ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN DI BURSA EFEK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN DI BURSA EFEK INDONESIA"

Transkripsi

1 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN DI BURSA EFEK INDONESIA Rhesti Khoidha Titik Mildawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of research is to conduct whether the companies which are examined are the financial performance of cement companies in the IDX which are considered from liquidity ratio, the financial performance of cement companies in the IDX which is considered from solvability ratio, the financial performance of cement companies in the IDX which is considered from activity ratio, and the financial performance of cement companies in the IDX which is considered from profitability ratio. Descriptive qualitative approach is used by the researcher as the data analysis. It is performed by collecting, presenting and analyzing the data by using financial ratio analysis. Based result of inferential research concludes that when is seen from the liquidity ratio and solvability ratio point of view, its liquidity ratio and solvability ratio are the best. When it is seen from the activity ratio and the profitability ratio point of view is the best. Meanwhile, when it is seen comprehensively from all existing financial ratios, is the best of the rest. Keywords: financial report analysis, financial ratio, cement company. ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan semen di BEI dilihat dari rasio likuiditas, kinerja keuangan perusahaan semen di BEI dilihat dari rasio solvabilitas, kinerja keuangan perusahaan semen di BEI dilihat dari rasio aktivitas, dan kinerja keuangan perusahaan semen di BEI dilihat dari rasio profitabilitas. Teknik analisa data yang digunakan peneliti adalah deskriptif pendekatan kualitatif dengan cara mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisa data dengan menggunakan analisa rasio keuangan. Berdasarkan Hasil Penelitian dapat disimpulkan bahwa jika dilihat dari sisi rasio likuiditas dan rasio solvabilitasnya adalah yang terbaik. Jika dilihat dari rasio aktivitas dan rasio profitabilitasnya adalah yang terbaik. Sedangkan jika dilihat secara keseluruhan dari semua rasio keuangan yang ada, adalah yang terbaik. Kata kunci: analisis laporan keuangan, rasio keuangan, perusahaan semen. PENDAHULUAN Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat saat ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia usaha. Hal tersebut terlihat dengan banyak munculnya perusahaan-perusahaan baru yang bergerak diberbagai bidang, baik antar sektor industri, jasa, maupun perdagangan. Selain itu perusahaan yang ada juga berlomba untuk memperluas dan mengembangkan usahanya. Perkembangan dunia bisnis yang semakin komperatif ini menyebabkan perubahan besar yang luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan dengan perusahaan lain. Kebutuhan akan informasi yang benar dan akurat menjadi sangat penting ketika suatu perusahaan berada di dalam persaingan pasar global. Bersaing dengan kompetitor mustahil bisa dilakukan dengan baik tanpa menggunakan keunggulan perusahaan. Setiap periode perlu adanya evaluasi tentang kinerja baik itu operasional maupun secara finansial. Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan maka perlu

2 diadakan analisis terhadap data finansial yang tercemin dalam laporan keuangan. Salah satu cara menilai kinerja keuangan adalah dengan melakukan analisis keuangan perusahaan. Analisis keuangan merupakan analisis atas laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca dan laba rugi. Rasio menggambarkan satu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan, terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir, 2007:64). Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi pada suatu periode tertentu yang merupakan hasil pengumpulan data keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan ataupun ikhtisar lainnya yang dapat digunakan sebagai alat bantu bagi para pemakai di dalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat. Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan bertujuan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Dengan menganalisis laporan keuangan dapat memperluas dan mempertajam informasi yang disajikan oleh laporan keuangan. Analisis laporan keuangan juga menggali, mengungkapkan hal yang tersembunyi dalam laporan keuangan biasa. Selain itu, analisis terhadap laporan keuangan perusahaan, juga akan dapat diperoleh informasi yang benar dan lengkap atas kinerja perusahaan bagi para pemegang saham. Kinerja keuangan perusahaan merupakan penilaian dari prestasi perusahaan tentang baik atau tidaknya kondisi keuangan perusahaan. Dengan dilakukannya analisis laporan keuangan suatu perusahaan, maka pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat menilai bagaimana prospek perusahaan tersebut di masa depan. Informasi kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja keuangan bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya. Perusahan-perusahan Go Publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan selalu berusaha mempertahankan agar kinerja keuangan perusahaannya selalu terbaik. Hal itu dilakukan untuk memberikan gambaran dan sebagai dasar pengambilan keputusan para investor untuk menanamkan modalnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan semen di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun dilihat dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. TINJAUAN TEORETIS Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu fungsi untuk mencatat, mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan seluruh transaksi-transaksi yang terjadi selama suatu periode. Setelah seluruh transaksi ini dicatat dan diidentifikasi kemudian seluruh transaksi ini akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Dari laporan keuangan berbagai transaksi yang dilakukan telah diklasifikasi dan dianalisis sehingga dapat menjadi suatu informasi untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Jadi laporan keuangan merupakan dasar bagi upaya análisis atas gambaran suatu perusahaan. Menurut S. Munawir, dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan (2007:5) mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut: Dua daftar yang disusun oleh akuntan 2

3 pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambah daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan). Sedangkan menurut Darsono (2005:4) pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang disebut siklus akuntansi. Laporan keuangan menunjukan posisi sumber daya yang dimiliki perusahaan selama satu periode. Selain itu laporan keuangan juga menunjukan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjuk dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Umumnya laporan keuangan disusun setiap periode, yaitu setahun sekali (annually), tetapi adapula laporan keuangan interim. Oleh karena itu laporan keuangan harus bersifat umum, dalam arti dapat digunakan untuk bermacam-macam keperluan pemakainya, laporan keuangan tersebut disebut laporan keuangan umum. Berbeda dengan laporan interim, laporan keuangan interim (berkala) dipakai oleh manajemen untuk keperluan intern perusahaan, misalnya saja untuk perencanaan dan pelaksanaan operasi, pengendalian dan pengevaluasian operasi. Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen atau pertanggungjawaban dari manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Sedangkan menurut Kasmir (2008:10) tujuan laporan keuangan adalah: Pertama, memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan saat ini. Kedua, memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Ketiga, memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. Keempat, memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Kelima, memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. Keenam, memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. Ketujuh, memberikan informasi dengan catatncatatan atas laporan keuangan. Kedelapan, informasi keuangan lainnya. Analisis Laporan Keuangan Suatu laporan keuangan akan lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan apabila data keuangan dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan adalah suatu kegiatan untuk membedah dan menguraikan pos-pos laporan keuangan untuk mencari suatu hubungan antara unsur-unsur atau komponen-komponen dalam laporan keuangan agar dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan hingga informasi tersebut dapat digunakan dalam pembuatan suatu keputusan bisnis dan investasi. Tujuan dari Analisis Laporan Keuangan Prastowo dan Juliaty (2008:57) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan. Misalnya dapat digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger; sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa datang; sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya; atau sebagai alat evaluasi terhadap manajemen. 3

4 Tujuan dari analisis laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:195) adalah: (a) dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa; (b) dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit); (c) dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan; (d) dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan; (e) mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating); (f) dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga; (g) dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis; (h) dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal; (i) dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya; (j) bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan yaitu rasio yang menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan, terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir, 2007:64). Jenis-jenis Analisis Rasio Keuangan Menurut Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim (2007) ada empat jenis analisis rasio keuangan yang bisa digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Keempat rasio diatas sangat berguna untuk memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi. Rasio Likuiditas. Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Rasio likuiditas merupakan indikator yang baik apakah perusahaan memiliki masalah dalam arus kas. Rasio-rasio yang digunakan dalam rasio likuiditas ini ada dua yaitu: (a) rasio lancar (current ratio) yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar untuk memperlihatkan keamanan pemberi hutang; (b) rasio cepat (quick ratio) yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancarnya. Perbedaan yang mendasar dari rasio lancar dan rasio cepat yaitu dalam rasio lancar, aktiva lancar yang diperhitungakan meliputi persediaan sedangkan dalam rasio cepat aktiva lancar yang diperhitungkan tidak meliputi persediaan (Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim, 2007:77). Rasio Solvabilitas. Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio-rasio yang digunakan dalam rasio solvabilitas yaitu: (a) rasio hutang terhadap modal yaitu menggambarkan sampai jenuh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar; (b) rasio hutang terhadap total aset merupakan perbandingan total hutang jangka 4

5 panjang maupun hutang jangka pendek dengan total aktiva. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menjamin keseluruhan hutang dengan asset yang dimilikinya; (c) rasio time interest earned (TIE). Rasio ini menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban tanpa bunga. Rasio yang tinggi menunjukan situasi yang aman, meskipun barangkali juga menunjukan terlalu rendahnya penggunaan hutang perusahaan. Sebaliknya, rasio yang rendah memerlukan perhatian dari pihak manajemen (Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim, 2007:81). Rasio Aktivitas. Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset untuk memperoleh penjualan. Rasio ini menunjukan bagaimana sumber daya yang ada di perusahaan telah dimanfaatkan secara optimal sehingga tercipta suatu efisiensi investasi pada berbagai aktiva. Ada empat rasio aktivitas yang dapat digunakan yaitu: (a) perputaran total aktiva menunjukan bagaimana tingkat efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba; (b) perputaran aktiva tetap adalah rasio antara penjualan dengan aktiva tetap netto. Rasio ini menunjukan bahwa perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin-mesin, perlengkapan kantor; (c) rata-rata umur piutang merupakan perbandingan antara penjualan dengan piutang perusahaan. Rasio ini menunjukan seberapa cepat kemampuan perusahaan dalam menagih piutangnya dalam suatu peiode atau menunjukan kecepatan perputaran piutangnya. (d) perputaran persediaan mengukur beberapa lama rata-rata barang berada di gudang. Pemikirannya adalah bahwa kenaikan persediaan disebabkan oleh peningkatan aktivitas, atau karena perubahan kebijaksanaan persediaan. Jika terjadi kenaikan persediaan yang tidak proposional dengan peningkatan aktivitas, maka berarti terjadi pemborosan dalam pengelolaan persediaan (Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim, 2007:78). Rasio Profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio ini juga menunjukan kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi dan dari rasio ini dapat diketahui seberapa banyak laba harus diinvestasikan kembali dan seberapa banyak laba akan dibayarkan sebagai deviden. Rasio-rasio yang digunakan dalam rasio profitabilitas yaitu: (a) return on asset (ROA), rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu; (b) profit margin digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini juga menunjukan kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya di perusahaan pada periode tertentu; (c) return on equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham (Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim, 2007:83). METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang bersifat studi kasus, yaitu jenis penelitian yang berisikan paparan atau data yang relevan dari hasil penelitian pada obyek penelitian yang mencoba mengetahui dan memecahkan permasalahan yang dihadapi perusahaan. Sedangkan prosedur pemecahan masalah pada penelitian ini menggunakan metoda deskriptif kualitatif. Tujuannya adalah memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari suatu kasus, individu, kelompok, institusi ataupun masyarakat (Masyhuri dan Zainuddin, 2008:5). Gambaran dari objek penelitian yang sedang penulis lakukan adalah Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu meliputi (SMGR), PT 5

6 Holcim Indonesia (SMCB) dan (INTP). Objek penelitian ini yaitu kinerja keuangan Semen selama tahun yang diteliti dengan menggunakan rasio keuangan. Teknik Pengumpulan Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder sehingga teknik pengumpulan data adalah dokumentasi, yaitu salah satu metode pengumpulan data dengan cara melakukan analisis terhadap semua catatan dan dokumen yang dimiliki oleh organisasi yang terpilih. Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Data sekunder yang diperoleh dan dikumpulkan berupa data laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel penelitian selama lima tahun terakhir, yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun Satuan Kajian Satuan kajian merupakan satuan terkecil objek penelitian yang diinginkan penulis sebagai klasifikasi pengumpulan data, yaitu: 1. Laporan Keuangan Seluruh transaksi yang dicatat dan diidentifikasikan selama periode tertentu kemudian disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Dari laporan keuangan berbagai transaksi yang dilakukan telah diklasifikasi dan dianalisis sehingga dapat menjadi suatu informasi untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Jadi laporan keuangan tersebut merupakan dasar bagi upaya analisis atas gambaran suatu perusahaan. 2. Analisis Rasio Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat (Harahap, 2004:190). Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan memakai metode kualitatif. Langkah-langkah dalam teknik analisis data yang digunakan yaitu: 1. Mengumpulkan data data yang diperlukan seperti gambaran umum perusahaan, struktur organisasi perusahaaan, laporan keuangan tahunan perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode dan informasi informasi lain yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini. 2. Melakukan perhitungan dari data-data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. a. Rasio Likuiditas Rasio Lancar = Aktiva Lancar Rasio Lancar = Hutang Lancar 6

7 7 Rasio Cepat = Aktiva Lancar - Persediaan Rasio Cepat = Hutang Lancar b. Rasio Solvabilitas Rasio Hutang terhadap Modal = Total Hutang Rasio Hutang terhadap Modal = Modal Rasio Hutang terhadap Total Aktiva = Total Hutang Rasio Hutang terhadap Modal = Total Aktiva c. Rasio Aktivitas Perputaran Total Aktiva = Penjualan Perputaran Total Aktiva = Total Aktiva Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan Perputaran Aktiva Tetap = Total Aktiva Tetap Rata-rata Umur Piutang = Piutang Rata-rata Umur Piutang = Penjualan / 360 Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan Perputaran Persediaan = Persediaan d. Rasio Profitabilitas Return On Asset (ROA) = Laba Bersih Return On Asset (ROA) = Total Aktiva Profit Margin = Laba Bersih Profit Margin = Penjualan Return On Equity (ROE) = Laba Bersih Return On Equity (ROE) = Modal 3. Melakukan analisis dari perhitungan rasio keuangan yang telah dilakukan. 4. Membuat simpulan kinerja perusahaan manakah yang paling baik. 5. Memberikan saran atas analisis rasio keuangan perusahaan.

8 8 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Rasio Likuiditas a. Rasio Lancar Tabel 1 Perbandingan Rasio Lancar Tahun Rata - rata (%) (%) (%) (%) (%) (%) PT Holcim Indonesia 364,34 338,58 358,15 291,70 264,65 323,48 133,01 168,33 126,99 166,19 146,58 148,22 296,02 178,57 300,19 555,37 698,54 405,74 Berdasarkan perhitungan rasio lancar diatas, dapat diketahui bahwa rasio lancar PT Semen Gresik mengalami fluktuasi penurunan dan peningkatan dari tahun ke tahun. Rasio lancar tertinggi dicapai pada tahun 2007 yaitu sebesar 364,34%, sedangkan rasio lancar terendah dialami pada tahun 2011 yaitu sebesar 264,65%. Berdasarkan besarnya rasio lancar di atas, dapat diinterprestasikan sebagai berikut: pada tahun 2007 mencapai perhitungan rasio lancar tertinggi yaitu setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh Rp 3,6 aktiva lancar. Sedangkan pada tahun 2011 setiap Rp 2,6 aktiva lancar menjamin Rp 1 hutang lancar. Berdasarkan perhitungan rasio lancar diatas, dapat diketahui bahwa rasio lancar PT Holcim Indonesia mengalami fluktuasi penurunan dan peningkatan dari tahun ke tahun. Rasio lancar tertinggi dicapai pada tahun 2008 yaitu sebesar 168,33% yang dapat diinterprestasikan sebagai berikut: setiap Rp 1,7 aktiva lancar menjamin hutang lancar sebesar Rp 1. Sedangkan rasio lancar terendah dialami pada tahun 2009 yaitu sebesar 126,99% yang dapat diinterprestasikan sebagai berikut: setiap Rp 1,2 aktiva lancar menjamin Rp 1 hutang lancar. Berdasarkan besarnya rasio lancar di atas, dapat diketahui bahwa rasio lancar PT Holcim Indonesia pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 kurang baik karena nilainya berada di bawah ukuran wajar menurut para ahli yaitu sebesar 200%. Berdasarkan perhitungan rasio lancar diatas, dapat diketahui bahwa rasio lancar PT Indocement juga mengalami fluktuasi penurunan dan peningkatan dari tahun ke tahun. Rasio lancar tertinggi dicapai pada tahun 2011 yaitu sebesar %, sedangkan rasio lancar terendah dialami pada tahun 2008 yaitu sebesar 178,57%. Berdasarkan besarnya rasio lancar di atas, dapat diketahui bahwa rasio lancar PT Indocement pada tahun 2008 kurang baik karena setiap Rp 1 hutang lancar hanya dijamin oleh Rp 1,8 aktiva lancar. Sedangkan pada tahun 2011, setiap Rp 7 aktiva lancar menjamin Rp 1 hutang lancar. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa kinerja keuangan yang terbaik dilihat dari rasio lancar di antara ketiga perusahaan semen adalah, karena mempunyai rata-rata rasio lancar diatas 200% yaitu sebesar 405,74%. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 4 pada

9 periode tahun 2007 sampai dengan tahun Sedangkan kinerja keuangan yang terburuk di antara ketiga perusahaan semen adalah PT Holcim Indonesia, karena nilai rata-rata rasio lancar lebih kecil dibandingkan kedua perusahaan semen lainnya yaitu sebesar 148,22%. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1 hutang lancar hanya dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 1,5 pada periode tahun 2007 sampai dengan tahun Semakin tinggi nilai rasio lancar maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Rasio lancar yang tinggi juga menunjukkan bahwa terjadi kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang. b. Rasio Cepat Tabel 2 Perbandingan Rasio Cepat PT Holcim Indonesia Tahun Rata rata (%) (%) (%) (%) (%) (%) 289,89 261,89 295,86 226,41 193,68 253,54 107,03 130,51 89,80 126,39 108,83 112,51 160,70 98,96 227,59 457,70 606,11 310,21 Berdasarkan perhitungan rasio cepat diatas, dapat diketahui bahwa rasio cepat PT Semen Gresik mengalami fluktuasi penurunan dan peningkatan dari tahun ke tahun. Rasio cepat tertinggi dicapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 295,86% yang dapat diinterprestasikan sebagai berikut: setiap Rp 1 hutang lancar dijamin Rp 3 aktiva lancar diluar persediaan dan biaya dibayar di muka. Sedangkan rasio cepat terendah dialami pada tahun 2011 yaitu sebesar 193,68% yang dapat diinterprestasikan sebagai berikut: setiap Rp 1 hutang lancar dijamin Rp 2 aktiva lancar diluar persediaan dan biaya dibayar di muka. Berdasarkan besarnya rasio cepat di atas, dapat diketahui bahwa rasio cepat PT Semen Gresik pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 cukup baik karena berada diatas standar rasio cepat, yaitu 150%. Berdasarkan perhitungan rasio cepat diatas, dapat diketahui bahwa rasio cepat PT Holcim Indonesia tertinggi dicapai pada tahun 2008 yaitu sebesar 130,51% yang dapat diinterprestasikan sebagai berikut: setiap Rp 1 hutang lancar dijamin Rp 1,3 aktiva lancar diluar persediaan dan biaya dibayar di muka dan rasio cepat terendah dialami pada tahun 2009 yaitu sebesar 89,90% yang dapat diinterprestasikan bahwa setiap Rp 1 hutang lancar dijamin Rp 0,9 aktiva lancar diluar persediaan dan biaya dibayar di muka. Berdasarkan besarnya rasio cepat di atas, diketahui bahwa rasio cepat PT Holcim Indonesia pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 tidak cukup baik karena nilainya berada di bawah nilai standar. Hal ini menunjukkan bahwa aktiva lancar yang dimiliki pada tahun 2007 sampai dengan 2009 tidak mampu menutupi kewajiban lancar. Berdasarkan perhitungan rasio cepat diatas, dapat diketahui bahwa rasio cepat PT Indocement juga mengalami fluktuasi penurunan dan peningkatan dari tahun ke tahun. Rasio cepat tertinggi dicapai pada tahun 2011 yaitu sebesar 606,11% yang diinterprestasikan sebagai berikut: setiap Rp 1 hutang lancar dijamin Rp 6,0 aktiva lancar diluar persediaan dan biaya dibayar di muka, sedangkan rasio cepat terendah dialami pada tahun 2008 yaitu sebesar 98,96% yang dapat diinterprestasikan sebagai berikut: setiap 9

10 Rp 1 hutang lancar dijamin Rp 0,9 aktiva lancar diluar persediaan dan biaya dibayar di muka. Ini menunjukkan bahwa aktiva lancar yang dimiliki pada tahun 2008 tidak mampu menutupi kewajiban lancar. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa kinerja keuangan yang terbaik dilihat dari rasio cepat di antara ketiga perusahaan semen adalah, karena mempunyai rata-rata rasio cepat diatas nilai standar yaitu sebesar 310,21%. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh Rp 3,1 aktiva lancar di luar persediaan dan biaya dibayar di muka. Sedangkan kinerja keuangan yang terburuk di antara ketiga perusahaan semen adalah PT Holcim Indonesia, karena nilai rata-rata rasio cepat berada dibawah nilai estándar dan lebih kecil dibandingkan kedua perusahaan semen lainnya yaitu sebesar 112,51%. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2007 sampai dengan 2011 setiap Rp 1 hutang lancar PT Holcim Indonesia dijamin oleh Rp 3,1 aktiva lancar di luar persediaan dan biaya dibayar di muka. 2. Rasio Solvabilitas a. Rasio Hutang Terhadap Modal PT Holcim Indonesia Tabel 3 Perbandingan Rasio Hutang Terhadap Modal Tahun Rata rata (%) (%) (%) (%) (%) (%) 27,09 30,10 25,82 28,51 34,53 29,21 219,32 202,41 120,39 52,93 45,49 128,11 44,30 32,52 24,08 17,17 24,79 28,58 Berdasarkan penyajian rasio hutang terhadap modal di atas, diperoleh bahwa rasio hutang terhadap modal tertinggi terjadi pada tahun 2011, yaitu 34,53%. Ini menunjukkan bahwa pada tahun 2011 kreditur menyediakan Rp 34,53 untuk setiap Rp 100 yang disediakan pemegang saham. Ini juga berarti bahwa perusahaan dibiayai oleh hutang sebanyak 34,53%. Rasio hutang terhadap modal terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 25,82%. Hal ini berarti bahwa perusahaan pada tahun 2009 dibiayai oleh hutang sebanyak 25,82%. Besarnya rasio hutang terhadap modal PT Semen Gresik mengalami fluktuasi penurunan dan peningkatan dari tahun ke tahun. Semakin kecil rasio berarti semakin besar jumlah aktiva yang didanai oleh modal perusahaan. Berdasarkan penyajian rasio hutang terhadap modal di atas, diperoleh bahwa rasio hutang terhadap modal PT Holcim Indonesia untuk tahun 2007 adalah 219,32%, tahun 2008 adalah 202,41%, tahun 2009 adalah 120,39%, tahun 2010 adalah 52,93% dan untuk tahun 2011 adalah 45,49%. Rasio hutang terhadap modal tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 219,32% dan rasio hutang terhadap modal terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 45,49%. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2007 merupakan kinerja keuangan yang paling kurang baik dalam periode tahun 2007 sampai dengan tahun Ini disebabkan pada tahun 2007 perusahaan dibiayai oleh hutang hingga 219,31%. Sedangkan pada tahun 2011 jauh lebih baik kinerjanya selama periode 2007 sampai dengan 2011, yaitu sebanyak 45,49% perusahaan dibiayai oleh hutang. 10

11 Berdasarkan penyajian rasio hutang terhadap modal di atas, diperoleh bahwa rasio hutang terhadap modal untuk tahun 2007 adalah 44,30%, tahun 2008 adalah 32,52%, tahun 2009 adalah 24,08%, tahun 2010 adalah 17,17% dan untuk tahun 2011 adalah 24,79%. Hal ini berarti bahwa mengalami fluktuasi penurunan dan peningkatan dari tahun ke tahun. Rasio hutang terhadap modal tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 44,30% dan rasio hutang terhadap modal terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 17,17%. Pada tahun 2007 perusahaan dibiayai oleh hutang mencapai 44,30% dan kinerja keuangan terbaik selama tahun 2007 sampai dengan 2011 terjadi pada tahun 2010 dengan pembiayaan perusahaan oleh hutang hanya sebesar 17,17%. Dari tabel diatas, diperoleh bahwa kinerja keuangan terbaik dilihat dari rasio hutang terhadap modal di antara ketiga perusahaan semen adalah karena mempunyai nilai rata-rata paling rendah, artinya makin besar jumlah aktiva yang didanai oleh modal perusahaan. Sedangkan kinerja keuangan yang kurang baik dilihat dari rasio hutang terhadap modal di antara ketiga perusahaan semen adalah PT Holcim Indonesia karena mempunyai nilai rata-rata paling tinggi, artinya perusahaan banyak mengandalkan modal dari kreditur. b. Rasio Hutang Terhadap Total Aktiva PT Holcim Indonesia Tabel 4 Perbandingan Rasio Hutang Terhadap Total Aktiva Tahun Rata rata (%) (%) (%) (%) (%) (%) 21,09 22,91 20,33 22,00 25,67 22,40 68,68 66,93 54,62 34,60 31,26 51,22 30,64 24,50 19,37 14,63 21,45 22,12 Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap total aktiva di atas, diperoleh bahwa rasio hutang terhadap total aktiva untuk tahun 2007 adalah 21,09%, tahun 2008 adalah 22,91%, tahun 2009 adalah 20,33%, tahun 2010 adalah 22,00% dan untuk tahun 2011 adalah 25,67%. Hal ini berarti bahwa mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Rasio hutang terhadap total aktiva tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 25,67% dan rasio hutang terhadap total aktiva terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 20,33%. Berdasar besarnya rasio hutang terhadap total aktiva di atas, dapat diketahui bahwa dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 kinerja keuangan PT Semen Gresik terbaik terjadi pada tahun 2009 dan sebaliknya, kinerja terburuk terjadi pada tahun Pada tahun 2009 menunjukkan bahwa 20,33% pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang dan sisanya sebesar 79,67% dari modal sendiri. Sedangkan pada tahun 2011 pendanaan perusahaan oleh hutang meningkat menjadi 25,67% dan sisanya sebesar 74,33% dari modal sendiri. Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap total aktiva di atas, diperoleh bahwa rasio hutang terhadap total aktiva PT Holcim Indonesia untuk tahun 2007 adalah 68,68%, tahun 2008 adalah 66,93%, tahun 2009 adalah 54,62%, tahun 2010 adalah 34,60% dan 11

12 untuk tahun 2011 adalah 31,26%. Rasio hutang terhadap total aktiva tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 68,68%. Ini menunjukkan bahwa pada tahun 2007 kinerja keuangan kurang baik karena hampir seluruh pendanaan dilakukan dengan hutang, yaitu dengan perbandingan 68,68% pendanaan dibiayai dengan hutang dan sisanya dengan modal sendiri. Sedangkan rasio hutang terhadap modal terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 31,26%. Ini menunjukkan bahwa selama periode tahun 2007 sampai dengan 2011, kinerja keuangan yang terjadi pada tahun 2011 lebih baik karena pendanaan yang dibiayai dari modal sendiri lebih besar bila dibandingkan dengan pendanaan yang dibiayai dari hutang. Berdasarkan perhitungan rasio hutang terhadap total aktiva di atas, diperoleh bahwa rasio hutang terhadap total aktiva untuk tahun 2007 adalah 30,64%, tahun 2008 adalah 24,50%, tahun 2009 adalah 19,37%, tahun 2010 adalah 14,63% dan untuk tahun 2011 adalah 21,45%. Ini menujukkan bahwa kinerja mengalami fluktuasi. Kinerja keuangan terbaik menurut rasio hutang terhadap total aktiva terjadi pada tahun 2010, pendanaan perusahaan dibiayai dengan modal sendiri sebesar 85,37% dan sisanya sebesar 14,63% dibiayai dengan hutang. Sedangkan pendanaan perusahaan sebesar 30,64% yang dibiayai oleh hutang terjadi pada tahun 2007, sehingga menyebabkan tahun 2007 menjadi tahun dengan kinerja keuangan terburuk dalam periode tahun 2007 sampai dengan tahun Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa kinerja keuangan terbaik dilihat dari rasio hutang terhadap total aktiva di antara ketiga perusahaan semen adalah karena mempunyai nilai rata-rata paling rendah yaitu 22,12% dan kinerja keuangan kurang baik dilihat dari rasio hutang terhadap total aktiva adalah PT Holcim Indonesia karena mempunyai nilai rata-rata paling tinggi yaitu 51,22%. Ini menunjukkan bahwa PT Indocemet sebagian besar pendanaan perusahaan didanai oleh modal sendiri. 3. Rasio Aktivitas a. Perputaran Total Aktiva PT Holcim Indonesia Tabel 5 Perbandingan Perputaran Total Aktiva Tahun Rata rata (kali) (kali) (kali) (kali) (kali) (kali) 1,13 1,15 1, ,83 1,03 0,52 0,63 0,82 0,57 0,69 0,64 0,73 0,87 0,80 0,73 0,77 0,78 Berdasarkan tabel perbandingan perputaran total aktiva diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 merupakan perputaran total aktiva tertinggi yaitu 1,15 kali dan terendah pada tahun 2011 yaitu sebanyak 0,83 kali. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2008 dana yang terdapat pada aset perusahaan berputar sebanyak 1,15 kali dalam menghasilkan laba. Sedangkan pada tahun 2011 lebih kecil, yaitu aset perusahaan hanya berputar sebanyak 0,83 kali dalam menghasilkan laba. 12

13 Berdasarkan tabel perbandingan perputaran total aktiva diatas diketahui bahwa pada tahun 2009 merupakan perputaran total aktiva PT Holcim Indonesia tertinggi yaitu 0,82 kali dan terendah pada tahun 2007 yaitu sebanyak 0,52 kali. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2009 dana yang terdapat pada aset perusahaan berputar sebanyak 0,82 kali dalam menghasilkan laba. Sedangkan pada tahun 2007 lebih kecil, yaitu aset perusahaan hanya berputar sebanyak 0,52 kali dalam menghasilkan laba. Berdasarkan tabel perbandingan perputaran total aktiva diatas diketahui bahwa pada tahun 2008 merupakan perputaran total aktiva tertinggi yaitu 0,87 kali dan perputaran terendah terjadi pada tahun 2007 dan tahun 2010 yaitu sebanyak 0,73 kali. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2008 dana yang terdapat pada aset perusahaan berputar sebanyak 0,87 kali dalam menghasilkan laba. Sedangkan pada tahun 2007 dan tahun 2010 aset perusahaan hanya berputar sebanyak 0,73 kali dalam menghasilkan laba. Dari tabel diatas, diketahui bahwa kinerja keuangan terbaik di antara ketiga perusahaan semen dilihat dari perputaran total aktivanya selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 adalah dan kinerja keuangan yang kurang baik terjadi pada PT Holcim Indonesia. mempunyai nilai rata-rata perputaran total aktiva sebanyak 1,03 kali dan sebanyak 0,64 kali untuk PT Holcim Indonesia. Nilai perputaran aset yang rendah menunjukkan bahwa aset yang dimiliki perusahaan tidak dimanfaatkan secara efisien untuk menghasilkan laba. b. Perputaran Aktiva Tetap PT Holcim Indonesia Tabel 6 Perbandingan Perputaran Aktiva Tetap Tahun Rata rata (kali) (kali) (kali) (kali) (kali) (kali) 2,96 3,47 3,04 1,75 1,36 2,51 0,65 0,84 1,03 0,73 0,89 0,83 0,94 1,25 1,33 1,42 1,77 1,34 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui perputaran aktiva tetap tertinggi PT Semen Gresik terjadi pada tahun 2008 dan perputaran aktiva terendah terjadi pada tahun Ini berarti bahwa Rp 1,00 total aktiva tetap yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan penjualan tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebanyak 3,47 kali dan terendah pada tahun 2011 yaitu sebanyak 1,36 kali. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui perputaran aktiva tetap tertinggi PT Holcim Indonesia terjadi pada tahun 2009 dan perputaran aktiva terendah terjadi pada tahun Ini berarti bahwa Rp 1,00 total aktiva tetap yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan penjualan tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebanyak 1,03 kali dan terendah pada tahun 2007 yaitu sebanyak 0,65 kali. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui perputaran aktiva tetap tertinggi PT Indocement terjadi pada tahun 2011 dan perputaran aktiva terendah 13

14 terjadi pada tahun Ini berarti bahwa Rp 1,00 total aktiva tetap yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan penjualan tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebanyak 1,77 kali dan terendah pada tahun 2007 yaitu sebanyak 0,94 kali. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa perputaran aktiva tetap tertinggi perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan penjualan di antara ketiga perusahaan semen adalah yaitu sebanyak 2,51 kali. Ini berarti bahwa PT Semen Gresik mampu 1,68 kali lebih banyak dalam menghasilkan penjualan bila dibandingkan dengan PT Holcim Indonesia dan 1,17 kali lebih banyak menghasilkan penjualan bila dibandingkan dengan. c. Rata-rata Umur Piutang PT Holcim Indonesia Tabel 7 Perbandingan Rata-rata Umur Piutang Tahun Rata rata (hari) (hari) (hari) (hari) (hari) (hari) 43,33 43,94 35,66 43,08 40,19 41,24 45,13 41,89 36,58 35,73 31,15 38,10 39,18 33,94 45,79 43,80 50,20 42,58 Berdasar tabel perbandingan diatas, diperoleh rata-rata umur piutang PT Semen Gesik pada tahun 2007 adalah 43,33 hari, tahun 2008 adalah 43,94 hari, 2009 adalah 35,66 hari, 2010 adalah 43,08 hari dan tahun 2011 adalah 40,19 hari. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan waktu tercepat yaitu 35,66 hari pada tahun 2009 untuk menagih piutangnya dan paling lambat yaitu 43,94 hari pada tahun 2008 untuk menagih piutangnya. Berdasar tabel perbandingan diatas, diperoleh rata-rata umur piutang PT Holcim Indonesia pada tahun 2007 adalah 45,13 hari, tahun 2008 adalah 41,89 hari, 2009 adalah 36,58 hari, 2010 adalah 35,73 hari dan tahun 2011 adalah 31,15 hari. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan waktu tercepat yaitu 31,15 hari pada tahun 2011 untuk menagih piutangnya dan paling lambat yaitu 45,13 hari pada tahun 2007 untuk menagih piutangnya. Berdasar tabel perbandingan diatas, diperoleh rata-rata umur piutang Tunggal pada tahun 2007 adalah 39,18 hari, tahun 2008 adalah 33,94 hari, 2009 adalah 45,79 hari, 2010 adalah 43,80 hari dan tahun 2011 adalah 50,20 hari. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan waktu tercepat yaitu 33,94 hari pada tahun 2008 untuk menagih piutangnya dan paling lambat yaitu 50,20 hari pada tahun 2011 untuk menagih piutangnya. Berdasar tabel perbandingan umur rata-rata piutang diatas, kinerja perusahaan yang terbaik dalam melakukan penagihan piutangnya kepada debitur adalah PT Holcim Indonesia. Sedangkan kinerja perusahaan yang terburuk dalam melakukan penagihan piutangnya kepada debitur adalah. Semakin cepat rata-rata penerimaan piutang akan baik kinerja perusahaan dalam mengelola piutang. 14

15 15 d. Perputaran Persediaan PT Holcim Indonesia Tabel 8 Perbandingan Perputaran Persediaan Tahun Rata rata (kali) (kali) (kali) (kali) (kali) (kali) 5,34 4,34 5,41 4,64 4,43 4,83 9,47 7,59 9,67 7,42 8,19 8,47 4,59 3,80 4,31 4,31 5,63 4,53 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa perputaran persediaan PT Semen Gresik terbaik terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 5,41 kali dan perputaran persediaan terburuk terjadi pada tahun pada tahun 2008 yaitu sebesar 4,34 kali. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2009 persediaan berputar sebanyak 5,41 kali atau perusahaan melakukan produksi selama setahun sebanyak 5,41 kali. Sedangkan produksi selama setahun paling rendah terjadi pada tahun 2008 yaitu sebanyak 4,34 kali untuk perputaran persediaannya. Nilai rasio perputaran persediaan yang tinggi berarti efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan persediaan. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa perputaran persediaan PT Holcim Indonesia terbaik terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 9,67 kali dan perputaran persediaan terburuk terjadi pada tahun pada tahun 2010 yaitu sebesar 7,42 kali. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2009 persediaan berputar sebanyak 9,67 kali atau perusahaan melakukan produksi selama setahun sebanyak 9,67 kali. Sedangkan produksi selama setahun paling rendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebanyak 7,42 kali untuk perputaran persediaannya. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa perputaran persediaan PT Indocement terbaik terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 5,63 kali dan perputaran persediaan terburuk terjadi pada tahun pada tahun 2008 yaitu sebesar 3,80 kali. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2011 persediaan berputar sebanyak 5,63 kali atau perusahaan melakukan produksi selama setahun sebanyak 5,63 kali. Sedangkan produksi selama setahun paling rendah terjadi pada tahun 2008 yaitu sebanyak 3,80 kali untuk perputaran persediaannya. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata perputaran persediaan terbaik dalam waktu 5 tahun adalah PT Holcim Indonesia dan rata-rata perputaran persediaan terburuk dalam waktu 5 tahun adalah. Hal ini terlihat bahwa PT Holcim Indonesia mampu melakukan produksi sebanyak 8,47 kali per tahun sedangkan Tunggal hanya mampu melakukan produksi sebanyak 4,53 kali per tahun.

16 16 4. Rasio Profitabilitas a. Return On Asset (ROA) PT Holcim Indonesia Tabel 9 Perbandingan Return On Asset Tahun Rata rata (%) (%) (%) (%) (%) (%) 20,85 23,80 25,68 23,35 20,12 22,76 2,35 3,68 12,33 7,94 9,63 7,19 9,82 15,47 20,70 21,01 19,84 17,37 Berdasarkan penyajian return on asset di atas, dapat diketahui bahwa return on asset mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Tahun 2007 adalah 20,85%, pada tahun 2008 adalah 23,80%, pada tahun 2009 adalah 25,68%, pada tahun 2010 adalah 23,35% dan pada tahun 2011 adalah 20,12%. Return on asset tertinggi dicapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 25,68%. Ini menunjukkan bahwa pada tahun tersebut kemampuan aset perusahaan untuk menghasilkan laba bersih sebesar 25,68% dan kemampuan aset perusahaan untuk menghasilkan laba bersih terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 20,12%. Berdasarkan penyajian return on asset di atas, dapat diketahui bahwa return on asset PT Holcim Indonesia juga mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Tahun 2007 adalah 2,35%, pada tahun 2008 adalah 3,68%, pada tahun 2009 adalah 12,33%, pada tahun 2010 adalah 7,94% dan pada tahun 2011 adalah 9,63%. Berdasarkan uraian diatas ini berarti bahwa kemampuan aset perusahaan untuk menghasilkan laba bersih tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 12,33%. Sedangkan kemampuan aset perusahaan untuk menghasilkan laba bersih pada tahun 2007 hanya sebesar 2,35%. Ini menjadikan pada tahun tersebut sebagai tahun menghasilkan laba terendah selama periode tahun 2007 sampai dengan Berdasarkan penyajian return on asset di atas, dapat diketahui bahwa return on asset mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Tahun 2007 adalah 9,82%, pada tahun 2008 adalah 15,47%, pada tahun 2009 adalah 20,70%, pada tahun 2010 adalah 21,01% dan pada tahun 2011 adalah 19,84%. Uraian diatas menunjukkan kemampuan aset perusahaan untuk menghasilkan laba bersih tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu perusahaan mampu menghasilkan laba bersih sampai sebesar 21,01%. Sedangkan kemampuan aset perusahaan untuk menghasilkan laba bersih terendah yaitu hanya mampu menghasilkan laba bersih sebesar 9,82% terjadi pada tahun Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa kinerja keuangan yang terbaik dilihat dari return on asset di antara ketiga perusahaan semen adalah, karena mempunyai rata-rata return on asset sebesar 22,76%. Ini menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 5 tahun kemampuan aset untuk menghasilkan laba bersih ratarata sebesar 22,76%. Sedangkan kinerja keuangan yang terburuk di antara ketiga perusahaan semen adalah PT Holcim Indonesia, karena dalam kurun waktu 5 tahun kemampuan

17 aset PT Holcim Indonesia untuk menghasilkan laba bersih rata-rata hanya sebesar 7,19%. b. Profit Margin PT Holcim Indonesia Tabel 10 Perbandingan Profit Margin Tahun Rata rata (%) (%) (%) (%) (%) (%) 18,49 20,67 23,12 25,33 24,15 22,35 4,51 5,88 15,07 13,90 14,02 10,68 13,43 17,85 25,99 28,95 25,93 22,43 Berdasarkan penyajian profit margin di atas, dapat diketahui bahwa profit margin PT Semen Gresik meningkat dari tahun ke tahun kecuali pada tahun Tahun 2007 adalah 18,49%, pada tahun 2008 adalah 20,67%, pada tahun 2009 adalah 23,12%, pada tahun 2010 adalah 25,33% dan pada tahun 2011 adalah 24,15%. Profit margin tertinggi dicapai pada tahun 2010 yaitu mencapai sebesar 25,33% dan profit margin terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 18,49%. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 penjualan menghasilkan laba sebesar Rp 0,25 pada tahun 2010 dan Rp 0,18 pada tahun Berdasarkan penyajian profit margin di atas, dapat diketahui bahwa profit margin PT Holcim Indonesia meningkat dari tahun ke tahun kecuali pada tahun Tahun 2007 adalah 4,51%, pada tahun 2008 adalah 5,88%, pada tahun 2009 adalah 15,07%, pada tahun 2010 adalah 13,90% dan pada tahun 2011 adalah 14,02%. Profit margin tertinggi dicapai pada tahun 2009 yaitu mencapai sebesar 15,07% dan profit margin terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 4,51%. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 penjualan dapat menghasilkan laba sebesar Rp 0,15 pada tahun 2009 dan Rp 0,05 pada tahun Berdasarkan penyajian profit margin di atas, dapat diketahui bahwa profit margin PT Indocement meningkat dari tahun ke tahun kecuali pada tahun Tahun 2007 adalah 13,43%, pada tahun 2008 adalah 17,85%, pada tahun 2009 adalah 25,99%, pada tahun 2010 adalah 28,95% dan pada tahun 2011 adalah 25,93%. Profit margin tertinggi dicapai pada tahun 2010 yaitu mencapai sebesar 28,95% dan profit margin terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 13,43%. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 penjualan dapat menghasilkan laba sebesar Rp 0,29 pada tahun 2010 dan Rp 0,13 pada tahun Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa kinerja keuangan terbaik dilihat dari profit margin di antara ketiga perusahaan semen adalah tunggal Prakarsa, karena mempunyai rata-rata profit margin sebesar 22,43%. Sedangkan kinerja keuangan yang terburuk di antara ketiga perusahaan semen adalah PT Holcim Indonesia, karena nilai rata-rata profit margin sebesar 10,68%. 17

18 18 c. Return On Equity (ROE) PT Holcim Indonesia Tabel 11 Perbandingan Return On Equity Tahun Rata rata (%) (%) (%) (%) (%) (%) 26,79 31,27 32,62 30,26 27,06 29,60 7,50 11,12 27,18 12,14 14,02 14,39 14,20 20,53 25,73 24,66 22,93 21,61 Berdasarkan penyajian return on equity di atas, dapat diketahui bahwa return on equity mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Tahun 2007 adalah 26,79%, pada tahun 2008 adalah 31,27%, pada tahun 2009 adalah 32,62%, pada tahun 2010 adalah 30,26% dan pada tahun 2011 adalah 27,26%. Return on equity tertinggi dicapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 32,62% dan return on equity terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 26,79%. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2007 tingkat pengembalian kepada pemegang saham atas modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba bersih sebesar 26,79%. Sedangkan pada tahun 2009 tingkat pengembalian kepada pemegang saham atas modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba bersih naik menjadi sebesar 32,62%. Adanya kenaikan ini menunjukkan bahwa kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih semakin baik dari tahun sebelumnya. Berdasarkan penyajian return on equity di atas, dapat diketahui bahwa return on equity PT Holcim Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Tahun 2007 adalah 7,50%, pada tahun 2008 adalah 11,12%, pada tahun 2009 adalah 27,18%, pada tahun 2010 adalah 12,14% dan pada tahun 2011 adalah 14,02%. Return on equity tertinggi dicapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 27,18% dan return on equity terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 7,50%. Ini berarti bahwa pada tahun 2007 tingkat pengembalian kepada pemegang saham atas modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba bersih hanya sebesar 7,50%. Sedangkan pada tahun 2009 tingkat pengembalian kepada pemegang saham atas modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba bersih naik menjadi sebesar 27,18%. Berdasarkan penyajian return on equity di atas, dapat diketahui bahwa return on equity juga mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Tahun 2007 adalah 14,20%, pada tahun 2008 adalah 20,53%, pada tahun 2009 adalah 25,73%, pada tahun 2010 adalah 24,66% dan pada tahun 2011 adalah 22,93%. Return on equity tertinggi dicapai pada tahun 2009 yaitu sebesar 25,73% dan return on equity terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 14,20%. Ini berarti bahwa pada tahun 2007 tingkat pengembalian kepada pemegang saham atas modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba bersih hanya sebesar 14,20%. Sedangkan pada tahun 2009 tingkat pengembalian kepada pemegang saham atas modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba bersih naik menjadi sebesar 23,73%. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa kinerja keuangan yang terbaik dilihat dari return on equity di antara ketiga perusahaan semen adalah, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan teknologi yang terjadi saat ini, mengakibatkan berkembangnya pula usaha yang dilakukan oleh para pengusaha

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Norma Ayu Kartika (normayu_kartika@yahoo.com) Siti Khairani (siti.khairani@mdp.ac.id) MANAJEMEN STIE MDP ABSTRAK :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu bentuk informasi untuk melihat dan menilai perkembangan kinerja perusahaan ialah laporan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014 pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

R.Dadue., I.S.Saerang., V.N.Untu., Analisis Kinerja Keuangan Industri ANALISIS KINERJA KEUANGAN INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

R.Dadue., I.S.Saerang., V.N.Untu., Analisis Kinerja Keuangan Industri ANALISIS KINERJA KEUANGAN INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS KINERJA KEUANGAN INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE AT THE CEMENT INDUSTRY THAT LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE Oleh : Rahmad Dadue

Lebih terperinci

Volume 1 No 1 Juli 2017

Volume 1 No 1 Juli 2017 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Periode 2011-2015) Safriadi Pohan Program

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 7 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Pada dasarnya laporan keuangan merupakan hasil refleksi dari sekian banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT. HOLCIM INDONESIA TBK CILACAP Shinta Ayu Pramita, Siti Rosyafah, Mahsina Prodi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Kinerja Perusahaan. xiii

ABSTRAK. Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Kinerja Perusahaan. xiii ABSTRAK Laporan keuangan merupakan cerminan dari kinerja perusahaan pada satu perioda tertentu. Namun hanya dengan melihat laporan keuangan, informasi lain yang lebih mendalam tentang kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI Lilis Tri Jayanti lilistrijayanti@gmail.com Budhi Satrio hasta.budhisatrio@gmail.com Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kinerja dari perusahaan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kinerja dari perusahaan itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kinerja dari perusahaan itu sendiri untuk dapat mempertahankan perusahaan dari ketatnya persaingan dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA Tya Laras Satyastri e-mail : 212201101831@mhs.dinus.ac.id Program Studi Akuntansi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO PENGERTIAN Rasio dapat dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia yang terdiri dari : Balance sheet atau neraca, yang menunjukkan posisi finansial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Telekomunikasi Indonesia (Tbk), PT. Indonesia Satelit (Tbk), PT.

BAB I PENDAHULUAN. PT. Telekomunikasi Indonesia (Tbk), PT. Indonesia Satelit (Tbk), PT. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Telekomunikasi Indonesia (Tbk), PT. Indonesia Satelit (Tbk), PT. Excelcomindo Indonesia. Tbk, PT. Bakrie Telecom (Tbk), dan PT. Mobile-8 Telecom (Tbk)

Lebih terperinci

Prodi S1 Fakultas Manajemen Bisnis dan Telekomunikasi Universitas Telkom 1, 2

Prodi S1 Fakultas Manajemen Bisnis dan Telekomunikasi Universitas Telkom   1, 2 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI SEMEN DENGAN METODE DUPONT SYSTEM UNTUK MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PERIODE 2009-2013 ( Studi Kasus pada Sektor Industri Semen yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

Lebih terperinci

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN PEMEGANG SAHAM (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI Disusun Sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan memerlukan laporan keuangan perusahaan, Laporan keuangan yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

ABSTRAK : Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui pada perusahaan semen yang terdaftar di

ABSTRAK : Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui pada perusahaan semen yang terdaftar di ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN ANTAR PERUSAHAAN SEMEN (YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013) Rosanilawati Aquarini (watinila689@yahoo.com) MANAJEMEN UNITRI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kerangka Teori 2.1.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Zaki Baridwan (2010:17), laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan memproses, termasuk melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA Risma Ayunda Ayundarisma001@yahoo.com Dini Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya, dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT ITC dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI PRESTASI PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI PRESTASI PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI PRESTASI PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Melvi Yansi Program Studi Manajemen Universitas Prof.Dr.Hazairin,SH Bengkulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Setia Wati, Kusni Hidayati, Achmad Usman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan banyak dikemukakan beberapa ahli dan salah satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, sejalan dengan perkembangan perekonomian yang tinggi, maka semakin berkembang pula dunia usaha dewasa ini.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi dari hasil operasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi dari hasil operasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Djarwanto (2004:2), laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus pada PT. Unilever Indonesia Periode 2006-2010) NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Pesinyalan (Signalling theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan Laporan keuangan sering dinyatakan sebagai produk akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan merupakan salah satu masalah pendanaan yang sangat vital bagi perusahaan. Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk menunjang jalannya aktifitas perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara cepat dan merata. Pembangunan yang dilakukan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara cepat dan merata. Pembangunan yang dilakukan tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada pemerintahan Presiden Jokowi pembangunan infrastruktur dilakukan secara cepat dan merata. Pembangunan yang dilakukan tidak hanya perpusat pada Pulau Jawa, tetapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, bukan itu saja laporan keuangan juga sebagai dasar menentukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1_Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Untuk dapat menarik kesimpulan kondisi suatu perusahaan atas dasar laporan keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Fianancial Distress (Kesulitan Keuangan) Kesulitan keuangan (Financial Distress) merupakan kondisi sebuah perusahaan dimana hasil operasi perusahaan tidak cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan yang sangat pesat dan menjadi lebih baik dalam persaingan bisnis. Setiap perusahaan saling

Lebih terperinci

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI Aprilia Puspasari Abstrak: Analisis perusahaan diperlukan guna mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah masalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era perdagangan bebas seperti sekarang ini, persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era perdagangan bebas seperti sekarang ini, persaingan antar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era perdagangan bebas seperti sekarang ini, persaingan antar perusahaan tidak hanya terjadi pada perusahaan sejenis di dalam negeri, tetapi juga pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini diperlukan agar laporan keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2015 PUBLIKASI ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami perkembangan dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaanperusahaan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan penunjang perekonomian yang dianggap semakin penting pada suatu negara. Salah satu cara untuk mengukur indikator perekonomian suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk Yang Terdaftar Di BEI) NASKAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 Sutoro, Arna Suryani, Evi Adriani Abstract This research aims to identify

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan ketat menimbulkan persaingan antar para pelaku bisnis. Keadaan yang seperti ini memaksa para pelaku bisnis untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai. moneter (Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2008: 2).

BAB II LANDASAN TEORI. menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai. moneter (Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield, 2008: 2). BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan sarana informasi keuangan utama kepada pihak pihak di dalam maupun luar perusahaan yang menampilkan sejarah perusahaan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan Menggunakan Metode Du Pont System pada PT Intraco Penta Tbk Medan bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ( Studi pada PT. Semen Indonesia ( Persero), Tbk periode )

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ( Studi pada PT. Semen Indonesia ( Persero), Tbk periode ) PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ( Studi pada PT. Semen Indonesia ( Persero), Tbk periode 2012-2014) Maya Lustiyana Nengah Sudjana Achmad Husaini Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan berikut: Menurut Gitman (2012:4), pengertian keuangan adalah sebagai Finance can be defined as the science and art of

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. AMANAH FINANCE

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. AMANAH FINANCE ANALISIS RASIO PROFITABILITAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. AMANAH FINANCE Andi Marlinah*) Abstract : This study aims to analyze the financial performance PT. Amanah Finance in terms of profitability

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangMasalah Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan. Sebuah perusahaan yang didirikan harus

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya perusahaan di dunia yang sangat pesat, sehingga menimbulkan persaingan semakin ketat. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu menjalankan kinerja perusahaan dengan baik. perusahaan lebih efektif dan efesien dalam beroperasi. Selain itu manajemen

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu menjalankan kinerja perusahaan dengan baik. perusahaan lebih efektif dan efesien dalam beroperasi. Selain itu manajemen BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam dunia bisnisnya, yaitu mencapai keuntungan maksimal. Hal ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan yang telah dibahas pada bab analisis dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada untuk senantiasa meningkatkan efisiensinya. Hal ini dimaksudkan supaya perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan bisnis selalu di hadapkan berbagai persoalan yang memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap permasalahan akan berdampak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sawir (2008:67) kinerja keuangan adalah penilaian tingkat efisiensi dan produktifitas perusahaan di bidang keuangan yang dilakukan secara berkala atas

Lebih terperinci