Co3O4 sebagai Material Anoda pada Baterai Li-ion: Analisis Termal dan Morfologi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Co3O4 sebagai Material Anoda pada Baterai Li-ion: Analisis Termal dan Morfologi"

Transkripsi

1 1 Co3O4 sebagai Material Anoda pada Baterai Li-ion: Analisis Termal dan Morfologi Amanah Firdausa Nofitasari Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Abstrak Baterai Li-ion merupakan salah satu jenis baterai yang umum digunakan oleh masyarakat. Pengembangan baterai Li-ion terus dilakukan, terutama penelitian terhadap material penyusun baterai, seperti anoda. Anoda merupakan salah satu material penyusun baterai yang memiliki peran penting. Salah satu material penyusun anoda yang sering dikembangkan adalah cobalt oxide atau Co3O4, yang disintesis dari Metal Organic Framework (MOF). Karakteristik Co3O4 dianalisis secara termal untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada prekursor saat pembentukan Co3O4. Sementara analisis morfologi dilakukan untuk mengetahui morfologi Co3O4 yang terbentuk. Kata kunci: MOF, Co3O4, cobalt oxide, baterai Li-ion Daftar Isi 1. Pendahuluan Cobalt oxide Co3O4 dalam Baterai Li-ion Co 3 O 4 dari MOF Karakteristik Cobalt oxide Analisis Termal Analisis Morfologi Simpulan Daftar Pustaka. 11

2 2 1. Pendahuluan Baterai Li-ion merupakan salah satu jenis baterai yang umum digunakan oleh masyarakat. Baterai jenis ini digunakan dalam berbagai bidang, seperti penyimpanan energi listrik, kendaraan berbahan bakar listrik, peralatan medis dan militer dan lain sebagainya [1]. Pengembangan baterai Li-ion terus dilakukan, terutama penelitian terhadap material penyusun baterai, salah satunya adalah anoda. Anoda merupakan salah satu material penyusun baterai yang memiliki peran penting. Salah satu material penyusun anoda yang sering dikembangkan adalah cobalt oxide atau Co3O4, yang disintesis dari Metal Organic Framework (MOF) [2]. Secara teoritik, Co3O4 memiliki kapasitas dua kali lipat dari kapasitas yang ada pada grafit, elektroda yang sudah sering digunakan [3]. Penggunaan Co3O4 sebagai material anoda diharapkan dapat menghasilkan elektroda yang dapat diproduksi dengan biaya yang relatif rendah dan ramah lingkungan [4]. Performa Co3O4 sebagai material anoda bergantung pada bentuknya [5]. Perkembangan sintesis Co3O4 berstruktur nano maupun mikro yang saat ini banyak dilakukan adalah penggunaan templat MOF atau pembentukan komposit Co3O4 [6]. Karakteristik Co3O4 dianalisis secara termal untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada prekursor saat pembentukan Co3O4. Sementara analisis morfologi dilakukan untuk mengetahui morfologi Co3O4 yang terbentuk. 2. Cobalt oxide 2.1. Co3O4 dalam Baterai Li-ion Cobalt oxide atau Co3O4 digunakan sebagai material anoda dalam baterai Liion pertama kali pada tahun 2006 [2]. Secara teoritik, Co3O4 memiliki kapasitas yang besar (840 ma h g -1 ), yakni dua kali lipat dari kapasitas yang ada pada grafit (372 ma h g -1 ), elektroda yang sudah sering digunakan [1,3]. Pengembangan terhadap Co 3 O 4 diharapkan dapat menghasilkan elektroda yang dapat diproduksi dengan biaya yang relatif rendah dan ramah lingkungan [4]. Co3O4 yang memiliki struktur berpori dengan ukuran kristal yang kecil dan volume pori yang besar dapat meningkatkan performa baterai. Bahkan Co3O4 mesopori dapat digunakan sebagai elektroda dengan performa sangat baik, permukaan sisi reaksi yang luas, energi permukaan yang rendah dan kemampuan pergantian ion yang cepat [1]. Performa Co3O4 sebagai material anoda bergantung pada bentuknya [5].

3 Co3O4 dari MOF Perkembangan sintesis Co3O4 berstruktur nano maupun mikro yang saat ini banyak dilakukan adalah penggunaan templat MOF atau pembentukan komposit Co3O4 [6]. Cara ini bertujuan untuk menghasilkan Co3O4 dengan struktur yang khas melalui thermal treatment. Metal organic framework atau biasa disingkat dengan MOF sering digunakan sebagai templat dalam sintesis oksida logam berpori atau karbon dengan struktur nano melalui dekomposisi termal [7]. MOF memiliki beberapa keunikan yang menguntungkan, seperti porositas yang tinggi, luas permukaan yang besar dan mudah dihilangkan, dibandingkan dengan templat lainnya [1]. MOF merupakan kompleks senyawa anorganik dan organik yang memiliki struktur teratur dan membentuk jaringan, yang memiliki gugus fungsional pada ligan organiknya sehingga bersifat spesifik terhadap molekul tertentu [8]. MOF memiliki ion pusat berupa logam dan penghubung (linker) yang membuat MOF menjadi prekursor yang sangat baik dalam pembentukan oksida logam berpori [9]. Penggunaan MOF dalam sintesis oksida logam transisi berstruktur nano meningkatkan luas permukaan, volume pori dan distribusi ukuran pori [3]. Material yang dibentuk dari MOF memiliki performa yang baik sebagai material energi, terutama sebagai material elektroda dengan performa tinggi [6]. Pada baterai Li-ion, hal ini merupakan suatu keuntungan karena struktur berpori dapat memperpendek jarak antara ion litium dengan elektrolit [4]. Li et al. [1] telah melakukan sintesis Co3O4 mesopori dengan menggunakan [Co(bdc)(DMF)] atau MOF-71 sebagai templat pada suhu kalsinasi sebesar 300 dan 450 C. Co3O4 berbentuk kubus telah berhasil disintesis dari cobalt acetate tetrahydrate oleh Zheng et al. [2] dengan menggunakan suhu kalsinasi sebesar 500 C. Komposit Co 3 O 4 /Co/carbon nanocages (COCCNCs) dengan bentuk polihedral telah berhasil disintesis dengan menggunakan MOF berbasis Co melalui dua tahap pemanasan oleh Zhou et al. [3]. Zhang et al. [4] memanfaatkan limbah kertas tisu sebagai bahan dalam sintesis Co3O4 tubular. Sementara Tian et al. [5] berhasil mensistesis Co3O4 berbentuk tetrahedral dengan MOF [Co3L2(TPT)2 xg]n sebagai prekursor. Qu et al. [6] melaporkan bahwa nanokristal Co3O4 terbentuk secara seragam pada graphene nanosheets. Co3O4 berstruktur hirarki dengan morfologi prekursor Co-MOF seperti bunga dan twin hemispherical telah berhasil disintesis oleh Zhang et al. [7] pada suhu

4 4 kalsinasi sebesar 500 C. Yin et al. [9] telah melakukan sintesis komposit RGO/Co3O4 dengan metode co-presipitasi menggunakan ZIF-67 rhombic dodecahedron sebagai templat dan GO sebagai substrat. Penggunaan prekursor dengan ukuran distribusi partikel yang kecil dapat menghasilkan material dengan konstanta dielektrik yang tinggi dan memiliki struktur mikro. Hal ini dapat mengurangi terjadinya aglomerasi secara efektif, terutama dengan adanya kalsinasi pada suhu rendah terhadap prekursor yang homogen [10]. 3. Karakteristik Cobalt oxide 3.1. Analisis Termal Analisis termal pada karakterisasi Cobalt oxide atau Co3O4 menunjukkan bahwa prekursor yang digunakan memiliki peran penting dalam proses sintesis. Karakteristik Co3O4 dianalisis secara termal untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada prekursor saat pembentukan Co3O4. Massa yang hilang dari prekursor saat membentuk Co3O4 pada suhu tertentu dipengaruhi oleh sifat dari bahan atau prekursor yang digunakan. Secara umum, pada suhu ~100 C, prekursor akan kehilangan massa, meskipun tidak selalu terlihat secara signifikan, akibat hilangnya air yang terdapat dalam prekursor. Sementara pada suhu ~420 C, Co3O4 sudah terbentuk dan proses kalsinasi tidak menyebabkan massa hilang secara berarti. Gambar 1 merupakan kurva TGA dari MOF-71. Li et al. [1] mengungkapkan bahwa MOF-71 kehilangan massa secara drastis pada suhu antara 400 dan 450 C, yakni ~32% dari massa awal ketika diberi thermal treatment pada atmosfer udara. Apabila suhu dinaikkan lagi, tidak terlihat adanya massa yang hilang, yang menunjukkan bahwa dekomposisi dari ligan organik MOF-71 telah terjadi sehingga pembentukan Co 3 O 4 dapat terjadi pada suhu di atas 450 C. Gambar 1. Kurva TGA MOF-71 [1]

5 5 Zheng et al. [2] melaporkan bahwa saat pembentukan Co3O4, prekursor kehilangan massa sebesar 73%, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2. Massa yang hilang disebabkan terjadinya dekomposisi prekursor dan oksidasi ligan yang ada pada MOF. Suhu 500 C dipilih sebagai suhu kalsinasi agar Co3O4 yang dihasilkan berbentuk kubus dan murni. Gambar 2. Kurva TGA Co 3 O 4 kubus [2] Kurva TGA Co3O4 berstruktur hirarki dengan morfologi prekursor Co-MOF seperti bunga (Co-MOFs-b) dan twin hemispherical (Co-MOFs-a) ditunjukkan pada Gambar 3. Co-MOFs-a kehilangan massa sebesar 23,3% pada suhu 20 sampai 375 C dan sebesar 51,5% pada suhu 375 sampai 388 C. massa yang hilang pasa suhu sebelum 150 C menunjukkan bahwa ada air yang mengkristal pada Co-MOFs-a. Sementara massa yang hilang pada suhu antara 150 dan 375 C terjadi akibat DMF yang terlepas. Pada suhu antara 375 dan 388 C, massa hilang akibat terjadinya dekomposisi dari kompleks dan oksidasi pada ligan. Sementara untuk Co-MOFs-b, massa yang hilang pada suhu sebelum 100 C, sebesar 12,9%, terjadi akibat adanya desorpsi air yang mengkristal. Kemudian Co- MOFs-b kehilangan massa sebesar 3,9% pada suhu antara 100 dan 200 C, yang disebabkan lepasnya air terkonjugasi. Pada suhu 200 dan 283 C, massa hilang sebesar 34% sebagai akibat dari perpindahan DMF. Massa yang hilang pada suhu antara 375 dan 393 C terjadi akibat dekomposisi dari kompleks dan oksidasi pada ligan.

6 6 Gambar 3. Kurva TGA Co 3 O 4 hirarki [7] Berdasarkan Gambar 3, Zhang et al. [7] mengungkapkan bahwa Co-MOFs-b memiliki porositas yang lebih besar. Selain itu, rasio kehilangan massa pada Co- MOFs-b lebih besar dibandingkan dengan Co-MOFs-a. Hal ini mungkin terjadi karena jumlah 1,3,5-benzentricarboxylic acid dan ligan pyrazine pada keduanya berbeda Analisis Morfologi Sintesis Co3O4 dengan prekursor MOF melalui thermal treatment menghasilkan morfologi yang mirip antara prekursor dengan Co3O4 yang terbentuk. Morfologi Co3O4 biasanya diamati menggunakan instrumen SEM dan/atau TEM. Analisis morfologi dilakukan untuk mengetahui morfologi Co3O4 yang terbentuk. Gambar 4. Hasil TEM MOF-71 [1] Gambar 4 menunjukkan morfologi MOF-71 setelah dikalsinasi pada suhu 300 C. Pada Gambar 4a dapat kita lihat Co3O4 berstruktur nano teraglomerasi. Sementara Gambar 4b memperlihatkan bahwa material Co3O4 berbentuk nano dan berpori, yang memiliki pori di dalam berukuran nano. Struktur berpori dibentuk oleh beberapa partikel primer Co3O4 dalam ukuran nano dan saling bertautan sehingga membentuk matriks berpori.

7 7 Gambar 5. Hasil SEM prekursor (kiri) dan Co 3 O 4 kubus (kanan) [2] Gambar 5 merupakan hasil SEM dari prekursor dan Co3O4 kubus yang dihasilkan setelah diberikan thermal treatment. Terlihat bahwa keduanya terlihat sama. Thermal treatment yang diberikan menyebabkan bentuk kristal Co 3 O 4 tidak setegas prekursor. Ukuran kristal Co 3 O 4 yang terbentuk lebih kecil, dengan lebar sekitar 1μm, dibandingkan dengan prekursor. Berdasarkan Gambar 6, Zheng et al. [2] melaporkan bahwa hasil TEM Co 3 O 4 kubus memperlihatkan struktur berpori yang dimiliki oleh Co 3 O 4 kubus. Gambar 6. Hasil TEM Co 3 O 4 kubus [2] Gambar 7 merupakan hasil SEM dari ZIF-67, prekursor yang digunakan dalam sintesis nanopartikel Co3O4. Zhou et al. [3] melaporkan bahwa bentuk polihedral dapat terlihat pada sampel, dengan ukuran nm. Sementara itu, Gambar 8 merupakan hasil SEM nanopartikel Co3O4. Gambar 7. Hasil SEM ZIF-67 [3]

8 8 Pada Gambar 8a dan 8b, carbon nanocages (CCNCs) memiliki ukuran nm dan terlihat bahwa nanopartikel kobalt tersebar secara merata pada frameworks karbon. Apabila dibandingkan dengan COCCNCs, frameworks karbon tertahan dan ukuran dari nanopartikel menjadi sedikit lebih besar karena nanopartikel logam kobalt berubah menjadi nanopartikel Co3O4 (Gambar 8c dan 8d). Gambar 8b dan 8d menunjukkan bahwa carbon nanocages dapat mencegah terjadinya agregasi dan pertumbuhan nanopartikel kobalt dan oksida kobalt secara efektif, sekalipun dalam proses oksidasi nanopartikel kobalt. Gambar 8. Hasil SEM dari CCNCs (a, b), COCCNCs (b, c) dan Co 3 O 4 (e, f) [3] Inset pada Gambar 8c menggambarkan struktur dari carbon nanocages, dimana struktur tersebut rusak akibat thermal treatment yang kedua dan bola Co3O4 pun terbentuk (Gambar 8e dan 8f). Bola-bola Co 3 O 4 terbentuk atas sejumlah nanopartikel. Menurut Zhou et al. [3], dari Gambar 8, ukuran nanopartikel Co3O4 merupakan yang terbesar. Hal ini diakibatkan oleh pertumbuhan atau agregasi nanopartikel Co3O4 setelah frameworks pada carbon nanocages rusak.

9 9 Gambar 9. Hasil SEM (a) limbah kertas tisu (b) tube Co 3 O 4 ; Hasil TEM (e) tube Co 3 O 4 [4] Gambar 9a merupakan hasil SEM dari limbah kertas tisu, yang tersusun atas hollow fibers. Pada Gambar 9b terlihat bahwa struktur tubular terbentuk dengan ratarata diameter luar 2,2 μm. Tube tersusun atas banyak nanopartikel Co3O4 dengan diameter nm. Sedangkan Gambar 9c merupakan hasil TEM, yang menunjukkan bahwa Co3O4 yang terbentuk memiliki bentuk tube berpori, yang mungkin terbentuk karena adanya sedikit celah antar nanopartikel. Gambar 10. Hasil SEM (a, b) MOF (c, d) Co 3 O 4 ; Hasil TEM (e) Co 3 O 4 [5] Gambar 10a menunjukkan MOF memiliki bentuk tetrahedral dengan ukuran μm dan berstruktur hirarki. Gambar 10c merupakan Co3O4 yang terbentuk setelah proses kalsinasi, dengan permukaan yang terlihat lebih kasar dibandingkan dengan

10 10 prekursor. Hal ini terjadi akibat hilangnya konten organik, yang diperjelas dengan hasil TEM (Gambar 10e). Gambar 11. Hasil FESEM: (a, b) Co-MOFs-a (c,d) Co-MOFs-b [7] Morfologi prekursor Co-MOF seperti bunga (Co-MOFs-b) dan twin hemispherical (Co-MOFs-a) dalam sintesis Co3O4 berstruktur hirarki ditunjukkan pada Gambar 11. Co-MOFs-a memiliki ukuran rata-rata 2 μm (Gambar 11a). Pada Gambar 11b terlihat bahwa nanokristal berukuran kurang dari 100 nm menjadi penyusun konfigurasi yang besar pada Co-MOFs-a. Gambar 11c menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan jumlah pyrazine dapat memberikan morfologi struktur serupa dengan bunga, yang tersusun seragam dari nanosheets. Diameter Co-MOFs-b berkisar antara mm, dengan ketebalan nanosheets sekitar 50 nm (Gambar 11d). Gambar 12. Hasil SEM komposit: (a) GO@ZIF, (b) rgo@co 3 O 4, (c) ZIF/GO/ZIF, (d) Co 3 O 4 -rgo-co 3 O 4 [9]

11 11 Gambar 12a menunjukkan bahwa ZIF-67 memiliki diameter nm dan diselimuti oleh sheet GO. Pada Gambar 12c terlihat bahwa bentuk ZIF-67 menjadi lebih lembut, bahkan tidak berbentuk, sangat berbeda dengan Gambar 12a. Sementara pada Gambar 12d terlihat beberapa pori berukuran nano. Keseragaman distribusi partikel Co3O4 pada rgo disebabkan beberapa alasan, salah satunya adalah rgo bekerja sebagai templat yang mengawali deposisi Co3O4. Adanya interaksi kuat secara elektrostatik antara rgo dan Co3O4 juga dapat menjadi alasan lain. 4. Simpulan Sintesis Co3O4 dari MOF telah berhasil dilakukan dengan beragam cara, terutama melalui tahap kalsinasi, untuk menghasilkan Co3O4 yang memiliki performa yang baik sebagai material anoda pada baterai Li-ion. Thermal treatment yang diberikan dalam pembentukan Co3O4 menyebabkan terjadinya dekomposisi dan oksidasi ligan MOF. Pada umumnya, Co3O4 yang dihasilkan memiliki bentuk kristal yang mirip dengan prekursornya serta memiliki struktur berpori. Struktur inilah yang membuat Co3O4 sangat disarankan untuk digunakan sebagai penyimpan energi listrik. 5. Daftar Pustaka [1] Li, C., Chen, T., Xu,W., Lou, X., Pan, L., Chen, Q., Hu, B.. (2015). Mesoporous Nanostructured Co3O4 Derived from MOF Template: A High Performance Anode Material for Lithium-ion Batteries. Journal of Materials Chemistry A. [2] Zheng, F., Yin, Z., Xia, H., Zhang, Y.. (2017). MOF-derived Porous Co3O4 Cuboids with Excellent Performance as Anode Materials for Lithium-ion Batteries. Materials Letters (197): [3] Zhou, K., Lai, L., Zhen, Y., Hong, Z., Guo, J., Huang, Z.. (2017). Rational Design of Co3O4/Co/carbon Nanocages Composites from Metal Organic Frameworks as An Advanced Lithium-ion Battery Anode. Chemical Engineering Journal. [4] Zhang, X., Yang, Z., Li, C., Xie, A., Shen, Y.. (2017). A Novel Porous Tubular Co3O4: Self-assembly and Excellent Electrochemical Performance as Anode for Lithium-ion Batteries. Applied Surface Science.

12 12 [5] Tian, D., Zhou, X., Zhang, Y., Zhou, Z., Bu, X.. (2015). MOF-Derived Porous Co3O4 Hollow Tetrahedra with Excellent Performance as Anode Materials for Lithium-Ion Batteries. Inorganic Chemistry. [6] Qu, Q., Gao, T., Zheng, H., Li, X., Liu, H., Shen, M., Shao, J., Zheng, H.. (2015). Graphene Oxides-guided Growth of Ultrafine Co3O4 Nanocrystallites from MOFs as High-performance Anode of Li-ion Batteries. Carbons (92) : [7] Zhang, L., Yan, B., Zhang, J., Liu, Y., Yuan, A., Yang, G.. (2015). Design and Self- Assembly of Metal-organic Framework-derived Porous Co3O4 Hierarchical Structures for Lithium-ion Batteries. Ceramics International. [8] Ediati, R., M. Kahardina, D. Hartanto, (2016), Pengaruh perbandingan pelarut etanol dan dimetilformamida pada sintesis Metal Organic Framework HKUST-1, Akta Kimindo, Vol. 1(1), hal [9] Yin, D., Huang, G., Sun, Q., Li, Q., Wang, X., Yuan, D., Wang, C., Wang, L.. (2016). RGO/Co3O4 Composites Prepared Using GO-MOFs as Precursor for Advanced Lithium-ion Batteries and Supercapacitors Electrodes. Electrochimica Acta. [10] Suasmoro, S., Pratapa, S., Hartanto, D., Setyoko, D., Dani, U.M.. (2000). The Characterization of Mixed Titanate Ba1-xSrxTiO3 Phase Formation from Oxalate Coprecipitated Precursor. Journal of the European Ceramic Society (20):

REVIEW : ANALISIS THERMAL DAN MORFOLOGI PERMUKAAN UNTUK KARAKTERISASI SERBUK Ba 1-x Sr x TiO 3. Happy Bunga Nasyirahul Sajidah

REVIEW : ANALISIS THERMAL DAN MORFOLOGI PERMUKAAN UNTUK KARAKTERISASI SERBUK Ba 1-x Sr x TiO 3. Happy Bunga Nasyirahul Sajidah REVIEW : ANALISIS THERMAL DAN MORFOLOGI PERMUKAAN UNTUK KARAKTERISASI SERBUK Ba 1-x Sr x TiO 3 Happy Bunga Nasyirahul Sajidah Laboratorium Kimia Material dan Energi, Departemen Kimia Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat telah memaksa riset dalam segala bidang ilmu dan teknologi untuk terus berinovasi. Tak terkecuali teknologi dalam bidang penyimpanan

Lebih terperinci

Laboratorium Kimia Material dan Energi, Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Laboratorium Kimia Material dan Energi, Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Artikel Review ANALISIS SIFAT TERMAL DAN MORFOLOGI MATERIAL HKUST-1 BERJENIS MOF (METAL ORGANIC FRAMEWORK) YANG DISINTESIS DARI DUA JALUR BERBEDA Alfia Dewi Masyitoh Laboratorium Kimia Material dan Energi,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Saat ini nanomaterial seperti nanotubes, nanowires, nanofibers, dan nanobelts banyak mendapatkan perhatian karena nanomaterial tersebut dapat diaplikasikan di berbagai

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE

PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE 1 PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE Arum Puspita Sari 111010034 Dosen Pembimbing: Dr. Mochamad Zainuri, M. Si Kamis, 03 Juli 2014 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan sumber energi merupakan masalah yang harus segera diselesaikan oleh masing-masing negara termasuk Indonesia. Untuk itu perlu dikembangkan suatu teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi fosil seperti batu bara, bensin dan gas secara terusmenerus menyebabkan persediaan bahan bakar fosil menjadi menipis. Kecenderungan ini telah mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telah banyak dibangun industri untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berkembangnya industri tentu dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, tetapi juga menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini penggunaan material berbasis karbon sangat luas aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini penggunaan material berbasis karbon sangat luas aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini penggunaan material berbasis karbon sangat luas aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh beberapa aplikasi dalam bidang lingkungan antara

Lebih terperinci

BATERAI BATERAI ION LITHIUM

BATERAI BATERAI ION LITHIUM BATERAI BATERAI ION LITHIUM SEPARATOR Membran polimer Lapisan mikropori PVDF/poli(dimetilsiloksan) (PDMS) KARAKTERISASI SIFAT SEPARATOR KOMPOSIT PVDF/POLI(DIMETILSILOKSAN) DENGAN METODE BLENDING DEVI EKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. 1.1 Latar Belakang Masalah Mineral besi oksida merupakan komponen utama dari

Lebih terperinci

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA NANOSILIKA PASIR Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA

ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA Oleh : Frischa Marcheliana W (1109100002) Pembimbing:Prof. Dr. Darminto, MSc Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Graphene merupakan susunan atom-atom karbon monolayer dua dimensi yang membentuk struktur kristal heksagonal menyerupai sarang lebah. Graphene memiliki sifat

Lebih terperinci

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi NURUL ROSYIDAH Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pendahuluan Kesimpulan Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pada senyawa berukuran atau berstruktur nano khususnya dalam

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pada senyawa berukuran atau berstruktur nano khususnya dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan pada senyawa berukuran atau berstruktur nano khususnya dalam bidang sintesis material, memacu para peneliti untuk mengembangkan atau memodifikasi metode preparasi

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR SINTERING KARBON AKTIF BERBASIS TEMPURUNG KEMIRI TERHADAP SIFAT LISTRIK ANODA BATERAI LITIUM

PENGARUH TEMPERATUR SINTERING KARBON AKTIF BERBASIS TEMPURUNG KEMIRI TERHADAP SIFAT LISTRIK ANODA BATERAI LITIUM PENGARUH TEMPERATUR SINTERING KARBON AKTIF BERBASIS TEMPURUNG KEMIRI TERHADAP SIFAT LISTRIK ANODA BATERAI LITIUM Vamellia Sari Indah Negara, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang Kampus

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

REVIEW KARAKTERISASI ANALISIS TERMAL DAN MORFOLOGI Ag-TiO 2. Riskaviana Kurniawati

REVIEW KARAKTERISASI ANALISIS TERMAL DAN MORFOLOGI Ag-TiO 2. Riskaviana Kurniawati REVIEW KARAKTERISASI ANALISIS TERMAL DAN MORFOLOGI Ag-TiO 2 Riskaviana Kurniawati Laboratorium Kimia Material dan Energi, Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya ABSTRAK Titanium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini mengalami peralihan dari teknologi mikro (microtechnology) ke generasi yang lebih kecil yang dikenal

Lebih terperinci

BAB 4 DATA DAN ANALISIS

BAB 4 DATA DAN ANALISIS BAB 4 DATA DAN ANALISIS 4.1. Kondisi Sampel TiO 2 Sampel TiO 2 disintesa dengan memvariasikan jenis pelarut, block copolymer, temperatur kalsinasi, dan kelembaban relatif saat proses aging. Kondisi sintesisnya

Lebih terperinci

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Rhodamin B merupakan pewarna sintetis yang biasa digunakan dalam industri tekstil, kertas, kulit, plastik, cat, farmasi dan makanan yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia. Sehingga para peneliti terus berupaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi

Lebih terperinci

Analisis Struktural Seng Oksida (ZNO) Dari Limbah Dross Galvanisasi

Analisis Struktural Seng Oksida (ZNO) Dari Limbah Dross Galvanisasi Analisis Struktural Seng Oksida (ZNO) ari Limbah ross Galvanisasi Rizqy Novid 1, Amalia Sholehah 1, M. Ikhlasul Amal 2 (1) Jurusan Teknik Metalurgi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon-Banten,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan baik udara, tanah, ataupun air banyak terjadi akibat dari aktivitas manusia. Menurut UU No.32 tahun 2009, yang dimaksud dengan pencemaran adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi adalah sumber kehidupan masyarakat modern. Pemanasan global, persediaan bahan bakar fosil dan polusi kota mendorong untuk menggunakan energi terbarukan (Tarascon,2010).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 30 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Baterai seng udara merupakan salah satu bentuk sumber energi secara elektrokimia yang memiliki peluang sangat besar untuk aplikasi sumber energi masa depan.

Lebih terperinci

SINTESIS HIBRIDA SILIKA-KARBON DENGAN METODE SOL-GEL UNTUK APLIKASI ADSORBENT

SINTESIS HIBRIDA SILIKA-KARBON DENGAN METODE SOL-GEL UNTUK APLIKASI ADSORBENT SEMINAR REKAYASA KIMIA DAN PROSES 21 SINTESIS HIBRIDA SILIKA-KARBON DENGAN METODE SOL-GEL UNTUK APLIKASI ADSORBENT Rommi Prastikharisma, Insyiah Meida dan Heru Setyawan *) Jurusan Teknik Kimia, Fak. Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Aluminium merupakan jenis logam yang banyak digunakan dalam industri maupun rumah tangga. Aluminium banyak dimanfaatkan dikarenakan memiliki kelebihan diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian minyak, pekerjaan teknisi, dan proses pelepasan cat (Alemany et al,

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian minyak, pekerjaan teknisi, dan proses pelepasan cat (Alemany et al, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenol merupakan senyawa organik yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Fenol merupakan salah satu senyawa organik yang bersifat karsinogenik,

Lebih terperinci

SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS KOMPLEKS LOGAM Mn(II)/Zn(II) DENGAN LIGAN ASAM PIRIDIN-2,6-DIKARBOKSILAT

SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS KOMPLEKS LOGAM Mn(II)/Zn(II) DENGAN LIGAN ASAM PIRIDIN-2,6-DIKARBOKSILAT 1 SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS KOMPLEKS LOGAM Mn(II)/Zn(II) DENGAN LIGAN ASAM PIRIDIN-2,6-DIKARBOKSILAT Yulien Nilam Sari 1409 100 068 Dosen Pembimbing: Dr. Fahimah Martak, M.Si Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 6 lapisan (N) dengan melihat spektrum difraksinya. Persamaan yang digunakan dalam penentuan ciri fisika-kimia diatas adalah: 2d sin L L c 002 a 100 N L K / cos K / cos Ket : d = Jarak antar lapisan (nm)

Lebih terperinci

PENGARUH LUAS ELEKTRODA TERHADAP KARAKTERISTIK

PENGARUH LUAS ELEKTRODA TERHADAP KARAKTERISTIK Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol. 06, No. 02 (2016) 43 48 Departemen Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran PENGARUH LUAS ELEKTRODA TERHADAP KARAKTERISTIK BATERAI LiFePO 4 ADITYA SATRIADY, WAHYU

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Material & Metalurgi Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

SIDANG TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Material & Metalurgi Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember SIDANG TUGAS AKHIR Arisela Distyawan NRP 2709100084 Dosen Pembimbing Diah Susanti, S.T., M.T., Ph.D Jurusan Teknik Material & Metalurgi Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Sintesa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. komposit. Jenis material ini menjadi fokus perhatian karena pemaduan dua bahan

I. PENDAHULUAN. komposit. Jenis material ini menjadi fokus perhatian karena pemaduan dua bahan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini salah satu jenis material aplikasi yang terus dikembangkan adalah komposit. Jenis material ini menjadi fokus perhatian karena pemaduan dua bahan atau lebih

Lebih terperinci

PREPARASI MANGAN TRIOKSIDA (Mn 2 O 3 ) NANOPORI DARI MANGAN KARANGNUNGGAL UNTUK BAHAN ELEKTRODA PENYIMPAN ENERGI BATERAI

PREPARASI MANGAN TRIOKSIDA (Mn 2 O 3 ) NANOPORI DARI MANGAN KARANGNUNGGAL UNTUK BAHAN ELEKTRODA PENYIMPAN ENERGI BATERAI 451/Teknik Elektro LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN (70%) INOVASI PERGURUAN TINGGI PREPARASI MANGAN TRIOKSIDA (Mn 2 O 3 ) NANOPORI DARI MANGAN KARANGNUNGGAL UNTUK BAHAN ELEKTRODA PENYIMPAN ENERGI BATERAI Prof.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karbon mesopori merupakan material berpori yang menarik perhatian peneliti karena keteraturan geometrinya dan memiliki potensi yang besar untuk berbagai aplikasi,

Lebih terperinci

SUPERKAPASITOR SEBAGAI PIRANTI PENYIMPAN ENERGI LISTRIK MASA DEPAN. Oleh: Agus Riyanto. Abstrak

SUPERKAPASITOR SEBAGAI PIRANTI PENYIMPAN ENERGI LISTRIK MASA DEPAN. Oleh: Agus Riyanto. Abstrak SUPERKAPASITOR SEBAGAI PIRANTI PENYIMPAN ENERGI LISTRIK MASA DEPAN Oleh: Agus Riyanto Abstrak Superkapasitor merupakan teknologi baru yang dikembangkan dari kapasitor konvensional yang dikembangkan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nanopartikel saat ini menjadi perhatian para peneliti untuk pengembangan dalam

I. PENDAHULUAN. Nanopartikel saat ini menjadi perhatian para peneliti untuk pengembangan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanopartikel saat ini menjadi perhatian para peneliti untuk pengembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahan material dalam skala nano yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi rekayasa zat dalam skala nano selalu menjadi daya tarik di kalangan peneliti. Hal ini dikarenakan nanoteknologi akan sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Titanium dioksida (TiO 2 ) sejak beberapa tahun terakhir banyak digunakan dalam berbagai bidang anatas anatara lain sebagai pigmen, bakterisida, pasta gigi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Silikon dioksida merupakan elemen terbanyak kedua di alam semesta dari segi massanya setelah oksigen, yang paling banyak terdapat pada debu, pasir, platenoid dan planet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Grafena merupakan lapisan tipis dari karbon dengan sifat mekanik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Grafena merupakan lapisan tipis dari karbon dengan sifat mekanik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Grafena merupakan lapisan tipis dari karbon dengan sifat mekanik dan elektrik yang sangat baik untuk berbagai peralatan, termasuk peralatan mekanik dan elektrik (Geim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fotokatalis telah mendapat banyak perhatian selama tiga dekade terakhir sebagai solusi yang menjanjikan baik untuk mengatasi masalah energi maupun lingkungan. Sejak

Lebih terperinci

Sintesis Nanokomposit Karbon-TiO 2 Sebagai Anoda Baterai Lithium

Sintesis Nanokomposit Karbon-TiO 2 Sebagai Anoda Baterai Lithium Sintesis Nanokomposit Karbon-TiO 2 Sebagai Anoda Baterai Lithium Aflahannisa*, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang Kampus Unand Limau Manis, Pauh Padang 25163 *aflahannisa2011@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam skala nanometer. Material berukuran nanometer memiliki

Lebih terperinci

Deskripsi METODE UNTUK PENUMBUHAN MATERIAL CARBON NANOTUBES (CNT)

Deskripsi METODE UNTUK PENUMBUHAN MATERIAL CARBON NANOTUBES (CNT) 1 Deskripsi METODE UNTUK PENUMBUHAN MATERIAL CARBON NANOTUBES (CNT) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan metode untuk penumbuhan material carbon nanotubes (CNT) di atas substrat silikon

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK NANOGENERATOR PIEZOELEKTRIK ZnO DOPING

KARAKTERISTIK NANOGENERATOR PIEZOELEKTRIK ZnO DOPING KARAKTERISTIK NANOGENERATOR PIEZOELEKTRIK ZnO DOPING Co3O4 Lukman Nulhakim Program Studi Teknik Mesin Politeknik Enjinering Indorama Email: lukman.mesin@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa dalam penerapan nanosains dan nanoteknologi di dunia industri. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa dalam penerapan nanosains dan nanoteknologi di dunia industri. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sains dan teknologi pada bidang material dewasa ini sedang mengarah pada revolusi nanopartikel dimana dalam periode ini tejadi percepatan luar

Lebih terperinci

EFEK DUAL DOPING Mg + DAN Al - TERHADAP ANODA Li4Ti5O12 MENGGUNAKAN REAKSI SOLID STATE DAN HIDROTERMAL

EFEK DUAL DOPING Mg + DAN Al - TERHADAP ANODA Li4Ti5O12 MENGGUNAKAN REAKSI SOLID STATE DAN HIDROTERMAL EFEK DUAL DOPING Mg + DAN Al - TERHADAP ANODA Li4Ti5O12 MENGGUNAKAN REAKSI SOLID STATE DAN HIDROTERMAL Achmad Subhan, Miftahuddin, Paulus Lobo G. Laboratorium Baterai Litium, LIPI Fisika Serpong Tangerang

Lebih terperinci

polutan. Pada dasarnya terdapat empat kelas bahan nano yang telah dievaluasi sebagai bahan fungsional untuk pemurnian air yaitu nanopartikel

polutan. Pada dasarnya terdapat empat kelas bahan nano yang telah dievaluasi sebagai bahan fungsional untuk pemurnian air yaitu nanopartikel 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan mendasar bagi makhluk hidup. Namun, kualitas air terus menurun karena pertumbuhan penduduk maupun industrialisasi yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fuel cell merupakan sistem elektrokimia yang mengkonversi energi dari pengubahan energi kimia secara langsung menjadi energi listrik. Fuel cell mengembangkan mekanisme

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidroksiapatit adalah sebuah molekul kristalin yang intinya tersusun dari fosfor dan kalsium dengan rumus molekul Ca10(PO4)6(OH)2. Molekul ini menempati porsi 65% dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia. Konsumsi energi yang sedemikian tinggi menyebabkan sumber energi minyak bumi semakin menipis (Minami, 2005).

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas mengenai preparasi ZnO/C dan uji aktivitasnya sebagai fotokatalis untuk mendegradasi senyawa organik dalam limbah, yaitu fenol. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan TiO 2 sebagai fotokatalis diperkenalkan pertama kali oleh Fujishima dan Honda tahun 1972 mengenai pemecahan air menjadi oksigen dan hidrogen secara fotoelektrokimia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BATAN Bandung meliputi beberapa tahap yaitu tahap preparasi serbuk, tahap sintesis dan tahap analisis. Meakanisme

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riset nanoteknologi mengalami perkembangan yang pesat, baik di bidang material dan manufaktur, elektronik, energi (Lieber dan Wang, 2007), sains, dan pengobatan (Das

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI AGREGAT SERAT BAMBU TERHADAP MORFOLOGI DAN KUAT LENTUR KOMPOSIT GEOPOLIMER BERBASIS METAKAOLIN

PENGARUH ORIENTASI AGREGAT SERAT BAMBU TERHADAP MORFOLOGI DAN KUAT LENTUR KOMPOSIT GEOPOLIMER BERBASIS METAKAOLIN 76 PENGARUH ORIENTASI AGREGAT SERAT BAMBU TERHADAP MORFOLOGI DAN KUAT LENTUR KOMPOSIT GEOPOLIMER BERBASIS METAKAOLIN Nurhayati, Subaer *, dan Nur Fadillah Pusat Penelitian Geopolimer - Lab. Fisika Material

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik karena listrik merupakan sumber energi utama dalam berbagai bidang kegiatan baik dalam kegiatan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polyvinyl alcohol (PVA) merupakan salah satu polimer yang banyak digunakan di kalangan industri. Dengan sifatnya yang tidak beracun, mudah larut dalam air, biocompatible

Lebih terperinci

Uji fotokatalisis reduksi benzaldehida menggunakan titanium dioksida hasil sintesis

Uji fotokatalisis reduksi benzaldehida menggunakan titanium dioksida hasil sintesis Uji fotokatalisis reduksi benzaldehida menggunakan titanium dioksida hasil sintesis Diana Rakhmawaty Eddy*, Sanidya Saraswati B, Rustaman Departemen Kimia, FMIPA, Universitas Padjadjaran, Bandung *Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri baterai merupakan salah satu sektor industri yang penting dan sangat strategis. Berbagai industri lain memanfaatkan baterai sebagai sumber tegangan. Industri

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPORI TiO2-SiO2/KITOSAN DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN DTAB SKRIPSI SARJANA KIMIA. Oleh STEFANI KRISTA BP :

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPORI TiO2-SiO2/KITOSAN DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN DTAB SKRIPSI SARJANA KIMIA. Oleh STEFANI KRISTA BP : SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPORI TiO2-SiO2/KITOSAN DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN DTAB SKRIPSI SARJANA KIMIA Oleh STEFANI KRISTA BP : 0910412029 JURUSAN S1 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kecenderungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin menipis. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan nanoteknologi terus dilakukan oleh para peneliti dari dunia akademik maupun dari dunia industri. Para peneliti seolah berlomba untuk mewujudkan karya

Lebih terperinci

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction Yuliani Arsita *, Astuti Jurusan Fisika Universitas Andalas * yulianiarsita@yahoo.co.id

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb Oleh: Tahta A 1, Darminto 1, Malik A 1 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g) 22 HASIL PENELITIAN Kalsinasi cangkang telur ayam dan bebek perlu dilakukan sebelum cangkang telur digunakan sebagai prekursor Ca. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, kombinasi suhu

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI LEMBARAN GRAFIT UNTUK BAHAN ANODA PADA BATERAI PADAT LITHIUM

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI LEMBARAN GRAFIT UNTUK BAHAN ANODA PADA BATERAI PADAT LITHIUM PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI LEMBARAN GRAFIT UNTUK BAHAN ANODA PADA BATERAI PADAT LITHIUM Etty Marti Wigayati Pusat Penelitian Fisika LIPI Kawasan Puspiptek Serpong 15314 ABSTRAK Telah dilakukan penelitian

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 33 Bab IV Hasil dan Pembahasan Pada bab ini dilaporkan hasil sintesis dan karakterisasi dari senyawa yang disintesis. Senyawa disintesis menggunakan metoda deposisi dalam larutan pada temperatur rendah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Katalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 Katalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 disintesis dengan metode kopresipitasi dengan rasio fasa aktif Cu, promotor ZnO, penyangga dan Al 2 O 3 yaitu

Lebih terperinci

Cellulose Nano Crystallines (CNC) yang merupakan salah satu biomaterial maju yang mempunyai

Cellulose Nano Crystallines (CNC) yang merupakan salah satu biomaterial maju yang mempunyai 1. DESKRIPSI RISET I Sintesis Biomaterial Maju Cellulose Nano Crystallines (CNC) dari Tandan Kelapa Sawit sebagai Material Penyangga Katalis Pt/Rh/Ce untuk Konverter Katalitik 1.1 Deskripsi singkat Seiring

Lebih terperinci

UJI PENGARUH LUAS ELEKTRODA TERHADAP KARAKTERISTIK BATERAI LiFePO 4

UJI PENGARUH LUAS ELEKTRODA TERHADAP KARAKTERISTIK BATERAI LiFePO 4 Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor UJI PENGARUH LUAS ELEKTRODA TERHADAP KARAKTERISTIK BATERAI LiFePO 4 SAHRUL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia. Industri memiliki potensi sebagai sumber terhadap pencemaran air, tanah dan udara baik secara langsung

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis dan Karakterisasi Karboksimetil Kitosan Spektrum FT-IR kitosan yang digunakan untuk mensintesis karboksimetil kitosan (KMK) dapat dilihat pada Gambar 8 dan terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peran listrik dalam kehidupan manusia sangatlah penting karena

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peran listrik dalam kehidupan manusia sangatlah penting karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang ini, kebutuhan manusia akan listrik semakin meningkat. Peran listrik dalam kehidupan manusia sangatlah penting karena listrik merupakan sumber energi

Lebih terperinci

Pengaruh Suhu Sintering terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik Membran Rapat Asimetris CaTiO 3

Pengaruh Suhu Sintering terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik Membran Rapat Asimetris CaTiO 3 Pengaruh Suhu Sintering terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik Membran Rapat Asimetris CaTiO 3 Maya Machfudzoh 1410100038 Dosen Pembimbing : Ir. Endang Purwanti S., MT. Hamzah Fansuri, M.Si, Ph.D 25 Juli

Lebih terperinci

SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS KOMPLEKS LOGAM Co(II)/Zn(II) DENGAN LIGAN ASAM PIRIDIN- 2,6-DIKARBOKSILAT

SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS KOMPLEKS LOGAM Co(II)/Zn(II) DENGAN LIGAN ASAM PIRIDIN- 2,6-DIKARBOKSILAT SINTESIS DAN UJI TOKSISITAS KOMPLEKS LOGAM Co(II)/Zn(II) DENGAN LIGAN ASAM PIRIDIN- 2,6-DIKARBOKSILAT Dosen Pembimbing: Dr. Fahimah Martak, M.Si Septy Sara Janny Sinaga NRP 14 09 100 066 Jurusan Kimia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material.

I. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sintesis material, beberapa hal yang sangat berpengaruh dalam menentukan kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material. Perbaikan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan bakar fosil menjadi sumber daya alam yang sangat melimpah di bumi ini. Bahan bakar fosil antara lain seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara. Bahan bakar

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MAGNESIUM OKSIDA (MgO) DENGAN VARIASI MASSA PEG-6000

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MAGNESIUM OKSIDA (MgO) DENGAN VARIASI MASSA PEG-6000 SINTESIS DAN KARAKTERISASI MAGNESIUM OKSIDA (MgO) DENGAN VARIASI MASSA PEG-6000 Peni Alpionita, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang Kampus Unand Limau Manis, Pauh Padang 25163 e-mail:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Menurut Darmawan 2004, perancangan itu terdiri dari serangkaian kegiatan yang beruntun, karena itu disebut sebagai proses perancangan. Kegiatan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 47 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini bertujuan untuk menunjukan pengaruh suhu sintering terhadap struktur Na 2 O dari Na 2 CO 3 yang dihasilkan dari pembakaran tempurung kelapa. Pada

Lebih terperinci

Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga

Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga Siti Elin Huriyati, Abdul Haris, Didik Setiyo Widodo Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksplorasi minyak bumi yang berlebihan dan kebutuhan akan energi menciptakan masalah baru bagi keberlangsungan bumi, terutama makhluk hidup yang bergantung padanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SiO 2 memiliki sifat isolator yang baik dengan energi gapnya mencapai 9 ev,

BAB I PENDAHULUAN. SiO 2 memiliki sifat isolator yang baik dengan energi gapnya mencapai 9 ev, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Graphene adalah material yang tersusun atas atom karbon dengan susunan kisi hexagonal dengan ketebalan satu atom. Graphene yang disusun dalam bentuk 3 dimensi, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang dialami hampir oleh seluruh negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang dialami hampir oleh seluruh negara di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis energi yang dialami hampir oleh seluruh negara di dunia menyebabkan beberapa perubahan yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti dalam skala nanometer. Perkembangan nanoteknologi

Lebih terperinci

Sintesis Nanopartikel MnO 2 dengan Metode Elektrolisa Larutan KMnO 4

Sintesis Nanopartikel MnO 2 dengan Metode Elektrolisa Larutan KMnO 4 Sintesis Nanopartikel MnO 2 dengan Metode Elektrolisa Larutan KMnO 4 Disusun oleh : Ni mah Sakiynah 2309100025 Achmad Ralibi Tigor 2309100055 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Heru Setyawan, M.Eng Dr. Ir

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN BaTiO 3 merupakan senyawa oksida keramik yang dapat disintesis dari senyawaan titanium (IV) dan barium (II). Proses sintesis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan yang ekstensif pada bahan bakar fosil menyebabkan terjadinya emisi polutan-polutan berbahaya seperti SOx, NOx, CO, dan beberapa partikulat yang bisa mengancam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring meningkatnya kebutuhan dunia akan energi dan munculnya kesadaran mengenai dampak lingkungan dari penggunaan sumber energi yang berasal dari bahan bakar fosil,

Lebih terperinci

SINTESIS TiO 2 NANORODS DAN KOMPOSIT TiO 2 NANORODS - ZnO UNTUK BAHAN FOTOANODA DSSC

SINTESIS TiO 2 NANORODS DAN KOMPOSIT TiO 2 NANORODS - ZnO UNTUK BAHAN FOTOANODA DSSC SINTESIS TiO 2 NANORODS DAN KOMPOSIT TiO 2 NANORODS - ZnO UNTUK BAHAN FOTOANODA DSSC Disusun Oleh : RAHMAT HIDAYAT M0311058 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nano material memiliki sifat mekanik, optik, listrik, termal, dan magnetik yang unik. Sifat sifat unik tersebut tidak ditemukan pada material yang berukuran bulk

Lebih terperinci

BAB I PENDAH ULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAH ULUAN 1.1.Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Polimer secara umum merupakan bahan dengan kemampuan menghantarkan listrik yang rendah dan tidak memiliki respon terhadap adanya medan magnet dari luar. Tetapi melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Studi kapasitas..., Prolessara Prasodjo, FT UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Studi kapasitas..., Prolessara Prasodjo, FT UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan hidrogen sebagai energi alternatif pengganti energi dari fosil sangat menjanjikan. Hal ini disebabkan karena hidrogen termasuk energi yang dapat diperbarui

Lebih terperinci

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK 1) Luluk Indra Haryani, 2) Suminar Pratapa Jurusan Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA & PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA & PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA & PEMBAHASAN Variasi kecepatan stiring 800 rpm, variasi temperatur sintering 700, 800, 900 C Variasi temperatur 700 C = struktur kristal tetragonal, fase nya anatase, no PDF 01-086-1156,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERCOBAAN DAN DISKUSI

BAB V ANALISIS HASIL PERCOBAAN DAN DISKUSI BAB V ANALISIS HASIL PERCOBAAN DAN DISKUSI Dari hasil percobaan dan uji sampel pada bab IV, yang pertama dilakukan adalah karakterisasi reaktor. Untuk mewakili salah satu parameter reaktor yaitu laju sintesis

Lebih terperinci