DAFTAR ISI DAFTAR ISI... I KATA PENGANTAR...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI DAFTAR ISI... I KATA PENGANTAR..."

Transkripsi

1

2

3

4 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... I KATA PENGANTAR... II BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan Sistematika... 6 BAB II. GAMBARAN PELAYANAN Tugas, Fungsi dan Struktur Organisas Sumber Daya Kinerja Pelayanan Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota Penentuan Isu-Isu Strategis BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Strategi dan Kebijakan BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB VI. INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VII. PENUTUP Review Renstra Bapemas Prov. Jatim I

5 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang RPJMD Jawa Timur Tahun menjelaskan bahwa visi pembangunan daerah adalah Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak, sedangkan Misi Pembangunan di Jawa Timur adalah Makin Mandiri dan Sejahtera bersama Wong Cilik. Berlandaskan visi dan misi tersebut maka pembangunan Daerah di Jawa Timur dilaksanakan dengan strategi pokok pembangunan berkelanjutan yang berpusat pada rakyat(people centered development) yang inklusif dan mengedepankan partisipasi rakyat ( participatory based development), pertumbuhan ekonomi yang berpihak kepada masyarakat miskin ( pro poor growth) dan pengarusutamaan gender. Untuk mewujudkannya maka diperlukan upaya untuk mengoptimalkan kinerja pemerintahan melalui pengembangan reformasi birokrasi sehingga mampu memberikan pelayanan secara prima dan efisien, mengembangkan kinerja ekonomi untuk memacu pertumbuhan ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat serta mengoptimalkan kinerja sosial dengan kebijakan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas Sumber Daya Manusia. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat melalui perwujudan potensi yang dimiliki. Konsep utama dari pembangunan yang berpusat pada rakyat adalah memandang inisiatif kreatif dari rakyat sebagai sumber daya pembangunan yang utama dan memandang kesejahteraan material dan spiritual sebagai tujuan yang dicapai oleh proses pembangunan yang berorientasi pada potensi manusia sehingga pembangunan yang berdimensi kerakyatan memberi peran pada masyarakat sebagai subyek bukan sebagai obyek. Badan Pemberdayaan Masyarakat (BAPEMAS) Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Renstra Bapemas Prov. Jatim

6 Provinsi Jawa Timur yang memiliki tugas pokok dan fungsi sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 sebagaimana telah dilakukan perubahan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2010, merupakan leading sektor program/kegiatan pemberdayaan masyarakat yang memiliki peran strategis dalam mewujudkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat Jawa Timur sehingga mendorong untuk turut serta mempercepat upaya penurunan kemiskinan di Jawa Timur. Dalam rangka menjabarkan arahan RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun ke dalam rencana Satuan Kerja Perangkat Daerah, maka perlu disusun Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur Tahun Dokumen Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur merupakan Rencana Strategis yang disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat serta berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun Renstra ini merupakan rencana pembangunan jangka menengah Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur yang didalam pelaksanaannya menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Pemberdayaan Masyarakat yang disusun setiap tahun sebagai Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, selanjutnya ditetapkan sebagai Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur. Penyusunan Renstra ini juga dimaksudkan agar dapat mengarahkan seluruh program dan kegiatan yang senantiasa berorientasi pada hasil (oriented result)yang ingin dicapai sampai dengan Tahun 2019 dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul sekaligus juga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan dan strategi serta program dan kegiatan pokok yang akan dilaksanakan sampai dengan tahun Renstra Bapemas Prov. Jatim

7 Proses penyusunan Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Tahapan penyusunan renstra diawali dengan Tahap Persiapan (Pembentukan Tim Penyusun Renstra, Pe nyusunan Agenda Kerja Tim Renstra, pengumpulan data dan informasi), Penyusunan Rancangan Renstra (pengolahan data dan informasi, analisis gambaran pelayanan, analisis renstra K/L dan Kab./Kota, perumusan isu strategis, perumusan visi-misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatanberikut target dan kerangka pendanaan) melalui diskusi antar pemangku kepentingan, Penyusunan Rancangan Akhir Renstra, pengesahan Renstra dan Penetapan Renstra oleh Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur. Berkaitan dengan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan instrumen pertanggungjawaban, Renstra ini merupakan langkah awal untuk melaksanakan program kegiatan Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur dan sekaligus langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Instansi Pemerintah Landasan Hukum a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844); b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Antara Pemerintahan Pusatdan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Renstra Bapemas Prov. Jatim

8 c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun ; e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; f. PeraturanPemerintahRepublik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan daerah; g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); i. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 21 Tahun 2011; k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; l. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Keluarga ; m. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomr 1, Seri E); Renstra Bapemas Prov. Jatim

9 n. Peraturan Daerah ProvinsiJawaTimurNomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi JawaTimur (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 3, Seri D) sebagaimana telah dilakukan perubahan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2010; o. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur Tahun ; p. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun ; q. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 104 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi JawaTimur; 1.3. Maksud dan Tujuan Penyusunan Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur Tahun dimaksudkan agar dapat memberikan arah pelaksanaan program kegiatan Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan tetap berpedoman pada RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun Adapun tujuan disusunnya Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur Tahun adalah untuk (1) menjabarkan arahan RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun ke dalam rencana strategis satuan kerja perangkat daerah/instansional; (2) menjabarkan visi dan misi Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur Tahun ke dalam tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan serta program kerja operasional; (3) menyediakan dokumen rencana pembangunan jangka menengah sebagai bahan penyusunan rencana kerja atau rencana kinerja tahunan; (4) memberikan gambaran Kinerja pelayanan SKPD, mengetahui kelemahan, kekuatan tantangan dan peluang SKPD dalam pengembangan pelayanan sehingga dapat Renstra Bapemas Prov. Jatim

10 digunakan untuk peningkatan kinerja dan produktivitas serta menjamin efektivitas penggunaan sumber daya organisasi Sistimatika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika BAB II. GAMBARAN PELAYANAN 2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi 2.2. Sumber Daya 2.3. Kinerja Pelayanan 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan 3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota 3.4. Penentuan Isu-Isu Strategis BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah 4.3. Strategi dan Kebijakan BAB V. BAB VI. BAB VII. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD PENUTUP Renstra Bapemas Prov. Jatim

11 BAB II GAMBARAN PELAYANAN 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2008 Nomor 3 Seri D) dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 104 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur. Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah yang bersifat spesifik yaitu di bidang pemberdayaan masyarakat. Dalam melaksanakan tugas tersebut Badan PemberdayaanMasyarakat Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan fungsi : (1) Perumusan kebijakan teknis dibidang pemberdayaan masyarakat; (2) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; (3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya; (4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur. Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur meliputi : Kepala Badan, Sekretariat, Bidang Pemberdayaan Kelembagaan dan Pelatihan, Bidang Pengembangan Perekonomian Masyarakat, Bidang Sosial Budaya dan Partisipasi Masyarakat, Bidang Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna dan Kelompok Jabatan Fungsional. Renstra Bapemas Prov. Jatim

12 1. Sekretariat. Sekretaris mempunyai Tugas merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program dan keuangan. Untuk melaksanakan tugas tersebut Sekretaris mempunyai Fungsi: a. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum; b. Pengelolaan administrasi kepegawaian; c. Pengelolaan administrasi keuangan; d. Pengelolaan administrasi perlengkapan; e. Pengelolaan urusan rumah tangga; f. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-undangan; g. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang; h. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan dinas; i. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tatalaksana; j. Pelaksanaan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Susunan OrganisasiSekretariat terdiri dari : (1) Sub Bagian Tata Usaha; (2) Sub Bagian Penyusunan Program; (3) Sub bagian Keuangan. (1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas : a. Melaksanakan penerimaan, pendistribusian, dan pengiriman surat-surat, pengadaan naskah-naskah dinas, kearsipan Dinas; b. Menyelenggarakan urusan rumah tangga dan keprotokolan; c. Melaksanakan tugas di bidang hubungan masyarakat; d. Mempersiapkan seluruh rencana kebutuhan kepegawaian mulai penempatan formasi, pengusulan dalam jabatan, usulan pensiun, peninjauan masa kerja, pemberian penghargaan, kenaikan pangkat, DP-3, DUK, sumpah/janji pegawai, gaji berkala, kesejahteraan, mutasi dan pemberhentian pegawai, diklat, ujian dinas, izin belajar, pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai, menyusun standar kompetensi pegawai, Renstra Bapemas Prov. Jatim

13 tenaga teknis dan fungsional dan menyelenggarakan tata usaha kepegawaian lainnya; e. Melakukan penyusunan kebutuhan perlengkapan, pengadaan dan perawatan peralatan kantor, pengamanan, usulan penghapusan aset serta menyusun laporan pertanggungjawaban atas barang-barang inventaris; f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. (2) Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai Tugas : a. Menghimpun data dan menyiapkan bahan koordinasi penyusunan program; b. Melakukan pengelolaan data; c. Melakukan perencanaan program; d. Menyiapkan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan perundang-undangan; e. Menghimpun data dan menyiapkan bahan penyusunan program anggaran; f. Melakukan monitoring dan evaluasi; g. Melakukan penyusunan laporan; h. Melakukan tugas - tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. (3) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas : a. Melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pembayaran gaji pegawai; b. Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan; c. Menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pengelolaan keuangan; d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. 2. Bidang Pemberdayaan Kelembagaan Dan Pelatihan. Renstra Bapemas Prov. Jatim

14 Bidang Pemberdayaan Kelembagaan dan Pelatihan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan fasilitasi pemberdayaan kelembagaan dan pelatihan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Pemberdayaan Kelembagaan dan Pelatihan mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi kegiatan penataan pengembangan kelembagaan masyarakat dan pelatihan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM); b. Pelaksanaan pembinaan dan supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengembangan kelembagaan dan pelatihan Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM); c. Peningkatan kerjasama pengembangan kelembagaan dan pelatihan peningkatan sumber daya manusia dan penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan kesejahteraan keluarga dan pemberdayaan perempuan; d. Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, pembinaan, supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengembangan profil desa/kelurahan dan sistim manajemen pembangunan partisipatif; e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Bidang Pemberdayaan Kelembagaan dan Pelatihan terdiri dari: (1). Sub Bidang Penguatan Kelembagaan; (2). Sub Bidang Pelatihan Pemberdayaan. (1) Sub Bidang Penguatan Kelembagaan mempunyai tugas: a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan daerah dalam rangka penguatan kelembagaan; b. Menyiapkan bahan penetapan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang penguatan kelembagaan; Renstra Bapemas Prov. Jatim

15 c. Menyiapkan bahan koordinasi dan fasilitasi, pembinaan dan supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan penguatan kelembagaan dalam rangka pemberdayaan masyarakat, peningkatan peran masyarakat dalam penataan dan pendayagunaan ruang kawasan perdesaan; d. Menyiapkan bahan penyusunan kerjasama pengembangan kelembagaan dan pelatihan peningkatan sumber daya manusia dan penanggulangan kemiskinan; e. Menyiapkan bahan koordinasi, fasilitasi, pembinaan, supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengembangan profil desa/kelurahan dan sistim manajemen pembangunan partisipatif; e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. (2) Sub Bidang Pelatihan Pemberdayaan mempunyai tugas: a. Menyiapkan bahan perumusan penetapan pedoman teknis dan fasilitasi pelaksanaan pelatihan pemberdayaan masyarakat; b. Menyiapkan bahan koordinasi dan fasilitasi, pembinaan dan supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan penyelenggaraan pelatihan masyarakat dalam rangka pengembangan keswadayaan dan kemandirian; c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang. 3. Bidang Pengembangan Perekonomian Masyarakat. Bidang Pengembangan Perekonomian Masyarakat mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan pengembangan usaha ekonomi masyarakat, pengembangan lembaga keuangan desa. Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Pengembangan Perekonomian Masyarakat mempunyai fungsi : Renstra Bapemas Prov. Jatim

16 a. Pelaksanaan penyusunan pedoman fasilitasi pengembangan perekonomian masyarakat; b. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan lembaga keuangan desa; c. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan produksi dan pemasaran hasil usaha masyarakat; d. Pelaksanaan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Bidang Pengembangan Perekonomian Masyarakat terdiri dari : (1). Sub Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat; (2). Sub Bidang Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro. (1) Sub Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat mempunyai tugas: a. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan fasilitasi pengembangan usaha ekonomi masyarakat; b. menyiapkan bahan fasilitasi pengembangan permodalan usaha ekonomi masyarakat; c. Menyiapkan bahan fasilitasi pengembangan produksi, pemasaran dan promosi hasil usaha masyarakat; d. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengembangan usaha ekonomi masyarakat; e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. (2) Sub Bidang Pengembagan Lembaga Keuangan Mikro mempunyai Tugas : a. Menyiapkan bahan koordinasi dan fasilitasi pengembangan lembaga keuangan desa; b. Menyiapkan bahan pembinaan dan supervisi pengembangan jaringan lembaga keuangan desa; c. Melakukan pemantauan, monitoring dan evaluasi pengembangan lembaga keuangan desa; Renstra Bapemas Prov. Jatim

17 d. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. 4. Bidang Sosial Budaya Dan Partisipasi Masyarakat. Bidang Sosial Budaya dan Partisipasi Masyarakat mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan, supervisi dan fasilitasi dalam rangka peningkatan keswadayaan masyarakat melalui peningkatan partisipasi masyarakat serta pemberdayaan adat dan pengembangan kehidupan sosial budaya masyarakat. Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Sosial Budaya dan Partisipasi Masyarakat mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi kegiatan penguatan kelembagaan dan partisipasi masyarakat, pemberdayaan adat dan pengembangan kehidupan sosial budaya masyarakat ; b. Pelaksanaan pembinaan dan supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan penguatan kelembagaan dan partisipasi masyarakat, pemberdayaan adat dan pengembangan kehidupan sosial budaya masyarakat; c. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Bidang Sosial Budaya dan Partisipasi Masyarakat terdiri dari : (1) Sub Bidang Pemandirian Sosial Budaya Masyarakat; (2) Sub Bidang Peningkatan Partisipasi Masyarakat. (1) Sub Bidang Pemandirian Sosial Budaya Masyarakat mempunyai tugas: a. Menyiapkan bahan kebijakan pemberdayaan adat dan pemandirian kehidupan sosial budaya masyarakat; b. Menyiapkan bahan penetapan pedoman teknis pemberdayaan adat dan pemandirian kehidupan sosial budaya masyarakat; Renstra Bapemas Prov. Jatim

18 c. Menyiapkan bahan koordinasi dan fasilitasi, pembinaan dan supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemandirian kehidupan sosial budaya masyarakat; d. Menyiapkan bahan koordinasi dan fasilitasi, pembinaan dan supervisi, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemberdayaan lembaga adat dan sosial budaya masyarakat; e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. (2) Sub Bidang Peningkatan Partisipasi Masyarakat mempunyai tugas : a. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan peningkatan partisipasi Masyarakat; b. Menyiapkan bahan penetapan pedoman teknis peningkatan swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat; c. Menyiapkan bahan koordinasi dan fasilitasi, kegiatan lembaga kemasyarakatan, kader pemberdayaan peningkatan partisipasi masyarakat; d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. 5. Bidang Sumberdaya Daya Alam (SDA) Dan Teknologi Tepat Guna (TTG). Bidang Pengembangan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan penetapan pedoman, teknis penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna. Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna mempunyai fungsi : a. Pelaksanaaan pedoman dan fasilitasi pengembangan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna; Renstra Bapemas Prov. Jatim

19 b. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan pemanfaatan teknologi tepat guna; c. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan dan pendayagunaan sumberdaya alam; d. Pelaksanaan pengendalian, evaluasi dan pelaporan tentang pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tepat guna. e. Melakukan tugas tugas lain yang dilakukan oleh Kepala Badan. Bidang Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna terdiri dari : (1). Sub Bidang Pendayagunaan Sumber Daya Alam ; (2). Sub Bidang Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna. (1) Sub Bidang Pendayagunaan Sumber Daya Alam mempunyai tugas : a. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman teknis dan fasilitasi pengembangan Sumber Daya Alam pedesaan; b. Menyiapkan bahan koordinasi dan fasilitasi, pembinaan, pengawasan dan supervisi pemanfaatan lahan dan pesisir pedesaan; c. Menyiapkan bahan koordinasi dan fasilitasi prasarana dan sarana pedesaan serta pemeliharaan air bersih dan penyehatan lingkungan pedesaan; d. Menyiapkan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan sarana pedesaan serta pemeliharaan air bersih dan penyehatan lingkungan pedesaan; e. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. (2) Sub Bidang Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna mempunyai tugas: Renstra Bapemas Prov. Jatim

20 a. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman teknis dan fasilitasi pengembangan Teknologi Tepat Guna ; b. Menyiapkan bahan koordinasi, fasilitasi, identifikasi dalam rangka pemetaan dan pengkajian kebutuhan teknologi tepat guna ; c. Menyiapkan bahan pembinaan, pengawasan, dan supervisi pemasyarakatan dan kerjasama teknologi pedesaan; d. Menyiapkan bahan monitoring, dan evaluasi pelaksanaan pengembangan Teknologi Tepat Guna, serta kerjasama teknologi pedesaan; e. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. 6. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Badan Pemberdayaan Masyarakat sesuai dengan bidang keahlian dan kebutuhan serta berdasarkan Peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (i), dipimpin oleh pejabat Fungsional senior.jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan sifat, jenis dan beban kerja. Pejabat fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat. Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jabatan fungsional yang telah ada di Badan Pemberdayaan Masyarakat adalah Fungsional kearsipan. Selengkapnya bagan struktur organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2008 Nomor 3 Seri D) sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2010 dan Renstra Bapemas Prov. Jatim

21 Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 104 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur, sebagaimana disajikan dalam Bagan 2.1. Tata laksana organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur, dalam pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing dengan mengacu pada standart pelayanan publik dan standart operasional prosedur masing - masing bidang pelayanan. Standar Pelayanan Publik sebagai salah satu bentuk konkrit upaya-upaya peningkatan pelayanan publik yang disusun dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, dengan memberikan pelayanan yang dapat memenuhi harapan masyarakat. Peningkatan Pelayanan Publik terus ditingkatkan melalui berbagai pembenahan yang menyeluruh baik dari aspek kelembagaan, kepegawaian, tatalaksana dan akuntabilitas. Diharapkan, hal ini dapat menghasilkan pelayanan yang prima yaitu pelayanan yang cepat, tepat, murah, aman, berkeadilan dan akuntabel. Renstra Bapemas Prov. Jatim

22 Bagan 2.1. Struktur organisasi STRUKTUR ORGANISASI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKATPROVINSI JAWA TIMUR pisra Renstra Bapemas Prov. Jatim

23 2.2. Sumber Daya 1. Sumber Daya Manusia (SDM) Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur didukung sumber daya manusia sejumlah 96 orang PNS terdiri dari 68 orang laki-laki dan 28 perempuan. Mayoritas PNS beragama Islam yaitu sebesar 96 % sedangkan 4 % beragama kristen protestan. Berdasarkan tingkat pendidikan, Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur memiliki SDM yang cukup baik, sebesar 61 % PNS atau 59 orang PNS berpendidikan sarjana dan pasca sarjana sedangkan 39 % PNS atau 37 orang PNS berpendidikan SLTA dan Diploma, dengan golongan kepangkatan 83 % atau 80 orang PNS gol III/a s/d IV/d sedangkan 17 % atau 16 orang PNS menduduki golongan kepangkatan II/a s/d II/d. Sampai dengan akhir tahun 2013, berdasarkan golongan umur PNS, terdapat 60 orang PNS yang masih dalam rentang usia 30 s/d 49 tahun, sedangkan 36 orang PNS memasuki usia lebih dari 49 tahun (50 56 tahun), sehingga apabila usia PNS normatif sampai dengan 58 tahun, dengan asumsi tidak ada penambahan pegawai, maka 2 s/d 8 tahun kedepan secara bertahap, jumlah PNS pada instansi ini akan berkurang sebanyak 36 orang. Berdasarkan perhitungan jumlah kebutuhan PNS Provinsi Jawa Timur, kondisi ideal untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya adalah sebesar 117 Pegawai, sehingga diperlukan dukungan SDM yang memadai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur, selengkapnya data pegawai sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.1. Renstra Bapemas Prov. Jatim

24 Tabel 2.1. Data Sumber Daya Manusia Pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur (Kondisi per Desember Tahun 2013) NO. URAIAN LAKI-LAKI JUMLAH PEREMPUAN JUMLAH SELURUHNYA 1. Jumlah Pegawai PNS Tingkat Pendidikan PNS a. SD b. SLTP c. SLTA d. Diploma -2 (D-2) e. Diploma -3 (D f. Sarjana Strata 1 (S-1) g. Pasca Sarjana Strata 2 (S-2) h. Doktor (S-3) Golongan Kepangkatan PNS a. I/a I/b I/c I/d b. II/a 3-3 II/b 7-7 II/c 1-1 II/d 5-5 c. III/a III/b III/c III/d d. IV/a IV/b 3-3 IV/c IV/d PNS menurut Agama a. Islam b. Protestan PNS Menurut Golongan Umur a. < 30 tahun b tahun c tahun d tahun e. > 55 tahun Tipe Pegawai a. Pejabat Struktural b. Fungsional Umum c. Fungsional lain 1-1 Renstra Bapemas Prov. Jatim

25 2. Sarana Prasarana Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur didukung dengan Sarana Prasarana Kantor yang cukup memadai. Jumlah aset sampai dengan akhir tahun 2013adalah sebanyak buah/set atau senilai Rp ,-dengan 10 jenis bidang barang yaitu Tanah, Alatalat Besar, Alat-alat Angkut, Alat-alat Bengkel, Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga, Alat-alat Studio dan Komunikasi, Alat-alat Laboratorium, Bangunan Gedung, Buku/Perpustakaan dan Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan. Berdasarkan aset yang ada, sejumlah buah aset yaitu dalam kondisi baik dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung kinerja pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur cukup diperlukan pemeliharaan untuk menjaga kondisi aset dimaksud, sedangkan 128 Aset dalam bentuk Alat-alat angkut, Alat-alat Kantor/Rumah Tangga dan Alatalat Studio/Komunikasi dalam kondisi rusak berat sehingga tidak dapat dimanfaatkan. Aset dalam kondisi rusak berat selanjutnya diusulkan untuk penghapusan.untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat selama 5 (lima) Tahun kedepan, perlu dilakukan pemeliharaan dan perbaikan maupun pembangunan serta pengadaan sarana prasarana perkantoran antara lain pemeliharaan dan renovasi gedung/ruangan, pembangunan gedung untuk gudang arsip, pengadaan barang inventaris Kantor/Rumah Tangga, Alat Angkutan / Kendaraan dinas, Alat-alat Studio/Komunikasi. Selengkapnya data Sumber Daya Sarana Prasarana yang merupakan Aset pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur sebagaimana data Tabel 2.2. Renstra Bapemas Prov. Jatim

26 Tabel 2.2. Data Sumber Daya Sarana dan Prasarana Pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur (Kondisi per Desember 2013) KONDISI NO. JENIS ASET JUMLAH SATUAN NILAI (Rp.) KETERANGAN RUSAK BAIK BERAT 1 Tanah 1 Bidang Alat-alat besar 4 Buah/set Alat-alat Angkutan 61 Buah Diusulkan penghapusan 4 Alat-alat Bengkel 2 Buah Alat-alat Pertanian Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga 7 Alat-alat Studio dan Komunikasi Buah Diusulkan penghapusan 113 Buah Diusulkan penghapusan 8 Alat-alat Kedokteran Alat-alat Laboratorium 33 Buah Alat-alat Keamanan Bangunan Gedung 9 Buah Monumen Jalan dan Jembatan Bangunan Air Instalasi Jaringan Buku/Perpustakaan 28 Buah/set Barang Bercorak Kesenian, Kebudayaan 19 Hewan/Ternak, Tumbuh-tumbuhan 26 Buah/set J U M L A H Catatan : Alat-alat besar : Genset dan pompa air Alat-alat Laboratorium : Penangkal petir, UPS, Papan Planet Barang bercorak kesenian, kebudayaan : Lukisan, gambar 2.3. Kinerja Pelayanan Capaian kinerja 4 (empat) sasaran strategis dengan 6 indikator kinerja sasaran pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 rata rata dapat tercapai, bahkan terdapat beberapa capaian yang melampaui target kinerja. Pencapaian kinerja beberapa indikator kinerja yang belum optimal, dikarenakan adanya penyesuaian ketersediaan kemampuan anggaran daerah. Capaian kinerja indikator sasaran Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut : Renstra Bapemas Prov. Jatim

27 (1) Sasaran Strategis 1, Meningkatnya kelompok usaha ekonomi produktif dan lembaga ekonomi masyarakat di desa/kel. dengan indikator Prosentase peningkatan kelompok usaha ekonomi produktif dan lembaga ekonomi masyarakat di desa/kel. Dalam Pencapaian sasaran ini didukung oleh Program Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan dengan target capaian akhir 85%. (2) Sasaran Strategis 2, Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam pengembangan TTG, SDA dan sarana prasarana dasar masyarakat dengan indikator : 1. Prosentase peningkatan pusat layanan informasi teknologi di desa/kel. (Wartek dan Posyantek). 2. Prosentase peningkatan desa yang mendapatkan aksesibilitas terhadap pengembangan SDA dan sarana prasarana dasar. Dalam Pencapaian sasaran ini didukung oleh Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan dengan target capaian akhir 76,6%. (3) Sasaran Strategis 3, Terwujudnya peningkatan jumlah desa/kel yang menerapkan manajemen pembangunan yang partisipatif dan pelestarian nilai sosial budaya masyarakat dengan indikator : 1. Prosentase peningkatan desa/kel. Yang menerapkan Sistim Manajemen Pembangunan Partisipatif (SMPP). 2. Prosentase peningkatan komunitas masyarakat pelestari nilai nilai sosial budaya masyarakat. Dalam Pencapaian sasaran ini didukung oleh Program Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa dengan target capaian akhir 85%. (4) Sasaran Strategis 4, Terwujudnya peningkatan jumlah desa/kel. Yang memiliki Klasifikasi tingkat perkembangan desa/kelurahan di Jawa Timur dengan indikator Prosentase peningkatan desa dan kelurahan yang telah memiliki klasifikasi TPD/Kel. Dalam Pencapaian sasaran ini didukung oleh Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa dengan target capaian akhir 95%. Selengkapnya Pencapaian Kinerja pelayanan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur adalah sebagaimana terinci dalam Tabel 2.3 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur. Renstra Bapemas Prov. Jatim

28 NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target Target SPM IKK Target Indikator Lainnya Tabel 2.3 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 1 % Desa/Kel. yang membentuk kelompok usaha ekonomi produktif masyarakat (UPKu) 2 % Usaha Ekonomi Desa (UED) yang difasilitasi pengembangannya V 1% 1% 1% 1% 1% 4,2% 2,4% 0,8% 0,8% 0,68% 4,2 2,4 0,8 0,8 0,6 V 18,25% 18,25% 18,25% 18,25% 3,65% 7,30% 14,60% 16,79% 7,30% 2,92% 0,4 0,8 0,92 0,4 0,8 3 % Desa yang membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) 4 % Pasar Desa yang dikembangkan 5 % Data RTSM yang tervalidasi untuk bantuan program penanggulangan kemiskinan 6 % desa/kel. yang membentuk Wartek 7 % Kecamatan yang membentuk Posyantek. 8 % RTS direhab dinding/lantai/jamban dan pemanfaat air bersih 9 % RTS yg mengembangkan potensi SDA pendukung V 1,51% 1,51% 1,51% 1,51% 1,51% 4,38% 3,63% 4,38% 0,6% 2,11% 2,9 2,4 2,9 0,4 1,39 V 1,44% 1,44% 1,44% 1,44% 1,44% 0,50% 1,01% 1,15% 1,15% 0,72% 0,4 0,7 0,8 0,8 0,5 V 0% 20 % 20 % 20 % 20 % 0,0% 14,1% 19,84% 18,77% 11,0% 0 0,7 0,99 0,93 0,55 V 0,18% 0,18% 0,18% 0,18% 0,18% 0,05% 0,16% 0,18% 0,01% 0,14% 0,3 0,8 1 0,05 0,8 V 1% 1% 1% 1% 1% 0,0% 0,0% 0,3% 0,0% 1% 0 0 0,3 0 1 V 0,008% 0,008% 0,008% 0,008% 0,008% 0,168% 0,056% 0,143% 0,011% 0,008% ,8 13,7 1 V 0,024% 0,024% 0,024% 0,024% 0,024% 0,011% 0,031% 0,020% 0,011% 0,024% 0,45 1,29 0,83 0,45 1 Renstra Bapemas Prov. Jatim

29 NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD Target Target SPM IKK Target Indikator Lainnya Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) akses sosial ekonomi masyarakat 10 % desa/kel. Yang menerapkan Sistim Manajemen Partisipatif (SMPP) V 1,2% 2,0% 1,2% 1,2% 1,2% 0,9% 0,9% 1,4% 0,4% 0,4% 0,75 0,75 1,16 0,3 0,3 11 % desa/kel. yang terfasilitasi komunitas masyarakat pengembang nilai sosial 12 % desa/kel. yang terfasilitasi membentuk komunitas masyarakat pengembang nilai budaya 13 % desa dan kelurahan yang telah melaksanakan pendataan (entry) profil desa dan kelurahan 14 % KPM yang terlatih sesuai Permendagri 7 / 2007 V 2,35% 2,35% 2,35% 2,35% 2,35% 0,19% 1,69% 1,93% 1,03% 2,30% 0,08 0,7 0,8 0,43 0,97 V 0,94% 0,94% 0,94% 0,94% 0,94% 1,98% 2,02% 2,49% 2,45% 0,66% 2,1 2,14 2,6 2,6 0,7 V 5% 5% 5% 5% 28% 133% 2% 8% 30% 86% 26,6 0,4 1,6 6 3,04 V 1% 1% 1% 1% 1% 0,49% 4,57% 0,22% 0,69% 0,66% 0,49 4,5 0,2 0,69 0,66 Renstra Bapemas Prov. Jatim

30 Pencapaian kinerja dimaksud didukung dengan Alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur dengan rata-rata capaian realisasi selama tahun adalah sebesar 95 %. Alokasi anggaran khususnya untuk belanja tidak langsung yang dialokasikan untuk bantuan kepada masyarakat, pada tahun 2011 dan tahun 2012 mengalami penurunan, perubahan peraturan terkait dengan dana bantuan kepada masyarakat, mengakibatkan adanya perubahan mekanisme pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat, dengan demikian hal tersebut berpengaruh terhadap penurunan capaian kinerja beberapa indikator, selain itu juga jumlah personil sumber daya manusia di Bapemas Provinsi Jawa Timur juga mengalami penurunan, Tahun 2010 jumlah pegawai adalah 112 orang, tahun 2011 menjadi 105 orang,menurun pada tahun 2012 menjadi 103 orang dan pada tahun 2013 menjadi 96 orang. Alokasi dan Realisasi anggaran setiap tahun secara terinci serta rasio pencapaian realisasi untuk Belanja Tidak Langsung (Belanja Pegawai/ gaji dan tunjangan), Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung (Belanja Bantuan Hibah kepada masyarakat dan Bantuan Keuangan) adalah sebagaimana pada Tabel 2.4Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Badan Pemberdayaan MasyarakatProvinsi Jawa Timur. Adapun pertumbuhan anggaran dan realisasi anggaran sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.5. Renstra Bapemas Prov. Jatim

31 Tabel 2.4 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Badan Pemberdayaan MasyarakatProvinsi Jawa Timur Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) BELANJA TIDAK LANGSUNG ,89 0,95 0,95 0,93 0,96 - Gaji dan Tunjangan ,90 0,98 0,96 0,94 0,97 - Tambahan Penghasilan ,82 0,87 0,89 0,90 0,93 BELANJA LANGSUNG ,82 0,94 0,95 0,94 0,94 - Ex Rutin ,92 0,96 0,96 0,96 0,98 - Pembangunan ,81 0,94 0,95 0,94 0,94 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerinta Desa ,71 0,94 0,94 0,94 0, ,86 0,95 0,96 0,96 0, ,91 0,93 0,92 0,86 0, ,90 0,92 0,94 0,97 0,97 JUMLAH BTL dan BL ,83 0,94 0,95 0,94 0,95 BELANJA TIDAK LANGSUNG ,97 0,99 0,99 1 0,99 (Belanja Bantuan Hibah dan Bantuan Keuangan) JUMLAH SELURUHNYA ,9 0,96 0,97 0,94 0,96 Renstra Bapemas Prov. Jatim

32 Tabel 2.5 Rata-rata Pertumbuhan Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan Anggaran Realisasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) BELANJA TIDAK LANGSUNG ,19 0,28 - Gaji dan Tunjangan ,12 0,21 - Tambahan Penghasilan ,64 0,85 BELANJA LANGSUNG ,27 0,45 - Ex Rutin ,15 0,22 - Pembangunan ,29 0,50 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan (0,42) (0,24) ,92 5,42 Program Peningkatan (0,17) (0,15) Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerinta Desa ,13 2,36 JUMLAH BTL dan BL ,26 0,43 BELANJA TIDAK LANGSUNG (0,72) (0,71) (Belanja Bantuan Hibah dan Bantuan Keuangan) JUMLAH SELURUHNYA (0,25) (0,21) Renstra Bapemas Prov. Jatim

33 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Penyusunan Renstra Bapemas Provinsi Jawa Timur , mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, sehingga pada penetapan indikator kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur merupakan indikator kinerja mandiri, beberapa indikator kinerja terkait dengan indikator kinerja pada Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementrian Dalam Negeri maupun Indikator Kinerja Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten/Kota adalah sebagaimana yang tersaji dalam tabel 2.5. Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Provinsi terhadap Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota dan Renstra K/L. Untuk mengukur apakah proses dan tujuan pemberdayaan masyarakat berjalan dengan baik atau tidak maka diperlukan suatu indikator. Adapun indikator pemberdayaan masyarakat tersebut, antara lain: (a) masyarakat mempunyai kemampuan menyiapkan dan menggunakan pranata dan sumber-sumber yang ada di masyarakat; (b) dapat berjalannya bottom up planning ; (c) memampukan dan aktivitas ekonomi; (d) kemampuan menyiapkan hari depan keluarga; (d) kemampuan menyampaikan pendapat dan aspirasi tanpa adanya tekanan. Masyarakat yang berdaya akan mampu dan bergairah kuat untuk berpartisipasi dalam pembangunan, mampu mengawasi jalannya pembangunan dan juga menikmati hasil pembangunan. Tingkat pencapaian setiap indikator tentu tidak sama pada setiap variable atau fokus dan lokusnya, hal ini merupakan fakta yang tersaji dalam indikator kinerja mulai dari pusat sampai dengan daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota. Artinya, sejumlah indikator tertentu berhasil dicapai, namun indikator lainnya belum terpenuhi. Atas dasar pemikiran ini, maka boleh jadi tidak ada suatu model tolok ukur yang standar dalam melihat keberhasilan program pemberdayaan masyarakat. Semuanya tergantung pada kepentingan, manfaat, dan kesepakatan. Apalagi mengukur keberhasilan program pemberdayaan masyarakat adalah merupakan suatu keniscayaan. Renstra Bapemas Prov. Jatim

34 Apabila dikomparasikan dengan sasaran pada renstra kementrian dalam negeri (Ditjen PMD), terdapat beberapa indikator yang sinergi walaupun tidak persis sama dalam perumusan indikatornya. Demikian pula apabila dikomparasikan dengan sasaran indikator dari renstra Kab./Kota yang sangat beragam, pola sinergi sudah tampak, hanya perumusan indikator kinerja yang berbeda, hal ini menunjukkan sesungguhnya substansi pemberdayaan masyarakat sudah menjadi capaian kinerja. Hal yang berbeda dalam sasaran kinerja dalah adanya perbedaan nomenklatur kelembagaan SKPD antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kab./Kota menjadikan capaian kinerja yang berbeda dalam pemberdayaan masyarakat, tugas pokok dan fungsi terkait dengan pemerintahan desa/kelurahan yang menjadi Tugas pokok dan fungsi SKPD Pemberdayaan baik di Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah Kab./Kota tidak menjadi Tugas Pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur. Hasil komparasi indikator kinerja sasaran renstra SKPD selengkapnya sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.6. Tabel 2.6 Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Provinsi terhadap Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota dan Renstra K/L No Indikator Kinerja 1 % Desa/Kel. yang membentuk kelompok usaha ekonomi produktif masyarakat (UPKu) Target Sasaran Capaian pada Renstra Sasaran SKPD Renstra SKPD Kabupaten/Kot Provinsi a (rata-rata) 144,60% 19 lembaga - Sasaran pada Renstra K/L (Tahun ) 2 % Usaha Ekonomi Desa (UED) yang difasilitasi pengembangannya 3 % Desa yang membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) 4 % Pasar Desa yang dikembangkan 53,60% - % lembaga keuangan mikro pedesaan /UED SP yang berfungsi (60%) 184% 7,5% - 63,00% 95 pasar Jumlah Provinsi yang difasilitasi pengembangan dan pengelolaan pasar desa/lokal dan pengembangan informasi pasar melalui Bimtek pengelolaan pasar desa bagi aparat pemerintah desa, pengelola pasar dan BPD serta memberikan stimulan untuk rehabilitasi pasar desa (165 pasar) Renstra Bapemas Prov. Jatim

35 No Indikator Kinerja 5 % Data RTSM yang tervalidasi untuk bantuan program penanggulangan kemiskinan 6 % desa/kel. yang membentuk Wartek 7 % Kecamatan yang membentuk Posyantek. 8 % RTS direhab dinding/lantai/jamban dan pemanfaat air bersih 9 % RTS yg mengembangkan potensi SDA pendukung akses sosial ekonomi masyarakat 10 % desa/kel. Yang menerapkan Sistim Manajemen Partisipatif (SMPP) Target Sasaran Capaian pada Renstra Sasaran SKPD Renstra SKPD Kabupaten/Kot Provinsi a (rata-rata) 79,68% ,67% 7,3 % - Sasaran pada Renstra K/L (Tahun ) 35,00% - Jumlah Posyantekdes yang berfungsi (200 Posyantekdes) 104,80% 40 sarpras - 81,33% 57,59 % - 67,60% 247 desa Jumlah Provinsi dan Kabupaten yang difasilitasi dalam program dan kegiatan masuk desa dan peningkatan sistim perencanaan partisipatif melalui Bimtek, pelatihan, dan monev (33 Provinsi). 11 % desa/kel. yang terfasilitasi komunitas masyarakat pengembang nilai sosial 12 % desa/kel. yang terfasilitasi membentuk komunitas masyarakat pengembang nilai budaya 13 % desa dan kelurahan yang telah melaksanakan pendataan (entry) profil desa dan kelurahan 14 % KPM yang terlatih sesuai Permendagri 7 / ,80% - Jumlah Provinsi dan Kabupaten yang difasilitasi dalam pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga melalui penguatan kelembagaan, posyandu, pendataan posyandu, peningkatan peran posyandu dalam kesehatan keluaraga, pelaksanaan Bangdesmadu (33 Prov.) 242,00% - Jumlah fasilitasi dalam pembinaan budaya nusantara melalui pelestarian adat dan budaya nusantara (115 Kab) 103,585% - Jumlah desa yang memiliki profil desa sebagai pedoman penyusunan perencanaan pembangunan ds/kel. (33 prov) 132,83% - - Mencermati hasil analisis gambaran pelayanan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur, Renstra K/L dan Renstra Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kab./Kota di Jawa Timur, maka dapat dirumuskan tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur ke depan sebagai berikut : a. Faktor Tantangan Organisasi Renstra Bapemas Prov. Jatim

36 (1) Perubahan paradigma Pemerintah (Government) menjadi Tata Pemerintahan (Governance), yakni dari hak eksklusif negara untuk mengatur hal-hal publik menjadi persoalan-persoalan publik menjadi urusan bersama antara pemerintah, civil society dan dunia usaha/swasta; (2) Pergeseran paradigma dan kebijakan pembangunan, yakni dari pembangunan ke pemberdayaan. Tepatnya pembangunan (desa) terpadu pada tahun 1970-an, bergeser menjadi pembangunan masyarakat (desa) pada tahun an dan awal 1990-an, kemudian bergeser lagi menjadi pemberdayaan masyarakat (desa) mulai akhir an hingga sekarang, sehingga diperlukan peningkatan kapasitas SDM dan lembaga kemasyarakatan; (3) Persoalan kemiskinan yang mencerminkan ketidakberdayaan masyarakat mendorong pentingnya dilaksanakan langkahlangkah konkrit dan mendasar guna mencegah peningkatan jumlah penduduk miskin dari waktu ke waktu; (4) Era globalisasi atau pasar bebas, membutuhkan peningkatan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan kelembagaan ekonomi masyarakat yang dapat meningkatkan usaha, posisi tawar dan daya saingnya; (5) Sumberdaya alam yang melimpah, belum secara optimal dikelola serta dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat (6) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa b. Faktor Peluang Organisasi (1) Kebijakan program pembangunan yang diprioritaskan pada percepatan penanggulangan kemiskinan dengan strategi pembangunan berkelanjutan yang berpusat pada rakyat ( people centered development) yang inklusif dan mengedepankan partisipasi rakyat ( participatory based development) serta pertumbuhan ekonomi yang berpihak kepada masyarakat miskin (pro poor growth); Renstra Bapemas Prov. Jatim

37 (2) Perubahan paradigma pembangunan yang menitik beratkan pada menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki rakyat, dan memberdayakan mengandung pula arti melindungi masyarakat. (3) Akses pasar yang terbuka untuk hasil usaha masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing; (4) Keterbukaan Informasi dan Teknologi Informasi yang terus berkembang; Renstra Bapemas Prov. Jatim

38 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Fungsi Pelayanan Identifikasi permasalahan menjadi hal penting dalam proses analisa isu-isu strategis yang sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah.identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis akan meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan. Isuisu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa datang. Berdasarkan aspek kajian Hasil analisis gambaran pelayanan SKPD, capaian yang telah dicapai oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur pada target indikator kinerja sasaran dengan rasio rata-rata 2,5 hal ini memberikan gambaran antara target dan realisasi pencapaian sasaran dapat diwujudkan. Pencapaian target kinerja dimaksud didukung dengan capaian realisasi alokasi anggaran dengan rata-rata sebesar 95 %, walaupun rata-rata pertumbuhan anggaran dari tahun ke tahun adalah -0,25.Beberapa permasalahan yang berpengaruh terhadap pelayanan Bapemas Provinsi Jawa Timur antara lain adalah Keterbatasan alokasi anggaran, lokus sasaran, koordinasiyang belum optimal serta data base yang masih terbatas. Terhadap aspek kajian Hasil analisis Renstra K/L dan Renstra-SKPD kabupaten/kotacapaian target indikator kinerja sasaran pada renstra K/L maupun SKPD Kab./Kota terdapat beberapa yang sinergis, tetapi belum dapat dikomparasikan, selengkapnya sebagaimana Tabel 3.1. Tabel 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur Aspek Kajian /Indikator Capaian/Kondi si Saat ini Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) Permasalahan Pelayanan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Indikator kinerja utama SDM Aparatur, Sarana Prasarana, Nomenklatu r dan Tupoksi Perbedaan nomenklatur kelembagaan Renstra Bapemas Prov. Jatim

39 Aspek Kajian /Indikator Capaian/Kondi si Saat ini Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) Permasalahan Pelayanan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) Jawa Timur Nomor 10 Tahun mandiri Pendanaan,Tupo ksi, kebijakan yang berbeda SKPD antara Pemerintah, 2008 tentang Program dengan K/L Pemerintah (Ditjen Daerah Provinsi Organisasi dan Pemberdaya dan Pemerintah Tata Kerja an Daerah Inspektorat, Masyarakat Kab./Kota, Badan Perencanaan Pembangunan dan Desa) dan Badan/Dina sehingga tugas pokok dan fungsi terkait dengan Daerah dan s/kantor pemerintahan Pemberdaya desa/kel yang Lembaga Teknis an menjadi Tugas Daerah Provinsi Masyarakat pokok dan fungsi Jawa Timur Kab./KOta SKPD (Lembaran Daerah Provinsi Pemberdayaan baik di Jawa Timur Pemerintah Tahun 2008 Pusat maupun Pemerintah Nomor 3 Seri D) Daerah dan Peraturan Kab./Kota tidak Gubernur Jawa menjadi Tugas Timur Nomor 104 Tahun Pokok dan fungsi Badan 2008 tentang Pemberdayaan Masyarakat Uraian Tugas Provinsi Jawa Sekretariat, Timur. Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur. Ketersediaan SDM SDM sejumlah 96 orang PNS terdiri dari 68 orang laki-laki dan 28 perempuan.61 % PNS berpendidikan sarjana dan pasca sarjana sedangkan 39 % PNS berpendidikan SLTA dan Diploma Indikator kinerja utama mandiri Penempatan SDM sesuai dengan kapasitas dan Tupoksi Pengisian PNS yang pensiun Tidak ada permasalahan yang berarti, tetapi perlu peningkatan profesionalisme PNS Renstra Bapemas Prov. Jatim

40 Aspek Kajian /Indikator Capaian/Kondi si Saat ini Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) Permasalahan Pelayanan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) Ketersediaan sarana prasarana Jumlah aset buah/set (sejumlah buah aset yaitu dalam kondisi baik dan dapat dimanfaatkan cukup diperlukan pemeliharaan untuk menjaga kondisi aset dimaksud, sedangkan 128 Aset dalam bentuk Alat-alat angkut, Alatalat Kantor/Rumah Tangga dan Alat-alat Studio/Komuni kasi dalam kondisi rusak berat sehingga tidak dapat dimanfaatkan. Indikator kinerja utama mandiri Pemeliharaan dan pengadaan sarana prasarana Penghapusa n aset yang sudah tidak dapat digunakan. Tidak ada permasalahan yang berarti, tetapi perlu pemeliharaan secara berkala dan berkelanjutan serta pengadaan barang/aset yang sudah tidak dapat digunakan. Hasil analisis gambaran pelayanan SKPD Persentase Desa/Kel. yang membentuk kelompok usaha ekonomi produktif masyarakat (UPKu) 149,20% Indikator kinerja utama mandiri Fasilitasi kegiatan dan pendampingan Usulan masyarakat, kebijakan daerah kab./kota dan penganggar an Tidak ada permasalahan yang berarti, tetapi cakupan kelompok UEM ini perlu diperluas untuk memudahkan akses masyarakat dalam permodalan usaha Persentase Usaha Ekonomi Desa (UED) yang difasilitasi pengembanga nnya 63,81% Indikator kinerja utama mandiri Fasilitasi kegiatan dan pendampingan Kebijakan Pemerintah pusat, Usulan masy.t dan penganggar an Penganggaran dan pelaksanaan belum konsisten Renstra Bapemas Prov. Jatim

41 Aspek Kajian /Indikator Capaian/Kondi si Saat ini Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) Permasalahan Pelayanan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) Persentase Desa yang membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) 200,00% Indikator kinerja utama mandiri Fasilitasi kegiatan dan pendampingan Kebijakan Pemerintah Daerah Kab./Kota, Usulan lembaga dan penganggar an Belum terfasilitasinya berbagai lembaga ekonomi yang ada di desa dalam wadah BUMDes Persentase Pasar Desa yang dikembangkan 63,00% Indikator kinerja utama mandiri Fasilitasi kegiatan dan pendampingan Kebijakan pemerintah, Usulan lembaga dan penganggar an Penganggaran dan pelaksanaan belum konsisten Persentase Data RTSM yang tervalidasi untuk bantuan program penanggulanga n kemiskinan 63,31% Indikator kinerja utama mandiri Fasilitasi kegiatan dan pendampingan Eksekusi bantuan oleh SKPD Teknis Keterbatasan kemampuan dukungan anggaran APBD Persentase desa/kel. yang membentuk Wartek 76,67% Indikator kinerja utama mandiri Fasilitasi kegiatan dan pendampingan Usulan masyarakat dan penganggar an Tidak ada permasalahan yang berarti, tetapi perlu konsistensi penganggaran Persentase Kecamatan yang membentuk Posyantek. 15,00% Indikator kinerja utama mandiri Fasilitasi kegiatan dan pendampingan Usulan masyarakat, kebijakan pemerintah dan penganggar an Kebijakan Pemerintah pusat Persentase RTS direhab dinding/ lantai/jamban dan pemanfaat air bersih 1137,00% Indikator kinerja utama mandiri Fasilitasi kegiatan dan pendampingan Usulan masyarakat dan penganggar an Tidak ada permasalahan yang berarti tetapi perlu memperluas cakupan kegiatan Renstra Bapemas Prov. Jatim

42 Aspek Kajian /Indikator Capaian/Kondi si Saat ini Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) Permasalahan Pelayanan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) Persentase RTS yg mengembangk an potensi SDA pendukung akses sosial ekonomi masyarakat 105,47% Indikator kinerja utama mandiri Fasilitasi kegiatan dan pendampingan Usulan masyarakat dan penganggar an Tidak ada permasalahan yang berarti tetapi perlu pengembangan pendayagunaan SDA yg didukung TTG Persentase des/kel. Yang menerapkan Sistem Manajemen Perencanaan Partisipatif (SMPP) 67,60% Indikator kinerja utama mandiri Fasilitasi kegiatan dan pendampingan Kebijakan pemerintah daerah kab./kota Keterbatasan pendampingan dan fasilitasi dalam penerapan SMPP Persentase desa/kel. yang terfasilitasi komunitas masyarakat pengembang nilai sosial 60,80% Indikator kinerja utama mandiri Fasilitasi kegiatan dan pendampingan Kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Perlu koordinasi lintas sektor yang menangani kegiatan sosial Persentase desa/kel. yang terfasilitasi membentuk komunitas masyarakat pengembang nilai budaya 204,00% Indikator kinerja utama mandiri Fasilitasi kegiatan dan pendampingan Ketersediaa n data adat dan budaya masyarakat Tidak ada permasalahan yg berarti tetapi perlu dukungan database rencana pengembangan adat dan budaya di Jatim. Persentase desa dan kelurahan yang telah melaksanakan pendataan (entry) profil desa dan kelurahan 536,13% Indikator kinerja utama mandiri Fasilitasi kegiatan dan pendampingan Kebijakan Pemerintah Tidak ada permasalahan yang berarti, tetapi perlu fasilitasi pemanfaatan data profil ds/kel. Renstra Bapemas Prov. Jatim

43 Aspek Kajian /Indikator Capaian/Kondi si Saat ini Standar yang Digunakan Faktor yang Mempengaruhi INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) Permasalahan Pelayanan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6) Persentase KPM yang terlatih sesuai Permendagri 7 / ,83% Indikator kinerja utama mandiri Fasilitasi kegiatan dan pendampingan Regulasi dan penganggaran Tidak ada permasalahan yg berarti tetapi perlu terus difasilitasi peningkatan kapasitas KPM dan terakreditasinya pelatihan pemberdayaan masyarakat. Hasil analisis Renstra K/L dan Renstra-SKPD kabupaten/kota Capaian target indikator kinerja sasaran pada renstra K/L maupun SKPD Kab./Kota terdapat beberapa yang sinergis, tetapi belum dapat dikomparasikan Indikator kinerja sasaran lain sesuai Tupoksi pada K/L, dan Kab./Kota SDM Aparatur, Sarana Prasarana, Pendanaan,Tupo ksi, kebijakan Program Regulasi, kerangka penganggar an, koordinasi lintas sektor, Tidak ada Standarisasi Indikator kinerja, Koordinasi belum optimal, target kinerja belum saling mendukung, Nomenklatur yang berbeda menyebabkan tupoksi yang berbeda 3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Berpedoman pada RPJMD Provinsi Jawa Timur , bahwa visi pembangunan daerah adalah Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing dan Berakhlak sedangkan Misi Pembangunan di Jawa Timur adalah Makin Mandiri dan Sejahtera bersama Wong Cilik,Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur menjabarkan arahan RPJMD dimaksud sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, yang mendukung Misi ke-1 dari 5Misi utama, yaitu Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan fokus pada tujuan ke -4 yaitu Mempercepat dan Memperluas penanggulangan Kemiskinan, Sasaran ke-1 yaitu Menurunnya persentase penduduk miskin, Indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan. Renstra Bapemas Prov. Jatim

44 Program penanggulangan kemiskinan selama ini mengalami kendala membidik strata sangat miskin secara spesifik dan tepat sasaran, karena ketiadaan basis data mengenai keberadaan mereka (by name & by address). Database Peduduk miskin hasil pendataan BPS yang bias kondisi dilapangan sehingga perlu dilakukan verifikasi. Penanggulangan kemiskinan adalah membantu masyarakat miskin, tidak dapat menggunakan ukuran efisiensi, yang bisa digunakan hanyalah ukuran efektifitas, sehingga dibutuhkan dukungan alokasi anggaran yang mencukupi, keterbatasan kemampuan keuangan daerah menjadi salah satu unsur yang patut dipertimbangkan dalam pelayanan SKPD. hanya Kemiskinan merupakan suatu fenomena multidimensi yang tidak mencakup kebutuhan konsumsi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pendidikan, kesehatan, akses terhadap air bersih, rasa aman, serta partisipasi dalam kehidupan sosial politik yang oleh BPS diformulasikan dalam 14 indikator kemiskinan, hal tersebut memerlukan dukungan penanganan multisektor, koordinasi dan integrasi data di tingkat pemerintah, pemerintah daerah provinsi maupun pemerintah daerah kabupaten/kota menjadi hal penting untuk terus ditingkatkan. Pengembangan teknologi yang cukup pesat menjadi salah satu pendorong untuk peningkatan pelayanan SKPD khususnya pada perwujudan program yang mendorong percepatan penanggulangan kemiskinan, sehingga mampu mereduksi rumah tangga miskin di Jawa Timur, melaluitiga strategi mengurangi beban hidup, meningkatkan pendapatan dan penguatan kelembagaan. Selengkapnya faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD terhadap pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur sebagaimana Tabel 3.2. Tabel 3.2. Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Visi:Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing dan Berakhlak No Misi dan Program KDH dan Wakil KDH terpilih Permasalahan Pelayanan SKPD Penghambat Faktor Pendorong (1) (2) (3) (4) (5) Misi 1 : Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan 1. Melanjutkan, meningkatkan, dan menyempurnakan program penanggulangan kemiskinan Belum optimalnya data base terpadu penanggulangan Rendahnya koordinasi dan integrasi dan Sinergitas program dan Sistim Informasi berbasis web Renstra Bapemas Prov. Jatim

45 yang ditujukan untuk memangkas beban pengeluaran rumah tangga miskin. kemiskinan yang terintegrasi data antar kab dan SKPD terkait. 2. Melanjutkan, meningkatkan, dan menyempurnakan program penanggulangan kemiskinan dalam bentuk bantuan sosial dan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dan pendapatan penduduk miskin. Penyaluran bantuan kepada masyarakat miskin (Formulasi dan mekanisme yang tepat sasaran dan aturan) Regulasi mekanisme pemberian bantuan yang harus menyampaikan usulan kepada pemerintah daerah. Bantuan kepada masyarakat miskin sangat efektif kermanfaatannya ketika langsung sampai pada individu sasaran dan sesuai dengan yang diharapkan. 3. Mengembangkan dan melindungi keberlangsungan usaha mikro dan kecil sektor informal di perkotaan maupun pedesaan untuk mencegah terjadinya pemiskinan lebih parah akibat kehilangan sumber nafkah. Beragamnya lembaga usaha ekonomi masyarakat di desa dan keterbatasan kapasitas SDM dalam pengelolaan. Berkembangnya pusat perbelanjaan dan toko modern, menyebabkan berkurangnya peran/fungsi pasar desa dalam memasarkan produk perdesaan, sehingga potensi perdesaan kurang termanfaatkan secara maksimal. LKM memiliki peran strategis dalam penciptaan stabilitas perekonomian desa, dapat berkembang pesat menjadi salah satu sumber permodalan usaha masyarakat yang murah, mudah dan cepat diakses oleh masyarakat, utamanya masyarakat miskin. Pasar Bebas yang harus didukung dengan peningkatan usaha yang berdaya saing. 4. Meningkatkan keberdayaan masyarakat miskin sebagai aktor perubahan sosial yg menetapkan tujuan,mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya dalam menanggulangi kemiski-nan mereka sendiri melalui konsep dan metode belajar sosial. Keterbatasan Kapasitas SDM penggerak perubahan sosial masyarakat miskin dan Kapasitas lembaga kemasyarakatan di desa Belum optimalnya fasilitasi peningkatan kapasitas SDM penggerak perubahan sosial masyarakat dan kapasitas lembaga kemasyarakatan di desa Adanya UU RI Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa yang memerlukan peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa maupun lembaga kemasyarakatan yang ada di desa Telaahan Renstra K/L Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L (Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia c.q. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa)yang sinergis dengan pelayanan Badan Pemberdayaan Masyarakat adalah : (1) Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pembangunan desa; (2) Meningkatnya pengembangan pemberdayaan adat dan sosial budaya masyarakat; (3) Meningkatnya ekonomi produktif masyarakat; (4) Meningkatnya pengelolaan SDA dan TTG, adapun sasaran yang tidak sinergis adalah terkait dengan tugas pokok dan fungsi pemerintahan desa dikarenakan nomenklatur kelembagaan yang berbeda. Berdasarkan sasaran jangka menengah renstra K/L dimaksud, permasalahan Renstra Bapemas Prov. Jatim

46 pelayanan Bapemas Provinsi Jawa Timur adalah keterbatasan database utamanya terkait dengan pemberdayaan adat dan sosial budaya serta sumberdaya alam yang potensial untuk dikembangkan, termasuk didalamnya kebutuhan teknologi tepat guna yang dibutuhkan oleh masyarakat desa. Munculnya regulasi tentang desa yang diinisiasi oleh Kementrian Dalam Negeri, dimana melalui regulasi tersebut, menjamin kesejahteraan para penggerak masyarakat desa, perangkat desa termasuk di dalamnya lembaga kemasyarakatan desa. Hal ini menjadi suatu tantangan bagi Bapemas Provinsi Jawa Timur untuk menyiapkan kapasitas masyarakat maupun lembaga kemasyarakatan di desa agar mempu menjalankan amanah regulasi dimaksud. Adanya regulasi yang memihak terhadap upaya-upaya pemberdayaan masyarakat khususnya masyarakat miskin, ketersediaan dokumen-dokumen perencanaan yang partisipatif di tingkat desa/kel. Serta kemauan masyarakat dalam meningkatkan kapasitasnya, menjadikan faktor pendorong yang mendukung pelayanan Bapemas Provinsi Jawa Timur. Selengkapnya sebagaimana tersaji dalam Tabel 3.3. Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya. Tabel 3.3. Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Sasaran Jangka No Menengah Renstra K/L 1. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pembangunan desa 2. Meningkatnya pengembangan pemberdayaan adat dan sosial budaya masyarakat 3. Meningkatnya ekonomi produktif masyarakat Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi Keterbatasan fasilitasi terhadap jumlah lembaga kemasyarakatan yang banyak Belum tersedianya Database adat dan sosial budaya Beragamnya usaha ekonomi produktif di masyarakat melalui berbagai program Penghambat Kapasitas SDM dan pendanaan Spesifikasi pemberdayaan adat dan sosbud Koordinasi antar stakeholder Sebagai Faktor Pendorong Regulasi dan perencanaan pembangunan partisipatif Pelestarian Adat dan Sosbud Kemauan berusaha pada masyarakat Renstra Bapemas Prov. Jatim

47 Sasaran Jangka No Menengah Renstra K/L 4. Meningkatnya pengelolaan SDA dan TTG Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi Data base SDA yang potensial dikembangkan dan kebutuhan TTG masyarakat Penghambat Koordinasi antar stakeholder Sebagai Faktor Pendorong SDA yang belum dikelola dan dimanfaatkan 3.4. Penentuan Isu-Isu Strategis Hasil telaah analisis gambaran pelayanan SKPD dan renstra K/L- SKPD Kab./Kota, serta permasalahan pelayanan SKPD selanjutnya akan menjadi bahan masukan dalam penyusunan isu-isu strategis. Metode penentuan isu-isu strategis pelayanan Bapemas Provinsi Jawa Timur telah diawali dengan antara lain dapat dilakukan dengan cara forum Focussed Group Discussion (FGD) dengan melibatkan seluruh unsur bidang, Bapemas Kab./Kota dengan narasumber dari unsur Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Berdasarkan hasil FGD tersebut, teridentifikasi beberapa isu strategis yang mendasar pada dinamika internasional, dinamika nasional maupun regional/lokal. Isu strategis yang mengemuka antara lain adalah Target MDGs Penanggulangan Kemiskinan, walaupun Jawa Timur telah melampaui target MDGs (penduduk miskin 15,5 % pada tahun 2015), Era Globalisasi/ pasar bebas,asean Economic Community (AEC), Ekonomi hijau atau green economy,global Warming dan Potensi krisis ekonomi dunia. Isu Strategis dalam lingkup nasional antara lain Jumlah Penduduk Miskin yang masih cukup besar berdasarkan berita resmi statistik, jumlah penduduk miskin nasional per september 2013 adalah sebesar atau 11,47 %sedangkan di Jatim jumlah penduduk miskin sebesar 12,73 % ( ). Implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, menjadikan Pemerintah Jawa Timur memiliki peran yang sangat strategis dalam memfasilitasi pemerintah kabupaten dan kota untuk meningkatkan kapasitas aparatur Pemerintahan Desa. Pengarusutamaan Gender,pengintegrasian gender ke dalam siklus perencanaan dan penganggaran di tingkat pusat maupun daerah sehingga dapat mendorong sumberdaya pembangunan yang efektif dan memberikan kesempatan serta kemanfaatan yang sama kepada laki-laki maupun perempuan. Semakin terbukanya hubungan antar negara, pasar bebas, AEC menjadi pendorong Renstra Bapemas Prov. Jatim

48 jawa timur untuk lebih meningkatkan kemampuan dan kapasitas usaha ekonomi masyarakat secara mandiri dan memiliki daya saing baik di tingkat regional, nasional maupun internasional,selengkapnya isu strategis sebagaimana Tabel 3.4. Selanjutnya terhadap isu strategis dimaksud ditentukan kriteria penentuan isu strategis dan dilakukan pembobotan sampai dengan diperoleh hasil skoring isu strategis sesuai dengan prioritasnya. No Dinamika Internasional Tabel 3.4. Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal) Dinamika Nasional Isu Strategis Dinamika Regional/Lokal (1) (2) (3) (4) (5) 1 Target MDGs Penanggulangan Kemiskinan Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Timur terbesar di tingkat nasional Penduduk Miskin di Jatim masih cukup besar yaitu 12,73 % ( ) Lainlain 2 Era Globalisasi/ pasar bebas Semakin terbukanya hubungan antar negara Jawa Timur menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif 3 ASEAN Economic Community (AEC) Instabilitas harga komoditi Banyaknya lembaga ekonomi mikro yang ada di desa/kel. merupakan potensi ekonomi yang perlu ditingkatkan kemampuan dan daya saingnya serta disinergikan satu dengan yang lain 4 Ekonomi hijau ataugreen economy Implementasi Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Partisipasi dan swadaya masyarakat 5 Global Warming Pengarusutamaan Gender Implementasi UU tentang Desa perlu didukung Kapasitas Aparatur pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan desa yang memadai. 6 Potensi krisis ekonomi dunia Bencana Alam 7 Kenaikan BBM dan Listrik Renstra Bapemas Prov. Jatim

49 Penentuan kriteria dan skor kriteria penentuan isu-isu strategis berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Nageri Nomor 54 Tahun 2007, yaitu dengan 6 kriteria serta pembobotan kriteria sebagaimana Tabel 3.5. Tabel 3.5. Skor Kriteria Penentuan Isu-isu Strategis No Kriteria Bobot 1 Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran Renstra K/L atau Renstra provinsi/kabupaten/kota 20 2 Merupakan tugas dan tanggung jawab SKPD 10 3 Dampak yang ditimbulkannya terhadap publik 20 4 Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah 10 5 Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani 15 6 Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan 25 Sumber : Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Total 100 Berdasarkan kriteria dan pembobotan kriteria sebagaimana tabel diatas, maka untuk masing-masing isu strategis dilakukan penilaian dengan skala kriteria 1 sampai dengan 6, dengan demikian dapat diketahui nilai total dari masing-masing isu strategis sebagaimana tersaji dalam Tabel 3.6. Selanjutnya nilai total tersebut dilakukan penghitungan rata-rata nilai isu strategis, sehingga dapat dilihat isu strategis dengan rata-rata nilai yang tertinggi sampai dengan yang terendah. Nilai rata-rata isu strategis sebagaimana tercantum dalam Tabel 3.7., menentukan skala prioritas isu strategis yang perlu mendapatkan prioritas dalam perumusan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program. Hal tersebut dikarenakan isu strategis prioritas adalah isu yang menjadi prioritas janji politik yang perlu diwujudkan,memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran Renstra K/L atau Renstra provinsi/kabupaten/kota dan berdampak terhadap publik. Tabel 3.6. Nilai Skala Kriteria No Isu Strategis Nilai Skala Kriteria ke- Total Skor Target MDGs Penanggulangan Kemiskinan Era Globalisasi/ pasar bebas Renstra Bapemas Prov. Jatim

50 No Isu Strategis Nilai Skala Kriteria ke- Total Skor ASEAN Economic Community (AEC) Ekonomi hijau ataugreen economy Global Warming Potensi krisis ekonomi dunia Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Timur terbesar di tingkat nasional Semakin terbukanya hubungan antar negara Instabilitas harga komoditi Implementasi Undang-Undang Nomor Tahun 2014 tentang Desa 11 Pengarusutamaan Gender Bencana Alam Kenaikan BBM dan Listrik Penduduk Miskin di Jatim masih cukup besar yaitu 12,73 % ( ) Jawa Timur menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif 16 Banyaknya lembaga ekonomi mikro yang ada di desa/kel. merupakan potensi ekonomi yang perlu ditingkatkan kemampuan dan daya saingnya serta disinergikan satu dengan yang lain 17 Partisipasi dan swadaya masyarakat Implementasi UU tentang Desa perlu didukung Kapasitas Aparatur pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan desa yang memadai Tabel 3.7. Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis No 1 2 Isu Strategis Penduduk Miskin di Jatim masih cukup besar yaitu 12,73 % ( ) Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Timur terbesar di tingkat nasional 3 Target MDGs Penanggulangan Kemiskinan Total Skor rata-rata skor 93 15, , ,33 Renstra Bapemas Prov. Jatim

51 No 4 5 Isu Strategis Implementasi UU tentang Desa perlu didukung Kapasitas Aparatur pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan desa yang memadai. Banyaknya lembaga ekonomi mikro yang ada di desa/kel. merupakan potensi ekonomi yang perlu ditingkatkan kemampuan dan daya saingnya serta disinergikan satu dengan yang lain 6 Partisipasi dan swadaya masyarakat 7 Jawa Timur menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif Total Skor rata-rata skor 83 13, , , ,67 8 Implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa 9 Bencana Alam 73 12, ,17 10 Pengarusutamaan Gender 67 11,17 11 Instabilitas harga komoditi 12 Era Globalisasi/ pasar bebas 13 ASEAN Economic Community (AEC) 14 Potensi krisis ekonomi dunia 15 Global Warming 16 Kenaikan BBM dan Listrik 17 Ekonomi hijau ataugreen economy 18 Semakin terbukanya hubungan antar negara 64 10, , , , , , , ,33 Berdasarkan rata-rata skor yang diperoleh sebagaimana Tabel 3.7. diatas, isu strategis yang memiliki skor tertinggi adalah terkait dengan kemiskinan, yaitu jumlah penduduk miskin dan target MDGs. Isu strategis Implementasi UU tentang Desa perlu didukung Kapasitas Aparatur pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan desa yang memadai, memperoleh skor pada urutan berikutnya, mengingat isu dimaksud memiliki pengaruh yang cukup besar dan signifikan terhadap pencapaian sasaran Renstra K/L atau Renstra provinsi/kabupaten/kota, dimana dengan UU ini terdapat kewajiban penyiapan masyarakat dan aparatur pemerintahan di tingkat desa untuk dapat melaksanakan perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan sekaligus pertanggungjawaban administrasi kegiatan dan keuangan sesuai dengan peraturan dan mekanisme yang berlaku. Banyaknya lembaga ekonomi Renstra Bapemas Prov. Jatim

52 mikro yang ada di desa/kel. merupakan potensi ekonomi yang perlu ditingkatkan kemampuan dan daya saingnya serta disinergikan satu dengan yang lain, untuk menghadapi era pasar bebas, sehingga produk dalam negri mampu bersaing dengan produk luar negeri. Partisipasi dan keswadayaan masyarakat menjadi isu strategis yang memerlukan pencermatan dalam rangka menumbuhkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat, untuk kelangsungan hidup yang berpijak pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Renstra Bapemas Prov. Jatim

53 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Visi adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Visi dan misi SKPD harus jelas menunjukkan apa yang menjadi cita-cita layanan terbaik SKPD baik dalam upaya mewujudkan visi dan misi kepala daerah maupun dalam upaya mencapai kinerja pembangunan daerah pada aspek kesejahteraan, layanan, dan peningkatan daya saing daerah dengan mempertimbangkan permasalahan dan isu strategis yang relevan. Dalam upaya menyikapi permasalahan dan isu-isu strategis serta tantangan perubahan dan perkembangan yang terjadi berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur, maka diperlukan perumusan perwujudan visi Bapemas agar mampu mengarahkan penyelenggaraan Pemerintahan di bidang pemberdayaan masyarakat sebagaimana tujuan Pembangunan Daerah Perumusan perwujudan visi dengan dibuat analisis keterhubungan antara permasalahan pembangunan dengan isu strategis, untuk yang berkesesuaian perlu dirumuskan perwujudannya, adapun selengkapnya perumusan perwujudan visi dimaksud adalah sebagaimana Tabel 4.1. Renstra Bapemas Prov. Jatim

54 Tabel Perumusan Perwujudan Visi Renstra Bapemas Prov. Jatim

55 Tabel 4.2. Perumusan Visi No. Perwujudan Visi Pokok-pokok Visi Pernyataan Visi 1. Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 2. Keberdayaan dan kemandirian usaha ekonomi masyarakat 3. Terwujudnya keterbukaan akses partisipatif dalam pembangunan 4. Peningkatan keswadayaan masyarakat 5. Peningkatan Kapasitas SDM masyarakat 6. Penguatan Kapasitas lembaga kemasyarakatan 7. Tefasilitasinya masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan SDA Keberdayaan, kemandirian, partisipasi, keswadayaan, kapasitas SDM dan lembaga kemasyarakatan Terwujudnya Keberdayaan dan Kemandirian Masyarakat desa/kel. Di Jawa Timur Berdasarkan perwujudan visi, maka diperoleh pernyataan Visi Badan Pemberdayaan MasyarakatProvinsi Jawa Timur lima tahun kedepan ( ) adalah Terwujudnya Keberdayaan dan Kemandirian Masyarakat Desa/Kelurahan Di Jawa Timur. Keberdayaan masyarakat adalah keadaan masyarakat yang berdaya yaitu memiliki kekuasaan, pengetahuan, dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya secara fisik, ekonomi maupun sosial untuk menjadi individu dan masyarakat yang mandiri yang mampu memikirkan, memutuskan dan melakukan hal yang tepat dengan pendekatan pembangunan Dari, Oleh dan Untuk individu/masyarakat guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian pemberdayaan melalui prakarsa, pelaksana dan hasil-hasilnya adalah rakyat itu sendiri. Renstra Bapemas Prov. Jatim

56 Tabel 4.3. Penyusunan Penjelasan Visi Visi Pokok-pokok Visi Penjelasan Visi Terwujudnya Keberdayaan dan Kemandirian Masyarakat Desa/Kelurahan di Jawa Timur Keberdayaan Keberdayaan masyarakat adalah keadaan masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugastugas kehidupannya. Kemandirian Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan sertamelakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya/kemampuan yang dimiliki. Keberdayaan masyarakat adalah keadaan masyarakat yang berdaya yaitu memiliki kekuasaan, pengetahuan, dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya secara fisik, ekonomi maupun sosial untuk menjadi individu dan masyarakat yang mandiriyang mampu memikirkan, memutuskan dan melakukan hal yang tepat dengan pendekatan pembangunan Dari, Oleh dan Untuk individu/masyarakat guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Renstra Bapemas Prov. Jatim

57 Rumusan misi merupakan upaya untuk mewujudkan keadaan atau kondisi yang diinginkan. Upaya-upaya yang akan dikembangkan, harus memanfaatkan faktor-faktor pendorong dan mengantisipasi faktor-faktor penghambat yang telah diidentifikasi pada perumusan isu strategis.jika pernyataan visi menunjukkan keadaan/kondisi yang ingin dicapai pada akhir periode perencanaan, maka pernyataan misi menunjukkan kerja-kerja/upaya untuk mewujudkan visi tersebut. Proses perumusanmisi sebagaimana padatabel berikutini : Tabel Perumusan Misi No. Visi Pokok Pokok Visi Misi Terwujudnya Keberdayaan dan Kemandirian Masyarakat Desa/Kelurahan di Jawa Timur Keberdayaan masyarakat desa/kelurahan di Jawa Timur Meningkatkan kemampuan pendayagunaan dan pemanfaatan SDA-TTG serta pengembangan perekonomian masyarakat Kemandirian masyarakat desa/kelurahan di Jawa Timur Meningkatkan kapasitas lembaga kemasyarakatan Berdasarkan visi dan perumusan misi tersebut, maka Misi Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur, adalah: 1. Meningkatkan kemampuan pendayagunaan dan pemanfaatan SDA- TTG serta pengembangan perekonomian masyarakat; 2. Meningkatkan kapasitas lembaga kemasyarakatan; 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja SKPD selama lima tahun.tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, Renstra Bapemas Prov. Jatim

58 dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi sedangkansasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Tujuan pelaksanaan pembangunan yang akan dicapai Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur pada kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang adalah : 1. Meningkatkan usaha ekonomi masyarakat dan Desa serta pemberdayaan masyarakat miskin; 2. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pendayagunaan SDA untuk pemenuhan kebutuhan sarpras dasar dan pengembangan TTG; 3. Meningkatkan kapasitas lembaga kemasyarakatan; 4. Meningkatkan swadaya dan partisipasi masyarakat serta pemberdayaan adat dan nilai-nilai sosial budaya lokal. Adapun Sasaran pembangunan adalah : 1. Meningkatnya kelompok usaha ekonomi Masyarakat, lembaga ekonomi masyarakat di desa/kel. Dan pemberdayaan masyarakat miskin; 2. Meningkatnya pusat layanan informasi TTG dan aksesibilitas masyarakat miskin terhadap pengelolaan SDA dan sarana prasarana dasar; 3. Meningkatnya kapasitas SDM dan Lembaga kemasyarakatan desa/kel; 4. Terwujudnya peningkatan swadaya dan partisipasi masyarakat; Selengkapnya sebagaimana Tabel 4.5. Renstra Bapemas Prov. Jatim

59 Tabel 4.5 Tujuan dan Sasaran Jan gka Menengah Pelayanan Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur Renstra Bapemas Prov. Jatim

60 Renstra Bapemas Prov. Jatim

61 4.3. Strategi dan Kebijakan Strategi dan kebijakan dalam Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur adalah strategi dan kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah yang selaras dengan strategi dan kebijakan daerah serta rencana program prioritas dalam rancangan awal RPJMD. Strategi dan kebijakan jangka menengah tersebut menunjukkan bagaimana cara Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur mencapai tujuan, sasaran jangka menengah, dan target kinerja hasil ( outcome) program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur. Strategi iniselanjutnyamenjadidasarperumusankegiatan bagisetiap program prioritas RPJMD yang menjaditugasdanfungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur. Strategi Pemberdayaan Masyarakat berorientasi pada peningkatan kemampuan dan kemandirian wong cilik(people centered development),yaitu pengembangan kemampuan sosial ( social capabilities) terutama pada beberapa indikator kunci yang mencakup kemampuan keluarga miskin dalam memperoleh mata pencaharian (livelihoods capabilities), memenuhi kebutuhan dasar ( basic needs fulfillment), mengelola aset (assets management), berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan (access to social capital), serta kemampuan dalam menghadapi guncangan dan tekanan ( cope with shocks and stresses). Perumusan strategi mendasar pada berbagai alternatif strategi yang dimungkinkan untuk mencapai indikator sasaran sebagaimana tercantum pada tabel berikut : Renstra Bapemas Prov. Jatim

62 Tabel 4.6. Penentuan Alternatif Strategi Pencapaian Indikator Sasaran Badan Pemberdayaan MasyarakatProvinsi Jawa Timur Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan : a. Peraturan perundang-undangan yang mendukung pelaksanaan Tugas pokok dan Fungsi Pemberdayaan Masyarakat b. Peraturan perundang-undangan yang mendukung penanggulangan kemiskinan c. Pendampingan (Kerjasama dengan Perguruan Tinggi) Kelemahan: a. Perbedaan nomenklatur kelembagaan SKPD antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kab./Kota, b. Keterbatasan SDM PNS c. Sarpras yang membutuhkan pengadaan dan pemeliharaan secara berkala dan berkelanjutan. d. Keterbatasan Penganggaran Peluang : a. Kebijakan program pembangunan yang diprioritaskan pada percepatan penanggulangan kemiskinan dengan strategi pembangunan berkelanjutan yang berpusat pada yang inklusif,mengedepankan partisipasi rakyat serta pertumbuhan ekonomi yang berpihak kepada masyarakat miskin. b. Perubahan paradigma pembangunan yang menitik beratkan pada menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. c. Akses pasar yang terbuka untuk hasil usaha masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing; d. Keterbukaan Informasi dan Teknologi Informasi yang terus berkembang; AlternatifStrategi : a. Pengurangan beban hidup b. Peningkatan pendapatan c. Peningkatan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat; AlternatifStrategi : a. Peningkatan kapasitas organisasi b. Penguatan kapasitas Lembaga kemasyarakatan dan SDM Tantangan: e. Perubahan paradigma Pemerintah (Government) menjadi Tata Pemerintahan (Governance); f. Pergeseranparadigmadankebijakanpembangunan, yaknidaripembangunankepemberdayaan; g. Persoalan kemiskinan yang mencerminkan ketidakberdayaan masyarakat; h. Era globalisasi atau pasar bebas; i. Sumberdaya alam yang melimpah, belum secara optimal dikelola serta dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat j. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa AlternatifStrategi : a. Peningkatan pemanfaatan TTG dan pengelolaan SDA yang berwawasan lingkungan AlternatifStrategi : a. Peningkatan keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan serta pelestarian niilai-nilai adat dan sosial budaya lokal Renstra Bapemas Prov. Jatim

63 Mendasarkan hal tersebut diatas, maka strategi yang dilaksanakan adalah: (1) Pengurangan beban hidup dan peningkatan pendapatan melalui Peningkatan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat; (2) Peningkatan pemanfaatan TTG dan pengelolaan SDA yang berwawasan lingkungan; (3) Penguatan kapasitas Lembaga kemasyarakatan dan SDM; (4) Peningkatan keswadayaan dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan serta pelestarian niilai-nilai adat dan sosial budaya lokal. Penentuan strategi untuk pencapaian indikator kinerja sasaran sebagaimana tersaji dalam Tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 4.6. Penentuan Strategi Renstra Bapemas Prov. Jatim

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN BLITAR TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN BLITAR TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016-2021 BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN BLITAR Jalan Nias Nomor 2 Blitar 66131 Telp. / Fax. (0342) 801130 email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Bapermades Prov. Jateng Th Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Bapermades Prov. Jateng Th Page 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam upaya mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik (good governance), salah satunya diwujudkan dalam Perencanaan Pembangunan Daerah yang berkualitas, komprehensif dan aplikatif.

Lebih terperinci

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS 2013-2018 2017-2018 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DAFTAR ISI SURAT KEPUTUSAN BUPATI SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Biro Organisasi Tugas dan Fungsi pada Biro Organisasi berdasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 58 Tahun

Lebih terperinci

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Deskripsi Singkat Instansi Biro Umum Sekretariat Daerah (SETDA) Provinsi Jawa Timur terdiri dari beberapa biro, salah satunya adalah biro umum. Kantor SETDA ini terletak

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN BLITAR TAHUN 2018 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN BLITAR Jalan Nias Nomor 2 Kode Pos 66131 Telp. / Fax. (0342) 801130

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 43 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARO DAN AKADEMI KEBIDANAN KABANJAHE BUPATI KARO Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG

GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG 2 GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTURORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) SKPD adalah dokumen perencanaan. SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang memuat kebijakan,

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) SKPD adalah dokumen perencanaan. SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang memuat kebijakan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja (Renja) SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah yang baik ( good governance) merupakan isu yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini sejalan dengan penyelenggaraan otonomi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 106 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 106 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 106 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SUB BIDANG BADAN PENANAMAN MODAL PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 1

GUBERNUR JAWA TIMUR. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 1 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 64 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 64 TAHUN 2016 PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI MUSI RAWAS,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG

GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG 2 GAMBARAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI LAMPUNG 2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTURORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEREMPUAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 43 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. BadanKepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

RENCANA STRATEGIS. BadanKepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH RENCANA STRATEGIS BadanKepegawaian Daerah Kota Tahun 2013-2018 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH JL. WASTUKANCANA NO. 2 BANDUNG TELP. (022) 4206190 FAX (022) 4206190 BANDUNG BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH JL. WASTUKANCANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rencana Strategis Satuan Kerja Bagian Umum dan Protokol Setda Kota Semarang Tahun 2010-2015 adalah Dokumen Perencanaan yang substansinya memuat visi, misi dan arah kebijakan

Lebih terperinci

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD GAMBARAN PELAYANAN SKPD Bab ini menjabarkan tentang Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD, serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD. BAB 2 2.1.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 100 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 100 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 100 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SUB BIDANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SKPD DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BOGOR

BAB II GAMBARAN UMUM SKPD DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BOGOR BAB II GAMBARAN UMUM SKPD DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BOGOR Dinas Bina Marga dan Pengairan merupakan perangkat daerah yang melaksanakan tugas penyelenggaraan urusan teknis di bidang Bina Marga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEREMPUAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 217-221 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN MAROS DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I Pendahuluan... 1 1.1 Latar belakang...

Lebih terperinci

Pasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

Pasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DIREKTUR, WAKIL DIREKTUR, BIDANG, BAGIAN SEKSI DAN SUB BAGIAN Dl RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG LAKIP merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah yang pedoman penyusunannya ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, INSPEKTORAT, DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN

Lebih terperinci

BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN PELALAWAN PENDAHULUAN

BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN PELALAWAN PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Kondisi Umum Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Pelalawan Badan Pemberdayaan masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Pelalawan ditetapkan dengan Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 BAB I Pendahuluan Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued yang sedang dihadapi organisasi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

Perubahan paradigma tata kelola pemerintahan menuju tata kelola pemerintahan yang baik (goodpublic governance) dalam berbagai aspek, salah satunya

Perubahan paradigma tata kelola pemerintahan menuju tata kelola pemerintahan yang baik (goodpublic governance) dalam berbagai aspek, salah satunya 0 I-1 Perubahan paradigma tata kelola pemerintahan menuju tata kelola pemerintahan yang baik (goodpublic governance) dalam berbagai aspek, salah satunya telah mendorong pelaksanaan penerapan sistem akuntabilitas

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

I Pendahuluan 1.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi a. Kepala Badan b. Sekretariat Bidang Tata Lingkungan

I Pendahuluan 1.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi a. Kepala Badan b. Sekretariat Bidang Tata Lingkungan Bab I Pendahuluan Didalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI GORONTALO

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI GORONTALO RENCANA KINERJA TAHUNAN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Puji syukur hanya patut dihaturkan kehadirat Allah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG i V I S I Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas, partisipatif dan akuntabel untuk mendorong peningkatan pendapatan masyarakat dua kali lipat Tahun 2018 M I S I 1. Mengkoordinasikan

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA MATARAM 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 idoel Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah private (RKPD) 1/1/2016 Kota Mataram WALIKOTA MATARAM PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma perencanaan pembangunan yang lebih harmonis dan selaras, baik antara pusat dengan daerah, dan antar daerah, serta juga antar instansi dan fungsi pemerintahan,

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif; e. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi seni budaya;

BAB I PENDAHULUAN. c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif; e. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi seni budaya; BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUGAS, POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 13 Tahun 2009 Tentang

Lebih terperinci

-5- BAB I PENDAHULUAN

-5- BAB I PENDAHULUAN -5- LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI ENREKANG NOMOR : 334/KEP/VI/2017 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014-2018 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

GAMBARAN PELAYANAN SKPD B A B GAMBARAN PELAYANAN SKPD II 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Struktur Organisasi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lamandau sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN II.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DASAR HUKUM PEMBENTUKAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP Kantor Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media/wahana pertanggungjawaban kepada publik atas penyelenggaran Pemerintahan. Untuk

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA,

KATA PENGANTAR KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA, KATA PENGANTAR Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2013-2018 ini memuat visi, misi, tujuan, sasaran,strategi dan kebijakan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pembangunan secara efektif, efisien, dan memiliki sasaran yang tepat maka diperlukan proses perencanaan untuk menjamin tercapainya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Tugas dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejalan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung sebagai Lembaga Teknis Daerah berbentuk

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG :

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 TIM PENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Biro Organisasi Sekretariat Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SUB BIDANG BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N ariefse tiawanhadi200 arie fsetiawanhadi200 ariefsetiawanhadi200 ariefse tiawanhadi200 ariefsetiawanhadi200 ariefs etiawanha di200 a riefsetiawanhadi200 ariefse tiawanhadi200 ar iefsetiawa nhadi200 arie

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS SOSIAL, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN BARITO

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 30 TAHUN 2010

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 30 TAHUN 2010 BUPATI BONDOWOSO PERATURAN BUPATI BONDOWOSO NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DIREKTUR, WAKIL DIREKTUR, BIDANG, BAGIAN, SEKSI DAN SUB BAGIAN Dl RUMAH SAKIT JIWA MENUR PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Soreang, Desember 2011 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Kepala,

KATA PENGANTAR. Soreang, Desember 2011 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Kepala, KATA PENGANTAR BAPPEDA Kabupaten sebagai salah satu Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten memiliki kewajiban untuk menyusun Rencana Strategis Bapeda Kabupaten Tahun 2010 2015 sebagai

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI SUMATERA UTARA. Laporan AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI SUMATERA UTARA. Laporan AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI SUMATERA UTARA Laporan AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 Ringkasan Eksekutif Kata Pengantar Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara memuat berbagai perubahan mendasar dalam pendekatan penganggaran. Perubahan-perubahan ini didorong oleh beberapa

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N ariefsetiawai2008 ariefsetiawai2008 ariefsetiawai2008 ariefsetiawai2008 ariefsetiawai2008 ariefsetiawanh adi2008 ariefsetiawai2008 ariefsetiawai2008 ariefsetiawai2008 ariefsetiawai2008 ariefsetiawai2008

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A I N S T A N S I P E M E R I N T A H ( L A K I P ) T A H U N

L A P O R A N K I N E R J A I N S T A N S I P E M E R I N T A H ( L A K I P ) T A H U N L A P O R A N K I N E R J A I N S T A N S I P E M E R I N T A H ( L A K I P ) T A H U N 2 0 1 5 B A D A N P E M B E R D A Y A A N M A S Y A R A K A T D A N P E M E R I N T A H A N D E S A P R O V I N S

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci