Spesifikasi sistem manajemen keamanan pada rantai pasokan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Spesifikasi sistem manajemen keamanan pada rantai pasokan"

Transkripsi

1 Standar Nasional Indonesia Spesifikasi sistem manajemen keamanan pada rantai pasokan Specification for security management systems for the supply chain (ISO 28000:2007, IDT) ICS Badan Standardisasi Nasional

2

3 Daftar isi Daftar isi... i Kata Sambutan ii Pendahuluan iii 1 Ruang lingkup Acuan Normatif Istilah dan definisi Elemen sistem manajemen keamanan Persyaratan umum Kebijakan manajemen keamanan Penilaian resiko keamanan dan perencanaan Implementasi dan operasional Pengecekan dan tindakan korektif Tinjauan manajemen dan peningkatan berkesinambungan Lampiran A (informatif) Korelasi antara SNI ISO 28000:2009, SNI dan SNI Bibliografi i

4 Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI), Spesifikasi sistem manajemen pada rantai pasokan disusun dengan mengadopsi secara identik dengan metode terjemahan dari ISO 28000:2007, Specification for security management systems for the supply chain. Beberapa istilah International Standard telah diganti dengan Standard dan diterjemahkan menjadi standar. SNI ini disusun sesuai dengan ketentuan yang diberikan dalam Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) 03.1:2007, Adopsi Standar Internasional dan Publikasi Internasional lainnya Bagian 1: Adopsi Standar Internasional menjadi SNI (ISO/IEC Guide 21-1:2005, Regional or national adoption of International Standards and other International Deliverables Part 1: Adoption of International Standards, MOD), serta PSN 08:2007, Penulisan SNI Standar ini disusun oleh Panitia Teknis Sistem Manajemen Mutu, dan telah dibahas dalam rapat konsensus pada tanggal 27 Februari 2009 di Jakarta yang dihadiri oleh pihakpihak yang berkepentingan (stakeholder). Beberapa dokumen ISO yang diacu dalam Standar ini telah diadopsi menjadi SNI, yaitu: 1. ISO 9001:2000, Quality management systems Reqiurements telah diadopsi menjadi SNI Sistem manajemen mutu Persyaratan. ISO 9001:2000 telah direvisi menjadi ISO 9001:2008. Dan ISO 9001:2008 telah diadopsi menjadi SNI ISO 9001: ISO 14001:2004, Environmental management systems Requirements with guidance for use diadopsi menjadi SNI Sistem manajemen lingkungan Persyaratan dan panduan penggunaan. 3. ISO 19011:2002, Guidelines for quality and/or environmental management systems auditing telah diadopsi menjadi SNI Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan Bagi yang berkepentingan, jika dikemudian hari mengalami kesulitan dalam penggunaan dan atau terjadi perbedaan dalam memahami Standar ini, dianjurkan untuk merujuk ke ISO 28000:2007. ii

5 Pendahuluan Standar ini dikembangkan untuk merespon tuntutan dari kalangan industri atas dibutuhkannya sebuah standar manajemen keamanan. Sasaran akhirnya adalah untuk meningkatkan keamanan pada rantai pasokan. Standar merupakan standar manajemen tingkat tinggi yang akan memudahkan organisasi menetapkan seluruh sistem manajemen keamanan pada rantai pasokan. Sistem tersebut mewajibkan organisasi untuk menilai kondisi lingkungan keamanan di tempat operasinya dan untuk menentukan apakah tindakantindakan pengamanan diberlakukan secara memadai dan jika persyaratan regulasi lain telah ada yang mengikat organisasi. Jika kebutuhan pengamanan diidentifikasi oleh proses ini, organisasi seharusnya menerapkan mekanisme dan proses untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena rantai pasokan sifatnya dinamis, beberapa organisasi yang menangani berbagai rantai pasokan mungkin perlu menghubungi penyedia jasa masing-masing agar memenuhi pula standar pemerintah atau ISO mengenai pengamanan rantai pasokan sebagai prasyarat bisa dimasukkan dalam rantai pasokan dengan sasaran menyederhanakan manajemen keamanan sebagaimana diilustrasikan di bawah ini. ISO 20858: Asesmen dan Rencana Keamanan menyangkut Keamanan Fasilitas Pelabuhan Laut ISO : Sistem manajemen keamanan pada rantai pasokan ISO 28001: Tanggung Jawab Praktek terbaik dalam Keamanan Rantai Pasokan Standar-standar khusus lainnya atau yang tengah dikembangkan Gambar 1 Kaitan antara ISO dan standar relevan lainnya Standar ini dimaksudkan untuk diterapkan pada rantai pasokan organisasi yang bdisyaratkan untuk dikelola dengan cara-cara yang aman. Pendekatan formal terhadap manajemen keamanan dapat membawa konstribusi secara langsung pada kemampuan dan kredibilitas organisasi. iii

6 Ketaatan terhadap Standar ini tidak otomatis membebaskan pihak-pihak terkait dari kewajiban-kewajiban hukum. Bagi organisasi yang akan, memenuhi sistem manajemen keamanan sesuai dengan Standar ini dapat diverifikasi oleh proses audit eksternal maupun internal Standar ini didasarkan pada format ISO yang diadopsi dari ISO 14001:2004 karena pendekatan risiko dalam sistem manajemen. Namun demikian, organisasi yang telah mengadopsi pendekatan proses dalam sistem manajemennya (misalnya SNI ISO 9001) bisa memakai sistem manajemen yang mereka miliki sebagai dasar untuk sebuah sistem manajemen keamanan sebagaimana yang ditetapkan dalam Standar ini. Standar ini dibuat bukan dengan maksud menambah peraturan dan standar-standar pemerintah yang berkaitan dengan manajemen keamanan rantai pasokan dimana organisasi telah disertifikasi atau diverifikasi ketaatannya. Verifikasi dapat dilakukan oleh organisasi pihak pertama, kedua atau ketiga yang diakui. CATATAN Standar ini dibuat berdasarkan metodologi yang dikenal dengan sebutan PDCA (Plan-Do-Check-Act). PDCA bisa digambarkan sebagai berikut: - Rencanakan: tetapkan sasaran-sasaran dan proses yang dibutuhkan untuk mencapai hasil-hasil yang sesuai dengan kebijakan keamanan organisasi. - Lakukan: implementasikan rencana. - Periksa: lakukan monitor dan menilai proses-proses kebijakan keamanan, termasuk target, hukum dan peraturan lainnya, dan hasil-hasil laporan. - Tindaklanjuti: lakukan tindakan-tindakan untuk memperbaiki kinerja sistem manajemen keamanan. iv

7 Spesifikasi untuk sistem manajemen keamanan pada rantai pasokan 1 Ruang lingkup Standar ini menjelaskan mengenai persyaratan untuk sistem manajemen keamanan, termasuk aspek-aspek kritis terhadap pemastian kemanan pada rantai pasokan. Manajemen keamanan banyak terkait dengan aspek lainnya dalam manajemen bisnis. Aspek-aspek tersebut mencakup semua kegiatan yang dikendalikan atau dipengaruhi oleh organisasi yang berdampak pada keamanan rantai pasokan. Aspek-aspek lain tersebut harus dipertimbangkan secara langsung, di mana dan kapan aspek-aspek tersebut memiliki dampak pada manajemen keamanan, termasuk saat memindahkan barang-barang tersebut di sepanjang rantai pasokan. Standar ini dapat diterapkan pada semua ukuran organisasi, mulai dari organisasi kecil hingga organisasi multinasional, dalam manufaktur, jasa, penyimpanan atau transportasi pada setiap tahapan produksi atau rantai pasokan yang berkeinginan untuk : a) menetapkan, melaksanakan, memelihara dan meningkatkan sistem manajemen keamanan; b) memastikan kesesuaian dengan kebijakan manajemen keamanan yang ditetapkan; c) memperagakan kesesuaian tersebut bagi pihak lain; d) mengupayakan sertifikasi/registrasi sistem manajemen keamanannya dari Lembaga Sertifikasi pihak ketiga yang terakreditasi; atau e) membuat penetapan-diri dan pernyataan-diri kesesuaian dengan Standar ini. Terdapat peraturan perundangan undangan dan regulasi yang mengarahkan beberapa persyaratan dalam Standar ini. Standar ini tidak dimaksudkan untuk menduplikasi peragaan terhadap kesesuaian. Organisasi yang memilih sertifikasi pihak ketiga dapat memperagakan lebih lanjut bahwa mereka berkontribusi secara signifikan terhadap keamanan rantai pasokan. 2 Acuan Normatif Tidak ada acuan normatif yang dikutip di sini. Klausul ini disertakan dengan maksud untuk menyamakan penomoran dengan standar sistem manajemen lainnya. 3 Istilah dan Definisi Untuk sasaran dokumen ini, maka istilah dan definisi berikut ini berlaku. 3.1 fasilitas pabrik, mesin, properti, bangunan, kendaraan, kapal, fasilitas pelabuhan dan bagian dari infrastruktur atau pabrik lainnya dan sistem terkait yang memiliki fungsi atau jasa bisnis yang berbeda dan dapat diukur. 1 dari 18

8 CATATAN Definisi ini mencakup kode piranti lunak yang kritis untuk sasaran keamanan dan penerapan manajemen keamanan. 3.2 keamanan ketahanan terhadap tindakan yang disengaja dan ilegal yang dimaksudkan untuk merugikan atau merusak rantai pasokan 3.3 manajemen keamanan aktivitas dan praktek yang sistematis dan terkoordinasi yang bisa membantu organisasi mengelola resiko-resiko yang dihadapinya secara optimal termasuk ancaman potensial dan dampak yang timbul darinya 3.4 sasaran manajemen keamanan hasil spesifik atau pencapaian keamanan yang disyaratkan untuk memenuhi kebijakan manajemen keamanan CATATAN Penting diingat bahwa hasil-hasil tersebut ada kaitannya baik langsung atau tidak langsung dengan upaya penyediaan produk, pasokan atau layanan yang disampaikan oleh bisnis secara menyeluruh kepada pelanggannya atau pemakai akhir 3.5 kebijakan manajemen keamanan seluruh maksud dan arah sebuah organisasi, berkaitan dengan keamanan dan kerangka kerja pengendalian proses dan aktifitas yang terkait dengan keamanan yang berasal dari dan konsisten dengan kebijakan organisasi dan persyaratan regulasi 3.6 program manajemen keamanan cara untuk mencapai sasaran manajemen keamanan 3.7 target manajemen keamanan tingkat kinerja spesifik yang disyaratkan untuk mencapai sasaran manajemen keamanan 3.8 pemangku kepentingan (stakeholder) orang atau entitas yang memiliki kepentingan pada kinerja organisasi, keberhasilan atau dampak dari kegiatan organisasi CATATAN Contoh meliputi pelanggan, pemegang saham, penyedia finansial, penjamin, regulator, lembaga perundangan, pegawai, kontraktor, pemasok, organisasi pekerja atau masyarakat 3.9 rantai pasokan 2 dari 18

9 berbagai sumber daya dan proses terkait yang dimulai dengan pencarian bahan baku dan berlanjut sampai dengan proses penyampaian produk atau jasa kepada pengguna akhir dengan menggunakan berbagai jenis pengangkutan CATATAN Rantai pasokan bisa mencakup vendor, fasilitas manufaktur, penyedia logistik, pusatpusat distribusi internal, distributor, agen retail, dan badan-badan lain yang terhubung dengan pengguna akhir bagian hilir (downstream) mengacu pada tindakan, proses dan pergerakan kargo dalam rantai pasokan yang berlangsung setelah kargo lepas dari pengendalian operasional organisasi secara langsung, termasuk tetapi tidak terbatas hanya pada, asuransi, pembiayaan, manajemen data dan pengepakan, penyimpanan dan pemindahan kargo bagian hulu (upstream) mengacu pada tindakan, proses dan pergerakan kargo dalam rantai pasokan yang berlangsung sebelum kargo masuk berada di bawah pengendalian operasional organisasi secara langsung, termasuk, tetapi tidak terbatas hanya pada, asuransi, pembiayaan, manajemen data dan pengepakan, penyimpanan dan pemindahan kargo 3.10 manajemen puncak orang atau kelompok orang yang mengarahkan dan mengendalikan sebuah organisasi pada tingkat tertinggi CATATAN Manajemen puncak, terutama dalam organisasi multinasional yang besar, mungkin tidak terlibat secara personal sebagaimana yang diuraikan dalam Standar ini; namun demikian akuntabilitas manajemen puncak pada seluruh rantai komando (kewenangan) harus tertulis peningkatan berkesinambungan proses berulang-ulang yang dilakukan untuk meningkatkan sistem manajemen keamanan untuk mencapai peningkatan kinerja keamanan secara menyeluruh yang konsisten dengan kebijakan keamanan organisasi 3 dari 18

10 4 Elemen sistem manajemen keamanan 4.1 Persyaratan umum Tinjauan manajemen dan peningkatan berkesinambungan Pengecekan dan tindakan korektif Pengukuran dan pemantauan Evaluasi sistem Ketidaksesuaian dan tindakan korektif dan tindakan pencegahan Rekaman Audit PENINGKATAN BERKESINAMBUNGAN Kebijakan manajemen keamanan Gambar 2 Elemen sistem manajemen keamanan Perencanaan keamanan Penilaian resiko Persyaratan perundangan Sasaran dan target keamanan Program manajemen keamanan Implementasi dan operasional Tanggung jawab dan kompetensi Komunikasi Dokumentasi Pengendalian operasional Kesiapan darurat Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, memelihara, dan meningkatkan secara berkesinambungan sistem manajemen keamanan yang efektif untuk mengidentifikasi ancaman keamanan, menilai resiko, dan mengendalikan serta mengurangi akibat-akibatnya. Organisasi harus secara terus menerus meningkatkan efektivitasnya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam seluruh Klausul 4. Organisasi harus menetapkan ruang lingkup sistem manajemen keamanannya. Apabila sebuah organisasi memilih untuk mensubkontrakkan proses apapun yang mempengaruhi kesesuaian dengan persyaratan ini, organisasi harus memastikan bahwa proses tersebut dikendalikan. Pengendalian dan tanggung jawab yang dibutuhkan terhadap proses yang disubkontrakkan tersebut harus diidentifikasi di dalam sistem manajemen keamanan. 4 dari 18

11 4.2 Kebijakan manajemen keamanan Manajemen puncak organisasi harus mengesahkan seluruh kebijakan manajemen keamanan. Kebijakan tersebut harus: a) konsisten dengan kebijakan organisasi yang lain ; b) memberikan kerangka kerja yang memungkinkan disusunnya sasaran, target dan program manajemen keamanan yang spesifik ; c) konsisten dengan kerangka kerja manajemen resiko dan ancaman keamanan pada organisasi secara menyeluruh; d) memadai untuk menghadapi ancaman-ancaman pada organisasi dan sifat serta skala operasionalnya; e) menjabarkan sasaran manajemen keamanan secara menyeluruh/luas dengan jelas; f) mencakup komitmen untuk peningkatan berkesinambungan proses manajemen keamanan; g) mencakup komitmen untuk mentaati ketentuan-ketentuan hukum, peraturan dan undangundang yang berlaku serta peraturan lainnya yang mengikat organisasi; h) disetujui oleh manajemen puncak; i) didokumentasikan, diimpelementasikan dan dipelihara ; j) dikomunikasikan kepada semua pegawai dan pihak ketiga yang relevan termasuk kontraktor dan pengunjung dengan maksud agar mereka memahami tanggung jawabnya masing-masing terkait masalah keamanan; k) tersedia bagi pemangku kepentingan jika perlu; l) melakukan tinjauan bila terjadi akuisisi atau penggabungan dengan organisasi lain atau perubahan lain pada ruang lingkup bisnis organisasi yang mungkin mempengaruhi keberlangsungan atau relevansi dari sistem manajemen keamanan. CATATAN Organisasi boleh memilih untuk memiliki kebijakan manajemen keamanan yang lebih rinci untuk penggunaan internal yang akan menyediakan informasi dan arahan yang cukup untuk menggerakkan sistem manajemen keamanan (bagian diantaranya mungkin bersifat rahasia) dan memiliki versi ringkasannya (yang tidak rahasia) yang memuat sasaran umum untuk diseminasi kepada permangku kepentingan dan pihak terkait lainnya. 4.3 Penilaian resiko keamanan dan perencanaan Penilaian resiko keamanan Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk melakukan identifikasi dan penilaian terhadap ancaman keamanan secara terus menerus dan ancaman serta resiko yang berkaitan dengan manajemen keamanan, dan identifikasi serta pelaksanaan tindakan pengendalian manajemen yang diperlukan. Identifikasi ancaman dan resiko keamanan, metode penilaian dan pengendaliannya sebaiknya, secara minimal, sesuai dengan sifat dan skala operasional. Penilaian ini harus mempertimbangkan kemungkinan timbulnya suatu kejadian dan seluruh akibat-akibatnya yang harus dicakup : a) ancaman dan resiko kegagalan fisik, seperti kegagalan fungsional, kerusakan insidental, kerusakan parah atau ancaman teroris atau tindakan kriminal; b) ancaman dan resiko operasional, termasuk pengendalian keamanan, faktor manusia dan aktivitas lainnya yang mempengaruhi kinerja, kondisi atau keselamatan organisasi; 5 dari 18

12 c) kejadian alam (badai, banjir, dsb.) yang mungkin menyebabkan tidak efektifnya peralatan dan tindakan pengamanan; d) faktor di luar pengendalian organisasi, seperti gagalnya peralatan dan jasa yang dipasok dari luar; e) ancaman dan resiko terhadap pemangku kepentingan seperti kegagalan untuk memenuhi persyaratan perundangan atau rusaknya reputasi atau merk dagang; f) desain atau instalasi peralatan keamanan termasuk penggantian, pemeliharaan, dsb; g) manajemen informasi dan data serta komunikasi; h) ancaman terhadap kelangsungan operasional. Organisasi harus memastikan bahwa hasil penilaian ini dan dampak pengendalian ini dipertimbangkan dan, bila dianggap memadai, memberikan input terhadap : a) sasaran dan target manajemen keamanan; b) program manajemen keamanan; c) penetapan persyaratan untuk desain, spesifikasi dan instalasi; d) identifikasi sumber daya yang memadai termasuk tingkatan staf; e) identifikasi kebutuhan pelatihan dan ketrampilan (lihat 4.4.2); f) pengembangan pengendalian operasional (lihat 4.4.6); g) kerangka kerja manajemen resiko dan ancaman organisasi secara keseluruhan; Organisasi harus mendokumentasikan dan menjaga agar informasi di atas diperbaharui. Metodologi organisasi untuk identifikasi dan penilaian ancaman dan resiko harus : a) ditetapkan sesuai dengan ruang lingkup, sifat dan waktu untuk memastikan bahwa metodologinya proaktif dan bukan reaktif; b) mencakup pengumpulan informasi yang berkaitan dengan ancaman dan resiko keamanan; c) membuat klasifikasi ancaman dan resiko dan mengidentifikasi mana yang harus dihindari, dihilangkan atau dikendalikan; d) melakukan pemantauan atas tindakan untuk memastikan efektivitas dan jangka waktu pelaksanaannya (lihat 4.5.1) Persyaratan hukum, peraturan perundangan dan persyaratan keamanan lainnya Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur a) untuk mengidentifikasi dan mengakses persyaratan perundang-undangan yang berlaku serta persyaratan lainnya yang mengikat organisasi yang terkait dengan ancaman dan resiko keamanannya, dan b) untuk menentukan bagaimana persyaratan ini diterapkan pada ancaman dan resiko keamanannya. Organisasi harus menjaga agar informasi ini selalu mutakhir. Organisasi harus mengkomunikasikan informasi relevan mengenai ketentuan hukum dan persyaratan lainnya kepada pegawainya dan pihak ketiga terkait lainnya termasuk kontraktor. 6 dari 18

13 4.3.3 Sasaran manajemen keamanan Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara sasaran manajemen keamanan yang terdokumentasi pada fungsi dan tingkatan yang relevan di dalam organisasi. Sasaran tersebut harus diturunkan dari dan konsisten dengan kebijakan. Saat menetapkan dan meninjau sasarannya, organisasi harus memperhatikan : a) persyaratan hukum, peraturan perundangan dan peraturan keamanan lainnya; b) ancaman dan resiko keamanan; c) pilihan teknologi dan pilihan lainnya; d) persyaratan keuangan, operasional dan bisnis; e) pandangan pemangku kepentingan. Sasaran manajemen keamanan harus : a) konsisten dengan komitmen organisasi terhadap peningkatan berkesinambungan; b) bisa dihitung (bila memungkinkan); c) dikomunikasikan kepada semua pegawai dan pihak ketiga terkait, termasuk kontraktor, dengan maksud agar mereka menyadari kewajiban masing-masing; d) ditinjau secara berkala untuk memastikan bahwa sasaran tersebut masih tetap relevan dan konsisten dengan kebijakan manajemen keamanan. Bila dianggap perlu sasaran manajemen keamanan harus diubah sesuai kondisi yang ada Target manajemen keamanan Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara target manajemen keamanan yang terdokumentasi sesuai dengan kebutuhan organisasi. Target tersebut harus diturunkan dari, dan konsisten dengan sasaran manajemen keamanan. Target-target ini harus : a) terinci di setiap tingkatan yang sesuai; b) spesifik, terukur, bisa dicapai, relevan dan berjangka waktu (bila memungkinkan); c) dikomunikasikan kepada seluruh pegawai dan pihak-pihak ketiga terkait termasuk kontraktor dengan maksud agar mereka menyadari tanggung jawabnya masing-masing; d) ditinjau secara berkala untuk memastikan bahwa target tetap relevan dan konsisten dengan sasaran manajemen keamanan. Bila perlu target tersebut harus diubah sesuai kondisi yang ada Program manajemen keamanan Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara program manajemen keamanan untuk mencapai sasaran dan targetnya. Program tersebut harus dioptimasi dan selanjutnya ditetapkan prioritasnya, dan organisasi harus menjamin bahwa program tersebut diterapkan secara efisien dan efektif dalam biaya. 7 dari 18

14 Program tersebut harus mencakup dokumentasi yang menjelaskan : a) tanggung jawab dan wewenang yang telah ditetapkan untuk mencapai sasaran dan target manajemen keamanan; b) cara dan skala waktu kapan sasaran dan target manajemen keamanan harus tercapai. Program manajemen keamanan harus ditinjau secara berkala untuk memastikan bahwa program tersebut tetap efektif dan konsisten dengan sasaran dan target. Bila dianggap perlu, program harus diubah sesuai kondisi yang ada. 4.4 Implementasi dan Operasional Struktur, wewenang dan tanggung jawab untuk manajemen keamanan Organisasi harus menetapkan dan memelihara struktur organisasi dari peran, tanggung jawab dan wewenang, konsisten dengan pencapaian kebijakan, sasaran, target dan program manajemen keamanan. Peran, tanggung jawab dan wewenang tersebut harus ditetapkan, didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada individu yang bertanggungjawab terhadap penerapan dan pemeliharaannya. Manajemen puncak harus memberikan bukti komitmennya terhadap pengembangan dan penerapan sistem manajemen keamanan dan meningkatkan efektifitasnya secara berkesinambungan dengan cara : a) menunjuk seorang anggota manajemen puncak yang, diluar tanggung jawab lainnya, harus bertanggung jawab atas seluruh desain, pemeliharaan, dokumentasi, dan peningkatan sistem manajemen keamanan organisasi; b) menunjuk seorang atau lebih dari manajemen dengan wewenang yang diperlukan untuk memastikan bahwa sasaran dan target tersebut diterapkan; c) mengidentifikasi dan memantau persyaratan dan harapan pemangku kepentingan organisasi dan mengambil tindakan yang diperlukan serta tepat waktu untuk mengelola harapan tersebut; d) memastikan ketersediaan sumber daya secara memadai; e) mempertimbangkan dampak yang merugikan yang mungkin ditimbulkan oleh kebijakan manajemen keamanan, sasaran, target, program dan lain-lain terhadap aspek lain dalam organisasi f) memastikan setiap program keamanan yang bersumber dari bagian lain dalam organisasi yang melengkapi sistem manajemen keamanan; g) mengkomunikasikan kepada organisasi mengenai pentingnya memenuhi persyaratan manajemen keamanan agar sesuai dengan kebijakannya; h) memastikan bahwa ancaman dan resiko terkait keamanan dievaluasi dan dicakup di dalam penilaian ancaman dan resiko organisasi, sebagaimana mestinya; i) memastikan kelayakan dari sasaran, target dan program manajemen keamanan. 8 dari 18

15 4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kepedulian Organisasi harus memastikan bahwa personel yang bertangungjawab atas desain, operasi dan manajemen keamanan peralatan dan proses dikualifikasi secara memadai dalam segi pendidikan, pelatihan dan/atau pengalaman. Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk membuat personel atau pihak yang bekerja untuk organisasi, peduli atas halhal berikut : a) pentingnya kesesuaian terhadap kebijakan dan prosedur manajemen keamanan dan persyaratan sistem manajemen keamanan; b) peran dan tanggung jawab mereka dalam mencapai kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur manajemen keamanan dan dengan persyaratan sistem manajemen keamanan, termasuk persyaratan kesiapan dan tanggap darurat; c) akibat potensial terhadap keamanan organisasi apabila keluar dari prosedur operasional yang telah ditetapkan. Rekaman kompetensi dan pelatihan harus disimpan Komunikasi Organisasi harus mempunyai prosedur untuk memastikan bahwa informasi manajemen keamanan yang relevan dikomunikasikan kepada dan dari pegawai terkait, kontraktor dan pemangku kepentingan lainnya. Dikarenakan sifat peka dari informasi tertentu terkait keamanan, pertimbangan sebaiknya diberikan terhadap kepekaan informasi tersebut sebelum disebarluaskan Dokumentasi Organisasi harus menetapkan dan memelihara suatu sistem dokumentasi manajemen keamanan yang mencakup, tetapi tidak terbatas hanya pada, hal berikut : a) kebijakan, sasaran dan target keamanan; b) Uraian mengenai ruang lingkup sistem manajemen keamanan; c) Uraian mengenai elemen utama dalam sistem manajemen keamanan dan interaksi serta acuan pada dokumen terkait; d) dokumen, termasuk rekaman, yang disyaratkan dalam Standar ini, dan e) dokumen, termasuk rekaman yang ditetapkan oleh organisasi yang diperlukan untuk memastikan perencanaan, operasi dan pengendalian proses secara efektif yang berkaitan dengan ancaman dan resiko keamanan yang signifikan. Organisasi harus menentukan kepekaan keamanan informasi dan harus mengambil langkah untuk mencegah akses oleh pihak-pihak yang tidak berwenang Pengendalian dokumen dan data 9 dari 18

16 Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengendalikan seluruh dokumen, data dan informasi yang disyaratkan pada Klausul 4 dalam Standar ini untuk memastikan bahwa : a) dokumen, data dan informasi tersebut dapat ditempatkan dan diakses hanya oleh individu yang berwenang; b) dokumen, data dan informasi tersebut ditinjau secara berkala, direvisi sesuai keperluan dan disahkan kecukupannya oleh personel yang berwenang; c) versi terkini dari dokumen, data dan informasi yang relevan tersedia di seluruh lokasi operasi yang penting untuk pelaksanaan sistem manajemen keamanan secara efektif; d) dokumen, data dan informasi yang tidak berlaku segera disingkirkan dari semua tempat penerbitan dan tempat pengunaannya, atau dijamin dari penggunaan yang tidak semestinya; e) dokumen, data dan informasi arsip yang disimpan untuk keperluan hukum atau pengetahuan atau keduanya harus diidentifikasi dengan sesuai; f) dokumen, data dan informasi tersebut diamankan, dan apabila dalam bentuk elektronik dibuatkan cadangan dan dapat dipulihkan (back up) Pengendalian operasional Organisasi harus mengidentifikasi operasi dan aktifitas yang dibutuhkan untuk mencapai : a) kebijakan manajemen keamanannya; b) pengendalian aktifitas dan mitigasi terhadap ancaman yang teridentifikasi mempunyai resiko yang signifikan; c) ketaatan terhadap ketentuan hukum, perundangan dan peraturan keamanan lainnya; d) sasaran manajemen keamanan; e) pelaksanaan program manajemen keamanan; f) tingkat keamanan rantai pasokan yang disyaratkan. Organisasi harus memastikan bahwa operasi dan aktivitas dilaksanakan di bawah kondisi tertentu melalui : a) penetapan, penerapan dan pemeliharaan prosedur terdokumentasi untuk mengendalikan situasi bila prosedur tersebut tidak ada, dapat menyebabkan kegagalan tidak tercapainya operasi dan aktifitas sebagaimana diuraikan pada a) sampai f) di atas; b) evaluasi ancaman apapun yang timbul dari aktivitas rantai pasokan hulu dan melakukan pengendalian untuk memitigasi dampak tersebut pada organisasi dan operator rantai pasokan hilir lainnya; c) penetapan dan pemeliharaan persyaratan barang dan jasa yang berdampak pada keamanan dan mengomunikasikannya kepada pemasok dan kontraktor. Prosedur ini harus mencakup pengendalian atas desain, instalasi, operasi, refurbishment dan modifikasi peralatan, instrumentasi, dsb yang terkait dengan keamanan, bila memadai. Apabila pengaturan yang ada direvisi atau ada pengaturan baru, yang dapat berdampak pada operasi dan aktifitas manajemen keamanan, organisasi harus mempertimbangkan 10 dari 18

17 ancaman dan resiko keamanan yang terkait sebelum diterapkan. Pengaturan baru atau direvisi yang dipertimbangkan harus mencakup: a) struktur organisasi, peran atau tanggung jawab yang direvisi; b) kebijakan, sasaran, target atau program manajemen keamanan yang direvisi; c) proses dan prosedur yang direvisi; d) pengenalan terhadap infrastruktur, peralatan keamanan atau teknologi baru, yang dapat mencakup piranti keras dan/atau piranti lunak; e) pengenalan terhadap kontraktor, pemasok atau personel baru, bila memadai Kesiapan darurat, tanggap darurat dan pemulihan keamanan Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara rencana dan prosedur yang memadai untuk mengidentifikasi potensi untuk, dan tanggap terhadap, insiden keamanan dan situasi darurat, dan untuk mencegah serta memitigasi kemungkinan akibat yang terkait. Rencana dan prosedur tersebut harus mencakup informasi mengenai penyediaan dan pemeliharaan peralatan, fasilitas atau jasa yang teridentifikasi dibutuhkan selama atau setelah insiden atau situasi darurat. Organisasi harus meninjau secara berkala efektifitas kesiapan darurat, tanggap darurat dan rencana serta prosedur pemulihan keamanan, terutama setelah terjadinya insiden atau situasi darurat yang disebabkan oleh pelanggaran dan ancaman keamanan. Organisasi harus menguji secara berkala prosedur tersebut bila dapat dipraktekkan. 4.5 Pengecekan dan tindakan korektif Pengukuran dan pemantauan kinerja keamanan Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja sistem manajemen keamanannya. Organisasi juga harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja keamanan. Organisasi harus mempertimbangkan ancaman dan resiko keamanan yang terkait, termasuk mekanisme penurunan yang potensial dan akibatnya, saat menentukan frekuensi pengukuran dan pemantauan parameter kinerja kunci. Prosedur tersebut harus meliputi : a) pengukuran kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan kebutuhan organisasi; b) pemantauan sejauh mana kebijakan, sasaran dan target manajemen keamanan organisasi dipenuhi; c) ukuran kinerja yang proaktif yang memantau ketaatan terhadap program sistem manajemen keamanan, kriteria pengendalian operasi dan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku serta persyaratan lainnya; d) ukuran kinerja yang reaktif untuk memantau penurunan, kegagalan, insiden, ketidaksesuaian (termasuk kejadian nyaris celaka dan alarm yang keliru) di bidang keamanan serta bukti historis lainnya tentang adanya kelemahan dalam kinerja sistem manajemen keamanan; e) perekaman data dan hasil pemantauan dan pengukuran yang cukup untuk memfasilitasi analisis tindakan korektif dan pencegahan secara berurutan. Jika perangkat pemantauan 11 dari 18

18 dibutuhkan untuk kinerja dan/atau pengukuran dan pemantauan, organisasi harus mensyaratkan penetapan dan pemeliharaan prosedur untuk kalibrasi dan pemeliharaan peralatan tersebut. Rekaman kalibrasi dan aktifitas dan hasil pemeliharaan harus disimpan dalam jangka waktu yang cukup untuk memenuhi ketentuan hukum dan kebijakan organisasi Evaluasi sistem Organisasi harus mengevaluasi rencana, prosedur dan kemampuan manajemen keamanan melalui tinjauan, pengujian, laporan pasca insiden, pembelajaran, evaluasi kinerja dan latihan secara berkala. Perubahan yang signifikan dalam faktor ini harus segera terefleksikan dalam prosedur. Organisasi harus mengevaluasi ketaatan terhadap peraturan dan perundangan terkait, praktek industri terbaik dan kesesuaian dengan kebijakan dan sasarannya secara berkala. Organisasi harus menyimpan rekaman hasil evaluasi berkala Kegagalan, insiden, ketidaksesuaian serta tindakan korektif dan pencegahan yang terkait dengan keamanan Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur yang menjelaskan tanggung jawab dan wewenang untuk: a) mengevaluasi dan memulai tindakan pencegahan untuk mengidentifikasi potensi kegagalan keamanan untuk mencegah terulangnya kembali; b) melakukan investigasi terkait dengan keamanan, seperti: 1) kegagalan termasuk kejadian yang nyaris celaka dan alarm yang keliru; 2) insiden dan situasi darurat; 3) ketidaksesuaian; c) melakukan tindakan mitigasi akibat apapun yang berasal dari kegagalan, insiden atau ketidaksesuaian; d) memulai dan menyelesaikan tindakan korektif; e) mengkonfirmasikan efektifitas tindakan korektif yang diambil. Prosedur ini harus mensyaratkan bahwa seluruh tindakan korektif dan pencegahan yang diusulkan ditinjau melalui proses penilaian resiko dan ancaman keamanan sebelum diterapkan kecuali apabila diperlukan penerapan segera untuk mencegah paparan terhadap kehidupan atau keamanan masyarakat disekitarnya. Tindakan korektif atau pencegahan yang diambil untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang aktual dan potensial harus sesuai dengan bobot masalah dan sepadan dengan ancaman dan resiko yang mungkin dihadapi. Organisasi harus menerapkan dan merekam perubahan apapun dalam prosedur terdokumentasi yang berasal dari tindakan korektif dan pencegahan dan harus mencakup pelatihan yang dibutuhkan bila perlu. 12 dari 18

19 4.5.4 Pengendalian rekaman Organisasi harus menetapkan dan memelihara rekaman yang diperlukan untuk memperagakan kesesuaian terhadap persyaratan sistem manajemen keamanan dan standar ini serta hasil yang dicapai. Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk pengidentifikasian, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, masa simpan dan pemusnahan rekaman. Rekaman harus dan senantiasa dapat dibaca, dapat diidentifikasi dan tertelusur. Dokumentasi elektronik dan digital seharusnya tidak mudah rusak, memiliki back up yang aman dan hanya bisa diakses oleh personel yang berwenang Audit Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara program audit manajemen keamanan dan harus memastikan bahwa audit sistem manajemen keamanan dilakukan pada interval yang direncanakan, untuk : a) menentukan apakah sistem manajemen keamanan tersebut: 1) sesuai dengan pengaturan manajemen keamanan yang direncanakan termasuk seluruh persyaratan dalam Klausul 4 pada standar ini; 2) telah diterapkan dan dipelihara secara tepat; 3) efektif dalam memenuhi kebijakan dan sasaran manajemen keamanan organisasi. b) meninjau hasil audit sebelumnya dan tindakan yang diambil untuk menyelesaikan ketidaksesuaian; c) memberikan informasi mengenai hasil audit kepada manajemen; d) memverifikasi bahwa peralatan dan personel keamanan ditempatkan dengan tepat. Program audit, termasuk penjadwalan, harus berdasarkan hasil penilaian resiko dan ancaman terhadap aktifitas organisasi termasuk hasil audit sebelumnya. Prosedur audit harus mencakup ruang lingkup, frekuensi, metodologi serta kompetensi, termasuk tanggung jawab dan persyaratan untuk melakukan audit serta melaporkan hasilnya. Bila memungkinkan, audit harus dilakukan oleh personel yang independen yang tidak memiliki tanggung jawab langsung terhadap kegiatan yang diperiksa. Catatan Frasa personel independen tidak berarti personel harus berasal dari luar organisasi Tinjauan manajemen dan peningkatan berkesinambungan Manajemen puncak harus meninjau sistem manajemen keamanan organisasi, pada periode waktu yang telah ditetapkan, untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan efektifitas. 13 dari 18

20 Tinjauan harus mencakup penilaian terhadap peluang untuk perbaikan dan kebutuhan perubahan terhadap sistem manajemen keamanan, termasuk kebijakan keamanan dan sasaran keamanan serta ancaman dan resiko. Rekaman tinjauan manajemen harus disimpan. Masukan terhadap tinjauan manajemen mencakup : a) hasil audit dan evaluasi mengenai ketaatan terhadap persyaratan hukum dan peraturan lainnya yang mengikat organisasi; b) komunikasi dari pihak eksternal terkait, termasuk keluhan; c) kinerja organisasi menyangkut masalah keamanan; d) sejauh mana sasaran dan target telah tercapai; e) status tindakan korektif dan pencegahan; f) tindak-lanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya; g) situasi yang berubah, termasuk perkembangan persyaratan hukum dan persyaratan lainnya yang terkait aspek keamanan, dan h) rekomendasi untuk peningkatan. Keluaran dari tinjauan manajemen harus mencakup keputusan dan tindakan yang berkaitan dengan perubahan yang mungkin terhadap kebijakan keamanan, sasaran, target dan elemen lainnya dari sistem manajemen keamanan, konsisten dengan komitmen untuk peningkatan berkesinambungan. 14 dari 18

21 Lampiran A (informatif) Korelasi antara SNI ISO 28000:2009, SNI dan SNI SNI ISO 28000:2009 SNI SNI Elemen sistem manajemen keamanan (hanya judul) 4 Persyaratan sistem manajemen lingkungan (hanya judul) 4 Sistem manajemen mutu (hanya judul) Persyaratan umum 4.1 Persyaratan umum 4.1 Persyaratan umum 4.1 Kebijakan manajemen keamanan 4.2 Kebijakan lingkungan 4.2 Komitmen manajemen Kebijakan mutu Perbaikan Penilaian resiko keamanan dan perencanaan (hanya judul) Penilaian resiko keamanan Persyaratan hukum, Peraturan perundangan dan persyaratan keamanan lainnya Sasaran manajemen keamanan Target manajemen keamanan Program manajemen keamanan Implementasi dan operasional (hanya judul) Struktur, wewenang dan tanggung jawab untuk manajemen 4.3 Perencanaan (hanya judul) berkesinambungan 4.3 Perencanaan (hanya judul) Aspek lingkungan Fokus pada pelanggan Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan produk Tinjauan terhadap persyaratan yang berkaitan dengan produk Persyaratan peraturan perundangundangan dan lainnya Tujuan, sasaran, dan program Tujuan, sasaran, dan program Sasaran, target dan program 4.4 Penerapan dan operasi (hanya judul) Sumber daya, peran, tanggung jawab dan kewenangan Fokus pada pelanggan Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan produk Sasaran mutu Perencanaan sistem manajemen mutu Perbaikan berkesinambungan Sasaran mutu Perencanaan sistem manajemen mutu Perbaikan berkesinambungan Sasaran mutu Perencanaan sistem manajemen mutu Perbaikan berkesinambungan 4.4 Realisasi produk (hanya judul) Komitmen manajemen Tanggung jawab dan wewenang Wakil manajemen dari 18

22 keamanan Kompetensi, pelatihan dan kepedulian Kompetensi, pelatihan dan kesadaran Penyediaan sumber daya Prasarana (Sumber daya manusia) Umum Kompetensi, kesadaran dan pelatihan Komunikasi Komunikasi Komunikasi internal Komunikasi pelanggan Dokumentasi Dokumentasi (Persyaratan Dokumentasi) Umum Pengendalian Pengendalian Pengendalian dokumen dan data dokumen dokumen Pengendalian Pengendalian operasional operasional Kesiapan darurat, tanggap darurat dan pemulihan keamanan Pengecekan dan tindakan korektif Kesiagaan dan tanggap darurat 4.5 Pemeriksaan (hanya judul) Perencanaan realisasi produk Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan produk Tinjauan persyaratan yang berkaitan dengan produk Perencanaan desain dan pengembangan Masukan desain dan pengembangan Keluaran desain dan pengembangan Tinjauan desain dan pengembangan Verifikasi desain dan pengembangan Validasi desain dan pengembangan Pengendalian perubahan desain dan pengembangan Proses pembelian Informasi pembelian Verifikasi produk yang dibeli Pengendalian produksi dan penyediaan jasa Validasi proses produksi dan penyediaan jasa Preservasi produk Pengendalian produk yang tidak sesuai 4.5 Pengukuran, analisis dan perbaikan (hanya dari 18

23 (hanya judul) judul) Pengukuran dan pemantauan kinerja keamanan Pemantauan dan pengukuran Pengendalian sarana pemantauan dan pengukuran Umum (pengukuran, analisis dan perbaikan Pemantauan dan pengukuran proses Pemantauan dan pengukuran produk Analisis data Evaluasi sistem Evaluasi penataan Pemantauan dan pengukuran proses Pemantauan dan pengukuran produk Kegagalan, insiden, ketidaksesuaian serta tindakan korektif dan pencegahan yang terkait dengan keamanan Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan Pengendalian produk yang tidak sesuai Analisis data Tindakan korektif Tindakan pencegahan Pengendalian Pengendalian Pengendalian rekaman rekaman rekaman Audit Audit internal Audit internal Tinjauan manajemen dan peningkatan berkesinambungan 4.6 Tinjauan manajemen Komitmen manajemen Tinjauan manajemen (hanya judul) Umum Masukan untuk tinjauan manajemen Keluaran untuk tinjauan manajemen Perbaikan berkesinambungan dari 18

24 Bibliografi ISO 9001:2000, Quality management systems Requirements ISO 14001:2004, Environmental management systems Requirements with guidance for use ISO 19011:2002, Guidelines for quality and/or environmental management systems auditing ISO/PAS 20858:2004, Ships and marine technology Maritime port facility security assessments and security plan development ISO/PAS 28001, Security management systems for the supply chain Best practices for implementing supply chain security Assessments and plans ISO/PAS 28004:2006, Security management systems for the supply chain Guidelines for the implementation of ISO/PAS dari 18

25

26

27

28 BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta Telp: ; Faks: ; bsn@bsn.go.id

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: 153/KA/VII/2010 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN (STANDAR BATAN BIDANG ADMINISTRASI, MANAJEMEN, DAN ORGANISASI) KEPALA BADAN TENAGA

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...

Lebih terperinci

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan Standar Nasional Indonesia Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan ICS 13.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata.... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS 1 SNI Standar Nasional Indonesia Dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) SNI SNI 19-14001 14001-1997: 1997: Sistem manajemen

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM BAGI PENYEDIA JASA Elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Klausul 4.0 Sistem Manajemen Mutu 4.1 Persyaratan umum Apakah organisasi telah : (a) Menetapkan proses-proses yang dibutuhkan oleh SMM serta aplikasinya

Lebih terperinci

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013 PANDUAN LEMBAGA INSPEKSI DALAM RANGKA MELAKUKAN KAJIAN KESESUAIAN (GAP ANALYSIS) DOKUMENTASI SISTEM MUTU OPERASIONAL INSPEKSI TERHADAP STANDAR ISO/IEC 17020:2012 1. PENDAHULUAN 1) Panduan Kajian Kesesuaian

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan

Sistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan Standar Nasional Indonesia Sistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan Food safety management system Requirements for any organization in the food chain (ISO 22000:2005,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Pedoman KAN 801-2004 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional Kata Pengantar Pedoman ini diperuntukkan bagi lembaga yang ingin mendapat akreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN

PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO 14001 SECARA BERSAMAAN Sumito Abstrak ISO seri 9000 tentang sistem manajemen mutu pertama kali diterbitkan oleh organisasi standardisasi internasional (ISO) pada tahun

Lebih terperinci

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN 5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. 7. 8. 1.1 UMUM Persyaratan SMM ini untuk organisasi adalah: Yang membutuhkan kemampuan untuk menyediakan produk secara konsisten yang sesuai dengan persyaratan pelanggan

Lebih terperinci

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu Quality Mangement System ISO 9000 series.. Published by International Organization for Stantardization (ISO) a world wide federation of national

Lebih terperinci

Komite Akreditasi Nasional

Komite Akreditasi Nasional PEDOMAN 501-2003 Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Personel Adopsi dari ISO/IEC 17024 : 2003 Komite Akreditasi Nasional 1 dari 14 Penilaian Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga

Lebih terperinci

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 163/KA/XII/2009 TENTANG PENETAPAN STANDAR BATAN TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN DAN PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN KEPALA BADAN TENAGA

Lebih terperinci

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA 1 NO U R A I A N 1 KEBIJAKAN 7.00% a. Apakah Penyedia Jasa mempunyai Kebijakan K3? 0 50 100

Lebih terperinci

Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi

Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi Standar Nasional Indonesia Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi ICS 03.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu DPLS 19 rev.0 Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu Issue Number : 000 Desember 2013 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

Teknologi informasi Teknik keamanan Sistem manajemen keamanan informasi Persyaratan

Teknologi informasi Teknik keamanan Sistem manajemen keamanan informasi Persyaratan Standar Nasional Indonesia Teknologi informasi Teknik keamanan Sistem manajemen keamanan informasi Persyaratan Information technology Security techniques Information security management systems Requirements

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI Kami PT Bening Tunggal Mandiri berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan bisnis perusahaan berdasarkan aspek HSE. PT Bening Tunggal Mandiri

Lebih terperinci

PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN

PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN 4.2. Kebijakan Lingkungan Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi dan memastikan bahwa kebijakan tersebut: a) sesuai dengan skala dan karakteristik

Lebih terperinci

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA KLAUSUL-KLAUSUL ISO

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Proses Menurut Wikipedia proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang,

Lebih terperinci

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi

Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi Standar Nasional Indonesia Persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi (ISO/IEC 17025:2005, IDT) ICS 03.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi...i

Lebih terperinci

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk

Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk PSN 305-2006 Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi... i

Lebih terperinci

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan Kode Dokumentasi : M SPS SMK3 Halaman : 1 dari 2 J udul Dokumen : M - SPS - P2K3 Dokumen ini adalah properti dari PT SENTRA PRIMA SERVICES Tgl Efektif : 09 Februari 2015 Dibuat Oleh, Disetujui Oleh, Andhi

Lebih terperinci

Sistem manajemen lingkungan Persyaratan dan panduan penggunaan

Sistem manajemen lingkungan Persyaratan dan panduan penggunaan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen lingkungan Persyaratan dan panduan penggunaan ICS 13.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata... Pendahuluan... i ii iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN I. Persiapan Penerapan a. Langkah-langkah penerapan SML; Tahap 1 : Pengembangan dan komitmen terhadap kebijakan lingkungan Tahap 2 : Perencanaan Aspek lingkungan dan dampak

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Pedoman ini diterbitkan oleh Sekretariat KNAPPP Alamat:

Lebih terperinci

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional BSN PEDOMAN 401-2000 Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk Badan Standardisasi Nasional Adopsi dari ISO/IEC Guide 65 : 1996 Prakata ISO (Organisasi Internasional untuk Standardisasi) dan IEC (Komisi

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Lampiran KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 5 Tahun ) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Yang Pemenuhan Keterangan ditanya 3 Ya Tdk 4. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KOMITMEN..

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DAA 4.1 ahap Persiapan Pada tahap persiapan ini, perusahaan telah membentuk tim ISO dan mengadakan pelatihan-pelatihan yang bersifat umum untuk memahami konsep dasar sistem

Lebih terperinci

A. KRITERIA AUDIT SMK3

A. KRITERIA AUDIT SMK3 LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SMK3 A. KRITERIA AUDIT SMK3 1 PEMBANGUNAN DAN

Lebih terperinci

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA Logo perusahaan DISETUJUI OLEH: PRESIDEN DIREKTUR Dokumen ini terkendali ditandai dengan stempel DOKUMEN TERKENDALI. Dilarang mengubah atau menggandakan dokumen tanpa seizing

Lebih terperinci

Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI

Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI PSN 306-2006 Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI Badan Standardisasi Nasional PSN 306-2006 Daftar isi Daftar isi i Prakata

Lebih terperinci

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3) LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 ISO/1EC 17025:2008 3.1.1 Pendahuluan ISO/IEC 17025 Edisi pertama (1999) ISO/IEC 17025 diterbitkan sebagai hasil dari pengalaman yang ekstensif dalam implementasi ISO/IEC Guide

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Simpulan yang dapat diambil dari hasil analisis dari klausul akuisisi pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi, manajemen insiden keamanan, manajemen keberlanjutan

Lebih terperinci

MIA APRIANTHY ( )

MIA APRIANTHY ( ) OLEH: I PUTU WIDHARMADI (122080050) ACHMAD ANWARUDIN (122080002) MIA APRIANTHY (122080076) KELOMPOK II PENDAHULUAN Seri ISO 9000 adalah suatu system terpadu untuk mengoptimalkan efektifitas mutu suatu

Lebih terperinci

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

Perpustakaan khusus instansi pemerintah Standar Nasional Indonesia Perpustakaan khusus instansi pemerintah ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laboratorium Pengujian Mutu Menurut ISO/IEC Guide 2 1986 laboratorium adalah instansi/lembaga yang melaksanakan kalibrasi dan atau pengujian. Sementara Pengujian adalah kegiatan

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU Halaman : 1 dari 19 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 19 Agustus 2014 Oleh Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Frans Kaisiepo Biak Luwi Budi Nugroho NIP. 195807231981091001 Pedoman ini menguraikan

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001 SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001 Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi

Lebih terperinci

Audit Internal Sistem Manajemen Lingkungan ISO

Audit Internal Sistem Manajemen Lingkungan ISO PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SML DI KOTA SURABAYA Surabaya 20 JUNI 2013 Audit Internal Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 2004 Ir. M. Razif MM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

Pedoman KAN 403-2011 Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis

Pedoman KAN 403-2011 Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis Pedoman KAN 403-2011. Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis Komite Akreditasi Nasional Pedoman KAN 403-2011 Daftar isi Kata pengantar...ii

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Salah satu tugas Menteri Negara Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan secara nasional untuk memacu

Lebih terperinci

Pendahuluan 12/17/2009

Pendahuluan 12/17/2009 12/17/2009 Pendahuluan Edisi pertama mengacu kepada ISO 9001:1994 dan ISO 9002:1994. Standar-standar tersebut telah digantikan dengan ISO 9001:2000 yang menyebabkan perlunya menyelaraskan ISO/IEC 17025.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA Menimbang : a. bahwa terjadinya kecelakaan di tempat kerja sebagian

Lebih terperinci

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996)

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996) Sumber: ISO 14001 Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996) DAFTAR ISI Pengantar Prinsip-Prinsip Standar ISO 14001 Cara Menggunakan Cheklist Interpretasi Penilaian Standar ISO

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ISO 9001:2008 Gambar 2.1 Model Sistem Manajemen Mutu Berbasis Proses Sumber : ISO 9000:2005 Gambar 2.1 menggambarkan sistem manajemen mutu berdasarkan proses yang diuraikan dalam

Lebih terperinci

Pedoman Umum Akreditasi dan Sertifikasi Ekolabel

Pedoman Umum Akreditasi dan Sertifikasi Ekolabel Pedoman KAN 800-2004 Pedoman Umum Akreditasi dan Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional KATA PENGANTAR Pedoman ini diperuntukkan bagi semua pihak yang berkepentingan dengan penerapan Skema Sertifikasi

Lebih terperinci

Semua persyaratan pada klausul 5.1 dari ISO terpenuhi. 5.d Lembaga Sertifikasi harus mempunyai dokumen legalitas hukum

Semua persyaratan pada klausul 5.1 dari ISO terpenuhi. 5.d Lembaga Sertifikasi harus mempunyai dokumen legalitas hukum Lampiran 1. Gap analisis standar Pedoman BSN 1001:1999 terhadap ISO 17021:2006 dan ISO 22003:2007. ISO/IEC 17021 : 2006 ISO/IEC 22003:2007 Pedoman BSN 1001-1999 5 Persyaratan Umum 5 Persyaratan Umum 5.1

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001

Sistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001 Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi FMIPA IPB bekerja sama dengan Bagian PKSDM

Lebih terperinci

Sistem manajemen halal

Sistem manajemen halal RSNI4 RSNI4 99001:2016 Rancangan Standar Nasional Indonesia 4 Sistem manajemen halal Pengguna dari RSNI ini diminta untuk menginformasikan adanya hak paten dalam dokumen ini, bila diketahui, serta memberikan

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Terbitan Nomor: 4 Februari 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi Selamat Datang di Pelatihan IAPMO R&T Registration Services ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi QMS-100, Rev 1, dated 2/20/2015 1 Agenda Pengenalan Annex SL Perubahan ISO 9001 Ringkasan QMS-100,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI

Lebih terperinci

PT MUTU HIJAU INDONESIA

PT MUTU HIJAU INDONESIA Halaman : 1 dari 5 1.0 Tujuan Prosedur ini disusun dengan tujuan sebagai panduan dalam penanganan banding mulai penerimaan sampai pengambilan keputusan banding. 2.0 Ruang Lingkup Prosedur ini mencakup

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 02:2007 Persyaratan Umum Akreditasi Pranata Litbang

PEDOMAN KNAPPP 02:2007 Persyaratan Umum Akreditasi Pranata Litbang PEDOMAN 02:2007 Persyaratan Umum Akreditasi Pranata Litbang 1. Organisasi dan Lingkup Kegiatan 1.1. Organisasi 1.1.1 Pranata Litbang merupakan organisasi yang kegiatan intinya adalah penelitian dan pengembangan,

Lebih terperinci

ISO : Click to edit Master text styles. Environmental Management System. Second level. Third level. Lely Riawati, ST., MT

ISO : Click to edit Master text styles. Environmental Management System. Second level. Third level. Lely Riawati, ST., MT ISO 14001 : Environmental Management System Lely Riawati, ST., MT Global Environmental Issues Environment Click to edit Master text styles Surrounding where an organization operates, including air, water,

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DP.01.07 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta

Lebih terperinci

AUDIT INTERNAL Kode. Dok Revisi Tgl Terbit Halaman LPM-POS-MNV Maret dari 9

AUDIT INTERNAL Kode. Dok Revisi Tgl Terbit Halaman LPM-POS-MNV Maret dari 9 LPM-POS-MNV.02 01 1 Maret 2016 1 dari 9 PENGESAHAN Nama Jabatan Tanda Tangan Dibuat Oleh Dr. H. Abdi Fithria, S.Hut., M.P Kabid Monevin Disahkan Oleh Dr. Ir. M. Ahsin Rifa i, M.Si Ketua LPM Status Distribusi

Lebih terperinci

TL-4103 Manajemen Teknik Lingkungan AUDIT LINGKUNGAN

TL-4103 Manajemen Teknik Lingkungan AUDIT LINGKUNGAN TL-4103 Manajemen Teknik Lingkungan AUDIT LINGKUNGAN SIKLUS MANAJEMEN VISI (Cita-cita) MISI (Tujuan, Sasaran) KEBIJAKAN DAN STRATEGI ACTION Tindakan Perbaikan & Pencegahan PLAN (PERENCANAAN/ PERANCANGAN)

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGALIHAN SPPT SNI. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia

KEBIJAKAN PENGALIHAN SPPT SNI. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia DPLS 16 KEBIJAKAN PENGALIHAN SPPT SNI Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270 Indonesia

Lebih terperinci

II. TI JAUA PUSTAKA Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (K3 Umum)

II. TI JAUA PUSTAKA Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (K3 Umum) 5 II. TI JAUA PUSTAKA 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (K3 Umum) Dalam UU no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa definisi dari kesehatan adalah keadaan sehat, baik

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1 Kajian Teori 3.1.1 Sistem manajemen kualitas ISO 9001:2008 Salah satu standar manajemen mutu yang digunakan oleh perusahaanperusahaan di seluruh

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODOLOGI

BAB III ANALISIS METODOLOGI BAB III ANALISIS METODOLOGI Pada bagian ini akan dibahas analisis metodologi pembangunan BCP. Proses analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa metodologi pembangunan yang terdapat dalam literatur

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

STANDARDISASI DAN KEGIATAN YANG TERKAIT ISTILAH UMUM

STANDARDISASI DAN KEGIATAN YANG TERKAIT ISTILAH UMUM 2012, No.518 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR : 5 TAHUN 2012 TANGGAL : 1 Mei 2012 STANDARDISASI DAN KEGIATAN YANG TERKAIT ISTILAH UMUM Ruang lingkup Pedoman ini menetapkan

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan

Sistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan Sistem Manajemen Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan Hanevi Djasri, dr, MARS Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PMPK) FK-UGM www.mutupelayanankesehatan.net Pengertian sistem Suatu rangkaian fungsi Suatu

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN ORGANISASI, PERUSAHAAN DAN/ATAU INSTANSI/LEMBAGA PEMERINTAH 2 DAFTAR LAMPIRAN BAB I

Lebih terperinci

12/10/2008. Sachbudi Abbas Ras Model ISO 9001:2008. Hak Cipta pada Sachbudi Abbas Ras

12/10/2008. Sachbudi Abbas Ras Model ISO 9001:2008. Hak Cipta pada Sachbudi Abbas Ras Persyaratan ISO 9001:2008 Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Model ISO 9001:2008 2 1 Pendekatan Proses Digunakan dalam pengembangan, implementasi, dan peningkatan efektifitas SMM. Proses adalah suatu

Lebih terperinci

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran VI. KEGIATAN K3 LISTRIK DALAM PENERAPAN SMK3 Penetapan Kebijakan K3: - Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko terkait listrik - Melakukan peninjauan terhadap kejadian yang berbahaya

Lebih terperinci

Audit Internal dan Kaji Ulang Managemen

Audit Internal dan Kaji Ulang Managemen LABORATORIUM SENTRAL ILMU HAYATI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Audit Internal dan Kaji Ulang Managemen JONI KUSNADI AUDIT INTERNAL LABORATORIUM DEFINISI AUDIT Sebuah proses yang sistematik, independen,

Lebih terperinci

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.534, 2011 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Keselamatan Operasi Reaktor Nondaya. Prosedur. Pelaporan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 KAN 02 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI PENYELENGGARA UJI PROFISIENSI (PUP) Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala W anabakti,

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN - 1 - PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI Konglomerasi

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 III. RUANG LINGKUP... 2 3.1 Pihak Yang Berkepentingan... 3 3.2 Lingkungan Pengendalian

Lebih terperinci

PERSYARATAN TAMBAHAN BAGI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI

PERSYARATAN TAMBAHAN BAGI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI DPLS 12 Rev. 1 PERSYARATAN TAMBAHAN BAGI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV,

Lebih terperinci

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008 Nomor Substansi Persyaratan Yang Diperiksa Klausul 4.1. Persyaratan umum organisasi seperti : struktur organisasi, bisnis proses organisasi, urutan proses, criteria

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BADAN PENJAMINAN MUTU (BPM) PENGESAHAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BADAN PENJAMINAN MUTU (BPM) PENGESAHAN Halaman 1 dari 10 PENGESAHAN Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Dr. H. Abdi Fitria, S.Hut. MP Nama Jabatan Tanda Tangan Ir. Hairil Ifansyah, MP Ketua Bidang Monev Wakil Manajemen Mutu Disahkan Oleh Dr.Ir.H.Rustam

Lebih terperinci

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh 2017 No. Dok.: PM-WM-01 No. Rev.: 1 Tgl. Berlaku: Oktober 2017 Hal: 1 / 13 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober 2017 Oleh DEKAN Pedoman Mutu ini menguraikan Sistem Manajemen Mutu di Fakultas

Lebih terperinci

PSN 307 2006. Pedoman Standardisasi Nasional

PSN 307 2006. Pedoman Standardisasi Nasional Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian kesesuaian - Pedoman bagi lembaga sertifikasi untuk melakukan tindakan koreksi terhadap penyalahgunaan tanda kesesuaian atau terhadap produk bertanda kesesuaian

Lebih terperinci

Penilaian kesesuaian Kosakata dan prinsip umum

Penilaian kesesuaian Kosakata dan prinsip umum PSN 303-2006 Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian kesesuaian Kosakata dan prinsip umum Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar Isi...i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1. Ruang Lingkup...1

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL (P.K.P.S)

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL (P.K.P.S) REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL (P.K.P.S) SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 20 TAHUN 2009 TANGGAL : 17 FEBRUARI

Lebih terperinci

DP INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004

DP INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004 DP.01.02 INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan,

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penulis melakukan observasi langsung pada PT. BROCO MUTIARA ELECTRICAL INDUSTR dan melakukan wawancara dengan bagian MR (Management Representative)

Lebih terperinci

PANDUAN INTERPRETASI UNTUK BUTIR-BUTIR PEDOMAN BSN 401-2000 : "PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK"

PANDUAN INTERPRETASI UNTUK BUTIR-BUTIR PEDOMAN BSN 401-2000 : PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PEDOMAN KAN 402-2007 PANDUAN INTERPRETASI UNTUK BUTIR-BUTIR PEDOMAN BSN 401-2000 : "PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK" Komite Akreditasi Nasional Adopsi dari IAF-GD5-2006 Issue 2 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci