SUMMARY IN INDONESIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SUMMARY IN INDONESIAN"

Transkripsi

1 SUMMARY IN INDONESIAN Di zaman sekarang ini, banyak orang berpikir bahwa uang bisa membeli segalanya. Dengan uang, orang dapat membeli rumah mewah, mobil bagus, baju mahal, bahkan pasangan dan posisi. Mereka cenderung berpikir bahwa uang dapat membeli segalanya. Oleh karena itulah banyak orang giat untuk mencari uang. Untuk beberapa orang yang sangat bernafsu akan uang, mereka tidak peduli lagi akan hal-hal yang lain selama mereka bisa mendapatkan uang. Semakin banyak uang yang mereka dapat, semakin banyak uang yang mereka inginkan. Terlebih lagi, di era modern ini orang-orang cenderung melupakan nilai- nilai tradisi yang tidak masuk akal menurut mereka. Bahkan banyak orang tidak beragama dan tidak percaya kepada Tuhan. Mereka lebih percaya kepada diri mereka sendiri dan mengandalkan segala sesuatu berdasarkan pendidikan, pengalaman, pengetahuan, dan kekayaan. Itu semua membuat mereka terlihat berkuasa dan seolah-olah tidak memerlukan Tuhan. Mereka mulai menjadi sombong dan berpikir bahwa segala sesuatu ada di kendali manusia. Penulis sangat tertarik untuk membahas situasi sekarang ini. Ciri-ciri materialistis di dunia sekarang ini akan dianalisis oleh penulis dengan cara mengaitkan tema tersebut dengan suatu karya sastra yang mencerminkan materialisme. Karya yang dipilih penulis adalah film Evan Almighty yang disutradarai oleh Tom Shadyac. Cerita yang ditulis oleh Steve Oedekerk ini bertema religius komedi. Alasan mengapa penulis membahas film ini ke dalam analisa adalah banyaknya nilai-nilai materialistis di zaman sekarang yang ada pada film tersebut. Film ini bercerita di abad 21tentang seorang pembawa berita bernama Evan Baxter dengan kampanyenya yang terkenal Mengubah Dunia, baru saja terpilih sebagai anggota kongres. Karena posisi barunya, ia mendapat banyak fasilitas seperti: rumah besar di perumahan elit, mobil baru, kantor yang mewah, dan lain lain. Ia beserta istri dan ketiga anaknya segera pindah ke rumah baru tersebut dan menjalani hari yang baru sebagai anggota kongres. Hari pertama ketika ia mulai bekerja, ia sudah ditawarkan untuk bergabung ke dalam proyek milik seniornya, Congressman Long. Beberapa hari setelah itu banyak kejadian aneh yang Evan alami, diantaranya: ia melihat Tuhan menampakkan diri di depannya dan menyuruhnya membangun sebuah perahu besar untuk menyelamatkan umat manusia dari banjir besar. Segala perkakas yang A1

2 dibutuhkan untuk membangun perahu besar tersebut dikirim ke alamat rumahnya. Terlebih lagi, tiap pasang dari semua jenis binatang terus mengikuti dia kemana pun dia pergi. Awalnya Evan tidak mau membangun perahu besar tersebut, tapi seiring berjalannya waktu ia membangun perahu besar tersebut besama keluarganya. Konflik pun dimulai ketika paras Evan berubah menjadi semakin mirip nabi Nuh dalam alkitab. Di sisi lain, ia juga sulit membagi waktu antara melakukan pekerjaanya sebagai anggota kongres dan membangun perahu besar. Ia juga sempat ditinggalkan oleh istri dan anak-anaknya dikarenakan mereka tidak percaya apa yang telah Evan katakan. Evan pun mengalami pergumulan dengan membangun perahu besar itu sendirian di tengah cemooh banyak orang yang mengatakan bahwa ia gila. Di akhir cerita diketahui bahwa tujuan pembangunan proyek Congressman Long berdampak pada kehancuran taman nasional di mana banyak hewan hidup di sana. Congressman Long yang kesal dengan Evan mengancam untuk merobohkan perahu besar tersebut, tapi Evan tetap kukuh pada pendiriannya untuk tidak mendukung proyek Congressman Long dan mempertahankan perahu besarnya. Ketika perahu besarnya ingin dihancurkan, hujan mulai turun. Evan mengira bahwa itulah awal mulanya terjadi banjir besar, tapi ternyata hujan tersebut hanya berlangsung sebentar. Evan pun kembali ditertawakan oleh orang-orang di sekelilingnya yang tidak mempercayai adanya banjir. Tiba- tiba Evan menyadari bahwa banjir tersebut bukan berasal dari hujan, melainkan luapan air sungai. Luapan air sungai itu pun berubah menjadi banjir yang dahsyat. Orang-orang di sekitar perahu tersebut segera masuk ke dalam perahu besar Evan. Mereka pun baru mempercayai Evan ketika banjir itu terjadi. Di bagian penghujung cerita, Evan dan keluarganya pergi bertamasya bersama. Di dekat bawah sebuah pohon ia melihat Tuhan berdiri. Ia pun segera menghampiri Tuhan dan mengevaluasi semua hal yang telah terjadi. Tuhan dan Evan pun berbincang bahwa untuk mengubah dunia hanya diperlukan satu aksi kebaikan secara acak. Berdasarkan cerita ini, penulis meneliti hal-hal yang berhubungan dengan materialisme dalam film ini. Skripsi ini terbagi dalam beberapa bab, yaitu bab satu yang menjelaskan latar belakang penelitian film ini, masalah masalah yang akan dibahas, serta tujuan dan fungsi penelitian dalam film ini. Bab kedua berisi teori- teori yang dipakai penulis dalam mengadakan penelitian. Bab ketiga berisi tentang metode penelitian yang dipakai untuk menganalisa film ini. A2

3 Bab keempat berisi analisa film yang bersangkutan dengan teori-teori yang dibahas di bab kedua. Bab kelima berisi kesimpulan dari analisa dan saran dari penulis. Bab keenam berisi ringkasan penelitian dari bab satu sampai bab lima ke dalam bahasa Indonesia. Dalam bab pertama, penulis merumuskan permasalahan yang dibahas dalam penelitian, diantaranya: bagaimana film ini menggambarkan materialistis di masa sekarang, bagaimana kepercayaan modern digambarkan di dalam film secara materialistis, dan dampak- dampak materialistis terhadap alam dan tingkah laku manusia. Ruang lingkup penulisan ini akan difokuskan pada film berjudul Evan Almighty dan batasan analisisnya difokuskan pada tema materialistis dan kepercayaan modern. Skripsi ini ditulis untuk beberapa tujuan yang mana menjawab permasalahan yang dibahas dalam film ini. Sedangkan, fungsi dari penulisan ini adalah untuk membagikan hal- hal yang berhubungan dengan materialistis dan kepercayaan modern beserta dampak-dampaknya. Pada bab kedua, penulis menjabarkan teori- teori yang dipakai dalam menganalisis film Evan Almighty. Teori teori tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur- unsur yang terdapat di dalam sebuah karya sastra. Unsur intrinsik yang dibahas oleh penulis di dalam skripsi ini adalah tokoh, latar, tema, simbol, dan alegori. Penokohan menjelaskan tentang kepribadian tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tersebut. Tokoh tersebut dibagi menjadi empat macam, yaitu tokoh utama, tokoh bawahan, tokoh statis, dan tokoh dinamis. Selanjutnya, penulis membahas latar cerita. Latar cerita adalah tempat, waktu, dan kondisi sekitar. Latar cerita dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Setelah penokohan dan latar, tema di dalam cerita juga akan dibahas penulis. Tema adalah pokok atau motif yang disampaikan oleh penulis cerita yang terdapat dalam cerita tersebut. Unsur intrinsik berikutnya yang dipakai dalam analisis adalah simbol. Simbol adalah hal-hal di dalam cerita yang mempunyai arti dan pesan tersembunyi. Unsur intrinsik yang terakhir adalah alegori. Alegori adalah cerita yang melambangkan sesuatu yang mengandung pesan inti dari suatu cerita. Unsur yang berikutnya adalah unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik adalah unsur di luar dari cerita yang berisi teori- teori yang berhubungan dengan nilai nilai materialisme. Teori- teori ini dibagi menjadi empat bagian. Pertama adalah teori dasar dari Karl Marx, yaitu teori Marxism. Teori dasar yang dipakai penulis adalah teori yang mengatakan bahwa dunia material A3

4 mengendalikan dunia non-material. Teori kedua yang dipakai adalah teori dari Louis Althusser. Teori Althusser ini dibagi menjadi lima teori kunci, yaitu: overdeterminism, relative autonomy, decentering, state repressive apparatuses dan state ideological apparatuses, dan interpellation. Overdeterminism adalah teori yang mengatakan bahwa suatu hal terjadi bukan karena satu penyebab, melainkan banyak penyebab. Teori relative autonomy adalah teori yang mengatakan bahwa suatu karya sastra dapat berdiri sendiri tanpa pengaruh faktor ekonomi. Teori Althusser yang ketiga adalah decentering. Decentering adalah teori yang mengesampingkan faktor ekonomi dan menempatkan faktor budaya, agama, dan lain lain ke titik utama. Berikutnya adalah repressive structures dan ideological structures. Repressive structure adalah kekuasaan yang dapat memaksa dikarenakan adanya peraturan yang tertulis, contohnya: hukum, kepolisian, pemerintahan, dan lain lain. Sedangkan ideological structures adalah kekuasaan yang sifatnya tidak memaksa tetapi bersifat mempengaruhi, contohnya: gereja, agama, keluarga, dan lain lain. Teori Althusser yang terakhir adalah interpellation. Teori interpellation adalah teori yang memberikan gambaran bahwa seakan-akan manusia diberikan kebebasan, padahal sesungguhnya manusia bukan diberikan kebebasan, tetapi tidak diberikan pilihan. Setelah teori Karl Marx dan Louis Althusser, penulis juga mengangkat teori hegemony, dimana orang-orang dominan memimpin secara intelektual dan moral tanpa adanya paksaan. Teori yang terakhir adalah ideologi, yaitu ide atau pemikiran dibalik hal-hal yang dilakukan di kehidupan sehari-hari dengan maksud dan tujuan tertentu. Setiap hal yang dilakukan pasti ada maknanya. Pada bab ketiga, penulis menjabarkan metode penelitian yang dipakai dalam analisa. Metode yang dipakai adalah metode kajian pustaka. Penulis mengambil teori- teori untuk menganalisa film tersebut dari buku-buku mengenai materialism dan Marxism. Penulis menghubungkan teori-teori yang terdapat di bab kedua dengan film tersebut, sehingga permasalahan-permasalahan di bab pertama dapat terjawab dan kesimpulan dapat ditarik penulis. Pada bab keempat, penulis menganalisis film Evan Almighty berdasarkan teori-teori yang terdapat di bab kedua. Bab ini terbagi lagi menjadi dua bagian. Bagian pertama penulis menganalisis tokoh Evan Baxter, God, Joan Baxter, dan Congressman Long. Tokoh Evan Baxter disimpulkan penulis sebagai seseorang yang terbuka, angkuh, dan dapat diandalkan. Tokoh God disimpulkan sebagai pribadi yang sederhana, rendah hati, dan suka bercanda. Penulis juga menyimpulkan tokoh Joan Baxter sebagai seorang yang setia. Tokoh terakhir yang dibahas A4

5 dalam film ini adalah tokoh Congressman Long yang tamak. Selanjutnya, penulis menganalisis tempat dan waktu di dalam film tersebut, yaitu di New York dan pada abad ke 21. Kondisi orang-orang di dalam film tersebut diceritakan sebagai orang-orang yang mempunyai gaya hidup yang mewah dan berkuasa di dalam pemerintahan. Setelah penulis menganalisis tokoh dan latar cerita, penulis menarik kesimpulan tema pada film ini adalah satu aksi kebaikan secara acak dapat mengubah dunia. Selanjutnya, penulis menganalisis simbol dari tokoh God, perahu besar, tokoh Congressman Long, kota New York, dan binatang-binatang. Terakhir, penulis menarik kesimpulan bahwa cerita ini dapat dikategorikan sebagai alegori karena secara keseluruhan cerita Evan Almighty ini melambangkan sesuatu, yakni suatu hal kecil dapat berdampak besar. Bagian kedua dari bab keempat adalah menganalisa film Evan Almighty berdasarkan teori-teori di dalam unsur ekstrinsik yang terdapat dalam bab kedua. Melalui teori Karl Marx, penulis dapat membuktikan bahwa setelah penulis membedakan antara base structures dan super structures, dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang berhubungan dengan materialisme dapat mengendalikan hal-hal non materialisme. Selanjutnya, penulis mengaitkan teori-teori Althusser yang terdapat dalam Evan Almighty. Penulis menyimpulkan bahwa faktor ekonomi yang terdapat dalam film tersebut bukanlah faktor satu-satunya yang mengendalikan manusia. Penulis juga menambahkan hal-hal yang berkaitan erat dengan hegemony di dalam film tersebut, yakni bahwa manusia dipimpin secara moral dan intelektual oleh orang-orang yang termasuk dalam kelompok dominan. Terakhir, penulis menyebutkan bahwa ideology yang ingin disampaikan penulis cerita adalah hal-hal yang berhubungan dengan materialisme bukanlag faktor utama penentu kebahagaiaan, melainkan masih banyak faktor lainnya. Akhinya, kita bisa merubah dunia dengan cara melakukan kebaikan yang kecil dan sederhana secara acak di dalam kehidupan sehari-hari. Pada bab kelima, penulis mengambil kesimpulan dari analisis skripsi ini. Penulis mengambil kesimpulan bahwa pada akhirnya hal-hal yang berhubungan dengan material tidak dapat menguasai hal-hal yang berhubungan dengan non material. Penulis juga memberikan saran kepada pembaca untuk tidak hanya melihat dengan mata secara materialistis, tetapi melihat dengan mata hati. A5

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 2012 MATERIAL DOMINANCE AND ITS IMPACTS ON THE MAIN CHARACTER LIFE IN THE HOUSE OF MIRTH BY EDITH WHARTON Penulisan

Lebih terperinci

Unsur-unsur dalam Karya Sastra. Kholid A.Harras

Unsur-unsur dalam Karya Sastra. Kholid A.Harras Unsur-unsur dalam Karya Sastra Kholid A.Harras Terbagi 2: Unsur Ekstrinsik Unsur Intrinsik Unsur Ekstrinsik Segala sesuatu yang menginspirasi penulisan karya sastra dan mempengaruhi karya sastra secara

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat

Bab 4. Simpulan dan Saran. Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat Bab 4 Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat pada tokoh utama Pasien 23 dalam cerpen Kappa karya Akutagawa Ryunosuke. Akutagawa Ryunosuke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek belajar yang harus diajarkan guru kepada siswa selain aspek lainnya, yaitu membaca, mendengar, dan berbicara. Menurut Tarigan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #12 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM NOVEL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM NOVEL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Disusun

Lebih terperinci

God s Divine Favor 4 Anugerah Tuhan yang Ajaib 4 DIVINE INTERVENTION INTERVENSI (CAMPUR TANGAN TUHAN) YANG AJAIB

God s Divine Favor 4 Anugerah Tuhan yang Ajaib 4 DIVINE INTERVENTION INTERVENSI (CAMPUR TANGAN TUHAN) YANG AJAIB God s Divine Favor 4 Anugerah Tuhan yang Ajaib 4 DIVINE INTERVENTION INTERVENSI (CAMPUR TANGAN TUHAN) YANG AJAIB PEMBUKAAN: Hari ini kita akan melanjutkan seri kotbah Natal berjudul God s Divine Favor

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan. BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK Bab ini akan membahas tentang temuan data yang telah dipaparkan sebelumnya dengan analisis teori pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 1. Bacalah dengan seksama penggalan novel berikut! SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 Ketika pulang, pikirannya melayang membayangkan kejadian yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah karya Asma Nadia. Penelitian ini memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesusastraan ditulis karena motivasi manusia mengekspresikan dirinya sendiri dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Kappa karya

Bab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Kappa karya Bab 5 Ringkasan Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Kappa karya Akutagawa Ryunosuke. Cerpen Kappa hasil karya Akutagawa Ryunosuke selesai ditulis pada tanggal 11 Februari 1927.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2008:73). Pada jaman dahulu dongeng disampaikan secara lisan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 2008:73). Pada jaman dahulu dongeng disampaikan secara lisan sebelum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng adalah cerita bersifat khayal yang dianggap tidak benarbenar terjadi, baik oleh penuturnya maupun oleh pendengarnya (Itadz, 2008:73). Pada jaman dahulu

Lebih terperinci

ABSTRAK KONFLIK DALAM NOVEL DAUN PUN BERZIKIR KARYA TAUFIQURRAHMAN AL AZIZY DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

ABSTRAK KONFLIK DALAM NOVEL DAUN PUN BERZIKIR KARYA TAUFIQURRAHMAN AL AZIZY DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) ABSTRAK KONFLIK DALAM NOVEL DAUN PUN BERZIKIR KARYA TAUFIQURRAHMAN AL AZIZY DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) OLEH RAHMA ARTA YULIA Masalah yang dibahas dalam penelitian

Lebih terperinci

Chapter V. Summary. Humanisme merupakan sebuah teori yang mendorong manusia untuk memutuskan segala

Chapter V. Summary. Humanisme merupakan sebuah teori yang mendorong manusia untuk memutuskan segala Chapter V Summary Humanisme merupakan sebuah teori yang mendorong manusia untuk memutuskan segala sesuatu melalui pengalaman hidup ketimbang terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Manusia saat ini sangat

Lebih terperinci

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit 19 Februari 2008 Jakarta 1 Berkenalan dengan Kitab Wahyu Sedikit tentang Sastra Apokaliptik Kitab terakhir dalam Alkitab bernama: Wahyu. Ini sebetulnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat dikatakan masih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik merupakan bagian penting dari kehidupan manusia dan merupakan situasi yang wajar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti akal atau budi dan dapat diartikan sebagai hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk

Lebih terperinci

WAHYU 18 JATUHNYA BABEL. Pdt Gerry CJ Takaria

WAHYU 18 JATUHNYA BABEL. Pdt Gerry CJ Takaria WAHYU 18 JATUHNYA BABEL PENDAHULUAN Peristiwa-peristiwa di dalam Wahyu 18 bukanlah lanjutan langsung peristiwa-peristiwa dalam Wahyu 17. Buktinya: Muncul Malaikat lain yang bukan diantara 7 malaikat yang

Lebih terperinci

PEMBUATAN SINOPSIS DAN NASKAH ( PERANCANGAN FILM KARTUN )

PEMBUATAN SINOPSIS DAN NASKAH ( PERANCANGAN FILM KARTUN ) PEMBUATAN SINOPSIS DAN NASKAH ( PERANCANGAN FILM KARTUN ) Disusun Oleh : Nama : Ari Bowo Leksono Nim : 09.12.3791 Kelas : 09.S1.SI.04 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Cerpen atau cerita pendek termasuk salah satu karya sastra fiksi yang berbentuk prosa naratif. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 27 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 27, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 27 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 27, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 27 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 27, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sastra Melayu Tionghoa merupakan karya penulis peranakan Tionghoa yang berkembang sejak akhir abad ke-19 sampai pertengahan abad ke-20. Menurut Claudine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebanyakan orang mendefinisikan karya sastra sebagai karangan dalam bentuk prosa tertulis yang hanya terdiri dari puisi, novel, cerpen, naskah drama dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan hal-hal di luar karya sastra. Faktor sejarah dan lingkungan ikut

BAB I PENDAHULUAN. dengan hal-hal di luar karya sastra. Faktor sejarah dan lingkungan ikut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya imajinatif yang mempunyai hubungan erat dengan hal-hal di luar karya sastra. Faktor sejarah dan lingkungan ikut membentuk karya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra di Indonesia banyak mengalami perkembangan. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra di Indonesia banyak mengalami perkembangan. Perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra di Indonesia banyak mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari lahirnya berbagai macam sastra yang tentu tidak terlepas dari peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. Hal ini tercermin dalam undang-undang nomor 20

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menhadi objek penelitian ialah tokoh. Tokoh merupakan satu bagian

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menhadi objek penelitian ialah tokoh. Tokoh merupakan satu bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra ialah proyeksi kenyataan yang diramu dengan menggunakan daya imajinasi pengarang dan disampaikan melalui media bahasa dan mengandung unsur-unsur yang membentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan

Lebih terperinci

MTPJ 6-12 DESEMBER 2015

MTPJ 6-12 DESEMBER 2015 MTPJ 6-12 DESEMBER 2015 TEMA BULANAN: Terang Yesus Kristus Bagi Bangsa TEMA MINGGUAN: Terang Tuhan Menyinari Kegelapan Bumi BAHAN ALKITAB: Yesaya 60:1-3; Yohanes 1:1-5 ALASAN PEMILIHAN TEMA Dalam realitas

Lebih terperinci

Pekerja Dalam Gereja Tuhan

Pekerja Dalam Gereja Tuhan Pekerja Dalam Gereja Tuhan Kim, seorang yang baru beberapa bulan menjadi Kristen, senang sekali dengan kebenaran-kebenaran indah yang ditemukannya ketika ia mempelajari Firman Tuhan. Ia membaca bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan sebagai karya kreatif, sastra mampu melahirkan suatu kreasi yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan sebagai karya kreatif, sastra mampu melahirkan suatu kreasi yang indah. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra adalah hasil karya imajinasi, dan seni kreatif manusia. Sehingga karya sastra mampu menimbulkan imajinasi tertentu pada benak penikmatnya. Sedangkan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan, budaya adalah hasil karya manusia yang berkaitan erat dengan nilai. Semakin banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. animasi 2,5 dimensi bergenre drama tentang tentang berkurangnya populasi

BAB I PENDAHULUAN. animasi 2,5 dimensi bergenre drama tentang tentang berkurangnya populasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah membuat film animasi 2,5 dimensi bergenre drama tentang tentang berkurangnya populasi hewan akibat penebangan

Lebih terperinci

Indonesian Continuers

Indonesian Continuers 2016 HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION Indonesian Continuers ( Section I Listening and Responding) Transcript Familiarisation Text FE FE Bagaimana perayaan Natal? Cukup baik. Kami ke rumah kakek dan

Lebih terperinci

Gereja Lokal Sebagai Sarana Bertumbuh 1 Korintus 12:12-20

Gereja Lokal Sebagai Sarana Bertumbuh 1 Korintus 12:12-20 Gereja Lokal Sebagai Sarana Bertumbuh 1 Korintus 12:12-20 Pernahkah Anda berpikir mengapa setelah kita percaya kita perlu hadir dalam komunitas yang bernama gereja? Apakah tidak cukup kita mengaku percaya

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #42 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #42 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #42 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #42 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Dengarkanlah Allah Agar Hidup Selamanya

Dengarkanlah Allah Agar Hidup Selamanya Dengarkanlah Allah Agar Hidup Selamanya Allah seperti ayah yang pengasih. 1Petrus5:6,7 Allah adalah Pencipta kita, dan Ia peduli kepada kita. Seperti ayah yang bijaksana danpengasihmengajar anak-anaknya,

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani, Sangsekerta, dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra merupakan sebuah ciptaan yang disampaikan secara komunikatif untuk tujuan estetika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan film di Indonesia akhir-akhir ini membuat sikap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan film di Indonesia akhir-akhir ini membuat sikap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan film di Indonesia akhir-akhir ini membuat sikap masyarakat menjadi berubah, masyarakat yang biasanya melihat film hanya untuk hiburan semata,

Lebih terperinci

. 2 TANDA-TANDA KIAMAT

. 2 TANDA-TANDA KIAMAT Pendahuluan 1 Pendahuluan . 2 TANDA-TANDA KIAMAT Pendahuluan 3 Di sepanjang sejarah, umat manusia telah memahami keagungan gunung-gunung dan luasnya langit, walaupun menggunakan metode-metode pengamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya sastra. Sastra tidak hanya sekedar bidang ilmu atau bentuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya sastra. Sastra tidak hanya sekedar bidang ilmu atau bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra yang banyak diterbitkan merupakan salah satu bentuk dari berkembangnya sastra. Sastra tidak hanya sekedar bidang ilmu atau bentuk seni, tetapi sastra juga

Lebih terperinci

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Ntriwahyu87@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN. mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepribadian merupakan suatu susunan sistem psikis dan fisik yang saling berinteraksi dalam mengarahkan tingkah laku yang kompleks dan dinamis dalam setiap individu.

Lebih terperinci

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2012 MAIDS' RESISTANCE THROUGH THE BOOK TO EQUALIZE THE RIGHTS AS POTRAYED IN "THE HELP" MOVIE (2011)

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #19 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dengan masyarakat mempunyai hubungan yang cukup erat. Apalagi pada zaman modern seperti saat ini. Sastra bukan saja mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat

Lebih terperinci

Ringkasan Khotbah 23 Februari Mari Kita Bangun dan Bekerja Bersama. Lukas 10:1-7. Oleh : Pdt. Elyakin Phang

Ringkasan Khotbah 23 Februari Mari Kita Bangun dan Bekerja Bersama. Lukas 10:1-7. Oleh : Pdt. Elyakin Phang Ringkasan Khotbah 23 Februari 2013 Mari Kita Bangun dan Bekerja Bersama Lukas 10:1-7 Oleh : Pdt. Elyakin Phang Nehemia adalah tokoh Perjanjian Lama yang bekerja melayani Tuhan. Ketika ia menerima laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berkembangnya zaman yang semakin maju dan didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berkembangnya zaman yang semakin maju dan didukung oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya zaman yang semakin maju dan didukung oleh perkembangan teknologi yang mutakhir, menyebabkan kehidupan dunia usaha mengalami persaingan yang semakin ketat.

Lebih terperinci

Lima Belas Tahun Tidak Lama

Lima Belas Tahun Tidak Lama Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia" Lima Belas Tahun Tidak Lama Kota kami telah hampir berusia setengah abad, dan hampir saja hanyut karena kecelakaan gunung berapi. Beberapa tahun belakangan ini

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 BENTUK SOAL: PILIHAN GANDA LEVEL KOGNIT IF Apilaksi KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 LINGKUP MATERI INDIKATOR SOAL POKOK SOAL MEMBACA NONSASTRA Memaknai istilah/kata

Lebih terperinci

WAHYU 11. Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh. Pdt Gerry CJ Takaria

WAHYU 11. Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh. Pdt Gerry CJ Takaria WAHYU 11 Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh PENDAHULUAN Wahyu 11:1-2 Sebatang buluh berfungsi sebagai alat pengukur. Yohanes disuruh mengukur Bait Suci. Ini bukan kaabah di Yerusalem karena sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keindahan dan kecantikan seorang perempuan bersumber dari dua arah, yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam. Kecantikan dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan salah satu warisan nenek moyang yang masih tersimpan dengan baik di beberapa perpustakaan daerah, seperti Perpustakaan Pura Pakualaman dan Museum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan manusia menjadi penunjang keberlangsungan hidup manusia. Manusia dengan akal budinya

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 37 in Indonesian Langguage. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 37, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 37 in Indonesian Langguage. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 37, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 37 in Indonesian Langguage Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 37, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mecintai dan menjaga bumi atau alam merupakan ajakan yang tidak pernah bosan disuarakan kepada manusia di seluruh dunia. Earth day merupakan gerakan untuk mencintai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang telah dilakukan terhadap representasi kemiskinan dalam novel Jatisaba karya Ramayda Akmal, akhirnya sampailah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berjudul Analisis Tokoh Utama pada Film Curse of the Golden

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berjudul Analisis Tokoh Utama pada Film Curse of the Golden BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini berjudul Analisis Tokoh Utama pada Film Curse of the Golden Flower Berdasarkan Pendekatan Struktural. Film yang akan penulis analisis diadaptasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra dalam bentuk novel yang terpenting adalah pendekatannya yaitu pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. sastra dalam bentuk novel yang terpenting adalah pendekatannya yaitu pendekatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi dan kreatifitas pengarang, serta refleksinya terhadap gejala sosial yang terdapat di lingkungan

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi

INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI Skripsi Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Psikologi Oleh : NANANG FEBRIANTO F. 100 020 160 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dipaparkan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang penulis kaji. Sebagaimana yang telah dikaji

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Tri Sugiarti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dan keinginan manusia terus berkembang dan tidak terbatas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dan keinginan manusia terus berkembang dan tidak terbatas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan dan keinginan manusia terus berkembang dan tidak terbatas seiring dengan perkembangan zaman. Manusia tidak lagi mampu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Letters. English Department. Strata I Program

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Letters. English Department. Strata I Program CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Letters English Department Strata I Program 2003 THE POSITIVE AND NEGATIVE EFFECTS OF MARXISM IN GEORGE i,., ORWELL'S ANIMAL FARM Skripsi mengkaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA Oleh: Dwi Erfiana Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia erfiana@ymail.com ABSTRAKPenelitian ini bertujuanuntuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Nurgiyantoro (2013:259) tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan dalam penceritaannya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi seorang penulis yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan atau kesenangan juga sebagai penanaman nilai edukatif.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan atau kesenangan juga sebagai penanaman nilai edukatif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dipakai untuk menyebutkan gejala budaya yang dapat dijumpai pada semua masyarakat global meskipun secara sosial, ekonomi dan keagamaan keberadaanya tidak merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai

Lebih terperinci

MTPJ Edisi 28 Desember '14-03 Januari '15

MTPJ Edisi 28 Desember '14-03 Januari '15 MTPJ Edisi 28 Desember '14-03 Januari '15 TEMA BULANAN : Hidup UntukMenghidupkan TEMA MINGGUAN : Hidup Yang Mengutamakan Kasih Memasuki Era Baru Bahan Alkitab: Yesaya 63:7-14 ALASAN PEMILIHAN TEMA Dipenghujung

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Konsep toleransi seperti yang dapat disimpulkan dalam film ini sangatlah

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Konsep toleransi seperti yang dapat disimpulkan dalam film ini sangatlah BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Konsep toleransi seperti yang dapat disimpulkan dalam film ini sangatlah banyak dan sarat akan pesan moral yang dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk para penonton film ini.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan era globalisasi dimana pertumbuhan perusahaan semakin cepat dan semakin maju dalam persaingan bisnis, sehingga perusahaan harus bersikap lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang memuat banyak sekali tanda dan makna yang menggambarkan suatu paham tertentu. Selain itu, film juga merupakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya dan hasil

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya dan hasil 252 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya dan hasil pembahasan penelitian pada Bab IV mengenai cerita drama atau lakon seni tarling di Kabupaten Indramayu,

Lebih terperinci

Kabar Gembira di tengah Gaya Hidup Modern

Kabar Gembira di tengah Gaya Hidup Modern Kabar Gembira di tengah Gaya Hidup Modern Yang dimaksud dengan Kabar Gembira adalah Injil dalam arti Sabda Allah dalam Alkitab. Jadi maksud dari tema diatas adalah peran Injil di tengah gaya hidup modern,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling kodrati dilakukan oleh semua orang. Begitu pula dengan seorang anak, sejak dalam kandungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam budaya. Setiap daerah di Kepulauan Indonesia memiliki budayanya sendiri. Bahkan di setiap kota/kabupaten

Lebih terperinci

Islam dalam Tatanan Kehidupan Bermasyarakat

Islam dalam Tatanan Kehidupan Bermasyarakat Islam dalam Tatanan Kehidupan Bermasyarakat Kampungmuslim.org Di dalam al-quran, Adam adalah nama dari Nabi Adam [as]. Namun Adam juga digunakan al-quran untuk menyebut umat manusia. Atau manusia sebagai

Lebih terperinci

Babel sudah Rubuh: Keluarlah dari Padanya, hai umat-ku!

Babel sudah Rubuh: Keluarlah dari Padanya, hai umat-ku! Babel sudah Rubuh: Keluarlah dari Padanya, hai umat-ku! Dunia akan berakhir! Waktu akan segera tidak ada lagi. Puncak dari segala zaman akan segera terjadi di atas dunia. Di dalam waktu yang sangat berbahaya

Lebih terperinci

WACANA KARTUN EDITORIAL OOM PASIKOM PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK SKRIPSI

WACANA KARTUN EDITORIAL OOM PASIKOM PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK SKRIPSI WACANA KARTUN EDITORIAL OOM PASIKOM PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam ilmu multimedia, animasi merupakan hasil dari kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa melalui sebuah aplikasi multimedia sehingga menghasilkan gambar

Lebih terperinci

a) Mencari persatuan. Galatia 2:1-3.

a) Mencari persatuan. Galatia 2:1-3. Lesson 3 for July 15, 2017 Banyak orang-orang bukan Yahudi bergabung dengan Gereja, dan itu merupakan berkat yang besar. Namun, hal itu membawa beberapa masalah. Orang Yahudi mengerti bahwa mereka harus

Lebih terperinci

DIMENSI SOSIAL KEAGAMAAN DALAM FIKSI INDONESIA MODERN

DIMENSI SOSIAL KEAGAMAAN DALAM FIKSI INDONESIA MODERN DIMENSI SOSIAL KEAGAMAAN DALAM FIKSI INDONESIA MODERN Fenomena Perkawinan Lintas Agama dalam Novel Keluarga Permana Karya Ramadhan K.H.: Kajian Semiotik Kupersembahkan kepada mereka yang menjunjung tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan jabaran dari kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Sastra merupakan salah satu seni yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa dengan masyarakat yang di dalamnya memiliki nilai budaya dan melahirkan keunikan yang membedakan dengan bangsa lain. Adanya keunikan

Lebih terperinci

Yesaya Melihat Masa Depan

Yesaya Melihat Masa Depan Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Yesaya Melihat Masa Depan Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Jonathan Hay Diterjemahkan oleh: Yohanis Mandik Disadur oleh: Mary-Anne S. Cerita 27 dari 60 www.m1914.org

Lebih terperinci