DAMPAK PERTUMBUHAN DAN KETERBUKAAN EKONOMI TERHADAP DEGRADASI LINGKUNGAN OLEH DAVID AKBAR ABDURAHMAN H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAMPAK PERTUMBUHAN DAN KETERBUKAAN EKONOMI TERHADAP DEGRADASI LINGKUNGAN OLEH DAVID AKBAR ABDURAHMAN H"

Transkripsi

1 DAMPAK PERTUMBUHAN DAN KETERBUKAAN EKONOMI TERHADAP DEGRADASI LINGKUNGAN OLEH DAVID AKBAR ABDURAHMAN H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

2 RINGKASAN DAVID AKBAR ABDURAHMAN. Dampak Pertumbuhan dan Keterbukaan Ekonomi terhadap Degradasi Lingkungan (dibimbing oleh WIDYASTUTIK) Pembangunan ekonomi merupakan upaya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Melalui pertumbuhan ekonomi diharapkan tercipta kehidupan masyarakat yang lebih berkualitas. Namun, pertumbuhan ekonomi bukan tidak memiliki eksternalitas negatif. Eksploitasi sumberdaya alam akan memperngaruhi keseimbangan lingkungan. Emisi yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi dapat mencemari lingkungan. Sejumlah penelitian telah menganalisis hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kualitas lingkungan dan berbagai hasil telah diperoleh, termasuk dalam beberapa kasus bukti dari hubungan terbalik-u yang dikenal dengan konsep Environmental Kuznets Curve (EKC) yang diciptakan oleh Kuznets. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak pertumbuhan dan keterbukaan ekonomi terhadap degradasi lingkungan yang ditinjau melalui gas rumah kaca. Dalam menganalisis dampak tersebut menggunakan pendekatan model Environmental Kuznet Kurve (EKC) yang diciptakan oleh Kuznet. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Word Development Indicator (WDI) dan Emission Database for Global Atmospheric Reasearch (EDGAR). Data sekunder yang diperoleh berupa data GDP per kapita, perdagangan, dan emisi gas rumah kaca (CO 2, CH 4, dan N 2 O) yang meliputi data kuantitatif pada rentang waktu antara tahun dari 20 negara yaitu Amerika, Inggris, Italia, Perancis, Jepang, Malaysia, Afrika Selatan, Argentina, Cina, Brazil, India, Indonesia, Nigeria, Pilipina, Tonga, Uganda, Comoros, Liberia, Malawi dan Zimbabwe. Metode analisis yang digunakan adalah panel data dengan pendekatan Fixed Effect dengan pembobotan Cross section SUR. Hasil analisis menunjukan adanya hubungan signifikan membentuk EKC model untuk Emisi CH 4, namun untuk kasus emisi CO 2 dan N 2 O, pertumbuhan dan keterbukaan ekonomi pada jangka panjang mengarah pada peningkatan emisi yang dihasilkan berbentuk kurva-u. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, untuk mengurangi laju emisi gas rumah kaca perlu adanya evaluasi terhadap program Carbon Trade dan kebijakan perdagangan yang telah disepakati antar negara. Penerapan pajak emisi yang lebih agresif dirasa perlu untuk mengawal pertumbuhan ekonomi demi menjaga kualitas lingkungan tidak lupa dengan pemberlakuan sanksi yang tegas untuk setiap pelanggaran.

3 DAMPAK PERTUMBUHAN DAN KETERBUKAAN EKONOMI TERHADAP DEGRADASI LINGKUNGAN OLEH DAVID AKBAR ABDURAHMAN H Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

4 Judul Skripsi : Dampak Pertumbuhan dan Keterbukaan Ekonomi terhadap Degradasi Lingkungan Nama Nomor Induk Mahasiswa : David Akbar Abdurahman : H Menyetujui, Dosen Pembimbing Widyastutik, M.Si NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec NIP Tanggal Kelulusan:

5 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Mei 2012 David Akbar Abdurahman H

6 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama David Akbar Abdurahman lahir pada tanggal 26 April 1990 di Bandung. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara yang berasal dari pasangan Ujang Abdurohim dan Ernawati. Pendidikan formal mulai dijalani di TK Aisyiah Bogor, kemudian melanjutkan pendidikan di SDN Cibuluh 1 Bogor. Setelah itu melanjutkan pendidikannya ke SLTP Negeri 2 Bogor dan lulus pada tahun Jenjang menengah atas penulis meneruskan pendidikannya di SMA Negeri 3 Bogor sampai dengan tahun Pada tahun 2008 penulis berkesempatan untuk melanjutkan studinya ke Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama di IPB, penulis aktif dalam lembaga kemahasiswaan. Tergabung kedalam kepengurusan HIPOTESA (Himpunan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan) 2010 sebagai sekertaris umum, dan di tahun berikutnya menjadi ketua HIPOTESA untuk masa kepengurusan 2011 dan mewakili Departemen Ilmu Ekonomi IPB dalam Ikatan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IMEPI). Selain di lembaga kemahasiswaan, Penulis aktif dalam kegiatan olahraga bersama rekan seangkatan. Beberapa prestasi yang sempat diraih adalah Juara 2 Voli Putra SPORTAKULER FEM IPB 2010, Juara 2 Voli Putra SPORTAKULER FEM IPB 2011, dan Juara 3 Basket Putra SPORTAKULER FEM IPB 2011.

7 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan nikmat-nya sehingga penulis diberi kemudahan dan kekuatan dalam menyelesaikan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah Dampak Pertumbuhan dan Keterbukaan Ekonomi terhadap Degradasi Lingkungan. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian, dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Ujang Abdurohim dan Ibunda Ernawati Syafei serta keluarga tercinta, Adik-adikku Wildan Mukhtar dan Salma Dzakiyah yang telah memberikan doa, motivasi, kasih sayang, materi, dan dorongan moral, serta jasa besarnya untuk membuat saya agar tetap terus berjuang dan bertahan menghadapi hidup ini. Merekalah penopang terkuat dalam hidup dan proses penyelesaian skripsi ini. 2. Widyastutik, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar memberikan bimbingan, baik secara teknis maupun teoritis. 3. Dosen penguji utama dalam sidang skripsi, yaitu Dr. Alla Asmara yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun bagi kesempurnaan karya ini. 4. Komisi pendidikan, yaitu Laily Dwi Arsyianti M.Sc yang memberikan banyak informasi mengenai tata cara penulisan skripsi yang baik. 5. Dosen-dosen Departemen Ilmu Ekonomi yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membentuk mental berpikir ilmiah penulis sehingga terbantu dalam penyusunan skripsi ini.

8 6. Seluruh Staf Departmen Ilmu Ekonomi dan Staf Fakultas Ekonomi dan Manajemen atas kerjasamanya selama penulis menuntut ilmu di Departemen Ilmu Ekonomi. 7. Keluarga besar HIPOTESA FEM IPB dan keluarga besar Ilmu Ekonomi khususnya angkatan 45 yang telah memberikan bantuan dan kebersamaan selama ini. 8. Guruh Herman Was an, yang telah banyak sekali memberikan bantuan dan motivasi luar biasa untuk menyelesaikan penelitian ini. Rekan seperjuangan bersama-sama dalam suka dan duka dalam penyusunan skripsi ini. 9. Sahabat-sahabat terdekat yang telah memberi pelajaran dan makna akan hidup yang sangat berharga bagi hidup saya. 10. Kepada semua pihak yang telah menjadi bagian dari cerita perjalanan hidup dan inspirasi saya.

9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... viii BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Ekonomi Pengertian Degradasi Lingkungan Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Degradasi Lingkungan: Teori Kuznets Hubungan Keterbukaan Ekonomi (Openness of the Economy) dan Degradasi Lingkungan Penelitian Sebelumnya Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian BAB III. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Data Spesifikasi Model Model untuk kasus CO Model untuk kasus CH

10 Model Untuk Kasus N 2 O Metode Analisis Regresi dan Panel Data Pemilihan Pendekatan: Uji Haussman Pengujian Kriteria Ekonomi dan Statistik Uji Koefisien Regresi Secara Individual (Uji t) Uji Signifikansi Simultan (Uji f) Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Uji Autokorelasi Uji Heterokedastisitas Uji Normalitas Definisi Operasional BAB IV. GAMBARAN UMUM Laju Pertumbuhan GDP per Kapita Negara High Income Laju Pertumbuhan GDP per Kapita Negara Upper Middle Income Laju Pertumbuhan GDP per Kapita Negara Low Income Laju Pertumbuhan Emisi Gas Rumah Kaca CO Laju Pertumbuhan CO 2 Negara High Income Laju Pertumbuhan CO 2 Negara Middle Income Laju Pertumbuhan CO 2 Negara Low Income Laju Pertumbuhan CH 4 Negara High Income

11 Laju Pertumbuhan CH 4 Negara Middle Income Laju Pertumbuhan CH 4 Negara Low Income Laju Pertumbuhan N 2 O Negara High Income Laju Pertumbuhan N 2 O Negara Middle Income Laju Pertumbuhan N 2 O Negara Low Income Laju Tingkat Keterbukaan Ekonomi Negara High Income Laju Tingkat Keterbukaan Ekonomi Negara Upper Middle Income Laju Tingkat Keterbukaan Ekonomi Negara Lower Middle Income Laju Tingkat Keterbukaan Ekonomi Negara Low Income BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Keterbukaan Ekonomi terhadap Kerusakan Lingkungan Kriteria Statistik Uji Signifikansi Simultan (Uji f) Uji Koefisien Regresi Secara Individual (Uji t) Koefisien Determinasi (Adjusted R-squared) Kriteria Ekonometrika Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas Kriteria Ekonomi... 65

12 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Emisi Gas CO Pengaruh Pertumbuhan dan Keterbukaan Ekonomi terhadap Emisi Gas CO Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Emisi Gas CH Pengaruh Pertumbuhan dan Keterbukaan Ekonomi terhadap Emisi Gas CH Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Emisi Gas N 2 O Pengaruh Pertumbuhan dan Keterbukaan Ekonomi terhadap Emisi Gas N 2 O Individual Effect Untuk Setiap Negara Dalam Sample BAB VI. PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 78

13 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1.1. Laju Rata-rata Emisi CO 2 dan GDP per KapitaTahun Hipotesis Environmental Kuznets Curve Kerangka Pemikiran Penelitian Pengujian Pemilihan Model dalam Pengolahan Data Panel Laju Pertumbuhan Ekonomi Negara High Income, Laju Pertumbuhan Ekonomi Negara Middle Income, Laju Pertumbuhan GDP per Kapita Negara Low Income, Laju Pertumbuhan CO 2 Negara High Income, Laju Pertumbuhan CO 2 Negara Middle Income, Laju Pertumbuhan CO 2 Negara Low Income, Laju Pertumbuhan CH 4 Negara High Income, Laju Pertumbuhan CH4 Negara Middle Income, Laju Pertumbuhan CH4 Negara Low Income, Laju Pertumbuhan N 2 O Negara High Income, Laju Pertumbuhan N 2 O Negara Middle Income, Laju Pertumbuhan N2O Negara Low Income, Laju Tingkat Keterbukaan Ekonomi Negara High Income, Laju Tingkat Keterbukaan Ekonomi Negara Upper Middle Income, Laju Tingkat Keterbukaan Ekonomi Negara Upper Middle Income,

14 4.16. Laju Tingkat Keterbukaan Ekonomi Negara Low Income, Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Emisi Gas CO Hubungan Antara Pertumbuhan dan Keterbukaan Ekonomi dengan Emisi Gas CO Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Emisi Gas CH Hubungan Antara Pertumbuhan dan Keterbukaan Ekonomi dengan Emisi Gas CH Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Emisi Gas N 2 O Hubungan Antara Pertumbuhan dan Keterbukaan Ekonomi dengan Emisi Gas N 2 O... 73

15 DAFTAR TABEL No. Halaman 3.1 Data, Satuan, Simbol, dan Sumber Data Uji d Durbin-Watson: Aturan Keputusan Nilai Probabilitas t-statistic, Probabilitas F-statistic, dan Adjusted R-square Nilai Individual Effect Untuk Setiap Negara Pada Sample... 75

16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang dilakukan banyak negara di berbagai penjuru dunia dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di masing-masing negara. Setiap negara menghendaki peningkatan kualitas kehidupan melalui pertumbuhan ekonomi. Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini adalah peningkatan kesejahteraan atau taraf hidup masyarakat yang didukung oleh perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial. Todaro dan Smith (2006) menyatakan istilah pembangunan (development) secara tradisional diartikan sebagai suatu kapasitas dari sebuah perekonomian nasional yang kondisi awalnya kurang baik dan bersifat statis dalam kurun waktu yang cukup lama untuk menciptakan dan mempertahankan kenaikan GDP (Gross Domestic Product) atau GNI (Gross National Income). Beberapa badan internasional termasuk Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD: Organization for Economic Cooperation and Development) dan PBB mengklasifikasi berbagai negara berdasarkan status perekonomian mereka, tetapi sistem pengklasifikasian yang dikenal secara luas dilakukan oleh Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD: International Bank for Reconstruction and Development), yang lebih umum dikenal sebagai Bank Dunia (Word Bank). Dalam sistem klasifikasi Bank Dunia, 208 perekonomian dengan jumlah populasi minimal jiwa diurutkan 1

17 2 berdasarkan tingkat pendapatan nasional bruto per kapita (GNI: Gross Natiional income) berbagai perekonomian ini kemudian dibedakan menjadi pendapatan rendah (Low Income) pendapatan menengah bawah (lower-middle income), pendapatan menengah atas (upper-middle income), pendapatan tinggi menurut OECD, dan negara-negara pendapatan tinggi lainnya (Todaro, 2006). Proses pembangunan ekonomi bukan tidak memiliki efek samping atau biasa disebut eksternalitas. Peningkatan kesejahteraan peningkatan standar kesehatan, sadar pendidikan dan lain-lain merupakan eksternalitas positif dari pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain penurunan kualitas lingkungan hadir sebagai eksternaliatas negatif dari pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya menyebabkan banyak permasalahan lingkungan. 0.1 Rata rata laju pertumbuhan per Tahun (persen) Rata rata Laju Pertumbuhan CO2 Rata rata Laju Pertumbuhan GDP per Kapita 0.04 Sumber: World Bank, 2011 Gambar 1.1. Rata-rata Laju Pertumbuhan Emisi CO 2 dan GDP per KapitaTahun

18 3 CO 2 digunakan dalam banyak penelitian sebagai gas buangan untuk menggambarkan tingkat pencemaran. Gambar 1.1 merupakan gambaran rata-rata laju pertumbuhan gas CO 2 dari dua puluh negara contoh dari lima kelompok pendapatan yang berbeda. Gambar 1.1 menunjukan pola yang sama antara peningkatan rata-rata laju pertumbuhan GDP per Kapita dan rata-rata laju pertumbuhan CO 2. Pada tahun 1981 sampai dengan tahun 1988 baik rata-rata laju pertumbuhan CO 2 maupun rata-rata laju pertumbuhan GDP per kapita sama-sama mengalami pertumbuhan yang positif. Pada rentang tahun 1988 sampai dengan 1990 baik rata-rata laju pertumbuhan GDP per kapita maupun rata-rata laju pertumbuhan CO 2 sama-sama menunjukan penurunan yang drastis. Terkecuali pada tahun 1992 dan tahun 2006 Gambar 1.1 memperlihatkan hubungan yang positif antara rata-rata laju pertumbuhan GDP per kapita dan rata-rata laju pertumbuhan CO 2. Artinya, semakin tinggi rata-rata laju pertumbuhan ekonomi maka semakin besar rata-rata laju pertumbuhan emisi gas CO 2 yang dihasilkan. Begitu juga sebaliknya, penurunan rata-rata laju pertumbuhan GDP per kapita berarti juga penurunan rata-rata laju pertumbuhan gas buangan CO 2. Pada kasus negara maju, tingginya pencemaran udara, dalam hal ini CO2, dapat disebabkan oleh tingginya konsumsi energi yang mengakibatkan pencemaran udara. Semakin tinggi pendapatan suatu negara semakin tinggi pula kemampuan bayar yang dimiliki warga negaranya. negara maju memiliki banyak keluarga dengan pendapatan tinggi yang mampu membeli mobil untuk setiap anggota keluarga (satu kepala satu mobil). Selain itu konsumsi energi listrik untuk dapat menyalakan alat-alat elektronik berdaya tinggi akan sangat tinggi. Berbeda

19 4 dengan negara Middle Income yang hanya memiliki sebagian kecil keluarga berpendapatan tinggi. Sebagian keluarga yang berpendapatan rendah hanya dapat membiayai satu kendaraan untuk digunakan bersama-sama atau menggunakan angkutan umum. Konsumsi listrik tidak akan lebih besar dari negara maju karena butuh biaya yang lebih besar untuk menghidupkan alat-alat elektronik berdaya tinggi sehingga hanya memiliki barang-barang elektronik berdaya rendah atau pun menggunakan fasilitas umum. Pandangan lain diberikan oleh Hayami dan Godo (2006), mereka menilai seharusnya degradasi lingkungan lebih besar terjadi pada negara berkembang yang sedang berada pada tahap industrialisasi. Polusi pabrik-pabrik yang banyak terdapat di negara berkembang menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan. Sebaliknya, negara maju telah mengalami pergeseran dari industrialisasi menuju sektor jasa dalam pergerakan ekonominya. Sehingga konsumsi energi sebagai sumber utama polusi akan lebih rendah pertumbuhannya jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi. Selain itu masyarakat di negara maju akan lebih memiliki pilihan untuk memperhatikan aspek lingkungan dan tidak terfokus pada persoalan konsumsi. Hal ini akan memudahkan pemerintah untuk menetapkan regulasi atau pun pajak yang berkaitan dengan aspek lingkungan karena willingness to pay untuk lingkungan akan lebih besar. Akpan dan Chuku (2011) menyatakan, sejak tahun 1990 penelitian tentang hubungan pertumbuhan ekonomi dan degradasi lingkungan yang membuktikan teori Environmental Kuznet Curve (EKC) mulai banyak dilakukan. Penelitian akan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan degradasi lingkungan

20 5 sebagai pendekatan EKC model diawali oleh Grossman dan Krueger (1991), Shafik dan Bandypadhayay (1992), Panayotou (1993) kemudian oleh Selden dan Song (1994). Grosman dan Krueger pertama kali menyoroti berbentuk kurva-u terbalik dalam hubungan antara degradasi lingkungan dengan pendapatan per kapita sebagai dampak dari perdagangan bebas Amerika Utara. Kurva-U terbalik kemudian disebut sebagai sebagai Kurva Kuznet oleh Panayoyou karena kemiripannya dengan kurva yang menunjukan hubungan antara degradasi lingkungan dengan pertumbuhan ekonomi yang pertama kali dipopulerkan oleh Kuznet (1955). Kahuthu (2006) menemukan adanya hubungan kurva-u terbalik diantara pertumbuhan ekonomi dengan degradasi lingkungan. Dimana pertumbuhan ekonomi akan berpengaruh kepada peningkatan kerusakan yang ditimbulkan. Namun pada titik balik tertentu, pertumbuhan ekonomi akan mengarah kepada perbaikan kualitas lingkungan. Akpan dan Chuku (2011) mendapatkan hasil yang berbeda ketika melakukan penelitian tentang pertumbuhan ekonomi dengan degradasi lingkungan di Nigeria. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan degradasi lingkungan lebih menunjukan bentuk kurva-n dibanding dengan kurva- U. Penelitian Grossman dan Kruegel (1995) menemukan hubungan kuadratik dalam hubungan pertumbuhan ekonomi dengan degradasi lingkungan. Teori Kuznet (1955) telah membawa sejumlah penelitian kepada hasil yang beragam seiring dengan munculnya hasil dari para peneliti dan pembuat kebijakan dan tidak membantu banyak untuk mengimbangi kecenderungan dari negara-negara berkembang yang hampir secara eksklusif fokus pada pertumbuhan

21 6 ekonomi mengabaikan masalah lingkungan. Negara maju (yang memperhatikan masalah lingkungan hanya pada tahap selanjutnya dari proses pembangunan) tidak membantu untuk merangsang pendekatan yang lebih ramah lingkungan dari negara-negara sedang berkembang. Kurva Kuznet telah menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dengan sendirinya adalah obat mujarab untuk degradasi lingkungan. Beberapa negara telah memulai jalan pembangunan berkelanjutan memperhatikan beberapa hal yang penting untuk kebijakan lingkungan, namun di satu sisi beberapa negara mengabaikan kerusakan dan mengedepankan pertumbuhan ekonomi yang tinggi (Kahuthu, 2006). Pertumbuhan ekonomi yang penyebabkan penurunan kualitas lingkungan pada titik balik tertentu akan mengarah kepada peningkatan kualitas lingkungan. Negara berkembang akan fokus pada permasalahan pokok yang berhubungan dengan kesejahteraan dan swasembada pangan yang belum tercapai. Sedangkan negara maju telah mencapai pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan yang tinggi sehingga masalah kesejahteraan dan pangan tidaklah menjadi persoalan. Pada saat yang sama tingkat kepedulian dan kesadaran akan kualitas lingkungan sebagai kebutuhan jangka panjang akan lebih diperhatikan. Kinerja suatu perekonomian tidak dapat dipisahkan dari proses globalisasi. Keterkaitan perekonomian suatu negara semakin erat akibat berkurangnya batasan-batasan perdagangan dan tingginya arus modal lintas perekonomian. Keterbukaan ekonomi (Openness of The Economy) seharusnya membawa suatu negara kepada pertumbuhan ekonomi yang kemudian, menurut model EKC, mengarah pada peningkatan standar lingkungan. Banyak negara telah melakukan

22 7 liberalisasi ekonomi dengan menghapus hambatan perdagangan dan mengurangi subsidi pemerintah dalam upaya pemanfaatan potensi dari globalisasi. Integrasi antar negara melalui perdagangan internasional akan melahirkan kompetisi yang berujung pada peningkatan kegiatan ekonomi dan peningkatan emisi gas buangan. Pada akhirnya negara yang terintegrasi akan menghasilkan emisi lebih banyak jika dibandingkan dengan negara yang tidak terintegrasi (Kahuthu, 2006). Namun, keterbukaan ekonomi juga berarti melebarnya pintu informasi dan komunikasi sehingga tidak menutup kemungkinan integrasi ekonomi justru akan meningkatkan efisiensi yang berujung pada pengurangan emisi gas buangan kegiatan produksi. Selain itu, keterbukaan ekonomi juga berarti terbukanya kesempatan untuk bisa melakukan intervensi terhadap suatu negara melalui forum Internasional. Sebagai contoh, negara-negara di dunia dapat menghimpun kekuatan dan mendesak negara-negara penghasil emisi untuk mengurangi gas buangan mereka yang mencemari bumi ini. Selanjutnya, EKC menunjukan tahap awal dari proses pertumbuhan ekonomi akan mengakibatkan degradasi sumber daya alam yang meningkat dengan cepat, setelah melampaui batas tertentu pertumbuhan kemudian beralih pada penurunan polusi. Perubahan akan terjadi pada tingkat tertentu dimana masyarakat akan lebih tertarik dengan udara bersih dan hutan sehat, bukan dengan penghasilan lebih naik karena negara tersebut telah melewati masa pertumbuhan ekonomi yang pesat dan melewati titik puncak. Namun yang menjadi pertanyaan apakah memang benar suatu negara harus fokus di awal pertumbuhan dan mengabaikan faktor lingkungan karena

23 8 lingkungan akan didapatkan dengan sendirinya ketika mencapai pertumbuhan ekonomi tertentu? Apakah model pertumbuhan grow first clean up leter adalah model yang memang harus digunakan setiap negara di dunia untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi tanpa mengabaikan faktor lingkungan? Kerusakan lingkungan akan semakin besar dan mungkin menyebabkan bencana tak terhindarkan jika persepsi di atas digunakan oleh seluruh negara di belahan dunia diimpementasikan secara kurang tepat. Sementara penelitian mengenai hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kerusakan lingkungan masih menghasilkan sesuatu yang samar akibat beragamnya hasil yang didapatkan. Berkaitan dengan latar belakang di atas relevan apabila dilakukan penelitian dengan judul Dampak Pertumbuhan dan Keterbukaan Ekonomi terhadap Degradasi Lingkungan dengan menggunakan studi kasus dua puluh negara yang mewakili tingkat pertumbuhan ekonomi di dunia. Penambahan indikator lingkungan dilakukan untuk memberikan hasil yang lebih jelas akan kerusakan lingkungan Rumusan Masalah Lahirnya Protokol Kyoto menjadi bukti akan besarnya perhatian dunia akan kerusakan alam di bumi kita ini. Konvensi ini diikuti oleh delegasi dari 158 negara anggota konvensi, enam negara pengamat, sekitar pengamat dari Organisasi Internasional, serta lebih dari perwakilan media. Pada saat itu G77+Cina diketuai oleh Tanzania. Kyoto Protocol menekankan pengurangan

24 9 emisi dalam jumlah yang berarti, realistis, dan adil. Melalui forum ini dunia berusaha menekan negara-negara maju untuk segera menyetujui pengurangan emisi tersebut. Kerusakan lingkungan dikaitkan dengan ekspansi ekonomi banyak negara di dunia terutama negara maju berperan aktif dalam pencemaran lingkungan sebagai eksternalitas negatif dari proses pertumbuhan ekonomi mereka. Kerusakan tanah, sumber-sumber air, dan hutan-hutan yang diakibatkan oleh metode produksi yang kurang terencana serta tidak efisien jelas dapat mengurangi tingkat produktifitas, terutama dalam jangka panjang. Namun hal tersebut sering kali disisihkan dari perhitungan demi memunculkan angka-angka GNI yang mengesankan. Oleh karena itu, setiap analisis ekonomi harus memperhitungkan berbagai implikasi jangka panjang yang ditimbulkan oleh setiap kegiatan ekonomi terhadap kualitas dan kelestarian lingkungan hidup (Todaro, 2009). Shafik (1994) dalam Kahuthu (2006) menyebutkan, peningkatan aktifitas ekonomi akan berdampak pada peningkatan permintaan sumberdaya alam. Pertumbuhan ekonomi yang direpresentasikan oleh pertumbuhan GDP akan mengarah kepada degradasi lingkungan sebagai eksternalitas negatif dari kegiatan ekonomi. Namun Kuznet (1955) menerangkan bahwa ada titik balik tertentu dimana pertumbuhan ekonomi akan mengarah pada perbaikan kualitas lingkungan. Negara-negara di dunia melakukan ekploitasi sumberdaya alam dan fokus pada pertumbuhan ekonomi melalui kegiatan penambahan nilai yang profit oriented. Surplus value merupakan eksternalitas positif yang didapatkan dari

25 10 kegiatan ekonomi yang memungkinkan kemudian digunakan untuk pengembangan teknologi yang mengarahkan kegiatan ekonomi ke tingkat yang lebih efisien. Hingga akhirnya pertumbuhan ekonomi yang mendukung kemajuan teknologi menghasilkan kegiatan produksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan sehingga dapat mereduksi dampak kerusakan lingkungan, namun apabila pertumbuhan ekonomi pada tingkat pendapatan yang tinggi tidak mengurangi degradasi lingkungan dapat diprediksikan bahwa dunia akan semakin mengarah pada kehancuran akibat teori pembangunan yang tidak terbukti. Dalam era globalisasi dewasa ini pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari tingkat keterbukaan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian suatu negara karena perekonomian berbagai negara di dunia membentuk suatu sistem kesatuan yang saling memengaruhi. Tumbuhnya perusahaan multi nasional dan berbagai kesepahaman dan kesepakatan yang dilakukan berbagai dunia memengaruhi perekonomian negara-negara di dunia beserta dampaknya terhadap degradasi lingkungan. Berbagai penelitian yang telah dilakukan menghasilkan kesimpulan yang beragam. Spesifikasi dan studi kasus yang berbeda menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Perbedaan kesimpulan tersebut kemudian pada akhirnya mempertanyakan kembali beberapa pertanyaan yang melatarbelakangi penelitian ini. Pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan emisi Gas Rumah Kaca (CO 2, CH 4, dan N 2 O)?

26 11 2. Bagaimana pengaruh tingkat keterbukaan ekonomi suatu negara terhadap emisi Gas Rumah Kaca (CO 2, CH 4, dan N 2 O)? 3. Bagaimana kontribusi pertumbuhan dan keterbukaan ekonomi negara dalam sampel terhadap emisi Gas Rumah Kaca (CO 2, CH 4, dan N 2 O)? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan penjelasan pada bagian latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis hubungan pertumbuhan ekonomi dengan degradasi lingkungan. 2. Menganalisis pengaruh tingkat keterbukaan ekonomi terhadap emisi perusak lingkungan. 3. Menganalisis kontribusi pertumbuhan dan keterbukaan ekonomi negara pada sampel terhadap emisi Gas Rumah Kaca. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian mengenai hubungan pertumbuhan ekonomi dan keterbukaan ekonomi terhadap degradasi lingkungan ini diharapkan dapat memberika manfaat bagi: 1. Pemerintah negara maju dan berkembang dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dan dampak lingkungan terutama dalam forum internasional.

27 12 2. Para peneliti untuk menjadi bahan rujukan dan pertimbangan dalam proses penelitian berikutnya. 3. Masyarakat umum dalam memahami dampak pertumbuhan ekonomi dan keterbukaan ekonomi terhadap degradasi lingkungan.

28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Istilah pertumbuhan ekonomi bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lain, negara satu dengan negara lainnya. Menurut Kuznets dalam Todaro (2006), pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen: 1. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terusmenerus persediaan barang 2. Teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk 3. Penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat. 13

29 14 Dengan bahasa lain, Boediono dalam Hutabarat (2010) menyebutkan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output dalam jangka panjang. Pengertian tersebut mencakup tiga aspek, yaitu proses, output per kapita, dan jangka panjang. Jadi pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses, bukan gambaran ekonomi atau hasil pada saat itu. Boediono menyebutkan secara lebih lanjut bahwa pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan output per kapita. Dalam pengertian ini teori tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP dan teori mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab hanya apabila kedua aspek tersebut dijelaskan, maka perkembangan output per kapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek yang ketiga adalah pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output per kapita menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Menurut Todaro (2006), pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai peningkatan hasil atau outpt masyarakat yang disebabkan oleh makin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat. Ada tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, antara lain: 1. Akumulasi modal, meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal manusia atau sumber daya manusia. 2. Pertumbuhan penduduk, yang beberapa tahun selanjutnya akan memperbanyak jumlah angkatan kerja. 3. Kemajuan teknologi.

30 15 Secara umum pertumbuhan ekonomi memiliki arti peningkatan pada Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang dinyatakan dengan peningkatan output dan pendapatan riil perkapita memang bukanlah satu-satunya sasaran kebijakan terutama di negara-negara berkembang. Namun kebijakan ekonomi menaikkan tingkat pertumbuhan output memang perlu dilakukan. Hal ini berdasarkan alasan, karena pertumbuhan ekonomi dipandang sebagai suatu syarat yang sangat diperlukan untuk perbaikkan kesejahteraan masyarakat dan mencapai tujuantujuan pembangunan lainnya seperti peningkatan pendapatan dan kekayaan masyarakat, ataupun penyediaan fasilitas dan sarana-sarana sosial lainnya Pengertian Degradasi Lingkungan Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Sumber daya lingkungan, seperti udara, air, lahan, dan biota, dapat menyediakan barang dan jasa yang secara langsung maupun tidak langsung mendapatkan manfaat ekonomis. Mengingat bahwa daya dukung alam sangat menentukan bagi kelangsungan hidup manusia, maka kemampuan daya dukung alam tersebut harus dijaga agar tidak terdegradasi. Menurut Wardhana (1995), Secara umum degradasi lingkungan disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dimana degradasi lingkungan berasal dari dalam bumi atau alam itu sendiri, dan faktor eksternal dimana

31 16 degradasi lingkungan berasal dari ulah manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidupnya. Pemanasan global memiliki dampak turunan terhadap kualitas lingkungan. Peningkatan suhu bumi dan perubahan iklim berdampak signifikan pada berkurangnya kualitas dan kenyamanan hidup. Luasnya definisi degradasi lingkungan menyebabkan perlu adanya pembatasan ruang lingkup akan apa yang dimaksud dengan degradasi lingkungan itu sendiri. Konteks degradasi lingkungan dalam penelitian ini dilihat melalui pencemaran udara yang menyebabkan efek Gas Rumah Kaca dan beberapa masalah turunan lainnya. Penelitian akan emisi gas rumah kaca yang dapat ditolelir bumi telah banyak dilakukan. Belum ada kesepakatan bersama yang menetapkan batas ambang dari emisi gas rumah kaca. Hansen (2010), seorang peneliti dari NASA, mengatakan bahwa jika manusia berharap melestarikan bumi maka manusia harus mengurangi emisi CO 2 menjadi 350 ppm ( 2010). 2.3 Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Degradasi Lingkungan: Teori Kuznets Orientasi pertumbuhan ekonomi telah memacu permintaan terhadap sumberdaya alam yang semakin besar. Metode produksi yang tidak memungkinkan adanya substitusi input tersebut berdampak terhadap eksploitasi sumberdaya tersebut sehingga ketersediaannya semakin menipis. Simon Kuznets, peraih penghargaan Nobel pada tahun 1955 membuat suatu hipotesis mengenai hubungan pertumbuhan ekonomi dengan lingkungan yang dikenal dengan

32 17 hipotesis Environmental Kuznets Curve. Berdasarkan hipotesis Environmental Kuznets Curve, kerusakan lingkungan yang parah rawan terjadi di negara-negara berkembang yang mayoritas merupakan negara-negara yang berpenghasilan per kapita rendah. Hal ini terjadi karena pada fase awal pertumbuhan industrialisasi sangat besar fokusnya pada bagaimana ekonomi berkembang pesat dan banyak menyerap tenaga kerja. Isu lingkungan belum menjadi agenda utama dan pemerintah belum banyak terlibat dalam upaya perbaikan sistem pasar. Pada fase ini terjadi korelasi positif antara degradasi lingkungan karena banyak bahan polutan di udara dengan pertumbuhan ekonomi. Emisi Bahan Polutan EKC Konvensional Sumber: Kahutu, 2006 Gambar 2.1. Hipotesis Environmental Kuznets Curve Pendapatan per kapita Namun, pada tingkat pendapatan tertentu terdapat titik balik. Pada fase ini kesadaran pentingnya kualitas lingkungan sudah mulai berkembang. Public goods seperti kualitas lingkungan serta kesehatan telah menjadi bagian permintaan masyarakat. Tekanan atas kebutuhan tersebut baik terpaksa maupun tidak, industri melakukan kebijakan perubahan metode produksi. Pada fase ini terdapat income yang cukup untuk melakukan usaha-usaha perbaikan lingkungan.

33 18 Penjelasan lebih jelasnya mengenai terjadinya inverted U pada kurva Kuznets adalah sebagai berikut : 1. Terjadinya pergeseran transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri karena adanya dorongan investasi asing. Pada tingkat pendapatan rendah di negara berkembang, pendapatan industri masih rendah dan akan meningkat seiring peningkatan pendapatan. Peningkatan sektor indutri ini menyebabkan polusi di negara sedang berkembang juga akan mengalami peningkatan dan ketika terjadi transformasi dari sektor industri ke sektor jasa, polusi akan menurun seiring peningkatan pendapatan. 2. Permintaan akan kualitas lingkungan akan mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan pendapatan. Hal ini bermula ketika pendapatan masih rendah, sulit bagi pemerintah negara berkembang untuk melakukan proteksi terhadap lingkungan. Ketika pendapatan mulai meningkat, masyarakat mulai mampu untuk membayar kerugian lingkungan akibat dari kegiatan ekonomi. Pada tahap ini masyarakat mau mengorbankan konsumsi barang demi terlindunginya lingkungan. Pertumbuhan pendapatan akan diiringi dengan kenaikan tingkat polusi, dan kemudian menurun lagi dengan kondisi pertumbuhan pendapatan tetap berjalan. Teori ini didasarkan pada permintaan terhadap kualitas lingkungan yang meningkatkan pengawasan sosial dan regulasi pemerintah sehingga masyarakat akan lebih sejahtera.

34 Hubungan Keterbukaan Ekonomi (Openness of the Economy) dan Degradasi Lingkungan Ada beberapa indikator yang menunjukan tingkat keterbukaan suatu perekonomian atau Openness of the Economy yaitu perdagangan, tingkat suku bunga dalam Negeri, International risk sharing, dan rasio investasi terhadap tabungan domestik. Keterbukaan ekonomi dapat dijelaskan dengan penjumlahan nilai ekspor dan impor. Perdagangan internasional memiliki sejumlah argumen yang mendukung serta menolaknya, dengan beragam alasan yang mendasarinya. Namun argumen yang mendukung dan menolaknya tidak ada yang memiliki kebenaran absolut. Manfaat yang diperoleh suatu Negara dengan adanya perdagangan Internasional bergantung pada struktur perekonomian Negara itu sendiri. Keterbukaan ekonomi dapat memiliki hubungan positif maupun negatif dengan degradasi lingkugan. Kahuthu (2006) menemukan adanya pengaruh positif keterbukaaan ekonomi dalam menjelaskan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan degradasi lingkungan. Namun, keterbukaan ekonomi bisa saja berpengaruh negatif terhadap degradasi lingkungan apabila terdapat transfer informasi teknologi dari dunia global ke dalam suatu perekonomian sehingga dapat melakukan kegiatan produksi dengan lebih efisien. 2.5 Penelitian Sebelumnya Penelitian ini akan menganalisis hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan degradasi lingkungan melalui variabel gas CO 2 dan beberapa komponen gas rumah kaca (GRK) yang merepresentasikan indikator lingkungan. Berbagai

35 20 penelitian tentang hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan degradasi lingkungan telah banyak dilakukan dan didapatkan hasil yang beragam. Grossman dan Krueger (1995) melakukan penelitian tentang hubungan pertumbuhan ekonomi dengan kualitas lingkungan. Mereka menggunakan GDP per kapita sebagai indikator pertumbuhan ekonomi dan menggunakan polusi udara perkotaan, oksigen pada aliran sungai, dan kontaminasi aliran air sungai oleh logam berat sebagai indikator lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan reduce-form untuk melihat hubungan pertumbuhan ekonomi dengan indikator lingkungan yang telah ditetapkan. Data diperoleh dari 287 titik sungai pada 58 negara tahun 1979 sampai dengan tahun Penelitian telah memberikan dukungan untuk model EKC. Untuk kebanyakan indikator, pertumbuhan ekonomi membawa tahap awal kerusakan diikuti oleh fase berikutnya perbaikan. Titik balik untuk polutan yang berbeda bervariasi, tetapi dalam banyak kasus didapatkan Negara mencapai titik balik pada tingkat pendapatan perkapita sebesar dollar. Kahuthu (2006) melakukan penelitian untuk mengetahui dampak pertumbuhan ekonomi terhadap kerusakan lingkungan yang dilihat melalui gas CO 2 dan luas hutan. Data yang digunakan adalah data panel yang terdiri dari 84 Negara dari berbagai level pertumbuhan selama tahun Model yang digunakan adalah model kuadratik yang diestimasi menggunakan fixed effect model. Penelitian ini menghasilkan dukungan terhadap EKC model dimana terdapat hubungan berbentuk kurva-u terbalik antara pertumbuhan ekonomi dengan kerusakan lingkungan. Hasil dari pengulangan estimasi setelah melakukan modifikasi pada model dengan menambahkan variabel keterbukaan ekonomi

36 21 menyebutkan bahwa jika suatu Negara semakin terintegrasi (memiliki tingkat keterbukaan ekonomi yang lebih tinggi) maka akan semakin tinggi tingkat emisi yang dihasilkan dan semakin tinggi titik puncak yang harus dicapai agar kemudian pertumbuhan ekonomi mengarah pada pengurangan emisi dan kerusakan lingkungan. Choi et al. (2010) melakukan penelitian akan hubungan emisi CO 2 dengan pertumbuhan ekonomi dan keterbukaan ekonomi pada negara Korea, Cina, dan Jepang untuk tahun Melalui proses estimasi yang dilakukan menggunakan metode OLS. Hasil yang didapat untuk studi kasus Negara Korea tidak sejalan dengan konsep EKC yang menyebutkan bahwa hubungan pertumbuhan ekonomi dengan degradasi lingkungan akan membentuk kurva-u terbalik. Untuk Negara Cina, hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan emisi CO 2 membentuk kurva-n. Pertumbuhan ekonomi tidak dapat memberikan peningkatan kualitas lingkungan secara berkesinambungan karena pada titik balik kedua, pertumbuhan ekonomi akan kembali memberikan dampak negatif bagi kualitas lingkungan di Cina. Sedangkan untuk kasus negara Jepang, penelitian mengarah pada kurva-n terbalik dalam menggambarkan pola hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan emisi CO 2. Meskipun untuk kasus negara Jepang pada akhirnya peningkatan ekonomi dapat memberikan perbaikan kualitas lingkungan yang ditinjau melaui emisi CO 2 dalam penelitian ini, namun model hubungan yang ditemukan berbeda dengan EKC model yang berbentuk kurva-u terbalik. Hutabarat (2000) melakukan penelitian menggunakan analisis regresi berganda dengan model Fixed Effect Model (FEM) dengan metode Fixed Effect

37 22 Model Fixed Cross Section yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel PDB sektor industri terhadap kualitas lingkungan yang ditinjau melalui emisi Sulfur dan emisi CO 2 di lima negara ASEAN selama 21 tahun. Dari penelitian tersebut, ditemukan hubungan yang membentuk fungsi kubik untuk kasus emisi surfur dan emisi CO 2. Akpan dan Chuku (2011) melakukan penelitian mengenai hubungan pertumbuhan ekonomi dan degradasi lingkungan untuk studi kasus negara Nigeria. Mereka menggunakan data tahun 1960 sampai dengan tahun 2008 dengan GDP per kapita sebagai indikator pertumbuhan ekonomi dan CO 2 sebagai indikator degradasi lingkungan. Model ARDL digunakan untu melihat hubungan antara keduanya. Akpan dan Chuku (2011) juga turut memasukan tingkat keterbukaan ekonomi (openness ratio) sebagai variabel lain yang turut mempengaruhi degradasi lingungan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa untuk studi kasus negara Nigeria, pertumbuhan ekonomi berasosiasi dengan peningkatan degradasi lingkungan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Hubungan kurva-n terbalik sebagai hasil penelitian tidak memberikan dukungan terhadap EKC model. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penambahan indikator lingkungan CH 4 dan N 2 O sebagai emisi komponen gas rumah kaca diharapkan dapat memberikan pengaruh yang lebih spesifik akan pertumbuhan ekonomi terhadap degradasi lingkungan. Penambahan indikator keterbukaan ekonomi dilakukan kembali untuk menangkap pengaruh tingkat keterbukaan ekonomi. Berbeda dengan Choi et,al (2010), penelitian ini menggunakan cross

38 23 section dan time series yang lebih banyak. Meskipun tidak sebanyak Kahutu (2006), namun indikator lingkungan yang digunakan lebih banyak dengan time series yang lebih up to date Kerangka Pemikiran Perhatian utama masyarakat perekonomian dunia tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan nasional. Pengejaran pertumbuhan merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini. Dalam melakukan percepatan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi dilakukan untuk mewujudkan perbaikan kualitas hidup dan mengatasi permasalahan yang berkaitan atau berakar dari masalah kesejahteraan. Perbaikan infrastruktur, pelayanan masyarakat, dan kualitas kehidupan merupakan beberapa fokus dari pertumbuhan ekonomi. Suatu sistem perekonomian dapat berintegrasi dengan perekonomian lain untuk menciptakan hubungan yang saling menguntungkan melalui perdagangan bebas demi terciptanya percepatan ekonomi. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan tanpa memperhatikan aspek pelestariannya dapat meningkatkan tekanan berlebihan terhadap kualitas lingkungan hidup yang pada akhirnya mengancam swasembada pangan, pemerataan distribusi pendapatan, serta potensi pertumbuhan ekonomi di masa mendatang. Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan memanfaatkan sumberdaya untuk menghasilkan barang atau jasa yang memiliki nilai ekonomi.

39 24 Inefisiensi kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam, kurangnya kesadaran ekonomi, dan konsepsi pertumbuhan ekonomi yang mengesampingkan aspek lingkungan yang dikenal dengan grow first clean up later memperbesar dampak pertumbuhan ekonomi terhadap kerusakan lingkungan. Kemajuan teknologi dapat mengurangi emisi yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi dengan meningkatkan efisiensi. Konsep pengejaran pertumbuhan ekonomi untuk mengejar tingkat pendapatan yang lebih tinggi dalam mengurangi dampak pertumbuhan ekonomi harus selalu dipertanyakan kebenarannya. Hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaanya, apabila pertumbuhan ekonomi pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi tidak mengurangi kerusakan lingkungan maka dunia akan terarahkan pada kerusakan lingkungan yang tak terhindarkan. Pertumbuhan dan Keterbukaan Ekonomi Memacu Peningkatan Permintaan SDA (ekspolitasi SDA) Peningkatan taraf hidup Grow first clean up later Kurangnya kesadaran lingkungan inefisiensi Degradasi Lingkungan (Emisi gas Rumah Kaca) Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Penelitian

40 Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu serta variabel-variabel yang dijelaskan dalam penelitian ini, maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis, yaitu: 1. Dampak pertumbuhan ekonomi terhadap kualitas lingkungan hidup yang diukur dengan emisi gas rumah kaca, yaitu melalui emisi Karbondioksida (CO 2 ), Metana (CH 4 ), dan Nitrogen Oksida (N 2 O) di negara berkembang dan negara maju signifikan dengan konsep Environmental Kuznets Curve model. Pertumbuhan ekonomi pada tingkat pendapatan rendah (sebelum titik balik) akan meningkatkan degradasi lingkungan, namun pada tingkat pendapatan yang lebih (setelah titik balik) tinggi pertumbuhan ekonomi akan memberikan perbaikan kualitas lingkungan. 2. Tingkat keterbukaan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap emisi gas rumah kaca dalam penelitian ini. Semakin suatu Negara terbuka perekonomiannya (terintegrasi), maka semakin besar dampak kerusakan lingkungan yang diberikan.

41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data kuantitatif tahunan pada rentang waktu antara tahun Data dalam penelitian ini adalah data dari 20 Negara yang mewakili masing-masing tingkatan pertumbuhan ekonomi seluruh dunia berdasarkan klasifikasi menurut World Bank. Keseluruhan negara yang dimaksud adalah Amerika Serikat, Inggris, Itali, Jepang, Perancis, Cina, Argentina, Brazil, Malaysia, Afrika Selatan, Indonesia, India, Philipina, Nigeria, Tonga. Pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak Microsoft Excel 2007, Minitab, dan Eviews 6. Tabel 3.1 Data, Satuan, Simbol, dan Sumber Data Variabel Satuan Simbol Sumber GDP per Kapita US $ GDP World Bank CO 2 Kilotonne CO2 World Bank Trade per GDP Persen TRD UN-Comtrade CH 4 Kilotonne CH4 EDGAR N 2 O Kilotonne N2O EDGAR Keterangan: Word Bank, tahun EDGAR (Emission Database for Global Atmospheric Research),tahun Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif adalah metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Proses 26

42 27 deskripsi data pada dasarnya meliputi upaya penelusuran dan pengungkapan informasi yang lebih relevan yang terkandung di dalam data dan penyajian hasilnya dalam bentu yang lebih ringkas dan sederhana, sehingga pada akhirnya mengarah pada keperluan adanya penjelasan dan penafsiran. Metode penelitian ini juga mengandalkan proses kuantitatif untuk mendapatkan gambaran yang terstruktur dan jelas mengenai fenomena perekonomian yang terjadi. Penelitian kuantitatif berlandaskan interpretasi terhadap hasil olahan model dengan metode analisis panel data Spesifikasi Model Untuk melakukan estimasi pada model data panel, terdapat dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu menggunakan fixed effect atau random effect. Berdasarkan hasil uji, kemudian diputuskan fixed effect yang akan digunakan dalam penelitian ini. Pencarian model terbaik dalam menentukan pola hubungan pertumbuhan ekonomi dan keterbukaan ekonomi dengan degradasi lingkungan harus dilakukan untuk dapat memberikan gambaran yang akurat akan hubungan pertumbuhan ekonomi dengan degradasi lingkungan. Terdapat tiga model yang akan diestimasi untuk menentukan model terbaik yaitu, model persamaan linear, model persamaan kuadratik, model persamaan kubik. Linear Kuadratik : E it = β i + β 1 X it + β 4 Y it + ε it : E it = β i + β 1 X it + β 2 (X it ) 2 + β 4 Y it + ε it Syarat: β 2 0, Jika β 2 < 0 maka membentuk kurva-u terbalik (EKC), sedangkan jika β 2 > 0 maka membentuk kurva-u.

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang dilakukan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang dilakukan banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang dilakukan banyak negara di berbagai penjuru dunia dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di masing-masing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Istilah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting 12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Istilah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara tahun Data dalam penelitian ini adalah data dari 20 Negara

BAB III METODE PENELITIAN. antara tahun Data dalam penelitian ini adalah data dari 20 Negara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data kuantitatif tahunan pada rentang waktu antara tahun 1981-2008. Data dalam penelitian ini adalah data dari 20 Negara

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Estimasi Fungsi Dampak Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian dan Industri Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Estimasi Fungsi Dampak Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian dan Industri Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca 49 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Estimasi Fungsi Dampak Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian dan Industri Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca Dalam penelitian ini berusaha untuk menganalisis 6 buah model

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM Laju Pertumbuhan GDP per Kapita Negara High Income

BAB IV GAMBARAN UMUM Laju Pertumbuhan GDP per Kapita Negara High Income BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Laju Pertumbuhan GDP per Kapita Negara High Income -28 Kelompok negara high income merupakan kelompok negara yang telah melewati tahapan pertumbuhan ekonomi hingga pada akhirnya

Lebih terperinci

DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI DI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI TERHADAP DEGRADASI LINGKUNGAN (STUDI KASUS: NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU)

DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI DI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI TERHADAP DEGRADASI LINGKUNGAN (STUDI KASUS: NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU) DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI DI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI TERHADAP DEGRADASI LINGKUNGAN (STUDI KASUS: NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU) OLEH GURUH HERMAN WAS AN H14080123 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yang meliputi data kuantitatif

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yang meliputi data kuantitatif 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder, yang meliputi data kuantitatif tahunan dan sekunder pada rentang waktu antara tahun 1980-2008. Data dalam

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H14053157 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT OLEH ERIKA H14104023 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 2 RINGKASAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2000, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko

Lampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2000, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko Lampiran 1. Perkembangan GDP Riil Pertanian (Constant 2, Juta US$) Negara Berkembang Tahun Indonesia Thailand Cina India Brasil Argentina Meksiko Mesir Afrika Selatan Turki 198 14751.87 6487.26 68232.337

Lebih terperinci

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: SEBUAH KAJIAN ATAS DAMPAK PENERAPAN EKOLABEL

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: SEBUAH KAJIAN ATAS DAMPAK PENERAPAN EKOLABEL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: SEBUAH KAJIAN ATAS DAMPAK PENERAPAN EKOLABEL Oleh: NANI TUARSIH 0810512064 Mahasiswa Program Strata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hampir seluruh kegiatan ekonomi berpusat di Pulau Jawa. Sebagai pusat pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H

ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H14102043 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Northeast Georgia Regional Development Center (1999) menjelaskan beberapa. indikator pencemaran sungai sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Northeast Georgia Regional Development Center (1999) menjelaskan beberapa. indikator pencemaran sungai sebagai berikut: II. TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Indikator Kerusakan Lingkungan Sungai Kualitas air sungai tergantung pada komponen penyusun sungai dan komponen yang berasal luar, seperti pemukiman dan industri. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MOBIL DI INDONESIA OLEH ANINDITO AJIRESWARA H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MOBIL DI INDONESIA OLEH ANINDITO AJIRESWARA H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MOBIL DI INDONESIA OLEH ANINDITO AJIRESWARA H14050754 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 2 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada suatu negara dapat mewujudkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada suatu negara dapat mewujudkan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada suatu negara dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi, tetapi pembangunan ekonomi juga menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan lingkungan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peningkatan yang sangat pesat. Data survei resmi United Nation dalam The 2010

I. PENDAHULUAN. peningkatan yang sangat pesat. Data survei resmi United Nation dalam The 2010 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pertumbuhan penduduk dunia menunjukkan trend peningkatan yang sangat pesat. Data survei resmi United Nation dalam The 2010 Revision 1 mengestimasi bahwa jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kontroversi antara pembangunan ekonomi dan kualitas lingkungan telah

BAB I PENDAHULUAN. Kontroversi antara pembangunan ekonomi dan kualitas lingkungan telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontroversi antara pembangunan ekonomi dan kualitas lingkungan telah terjadi sejak lama. Salah satu ekstrem memiliki pandangan bahwa pertumbuhan ekonomi yang sangat

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Hasalah

1.1 Latar Belakang Hasalah 1.1 Latar Belakang Hasalah Pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh hampir semua negara disertai dengan perubahan struktur produksi yaitu menurunnya pangsa sektor pertanian dan meningkatnya pangsa sektor

Lebih terperinci

PENDAHULUAN ,87 Milyar atau senilai 14,99 % dari Produk Domestik Bruto

PENDAHULUAN ,87 Milyar atau senilai 14,99 % dari Produk Domestik Bruto PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur adalah salah satu provinsi yang menjadi kutub pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan didukung oleh ketersediaan infrastruktur dan sumber daya lokal, pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFRASTRUKTUR EKONOMI DAN SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS EKONOMI DI INDONESIA OLEH KRISMANTI TRI WAHYUNI H

ANALISIS PENGARUH INFRASTRUKTUR EKONOMI DAN SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS EKONOMI DI INDONESIA OLEH KRISMANTI TRI WAHYUNI H ANALISIS PENGARUH INFRASTRUKTUR EKONOMI DAN SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS EKONOMI DI INDONESIA OLEH KRISMANTI TRI WAHYUNI H14094021 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BIJI KAKAO INDONESIA DI MALAYSIA, SINGAPURA DAN CINA OLEH YULI WIDIANINGSIH H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BIJI KAKAO INDONESIA DI MALAYSIA, SINGAPURA DAN CINA OLEH YULI WIDIANINGSIH H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BIJI KAKAO INDONESIA DI MALAYSIA, SINGAPURA DAN CINA OLEH YULI WIDIANINGSIH H14053143 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERIMAAN DENGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PERKAPITA PROVINSI DI INDONESIA. Oleh Noviyani H

HUBUNGAN PENERIMAAN DENGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PERKAPITA PROVINSI DI INDONESIA. Oleh Noviyani H HUBUNGAN PENERIMAAN DENGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PERKAPITA PROVINSI DI INDONESIA Oleh Noviyani H14103053 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EKSPOR-IMPOR KOMODITAS PANGAN UTAMA DAN LIBERALISASI PERDAGANGAN TERHADAP NERACA PERDAGANGAN INDONESIA OLEH Y U S U F H

ANALISIS PENGARUH EKSPOR-IMPOR KOMODITAS PANGAN UTAMA DAN LIBERALISASI PERDAGANGAN TERHADAP NERACA PERDAGANGAN INDONESIA OLEH Y U S U F H ANALISIS PENGARUH EKSPOR-IMPOR KOMODITAS PANGAN UTAMA DAN LIBERALISASI PERDAGANGAN TERHADAP NERACA PERDAGANGAN INDONESIA OLEH Y U S U F H14103064 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Seluruh data adalah data panel dengan periode 2000-2009 dan cross section delapan negara

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI FARMASI INDONESIA PERIODE (PendekatanTotal Factor Productivity)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI FARMASI INDONESIA PERIODE (PendekatanTotal Factor Productivity) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI FARMASI INDONESIA PERIODE 1983 2005 (PendekatanTotal Factor Productivity) OLEH ATERIS BILADA H14104021 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI KECIL DAN KERAJINAN RUMAH TANGGA (IKKR) DI INDONESIA

ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI KECIL DAN KERAJINAN RUMAH TANGGA (IKKR) DI INDONESIA ANALISIS NILAI TAMBAH, EFISIENSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI KECIL DAN KERAJINAN RUMAH TANGGA (IKKR) DI INDONESIA OLEH DIAH ANANTA DEWI H14084022 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H14102011 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DAN MENGURANGI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PEMERINTAH ACEH OLEH AGUS NAUFAL H

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DAN MENGURANGI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PEMERINTAH ACEH OLEH AGUS NAUFAL H PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DAN MENGURANGI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PEMERINTAH ACEH OLEH AGUS NAUFAL H14052333 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian Negara Berkembang dan Maju Periode 1980-2008

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian Negara Berkembang dan Maju Periode 1980-2008 38 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Pertanian Negara Berkembang dan Maju Periode 198-28 Berdasarkan Gambar 4.1, periode 198 hingga 28 perkembangan GDP pertanian negara-negara

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA OLEH POPY ANGGASARI H14104040 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 2 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel dan merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai hasil dari uji statistik yang terdiri dari uji F, uji t, dan uji R-squared. V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil estimasi dan pembahasan dalam penelitian ini akan dibagi dalam tiga pemaparan umum yaitu pemaparan secara statistik yang meliputi pembahasan mengenai hasil dari uji statistik

Lebih terperinci

DAMPAK KETERGANTUNGAN PEREKONOMIAN PROVINSI JAMBI TERHADAP SUMBERDAYA ALAM TAK TERBARUKAN (PEMBERLAKUAN KUOTA EKSPOR BATUBARA)

DAMPAK KETERGANTUNGAN PEREKONOMIAN PROVINSI JAMBI TERHADAP SUMBERDAYA ALAM TAK TERBARUKAN (PEMBERLAKUAN KUOTA EKSPOR BATUBARA) DAMPAK KETERGANTUNGAN PEREKONOMIAN PROVINSI JAMBI TERHADAP SUMBERDAYA ALAM TAK TERBARUKAN (PEMBERLAKUAN KUOTA EKSPOR BATUBARA) OLEH BUDI KURNIAWAN H14094019 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO, SUKU BUNGA DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR DI ASEAN-5 TAHUN

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO, SUKU BUNGA DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR DI ASEAN-5 TAHUN ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO, SUKU BUNGA DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR DI ASEAN-5 TAHUN 2000-2013 SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI SEKTOR PARIWISATA UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN MASYARAKAT PROVINSI BALI. Oleh ARISA SANTRI H

ANALISIS POTENSI SEKTOR PARIWISATA UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN MASYARAKAT PROVINSI BALI. Oleh ARISA SANTRI H ANALISIS POTENSI SEKTOR PARIWISATA UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN MASYARAKAT PROVINSI BALI Oleh ARISA SANTRI H14050903 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN INVESTASI SEKTOR INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA : ANALISIS INPUT-OUTPUT

ANALISIS PERTUMBUHAN INVESTASI SEKTOR INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA : ANALISIS INPUT-OUTPUT ANALISIS PERTUMBUHAN INVESTASI SEKTOR INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA : ANALISIS INPUT-OUTPUT OLEH MIMI MARYADI H14103117 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS ENERGI INDUSTRI MENENGAH-BESAR INDONESIA OLEH HARRY GUSTARA PAMBUDI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS ENERGI INDUSTRI MENENGAH-BESAR INDONESIA OLEH HARRY GUSTARA PAMBUDI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS ENERGI INDUSTRI MENENGAH-BESAR INDONESIA OLEH HARRY GUSTARA PAMBUDI H14054200 DEPERTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder selama enam tahun pengamatan (2001-2006). Pemilihan komoditas yang akan diteliti adalah sebanyak lima komoditas

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Daya Saing Komoditi Mutiara Indonesia di Negara Australia, Hongkong, dan Jepang Periode 1999-2011 Untuk mengetahui daya saing atau keunggulan komparatif komoditi

Lebih terperinci

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang digunakan pada penelitian ini. Hal yang dibahas pada bab ini adalah: (1) keterkaitan penerimaan daerah

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN JUMLAH PASAR MODERN DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR OLEH DIAN AGUSTINA H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN JUMLAH PASAR MODERN DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR OLEH DIAN AGUSTINA H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN JUMLAH PASAR MODERN DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR OLEH DIAN AGUSTINA H14052628 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA 81 BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersama dengan Cina, Jepang dan Rep. Korea telah sepakat akan membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi pada hakekatnya adalah langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi dan mencerminkan

Lebih terperinci

KETERKAITAN ANTARA IKLIM INVESTASI BERDASARKAN PERSEPSI PELAKU USAHA DAN REALISASI INVESTASI: KASUS PROVINSI JAWA BARAT OLEH ARDANI JANUAR H

KETERKAITAN ANTARA IKLIM INVESTASI BERDASARKAN PERSEPSI PELAKU USAHA DAN REALISASI INVESTASI: KASUS PROVINSI JAWA BARAT OLEH ARDANI JANUAR H KETERKAITAN ANTARA IKLIM INVESTASI BERDASARKAN PERSEPSI PELAKU USAHA DAN REALISASI INVESTASI: KASUS PROVINSI JAWA BARAT OLEH ARDANI JANUAR H14051312 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN ( EMISI CO 2 ) DENGAN EKSPOR INDONESIA DALAM KERANGKA PERDAGANGAN DENGAN ASEAN5 +CHINA SKRIPSI. Oleh: Ayu Andria Sari

HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN ( EMISI CO 2 ) DENGAN EKSPOR INDONESIA DALAM KERANGKA PERDAGANGAN DENGAN ASEAN5 +CHINA SKRIPSI. Oleh: Ayu Andria Sari HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN ( EMISI CO 2 ) DENGAN EKSPOR INDONESIA DALAM KERANGKA PERDAGANGAN DENGAN ASEAN5 +CHINA SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu IV. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui studi literatur dan pengumpulan data sekunder dari sebelas kota besar di wilayah Kanto. Lokasi ini dipilih karena Kanto terletak

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI LABA P.T. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA OLEH DIAN ASTRIA H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI LABA P.T. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA OLEH DIAN ASTRIA H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI LABA P.T. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA OLEH DIAN ASTRIA H14050603 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 2 RINGKASAN DIAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN EKSPOR CPO DAN KAKAO DI BAWAH PENGARUH LIBERALISASI PERDAGANGAN (SUATU PENDEKATAN MODEL GRAVITASI) OLEH MARIA SITORUS H

PENINGKATAN EKSPOR CPO DAN KAKAO DI BAWAH PENGARUH LIBERALISASI PERDAGANGAN (SUATU PENDEKATAN MODEL GRAVITASI) OLEH MARIA SITORUS H PENINGKATAN EKSPOR CPO DAN KAKAO DI BAWAH PENGARUH LIBERALISASI PERDAGANGAN (SUATU PENDEKATAN MODEL GRAVITASI) OLEH MARIA SITORUS H14050818 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya upaya pembangunan Negara Sedang Berkembang (NSB) diidentikkan dengan upaya meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan meningkatnya pendapatan perkapita diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DOMESTIK MINYAK SAWIT (CPO) DI INDONESIA TAHUN Oleh HARIYANTO H

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DOMESTIK MINYAK SAWIT (CPO) DI INDONESIA TAHUN Oleh HARIYANTO H FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DOMESTIK MINYAK SAWIT (CPO) DI INDONESIA TAHUN 1980-2007 Oleh HARIYANTO H14084006 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI TERHADAP DISTRIBUSI PENDAPATAN DI KABUPATEN BOGOR. Oleh DIYAH RATNA SARI H

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI TERHADAP DISTRIBUSI PENDAPATAN DI KABUPATEN BOGOR. Oleh DIYAH RATNA SARI H ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI TERHADAP DISTRIBUSI PENDAPATAN DI KABUPATEN BOGOR Oleh DIYAH RATNA SARI H14102075 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS )

III. METODE PENELITIAN. Thailand, India, Vietnam, Malaysia, China, Philipines, Netherlands, USA, dan Australia 9 2 Kentang (HS ) III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang diamati merupakan data gabungan time series dan cross section atau panel data. Tahun pengamatan sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PDAM DKI JAKARTA SETELAH ADANYA KONSESI OLEH RETNO TRIASTUTI H

ANALISIS EKONOMI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PDAM DKI JAKARTA SETELAH ADANYA KONSESI OLEH RETNO TRIASTUTI H ANALISIS EKONOMI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR PDAM DKI JAKARTA SETELAH ADANYA KONSESI OLEH RETNO TRIASTUTI H14102035 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 ANALISIS

Lebih terperinci

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO RINGKASAN ISVENTINA. H14102124. Analisis Dampak Peningkatan Ekspor Karet Alam Terhadap Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Analisis Input-Output. Di bawah bimbingan DJONI HARTONO. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Liberalisasi perdagangan kini telah menjadi fenomena dunia. Hampir di seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok perdagangan bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada suatu periode tertentu.pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada suatu periode tertentu.pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah merupakan indikator yang sangat penting untuk mengetahui dan mengevaluasi pembangunan suatu negara khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen PDRB Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik Estimasi model pertumbuhan ekonomi negara ASEAN untuk mengetahui pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN yang menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI TANAMAN PANGAN DI INDONESIA PERIODE OLEH: DIYAH KUSUMASTUTI H

ANALISIS TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI TANAMAN PANGAN DI INDONESIA PERIODE OLEH: DIYAH KUSUMASTUTI H ANALISIS TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI TANAMAN PANGAN DI INDONESIA PERIODE 1985 2004 OLEH: DIYAH KUSUMASTUTI H14101088 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 57 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Estimasi Model Dalam analisis data panel perlu dilakukan beberapa pengujian model, sebagai awal pengujian pada ketiga model data panel statis yakni pooled least square (PLS),

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan Ekonomi Regional Pertumbuhan ekonomi merupakan unsur penting dalam proses pembangunan wilayah yang masih merupakan target utama dalam rencana pembangunan di samping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kemampuan ekonomi nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka waktu yang cukup lama untuk dapat

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kuncoro (2014), dalam jurnal Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan terhadap Tingkat Kemiskinan

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN KREDIT DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT DHONA YULIANTI

ANALISIS KETERKAITAN KREDIT DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT DHONA YULIANTI ANALISIS KETERKAITAN KREDIT DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT DHONA YULIANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN DAN DAMPAK INVESTASI INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT OLEH CHANDRA DARMA PERMANA H

ANALISIS PERANAN DAN DAMPAK INVESTASI INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT OLEH CHANDRA DARMA PERMANA H ANALISIS PERANAN DAN DAMPAK INVESTASI INFRASTRUKTUR TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT OLEH CHANDRA DARMA PERMANA H14050184 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H

ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H14101038 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

VI. SIMPULAN DAN SARAN

VI. SIMPULAN DAN SARAN VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Selama tahun 1999-2008, rata-rata tahunan harga minyak telah mengalami peningkatan

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS INDUSTRI BAN INDONESIA PERIODE (Melalui Pendekatan Total Factor Productivity) OLEH STUTI ANINDITA H

ANALISIS PRODUKTIVITAS INDUSTRI BAN INDONESIA PERIODE (Melalui Pendekatan Total Factor Productivity) OLEH STUTI ANINDITA H ANALISIS PRODUKTIVITAS INDUSTRI BAN INDONESIA PERIODE 1984-2003 (Melalui Pendekatan Total Factor Productivity) OLEH STUTI ANINDITA H14102061 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN

PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH EDI SUMANTO H

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH EDI SUMANTO H ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH EDI SUMANTO H14102021 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN EDI

Lebih terperinci

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENURUNAN PAJAK TAK LANGSUNG PRODUK-PRODUK PANGAN STRATEGIS DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA (MODEL INPUT-OUTPUT SISI PENAWARAN)

ANALISIS PENURUNAN PAJAK TAK LANGSUNG PRODUK-PRODUK PANGAN STRATEGIS DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA (MODEL INPUT-OUTPUT SISI PENAWARAN) ANALISIS PENURUNAN PAJAK TAK LANGSUNG PRODUK-PRODUK PANGAN STRATEGIS DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA (MODEL INPUT-OUTPUT SISI PENAWARAN) OLEH KEMAS MUHAMMAD HUSNI THAMRIN H14102121 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H

ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H14104090 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Transformasi Paradigma Pembangunan Ekonomi

Transformasi Paradigma Pembangunan Ekonomi Oleh: Junaedi A. Pendahuluan Perkembangan pemikiran tentang pembangunan ekonomi selalu berubah seiring dengan perubahan zaman. Dari perubahan pemikiran itu kemudian menimbulkan perubahan paradigma dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua analisis untuk membuat penilaian mengenai pengaruh ukuran negara dan trade facilitation terhadap neraca perdagangan, yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN UPAH MINIMUM PROPINSI (UMP) TERHADAP INVESTASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) JAWA BARAT

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN UPAH MINIMUM PROPINSI (UMP) TERHADAP INVESTASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) JAWA BARAT ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN UPAH MINIMUM PROPINSI (UMP) TERHADAP INVESTASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) JAWA BARAT Oleh : ROLAS TE SILALAHI A14304008 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI SEPEDA MOTOR DI INDONESIA. Oleh DEKY KURNIAWAN H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI SEPEDA MOTOR DI INDONESIA. Oleh DEKY KURNIAWAN H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI SEPEDA MOTOR DI INDONESIA Oleh DEKY KURNIAWAN H14103122 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Topik tentang energi saat ini menjadi perhatian besar bagi seluruh dunia. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu hingga sekarang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Gouws (2005) menyatakan perluasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan masyarakatnya, suatu negara akan melakukan pembangunan ekonomi dalam berbagai bidang baik pembangunan nasional

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DKI JAKARTA)

ANALISIS PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DKI JAKARTA) ANALISIS PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DKI JAKARTA) DITA FIDIANI H14104050 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI SUMATERA UTARA SEBELUM DAN PADA MASA OTONOMI DAERAH ( )

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI SUMATERA UTARA SEBELUM DAN PADA MASA OTONOMI DAERAH ( ) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI SUMATERA UTARA SEBELUM DAN PADA MASA OTONOMI DAERAH (1994-2007) Disusun Oleh : LISBETH ROTUA SIANTURI H14104020 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DAN PELUANG INVESTASI (Studi Kasus : Kota Cimahi, Jawa Barat)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DAN PELUANG INVESTASI (Studi Kasus : Kota Cimahi, Jawa Barat) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DAN PELUANG INVESTASI (Studi Kasus : Kota Cimahi, Jawa Barat) OLEH : LESTY PHYTALOKA H14050165 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN IKLIM INVESTASI: INDONESIA VERSUS BEBERAPA NEGARA LAIN OLEH: SUSI SANTI SIMAMORA H

ANALISIS PERBANDINGAN IKLIM INVESTASI: INDONESIA VERSUS BEBERAPA NEGARA LAIN OLEH: SUSI SANTI SIMAMORA H ANALISIS PERBANDINGAN IKLIM INVESTASI: INDONESIA VERSUS BEBERAPA NEGARA LAIN OLEH: SUSI SANTI SIMAMORA H14102059 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan berupa data sekunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data sekunder kuantitatif terdiri dari data time series dan cross section

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan bagian penting dari pembangunan suatu negara bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji. Multikolinearitas dan uji Heteroskedastisitas.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji. Multikolinearitas dan uji Heteroskedastisitas. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen dan Data Uji kualitas data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Lebih terperinci