BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kimia Berdasarkan UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Kunandar (2009: 287) pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pembelajaran dalam KTSP merupakan pembelajaran dimana hasil belajar atau kompetensi yang diharapkan dicapai oleh siswa, sistem penyampaian, dan indikator pencapaian hasil belajar dirumuskan secara tertulis sejak perencanaan dimulai. Menurut Gagne dan Briggs (1974) pembelajaran adalah suatu usaha untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi belajar peserta didik. Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Dalam pembelajaran guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran serta menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mempelajarinya sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berpusat pada peserta didik karena pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif yang berupa dialog interaktif (Suprijono, 2009: 13). Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam, khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika, dan energitika zat. Ilmu kimia merupakan produk (pengetah uan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip, dan hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah). Sebagian aspek kimia bersifat kasat mata (visible), artinya dapat dibuat fakta konkretnya dan sebagian aspek lain bersifat abstrak atau tidak 8

2 9 kasat mata (invisible), artinya tidak dapat dibuat fakta konkritnya. Aspek kimia yang tidak dapat dibuat fakta konkretnya harus bersifat kasat logika, artinya kebenaran dapat dibuktikan dengan logika matematika sehingga rasionalitasnya dapat dirumuskan/ diformulasikan (Depdiknas, 2003: 2). Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kimia merupakan suatu proses interaksi antara unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang memungkinkan proses belajar dapat berlangsung dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan belajar yang berupa produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip, dan hukum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah). Usaha yang dilakukan guru hanya merupakan serangkaian peristiwa yang dapat mempengaruhi siswa belajar. 2. Belajar Banyak definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang pada hakekatnya mengandung arti atau pengertian yang sama. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 16) Belajar merupakan proses internal yang kompleks, hal ini karena melibatkan seluruh mental, seperti ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Aunurrahman (2009 : 36) belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia atau obyek obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinnya interaksi. Belajar adalah proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin

3 10 disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, ketrampilan, atau sikapnya. (Situmorang, 2005:173) Keberhasilan dalam belajar tidak hanya ditentukan kemampuan individu. Slameto (2010 : 54-71) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua golongan yakni faktor intern dan faktor ekstern. a. Faktor Intern, meliputi: 1) Faktor Jasmaniah : Faktor kesehatan dan cacat tubuh. 2) Faktor Psikologis : Inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan, kemampuan memori serta kreativitas. 3) Faktor Kelelahan. b. Faktor Ekstern, meliputi: 1) Faktor Keluarga : ara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. 2) Faktor Sekolah : Metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standard pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 3) Faktor Masyarakat : Kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku baik pengetahuan maupun sikap yang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. 3. Kemampuan Memori a. Pengertian Memori Memori atau ingatan memberikan bermacam-macam arti bagi para ahli. Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan pengalaman dengan masa lampau, sehingga dapat disimpulkan bahwa

4 11 apa yang diingat merupakan sesuatu yang pernah dialami. Ingatan ini melibatkan kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali informasi yang pernah diperoleh sebelumnya. al ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bimo Walgito (2004: 145) bahwa Ingatan merupakan kemampuan untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau. Boeree (2008: 87-89) mengemukakan bahwa memori menyangkut perubahan-perubahan fisik dalam otak dan kemampuan otak untuk mengingat. M.Syah (1995: 119) meny atakan bahwa daya ingat merupakan perwujudan belajar, sebab merupakan unsur pokok dalam berpikir asosiatif. Berpikir asosiatif merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respons. Menurut Rathus (1981: 126), mengatakan bahwa mengingat adalah suatu proses pengolahan informasi yang telah dipelajari atau diperoleh dari stimulus yang dapat dipelihara dan diperoleh kembali di masa mendatang. Untuk mengetahui apa kemampuan memori lebih lanjut, harus memahami bagaimana daya ingat itu bekerja, dengan demikian dapat memahami mengapa hanya sedikit orng yang mempunyai kemampuan memori baik. Menurut Kapadia, M (2003: 5), daya ingat akan bekerja pada empat tahap: 1) Daya ingat mengenai sesuatu 2) Kesan yang tinggal di daya ingat 3) Daya ingat yang dapat menyimpan pesan 4) Daya ingat yang dapat menyimpan apa yang perlu disimpan Apabila dihubungkan dengan penguasaan materi baik oleh para siswa, maka kemampuan ingatan mencakup tiga aspek yaitu: 1) Kemampuan untuk menerima atau menangkap dan memasukkan pesan atau materi yang diterima ke dalam ingatan.

5 12 2) Kemampuan untuk menyimpan pesan atau materi yang disampaikan dengan baik. 3) Kemampuan untuk memunculkan kembali ke dalam kesadaran pesan atau materi yang sudah diterima, dimasukkan dan disimpan dalam ingatan. Ketiga kemampuan tersebut antar individu satu dengan individu lain tidak sama, bahkan yang sama belum tentu memiliki kesamaan dalam ketiga kemampuan di atas. b. Proses Memori Menurut Melton dalam Lie (2002: 47) dalam memori sedikitnya ada tiga tahap yang diperhatikan, penyandian, penyimpanan, dan pengingatan. Pengambilan merupakan proses pengambilan informasi untuk kemudian menstransformasikannya ke dalam kode-kode atau representasi yang diterima oleh memori. Penyimpanan merupakan proses berkenaan dengan mempertahankan informasi yang telah dikodekan selama jangka waktu tertentu. Tahap terakhir adalah pemanggilan, adalah proses memanggil kembali informasi yang telah disimpan sebelumnya di memori. Memori memilik tiga komponen yaitu : memori sensorik, memori jangka pendek (working/short-term memory) dan memori jangka panjang (long-term memory). c. Pengukuran Memori Pengukuran kemampuan memori dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa macam metode, antara lain metode dengan melihat waktu atau usaha belajar, metode belajar kembali, metode rekonstruksi, metode mengenal kembali, metode mengingat kembali, dan metode asosiasi berpasangan (Walgito, 2004 : ). Terdapat perbedaan kemampuan dan kecapatan individu untuk memasukkan apa yang diamatinya dan semakin lama suatu materi disimpan dalam ingatan dan jarang dimunculkan dalam kesadaran, maka semakin besar kemungkinan terjadinya kelupaan.

6 13 Memori sebagai fungsi artinya suatu daya untuk menerima, menyimpan, dan memperoleh kembali. Memori biasanya disebut juga dengan ingatan. Ingatan dapat didefinisikan sebagai daya untuk mencamkan, menyimpan, dan memproduksi kembali kesan-kesan yang telah dialami (Baharuddin, 2007: 111). Selengkapnya dapat dijelaskan oleh Baharuddin (2007: ) sebagai berikut: 1) Mencamkan Mencamkan atau memahamkan dapat diartikan sebagai melekatkan kesan-kesan sehingga kesan-kesan itu dapat disimpan dan sewaktu-waktu dapat direproduksi atau dapat ditimbulkan kembali. Upaya ini dilakukan melalui dua cara yaitu dengan sengaja dan tidak dengan sengaja. 2) Menyimpan Setiap proses mencamkan (belajar dan menghapal), akan meninggalkan kesan-kesan atau jejak (traces) dalam jiwa individu. Kesan-kesan itu untuk sementara disimpan dalam ingatan dan sewaktu-waktu dapat ditimbulkan kembali. Yang disimpan itu adalah berupa lukisan-lukisan jiwa yang diperoleh dari dunia luar melalui inderanya, dan juga pengertianpengertian atau segala sesuatu yang bersandar pada kekuatan berpikir. 3) Mereproduksi Mereproduksi yaitu suatu aktivitas jiwa untuk menimbulkan kembali kesan-kesan ( traces) yang tersimpan dalam ingatan. Proses menimbulkan kembali ini perlu dibedakan dengan istilah mengingat kembali dan mengenal kembali. Dalam proses mengingat kembali, individu dapat mengingat kembali kesan-kesan yang diingat tanpa adanya obyek tertentu. Dalam definisi lain, dikatakan bahwa ingatan adalah suatu aktivitas dimana manusia menyadari bahwa pengetahuannya berasal (berdasarkan pada kesan -kesan) dari

7 14 masa lampau (Verbeek dalam Baharuddin, 2007: 111). Dengan demikian, apa yang diingat oleh individu berupa suatu kejadian merupakan kejadian yang pernah dialami dan dimasukkan dalam alam kesadaran, kemudian disimpan dan pada suatu ketika kejadian itu ditimbulkan kembali di atas kesadaran. Instrumen kemampuan memori pada penelitian ini bersumber dari Departemen Psikometri Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada yang mengacu instrumen pada eksperimen Burtt dan Dobell (Walgito, 2004 : 153). Variabel kemampuan memori berskala pengukuran interval yang dibedakan menjadi kategori tinggi dan rendah. Perbedaan kategori ini berdasarkan pada skor rata-rata kedua kelas. Siswa dengan perolehan skor di atas atau sama dengan skor rata-rata dimasukkan dalam kategori tinggi, sedangkan siswa dengan perolehan skor di bawah skor rata-rata dimasukkan dalam kategori rendah. Penelitian tentang hubungan kemampuan memori dengan prestasi belajar pernah dilakukan oleh Anatri Destya (2012), dimana memberikan kesimpulan bahwa kemampuan memori mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dengan kemampuan memori yang tinggi, seseorang dapat memunculkan kembali informasi yang pernah diperolehnya dengan baik, sehingga memiliki prestasi belajar yang lebih baik. 4. Kreativitas Kreativitas adalah salah satu kemampuan utama yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan perkembangan manusia. Banyak definisi kreativitas yang dikemukakan oleh para ahli. Definisi konseptual kreativitas dari beberapa ahli antara lain: a) Menurut Utami Munandar (2004:13), kreativitas menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan yaitu: (1) kemampuan membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada; (2) kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah,

8 15 dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban; (3) kemampuan yang secara operasional mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisionalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan, b) Guilford dengan analisis faktornya menemukan ciri yang menjadi sifat kemampuan berpikir kreatif meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir, dan ciriciri ini dioperasionalisasikan dalam tes berpikir divergen (Munandar, 2004: 10), c) Menurut Rhode kreativitas didefinisikan ke dalam empat jenis dimensi yaitu Person (potensi daya kreatif yang ada pada setiap pribadi), Process (mendapatkan jawaban, metode, atau cara-cara baru dalam menghadapi suatu masalah), Press (hasrat dan motivasi yang kuat untuk berkreasi), Product (hasil dari keunikan pribadinya dalam interaksi dengan lingkungannya) (awadi, Wihardjo & Wiyono, 2001: 3), d) Menurut Seidel, kreativitas adalah kemampuan untuk menghubungkan dan mengaitkan, kadang-kadang dengan cara yang ganjil, namun mengesankan, dan ini merupakan dasar pendayagunaan kreatif dari daya rohani manusia dalam bidang atau lapangan manapun (handra,2000:15). Adapun definisi operasional dari kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Kreativitas merupakan hasil interaksi dengan lingkungan dan dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Menurut Utami Munandar (2004: 10-11), ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif antara lain: a. Keterampilan berpikir lancar, yaitu kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan. Perilaku siswa yang menunjukkan keterampilan berpikir lancar adalah 1) mengajukan banyak pertanyaan, 2) menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan, 3) mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah, 4) lancer mengemukakan gagasan.

9 16 b. Keterampilan berpikir luwes, yaitu kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi serta dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda. Perilaku siswa yang menunjukkan keterampilan berpikir luwes adalah 1) memberikan macammacam penafsiran terhadap suatu objek, 2) jika diberi suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara untuk memecahkannya, 3) memberikan pertimbangan terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan orang lain, 4) menerapkan konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda. c. Keterampilan berpikir rasional, yaitu mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik dan mampu membuat kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur. Perilaku siswa yang menunjukkan keterampilan berpikir rasional adalah 1) memikirkan masalah yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain, 2) mempertanyakan cara yang lama dan berusaha untuk memikirkan cara yang baru, 3) setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesaian yang baru. d. Keterampilan memperinci atau mengelaborasi, yaitu mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk. Perilaku siswa yang menunjukkan keterampilan mengelaborasi adalah 1) mencari arti yang lebihh mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci, 2) mencoba atau menguji detail-detail untuk melihat arah yang akan ditempuh. e. Keterampilan menilai atau mengevaluasi, yaitu kemampuan memnentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana serta mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka. Perilaku siswa yang menunjukkan keterampilan menilai adalah 1) member pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri, 2) merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus, 3) menentukan

10 17 pendapat dan bertahan terhadapnya, 4) mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan. awadi dkk (2001:13-15), melihat pentingnya kreativitas dalam kehidupan secara nyata :1) Dengan kreatifnya seseorang dapat melakukan pendekatan secara bervariasi dan memilih bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu persoalan, 2) Suatu karya kreatif sebagai hasil kreativitas seseorang dapat menimbulkan kepuasan pribadi yang tak terhingga, 3) Kreativitas penting dipahami untuk para pendidik (guru) terutama dalam kaitannya dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik dan pengajar dalam membimbing dan mengantarkan anak didik kepada pertumbuhan dan perkembangan pretasinya secara optimal. Tes kreativitas memiliki bentuk verbal dan figural. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia telah menyusun tes kreativitas verbal yang telah distandarisasi untuk digunakan di Indonesia. Tes ini disusun berdasarkan model struktur intelek Guilford. Di dalam tes ini terdapat 5 operasi mental yaitu kognisi, ingatan, produksi, divergen, produksi konvergen dan evaluasi. Tes kreativitas yang dimaksud memiliki enam subtes yang harus diujikan. Keenam subtes dari tes kreativitas verbal adalah sebagai berikut : a. Permulaan kata Pada subtes ini subjek harus memikirkan sebanyak mungkin kata yang mulai dengan susunan huruf tertentu sebagai rangsang. Tes ini mengukur kelancaran dalam kata, yaitu kemampuan untuk menemukan kata yang memenuhi persyaratan struktural tertentu. Misalnya kepada anak diberikan huruf "k" dan "a". Kemudian ia diminta untuk membentuk sebanyak mungkin kata yang bisa dibentuk dari kedua huruf tadi. Umpamanya anak menjawab "kami", "kapal", "karung" dan sebagainya. b. Menyusun Kata Pada subtes ini subjek harus menyusun sebanyak mungkin kata dengan menggunakan huruf-huruf dari satu kata yang diberikan sebagai stimulus. Seperti tes Permulaan Kata, tes ini mengukur kelancaran kata, tetapi

11 18 tes ini juga menuntut kemampuan dalam reorganisasi persepsi. Kepada anak diberikan kata tertentu, semisal "proklamasi". Nah, berdasarkan kata tersebut anak diminta membentuk kata-kata lain sebanyak mungkin. Misalnya anak akan menjawab "kolam", "lama", "silam" dan lain-lain. c. Membentuk Kalimat Tiga Kata Pada subtes ini, subjek harus menyusun kalimat yang terdiri dari tiga kata, huruf pertama untuk setiap kata diberikan sebagai rangsang, akan tetapi urutan dalam penggunaan ketiga huruf tersebut boleh berbedabeda, menurut kehendak subjek. Misalnya kepada anak diberi tiga huruf, yakni "a", "m", dan "p". Lalu mintalah ia menyusun sebanyak mungkin kalimat-kalimat yang diawali dari huruf-huruf yang diberikan tadi, dengan urutan yang boleh diubah-ubah. Umpamanya, jawabanya adalah "Ani makan pisang" atau "Mana payung Anton". d. Sifat-sifat yang sama Pada subtes ini, subjek harus menemukan sebanyak mungkin objek yang semuanya memiliki dua sifat yang ditentukan. Tes ini merupakan ukuran dari kelancaran dalam memberikan gagasan, yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan yang memenuhi persyaratan. Misalnya anak mendapat soal mengenai sifat bulat dan keras. Anak dimita untuk memikirkan dan menyebutkan sebanyak mungkin benda-benda yang memiliki sifat/ciri-ciri tersebut. Jawabannya mungkin adalah bola tenis, kelereng, roda kursi, dan sebagainya. e. Macam-macam penggunaan Pada subtes ini, subjek harus memikirkan sebanyak mungkin penggunaan yang tidak lazim (tidak biasa) dari benda sehari-hari. Tes ini merupakan ukuran dari kelenturan dalam berfikir, karena dalam tes ini subjek harus dapat melepaskan diri dari kebiasaan melihat benda sebagai alat untuk melakukan hal tertentu saja. Selain mengukur kelenturan berpikir, tes ini juga mengukur orisinalitas dalam berpikir. Orisinalitas ditentukan secara statistis, dengan melihat kelangkaan jawaban itu diberikan. ontohnya, anak akan diberi benda yang ditemuinya sehari-hari. Akan

12 19 tetapi, ia justru diminta untuk membuat sesuatu yang tak biasa dengan benda tersebut. Umpamanya, ketika anak diberi surat kabar, ia menggunakannya untuk membuat kapal-kapalan, topi, bola, dan sebagainya, bukan sebagai bahan bacaan. f. Apa Akibatnya Pada subtes ini, subjek harus memikirkan segala sesuatu yang mungkin terjadi dari suatu kejadian hipotesis yang telah ditentukan sebagai stimulus. Tes ini merupakan ukuran dari kelancaran dalam memberikan gagasan digabung dengan elaborasi, diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengembangkan suatu gagasan, memperincinya, dengan mempertimbangkan macam-macam implikasi. Anak mendapat pertanyaan mengenai situasi tertentu yang dalam keadaan nyata tak pernah terjadi. Nah, mintalah anak untuk menjawab apa kira-kira akibatnya bila situasi tersebut betul-betul terjadi. Dalam hal ini, anak dituntut untuk bebas berimajinasi. ontohnya adalah pertanyaan, "Apa jadinya bila semua orang di dunia ini pandai?" atau, "Apa akibatnya jika setiap orang bisa mengetahui pikiranmu?" 5. Prestasi Belajar Penilaian prestasi belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris (Sudjana. 2005: 3). amdani (2011: 139) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. asil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.

13 20 Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut : a) Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu siswa itu sendiri. Adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern adalah kecerdasan / intelegensi, fisiologis, sikap, minat, bakat, dan motivasi, b) Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya dari luar siswa. Faktor eksternal ini meliputi media pembelajaran, metode pembelajaran, keadaan sekolah, keadaan keluarga dan lingkungan masyarakat (amdani, 2011: ). Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Azwar (2005: 8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai materi yang telah diajarkan. Bloom membagi hasil belajar ke dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris (Sudijono, 2008: 48-58). Dalam sistem pendidikan nasional rumusan kompetensi didasarkan pada klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu: a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi dan membuat. b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. c. Ranah psikomotor, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang meliputi gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perspektual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif. (Sudjana. 2005: 22-23) Prestasi belajar yang didapatkan dapat memotivasi siswa untuk terus meningkatkan prestasi belajarnya dan sebagai refleksi bagi guru untuk terus

14 21 berusaha memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang diukur adalah aspek kognitif dan aspek sikap. a. Aspek kognitif Aspek kognitif adalah aspek yang mencakup kemampuan intelektual. Penguasaan kognitif dapat diukur melalui tes, baik tes tulis maupun tes lisan, portofolio atau kumpulan tugas.dalam aspek kognitif, dikenal adanya taksonomi Bloom. Tujuan ranah kognitif berhubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan informasi serta mengembangkan keterampilan intelektual. Taksonomi atau penggolongan tujuan ranah kognitif oleh Bloom mengemukakan adanya enam tingkat (Sudijono, 2008: 50)yaitu: 1) Pengetahuan (knowledge), yaitu yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. 2) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami tentang materi pelajaran apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberikan uraian dengan lebih terperinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. 3) Penerapan atau aplikasi (application) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. 4) Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor lainnya.

15 22 5) Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation) merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan, maka ia akan mampu memilih salah satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada. 6) Membuat ( create) merupakan tingkatan tertinggi yaitu menggabungkan atau memadukan beberapa bagian-bagian atau unsurunsur secara logis sehingga menjadi suatu bentuk kesatuan pola yang baru. b. Aspek sikap Ranah afektif berkenaan dengan sikap. Ranah afektif terdiri dari dua aspek yaitu : 1) Karakter Pada dasarnya karakter merupakan akumulasi dari sifat, watak, atau pun kepribadian yang dimiliki seseorang. Dalam pengertian yang lain, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti yang dapat membuat seseorang terlihat berbeda dengan orang lain. Karakter yang dimiliki sesorang pada dasarnya terbentuk melalui proses pembelajaran yang cukup panjang. Karakter manusia bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Lebih dari itu, karakter merupakan bentukan atau tempaan dari lingkungan sekitar dan juga orang-orang yang ada di sekitar lingkungan tersebut. Karakter terdiri dari 3 aspek yaitu: a) Jujur Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan sesungguhnya dan apa adanya, tidak dikurangi ataupun tidak ditambahi. Sifat jujur harus dimiliki oleh setiap manusia, karena sikap dan sifat ini merupakan prinsip dasar dari cerminan akhlak seseorang. Jujur juga dapat menjadi cerminan dari kepribadian seseorang bahkan kepribadian bangsa. Oleh karena itu kejujuran bernilai tinggi dalam kehiduan manusia.

16 23 b) Teliti Teliti berarti cermat dan seksama dalam menjalankan sesuatu, ditunjukkan dengan cermat, penuh minat, dan berhati-hati dalam menjalankan sesuatu agar tidak terjadi kesalahan. c) Tanggung jawab Tanggung jawab merupakan keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. 2) Keterampilan Sosial Keterampilan sosial merupakan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial dengan cara-cara yang khusus yang dapat diterima secara sosial maupun nilai-nilai dan disaat yang sama berguna bagi dirinya dan orang lain. Keterampilan sosial didapat dari faktor individu itu sendiri, faktor dari luar, dan gabungan antara faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam sudah ada sejak individu dilahirkan yang sudah terbentuk sejak awal dan bisa dikembangkan. Sedangkan faktor dari luar terbentuk karena pengaruh dan dorongan dari lingkungan. Keterampilan sosial terdiri dari empat aspek yaitu: a) Bertanya b) Menyumbang ide atau berpendapat c) Menghargai pendapat orang lain d) Berkomunikasi dengan anggota kelompok lain 6. Materi Pokok idrokarbon idrokarbon merupakan materi pokok bidang studi kimia yang diberikan kepada siswa SMA kelas X semester genap. Standar Kompetensi materi pokok ini adalah memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul. Sub pokok bahasan hidrokarbon dijelaskan sebagai berikut:

17 24 a. Kekhasan Atom Karbon 1) Karbon dapat Membentuk Empat Ikatan Kovalen Dalam Sistem Periodik Unsur (SPU), karbon memiliki nomor atom (Z = 6) 12 dan nomor massa (A = 12); dengan simbol, yang berarti terdapat 6 elektron, 6 proton dan 6 netron.konfigurasi atom karbon adalah 6 = 2 4 yang berarti terdapat 2 elektron di kulit pertama dan 4 elektron di kulit kedua, sehingga dalam SPU atom karbon terletak pada golongan IV A dan periode ke-2 (Sunardi, 2007: 223). Dengan menggunakan struktur Lewis, elektron terluar (elektron valensi) dari atom karbon adalah empat. Struktur Lewis atom karbon dapat dijelaskan pada gambar 1. 6 Gambar 1. Struktur Lewis Atom Karbon Atom karbon memerlukan empat elektron lagi dari atom lain untuk mencapai kestabilannya. Sebagai contoh pada senyawa metana yang memiliki rumus 4, terdapat empat elektron dari atom karbon yang mengikat empat elektron dari empat atom hidrogen, sehingga membentuk empat ikatan kovalen - (Pudjaatmaka, 2002: 160). Strukur molekul senyawa metana dituliskan pada gambar 2 gambar 3. Gambar 2. Struktur Molekul Senyawa Metana Sedangkan struktur Lewis dari senyawa metana dapat disajikan pada x x x x Gambar 3. Struktur Lewis Senyawa Metana

18 25 2) Atom Karbon dapat Membentuk Rantai Panjang Atom-atom karbon dapat saling berikatan untuk membentuk rantai karbon lurus, bercabang, dan melingkar atau siklik (membentuk cincin). Bentuk rantai dari atom karbon dapat dilihat pada gambar lurus bercabang siklik Gambar 4. Rantai Karbon b. Atom Primer, Sekunder, Tersier dan Kuarterner Atom karbon dapat dibedakan menjadi atom karbon primer, atom karbon sekunder, atom karbon tersier dan atom karbon kuarterner. Definisi macammacam atom karbon dapat dijelaskan menggunakan ikatan antar atom kabon yang disajikan dalam gambar 5 Atom kuarterner Atom tersier 2 3 Atom 3 Atom primer sekunder Gambar 5. Ikatan Antar Atom Karbon Atom karbon primer adalah atom karbon yang diikat oleh satu atom lainnya. Atom karbon sekunder adalah atom karbon yang diikat oleh dua atom lainnya. Atom karbon tersier adalah atom karbon yang diikat oleh tiga atom lainnya. Atom karbon kuartener adalah atom karbon yang diikat oleh empat atom lainnya. c. Senyawa idrokarbon Senyawa hidrokarbon adalah senyawa-senyawa kimia yang hanya terdiri dari atom-atom hidrogen dan atom-atom karbon.

19 26 Penggolongan senyawa hidrokarbon berdasarkan jenis ikatan dan bentuk rantai, yaitu: 1) Senyawa idrokarbon Jenuh dan Tak Jenuh Senyawa hidrokarbon jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang semua atom dalam senyawa tersebut berikatan tunggal. ontoh : a) 2,4-dimetil pentana b) Siklobutana Senyawa hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang salah satu atau lebih atom pada senyawa tersebut berikatan rangkap dua atau rangkap tiga. ontoh : a) Etena b) Propuna ) Senyawa idrokarbon Alifatik, Alisiklik, dan Aromatik Senyawa hidrokarbon alifatik merupakan senyawa hidrokarbon yang membentuk rantai karbon terbuka (lurus maupun bercabang). ontoh senyawa hidrokarbon alifatik : a) 2,4-dimetil heksana b) 2,3-dimetil-2-butena Senyawa hidrokarbon alisiklik dan aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang membentuk rantai karbon melingkar (tertutup). Perbedaan diantara keduanya adalah senyawa aromatik mempunyai ikatan konjugasi (selangseling antara ikatan tunggal dan rangkap) sedangkan alisiklik tidak memiliki ikatan konjugasi.

20 27 berikut. ontoh senyawa hidrokarbon alisiklik dan aromatik dijelaskan sebagai a) Siklopentana b) Benzena (aromatik a. Alkana, Alkena dan Alkuna 1) Alkana Alkana merupakan golongan senyawa hidrokarbon yang semua ikatan antaratom karbonnya merupakan ikatan tunggal dan membentuk rantai karbon terbuka. Oleh karena itu, alkana dapat dikelompokkan ke dalam hidrokarbon alifatik jenuh. Karena alkana memiliki kemiripan sifat dan juga mempunyai rumus umum yang sama yaitu n 2n+2, maka senyawa alkana termasuk deret homolog sehingga penamaan alkana berakhiran -ana. ontoh nama senyawa dari alkana dituliskan dalam tabel 2. Tabel 2. Delapan Nama Senyawa Alkana Jumlah Atom Rumus Alkana Rumus Struktur Nama Metana Etana Propana Butana Pentana eksana

21 28 Jumlah Atom Rumus Alkana Rumus Struktur Nama eptana Oktana 2) Alkena Alkena merupakan golongan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua dan ikatan antaratom karbonnya membentuk rantai karbon terbuka. Oleh karena itu, alkena dapat dikelompokkan ke dalam hidrokarbon alifatik tak jenuh. Karena alkena memiliki kemiripan sifat dan juga mempunyai rumus umum yang sama yaitu n 2n, maka senyawa alkana termasuk deret homolog sehingga penamaan alkena berakhiran -ena. ontoh nama senyawa dari alkena dituliskan dalam tabel 3. Tabel 3. Delapan Nama Senyawa Alkena Jumlah Atom Rumus Alkana Rumus Struktur Nama Etena Propena 1-butena 2-pentena 3-heksena

22 29 Jumlah Atom Rumus Alkana Rumus Struktur Nama heptena oktena 3) Alkuna Alkuna merupakan golongan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga dan ikatan antaratom karbonnya membentuk rantai karbon terbuka. Oleh karena itu, alkuna dapat dikelompokkan ke dalam hidrokarbon alifatik tak jenuh. Karena alkuna memiliki kemiripan sifat dan juga mempunyai rumus umum yang sama yaitu n 2n-2, maka senyawa alkana termasuk deret homolog sehingga penamaan alkuna berakhiran -una. ontoh nama senyawa dari alkuna dituliskan dalam tabel 4. Tabel 4. Delapan Nama Senyawa Alkuna Jumlah Atom Rumus Alkana Rumus Struktur Nama Etuna Propuna 1-butuna 2-pentena 2-heksuna

23 30 Jumlah Atom 7 Rumus Alkana 7 14 Rumus Struktur Nama 2-heptuna 2-oktuna d. Tata Nama Senyawa idrokarbon Senyawa-senyawa hidrokarbon seperti alkana, alkena dan alkuna tidak selalu membentuk rantai karbon yang lurus, tetapi senyawa-senyawa tersebut dapat membentuk rantai karbon yang bercabang. Oleh karena itu, untuk membedakan senyawa-senyawa alkana, alkena, dan alkuna (khususnya pada rantai bercabang), digunakan aturan sistematis. Senyawa hidrokarbon bercabang terdiri dari rantai karbon induk (rantai terpanjang) dan gugus cabang. Gugus cabang yang terikat pada rantai hidrokarbon induk umumnya berupa gugus alkil. Rumus umum gugus alkil adalah n 2n-1. Gugus cabang (alkil) untuk tatanama senyawa hidrokarbon bercabang disajikan pada tabel 5. Tabel 5. Nama dan Struktur Gugus Alkil Gugus Alkil Nama Alkil 3 - Metil Etil Propil Khusus rantai cabang pada ke-2 3 Butil Amil (bukan pentil) Nama Isopropil Isobutil 3

24 31 1) Tatanama Alkana a. Alkana rantai lurus ontoh : n-pentana b. Alkana rantai bercabang Aturan IUPA untuk penamaan alkana bercabang adalah sebagai berikut: 1. Nama alkana bercabang Bagian pertama, dibagian depan yaitu nama cabang. Bagian kedua, di bagian belakang, yaitu nama rantai induk, contoh : Induk 2-Metil butana 3 abang 2. Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Bila terdapat rantai terpanjang maka harus dipilih yang mempunyai cabang terbanyak. Induk diberi nama alkana bergantung pada panjang rantai. 3. abang diberi nama alkil, yaitu nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran ana menjadi il. 4. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Untuk itu rantai induk perlu dinomori. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor terkecil. ontoh : Jika terdapat 2 atau lebih cabang yang sama, hal ini dinyatakan dengan awalan di,tri, tetra dan penta dan seterusnya. ontoh : ,3-dimetil heksana 3 3 3

25 ,3,3-trimetil-heksana abang-cabang yang berbeda disusun sesuai urutan abjad dari nama cabang itu. Misalnya pada struktur berikut : Nama struktur diatas adalah 3-etil-4,4-dimetil heptana. Dari nama struktur diatas menunjukan bahwa penempatan gugus etil ditulis lebih dahulu daripada metil. 7. Jika penomoran ekivalen dari kedua ujung rantai induk, maka harus dipilih sehingga cabang harus ditulis terlebih dahulu dan mendapat nomor terkecil. ontoh : Nama struktur diatas adalah 4-etil-3-metil heptana Berdasarkan aturan tersebut di atas, penamaan alkana dapat dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai berikut: a. Memilih rantai induk, yaitu: rantai terpanjang yang mempunyai cabang terbanyak. b. Memberi penomoran, dimulai dari salah satu ujung sehingga cabang mendapat nomor terkecil. c. Menuliskan nama dimulai dengan nama cabang yang disusun menurut abjad, kemudian diakhiri dengan nama rantai induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan tanda koma (,) dan antara angka dengan huruf dipisahkan dengan tanda jeda (-).

26 33 2) Tatanama Alkena a. alkena rantai lurus pentena b. alkena rantai bercabang 1. Nama alkena didapat dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran ana menjadi ena. ontoh : 2 4 = etena 3 6 = propena 2. Rantai induk dipilih rantai perpanjang yang mengandung ikatan rangkap. 3. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sedemikian ikatan rangkap mendapat nomor kecil. 1-pentena 4. Posisi ikatan rangkap ditunjukan dengan awalan angka, yaitu nomor dari atom karbon berikatan rangkap yang paling pinggir (nomor terkecil) butena pentena 5. Penulisan cabang-cabang sama seperti pada alkana. ontoh 1: Nama struktur diatas adalah 6-metil-2-heptena ontoh 2 : ,4-dimetil pentena 1 2 3

27 ontoh 3: ,3-pentadiena etil-4-metil-1,3-heksadiena 3) Tatanama Alkuna Nama alkuna diturunkan dari nama alkuna yang sesuai dengan mengganti akhiran ana menjadi una. ontoh : 2 2 = etuna 3 4 = propuna 4 6 = butuna Tanama alkuna bercabang sama seperti penamaan alkena. ontoh 1 : metil-2-pentuna ontoh 2 : ontoh 3 : metil-2-heksuna propil-1,4-heksadiuna 3 7 e. Isomer Senyawa yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi berbeda struktur atau rumus bangunnya disebut isomer (Yunani iso = sama, meros = bagian).

28 35 Dengan kata lain isomer adalah senyawa-senyawa yang berbeda strukturnya, tetapi mempunyai rumus molekul yang sama. 1) Isomer Alkana Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 3 tidak memiliki isomer. Jadi, alkana yang mulai mempunyai isomer adalah butana ( 4 10 ) dan seterusnya. Keisomeran alkana mempunyai keisomeran kerangka, karena perbedaan struktur terletak pada kerangka atom karbonnya. Makin banyak atom karbonnya, makin banyak pula kemungkinan isomernya. Perbedaan struktur molekul ini menyebabkan perbedaan sifat dari masing-masing senyawa. Ada dua kemungkinan struktur yang diperoleh dari senyawa butana yaitu: a) n-butana yang memiliki titik didih = -0,5 b) Isobutana yang memiliki titik didih = -10 2) Isomer Alkena Keisomeran pada alkena dapat berupa keisomeran struktur (karena perbedaan cara atom-atom saling berkaitan, apa mengikat apa). Pada alkena isomer ini dapat terjadi karena perbedaan posisi ikatan rangkap atau perbedaan kerangka atom karbon. Sebagai contohnya pada senyawa butena yang mempunyai tiga isomer, yaitu: (i) 1- butena (ii) 2-butena (iii) 2-metil-propena

29 36 Keisomeran pada alkena juga dapat berupa keisomeran ruang, yang terjadi karena perbedaan susunan ruang atom-atom molekulnya. Keisomeran ruang tergolong isomer geometris, karena perbedaan orientasi gugus-gugus di sekitar ikatan rangkap. Pada 2-butena dikenal: cis-2-butena dan trans 2-butena. Keduanya memiliki struktur sama tapi berbeda konfigurasinya (orientasi gugus -gugusnya). Pada cis-2-butena, kedua gugus metil terletak pada sisi yang sama dari ikatan rangkap sedangkan pada trans-2-butena, kedua gugus metil terletak pada sisi yang berseberangan. 3 cis-2-butena 3 trans-2-butena 3 3 3) Isomer Alkuna Keisomeran alkuna tergolong keisomeran struktur, alkuna tidak mempunyai keisomeran geometris. Keisomeran pada alkuna mulai terdapat pada butuna yang mempunyai 2 isomer (i) 1-butuna (ii) 2-butuna f. Sifat-Sifat Senyawa idrokarbon 1) Sifat Fisik Senyawa idrokarbon a. Kelarutan Senyawa idrokarbon Pada umumnya, senyawa-senyawa hidrokarbon sukar atau kurang larut dalam air atau pelarut polar tetapi mudah larut dalam pelarut non polar seperti tetraklorometana. Sebagai contoh bensin dengan jumlah atom dari 5 sampai 12 tidak dapat larut dalam air. b. Titik Didih dan Titik Lebur Senyawa idrokarbon Semakin besar massa molekul relatif alkana makin tinggi titik didih, titik leleh, dan massa jenisnya. Pada suhu kamar berwujud gas, suku berikutnya

30 37 berwujud cair dan suku tinggi mulai berwujud zat padat. Sifat fisik alkana dijelaskan pada tabel 6. Tabel 6. Sifat Fisik Alkana Nama Senyawa Rumus Molekul Titik leleh ( ) Titik didih ( ) Fase pada 25 Metana Etana Propana Butana Pentana eksana eptana Oktana Nonana Dekana Oktadekana ,5-183,2-187,7-138,3-129,7-95,3-90,6-56,8-53,6-25,6 28,2-161,5-88,6-42,1-0,5 36,1 68,7 98,4 125,7 150, ,1 Gas Gas Gas Gas air air air air air air Padat Senyawa-senyawa hidrokarbon tak jenuh mempunyai titik didih lebih rendah daripada senyawa hidrokarbon jenuh, meskipun jumlah atom -nya sama. Sebagai contoh, etana mempunyai titik didih -88,6 sedangkan etena mempunyai titik didih -104 (Sunardi, 2007: ). Isomer hidrokarbon rantai bercabang mempunyai titik didih lebih rendah dibandingkan dengan hidrokarbon rantai lurus. Sebagai contoh, n-butana mempunyai titik didih sebesar -0,5 dan isobutana mempunyai titik didih sebesar ) Sifat Kimia Sifat-sifat kimia senyawa hidrokarbon seperti alkana, alkena dan alkuna dapat mengalami reaksi-reaksi kimia dengan zat lain dan membentuk zat baru. Sebagai contoh alkana yang merupakan parafin (sukar beraksi) dapat mengalami reaksi-reaksi kimia seperti reaksi pembakaran, subtitusi dan perekahan (cracking), sedangkan alkena dan alkuna dapat bereaksi untuk membentuk senyawa lain diantaranya melalui reaksi-reaksi pembakaran, adisi dan polimerisasi.

31 38 Berikut ini beberapa contoh reaksi senyawa-senyawa hidrokarbon. a. Reaksi alkana 1) Reaksi pembakaran yang menghasilkan karbondioksida dan uap air. Misalnya pembakaran propana sebagai berikut. 3 8 (g) + 5 O 2 (g) 3 O 2 (g) O (l) 2) Reaksi substitusi metana menghasilkan klorometana atau metil klorida. Reaksi ini disebut klorinasi. 4 + l 2 3 l + l 3) Reaksi perekahan etana menghasilkan etena dan gas hidrogen yang digunakan dalam industri. ontoh reaksi perekahan etana sebagai berikut: b. Reaksi alkena 1) Reaksi pembakaran Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar. Reaksi pembakaran etena menghasilkan karbon dioksida dan air O 2 2 O O 2) Reaksi adisi a. Misalnya propena dengan air untuk menghasilkan alkohol O 3 2 O b. Reaksi adisi propena dengan l untuk menghasilkan 2-kloropropana l 3 l 3 c. Polimerisasi etena menghasilkan polietena n 2 2 ( 2 2 ) n c. Reaksi alkuna Reaksi antara etuna dengan gas hidrogen membentuk etana (Purba, 2007: )

32 39 B. Kerangka Berpikir Keberhasilan proses belajar mengajar merupakan hal utama dalam melaksanakan pendidikan di sekolah yang ditentukan oleh tercapainya tujuan pembelajaran, hal itu harus didukung oleh pemilihan metode yang sesuai serta alat penilaian yang dapat mengukur keberhasilan dari proses belajar mengajar. Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan efektif. Sedangkan faktor internal yang berpengaruh adalah kemampuan memori dan kreativitas. Dalam hal mempelajari ilmu kimia, kemampuan memori dan kreativitas dalam diri siswa dapat menjadi faktor internal yang berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Sebagian besar pembelajaran yang dilakukan di SMA Negeri 1 Baturetno Wonogiri masih dilakukan secara konvensional (teacher centered), dan belum dilakukan pembelajaran secara student centered. Metode yang digunakan yakni ceramah, meskipun terkadang guru menggunakan metode diskusi. Keikutsertaan siswa untuk terlibat secara aktif belum terlihat, siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tanpa adanya interaksi apakah siswa ingin bertanya atau sekedar mencatat pelajaran. Akibat dari kebiasaan tersebut siswa menjadi kurang kreatif dalam memecahkan masalah, partisipasi rendah, kerja sama dalam kelompok tidak optimal, kegiatan belajar mengajar kurang efisien dan pada akhirnya hasil belajar menjadi rendah. Siswa di SMA Negeri 1 Baturetno Wonogiri menganggap pelajaran kimia adalah pelajaran yang sulit dipahami dan abstrak, sehingga konsep yang tertanam tidak kuat dan hasil yang dicapai kurang maksimal, keaktifan dan potensi yang ada pada diri siswa kurang terlatih. al ini menyebabkan banyak siswa yang masih sulit memahami dan menguasai materi kimia sehingga prestasi belajar siswa rendah. Terutama pada materi idrokarbon yang membutuhkan ketekunan siswa membaca, pemahaman konsep, daya hafalan, dan latihan soal. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan di atas dapat diperoleh kerangka berpikir sebagai berikut:

33 40 1. Dalam mempelajari materi idrokarbon yang bersifat hafalan, berkaitannya dengan kemampuan memori yang dimiliki siswa. Semakin tinggi kemampuan memori yang dimiliki oleh siswa, semakin mudah pula siswa dalam mempelajari suatu informasi. Dari pemikiran tersebut, dimungkinkan ada pengaruh kemampuan memori terhadap prestasi belajar siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan memori berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, dimana siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi memiliki prestasi belajar kognitif yang lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan memori rendah. 2. Dalam materi idrokarbon juga berkaitan dengan kreativitas yang dimiliki siswa, seperti dalam menggambar struktur molekul dan penamaan senyawa hidrokarbon. Semakin tinggi kreativitas seorang siswa dalam pembelajaran, semakin mudah pula siswa dalam mempelajari suatu informasi. Sehingga dimungkinkan pula bahwa kreativitas berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, dimana siswa yang memiliki kreativitas tinggi memiliki prestasi belajar kognitif yang lebih baik daripada siswa yang memiliki kreativitas rendah. 3. Semakin tinggi kemampuan memori dam kreativitas yang dimiliki oleh siswa, semakin mudah pula siswa dalam mempelajari suatu informasi. Dari pemikiran tersebut, dimungkinkan ada pengaruh kemampuan memori dan kreativitas terhadap prestasi belajar siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan memori dan kreativitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, dimana siswa yang memiliki kemampuan memori dan kreativitas tinggi memiliki prestasi belajar kognitif yang lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan memori dan kreativitas rendah.

34 41 Untuk memperjelas kerangka berpikir di atas, maka dapat digambarkan seperti Gambar 6. dibawah ini: Kemampuan memori Prestasi Belajar Siswa Kreativitas Gambar 6. Skema Kerangka Berpikir. Perumusan ipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan kemampuan memori dengan prestasi belajar siswa pada materi pokok idrokarbon. 2. Terdapat hubungan kreativitas dengan prestasi siswa pada materi pokok idrokarbon. 3. Terdapat hubungan kemampuan memori dan kreativitas secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa pada materi pokok idrokarbon.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VII KIMIA ORGANIK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VII KIMIA ORGANIK BAAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 al 1 dari 19 BAB VII KIMIA ORGANIK Dari 109 unsur yang ada di alam ini, karbon mempunyai sifat-sifat istimewa : 1. Karbon dapat membentuk

Lebih terperinci

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang). HIDROKARBON Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB IX SENYAWA HIDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA

BAB IX SENYAWA HIDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA BAB IX SENYAWA IDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA BAB IX SENYAWA IDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA Standar Kompetensi : Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan mendeskripsikan proses

Lebih terperinci

kimia HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran

kimia HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran K-13 kimia K e l a s XI HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut 1 Memahami definisi dan jenis-jenis isomer beserta contohnya

Lebih terperinci

LKS HIDROKARBON. Nama : Kelas/No.Abs :

LKS HIDROKARBON. Nama : Kelas/No.Abs : Nama : Kelas/No.Abs : LKS HIDROKARBON 1. Kekhasan / Keunikan Atom Karbon 1. Terletak pada golongan IVA dengan Z = 6 dan mempunyai 4 elektron valensi. 2. Untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon

Lebih terperinci

PENGANTAR. Kekhasan atom Karbon Perbedaan Rantai Karbon Perbedaan Atom Karbon. Hidrokarbon EVALUASI PENUTUP. Created By EXIT

PENGANTAR. Kekhasan atom Karbon Perbedaan Rantai Karbon Perbedaan Atom Karbon. Hidrokarbon EVALUASI PENUTUP. Created By EXIT Loading. 5 4 3 2 1 : : Atom C mempunyai nomor atom 6 memiliki konfigurasi elektron : K L C (z=6) : 2 4 maka elektron valensinya = 4 Atom C dapat mengikat 4 atom yang lain dan dapat mengikat 4 atom C yang

Lebih terperinci

BAB IX SENYAWA HIDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA

BAB IX SENYAWA HIDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA BAB IX SENYAWA IDROKARBON ALKANA, ALKENA, ALKUNA Standar Kompetensi : Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan mendeskripsikan proses pembentukan dan teknik penyulingan minyak bumi

Lebih terperinci

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI A. Kekhasan / Keunikan Atom Karbon o Terletak pada golongan IVA dengan Z = 6 dan mempunyai 4 elektron valensi. o Untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon mempunyai

Lebih terperinci

BAB 9 HIDROKARBON. Gambar 9.1 Asam askorbat Sumber: Kimia Dasar Konsep-konsep Inti

BAB 9 HIDROKARBON. Gambar 9.1 Asam askorbat Sumber: Kimia Dasar Konsep-konsep Inti BAB 9 HIDROKARBON Gambar 9.1 Asam askorbat Sumber: Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Pada pelajaran bab kesembilan ini akan dipelajari tentang kekhasan atom karbon, identitifikasi senyawa karbon, alkana,

Lebih terperinci

Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2.

Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2. SENYAWA ORGANIK A. Sifat khas atom karbon Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2. Atom karbon mempunyai 4 elektron valensi,

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA Nama Siswa : Kelas/Semester : X/2 : Penggolongan hidrokarbon dan Tata nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna.

LEMBAR KERJA SISWA Nama Siswa : Kelas/Semester : X/2 : Penggolongan hidrokarbon dan Tata nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna. LEMBAR KERJA SISWA Nama Siswa : Kelas/Semester : X/2 Materi : Penggolongan hidrokarbon dan Tata nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna. SENYAWA IDROKARBON Senyawa hidrokarbon adalah senyawa-senyawa karbon

Lebih terperinci

Keunikan atom C?? Atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener

Keunikan atom C?? Atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener Keunikan atom C?? Atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener Jenis ikatan karbon edakan : Propena (tak jenuh) Propuna (tak jenuh) Propana (jenuh) Rantai Atom Karbon Bedakan : 2-metil butana siklobutana

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI DAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) TATA NAMA SENYAWA HIDROKARBON (ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA)

RINGKASAN MATERI DAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) TATA NAMA SENYAWA HIDROKARBON (ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA) RINGKASAN MATERI DAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) TATA NAMA SENYAWA HIDROKARBON (ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA) Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan pemahaman

Lebih terperinci

kimia K-13 HIDROKARBON II K e l a s A. Alkena Tujuan Pembelajaran

kimia K-13 HIDROKARBON II K e l a s A. Alkena Tujuan Pembelajaran K-13 kimia K e l a s XI HIDROKARBON II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut 1 Memahami pengertian, rumus umum, serta tata nama senyawa hidrokarbon

Lebih terperinci

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4 Alkena dan Alkuna Pertemuan 4 Alkena/Olefin hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap (C = C) Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap: alkadiena tiga ikatan rangkap: alkatriena,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kimia Berdasarkan UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik

Lebih terperinci

kimia HIDROKARBON 1 Tujuan Pembelajaran

kimia HIDROKARBON 1 Tujuan Pembelajaran K-13 kimia K e l a s XI IDROKARBON 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kekhasan atom karbon dan karakteristik atom karbon dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Tridharma Gorontalo di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Tridharma Gorontalo di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Tridharma Gorontalo di kelas X. Dalam proses pembelajaran, peneliti menggunakan model pembelajaran

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia K1 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia Hidrokarbon - Soal Doc Name: RK1AR11KIM0101 Version: 016-10 halaman 1 01 Untuk mengenali adanya senyawa karbon dalam suatu bahan dapat dilakukan dengan cara membakar

Lebih terperinci

Bab 12 Pengenalan Kimia Organik

Bab 12 Pengenalan Kimia Organik Bab 12 Pengenalan Kimia Organik Sikloalkana Ikhtisar Sumber: hang Bab 11 Alkuna idrokarbon Aromatik Gugus Fungsi Departemen Kimia FMIPA IPB Kimia Organik berfokus pada kimia karbon. Beberapa karakteristik

Lebih terperinci

HIDROKARBON DAN KEGUNAANNYA

HIDROKARBON DAN KEGUNAANNYA Modul 3. 10. IDROKARBON DAN KEGUNAANNYA Standar Kompetensi Mengkomunikasikan Senyawa idrokarbon dan Kegunaannya Kompetensi Dasar 1. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon yang membentuk senyawa hidrokarbon

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN..

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.. DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.. i ii iv v vi ix xi xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..

Lebih terperinci

ALKANA 04/03/2013. Sifat-sifat fisik alkana. Alkana : 1. Oksidasi dan pembakaran

ALKANA 04/03/2013. Sifat-sifat fisik alkana. Alkana : 1. Oksidasi dan pembakaran ALKANA Sifat-sifat fisik alkana Alkana : senyawa hidrokarbon jenuh (ikatan tunggal), atom C : hibridisasi sp 3 rumus molekul : C n H 2n+2 struktur : alifatik (rantai lurus) dan siklik (sikloalkana) Tidak

Lebih terperinci

HIDROKARBON A. PENGERTIAN SENYAWA KARBON B. HIDROKARBON

HIDROKARBON A. PENGERTIAN SENYAWA KARBON B. HIDROKARBON 7 HIDROKARBON A. PENGERTIAN SENYAWA KARBON B. HIDROKARBON Apabila kita membakar kayu, maka akan didapat suatu zat berwarna hitam yang kita sebut arang. Arang yang dihasilkan dari peristiwa pembakaran adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. a. Penerapan Teknik Keliling Kelompok. yang menyangkut penggunaan aturan, prinsip. 1

BAB II KAJIAN TEORI. a. Penerapan Teknik Keliling Kelompok. yang menyangkut penggunaan aturan, prinsip. 1 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Keliling Kelompok a. Penerapan Teknik Keliling Kelompok Penerapan adalah kemampuan siswa untuk menggunakan atau

Lebih terperinci

Senyawa Hidrokarbon. Linda Windia Sundarti

Senyawa Hidrokarbon. Linda Windia Sundarti Senyawa Hidrokarbon Senyawa Hidrokarbon adalah senyawa yang mengandung hanya karbon dan hidrogen C + H Carbon sebagai unsur pokok memiliki keistimewaan sbb : 1. Dengan ev = 4 membentuk 4 ikatan kovalen

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 No. Dokumen : F/751/WKS1/P/5 No. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/ Gasal

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran : SMA Sang Timur Yogyakarta : Kimia Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 3 Jam Pelajaran Standar Kompetensi: 4. Memahami sifat-sifat

Lebih terperinci

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11 SMA IPA Kelas 11 A. Senyawa Karbon Hidrokarbon termasuk senyawa organik yang hanya terdiri atas unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Contohnya adalah metana (CH 4), etena (C 2H 4), dan asetilena (C 2H 2).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUTAKA A. Interaksi iswa dalam Proses Belajar Mengajar Interaksi adalah suatu pertukaran ide secara verbal atau timbal balik lainnya antara orang perseorangan, perseorangan dengan kelompok,

Lebih terperinci

HIDROKARBON DAN POLIMER

HIDROKARBON DAN POLIMER HIDROKARBON DAN POLIMER Hidrokarbon Senyawa karbon disebut senyawa organik karena pada mulanya senyawa-senyawa tersebut hanya dapat dihasilkan oleh organisme Senyawa lain yang tidak berasal dari makhluk

Lebih terperinci

d. 3 dan 5 e. 2 dan Nama yang tepat untuk senyawa di bawah adalah... a. 4-etil 2-metil 2-heptena b. 4-etil 6-metil 5-heptena c.

d. 3 dan 5 e. 2 dan Nama yang tepat untuk senyawa di bawah adalah... a. 4-etil 2-metil 2-heptena b. 4-etil 6-metil 5-heptena c. 25. Berikut ini, ditunjukkan empat isomer 6H12 : Pasangan berikut ini, manakah yang merupakan pasangan isomer cis-trans? A. 1 dan 2 B. 1 dan 3. 1 dan 4 D. 2 dan 4 E. 3 dan 4 26. Suatu senyawa ester metil

Lebih terperinci

Kimia Organik Pertemuan 1

Kimia Organik Pertemuan 1 Kimia Organik Pertemuan 1 Hidrokarbon Isomer struktur Alkana Hidrokarbon Senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Contoh senyawa HC: minyak tanah,

Lebih terperinci

JUDUL PEMBELAJARAN DEDUKTIF PADA PEMBELAJARAN ALKANA

JUDUL PEMBELAJARAN DEDUKTIF PADA PEMBELAJARAN ALKANA JUDUL PEMBELAJARAN DEDUKTIF PADA PEMBELAJARAN ALKANA OLEH: M.BUSRAH LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) SULAWESI SELATAN TAHUN 2012 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar

Lebih terperinci

MODUL HIDROKARBON. CO 2 (g) + Ca ( OH ) 2 CaCO 3 (s) + H 2 O

MODUL HIDROKARBON. CO 2 (g) + Ca ( OH ) 2 CaCO 3 (s) + H 2 O MODUL HIDROKARBON A. PENDAHULUAN Hidrokarbon berasal dari kata hydrogen dan karbon, jadi senyawa hidrokarbon adalah senyawa organic yang tersusun atas unsure hydrogen dan karbon.kejadian sehari-hari dapat

Lebih terperinci

Hidrokarbon KIM 4 A. PENDAHULUAN HIDROKARBON. materi78.co.nr

Hidrokarbon KIM 4 A. PENDAHULUAN HIDROKARBON. materi78.co.nr idrokarbon A. PENDAULUAN idrokarbon adalah senyawa organik yang mengandung atom karbon () dan hidrogen (). Perbedaan senyawa organik dan anorganik: Senyawa organik atom karbon sebagai atom pusat ikatan

Lebih terperinci

perlu perubahan terhadap komponensial dalam pendidikan, seperti perubahan evaluasi terhadap komponen-komponen pendidikan, sarana, guru dan

perlu perubahan terhadap komponensial dalam pendidikan, seperti perubahan evaluasi terhadap komponen-komponen pendidikan, sarana, guru dan Studi komparasi antara metode pembelajaran ekspositori dan metode pemberian tugas pekerjaan rumah terhadap prestasi belajar kimia sub materi pokok hidrokarbon dan keisomerannya pada siswa kelas x semester

Lebih terperinci

Kimia Dasar II / Kimia Organik. Shinta Rosalia D. (SRD) Angga Dheta S. (ADS) Sudarma Dita W. (SDW) Nur Lailatul R. (NLR) Feronika Heppy S (FHS)

Kimia Dasar II / Kimia Organik. Shinta Rosalia D. (SRD) Angga Dheta S. (ADS) Sudarma Dita W. (SDW) Nur Lailatul R. (NLR) Feronika Heppy S (FHS) Kimia Dasar II / Kimia Organik Shinta Rosalia D. (SRD) Angga Dheta S. (ADS) Sudarma Dita W. (SDW) Nur Lailatul R. (NLR) Feronika Heppy S (FHS) Kontrak perkuliahan : 1. Ujian : 50% 2. Tugas : 10% 3. Kuis

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HIDROKARBON (Senyawa Alkana)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HIDROKARBON (Senyawa Alkana) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HIDROKARBON (Senyawa Alkana) Diajukan sebagai Salah Satu tugas mata kuliah Micro Teaching pada Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Tarbiyah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hasil Belajar Belajar menurut Slameto (2003: 2) secara psikologis adalah Suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

Lebih terperinci

Addres: Fb: Khayasar ALKANA. Rumus umum alkana: C n H 2n + 2. R (alkil) = C n H 2n + 1

Addres: Fb: Khayasar ALKANA. Rumus umum alkana: C n H 2n + 2. R (alkil) = C n H 2n + 1 ALKANA Rumus umum alkana: C n H 2n + 2 R (alkil) = C n H 2n + 1 Alkana Adalah rantai karbon yang memiliki ikatan tunggal (jenuh) A. Alkana 1. Alkana disebut juga senyawa hidrokarbon jenuh (senyawa parafin).

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI KNSEP DASAR KIMIA RGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI 1. Kekhasan Atom Karbon Atom karbon adalah atom yang memiliki enam elektron dengan dengan konfigurasi 1s 2 2s 2 2p 2. Empat

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 No. Dokumen : F/751/WKS1/P/5 No. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/ Gasal

Lebih terperinci

1. Perbedaan Senyawa Organik Dan Senyawa Anorganik

1. Perbedaan Senyawa Organik Dan Senyawa Anorganik Salah satu sumber daya alam yang tidak asing lagi adalah minyak bumi. Bahan alam ini amat mempengaruhi kehidupan. Ummat manusia masih menggantungkan sebagian besar aktivitas kehidupannya pada bahan alam

Lebih terperinci

1. Salah satu faktor yang menyebabkan senyawa karbon banyak jumlahnya adalah...

1. Salah satu faktor yang menyebabkan senyawa karbon banyak jumlahnya adalah... 1. Salah satu faktor yang menyebabkan senyawa karbon banyak jumlahnya adalah... A. Karbon melimpah di kulit bumi B. Karbon memiliki 4 elektron valensi C. Dapat membentuk rantai atom karbon D. Titik didih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN KIMIA : HIDROKARBON KELAS X

LATIHAN ULANGAN KIMIA : HIDROKARBON KELAS X LATIHAN ULANGAN KIMIA : HIDROKARBON KELAS X Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Alkana yang tidak mengandung lima atom karbon yaitu.... a. n-pentena b. 2-metil-butana c. isopentana d. 2-metil-pentana

Lebih terperinci

BAB I HIDROKARBON. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makro molekul.

BAB I HIDROKARBON. Standar Kompetensi Memahami sifat sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makro molekul. BAB I HIDROKARBON Standar Kompetensi Memahami sifat sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makro molekul. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa

Lebih terperinci

KIMIA ORGANIK. = Kimia Senyawa Karbon. Kajian Struktur, Sifat, & Reaksi. Ikatan Kovalen : Rumus Kimia : CH 3 C : H = 1 : 3

KIMIA ORGANIK. = Kimia Senyawa Karbon. Kajian Struktur, Sifat, & Reaksi. Ikatan Kovalen : Rumus Kimia : CH 3 C : H = 1 : 3 KIMIA ORGANIK? = Kimia Senyawa Karbon Kajian Struktur, Sifat, & Reaksi Ikatan Kovalen : Penggunaan sepasang elektron antara dua atom Rumus Kimia : Rumus Empirik : Menggambarkan Jenis atom dan perbandingannya

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DILENGKAPI MACROMEDIA FLASH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DILENGKAPI MACROMEDIA FLASH Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 1 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DILENGKAPI

Lebih terperinci

ANALISIS TES HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN BLOG PADA MATERI ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA

ANALISIS TES HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN BLOG PADA MATERI ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA ANALISIS TES HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN BLOG PADA MATERI ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA (ANALYSIS OF TEST RESULTS ON BLOG MEDIA LEARNING IN THE MATTER ALKANES, ALKENES, AND ALKYNES) Dian

Lebih terperinci

Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon.

Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. PENDAULUAN Definisi senyawa organik Kimia organik adalah studi ilmiah mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun oleh karbon dan hidrogen, dan dapat

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK BAB TERAKHIR KIMIA MENGENAI ALKANA. kelompok II x5

TUGAS KELOMPOK BAB TERAKHIR KIMIA MENGENAI ALKANA. kelompok II x5 TUGAS KELOMPOK BAB TERAKHIR KIMIA MENGENAI ALKANA kelompok II x5 DI SUSUN OLEH: ARIEF NURRAHMAN FARID SUHADA GERRY REGUS M. HANIEF IQBAL S. ILHAM SYAHBANI ALKANA ALKANA adalah Hidrokarbon jenuh yang paling

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran kooperatif ( cooperative learning). Pembelajaran kooperatif atau

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran kooperatif ( cooperative learning). Pembelajaran kooperatif atau 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Pembelajaran Kooperatif Salah satu strategi dari model pembelajaran kelompok adalah strategi pembelajaran kooperatif ( cooperative learning). Pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB 9 HIDROKARBON. Gambar 9.1 Asam askorbat Sumber: Kimia Dasar Konsep-konsep Inti

BAB 9 HIDROKARBON. Gambar 9.1 Asam askorbat Sumber: Kimia Dasar Konsep-konsep Inti BAB 9 HIDROKARBON Gambar 9.1 Asam askorbat Sumber: Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Pada pelajaran bab kesembilan ini akan dipelajari tentang kekhasan atom karbon, identitifikasi senyawa karbon, alkana,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. interaksi dengan lingkungannya. 10 Bukti bahwa seseorang telah belajar. pengetahuan, pemahaman, sikap dan kemampuan.

BAB II KAJIAN TEORI. interaksi dengan lingkungannya. 10 Bukti bahwa seseorang telah belajar. pengetahuan, pemahaman, sikap dan kemampuan. BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Hasil Belajar Belajar menurut Slameto adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 No. Dokumen : F/751/WKS1/P/5 No. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/ Gasal

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena. dengan rahmat dan karunia-nya kami masih diberi kesempatan untuk

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena. dengan rahmat dan karunia-nya kami masih diberi kesempatan untuk KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan kepada

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KEKHASAN ATOM KARBON DOSEN PENGASUH : Dra. Hj. Sunarti, MPd OLEH: Eka Mardyastuti (A!

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KEKHASAN ATOM KARBON DOSEN PENGASUH : Dra. Hj. Sunarti, MPd OLEH: Eka Mardyastuti (A! RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KEKHASAN ATOM KARBON DOSEN PENGASUH : Dra. Hj. Sunarti, MPd OLEH: Eka Mardyastuti (A!C308047) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

Lebih terperinci

APAKAH LUMPUR DI SIDOARJO MENGANDUNG SENYAWA HIDROKARBON?

APAKAH LUMPUR DI SIDOARJO MENGANDUNG SENYAWA HIDROKARBON? APAKAH LUMPUR DI SIDOARJO MENGANDUNG SENYAWA HIDROKARBON? Oleh: Didi S. Agustawijaya dan Feny Andriani Bapel BPLS I. Umum Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen

Lebih terperinci

BAB VIII SENYAWA ORGANIK

BAB VIII SENYAWA ORGANIK BAB VIII SENYAWA ORGANIK Standar Kompetensi : Memahami senyawa organik dan mikromolekul, menentukan hasil reaksi dan mensintesa serta kegunaannya. Sebagian besar zat yang ada di sekitar kita merupakan

Lebih terperinci

THE MEANING. The measurement of the speed of reaction. The change in amount of reactant or product against time.

THE MEANING. The measurement of the speed of reaction. The change in amount of reactant or product against time. RATE OF REACTION THE MEANING The measurement of the speed of reaction. The change in amount of reactant or product against time. FAST REACTION SLOW REACTION Sodium metal reacts quickly with water to release

Lebih terperinci

ALKANA DAN SIKLOALKANA

ALKANA DAN SIKLOALKANA ALKANA DAN SIKLOALKANA (merupakan senyawa hidrokarbon) 1 Pengelompokan Hidrokarbon Hidrokarbon Jenuh Tak jenuh Aromatik Ikatan tunggal Ik. Rangkap dua Ik. Rangkap tiga Benzena dan turunannya Alkana alkena

Lebih terperinci

BAB II ALKANA DAN SIKLOALKANA

BAB II ALKANA DAN SIKLOALKANA BAB II ALKANA DAN SIKLOALKANA Hidrokarbon Kelompok senyawa organik yang berisi atom C dan atom H Ikatan yang dimiliki bisa ikatan atau Universitas Gadjah Mada 1 Tabel nama Alkana Jumlah Nama Alkana Nama

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi: 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi: 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA... Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 20 Jam Pelajaran Standar Kompetensi: 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tes Keterampilan Proses 1. Pengertian keterampilan proses Keterampilan proses adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para ilmuwan ketika mereka mempelajari atau menyelidiki

Lebih terperinci

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKENA

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKENA ALKENA Nama lain alkena adalah olefin atau senyawa vinil. Alkena termasuk senyawa organik tak jenuh. Alkena merupakan senyawa yang relatif stabil, akan tetapi lebih reaktif dari alkana karena terdapatnya

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 10. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH) Pilihlah jawaban yang paling tepat.

LEMBARAN SOAL 10. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH) Pilihlah jawaban yang paling tepat. LEMBARAN SOAL 10 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan. Periksa dan bacalah soal dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 6. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

LEMBARAN SOAL 6. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) LEMBARAN SOAL 6 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah faktor penting dalam menentukan masa depan dan kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara. Masalah pendidikan menjadi perhatian serius bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hakikat Belajar dan Pembelajaran Belajarmerupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA MATERI POKOK ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA SISWA KELAS X-2 SMAN I SRANDAKAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SENYAWA HIROKARBON DAN SENYAWA ORGANIK JENUH DAN TIDAK JENUH

IDENTIFIKASI SENYAWA HIROKARBON DAN SENYAWA ORGANIK JENUH DAN TIDAK JENUH IDENTIFIKASI SENYAWA HIROKARBON DAN SENYAWA ORGANIK JENUH DAN TIDAK JENUH I. TUJUAN Mengetahui kelarutan dari senyawa hidrokarbon alifatis dan aromatis. Mengamati dengan seksama perubahan reaksi yang terjadi

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar lampung pada kelas X 2

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar lampung pada kelas X 2 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar lampung pada kelas X 2 dengan jumlah siswa 28 orang mulai tanggal 29 April 2010 sampai 17 Mei

Lebih terperinci

GOLONGAN DAN TATANAMA SENYAWA ORGANIK. Zainal

GOLONGAN DAN TATANAMA SENYAWA ORGANIK. Zainal GOLONGAN DAN TATANAMA SENYAWA ORGANIK Zainal 1 Hidrokarbon Penggolongan Hidrokarbon Hidrokarbon alifatik/hidrokarbon rantai terbuka/hidrokarbon asiklik Hidrokarbon siklik 2 Alkana- tatanama IUPAC Alkana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

Tim Dosen Kimia FTP - UB

Tim Dosen Kimia FTP - UB Tim Dosen Kimia FTP - UB Darimana sumber alkena dan alkuna itu? Alkena dan Alkuna ialah hidrokarbon tak jenuh yang masing masing memiliki ikatan rangkap karbon-karbon dan ikatan rangkap tiga karbon-karbon.

Lebih terperinci

HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI BAB VII HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI Kimia adalah ilmu yang mempelajari susunan, struktur, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan tersebut. A. HIDROKARBON Atom karbon merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM KIMIA KELAS X TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM KIMIA KELAS X TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 KASIHAN Jalan Bugisan Selatan, Yogyakarta Telepon (0274) 376067, Faksimile 376067, Kasihan 55181 e-mail : sman1kasihan@yahoo.com

Lebih terperinci

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Senyawa Organik Senyawa organik adalah senyawa yang sumber utamanya berasal dari tumbuhan, hewan, atau sisa-sisa organisme

Lebih terperinci

HIDROKARBON (ALKANA, ALKENA, ALKUNA) Putri Anjarsari

HIDROKARBON (ALKANA, ALKENA, ALKUNA) Putri Anjarsari HIDROKARBON (ALKANA, ALKENA, ALKUNA) Putri Anjarsari putri_anjarsari@uny.ac.id The difference between organic and inorganic compounds Organic compound 1.The reaction happens among the molecules by easy-stages.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA... Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : X / 2 Alokasi Waktu : 13 Jam Pelajaran Standar Kompetensi: 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit

Lebih terperinci

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKANA

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKANA ALKANA Alkana rantai pendek (metana dan etana) terdapat dalam atmosfer beberapa planet seperti jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus. Bahkan di titan (satelit saturnus) terdapat danau metana/etana yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang lebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu komponen pendukung keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang lebih banyak dituntut saat

Lebih terperinci

BAB I HIDROKARBON. Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar. Tujuan Pembelajaran Servite et Amate

BAB I HIDROKARBON. Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar. Tujuan Pembelajaran Servite et Amate BAB I HIDROKARBON Kompetensi Inti 3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pemahaman faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, berdasarkan rasa ingin tahunya terhadap ilmu pengetahuan, teknlogi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, kita memasuki dunia yang berkembang serba cepat sehingga memaksa setiap individu untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut. Indonesia

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : SMA N Yogyakarta

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : SMA N Yogyakarta Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : SMA N Yogyakarta : Kimia : XI/1 : Isomer Senyawa Hidrokarbon : 90 menit A. Kompetensi Inti 1. Menghayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada saat sekarang ini terus mengalami perubahan dalam aplikasinya. Pendidikan merupakan upaya pencerdasan, pendewasaan, dan kemandirian manusia yang

Lebih terperinci

Pengenalan Kimia Organik

Pengenalan Kimia Organik Pengenalan Kimia Organik Unsur-unsur umum dalam senyawa organik 11.1 1 Kimia Organik berfokus pada kimia karbon. Apa yang telah diingat mengenai ikatan karbon dari pelajaran sebelumnya? Karbon adalah unsur

Lebih terperinci

SENYAWA KARBON. Indriana Lestari

SENYAWA KARBON. Indriana Lestari SENYAWA KARBON Indriana Lestari A. Keunikan Atom Karbon ( C ) Atom Karbon ( C ) memiliki 4 elektron valensi. Dengan nomor atom 6, atom C memiliki 4 elektron valensi, sehingga untuk mencapai kestabilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran Mind Mapping a. Pengertian Media Pembelajaran Mind Mapping Sadiman (dalam Rianti, 2012, h.9) menjelaskan media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

Bab 5. Pernahkah Anda membakar sate, apa yang terjadi jika daging sate tersebut terlalu. Hidrokarbon. Kata Kunci. Pengantar

Bab 5. Pernahkah Anda membakar sate, apa yang terjadi jika daging sate tersebut terlalu. Hidrokarbon. Kata Kunci. Pengantar Kimia X SMA 169 Bab 5 idrokarbon Tujuan Pembelajaran: Kata Kunci Senyawa organik, rantai karbon, alifatis, ikatan jenuh, alkana, alkena, dan alkuna. Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Belajar adalah proses perubahan seseorang yang diperoleh dari pengalamannya sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola

Lebih terperinci