CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY AN ANALYSIS OF SOCIAL CLASS AND SOCIAL STRUGGLE IN THE HUNGER GAMES MOVIE USING MARXISM THEORY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY AN ANALYSIS OF SOCIAL CLASS AND SOCIAL STRUGGLE IN THE HUNGER GAMES MOVIE USING MARXISM THEORY"

Transkripsi

1 CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2012 AN ANALYSIS OF SOCIAL CLASS AND SOCIAL STRUGGLE IN THE HUNGER GAMES MOVIE USING MARXISM THEORY Morina Globalisasi dan semakin tingginya dinamisme di masyarakat dunia menjadi pemicu utama yang menyebabkan perbedaan kelas tidak terelakkan.hal ini terjadi hampir kepada seluruh masyarakat dunia.di zaman ini, ekonomi dan uang adalah alat paling kuat untuk mendapatkan kekuasaan.salah satu fakta yang jelas terlihat adalah semakin jelasnya batas antara yang kaya dan miskin, yang kemudian disebut kelas sosial.fakta bahwa hanya sedikit yang mampu melewati batas tersebut mencerminkan perjuangan kelas yang sulit, bahkan hampir tidak masuk akal. Namun tentu saja perjuangan ini akan selalu ada selagi masih ada kelas sosial. Persoalan kelas sosial menjadi topik utama pembahasan studi ini, mengambil kisah seorang peran utama dari kelas terendah di film The Hunger Games. Film ini 64

2 65 diangkat dari novel yang berjudul sama oleh Suzanne Collins, seorang penulis berkebangsaan Amerika yang tinggal di Newtown, Connecticut. Sementara filmnya sendiri disutradarai oleh Gary Ross, juga seorang Amerika yang tinggal di Castro Valley, California.Gary Ross tertarik mengadaptasi novel The Hunger Games menjadi film dikarenakan anaknya yang sangat suka novel ini. Film The Hunger Games menceritakan kehidupan masyarakat Distrik 12 di sebuah negara bernama Panem. Latar belakang waktu tidak dijelaskan di film, namun yang pasti adalah bahwa cerita ini terjadi di masa depan. Panem terdiri dari 13 distrik dan 1 wilayah pusat bernama Capitol.Di masa lalu, sekitar 70 tahun sebelumnya, terjadi pemberontakan oleh rakyat dari ketigabelas distrik yang disebabkan oleh kekuasaan Capitol yang tidak adil.12 distrik berhasil dikalahkan Capitol dan menjadi wilayah kekuasaan mereka kembali, sementara distrik 13 masih berusaha memberontak hingga akhirnya distrik ini dibumihanguskan.sejak saat itu, diadakanlah sebuah permainan maut bernama The Hunger Games, atas permintaan Capitol sebagai rasa terima kasih keduabelas distrik atas semua kemanan yang diberikan Capitol. Setiap remaja yang sudah menginjak usia 12 tahun, namanya akan masuk dalam pengundian tahunan hingga ia dewasa. Setiap tahunnya, setiap distrik harus mengirimkan satu pasang remaja, terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan, untuk berpartisipasi dalam permainan maut tersebut.hunger Games dilaksanakan di sebuah arena terbuka, dimana ke-24 peserta dari 12 distrik bertarung dan bertahan hidup di hutan hingga tersisa satu orang yang akan jadi pemenang. Pemenang ini akan kembali ke distrik asalnya dan akan diberi segala fasilitas mewah hingga akhir hidupnya, sementara untuk distrik asalnya akan diberikan oleh Capitol beberapa fasilitas seperti makanan untuk persediaan satu tahun hingga Hunger Games baru dilaksanakan kembali.

3 66 Katniss dan Peeta adalah dua remaja perwakilan Distrik 12 untuk Hunger Games.Film ini menyoroti keduanya sebagai pusat cerita. Di malam pembukaan, dimana setiap partisipan diwawancarai satu-persatu di hadapan seluruh warga Capitol, Peeta mengatakan bahwa dia telah lama menyimpan perasaan khusus pada Katniss dan dia tidak akan pernah bisa bersamanya karena hanya akan ada satu pemenang dalam permainan ini. Seluruh hati warga Capitolpun terenyuh dengan kisah cintanya.katniss yang pada awalnya emosi karena Peeta membuatnya terlihat seperti wanita lemah akhirnya berubah pikiran karena strategi kisah cinta ini bisa dia jadikan sebuah trik untuk menarik hati warga Capitol. Setiap warga Capitol dan distrik diperbolehkan menjadi sponsor bagi tiap partisipan, dimana mereka boleh mengirimkan apapun yang dibutuhkan pemain yang mereka sponsori. Katniss sadar sepenuhnya bahwa dia tidak mudah membuat orang lain suka padanya, namun dengan cerita Peeta dia akhirnya ikut bersandiwara. Sepanjang permainan, banyak hal yang terjadi yang membuat Katniss mengalami perubahan karakter.pada dasarnya, Katniss adalah seorang perempuan tangguh dan keras kepala.karakter ini dilahirkan dari kerasnya hidup di Distrik 12 dan karena dia adalah satu-satunya tulang punggung keluarganya setelah ayahnya meninggal. Katniss tidak pernah merasakan hubungan romantis dan benci akan hal-hal yang lemah. Dalam Hunger Games, Katniss terlihat mulai membuka diri ketika bersama Rue, seorang gadis kecil dari Distrik 11 yang mengingatkannya pada Prim, adiknya di rumah. Katniss dan Rue bekerja sama dan saling tolong menolong untuk bertahan hidup di arena. Namun, malangnya Rue terbunuh oleh pemain lain. Kematian Rue membuat Katniss terluka dan sedih. Sejak saat inilah terlihat perubahan karakter Katniss menjadi lebih terbuka pada orang lain. Di pertengahan permainan, Capitol tiba-tiba mengumumkan bahwa untuk

4 67 Hunger Games tahun itu akan ada sedikit perubahan aturan yaitu akan diperbolehkan dua orang pemenang jika keduanya berasal dari satu distrik. Katniss yang tengah menangisi kepergian Rue akhirnya tersadar bahwa Peeta masih hidup dan mencarinya.ini adalah masa ketika penonton semakin tergila-gila dengan kisah cinta mereka.katniss menemukan Peeta sekarat di tepi sebuah sungai. Sponsor mengirimkan mereka makanan dan obat yang harganya tentu sangat mahal, bahkan untuk ukuran warga Capitol. Katniss dan Peeta beristirahat di sebuah gua sampai Peeta sembuh dan siap bertarung kembali. Pada akhir permainan ketika hanya tinggal Katniss dan Peeta, setelah mereka berhasil mengalahkan seorang pemain jahat dari Distrik 1, tidak ada tanda-tanda pengumuman pemenang dari Capitol. Tiba-tiba Capitol mengumumkan bahwa peraturan akan diubah kembali seperti awal, bahwa akan hanya ada satu orang pemenang. Peeta, didorong rasa sukanya kepada Katniss, menawarkan diri untuk dibunuh.katniss terlihat emosi dengan Capitol yang seenaknya saja mengubah aturan permainan.katniss melakukan sebuah trik pintar.di genggamannya ada setumpuk ceri mematikan.katniss memberikan Peeta setengah dan sisanya tersisa di tangannya.pada saat ini, Capitol kebingungan.mereka dihadapkan pada dua kemungkinan, membiarkan Katniss dan Peeta mati saja karena tidak mematuhi peraturan dan menerima kebencian warga Capitol, atau membiarkan keduanya hidup dengan resiko terlihat bodoh di mata warga distrik.namun, Capitol akhirnya menghentikan Katniss dan Peeta dari memakan buah ceri dan mereka menjadi pemenang Hunger Games. Berdasarkan cerita film ini, penulis mengadakan penelitian mengenai analisis perbedaan dan perjuangan kelas sosial melalui kajian Marxisme.Nihilnya keadilan di negri Panem yang dikuasai Captitol dan perjuangan keras kehidupan di Distrik 12

5 68 menjadi alasan utama mengapa penulis memilih film ini untuk di analisis. Penulisan ini terbagi dalam beberapa bab, yaitu bab satu menjelaskan tentang permasalahan yang akan dibahas, tujuan dan fungsi penulisan serta metode penelitian ini. Bab dua menjelaskan tentang teori-teori yang berkaitan dan akan diterapkan dalam analisis. Bab tiga berisi analisis berdasarkan teori yang dijelaskan dalam bab sebelumnya. Babempat menjelaskan kesimpulan analisa, lalu bab terakhir berisi ringkasan skripsi dalam bahasa Indonesia. Dalam bab pertama, penulis menjelaskan beberapa permasalahan yang akan di bahas oleh penulis dalam bagian analisis. Permasalahan pertama adalah bagaimana penggunaan elemen-elemen fiksi yang terdiri dari tokoh simbol dan penggunaan elemen-elemen sinematis yang terdiri dari frame kamera, pergerakan kamera dan kostum dalam usaha untuk menunjukan permasalahan sosial yang ada di dalam film tersebut. Permasalahan kedua adalah bagaimana bentuk perbedaan kelas sosial serta perjuangan masyarakat kelas bawah. Ruang lingkup penulisan ini akan difokuskan pada film berjudul The Hunger Games dan batasan analisis akan difokuskan pada tokoh utama yaitu Katniss Everdeen, Peeta Mellark dan Haymitch Albernathy. Beberapa tokoh bawahan yang akan dianalisa mencangkup Primrose Everdeen, Gale Hawthorne, Rue, Cato dan Cinna. Analisa karakter juga akan dikaitkan dengan permasalah-permasalah yang berkaitan dengan kajian Marxisme yang terjadi dalam film. Skripsi ini mempunyai beberapa tujuan dan fungsi. Tujuan yang pertama adalah untuk menggambarkan bagaimana penggunaan unsur-unsur fiksi dan sinematis yang terdiri dari tokoh, simbol, frame kamera, pergerakan kamera dan kostum dalam usaha untuk menunjukan permasalahan Marxisme yang ada di dalam film tersebut. Tujuan

6 69 kedua adalah untuk menjelaskan bagaimana bentuk perbedaan kelas sosial serta perjuangan masyarakat kelas bawah.sedangkan fungsi dari penulisan ini dibagi menjadi tiga.fungsi pertama adalah untuk membantu para pembaca memahami alur cerita dan kaitannya dengan Marxisme dengan penggunaan teknik sastra film.yang kedua adalah untuk membantu pembaca memperluas wawasan mereka tentang karya-karya dan teori Marxisme.Fungsi ketiga adalah menginspirasi pembaca untuk melakukan penelitian terkait Marxisme. Skripsi ini berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis sebelum menyelesaikannya.penulis menggunakan metode riset kualitatif.riset tersebut dilakukan dan dijalankan sendiri oleh penulis.dengan kajian pustaka mengenai teori dan informasi penting yang ada di internet yang berhubungan dengan karya sastra yang telah penulis pilih.pada akhir analisa, penulis dapat memberikan kesimpulan yang tepat untuk menjawab permasalahan penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Pada bab kedua, penulis menjabarkan teori-teori yang akan penulis terapkan dalam analisis di bab ketiga. Teori awal mengenai teori unsur-unsur fiksi yang terdiri dari tokoh dan penokohan dan simbol.teori tokoh menjelaskan tentang pengertian tokoh dan penokohan.tokoh didefinisikan sebagai seorang yang mempunyai peran penting di dalam cerita sedangkan penokohan adalah bagaimana penulis cerita menggambarkan kepribadian seorang tokoh.tokoh dan penokohan diklasifikasikan menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh bawahan.sedangkan berdasarkan penggembangan kepribadian tokoh, tokoh utama adalah tokoh dimanis dan tokoh bawahan adalah tokoh statis.simbol adalah sesuatu yang dapat melambangkan maksud tertentu. Simbol dapat berupa sebuah benda, tempat, nama orang, kata, dan sebagainya. Teori selanjutnya adalah unsur-unsur sinematis yang mencangkup frame kamera, pergerakan kamera, dan kostum. Frame

7 70 kamera didefinisikan sebagai jarak antara kamera dengan objek yang direkam. Frame kamera terbagi menjadi 6 macam, yaitu 1) Frame sangat luas, 2) Frame luas, 3) Frame penuh, 4) Frame sedang, 5)Frame dekat, 6) Frame sangat dekat. Pergerakan kamera adalah arah perpindahan kamera, bisa horizontal, vertika, mendekat, menjauh, goyang, dan lain-lain. Sementara kostum adalah pakaian, aksesoris dan yang terkait. Teori bagian kedua menjelaskan Marxisme dalam betuk analisa kelas sosial dan perjuangan kelas.dalam penjelasan kelas sosial, penulis menjelaskan tiga macam tesis sebagai syarat adanya perbedaan kelas yang adil dan ideal menurut kajian Marxisme. Tesis pertama adalah Radical Egalitarianism yang menjelaskan bahwa di dalam sebuah sistem yang terdiri dari beberapa kelas berbeda, keadilan hanya akan ada ketika setiap kelas bekerja sesuai kemampuan dan mendapatkan imbalan sesuai dengan hasil pekerjaan. Tidak ada kelas yang bekerja terlalu keras dengan imbalan sedikit atau mendapat penghasilan terlalu banyak dari pekerjaan yang sedikit. Tesis kedua adalah Historical Possibility yang menjelaskan bahwa di setiap perbedaan kelas, akan timbul pergerakan sosial yang menghasilkan pengetahuan sosial yang berbeda. Setiap orang, terutama pemimpin, harus menggunakan pengetahuan sosial ini untuk tujuan yang bermanfaat bagi semua orang dan menyiapkan diri untuk pergerakan pengetahuan sosial yang diperkirakan akan datang. Kajian Marxisme ini menjadi tidak ideal bila pengetahuan sosial tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi atau hanya segelintir anggota sosial.tesis ketiga adalah Anti-Capitalism yang menjelaskan bahwa sebuah masyarakat dengan perbedaan kelas harus menghindari kapitalisme. Menurut Marxisme, kapitalisme membuka banyak peluang dan mimpi untuk naik ke kelas sosial yang lebih tinggi namun sekaligus menghalangi pengkondisian sosial yang baik dan ideal menurut Marxisme. Kemudian, teori selanjutnya adalah perjuangan kelas yang menjelaskan

8 71 kerasnya perjuangan di dalam kelas bawah sekaligus ketika menghadapi kelas yang lebih tinggi. Bab ketiga menjabarkan analisis film The Hunger Games dengan menerapkan teori yang sudah dibahas dalam bab kedua. Analisis bagian pertama mengenai unsurunsur fiksi yang menganalisis tokoh dan penokohan.katniss Everdeen adalah tokoh utama, dalam pengembangan kepribadian Katniss adalah tokoh dinamis karena dia mengalami perubahan sifat atau kepribadian dari awal hingga akhir cerita.tokoh utama selanjutnya adalah Peeta Mellark dan Haymitch Albernathy, juga mengalami perubahan sebagai syarat kedinamisan karakternya.kemudian Primrose Everdeen, Gale Hawthorne, Rue, Cato dan Cinna dikategorikan sebagai tokoh bawahan dan pengembangan kepribadian mereka termasuk statis. Pada analisis simbol penulis mencantumkan beberapa simbol yaitu Capitol dan Distrik, busur dan panah, Mockingjay pin, dan The Hunger Games. Analisis bagian kedua menjabarkan analisis mengenai kelas sosial dalam penjabaran masing-masing tesis yang telah dijelaskan sebelumnya.tesis pertama, Radical Egalitarianism, yang dengan jelas dilanggar Capitol sebagai wilayah penguasa di Panem, dijabarkan dengan kontras kehidupan di Capitol dan Distrik.Distrik 12 hidup seperti menunggu mati sementara Capitol hidup dengan kemewahan yang tidak ada akhir.hal ini melanggar prinsip kelas sosial ideal menurut Marxisme karena Capitol tidak melakukan tugasnya dengan benar sebagai pemerintah.tesis kedua, Historical Possibility, dicerminkan dari sikap Capitol yang menguasai distrik. Dilihat dari sejarah Panem dan Hunger Games, Capitol secara terang-terangan menggunakan kuasanya untuk kepuasan warganya sendiri tanpa memikirkan akan ada nyawa yang melayang dalam permainan tersebut. Hal ini menunjukkan penyalahgunaan kuasa sosial oleh

9 72 Capitol.Tesis selanjutnya adalah Anti-Capitalism.Sebuah masyarakat ideal menurut Marxisme harus menolak mentah-mentah kapitalisme.bagi kelas atas, kapitalisme sangat menguntungkan. Namun, anggota kelas bawah akan mengalami penderitaan berkepanjangan. Kapitalisme menciptakan harapan abu-abu, tidak jelas, bahwa seseorang bisa naik ke kelas sosial yang lebih tinggi.namun, pada waktu yang bersamaan kapitalisme juga menghalangi terciptanya masyarakat ideal. Jika putaran ini terus dipertahankan, segala perjuangan anggota kelas bawah tidak akan pernah sepadan dengan hasil yang mereka dapatkan. Analisis pada bab tiga ini merupakan pembuktian dari teori-teori yang telah dijabarkan di bab dua. Penulis lakukan dengan menganalisis percakapan di film dan juga cuplikan gambar film yang penulis gunakan sebagai pendukung data analisis agar analisis tersebut menjadi lebih akurat, tepat dan objektif. Pada bab keempat, penulis menyampaikan kesimpulan yang penulis capai setelah menganalisis film. Dalam bab ini juga penulis juga menyimpulkan pemecahan dari persoalan yang ada di bab pertama. Penulis menyimpulkan keterkaitan elemen-elemen fiksi dan sinematis terhadap kajian Marxisme dalam analisis.tokoh Katniss Everdeen, Peeta Mellark, Primrose Everdeen, Gale Hawthorne dan Rue adalah tokoh dari kelas bawah. Haymitch Albernathy, meskipun berasal dari Distrik 12, sebagai pemenang Hunger Games dia sudah lama hidup berkecukupan. Namun berdasarkan beberapa hal, Haymitch tetap dikategorikan sebagai anggota kelas bawah. Cato, yang berasal dari Distrik 1 yang kaya, dan Cinna, warga Capitol, termasuk anggota kelas atas. Kemudian analisis simbol mendeskripsikan Capitol dan Distri sebagai simbol utama Marxisme dalam The Hunger Games sebagai kontras dan pembatas paling jelas antara kelas atas dan bawah.simbol busur dan panah sebagai senjata andalan tokoh

10 73 utama Katniss melambangkan kekuatan kelas bawah yang terpendam.berbeda dengan senjata lainnya seperti pistol yang bising dan pisau yang hanya bisa digunakan dari jarak dekat, panah mampu membunuh dari jarak jauh dan tanpa suara.ini juga melambangkan kelihaian Katniss sebagai anggota kelas bawah yang dianggap remeh namun akhirnya keluar sebagai pemenang. Lalu simbol pin Mockingjay melambangkan harapan dan kebanggaan Katniss terhadap Distrik 12. Serta, The Hunger Games yang melambangkan pertahanan hidup para distrik yang di tertekan. Pada akhir cerita, Katniss dan Peeta kembali ke Distrik 12 sebagai pemenang dan akan tinggal di Victory Village di distrik tersebut. Mereka akan dilimpahi fasilitas dan tidak akan pernah lagi melarat seumur hidupnya. Namun, proses menangnya Distrik 12 tidak pernah lepas dari kekuatan yang lahir dari tekanan sosial.film The Hunger Games menjadi lambang dan simbol perjuangan kelas bawah dalam sebuah negri kapitalis bernama Panem. Katniss mengelabui Capitol dengan berpura-pura akan memakan beri beracun. Untuk pertama kalinya, Capitol berhasil dikelabui dan secara tidak langsung 'diperintah' oleh seseorang dari kelas bawah, distrik termiskin. Situasi ini mengingatkan bahwa selama tiga tesis kelas sosial yang ideal berdasarkan Marxisme tersebut dilanggar, akan selalu ada pemberontakan sosial.

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2012 MAIDS' RESISTANCE THROUGH THE BOOK TO EQUALIZE THE RIGHTS AS POTRAYED IN "THE HELP" MOVIE (2011)

Lebih terperinci

: Billy Ray, Gary Ross & Suzanne Collins (novel, The Hunger Games).

: Billy Ray, Gary Ross & Suzanne Collins (novel, The Hunger Games). , Mempertahankan Hidup di Laga Pertandingan Maut Review Film : Judul Film : THE HUNGER GAMES 2012) Genre : Action/Thriller/Science Fiction. Sutradara : Gary Ross. Skenario : Billy Ray, Gary Ross & Suzanne

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY THE STUDY OF CAPITALIST IDEOLOGY IN TIM BURTON S CHARLIE AND THE CHOCOLATE FACTORY (2005) USING MARXISM

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY THE STUDY OF CAPITALIST IDEOLOGY IN TIM BURTON S CHARLIE AND THE CHOCOLATE FACTORY (2005) USING MARXISM CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 THE STUDY OF CAPITALIST IDEOLOGY IN TIM BURTON S CHARLIE AND THE CHOCOLATE FACTORY (2005) USING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hiburan publik. Kesuksesaan film dikarenakan mewakili kebutuhan imajinatif

BAB I PENDAHULUAN. hiburan publik. Kesuksesaan film dikarenakan mewakili kebutuhan imajinatif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film merupakan bagian dari komunikasi massa yang sudah menjadi bagian dari kehidupan saat ini. Di akhir abad ke-19, film muncul sebagai hiburan publik. Kesuksesaan

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 2012 MATERIAL DOMINANCE AND ITS IMPACTS ON THE MAIN CHARACTER LIFE IN THE HOUSE OF MIRTH BY EDITH WHARTON Penulisan

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program Social Inequality and Misperception Viewed Through Marxism Theory in Flipped (2010) by Rob Reiner Fitria

Lebih terperinci

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program THE PORTRAYAL OF SOCIAL CONDITION IN BRITAIN IN 1900S BASED ON A LITTLE PRINCESS NOVEL BY FRANCES HODGSON

Lebih terperinci

Ringkasan Novel Grotesque

Ringkasan Novel Grotesque Ringkasan Novel Grotesque Sekolah Q merupakan sekolah elit yang diperuntukkan bagi siswa-siswi yang pandai. Ketika seorang anak berhasil menjadi murid sekolah Q, orang tua anak tersebut akan merasa sangat

Lebih terperinci

CHAPTER V SUMMARY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER V SUMMARY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2012 THE PORTRAYAL OF SOCIAL STATUS PURSUIT OF THE MAIN CHARACTER IN GUY DE MAUPASSANT S BEL-AMI Kartika

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2012 A WOMAN S STRUGGLE TO ACHIEVE HER LEGAL AND POLITICAL RIGHTS IN THE LADY (2012) BY LUC BESSON

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program THE DEVELOPMENT OF ANDY DUFRESNE S CHARACTER IN THE MOVIE THE SHAWSHANK REDEMPTION BY FRANK DARABONT

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Letters. English Department. Strata I Program

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Letters. English Department. Strata I Program CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Letters English Department Strata I Program 2003 THE POSITIVE AND NEGATIVE EFFECTS OF MARXISM IN GEORGE i,., ORWELL'S ANIMAL FARM Skripsi mengkaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba.

BAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asa Nonami merupakan seorang novelis terkenal di Jepang, ia lahir pada 19 Agustus 1960 di Tokyo. Asa Nonami adalah penulis cerita fiksi kejahatan dan cerita horor,

Lebih terperinci

Chapter 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY CHARACTER IN HENRY JAMES WASHINGTON SQUARE USING SIGMUND FREUD S PSYCHOANALYSIS THEORY.

Chapter 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY CHARACTER IN HENRY JAMES WASHINGTON SQUARE USING SIGMUND FREUD S PSYCHOANALYSIS THEORY. Chapter 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2012 FINDING THE MOTIVES BEHIND THE ACTION OF THE MAIN CHARACTER IN HENRY JAMES WASHINGTON SQUARE USING

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Five Codes of Roland Barthes in Tennessee Williams The Glass. Menagerie a Structuralism Analysis

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Five Codes of Roland Barthes in Tennessee Williams The Glass. Menagerie a Structuralism Analysis CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 Five Codes of Roland Barthes in Tennessee Williams The Glass Menagerie a Structuralism Analysis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra dalam bentuk novel yang terpenting adalah pendekatannya yaitu pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. sastra dalam bentuk novel yang terpenting adalah pendekatannya yaitu pendekatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi dan kreatifitas pengarang, serta refleksinya terhadap gejala sosial yang terdapat di lingkungan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. hidupnya. Subjek A dan B menemukan makna hidup dari pengalaman tragis,

BAB V PENUTUP. hidupnya. Subjek A dan B menemukan makna hidup dari pengalaman tragis, BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari ketiga subjek, kedua subjek sudah menyadari dan menemukan makna hidupnya sedangkan subjek C belum menyadari dan menemukan makna hidupnya. Subjek A dan B menemukan makna

Lebih terperinci

MITOLOGISASI DALAM FILM THE HUNGER GAMES : MOCKINGJAY PART 1 (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES) SKRIPSI. Komunikasi Bidang Studi Broadcasting

MITOLOGISASI DALAM FILM THE HUNGER GAMES : MOCKINGJAY PART 1 (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES) SKRIPSI. Komunikasi Bidang Studi Broadcasting MITOLOGISASI DALAM FILM THE HUNGER GAMES : MOCKINGJAY PART 1 (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Komunikasi Bidang

Lebih terperinci

REPRESENTASI KAPITALISME DALAM FILM THE HUNGER GAMES

REPRESENTASI KAPITALISME DALAM FILM THE HUNGER GAMES REPRESENTASI KAPITALISME DALAM FILM THE HUNGER GAMES (Analisis Semiotika John Fiske Mengenai Kapitalisme dalam Film The Hunger Games) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) pada Program Studi

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2012 THE SUBVERTION OF DEATH AND LIFE : A DECONSTRUCTIVE READING OF DRIVE ANGRY MOVIE BY PATTRICK LUSSIER

Lebih terperinci

SUMMARY IN INDONESIAN

SUMMARY IN INDONESIAN SUMMARY IN INDONESIAN Di zaman sekarang ini, banyak orang berpikir bahwa uang bisa membeli segalanya. Dengan uang, orang dapat membeli rumah mewah, mobil bagus, baju mahal, bahkan pasangan dan posisi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program THE HIERARCHY OF NEEDS BASED ON MOTIVATION IN NORA EPHRON S FILM YOU VE GOT MAIL (1998) Ivan Kurniawan

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, terdapat suatu fenomena yang terjadi yaitu para pemilik modal berlomba-lomba menginvestasikan modal mereka guna mengincar keuntungan

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 CHARACTER ANALYSIS AND METAPHOR OF THE PROTAGONISTS IN CLIVE STAPLES LEWIS THE CHRONICLES OF NARNIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah sekaligus ujian untuk orangtuanya. Dalam perkembangannya pendidikan terhadap anak merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra merupakan sebuah ciptaan yang disampaikan secara komunikatif untuk tujuan estetika

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam Bahasa Indonesia, kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada kesusasteraan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Setelah melakukan analisis pada bab tiga, penulis mengambil kesimpulan bahwa

Bab 5. Ringkasan. Setelah melakukan analisis pada bab tiga, penulis mengambil kesimpulan bahwa Bab 5 Ringkasan Setelah melakukan analisis pada bab tiga, penulis mengambil kesimpulan bahwa tokoh Kazue Sato mengalami gejala gangguan kepribadian ambang, karena ditemukan 5 kriteria gangguan kepribadian

Lebih terperinci

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) Disusun Oleh: JOANITA CITRA ISKANDAR - 13010113130115 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perempuan, ketika mendengar kata itu pemikiran yang muncul adalah lemah, pasif, emosional. Perempuan dengan karakter feminin yang terbentuk, baik karena lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks. Permasalahan-permasalahan tersebut menyangkut berbagai hal, yakni permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan lembaga terkecil namun memberikan pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan lembaga terkecil namun memberikan pengaruh yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lembaga terkecil namun memberikan pengaruh yang besar dalam membentuk kepribadian anak. Esensi pendidikan sepenuhnya merupakan tanggung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie (semula pelesetan

BAB 1 PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie (semula pelesetan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk komunikasi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial bermasyarakat adalah komunikasi melalu media massa seperti surat kabar, majalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki arti yang sama atau mirip. Sinonimi juga dapat disebut persamaan kata

BAB I PENDAHULUAN. memiliki arti yang sama atau mirip. Sinonimi juga dapat disebut persamaan kata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinonimi adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun, memiliki arti yang sama atau mirip. Sinonimi juga dapat disebut persamaan kata atau padanan kata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk seperti dvd, video streaming via internet, bahkan acara televisi.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk seperti dvd, video streaming via internet, bahkan acara televisi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Film sebagai media massa yang saat ini telah berkembang ke dalam format yang beragam, menjadikan film semakin mudah dinikmati oleh siapapun. Film tidak

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Ratu Ester yang Cantik

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Ratu Ester yang Cantik Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Ratu Ester yang Cantik Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Janie Forest Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra digolongkan menjadi tiga macam yaitu puisi, prosa, dan drama. Prosa merupakan karya sastra yang dibuat secara bebas sesuai dengan keinginan pengarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak orang tua yang salah dalam cara mendidik anaknya, sehingga seringkali membuat anak menjadi sangat nakal dan tidak sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARIES BINA NUSANTARA UNIVERSITY FACULTY OF LETTERS ENGLISH DEPARTMENT STRATA 1 PROGRAM

CHAPTER 5 SUMMARIES BINA NUSANTARA UNIVERSITY FACULTY OF LETTERS ENGLISH DEPARTMENT STRATA 1 PROGRAM CHAPTER 5 SUMMARIES BINA NUSANTARA UNIVERSITY FACULTY OF LETTERS ENGLISH DEPARTMENT STRATA 1 PROGRAM 2008 TYPICAL PERSONALITIES OF THREE FEMALE CHARACTERS IN HEDDA GABLER, ROSMERSHOLM, AND A DOLL S HOUSE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil proses pemikiran dan pengalaman batin pengarang yang dicurahkan lewat tulisan dengan mengungkapkan berbagai hal yang digali dari masalah

Lebih terperinci

Ratu Ester yang Cantik

Ratu Ester yang Cantik Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Ratu Ester yang Cantik Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Janie Forest Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

REPRESENTASI GAGASAN FEMINISME DALAM FILM THE HUNGER GAMES

REPRESENTASI GAGASAN FEMINISME DALAM FILM THE HUNGER GAMES COMMUNICARE Journal of Communication Studies Vol. 3 No. 1, Januari - Juni 2016 REPRESENTASI GAGASAN FEMINISME DALAM FILM THE HUNGER GAMES Alumni dari LSPR Jakarta, Jurusan Mass Communication Abstract This

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Dalam bab ini, peneliti akan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah. Jawaban tersebut merupakan uraian dari hasil analisis dari bab

Lebih terperinci

REVEALING THE WAY TO MAINTAIN THE MYSTERY AS SEEN IN THE MOONSTONE BY WILKIE COLLINS USING NARRATOLOGY APPROACH

REVEALING THE WAY TO MAINTAIN THE MYSTERY AS SEEN IN THE MOONSTONE BY WILKIE COLLINS USING NARRATOLOGY APPROACH 60 CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 REVEALING THE WAY TO MAINTAIN THE MYSTERY AS SEEN IN THE MOONSTONE BY WILKIE COLLINS USING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau intruksi, tra artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RELIGIUS NOVEL WO AI NI, ALLAH KARYA VANNY CHRISMA W. DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI RELIGIUS NOVEL WO AI NI, ALLAH KARYA VANNY CHRISMA W. DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI RELIGIUS NOVEL WO AI NI, ALLAH KARYA VANNY CHRISMA W. DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh : Esti Rahayu Pendidikan Bahasa ndonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo erahayuest@gmail.com

Lebih terperinci

Seorang Teman Untuk Berbicara (Seorang Teman Seperti Itu), 22 Desember B. Apa yang dikatakan tentang Seorang teman untuk berbicara

Seorang Teman Untuk Berbicara (Seorang Teman Seperti Itu), 22 Desember B. Apa yang dikatakan tentang Seorang teman untuk berbicara Pelajaran 12 SEORANG TEMAN UNTUK BERBICARA Seorang Teman Seperti Itu 22 Desember 2012 1. Persiapan A. Sumber Titus 2:3-7 Mazmur 55:12-14 Amsal 1:8 Amsal 27:6 1 Petrus 5:1-5 Amsal 23:9 Amsal 1:5 B. Apa

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL. III.1. Strategi Komunikasi

BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL. III.1. Strategi Komunikasi BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL III.1. Strategi Komunikasi Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat umum tentang Perang Diponegoro. Masyarakat, khusunya

Lebih terperinci

Saya Sebenarnya Yang Pertama Masuk Dalam Katagori Anak Spesial Yang Terpadu Dalam Sistem Pendidikan Utama Di Australia. Saya Di Beri Penghargaan

Saya Sebenarnya Yang Pertama Masuk Dalam Katagori Anak Spesial Yang Terpadu Dalam Sistem Pendidikan Utama Di Australia. Saya Di Beri Penghargaan HOPE (HARAPAN) Nama Saya Nick Vujicic Saya Lahir Di Australia Tahun 1982. Dan Pindah Dari Australia Ke California Tahun 2006. Dan Sejarah Hidup Saya, Saya Sangat Berterimakasih Bahwa Orang-Orang Telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menurut ragamnya terbagi menjadi tiga, yaitu prosa, puisi, dan drama. Berkaitan dengan prosa fiksi umumnya dibagi menjadi dua, cerita pendek (cerpen) dan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisi penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan preposisi-preposisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk kontemplasi dan refleksi pengarang terhadap keadaan di luar dirinya, misalnya lingkungan atau masyarakat. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik merupakan bagian penting dari kehidupan manusia dan merupakan situasi yang wajar dalam

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat digunakan untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Ratu Ester yang Cantik

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Ratu Ester yang Cantik Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Ratu Ester yang Cantik Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Janie Forest Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Siti Fatimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

László Hankó: Kebahagiaan Marina

László Hankó: Kebahagiaan Marina 1 László Hankó: Kebahagiaan Marina Terjemahan: Mentari Siahaan Dahulu kala hiduplah seorang wanita muda dan cantik bernama Marina. Dia tinggal di sebuah gubuk kecil di tepi pantai bersama suaminya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Banyaknya masyarakat miskin di Indonesia menjadikan Indonesia negara

STIKOM SURABAYA BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Banyaknya masyarakat miskin di Indonesia menjadikan Indonesia negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya masyarakat miskin di Indonesia menjadikan Indonesia negara dengan jumlah kemiskinan yang tinggi. Pola pikir masyarakat miskin yang menganggap sebuah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak adalah karya sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Bahasa yang digunakan dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Patch Adam adalah film yang menceritakan tentang kisah nyata. perjalanan seorang dokter Amerika bernama Hunter Patch Adam.

I. PENDAHULUAN. Patch Adam adalah film yang menceritakan tentang kisah nyata. perjalanan seorang dokter Amerika bernama Hunter Patch Adam. I. PENDAHULUAN Patch Adam adalah film yang menceritakan tentang kisah nyata perjalanan seorang dokter Amerika bernama Hunter Patch Adam. Diperankan oleh Robin Williams sebagai Hunter, film ini memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film Dokumenter tidak seperti halnya film fiksi (cerita) merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Film Dokumenter tidak seperti halnya film fiksi (cerita) merupakan sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film Dokumenter tidak seperti halnya film fiksi (cerita) merupakan sebuah rekaman peristiwa yang diambil dari penyajian fakta atau sungguh-sungguh terjadi. Definisi

Lebih terperinci

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Suami Rosa biasa memukulinya. Ia memiliki dua anak dan mereka tidak berani berdiri di hadapan ayahnya karena mereka takut akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas instruksi atau

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas instruksi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Istilah sastra secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas instruksi atau

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 7 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

Bagaimana acuan, begitulah kuihnya Perangai anak mirip perangai ibu bapanya

Bagaimana acuan, begitulah kuihnya Perangai anak mirip perangai ibu bapanya Anak dipangkuan diletakkan, beruk dirimba disusui Orang yang mengabaikan tugas menjaga kepentingan keluarga sendiri tetapi mengutamakan kepentingan orang lain Ada ubi ada batas, ada masa dapat balas Perbuatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mental Emosional 2.1.1 Definisi Mental Emosional Mental adalah pikiran dan jiwa, sedangkan emosi adalah suatu ekspresi perasaan, atau dapat juga diartikan sebagai sebuah afek

Lebih terperinci

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Anifah Restyana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. 1. Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Maryamah Karpov,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. 1. Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Maryamah Karpov, BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka disimpulkan sebagai berikut: 1. Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Maryamah Karpov, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner. Dalam hal ini, pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hovland, komunikasi merupakan proses di mana individu menyampaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hovland, komunikasi merupakan proses di mana individu menyampaikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan tindakan yang setiap hari dilakukan oleh individu. Menurut Hovland, komunikasi merupakan proses di mana individu menyampaikan pesan, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman era globalisasi saat ini film semakin disukai oleh masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman era globalisasi saat ini film semakin disukai oleh masyarakat. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman era globalisasi saat ini film semakin disukai oleh masyarakat. Film mempunyai daya tarik yang sangat tinggi bagi masyarakat. Dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sansekerta yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat

Lebih terperinci

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang selain dikenal sebagai negara maju dalam bidang industri di Asia, Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra prosa,

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya.

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya. BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1. Legenda Hanoman 2.1.1 Perang Wanara dan Raksasa Setelah lakon Hanoman Obong. Hanoman kembali bersama Sri Rama dan Laskmana beserta ribuan pasukan wanara untuk menyerang Alengka

Lebih terperinci

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata. Hikayat Cabe Rawit Alkisah, pada zaman dahulu hiduplah sepasang suami-isteri di sebuah kampung yang jauh dari kota. Keadaan suami-isteri tersebut sangatlah miskin. Rumah mereka beratap anyaman daun rumbia,

Lebih terperinci

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TUTURAN EMOSIONAL TOKOH WANITA DAN LAKI-LAKI DALAM NOVEL APPOINTMENT WITH DEATH (PERJANJIAN DENGAN MAUT) DAN NOVEL THE MYSTERY OF THE BLUE TRAIN (MISTERI KERETA API BIRU) KARYA AGATHA CHRISTIE (KAJIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra hadir sebagai wujud nyata hasil imajinasi dari seorang penulis. Penciptaan suatu karya sastra bermula dari pengalaman batin pengarang yang dikontruksikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah karya yang dapat menghibur sekaligus dapat memberikan pelajaran hidup kepada para penikmatnya. Hal tersebut dikarenakan karya

Lebih terperinci

: Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Sub tema 1 : Perkembangbiakan dan Daur Hidup Hewan

: Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Sub tema 1 : Perkembangbiakan dan Daur Hidup Hewan Tema : Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Sub tema 1 : Perkembangbiakan dan Daur Hidup Hewan Tanggal : (24/7/17-28/7/17) Rangkuman materi : Sosial PKN : Hak dan Kewajiban Setiap anggota keluarga memiliki

Lebih terperinci

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

INTISARI BAB I PENDAHULUAN INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula

Lebih terperinci

Matematika Pernikahan

Matematika Pernikahan Matematika Pernikahan Pernikahan adalah karunia terpenting yang diberikan kepada umat manusia selama seminggu masa Penciptaan. Setelah menciptakan dunia yang sempurna, dilengkapi dengan segala yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai

Lebih terperinci

Kalender Doa Proyek Hana Januari 2015

Kalender Doa Proyek Hana Januari 2015 Kalender Doa Proyek Hana Januari 2015 Berdoa Bagi Janda, Istri Yang Ditelantarkan, dan Anak Yatim Piatu. Pawa wanita Proyek Hana di Ivory Coast telah mengambil prioritas seperti apa yang di buat Tuhan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Shuji dalam Olson (2006: 197) masyarakat Jepang adalah masyarakat patriarkal. Olson (2006: 125) juga menerangkan bahwa sistem patriarkal adalah suatu sistem

Lebih terperinci

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH

K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH K2 KEMAMPUAN KUESIONER KARUNIA-KARUNIA ROH Wagner-Modified Houts Questionnaire (WMHQ-Ed7) by C. Peter Wagner Charles E. Fuller Institute of Evangelism and Church Growth English offline version: http://bit.ly/spiritualgiftspdf

Lebih terperinci

Peraturan & Tata Cara Penyelenggaraan Final Regional Summoners War World Arena. "SWC") akan diselenggarakan sesuai peraturan yang berlaku berikut ini.

Peraturan & Tata Cara Penyelenggaraan Final Regional Summoners War World Arena. SWC) akan diselenggarakan sesuai peraturan yang berlaku berikut ini. Peraturan & Tata Cara Penyelenggaraan Final Regional Summoners War World Arena Championship 1. Ringkasan Turnamen dan Definisi Penyelenggara 1.1. Final regional Summoners War World Arena Championship (selanjutnya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. revolusi 1952 dalam novel al-lish-shu wal-kila b karya Najib Machfuzh, maka

BAB V PENUTUP. revolusi 1952 dalam novel al-lish-shu wal-kila b karya Najib Machfuzh, maka 5.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan dan dijabarkan, dalam kaitannya dengan kemiskinan dan pertentangan kelas masayarakat Mesir pasca revolusi 1952 dalam novel al-lish-shu

Lebih terperinci

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Bab II Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan Cerita Juanita Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Untuk pekerja di bidang kesehatan 26 Beberapa masalah harus diatasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Novel merupakan salah satu karya sastra yang populer. Novel adalah salah satu hiburan dalam jenis bacaan bagi para pembacanya. Novel pada masa kini, sudah banyak

Lebih terperinci