KAJIAN ALAT PENDADIH LATEKS SEDERHANA KASUS DESA PERDAMAIAN SINGKUT V KABUPATEN SAROLANGUN
|
|
- Hartono Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAJIAN ALAT PENDADIH LATEKS SEDERHANA KASUS DESA PERDAMAIAN SINGKUT V KABUPATEN SAROLANGUN Kiki Suheiti dan Nur Asni Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Jl. Samarinda Paal Lima Kota Baru Jambi ABSTRACT Rubber plantations have played a large role in the life of the Indonesian economy. Many residents who live by relying on commodity producers of this sap. To increase the valueadded rubber one effort is through its product has a prospect, such as latex processing the curd (which is treated with concentrated curdying latex ). In this study tested a simple curdying latex tools assembled in Balit Sembawa with continuous processes and batch processing. The tool is designed based on the principle of a relatively cheap price, easy processing and allows applied to rubber development project. The experiment was conducted in the Village of Peace, District Singkut V, Sarolangun District, Jambi Province in May to December The results showed that the quality of latex curd produced with this simple tool has not met all the requirements of ISO 2004 quality latex, because the first time to perform the processing of latex curd. Except for ph measurements meet the quality standards, where the ph of the curd is best to latex ranges from Similarly, the color and smell of latex curd produced meets the quality standards of ISO 2004 which is white and odorless iron. The result is expected to be useful information for further research development. Key words: rubber, latex, curdying ABSTRAK Tanaman karet memiliki peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan komoditi penghasil getah ini. Untuk meningkatkan nilai tambah karet rakyat salah satu upaya adalah melalui hasil olahan yang mempunyai prospek, seperti pengolahan latek dadih (latek pekat yang diolah dengan pendadihan). Pada penelitian ini dicobakan sebuah alat pendadih lateks sederhana yang dirakit di Balit Sembawa dengan proses pengolahan secara kontinu dan batch. Alat ini dirancang berdasarkan prinsip harganya yang relatif murah, proses pengolahan mudah dilakukan dan memungkinkan diterapkan pada proyek pengembangan karet rakyat. Penelitian dilaksanakan di Desa Perdamaian, Kecamatan Singkut V, Kabupaten Sarolangun, Propinsi Jambi pada bulan Mei sampai Desember Hasil percobaan menunjukkan bahwa mutu lateks dadih yang dihasilkan dengan alat sederhana ini masih belum memenuhi semua persyaratan mutu lateks ISO 2004, karena baru pertama kali melakukan pengolahan lateks dadih. Kecuali untuk pengukuran ph sudah memenuhi standar mutu, dimana ph lateks dadih yang terbaik adalah berkisar Demikian juga warna dan bau lateks dadih yang dihasilkan sudah memenuhi standar mutu ISO 2004 yaitu berwarna putih dan tidak berbau besi. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang berguna untuk pengembangan penelitian selanjutnya. Kata kunci: karet, lateks, pendadihan
2 PENDAHULUAN Karet alam (natural rubber) diperoleh dari tanaman Hevea Braziliensis, merupakan komoditas tradisional sekaligus komoditas ekspor yang sangat penting peranannya sebagai penghasil devisa negara dari sub-sektor perkebunan dan menjadi tumpuan pencaharian bagi banyak keluarga petani. Hampir 80% dari total produksi karet Indonesia berasal dari perkebunan rakyat. Luas areal tanaman karet pada tahun 2001 sekitar 3,7 juta hektar, dengan produksi 1,7 juta ton atau 22% produksi karet alam dunia, menempatkan Indonesia sebagai produsen karet alam terbesar kedua setelah Thailand (IRSG, 2002). Provinsi Jambi merupakan daerah penanaman karet rakyat terluas kedua di Indonesia setelah Sumatera Selatan. Luas areal pertanamannya mencapai ha, dengan total produksi ton (Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, 2007). Lateks pekat merupakan produk olahan lateks alam yang dipekatkan dengan proses sentrifusi atau pendadihan dari Kadar Karet Kering (KKK) 28-30% menjadi KKK 60-64%. Biasanya lateks pekat digunakan untuk pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi (Zuhra, 2006). Namun pengolahan latek kebun menjadi latek pekat yang biasa digunakan oleh perusahaan besar membutuhkan modal investasi yang cukup besar, sehingga tidak mungkin dapat dilakukan oleh pekebun-pekebun kecil seperti pada proyekproyek pengembangan karet rakyat. Pada pengkajian ini dicobakan satu alat sederhana yang dirancang di Balit Karet Sembawa untuk mengolah lateks kebun menjadi lateks pekat dengan proses pengolahan secara kontinu dan batch. Alat ini dirancang berdasarkan prinsip harganya yang relatif murah, proses pengolahan yang mudah dilakukan dan memungkinkan diterapkan pada proyek-proyek pengembangan karet rakyat. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Alat ini dirancang dan dirakit di bengkel Balit Karet Sembawa Sumatera Selatan. Alat sederhana ini diperkenalkan dan dioperasikan di Desa Perdamaian, Kecamatan Singkut V, Kabupaten Sarolangun, Propinsi Jambi pada bulan Mei sampai Desember 2009.
3 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan adalah : drum thermoplastik berkapasitas 120 liter dilengkapi dengan dua (2) kran PVC ukuran 0,5 inci, 1,5 m pipa PVC berdiameter 1,5 inci, dua (2) buah soket drat PVC, empat (4) buah klem jok dari besi, pengaduk yang terbuat dari plat aluminium 2,2 mm yang telah dilobangi dan tutup drum. Tangki ini mempunyai beberapa saluran yang antara lain berfungsi sebagai saluran penuangan, saluran pengeluaran lateks pekat, dan saluran pengeluaran serum. Pengerjaan alat oleh staf workshop Balit Sembawa. Lateks kebun yang digunakan untuk percobaan ini berasal dari perkebunan karet rakyat di Kecamatan Singkut V Kabupaten Sarolangun. Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut: 1. Pembuatan alat pendadih latek Semua bahan dirangkai dan direkatkan dengan kuat menggunakan lem paralon. 2. Persiapan bahan baku a. Latek kebun dikumpulkan secepatnya, paling lambat 5 jam setelah penyadapan b. Latek kebun dituang melalui saringan 60 mesh ke dalam drum pengolahan melalui corong dibagian atas alat c. Kemudian ditambahkan bahan kimia berturut-turut yaitu; larutan 20% amonia dengan dosis 50ml/liter latek kebun, larutan 20% amonium laurat dosis 2,5 ml/liter latek kebun dan bahan pendadih larutan 2% ammonium alginat dengan dosis 0,20% atau larutan 2% Carboksil Metyl Cellulose (CMC) dengan dosis 0,25% berat kering bahan pendadih terhadap berat serum. Berat serum adalah berat basah latek kebun dikurangi berat karet kering latek kebun yang diolah. d. Setelah latek kebun dan bahan kimia tersebut dimasukkan ke dalam drum pengolahan, ujung pipa pemasukan bahan yang juga berfungsi sebagai tangki pengaduk ditutup untuk mengurangi kehilangan amonia selama pengadukan dan proses pendadihan e. Campuran latek kebun dan bahan kimia di dalam drum diaduk secara manual. 3. Pemanenan a. Serum dikeluarkan keesokan harinya dari keran di bagian bawah b. Proses tersebut diulang setiap hari sampai hari ke empat belas (14), volume latek yang dimasukkan rata-rata 20 liter per hari
4 c. Pada hari kelima belas (15) dan seterusnya akan dihasilkan dan dipanen latek pekat (dadih). Gambar 1. Alat pendadih lateks sederhana HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kajian alat pendadih lateks sederhana di tingkat petani dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Lateks Dadih dan Serum dengan Menggunakan Alat Pendadih Lateks Sederhana No. Pengamatan Lateks dadih Serum 1. Bobot (liter) KKK (%)
5 Lateks dadih yang dihasilkan setelah dilakukan pemisahan serum pada hari ke 15 (lima belas) berjumlah liter dan mempunyai KKK 55.45% dengan bahan pendadih Carboksil Metyl Cellulose (CMC). Sedangkan serum berjumlah liter dan mempunyai KKK 6.36%. Terdapatnya bahan pendadih menyebabkan terjadinya aglomerasi pada butirbutir karet yang memiliki diameter-diameter besar, perbedaan berat jenis butir karet dan serum juga terjadi, yang akan mempercepat gerakan partikel karet naik kepermukaan sehingga butir-butir karet akan mengelompok dipermukaan (Noble,1953). Demikian juga yang dikatakan Blackley (1966), lateks kebun yang telah diawetkan dengan amonia, dan ditambahkan bahan pendadih, kemudian diaduk selama ½ sampai 1 jam dan didiamkan selama 40 jam, selama waktu tersebut proses pendadihan sudah mulai berjalan sampai selesai, serum akan turun ke bawah dan lateks pekat akan naik keatas. Hasil analisa mutu lateks dadih dengan sistem batch yang dihasilkan dengan alat sederhana rakitan Balit Sembawa, setelah disimpan selama 14 hari di perkebunan karet rakyat Desa Perdamaian Singkut V Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengujian Mutu Lateks Dadih yang Dihasilkan Petani Desa Perdamaian Singkut V Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun No Komponen mutu Hasil ISO Kadar Karet Kering (%) (minimum) 2. ph Kadar non karet (%) (maksimum) 4. Kadar Jumlah Padatan (%) (minimum) 5. Warna Putih Tidak kebiru-biruan/abu-abu 6. Bau Tidak berbau besi Tidak berbau besi Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa lateks dadih yang dihasilkan secara sistem batch dengan alat sederhana, belum mampu memenuhi standar mutu lateks dadih ISO Kadar Karet Kering (KKK) yang dihasilkan adalah 55.45%, jauh dibawah standar KKK ISO 2004 yaitu minimum 64%. Demikian juga halnya dengan Kadar Non Karet (KNK) yang dihasilkan masih terlalu tinggi yaitu 3.30%, sedangkan menurut standar mutu ISO 2004 KNK maksimum adalah 2.00%. Untuk Kadar Jumlah Padatan (KJP) ISO 2004 adalah minimum
6 66%, sedangkan hasil yang didapat hanya 58.76%. Kecuali untuk pengukuran ph sudah memenuhi standar mutu, dimana ph lateks dadih yang terbaik adalah berkisar Demikian juga warna dan bau lateks dadih yang dihasilkan sudah memenuhi standar mutu ISO 2004 yaitu berwarna putih dan tidak berbau besi Banyak faktor yang mempengaruhi mutu hasil pengolahan lateks dadih, menurut Noble (1953) faktor-faktor yang mempengaruhi proses pendadihan adalah jumlah dan jenis bahan pendadih, umur lateks, suhu, ph lateks, pengadukan, dan viskositas lateks. Jumlah bahan pendadih yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan anjuran penggunaan, dan jenis bahan pendadih yang digunakan adalah Carboksil Metyl Cellulosa (CMC). Dari hasil penelitian Ompusunggu, M dan Darussamin (1989) bahwa penggunaan bahan pendadih CMC menghasilkan KKK 58.25% yang lebih rendah dari bahan pendadih alginat yang menghasilkan KKK 60.42%. Penggunaan CMC pada pengkajian ini untuk pengganti alginat dimana pada saat penelitian sedang kosong di pasaran. Umur lateks juga sangat mempengaruhi hasil lateks dadih. Lateks kebun yang telah ditambahkan dengan amonia kemudian didiamkam, akan lebih baik karena akan mengurangi periode induksi, yang merupakan masa lateks sebelum mendadih setelah penambahan bahan pendadih, dalam proses pendadihan (Noble,1953). Menurut Noble (1953) ph lateks memberikan pengaruh pada tingkat keasaman lateks yang disebabkan adanya mikro organisme dalam lateks pekat. ph lateks yang dihasilkan pada penelitian ini yaitu 10.8, sesuai dengan standar mutu ISO 2004, dimana lateks pekat yang baik akan memiliki ph antara Pengadukan yang sempurna merata pada lateks akan sangat diharapkan pada proses pendadihan. Hal ini dapat memperpendek periode induksi serta dapat meningkatkan kepekatan lateks dadih. Pada pengkajian ini pengadukan dilakukan secara manual dan bergantian antara petani sehingga kecepatan, kekuatan dan kesempurnaan pengadukan sangat tergantung pada petani yang mengaduknya. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan 1. Alat sederhana pengolahan lateks dadih rakitan Balit Sembawa dapat digunakan untuk memproduksi lateks dadih.
7 2. Mutu lateks dadih yang dihasilkan dengan alat sederhana ini masih belum memenuhi semua persyaratan mutu lateks ISO 2004, karena baru pertama kali melakukan pengolahan lateks dadih. 2. Saran Usaha peningkatan mutu lateks dadih yang dihasilkan dengan alat ini dapat dilakukan dengan uji coba penerapan pada petani dan pekebun karet, dengan perbaikan-perbaikan yang mempengaruhi faktor mutunya (modifikasi) UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih disampaikan kepada kepala laboratorium dan staf workshop Balit Karet Sembawa yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Balit Sembawa Sapta Bina Usahatani Karet Rakyat. Pusat Penelitian Karet. Blackley, D.C High Polymer Latices. Palerton Publishing Co. Inc, New York. Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Profil Potensi Pengolahan Hasil Komoditas Unggulan Perkebunan Provinsi Jambi. IRSG Rubber Statistical Bulletin. International Rubber Study Group, Wembley, UK Noble, R. J Latex in Industry. Rubber age, New york. Ompusunggu, M dan Darussamin, A Alat Sederhana Untuk Pembuatan Lateks dadih. Buletin Perkaretan, 1989, 7 (1). Zuhra, Cut Fatima Karet. Karya Tulis Ilmiah. Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara. Medan
PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Karet alam (natural rubber, Hevea braziliensis), merupakan komoditas perkebunan tradisional sekaligus komoditas ekspor yang berperan penting sebagai penghasil devisa negara
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana mata pencaharian mayoritas penduduknya dengan bercocok tanam. Secara geografis Indonesia yang juga merupakan
Lebih terperinci' Balai Penelitian Teknologi karct, Bogor
STUD1 PEMANFAATAN KARET SKIM BARU SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN SOL KARET Ary Achyar ~lfa' dan Tatit K. ~unasor* ' Balai Penelitian Teknologi karct, Bogor 'Jurusan Teknologi lndustri Pertanian, FATETA
Lebih terperinciKARYA ILMIAH BUDIDAYA KARET
KARYA ILMIAH BUDIDAYA KARET Disusun oleh: JOKO WIJAKSONO 11.12.5651 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Karet merupakan salah satu komoditi pertanian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendekatan pembangunan pertanian dari segi komoditi terutama bersumber pada kenyataan peranan yang besar dari komoditi itu secara nasional atau bagi satu daerah tertentu
Lebih terperinciPEMEKATAN LATEKS KEBUN SECARA CEPAT DENGAN PROSES SENTRIFUGASI PUTARAN RENDAH
Jurnal Penelitian Karet, 2014, 32 (2) : 181-188 Indonesian J. Nat. Rubb. Res. 2014, 32 (2) : 181-188 PEMEKATAN LATEKS KEBUN SECARA CEPAT DENGAN PROSES SENTRIFUGASI PUTARAN RENDAH Rapid Concentration of
Lebih terperinciIII. METODOLOGI 3.1 Bahan dan Alat 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.3 Metode Penelitian
III. METODOLOGI 3.1 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lateks pekat, lateks karbohidrat rendah (Double Centrifuge latex/lds), lateks DPNR (Deproteinized Natural Rubber),
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI Nur Asni dan Linda Yanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi ABSTRAK Pengkajian pengolahan minyak kelapa telah dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lateks pekat sebagai bahan utama pada penelitian ini tetap berada dalam bentuk emulsi sebelum diolah menjadi bahan baku pada industri. Biasanya lateks pekat banyak
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU TERHADAP KESTABILAN INTENSITAS BERKAS CAHAYA PADA LATEKS
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik Ke-5 ISSN : 2477-3298 PENGARUH WAKTU TERHADAP KESTABILAN INTENSITAS BERKAS CAHAYA PADA LATEKS Januar Arif Fatkhurrahman 1 dan Ikha Rasti Julia Sari 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa negara, penyedia lapangan kerja serta mendorong pengembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang memegang peranan cukup penting dalam perekonomian Indonesia, yakni sebagai penghasil devisa negara, penyedia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan perkebunan karet terluas di dunia, meskipun tanaman tersebut baru terintroduksi pada tahun 1864. Hanya dalam kurun waktu sekitar 150
Lebih terperinciEvaluasi Kualitas Produk Dadih Dalam Bentuk Bubuk Yang Dikeringkan Dengan Sinar Matahari Dan Oven
129 Evaluasi Kualitas Produk Dadih Dalam Bentuk Bubuk Yang Dikeringkan Dengan Sinar Matahari Dan Oven L. Ibrahim Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Limau Manis, Padang Abstract The research was conducted
Lebih terperinciKAJIAN RUMAH PLASTIK PENGERING KOPRA KASUS DESA SIAW TANJUNG JABUNG TIMUR. Kiki Suheiti, Nur Asni, Endrizal
KAJIAN RUMAH PLASTIK PENGERING KOPRA KASUS DESA SIAW TANJUNG JABUNG TIMUR Kiki Suheiti, Nur Asni, Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Jl. Samarinda Paal Lima Kota Baru Jambi 30128
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Negara Indonesia merupakan salah satu negara penghasil karet alam terbesar didunia. Awal mulanya karet hanya ada di Amerika Selatan, namun sekarang
Lebih terperinciJl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp ,
ANALISIS TINGKAT DAYA SAING KARET INDONESIA Riezki Rakhmadina 1), Tavi Supriana ), dan Satia Negara Lubis 3) 1) Alumni Fakultas Pertanian USU ) dan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PEMBUATAN CAT BESI DARI GETAH KARET MENGGUNAKAN PELARUT SOLAR DAN CPO DENGAN WARNA ALAMI DARI EKSTRAK PANDAN
LAPORAN AKHIR PEMBUATAN CAT BESI DARI GETAH KARET MENGGUNAKAN PELARUT SOLAR DAN CPO DENGAN WARNA ALAMI DARI EKSTRAK PANDAN Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Perkebunan tahun 2008 di Indonesia terdapat seluas 7.125.331 hektar perkebunan kelapa sawit, lebih dari separuhnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah karet Sejak pertama kali ditemukan sebagai tanaman yang tumbuh secara liar sampai dijadikan tanaman perkebunan secara besar besaran, karet memiliki sejarah yang cukup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam
BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 0 tahun terakhir terus menunjukkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi jangka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik khususnya pada hasil perkebunan.
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia masih menjadi primadona untuk membangun perekonomian negara. Kinerja ekspor komoditas pertanian menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perdagangan Internasional Suatu Negara membutuhkan negara lain dan saling menjalin hubungan perdagangan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup bagi masyarakat. Hubungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persediaan minyak bumi di dunia mulai berkurang, sehingga perlu dicari
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Persediaan minyak bumi di dunia mulai berkurang, sehingga perlu dicari sumber energi alternatif. Energi alternatif yang diteliti dan terus dikembangkan di Indonesia dari
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Bahan olah karet ICS. Badan Standardisasi Nasional
Standar Nasional Indonesia Bahan olah karet ICS Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Standar Nasional Indonesia...i No...4 Parameter...4 No...5 Parameter...5 i Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI)
Lebih terperinciKEUNGGULAN KARET ALAM DIBANDING KARET SINTETIS. Oleh Administrator Senin, 23 September :16
Karet alam merupakan salah satu komoditi perkebunan yang sangat penting peranannya dalam perekonomin Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta sebagai pendorong pertumbuhan
Lebih terperinciTanaman karet akan mengeluarkan getah atau lebih dikenal dengan sebutan lateks. Lateks keluar pada saat dilakukan penyadapan pada tanaman karet.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanaman karet memiliki peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan komoditas penghasil lateks
Lebih terperinciPENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA KARET RAKYAT DI PROVINSI JAMBI ABSTRAK
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA KARET RAKYAT DI PROVINSI JAMBI Julistia Bobihoe Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Email : julistia_06@yahoo.com No.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan produsen karet alam nomor dua di dunia setelah Thailand. Produksi karet alam Indonesia tahun 2007 mencapai 2,55 juta ton dengan luas lahan perkebunan
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS LATEKS High Grade. (Analysis of Quality Control Rubber High Grade)
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS LATEKS High Grade (Analysis of Quality Control Rubber High Grade) Defita Ristiani 1, Fitriani 2, Fadila Marga saty 3 1 Mahasiswa, 2 pembimbing 1, 3 pembimbing 2 ABSTRACT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 2010), tetapi Indonesia merupakan negara produsen karet alam terbesar ke dua di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Luas areal kebun karet Indonesia terluas di dunia (+ 3,4 juta hektar pada tahun 2010), tetapi Indonesia merupakan negara produsen karet alam terbesar ke dua
Lebih terperinciLatar Belakang. meluasnya deforestasi. Di samping itu, lahan juga dapat menjadi kritis karena
Latar Belakang Permasalahan lahan kritis di Indonesia semakin besar dengan semakin meluasnya deforestasi. Di samping itu, lahan juga dapat menjadi kritis karena pemanfaatannya yang melebihi kapasitasnya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam menyumbangkan pendapatan
Lebih terperinciPENGOLAHAN LATEKS PEKAT PROSES DADIH MENGGUNAKAN GARAM ALGINAT HASIL EKSTRAKSI RUMPUT LAUT UNTUK PRODUK BUSA
Chasri Nurhayati Oktavia Andayani PENGOLAHAN LATEKS PEKAT PROSES DADIH MENGGUNAKAN GARAM ALGINAT HASIL EKSTRAKSI RUMPUT LAUT UNTUK PRODUK BUSA PENGOLAHAN LATEKS PEKAT PROSES DADIH MENGGUNAKAN GARAM ALGINAT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang garis pantai 81.000 km merupakan kawasan pesisir dan lautan yang memiliki berbagai sumberdaya hayati yang sangat besar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pada 2009 (BPS Indonesia, 2009). Volume produksi karet pada 2009 sebesar 2,8
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah. Produk
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMUPUKAN KARET UNGGUL DAN LOKAL SPESIFIK LOKASI
ISBN : 978-602-1276-02-0 TEKNOLOGI PEMUPUKAN KARET UNGGUL DAN LOKAL SPESIFIK LOKASI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) JAMBI BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia dilihat dari aspek kontribusinya terhadap PDB, penyediaan lapangan kerja, penyediaan penganekaragaman menu makanan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non equivalent control
Lebih terperinciPENDAHULUAN. pertanian. Kenyataan yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan lahan di. menyangkut kesejahteraan bangsa (Dillon, 2004).
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar penduduknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan devisa Indonesia. Pada dasarnya karet berasal dari alam yaitu dari getah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara penghasil karet alam terbesar di dunia. Awal mulanya karet hanya ada di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah sektor yang sangat potensial dan memiliki peran yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Perumusan Masalah Sektor pertanian adalah sektor yang sangat potensial dan memiliki peran yang amat penting dalam perekonomian di Indonesia. Sektor pertanian terbukti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
15 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor perkebunan didalam perekonomian di Indonesia memiliki perananan yang cukup strategis, antara lain sebagai penyerapan tenaga kerja, pengadaan bahan baku untuk
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PENINGKATAN MUTU BAHAN OLAH KARET MELALUI PENATAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI DENGAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi penting dan terbesar di Indonesia. Lampung adalah salah satu sentra perkebunan karet di Indonesia. Luas areal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya penduduk dan tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang perekonomian nasional dan menjadi
Lebih terperinciPENERAPAN IPTEKS PERBANDINGAN ASAM ASETAT DENGAN ASAM FORMIAT SEBAGAI BAHAN PENGGUMPAL LATEKS. Oleh Rudi Munzirwan Siregar
PERBANDINGAN ASAM ASETAT DENGAN ASAM FORMIAT SEBAGAI BAHAN PENGGUMPAL LATEKS Oleh Rudi Munzirwan Siregar Abstrak Penelitian tentang perbandingan asam asetat dengan asam formiat sebagai bahan penggumpal
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Bahan Baku 4.1.2 Karet Crepe Lateks kebun yang digunakan berasal dari kebun percobaan Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Ciomas-Bogor. Lateks kebun merupakan
Lebih terperinciTeknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani
Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Oleh: Ir. Nur Asni, MS PENDAHULUAN Tanaman kopi (Coffea.sp) merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan sebagai
Lebih terperinciPENDAHULUAN. unik yang berbeda dengan komoditi strategis lain seperti beras. Di satu sisi gula
PENDAHULUAN Latar Belakang Gula pasir merupakan suatu komoditi strategis yang memiliki kedudukan unik yang berbeda dengan komoditi strategis lain seperti beras. Di satu sisi gula pasir merupakan salah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pertanian yang dapat dikembangkan. Kinerja ekspor
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi pertanian yang dapat dikembangkan. Kinerja ekspor komoditas pertanian menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik khususnya pada hasil perkebunan.
Lebih terperinciPreparation of Creamed Latex by Low Speed Centrifugation Process and the Quality of its Rubber Product. Dadi R. Maspanger 1
Pembuatan Lateks Dadih dengan Proses Sentrifugasi Putaran Rendah Dan Kualitas Barang Jadi Karetnya Preparation of Creamed Latex by Low Speed Centrifugation Process and the Quality of its Rubber Product
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karet (Hevea brasiliensis M.) merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang keberadaannya sangat penting dan dibutuhkan di Indonesia. Tanaman karet sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman karet (Hevea brasilensis Muell) adalah komoditas utama dalam bidang perkebunan yang merupakan produksi non migas dan menjadi sumber devisa negara yang cukup
Lebih terperinciKERAGAAN PRODUKTIFITAS BEBERAPA KLON UNGGUL KARET RAKYAT DI PROPINSI BENGKULU. Some variability Productivity Superior Rubber Clone People in Bengkulu
KERAGAAN PRODUKTIFITAS BEBERAPA KLON UNGGUL KARET RAKYAT DI PROPINSI BENGKULU Afrizon, Dedi Sugandi, dan Andi Ishak (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu) afrizon41@yahoo.co.id Pengkajian Keragaan
Lebih terperinciAplikasi Energi Surya Dalam Pengolahan Ribbed Smoke Sit (RSS) Dengan Menggunakan Asap Cair Sebagai Pengumpulan dan Pengawet Karet SIT di Palembang
logo lembaga PKPP-54 (F.78) Aplikasi Energi Surya Dalam Pengolahan Ribbed Smoke Sit (RSS) Dengan Menggunakan Asap Cair Sebagai Pengumpulan dan Pengawet Karet SIT di Palembang Koordinator/ PU Sutopo BALAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sektor pertanian, salah satu sub sektor dari sektor pertanian adalah sektor
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi alamiah yang bagus untuk mengembangkan sektor pertanian, salah satu sub sektor dari sektor pertanian adalah sektor perkebunan. Sebagai suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, karena selain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, sektor ini juga menyumbang devisa, menyediakan
Lebih terperinciPengolahan lada putih secara tradisional yang biasa
Buletin 70 Teknik Pertanian Vol. 15, No. 2, 2010: 70-74 R. Bambang Djajasukmana: Teknik pembuatan alat pengupas kulit lada tipe piringan TEKNIK PEMBUATAN ALAT PENGUPAS KULIT LADA TIPE PIRINGAN R. Bambang
Lebih terperinciNAMA : WIRO FANSURI PUTRA
Peluang bisnis INDUSTRI SERAT SABUT KELAPA OLEH : NAMA : WIRO FANSURI PUTRA NIM : 11.12.6300 KELAS : 11-S1SI-13 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Tahun 2011/2012 Industri Serat Sabut Kelapa PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Karet alam termasuk salah satu komoditi strategis agroindustri di Indonesia karena memberikan peranan yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara dari sub-sektor perkebunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu dalam penyediaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan pokok makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air bersih masih menjadi salah satu persoalan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya sebagian besar adalah petani. Sektor pertanian adalah salah satu pilar dalam pembangunan nasional Indonesia. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia, kebutuhan jagung di Indonesia mengalami peningkatan, yaitu lebih dari 10 juta ton pipilan kering
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen karet alam terbesar dunia.
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara produsen karet alam terbesar dunia. Khususnya Indonesia kontribusi sebesar 26 persen dan total produksi karet alam dunia. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia modern saat ini banyak peralatan peralatan yang menggunakan bahan yang sifatnya elastis tidak mudah pecah bila jatuh dari suatu tempat. Peningkatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi, persaingan antarbangsa semakin ketat. Hanya bangsa yang mampu mengembangkan daya sainglah yang bisa maju dan bertahan. Produksi yang tinggi harus
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
30 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Beaker glass 250 ml Blender Cawan platina Gelas ukur 200 ml Gunting Kertas saring
Lebih terperinciSTRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)
STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan) Fritz Mesakh Tarigan Silangit *), Tavi Supriana **),
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor karet Indonesia selama
PENDAHULUAN Latar Belakang Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan adanya
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KARET INDONESIA. Di tengah masih berlangsungnya ketidakpastian perekonomian dunia dan
59 IV. GAMBARAN UMUM KARET INDONESIA A. Perekonomian Karet Indonesia Di tengah masih berlangsungnya ketidakpastian perekonomian dunia dan memburuknya kinerja neraca perdagangan nasional, kondisi perekonomian
Lebih terperinciPENGARUH PENGEMBANGAN PARTIKEL KARET TERHADAP DEPOLIMERISASI LATEKS DENGAN REAKSI REDUKSI-OKSIDASI. Oleh ELLY NURASIH WIDI PRISTIYANTI F
PENGARUH PENGEMBANGAN PARTIKEL KARET TERHADAP DEPOLIMERISASI LATEKS DENGAN REAKSI REDUKSI-OKSIDASI Oleh ELLY NURASIH WIDI PRISTIYANTI F34102025 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciPENENTUAN PLASTISITAS AWAL DAN PLASTISITAS RETENSI INDEKS KARET. Rudi Munzirwan Siregar
PENENTUAN PLASTISITAS AWAL DAN PLASTISITAS RETENSI INDEKS KARET Rudi Munzirwan Siregar Abstrak Penelitian tentang Penentuan Plastisitas Awal dan Plastisitas Retensi Indeks karet telah dilakukan. Kedalam
Lebih terperinciA. peranan Komoditas Karet Dalam Perekonomian Nasional
A. peranan Komoditas Karet Dalam Perekonomian Nasional aret alam merupakan salah satu komoditas andalan suudrhtor perkebunan. Komoditas ini memiliki nilai ekonom ~i tinggi. Pertumbuhan perekonomian ndonesia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Karet alam dihasilkan dari tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karet Alam Karet alam dihasilkan dari tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet termasuk tanaman tahunan yang tergolong dalam famili Euphorbiaceae, tumbuh baik di dataran
Lebih terperinciPELUANG DAN PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA
PELUANG DAN PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA MUFID NURDIANSYAH (10.12.5170) LINGKUNGAN BISNIS ABSTRACT Prospek bisnis perkebunan kelapa sawit sangat terbuka lebar. Sebab, kelapa sawit adalah komoditas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. juga produksi kayu yang tinggi. Penelitian untuk menghasilkan klon-klon karet
TINJAUAN PUSTAKA Klon Tanaman Karet PB 260 dan IRR 118 Klon unggul merupakan salah satu komponen teknologi terpenting yang secara langsung berperan dalam meningkatkan potensi hasil tanaman. Sejalan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN an. Namun seiring dengan semakin menurunnya produktivitas gula
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara dengan basis sumberdaya agraris, Indonesia pernah menjadi salah satu produsen dan eksportir gula pasir yang terbesar di dunia pada decade 1930-40 an.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan
Lebih terperinciPENGARUH BERBAGAI JENIS PENGGUMPAL PADAT TERHADAP MUTU KOAGULUM DAN VULKANISAT KARET ALAM
Jurnal Penelitian Karet, 2014, 32 (1) : 74-80 Indonesian J. Nat. Rubb. Res. 2014, 32 (1) : 74-80 PENGARUH BERBAGAI JENIS PENGGUMPAL PADAT TERHADAP MUTU KOAGULUM DAN VULKANISAT KARET ALAM Effect of Various
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penduduk
Lebih terperinciUJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER
UJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER (Test of Different Mesh Size on the Quality of Coffee Bean In Multifucer Grinder) Johanes Panggabean 1, Ainun Rohanah 1, Adian Rindang
Lebih terperinciSTEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013
Analisis Harga Domestik Dan Harga Ekspor Kubis Di Singapura Terhadap Ekspor Kubis (Brassica O.Capitata) Dari Kabupaten Karo Nomi br Sinuhaji *) *) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Quality Medan ABSTRACT
Lebih terperinciVI. DAYA DUKUNG WILAYAH UNTUK PERKEBUNAN KARET
47 6.1. Aspek Biofisik 6.1.1. Daya Dukung Lahan VI. DAYA DUKUNG WILAYAH UNTUK PERKEBUNAN KARET Berdasarkan data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cianjur tahun 2010, kondisi aktual pertanaman karet
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pemerintah menghimbau masyarakat dan pengusaha untuk meningkatkan ekspor non migas sebagai sumber devisa negara. Sangat diharapkan dari sektor pertanian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman karet merupakan salah satu komoditi yang menduduki posisi cukup penting sebagai devisa non-migas dan menunjang pembangunan ekonomi Indonesia, sehingga memiliki
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis kelamin : Alamat : No.Telp./ HP : Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH CARBON BLACK
PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH CARBON BLACK DAN KALSIUM KARBONAT SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP KEKERASAN (HARDNESS) PADA RUBBER COUPLING DENGAN BAHAN BAKU SIR 3L DI PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA TUGAS AKHIR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam dan memiliki wilayah yang cukup luas. Di negara agraris, pertanian memiliki peranan
Lebih terperinciLaporan Teknologi Pengolahan Komodit Perkebunan Hulu Pengolahan Lateks. oleh: Faranita Lutfia Normasari
Laporan Teknologi Pengolahan Komodit Perkebunan Hulu Pengolahan Lateks oleh: Faranita Lutfia Normasari 131710101029 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki luas lahan dan agroklimat yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai usaha pertanian. Indonesia juga sejak lama dikenal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena merupakan tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia. Lebih dari setengah angkatan kerja
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT
ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ( Studi Kasus : Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu ) Cindi Melani
Lebih terperinciPENDAHULUAN. tersebar di 32 provinsi. Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan
PENDAHULUAN Latar belakang Kakao adalah salah satu komoditas unggulan perkebunan yang prospektif serta berpeluang besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena sebagian besar diusahakan melalui
Lebih terperinci