Keywords: financial ratio, financial distress, z-score

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Keywords: financial ratio, financial distress, z-score"

Transkripsi

1 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS Eka Noverita Woro Astuti Djawoto Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research is meant to implement the financial ratio analysis in order to predict the financial distress of PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. This research is limited to the financial ratio analysis and bankrupcty prediction by using Z score from 2009 to The liquidity ratio is calculated by using current ratio encounters fluctuations from year to year. The activity ratio consists of total asset turn over and receivable turn over which in general indicates improvement from year to year. The solvability ratio consists of debt to total assets ratio and debt to equity which in general indicates improvement from year to year. The profitability ratio consists of profit margin, return on assets and return on equity which in general indicates the decreasing from the year to year. The Z score analysis indicates that from year to year in general PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk indicates the decreasing financial condition from health category to bankruptcy category. The result of Z-Score analysis in accordance with the results of the analysis of the majority of the ratio which indicates the financial achievements which is getting down. The financial ratios which consist of liquidity, activity, solvability, profitability, and Z-score model are quite appropriate in order to predict the bankruptcy (financial distress) which will be encountered by the company. Keywords: financial ratio, financial distress, z-score ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan analisis rasio keuangan untuk memprediksi potensi financial distress pada PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Penelitian ini dibatasi pada analisis rasio keuangan serta prediksi kebangkrutan dengan menggunakan Z Score dari tahun 2009 sampai Rasio likuiditas yang dihitung dengan menggunakan current ratio mengalami fluktuasi. Rasio aktivitas yang terdiri dari total asset turn over dan receivable turn over menunjukkan penurunan. Rasio solvabilitas yang terdiri dari debt to total assets ratio dan debt to menunjukkan peningkatan. Rasio profiitabilitas yang terdiri dari profit margin, return on assets dan return on equity menunjukkan penurunan. Dari analisis Z-Score menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk menunjukkan kondisi keuangan yang menurun dari kategori sehat menjadi bangkrut. Hasil analisa Z-Score sejalan dengan hasil analisis sebagian besar rasio yang menunjukkan prestasi keuangan PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk yang semakin menurun. Rasio-rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, profitabilitas, serta model Z-Score cukup memadai untuk memprediksi kebangkrutan (financial distress) yang akan dialami perusahaan, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat mengambil kebijakan dan keputusan yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Kata kunci: rasio keuangan, financial distress, z-score

2 2 PENDAHULUAN Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah yang dialami bangsa ini, termasuk dalam aspek ekonomi yakni terpuruknya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang bangkrut, perbankan yang dilikuidasi, serta meningkatnya pengangguran. Penyebab dari krisis ini bukan semata karena struktur ekonomi yang lemah, tetapi karena utang luar negeri Indonesia yang jumlahnya yang cukup besar. Krisis menyebabkan merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam akibat adanya spekulasi dan jatuh temponya utang luar negeri dalam jumlah yang besar secara bersamaan sehingga permintaan akan dollar meningkat dan nilai tukar mata uang Rupiah merosot. Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Untuk dapat menganalisis mengenai kondisi keuangan perusahaan data keuangan harus dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, salah satu caranya adalah dengan melakukan analisis dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Agar informasi yang tersaji menjadi lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan, data keuangan harus dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis. Hal ini ditempuh dengan cara melakukan analisis laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis tersebut adalah dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Financial distress terjadi sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan, jadi financial distress dapat digunakan sebagai prediksi kebangkrutan perusahaan. Financial distress dapat diartikan sebagai gejala akan terjadinya kebangkrutan pada suatu perusahaan. Kondisi perusahaan dikatakan mengalami financial distress apabila beberapa tahun mengalami laba bersih negatif, selama lebih dari satu tahun tidak melakukan pembayaran deviden, serta harga saham tidak mengalami peningkatan. Metode yang sering digunakan untuk memprediksi terjadinya financial distress adalah menggunakan Z Score yang pertama kali dikemukakan oleh Altman. Altman menemukan ada 5 rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan dua tahun sebelum perusahaan itu bangkrut. Altman juga menemukan bahwa rasio-rasio tertentu, terutama likuiditas dan leverage, memberikan sumbangan terbesar dalam rangka mendeteksi dan memprediksi kebangkrutan perusahaan. Model financial distress perlu untuk dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi financial distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat dilakukan tindakantindakan untuk mengantisipasi kondisi yang mengarah pada kebangkrutan. Hal ini dikarenakan sangat sulit memperkirakan tanda-tanda adanya financial distress. Analisis rasio keuangan merupakan salah satu analisis kebangkrutan yang dapat digunakan oleh pihak manajemen. Rasio analisis tradisional biasanya berfokus pada profitabilitas, solvency, dan likuiditas, sayangnya analisis rasio keuangan biasa mempunyai keterbatasan. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan yang disebut Analisis Z Score (Analisis Diskriminan). Analisis Z Score dapat digunakan untuk mengurangi kelemahan analisis rasio, karena Z Score menggunakan gabungan beberapa rasio keuangan yang dapat melihat tingkat kesehatan keuangan perusahaan dengan satu angka tunggal, sehingga memudahkan dalam penilaiannya. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk merupakan salah satu perusahaan pembiayaan kredit di Indonesia. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk bergerak dalam bidang

3 3 pembiayaan konsumen untuk pembelian secara kredit produk-produk elektronik, komputer, kendaraan, dan peralatan rumah tangga. Kegiatan utama PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk sebagai lembaga leasing adalah memberikan pembiayaan kredit, yaitu menyediakan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Keikutsertaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk di Bursa Efek Indonesia merupakan langkah strategis dalam mendapatkan modal dari masyarakat. Bagi masyarakat khususnya investor dapat menilai seberapa baik kinerja keuangan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk yang tercermin dari laporan keuangannya, lebih jauh dapat memprediksikan kondisi financial distress. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana analisis rasio keuangan digunakan untuk memprediksi potensi financial distress pada PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk di Bursa Efek Indonesia? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan analisis rasio keuangan untuk memprediksi potensi financial distress pada PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS Analisis Rasio Keuangan Menurut Simamora (2002:357) analisis rasio keuangan merupakan cara penting untuk menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna di antara komponen-komponen dari laporan keuangan. Rasio laporan keuangan dengan membagi nilai rupiah pos yang dilaporkan pada laporan keuangan dengan nilai rupiah pos yang lainnya yang dilaporkan. Tujuannya adalah untuk menyatakan suatu hubungan di antara dua pos yang relevan yang mudah ditafsirkan dan dibandingkan dengan informasi yang lainnya. Simamora (2002:522) juga mengatakan bahwa analisis rasio (ratio analysis) menunjukkan hubungan di antara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan. Analisis rasio keuangan bukanlah alat analisis yang mampu berdiri sendiri tanpa memperhatikan hasil dan gejala-gejala yang dapat mempengaruhi penerapan alat-alat analisis yang lainnya, sehingga dapat dihasilkan suatu kesimpulan. Analisis rasio dapat menjelaskan hubungan yang ada antara variabel-variabel atau pos-pos yang bersangkutan. Manfaat dilakukannya analisis rasio keuangan dibagi menjadi dua berdasarkan pihak-pihak yang berkepentingan antara lain: 1. Bagi pihak intern Pihak intern salah satunya adalah manajemen, hasil analisis tersebut sangat penting untuk perbaikan penyusunan rencana atau kebijaksanaan di masa datang. 2. Bagi pihak ekstern a. Bagi pemegang saham adalah sebagai dasar untuk membuat keputusan apakah akan tetap mempertahankan perusahaan tersebut atau lebih baik menjualnya. b. Bagi calon pemegang saham adalah sebagai dasar untuk membuat keputusan apakah membeli saham-saham perusahaan atau menanamkan dananya pada alternatif investasi (yang lain). c. Bagi kreditur adalah sebagai dasar untuk mengetahui apakah pinjaman yang diberikan kepada perusahaan dipergunakan sebagaimana mestinya, sehingga memungkinkan perusahaan untuk membayar kembali hutang beserta bunganya. d. Bagi calon kreditur adalah sebagai dasar untuk membuat keputusan apakah permintaan kredit dapat disetujui, apakah ada cukup jaminan bahwa perusahaan mampu membayar kembali pinjaman beserta bunganya tepat pada waktunya. Jenis-jenis analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan menurut (Darsono dan Ashari, 2005:51) adalah rasio neraca (likuiditas dan solvabilitas), rasio laba rugi (profitabilitas), dan rasio neraca aktivitas.

4 4 Rasio Likuiditas Pengertian rasio likuiditas menurut Darsono dan Ashari (2005:51) adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila mampu: 1. Memenuhi kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya (kewajiban keuangan terhadap pihak ekstern) 2. Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang yang normal (kewajiban keuangan terhadap pihak intern) 3. Membayar bunga dan devidens yang dibutuhkan 4. Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan (Munawir, 2007:71) Dua rasio likuiditas jangka pendek yang sering digunakan menurut Hanafi dan Halim (2005:79) adalah rasio lancar dan rasio quick (acid test ratio). a. Rasio Lancar atau Current Ratio Rasio lancar atau current ratio adalah kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Likuiditas jangka pendek ini penting karena masalah arus kas jangka pendek bisa mengakibatkan perusahaan bangkrut. Current ratio menurut Darsono dan Ashari (2005:52) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Aktiva Lancar Current Ratio = Kewajiban Lancar Darsono dan Ashari (2005:74) mengatakan bahwa rule of thumb (ketentuan baiknya) current ratio adalah 1 sampai 2 atau 100% sampai 200%. Rasio lancar yang terlalu besar (di atas 200%) menunjukkan pengelolaan aktiva lancar yang kurang bagus karena masih banyak aktiva yang menganggur. Semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Tetapi rasio lancar yang terlalu tinggi juga menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas. Kelebihan dalam aktiva lancar seharusnya digunakan untuk membayar deviden, membayar hutang jangka panjangatau untuk investasi yang bisa menghasilkan tingkat kembalian lebih. b. Quick Ratio Quick ratio atau acid test ratio merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaannya (Munawir, 2007:74). Quick ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Aktiva Lancar - Persediaan Quick ratio = Hutang Lancar Darsono dan Ashari (2005:75) mengatakan bahwa rule of thumb (ketentuan baiknya) quick ratio adalah 1 sampai 2 atau 100% sampai 200%. Rasio cepat yang berkisar antara 1 sampai 2 menunjukkan bahwa aset yang cepat diuangkan cukup memadai untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006:70) adalah kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya. Sedangkan menurut Hanafi dan Halim (2005:83) rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Beberapa rasio solvabilitas yang sering digunakan menurut Darsono dan Ashari (2005:52) adalah:

5 5 a. Debt to Total Assets Ratio (DTAR) Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Rasio ini juga menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga kepada kreditor. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko pada kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya. Dari pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi pembayaran deviden. Rumusnya adalah: Total Kewajiban Debt to Total Assets Ratio = Total Aktiva Darsono dan Ashari (2005:76) mengatakan bahwa rule of thumb (ketentuan baiknya) debt to total assets ratio adalah maksimal 100% yang berarti perusahaan banyak mengandalkan modal dari dalam, bukan hutang. b. Debt to Equity Ratio (DER) Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Rumusnya adalah: Total Kewajiban Debt to Equity Ratio = Total Ekuitas Darsono dan Ashari (2005:77) mengatakan bahwa rule of thumb (ketentuan baiknya) debt to equity ratio adalah maksimal 100% yang berarti perusahaan banyak mengandalkan modal dari dalam, bukan hutang. c. Equity Multiplier (EM) Rasio ini menunjukkan kamampuan perusahaan dalam mendayagunakan ekuitas pemegang saham. Rasio ini juga diartikan sebagai berapa porsi dari aktiva perusahaan yang dibiayai oleh pemegang saham. Rumus Equity Multiplier sebagai berikut: Total Aktiva Equity Multiplier = Total Ekuitas Semakin kecil rasio Equity Multiplie, berarti porsi pemegang saham semakin besar sehingga kinerjanya semakin baik karena persentase untuk pembayaran bunga semakin kecil. d. Interest Coverage (IC) atau Time Interest Earned Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan laba untuk membayar biaya bunga untuk periode sekarang. Investor dan kreditor lebih menykai rasio yang tinggi karena rasio yang tinggi menunjukkan margin keamanan dari investasi yang dilakukan. Rumusnya adalah: EBIT Interest Coverage = Biaya Bunga Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas menurut Hanafi dan Halim (2005:85) adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham yang tertentu. Darsono dan Ashari (2005:80) mengatakan bahwa rule of thumb pada setiap rasio profitabilitas adalah hasil perhitungan rasio harus lebih besar dari bunga berjangka satu tahun. Jika hasil perhitungan rasio lebih kecil dari suku bunga satu tahun, maka hasil investasi yang dilakukan lebih kecil daripada investasi pada deposito berjangka.

6 6 Ada tiga rasio yang sering digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas yaitu Profit Margin, Return On Asset, dan Return On Equity (Hanafi dan Halim, 2005:85) a. Profit Margin Profit margin melaporkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari tingkat penjualan tertentu (Hanafi dan Halim, 2005:167). Profit margin bisa diintrepretasikan sebagai tingkat efisiensi perusahaan yaitu sejauhmana kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya yang ada di perusahaan. Rasio ini bisa dihitung dengan rumus: Profit Margin = Laba Bersih Penjualan b. Return On Asset (ROA) Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan (Darsono dan Ashari, 2005:57). Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Rasio ini bisa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ROA = Laba Bersih Total Aktiva c. Return On Equity (ROE) Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu (Hanafi dan Halim, 2005:85). Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus: ROE = Laba Bersih Total Ekuitas Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut pandang pemegang saham, rasio ini tidak memperhitungkan deviden maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena itu rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat leverage keuangan perusahaan. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Semua rasio aktivitas ini melihatkan perbandingan antar tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio aktivitas menganggap bahwa sebaliknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan berbagai unsur aktiva yaitu persediaan, piutang, aktiva tetap dan aktiva lain. Menurut Darsono dan Ashari (2005:59) rasio aktivitas antara lain terdiri dari Receivable Turn Over (RTO), Collecting Period (CP), Inventory Turn Over (ITO), Inventory Period (IP), dan Total Asset Turn Over (TATO). a. Receivable Turn Over Rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini semakin baik kemampuan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki.. akan tetapi rasio yang terlalu tinggi juga bisa mengakibatkan pelanggan yang lari karena kebijakan kredit yang terlalu ketat. Rasio ini juga bisa menjadi dasar untuk pemberian kebijakan kredit yang dapat meningkatkan jumlah penjualan dengan memperhitungkan kerugian piutang tidak tertagih. Rumusnya adalah: Penjualan bersih Receivable Turn Over = Rata-rata Piutang Dagang

7 7 Darsono dan Ashari (2005:61) mengatakan bahwa rule of thumb receivable turn over adalah sekitar 6 12 kali, sehingga waktu mengendap piutang adalah 30 sampai dengan 60 hari. b. Collecting Period (CP) Dengan melihat rasio ini, bisa dilihat dalam jangka waktu berapa hari piutang akan bisa menjadi kas atau ditagih. Rasio penerimaan piutang yang terlalu panjang akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena banyaknya aktiva yang menganggur. Rumusnya adalah: Collecting Period (CP) = 365 Receivable Turn Over c. Inventory Turn Over (ITO) Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan yang ada akan diubah menjadi penjualan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan. Rumusnya adalah: Inventory Turn Over = Harga Pokok Penjualan Rata-rata persediaan Barang d. Inventory Period (IP) Rasio ini berguna untuk mengetahui jangka waktu persediaan mengendap di gudang perusahaan. Semakin cepat persediaan mengendap, maka semakin likuid persediaan tersebut sehingga tidak ada aktiva yang menganggur terlalu lama. Rumusnya adalah: Inventory Period (IP) = 365 Receivable Turn Over e. Total asset turn over Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan.dengan melihar rasio ini, dapat diketahui efektivitas penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Total asset turn over bagi perusahaan yang produktif harus di atas 1 (Darsono, 2005:61). Rumusnya adalah: Total asset turn over = Penjualan Bersih Rata-rata Total Aktiva Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat, tidak harya dalam suatu negara tetapi juga dengan perusahaan di negara lain. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut perusahaan untuk selalu memperkuat fundamental manajemen sehingga akan mampu bersaing dengan perusahaan lain. Ketidakmampuan mengantisipasi perkembangan global dengan memperkuat fundamental manajemen akan mengakibatkan pengecilan dalam volume usaha yang pada akhirnya mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Investor dan kreditor sebagai pihak yang berada di luar perusahaan dituntut mengetahul perkembangan yang ada dalam perusahaan untuk mengamankan investasi yang telah dilakukan. Ketidakmampuan untuk membaca sinyal-sinyal dalam kesulitan usaha akan mengakibatkan kerugian dalam investasi yang telah dilakukan. Untuk mengantispasi hal tersebut investor harus bisa mendeteksi kesulitan yang dialami oleh perusahaan. Salah satu sinyal untuk mendeteksi kemungkinan kesulitan keuangan adalah sinyal dari dalam perusahaan yang berupa indikator kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Menurut Foster dalam Darsono dan Ashari (2005:101), kesulitan keuangan menunjukkan adanya masalah likuiditas yang parah yang tidak dapat dipecahkan tanpa

8 8 melalui penjadwalan kembali secara besar-besaran terhadap operasi dan struktur perusahaan. Secara garis besar penyebab kebangkrutan bisa dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Darsono dan Ashari, 2005:101). Faktor internal adalah faktor yang berasal dan bagian internal manajemen perusahaan. Sedangkan faktor eksternal bisa berasal dari faktor luar yang berhubungan langsung dengan operasi perusahaan atau faktor perekonomian secara makro. a. Faktor internal yang bisa menyebabkan kebangkrutan perusahaan meliputi: 1) Manajemen yang tidak efisien akan mengakibatkan kerugian terus-menerus yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan tidak dapat membayar kewajibannya. Ketidakefisienan ini diakibatkan oleh pemborosan dalam biaya, kurangnya keterampilan dan keahlian manajemen. 2) Ketidakseimbangan dalam modal yang dimiliki dengan jumlah piutang-hutang yang dimiliki. Hutang yang terlalu besar akan mengakibatkan biaya bunga yang besar sehingga memperkecil laba bahkan bisa menyebabkan kerugian. Piutang yang terlalu besar iuga akan merugikan karena aktiva yang menganggur terlalu banyak sehingga tidak menghasilkan pendapatan. 3) Moral hazard oleh manajemen. Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan bisa mengakibatkan kebangkrutan. Kecurangan ini akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan yang pada akhirnya membangkrutkan perusahaan. Kecurangan ini bisa berbentuk manajemen yang korup ataupun memberikan informasi yang salah pada pemegang saham atau investor. b. Faktor eksternal yang bisa mengakibatkan kebangkrutan berasal dan faktor yang berhubungan langsung dengan perusahaan meliputi pelanggan, supplier, debitor, kreditor, pesaing ataupun dari pemerintah. Sedangkan faktor eksternal yang tidak berhubungan langsung dengan perusahaan meliputi kondisi perekonomian secara makro ataupun faktor persaingan global. 1) Pelanggan Perubahan dalam keinginan pelanggan yang tidak diantisipasi oleh perusahaan yang mengakibatkan pelanggan lari sehingga terjadi penurunan dalam pendapatan. Untuk menjaga hal tersebut perusahaan harus selalu mengantisipasi kebutuhan pelanggan dengan menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. 2) Supplier Kesulitan bahan baku karena supplier tidak dapat memasok lagi kebutuhan bahan baku yang digunakan untuk produksi. Untuk mengatisipasi hal tersebut perusahaan harus selalu menjalin hubungan baik dengan supplier dan tidak menggantungkan kebutuhan bahan baku pada satu pemasok sehingga risiko kekurangan bahan baku dapat diatasi. 3) Debitor Faktor debitor juga harus diantisipasi untuk menjaga agar debitor tidak melakukan kecurangan dengan tidak membayar hutang. Terlalu banyak piutang yang diberikan pada debitor dengan jangka waktu pengembalian yang lama akan mengakibatkan banyak aktiva menganggur yang tidak memberkan penghasilan sehingga mengakibatkan kerugian yang besar bagi perusahaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan harus selalu memonitor piutang yang dimiliki dan keadaan debitor supaya bisa melakukan perlindungan dini terhadap aktiva perusahaan. 4) Kreditor Hubungan yang tidak harmonis dengan kreditor juga bisa berakibat fatal terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Apalagi dalam undang-undang No. 4 tahun 1998, kreditor bisa m itkan perusahaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut,

9 9 perusahaan harus bisa mengelola hutangnya dengan baik dan juga membina hubungan baik dengan kreditor. 5) Persaingan bisnis Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan agar selalu memperbaiki diri sehingga bisa bersaing dengan perusahaan lain dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Semakin ketatnya persaingan menuntut perusahaan agar selalu memperbaiki produk yang dihasilkan, memberikan nilai tambah yang lebih baik bagi pelanggan. 6) Kondisi perekonomian Kondisi perekonomian secara global juga harus selalu diantisipasi oleh perusahaan. Dengan semakin terpadunya perekonomian dengan negara-negara lain, perkembangan perekonomian global juga harus diantisipasi oleh perusahaan. Manfaat Informasi Kebangkrutan Informasi kebangkrutan menurut Hanafi dan Halim (2006:273) bisa bermanfaat bagi beberapa pihak seperti berikut ini: a. Pemberi Pinjaman (seperti pihak Bank) Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk mengambil keputusan siapa yang akan diberi pinjaman, dan kemudian bermanfaat untuk kebijakan memonitor pinjaman yang ada. b. Investor Investor saham atau obligasi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan tentunya akan sangat berkepentingan melihat adanya kemungkinan bangkrut atau tidaknya perusahaan yang menjual surat berharga tersebut. Investor yang menganut strategi aktif akan mengembangkan model prediksi kebangkrutan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan seawal mungkin dan kemudian mengantisipasi kemungkinan tersebut. c. Pihak Pemerintah Pada beberapa sektor usaha, lembaga pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi jalannya usaha tersebut (misal sektor perbankan). Juga pemerintah mempunyai badan-badan usaha (BUMN) yang harus selalu diawasi. Lembaga pemerintah mempunyai kepentingan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan lebih awal supaya tindakan-tindakan yang perlu bisa dilakukan lebih awal. d. Akuntan Akuntan mempunyai kepentingan terhadap informasi kelangsungan suatu usaha karena akuntan akan menilai kemampuan going concern suatu perusahaan. e. Manajemen Kebangkrutan berarti munculnya biaya-biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan dan biaya ini cukup besar. Suatu penelitian menunjukkan biaya kebangkrutan bisa mencapai 11-17% dari nilai perusahaan. Contoh biaya kebangkrutan yang langsung adalah biaya akuntan dan biaya penasihat hukum. Sedangkan contoh biaya kebangkrutan yang tidak langsung adalah hilangnya kesempatan penjualan dan keuntungan karena beberapa hal seperti pembatasan yang mungkin diberlakukan oleh pengadilan. Apabila manajemen bisa mendeteksi kebangkrutan ini lebih awal, maka tindakan-tindakan penghematan bisa dilakukan, misal dengan melakukan merger atau restrukturisasi keuaugan sehingga biaya kebangkrutan bisa dihindari. Pendeteksian Kondisi Financial Distress Prediksi kebangkrutan usaha berfungsi untuk memberikan panduan bagi pihakpihak tentang kinerja keuangan perusahaan apakah mengalami kesulitan keuangan atau tidak di masa mendatang. Profesor di New York University, Edward Altman melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan perusahaan yang mengalami kebangkrutan dengan

10 10 kinerja keuangan perusahaan yang sehat. Hasil penelitiannya dirumuskan dalam suatu rumus matematis yang disebut dengan rumus Altman Z-score. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model Z-Score dari Altman dalam Hanafi dan Halim (2006:274), hal ini atas pertimbangan bahwa fungsi diskriminan tersebut telah banyak digunakan oleh penelitipeneliti di Indonesia dan telah sesuai dengan kondisi perusahaan di Indonesia. Persamaan diskriminan yang digunakan untuk menghitung Z-Score menurut Hanafi dan Halim (2006:286) adalah: Z = 1,2 X l + 1,4 X 2 + 3,3 X 3 + 0,6 X 4 + 1,0 X 5 Keterangan : 1. X 1 = Working capital to total assets (modal kerja dibagi total aktiva) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan modal kerja bersih dari seluruh total aktiva yang dimilikinya. Modal kerja bersih diperoleh dari aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Modal kerja bersih dengan nilai negatif kemungkinan besar akan menghadapi masalah dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup guna menutupi kewajiban tersebut, dan modal kerja yang bernilai positif jarang mengalami kesulitan dalam melunasi kewajibannya. 2. X 2 = Retained earnings to total assets (laba ditahan dibagi total aktiva) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan adalah laba perusahaan yang tidak dibagikan pada para pemegang saham, laba ditahan menunjukkan berapa banyak pendapatan perusahaan yang tidak dibayarkan pada para pemegang saham. Hal ini bisa dikarenakan pemegang saham biasa mengizinkan perusahaan untuk menginvestasikan kembali laba yang dibagikan sebagai dividen. 3. X 3 = EBIT to total assets (laba sebelum pajak dan bunga dibagi total aktiva) Rasio ini menunjukkan kemapuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan sebelum pembayaran bunga dan pajak dari aktiva perusahaan. 4. X 4 = Market value of equity to book value of total liabilities (nilai pasar ekuitas dibagi nilai buku hutang) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari nilai pasar modal sendiri. 5. X 5 = Sales to total assets (penjualan dibagi total aktiva) Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume penjualan yang cukup dibandingkan nilai investasinya dalam total aktiva. Masalah lain yang perlu dipertimbangkan adalah banyak perusahaan yang tidak go public, dan dengan demikian tidak mempunyai nilai pasar. Untuk beberapa negara seperti di Indonesia, perusahaan semacam ini merupakan bagian terbesar yang ada. Altman kemudian mengembangkan model alternatif dengan menggantikan variabel X4 (Nilai pasar saham biasa dan preferen / nilai buku total hutang). Dengan cara demikian model tersebut bisa dipakai baik untuk perusahaan yang go public maupun yang tidak go public. Persamaan yang diperoleh dengan cara semacam ini menurut Altman dalam (Hanafi dan Halim, 2006:287) adalah sebagai berikut Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5 Persamaan tersebut mempunyai kemampuan prediksi yang cukup baik juga (94% benar atau 62 benar dari total sampel 66), sedangkan yang asli (95% benar atau 63 benar dari total sampel 66). Setelah Z-score di dapatkan dari perhitungan diatas. Selanjutnya Z-score dimaksukan kategori-kategori sebagai berikut :

11 11 Tabel 1 Titik Cut Off Altman Kriteria Dengan Nilai Pasar Dengan Nilai Buku Tidak bangkrut Bangkrut Daerah rawan Z > 2,99 Z < 1,81 1,82 < Z>2,99 Z > 2,90 Z < 1,20 1,20 < Z > 2,90 Sumber : Hanafi dan Halim (2006:287) METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah studi kasus (case study), yaitu penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari objek tertentu yang diteliti, yaitu mengenai prediksi potensi financial distress pada PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk di Bursa Efek Indonesia. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diduga. Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk di Bursa Efek Indonesia. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Adapun definisi operasional variabel yang dipakai penulis untuk pembahasan ini adalah : Analisis Z score, yaitu suatu alat digunakan untuk memprediksi tingkat kesehatan atau potensi kebangkrutan perusahaan dengan menggabungkan rasio-rasio keuangan. Fungsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Z = 0,717 X 1 + 0,847 X 2 + 3,107 X 3 + 0,42 X 4 + 0,998 X 5 Dimana : X 1 = Aktiva lancar - Utang lancar Total aktiva X 2 = X 3 = X 4 = X 5 = Laba ditahan Total aktiva Laba sebelum bunga dan pajak Total aktiva Nilai pasar modal saham Nilai buku utang Penjualan Total aktiva Teknik Analisa Data Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Menganalisis rasio keuangan yang terdiri dari a. Rasio Likuiditas b. Rasio Aktivitas c. Rasio Solvabilitas d. Rasio Profitabilitas

12 12 2. Menghitung analisis Z score Analisis Z score dapat dirumuskan sebagai berikut: Z = 0,717 X 1 + 0,847 X 2 + 3,107 X 3 + 0,42 X 4 + 0,998 X 5 Dimana : Aktiva lancar - Utang lancar X 1 = Total aktiva X 2 = X 3 = X 4 = X 5 = Laba ditahan Total aktiva Laba sebelum bunga dan pajak Total aktiva Nilai pasar modal saham Nilai buku utang Penjualan Total aktiva Setelah nilai Z ditemukan, maka langkah selanjutnya adalah menenentukan kriteria pengambilan keputusan atas nilai Z tersebut yaitu: Jika Z > 2,99 : Perusahaan dikategorikan sehat. Jika Z diantara 1,81-2,99 : Perusahaan berada pada daerah rawan. Jika Z < 1,81 : Perusahaan dikategorikan bangkrut. 3. Mengambil kesimpulan dari rasio keuangan apakah kinerja perusahaan meningkat atau menurun dan menyimpulkan apakah adanya peningkatan atau penurunan menyebabkan kondisi kebangkrutan perusahaan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Rasio Keuangan Sebelum dilakukan analisis Z score, dalam penelitian ini dilakukan analisis rasio keuangan untuk memberikan gambaran mengenai pencapaian kinerja keuangan yang telah dicapai oleh PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Analisis rasio keuangan dalam penelitian ini menggunakan beberapa rasio yaitu rasio likuiditas menggunakan current ratio, rasio aktivitas yang terdiri dari total assets turn over dan receivable turn over, rasio solvabilitas yang terdiri dari debt to total assets dan debt to equity ratio, rasio profitabilitas yang terdiri dari profit margin, return on asset, dan return on equity. Dari perhitungan masing-masing rasio, maka dapat dilakukan interpretasi untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio. Current ratio adalah kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Current ratio dalam penelitian ini dihitung dengan rumus sebagai berikut : Aktiva Lancar Current Rasio = Hutang Lancar

13 13 Darsono dan Ashari (2005:54) mengatakan bahwa rule of thumb (pedoman) dalam menganalisis current ratio antara 100% sampai 200%. Di atas 200% berarti banyak aktiva yang menganggur. Perhitungan current ratio PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk tahun 2009 sampai 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 2 Perhitungan Current Ratio Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar CR , , ,64 Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa current ratio PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 sampai tahun 2011 mengalami fluktuasi. Current ratio tertinggi dicapai pada tahun 2010 yaitu sebesar 9,35. Sedangkan current ratio terendah dialami pada tahun 2011 yaitu 3,64. Current ratio PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 sampai tahun 2011 kurang baik karena di atas 2. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah total asset turn over dan receivable turn over. 1. Total Assets Turn Over Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Total asset turn over bagi perusahaan yang produktif harus di atas 1 (Darsono, 2005:61). Rumusnya adalah: Total asset turn over = Penjualan Total Aktiva Perhitungan total asset turn over PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk tahun 2009 sampai tahun 2011 adalah sebagai berikut : Tabel 3 Perhitungan Total Asset Turn Over Tahun Penjualan Total Aktiva TATO , , ,18 Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa total assets turn over PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 sampai tahun 2011 mengalami penurunan. Total asset turn over tertinggi dicapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,64. Sedangkan total asset turn over terendah dialami pada tahun 2011 yaitu 0,18. Total asset turn over PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 sampai 2011 kurang baik karena kurang dari Receivable Turn Over Rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini semakin baik kemampuan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki. Akan tetapi, rasio

14 14 yang terlalu besar bisa mengakibatkan pelanggan lari karena kebijakan kredit yang terlalu ketat. Rule of thumb receivable turn over adalah sekitar 6 12 kali (Darsono, 2005:61). Rumus receivable turn over dalam penelitian ini adalah adalah: Penjualan Receivable turn over = Piutang Perhitungan receivable turn over PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 sampai tahun 2011 adalah sebagai berikut : Tabel 4 Perhitungan Receivable Turn Over Tahun Penjualan Piutang RTO , , ,23 Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa receivable turn over PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 sampai tahun 2011 mengalami penurunan. Receivable turn over tertinggi dicapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 1,08. Sedangkan receivable turn over terendah dialami pada tahun 2011 yaitu 0,23. Receivable turn over PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 sampai 2011 kurang baik karena kurang dari 6. Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to total assets ratio dan debt to equity rasio. 1. Debt to Total Assets Ratio Untuk menghitung rasio ini digunakan rumus sebagai berikut: Total Hutang Debt to Total Assets = Total Aktiva Darsono dan Ashari (2005:55) mengatakan bahwa rule of thumb dari rasio solvabilitas adalah maksimal 100%, artinya perusahaan banyak mengandalkan modal dari dalam, bukan hutang. Perhitungan debt to total assets ratio PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk tahun 2009 sampai tahun 2011 adalah sebagai berikut : Tabel 5 Perhitungan Debt To Total Assets Ratio Tahun Total Hutang Total Aktiva DTAR , , ,74 Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa debt to total assets ratio PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 sampai tahun 2011 mengalami peningkatan. Debt to total assets ratio tertinggi dicapai pada tahun 2011 yaitu sebesar 0,74, sedangkan debt to total assets ratio terendah dialami pada tahun 2009 yaitu 0,39. Debt to total assets ratio PT.

15 15 Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 sampai 2011 baik karena kurang dari 100% atau kurang dari 1. Rasio solvabilitas adalah rasio hutang, di mana semakin tinggi rasio hutang menunjukkan kinerja keuangan yang buruk, sebaliknya semakin rendah rasio hutang maka semakin baik kinerja keuangannya. Sehingga dapat disimpulkan kinerja keuangan PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk berdasarkan debt to total assets ratio yang terbaik adalah pada tahun Debt to Equity Rasio Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Rumus yang digunakan adalah: Total Hutang Debt to Equity Rasio = Total Modal Sendiri Darsono dan Ashari (2005:77) mengatakan bahwa rule of thumb (ketentuan baiknya) debt to equity ratio adalah maksimal 100% yang berarti perusahaan banyak mengandalkan modal dari dalam, bukan hutang. Perhitungan debt to equity ratio PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk tahun 2009 sampai tahun 2011 adalah sebagai berikut : Tabel 6 Perhitungan Debt To Equity Ratio Tahun Total Hutang Ekuitas DER , , ,82 Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa debt to equity ratio PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 sampai tahun 2011 mengalami peningkatan. Debt to equity ratio tertinggi dicapai pada tahun 2011 yaitu sebesar 2,82. Sedangkan debt to equity ratio terendah dialami pada tahun 2009 yaitu 0,63. Debt to equity ratio PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 baik karena kurang dari 100% atau kurang dari 1, sedangkan pada tahun 2010 dan 2011 kurang baik karena lebih dari 100% atau lebih dari 1. Rasio solvabilitas adalah rasio hutang, di mana semakin tinggi rasio hutang menunjukkan kinerja keuangan yang buruk, sebaliknya semakin rendah rasio hutang maka semakin baik kinerja keuangannya. Sehingga dapat disimpulkan kinerja keuangan PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk berdasarkan debt to equity ratio yang terbaik adalah pada tahun Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan dan sebagainya. Darsono dan Ashari (2005:80) mengatakan bahwa rule of thumb pada setiap rasio profitabilitas adalah hasil perhitungan rasio harus lebih besar dari bunga berjangka satu tahun. Jika hasil perhitungan rasio lebih kecil dari suku bunga satu tahun, maka hasil investasi yang dilakukan lebih kecil daripada investasi pada deposito berjangka. Penggunaan suku bunga deposito untuk mengukur baik atau tidaknya kinerja keuangan karena sebagian permodalan perusahaan dibiayai dari pinjaman atau bank, dan setiap pinjaman dikenakan bunga. Apabila tingkat keuntungan (profitabilitas) yang diperoleh

16 16 perusahaan lebih besar daripada bunga pinjaman, maka perusahaan mempunyai surplus / kelebihan keuntungan, namun apabila tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan lebih kecil daripada bunga pinjaman, maka perusahaan mempunyai defisit / kekurangan keuntungan. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah profit margin, return on assets, dan return on equity. 1. Profit Margin Profit margin merupakan rasio yang mengukur sejauhmana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rumus yang digunakan adalah : Laba Bersih Profit Margin = Penjualan Perhitungan profit margin PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk tahun 2009 sampai tahun 2011 adalah sebagai berikut : Tabel 7 Perhitungan Profit Margin Tahun Laba Bersih Penjualan PM , , ,53 Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa profit margin PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 sampai tahun 2011 mengalami fluktuasi. Profit margin tertinggi dicapai pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,69. Sedangkan profit margin terendah dialami pada tahun 2009 yaitu 0,44. Adapun perbandingan profit margin PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk dengan tingkat Suku Bunga BI pada tahun 2009 sampai 2011 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8 Perbandingan Profit Margin Dengan Tingkat Suku Bunga SBI Tahun Profit Margin Suku Bunga BI Keterangan % 6,50% Baik % 6,50% Baik % 6,00% Baik Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa kinerja keuangan PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 sampai tahun 2011 baik karena besarnya profit margin lebih besar dari tingkat suku bunga deposito. 2. Return On Assets Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan (Darsono dan Ashari, 2005:57). Rumus Return On Assets yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut adalah : Laba setelah pajak Return On Assets = Total Aktiva Perhitungan Return On Assets PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk tahun 2009 sampai tahun 2011 adalah sebagai berikut :

17 17 Tabel 9 Perhitungan Return On Assets Tahun Laba Bersih Total Aktiva ROA , , ,09 Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa Return On Assets PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 sampai tahun 2011 mengalami penurunan. Return On Assets tertinggi dicapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,28. Sedangkan Return On Assets terendah dialami pada tahun 2011 yaitu 0,09. Adapun perbandingan Return On Assets PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk dengan tingkat Suku Bunga BI pada tahun 2009 sampai 2011 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 10 Perbandingan Return On Assets Dengan Tingkat Suku Bunga SBI Tahun ROA Suku Bunga BI Keterangan % 6,50% Baik % 6,50% Baik % 6,00% Baik Sumber : Tabel 9 Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa kinerja keuangan PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 sampai tahun 2011 baik karena besarnya Return On Assets lebih besar dari tingkat suku bunga deposito. 3. Return On Equity Rumus yang digunakan untuk menghitung Return On Equity adalah sebagai berikut : Return On Equity = Laba Bersih TotalEkuitas Perhitungan Return On Equity PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk tahun 2009 sampai tahun 2011 adalah sebagai berikut : Tabel 11 Perhitungan Return On Equity Tahun Laba Bersih Ekuitas ROE , , ,36 Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa Return On Equity PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 sampai tahun 2011 mengalami penurunan. Return On Equity tertinggi dicapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,46. Sedangkan Return On Equity terendah dialami pada tahun 2011 yaitu 0,36.

18 18 Adapun perbandingan Return On Equity PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk dengan tingkat Suku Bunga BI pada tahun 2009 sampai 2011 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 12 Perbandingan Return On Equity Dengan Tingkat Suku Bunga SBI Tahun ROE Suku Bunga BI Keterangan % 6,50% Baik % 6,50% Baik % 6,00% Baik Sumber : Tabel 11 Dari tabel 12 dapat diketahui bahwa kinerja keuangan PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 sampai tahun 2011 baik karena besarnya Return On Equity lebih besar dari tingkat suku bunga deposito. Dari perhitungan dan analisis beberapa rasio keuangan, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 13 Rekapitulasi Rasio Keuangan No Rasio Keuangan Keterangan 1 Current ratio 4,26 9,35 3,64 Berfluktuasi 2 Total asset turn over 0,64 0,28 0,18 Penurunan 3 Receivable turn over 1,08 0,32 0,23 Penurunan 4 Debt to total assets ratio 0,39 0,50 0,74 Peningkatan 5 Debt to equity ratio 0,63 1,00 2,82 Peningkatan 6 Profit margin 0,44 0,69 0,53 Berfluktuasi 7 Return On Assets 0,28 0,19 0,09 Penurunan 8 Return On Equity 0,46 0,39 0,36 Penurunan Sumber : Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5, Tabel 6, Tabel 7, Tabel 9 dan Tabel 11 Dari analisis rasio keuangan dapat diketahui bahwa sebagian besar rasio menunjukkan prestasi keuangan PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk mengalami penurunan. Beberapa rasio yang menunjukkan penurunan prestasi tersebut adalah rasio aktivitas (total asset turn over dan receivable turn over) dan rasio profitabilitas (Return On Assets dan Return On Equity). Perhitungan Variabel Z Score Perhitungan Variabel X 1 Nilai X 1 menunjukkan perbandingan antara modal kerja dengan total aktiva dengan rumus sebagai berikut: ModalKerja X 1 = TotalAktiva Adapun perhitungan X 1 PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk dari tahun 2009 sampai 2011 sebagai berikut:

19 19 Tabel 14 Perhitungan X 1 Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Modal Kerja Total Aktiva X , , ,59 Dari tabel 14 diketahui bahwa besarnya X 1 PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 sampai 2011 mengalami fluktuasi. Nilai X 1 tertinggi dicapai pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,79, sedangkan terendah dialami pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,47. Perhitungan Variabel X 2 Nilai X 2 menunjukkan perbandingan antara laba ditahan dengan total aktiva dengan rumus sebagai berikut: Laba ditahan X 2 = TotalAktiva Tabel 15 Perhitungan X 2 Tahun Laba ditahan Total Aktiva X , , ,26 Dari tabel 15 diketahui bahwa besarnya X 2 PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk pada tahun 2009 sampai 2011 mengalami penurunan. Nilai X 2 tertinggi dicapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,59, sedangkan terendah dialami pada tahun 2011 yaitu sebesar 0,26. Perhitungan Variabel X 3 Nilai X 3 menunjukkan perbandingan antara EBIT dengan total aktiva dengan rumus sebagai berikut: X 3 = Laba Sebelum Bunga dan Pajak TotalAktiva Adapun perhitungan X 3 PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk dari tahun sebagai berikut: Tabel 16 Perhitungan X 3 Tahun Laba sebelum bunga dan Pajak Total Aktiva X , , ,13

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah yang dialami bangsa ini, termasuk dalam aspek ekonomi yakni terpuruknya kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA Risma Ayunda Ayundarisma001@yahoo.com Dini Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Novia Dian Praptica noviadianprapticaa@gmail.com Sri Utiyati Sekolah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Fianancial Distress (Kesulitan Keuangan) Kesulitan keuangan (Financial Distress) merupakan kondisi sebuah perusahaan dimana hasil operasi perusahaan tidak cukup

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT Aneka Tambang, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress (Kesulitan Keuangan) Financial distress adalah suatu kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat di gunakan sabgai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi fungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan perkebunan memiliki karakteristik khusus yang. yang akan dikonsumsi atau diproses lebih lanjut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan perkebunan memiliki karakteristik khusus yang. yang akan dikonsumsi atau diproses lebih lanjut. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perusahaan perkebunan memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan perusahaan lain, yang ditunjukkan oleh adanya aktivitas pengelolaan dan tansformasi biologis atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu

Lebih terperinci

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN RASIO KEUANGAN Ratio Keuangan: perhitungan matematika yang bergunauntuk: Mengevaluasi performa perusahaan Memonitor performa perusahaan selama periode tertentu (mingguan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Pesinyalan (Signalling theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan ketat menimbulkan persaingan antar para pelaku bisnis. Keadaan yang seperti ini memaksa para pelaku bisnis untuk

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuaan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI WANITA SEHATI SEMOLOWARU SURABAYA ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI WANITA SEHATI SEMOLOWARU SURABAYA ARTIKEL ILMIAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI WANITA SEHATI SEMOLOWARU SURABAYA ARTIKEL ILMIAH Disusun Oleh: Nama : ABRIL DA CONCEICAO NIM : 01111001 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NAROTAMA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Setiap perusahaan pasti menginginkan memproleh laba yang maksimal atas usaha yang dikelolanya sehingga perusahaan dapat terus maju

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 7 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebelum membahas secara mendalam mengenai bagaimana cara membaca, menganalisa,

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta Anak Perusahaan Periode 2007-2011 berdasarkan Analisa Rasio Keuangan Perhitungan rasio-rasio keuangan PT. BAKRIE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Pasar modal juga menjadi sumber dana bagi pelaku dunia usaha dimana sumber dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN N U R A E N I, S. S O S., M. A B Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara membandingkan satu komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan krisis multi dimensi yang melanda Indonesia, banyak masalah dan penderitaan yang dialami bangsa ini. Yang termasuk menonjol adalah dalam aspek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Penyebab, dan Manfaat Informasi Kebangkrutan 2.1.1 Pengertian Kebangkrutan Dalam kenyataannya, tidak semua perusahaan mampu bertahan hidup dalam jangka panjang.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang berguna

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan Rasio adalah satu angka yang dinyatakan dalam hubugannya dengan yang lain (Harvarindo 2010:12). Dimana angka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal dapat digunakan sebagai tempat menjual saham bagi perusahaan yang memerlukan dana, begitu juga investor dapat membeli surat berharga di pasar modal.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Liquidity Ratios IV.1.1 Current Ratio Rasio lancar (current ratio), dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan

Lebih terperinci

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO PENGERTIAN Rasio dapat dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia yang terdiri dari : Balance sheet atau neraca, yang menunjukkan posisi finansial

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang dilakukan penulis pada bab IV, hasil penelitian pada PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk dapat disimpulkan sebagai berikut :

Lebih terperinci

Financial Performance (2)

Financial Performance (2) Financial Performance (2) Modul ke: Liquidiity Ratio Solvability Ratio Activity Ratio Profitability Ratio Market Ratio Fakultas Pascasarjana Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Magister Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 financial distress merupakan proses yang mana perusahaan mengalami kesulitan keuangan, sehingga perusahaan tidak mampu dalam memenuhi kewajibannya. Perusahaan akan mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan maka investor atau

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB IV Analisis Rasio A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat memahami teknik dan aspek dalam menilai kinerja suatu perusahaan 2. Khusus : - Mahasiswa dapat menghitung berdasarkan ratio likuiditas

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan banyaknya perusahaan sejenis bermunculan dan mengakibatkan semakin ketatnya persaingan. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajernen,

BAB I PENDAHULUAN. yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajernen, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan mernenuhi kewajiban-kewajiban keuangan jangka pendek atau yang harus segera dibayar. Masalah likuiditas merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara global.

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB21 23210838 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan ekonomi mengalami perubahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT ITC dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id DEPRESIASI PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada periode tertentu yang berguna untuk evaluasi dan perencanaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, menyebutkan bahwa masih ada sekitar 14 juta keluarga, atau 23% dari 61 juta keluarga di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Likuiditas Sebelum dan Sesudah memperoleh Sistem Manajemen Mutu Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban lancarnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kebangkrutan. 1. Pengertian Kebangkrutan. Kebangkrutan atau kepailitan adalah biasanya diartikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kebangkrutan. 1. Pengertian Kebangkrutan. Kebangkrutan atau kepailitan adalah biasanya diartikan sebagai BAB II LANDASAN TEORI A. Kebangkrutan 1. Pengertian Kebangkrutan Kebangkrutan atau kepailitan adalah biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Sinyal Grand teori dari penelitian ini adalah teori sinyal. Teori sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Sinyal Grand teori dari penelitian ini adalah teori sinyal. Teori sinyal 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Sinyal Grand teori dari penelitian ini adalah teori sinyal. Teori sinyal (signalling theory) adalah teori yang mengungkapkan bahwa pihak perusahaan memberikan sinyal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang semakin pesat, didukung dengan peluang usaha yang sangat besar membuat persaingan bisnis antar perusahaan menjadi semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE 107 ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY TBK. BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PERIODE 2010 2014 Oleh : Yosefa Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian di Indonesia sedang gencar dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi persaingan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN II.1 Kinerja Keuangan II.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di bidang keuangan ( Munawir,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Teori Signal Isyarat atau signal adalah tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan dimana manajemen mengetahui informasi yang lebih lengkap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi sebagai berikut : Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

Analisa Laporan keuangan

Analisa Laporan keuangan Laporan keuangan Analisa Laporan keuangan Minggu ke -2 By : Bambang Wahyudi Wicaksono Laporan keuangan diumumkan secara periodik untuk menyediakan informasi mendasar tentang kinerja keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti selama dekade 80-an sampai sekarang. Hampir semua negara Asia melakukan liberalisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dimana dihapuskan batasan antar Negara, menyebabkan persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN DI BURSA EFEK INDONESIA Rhesti Khoidha rhesti_khoidha@yahoo.com Titik Mildawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 24 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, meliputi Neraca, Perhitungan Laba-Rugi dan laba ditahan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci