Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Kecerdasan Swarm

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Kecerdasan Swarm"

Transkripsi

1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tugas akhir ini menyajikan sebuah metodologi dalam kemasan simulasi bagi perilaku sistem agen banyak. Model yang diajukan dibuat berdasarkan kenyataan yang terjadi di alam. Pendahuluan makalah ini akan diisi oleh beberapa hal terkait yang melatarbelakangi makalah ini diantaranya kecerdasan swarm, fenomena agent-based dan flocking yang mengacu pada model Pursuit-Evasion beserta eksplorasi dan pemanfaatannya sejauh ini Kecerdasan Swarm Kecerdasan Swarm (Swarm Intelligence) telah banyak digunakan oleh perusahaaanperusahaan besar di dunia untuk meningkatkan efisiensi dan juga digunakan dalam kemiliteran untuk mengembangkan robot yang digunakan baik di darat maupun di udara. Tidak hanya itu, kelak ia akan berperan besar dalam mengatasi kemacetan di pagi hari, mempercepat pemberangkatan di bandara atau mengalihkan rute pesawat dari kemungkinan terjadinya cuaca buruk di malam hari dan masih banyak lagi (Lihat 4). American Air Liquide, sebuah perusahaan industri gas di Houston, telah menggunakan strategi agent-based untuk mengurus masalah-masalah bisnis mereka 1

2 BAB 1. PENDAHULUAN 2 antara lain penjadwalan pengiriman barang. Air Liquide mengembangkan sebuah model yang algoritmanya terinspirasi dari perilaku semut Argentina (Linepithema humile) yakni suatu spesies yang menghasilkan subtansi kimia (pheromones) saat mereka keluar dari sarangnya untuk mencari makanan. Penyelidikan mengenai perilaku sekerubung semut dengan pheromones-nya untuk menjalankan apa yang disebut foraging-tasks adalah salah satu teladan yang sangat menarik. Dapat kita perhatikan bagaimana saat satu semut keluar dari sarangnya untuk mencari makanan, lalu kemudian kembali lagi ke sarangnya dan mendapati sarangnya sudah penuh dengan makanan. Guna membantu mereka menyelesaikan tugasnya, masing-masing agen meninggalkan jejak berupa subtansi kimia yang dinamakan pheromones dan merespon kembali sinyal dari pheromones lainnya dalam cara yang berbeda-beda. Darisini, para peneliti mulai tertarik untuk menyesuaikan konsep pheromones pada beragam tugas agen tiruan. Terinspirasi oleh perilaku semut dalam menemukan sumber makanannya, Marco Dorigo seorang peneliti dari Universitas Libre di Brussels pada tahun 1991 menggunakan pengetahuannya untuk menciptakan prosedur yang berguna untuk menyelesaikan masalah-masalah yang cukup rumit antara lain penjadwalan pesawat komersial dan pemanduan robot-robot militer. Banyak perusahaan-perusahaan lain yang juga mendapatkan keuntungan dengan menerapkan strategi yang ditiru dari cara kerja semut-semut. Beberapa diantaranya mencoba menggunakan aturan bagaimana cara semut mencari makanannya untuk mencari rute pengiriman terbaik, meningkatkan pelayanan pemberangkatan pesawat di bandara dan optimalisasi jaringan telepon. Pemanfaatan kecerdasan swarm juga terjadi di dunia maya. Wikipedia dan Google adalah dua bukti nyata yang mendapatkan sukses besar lewat pemanfaatan ini. Perhatikan bagaimana Google menggunakannya untuk membantu kita menemukan informasi yang kita perlukan. Setelah kita mengetikkan kata yang kita cari, Google kemudian menggunakan grup-grup cerdasnya untuk mensurvei jutaan halaman web yang telah didaftarkan terlebih dahulu pada database-

3 BAB 1. PENDAHULUAN 3 nya (proses ini disebut juga indexing) untuk mengidentifikasi mana yang paling relevan. Setelah itu Google kemudian mengurutkan halaman-halaman itu berdasarkan seberapa banyak halaman itu tersambung dengan halaman lainnya. Hasilnya adalah situs yang paling populer akan dipilih sebagai situs yang diletakkan paling depan pada halaman hasil pencarian. Darisini kita dapat menyimpulkan bahwa kecerdasan kolektif (collective intelligence) berperan besar dalam menentukan halaman-halaman atau situs-situs yang dipandang penting. Lalu-lintas di darat dan di udara adalah sebuah sistem yang self-organize yang sesuai dengan model pencarian makanan yang dilakukan semut-semut atau model flocking yang juga dikenal sebagai model agent-based (Lihat 5). Agen adalah satuan individu yang melakukan aksi antara lain membuat keputusan-keputusan dengan segera berdasarkan lingkungan disekitarnya. Definisi agen menurut Bonabeau (Lihat 6) adalah, an agent is a computational entity which may be scheduled to perform some action, and which can manipulate the environment. Agen adalah sebuah entitas komputasional yang dapat diatur sedemikian rupa untuk menjalankan suatu aksi dan kemudian memanipulasi lingkungan. Kalau sebuah mobil dapat dipandang sebagai agen, maka ia dapat menjalankan alur perintah yang dipengaruhi oleh semua kemungkinan yang akan dihadapi oleh pengemudinya. Jika semua mobil di jalan raya bergerak layaknya agen, maka setiap mobil dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian yang memungkinkan lalu lintas dapat berjalan lebih mulus. Lalu lintas udara disisi lain telah dilengkapi dengan regulasi yang sangat ketat. Para peneliti sampai saat ini telah menjalankan serangkaian uji coba dari sistem agent-based untuk melihat apakah pesawat udara mampu melakukan selforganize secara aman dan efektif. Melihat perkembangan yang pesat dibidang penerbangan saat ini, adalah memungkinkan bagi tiap pesawat untuk dimonitor oleh pusat kendali. Hal ini sangat berguna bagi pesawat tersebut untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian antara lain menjaga jarak sesama pesawat terbang

4 BAB 1. PENDAHULUAN 4 sementara itu diwaktu yang sama mencari rute-rute yang pendek dan aman agar terhindar dari cuaca buruk atau bandara-bandara yang padat Flocking dan Pursuit model Bayangkan sekawanan burung dara yang berhamburan terbang kesana kemari di atas taman kota. Lambat laun mereka akan turun dan beristirahat sejenak di atas rerumputan di sekeliling taman. Lalu seorang anak kecil berlari ke arah kawanan burung dara tersebut berusaha mengganggu dan menakuti mereka dan saat itu juga burung-burung dara tersebut serentak berterbangan dengan teratur. Perhatikan bahwa burung-burung yang berterbangan itu ternyata dapat terkoordinasi dengan baik tanpa adanya pemimpin. Tidak satupun dari mereka memberitahu satu sama lain apa yang harus dilakukan, namun, masing-masing dari mereka memperhatikan satu sama lain. Tiap burung mengikuti aturan-aturan sederhana saat mereka berada di angkasa. Kendatipun sederhana, aturan ini dapat dengan cepat mereka gunakan untuk mengambil keputusan selanjutnya. Aturan-aturan seperti ini yang terjadi secara umum pada kawanan hewan-hewan di alam bebas lalu dikenal sebagai kecerdasan swarm (swarm intelligence). Vijay Kumar, seorang profesor dibidang Teknik Mesin Universitas Pennsylvania mengatakan bahwa jika kita berbicara mengenai kelompok yang besar dalam biologi maka sebagian besar dari kelompokkelompok itu sangat terdistribusi dalam artian mereka tidak menginstruksikan sesuatu kepada sesamanya, mereka bereaksi pada informasi di sekitarnya dan mereka semua anonim. Darisini, untuk membangun suatu rancangan model tiruan mulai dari satu agen sampai dengan agen banyak, kita harus memperhatikan tiga ide dasar tersebut. Pada tahun 1986 Craig Reynolds menciptakan sebuah model pergerakan hewan terkoordinasi layaknya kawanan burung dan ikan-ikan. Model tersebut berdasarkan pada perhitungan geometri yang biasa digunakan pada animasi komputer. Simulasi sekawanan makhluk itu kemudian diberi nama boids (Lihat 2 dan

5 BAB 1. PENDAHULUAN 5 3). Dalam simulasinya itu, generic birdlike objects, atau boids, masing-masing agen diberikan tiga instruksi: 1) hindari keramaian dari boids sekitar, 2) bergerak ke arah average direction dari boids sekitar dan 3) tetap berada dekat dengan boids sekitar. Hasilnya ternyata adalah simulasi yang meyakinkan dari sebuah flocking, termasuk pergerakan yang tak menentu dan tidak dapat ditebak. Sejak 1987 telah dibuat banyak aplikasi sejenis yang menyerupai model boids yakni sebuah model di dalam lingkup animasi perilaku (behavioral animation). Animasi ini pertama kali diperlihatkan dalam sebuah film buah karya Tim Burton yang berjudul Batman Returns pada tahun Dalam film ini kita dapat temukan kerumunan kelalawar dan sekawanan pinguin yang dihasilkan lewat simulasi komputer sebagai pengembangan dari model boids. Kerumunan kelalawar tiruan yang tampak realistis itu diciptakan oleh Andy Kopra. Sementara kawanan pinguin yang berbaris layaknya tentara di jalan-jalan kota Gotham dikerjakan oleh Andrea Losch dan Paul Asdown. Bermula dari boids inilah kita dapat melihat perkembangan simulasi flockers yang lebih efisien dalam hal konsumsi memori sehingga mampu menampilkan simulasi agen banyak yang lebih rumit. Gambar 1.1: Aplikasi MASON: simulasi flockers untuk 3 agen

6 BAB 1. PENDAHULUAN 6 Beberapa dari paket simulasi yang menyertakan simulasi flocking diantaranya adalah NetLogo dan MASON sebuah paket simulasi yang dikembangkan oleh Sean Luke dan George Mason University (Lihat 7 dan 8). Melalui demonstrasi model-model yang self-organize untuk menirukan perilaku swarm, Reynolds telah memberikan pemikiran baru bagi para insinyur robot. Sebuah tim robot-robot yang dapat berkoordinasi layaknya kawanan burung dapat menawarkan berbagai keuntungan yang signifikan. Bila disebarkan secara merata pada sebuah wilayah yang luas, sebuah tim robot-robot dapat berfungsi layaknya jaringan sensor bergerak yang dapat diandalkan untuk memperoleh informasi mengenai segala hal di wilayah tersebut. Jika kelompok tersebut mengalami gangguan maka mereka dapat merespon dengan cepat lalu kemudian melakukan penyesuaian. Sama seperti semut-semut, jika salah satu dari mereka rusak maka robot lainnya dalam kelompok itu dapat segera menggantikan posisinya, dan yang terpenting kendali dari kelompok itu tidak terpusat yakni tidak ada yang bertugas sebagai pemimpin atau penyelia dalam kelompok tersebut. Sama seperti boids, Pursuit model yang diperkenalkan dalam makalah ini merupakan contoh dari sebuah model individual-based, yaitu semacam simulasi yang dibuat untuk menangkap sebuah gambaran global atas perilaku dari sejumlah besar agen-agen otonom yang berinteraksi satu dengan lainnya. Model Individualbased atau agent-based ini banyak digunakan dalam biologi, ekologi, ekonomi, ilmu komputer dan bidang-bidang penting lainnya. Pada makalah ini, penulis akan menyajikan sebuah model beserta simulasi bagi sistem multi pursuer. Kelebihan dari model ini adalah dapat diperluas untuk lebih banyak pengejar. Bentuk sederhana dari strategi penghindar-pengejar (pursuer-evader) pada model ini diharapkan mampu menawarkan implementasi praktis bagi suatu real-time systems yang applicable.

7 BAB 1. PENDAHULUAN Rumusan Masalah Pursuit model sejatinya berisi agen yang memilih satu diantara dua peran: pengejar (pursuer) atau penghindar (evader). Tugas evader adalah menghindar dari kejaran sementara tugas pursuer adalah mengejar/mengikuti agen lain di depannya. Simulasi yang akan diilustrasikan dalam makalah ini diberi nama Hunter- Prey Simulation (simulasi Pemburu-Mangsa) dan dirumuskan dengan baik dalam suatu sistem dinamik dengan posisi tiap-tiap agen dinyatakan dalam bentuk parametrisasi (x(t), y(t)). Bila diberikan satu agen sebagai mangsa maka kita ingin agar agen-agen lainnya mengejar si agen tadi sehingga kita peroleh suatu simulasi iring-iringan yakni semua pengejar bergerak sesuai incaran yang diberikan. Lebih dalam lagi, akan disimulasikan pula model yang mengatur agar sesama Hunter tidak bentrok satu dengan lainnya. Masalah lainnya adalah setelah menentukan jarak aman yang berupa suatu nilai tertentu apakah proses pengejaran berhenti atau tidak. Pada dasarnya simulasi akan berjalan terus sampai saat yang ditentukan bahkan saat salah satu pemburu sudah sangat dekat dengan mangsa. Hal ini tentu tidak kita inginkan, oleh karena itu kita perlu mendeklarasikan suatu jarak aman tertentu yang manakala ditembus oleh salah satu pemburu mengakibatkan simulasi terhenti seketika. 1.3 Tujuan Penulisan Penulis memulai bekerja pada Pursuit model sebab kita membutuhkan suatu perangkat/model simulasi yang membuat perilaku agent-based pada swarm menjadi relatif lebih mudah untuk dimengerti dan dikembangkan. Disamping itu tentu dibutuhkan suatu model yang applicable dengan kriteria dan berbagai keunggulan diantaranya, 1. Sederhana dalam konsep

8 BAB 1. PENDAHULUAN 8 2. Sederhana dalam perhitungan 3. Implementasi yang relatif mudah 4. Dapat dihubungkan dengan beragam masalah sistem sosial 1.4 Ruang Lingkup Beberapa bahasan yang akan dikaji pada tugas akhir ini adalah beda hingga dengan normalisasi vektor dan kaitannya dengan sistem persamaan differensial bagi simulasi pursuit model yang berjudul Hunter-Prey Simulation. Simulasi pengejaran akan dibatasi hanya pada sebuah bidang yang bebas penghalang (obstaclefree). Pada tugas akhir ini juga terdapat beberapa pembahasan yang terkait dengan metode numerik yang membuat pencarian solusi menjadi mudah untuk dipahami. 1.5 Sistematika Penyajian Makalah ini akan diatur sebagai berikut. Pada bab 1 dibahas mengenai latar belakang, definisi, permasalahan yang didiskusikan, tujuan singkat dan ruang lingkup pembahasan. Bab 2 membahas mengenai normalisasi vektor dan kaitan antara beda hingga dengan persamaan differensial. Bab 3 menampilkan diagram alir beserta cara kerja simulasi juga ulasan singkat mengenai simulasi Pursuit model: Hunter-Prey Simulation untuk 3 agen dengan beberapa pengali kelajuan serta posisi awal yang diberikan dan menghitung posisi pada saat t satuan waktu melalui pendekatan numerik. Darisini, simulasi model akan ditampilkan dalam bentuk plot parametrik. Bab 4 akan mempersembahkan hasil simulasi berupa snap shot sementara simulasi Hunter-Prey dalam bentuk animasi selengkapnya dapat kita temukan pada CD yang disertakan bersama makalah ini. Terakhir, Bab 5 menyimpulkan isi makalah ini.

Pemodelan dan Simulasi Perilaku Sistem Agen Banyak melalui Model Pemburu-Mangsa

Pemodelan dan Simulasi Perilaku Sistem Agen Banyak melalui Model Pemburu-Mangsa Pemodelan dan Simulasi Perilaku Sistem Agen Banyak melalui Model Pemburu-Mangsa TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Sidang Sarjana Program Studi Matematika ITB Oleh: ANDRIANSYAH 101 02 028

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awalnya komputer hanya digunakan untuk alat hitung saja tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, komputer diharapkan mampu melakukan semua yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi robotika saat ini sudah begitu kompleks dengan berbagai macam bentuk dan fungsinya. Pada awal kemunculannya sudah dikenal robot dengan meniru bentuk dan fungsional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Traveling Salesperson Problem selanjutnya dalam tulisan ini disingkat menjadi TSP, digambarkan sebagai seorang penjual yang harus melewati sejumlah kota selama perjalanannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali memiliki bermacam-macam obyek wisata yang sangat potensial untuk dijadikan ladang penghasil devisa bagi negara, tidak hanya itu saja para penduduk di sekitar obyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam mendisain sebuah sistem kontrol untuk sebuah plant yang parameterparameternya tidak berubah, metode pendekatan standar dengan sebuah pengontrol yang parameter-parameternya

Lebih terperinci

ANIMASI 3D PERGERAKAN BURUNG TERBANG MENGGUNAKAN MODEL BOIDS

ANIMASI 3D PERGERAKAN BURUNG TERBANG MENGGUNAKAN MODEL BOIDS ANIMASI 3D PERGERAKAN BURUNG TERBANG MENGGUNAKAN MODEL BOIDS Ara Sikenali 1, Atthariq 2 Teknologi Informasi dan Komputer, Teknik Multimedia dan Jaringan, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

Dibuat Oleh : Sinta Suciana Rahayu P / Dosen Pembimbing : Ir. Fitri Sjafrina, MM

Dibuat Oleh : Sinta Suciana Rahayu P / Dosen Pembimbing : Ir. Fitri Sjafrina, MM ANALISA RADAR ULTRASONIK MENDETEKSI PESAWAT TERBANG LANDING MENGGUNAKAN MATLAB DAN ARDUINO SEBAGAI SISTEM PENGENDALI Dibuat Oleh : Sinta Suciana Rahayu P / 28110177 Dosen Pembimbing : Ir. Fitri Sjafrina,

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR SIMULASI PENCARIAN SUMBER GAS

BAB II DASAR-DASAR SIMULASI PENCARIAN SUMBER GAS 6 BAB II DASAR-DASAR SIMULASI PENCARIAN SUMBER GAS 2.1 Permasalahan Pencarian Sumber Gas Prinsip dasar untuk mencari sumber gas diilhami oleh tingkah laku hewan yang menggunakan indra indranya. Para hewan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan permainan komputer dewasa ini semakin canggih dan kompleks, tidak hanya menyajikan grafis yang realistis namun juga kecerdasan dari agen-agen yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau. Kondisi geografis yang sedemikian rupa menyebabkan alat-alat transportasi baik transportasi darat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian dalam pekerjaan. Dalam melakukan pemasangan kabel perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian dalam pekerjaan. Dalam melakukan pemasangan kabel perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi perusahaan kontraktor perumahan, pemasangan kabel menjadi bagian dalam pekerjaan. Dalam melakukan pemasangan kabel perlu dilakukan perencanaan urutan rumah yang

Lebih terperinci

MILIK UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MILIK UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini berlibur ke suatu tempat menjadi pilihan untuk mengisi waktuwaktu liburan yang ada, apalagi dengan banyaknya keindahan-keindahan alam dan tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia transportasi saat ini memberikan beberapa dampak baik dan buruk bagi pengguna alat transportasi maupun lalu lintas khususnya diperkotaan. Kota Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses utama yang dilakukan oleh perusahaan pada proses bisnisnya. Namun

BAB I PENDAHULUAN. proses utama yang dilakukan oleh perusahaan pada proses bisnisnya. Namun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perusahaan jasa pengiriman paket, proses pengiriman merupakan proses utama yang dilakukan oleh perusahaan pada proses bisnisnya. Namun kendati demikian, proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memakan waktu paling banyak akhirnya mendapatkan solusi, tetapi seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. memakan waktu paling banyak akhirnya mendapatkan solusi, tetapi seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak manusia mulai menciptakan kendaraan beroda satu, dua maupun empat, juga pesawat udara dan kapal laut, Masalah transportasi yang semula memakan waktu paling banyak

Lebih terperinci

Software-Defined Networking (SDN) Transformasi Networking Untuk Mempercepat Agility Bisnis BAB 1 PENDAHULUAN

Software-Defined Networking (SDN) Transformasi Networking Untuk Mempercepat Agility Bisnis BAB 1 PENDAHULUAN Software-Defined Networking (SDN) Transformasi Networking Untuk Mempercepat Agility Bisnis ABSTRAK Software-defined Networking (SDN) adalah pendekatan baru untuk merancang, membangun dan mengelola jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan jaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. XYZ merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi sepeda motor Y di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama PT. A. Pada tahun 2000 perusahaan

Lebih terperinci

Fis-3.4/4.4/1/4-4. Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) Fantasi Gerak Lurus. Untuk Kelas X SMAN 5 MATARAM

Fis-3.4/4.4/1/4-4. Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) Fantasi Gerak Lurus. Untuk Kelas X SMAN 5 MATARAM Fis-3.4/4.4/1/4-4 Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) Fantasi Gerak Lurus Untuk Kelas X SMAN 5 MATARAM Fis-3.4/4.4/1/4-4 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Fisika b. Semester : I c. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing 2.1.1 Definisi Routing Routing adalah inti dari semua kontrol jaringan, yaitu mekanisme yang digunakan untuk mengirimkan paket serta mengarahkan dan menentukan jalur yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS)

IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS) IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS) Devie Rosa Anamisa, S.Kom, M.Kom Jurusan D3 Teknik Multimedia Dan Jaringan-Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

Aplikasi dan Optimasi Kombinatorial pada Ant Colony

Aplikasi dan Optimasi Kombinatorial pada Ant Colony Aplikasi dan Optimasi Kombinatorial pada Ant Colony Letivany Aldina / 13514067 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini internet sudah berkembang menjadi salah satu media yang paling populer di dunia. Karena fasilitas dan kemudahan yang dimilikinya maka internet untuk saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Animasi berasal dari kata Animation yang ada dalam kata bahasa inggris to

BAB 1 PENDAHULUAN. Animasi berasal dari kata Animation yang ada dalam kata bahasa inggris to 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Animasi berasal dari kata Animation yang ada dalam kata bahasa inggris to animate yang berarti menggerakkan. Contohnya sebuah benda yang mati, lalu digerakkan melalui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingginya angka kecelakaan di Indonesia sering sekali menjadi topik pembicaraan

I. PENDAHULUAN. Tingginya angka kecelakaan di Indonesia sering sekali menjadi topik pembicaraan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya angka kecelakaan di Indonesia sering sekali menjadi topik pembicaraan yang beredar di kalangan masyarakat umum. Salah satu kecelakaan yang sering terjadi diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sangat kompetitif dari segi kehandalan, kekuatan, jangkauan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dan sangat kompetitif dari segi kehandalan, kekuatan, jangkauan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan aplikasi robot yang terus berkembang pesat dan sangat kompetitif dari segi kehandalan, kekuatan, jangkauan kemampuan maupun harganya. Dalam

Lebih terperinci

SECRETS BEHIND THE WHEELS GOOGLE AUTONOMOUS CAR. Andrew Wirjaputra Binus University Jakarta, Indonesia

SECRETS BEHIND THE WHEELS GOOGLE AUTONOMOUS CAR. Andrew Wirjaputra Binus University Jakarta, Indonesia SECRETS BEHIND THE WHEELS GOOGLE AUTONOMOUS CAR Andrew Wirjaputra Binus University Jakarta, Indonesia +6281 210 317 80 wp_andrew@yahoo.com UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA 2012 Introduction Essay ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, lalu lintas menjadi sarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.semakin banyak pengguna kendaraan bermotor, semakin besar pula ketergantungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan jasa transportasi dari penumpang/orang timbul akibat adanya

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan jasa transportasi dari penumpang/orang timbul akibat adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan akan jasa transportasi dari penumpang/orang timbul akibat adanya kebutuhan untuk melakukan perjalanan dari satu lokasi ke lokasi lainnya untuk beraktivitas dalam

Lebih terperinci

Sistem Pakar. Domain Permasalahan Sistem Pakar. Kelas A & B. Jonh Fredrik Ulysses

Sistem Pakar. Domain Permasalahan Sistem Pakar. Kelas A & B. Jonh Fredrik Ulysses Sistem Pakar Domain Permasalahan Sistem Pakar Kelas A & B Jonh Fredrik Ulysses jonh.fredrik.u@gmail.com Bisakah menjadi Sistem Pakar? 3 aturan dasar: Ikuti naluri Ada Pakarnya Dapat dikembangkan Kategori

Lebih terperinci

UPS Berkompetisi Secara Global Menggunakan Teknologi Informasi

UPS Berkompetisi Secara Global Menggunakan Teknologi Informasi UPS Berkompetisi Secara Global Menggunakan Teknologi Informasi United Parcel Service (UPS) berdiri pada tahun 1907 di sebuah kantor ruang bawah tanah. Saat itu, Jim Casey dan Claude Ryan dua remaja dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai proses pengendalian. Keterbatasan keterbatasan tersebut lambat laun

BAB I PENDAHULUAN. berbagai proses pengendalian. Keterbatasan keterbatasan tersebut lambat laun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi berbagai permasalahan yang timbul yang disebabkan oleh keterbatasan keterbatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern, teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini akan mempengaruhi pada jumlah konsumsi bahan bakar. Permintaan konsumsi bahan bakar ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri dalam arti sempit adalah suatu kelompok usaha yang menghasilkan produk yang serupa atau sejenis. Sedangkan produk adalah barang atau jasa yang ditawarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belakangan ini, kemajuan informasi terutama komputer dari segi piranti keras dan lunak berkembang begitu pesat. Hampir semua pengolahan data dan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Android merupakan sebuah sistem operasi yang sedang. populer, pada tanggal 3 September 2013 telah mencapai 1 miliar

BAB I PENDAHULUAN. Android merupakan sebuah sistem operasi yang sedang. populer, pada tanggal 3 September 2013 telah mencapai 1 miliar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Android merupakan sebuah sistem operasi yang sedang populer, pada tanggal 3 September 2013 telah mencapai 1 miliar perangkat yang telah menggunakan sistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang elektronika dimana

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang elektronika dimana I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang elektronika dimana komputer semakin menunjukkan kemajuan yang pesat. Sehingga dapat dengan mudah dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kehidupan sehari-hari biasanya akan ada kesulitan ketika mencari objek pada suatu area tertentu yang tertutup. Misalnya saat mencari anak di dalam mall yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga diterapkan dalam beberapa kategori game seperti real time strategy

BAB I PENDAHULUAN. yang juga diterapkan dalam beberapa kategori game seperti real time strategy BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Path finding merupakan salah satu masalah yang sering dijumpai dan banyak diterapkan, misalnya untuk penentuan jalur terpendek dalam suatu peta yang juga diterapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sangat pesat. Sehubungan dengan keadaan tersebut hampir seluruh aspek kehidupan memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor pelayanan publik yang perlu mendapatkan perhatian adalah sektor transportasi publik. Pengembangan transportasi sangat penting artinya dalam menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat dewasa ini sangat mempengaruhi jumlah ketersediaan sumber-sumber energi yang tidak dapat diperbaharui yang ada di permukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju misalnya seperti KTP (Kartu Tanda Penduduk) elektronik, uang dijital,

BAB I PENDAHULUAN. maju misalnya seperti KTP (Kartu Tanda Penduduk) elektronik, uang dijital, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pendataan dijital dan teknologi penyimpanan data semakin hari semakin berkembang. Sistem pendataan yang mulai berkembang di negara-negara maju misalnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup lainnya. Interaksi yang terjadi antara individu dalam satu spesies atau

BAB I PENDAHULUAN. hidup lainnya. Interaksi yang terjadi antara individu dalam satu spesies atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap mahluk hidup dituntut untuk senantiasa berinteraksi dengan mahluk hidup lainnya. Interaksi yang terjadi antara individu dalam satu spesies atau interaksi antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Hal yang paling dasar dari teknologi informasi adalah data. Data akan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Hal yang paling dasar dari teknologi informasi adalah data. Data akan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di zaman modern ini, peranan teknologi informasi dalam sebuah organisasi menjadi sangat penting.

Lebih terperinci

Gambar 1 Sistem yang menggunakan kecerdasan buatan

Gambar 1 Sistem yang menggunakan kecerdasan buatan BAB 1 PENGENALAN KECERDASAN BUATAN 1.1 DEFENISI KECERDASAN BUATAN Kecerdasan Buatan berasal dari bahasa Inggris Artificial Intelligence atau disingkat AI, yaitu Intelligence adalah cerdas, sedangkan artificial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Sistem Air Traffic Control (ATC)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Sistem Air Traffic Control (ATC) BAB I PENDAHULUAN I.1. Sistem Air Traffic Control (ATC) Sistem Air Traffic Control (ATC) merupakan sistem kompleks yang melibatkan sumber daya manusia, lembaga otoritas, manajemen, prosedur operasi dan

Lebih terperinci

Pemodelan dan Simulasi. Dr. Muljono, S.Si, M.Kom

Pemodelan dan Simulasi. Dr. Muljono, S.Si, M.Kom Pemodelan dan Simulasi Dr. Muljono, S.Si, M.Kom PEMODELAN DAN SIMULASI Diskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang konsep-konsep pemodelan dan simulasi suatu system serta penerapannya dalam

Lebih terperinci

Untung Subagyo, S.Kom

Untung Subagyo, S.Kom Untung Subagyo, S.Kom Keahlian ahli/pakar pengalihan keahlian Mengambil keputusan Aturan kemampuan menjelaskan Keahlian bersifat luas dan merupakan penguasaan pengetahuan dalam bidang khusus yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Arikunto (1993:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu dan Teknologi (IPTEK) di berbagai bidang terasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu dan Teknologi (IPTEK) di berbagai bidang terasa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan Ilmu dan Teknologi (IPTEK) di berbagai bidang terasa sangat pesat belakangan ini. Kemajuan tersebut haruslah diimbangi oleh peningkatan kualitas Sumber Daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi yang sangat efektif bagi umat manusia di dunia. Pengguna internet dapat melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi yang sangat efektif bagi umat manusia di dunia. Pengguna internet dapat melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet merupakan hasil teknologi komputer dan komunikasi yang kini sedang berkembang dan semakin populer, karena internet mampu memberikan berbagai fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. TINJAUAN UMUM Sistem transportasi merupakan suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan antara penumpang, barang, prasarana dan sarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah NPC (Non-Player-Character) pada aplikasi permainan video merupakan pemain yang tidak dikendalikan oleh manusia. Dalam permainan video, NPC diprogram untuk melakukan

Lebih terperinci

Konsep Umum Sistem Kontrol

Konsep Umum Sistem Kontrol Konsep Umum Sistem Kontrol 1 1 Konsep Umum Sistem Kontrol 1.1. Pendahuluan Perkembangan ilmu dan teknologi selalu beriringan dengan tingkat peradaban manusia. Dengan bertambahnya ilmu dan teknologi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah Unmanned Aerial Vehicle (UAV) merupakan pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh atau diterbangkan secara mandiri yang dilakukan pemrograman terlebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan industri semakin meningkat, dengan munculnya alatalat

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan industri semakin meningkat, dengan munculnya alatalat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan industri semakin meningkat, dengan munculnya alatalat bantu untuk pekerjaan manusia berupa mesin. Dan dengan adanya mesin-mesin ini maka jumlah

Lebih terperinci

MEMILIH TRANSPORTASI UNTUK MUDIK

MEMILIH TRANSPORTASI UNTUK MUDIK MEMILIH TRANSPORTASI UNTUK MUDIK Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 769/XV Sebentar lagi Idul Fitri tiba. Bagi sebagian dari Anda, hari raya ini menjadi saat yang tepat untuk berkumpul bersama

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Treatment Cerita

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Treatment Cerita BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Treatment Cerita 1. Sore hari di sebuah rumah 2. Seorang Ibu bersama seorang kakek tua memasuki rumah (pindahan) 3. Nyamuk mengintai dari jauh 4. Si Ibu beres beres rumah baru 5.

Lebih terperinci

Pemodelan dan Simulasi Sistem : Teori, Aplikasi dan Contoh Program dalam Bahasa C

Pemodelan dan Simulasi Sistem : Teori, Aplikasi dan Contoh Program dalam Bahasa C Pemodelan dan Simulasi Sistem : Teori, Aplikasi dan Contoh Program dalam Bahasa C Pengarang : BAMBANG SRIDADI, Ir., MSc. Penerbit : INFORMATIKA, Bandung, 2009. Bermacam macam topik tentang pemodelan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Pembangunan di segala bidang yang dilaksanakan pemerintah Republik Indonesia merupakan usaha untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan terutama di bidang ekonomi. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini, terlihat perkembangan penelitian yang pesat pada berbagai bidang ilmu komputer, dan penggunaan ilmu komputer pada kendaraan telah mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media atau saluran tertentu ke penerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan menghasilkan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi. Untuk mendapatkan dan menghasilkan informasi, BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi sangat penting bagi kita karena semua kegiatan kita memerlukan informasi, dan bisa juga dikatakan bahwa semua kegiatan kita dituntut untuk menghasilkan informasi.

Lebih terperinci

Di unduh dari : Bukupaket.com

Di unduh dari : Bukupaket.com 2. Gerak pada Hewan Salah satu sifat makhluk hidup adalah bergerak. Hewan bergerak dengan berbagai cara, misalnya ada hewan yang berjalan, berlari, terbang, berenang, merayap, dan lain sebagainya. Hewan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi saat ini menjadi umpan bagi para ahli untuk mencetuskan terobosan-terobosan baru berbasis teknologi canggih. Terobosan ini diciptakan

Lebih terperinci

Enterprise Foundation. Mengoptimalkan penjadwalan untuk meraih sasaran strategis

Enterprise Foundation. Mengoptimalkan penjadwalan untuk meraih sasaran strategis Enterprise Foundation Mengoptimalkan penjadwalan untuk meraih sasaran strategis Mengoptimalkan penjadwalan dan membantu Institusi Anda meraih sasaran strategisnya dengan memanfaatkan paket penjadwalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah yang mendefinisikan ruang lingkup penelitian tugas akhir, tujuan penelitian, metodologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan yang diukur dari pertumbuhan penumpang udara.1

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan yang diukur dari pertumbuhan penumpang udara.1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi udara sekarang ini mengalami perkembangan pesat, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya perusahaan atau maskapai penerbangan yang melayani jasa penerbangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang sedang penulis jalani pada saat ini adalah dengan Analisis Sistem Informasi Penjulanan Tiket

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan teknologi mengubah setiap sendi kehidupan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan teknologi mengubah setiap sendi kehidupan manusia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi mengubah setiap sendi kehidupan manusia dan lingkungannya. Banyak dari teknologi itu yang berakibat buruk, digunakan untuk perang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi kebutuhan primer pada kehidupan saat ini. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi kebutuhan primer pada kehidupan saat ini. Pesatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi telah menjadi kebutuhan primer pada kehidupan saat ini. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini telah menyebabkan aliran informasi begitu lancar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UAS (unmanned aircraft systems) atau UAV (unmanned aerial vehicle) adalah sebuah sistem pesawat udara yang tidak memiliki awak yang berada di dalam pesawat (onboard).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PENERBANGAN DI INDONESIA. Soekarno-Hatta yakni 17,49 juta orang. Berdasarkan data dari Kementerian

BAB I PENDAHULUAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PENERBANGAN DI INDONESIA. Soekarno-Hatta yakni 17,49 juta orang. Berdasarkan data dari Kementerian BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 PERTUMBUHAN INDUSTRI PENERBANGAN DI INDONESIA Berdasarkan data dari BPS, jumlah penumpang domestik di Indonesia pada periode Januari-November 2015 mencapai 61,98

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan internet semakin menjadi kebutuhan utama manusia. Teknologi ini juga menjadi harapan ke arah pencapaian kemudahan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat memberikan banyak kemudahan dalam penyelesaian masalah dan pencapaian hasil kerja yang memuaskan bagi kehidupan manusia. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teliti. Sehingga tidak terjadi bentrok baik antar mata pelajaran, guru, kelas

BAB I PENDAHULUAN. teliti. Sehingga tidak terjadi bentrok baik antar mata pelajaran, guru, kelas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan merupakan salah satu hal terpenting dalam suatu lembaga pendidikan, begitu juga untuk lingkup Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penjadwalan pelajaran pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penjadwalan adalah proses membuat daftar, tabel kegiatan atau rencana kegiatan dengan pembagian waktu pelaksanaan yang terperinci. Dalam proses penjadwalan, kegiatan

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam hidup ini, kita sering melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain. Tentu saja perjalanan yang kita lakukan tidak tanpa pertimbangan terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemacetan merupakan salah satu masalah lalu lintas yang dihadapi oleh negara berkembang seperti Indonesia dan biasa terjadi di daerah perkotaan yang padat. Dewasa ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan perangkat telepon telah sampai pada era smartphone. Telepon pada zaman dulu hanya berfungsi sebagai alat komunikasi suara atau pesan saja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Emilia Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Emilia Novianti, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dunia teknologi dan informasi tergolong sangat cepat dan pesat. Tidak hanya pada teknologi perangkat keras atau perangkat lunak saja, namun metode komputasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang I-1

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang I-1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas pendahuluan tugas akhir yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi dan sistematika pembahasan. I.1 Latar Belakang Manusia masih

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. oleh siswa-siswi kelas 1 SMU sebagai user. Sedangkan guru bertindak sebagai

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. oleh siswa-siswi kelas 1 SMU sebagai user. Sedangkan guru bertindak sebagai 76 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Perangkat ajar untuk materi fisika momentum ini dirancang untuk digunakan oleh siswa-siswi kelas 1 SMU sebagai user. Sedangkan guru bertindak

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 PENERAPAN METODE BAYESIAN UNTUK APLIKASI SEARCH ENGINE PADA WEB PORTAL PERIKLANAN Rudi Hartono 2007250028

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian masalah masalah manusia. Begitu banyak fungsi komputer. untuk membantu penyelesaian masalah msalah manusia seprti

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian masalah masalah manusia. Begitu banyak fungsi komputer. untuk membantu penyelesaian masalah msalah manusia seprti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi sangat pesat di era globalisasi ini, dan sudah menjadai kebutuhan utama dalam menunjang kinerja manusia, khususnya komputer tidak lagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut perintah yang telah dirumuskan. Dahulu, kegunaan komputer sangat terbatas pada hal-hal tertentu. Namun,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Yogyakarta, 22 Juli 2009 PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Ana Kurniawati, Marliza Ganefi, dan Dyah Cita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia khususnya di Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia khususnya di Jakarta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia khususnya di Jakarta semakin besar dan berkembang pesat seiring perkembangan kepadatan penduduk dan juga arus globalisasi,

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence mengalami kemajuan yang sangat pesat. Saat ini Artificial Intelligence banyak digunakan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor DC (Direct Current) Brushless atau disebut dengan Motor BLDC (Brushless Direct Current Motor) sangat banyak digunakan dalam berbagai macam aplikasi industri saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Hakikat Sains 2.1.1 Pengertian Sains Pada dasarnya setiap anak dilahirkan dengan bakat untuk menjadi ilmuwan, ia dilahirkan dengan membawa sesuatu keajaiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan latar belakang pembuatan sistem, tujuan penelitian dan hasil yang diharapkan dari penelitian tersebut. Selain itu, penulis juga akan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Informasi Geografis (Geographic Information Systems) merupakan sistem informasi berbasis komputer digunakan untuk menyajikan secara digital dan menganalisa penampakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dikunjungi. Daerah Kabupaten Kulon Progo yang letaknya sangat

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dikunjungi. Daerah Kabupaten Kulon Progo yang letaknya sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Kulon Progo terletak pada propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bagian barat yang memiliki berbagai tempat wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang, hal itu dapat terlihat dari pertumbuhan didunia teknologi, ekonomi, yang begitu pesat khususnya didaerah perkotaan seperti Jakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Teknologi lahir untuk membuat hidup manusia menjadi semakin praktis

Lebih terperinci