keluar dari pesantren dan hidup bermasyarakat. Seperti halnya di Pondok Pesantren Al-Utsmani yang santrinya sangat bermacam-macam, sehingga mengejarkan para santrinya mampu beradaptasi dengan

10 67 lingkungan baru dan orang-orang baru yang didukung dengan kegiatan-kegiatan yang lain. b. Sebagai Tempat Pelatihan Pelatihan yang dimaksud disini adalah melatih santri bagaimana agar mereka mampu mengamalkan ilmunya, berhubungan baik dengan orang lain. Latihan-latihan yang ada di Pondok Pesantren Al-Utsmani juga dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang menjadi program pesantren. Pelatihan ini yang nantinya akan membuat santri terbiasa, yang kemudian kebiasaan tersebut dibawa sampai mereka lulus. Kegiatan-kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Al-Utsmani sendiri melatih santrinya untuk terbiasa tolong menolong, berbagi rasa, bertutur kata santun dan lain sebagainya. Misalnya melalui kegiatan gotong-royong antara santri dengan warga sekitar pesantren untuk mensuskseskan acara yang diselenggarakan seperti pengajian, melatih santri untuk dapat bekerjasama, serta tolong menolong dengan siapapun, tanpa memandang tua atau muda, akrab atau tidak. Latihan ini yang membuat santri terbiasa untuk bekerjasama dengan siapapun, sehingga kebiasaan tersebut terbawa sampai saat mereka benar-benar berada ditengah-tengah masyarakat yang sesungguhnya. Dengan latihan-latihan kecerdasan interpersonal santri akan berkembang terusmenerus dengan baik.

11 68 c. Sebagai Fasilitator Pondok pesantren selain seabagi lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu-ilmu agama, juga menyediakan begitu banyak kegiatan dan memudahkan santri dalam mengembangkan kecerdasan interpersonalnya sehingga para santri memiliki kecerdasan interpersonal yang baik. Kemudahan yang ditawarkan Pondok Pesantren Al-Utsmani dalam mengembangkan kecerdasan interpersonal santrinya adalah dengan melalui kegiatan-kegiatan yang ada, seperti kegiatan khitobah, kerja bakti, praktik mengajar sampai menanamkan akhlak serta memberikan contoh kepada santrinya bagaimana harusnya membangun relasi yang baik dengan orang lain. Kegiatan-kegiatan yang disebutkan sangat membantu sekali dan mempermudah santri Pondok Pesantren Al-Utsmani mengembangkan kecerdasan interpersonalnya, sehingga mereka tidak melulu mendapatkan teori-teori saja untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal namun lebih langsung untuk mempraktikkan.

BAB III PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL- UTSMANI WINONG GEJLIG KAJEN

BAB III PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL- UTSMANI WINONG GEJLIG KAJEN BAB III PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL- UTSMANI WINONG GEJLIG KAJEN A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al- Utsmani Winong Gejlig Kajen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak maupun memanggil umat manusia untuk beriman serta taat kepada Allah Swt, serta sejalan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Sesuai dengan fokus masalah yang diajukan dan ditemukan penelitian. serta pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Sesuai dengan fokus masalah yang diajukan dan ditemukan penelitian. serta pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sesuai dengan fokus masalah yang diajukan dan ditemukan penelitian serta pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perencanaan yang dilakukan oleh Pondok

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN 23 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN A. Keadaan Umum Kelurahan Banyurip Kelurahan Banyurip adalah satu Kelurahan di Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA Adanya sebuah lembaga pendidikan agama Islam, apalagi pondok pesantren dalam

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GARUT, : a. bahwa sehubungan telah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN. Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN. Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Pembinaan Akhlak Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN AL QUR'AN (TPQ) AL-ISHLAH DESA CANDI KEC. BANDAR KAB. BATANG. A. Analisis Tentang Motivasi Orang Tua

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning BAB V PEMBAHASAN A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat melalui kegiatan pengajian kitab kuning Berdasarkan data yang telah didapat dari lokasi di desa Siyotobagus tepatnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG 45 BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG A. Analisis Materi Pendidikan Akhlak di MI Islamiyah Kluwih Kec. Bandar Kab. Batang Banyak pendapat pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL Data-data yang telah diperoleh akan penulis analisa dalam Bab

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 152 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dituangkan pada bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya, gerak dan tangis yang pertama saat dia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI JAMAAH MAJELIS AL-MUQORROBIN KENDAL TERHADAP PENGGUNAAN PARABAHASA DAN GERAKAN TANGAN DALAM DAKWAH HABIB MUHAMMAD FIRDAUS

BAB IV ANALISIS PERSEPSI JAMAAH MAJELIS AL-MUQORROBIN KENDAL TERHADAP PENGGUNAAN PARABAHASA DAN GERAKAN TANGAN DALAM DAKWAH HABIB MUHAMMAD FIRDAUS BAB IV ANALISIS PERSEPSI JAMAAH MAJELIS AL-MUQORROBIN KENDAL TERHADAP PENGGUNAAN PARABAHASA DAN GERAKAN TANGAN DALAM DAKWAH HABIB MUHAMMAD FIRDAUS Dakwah merupakan kegiatan yang mengajak kepada Amar Ma

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kaya dan miskin tidak akan pernah selesai tanpa adanya sistem berbagi. Kehidupan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kaya dan miskin tidak akan pernah selesai tanpa adanya sistem berbagi. Kehidupan yang 121 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kehidupan menjadi sandiwara, ada yang kaya dan ada yang miskin. Permasalahan kaya dan miskin tidak akan pernah selesai tanpa adanya sistem berbagi. Kehidupan

Lebih terperinci

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi BAB IV ANALISIS PERAN TATA TERTIB PONDOK PESANTREN DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM SANTRI PONDOK PESANTREN AL-MASYHAD MAMBAUL FALLAH SAMPANGAN PEKALONGAN A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. SPMAA, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Implementasi Pembelajaran Profetik dalam Pembentukan Karakter

BAB V PENUTUP. SPMAA, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Implementasi Pembelajaran Profetik dalam Pembentukan Karakter 132 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari pembahasan dan hasil temuan penelitian tentang implementasi pembelajaran profetik dalam pembentukan santri di pondok pesantren SPMAA, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Lebih terperinci

lah sebagaimana ditinjau dengan berbagai konsep di atas dan juga agar mempe

lah sebagaimana ditinjau dengan berbagai konsep di atas dan juga agar mempe BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis figur kepemimpinan kyai pondok pesantren dalam membentuk pribadi muslim yang seutuhnya.

Lebih terperinci

PROPOSAL KEGIATAN HAUL DAN KHATAMAN PONPES AL ASROR 2006

PROPOSAL KEGIATAN HAUL DAN KHATAMAN PONPES AL ASROR 2006 PROPOSAL KEGIATAN HAUL DAN KHATAMAN PONPES AL ASROR 2006 LATAR BELAKANG Pondok pesantren (Ponpes) sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam mempunyai peran yang sangat penting dalam membina umat khususnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 84 BAB IV ANALISIS DATA A. Implementasi UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 terhadap Pengembangan Kurikulum di Madrasah Miftahul Ulum Sidogiri Pasuruan Madrasah Miftahul Ulum Sidogiri Pasuruan adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (punishment) sebagai ganjaran atau balasan terhadap ketidakpatuhan agar

BAB I PENDAHULUAN. (punishment) sebagai ganjaran atau balasan terhadap ketidakpatuhan agar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya manusia yang melakukan tindakan tidak sesuai dengan aturan atau ketertiban yang dibuat oleh suatu negara, organisasi, pendidikan, kelompok atau individu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Pada bab ini, penulis akan menganalisis kebijakan pemerintah kelurahan

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL LEMBAGA PEMASYARAKATAN

BAB IV PROFIL LEMBAGA PEMASYARAKATAN BAB IV PROFIL LEMBAGA PEMASYARAKATAN A. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kota Pekalongan 1. Profil Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kota Pekalongan Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, dijalani dalam lingkup masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, dijalani dalam lingkup masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia ini, dijalani dalam lingkup masyarakat. Masyarakat terdiri dari beberapa keluarga yang saling hidup berdampingan, dan mereka hidup bertetangga.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS APLIKASI METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH RAUDLOTUL MUTA ALIMIN SUKOLILAN PATEBON KENDAL

BAB IV ANALISIS APLIKASI METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH RAUDLOTUL MUTA ALIMIN SUKOLILAN PATEBON KENDAL BAB IV ANALISIS APLIKASI METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH RAUDLOTUL MUTA ALIMIN SUKOLILAN PATEBON KENDAL A. Analisis Penerapan Metode Keteladanan Dalam Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat agar mau menerima sekaligus

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiah Pondok Pesantren Madrasah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala menurunnya tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan di pesantren. Karenanya, penulis mencari

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Angket adalah daftar pertanyaan yang diajukan kepada santri Pondok Pesantren Nurul Iman Al-

BAB III PENYAJIAN DATA. Angket adalah daftar pertanyaan yang diajukan kepada santri Pondok Pesantren Nurul Iman Al- BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini, penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari lokasi penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung Pembinaan akhlak menjadi prioritas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL MA ARIF DALAM UPAYA PEMBINAAN AKHLAK SANTRI

BAB IV ANALISIS TERHADAP STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL MA ARIF DALAM UPAYA PEMBINAAN AKHLAK SANTRI BAB IV ANALISIS TERHADAP STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DARUL MA ARIF DALAM UPAYA PEMBINAAN AKHLAK SANTRI 4.1 Analisis Strategi Dakwah Pondok Pesantren Darul Ma arif III Sintang Kalimantan Barat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia telah melahirkan suatu perubahan dalam semua aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak tertutup kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang hidup saling bergantung dan membutuhkan ditengah-tengah masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk sosial, tentunya

Lebih terperinci

TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM. 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah

TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM. 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah Para pengurus demak, para peziarah yang datang Setiap hari di

Lebih terperinci

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat,

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat, BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG A. Pendidikan, Agama, Ekonomi, dan Sosial Budaya Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan dengan penerjunan mahasiswa peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 175 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan diambil dari analisis dan penafsiran terhadap hasil penelitian berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan pada Bab I. Oleh karena, itu kesimpulan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK PESANTREN AL-MASYHAD MANBA UL FALAH SAMPANGAN PEKALONGAN A. Analisis Nilai-Nilai Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

2.01. Jumlah Pondok Pesantren dan Tipologinya *) Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah Pontren Berdasarkan Tipe. No. Provinsi PP

2.01. Jumlah Pondok Pesantren dan Tipologinya *) Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah Pontren Berdasarkan Tipe. No. Provinsi PP 2.01. Pondok Pesantren dan Tipologinya *) No. Provinsi PP Pontren Berdasarkan Tipe Salafiyah Khalafiyah Kombinasi 1.323 1.132 21 170 181 42 58 81 228 102 110 16 181 26 137 18 185 66 17 102 362 85 26 251

Lebih terperinci

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan manusia melalui pengembangan seluruh potensinya sesuai dengan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA MAHASISWA SANTRI DALAM MENCAPAI PRESTASI BELAJAR DI STAIN PEKALONGAN. (Studi Kasus Mahasiswa PAI Angkatan 2013 di

BAB IV ANALISIS UPAYA MAHASISWA SANTRI DALAM MENCAPAI PRESTASI BELAJAR DI STAIN PEKALONGAN. (Studi Kasus Mahasiswa PAI Angkatan 2013 di BAB IV ANALISIS UPAYA MAHASISWA SANTRI DALAM MENCAPAI PRESTASI BELAJAR DI STAIN PEKALONGAN (Studi Kasus Mahasiswa PAI Angkatan 2013 di Pondok Pesantren Al-Hadi min Aswaja) Dalam bagian ini berisi mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan bangsa didasarkan pada karakter yang harus dimiliki oleh generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki kebiasaan-kebiasaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN A. Paparan Data Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan di antaranya guru akidah akhlak, waka kesiswaan dan siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung,

Lebih terperinci

BAB V P E N U T U P. Penanaman Nilai-Nilai Sosial Pada Diri Siswa kelas III Pada Pembelajaran IPS di

BAB V P E N U T U P. Penanaman Nilai-Nilai Sosial Pada Diri Siswa kelas III Pada Pembelajaran IPS di BAB V P E N U T U P A. Simpulan Berdasarkan data yang telah disajikan dan kemudian dianalisis data mengenai Penanaman Nilai-Nilai Sosial Pada Diri Siswa kelas III Pada Pembelajaran IPS di MIN Andaman II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan hasil cipta manusia dan juga merupakan suatu kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap dan sifat manusia.

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK POSITIF DARI PEMBANGUNAN YAYASAN PONDOK PESANTREN AHLUS-SHOFA WAL-WAFA

BAB IV DAMPAK POSITIF DARI PEMBANGUNAN YAYASAN PONDOK PESANTREN AHLUS-SHOFA WAL-WAFA BAB IV DAMPAK POSITIF DARI PEMBANGUNAN YAYASAN PONDOK PESANTREN AHLUS-SHOFA WAL-WAFA A. Dampak sosial keagamaan Dengan berdirinya Yayasan Pondok Pesantren Ahlus-Shofa Wal- Wafa simiketawang Wonoayu Sidoarjo,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di Masjid Agung Kendal dikelompokkan menjadi empat yaitu kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan. a. Kegiatan harian, meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin. dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin. dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Hal ini dalam rangka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak dan kepribadian merupakan kebutuhan penting yang harus ditanamkan pada diri manusia. Akhlak mendapat derajat yang tinggi dalam Islam. Akhlak dapat merubah

Lebih terperinci

dari atau sama dengan S2 ( S2) yaitu 291 orang (0,9%) pengajar (Gambar 4.12). A.2. Program Pendidikan Terpadu Anak Harapan (DIKTERAPAN)

dari atau sama dengan S2 ( S2) yaitu 291 orang (0,9%) pengajar (Gambar 4.12). A.2. Program Pendidikan Terpadu Anak Harapan (DIKTERAPAN) dari atau sama dengan S2 ( S2) yaitu 291 orang (0,9%) pengajar (Gambar 4.12). A.2. Program Pendidikan Terpadu Anak Harapan (DIKTERAPAN) Program Pendidikan Terpadu Anak Harapan (DIKTERAPAN) adalah proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom 1. Remaja melakukan penyimpangan karena kurangnya pengetahuan agama. Akhlak remaja adalah tingkah laku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan

Lebih terperinci

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN 42 BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Titik Lokasi penelitian ini berada di wilayah Kabupaten Lamongan, dengan luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km2 atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus diberikan terhadap seorang anak. Pendidikan terbagi menjadi tiga yaitu pendidikan formal seperti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN PESERTA PEMBIASAAN DALAM PENDIDIKAN MODEL BOARDING SCHOOL DI MAS SIMBANG KULON PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN PESERTA PEMBIASAAN DALAM PENDIDIKAN MODEL BOARDING SCHOOL DI MAS SIMBANG KULON PEKALONGAN BAB IV ANALISIS UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN PESERTA DIDIK MELALUI PEMBIASAAN DALAM PENDIDIKAN MODEL BOARDING SCHOOL DI MAS SIMBANG KULON PEKALONGAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MAS

Lebih terperinci

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa Pendidikan Nasional di samping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendefinisian manusia dinyatakan Allah Swt. dalam Al-Qur an dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendefinisian manusia dinyatakan Allah Swt. dalam Al-Qur an dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendefinisian manusia dinyatakan Allah Swt. dalam Al-Qur an dengan menyebut manusia dengan istilah al-basyr, al-insan, dan al-nas. Allah memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR AN. (BTQ) PADA SISWA KELAS III MI Al FUTUHIYYAH SUMURKIDANG

BAB IV ANALISIS METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR AN. (BTQ) PADA SISWA KELAS III MI Al FUTUHIYYAH SUMURKIDANG BAB IV ANALISIS METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR AN (BTQ) PADA SISWA KELAS III MI Al FUTUHIYYAH SUMURKIDANG A. Analisis Penerapan Metode Pembelajaran BTQ Siswa Kelas III MI Al Futuhiyyah Sumurkidang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH FORUM KOMUNIKASI REMAJA ROMANSA. melakukan analisis terhadap metode dakwah yang dilakukan oleh ROMANSA di

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH FORUM KOMUNIKASI REMAJA ROMANSA. melakukan analisis terhadap metode dakwah yang dilakukan oleh ROMANSA di BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH FORUM KOMUNIKASI REMAJA ROMANSA Setelah penulis jabarkan mengenai landasan teori dalam bab dau dan obyek serta hasil penelitian dalam bab tiga. Dalam bagian ini penulis akan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. membimbing dan mendidik peserta didik berdasarkan hukum-hukum Islam. untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.

BAB I. Pendahuluan. membimbing dan mendidik peserta didik berdasarkan hukum-hukum Islam. untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat. BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Guru Agama Islam adalah orang yang mengajarkan bidang studi agama Islam. Guru agama juga diartikan sebagai orang dewasa yang memiliki kemampuan agama Islam secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Panti Sosial Asuhan Anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Panti Sosial Asuhan Anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Panti Sosial Asuhan Anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada

Lebih terperinci

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN SHOLAWAT WAHIDIYAH PADA MASA KH. ABDUL LATIF MADJID

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN SHOLAWAT WAHIDIYAH PADA MASA KH. ABDUL LATIF MADJID 74 BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PERKEMBANGAN SHOLAWAT WAHIDIYAH PADA MASA KH. ABDUL LATIF MADJID Berkaitan dengan pandangan masyarakat mengenai perkembangan sholawat wahidiyah pada masa KH. Abdul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III PERKARA WEWENANG MODIN DESA DALAM PROSEDUR PENCATATAN PERKAWINAN DI DESA KEBALANDONO KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PERKARA WEWENANG MODIN DESA DALAM PROSEDUR PENCATATAN PERKAWINAN DI DESA KEBALANDONO KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN BAB III PERKARA WEWENANG MODIN DESA DALAM PROSEDUR PENCATATAN PERKAWINAN DI DESA KEBALANDONO KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Tentang Desa Kebalandono Desa Kebalandono merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN WIB.

BAB I PENDAHULUAN WIB. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang dikategorikan sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia.1 Hal ini disebabkan karena banyaknya angka kelahiran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. jika yang dinamakan hidup bersama dan berdampingan pasti ada masalah

BAB IV ANALISA DATA. A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. jika yang dinamakan hidup bersama dan berdampingan pasti ada masalah BAB IV ANALISA DATA A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat Keadaan kerukunan di Desa Balonggarut antara Islam dan Hindu masuk dalam kategori damai tanpa konflik. Meskipun dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. Salah satu faktor penentu bagi kelestarian dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama yang sangat menekankan umatnya untuk menuntut ilmu, tidak terkecuali tua muda, laki-laki maupun perempuan, semua diisyaratkan untuk mencari ilmu.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN BAB V PEMBAHASAN A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin Kedisiplinan adalah kata kunci keberhasilan pendidikan. Kedisiplinan erat kaitannya dengan kepemimpinan, yang dalam organisasi pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN A. Kondisi Geografis Desa Cipete Kec. Pinang Kota Tangerang Banten Desa Cipete merupakan bagian dari Kota Tangerang Provinsi Banten,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam buku Etika Profesi Pendidikan). Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan jenjang

BAB I PENDAHULUAN. dalam buku Etika Profesi Pendidikan). Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan jenjang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat melaksanakan serangkaian kegiatan acara terencana dan terorganisir (Winkel, 2012). Di dalam sekolah siswa mendapatkan pendidikan dengan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 029/KN/77 TAHUN 1977 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GELADIAN PIMPINAN REGU PENGGALANG

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 029/KN/77 TAHUN 1977 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GELADIAN PIMPINAN REGU PENGGALANG KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 029/KN/77 TAHUN 1977 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GELADIAN PIMPINAN REGU PENGGALANG Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Menimbang Mengingat : 1.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN A. Sejarah Desa Sumberagung Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan Desa Sumberagung merupakan desa terbesar sekecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan khazanah pendidikan dan budaya Islam di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia, peran pesantren tidak diragukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dibutuhkan sistem pendidikan nasional yang mampu menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara bertahap, organisasi Muhammadiyah di Purwokerto tumbuh dan berkembang, terutama skala amal usahanya. Amal usaha Muhammadiyah di daerah Banyumas meliputi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. melakukan pembiasaan dalam pendidikan karakter. Pada masing-masing

BAB V PEMBAHASAN. melakukan pembiasaan dalam pendidikan karakter. Pada masing-masing 164 BAB V PEMBAHASAN A. Peran guru sebagai motivator dalam pendidikan karakter pada kurikulum 2013 Dalam perannya sebagai motivator guru memotivasi siswa untuk melakukan pembiasaan dalam pendidikan karakter.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang mempelajari tentang moral, etika maupun tingkah laku selain itu Pendidikan Kewarganegaraan mengandung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan deskripsi dan analisis terhadap proses pembelajaran untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan deskripsi dan analisis terhadap proses pembelajaran untuk BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi dan analisis terhadap proses pembelajaran untuk menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan sehingga tumbuh kemandirian pada peserta Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dituntut untuk dapat belajar atau menuntut ilmu sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan hanya mengetahui jawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun karakter, character building is never ending process

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun karakter, character building is never ending process 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membangun karakter, character building is never ending process pembentukan karakter adalah proses tanpa henti. Karakter atau watak merupakan komponen yang

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Desa Cikalong merupakan salah satu dari 13 desa di dalam wilayah Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat yang terletak di

Lebih terperinci

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN M.Nidhamul Maulana 1 (2014100703111119), Mumtaza Ulin Naila 2 (201410070311120), Zubaidi Bachtiar 3 (201410070311121), Maliatul Khairiyah 4 (201410070311122), Devi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jember. Atau sekitar 3 km dari jantung kota Jember dan 2 km dari pasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jember. Atau sekitar 3 km dari jantung kota Jember dan 2 km dari pasar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Pesantren Darus Sholah Jember Darus Sholah terletak di Jl. M.Yamin no 25 tegal besar kaliwates Jember. Atau sekitar 3 km dari jantung

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal

BAB V PEMBAHASAN. A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal BAB V PEMBAHASAN A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal Pogalan Trenggalek Segala sesuatu yang ditetapkan dalam lembaga pendidikan khususnya pada pondok pesantren, mulai dari tata

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 169 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan Berdasarka hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dituangkan pada babbab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Jenjang pendidikan yang

Lebih terperinci

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lingkup pendidikan agama pada lembaga pendidikan meliputi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah, Pendidikan Guru Agama,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Strategi Pembentukan Jiwa Kewirausahaan Santri di Pondok Pesantren Al-Ittifaq

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Strategi Pembentukan Jiwa Kewirausahaan Santri di Pondok Pesantren Al-Ittifaq V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pembentukan Jiwa Kewirausahaan Santri di Pondok Pesantren Al-Ittifaq Pondok Pesantren Al-Ittifaq mendidik para santri dengan ilmu berwirausaha agribisnis di samping

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN KITAB DI MAK SALAFIYAH SIMBANGKULON BUARAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN KITAB DI MAK SALAFIYAH SIMBANGKULON BUARAN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN KITAB DI MAK SALAFIYAH SIMBANGKULON BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Manajemen Pembelajaran Kitab di MAK Salafiyah 1. Analisis Perencanaan Pembelajaran Kitab di MAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat. Guru tidak hanya sebatas tugas yang harus

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kegiatan dakwah yang dilakukan Kyai Abdul Muiz di Pondok Pesantren

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam khas Indonesia merupakan pendidikan alternatif dari pendidikan formal yang dikelola oleh pemerintah. Pertama, karena pesantren

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 70 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Pada tanggal 4 April 2016 peneliti melakukan penelitian yang pertama. Peneliti datang ke sekolah MTs Darul Hikmah pada pukul 08.30 WIB. Ketika sampai di sekolahan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL KYAI DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN AGAMA SANTRI DI PONDOK

BAB IV ANALISIS PERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL KYAI DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN AGAMA SANTRI DI PONDOK BAB IV ANALISIS PERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL KYAI DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN AGAMA SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-INAYAH KEC. TEMPURAN, KAB. MAGELANG 4.1. Analisis Peran Komunikasi Interpersonal Kyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia dalam kehidupan sehari-hari memerlukan suatu jawaban atas berbagai masalah yang mereka hadapi. Mencari jawaban tersebut tidaklah mudah, manusia harus

Lebih terperinci