ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KAMPOENG WISATA CINANGNENG KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KAMPOENG WISATA CINANGNENG KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT"

Transkripsi

1 ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KAMPOENG WISATA CINANGNENG KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI ANITA WISDAWATI SARAGIH H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 RINGKASAN ANITA WISDAWATI SARAGIH. Analisis Strategi Pemasaran Kampoeng Wisata Cinangneng Kabupaten Bogor Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan WAHYU BUDI PRIATNA). Kekayaan alam dan budaya yang melimpah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai objek wisata yang dapat menarik kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung merupakan sumber devisa negara yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat di lokasi objek wisata. Agrowisata sebagai salah satu bentuk pengusahaan dalam sektor pariwisata menjadi solusi bagi pemenuhan konsumen akan jasa hiburan. Agrowisata menjadi usaha agribisnis yang prospektif untuk dikembangkan dalam perannya sebagai salah satu sendi pembangunan ekonomi nasional dan dalam menghadapi persaingan global. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan kondisi lingkungan alam yang indah serta keunikan budaya dan kulinernya yang tidak ditemukan di provinsi lain. Keunikan tersebut menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Barat. Salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi sumber daya dan keindahan panorama alam yang dikelola sebagai kawasan-kawasan agrowisata adalah kabupaten Bogor. Salah satu tempat wisata di kabupaten Bogor yang diperhitungkan adalah Kampoeng Wisata Cinangneng. Tujuan utama dari penelitian ini adalah merumuskan alternatif strategi pemasaran bagi Kampoeng Wisata Cinangneng yang sesuai dengan kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan saat ini yaitu dengan menggunakan analisis SWOT dan analisis QSPM untuk menentukan prioritas strategi pemasaran. Sebelum merumuskan strategi yang sesuai maka dilakukan identifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal Kampoeng Wisata Cinangneng terlebih dahulu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Data primer berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan dan dengan konsumen melalui bantuan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan berupa data dan informasi dari perusahaan pada periode terkait dengan penelitian serta gambaran umum usaha. Metode perumusan strategi dilakukan berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal, matriks IE, matriks SWOT, matriks QSP serta action plan. Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis strategi pemasaran Kampoeng Wisata Cinangneng dapat diperoleh enam alternatif strategi berdasarkan pengolahan matriks SWOT. Strategi yang dihasilkan ini diperoleh dari pencocokan faktor-faktor sinergis dari lingkungan internal dan eksternal. Enam kekuatan dan delapan kelemahan yang dihasilkan dari analisis lingkungan internal sedangkan hasil dari analisis lingkungan eksternal terdiri dari enam peluang dan enam ancaman. Strategi yang dihasilkan yaitu: (1) Meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga hubungan baik dengan pihak-pihak terkait; (2) Perbaikan profesionalitas manajemen untuk meningkatkan kualitas manajerial

3 melalui penetapan job description yang jelas dan terarah; (3) Melakukan pemasaran dan promosi secara inovatif, efektif dan efisien; (4) Meningkatkan kreatifitas karyawan dan pemandu melalui pelatihan SDM agar tercipta produk yang inovatif dan kreatif; (5) Menguatkan citra baik yang telah ada untuk meminimalisasi persaingan; dan (6) Pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di KWC serta penetapan batas kawasan wisata yang jelas. Keenam strategi tersebut diurutkan berdasarkan prioritas strategi dengan menggunakan analisis QSPM maka diperoleh bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi W-O, yaitu melakukan pemasaran dan promosi secara inovatif, efektif dan efisien. Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah pengunjung dan diharapkan KWC akan lebih dikenal oleh masyarakat luas. Urutan strategi yang diperoleh ini diimplementasikan secara nyata dalam bentuk rencana kegiatan. Keenam strategi yang dilampirkan pada rencana kegiatan dihasilkan dari matriks SWOT dan kemudian diurutkan sesuai dengan urutan prioritas pada matriks QSP. Keenam strategi tersebut menghasilkan 21 kegiatan yang akan dilaksanakan pada KWC sesuai dengan jadwal/waktu pelaksaanan dan anggaran yang sudah ditetapkan.

4 ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KAMPOENG WISATA CINANGNENG KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT ANITA WISDAWATI SARAGIH H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

5 Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Strategi Pemasaran Kampoeng Wisata Cinangneng Kabupaten Bogor Jawa Barat : Anita Wisdawati Saragih : H Disetujui, Pembimbing Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si NIP Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus :

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Kampoeng Wisata Cinangneng Kabupaten Bogor Jawa Barat adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian skripsi ini. Bogor, Januari 2011 Anita Wisdawati Saragih H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tanah Jawa pada tanggal 5 September Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan L. Saragih dan P. Sinaga. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Dolok Maraja pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama di selesaikan pada tahun 2002 di SLTP Swasta RK Bintang Timur Pematang Siantar. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMAN 1 Dolok Panribuan pada tahun Penulis diterima pada Program Diploma Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor pada tahun 2005 melalui jalur USMI. Tahun 2008, penulis melanjutkan pada Program Penyelenggaran Khusus Ekstensi Agribisnis, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

8 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Kampoeng Wisata Cinangneng Kabupaten Bogor Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan eksternal dan internal serta menentukan prioritas strategi pemasaran yang tepat pada Kampoeng Wisata Cinangneng. Sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Penulis menyadari skripsi ini belum sempurna, namun demikian semoga bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Januari 2011 Anita Wisdawati Saragih

9 UCAPAN TERIMA KASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, penulis inginmenyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyempurnaan skripsi ini. 2. Rahmat Yanuar SP, M.Si selaku dosen evaluator kolokium dan penguji pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 3. Ir. Burhanudin, MM selaku dosen penguji pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 4. Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis. 5. Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini menjadi persembahan yang terbaik. 6. Pihak Kampoeng Wisata Cinangneng atas waktu, kesempatan, informasi dan dukungan yang diberikan. 7. Teman-teman seperjuangan dan teman-teman Agribisnis angkatan 42 atas semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak terkait yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terimakasih atas bantuannya. Bogor, Januari 2011 Anita Wisdawati Saragih

10 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman iv vi vii I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 9 II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata Wisata Agro Kampung Wisata Kajian Penelitian Terdahulu Penelitian Mengenai Pemasaran Penelitian Mengenai Agrowisata III KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Pemasaran Tujuan Pemasaran... 17

11 Strategi Pemasaran Pemasaran Jasa Bauran Pemasaran Jasa Analisis lingkungan Perusahaan Matriks IFE dan EFE Matriks IE Matriks SWOT Matriks QSP Action Plan Kerangka Pemikiran Operasional IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Tahap Input (Input Stage) Tahap Pencocokan (Matching Stage) Tahap Keputusan (Decision Stage) Tahap Action Plan (Rencana Aksi/Kegiatan) Definisi Operasional V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 49

12 Sejar ah Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan Jumlah Pengunjung Lokasi dan Letak Geografis Struktur Organisasi Perusahaan Sumber Daya Manusia Fasilitas Paket Wisata yang Ditawarkan VI ANALISIS LINGKUNGAN PEMASARAN Lingkunga n Eksternal Lingkungan Makro Lingkungan Mikro Lingkungan Industri Lingkunga n Internal Manajemen Pemasaran Produksi dan Operasi Keuangan Id entifikasi Faktor Eksternal 88

13 4 entifikasi Faktor Internal 92 VII... PER UMUSAN STRATEGI PEMASARAN KWC Taha p Input Analisis Matriks IFE Analisis Matriks EFE Tahap Pencocokan Matriks IE Matriks SWOT Tahap Keputusan Tahap Action Plan (Rencana Aksi/Kegiatan) VIII PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Id

14 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Jumlah Wisatawan Mancanegara maupun Domestik yang Berkunjung ke Indonesia Tahun Jumlah Wisatawan Mancanegara maupun Domestik yang Berkunjung ke Jabar pada Tahun Data Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Bogor Nama-Nama Agrowisata di Kabupaten Bogor pada Tahun Jumlah pengunjung KWC tahun Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian yang akan Dilakukan Analisis Lingkungan Eksternal Analisis Lingkungan Internal Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan Matriks EFE Matriks IFE Matriks SWOT Matriks QSP Rencana Program Kegiatan (Action Plan) Prioritas Strategi pada Kampoeng Wisata Cinangneng Penjabaran Atribut Penelitian Penduduk Indonesia Tahun Nilai dan Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Tahun Persentase Jenis Kelamin Responden pada Kampoeng Wisata Cinangneng Sebaran Daerah Asal Responden pada Kampoeng Wisata Cinangneng Sebaran Usia Responden pada Kampoeng Wisata Cinangneng Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir pada Kampoeng Wisata Cinangneng... 70

15 23. Sebaran Jenis Pekerjaan Responden pada Kampoeng Wisata Cinangneng Sebaran Tingkat Pendapatan Rata-rata Responden pada Kampoeng Wisata Cinangneng Sebaran Status Pernikahan Responden pada Kampoeng Wisata Cinangneng Identifikasi Faktor Eksternal pada KWC Identifikasi Faktor Internal pada KWC Hasil Analisis Matriks IFE Hasil Analisis Matriks EFE Hasil Analisis Matriks SWOT

16 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Kekuatan Persaingan dalam Industri Kerangka Pemikiran Operasional Matriks IE Struktur Organisasi HB Garden Guest House Matriks IE untuk Kampoeng Wisata Cinangneng Tahun

17 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Kuesioner Penelitian Terhadap Faktor 7P Kuisioner Penelitian Terhadap faktor Internal dan Eksternal Kuisioner Penelitian Penilaian Daya Tarik Strategi Matriks QSP Hasil Matriks QSP Paket Wisata yang Ditawarkan oleh Kampoeng Wisata Cinangeng Struktur Organisasi HB Garden Guest House per 24 Agustus Rencana Aksi/ Kegiatan pada Kampoeng Wisata Cinangneng Dokumentasi Kampoeng Wisata Cinangneng

18 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan budaya yang beranekaragam yang masing-masing memilki ciri khas dan karakteristiknya sendiri. Kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai areal wisata. Demikian halnya dengan kondisi tanah yang subur dan iklim yang beragam, potensi untuk mengembangkan berbagai komoditas pertanian pun sangat besar dengan menerapkan sistem pengelolaan lahan yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim pada setiap daerah. Kekayaan alam dan budaya yang melimpah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai objek wisata yang dapat menarik kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung merupakan sumber devisa negara yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat di lokasi objek wisata. Pengembangan potensi pariwisata mampu memberi dampak positif dengan adanya perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Secara ekonomi pariwisata memberi dampak dalam perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja, peningkatan income per kapita dan peningkatan devisa negara. Selain itu, bidang kehidupan sosial juga terjadi interaksi sosial budaya antara pendatang dan penduduk setempat, sehingga dapat menyebabkan perubahan dalam way of life masyarakat serta terjadinya integrasi sosial. Banyak jenis pariwisata yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia, antara lain wisata bahari/tirta, wisata sejarah, wisata arkheologi, wisata budaya, wisata agama, wisata ziarah, wisata kesehatan, wisata wredha (orang tua), wisata remaja, wisata perkebunan/wisata agro, wisata nostalgia, wisata pendidikan/ilmiah, wisata petualangan, wisata alam, wisata dirgantara, wisata berburu, wisata belanja dan wisata industri. Sub sektor wisata agro atau agrowisata merupakan salah satu jenis pariwisata yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Agrowisata sebagai salah satu bentuk pengusahaan dalam sektor pariwisata menjadi solusi bagi pemenuhan konsumen akan jasa hiburan. Agrowisata menjadi usaha agribisnis yang prospektif untuk dikembangkan dalam perannya sebagai salah satu sendi pembangunan ekonomi nasional dan dalam menghadapi persaingan global. Agrowisata di Indonesia atau

19 agrotourism didefinisikan sebagai salah satu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dan memanfaatkan lahan, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dalam melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous technology) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik yang berkunjung ke Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Wisatawan Mancanegara maupun Domestik yang Berkunjung ke Indonesia pada Tahun Tahun Wisatawan Mancanegara (orang) Wisatawan Domestik (orang) Jumlah (orang) Pertumbuhan Total Wisatawan (persen) , , , ,59 Sumber: Departemen Budaya dan Pariwisata Nasional (diolah) Berdasarkan Tabel 1 total wisatawan baik mancanegara maupun domestik yang berkunjung ke Indonesia selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Persentase peningkatan pertumbuhannya masih berkisar antara satu sampai dua persen. Peningkatan pertumbuhan jumlah wisatawan terbesar terjadi pada tahun 2008 terhadap tahun 2007 yaitu sebesar 2,32 persen, tapi sayangnya tahun 2009 pertumbuhannya mengalami penurunan dengan persentase 1,59 persen. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan kondisi lingkungan alam yang indah serta keunikan budaya dan kulinernya yang tidak ditemukan di provinsi lain. Keunikan tersebut menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Barat. Potensi sektor agrowisata di Jawa Barat sangat banyak dan beragam serta tersebar di berbagai wilayah di Jawa Barat. Agrowisata di Jawa Barat memiliki ciri khas tersendiri yang dipengaruhi oleh budaya masyarakat pertanian di Jawa Barat, seperti budaya bercocok tanam,

20 yaitu adanya upacara adat sebelum dan pada saat panen. Selain itu, ada budaya masyarakat pesisir seperti upacara meminta keselamatan sebelum berangkat melaut. Potensi serta keanekaragaman objek wisata yang ada di Jawa Barat ternyata dapat menarik minat banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Wisatawan Mancanegara maupun Domestik yang Berkunjung ke Jawa Barat pada Tahun Tahun Wisatawan Mancanegara (orang) Wisatawan Domestik (orang) Jumlah (orang) Pertumbuha Total Wisatawan (persen) , , , ,74 Sumber: Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Daerah Provinsi Jawa Barat dalam Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (diolah) Berdasarkan Tabel 2 diperoleh informasi bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, dari tahun 2004 sampai dengan tahun Peningkatan pertumbuhan jumlah wisatawan terbesar terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 176,10 persen dibandingkan dengan tahun Namun demikian, pada tahun-tahun berikutnya pertumbuhan jumlah wisatawan meningkat dengan proporsi yang lebih kecil. Provinsi Jawa Barat terbagi atas sembilan kota dan 17 kabupaten yang masing-masing mempunyai keunikan panorama alam dan budaya yang menjadi dasar pengusahaan sektor agrowisata. Salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi sumber daya dan keindahan panorama alam yang dikelola sebagai kawasan-kawasan agrowisata adalah kabupaten Bogor. Hal ini dikarenakan Bogor memiliki objek wisata alam dengan kesejukan dan keindahan alam pegunungan, potensi seni dan budaya, objek wisata buatan sampai cenderamata yang menarik. Selain itu, letak geografis kabupaten Bogor yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta dan kota-kota lainnya seperti Bekasi,

21 Depok dan Tangerang. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Data Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Bogor dari Tahun No Tahun Wisatawan Mancanegara (orang) Wisatawan Nusantara (orang) Jumlah (orang) Pertumbuhan Total Wisatawan (persen) , , , ,88 Sumber : Disbudpar Kabupaten Bogor (2010) Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa kenaikan jumlah kunjungan didominasi oleh kunjungan wisatawan nusantara yang setiap tahunnya mengalami kenaikan. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan setiap tahunnya. Pertambahan jumlah wisata agro di Bogor akan menyebabkan semakin tingginya tingkat persaingan di dalam industri pariwisata di Bogor. Hal ini memberi dampak bagi berbagai jenis wisata umumnya dan agrowisata khususnya yang ada di kabupaten Bogor, memiliki kesempatan yang sama untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisatanya. Pemerintah Kabupaten Bogor saat ini tengah mempromosikan Visit Bogor 2011 yaitu tahun kunjungan wisata ke Kabupaten Bogor. Visit Bogor 2011 merupakan suatu program besar yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor untuk mempromosikan objek wisata di kabupaten Bogor. Adanya program tersebut tentu saja menjadi peluang sekaligus tantangan bagi para pelaku usaha di sektor pariwisata untuk dapat mengembangkan sektor wisata dengan segala potensi yang terdapat di kabupaten Bogor. Salah satu tempat wisata di kabupaten Bogor yang diperhitungkan adalah Kampoeng Wisata Cinangneng.

22 Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di desa Cihideung Udik, kecamatan Ciampea. Kampoeng Wisata Cinangneng menawarkan konsep agrowisata yang dipadukan dengan wisata budaya ke dalam paket wisata yang menarik. Paket wisata yang ditawarkan terdiri atas paket menginap, paket menginap dan ronda kampung, paket tour poelang kampoeng, paket tour kampoeng, paket renang dan makan siang. Paket-paket wisata tersebut bertujuan untuk memperkenalkan kehidupan pedesaan, pertanian dan untuk tetap melestarikan kebudayaan Jawa Barat. 1.2 Perumusan Masalah Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) merupakan wisata alam unik yang menawarkan perpaduan antara wisata alam dan wisata budaya yang berbasiskan masyarakat dan wisata ini sudah berdiri sejak tahun Kampoeng Wisata Cinangneng menawarkan keunikan budaya lokal dan suasana desa yang masih asri dan alami yang jauh dari hingar-bingar kehidupan kota. Terdapat perkampungan penduduk yang bernuansa tradisional pemandangan alam seperti sawah-sawah, bukit-bukit dan sungai-sungai pada KWC. Kampoeng Wisata Cinangneng menawarkan paket-paket wisata yang menarik yang akan membawa para pengunjung untuk menikmati suasana pedesaan dengan berbagai kegiatan yang sarat dengan pendidikan seperti kegiatan bercocok tanam, pengenalan hasil dan pengolahan produk pertanian, serta pengenalan seni budaya dan kuliner khas provinsi Jawa Barat. Kampoeng Wisata Cinangneng harus bersaing dengan objek wisata sejenis yang berada di Kabupaten Bogor dalam menarik minat wisatawan. Berbagai objek wisata terus berlomba untuk meningkatkan kualitas pelayanan, menambah wahana dan program wisata, serta menggali keunikan dan menciptakan inovasi untuk menarik minat wisatawan. Tidak sedikit objek wisata yang hadir dengan program pulang kampung seperti halnya pada KWC. Namun dengan keasrian alam dan keunikan yang ada pada KWC ternyata dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Wisatawan yang berkunjung pun tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga berasal dari luar negeri. Saat ini di kabupaten Bogor sudah terdapat 19 objek agrowisata dan atau objek wisata yang memasukkan kegiatan

23 pertanian di dalam paket wisatanya. Rincian nama-nama agrowisata dan kecamatannya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nama-Nama Agrowisata di Kabupaten Bogor pada Tahun 2009 No. Nama Objek Agrowisata Kecamatan 1 Wisata Agro Gunung Mas Cisarua 2 Taman Rekreasi Lido Cigombong 3 Taman Melrimba Cisarua 4 Wisata Agro Kapol Cijeruk 5 Kampung Wisata Pancawati Caringin 6 Curug Panjang Megamendung 7 Saung Wira Ciawi 8 Warso Farm Cijeruk 9 Taman Wisata Matahari Cisarua 10 Wisata Desa Kampung Bambu Cijeruk 11 Kampoeng Wisata Cinangneng Ciampea 12 Kampung Budaya Sindang Barang Tamansari 13 Kebun Wisata Pasir Mukti Citeureup 14 Taman Wisata Mekarsari Cileungsi 15 Padang Buah Inagro Ciseeng 16 Perkebunan The Cianten Leuwiliang 17 Agrowisata Ciliwung Cisarua 18 Kabayan Village Babakan Madang 19 Kampung Pending Caringin Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor (diolah) (2010) Dari sisi produk dan jasa konsep wisata kampoeng merupakan usaha yang mudah diikuti oleh perusahaan lain, sehingga banyak konsep wisata kampoeng lain yang bermunculan semisal Wisata Kampoeng Cendrawasih, Kampoeng Wisata Sindangbarang dan Kampung Wisata Pancawati. Objek wisata lain juga seperti Kebun raya Bogor, Kawasan Puncak dan objek wisata lainnya di kota Bogor merupakan pesaing bagi Kampoeng Wisata Cinangneng dalam hal menarik minat pengunjung. Oleh karena itu, perlu upaya pengembangan dan pemasaran

24 yang lebih intensif diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan agar dapat bersaing dan mampu mencapai target perusahaan dalam jumlah kedatangan pengunjung dan keuntungan yang diperoleh. Keadaan jumlah pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng periode tahun dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Pengunjung yang Datang ke Kampoeng Wisata Cinangneng pada Tahun Tahun Jumlah Pengunjung Pertumbuhan Jumlah Pengunjung (orang) (persen) , , , ,98 Sumber: Laporan Tahunan Kampoeng Wisata Cinangneng Tahun (diolah) Berdasarkan Tabel 5 di atas, dapat diketahui bahwa dalam rentang tahun 2005 sampai tahun 2009 selalu terjadi peningkatan jumlah pengunjung dengan jumlah kunjungan tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar orang pengunjung. Pertumbuhan jumlah pengunjung menunjukkan perkembangan yang tidak selalu meningkat. Pertumbuhan jumlah pengunjung tertinggi terjadi pada tahun 2007 dengan pertumbuhan 74,36 persen dari tahun 2006, sedangkan pada tahun 2008 terjadi penurunan pertumbuhan menjadi 9,62 persen, dan tahun 2009 terjadi lagi peningkatan pertumbuhan menjadi 21,98 persen. Hal ini sangat membuka peluang untuk KWC untuk menciptakan strategi pemasaran yang bersaing untuk meningkatkan jumlah pengunjung di tahun-tahun berikutnya. Saat ini fungsi pemasaran masih dilakukan oleh pemilik KWC yang tidak mempunyai latar belakang di bidang pemasaran. Hal ini menyebabkan peran tenaga pemasar yang terkait dalam merancang dan melakukan strategi pemasaran bagi perusahaan tidak dapat dilakukan secara fokus dan optimal. Pihak perusahaan juga dihadapkan dengan tantangan untuk tetap mempertahankan konsep, yaitu wisata edukasi yang berupa wisata kampoeng di tengah-tengah banyaknya wisata edukasi lain yang menawarkan paket wisata yang lebih bervariasi dan dengan

25 harga yang lebih rendah daripada harga paket yang diterapkan di KWC. Pihak perusahaan tetap berkomitmen untuk menjalankan konsep wisata yang sudah dijalankan sejak KWC didirikan. Dengan demikian, untuk mengatasi kendala-kendala perusahaan yang terkait dengan pemasaran tersebut diperlukan kesinergisan antar komponenkomponen lingkungan pemasaran perusahaan yang mencakup aspek internal dan eksternal perusahaan. Setiap komponen dari aspek internal dan eksternal perusahaan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya baik secara langsung maupun tidak langsung. Suatu strategi pemasaran akan berdampak jangka panjang bagi kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan strategi pemasaran yang tepat yang mencakup aspek produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik, sehingga dapat berimplikasi pada terciptanya keunggulan bersaing yang mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi secara berkelanjutan (sustainable). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1) Apa saja faktor-faktor yang menentukan strategi pemasaran KWC baik dari kondisi lingkungan eksternal maupun internal? 2) Bagaimana perumusan alternatif strategi pemasaran bagi KWC yang sesuai dengan kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan saat ini? 3) Bagaimana prioritas strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan pada KWC? 4) Bagaimana rancangan rencana aksi (action plan) yang tepat untuk diterapkam pada KWC?

26 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal di KWC. 2) Merumuskan alternatif strategi pemasaran bagi KWC yang sesuai dengan kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan saat ini. 3) Menentukan prioritas strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan pada KWC. 4) Menentukan rancangan rencana aksi (action plan) yang tepat untuk diterapkam pada KWC. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang bermanfaat bagi KWC untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menjalankan usahanya pada saat menghadapi perubahan-perubahan lingkungan perusahaan yang terjadi. Bagi peneliti, untuk melatih kemampuan penulis dalam menganalisa masalah berdasarkan fakta dan data yang tersedia yang disesuaikan dengan pengetahuan yang diperoleh selama kuliah dan sebagai sarana penambahan pengetahuan dan pengalaman di lapangan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi jasa KWC, gambaran umum perusahaan, analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, analisis alternatif strategi, pemilihan strategi bagi perusahaan dan rencana aksi/kegiatan.

27 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata Pengertian Pariwisata terkait dengan objek wisata dan semua usaha yang berhubungan dengan objek wisata. Definisi pariwisata terdapat pada Undang- Undang No. 9/1990 tentang Kepariwisataan pada Bab 1 pasal 1 mengenai ketentuan umum. Diantara isi pasal tersebut adalah sebagai berikut : 1) Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. 2) Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. 3) Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. 4) Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan dan mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut. 5) Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. 2.2 Wisata Agro Wisata agro merupakan bagian dari objek wisata yang berkaitan dengan dunia pertanian. Di Indonesia bentuk wisata ini baru dikenal sejak akhir tahun 1980-an. Secara sederhana wisata ini berbentuk rekreasi di lahan pertanian, baik pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan. Pengembangan agrowisata merupakan upaya terhadap pemanfaatan potensi atraksi wisata pertanian. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. Km.47/PW.004/MPPT-89 dan No. 204/Kpts/HK.050/4/1989, agrowisata sebagai bagian dari objek wisata diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang

28 memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. 2.3 Kampung Wisata Kampung Wisata merupakan suatu konsep kegiatan wisata yang memiliki konsep pengembangan pariwisata berupa ekowisata dengan mengedepankan konsep pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Selain itu, kampung wisata adalah kegiatan wisata yang memperlihatkan kepada pengunjung berbagai kegiatan masyarakat sehari-hari dengan budaya dan seni tradisional yang dikemas menjadi paket ekowisata yang unik dan menarik. Sasaran lain, kegiatan ini merupakan salah satu upaya bersama (pengelola, pengunjung dan masyarakat) pelestarian kekayaan nilai budaya dan tradisi masyarakat lokal. 1 Tipe desa dan kampung wisata menurut pola, proses dan tipe pengelolanya di Indonesia sendiri, terbagi dalam dua bentuk yaitu tipe terstruktur dan tipe terbuka. 1) Tipe terstruktur (enclave) Tipe terstruktur ditandai dengan karakter-karakter yaitu lahan terbatas yang dilengkapi dengan infrastruktur yang spesifik untuk kawasan tersebut. Tipe ini mempunyai kelebihan dalam citra yang ditumbuhkannya, sehingga mampu menembus pasar internasional. Lokasi pada umumnya terpisah dari masyarakat atau penduduk lokal, sehingga dampak negatif yang ditimbulkannya diharapkan terkontrol. Selain itu, pencemaran sosial budaya yang ditimbulkan akan terdeteksi sejak dini. Lahan tidak terlalu besar masih dalam tingkat kemampuan perencanaan yang integratif dan terkoordinir, sehingga diharapkan akan tampil menjadi semacam agen untuk mendapatkan dana-dana internasional sebagai unsur utama menangkap servis-servis dari hotel-hotel berbintang lima. 2) Tipe terbuka (Spontaneus) Tipe ini ditandai dengan karakter-karakter yaitu tumbuh dan menyatunya kawasan dengan struktur kehidupan, baik ruang maupun pola dengan masyarakat lokal. Distribusi pendapatan yang didapat dari wisatawan dapat 1 id.wikipedia.org/wiki/ensiklopedia.kampung Wisata. [25 Juni 2010]

29 langsung dinikmati oleh penduduk lokal akan tetapi dampak negatifnya cepat menjalar menjadi satu ke dalam penduduk lokal, sehingga sulit dikendalikan. 2.4 Kajian Penelitian Terdahulu Penelitian Mengenai Pemasaran Strategi pemasaran merupakan sekumpulan tindakan pemasaran yang terintegrasi dalam memberikan nilai kepada konsumen dan menciptakan keunggulan bersaing bagi perusahaan. Strategi pemasaran harus bersifat distinctive (artinya bersifat unik, tidak mudah ditiru oleh pesaing dan spesifik) dan didukung oleh semua potensi yang dimiliki oleh perusahaan secara optimal (Rangkuti 2002). Didalam merumuskan strategi pemasaran ada beberapa metode yang digunakan diantaranya adalah metode pengolahan data menggunakan Metode Proses Hierarki Analitik (PHA) dan merode analisis penentuan prioritas strategi. Metode PHA yang digunakan oleh Iswidirman (2009) melakukan penelitian mengenai analisis strategi pemasaran agrowisata kampoeng wisata Cendrawasih kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hasil pengolahan menunjukkan bahwa terdapat delapan faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran. Pada strategi bauran pemasaran, strategi yang mendapat prioritas utama adalah SDM (0,255) kemudian faktor layanan konsumen (0,189), produk (0,140), lokasi (0,1500, proses (0,105), promosi (0,078), bukti fisik (0,072 dan harga (0,057). Selanjutnya alternatif yang memiliki prioritas untuk dilakukan terlebih dahulu adalah menawarkan paket kampung wisata bagi anak-anak sekolah. Purnama (2009) dalam penelitiannya menganalisis mengenai strategi pemasaran agrowisata Kebun Buah Plantera Fruit Paradise, Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bauran pemasaran yang telah diterapkan oleh Plantera dalam memasarkan agrowisata kebun buah Plantera Fruit Paradise, menganalisis persepsi konsumen terhadap atribut bauran pemasaran Plantera Fruit Paradise dan memformulasikan rekomendasi prioritas agrowisata kebun buah Plantera Fruit Paradise. Metode yang digunakan adalah

30 studi kasus dengan menggunakan data primer dan data sekunder dengan metode Proses Hierarki Analitik. Erlianingsih (2008) dalam penelitiannya menganalisis mengenai strategi pemasaran restoran Pondok Makan Mirah, Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan metode pengolahan dan analisis data berupa analisis deskriptif, kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatfif berusaha mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan serta melakukan analisis SWOT. Analisis kuantitatis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan metode QSPM. Matriks SWOT menghasilkan empat stategi. Prioritas utama berdasarkan matriks QSPM adalah melakukan perluasan usaha, prioritas kedua adalah pengembangan produk-produk dengan memberikan harga jual yang sesuai dengan keinginan konsumen, prioritas ketiga adalah pemanfaatan teknologi dan terakhir adalah melakukan promosi. Lestari (2009) dalam Analisis Strategi Pemasaran pada Wisata Mancing fishing Valley Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menggunakan metode analisis deskriptif, kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner. Analisis kuantitatif yang dihasilkan adalah hasil berupa bobot, rating dan skor, Analisis kualitatif berupa penjelasan dari analisis kuantitatif. Alat analisis yang digunakan adalah matriks EFE, IFE, IE, SWOT dan QSPM. Hasil analisis eksternal menghasilkan Sembilan peluang dan enam ancaman, sedangkan analisis faktor internal menghasilkan enam kekuatan dan delapan kelemahan. Matriks SWOT menghasilkan delapan alternatif strategi yang dikembangkan dalam empat tipe strategi yaitu SO, WO, ST dan WT. Analisis QSPM memperingkatkan delapan strategi yang dapat diimplementasikan dengan prioritas sebagai berikut : meningkatkan kebersihan kolam, meningkatkan aktivitas promosi, merealisasikan pengembangan fasilitas, mengkaji ulang kesesuaian harga dan produk, merekrut karyawan untuk bagian pemasaran dan keuangan, membuat sistem keanggotaan bagi konsumen, mengoptimalkan pengelolaan pengunjung dan memperluas relasi Penelitian mengenai Agrowisata Megawati (2009) melakukan penelitian mengenai analisis efektivitas promosi terhadap jumlah pengunjung Taman Safari Indonesia Cisarua, Bogor.

31 Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan kegiatan promosi yang dilakukan oleh Taman Safari Indonesia dan menganalisis efektivitas promosi yang sudah dilakukan. Alat analisis yang digunakan adalah EPIC Model. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kut antara biaya promosi ATL maupun BTL dengan tingkat penjualan tanaman hias dengan nilai sebesar 0,423 dan 0,476. Penelitian yang disesuaikan dengan judul penelitian si peneliti yaitu yang memiliki kesamaan tempat adalah Penelitian yang dilakukan oleh Baskara (2008) berjudul Analisis Kepuasan Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng dan Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 100 orang. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan tabulasi deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Tabulasi deskriptif digunakan untuk menjelaskan mengenai karakteristik umum responden dan proses keputusan kunjungan ke Kampoeng Wisata. Untuk menganalisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut kampoeng wisata Cinangneng digunakan IPA. Selanjutnya CSI untuk mengetahui tingkat kepuasan secara keseluruhan dari seluruh atribut. Berdasarkan analisis dengan metode CSI, ternyata pengunjung agrowisata kampung wisata puas terhadap kinerja pelayanan selama ini. Hal ini dapat dilihat dari nilai CSI sebesar 72,56 persen. Penelitian yang dilakukan oleh Suasani (2008) yang berjudul Persepsi Multipihak dan Dampak Sosial Ekonomi Pengelolaan Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) Terhadap Masyarakat Sekitar. Hasil yang diperoleh adalah persepsi masyarakat dan pengunjung terhadap pengelolaan, keadaan sarana dan prasarana KWC, keadaan lingkungan KWC, manfaat KWC berada pada penilaian baik sebesar 60,8 persen, 56,1 persen, 63,3 persen dan 67,9 persen. Perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan disajikan dalam Tabel 6 sebagai berikut.

32 Tabel 6. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian yang Akan Dilakukan No Nama Pengarang dan Judul Skripsi 1. Iswidirman : analisis strategi pemasaran agrowisata kampoeng wisata Cendrawasih kabupaten Bogor, Jawa Barat Persamaan Objek penelitian adalah Kampoeng Wisata Menganalisis strategi pemasaran Perbedaan Tempat penelitian Alat analisis yang digunakan AHP 2. Hary Purnama : strategi pemasaran agrowisata Kebun Buah Plantera Fruit Paradise, Kabupaten Kendal Jawa Tengah. 3. Sari Erlianingsih : strategi pemasaran restoran Pondok Makan Mirah,Jakarta Selatan 4. Ayu Indah Lestari : Analisis Strategi Pemasaran pada Wisata Mancing fishing Valley Kabupaten Bogor, Jawa Barat 5. Gerry Gusta Baskara: Analisis Kepuasan Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng dan Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran 6. Prawinarah Sarintening Suasani : Persepsi multipihak dan dampak sosial ekonomi pengelolaan kampoeng wisata Cinangneng (KWC) terhadap masyarakat sekitar 7 Dewi megawati : analisis efektivitas promosi terhadap jumlah pengunjung Taman Safari Indonesia Cisarua, Bogor Obejek penelitian agrowisata Menganalisis strategi pemasaran Alat analisis yang digunakan Menganalisis strategi pemasaran Alat analisis yang digunakan Menganalisis strategi pemasaran Tempat penelitian Tempat penelitian Tempat penelitian Judul skripsi Alat analisis yang digunakan Tempat penelitian Alat analisis yang digunakan AHP Tempat penelitian Objek penelitian Tempat penelitian Objek penelitian Alat analisis yang digunakan Metode yang digunakan Judul skripsi Alat analisis yang digunakan Metode yang digunakan Judul skripsi Objek Penelitian Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yang mencakup objek penelitian, alat analisis, tempat penelitian dan judul skripsi. Tabel tersebut dapat memudahkan penulis untuk melakukan penelitian dan menyusun skripsi sesuai dengan alat analisis yang digunakan. Penelitian terdahulu tersebut juga sebagai pustaka dalam penyusunan skripsi ini.

33 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini didasarkan pada teori-teori tentang pemasaran yaitu konsep pemasaran, tujuan pemasaran, straegi pemasaran, pemasaran jasa, bauran pemasaran jasa, analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, Matriks External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE), Matriks Internal-External (IE), Matriks Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT), Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), action plan, dan kerangka pemikiran operasional Konsep Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2007) pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan masyarakat secara menguntungkan. Definisi pemasaran dibedakan secara sosial dan manajerial. Definisi secara sosial, pemasaran merupakan suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut definisi manajerial pemasaran digambarkan sebagai seni menjual produk akan tetapi penjualan bukanlah bagian yang paling penting dari pemasaran. Asosiasi Pemasaran Amerika menyatakan bahwa pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Manajemen pemasaran dipandang sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran, mendapatkan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Konsep pemasaran berdiri diatas empat pilar yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan,

34 pemasaran terintegrasi, dan kemampuan menghasilkan laba. Konsep pemasaran mempunyai perspektif dari luar ke dalam dimana konsep ini dimulai dari pasar yang didefinisikan dengan baik, berfokus pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua aktivitas yang akan mempengaruhi pelanggan dan menghasilkan laba dengan memuaskan pelanggan. Proses pemasaran terkait dengan tujuan pemasaran yang ingin dicapai melalui strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan Tujuan Pemasaran Menurut Rangkuti (2002) tujuan kegiatan pemasaran adalah : 1) Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan. 2) Perusahaan dapat menjelaskan secara detail mengenai semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah strategi yang disatukan, luas, terintegrasi dan komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan pemasaran yang tepat oleh organisasi. Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan, sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan dan acuan, serta alokasinya sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Strategi pemasaran merupakan sekumpulan tindakan pemasaran yang terintegrasi dalam memberikan nilai kepada konsumen dan menciptakan

35 keunggulan bersaing bagi perusahaan. Strategi pemasaran harus bersifat distinctive (artinya bersifat unik, tidak mudah ditiru oleh pesaing dan spesifik) dan didukung oleh semua potensi yang dimiliki oleh perusahaan secara optimal (Rangkuti 2002). Strategi pemasaran adalah instrument sentral untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan usaha pemasaran. Strategi pemasaran beroperasi pada dua level yaitu strategik dan statis. Pemasaran strategik membentangkan pasar sasaran dan proporsi nilai yang akan ditawarkan, berdasarkan pada suatu analisis peluang pasar terbaik. Pemasaran taktis menspesifikasikan taktik pasar, termasuk fitur produk, promosi, perdagangan, penetapan harga, saluran penjulan dan layanan. Hakikat dari pemasaran strategik adalah segmentasi, target dan penentuan posisi (Segmentation. Targetting, Positioning- STP) yaitu melakukan segmentasi pasar, menyeleksi sasaran pasar yang tepat dan mengembangkan penentuan posisi nilai dari tawaran (Kotler dan Keller 2007). 1) Segmentation Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki keinginan yang sama. Pembagian segmen pasar dapat diidentifikasi berdasarkan segmentasi georafis, demografis, psikografis dan perilaku di kalangan pembeli. 2) Targetting Setelah melakukan segmentasi pasar, perusahaan melakukan identifikasi dan seleksi sasaran. Perusahaan memutuskan segmen mana yang menyajikan peluang paling besar yang merupakan pasar sasaran. 3) Positioning Selanjutnya untuk pasar yang terpilih, perusahaan mengembangkan suatu tawaran pasar dengan penetapan posisi perusahaan. Penetapan posisi (positioning) adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan, sehingga menempati posisi yang khas di benak pelanggan sasarannya Pemasaran Jasa Menurut Kotler (2005), jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud (intangible) dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Jasa memiliki empat

36 karakteristik utama yang sangat mempengaruhi desain program pemasaran (Kotler dan Kellen 2005) yaitu : 1) Tidak berwujud (intangible) Berbeda dengan produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum membeli. Oleh karena itu tugas penyedia jasa adalah untuk mengelola bukti tersebut dan mewujudkan sesuatu yang tidak berwujud. Pemasar jasa harus mampu mengubah jasa yang tidak berwujud menjadi manfaat yang konkrit. 2) Tidak terpisahkan (inseparability) Biasanya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jika seseorang memberikan jasa maka penyedianya adalah bagian dari jasa tersebut. Konsumen juga hadir pada saat jasa dihasilkan, interaksi penyedia konsumen merupakan ciri khusus pemasaran jasa. 3) Bervariasi (variability) Jasa bervariasi bergantung pada siapa yang memberikannya, kapan dan dimana diberikan. 4) Tidak tahan lama (perishability) Jasa tidak dapat disimpan atau mudah musnah, sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan datang Bauran Pemasaran Jasa Salah satu unsur kunci dalam strategi pemasaran adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Mc Carthy (1985) dalam Kotler (2005) mengklasifikasikan alat-alat bauran pemasaran menjadi empat kelompok yang disebut 4P pemasaran yaitu produk, harga, tempat/ saluran distribusi dan promosi. Pendekatan 4P berhasil dengan baik untuk pemasaran produk tetapi elemen-elemen tambahan perlu diperhatikan dalam bisnis jasa. Booms dan Bitner mengusulkan 3P tambahan untuk pemasaran jasa, yaitu orang, bukti fisik dan proses.

37 1) Produk (Product) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat, properti, organisasi dan gagasan. 2) Harga (Price) Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa atau jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Harga merupakan salah satu unsur penting yang menetukan pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan karena harga merupakan satu satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan sementara elemen-elemen lainnya menimbulkan biaya. 3) Tempat/Saluran distribusi (Place) Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi. Dilihat dari jauh pendeknya rantai distribusi, saluran distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua (Kotler, 2005): a) Saluran distribusi langsung yaitu saluran distribusi dimana produk dari produsen langsung ke tangan konsumen tanpa melalui perantara atau penyalur. b) Saluran distribusi tidak langsung, yaitu perusahaan dalam mendistribusikan produknya menggunakan penyalur atau agen perantara dan juga pengecer sebelum sampai ke tangan konsumen 4) Promosi (Promotion) Promosi menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya, membujuk dan mengingatkan para pelanggan dan konsumen untuk membeli produk tersebut. Promosi ini merupakan suatu kegiatan yang sangat menentukan dalam meningkatkan nilai penjualan, menciptakan pasaran hasil produksi, dan pertumbuhan produk. Strategi promosi adalah tindakan perncanaan, implementasi dan pengendalian komunikasi dari organisasi kepada pelanggan

38 dan audiens sasaran lainnya. Bauran komunikasi pemasaran terdiri dari lima cara komunikasi, yaitu : a) Periklanan : dapat untuk membangun citra jangka panjang bagi suatu produk. Dalam periklanan terdapat sifat-sifat yang dapat diperhatikan yaitu presentasi umum, tersebar luas, ekspresi yang lebih kuat dan tidak bersifat pribadi. b) Promosi Penjualan : berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong orang untuk mencoba atu membeli produk atau jasa. Alat promosi penjualan dapat berupa kupon, potongan harga, contoh produk dan pameran. Promosi penjualan digunakan untuk memperoleh tanggapan pembeli yang lebih kuat dan cepat dengan menawarkan tiga manfaat yang berbeda yang mencakup komunikasi, insentif dan ajakan. c) Hubungan masyarakat dan publisitas : daya tarik hubungan masyarakat dan publisitas didasarkan pada tiga sifat khusus yaitu kredibilitas yang tinggi, kemampuan menangkap pembeli yang tidak dibidik sebelumnya dan dramatisasi. Humas dan publisitas dapat berupa seminar, sumbangan amal dan peran sebagai sponsor. d) Penjualan Pribadi : adalah interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan memperoleh pemesanan. Penjualan personal memiliki tiga ciri khusus yaitu pertemuan pribadi, perkembangan hubungan dan tanggapan. e) Pemasaran Langsung : yaitu penggunaan surat, telepon, faksimili, dan alat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi secara langsung dengan mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu. 5) Orang (People) Orang (karyawan) merupakan unsur bauran pemasaran jasa yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk ke konsumen. Kesuksesan pemasaran sangat tergantung pada seleksi, pelatihan, motivasi dan manajemen sumber daya manusia. Pentingnya strategi orang dalam pemasaran yaitu mengarahkan minat yang lebih besar dan

39 menarik, memotivasi, melatih dan mempertahankan kualitas karyawan dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen. 6) Bukti fisik (Physical Evidance) Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan dan pelanggan berinteraksi. Bukti fisik berhubungan sengan fasilitas apa yang diharapkan pelanggan, sehingga dapat meningkatkan kenyamanan. Bukti fisik mewakili keputusan kunci mengenai desain dan lay-out bangunan, misalnya tempat duduk, toilet, tempat ibadah, parkir, dan sebagainya yang dibutuhlan pengunjung. 7) Proses (Process) Proses merupakan seluruh kegiatan kerja yang berhubungan dengan pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen, perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya. Dimensi proses ini merupakan gabungan dari beberapa dimensi, yaitu : a) Akses, meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan perusahaan b) Komunikasi, merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atu memperoleh masukan dari pelanggan c) Pemahaman pada pelanggan, meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan Analisis Lingkungan Perusahaan Menurut David (2006), lingkungan perusahaan adalah situasi dan kondisi perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Keberhasilan pemasaran ditentukan oleh banyak aspek, baik di luar maupun di dalam perusahaan. Aspek yang diluar perusahaan atau disebut dengan lingkungan eksternal, sedangkan yang berada di dalam lingkungan perusahaan disebut dengan lingkungan internal.

40 Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal menekankan pada identifikasi dan evaluasi tren serta kejadian yang berada di luar kendali perusahaan. Selain itu, ditujukan untuk mengidentifikasi variabel kunci yang menawarkan respon yang dapat dijalankan. Analisis lingkungan eksternal mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan, sehingga perusahaan dapat memformulasikan strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang dan menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman potensial. Lingkungan eksternal adalah kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi perusahaan secara tidak langsung, akan tetapi perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya sangat menentukan keputusan pemasaran dalam jangka panjang (Kotler 2005). Lingkungan eksternal dibedakan menjadi dua, yaitu : 1) Lingkungan Makro Lingkungan makro merupakan kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi perusahaan secara tidak langsung dan pada umumnya memiliki cakupan yang luas. Perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya sangat menentukan keputusan pemasaran. Lingkungan makro terdiri dari : a) Demografis Aspek demografi merupakan kekuatan ekonomi makro pertama yang dipantau oleh pemasar. Segala hal yang terjadi dalam aspek demografi dimanfaatkan pemasar untuk dijadikan dasar dalm membuat strategi dan program pemasarannya. b) Perekonomian Aspek perekonomian memiliki pengaruh penting pada aktivitas pemasaran. Lingkungan ekonomi selain orang, pasar mensyaratkan adanya daya beli. Daya beli yang ada di suatu perekonomian bergantung pada pendapatan, harga, tabungan, hutang dan ketersediaan kredit saat ini. Sebagai contoh jika seorang pelanggan memiliki pendapatan yang rendah maka sudah dapat dipastikan hanya akan membeli produk sesuai dengan pendapatannya. Oleh karena itu, pemasar perlu menyiasati berbagai peluang pemasaran bahkan pada saat perekonomian sedang mengalami penurunan.

41 c) Lingkungan Alam Lingkungan alam merupakan bagian yang penting. Citra perusahaan dan produk bisa terpengaruh oleh sikap dan perhatian pada lingkungan alam. Selain itu, pemasar harus mewaspadai ancaman dan peluang yang sehubungan dengan keempat kecenderungan dalam lingkungan alam, kekurangan bahan baku, peningkatan biaya energi, peningkatan tingkat polusi dan perubahan-perubahan peran pemerintah. d) Teknologi Salah satu kekuatan yang paling dramatis dalam membentuk kehidupan manusia adalah teknologi. Pemasar harus mengamati kecenderungan teknologi berikut ini: langkah perubahan, peluang inovasi, anggaran litbang yang beragam dan peraturan yang meningkat. e) Hukum-Politik Keputusan pemasar sangat dipengaruhi oleh perkembangan politik dan hokum. Lingkungan ini dibentuk oleh hukum, badan pemerintah dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan individu. f) Sosial Budaya Manusia membentuk keyakinan, nilai dan norma. Manusia menyerap pandangan dunia yang merumuskan hubungan lingkungan dengan dirinya sendiri, dengan sesamanya, dengan organisasi, dengan masyarakat, dengan alam sekitar dan dengan alam semesta. 2) Lingkungan Mikro Komponen-komponen yang relatif lebih memberikan pengaruh secara langsung pada perusahaan, terdiri dari : a) Konsumen Menunjukkan karakteristik dan perilaku dari mereka yang membeli barang atau jasa atau dapat didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini (Engel et al. 1995). Ada lima tahapan dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen, antara lain: adanya pengenalan

42 kebutuhan, melakukan pencarian informasi mengenai produk yang dibutuhkan atau diinginkan, mencari evaluasi alternatif, melakukan pembelian dan yang terakhir adalah mengetahui hasilnya atau mendapatkan kepuasan dari produk yang dibeli. b) Tenaga kerja Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga kerja untuk melakukan aktivitas-aktivitas perusahaan. c) Pemasok Pemasok mempunyai peranan tersendiri dan memegang peranan yang sangat penting dalam kesuksesan pemasaran. Pada dasarnya kelangsungan hidup bagian pemasaran tergantung dari pemasok. Sebagai contoh, jika terjadi keterlambatan pasokan barang (misalnya bahan baku) akan memberi dampak atas pemenuhan pesanan perusahaan. d) Pesaing Pesaing adalah perusahaan-perusahaan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan yang sama. Perusahaan harus dapat mengembangkan produknya, mencari terus apa yang dapat ditawarkan, membuat cara-cara baru dalam melayani pelanggan, menemukan pasarpasar baru. Perusahaan kreatif seperti inilah yang dapat bertahan dalam jangka panjang. Porter (2000) dalam Rangkuti (2006) mengemukakan tentang analisis kompetitif dalam Model Lima kekuatan Porter. Industri adalah sekelompok perusahaan yang menawarkan suatu produk yang mempunyai sifat substitusi. Perusahaan harus mampu memposisikan diri berhadapan dengan pesaing maka perlu mengetahui terlebih dahulu keunggulan bersaing yang dimiliki atau yang akan diciptakan. Porter (2000) dalam Rangkuti (2006) mengidentifikasikan lima kekuatan yang menentukan daya tarik laba jangka panjang dari suatu pasar, yaitu pesaing industri, calon pendatang, substitusi, pembeli dan pemasok. Lima kekuatan tersebut menimbulkan lima ancaman yang harus diperhatikan. 1) Ancaman pesaing industri; suatu segmen menjadi tidak menarik jika ia telah memiliki pesaing yang banyak, kuat, agresif. Kondisi ini akan menyebabkan

43 terjadinya perang harga, perang iklan dan pengenalan produk baru, sehingga akan menjadi mahal bagi perusahaan untuk bersaing. 2) Ancaman pendatang baru (ancaman mobilitas); daya tarik suatu segmen berbeda beda menurut tingginya penghalang untuk masuk dan keluarnya. 3) Ancaman produk substitusi (ancaman substitusi); suatu segmen menjadi tidak tertarik jika terdapat substitusi actual atau potensial dari suatu produk. Substitusi membatasi harga dan laba yang dapat dihasilkan oleh suatu segmen. 4) Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar menawar pembeli (kekuatan pembeli); suatu segmen menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki kekuatan posisi tawar (bargaining power ) yang kuat. 5) Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok (kekuatan pemasok); suatu segmen menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan mampu menaikkan harga atau mengurangi kuantitas yang mereka pasok. Pendatang Baru Potensial Pemasok (Kekuatan Pemasok) Pesaing-Pesaing Industri (Rival Segmen) Pendatang Baru Potensial Pendatang Baru Potensial Gambar 1. Kekuatan Persaingan dalam Industri Sumber : Porter dalam Rangkuti (2006) Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal merupakan suatu kondisi yang ada dalam perusahaan. Faktor internal perusahaan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi arah dan tindakan perusahaan yang berasal dari internal perusahaan. Tujuan analisis lingkungan internal adalah untuk dapat menilai dan mengidentifikasi kekuatan dan

44 kelemahan yang menjadi landasan bagi strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut David (2006), lingkungan internal adalah kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi perusahaan secara langsung melalui aktivitas pemasarannya dan lebih mudah dikendalikan karena berada di dalam jangkauan perusahaan. Ada beberapa komponen dalam lingkungan internal, antara lain: 1) Aspek Organisasi, artinya perusahaan atau organiasasi harus dapat memberikan citra yang dapat menarik minat pelanggan. a) Jaringan Komunikasi b) Strukur Organisasi c) Hierarki Tujuan d) Kemampuan Tim Manajemen 2) Aspek Pemasaran, artinya dengan adanya pemasaran yang baik dapat mengetahui serta menciptakan kebutuhan dan keinginan para pelanggan. a) Segmentasi Pasar b) Bauran Pemasaran 3) Aspek Keuangan, artinya para pemilik perusahaan dapat melihat kondisi perusahaannya apakah mengalami keuntungan atau kerugian dan dapat melihat peluang adanya pengembangan perusahaan. a) Aktivitas b) Peluang Investasi 4) Aspek Produksi, merupakan segala hal yang berkaitan dengan semua aktivitas perusahan. a) Layout Fasilitas Perusahaan b) Penelitian dan Pengembangan c) Penggunaan Teknologi d) Pembelian Bahan Baku Matriks External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE) Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal dan internal, maka hasilnya dimasukkan ke dalam matriks EFE dan IFE. Matriks EFE untuk hasil analisis faktor lingkungan eksternal dan matriks IFE untuk hasil analisis faktor lingkungan internal.

45 Matriks EFE ditujukan untuk merangkum dan mengevaluasi informasi mengenai aspek ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan. Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Matriks IFE ditujukan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis (David 2006) Matriks Internal-External (IE) Matriks IE merupakan pemetaan skor matriks EFE dan IFE yang telah dihasilkan dari tahap input (input stage) dan memposisikan peusahaan dalam tampilan Sembilan seliks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi yang berbeda-beda (David 2006), yaitu: 1) Daerah tumbuh dan berkembeng (grow and build) Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal) dapat menjadi strategi yang paling sesuai untuk divisi dalam sel ini. 2) Daerah jaga dan pertahanan (hold and maintain) Strategi yang tepat untuk tipe ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3) Daerah panen atau divestasi (harvest or divestiture) Strategi yang sesuai untuk kondisi dalam sel ini adalah strategi divestasi, diversifikasi konglomerat dan likuidasi Matriks Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) David (2009) menyatakan bahwa matriks SWOT merupakan identifikasi sistematis atas kekuatan dan kelemahan internal perusahaan serta peluang dan ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan. Diharapkan melalui analisis ini, perusahaan diharapkan dapat menyusun strategi pemasaran yang efektif dengan memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada serta meminimalkan kelemahan perusahaan dan ancaman yang dihadapi. Matriks SWOT merupakan alat pada tahap pencocokan yang penting yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi: SO (kekuatan peluang; strengths-

46 opportunities), WO (kelemahan-peluang; weaknesses-opportunities), ST (kekuatan-ancaman; strengths-threats) dan WT (kelemahan-ancaman; weaknesses-threats) Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Menurut David (2006), Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) atau matriks perncanaan strategi kuantitatif didesain untuk menentukan daya tarik relatif dari alternatif tindakan yang layak. QSPM menggunakan input dari analisis tahap input yaitu IFE dan EFE serta hasil dari tahap pencocokan untuk mementukan secara objektif di antara alternatif strategi berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik relatif dari setiap alternatif strategi dihitung dengan menetapkan dampak komulatif dari setiap faktor kritis eksternal dan internal Action Plan (Rencana Aksi/Kegiatan) Setiap kegiatan tentu lebih baik bila didahului dengan penyusunan suatu rencana, sehingga apa yang diinginkan dapat terlaksana dengan baik serta hasil yang diperoleh akan baik pula. Membuat perencanaan untuk mengoperasionalkan strategi yang sudah dimiliki dan diterjemahkan ke dalam realisasi kegiatan dalam proses implementasi adalah bagian dari penyusunan rencana kegiatan operasional. Rencana kegiatan adalah cara spesifik yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran kegiatan. Secara umum rencana kegiatan mengandung unsur unsur sebagai berikut: 1) Tahapan atau rencana kegiatan spesifik yang harus dilakukan. 2) Adanya orang yang bertanggung jawab agar setiap tahap atau tindakan dapat diselesaikan dengan baik. 3) Jadwal untuk menjalankan setiap tahapan atau tindakan 4) Sumber daya yang perlu dialokasikan agar tahapan atau tindakan tersebut dapat diselesaikan dengan baik

47 5) Adanya mekanisme umpan balik untuk memantau setiap tahapan atau tindakan. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Kerangka pemikiran operasional digunakan sebagai landasan yang berkaitan dengan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian dan harus berdasarkan pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan. Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) merupakan salah satu wisata kampung yang menawarkan wisata tradisional. Saat ini persaingan dalam usaha wisata kampung karena banyak bermunculan wisata kampung lain baik dalam skala besar maupun menengah. Usaha tersebut membidik pasar yang sama yaitu kalangan pelajar maupun anak-anak dan orang dewasa yang ingin menikmati wisata tradisional. Seiring perkembangannya KWC menghadapi berbagai permasalahan diantaranya tingkat persaingan yang tinggi dalam bidang wisata agro. Selain itu, keberadaan pesaing sejenis yang juga menyajikan produk wisata mirip dengan yang ada KWC. Kampoeng Wisata Cinangneng mengalami permasalahan dalam hal internal yaitu pemasaran yang sudah dilakukan belum optimal dan juga komitmen dari pihak KWC sendiri untuk tetap mempertahankan konsep kampung wisata yang sudah ada sejak KWC berdiri. Berdasarkan permasalahanpermasalahan tersebut, perusahaan harus mampu menjangkau pasar sasarannya dengan mengembangkan strategi pemasaran yang efektif agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Arah dan tujuan perusahaan dianalisis melalui identifikasi visi dan misi perusahaan yang juga dijadikan bahan pertimbangan dalam perumusan alternatif strategi. Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis menyeluruh terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi lingkugan pemasaran KWC dengan menganalisis lingkungan eksternal, industri dan internal perusahaan. Analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Hasil identifikasi peluang dan ancaman diplotkan dalam matriks EFE dan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan diplotkan dalam matriks IFE. Hasil matriks EFE dan IFE kemudian dimasukkan dalam matriks IE, sehingga dapat

48 diketahui posisi perusahaan berdasarkan analisis lingkungan usahanya. Setelah penentuan posisi perusahaan dilakukan tahap formulasi strategi pemasaran dengan menggunakan Matriks SWOT. Perumusan strategi pemasaran ini menggunakan input dari hasil identifikasi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan mempertimbangkan visi dan misi perusahaan serta posisi perusahaan. Alternatif strategi pemasaran yang dihasilkan dari matriks SWOT selanjutnya diurut berdasarkan prioritas strategi yang tepat untuk dilaksanakan perusahaan dengan menggunakan matriks QSPM yang secara objektif dapat mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik. Tahap selanjutnya setelah dihasilkannya prioritas strategi adalah rancangan rencana aksi/kegiatan (action plan). Tahap action plan ini merupakan keberlanjutan dari matriks QSPM. Rencana kegiatan ini disusun berdasarkan hasil keluaran matriks QSPM yang berupa beberapa prioritas strategi yang nantinya akan dibentuk menjadi satu rencana kegiatan yang mempertimbangkan kondisi perusahaan melalui diskusi dengan pihak manajemen KWC sebagai pelaksana kebijakan perusahaan. Secara ringkas keseluruhan tahap ini diringkas dalam kerangka pemikiran operasional yang dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.

49 Kampoeng Wisata Cinangneng Identifikasi Permasalahan: Tingkat Persaingan yang tinggi Pemasaran belum optimal Keberadaan pesaing sejenis Tantangan untuk tetap mempertahankan konsep Strategi Pemasaran Analisis Lingkungan Perusahaan Lingkungan Internal 1. Aspek Organisasi 2. Aspek Pemasaran 3. Aspek Keuangan 4. Aspek Produksi Lingkungan Eksternal 1. Lingkungan Makro 2. Lingkungan Mikro 3. Lingkungan Industri Merumuskan Matriks IFE Merumuskan Matriks EFE Merumuskan Matriks IE Formulasi Strategi Perusahaan (Matriks SWOT) Prioritas Strategi Pemasaran (QSPM) Alternatif Strategi Pemasaran Action Plan (Rencana Aksi/Kegiatan) Keterangan : = Urutan konsep pemikiran operasional = Implementasi = Rancangan Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional

50 IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kampoeng Wisata Cinangneng yang beralamat di Jalan Babakan Kemang, RT 01 / RW 02, Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Bogor. Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan Juli Agustus Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Data primer berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara dengan tiga orang pihak manajemen perusahaan yang terdiri dari pemilik, sekretaris umum, staf food and beverage dan dengan 30 orang pengunjung melalui bantuan kuesioner. Data primer dalam penelitian ini diperlukan untuk mengetahui kegiatan pemasaran yang telah dan sedang dilakukan oleh pihak manajemen KWC. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan berupa data dan informasi dari perusahaan pada periode terkait dengan penelitian serta gambaran umum usaha. Selain itu, data sekunder diperoleh melalui penelusuran kepustakaan melalui buku, literatur, internet dan tulisan-tulisan ilmiah yang berkaitan dengan topik yang dibahas dalam penelitian. Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk melengkapi dan mendukung data-data primer yaitu data yang didapat dari literatur dan instansi terkait. 4.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu : 1) Observasi: melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas perusahaan terutama yang terkait dengan kegiatan perusahaan. 2) Wawancara: melakukan wawancara dengan pemilik, manajer dan karyawan perusahaan serta konsumen untuk mendapatkan informasi yang lengkap. 3) Kepustakaan: membaca buku-buku yang terkait, mempelajari hasil penelitian terdahulu, data-data dari lembaga terkait dan perusahaan yang tersedia serta literatur-literatur relevan yang menunjang.

51 4) Studi Pendahuluan: mendatangi perusahaan melakukan pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak perusahaan sebelum memulai penyusunan skripsi. 5) Pengisian kuesioner: untuk pengisian matriks pendapat gabungan pada matriks EFE dan IFE serta nilai daya tarik pada matriks QSPM yang dilakukan oleh pihak yang berperan dalam pengambilan keputusan prioritas strategi pemasaran perusahaan yaitu pemilik, sekretaris umum dan kepala bagian produksi jasa. 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan konsep manajemen strategis. Analisis data dilakukan melalui analisis deskriptif, analisis kualitatif dan analisis kuantitatif yang disajikan dalam bentuk tabel, bagan dan uraian. Pada tahap awal dilakukan analisis deskriptif melalui observasi di lokasi penelitian, wawancara dengan pihak internal dan eksternal perusahaan, studi literatur dan penyebaran kuesioner. Setelah faktor internal dan eksternal diidentifikasi selanjutnya dilakukan konfirmasi ulang kepada pihak manajemen perusahaan untuk menentukan keakuratan data yang diperoleh. Analisis kuantitatif yang dihasilkan pada penelitian ini adalah hasil berupa bobot, rating dan skor sedangkan analisis kualitatif berupa penjelasan dari analisis kuantitatif. Data-data yang berhasil dikumpulkan akan diolah dan dianalisis dalam tiga tahap yaitu tahap input (input stage), tahap pencocokan (matching stage), tahap keputusan (decision stage) dengan menggunakan alat analisis yang terdiri dari matriks IFE, EFE, SWOT dan QSPM (David 2006). Rancangan implementasinya dalam bentuk tabel action plan yang diperoleh dari urutan prioritas strategi hasil matriks QSPM dan diskusi dengan pihak manajemen perusahaan Tahap Input (Input Stage) Tahap input dalam kerangka kerja pada penelitian ini terdiri dari matriks EFE dan matriks IFE. Matriks input berhubungan dengan tingkat kepentingan relatif dari faktor-faktor peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dari hasil analisis lingkungan internal dan eksternal. Informasi yang berasal dari tahap input

52 ini memberikan informasi dasar untuk matriks di tahap pencocokan dan tahap keputusan Analisis Lingkungan Eksternal Tujuan dari analisis lingkungan eksternal adalah untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Kekuatan eksternal (external forces) dibagi menjadi dua kategori besar yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro. Analisis kekuatan industri dilakukan untuk menganalisis persaingan dengan menggunakan Model Lima Kekuatan Porter. Menurut Porter hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan yaitu persaingan antar perusahaan sejenis, kemungkinan masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk distribusi, kekuatan tawar-menawar pemasok dan kekuatan tawar-menawar pembeli. Alat bantu untuk menganalisis peluang dan ancaman yang terjadi akibat pengaruh dari faktor-faktor lingkungan eksternal dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Lingkungan Makro Analisis Lingkungan Eksternal Faktor-faktor Strategis Eksternal Peluang Ancaman 1. Demografis 2. Perekonomian 3. Lingkungan Alam 4. Teknologi 5. Hukum-Politik Lingkungan Mikro 1. Konsumen 2. Pemasok 3. Tenaga Kerja 4. Pesaing Kekuatan industri - Ancaman Pesaing Industri - Ancaman pendatang baru - Ancaman produk pengganti - Kekuatan tawar menawar pemasok - Kekuatan tawar-menawar pembeli Sumber : David (2006)

53 Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal menekankan pada identifikasi dan evaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis. Analisis lingkungan internal dilakukan pada aspek organisasi, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi. Pada Tabel 8 disajikan alat bantu untuk melakukan analisis lingkungan internal. Tabel 8. Analisis Lingkungan Internal Faktor-faktor Strategis Internal Kekuatan Kelemahan Aspek Organisasi Aspek Pemasaran Aspek Keuangan Aspek Produksi Sumber : David (2006) Matriks EFE dan IFE Setelah melakukan analisis eksternal dan internal maka hasilnya dimasukkan ke dalam matriks EFE dan IFE. Matriks EFE ditujukan untuk merangkum dan mengevaluasi informasi mengenai peluang dan ancaman dari analisis faktor eksternal. Matriks IFE ditujukan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dari analisis faktor internal dalam area fungsional bisnis (David 2006). Matriks EFE dan IFE dibuat dengan lima tahapan : 1) Identifikasi dan mendaftarkan faktor-faktor eksternal utama (peluang dan ancaman) serta internal utama (kekuatan dan kelemahan) yang dihadapi perusahaan. Pada matriks IFE dan EFE harus memasukkan 10 hingga 20 faktor utama. Jumlah faktor tidak memiliki pengaruh terhadap kisaran skor pembobotan karena bobot selalu berjumlah 1,0. 2) Penentuan bobot setiap variabel dilakukan dengan mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal tersebut kepada pihak manajemen yang menentukan kebijakan perusahaan dengan menggunakan metode Paired Comparison (Kinnear dan Tailor 1991). Metode ini digunakan untuk

54 memberikan penilaian berupa bobot terhadap setiap faktor penentu eksternal dan internal. Penilaian bobot setiap faktor dengan nilai total mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (paling penting). Setiap variabel digunakan skala 1, 2 dan 3 untuk menentukan bobot. Skala yang digunakan untuk menentukan bobot adalah : 1= jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2= jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3= jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Tabel 9. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan Faktor Strategis Eksternal A B C O Total Bobot A Xi B C O Total Sumber : Kinnear (1991) Tabel 10. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan Faktor Strategis Internal A B C N Total Bobot A Xi B C N Total Sumber : Kinnear (1991) 3) Penentuan rating (peringkat) untuk setiap faktor eksternal dan internal kunci. Penentuan rating dilakukan terhadap variabel-variabel dari hasil analisis

55 situasi perusahaan. Mengukur pengaruh masing-masing variabel terhadap kondisi perusahaan digunakan skala 1, 2, 3, 4. Pemberian nilai peringkat peluang dan ancaman pada matriks EFE menggunakan skala: 1 = respon perusahaan rendah 2 = respon perusahaan rata-rata 3 = respon perusahaan di atas rata-rata 4 = respon perusahaan superior Pemberian nilai rating kekuatan dan kelemahan pada matriks IFE menggunakan skala: 1 = sangat lemah (kelemahan utama) 2 = tidak begitu lemah (kelemahan kecil) 3 = cukup kuat (kekuatan kecil) 4 = sangat kuat (kekuatan utama) Peringkat didasari pada efektifitas strategi perusahaan. Dengan demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan. Sedangkan bobot didasarkan pada keadaan industri di mana perusahaan berada. 4) Mengalikan setiap bobot faktor dengan peringkatnya untuk mementukan nilai tertimbang (skor pembobotan). Langkah keempat ini diperoleh hasil berupa skor bobot untuk masing-masing faktor. 5) Menjumlahkan nilai tertimbang dari setiap faktor untuk menentukan total nilai tertimbang bagi organisasi. Nilai tertimbang yang diperoleh dari masingmasing faktor kemudian dijumlahkan secara vertikal untuk mendapatkan total nilai tertimbang. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal. Total nilai tertimbang tertinggi adalah 4,0 dan terendah adalah 1,0. Total nilai tetimbang rata-rata adalah 2,5. Pada matriks EFE total nilai tertimbang 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan sangat baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Strategi perusahaan secara efektif mengambil keuntungan dari peluang yang ada saat ini dan meminimalkan dampak yang mungkin muncul dari ancaman eksternal. Total nilai tertimbang 1,0 mengindikasikan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan peluang

56 atau tidak menghindari ancaman eksternal. Contoh matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. No Matriks EFE Faktor Strategis Eksternal Peluang Bobot Rating Nilai tertimbang Bobot X Rating Ancaman Total Sumber: David (2006) Tabel 12. No Matriks IFE Faktor Strategis Internal Kekuatan Bobot Rating Nilai tertimbang Bobot X Rating Kelemahan Total Sumber: David (2006)

57 Pada matriks IFE total nilai tertimbang di bawah 2,5 menggambarkan kondisi perusahaan yang lemah secara internal, sedangkan total nilai tertimbang di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal perusahaan yang kuat. Contoh matriks IFE disajikan pada Tabel Tahap Pencocokan (Matching Stage) Tahap pencocokan dari kerangka kerja perumusan strategi terdiri dari atas lima teknik yang dapat digunakan, yaitu, Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG, Matriks IE dan Matriks Grand Strategy. Dalam penelitian ini analisis pada tahap pencocokan menggunakan matriks IE dan matriks SWOT. Tahap ini berdasarkan pada informasi yang diturunkan dari tahap input untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal adalah kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak secara efektif Matriks IE Matriks IE merupakan pemetaan skor matriks EFE dan IFE yang telah dihasilkan dari tahap input (input stage) dan memposisikan perusahaan dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci yaitu total skor pembobotan IFE pada sumbu horizontal dan total skor pembobotan EFE pada sumbu vertikal. Pada sumbu horizontal dari matriks IE, total skor bobot dari 1,0 hingga 1,99 menunjukkan posisi internal lemah; nilai dari 2,0 hingga 2,99 adalah rata-rata; dan nilai 3,0 hingga 4,0 adalah posisi internal yang kuat. Pada sumbu vertikal matriks IE, total skor bobot dari 0 hingga 1,99 menunjukkan posisi eksternal lemah; nilai dari 2,0 hingga 2,99 adalah rata-rata; dan nilai 3,0 hingga 4,0 adalah posisi eksternal yang tinggi. Matriks IE dibagi menjadi tiga bagian utama, antara lain : 1) Sel I, II dan IV disebut tumbuh dan bina. Strategi paling tepat untuk semua divisi ini adalah strategi intensif (penentrasi pasar, pengembangan pasar dan pengemabangan produk) atau strategi integratif (integrasi kebelakang, depan dan horizontal).

58 2) Sel III, V, dan VII disebut pertahankan dan pelihara (hold and maintain). Strategi terbaik dapat dikelola dengan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3) Sel VI, VII atau IX adalah panen dan investasi. Total Skor IFE Kuat 3,0-4,0 Rata Rata 2,0-2,99 Lemah 1,0-1,99 Total Skor EFE Tinggi 3,0-4,0 Menengah 2,0-2,99 Rendah 1,0-1,99 4,0 3,0 2,0 1,0 3,0 2,0 I II III IV V VI VII VIII IX 1,0 Gambar 3. Matriks IE Matriks SWOT Matriks Strength-Weakness-Opportunities-Threats Matrix (SWOT) merupakan alat untuk mencocokkan yang penting yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi: SO (kekuatan-peluang; strengthsweaknesses), WO (kelemahan-peluang; weaknesses-opportunities), ST (kekuatanancaman; strengths-threats) dan WT (kelemahan-ancaman; weaknesses-threats). Mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci adalah bagian yang paling sulit dalam mengembangkan matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik (David 2006). Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.

59 Penyajian yang sistematis dari Matriks SWOT terdapat pada gambar di bawah ini. Matriks SWOT terdiri atas sembilan sel. Ada empat sel faktor kunci, empat sel strategi dan satu sel yang selalu dibiarkan kosong (sel di kiri atas). Empat sel strategi (SO, SW,ST dan WT) dikembangkan setelah menyelesaikan empat sel faktor kunci (S,W,O dan T). Tabel 13. Matriks SWOT Faktor Internal Kekuatan (Strengths-S) Faktor Eksternal Peluang Strategi S-O (Opportunities-O) Menggunakan kekuatan 1. untuk memanfaatkan 2. peluang 3. Ancaman Strategi S-T (Threats-T) Menggunakan kekuatan 1. untuk menghindari 2. ancaman 3. Sumber : David (2006) Kelemahan (Weakness-W) Strategi W-O Mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang Strategi W-T Meminimalkan kelemahan dengan menghindari ancaman Langkah-langkah menyusun matriks SWOT adalah : 1) Menulis peluang eksternal perusahaan yang menentukan 2) Menulis ancaman eksternal perusahaan yang menentukan 3) Menulis kekuatan internal perusahaan yang menentukan 4) Menulis kelemahan internal perusahaan yang menentukan

60 5) Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi S-O dalam sel yang tepat 6) Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi W-O 7) Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi S-T 8) Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi W-T Tahap Keputusan (Decision Stage) Membuat peringkat strategi yang menghasilkan daftar berprioritas, digunakan teknik analisis QSPM yang didisain untuk menentukan daya tarik relatif dari alternatif yang layak. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) atau matriks perencanaan strategi kuantitatif adalah alat yang memungkinkan penyusunan strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Secara konsep QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam satu sel alternatif dihitung dengan menentukan pengaruh kumulatif dari masing-masing faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal (David 2006). Format dari matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 14. Tahapan kerja pengolahan data dengan menggunakan metode QSPM (David 2006) adalah : 1) Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini harus diambil secara langsung dari matriks EFE dan IFE. 2) Pemberian bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot ini identik dengan yang ada pada matriks EFE dan IFE. Bobot disajikan dalam kolom di samping kanan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal.

61 3) Evaluasi matriks tahap pencocokan dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan. Strategi-strategi ini dicatat pada baris atas dari QSPM. Strategi dikelompokkan ke dalam set yang independen jika memungkinkan. 4) Menentukan nilai daya tarik (Atteractiveness Scores- AS), didefinisikan sebagi angka yang mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam set alternatif tertentu. Jangkauan untuk nilai daya tarik adalah 1= tidak menarik, 2=agak menarik, 3= cukup menarik, 4=sangat menarik. 5) Menghitung total nilai daya tarik Total Atteractiveness Scores (TAS), didefinisikan sebagai hasil dari pengalian bobot (langkah 2) dengan nilai daya tarik (langkah 4) dalam masing-masing baris. Semakin tinggi total nilai daya tarik, semakin menarik alernatif strategi tersebut. 6) Penjumlahan total nilai daya tarik dengan menambahkan total nilai daya tarik dalam masing-masing kolom strategi dari QSPM. Penjumlahan total nilai daya tarik (TAS) mengungkapkan strategi mana yang paling menarik, mempertimbangkan semua faktor internal dan eksternal yang relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis. Tabel 14. Matriks QSPM Faktor Kunci Bobot Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS Faktor Eksternal Faktor Internal Sumber : David 2006

62 4.4.4 Tahap Action Plan (Pencana Aksi/Kegiatan) Langkah awal untuk mewujudkan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah dengan membuat perencanaan (planning) untuk setiap action yang akan kita lakukan. Action plan membuat kegiatan tergambar dengan jelas. Setelah mengetahui program apa yang akan dilaksanakan lalu disusun rencana tindakan untuk mewujudkan program tersebut 2. Suatu rencana aksi/kegiatan akan menghasilkan beberapa tahapan strategi untuk setiap urutan prioritas strategi, sasaran strategi, jadwal pelaksanaan dan anggran untuk pelaksanaan action plan dalam format pada Tabel 15. Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat rencana kegiatan adalah sebagi berikut: 1) Mengidentifikasi tindakan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut: a) Apa kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran organisasi? b) Apa saja masalah atau hambatan yang harus dipecahkan untuk mencapai sasaran tersebut? c) Bagaimana urutan dari kegiatan yang diperlukan untuk memecahkan masalah di atas? d) Bagaimana sasaran dapat dijabarkan kedalam waktu, unit, tingkat, fungsi atau lokasi geografis? 2) Menentukan rangkaian kegiatan yang paling sesuai untuk sasaran 3) Menjabarkan rangkaian kegiatan di atas menjadi beberapa tahapan. Setiap tahapan harus berfokus pada hasil spesifik yang lebih kecil dalam jangka waktu yang lebih pendek untuk unit-unit yang lebih kecil 4) Setiap tahapan tersebut harus ditentukan: a) Siapa yang harus bertanggung jawab dan memiliki akntabilitas untuk mendapatkan hasil yang diharapkan? b) Kapan dimulai dan berakhirnya setiap tahapan kegiatan? c) Berapa banyak waktu dan biaya yang diperlukan? d) Bagaimana dan kapan organisasi dapat mengetahui bila terjadi penyimpangan pada rencana kegiatan? 2 id.wikipedia.org/wiki/ensiklopedia.action Plan. [25 Juni 2010]

63 5) Bersama-sama dengan pihak yang berkepentingan menguji dan melakukan validasi rencana kegiatan untuk mendapatkan kesepakatan dan dukungan. Tabel 15. Rencana Program Kegiatan (Action Plan) Prioritas Strategi pada Kampoeng Wisata Cinangneng No Urutan Prioritas Strategi Kegiatan Penanggung Jawab Target/ Sasaran Jadwal/Waktu Pelaksanaan Anggaran Definisi Operasional Pada strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik terdapat atribut yang didalamnya mewakili tiap-tiap strategi bauran pemasaran. 1) Pengunjung adalah orang yang sedang melakukan kunjungan ke KWC. 2) Responden adalah pengunjung Kampoeng Wisata Cinangnerng yang yang sedang melakukan kunjungan saat pengambilan data dan bersedia mengisi kuesioner. 3) Produk adalah sesuatu yang dijual atau ditawarkan oleh KWC untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi, sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. 4) Pendidikan adalah bangku pendidikan yang sedang atau telah ditempuh responden.

64 5) Pendapatan adalah sejumlah uang yang diperoleh oleh konsumen per bulan sebagai kompensasi dari pekerjaan. 6) Kualitas penginapan adalah kualitas tempat menginap yang ditawarkan apakah sesuai dengan harga yang dibayarkan. 7) Cita rasa makanan dan minuman yaitu seberapa enak makanan dam minuman yang disajikan, sehingga pengunjung dapat menikmati sajian tersebut. 8) Paket adalah program yang ditawarkan oleh KWC untuk para pengunjung dengan berbagi varian harga, sehingga pengunjung dapat memilih paket sesuai keinginan dan daya beli. 9) Harga adalah nilai yang harus diberikan oleh konsumen untuk membeli jasa Agrowisata KWC 10) Perbandingan harga dengan kualitas yaitu bagaimana kesesuaian harga produk yang ditawarkan oleh KWC dengan kualitas yang dapat dinikmati pengunjung. 11) Keramahan dan kesopanan karyawan adalah bagaimana karyawan dapat membuat pengunjung merasa senang dan dihormati dengan adanya sapaan, senyuman dan tutur kata. 12) Kompetensi Karyawan merupakan penguasaan materi dan hal-hal detail dari setiap kegiatan yang ada di KWC. 13) Kesiapan dan kesigapan karyawan adalah bagaimana perhatian dan kesiapan pelayanan yang dilakukan oleh karyawan KWC. 14) Kemudahan akses pemesanan merupakan bagaimana kecepatan tanggap karyawan terhadap pesanan pengunjung. 15) Pengelolaan pengunjung adalah sikap yang diambil karyawan setelah pengunjung tiba di KWC. 16) Keamanan adalah tingkat risiko dari melakukan kunjungan dan kegiatan di KWC. 17) Kebersihan merupakan keadaan lokasi yang bebas dari kotoran termasuk diantaranya debu, sampah dan bau yang mengganggu bagi pengunjung. 18) Keberadaan lokasi yaitu jarak tempuh dari tempat keberangkatan pengunjung ke KWC.

65 19) Desain lokasi yaitu bagaimana penataan ruang dan suasana yang ditonjolakan di KWC. 20) Kelengkapan fasilitas penunjang adalah kelengkapan prasarana agrowisata KWC seperti saung, kolam renang dan gift shop. 21) Papan nama adalah Papan petunjuk yang dapat dilihat oleh pengunjung menuju KWC. 22) Website adalah sarana promosi yang digunakan oleh KWC melalui media elektronik internet. Tabel 16. Variabel 7P Produk Harga Orang Proses Tempat Bukti Fisik Promosi Penjabaran Atribut Penelitian Atribut yang digunakan Kualitas Penginapan Cita rasa makanan dan minuman Paket yang ditawarkan Perbandingan harga dan kualitas Keramahan dan kesopanan karyawan Kompetensi Karyawan Kesiapan dan kesigapan karyawan Kemudahan akses pemesanan Pengelolaan pengunjung Keamanan Kebersihan Keberadaan lokasi Desain lokasi Kelengkapan fasilitas penunjang Papan Nama Website

66 V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan Pemberian nama Kampoeng Wisata Cinangneng didasarkan pada letak kampung yang dijadikan daerah yang dikunjungi dan dijadikan tujuan wisata oleh wisatawan. Wisatawan dapat menyaksikan kehidupan sehari-hari masyarakat lokal, pertanian, kerajinan, industri yang dibuat masyarakat (pabrik tahu, jelli) dan lainnya yaitu Kampoeng Wisata Cinangneng. Kegiatan pariwisata yang diusung oleh Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) adalah suatu konsep kegiatan pariwisata berbasiskan alam. Program kegiatan wisata yang dilakukan KWC ini tidak hanya terbatas pada satu kawasan saja melainkan mencakup lingkungan sekitar KWC. Kegiatan wisata itu sendiri dilakukan dalam Hester Basuki (HB) Garden Guest House dan juga wilayah sekitar, yaitu di desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea. Awal berdirinya KWC bukan merupakan suatu tempat yang dikhususkan untuk kegiatan pariwisata akan tetapi hanya sebagai rumah atau vila tempat peristirahatan keluarga. Berbekal dari pengalamannya sebagai pemandu wisata selama puluhan tahun, Hester Basoeki (55) tertarik mengusahakan sesuatu yang terkait dengan wisatawan. Ia menjadikan rumahnya di daerah Cipete, Jakarta Selatan sebagai guest house. Pembangunan HB Garden Guest House ini dilakukan pada bulan Agustus 1993 di lahan sekitar 4000 m 2 dan hanya ada satu rumah dengan dua kamar yang diberi nama Balai Kampung. Kegiatan komersil yang dilakukan terhadap HB Garden Guest House dimulai pada saat Hester bekerja sebagai pemandu wisata. Pekerjaan pemandu wisata selama sepulah tahun untuk daerah pulau Jawa membuat Hester memiliki pengalaman dalam pengembangan sektor wisata. Kegiatan sebagai pemandu wisata, banyak wisatawan khususnya wisatawan asing yang beliau temui dan terjalin hubungan serta kedekatan dengan wisatawan yang menggunakan jasanya. Awalnya Hester menawarkan tempat peristirahatan di daerah Jawa Barat yang berada di KWC dan menawarkan jalan-jalan keliling kampung serta mengajarkan cara menanam padi di lahan pertanian setempat.

67 Kegiatan yang telah diperkenalkan oleh Hester kepada wisatawan asal Belanda tersebut mendapatkan respon yang baik. Berdasarkan hal tersebut dengan sendirinya wisatawan asal Belanda tersebut melakukan kegiatan promosi tentang KWC kapada rekan-rekannya. Respon tersebut juga disambut oleh Hester dengan memikirkan dan membuat paket-paket kegiatan wisata sebagai wisata budaya dan pendidikan lingkungan berbasiskan agrowisata. Wisatawan asing sangat tertarik dengan kehidupan pedesaan yang penuh dengan kesederhanaan. Sejak saat itulah ibu Hester memberanikan diri untuk menawarkan rumahnya kepada wisatawan asing untuk tempat penginapan dengan menawarkan konsep wisata poelang kampoeng yang tidak dimiliki daerah lain. Setelah adanya promosi yang dilakukan dari mulut ke mulut baik dari Hester Basuki sendiri maupun wisatawan yang pernah mengunjungi KWC, maka permintaan kamar untuk menginap semakin meningkat. Peningkatan jumlah permintaan tersebut direspon oleh pengelola KWC dengan menambah fasilitas kamar berjumlah tiga gedung pada tahun Ketertarikan wisatawan mancanegara (wisman) terhadap KWC disebabkan oleh suasana yang ditawarkan pedesaan. Suasana pedesaan yang tenang, asri, sejuk dan pembangunan alam yang elok berupa aliran sungai dan hamparan sawah merupakan daya tarik tersendiri untuk KWC. Pada awal tahun 2000, perkembangan dari kegiatan wisata baik dan tidak hanya berasal dari wisman namun juga berasal dari wisatawan nusantara (wisnus) atau domestik. Peningkatan jumlah permintaan tersebut membuat Hester terus melakukan pengembangan paket wisata dan jumlah fasilitas kamar tambahan sebanyak dua gedung dan aula-aula kecil. Pembangunan jenis wisata tersebut melalui perencanaan program pulang kampung. Pimpinan KWC melakukan perluasan lahan wisata hingga 7000 m 2 untuk menyesuaikan pengadaan semua fasilitas dalam guest wisata, Dengan demikian, semakin luas lahan wisata untuk melakukan semua kegiatan wisata dan program-program untuk setiap paket wisata. Program kegiatan wisata dan paket-paket wisata yang ditawarkan oleh KWC dapat dilihat pada Lampiran 5. Pengembangan kegiatan wisata yang diusung oleh KWC mendapat perhatian dari pemerintah. Program wisata yang dilakukan KWC dianggap sebagi

68 wisata berbasiskan alam dan pemberdayaan masyarakat serta kepedulian terhadap kebudayaan Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, KWC mendapatkan penghargaan dari pemerintah melalui kunjungan Menteri Pariwisata tahun 1998, yaitu Marzuki Usman. Kunjungan yang dilakukan Marzuki Usman merupakan kunjungan dalam rangka kekaguman akan keberadaan lingkungan dan peran serta masyarakat dalam mengenalkan budaya dan pertanian kepada pengunjung. Melihat antusiasme dan respon masyarakat dalam peran sertanya untuk kegiatan KWC, Marzuki Usman memberikan bantuan berupa seperangkat alat musik gamelan dan membangun rumah tinggal (homestay) di Kampung Kondang. Kunjungan sekaligus sebagai ajang promosi langsung yang dilakukan Menteri Pariwisata maka keberadaan KWC semakin dikenal. Semakin banyak stasiun televisi dan media cetak yang melakukan wawancara dan bedah KWC. Hester Basuki selaku pemilik dan pengelola sering diundang untuk menghadiri acaraacara seminar diskusi yang dilakukan instansi seperti sekolah dan pemerintahan. Pengadaan kegiatan wisata dengan konsep kampung wisata semakin banyak mendapat respon dari pemerintah secara nasional maupun daerah. Hal tersebut terbukti dari penghargaan yang diterima oleh Hester pada tahun 2004 mencakup skala nasional adalah inovator di bidang wisata. Pada tahun 2007, Danny Setiawan selaku Gubernur Jawa Barat memberikan penghargaan kepada KWC sebagai perusahaan perintis dan inovator program pariwisata Jawa Barat. Keberadaan KWC tidak terlepas dari perhatian media massa. Liputanliputan khusus mengenai kamping wisata juga seringkali ditampilkan dalam satu halaman penuh oleh Kompas, koran Tempo, Radar Bogor, majalah Nikita, Suara Pembaharuan, tabloit Nikita, Nova, majalah Bobo, majalah Kartini, majalah Prospektif, majalah Sedap, majalah khusus objek petualangan yaitu Krakatau hingga majalah Autosport pun menyajikan cerita tentang KWC. Beberapa stasiun TV swasta juga seperti SCTV, TRANS TV, TPI, RCTI, ANTV, METRO TV dan INDOSIAR melakukan liputan tentang kawasan ini. Kebanyakan stasiun bahkan media massa yang datang meliput ke kawasan KWC dilakukan atas dasar sukarela karena ketertarikan setelah melihat liputanliputan yang ditayangkan di beberapa media massa dan stasiun TV lainnya. Hal ini justru memberikan keuntungan bagi pihak kampoeng wisata maupun pihak

69 peliputnya. Peliputan-peliputan tersebut memberikan angin segar bagi KWC untuk memperkenalkan agrowisata melalui konsep kampong wisata kepada konsumen di kota. Program wisata yang ditawarkan oleh KWC banyak diminati oleh wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara, khususnya program yang mengetengahkan konsep agrowisata dan wisata budaya. Dari tahun ke tahun jumlah pengunjung KWC yang datang terus meningkat, data peningkatan jumlah pengunjung dapat dilihat di Tabel 5. Adapun pengunjung kebanyakan adalah masyarakat perkotaan yang menginginkan suasana alam pedesaan yang sangat jarang ditemukan di perkotaan. Memasuki tahun 2000 kegiatan bertani yang ditawarkan semakin beragam yang dikemas dalam paket Poelang Kampoeng. Paket wisata ini banyak diminati oleh wisatawan domestik. KWC kemudian melakukan penambahan lahan menjadi 7000 m2. Saat ini total keseluruhan kamar adalah 8 kamar. Keberadaan KWC mulai dikenal luas semenjak Hester Basoeki selaku pemilik sekaligus pengelola KWC sering diminta menjadi pembicara pada acara-acara seminar dan diskusi oleh instansi pemerintah maupun sekolah-sekolah kepariwisataan. 5.2 Visi dan Misi Perusahaan Kampoeng Wisata Cinangneng sebagai tempat wisata yang menawarkan konsep wisata budaya dan wisata agro sudah memiliki visi dan misi akan tetapi visi dan misi tersebut belum tertulis, baik pada brosur-brosur maupun di dalam kawasan kampoeng wisata, sehingga sulit untuk memahami secara baik apa yang menjadi visi, misi dan tujuan dari KWC. Tujuan didirikannya KWC yaitu memperkenalkan keindahan alam dan kehidupan daerah pedesaan di Indonesia, Jawa Barat pada khususnya serta memperluas kesempatan kerja, usaha agrowisata, seni dan budaya. Kampoeng Wisata Cinangneng yang didirikan oleh Hester Basuki memiliki visi yaitu Menjadikan KWC sebagai pusat kebudayaan Jawa Barat baik dari segi kegiatan atau peran serta masyarakat itu sendiri dalam pengembangan KWC. Visi tersebut KWC memiliki beberapa misi yang dilakukan untuk tetap menjaga keberlangsungan bisnis wisata. Adapun misi KWC antara lain :

70 1) Memperkenalkan kondisi pedesaan dalam kegiatan bertani sampai pada proses pengolahan dan jenis tanaman yang ada. 2) Mendukung pelestarian kebudayaan daerah. 3) Menjalin hubungan kemitraan dengan masyarakat sebagi upaya dari pengembangan Kampoeng Wisata. 4) Bagaimana membuat setiap tamu yang datang merasakan kepuasan dengan kunjungannya ke KWC. 5) Penduduk dan wisatawan yang datang mendapatkan keuntungan baik dari segi pengetahuan (educative), pengalaman daerah, khususnya Jawa Barat. 5.3 Jumlah Pengunjung Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak KWC, jumlah pengunjung peserta Program Poelang Kampoeng yang terendah terjadi pada tahun 2002 yaitu sebanyak orang dan jumlah pengunjung terbanyak terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar orang. Peningkatan jumlah pengunjung yang terjadi di KWC dikarenakan keberadaannya sudah mulai dikenal oleh masyarakat luas setelah adanya liputanliputan yang dilakukan oleh media massa maupun stasiun TV yang dengan sukarela meliputi objek-objek wisata serta fasilitas-fasilitas yang ada di KWC. Pada tahun 2004 jumlah pengunjung jauh lebih rendah karena keberadaan KWC belum dikenal masyarakat luas karena pihak KWC belum melakukan promosi secara efektif. Selama ini pemasaran hanya bersifat dari mulut ke mulut saja. Liputan-liputan yang dilakukan oleh media massa dan stasiun TV sangat berdampak baik bagi peningkatan jumlah pengunjung. 5.4 Lokasi dan Letak Geografis HB Garden Guest House terdiri dari HB Jakarta dan Bogor, HB Garden Guest House Jakarta sebagai pusat reservasi dan penginapan mempunyai luas 4000m2, tepatnya di jalan MPR II dalam No. 45, Cilandak-Jakarta. HB Garden Guest House di Bogor atau yang lebih dikenal dengan KWC mempunyai luas 7000m 2, tepatnya berada di jalan Babakan Kemang, RT 01/RW 02, Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Bogor. KWC terletak di Desa Cihideung Udik yang berada di kaki gunung Salak dan dialiri sungai Cinangneng yang merupakan anak

71 sungai Cisadane. Kampoeng Wisata Cinangneng yang berada pada ketinggian meter dari permukaan laut dan suhu rata-rata sebesar 23,4 menjadikannya sebagai lokasi yang nyaman dengan udaranya yang sejuk. 5.5 Struktur Organisasi Perusahaan HB Garden Guest House merupakan usaha perorangan. Struktur organisasi HB Garden Guest House masih sederhana dimana bentuk wewenangnya bersifat sentralisasi di tangan pemilik. Pemilik dan pemimpin perusahaan menetapkan kebijakan dalam menjalankan aktivitas perusahaan, mengawasi keuangan dan kinerja karyawan. Pimpinan ini langsung membawahi bagian house keeping, transportation dan reservation. Kepala urusan Transportasi dan Logistik bertanggung jawab terhadap kondisi HB Garden Guest House dan pengadaan logistik, berupa peralatan untuk kegiatan dan pengadaan bibit. Kepala urusan Reservasi dan Pengaturan Program (Reservation) bertugas melakukan pelayanan kepada pengunjung, memberikan informasi tentang KWC, melakukan pengaturan jadwal, mengkoordinasi dan menghubungi masyarakat setempat untuk memberikan pelatihan dan bertanggung jawab terhadap masalah pembayaran. Lebih lengkapnya struktur organisasi HB Garden Guest House adalah sebagai berikut : O C Pimpinan Sekretaris Kepala Urusan RT Kepala Urusan Transportasi dan Logistik Kepala Urusan Resevarsi dan Kegiatan Food& Beverage Laundry HB Garden House Jakarta KWC Bogor Driver Gambar 4. Struktur Organisasi HB Garden Guest House

72 Adapun penjelasan dari pembagian kerja yang dilakukan tiap kepala bagian adalah sebagai berikut : 1) Kepala Urusan Rumah Tangga adalah orang yang bekerja dan bertanggung jawab terhadap kondisi KWC secara keseluruhan mulai dari makanan, minuman, keadaan karyawan, pengaturan taman hingga kebersihan lingkungan. 2) Kepala Urusan Transportasi dan Logistik, yang bertugas menyiapkan kendaraan untuk keperluan KWC, pengadaan logistik seperti peralatanperalatan untuk kegiatan dan pengadaan bibit. 3) Kepala Urusan Reservasi dan Pengaturan Program, bertugas melakukan pelayanan kepada pengunjung, memberikan informasi tentang KWC, melakukan pengaturan jadwal, mengkoordinasi dan menghubungi warga untuk memberikan pelatihan dan mengurus masalah pembayaran. Ketiga kepala urusan ini harus melaporkan setiap kegiatan yang dilaksanakan secara berkala kepada pimpinan sekaligus pemilik KWC yaitu Hester Basoeki. Pengelolaan konsumsi di KWC dilakukan oleh pegawai yang khusus menangani masalah konsumsi. KWC menyediakan satu juru masak khusus yang menangani masalah konsumsi mulai dari pemilihan menu, penyediaan bahan baku makanan, penyediaan alat makan dan minum, pengolahan makanan dan penyajian kepada pengunjung. Pada dasarnya pengelolaan konsumsi sebelumnya sudah ditentukan oleh Kepala urusan Rumah Tangga dan selanjutnya dijalankan oleh juru masak KWC. Juru masak KWC dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh asisten atau juru masak (pembantu), yang bertugas membantu kegiatan pengelolaan konsumsi di KWC. Asisten pembantu juru masak berasal dari masyarakat sekitar dan hanya diperlukan apabila jumlah pengunjung yang datang mencapai puluhan bahkan ratusan orang. 5.6 Sumber Daya Manusia HB Garden Guest House dalam menjalankan usahanya ini dibantu oleh sekitar 40 karyawan dimana sebagian besar yaitu sekitar 75% adalah masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan pihak HB Garden Guest House memiliki tujuan untuk memberdayakan dan mensejahterahkan kehidupan masyarakat setempat. Hal ini juga dikarenakan masyarakat setempat lebih memahami tentang seluk

73 beluk tentang kampungnya beserta cara-cara bertanam yang telah dilaksanakan secara turun temurun. Penyerapan tenaga kerja KWC menggunakan system gethok tular, khususnya untuk tenaga kerja lepas. Pengadaannya bersifat fleksibel. Pengadaan jumlah tenaga kerja tergantung dari jumlah pengunjung yang datang. Artinya jika pengunjung yang datang banyak maka diperlukan tenaga kerja tambahan terutama sebagai pemandu (guide). Tingginya pengunjung biasanya terjadi pada hari sabtu dan minggu dan hari-hari libur. Tenaga kerja lepas diberitahukan untuk kehadirannya satu sampai dua hari sebelum pelaksanaan kunjungan. Kampoeng Wisata Cinangneng menerapkan sistem training bagi karyawannya, khususnya bagi pegawai dan pemandu baru. Hal ini bertujuan supaya bisa berkomunikasi dengan baik dan bersikap ramah, sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pengunjung. Training juga dilakukan terkait dengan paket-paket yang dijalankan oleh KWC. Latar belakang pendidikan yang dimiliki karyawan HB Garden Guest House berbeda-beda yang terdiri dari satu orang sarjana, dua orang diploma, tujuh orang lulusan SMA, 14 orang lulusan SMP dan selebihnya yaitu sejumlah 16 orang adalah tamatan SD. Jumlah karyawan tetap yang dimiliki hanya berjumlah 12 orang, selebihnya sebanyak 28 orang merupakan tenaga kerja (freelance). 5.7 Fasilitas Kampoeng Wisata Cinangneng menyediakan beberapa fasilitas mendukung kegiatan wisata di KWC yaitu beberapa fasilitas dan pelayanan yang diberikan kepada pengunjung yang mengambil paket wisata di KWC. Fasilitas dan pelayanan tersebut antara lain, kolam renang, lobby, taman, tempat parkir, toko cinderamata (souvenir), kamar mandi, kantin, laundry, penyewaan mobil dan room service. Kolam renang yang ada di KWC memiliki keistimewaan dikarenakan air kolam renang tersebut merupakan air asli yang berasal dari mata air pegununganm, sehingga pengunjung yang ingin berenang disana tidak akan merasakan perih mata akibat adanya penggunaan kaporit di dalam air. Setiap pengunjung yang mengambil paket wisata di KWC dapat menikmati fasilitas kolam renang dengan syarat harus bisa berenang dan menggunakan pakaian

74 renang. Peraturan ini dibuat untuk meminimalkan resiko yang mungkin terjadi di kolam renang. Taman yang ada di KWC meskipun berukuran tidak terlalu besar akan tetapi taman ini sangat terlihat asri dikarenakan taman ini ditumbuhi beberapa pohon pelindung, tanaman anggrek dan rerumputan hijau. Taman ini biasanya digunakan untuk briefing bersama pengunjung sebelum melakukan kegiatan tour poelang kampoeng. Fasilitas pendukung yang sangat diperlukan dalam kegiatan wisata salah satunya adalah kamar mandi (toilet). Kondisi kamar mandi yang ada di KWC sudah tertata dengan baik dilihat dari penempatan kamar mandi yang strategis yaitu satu unit di dekat areal parkir, tiga unit di dekat kantor KWC dan dua unit di dekat kolam renang. Struktur bangunan yang memadai dan kebersihan kamar mandi yang selalu terjaga dengan baik juga membuat para pengunjung nyaman. Tempat parkir di KWC hanya mampu menampung sekitar 15 kendaraan roda empat dan empat kendaraan bus. Umumnya pada hari libur KWC tidak mampu menampung kendaraan para pengunjung yang biasanya melebihi kapasitas areal parkir yang, maka kendaraan pengunjung akan dialihkan ke lokasilokasi parkir alternatif yang berdekatan dengan areal KWC. Pengunjung tidak perlu takut akan masalah keamanan karena lahan parkir tersebut akan dijaga oleh satpam. Tempat wisata lain pengunjung akan merasa tidak nyaman dan merasa terganggu kegiatan wisatanya oleh pedagang-pedagang yang menawarkan cinderamata maka di KWC tidak akan dijumpai hal sepeti itu karena KWC menyediakan tempat penjualan souvenir khusus. Souvenir yang dijual di tempat tersebut merupakan hasil kerajinan masyarakat sekitar kawasan KWC seperti penerangan dari rotan dan bambu, kentongan, wayang kulit, engrang, gangsing dan sebagainya. 5.8 Paket Wisata yang Ditawarkan Kampoeng Wisata Cinangneng memiliki lima paket wisata yang terdiri dari beberapa kegiatan wisata, paket wisata ini dapat dipilih oleh wisatawan yang ingin berwisata di KWC. Paket-paket wisata tersebut anatara lain :

75 1) Paket A Kegiatan Menginap, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp per kamar per malam yang dapat dihuni oleh dua orang, Fasilitas yang diperoleh oleh pengunjung yaitu minuman tradisional (menu khas Sunda) dalam waktu terhitung mulai datang, pagi, siang, sore dan malam, satu kali makan siang, satu kali makan malam. Terdapat suguhan tarian tradisional dan tidak ketinggalan kegiatan tour pulang kampoeng yaitu melihat dari dekat keunikan kehidupan masyarakat kampung dan juga terlibat langsung dalam kegiatan pertanian. Pada kegiatan ini pengunjung dapat melihat dari kegiatan masyarakat bercocok tanam, melihat pembuatan usaha kerajinan tangan masyarakat seperti pembuatan bilik, pembuatan tahu serta beberapa permainan khas KWC (wayang dari tulang daun singkong, engrang yang terbuat dari batok kelapa, gangsing, congklak), pengunjung juga dapat melukis di atas caping dan caping tersebut akan dibawa pulang oleh pengunjung. Pengunjung juga diajak untuk memandikan kerbau karena tidak lengkap nuansa suasana desa jika tidak memandikan kerbau. Bagi pengunjung yang datang bersama anak-anak, kegiatan memandikan kerbau adalah kegiatan yang paling disukai oleh anak-anak. Paket wisata ini sangat menarik, selain dapat menikmati suasana kampung yang penuh dengan kesederhanaan, pengunjung juga dapat menikmati atraksi wisata budaya dan wisata agro. Suasana budaya Jawa Barat (Sunda) semakin terasa ketika pengunjung melihat tarian khas Jawa Barat yaitu tari Jaipong, tarian ini dibawakan oleh seorang sinden yang merupakan penduduk asli KWC. Pengunjung yang belum bisa menari Jaipong juga akan diajarkan secara langsung cara menari Jaipong yang benar. Pengunjung juga akan diajarkan kesenian Jawa Barat lainnya seperti gamelan, angklung dan beberapa lagu Sunda. Bentuk dari kegiatan wisata agro yang ditawarkan adalah kegiatan menanam padi secara langsung di sawah. Selain itu, pengunjung diperkenalkan dengan berbagai jenis tanaman pertanian dan tanaman obat yang tumbuh di kampung, baik itu tanaman yang tumbuh secara liar ataupun tanaman yang banyak dibudidayakan dan biasa dipakai oleh masyarakat

76 untuk obat-obatan tradisional. Pengunjung juga diajarkan cara membuat kue bugis (panganan dari beras ketan berisi gula merah dan parutan kelapa), pisang goreng, serta makanan-makanan khas Sunda lainnya yang dapat dicicipi secara langsung oleh pengunjung atau bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Kegiatan membuat kue atau panganan tradisional dilakukan untuk menambah pengetahuan akan wisata kuliner Jawa Barat khususnya makanan khas Kampoeng Cinangneng. Letak kamar untuk menginap dapat dipilih sesuai dengan keinginan wisatawan, kamar-kamar tersebut memiliki nama yang berbeda-beda sesuai dengan letak dan pemandangan yang ditawarkan, misalnya Tebing, Gede, Pangrango, Salak (terinspirasi dari nama-nama gunung di Jawa Barat), Padi, Gabah (terinspirasi dari pertanian), Sungai dan Sawah (terinspirasi dari kehidupan kampung yang identik dengan sungai dan persawahan. 2) Paket B Kegiatan ini dinamakan Menginap dan Ronda Kampoeng. Pengunjung dikenakan tarif Rp per kamar per malam. Pada paket ini pengunjung diajak menginap satu malam dengan fasilitas minuman di saat kedatangan, sarapan pagi, snack sore, satu kali makan siang, satu kali makan malam, satu keranjang buah segar, mengikuti kegiatan ronda kampoeng dan mendapatkan jagung bakar. Fasilitas yang dapat dinikmati yaitu kolam renang. Paket B ini biasanya dinikmati oleh pengunjung yang berasal dari luar negeri, karena paket ini selain ditawarkan keliling kampung, wisata budaya, wisata agro dan wisata kuliner, pengunjung juga diajak untuk mengikuti kegiatan ronda kampung samabil beramah tamah dengan penduduk Kampoeng Cinangneng. 3) Paket C Kegiatan ini dinamakan Tour Kampoeng. Pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp per orang. Pada paket ini pengunjung diajak tour ke KWC, melihat dari dekat kehidupan msyarakat kampoeng. Disini akan diajarkan berbagai keterampilan khas warga desa seperti membuat bilki dari batang kiray, membuat wayang dari daun singkong, belajar tari jaipong, belajar bermain gamelan dan membuat kue bugis. Selanjutnya adalah jalan-

77 jalan keliling kampoeng dan selama perjalanan para pengunjung akan diperkenalkan dengan berbagai tanaman yang selama ini hanya mereka kenal namanya saja, seperti tanaman kopi, kacang panjang, timun, pohon melinjo dan bengkuang. Perjalanan akan dilanjutkan ke sawah yang belum ditanami padi dan kemudian dilanjutkan ke pabrik tahu. Selain itu, melihat proses pembuatan tahu kuning yang siap makan karena sudah diberi garam. Setelah lelah berkeliling maka pengunjung dapat bersantai sejenak untuk tea break yang dihidangkan, oleh warga dan disana akan dijamu dengan minuman teh dan gorengan seperti singkong goreng, pisang goreng dan ubi. Acara puncaknya dimulai yaitu menanam padi di sawah dan memandikan kerbau di sungai yang terletak di belakang penginapan KWC. Kegiatan pada paket ini tampaknya padat, namun acara ini bisa dilaksanakan tanpa harus menginap. Tujuan dari kegiatan ini adalah pengunjung dapat lebih memahami kehidupan masyarakat pedesaan. Kekurangan dari paket ini adalah pengunjung hanya dapat menikmati kegiatan keliling kampung saja, pengunjung tidak dapat mengikuti kegiatan wisata budaya seperti bermain gamelan, menari jaipong. Biasanya pengunjung yang mengambil paket ini adalah pengunjung yang hanya ingin menikmati keindahan alam dan suasana pedesaan saja. Fasilitas yang didapatkan yaitu makan siang dan kolam renang. 4) Paket D Kegiatan ini dinamakan Program Pulang Kampoeng. Pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp per orang. Pada paket ini pengunjung akan mendapatkan kegiatan tour keliling kampoeng, yaitu mengelilingi kampung Babakan Kemang dan kampung Cinangneng yang terletak di desa Cihideung Udik. Pengunjung diperkenalkan dengan jenis-jenis pohon yang ada di pedesaan hingga tanaman-tanaman yang bisa digunakan sebagai obat oleh warga desa, proses penyampaian dilakukan seorang guide yang merupakan penduduk asli kampung tersebut. Pengunjung akan diajak untuk melihat dari dekat proses pembuatan kerajinan, proses pembuatan tahu yang dilakukan oleh warga setempat, ikut terjun dalam kegiatan penanaman dan pemanenan padi, memandikan kerbau.

78 Selain itu, pengunjung juga diajak untuk belajar bermain gamelan sunda, menari jaipong, bermain angklung dan menyanyikan lagu sunda, membuat wayang dari daun singkong, belajar membuat makanan tradisional. Fasilitas yang didapatkan, yaitu makan siang dan kolam renang. Pengunjung yang mengambil paket wisata ini paling banyak adalah anak sekolah yang datang dengan rombongan dengan tujuan untuk study tour. 5) Paket E Paket ini dinamakan Renang dan Makan Siang. Pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp per orang. Pada paket ini pengunjung mendapatkan fasilitas yaitu makan siang dan kolam renang. Pengunjung biasanya datang hanya untuk berenang sambil mencari informasi tentang kegiatan wisatawisata yang ditawarkan dan fasilitas yang disediakan bagi pengunjung. Pada paket ini jumlah pengunjung tidak dibatasi.

79 VI ANALISIS LINGKUNGAN PEMASARAN Analisis lingkungan merupakan salah satu proses yang harus dilakukan dalam manajemen strategis yang bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan perusahaan. Pada umumnya lingkungan perusahaan terdiri dari lingkungan eksternal dan internal. 6.1 Lingkungan Eksternal Melalui analisis lingkungan eksternal dapat dicari apa saja yang menjadi peluang dan ancaman yang mungkin jadi pertimbangan perusahaan dalam menentukan strategi usaha ke depan. Analisis lingkungan eksternal ini dapat memberikan variabel-variabel kunci apa saja yang memberikan respon dan pengaruh terhadap kondisi KWC, serta mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel kunci tersebut dalam menunjang keberhasilan usaha Lingkungan Makro Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Lingkungan makro terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial budaya, demografi dan lingkungan dan teknologi. 1) Sosial Budaya, Demografis dan Lingkungan Saat ini telah terjadi perubahan peralihan wisata dimana konsumen lebih menyukai wisata alam. Perubahan ini memberikan kesempatan kepada para pengelola wisata alam untuk menawarkan paket-paket wisata yang menarik, sehingga para wisatawan tertarik untuk melakukan kunjungan wisata. Paket wisata yang ditawarkan oleh HB Garden Guest House sangat unik karena pengunjung terlibat di dalamnya, dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang ada dalam paket wisata tersebut. Pengemasan juga menarik dikarenakan ada perpaduan wisata agro dan wisata budaya, sehingga pengunjung memperoleh dua manfaat sekaligus dan pengalaman-pengalaman yang tak terlupakan. Keberadaan KWC membawa banyak manfaat bagi lingkungan sekitar dimana KWC berdiri. Tahun 1998 ketika Marzuki Usman selaku Menteri

80 Pariwisata Seni dan Budaya berkunjung ke KWC maka dilakukan perbaikan jalan mulai dari pertigaan Bebengket hingga ke Ujung Desa Cihideung Udik. Dengan demikian, sistem transportasi masyarakat menjadi lancar dan demikian juga dengan pengunjung yang akan berkunjung ke KWC yang menggunakan kendaraan bermotor. Terjalin hubungan yang baik diantara KWC dan penduduk sekitar yaitu dengan keterlibatan penduduk dalam kegiatan wisata yang dilakukan oleh wisatawan. Keterlibatan warga juga termasuk dengan dipekerjakannya sekitar 75% warga sekitar di KWC. Kekuatan ekonomi makro yang pertama dipantau oleh pemasar adalah populasi, karena orang atau konsumen merupakan pembentuk pasar. Konsumen mempunyai sikap dan selera yang berbeda-beda terhadap suatu produk (barang maupun jasa). Demografi merupakan studi statistik tentang kependudukan beserta karakteristik distribusinya. Jumlah penduduk yang bertambah memberikan pengaruh yang semakin besar pada kegiatan pemasaran. Jumlah penduduk merupakan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam menganalisis faktor demografis. Jumlah penduduk yang semakin meningkat diperkirakan dapat meningkatkan pangsa pasar suatu produk. Berdasarkan data BPS hasil dari SUPAS (Survei Penduduk Antar Sensus), penduduk Indonesia pada tahun 2005 berjumlah ribu jiwa dan pada tahun 2009 sebesar ribu jiwa, dalam kurun waktu empat tahun terjadi peningkatan yang sangat pesat sekitar ribu jiwa. Tabel 17 menunjukkan jumlah penduduk di Indonesia sejak tahun Tabel tersebut menjelaskan bahwa jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun 2005 sampai dengan tahun Secara umum penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya dengan pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 1,27 persen.

81 Tabel 77. Jumlah Penduduk Indonesia Tahun Tahun Jumlah Penduduk (ribu jiwa) Pertumbuhan (%) , , , ,23 Rata-rata 1,27 Sumber : Badan Pusat Statistik (2010) 2) Perekonomian Keadaan perekonomian suatu negara akan sangat mempengaruhi kinerja perusahaan dan industri. Faktor ekonomi terkait dengan kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi perekonomian suatu bangsa, seperti pertumbuhan ekonomi yang akan mempengaruhi daya beli masyarakat, inflasi yang tinggi, kenaikan atau penurunan harga berbagai macam komoditas dan lain-lain. Kondisi perekonomian Indonesia cenderung membaik ditandai dengan meningkatnya kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2009 yang digambarkan oleh Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan. Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia menyatakan bahwa pertumbuhan PDB Indonesia pada triwulan I sampai dengan triwulan III tahun 2009 mencapai 4,2 persen dibanding dengan PDB Indonesia pada tahun sebelumnya pada triwulan yang sama. Pertumbuhan ekonomi nasional ini cenderung mengalami peningkatan seperti ditunjukkan pada Tabel 18. PDB atas dasar harga konstan tahun 2000 pada tahun 2005 mencapai 1.750,8 triliun rupiah dengan laju pertumbuhan PDB meningkat sebesar 5,7 persen dari tahun Di tahun 2006 meskipun laju pertumbuhan PDB lebih kecil dari tahun 2005 atau turun serbesar terjadi pada tahun 2007 besar 0,2 poin menjadi 5,5 persen akan tetapi nilai PDB meningkat menjadi 1.847,1 triliun rupiah. Peningkatan pertumbuhan PDB terbesar terjadi pada tahun 2007 sebesar 6,3 persen dengan nilai 1.847,1 triliun rupiah. Nilai PDB juga semakin meningkat hingga tahun 2008 mencapai 2.082,1 triliun rupiah. Pada tahun 2009 PDB mengalami

82 pertumbuhan sebesar 4,5 persen, dengan nilai PDB mencapai 2.177,0 triliun rupiah. Tabel 18. Nilai dan Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia Tahun Tahun PDB atas Dasar Harga Konstan Tahun Pertumbuhan PDB (%) 2000 (triliun rupiah) , ,1 5, ,1 6, ,1 6, ,0 4,5 Sumber : Data Strategis Badan Pusat Statistik (2010) 3) Teknologi Perkembangan dan kemajuan teknologi merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang aktifitas usaha. Teknologi merupakan faktor penting untuk kemajuan suatu usaha. Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin maju mendorong KWC untuk menjadi lebih baik dengan pemanfaatan sumber daya yang ada. Pemanfaatan teknologi dan informasi seharusnya sudah diterapkan oleh semua perusaahan akan tetapi pada KWC belum maksimal dilakukan karena belum didukung dengan manajemen yang baik. Perkembangan teknologi dan informasi sudah dimanfaatkan di beberapa bagian manajemen di KWC. Penggunaan seperangkat komputer dan telepon untuk mempermudah proses operasional pada KWC seperti keuangan dan pencatatan yang dilakukan dengan sistem komputerisasi. Teknologi berkomunikasi dengan pengunjung akan lebih efektif dan efisien dengan menggunakan teknologi komunikasi yaitu telepon. 4) Hukum-Politik Aspek hukum politik secara makro mempengaruhi kegiatan perusahaan. Aspek politik tidak terlepas dari peranan pemerintah. Kebijakan politik mempunyai dampak yang sangat penting bagi para pengusaha. Kebijakan politik yang baik akan menciptakan iklim usaha yang kondusif dan sebaliknya jika kebijakan yang terjadi kurang baik maka akan sangat tidak

83 menguntungkan bagi para pengusaha. Pemerintah selaku pembuat kebijakan harus memberikan perhatian terhadap perkembangan-perkembangan industri yang ada. Kurangnya stabilitas keamanan di Indonesia saat ini merupakan dampak dari ketidakstabilan kondisi dalam negeri. Pada saat ini kebijakan pemerintah masih belum dapat mengatasi kondisi politik dan keamanan dalam negeri. Stabilitas keamanan bangsa akan berdampak pada ketenangan masyarakat dalam menjalankan roda kehidupannya. Kondisi ini juga dapat mempengaruhi industri yang bergerak di bidang pariwisata yang pengunjungnya adalah wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Pemerintah harus terus berusaha untuk menciptakan stabilitas keamanan, sehingga dapat menunjang perekonomian rakyat. Bogor termasuk dalam wilayah Jabodetabek yang memiliki kedudukan sangat penting. Instruksi Presiden No. 13 tahun 1976 disebutkan bahwa Jabodetabek merupakan kawasan yang mempunyai arti dan kedudukan strategis pada tata ruang nasional. Peran Jabodetabek adalah sebagai megacity dengan fungsinya sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa, pemukiman, industri dan pariwisata dengan skala pelayanan internasional dan regional. Seiring dengan peningkatan jumlah usaha pendukung industri pariwisata di Bogor, pemerintah menerapkan peraturan izin usaha dan retribusi. Pasal 12 perda kota Bogor Nomor 8 Tahun 2004 tentang penyelenggaraan usaha kepariwisataan mengatur perizinan badan usaha atau perorangan yang mengajukan usaha kepariwisataan wajib dikenakan retribusi. Peraturan ini dilaksanakan berdasarkan UU No. 34 Tahun 2000 tentang pajak dan retribusi daerah dimana tarif yang dikenakan pada konsumen sebesar 10 persen dari total pesanan. Adanya peraturan dan perundang-undangan yang jelas serta dukungan besar pemerintah terhadap usaha wisata agro telah mampu menciptakan lingkungan politik dan hukum yang aman bagi usaha pariwisata Lingkungan Mikro Lingkungan mikro merupakan lingkungan yang langsung dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melayani pasarnya. Lingkungan mikro terdiri dari konsumen, tenaga kerja dan pesaing.

84 1) Konsumen Kegiatan wisata saat ini telah menjadi salah satu kebutuhan bagi masyarakat. Bagi orang yang tinggal di perkotaan dengan tingkat kesibukan yang tinggi, kondisi udara yang panas dan terpolusi dapat mengakibatkan stres. Menghilangkan kepenatan tersebut seseorang akan melakukan kunjungan wisata yang berbasis lingkungan alam (back to nature). Agrowisata merupakan salah satu alternatif wisata alam yang memberikan kesan tersendiri bagi para pengunjungnya. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh HB Garden Guest House yang menawarkan konsep wisata KWC. Kegiatan wisata yang satu ini unik dikarenakan agrowisata dipadukan dengan wisata budaya. Paket yang ditawarkan tidak hanya sekedar untuk diketahui oleh pengunjung akan tetapi juga bersifat mendidik (wisata edukasi). Pengunjung dilibatkan langsung dalam kegiatan pertanian dan diajarkan berbagai budaya Sunda seperi tari jaipong, angklung dan gamelan. Berdasarkan penelitian mengenai perilaku konsumen umumnya pengunjung KWC berasal dari kalangan menengah ke atas. Hal ini terjadi karena harga yang ditetapkan KWC termasuk dalam kategori mahal. Terdapat kesesuaian biaya yang harus dikeluarkan pengunjung dengan kegiatankegiatan dalam paket wisata yang diperoleh. Paket-paket wisata yang ada di KWC tidak hanya digemari oleh wisatawan domestik melainkan juga sangat diminati oleh wisatawan mancanegara. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pihak KWC pengunjung manca negara yang tercatat berasal dari Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jepang, belanda, Ceko, Australia, Swedia, Italia, Belgia dan Perancis. Wisatawan domestik biasanya berasal dari masyarakat perkotaan dalam bentuk individu ataupun kelompok. Pengunjung biasanya datang bersama keluarga dan juga dengan rombongan dari perusahaan dan sekolahsekolah. Selama berdirinya KWC kebanyakan para pengunjungnya adalah loyal baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pengunjung yang datang berulang kali ke KWC. Kampoeng Wisata

85 Cinangneng mempertahankan keloyalan tersebut dengan selalu menawarkan kegiatan yang bervariasi dan memastikan pengunjung puas dengan kunjungannya. Pada umumnya para pengunjung domestik melakukan kunjungan pada akhir pekan (weekend) dan masa-masa liburan. Karakteristik pengunjung yang diukur dalam penelitian ini meliputi : jenis kelamin, umur, daerah asal, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan dan status pernikahan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengisian kuesioner terhadap 30 pengunjung KWC, didapatkan karakteristik konsumen antara lain : a) Jenis Kelamin Pengunjung KWC yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah terdiri dari 73 persen adalah wanita atau sebanyak 22 orang, sedangkan laki-lakinya hanya 27 persen atau sebanyak delapan orang. Hal ini dapat Tabel 19 mengenai persentase jenis kelamin. Banyaknya pengunjung perempuan pada KWC dikarenakan kebanyakan pendamping dari rombongan pelajar yang mengikuti paket wisata di KWC adalah perempuan. Tabel 19. Persentase Jenis Kelamin Responden pada Kampoeng Wisata Cinangneng Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%) Perempuan Laki-laki 8 27 Total b) Daerah asal Daerah asal merupakan lokasi tempat tinggal responden. Daerah asal akan menunjukkan dari daerah mana saja pengunjung KWC berasal. Pengunjung KWC berasal dari daerah Jakarta dan Bandung. Sekitar 70 persen adalah dari Jakarta atau sebanyak 21 orang dan sisanya sekitar 30 persen atau sebanyak sembilan orang orang dari Bandung.

86 Tabel 20. Sebaran Daerah Asal Responden pada Kampoeng Wisata Cinangneng Daerah Asal Jumlah (Orang) Persentase (%) Jakarta Bandung 9 30 Total Tabel 20 menunjukkan bahwa mayoritas responden, yaitu 70 persen berasal dari Jakarta. Hal tersebut dikarenakan KWC merupakan objek agrowisata yang bernuansa pedesaan, sehingga menarik minat pengunjung untuk melakukan kegiatan khas pedesaan yang tidak dapat mereka temukan di kota-kota besar seperti Jakarta. c) Usia Berdasarkan pengisian kuesioner terhadap pengunjung KWC diperoleh bahwa karakteristik usia dari pengunjung yang berwisata di KWC berasal dari berbagai kalangan umur yang beragam. Dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Hal tersebut dikarenakan KWC merupakan objek agrowisata yang terbuka bagi umum dan merupakan tempat wisata keluarga, sehingga semua anggota keluarga dapat menikmati kegiatan yang ditawarkan oleh KWC. Batasan umur responden yang ditetapkan pada penelitian ini yaitu minimal 17 tahun, sehingga kalangan responden yang dipilih yaitu kalangan remaja, dewasa, maupun lanjut usia. Jumlah persentase tertinggi yaitu sebesar 83,3 persen merupakan responden yang berasal dari kalangan dewasa atau yang berusia lebih atau sama dengan 36 tahun. Hal ini dikarenakan KWC merupakan tempat wisata keluarga, sehingga cocok bagi suatu pasangan suami istri atau seluruh anggota keluarga untuk berlibur. Sedangkan sisanya sebesar 16,7 persen atau sebanyak lima orang adalah usia dari 17 sampai dengan 25 tahun. Sebaran ini dapat dilihat pada Tabel 21.

87 Tabel 21. Sebaran Usia Responden pada Kampoeng Wisata Cinangneng Usia (tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) , ,3 Total d) Tingkat Pendidikan Terakhir Berdasarkan data dari 30 orang responden, dapat diketahui bahwa responden yang berwisata di KWC memiliki latar belakang pendidikan yang beragam. Sebaran responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir pada Kampoeng Wisata Cinangneng Pendidikan terakhir Jumlah (Orang) Persentase (%) SD 2 6,7 SMP 2 6,7 SMA Diploma/Akademi 7 23,3 Sarjana/Pasca Sarjana 4 13,3 Total Berdasarkan Tabel 22, terdapat perbedaan jumlah persentase yang cukup mencolok antara latar belakang pendidikan SMA dengan yang lain. Responden dengan latar belakang pendidikan SMA merupakan latar belakang pendidikan dengan persentase terbesar yaitu 50 persen, sedangkan jumlah persentase terkecil merupakan latar belakang pendidikan SD dan SMP dengan persentase sebesar 6,7 persen. Responden dengan pendidikan terakhir di perguruan tinggi yaitu sebesar 23,3 persen dari diploma atau akademi dan 13,3 persen merupakan sarjana. Jika dijumlahkan, maka jumlah responden dengan latar belakang pendidikan dari perguruan tinggi sebesar 36,6 persen.

88 e) Pekerjaan Pengunjung pada KWC mempunyai latar belakang pekerjaan ataupun profesi yang bervariasi. Akan tetapi lebih dari separuhnya sebesar 73 persen adalah pegawai swasta. Sebaran responden berdasarkan pengunjung dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Sebaran Jenis Pekerjaan Responden pada Kampoeng Wisata Cinangneng Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%) Pelajar (Mahasiswa) 2 6,7 BUMN/PNS 4 13,3 Pegawasi Swasta 22 73,3 Pensiunan 2 6,7 Total Berdasarkan Tabel 23, diperoleh informasi bahwa dari 30 orang responden, sebagian besar berprofesi sebagai pegawai swasta dengan persentase sebesar 73,3 persen. Hal tersebut dikarenakan, selain merupakan tempat yang cocok bagi keluarga, KWC juga merupakan objek wisata yang sering dikunjungi oleh rombongan pegawai perusahaan untuk melakukan family gathering. Latar belakang pekerjaan responden dengan jumlah persentase terkecil yaitu responden dengan pekerjaan sebagai pelajar (mahasiswa), BUMN/PNS dan pensiunan. f) Pendapatan Tingkat pendapatan responden pada KWC dapat juga dilihat dari jenis pekerjaannya. Mengacu pada Tabel 24 di bawah ini, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebesar 93,3 persen mempunyai pendapatan diatas tiga juta rupiah per bulan. Sisanya terdapat 6,7 persen responden yang mempunyai pendapatan kurang dari lima ratus ribu rupiah. Hal tersebut terjadi karena responden yang masih berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa, nilai pendapatannya pun dilihat dari uang saku mereka. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa segmentasi

89 pengunjung yang berwisata di KWC adalah dari kalangan menengah ke atas. Tabel 24. Sebaran Tingkat Pendapatan Rata-rata Responden pada Kampoeng Wisata Cinangneng Pendapatan Jumlah (Orang) Persentase (%) < , ,3 Total g) Status Pernikahan Sebagian besar pengunjung yang berwisata di KWC merupakan pengunjung yang datang bersama keluarganya. Mayoritas responden yang terpilih merupakan responden yang sudah berkeluarga. Sebaran responden berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Sebaran Status Pernikahan Responden pada Kampoeng Wisata Cinangneng Status Pernikahan Jumlah (Orang) Persentase (%) Menikah 28 93,3 Belum Menikah 2 6,7 Total Berdasarkan Tabel 25, dapat diketahui bahwa dari 28 orang responden, sebesar 93,3 persen merupakan responden yang sudah menikah, sedangkan persentase responden yang belum menikah sebesar 6,7 persen. Perbedaan jumlah persentase dari kedua status pernikahan tersebut sangat signifikan yaitu sebesar 86,6 persen. Hal ini disebabkan KWC merupakan lokasi yang cocok dan diminati bagi pasangan suami istri maupun keluarga. 2) Tenaga kerja HB Garden Guest House dalam menjalankan usahanya ini dibantu oleh sekitar 40 karyawan. Penyerapan tenaga kerja KWC menggunakan sistem

90 gethok tular, khususnya untuk tenaga kerja lepas. Pengadaannya bersifat fleksibel yaitu pengadaan jumlah tenaga kerja tergantung dari jumlah pengunjung yang datang. Artinya jika pengunjung yang datang banyak maka diperlukan tenaga kerja tambahan terutama sebagai pemandu (guide). Tingginya pengunjung biasanya terjadi pada hari sabtu dan minggu dan harihari libur. Tenaga kerja lepas diberitahukan untuk kehadirannya satu sampai dua hari sebelum pelaksanaan kunjungan. Latar belakang pendidikan yang dimiliki karyawan HB Garden Guest House berbeda-beda yang terdiri dari satu orang sarjana, dua orang diploma, tujuh orang lulusan SMA, 14 orang lulusan SMP dan selebihnya yaitu sejumlah 16 orang adalah tamatan SD. Jumlah karyawan tetap yang dimiliki hanya berjumlah 12 orang, selebihnya sebanyak 28 orang merupakan tenaga kerja (freelance). 3) Pesaing Setiap usaha yang dijalankan pasti memiliki saingan. Begitu juga dengan usaha wisata. Lokasi yang strategis menyebabkan banyak pelaku usaha di bidang wisata yang tertarik untuk membuka usahanya. Produk dan jasa konsep wisata kampoeng merupakan usaha yang mudah diikuti oleh perusahaan lain, sehingga banyak konsep wisata kampoeng lain yang bermunculan, semisal Wisata Kampoeng Cendrawasih. Selain itu, objek wisata lain seperti Kebun Raya Bogor, Kawasan Puncak dan objek wisata lainnya di kota Bogor merupakan pesaing bagi KWC dalam hal menarik minat pengunjung. Selengkapnya pesaing KWC dapat dilihat pada Tabel Lingkungan Industri Lingkungan industri adalah komponen dari lingkungan yang lebih interaktif bagi perusahaan dalam arti mempengaruhi kinerja perusahaan, analisis industri sangat penting untuk menentukan seberapa jauh industri masih menarik dan melihat faktor yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan dalam industri tersebut. Keadaan persaingan dalam industri tergantung pada lima kekuatan pokok yaitu: tingkat persaingan diantara perusahaan yang ada, ancaman masuk pendatang baru, ancaman produk substitusi, daya tawar (bargaining position)

91 pemasok dan daya tawar pembeli (Porter 1993). Kelima kekuatan tersebut akan menjadi sangat penting bagi perusahaan untuk membantu dalam perumusan strategi. 1) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawarnya atas anggota industri dengan menaikkan harga ataupun menurunkan kualitas barang yang dijualnya. Kekuatan pemasok tergantung pada karakteristik pasar dan pada tingkat kepentingan relatif penjulan atau pembeliannya dalam industri tersebut dibandingkan dengan keseluruhan bisnisnya. Kekuatan tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup bagus ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal. Bahan baku yang digunakan oleh KWC secara kontinyu adalah bahan baku untuk kebutuhan dapur yaitu makanan dan minuman untuk pengunjung dan karyawan KWC yang dibeli di pasar tradisional. 2) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya atau membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar-menawar mereka menjadi kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Kekuatan tawarmenawar konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi. Ketika kondisi seperti ini, konsumen seringkali dapat bernegosiasi tentang harga jual, cakupan garansi, dan paket aksesori hingga ke tingkat yang lebih tinggi. Kekuatan tawar menawar pembeli tidak terlalu terpengaruh pada KWC karena pengunjung hanya mengikuti harga paket wisata yang telah ditetapkan KWC dengan mempertimbangkan kesesuaian harga dengan kualitas paket yang diperoleh. 3) Ancaman Produk Substitusi Keberadaan produk substitusi akan membatasi potensi bisnis suatu industri. Jika industri tidak mampu meningkatkan kualitas produk maka pertumbuhan industri dapat terancam. Produk substitusi ditentukan oleh banyaknya junlah produk yang memiliki fungsi yang sama dengan produk perusahaan. Keleluasaan konsumen untuk beralih ke objek wisata yang diinginkan sangat

92 berpengaruh dalam industri pariwisata. Bidang wisata memiliki banyak produk substitusi yaitu berupa wisata-wisata alam. Dengan demikian, banyak bermunculan konsep-konsep wisata yang menampilkan dan mengemas produk wisata dalam berbagai bentuk semisal wisata air, wisata budaya, wisata edukasi, wisata pertanian dan lain-lain. Kemunculan berbagai macam produk substitusi di pasaran membuat konsumen dihadapkan pada berbagai macam pilihan, sehingga konsumen bebas untuk memilih produk mana yang dapat memuaskan keinginan mereka. Hal ini berarti ancaman produk substitusi relatif besar. 4) Ancaman Masuk Pendatang Baru Masuknya pendatang baru dalam suatu industri akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, antara lain perebutan pangsa pasar, sumberdaya dan penggunaan teknologi. Ancaman pendatang baru tergantung pada hambatan untuk memasuki industri. Beberapa hambatan dalam memasuki suatu industri yaitu skala ekonomis, differensiasi produk, kebutuhan modal, keunggulan biaya, akses saluran distribusi dan peraturan pemerintah. Industri pariwisata hambatan masuk bagi pendatang baru relatif kecil. Siapapun dapat membuka objek wisata akan tetapi harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan agrowisata tidak hanya terbatas pada perkebunan besar atau taman-taman bunga saja akan tetapi pertanian kecil sekalipun dapat dijadikan objek wisata. Hal ini tergantung pada bagaimanan cara pengemasannya sedemikian rupa, sehingga pengunjung merasa tertarik. 5) Tingkat Persaingan Antar Perusahaan Sejak awal perusahaan membidik target pasar menengah ke atas dengan menerapkan kualitas yang tinggi. Hal inilah menyebabkan harga jual produk yang ditetapkan disesuaikan dengan kualitas produk tersebut. Strategi produk dan harga yang ditetapkan oleh pihak KWC memiliki pengaruh yang besar dalam persaingan di bidang wisata. Dengan demikian, pihak KWC tetap mempertahankan kualitas pelayanan yang baik untuk mendukung paket wisata yang ada, keloyalan pengunjung dapat dipertahankan.

93 6.2 Lingkungan Internal Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus kepada perusahaan. Lingkungan internal perusahaan akan memperlihatkan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan dan kelemahan ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk menangkap peluang serta mengatasi ancaman yang timbul dari lingkungan eksternal. Aspek lingkungan internal dapat diamati dengan menggunakan pendekatan fungsional yang terdiri dari produksi dan operasi, keuangan, manajemen, dan pemasaran Manajemen Setiap organisasi baik besar maupun kecil harus memiliki manajememen yang baik. Fungsi manajemen terdiri atas empat aktifitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf dan pengendalian. Struktur organisasi dibentuk agar perusahaan dapat menjalankan fungsi manajemen tersebut. 1) Perencanaan Saat ini KWC belum memiliki perencanaan yang tertulis dan mendetail mengenai perumusan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Perencanan usaha hanya ada dalam pikiran pemilik usaha yang kemudian dipaparkan kepada karyawan. Belum adanya perencanaan secara mendetail mengakibatkan karyawan tidak terpacu untuk mengungkapkan ide kreatifnya melainkan hanya menunggu kebijakan pemilik. Kondisi ini tidak berpengaruh besar pada perusahaan. 2) Pengorganisasian Kampoeng Wisata Cinangneng telah menetapkan sistem pengorganisasian, meskipun bentuk pengorganisasian yang dilakukan sederhana. Struktur organisasi yang dijalankan di KWC sepenuhnya dipegang oleh pemilik usaha yang mengambil keputusan secara keseluruhan. Sistem pembagian kerja di KWC disesuaikan dengan struktur organisasi yang ada akan tetapi banyak terjadi rangkap jabatan.

94 Tanggal 22 Agustus 2010 terjadi perubahan struktur organisasi yang disarankan oleh Ervina Dian Aprilia mahasiswi Institut Pertanian Bogor yang melakukan penelitian di KWC dan struktur tersebut diterima dan disahkan pada tanggal tersebut. Struktur organisasi yang baru tersebut disertai dengan job description untuk masing-masing bagian, untuk menghindari rangkap jabatan. Struktur organisasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 6. 3) Pemberian Motivasi Kekuatan KWC di bidang manajemen terdapat pada kecakapan pemilik usaha ini. Pemilik yaitu Ibu Hester memiliki ketekunan, kedisiplinan, kesabaran, keramahan, kerajinan, serta memiliki ide-ide kreatif, sehingga mampu membuat usaha ini bertahan hingga sekarang. Pemilik usaha ini yang berlatar belakang seorang pemandu wisata mau berusaha mempelajari pengetahuan mengenai pengolahan tentang bisnis wisata. Komunikasi yang lancar antara pemilik dan karyawan mampu menciptakan suasana kerja yang nyaman dan juga membuat pemilik lebih mudah untuk melakukan kegiatan kontrol pada karyawan. 4) Pengelolaan Staf Perusahaan menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting bagi perusahaan. Perekrutan tenaga kerja di KWC tidak menerapkan persyaratan pendidikan yang tinggi, yang diperhatikan hanya kedisiplinan kerja karyawan dan melakukan pelatihan bagi tenaga kerja baru. Pada Oktober dan November 2010 dilakukan training kepada karyawan dan juga pemandu wisata untuk meningkatkan inisiatif, kreatif dan kerjasama antar karyawan yang dilakukan oleh mahasiswa yang sedang penelitian di KWC sebagai trainer. 5) Pengendalian Kegiatan pengendalian di KWC hanya dilakukan secara sederhana berupa pengontrolan secara umum tanpa adanya penetapan standar kinerja, penilaian kinerja individu maupun perbandingan kinerja aktual dengan standar kinerja yang diharapkan. Perusahaan juga tidak menentukan target pencapaian tertentu untuk setiap kegiatan perusahaan yang dilakukan. Hal ini dapat

95 menjadi kelemahan bagi KWC dikarenakan pemilik tidak dapat mengetahui kondisi nyata perusahaan. Penerapan struktur organisasi yang baru dan job description yang jelas diharapkan tiap bagian dapat mempertanggungjawabkan bagiannya masing-masing Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai hasil pertukaran yang diinginkan oleh pasar sasaran. Konsep pemasaran yang digunkanan oleh KWC adalah dimulai dari pasar, berfokus pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan dan menghasilkan keuntungan dengan memuaskan pelanggannya. 1) Segmentation, Targetting, Positioning a) Segmentation Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Segmentasi pasar yang dilakukan oleh KWC adalah berdasarkan aspek demografis yaitu pendapatan. Segmen pasar yang dituju oleh KWC adalah masyarakat golongan menengah ke atas. Hal ini terlihat dari hasil wawancara kepada pengunjung yang kebanyakan adalah kalangan menengah ke atas. Segmen ini dipilih karena karakteristik produk wisata KWC dinilai memiliki kesesuaian dengan karakteristik segmen tersebut dengan mempertimbangkan bahwa rekreasi merupakan kebutuhan tersier bagi masyarakat yang membutuhkan fasilitas wisata untuk melepaskan kejenuhan dengan memanfaatkan waktu luang. b) Targetting Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Kampoeng Wisata Cinangneng menetapkan pemilihan pasar sasaran berdasarkan spesialisasi pada kalangan yang ingin menikmati wisata edukasi dalam bentuk pertanian tanpa memandang usia..

96 c) Positioning Positioning merupakan tahap dimana perusahaan menentukan posisi yang diinginkan dalam pasar. Kampoeng Wisata Cinangneng melakukan positioning terhadap produknya yaitu hadir sebagai usaha wisata dalam konsep wisata kampung yang pertama dengan menawarkan berbagai kegiatan wisata dalam bentuk paket wisata yang menarik. 2) Bauran Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting dalam menjalankan suatu usaha dan harus mempunyai strategi yang tepat untuk memasarkan produk atau jasa yang dihasilkan. HB Garden Guest House menerapkan tujuh strategi pemasaran yang telah dijalankan dalam menjalankan usahanya yang bergerak di bidang pariwisata, antara lain : a) Strategi Produk Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen yang maupun jasa dan diharapkan dapat memenuhi dan memuaskan keinginan konsumen. Strategi produk merupakan strategi yang paling penting untuk dikembangkan karena produk inilah yang dinikmati atau dimanfaatkan secara langsung oleh konsumen. Produk yang ditawarkan HB Garden Guest House semula adalah jasa penginapan yang hanya tersedia di Jakarta. Kemudian berkembang menjadi HB Garden Guest House Bogor atau yang lebih dikenal dengan KWC yang menyediakan penawaran jasa wisata berupa kegiatan rekreasi bersifat edukatif yang disediakan dalam paket-paket wisata. Kegiatan wisata ini mengkombinasikan kegiatan alami kehidupan pedesaan dengan wisata budaya yang merupakan suatu bentuk wisata alternatif yang unik. Wisatawan yang mengikuti program pulang kampoeng mendapatkan pengalaman-pengalaman yang sulit ditemui di kota. Kampoeng Wisata Cinangneng mengajak wisatawan untuk berkreasi sambil mengenal kehidupan di kampoeng dan belajar kebudayaan Jawa Barat. Kampoeng Wisata Cinangneng menawarkan lima paket wisata yang memadukan kegiatan-kegiatan alami pedesaan dengan kegiatan

97 budaya/kesenian tradisional Jawa Barat menjadi suatu paket yang unik. Disini pengunjung akan diajari berbagai keterampilan khas warga desa seperti membungkus nasi timbel, membuat wayang dari daun singkong, belajar tari jaipong, belajar main gamelan atau membuat kue bugis atau kue putu. Selain itu, yang paling menyenangkan ialah jalan-jalan keliling kampoeng sekaligus praktik menjadi warga desa. Paket wisata andalan KWC yaitu program poelang kampoeng, setiap orang dikenakan biaya Rp Mengikuti Tour Poelang Kampoeng ini rombongan minimal harus 20 orang. Selama satu jam rombongan diajak berkeliling kampoeng dengan berjalan kaki dan selama perjalanan mereka diperkenalkan dengan berbagai tanaman yang selama ini hanya mereka kenal namanya saja seperti tanaman kopi, kacang panjang, timun, pohon melinjo atau bengkuang. Selanjutnya rombongan dibawa ke sawah yang belum ditanami lalu ke pabrik tahu untuk melihat proses pembuatan tahu kuning yang bisa dinikmati secara langsung dalam keadaan mentah. Setelah dari pabrik tahu perjalanan dilanjutkan untuk melihat tempat penjulan kelinci yang juga dapat dibeli oleh pengunjung, kemudian pengunjung diberi waktu untuk istrahat dan tea break sebelum kemudian kembali ke penginapan. Tiba di penginapan acara puncak dimulai yaitu menanam padi di sawah dan memandikan kerbau di sungai yang terdapat di belakang penginapan. Kegiatan ini terlihat padat tetapi dapat diselesaikan sehari penuh tanpa harus menginap. Pengunjung yang ingin menginap dapat mengambil paket yang lain seperti paket menginap dan ronda kampoeng. Paket-paket wisata KWC dapat dilihat pada Lampiran 5. Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada 30 pengunjung KWC mengenai produk yang ditawarkan oleh KWC dalam bentuk lima paket wisata, yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan wisata maka diperoleh hasil, sebesar 93,3 persen atau sebanyak 28 orang menjawab sangat baik sedangkan sisanya sebesar 6,7 persen menjawab baik. Hal ini berarti responden memperoleh kepuasan terhadap paket wisata yang

98 ditawarkan oleh KWC yang dapat dilihat dari jawaban responden terhadap keenam pertanyaan mengenai produk di KWC. b) Strategi Harga Harga merupakan jumlah uang yang dibayarkan untuk suatu produk. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi perusahaan. Konsumen yang ingin dijangkau adalah semua kalangan masyarakat, sehingga harga yang ditawarkan disesuaikan dengan produk atau jasa yang akan didapat. Dasar penentuan harga dibedakan berdasarkan jenis paket yang ditawarkan dan masing-masing paket terdiri dari berbagai macam kegiatan. Semakin beragam dan semakin lengkap jenis kegiatan yang terdapat dalam suatu paket maka harga paket akan semakin mahal. Penentapan harga paket wisata dan penginapan disesuaikan dengan pelayanan yang diberikan. Harga yang ditetapkan di KWC memang relatif mahal berkisar antara Rp sampai dengan Rp Kampoeng Wisata Cinangneng menetapkan jumlah minimal bagi pengunjung yang akan berkunjung, hal ini dikarenakan pihak KWC memiliki sistem pariwisata yang terintegrasi yaitu ketika ada program berjalan maka pihak KWC harus membayar penduduk desa untuk menyediakan segala sesuatunya yang terkait dengan kegiatan tour. Jadi jika jumlah pengunjung sedikit maka akan menyebabkan biaya operasional yang tinggi. Daftar harga paket wisata Kampoeng Wisata Cinangneng dapat dilihat pada Lampiran 5. Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada 30 pengunjung KWC mengenai harga yang ditawarkan oleh KWC dalam bentuk empat pertanyaan mengenai harga paket wisata dan kesesuaian harga paket wisata dengan kualitas produk di KWC, maka diperoleh hasil bahwa sebanyak 20 orang atau sebesar 66,7 persen menyatakan harga paket wisata tersebut masuk dalam kategori mahal dan sisanya sebesar 33,3 persen menyatakan harga tersebut standar. Berdasarkan kesesuaian harga paket wisata dengan kualitas produk produk yang terdapat di KWC maka sebesar 93,3 persen atau sebanyak 28 orang menyatakan sesuai

99 sedangkan sisanya sebesar 6,7 persen menjawab tidak sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa harga paket wisata yang ditawarkan pada KWC relatif mahal akan tetapi sesuai dengan kualitas produk yang diperoleh pengunjung. c) Strategi Tempat HB Garden Guest House terdiri dari HB Jakarta dan Bogor. Sebagai pusat kegiatan rekreasi/wisata edukatif KWC (HB Bogor) terletak satu kilometer dari kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Lokasi KWC yang dekat dan mudah dicapai terutama dari Jakarta dan sekitarnya menjadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Selain itu, keberadaan KWC yang berada di tepi sungai Cinangneng yang merupakan anak sungai Cisadane yang berasal dari aliran mata air Gunung Salak. Sungai Cinangneng banyak dimanfaatkan penduduk sekitar untuk kegiatan sehari-hari. Keberadaan sungai Cinangneng yang berdekatan KWC memberikan daya tarik tersendiri dan juga sangat mendukung untuk kegiatan paket wisata yang ditawarkan yaitu pada paket Program Poelang Kampoeng seperti kegiatan menyebrang sungai dan memandikan kerbau. Suasana pedesaan yang sejuk dan asri seperti ini sangat jarang ditemui di keramaian kota yang identik dengan kemacetan. Kondisi ini merupakan keunggulan bagi KWC. Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada 30 pengunjung KWC mengenai tempat (lokasi) KWC dalam bentuk empat pertanyaan, yang mencakup keamanan, suasana, kebersihan dan keberadaan lokasi maka diperoleh bahwa semua responden atau 100 persen menyatakan sangat baik. Hal ini menjadi kekuatan bagi pihak KWC untuk keberlanjutan usahanya kedepannya. d) Strategi Promosi Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu pemasaran. Promosi dilakukan untuk memberikan informasi, mempengaruhi dan membujuk, mengingatkan konsumen atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk

100 yang ditawarkan. Promosi yang dilakukan HB Garden Guest House atas KWC masih terbatas. Promosi dari mulut ke mulut adalah yang paling diandalkan. Selain itu, promosi dilakukan dengan penyebaran brosur kepada pengunjung HB Garden Guest House Jakarta dan melalui website. Sampai saat ini keberadaan KWC telah diberitakan oleh beberapa media massa seperti Koran Kompas (edisi 23 Mei 2006 dan 5 Desember 2006), Tabloid Wanita Indonesia (22 Oktober 2006), Majalah Forest Culture (edisi September 2006) dan majalah Spott (Edisi Juli 2007) dan stasiun Metro TV dan Trans TV. Berbagai media televisi meliput kegiatan yang ada di KWC sebagai program hiburan yang menarik untuk ditonton. Pihak HB Garden Guest House juga beberapa kali diundang oleh Departemen Pariwisata dan Budaya sebagai pembicara pada awal Mei Kesempatan ini juga digunakan sebagai sarana untuk promosi KWC. Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada 30 pengunjung KWC mengenai upaya promosi yang sudah dilakukan oleh pihak KWC, yang diajukan dalam bentuk dua pertanyaan mengenai upaya promosi dan penilaian terhadap website KWC maka sebesar 66,7 persen atau sebanyak 20 orang menyatakan upaya promosi KWC sudah baik dan sisanya 33,3 persen menyatakan kurang baik. Penilaian terhadap pengolahan website KWC sebesar 83,3 persen atau sebanyak 25 orang menyatakan kurang baik, sisanya 16,7 persen menyatakan baik. Hal ini disebabkan karena pihak KWC belum optimal mengolah website, sehingga upaya promosi melalui internet menjadi kurang maksimal. e) Strategi Orang Orang atau karyawan merupakan bagian terpenting dalam perusahaan. Karyawan merupakan orang yang terlibat dalam pemberian jasa yang memiliki peran yang cukup besar dalam mewujudkan jasa yang dikehendaki oleh pelanggan. Karyawan harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup mengenai keadaan KWC mulai dari produk sampai fasilitas yang disediakan oleh KWC. Hal ini dimaksudkan jika

101 terjadi keluhan dari konsumen maka dapat diatasi dengan memberikan jawaban yang memuaskan. Komunikasi antar karyawan lain serta antar karyawan dengan konsumen sangat penting dalam menjalin hubungan baik. Kualitas pelayanan yang baik tentunya menjadikan pengunjung puas. Pelayanan yang berkualitas ini berkaitan dengan semua partisipan yang memainkan peran dalam penyajian jasa. HB Garden Guest House sengaja mempekerjakan karyawan Kampoeng Cinangneng dari penduduk sekitar. Hal ini dimaksudkan karena mereka akan lebih mengerti tentang keadaan dan kebudayaan masyarakat Kampoeng Cinangneng. Ibu Hester memberikan pelatihan bahasa Inggris dan Belanda untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, tentunya upaya ini dapat meningkatkan keterampilan karyawan dalam berbahasa asing. Perusahaan juga membina hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar, sehingga masyarakat ini pun dapat membuat pengunjung nyaman selama berada disana. Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada 30 pengunjung KWC mengenai karyawan pada KWC maka sebesar 90.persen atau sebanyak 27 orang memberikan penilaian sangat baik terhadap karyawan KWC mencakup keramahan, kesiagapan, pembagian kerja, kesiapan dan jumlah karyawan pada KWC dan sisanya sebesar 10 persen memberikan penilaian baik. Hal ini menjadikan kualitas SDM yang ada di KWC menjadi kekuatan bagi pihak KWC sendiri, yang memberikan dampak positif untuk KWC dalam kacamata pengunjung. f) Strategi Bukti Fisik Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa saja yang diberikan oleh KWC seperti adanya sarana pendukung, desain bangunan dan dekorasi. Bukti fisik yang sifatnya tangible tentunya memfasilitasi penampilan dan komunikasi jasa tersebut. Bukti fisik ini menjadikan jasa mudah terlihat. KWC menyediakan penginapan yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan yang berfungsi baik. Kampoeng Wisata Cinangneng tidak hanya menyediakan penginapan tetapi juga jasa berupa kegiatan wisata. Kegiatan wisata ini

102 didukung dengan berbagai fasilitas fisik seperti: kolam renang, balai kampoeng yang menyediakan makanan dan minuman, toilet yang kebersihnnya selalu dijag. Selain itu, seperangkat alat gamelan dan angklung juga tersedia untuk mendukung paket wisata yang diberikan. Fasilitas penginapan yang ada di KWC berjumlah 8 kamar. Untuk mempermudah pengenalan nama pada setiap kamar pihak KWC memberikan nama bagi setiap kamar seperti: Tebing, Gede, Pangrango, Salak (nama tersebut terinspirasi dari nama-nama gunung yang berada di Jawa barat), Padi, Gabah (nama tersebut terinspirasi dari kehidupan kampung yang identik dengan sungai dan persawahan). Kampoeng Wisata Cinangneng menyediakan fasilitas kolam renang untuk para pengunjung. Air kolam renang berasal dari mata air yang ada di kawasan KWC, kedalaman kolam renang terdiri dari dua batas kedalaman yaitu satu meter dan dua meter yang dibatasi oleh tambang pembatas. Selain itu, KWC juga menyediakan pelampung untuk membantu agar anak-anak bisa menikmati rekreasi berenang mereka dengan nyaman di KWC. Terdapat fasilitas gamelan dan angklung yang merupakan musik tradisional Jawa Barat. Pengunjung dapat memainkan kedua alat ini ketika mengikuti program poelang kampoeng. Gamelan merupakan hadiah yang diberikan oleh menteri pariwisata Marzuki Usman sebagai bentuk apresiasi beliau terhadap keberadaan Kampoeng Wisata sebagai Pariwisata Inti Rakyat (PIR). Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada 30 pengunjung KWC mengenai bukti fisik yang sudah dilakukan oleh pihak KWC, yang diajukan dalam bentuk dua pertanyaan mengenai penilaian responden terhadap kelayakan, kelengkapan fasilitas dan tata letak bangunan, desain lokasi KWC maka sebesar 66,7 persen atau sebanyak 20 orang menyatakan kelayakan, kelengkapan fasilitas pada KWC sangat baik dan sisanya 33,3 persen menyatakan baik. Penilaian terhadap tata letak bangunan, desain lokasi KWC sebesar 93,3 persen atau sebanyak 28 orang menyatakan sangat baik, sisanya 6,7 persen menyatakan baik. Penilaian ini akan memberikan dampak positif bagi KWC untuk

103 memelihara berbagai fasilitas yang sudah ada dan juga mempertahankan tata letak bangunan dan desain lokasi yang bernuansa kampung. g) Strategi Proses Proses merupakan semua kegiatan yang dapat dikoordinasikan dengan baik untuk menciptakan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Kampoeng Wisata Cinangneng berupaya untuk memadukan semua unsur bauran pemasaran dalam menyajikan jasanya. Kampoeng Wisata Cinangneng diharapkan perusahaan akan senantiasa dapat memberikan yang terbaik untuk para pengunjungnya. Objek wisata KWC menyediakan layanan telepon yang selalu online pada waktu operasional yakni setiap hari dari pukul WIB sampai dengan pukul WIB. Pemesanan dan pencarian informasi pengunjung dapat dilakukan melalui telepon. Batas waktu konfirmasi kepastian pemesanan dapat dilakukan minimal dua minggu sebelum acara dimulai. Pembayaran dilakukan melalui bank (transfer) baik secara langsung (sekaligus lunas) maupun dua kali pembayaran (pembayaran down payment terlebih dahulu, kemudian dilunasi setelah acara selesai). Setiap transaksi mulai dari pemberitahuan informasi hingga pembayaran dilakukan melalui front office. Selain itu, perusahaan senantiasa menerima kritikan dan masukan dari para pengunjungnya, hal ini diharapkan dapat menjadi peningkatan kualitas jasa yang diberikan. Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada 30 pengunjung KWC mengenai karyawan pada KWC maka sebesar 93,3 persen atau sebanyak 28 orang memberikan penilaian sangat baik terhadap strategi proses oleh pihak KWC mencakup pelayanan, pengelolaan pengunjung dan kemudahan akses pemesanan pada KWC dan sisanya sebesar 6,7 persen memberikan penilaian baik. Hal ini berarti strategi proses yang dirasakan pengunjung pada saat melakukan kunjungan ke KWC sudah sangat baik, dengan demikian penilaian ini memberikan citra baik bagi KWC secara umum dan untuk para karyawan dan pemandu KWC secara khusus.

104 6.2.3 Produksi dan Operasi Kegiatan budidaya KWC yang telah ada saat ini yakni memiliki seperangkat gamelan hasil sumbangan Disbudpar dan juga beberapa perangkat angklung yang dapat digunakan oleh pengunjung. Pemandu wisata yang akan mendampingi pengunjung adalah warga asli desa tersebut sesuai dengan paket wisata yang dipilih pengunjung. Jenis paket wisata yang ada di KWC dapat di lihat pada gambaran umum perusahaan di bab sebelumnya. Letak KWC cukup dekat dari Jakarta, Bekasi dan Tangerang, sehingga pengunjung dapat melakukan kegiatapung hanya dalam waktu satu hari. Saat ini lahan yang dimiliki KWC sebesar 7000 m 2. Lahan seluas 4500 m 2 digunakan sebagai lahan untuk praktek bagi pengunjung dalam menanam padi. Lahan tersebut terbagi menjadi enam petak. Selain menanam padi pengunjung juga bisa melakukan kegiatan pemanenan. Hasil dari persawahan yang dimiliki oleh KWC biasanya dipakai sendiri untuk keperluan sehari-hari Keuangan Keuangan merupakan suatu hal yang pen menjadi kebutuhan primer dalam suatu usaha, hal ini dikarenakan pengelolaan yang tidak baik dapat membawa dampak kemunduran bahkan kebangkrutan suatu usaha. Kampoeng Wisata Cinangneng dalam menjalankan usahanya telah melakukan pengelolaan keuangan yang baik meskipun masih sederhana. Pengelolaan keuangan yang dilakukan meliputi pencatatan seluruh pengeluaran dan pemasukan yang secara keseluruhan dipegang oleh pemilik usaha. Sistem pembayaran yang ditetapkan pada KWC adalah dilakukan melalui bank (transfer) baik secara langsung (sekaligus lunas) maupun dua kali pembayaran (pembayaran down payment terlebih dahulu, kemudian dilunasi setelah acara selesai). Setiap transaksi mulai dari pemberitahuan informasi hingga pembayaran dilakukan melalui front office. 6.3 Identifikasi Faktor Eksternal Berdasarkan analisis terhadap lingkungan eksternal yang mengacu pada aktivitas usaha KWC maka dapat diidentifikasikan beberapa faktor yang dapat menjadi peluang dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan yang terdiri dari lingkungan makro, lingkungan mikro dan lingkungan industri perusahaan.

105 Tabel 26. Identifikasi Faktor Eksternal pada Kampoeng Wisata Cinangneng No Faktor-faktor Strategis Eksternal Keterangan 1 Adanya loyalitas konsumen Peluang 2 Kecenderungan berwisata pendidikan Peluang 3 Ketertarikan wisman terhadap tour pulang kampoeng Peluang 4 Peningkatan jumlah penduduk Peluang 5 Dukungan dari Disbudpar Peluang 6 Kondisi Perekonomian Indonesia yang cenderung Peluang membaik 7 Tingkat persaingan usaha Ancaman 8 Keberadaan pesaing sejenis Ancaman 9 Kondisi politik dan keamanan dalam negeri yang belum Ancaman stabil 10 Pendapatan masyarakat yang tidak menentu Ancaman 11 Isu isu yang terjadi di Indonesia Ancaman 12 Kondisi jalan menuju KWC senantiasa macet Ancaman 1) Peluang a) Adanya Loyalitas Konsumen Kampoeng Wisata Cinangneng telah berdiri sejak tahun 1994 atau selama 16 tahun dan telah memiliki beberapa pengunjung tetap. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dengan 30 responden diperoleh bahwa sebanyak 25 orang atau 83,3 persen telah melakukan kunjungan lebih dari dua kali. b) Kecenderungan Berwisata Pendidikan Wisata Pendidikan adalah suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan muatan pendidikan baik itu mengenai pendidikan formal atau mengenai pendidikan nonformal didalamnya. Wisata ini diharapkan dapat menjadi sarana pelajar untuk ikut melestarikan budaya dan mengenal nilai luhur sejarah dan budaya bangsa Indonesia. Kampoeng Wisata Cinangneng merupakan wisata agro yang didalamnya terdapat konsep wisata edukasi (pendidikan) yang dikemas

106 dalam berbagai paket wisata. Selain itu, selama ini kebanyakan pengunjung di KWC adalah rombongan anak sekolah. Dengan demikian, kecenderungan berwisata pendidikan ini menjadi peluang besar bagi pihak KWC. c) Ketertarikan Wisman Terhadap Tour Pulang Kampoeng Dari awal berdirinya konsep wisata pulang kampung ditemukan secara tidak sengaja oleh pemilik yaitu ibu Hester yang pada saat itu mengajak tamu dari luar negeri untuk berjalan berkeliling kampung serta mengajarkan cara menanam padi pada lahan pertanian setempat. Kegiatan ini kemudian dikemas dalam paket wisata tour poelang kampoeng. Paket wisata ini sangat disenangi oleh wisatawan mancanegara dan domestik. Hal ini didukung dengan jumlah wisatawan yang selalu meningkat tiap tahunnya. d) Peningkatan Jumlah Penduduk Jumlah penduduk yang semakin meningkat diperkirakan dapat meningkatkan pangsa pasar suatu produk. Secara umum penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 2,7 persen. Peningkatan jumlah penduduk akan berimplikasi pada kebutuhan tersier untuk berwisata atau berekreasi. e) Dukungan dari Disbudpar Adanya Visit Bogor 2011 atau tahun kunjungan kabupaten Bogor tahun 2011 yang menargetkan kunjungan wisatawan sebanyak 2,7 juta orang yang sebelumnya di tahun 2009 total kunjungan wisatawan adalah sebanya 2,3 juta orang. Kegiatan ini akan memperkenalkan berbagai potensi wisata yang ada di kabupaten Bogor termasuk KWC. Dukungan Disbudpar merupakan peluang bagi KWC untuk mempromosikan tempat wisatanya kepada masyarakat. f) Kondisi perekonomian Indonesia yang cenderung membaik Pertumbuhan ekonomi nasional ini cenderung mengalami peningkatan, meningkatnya kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2009 yang digambarkan oleh PDB atas dasar harga konstan. Hal ini terlihat ari nilai PDB yang semakin meningkat hingga tahun 2008

107 mencapai 2.082,1 triliun rupiah. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang diperlihatkan oleh PDB menggambarkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, dimana semakin sejahtera masyarakat maka akan semakin tinggi kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan untuk berekreasi atau menhilangkan penat sesudah bekerja. 2) Ancaman a) Tingkat Persaingan Usaha Persaingan di bidang wisata sangat tinggi yaitu dengan munculnya berbagai objek wisata yang baru atau diversifikasi objek wisata yang lama. Hal ini akan berpengaruh terhadap jumlah kunjungan ke salah satu objek wisata tertentu yang dikarenakan banyaknya pilihan objek wisata yang ditawarkan kepada wisawan. Hal ini tidak menjadi ancaman yang besar bagi pihak KWC karena konsep wisata yang ditawarkan berbeda dengan para pesaing yaitu konsep wisata agro yang didalamnya terdapat wisata edukasi yang mengetengahkan kehidupan masyarakat pedesaan. Selengkapnya pesaing KWC dapat dilihat pada Tabel 5. b) Keberadaan Pesaing Sejenis Produk dan jasa konsep wisata kampoeng merupakan usaha yang mudah ditiru oleh perusahaan lain, sehingga banyak konsep wisata kampoeng lain yang bermunculan, semisalnya Wisata Kampoeng Cendrawasih dan Kampoeng Wisata Sunda Sindangbarang. Selain itu, saat ini banyak bermunculan objek wisata menambahkan konsep wisata pedesaan ke dalam paket wisatanya. Akan tetapi KWC memiliki keunggulan dibanding konsep kampoeng wisata lain dikarenakan para pengunjung secara langsung dapat berinteraksi dengan warga asli kampoeng tersebut. Hal ini menjadi ancaman utama bagi pihak KWC. Pihak KWC mengatasi ancaman ini dengan akan memunculkan kegiatan wisata dan paket wisata yang baru yang akan diluncurkan pada tahun 2011 dengan tetap mempertahankan konsep wisata yang sudah ada sejak usaha ini berdiri.

108 c) Kondisi Politik dan Keamanan dalam Negeri yang Belum Stabil Kondisi politik dan keamanan di negara mana pun tetap menjadi penentu utama kunjungan wisatawan Pemerintah harus tetap menjaga stabilitas politik dan keamanan dalam negeri di tengah mencuatnya kasus Bank Century, kasus mafia hukum pajak dan juga kasus terorisme. Hal ini kiranya perlu diantisipasi secara bijak dan arif oleh pihak pemerintah, supaya kondisi dalam negeri tetap kondusif dan aman. Dengan demikian, diharapkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia akan meningkat. d) Pendapatan Masyarakat yang Tidak Menentu Perekonomian Indonesia sudah semakin membaik dari tahun ke tahun. Pendapatan masyarakat belum sepenuhnya tetap yang dikarenakan tidak semua pekerja merupakan karyawan tetap pada sebuah perusahaan dan masih banyak yang menjadi karyawan kontrak bulanan dan tahunan. e) Isu isu yang Terjadi di Indonesia Di beberapa tahun belakangan, banyak isu teroris yang terjadi di Indonesia. Rentetan peristiwa yang dilakukan para teroris ini, diakui atau tidak telah memberi image yang kurang baik terhadap Indonesia dan sudah barang tentu sangat mempengaruhi perekonomian negara kita. Bahkan dapat dikatakan pasca peledakan bom yang terjadi dibeberapa daerah tersebut, telah mengakibatkan perekonomian nasional mengalami stagnasi hampir selama lima tahun. Dunia pariwisata sebagai salah satu andalan untuk mendapatkan devisa negara, sempat terpukul mengingat bisnis ini sangat rentan terhadap isu keamanan. Apapun alasan dan motivasi para pelakunya, kejadian yang menimbulkan korban jiwa dan luka-luka yang tidak sedikit ini, menimbulkan keprihatinan dan kecaman dari berbagai pihak, baik dari masyarakat kita sendiri maupun dunia internasional. Selain isu teroris, isu berbagai penyakit seperti SARS, flu burung dan flu babi merupakan faktor yang mempengaruhi para wisatawan khususnya wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia.

109 f) Kondisi Jalan Menuju KWC Senantiasa Macet Kondisi jalan menuju KWC terutama pada hari libur dan atau weekend akan senantiasa macet yang dikarenakan jalan tersebut merupakan jalan yang digunakan oleh warga, mahasiswa dan juga para pengunjung yang akan melakukan kunjungan wisata ke berbagai objek wisata di kecamatan Ciampea. Hal ini tidak menjadi ancaman yang besar bagi pihak KWC karena pada umumnya pengunjung selalu tiba tepat waktu di KWC karena mereka sudah mengantisipasi kondisi jalan yang macet dengan berangkat lebih awal. 6.4 Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan analisis terhadap lingkungan internal yang mengacu pada aktivitas usaha KWC yang terdiri dari sistem manajemen, keuangan, pemasaran dan produksi/operasi, maka diperoleh sejumlah variabel kekuatan dan kelemahan yang terkait pada aktivitas tersebut. Tabel 27. Identifikasi Faktor Internal pada Kampoeng Wisata Cinangneng No Faktor-faktor Strategis Internal Keterangan 1 Memiliki berbagai variasi paket Kekuatan 2 Lokasi tempat wisata yang strategis Kekuatan 3 Kualitas SDM Kekuatan 4 Sarana pendukung (areal parkir, toilet, dll) Kekuatan 5 Kebersihan tempat wisata Kekuatan 6 Kualitas paket Kekuatan 7 Promosi yang belum berkesinambungan Kelemahan 8 Manajemen Keuangan Kelemahan 9 Kurangnya penerapan teknologi Kelemahan 10 Biaya paket wisata relatif mahal Kelemahan 11 Kendala dalam SDM (bahasa) Kelemahan 12 Manajemen perusahaan ditangani satu orang Kelemahan 13 Adanya rangkap jabatan Kelemahan 14 Struktur organisasi Kelemahan

110 1) Kekuatan a) Memiliki Berbagai Variasi Paket Kampoeng Wisata Cinangneng merupakan konsep wisata yang mengemas berbagai kegiatan wisata dalam bentuk paket wisata yang bervariasi. Paket wisata yang disediakan oleh KWC terdiri dari lima paket, yaitu paket A, B, C, D dan E. Kampoeng Wisata Cinangneng harus lebih dekat dengan pengunjung agar dapat memperoleh informasi dan mengetahui paket-paket apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pengunjung. Dengan demikian, harus memberikan paket-paket wisata yang lebih bervariasi lagi yang tidak dimiliki oleh pesaing-pesaingnya. b) Lokasi Tempat Wisata yang Strategis Lokasi KWC merupakan salah satu faktor kekuatan yang paling penting. Lokasi KWC sangat strategis karena berada di kabupaten Bogor yang dapat ditempuh dari Jakarta melalui jalan bebas hambatan Jagorawi dalam waktu 30 menit. Kampoeng Wisata Cinangneng dapat ditempuh dengan kendaraan beroda empat dari Bandung dalam waktu kurang dari tiga jam. Kampoeng Wisata Cinangneng juga dekat dengan kampus IPB, sehingga memudahkan para pengunjung untuk mencapai KWC. c) Kualitas SDM Sumber Daya Manusia (SDM) atau tenaga kerja yang dimiliki oleh KWC berpengaruh secara langsung dengan semua aktivitas-aktivitas di KWC. Hubungan antara atasan dengan bawahan dan antara rekan kerja harus ada koordinasi agar tercipta suatu suasana harmonis dalam lingkungan kerja. d) Sarana Pendukung (Areal Parkir, Toilet, dan lain lain) Kampoeng Wisata Cinangneng tidak hanya menjual produk yang dikemas dalam bentuk paket wisata akan tetapi memberikan pelayanan kepada pengunjung yang sedang berwisata. Salah satu pelayanan yang dapat dinikmati oleh pengunjung yaitu adanya sarana pendukung yaitu adanya sarana pendukung, seperti areal parkir, toilet, kolam renang, saung-saung, dan lain-lain)..

111 e) Kebersihan Tempat Wisata Kampoeng Wisata Cinangneng sangat memperhatikan kebersihan tempat wisata serta segala sesuatu yang mempunyai hubungan dengan pengunjung. Hal ini dimaksudkan agar pengunjung merasa nyaman pada saat melakukan kunjungan wisata. f) Kualitas Paket Keberagaman paket yang ada di KWC harus diiringi dengan kualitas paket dan kualitas kegiatan-kegiatan yang ada dalam paket wisata. Pengunjung akan memperoleh kepuasan ketika kualitas paket yang dinikmati sesuai dengan biaya yang dibayarkan oleh pengunjung. 2) Kelemahan a) Promosi yang Belum Berkesinambungan Berdasarkan wawancara dengan pemilik KWC kegiatan promosi bukan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan karena pihak KWC menganggap bahwa tempat wisata ini masih kecil dan juga tidak dapat menampung pengunjung dalam jumlah besar, sehingga tidak perlu melakukan upaya promosi secara besar-besaran. Promosi yang dilakukan yaitu dengan memasang papan nama di depan pintu masuk KWC dan melalui informasi dari mulut ke mulut oleh pengunjung. Selain itu, melalui website akan tetapi masih belum optimal. b) Manajemen Keuangan Sistem keuangan yang digunakan KWC masih sangat sederhana yaitu di tangan pemilik, sehingga sering terjadi kesulitan dalam penghitungan pengeluaran dan pemasukan. Hal ini mengakibatkan pengaturan sistem keuangan kurang berjalan lancar. c) Kurangnya Penerapan Teknologi Kampoeng Wisata Cinangneng belum memanfaatkan teknologi yang ada dan berkembang saat ini. Semisal teknologi dalam peralatan dapur yang nantinya dapat memudahkan juru masak untuk memasak dalam jumlah banyak tetapi dengan waktu yang lebih singkat. Pihak manajemen juga tidak mengolah website yang telah ada secara optimal.

112 d) Biaya Paket Wisata Relatif Mahal Harga yang ditetapkan di Kampoeng Wisata Cinangneng memang relatif mahal berkisar antara Rp sampai dengan Rp Kampoeng Wisata Cinangneng juga menetapkan jumlah minimal bagi pengunjung yang akan berkunjung, hal ini dikarenakan pihak KWC memiliki sistem pariwisata yang terintegrasi yaitu ketika ada program berjalan maka pihak KWC harus membayar penduduk desa untuk menyediakan segala sesuatunya yang terkait dengan kegiatan tour. Harga yang dibayarkan oleh pengunjung juga sudah meliputi semua kegiatan dalam paket wisata yang diambil dan juga fasilitas yang ada di KWC seperti kolam renang, toilet, saung dan lain-lain tanpa dipungut biaya lagi. e) Kendala Dalam SDM (Bahasa) Sekitar 75 persen pekerja di KWC adalah warga sekitar yang tingkat pendidikannya kebanyakan adalah lulusan SMP. Kendala dalam bahasa asing menjadi kelemahan bagi perusahaan karena para pekerja terutama pemandu banyak tidak bisa berbahasa asing. Dengan demikian, jika ada wisatawan asing maka akan diserahkan kepada beberapa pekerja (pemandu) yang bisa berbahasa asing. Hal ini menjadi sulit apabila wisatawan asing yang datang dalam jumlah banyak. Untuk itu perlu diadakan pelatihan atau kursus bahasa asing bagi pemandu. f) Manajemen Perusahaan Ditangani Satu Orang Pemilik merupakan orang yang bertanggung jawab untuk semua hal yang mencakup manajemen di KWC. Hal ini menyebabkan kesulitan bagi pemilik untuk mengatur manajemen perusahaan. Seringkali terjadi kesalahan dalam manajemen dikarenakan hal ini semisal bagian keuangan yang tidak terperinci. g) Adanya Rangkap Jabatan Adanya rangkap jabatan merupakan imbas dari ketidaksempurnaan struktur organisasi yang ada di KWC. Setiap bagian pada struktur organisasi sering melakukan rangkap jabatan dikarenakan tidak ada job description yang jelas dan baku. Hal ini menjadi kelemahan karena

113 banyak bagian yang tidak melakukan pekerjaan yang seharusnya menurut struktur yang ada. h) Struktur Organisasi Ketidaksempurnaan struktur organisasi yang ada di KWC menimbulkan berbagai masalah internal bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan ada beberapa bagian yang penting yang tidak masuk ke dalam struktur, seperti humas, personalia dan bagian produksi jasa.

114 VII PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN KAMPOENG WISATA CINANGNENG 7.1 Tahap Input Tahap masukan merupakan tahap untuk memasukkan hasil analisis dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hasil analisis dan identifikasi lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan akan disusun ke dalam matriks IFE. Sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi internal dan eksternal berupa peluang dan ancaman akan disusun ke dalam matriks EFE Analisis Matriks IFE Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari faktor-faktor internal yang terdapat pada perusahan. Matriks IFE menggambarkan kondisi internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dihitung berdasarkan rating dan bobot yang diperoleh dari kuesioner tiga orang yang terdiri dari pemilik KWC, Sekretaris KWC dan Staf Food and Beverage KWC. Penghitungan kuesioner ini diambil rata-ratanya dari ketiga responden. Tabel 28 dibawah ini akan menunjukkan matriksi IFE yang menganalisis 14 faktor sukses kritis yang terdiri dari enam kekuatan dan delapan kelemahan. Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada 30 pengunjung KWC maka diperoleh faktor-faktor yang merupakan kekuatan dan kelemahan KWC. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 27 mengenai faktor strategis internal. Hasil analisis matriks IFE menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah kebersihan tempat wisata dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,356 sedangkan kelemahan utama adalah struktur organisasi dengan nilai tertimbang terbesar sebesar 0,142 dan diperoleh total bobot skor sebesar 2,719. Hal ini menunjukkan bahwa KWC memiliki posisi internal yang kuat karena telah mampu menggunakan kekuatan dan mengatasi kelemahan dengan cukup baik.

115 Tabel 28. Hasil Analisis Matriks IFE Faktor Internal Bobot Rating Bobot Skor Memiliki berbagai variasi paket 0, ,336 Lokasi tempat wisata yang strategis 0,075 3,33 0,250 Kualitas SDM 0,074 3,33 0,246 Sarana pendukung (areal parkir, toilet, dll) 0,088 3,67 0,323 Kebersihan tempat wisata 0, ,356 Kualitas paket 0,069 3,67 0,253 Promosi yang belum berkesinambungan 0, ,094 Manajemen Keuangan 0, ,136 Kurangnya penerapan teknologi 0,067 1,67 0,112 Biaya paket wisata relatif mahal 0,055 1,67 0,092 Kendala dalam SDM (bahasa) 0, ,140 Manajemen perusahaan ditangani satu orang 0,072 1,67 0,120 Adanya rangkap jabatan 0,071 1,67 0,119 Struktur organisasi 0, ,142 Total 1,00 36,68 2, Analisis Matriks EFE Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor eksternal perusahaan. Matriks EFE menggambarkan kondisi eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung berdasarkan rating dan bobot yang diperoleh dari kuesioner tiga orang yang terdiri dari Pemilik KWC, Sekretaris KWC dan Staf Food and Beverage KWC. Penghitungan kuesioner ini diambil rata-ratanya dari ketiga responden. Tabel 29 dibawah ini akan menunjukkan matriksi IFE yang menganalisis 12 faktor sukses kritis yang terdiri dari enam peluang dan enam ancaman.

116 Tabel 29. Tabel Hasil Analisis Matriks EFE Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot Skor Adanya loyalitas konsumen 0, ,388 Kecenderungan berwisata pendidikan 0,105 3,67 0,385 Ketertarikan wisman terhadap tour pulang kampoeng 0, ,464 Peningkatan jumlah penduduk 0,083 3,67 0,305 Dukungan dari Disbudpar 0, ,234 Kondisi perekonomian Indonesia yang 0, ,210 cenderung membaik Tingkat persaingan usaha 0,059 3,33 0,196 Keberadaan pesaing sejenis 0, ,213 Kondisi politik dan keamanan dalam negeri yang belum stabil 0,089 2,33 0,207 Pendapatan masyarakat yang tidak menentu 0,071 2,33 0,165 Isu isu yang terjadi di Indonesia 0,075 2,33 0,175 Kondisi jalan menuju KWC senantiasa macet 0,087 2,33 0,203 Total 1,00 36,99 3,146 Berdasarkan kuesioner yang diajukan kepada 30 pengunjung KWC maka diperoleh faktor-faktor yang merupakan peluang dan ancaman bagi KWC. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 26 mengenai faktor strategis eksternal. Hasil analisis matriks EFE pada tabel diatas menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah ketertarikan wisatawan mancanegara terhadap paket tour pulang kampoeng dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,464 sedangkan ancaman utama adalah keberadaan pesaing sejenis dengan nilai tertimbang terbesar sebesar 0,213. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas maka dapat diperoleh total bobot skor sebesar 3,146. Hal ini menunjukkan bahwa KWC telah mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman.

117 7.2 Tahap Pencocokan Tahap pencocokan merupakan tahap untuk merumuskan strategi berdasarkan hasil analisis dan identifikasi akan kondisi internal dan eksternal perusahaan yang telah terkumpul. Pada tahap pencocokan model yang akan digunakan dalam perumusan strategi adalah matriks IE (Internal Eksternal) dan Matriks SWOT Matriks IE Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks IFE dan skor terbobot matriks EFE yang dipetakan sehingga diketahui posisi perusahaan berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunkan matriks IFE diperoleh bobot skor sebesar 2,719 dan hasil analisis faktor eksternal menggunakan matriks EFE diperoleh bobot skor sebesar 3,146. Hasil pemetaan pada matriks IE dapat dilihat pada Gambar 5. Kampoeng Wisata Cinangneng dalam pemasarannya menempati posisi dalam sel II. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Built (tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk) atau integrative (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal). Strategi penetrasi pasar adalah strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada saat ini melalui usaha pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar yang disarankan adalah dengan penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan atu promosi, pelipatgandaan upaya-upaya pemasaran serta menambah promosi dan publikasi dengan cara menambah efektivitas promosi dan membuat buku petunjuk beserta peta lokasi yang jelas menunjukkan lokasi tempat wisata.

118 Total Skor IFE Tinggi 4,0 Kuat Rata Rata 3,0-4,0 2,0-2,99 3,0 Lemah 1,0-1,99 2,0 1,0 I II II III Total Skor EFE 3,0-4,0 Menengah 2,0-2,99 3,0 IV V VI 2,0 Rendah 1,0-1,99 VII VIII IX 1,0 Gambar 5. Matriks IE untuk Kampoeng Wisata Cinangneng, Tahun 2010 Adapun pengembangan produk adalah sebuah strategi mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasikan produk atau jasa yang sudah ada saat ini. Pengembangan produk biasanya membutuhkan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan pengembangan, misalnya perusahaan membuat inovasi baru dari paket wisata tour poelang kampoeng dengan menambah kegiatan dalam paket wisata tersebut tanpa merubah harga paket wisata. Di sisi lain, memperbaiki produk perusahaan dengan cara menganalisis dari informasi-informasi pengunjung yang loyal terhadap perusahaan atau dari keluhan-keluhan pengunjung untuk bisa melakukan perbaikan-perbaikan dari produk dan dapat menjadikan peningkatan produk sehingga meningkatkan loyalitas pengunjung. Pengembangan pasar yaitu dengan pengenalan produk atau jasa yang sudah ada ke wilayah-wilayah geografis yang baru. Kampoeng Wisata Cinangneng dalam hal ini dapat memperluas segmentasi pasar yang sudah ada. Perluasan segmentasi pasar ini dapat dilakukan dengan meluncurkan paket wisata yang disesuaikan dengan pengunjung yang peka terhadap harga.

119 7.2.2 Matriks SWOT Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diperoleh melalui audit internal dan eksternal, dapat diformulasikan alternatif strategi yang diambil. Formulasi strategi ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 30. Alternatif strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1) Strategi S-O (Strength-Opportunity) Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang dilakukan pada strategi S-O yaitu: a) Meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga hubungan baik dengan pihak-pihak terkait (stakeholders). Perusahaan mengharapkan dapat memperoleh keloyalan dari konsumen dengan meningkatkan mutu pelayanan. Perusahaan harus memberikan yang terbaik untuk konsumen baik dari segi kualitas produk maupun pelayanannya. Begitupun dengan pihak-pihak terkait dengan KWC seperti Disbudpar, pemasok bahan baku, masyarakat sekitar dan terutama pada wisatawan (pengunjung) baik dari dalam maupun luar negeri. 2) Strategi W-O ( Weakness-Opportunity) Strategi W-O adalah strategi yang menggunakan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O yaitu : a) Perbaikan profesionalitas manajemen untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. Strategi ini dilakukan agar pihak manajemen semakin profesional di bidang yang menjadi tanggung jawab masing-masing. Dengan adanya struktur organisasi yang baru yang sudah berjalan sekitar dua bulan telah menunjukkan dampak positif yaitu dengan tidak terjadinya rangkap jabatan dan tiap karyawan sudah fokus di bidang nya masing-masing. b) Melakukan pemasaran dan promosi secara inovatif, efektif dan efisien. Strategi ini dapat berupa pengoptimalan promosi dengan bekerjasama dengan media cetak maupun media elektronik dalam mempromosikan

120 KWC. Selain itu, kut berpartisipasi pada event atau pameran wisata yang akan menjadikan KWC menjadi salah satu pilihan destinasi wisata bagi pengunjung. Pemberian diskon bagi pengunjung dalam bentuk rombongan dapat dilakukan untuk menarik perhatian pengunjung. Dengan ini diharapkan terjadi peningkatan jumlah pengunjung tiap tahunnya. 3) Strategi S-T ( Strength-Threat) Strategi ini bertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan-kekuatan internal yang ada. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan pada strategi S-T yaitu : a) Meningkatkan kreatifitas karyawan dan pemandu melalui pelatihan SDM agar tercipta produk yang inovatif dan kreatif. Pelatihan SDM yang disesuaikan dengan kapasitas karyawan tersebut perlu dilakukan untuk memunculkan ide-ide kreatif dari karyawan. Dengan demikian, para karyawan khususnya para pemandu wisata dapat memunculkan ide kreatif dan inisiatifnya ketika dihadapkan dengan masalah di lapangan. Selain itu, pada saat memandu para wisatawan para pemandu dapat mengeksplorasi pengetahuannya tentang paket wisata yang sedang dilakukan sehingga pengunjung tertarik dan puas. 4) Strategi W-T (Weakness-Thread) Strategi W-T adalah strategi dimana perusahaan dapat meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Salah satu alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-T yaitu : a) Menguatkan citra baik yang telah ada untuk meminimalisasi persaingan. Kampoeng Wisata Cinangneng dapat dikenali oleh masyarakat luas sebagai objek wisata yang menyajikan konsep wisata kampung yang dibuat dalam bentuk berbagai paket wisata, maka perlu menguatkan citra melalui atribut produk yang dijelaskan pada setiap kegiatan promosi, sehingga para pengunjung atau yang akan berkunjung tidak terkecoh dengan munculnya konsep wisata lain yang membawa nama KWC, konsep wisata KWC dan foto-foto faslilitas yang ada di KWC.

121 b) Pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di KWC serta penetapan batas kawasan wisata yang jelas. Setiap kegiatan wisata yang ada dalam paket wisata yang nantinya akan dinikmati oleh pengunjung harus memberikan kepuasan bagi pengunjung, untuk itu perlu diadakan pemeliharaan dan perbaikan pada sarana dan prasarana yang ada di KWC. Selain itu, untuk memudahkan pengunjung mencapai lokasi KWC maka perlu dibuat peta lokasi yang jelas sehingga tidak ada lagi ditemukan pengunjung yang nyasar. Pihak KWC dapat membuat buku petunjuk wisata yang berisi penjelasan singkat mengenai tempat-tempat dan apa yang akan ditemukan di KWC.

122 Tabel 30. Hasil Analisis Matriks SWOT Faktor Eksternal Faktor Internal Peluang (O) 1. Adanya loyalitas konsumen 2. Kecendurangan berwisata pendidikan 3. Ketertarikan wisman terhadap tour pulang kampoeng 4. Peningkatan jumlah penduduk 5. Dukungan dari Disbudpar 6. Kondisi Perekonomian yang cenderung membaik Kekuatan (S) 1. Memiliki berbagai variasi paket 2. Lokasi tempat wisata yang strategis 3. Kualitas SDM 4. Sarana pendukung (areal parkir, toilet, dll) 5. Kebersihan tempat wisata 6. Kualitas paket Strategi S-O 1. Meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga hubungan baik dengan pihak-pihak terkait (stakeholders). (S 1,S 2,S 3,S 6,O 1,O 2,O 3,O 5 ) Kelemahan (W) 1. Promosi yang belum berkesinambungan 2. Manajemen Keuangan 3. Kurangnya penerapan teknologi 4. Biaya paket wisata relatif mahal 5. Kendala dalam SDM (bahasa) 6. Manajemen perusahaan ditangani satu orang 7. Adanya rangkap jabatan 8. Struktur organisasi Strategi W-O 1. Perbaikan profesionalitas manajemen untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. (W 2,W 5,W 6,W 7,W 8,O 1,O 5 ) 2. Melakukan pemasaran dan promosi secara inovatif, efektif dan efisien. (W 1,W 3,W 4,O 1,O 2,O 3,O 4,O 6 ) Ancaman (T) 1. Tingkat persaingan usaha 2. Pendapatan masyarakat yang tidak menentu 3. Kondisi politik dan keamanan dalam negeri yang belum stabil 4. Keberadaan pesaing sejenis 5. Isu isu yang terjadi di Indonesia 6. Kondisi jalan menuju KWC senantiasa macet Strategi S-T 1. Meningkatkan kreatifitas karyawan dan pemandu melalui pelatihan SDM agar tercipta produk yang inovatif dan kreatif. (S 3,S 6,T 1,T 4, T 5 ) Strategi W-T 1. Menguatkan citra baik yang telah ada untuk meminimalisasi persaingan. (W 3,T 1,T 2,T 3,T 4,T 6 ) 2. Pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di KWC serta penetapan batas kawasan wisata yang jelas. (W 3,W 4,W 5,T 1,T 4 )

123 7.3 Tahap Keputusan Tahap keputusan merupakan tahap untuk menentukan strategi terbaik yang dapat dijalankan perusahaan dari alternatif-alternatif yang diperoleh dari hasil analisis SWOT. Menentukan prioritas strategi tersebut, digunakan alat analisis Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM). Hasil analisis matriks SWOT menghasilkan empat alternatif strategi yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, srategi WT. Strategi tersebut akan dimasukkan ke dalam matriks QSPM yang akan diestimasi dengan dan Attractive Score (AS). Penjabaran dari strategi-strategi tersebut berdasarkan hasil analisis QSPM adalah sebagai berikut : 1) Meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga hubungan baik dengan pihakpihak terkait (stakeholders). (TAS = 5,369) 2) Perbaikan profesionalitas manajemen untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. (TAS = 4,968) 3) Melakukan pemasaran dan promosi secara inovatif, efektif dan efisien. (TAS = 6,609) 4) Meningkatkan kreatifitas karyawan dan pemandu melalui pelatihan SDM agar tercipta produk yang inovatif dan kreatif. (TAS = 5,939) 5) Menguatkan citra baik yang telah ada untuk meminimalisasi persaingan. (TAS = 5,819) 6) Pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di KWC serta penetapan batas kawasan wisata yang jelas. (TAS = 5,604) Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi W-O, yaitu melakukan pemasaran dan promosi secara inovatif, efektif dan efisien. Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah pengunjung dan diharapkan KWC akan lebih dikenal oleh masyarakat luas. Kampoeng Wisata Cinangneng yang dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat harus mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki, yaitu kualitas paket yang menjadi andalan tetapi dengan tetap memperthankan konsep wisata yang sudah ada sejak awal. Kualitas produk tidak akan berarti apabila produk tidak dikenal oleh masyarakat sebab konsumen tidak akan tertarik untuk membeli

124 suatu produk apabila produk tersebut tidak mengetahui informasi-informasi yang berhubungan dengan keunggulan maupun kelemahan produk yang ditawarkan tersebut. Kampoeng Wisata Cinangneng harus berusaha mempengaruhi konsumen baru maupun mempertahankan konsumen lama untuk menciptakan permintaan atas produk. Usaha tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan promosi yang efektif. 7.4 Tahap Action Plan (Pencana Aksi/Kegiatan) Rencana kegiatan adalah cara spesifik yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran kegiatan. Suatu rencana aksi/kegiatan akan menghasilkan beberapa tahapan strategi untuk setiap urutan prioritas strategi, sasaran strategi, jadwal pelaksanaan dan anggran untuk pelaksanaan action plan. Keenam strategi yang dilampirkan pada rencana kegiatan dihasilkan dari matriks SWOT dan kemudian diurutkan sesuai dengan urutan prioritas pada matriks QSP. Keenam strategi tersebut maka dihasilkan 21 kegiatan yang akan dilaksanakan pada KWC sesuai dengan jadwal/waktu pelaksaanan dan anggaran yang sudah ditetapkan. Rencana kegiatan yang akan dilakukan di Kampoeng Wisata Cinangneng dapat dilihat pada Lampiran 7.

125 VIII PENUTUP 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1) Kampoeng Wisata Cinangneng telah menggunakan strategi bauran pemasaran (marketing mix) antara lain strategi produk, yaitu berbagai kegiatan wisata yang dikemas menarik dalam bentuk paket-paket wisata. Strategi harga diterapkan sesuai dengan kualitas paket yang diperoleh pengunjung. Strategi tempat berada di lokasi yang strategis, yaitu berada dekat dengan ibukota negara yaitu Jakarta, sehingga mudah dicapai oleh wisatawan. Strategi promosi, yaitu dengan penyebaran brosur dan memanfaatkan website. Strategi orang adalah dengan mempekerjakan masyarakat sekitar yang lebih mengerti tentang keadaan dan kebudayaan masyarakat tersebut. Strategi proses adalah memberikan kemudahan bagi pengunjung untuk melakukan pemesanan dan penyediaan layanan online untuk pengunjung. Strategi bukti fisik, yaitu tersedianya berbagai fasilitas dan kebersihan lokasi yang terjaga. 2) Lingkungan internal yang paling berpengaruh adalah kebersihan tempat wisata dan struktur organisasi. Ketertarikan wisatawan mancanegara terhadap tour poelang kampoeng merupakan salah satu faktor yang dapat dimanfaatkan menjadi peluang, salah satu faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi KWC adalah keberadaan pesaing sejenis. 3) Berdasarkan analisis SWOT didapatkan alternatif strategi pemasarannya yaitu: (1) meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga hubungan baik dengan pihak-pihak terkait; (2) perbaikan profesionalitas manajemen untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah; (3) melakukan pemasaran dan promosi secara inovatif, efektif dan efisien; (4) meningkatkan kreatifitas karyawan dan pemandu melalui pelatihan SDM agar tercipta produk yang inovatif dan kreatif; (5) menguatkan citra baik yang telah ada untuk meminimalisasi persaingan; (6)

126 pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di KWC serta penetapan batas kawasan wisata yang jelas. 4) Berdasarkan matriks QSPM yang menempati urutan prioritas pertama adalah strategi ketiga dalam matriks SWOT, yaitu melakukan pemasaran dan promosi secara inovatif, efektif dan efisien dengan nilai TAS sebesar 6, Saran 1) Sebaiknya pihak manajemen KWC dapat mengimplementasikan rancangan program kegiatan dari alternatif strategi yang dikemas dalam bentuk action plan oleh penulis yang terdiri dari enam strategi dan 21 kegiatan. 2) Karyawan dan pemandu wisata KWC harus mampu mengekspolor kemampuannya dalam memunculkan ide-ide kreatif dan inisiatif dalam bidang yng menjadi fokusnya. 3) Seluruh pihak yang terangkum dalam struktur organisasi KWC dapat melakukan tugas masing-masing sesuai dengan job description yang sudah ada. 4) Pihak KWC harus mempertahankan citra baik yang selama ini telah diraih, baik dari segi paket wisata, kebersihan, keramahan, kedisplinan dan lain-lain.

127 DAFTAR PUSTAKA Akhidar F Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Agrowisata Rumah Sutera Alam Kecamatan Pasir Eurih, Kabupaten Bogor, Jawa Barat [Skripsi] Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Amir, MT Dinamika Pemasaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Baskara Analisis Kepuasan Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor Jawa Barat dalam Angka. Bogor: BPS Kabupaten Bogor. [Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Pariwisata Kabupaten Bogor. Bogor: Disbudpar Kabupaten Bogor. David, FR Manajemen Strategis. Ed ke-10. Budi IS, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Strategic Management. David, FR Manajemen Strategi : Konsep. Edisi ke-12. Jakarta: Salemba Empat. Engel at al Perilaku Konsumen. Ed ke-7. Jilid 1 dan 2. Jakarta: Binarupa Aksara. Erlianingsih, S Strategi Pemasaran Restoran Pondok Makan Mirah, Jakarta Selatan. [Skripsi] Bogor: Program Sarjana Ekstensi Agribisnis. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Iswidirman Analisis Strategi Pemasaran Agrowisata Kampoeng Wisata Cendrawasih kabupaten Bogor, Jawa Barat [Skripsi] Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Kinnear, TL and Tailor Marketing Research : An Applied Approach. Fourth Editon. Mc Graw Hill. USA. Kotler P Manajemen Pemasaran. Ed ke-11. Jilid 1 dan 2. Molan B, penerjemah, Jakarta: PT Indeks. Terjemahan dari: Marketing Management. Kotler P, Keller K Manajemen Pemasaran. Ed ke-12. Jilid 1 dan 2. Molan B, penerjemah, Jakarta: PT Indeks. Terjemahan dari: Marketing Management. Lestari, AI Analisis Strategi Pemasaran pada Wisata Mancing Fishing Valley Kabupaten Bogor, Jawa Barat. [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

128 Machrodji AZ Strategi Pengembangan Kampung Wisata Cinangneng Desa Cihideung Udik, Ciampea, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor Megawati, D Analisis Efektivitas Promosi Terhadap Jumlah Pengunjung Taman Safari Indonesia Cisarua, Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Purnama H Strategi Pemasaran Agrowisata Kebun Buah Plantera Fruit Paradise, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah [Skripsi] Bogor: Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Putri FSA Formulasi Strategi Pemasaran Obat Tradisional pada Taman Syifa di kota Bogor, Jawa Barat [Skripsi] Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Rangkuti F Analisis SWOT: Tekhnik Membedah Kasus Bisnis. Ed ke-12. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Rangkuti F Creating Effective Marketing Plan: tekhnik Membuat Rencana Pemasaran Berdasarkan Cosyumer Values dan Analisis Kasus. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Ratnasari, RD Analisis Strategi Pemasaran (Studi kasus Ali Baba Restaurant, Bogor [Skripsi] Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Suasani, SP Persepsi Multipihak dan Dampak Sosial Ekonomi Pengelolaan Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) Terhadap Masyarakat Sekitar [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Umar H Metode Riset Bisnis. Cetakan ke-2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Yoshida, DT Arsitektur Strategik: Sebuah Solusi Meraih Kemenangan dalam Dunia yang Senantiasa Berubah. Jakarta. PT Elex Media Komputindo.

129 LAMPIRAN

130 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Terhadap Faktor 7P KUESIONER PENELITIAN Analisis Strategi Pemasaran Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) Kabupaten Bogor Jawa Barat Oleh : Anita Wisdawati Saragih Program Penyelenggaraan Khusus Ekstensi Agribisnis Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor No. Responden : Tanggal Pengisian : Jenis Kelamin : IDENTITAS RESPONDEN Status Pernikahan : (1) Sudah Menikah (2) Belum Menikah Usia : Pendidikan terakhir : (1) SD (2) SMP (3) SMA (4) Diploma/Akademi (5) Sarjana/Pasca Sarjana Pekerjaan : (1) Pelajar (Mahasiswa) (2) BUMN/PNS (3) TNI/POLRI (4) Pegawasi Swasta (5) Pensiunan Pendapatan per bulan : Daerah asal :

131 Gambaran Umum dan Penilaian Konsumen Kampoeng Wisata Cinangneng 1. Sudah berapa kali anda berkunjung ke Kampoeng Wisata Cinangneng : a. satu kali c. tiga kali e. lebih dari empat kali b. dua kali d. empat kali 2. Jika anda telah berkunjung di Kampoeng Wisata Cinangneng lebih dari empat kali, berapa kali dalam sebulan anda biasanya berwisata ke Kampoeng Wisata Cinangneng : a. satu kali c. tiga kali e. lebih dari empat kali b. dua kali d. empat kali 3. Tujuan anda memutuskan berkunjung ke Kampoeng Wisata Cinangneng : a. berwisata c. lainnya, b. rekreasi keluarga 4. Kapan saja biasanya berkunjung ke KWC : a. hari kerja c. lainnya, b. sabtu, minggu atau libur 5. Dengan siapa biasanya anda berkunjung ke KWC : a. Keluarga c. Sendiri b. Teman 6. Dari mana anda mendapat informasi mengenai keberadaan KWC : a. Internet c. Billboard di jalan e. Keluarga b. Televisi d. Teman f. Lainnya, 7. Siapakah yang mempengaruhi anda berwisata ke KWC : a. diri sendiri c. teman e. lainnya, b. keluarga d. pasangan 8. Paket apa yang paling sering anda gunakan : a. Paket A c. Paket C e. Lainnya b. Paket B d. Paket D 9. Alasan anda menggunakan paket pada jawaban no.8 : 10. Berapa besar pengeluaran yang biasanya anda ke keluarkan untuk berwisata ke KWC : a. kurang dari Rp c. Rp e. diatas Rp b. Rp Rp d. Rp Fasilitas apa saja yang sering anda gunakan saat berwisata ke KWC : a. penginapan c. arena bermain b. restoran d. lainnya, 12. Sebelum anda menjadi konsumen KWC apakah anda pernah berwisata ke tempat lain : a. Pernah b. tidak pernah 13. Jika pernah, tempat wisata mana yang sebelumnya anda pilih : 16. Alasan anda pertama kali memutuskan untuk memilih berwisata di KWC (jawaban boleh lebih dari satu): a. Lokasi yang mudah dicapai c. Ajakan teman e. coba-coba b. Fasilitas lengkap dan aman d. Dekat dengan rumah f. Lainnya,

132 14. Alasan yang membuat anda memutuskan untuk datang kembali ke KWC (jawaban boleh lebih dari satu ) : a. Lokasi yang mudah dicapai c. Ajakan teman e. coba-coba b. Fasilitas lengkap dan aman d. Dekat dengan rumah f. Lainnya, Produk 15. Penilaian anda terhadap konsep wisata kampoeng yang ditawarkan KWC : a. sangat baik b. baik 16. Penilaian anda terhadap kualitas penginapan di KWC : a. sangat baik b. baik 17. Penilaian anda terhadap makanan dan minuman di KWC : a. sangat baik b. baik 18. Penilaian anda terhadap paket yang ditawarkan KWC : a. sangat baik b. baik 19. Penilaian anda terhadap keberagaman paket yang ditawarkan KWC : a. sangat baik b. baik 20. Penilaian anda terhadap keberagaman jenis makanan dan minuman yang ditawarkan di KWC : a. sangat baik b. baik Harga 21. Penilaian anda terhadap harga paket yang ditawarkan KWC : a. Mahal b. Standar Murah 22. Penilaian anda terhadap produk makanan dan minuman di KWC : a. Mahal b. Standar Murah 23. Apakah harga paket yang berlaku di KWC sesuai dengan kualitas produk, pelayanan dan fasilitas yang ada : a. sesuai b. tidak sesuai 24. Apakah harga makanan dan minuman di KWC sesuai dengan kualitas produk, pelayanan dan fasilitas yang ada : a. sesuai b. tidak sesuai Promosi 25. Penilaian anda terhadap upaya promosi KWC : a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik 26. Penilaian anda terhadap website KWC : a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik Tempat 27. Penilaian anda terhadap keamanan di KWC : a. Sangat Aman b. Aman c. Kurang Aman 28. Penilaian anda terhadap suasana lokasi di KWC : a. Sangat Nyaman b. Nyaman c. Kurang Nyaman 29. Penilaian anda terhadap kebersihan KWC : a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik 30. Penilaian anda terhadap keberadaan lokasi KWC : a. Strategis b. Cukup Strategis c. Kurang Strategis

133 Orang 31. Penilaian anda terhadap keramahan,dan kesopanan KWC : a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik 32. Penilaian anda terhadap kesigapan karyawan KWC : a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik 33. Penilaian anda terhadap pembagian kerja karyawan di KWC : a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik 34. Penilaian anda terhadap jumlah karyawan di KWC : a. Sangat Banyak b. Banyak c. Kurang Banyak 35. Penilaian terhadapan kesiapan dan kesigapan karyawan : a. Sangat Banyak b. Banyak c. Kurang Banyak Proses 36. Penilaian anda terhadap pelayanan karyawan KWC : a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik 37. Penilaian anda terhadap pengelolaan pengunjung di KWC : a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik 38. Penilaian anda terhadap kemudahan akses dan pemesanan di KWC : a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik Bukti Fisik 39. Penilaian anda terhadap kelengkapan dan kelayakan fsilitas penunjang (toilet, mushola, tempat parkir) di KWC : a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik 40. Penilaian anda terhadap tata letak bangunan dan design lokasi KWC : a. Sangat Baik b. Baik c. Kurang Baik 41. Saran untuk Kampoeng Wisata Cinangneng...

134 Lampiran 2. Kuisioner Penelitian Terhadap faktor Internal dan Eksternal KUESIONER PENELITIAN PROGRAM SARJANA EKSTENSI AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 Responden yang terhormat, mohon maaf sebelumnya bila acara anda terganngu dengan diterimanya kuesioner ini. Saya bernama Anita Wisdawati saragih mahasiswa program sarjanan ekstensi agribisnis IPB sedang melakukan penelitian yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Kampoeng Wisata Cinangneng Kabupaten Bogor Jawa Barat. Bapak/Ibu dimohon kesediaannya untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar. Saya mohon anda dapat memberikan gambaran yang data yang objektif. Informasi yang Bapak/Ibu berikan akan sangat berguna untuk hasil penelitian saya dan akan dijamin kerahasiaannya. Atas perhatian dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih. Tanggal Pengisian : Nama Responden : Alamat : Umur/Status/Jabatan : ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL 1. Penentuan Faktor Internal Faktor Internal merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Kampoeng Wisata Cinangneng yang berasal dari dalam perusahan sendiri. Tujuan : Menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan ke dalam kelompok kekuatan dan kelemahan dalam strategi perusahaan Kampoeng Wisata Cinangneng, yang dilakukan oleh responden. Petunjuk Pengisian 1. Berikan tanda ( ) pada kolom Kekuatan pada Tabel 1 berikut ini, apabila faktor-faktor tersebut menjadi kekuatan dalam penentuan strategi perusahaan bisnis Kampoeng Wisata Cinangneng.

135 2. Berikan tanda ( ) pada kolom Kelemahan pada Tabel 1 berikut ini, apabila faktor-faktor tersebut menjadi kelemahan dalam penentuan strategi perusahaan bisnis Kampoeng Wisata Cinangneng. Tabel 1. Faktor-faktor Strategis Internal No Faktor-faktor Strategis Internal Kekuatan Kelemahan 1 Memilki berbagai variasi paket 2 Lokasi tempat wisata yang strategis 3 Kualitas SDM 4 Sarana pendukung (areal parkir, toilet, dll) 5 Kebersihan tempat wisata 6 Kualitas paket 7 Promosi yang belum berkesinambungan 8 Manajemen Keuangan 9 Kurangnya penerapan teknologi 10 Biaya paket wisata relatif mahal 11 Kendala dalam SDM (bahasa) 12 Manajemen perusahaan ditangani satu orang 13 Adanya rangkap jabatan 14 Struktur organisasi 2. Penentuan Faktor Eksternal Faktor Eksternal merupakan faktor-faktor yang berpengarih terhadap Kampoeng Wisata Cinangneng yang berasal dari luar perusahan sendiri. Tujuan : Menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan ke dalam kelompok peluang dan ancaman dalam strategi perusahaan Kampoeng Wisata Cinangneng, yang dilakukan oleh responden. Petunjuk Pengisian 1. Berikan tanda ( ) pada kolom Peluang pada Tabel 2 berikut ini, apabila faktor-faktor tersebut menjadi kekuatan dalam penentuan strategi perusahaan bisnis Kampoeng Wisata Cinangneng. 2. Berikan tanda ( ) pada kolom Ancaman pada Tabel 2 berikut ini, apabila faktor-faktor tersebut menjadi kelemahan dalam penentuan strategi perusahaan bisnis Kampoeng Wisata Cinangneng.

136 Tabel 2. Faktor-faktor Strategis Eksternal No Faktor-faktor Strategis Eksternal Peluang Ancaman 1 Adanya loyalitas konsumen 2 Kecenderungan berwisata pendidikan 3 Ketertarikan wisman terhadap tour pulang kampoeng 4 Peningkatan jumlah penduduk 5 Dukungan dari Disbudpar 6 Kondisi Perekonomian Indonesia yang cenderung membaik 7 Tingkat persaingan usaha 8 Keberadaan pesaing sejenis 9 Kondisi politik dan keamanan dalam negeri yang belum stabil 10 Pendapatan masyarakat yang tidak menentu 11 Isu isu yang terjadi di Indonesia 12 Kondisi jalan menuju KWC senantiasa macet PEMBOBOTAN FAKTOR INTERNAL Tujuan : Menentukan penilaian para responden terhadap faktor internal mengenai tingkat kepentingan suatu faktor-faktor strategis dalam Kampoeng Wisata Cinangneng. Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor strategi tersebut berpengaruh terhadap usaha. Petunjuk Pengisian: 1. Pemberian nilai ini diberikan berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap Kampoeng Wisata Cinangneng. 2. Untuk menentukan bobot setiap variabel skala yang digunakan yaitu: 1= Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal. 2= Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal. 3= Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal. Catatan: Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan harus konsisten

137 Tabel. 3 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan Faktor-faktor Strategis Internal A B C D E F G H I J K L M N Total Bobot A. Memiliki berbagai variasi paket B. Lokasi tempat wisata yang strategis C. Kualitas SDM D Sarana pendukung (areal parkir, toilet, dll) E. Kebersihan tempat wisata F. Kualitas paket G. Promosi yang belum berkesinambungan H. Manajemen Keuangan I. Kurangnya penerapan teknologi J. Biaya paket wisata relatif mahal K. Kendala dalam SDM (bahasa) L. Manajemen perusahaan ditangani satu orang M. Adanya rangkap jabatan N. Struktur organisasi Total

138 PEMBOBOTAN FAKTOR EKSTERNAL Tujuan : Menentukan penilaian para responden terhadap faktor eksternal mengenai tingkat kepentingan suatu faktor-faktor strategis dalam Kampoeng Wisata Cinangneng. Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor strategi tersebut berpengaruh terhadap usaha. Petunjuk Pengisian: 1. Pemberian nilai ini diberikan berdasarkanpada perbandingan berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap Kampoeng Wisata Cinangneng. 2. Untuk menentukan bobot setiap variabel skala yang digunakan yaitu: 1= Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal. 2= Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal. 3= Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal. Catatan: Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan harus konsisten

139 Tabel. 4 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan Faktor-faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H I J K L Total Bobot A. Adanya loyalitas konsumen B. Kecenderungan berwisata pendidikan C. Ketertarikan wisman terhadap tour pulang kampoeng D. Peningkatan jumlah penduduk E. Dukungan dari Disbudpar F. Kondisi Perekonomian Indonesia yang cenderung membaik G. Tingkat persaingan usaha H. Keberadaan pesaing sejenis I. Kondisi politik dan keamanan dalam negeri yang belum stabil J. Pendapatan masyarakat yang tidak menentu K.. Isu isu yang terjadi di Indonesia L. Kondisi jalan menuju KWC senantiasa macet Total

140 NILAI PEMBERIAN RATING 1. Pemberian Rating Terhadap Kekuatan dan Kelemahan Faktor Internal Memiliki berbagai variasi paket Lokasi tempat wisata yang strategis Kualitas SDM Sarana pendukung (areal parkir, toilet, dll) Kebersihan tempat wisata Kualitas paket Promosi yang belum berkesinambungan Manajemen Keuangan Kurangnya penerapan teknologi Biaya paket wisata relatif mahal Kendala dalam SDM (bahasa) Manajemen perusahaan ditangani satu orang Adanya rangkap jabatan Struktur organisasi Total Petunjuk Pengisian Pemberian nilai rating didasarkan pada kekuatan dan kelemahan yang ada di Kampoeng Wisata Cinangneng. Penilaian nilai rating untuk kekuatan didasarkan pada keterangan berikut : Nilai 1 : tidak baik, jika kekuatan perusahaan dibawah rata-rata industri Nilai 2 : cukup, jika kekuatan perusahaan tidak berbeda jauh dengan ratarata industri Nilai 3 : baik, jika kekuatan perusahaan sama dengan rata-rata industri Nilai 4 : sangat baik, jika kekuatan perusahaan diatas rata-rata industri Penilaian nilai rating untuk kelemahan didasarkan pada keterangan berikut : Nilai 1 : sangat baik, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibawah ratarata industri Nilai 2 : baik, jika kelemahan perusahaan tidak berbeda jauh dengan ratarata industri Nilai 3 : cukup, jika kelemahan perusahaan sama dengan rata-rata industri Nilai 4 : tidak baik, jika kelemahan perusahaan diatas rata-rata industri 2. Pemberian Rating Terhadap Peluang dan Ancaman a. Pemberian Rating Terhadap Peluang Peluang Adanya loyalitas konsumen Kecenderungan berwisata pendidikan Ketertarikan wisman terhadap tour pulang kampoeng

141 Peningkatan jumlah penduduk Dukungan dari Disbudpar Kondisi Perekonomian Indonesia yang cenderung membaik Adanya loyalitas konsumen Total Petunjuk Pengisian Pemberian nilai rating didasarkan pada peluang dan ancaman yang ada di Kampoeng Wisata Cinangneng. Penilaian rating pada peluang didasarkan pada keterangan berikut : Nilai 1 : Jika perusahaan mempunyai kemampuan rendah dalam merespon peluang tersebut. Nilai 2 : Jika perusahaan mempunyai kemampuan sedang dalam merespon peluang tersebut. Nilai 3 : Jika perusahaan mempunyai kemampuan tinggi dalam merespon peluang tersebut. Nilai 4 : Jika perusahaan mempunyai kemampuan sangat tinggi dalam merespon peluang tersebut. b. Pemberian Rating Terhadap Ancaman Ancaman Tingkat persaingan usaha Keberadaan pesaing sejenis Kondisi politik dan keamanan dalam negeri yang belum stabil Pendapatan masyarakat yang tidak menentu Isu isu yang terjadi di Indonesia Kondisi jalan menuju KWC senantiasa macet Total Petunjuk Pengisian Pemberian nilai rating didasarkan pada peluang dan ancaman yang ada di Kampoeng Wisata Cinangneng. Penilaian rating pada peluang didasarkan pada keterangan berikut : Nilai 1 : Jika perusahaan mempunyai kemampuan rendah dalam merespon ancaman tersebut. Nilai 2 : Jika perusahaan mempunyai kemampuan sedang dalam merespon ancaman tersebut. Nilai 3 : Jika perusahaan mempunyai kemampuan tinggi dalam merespon ancaman tersebut. Nilai 4 : Jika perusahaan mempunyai kemampuan sangat tinggi dalam merespon ancaman tersebut

142 Lampiran 3. Kuisioner Penelitian Penilaian Daya Tarik Strategi Matriks QSPM KUISIONER PENELITIAN PENILAIAN DAYA TARIK STRATEGI MATRIKS QSPM Judul Penelitian: ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KAMPOENG WISATA CINANGNENG KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Identitas Responden Nama : Jabatan : Saya memohon Bapak/Ibu dapat mengisinya secara objektif dan benar, karena kuisioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga diperlukan data yang valid dan akurat. Sebelumnya, saya ucapkan terimakasih. Tujuan: Menetapkan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores - AS) untuk masingmasing alternatif strategi terpilih dari analisis SWOT, guna menetapkan strategi yang paling tepat untuk dilaksanakan oleh Kampoeng Wisata Cinangneng di masa yang akan datang. Petunjuk: 1. Tentukan Attractiveness Scores (AS) atau daya tarik dari masing-masing faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor ekternal (peluang dan ancaman) untuk masing alternatif strategi bagaimana tersebut diatas dengan cara memberikan nilai daya tarik itu adalah: 1= Faktor tersebut tidak mempengaruhi alternatif strategi yang akan dipilih. 2= Faktor tersebut agak mempengaruhi alternatif strategi yang akan dipilih. 3= Faktor tersebut cukup mempengaruhi alternatif strategi yang akan dipilih. 4 =Faktor tersebut sangat mempengaruhi alternatif strategi yang akan dipilih. 2. Nilai daya tarik ditetapkan dengan memeriksa setiap faktor penentu eksternal dan internal satu persatu dengan mengajukan pertanyaan apakah faktor ini mempengaruhi strategi pilihan yang akan dibuat?. Bila jawaban ini iya, maka Anda dapat memberikan nilai daya tarik pada strategi dalam set tersebut. Bila jawaban diatas pertanyaan tidak, Anda tidak perlu memberikan nilai daya tarik pada set tersebut, karena faktor penentu tidak mempunyai pengaruh terhadap pemilihan alternatif strategi yang telah dibuat. Catatan : Matriks QSP yang akan diisi Bapak/Ibu responden ada pada halaman berikutnya.

143 Matriks QSP Kampoeng Wisata Cinangneng Faktor Internal Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS Kekuatan Kekuatan 1 0,084 Kekuatan 2 0,075 Kekuatan 3 0,074 Kekuatan 4 0,088 Kekuatan 5 0,089 Kekuatan 6 0,069 Kelemahan Kelemahan 1 0,047 Kelemahan 2 0,068 Kelemahan 3 0,067 Kelemahan 4 0,055 Kelemahan 5 0,070 Kelemahan 6 0,072 Kelemahan 7 0,071 Kelemahan 8 0,071 Peluang Peluang 1 0,097 Peluang 2 0,105 Peluang 3 0,116 Peluang 4 0,083 Peluang 5 0,078 Peluang 6 0,070 Ancaman Ancaman 1 0,059 Ancaman 2 0,071 Ancaman 3 0,089 Ancaman 4 0,071 Ancaman 5 0,075 Ancaman 6 0,087 Total

144 Lampiran 4. Hasil Matriks QSPM Faktor Internal Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS Kekuatan Kekuatan 1 0, ,168 1,7 0,143 3,3 0, ,252 3,7 0,311 2,7 0,227 Kekuatan 2 0,075 2,7 0,203 1,7 0,128 3,7 0,278 2,3 0, ,225 3,7 0,278 Kekuatan 3 0, , ,148 3,7 0, ,296 3,3 0, ,222 Kekuatan 4 0,088 3,7 0,326 1,7 0,150 3,3 0, , , ,352 Kekuatan 5 0,089 2,3 0, , , , , ,356 Kekuatan 6 0, ,207 2,3 0, ,276 3,7 0, ,276 3,3 0,228 Kelemahan Kelemahan 1 0,047 3,7 0,174 1,7 0,080 3,7 0,174 1,7 0,080 3,3 0, ,094 Kelemahan 2 0,068 2,3 0, ,272 2,3 0,156 3,7 0, , ,136 Kelemahan 3 0,067 3,3 0,221 3,3 0, , , ,201 2,3 0,154 Kelemahan 4 0,055 3,7 0,204 2,3 0,127 2,7 0, ,110 3,7 0,204 3,7 0,204 Kelemahan 5 0,070 2,3 0, ,210 2,7 0, , , ,140 Kelemahan 6 0,072 1,7 0, ,288 2,3 0,166 3,3 0,238 2,3 0, ,144 Kelemahan 7 0,071 1,3 0, ,284 1,7 0,121 3,7 0, , ,142 Kelemahan 8 0,071 1,3 0, ,284 1,3 0,092 3,7 0, , ,142 Peluang Peluang 1 0, ,388 2,3 0,223 3,7 0,359 3,3 0, , ,291 Peluang 2 0, ,210 1,7 0,179 3,7 0, ,315 3,3 0, ,315 Peluang 3 0,116 2,3 0, , ,464 3,3 0,383 3,7 0,429 3,7 0,429 Peluang 4 0,083 3,3 0,274 2,3 0, , ,249 2,3 0,191 2,7 0,224 Peluang 5 0,078 2,3 0,179 2,7 0,211 3,3 0,257 2,7 0, ,156 2,3 0,179 Peluang 6 0, , , ,280 2,7 0,189 2,3 0,161 1,7 0,119 Ancaman Ancaman 1 0,059 3,7 0,218 3,7 0, , , , ,236 Ancaman 2 0,071 2,3 0,163 2,3 0, ,213 2,7 0,192 2,7 0, ,142 Ancaman 3 0,089 3,3 0,294 1,7 0,151 2,7 0, ,178 2,3 0, ,178 Ancaman 4 0, ,284 3,7 0, ,284 3,7 0, , ,284 Ancaman 5 0, ,225 1,7 0,128 2,7 0,203 1,7 0,128 3,3 0,248 1,7 0,128 Ancaman 6 0, ,174 2,3 0,200 3,3 0, ,261 2,3 0, ,261 Total 5,369 4,968 6,609 5,939 5,819 5,604

145 Lampiran 5. Paket Wisata yang Ditawarkan oleh Kampoeng Wisata Cinangeng

146 Lampiran 6. Struktur Organisasi HB Garden Guest House per 24 Agustus Pimpinan Humas Sekretaris Kabag Administrasi dan Keuangan Kabag Personalia Kabag Produksi Jasa Kabag Maintenance, Transportasi, dan Logistik Staff Bagian Reservasi Staff Bagian Akuntansi Staff Bagian House Keeping Staff Bagian Kebun Staff Bagian Program Paket Wisata Staff Bagian Food and Beverage Staff Bagian Listrik Staff Bagian Pergu dangan Staff Bagian Trans portasi Staff Jakarta Staff Bogor Staff Jakarta Staff Bogor

147 Lampiran 7. Rencana Aksi/ Kegiatan pada Kampoeng Wisata Cinangneng No Urutan Prioritas Strategi 1. Melakukan pemasaran dan promosi secara inovatif, efektif dan efisien Kegiatan Penanggung Jawab Target/ Sasaran 1. Kabag Produksi Jasa 1. Promosi yang kontinyu (Yudha Catur /Anak sekolah di Saputra) perkotaan 2. Kabag Produksi Jasa 2. Promosi yang (Yudha Catur kontinyu/masyarakat Saputra) dan umum Sekretaris (Risa Maria Kristanti) 3. Kabag Produksi Jasa 3. Promosi yang (Yudha Catur kontinyu/pengunjung Saputra) (penyurvei) 4. Kabag Produksi Jasa 4. Promosi yang (Yudha Catur kontinyu/pengunjung Saputra) 5. Pemilik (Hester 5. Promosi yang Basoeki) kontinyu/pengunjung 1. Pengoptimalan promosi yang sudah ada 2. Ikut event wisata 3. Perbaikan brosur 4. Pembuatan foto dengan pakaian orang kampung 5. Mencetuskan Kampoeng Kemah Cinangneng Waktu Pelaksanaan 1. November November Januari Januari Januari Anggaran 2. (tergantung tempat) 125x50lbr =Rp.6250/hari 4. (tergantung permintaan) 5. (belum diketahui) 2. Meningkatkan kreatifitas karyawan dan pemandu melalui pelatihan SDM agar tercipta produk yang inovatif dan kreatif 1. Mengadakan pelatihan karyawan 2. Mengadakan pelatihan pemandu wisata 3. Mengoptimalkan briefing sebelum memulai pekerjaan 4. Mengeksplorasi pengetahuan karyawan 1. Kabag Personalia (Herri) 2. Kabag Personalia (Herri) 3. Kabag Personalia (Herri) 4. Kabag Personalia (Herri) 1. Peningkatan kompetensi karyawan dalam pelayanan / seluruh bagian dalam struktur organisasi 2. Peningkatan kompetensi pemandu wisata dalam pelayanan/seluruh pemandu KWC 3. Peningkatan kompetensi karyawan dan pemandu dalam pelayanan/ karyawan dan pemandu 4. Peningkatan kompetensi karyawan dan pemandu 1. Oktober November November November Rp Rp

148 seputar wisata secara umum dalam pelayanan/ karyawan dan pemandu 3 Menguatkan citra baik yang telah ada untuk meminimalisasi persaingan 1. Menguatkan citra melalui atribut produk yang dijelaskan pada setiap kegiatan promosi 2. Pengoptimalan pembuatan sertifikat bagi pengunjung 3. Membuat hak paten pada paket wisata Tour Poelang Kampoeng 1. Kabag Produksi Jasa (Yudha Catur Saputra) 2. Kabag Produksi Jasa (Yudha Catur Saputra) 3. Pemilik (Hester Basoeki) 1. Mempertahankan keloyalan pengunjung/pengunjung 2. Mempertahankan keloyalan pengunjung/pengunjung 3. Mempertahankan keloyalan pengunjung/pengunjung 1. November Desember Tahun (belum dapat diketahui) 4 Pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di KWC serta penetapan batas kawasan wisata yang jelas 1. Perbaikan sarana dan prasarana 2. Pembuatan peta (denah) lokasi 3. Pembuatan buku petunjuk wisata 1. Kabag Maintanance, Transportasi dan Loistik (Yayat Hidayat) 2. Kabag Produksi Jasa (Yudha Catur Saputra) 3. Kabag Produksi Jasa (Yudha Catur Saputra) 1. Peningkatan kualitas fasilitas dan jasa/ pihak KWC 2. Peningkatan kualitas fasilitas dan jasa/ pihak KWC 3. Peningkatan kualitas fasilitas dan jasa/ pihak KWC 1. Januari Desember Desember Rp /bulan 2. Rp x100 = (sekali cetak) 5 Meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga hubungan baik dengan pihakpihak terkait 1. Mempertahankan kedisiplinan dan keramahan karyawan. 2. Membuat kotak saran bagi pengunjung 1. Kabag Personalia (Herri) 2. Kabag Produksi Jasa (Yudha Catur Saputra) 1. Perbaikan kinerja pelayanan/karyawan dan pemandu 2. Perbaikan kinerja pelayanan/karyawan dan pemandu 1. November Desember Rp Perbaikan profesionalitas manajemen untuk 1. Mengikuti setiap pelatihan dan seminar yang diadakan pemerintah 1. Kabag Personalia (Herri) 1. Meningkatkan kualitas pihak manajemen/ seluruh bagian dalam struktur 1. (tergantung pihak pemerintah) 1.

149 meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah 2. Membentuk manajemen yang kokoh 3. Memberikan reward and punishment pada karyawan. 4. Memberikan bonus pada karyawan ketika pengunjung melebihi target 2. Pemilik (Hester Basoeki) 3. Kabag Personalia (Herri) 4. Kabag Personalia (Herri) organisasi KWC 2. Meningkatkan kualitas pihak manajemen/ seluruh bagian dalam struktur organisasi KWC 3. Meningkatkan kualitas pihak manajemen/ seluruh bagian dalam struktur organisasi KWC 4. Meningkatkan kualitas pihak manajemen/ seluruh bagian dalam struktur organisasi KWC 2. November November Sumber : Hasil diskusi dengan pemilik Kampoeng Wisata Cinangneng 2010.

150 Lampiran 8. Dokumentasi Kampoeng Wisata Cinangneng (Gambaran umum Kampoeng Wisata Cinangneng)

151 (Berbagai kegiatan dalam paket wisata pada Kampoeng Wisata Cinangneng

152 (Berbagai fasilitas yang dimiliki Kampoeng Wisata Cinangneng) 28

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris dengan sumber daya alam yang melimpah, panorama alam yang menawan, sejarah, budaya serta kuliner yang beragam, menjadikannya sebagai salah

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG SKRIPSI HESTI FANNY AULIA SIHALOHO H34066060 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) Gambar 1.1 Logo Kampoeng Wisata Cinangneng

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) Gambar 1.1 Logo Kampoeng Wisata Cinangneng BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Kampoeng Wisata Cinangneng (KWC) Pemberian nama Kampoeng Wisata Cinangneng didasarkan pada letak kampung yang dijadikan daerah untuk dikunjungi

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO SKRIPSI ARDIAN SURBAKTI H34076024 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) SKRIPSI SAUD PARTOGI HAMONANGAN SITORUS H34076138 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata

Lebih terperinci

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG SKRIPSI IMAM WAHYUDI H34066064 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG Pengunjung yang berwisata di TRKWC memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Latar belakang atau karakteristik

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR Titik Hidayati A14102584 PROGRAM STUDI SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA Oleh AIDI RAHMAN H 24066055 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Strategis Strategi menurut Hamel dan Prahalad dalam Umar (2008) didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang melimpah. Kekayaan hayati Indonesia dapat terlihat dari banyaknya flora dan fauna negeri ini. Keanekaragaman sumber

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR Oleh : Dini Vidya A14104008 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Oleh : DESTI FURI PURNAMA H 34066032 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HARY RACHMAT RIYADI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU DAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM (TWA) TALAGA WARNA CISARUA - BOGOR

ANALISIS PERILAKU DAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM (TWA) TALAGA WARNA CISARUA - BOGOR ANALISIS PERILAKU DAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM (TWA) TALAGA WARNA CISARUA - BOGOR SKRIPSI SRI MULYANI H 34066118 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA SKRIPSI TIUR MARIANI SIHALOHO H34076150 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan kepariwisataan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD IKHSAN H34054305 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Potensi kepariwisataan di Indonesia sangat besar. Sebagai negara tropis dengan sumberdaya alam hayati terbesar ketiga di dunia, sangat wajar bila pemerintah Indonesia memberikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENJUALAN PRODUK JASA PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) (Studi Kasus di CV. Delta Berlian Holiday) Diajukan

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek dan Tempat Penelitian Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Cibiru,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H

KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H34066014 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia yang merupakan negara agraris, memiliki wilayah yang luas untuk usaha pertanian. Selain diperuntukkan sebagai budidaya dan produksi komoditi pertanian serta perkebunan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan sumber daya

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah) 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis dan astronomis Indonesia sangat strategis. Secara georafis, Indonesia terletak diantara dua Benua dan dua samudera. Benua yang mengapit Indonesia adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun rangka teoritis untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak luar juga yang memberikan kontribusi untuk perkembangan pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. pihak luar juga yang memberikan kontribusi untuk perkembangan pariwisata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia mengalami perubahan yang sangat pesat, dari pengembangan sistem yang ada hingga bentuk dan kenyamanan yang ada di tempat wisata tersebut. Perubahan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus pada Sondi Farm yang terletak di Kampung Jawa, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pengolahan data, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan internal Hotel

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV. X adalah perusahaan konveksi dan sablon yang berada di Jl. Baturahayu, terusan Buah Batu, Bandung. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2008 hingga sekarang. Dari tahun 2011 s/d 2014 perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H34052032 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A 14103540 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR

ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR SKRIPSI WINWORK SINAGA H34066130 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Industri farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia, karena Indonesia merupakan pasar obat potensial (Pharos, 2008) Hingga saat

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BAN MEDIUM COMMERCIAL TRUCK DI PASAR DOMESTIK PADA PT GOODYEAR INDONESIA, TBK. Oleh RATIH KUMALA DEWI H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BAN MEDIUM COMMERCIAL TRUCK DI PASAR DOMESTIK PADA PT GOODYEAR INDONESIA, TBK. Oleh RATIH KUMALA DEWI H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BAN MEDIUM COMMERCIAL TRUCK DI PASAR DOMESTIK PADA PT GOODYEAR INDONESIA, TBK Oleh RATIH KUMALA DEWI H24102082 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENGUNJUNG TAMAN SAFARI INDONESIA CISARUA, BOGOR. Oleh : DEWI MEGAWATI H

ANALISIS EFEKTIVITAS PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENGUNJUNG TAMAN SAFARI INDONESIA CISARUA, BOGOR. Oleh : DEWI MEGAWATI H ANALISIS EFEKTIVITAS PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENGUNJUNG TAMAN SAFARI INDONESIA CISARUA, BOGOR Oleh : DEWI MEGAWATI H24052301 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu. dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu. dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK)

ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK) ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK) PADA GAPOKTAN SILIH ASIH DESA CIBURUY KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI IPO MELANI SINAGA H34076081 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.10 Pengertian Pemasaran Kemajuan zaman yang membawa masalah-masalah dan kesempatankesempatan baru telah menjadi sebab menariknya pengetahuan pemasaran bagi perusahaan-perusahaan,

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN OBJEK WISATA DANAU SIAIS DALAM MENARIK KUNJUNGAN WISATAWAN

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN OBJEK WISATA DANAU SIAIS DALAM MENARIK KUNJUNGAN WISATAWAN ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN OBJEK WISATA DANAU SIAIS DALAM MENARIK KUNJUNGAN WISATAWAN (Studi kasus pada Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kab.Tapanuli Selatan) GELADIKARYA Oleh:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism pariwisata/kepariwisataan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism pariwisata/kepariwisataan. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agrowisata Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris Agrotourism. Agro berarti pertanian dan tourism pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata adalah berwisata

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA RUMAH SUTERA ALAM KECAMATAN PASIR EURIH, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANDY AKHDIAR A14104101 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011) I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Indonesia diberikan anugerah berupa kekayaan alam yang

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA Oleh EKO SUGENG HARAFI H24103082 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR Oleh : NOVA RESKI SEPTINA K A14104117 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS Oleh TUTUT RETNO LESTARI A 14102716 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Wisata Pasirmukti yang terletak pada Jalan Raya Tajur Pasirmukti Km. 4, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lebih terperinci

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi ABSTRAK Mobile Information Technology (MIT) adalah perusahaan yang bergerak di bidang retail penjualan notebook, berlokasi di Bandung Electronic Centre lantai 1 G3. MIT didirikan pada tahun 2007. MIT penjualan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber penghasil devisa potensial selain sektor migas. Indonesia sebagai suatu negara kepulauan memiliki potensi alam dan budaya

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor ekternal yang berupa peluang dan ancaman yang dapat digunakan berdasarkan penelitian ini yaitu:

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN Oleh UUM SUMIATI H34066126 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci