BAB V AREA BERISIKO SANITASI
|
|
- Teguh Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V AREA BERISIKO SANITASI Area Berisiko Santasi Kabupaten Wajo memiliki beberapa wilayah atau area berisiko sanitasi yakni, untuk Komponen Air Limbah terdapat 2 Kelurahan yang berisiko sangat tinggi dan 17 Desa/Kelurahan yang berisiko tinggi sedangkan yang berisiko Rendah dan Sangat Rendah masing-masing 20 Desa/Kelurahan dan 82 Desa/Kelurahan. Untuk Komponen Persampahan terdapat pula 5 Desa/Kelurahan yang berisiko sangat tinggi dan 16 Desa/Kelurahan yang berisiko tinggi sedangkan untuk Berisiko Rendah dan Sangat Rendah masing-masing 22 Desa/Kelurahan da 78 Desa/Kelurahan. Dan untuk Komponen Drainase terdapat 7 Desa/Kelurahan yang berisiko sangat tinggi dan 16 Desa/Kelurahan yang berisiko tinggi sedangkan untuk Berisiko Rendah dan Sangat Rendah masing-masing 36 Desa/kelurahan dan 62 Desa/Kelurahan. Dengan demikian untuk Sanitasi Kabupaten Wajo masih perlu pembenahan di beberapa Desa/Kelurahan yang ada di Kecamatan-Kecamatan. Penetuan Area Berisiko Sanitasi melalui Data Sekunder, Studi EHRA dan Persepsi SKPD berdasarkan Pengamatan/Survey Lapangan. Dari hasil skoring terhadap 3 (tiga) faktor penilaian dapat diidentifikasi 13 desa/kelurahan yang beresiko sangat tinggi (skor = 4), yang ditunjukkan dengan warna merah dan 34 desa/kelurahan yang beresiko tinggi (skor = 3), yang ditunjukkan dengan warna kuning. Sementara sebanyak 59 desa/kelurahan mempunyai resiko sanitasi rendah ditunjukkan dengan warna hijau dan sisanya 112 desa/kelurahan mempunyai resiko sanitasi sangat rendah ditunjukkan dengan warna biru. ( Peta 5.1 Peta Area berisiko sanitasi komponen air limbah domestic, Peta 5.2 Peta Area berisiko sanitasi komponen persampahan, Peta 5.3 Peta Area berisiko sanitasi komponen drainase, Tabel 5.1 Area berisiko sanitasi komponen air limbah domestik, Tabel 5.2 Area berisiko sanitasi komponen persampahan, Tabel 5.3 Area berisioko sanitasi komponen drainase ) 230
2 PPSP WAJO Peta 5.1 Peta Area berisiko sanitasi komponen air limbah domestik 231
3 PPSP WAJO Peta 5.2 Peta Area berisiko sanitasi komponen persampahan 232
4 PPSP WAJO Peta 5.3 Peta Area berisiko sanitasi komponen drainase 233
5 Tabel 5.1 Area berisiko sanitasi komponen air limbah domestik No Area Beresiko Wilayah Prioritas Air Limbah 1 Resiko 4 Kelurahan Sompe, Kecamatan Sabbangparu Kelurahan Anabanua Kecamatan Maniangpajo 2 Resiko 3 Kelurahan Paria, Kecamatan Majauleng Desa Cinnongtabi, Kecamatan Majauleng Desa Rumpia, Kecamatan Majauleng Kelurahan Siengkang, Kecamatan Tempe Kelurahan Pattirosompe, Kecamatan Tempe Kelurahan Tempe, Kecamatan Tempe Kelurahan Lapongkoda, Kecamatan Tempe Kelurahan Teddaopu, Kecamatan Tempe Kelurahan Wiringpalennae, Kecamatan Tempe Kelurahan Pincengpute, Kecamatan Tanasitolo Desa Assorajang, Kecamatan Tanasitolo Desa Mannagae, Kecamatan Tanasitolo Desa Padaelo, Kecamatan Penrang Desa Penrang, Kecamatan Penrang Area Berisiko Sangat Tinggi dari hasil EHRA terlihat di 2 Kecamatan yakni Kecamatan Sabbangparu dan Kecamatan Maniangpajo, sedangkan Area Berisiko Tinggi Terdapat di 4 Kecamatan yakni Kecamatan Majauleng, Kecamatan Tempe,, Kecamatan Tanasitolo dan Kecamatan Penrang. 234
6 Tabel 5.2 Area berisiko sanitasi komponen persampahan No Area Beresiko Wilayah Prioritas Persampahan 1 Resiko 4 Kelurahan Sompe, Kecamatan Sabbangparu Kelurahan Cina, Kecamatan Pammana Desa Rumpia, Kecamatan Majauleng Desa Ongkoe, Kecamatan Belawa Desa Mannagae, Kecamatan Tanasitolo Kelurahan Anabanua, Kecamatan Maniangpajo 2 Resiko 3 Kelurahan Talotenreng, Kecamatan Sabbangparu Kelurahan Pammana, Kecamatan Pammana Kelurahan Paria, Kecamatan Majauleng Desa Cinnongtabi, Kecamatan Majauleng Kelurahan Bulu Pabbulu, Kecamatan Tempe Kelurahan Pincengpute, Kecamatan Tanasitolo Kelurahan Baru Tancung, Kecamatan Tanasilolo Desa Assorajang, Kecamatan Tanasitolo Desa Mattirowalie, Kecamatan Maniangpajo Desa Padaelo, Kecamatan Penrang Desa Penrang, Kecamatan Penrang Desa Tadangpalie, Kecamatan Penrang Desa Raddae, Kecamatan Penrang Area Berisiko Sangat Tinggi dari hasil EHRA terlihat di 6 Kecamatan yakni Kecamatan Sabbangparu, Kecamatan Pammana, Kecamatan Majauleng Kecamatan Belawa, Kecamatan Tanasitolo dan Kecamatan Maniangpajo, sedangkan Area Berisiko Tinggi Terdapat di 7 Kecamatan yakni Kecamatan Sabbangparu, Kecamatan Pammana, Kecamatan Majauleng, Kecamatan Tempe, Kecamatan Tanasitolo, Kecamatan Maniangpajo dan Kecamatan Penrang. 235
7 Tabel 5.3 Area berisioko sanitasi komponen drainase No Area Beresiko Wilayah Prioritas Drainase 1 Resiko 4 Kelurahan Watallipue, Kecamatan Tempe Keluraha Mattirotappareng, Kecamatan Tempe Keluraha Macero, Kecamatan Belawa Desa Leppangeng, Kecamatan Belawa Kelurahan Solo, Kecamatan Bola 2 Resiko 3 Desa Woronge, Kecamatan Sabbangparu Kelurahan Cina, Kecamatan Pammana Desa Lampulung, Kecamatan Pammana Desa Watampanua, Kecamatan Pammana Desa Tadangpalie, Kecamatan Pammana Kelurahan Maddukkelleng, Kecamatan Tempe Kelurahan Laelo, Kecamatan Tempe Kelurahan Salomenraleng, Kecamatan Tempe Kelurahan Wiringpalennae, Kecamatan Tempe Kelurahan Atakkae, Kecamatan Tempe Kelurahan Tancung, Kecamatan Tanasitolo Desa Rajamawellang, Kecamatan Bola Area Berisiko Sangat Tinggi dari hasil EHRA terlihat di 3 Kecamatan yakni Kecamatan Tempe, Kecamatan Belawa dan Kecamatan Bola sedangkan Area Berisiko Tinggi Terdapat di 5 Kecamatan yakni Kecamatan Sabbangparu, Kecamatan Pammana, Kecamatan Tempe, Kecamatan Tanasitolo dan Kecamatan Bola. 236
BAB V AREA BERISIKO SANITASI
BAB V AREA BERISIKO SANITASI Area Berisiko Santasi Kabupaten Wajo memiliki beberapa wilayah atau area berisiko sanitasi yakni, untuk Komponen Air Limbah terdapat 5 Kelurahan yang berisiko sangat tinggi
Lebih terperinciPROFIL SANITASI WILAYAH
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Pemaparan pada bab ini mengenai profil sanitasi wilayah yang mencangkup wilayah kajian sanitasi, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terkait sanitasi, pengelolaan air
Lebih terperinciBUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Maksud dilakukannya
Lebih terperinciBAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANTASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANTASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN 4.1 Pelaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) terkait Sanitasi Sesuai dengan Rencana Strategis Sanitasi Kota dijelaskan bahwa Aspek PHBS
Lebih terperinciLINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN WAJO PER TANGGAL 26 FEBRUARI 2017
DAFTAR NAMA JABATAN LOWONG PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN WAJO PER TANGGAL 26 FEBRUARI 207 NO. URUT SKPD JABATAN Sekretariat Kepala Subbagian Pekerjaan Umum Bagian Administrasi
Lebih terperinci5.1. Area Beresiko Sanitasi
5.1. Area Beresiko Sanitasi Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup
Lebih terperinciBAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1
BAB 5: Hal 5-5. AREA BERESIKO SANITASI Penetapan area beresiko sanitasi di Kota Banjarbaru didapatkan dari kompilasi hasil skoring terhadap data sekunder sanitasi, hasil studi EHRA dan persepsi SKPD terkait
Lebih terperinciBUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014
BAB V AREA BERESIKO SANITASI 5.1. Area Beresiko Sanitasi Resiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor
Lebih terperinciBAB 5 AREA BERESIKO SANITASI INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI
BAB 5 INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI AREA BERESIKO SANITASI Area beresiko Sanitasi adalah Area atau Wilayah dimana pada area tersebut terjadi penurunan kualitas hidup, kesehatan,
Lebih terperinciBab 5: 5.1 AREA BERESIKO SANITASI
Bab 5: Survey EHRA oleh Enumurator DInas 5.1 AREA BERESIKO SANITASI Penetapan area beresiko sanitasi di Kota Banjarbaru didapatkan dari kompilasi hasil skoring terhadap data sekunder sanitasi, hasil studi
Lebih terperinciSekapur Sirih. Penutup
Penutup Sekapur Sirih Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan besar bangsa yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan. Pembangunan yang melalui proses perencanaan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN WAJO TAHUN 2012-2032 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WAJO Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan
Lebih terperinciBAB 5 INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI
BAB 5 INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1 Area Berisiko Sanitasi Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG. Pendahuluan 1
Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Selama ini pembangunan di sektor sanitasi dan pengelolaannya kurang mendapatkan perhatian dan prioritas di berbagai daerah di Indonesia, dimana baru
Lebih terperinciBAB 5. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2014
BAB 5 Area Berisiko Sanitasi Bab ini menyajikan hasil kegiatan penetapan area berisiko sanitasi dan hasil analisis posisi pengelolaan sanitasi saat ini dan penyebab risiko utama di masing-masing area berisiko.
Lebih terperinci5.1 AREA BERESIKO SANITASI
INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 1 Bab - 5 Indikasi Permasalahan Dan Posisi Pengelolaan Sanitasi 5.1 AREA BERESIKO SANITASI Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan peternak serta mampu meningkatkan gizi masyarakat. Pengelolaan usaha
Lebih terperinciberdasarkan data primer, dalam hal ini hasil studi EHRA.
5 Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Adapun
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SLPTT KABUPATEN WAJO TAHUN ANGGARAN Ir. Arafah, MSi, dkk
LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SLPTT KABUPATEN WAJO TAHUN ANGGARAN 2011 Ir. Arafah, MSi, dkk I. RINGKASAN SL-PTT merupakan sekolah lapang bagi petani dalam menerapkan berbagai teknologi usahatani melalui
Lebih terperinciBuku Putih Sanitasi 2013
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI Pengelolaan sanitasi meliputi antara lain pengelolaan air bersih, sampah, limbah dan drainase lingkungan yang berkaitan langsung dengan kualitas
Lebih terperinciPendahuluan 1. BAB I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG
Pendahuluan 1 BAB I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG Selama ini pembangunan di sektor sanitasi dan pengelolannya kurang mendapatkan perhatian dan prioritas di berbagai daerah di Indonesia, dimana baru 51
Lebih terperinciBAB 5 BUKU PUTIH SANITASI KOTA TERNATE BAB 5
Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data sekunder, data primer hasil studi EHRA dan berdasarkan hasil penilaian oleh SKPD. Penentuan area berisiko berdasarkan
Lebih terperinciBUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN WAJO Provinsi SULAWESI SELATAN
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2014 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN WAJO Provinsi SULAWESI SELATAN Disiapkan oleh: POKJA SANITASI KABUPATEN WAJO KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Lebih terperinciKelompok Kerja PPSP Kab. Wajo Tahun 2014
`KATA PENGANTAR EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah studi yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku-perilaku yang memiliki
Lebih terperinciBAB V AREA BERESIKO SANITASI
BUKU PUTIH SANITASI BAB V AREA BERESIKO SANITASI Buku Putih Sanitasi sangat penting bagi kabupaten dalam menetapkan prioritas wilayah pengembangan sanitasi yang meliputi pengelolaan air limbah, persampahan,
Lebih terperinciBAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana
BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana 5.1. Area Berisiko Sanitasi Pemetaan Kelurahan dan Desa beresiko dilakukan untuk mendapatkan 4 klasifikasi kelurahan, berdasarkan
Lebih terperinciBAB V Area Beresiko Sanitasi
BAB V Area Beresiko Sanitasi 6 BAB 5 Area Beresiko Sanitasi Buku Putih Sanitasi sangat penting bagi kabupaten dalam menetapkan prioritas wilayah pengembangan sanitasi yang meliputi pengelolaan air limbah,
Lebih terperinciBAB 5 BUKU PUTIH SANITASI 2013
BAB 5 INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah survey partisipatif yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WAJO REGISTER SP2D. Periode : 18-November-2015 s/d 17-December-2015 TANGGAL NO. SP2D JENIS SPM URAIAN NILAI SP2D
Periode : 18-vember- s/d 17-December- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11/18/ 7165 NIHIL/SOSIAL Nihil TU NIHIL Kegiatan Pelaksanaan Dana 60.000.000,00 Pendamping Keserasian sosial 7166 NIHIL/DKC Nihil TU NIHIL XVI
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2.1 GEOGRAFIS. ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK A. Letak Geografis dan Kondisi Wilayah Kabupaten wajo terletak pada posisi 3039-4016 Lintang Selatan dan 119053-120027
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014 Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014
BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 4.1. Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten
Lebih terperinciIndikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi
Bab - 5 Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi 5.1. Area Beresiko Sanitasi Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya
Lebih terperinciPROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH KABUPATEN WAJO.
PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH KABUPATEN WAJO. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kabupaten Wajo berkantor dijalan Kejaksaan Nomor 5 B Sengkang, Nomor Telpon (0485) 21021 dan Nomor Fax (0485)
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO. 2.1 Kondisi Umum Geografis. Administratif dan Kondisi Fisik A. Letak Geografis dan Kondisi Wilayah
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2.1 Kondisi Umum 2.1.1 Geografis. Administratif dan Kondisi Fisik A. Letak Geografis dan Kondisi Wilayah Kabupaten wajo terletak pada posisi 3039-4016 Lintang Selatan
Lebih terperinciDi dalam Penyusunan Buku Putih Sanitasi terdiri dari 5 Proses : Proses 1 : Internalisasi dan Penyamaan Persepsi (output Bab I) Proses 2 : Penyiapan Pr
Notulensi Pertemua Internalisasi dan Penyamaan Persepsi Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014 Tanggal 9 Mei 2014 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran
RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan
Lebih terperinciBUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
BAB V AREA BERISIKO SANITASI Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan data primer berdasarkan hasil penilaian oleh SKPD dan hasil studi
Lebih terperinciBAB V AREA BERESIKO SANITASI
BAB V AREA BERESIKO SANITASI Buku Putih Sanitasi sangat penting bagi kabupaten dalam menetapkan prioritas wilayah pengembangan sanitasi yang meliputi pengelolaan air limbah, persampahan, dan drainase serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi Kabupaten (SSK) Bone adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten.
Lebih terperinciTabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2014Kota Padangsidimpuan. Kecamatan Kluster. PSP.Tenggara 3. PSP.
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Berisiko Sanitasi Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin, maka ditentukan lokasi studi EHRA dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi yang mencakupi bidang air limbah, persampahan dan drainase merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan
Lebih terperinciBAB INDIKASI MASALAH DAN PSISISI PENGELOLAAN SANITASI
BAB 5 INDIKASI MASALAH DAN PSISISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1 Penentuan Area Beresiko Pelaksanaan penentuan area beresiko meliputi: Penentuan area beresiko berdasarka Data Sekunder Penentuan area beresiko
Lebih terperinciBAB V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini
BAB V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat Ini 1 BAB -5 Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi saat ini 5.1 AREA BERESIKO SANITASI Penentuan area berisiko berdasarkan
Lebih terperinciBAB II PENGEMBANGAN SANITASI
BAB II PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Visi dan misi merupakan sumber inspiratif bagi pengembangan kegiatan sebuah organisasi. Visi dan misi memberikan arah
Lebih terperinciBUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Disiapkan oleh: POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan
Lebih terperinciTabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2012 Kota Yogyakarta. Sumber: Laporan Studi EHRA Kota Yogyakarta, 2012
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Berisiko Sanitasi Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin, maka ditentukan lokasi studi EHRA dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi
Lebih terperinciBAB 5. AREA SANITASI BERESIKO
BAB 5. AREA SANITASI BERESIKO 5.1 Area Berisiko Sanitasi. Area berisiko adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap rendahnya layanan
Lebih terperinciBAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI
BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 4.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten
Lebih terperinciBAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI Bab ini merupakan milistone keempat penyusunan Buku Putih Sanitasi yang sangat penting bagi Kabupaten karena akan menetapkan prioritas wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi kota (SSK) Kota Mamuju adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung
Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap
Lebih terperinciKINERJA DOKUMEN RKPD KABUPATEN WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2015
KINERJA DOKUMEN RKPD KABUPATEN WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2015 Oleh : H. ANDI MUSLIHIN, SE., MP Kepala BAPPEDA Kabupaten Wajo Disampaikan Pada Acara PENILAIAN ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA 2015
Lebih terperinciLAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB V AREA BERESIKO SANITASI. Pokja Sanitasi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
BAB V AREA BERESIKO SANITASI Resiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sector sanitasi dan perilaku hidup
Lebih terperinciL a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1
Bab I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami
Lebih terperinciLAMPIRAN 5Deskripsi Program dan Kegiatan
PEMERINTAH LAMPIRAN 5 Program dan Kegiatan A. DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Penyusunan Masterplan Air Limbah Memberi pedoman bagi pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun rencana induk Sarana dan Prasarana
Lebih terperinci: Wiyarsanto 30. Anggota Tim Panel I : Mengetahui, 1. Coki Rosada, SE 2. Joko Tri Hartanto, BSc
Tabulasi Skor Form Kontrol Kualitas Dokumen BPS Kabupaten Pemalang Tim Penilai Nama Anggota Tim Teknis : TIM I Nama Fasilitator Pendamping : Wiyarsanto 30 Bab Bobot Skor Maks. Skor Aktual Bab : Pendahuluan
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING (KOM) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP)
LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING (KOM) PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KABUPATEN BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 DISAMPAIKAN OLEH : POKJA AIR MINUM
Lebih terperinciBUPATI WAJO KEPUTUSAN BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR: 625 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI WAJO KEPUTUSAN BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR: 625 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN STRUKTUR ORGANISASI, DAN PENUNJUKKAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI SERTA PEJABAT PENGELOLA
Lebih terperinciBab 5: Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi
Bab 5: Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan anitasi 5.1 Area Berisiko anitasi Area beresiko sanitasi ditetapkan berdasarkan pembobotan dari data persepsi KPD, data sekunder dan data EHRA sebagaimana
Lebih terperinciBAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN PAMEKASAN
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI KABUPATEN PAMEKASAN 5.1. AREA BERESIKO SANITASI Pemetaan Desa beresiko dilakukan untuk mendapatkan 4 klasifikasi Desa, berdasarkan resiko sanitasi.
Lebih terperinciMewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya
Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi 3.1. Visi dan misi sanitasi Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, visi dan misi pembangunan jangka menengah adalah visi dan misi kepala daerah
Lebih terperinciBAB 5 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI
BAB 5 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI 5.1. Ringkasan Program dan kegiatan percepatan pembangunan sanitasi Kabupaten Luwu disusun untuk mengatasi masalah sanitasi di Kabupaten Luwu dalam
Lebih terperinciBAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI
BAB V INDIKAI PERMAALAHAN DAN PII PENGELLAAN AA INI Pengelolaan sanitasi meliputi antara lain pengelolaan air bersih, sampah, limbah dan draina selingkungan yang berkaitan langsung dengan kualitas lingkungan
Lebih terperinciBAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
BAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Sanitasi Kabupaten Sinjai adalah Kondisi sanitasi yang ingin diwujudkan di kabupaten Sinjai sampai tahun 2017 yang merupakan bagian dari Visi
Lebih terperinciBAB 5. INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI
BAB 5. INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Beresiko Sanitasi Area berisiko sanitasi di Kota Ambon ditentukan berdasarkan tingkat resiko sanitasi, yang mengacu kepada 3 komponen
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciBuku Putih Sanitasi Kota Bogor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi merupakan salah satu komponen yang ikut mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan yang secara tidak langsung juga turut berkontribusi
Lebih terperinciSkor Bedasarakan Data sekunder
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI 5.1 Area Beresiko Tinggi dan Permasalahan Utama Kecamatan/kelurahan Skor Bedasarakan Persepsi SKPD Skor Bedasarakan Data sekunder Skor Bedasarakan
Lebih terperinciKick off Meeting Penyusunan MPS Tahun 2015
KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPETEN PELALAWAN Laporan Pelaksanaan Kick off Meeting Penyusunan MPS Tahun 2015 DISAMPAIKAN OLEH : POKJA SANITASI KABUPATEN PELALAWAN LAPORAN PERTEMUAN AWAL (KICK OFF MEETING)
Lebih terperinciKERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
Kerangka Pengembangan Sanitasi 1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Dalam melakukan perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten Pinrang ini terlebih dahulu ditentukan visi dan misi
Lebih terperinciUniversal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang
. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 VISI DAN MISI SANITASI Visi merupakan suatu pemikiran atau pandangan kedepan, tentang apa, kemana dan bagaimana mencapai keadaan yang lebih baik di masa depan.
Lebih terperinciSTARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan pembangunan kota yang terus berkembang dan pertumbuhan populasi penduduk dengan berbagai aktifitasnya yang terus meningkat dengan pesat menyebabkan pemenuhan
Lebih terperinciKERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
Kerangka Pengembangan Sanitasi 1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 1.1. Visi Misi Sanitasi Dalam melakukan perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten Pinrang ini terlebih dahulu ditentukan visi dan misi
Lebih terperinciGali/Penampungan Air Hujan); jumlah jamban; jumlah RT & RW, jumlah populasi atau
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN BAB V. INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1 AREA BERESIKO SANITASI Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI SAAT INI 5.1 Area Berisiko sanitasi Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015 Kabupaten Gunungkidul melakukan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Gunungkidul dilakukan karena usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Srategi Sanitasi Kabupaten Karanganyar 2012 I LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi kota (SSK) Kabupaten Karanganyar adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada
Lebih terperinciBAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1 AREA BERESIKO SANITASI Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan data primer
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Tahun berisi hasil pengkajian dan pemetaan sanitasi awal yang memotret kondisi sanitasi dari berbagai aspek, tidak terbatas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1
BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan
Lebih terperinciSTUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015
STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KOTA BONTANG TAHUN 2015 KELOMPOK KERJA (POKJA) SANITASI KOTA BONTANG BAB I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan bidang sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, sehingga perhatian dan alokasi pendanaan pun cenderung kurang memadai. Disamping
Lebih terperinciLaporan Pelaksanaan Kegiatan
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Konsultasi Publik Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah (a) Nama Kegiatan : Konsultasi Publik Strategi Sanitasi Kabupaten (b) Waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Berdasarkan pengalaman masa lalu pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kab. Bima berjalan secara lamban, belum terintegrasi dalam suatu perencanaan komprehensipif dan
Lebih terperinciPEMETAAN SISTEM SANITASI KRITERIA PEMILIHAN LOKASI
PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBU KOTA JAKARTA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH MATERI SOSIALISASI & FGD Rabu, 30 November 2011 PEMETAAN SISTEM SANITASI KRITERIA PEMILIHAN LOKASI Dalam Rangka
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Bandung Barat adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi
1.1 Latar Belakang Tahun 2016 Kabupaten Bandung Barat melakukan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Bandung Barat dilakukan untuk peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai
Lebih terperinciPENCAPAIAN, DAMPAK DAN RENCANA LANJUTAN
Ak seng PENCAPAIAN, DAMPAK DAN RENCANA LANJUTAN PRIMA PENDIDIKAN KABUPATEN WAJO 17 MEI 2010 Profil Pendidikan Kab. Wajo Tingkat kelulusan UN Jumlah satuan pendididkan A.PRIMA PENDIDIKAN Rencana Terpadu
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. perkembangan masyarakat yang bernama Lampulunge (kampung yang berada
BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Terbentuknya Kabupaten Wajo terdiri dari beberapa fase perkembangan masyarakat yang bernama Lampulunge (kampung yang berada didekat Danau
Lebih terperinciArah Pengembangan Sanitasi
Bab 2: Arah Pengembangan Sanitasi 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Karanganyar Visi Kabupaten Karanganyar Misi Kabupaten Karanganyar Visi Sanitasi Kabupaten Karanganyar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR
1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai pentingnya Sanitasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN SSK PEMUTAKHIRAN 2016 POKJA SANITASI KOTA TOMOHON. of Sanitation (IYOS) pada tahun 2008, yang menghasilkan komitmen pemerintah dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Santasi yang baik dan layak merupakan salah satu faktor penunjang kesehatan masyarakat, akan tetapi belum seluruh stakeholder memberikan perhatian memadai terhadap
Lebih terperinciRAPAT INTERNALISASI DAN PENYAMAAN PERSEPSI PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI
RAPAT INTERNALISASI DAN PENYAMAAN PERSEPSI PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI Hari/Tanggal : Senin, 19 Mei 2014 Waktu : Pk. 14.00 s/d 17.30 WIB Tempat : Ruang Rapat BAPPEDA Kabupaten Kepulauan Aru Pada hari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hingga saat ini akses masyarakat terhadap layanan sanitasi permukiman (air limbah domestik, sampah rumah tangga dan drainase lingkungan) di Indonesia masih relatif
Lebih terperinci