BAHAN DAN METODE. Secara garis besar penelitian ini dapat digambarkan pada skema seperti tertera

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN DAN METODE. Secara garis besar penelitian ini dapat digambarkan pada skema seperti tertera"

Transkripsi

1 BAHAN DAN METODE Secara garis besar penelitian ini dapat digambarkan pada skema seperti tertera pada Gambar 1. PENGAMBILAN CONTOH TANAH 1. Contoh Tanah 2. Contoh Aka. ISOLASI DAN KOLEKSI 1. Medium Ca,(PO,), 2. Medium AlPO, SELEKSI JASAD RENIK 1. Tahap 1 2. Tahap 2 JASAD RENIK TERPILIH 1 TELAAH JASAD RENIK 1. Identifdcasi 2. Pembakuan populasi 3. Asam organik 4. Penumbuhan I UJI IN VITRO 1. Perc Perc I -- UJI RUMAH KACA I. Perc Pen. 4 r - I UJI LAPANG Perc.5, - I UJI EKOLOGI 1. Perc Perc. 7 Gambar 1. Skema penelitian

2 Kegiatan penelitian terdiri atas pengambilan contoh tanah dan akar, analisis awal contoh tanah, persiapan contoh tanah, isolasi dan koleksi jasad re& pelarut fosfat, seleksi jasad renik, identifikasi jasad renik dan analisis asam organik, serta pengujian jasad renik terpilih pada percobaan in vitro, rumah kaca dan lapang, serta telaah ekologi beberapa jasad renik unggul. Tempat dan Waktu Contoh tanah dan akar tebu diambil dari beberapa lokasi, diantaranya dari Lampung dan Sumatera Selatan yang dikategorikan bertanah masam, Sragen (Jawa Tengah) yang bersifat basa, dan Madura yang bersifat netral. Analisis kimia contoh tanah dan tanaman, isolasi jasad renik, seleksi jasad renik, uji in vitro, dan telaah ekologi dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah, Faperta IPB. Percobaan Rumah Kaca (RK) dilakukan di dua tempat, yang pertarna di RK Jurusan Tanah, Faperta IPB dan RK Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) BATAN Pasar Jumat Jakarta. Percobaan Lapang dilakukan di areal Perkebunan Pabrik Gula Bungamaywg, Lampung Utara. Penetapan asam organik serta identifikasi jasad renik dilakukan di Laboratorium Ekofisiologi Pusat Penelitian Tanaman Pangan, Bogor, dan Laboratorium Bakteriologi & Mikologi FMIPA IPB, serta Laboratorium Diagnostik dan Bakteriologi FKH,IPB. Percobaan berlangsung selama 26 bulan, yang dimulai pada akhir Oktober 1991 dan berakhir pada Desember 1993.

3 Pengambilan Contoh Tanah dan Akar Contoh tanah diambil secara komposit dari kedalaman 0-20 cm, selanjutnya dibebaskan dari sisa-sisa tanaman, batu, kerikil, dan diaduk sampai rata. Contoh tanah dikering-udarakan di atas hamparan plastik di bawah naungan untuk menghindari sinar matahari langsung. Untuk memperoleh ukuran butir yang seragam, tanah diayak dengan saringan 2 mrn, selanjutnya dianalisis beberapa sifat kimianya. Contoh akar tebu diambil dari tanaman yang berumur antara 4-6 bulan, dari akar-akar muda yang aktif melakukan penyerapan hara dan air. Akar diambil dengan membongkar rumpun tebu, dan contoh akar dikumpulkan bersama batang tebu bagian bawah yang masih utuh terbungkus tanah. Isolasi Jasad Renik Pelarut Fosfat Metode Cawan Tuang, Contoh tanah. Sepuluh gram tanah yang akan diisolasi jasad reniknya dilarutkan dalam 90 ml larutan fisiologis (larutan NaCl 0.85 persen), selanjutnya diencerkan secara serial sampai tingkat pengenceran 1@ kali. Satu ml suspensi ini dibiakkan pada agar cawan yang mengandung medium Pikovskaya (komposisinya disajikan pada Tabel Lampiran 20) dan diinkubasikan pada suhu kamar selama 2 hari. Medium ini berwarna putih keruh karena Ca,(PO,),. Koloni yang dikelilingi zona

4 berwarna terang jernih menunjukkan adanya pelarutan Ca,(PO,)?. Koloni-koloni yang diinginkan selanjutnya dimurnikan. Contoh akar. Sejumlah akar tanaman tebu segar dibersihkan dari sisa-sisa tanah yang menempel dan dicuci. Sepuluh gram akar yang sudah bersih direndam dalam 90 ml larutan fisiologis steril, dikocok dengan kecepatan rpm selama 20 menit, selanjutnya diencerkan secara serial sampai 104 kali. Satu mililiter suspensi tersebut dibiakkan pada agar cawan yang mengandung medium Pikovskaya dm diinkubasikan pada suhu kamar selama 2 hari. Metode Penyuburan Isolasi dengan metode penyuburan dimaksudkan untuk memperoleh jasad renik yang mampu melarutkan AIPO, sebagai satu-satunya sumber fosfat dalam medium Pikovskaya yang dimodifikasi dengan penggantian Ca,(PO,), oleh AlPO, dan (NH,),SO, oleh urea (komposisinya disajikan pada Tabel Lampiran 20). Medium tersebut tidak berwarna dan mempunyai ph 4.1 sehingga agar dalam medium tersebut tidak dapat memadat. Oleh karena itu medium tersebut tidak dibubuhi agar dan metode pencawanan tidak dapat dilakukan. Metode ini memerlukan kontrol, yaitu sederetan medium AIP04 dengan tingkat pengenceran lo-' sampai 10' yang tidak mengandung suspensi tanah atau akar. Deretan yang lain adalah medium AIPO, dengan tingkat pengenceran yang

5 36 sarna, yakni lo-' sampai lo4 yang dibubuhi dengan satu mililiter suspensi akar (tingkat pengenceran lo-') atau tanah (tingkat pengencerean lo4) dan disiapkan lebi dari satu deret. Selanjutnya kultur diinkubasi pada suhu kamar selama 5 sampai 6 hari. Pada akhir inkubasi, deretan kontrol diuji dengan warna biru molibdat. Caranya sebagai berikut : dua mililiter kultur yang akan diuji dipipet ke dalam tabung reaksi, lalu dibubuhi dua mililiter larutan PB dan satu tetes larutan PC (komposisi larutan PB dan PC disajikan pada Tabel Lampiran 21). Jika larutan berwarna biru, berarti mengandung P larut yang telah membentuk senyawa fosfomolibdat tereduksi. Intensitas warna biru terlemah pada kontrol mempakan tingkat pengenceran yang dipilih untuk menguji kultur sampel. Jika pada tingkat pengenceran yang sama intensitas warm biru pada hltur sampel lebih tinggi dibanding kontrol, maka ha1 tersebut menunjukkan bahwa pada kultur sampel telah terjadi pelarutan AlPO, oleh jasad renik pelarut fosfat. Selanjutnya kultur samp J dibiakkan ke dalam cawan bermedium Pikovskaya padat, dan koloni yang muncul dimurnikan untuk dikoleksi. Koleksi Jasad Renik Isolat-isolat yang diperoleh dikoleksi dalam agar miring pada dua macam medium (Pikovskaya dan agar nutrien), disimpan pada suhu 4"C, serta diremajakan setiap dua bulan.

6 Isolat yang dikoleksi diberi nama yang terdiri dari 4 digit. Digit pertama 37 menunjukkan jenis jasad renik (1 = bakteri, 2 = cendawan). Digit kedua menunjukkan asal contoh (M = Madura; S = Sragen; L = Lampung; P = Sumatera Selatan). Digit ketiga menunjukkan keterangan sampel (T = tanah; A = akar). Digit keempat menunjukkan keterangan medium untuk isolasi (Ca = Pikovskaya Ca,(PO,),; A1 = Pikovskaya AlPO,). Sebagai contoh, isolat lmitica adalah bakteri pertama yang diperoleh dari contoh tanah pertama, asal Madura, medium Pikovskaya Ca,(PO,),. Sedangkan 2L,A2Al adalah cendawan ketiga yang diperoleh dari contoh akar tebu kedua, asal Lampung, medium Pikovskaya AlP04. Seleksi Jasad Renik Jasad renik yang berhasil dikoleksi selanjutnya diseleksi dalam dua tahap. Pada tahap pertama, jasad renik diuji untuk melarutkan senyawa P sukar larut (batuan fosfat dan AlPO,). / Pada seleksi tahap kedua, jasad renik yang 1010s seleksi tahap pertama diuji untuk meningkatkan P terekstrak dari tanah masam dan basa. Seleksi Tahap 1 : Seleksi kemampuan pelarutan batuan fosfat dan AlPO, Tahap ini bertujuan menyeleksi kemampuan jasad renik untuk melarutkan batuan fosfat dan AlPO, dalam medium buatan.

7 38 Sebanyak 50 ml medium Pikovskaya cair ditempatkan dalam labu erlenmeyer 200 ml, disterilkan pada suhu 120 C selama 20 menit, menggunakan autoklaf. Satu miliiiter suspensi jasad renik diinokulasikan pada medium tersebut dan diinkubasikan pada suhu kamar selama 14 hari. Untuk bakteri, inkubasi dilakukan dengan pengocokan berkecepatan 100 rpm secara periodik dan cendawan diinkubasikan dalam keadaan diam. Pada akhir inkubasi, kultur disentrifugasi dengan kecepatan 7500 rpm pada suhu 25 "C selama 20 menit. Filtrat jernih yang diperoleh ditentukan ph dan P- larutnya dengan metode kolorimetri. Jika belum diperoleh filtrat jernih, maka filtrat dibubuhi dengan arang aktif dan disaring kembali. Seleksi dilakukan dengan dua kali ulangan dan jasad renik dipilih (diseleksi) atas dasar kemampuan yang menonjol dalam meningkatkan P-larut pada medium. Seleksi Tahap 2 : Seleksi kemampuan meningkatkan P-terekstrak dari tanah masam dan basa Tahap ini bertujuan menguji jasad renik yang 1010s dari seleksi tahap pertama untuk melihat kemampuamya dalam ha1 meningkatkan P-tersedia di tanah masam dan basa. Sebanyak 25 g tanah steril ditempatkan dalam tabung erlenmeyer 250 ml, lalu diinokulasi dengan satu mili liter suspensi jasad renik dan diinkubasi pa& suhu kamar selama 14 hari. Pada akhir inkubasi, dilakukan pengukuran ph H,O (10: 1). P larut air dan P ekstraksi Bray I untuk tanah masam dan Olsen untuk tanah yang bersifat

8 39 basa. Sterilisasi tanah dilakukan dengan radiasi sinar berdosis 30 kilo Gray selama 20 jam. Seleksi tahap kedua ini diulang dua kali, dan kemampuan isolat &lam meningkatkan P tersedia dijadikan dasar untuk pemilihan jasad renik yang unggul. Telaah Jasad Renik Identifikasi Jasad Renik Bakteri yang terpilih diidentifikasi dengan berpedoman pada Bergey 's Manual of Systematic Bacteriology Volume I tahun 1984 (Krieg dan Holt 1984), sedangkan identifikasi cendawan mengikuti petunjuk Burnett dan Hunter (1972), Raper, Fennel, dan Austwick (1965), serta Domsch, Gams, dan Anderson (1980). Pernbakuan Populasi / Kurva baku populasi jasad renik terpilih ditentukan untuk memudahkan teknik inokulasi pada percobaan-percobaan selanjutnya. Kurva ini menyatakan hubungan antara nilai rapat optis (Optical Density) suspensi jasad renik dengan Satuan Pembentuk Koloni (Colony Forming Unit) yang ditentukan dengan met& cawan hitung. Dengan demikian, maka inokulasi pada percobaan-percobaan yang akan dilakukan dapat menggunakan populasi jasad renik yang seragam.

9 40 Suspensi jasad renik di dalam medium kaldu nutrien diencerkan berurut 2, 3, 4, 8, dan 10 kali dan diukur nilai rapat optis (Optical Density) nya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 620 rim. Selanjutnya untuk masing-masing tingkat pengenceran, populasi jasad renik ditentukan dengan metode hitungan cawan. Populasi jasad renik dan nilai rapat optisnya dihubungkan dengan persamaan regresi linier, yang digunakan sebagai kurva baku populasi jasad renik di dalam medium tersebut. Penetapan Asam Organik Sejumlah 1.0 x 10'' sel jasad renik diinokulasikan pada 100 ml medium Pikovskaya batuan fosfat, diinkubasikan pada suhu kamar selama 3 hari dengan goyangan 100 rpm untuk bakteri dan inkubasi diam selama 5 hari untuk cendawan. Pada akhir inkubasi kultur disentrifugasi 7500 rpm, pada suhu 25 "C selama 20 menit. Filtrat yang diperoleh digunakan untuk menentukan kadar asam-asam organik berikut : asam sitrat, dsalat, format, suksinat, butirat, asetat, dan propionat. Penetapan ini dilakukan dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Pertumbuhan Jasad Renik Pertumbuhan jasad renik terpilih ditelaah dengan tujuan untuk mengetahui laju tumbuhnya dalam medium kaldu nutrien. Informasi yang diperoleh diperlukan dalam pelaksanaan percobaan selanjutnya. Sejumlah 1.0 x 10'' sel jasad renik diinokulasi-

10 41 kan pada 50 ml medium kaldu nutrien dan biakan diinkubasikan pada suhu kamar. Untuk bakteri, inkubasi dilakukan selama 48 jam di atas mesin pengocok berkecepatan 100 rpm, dan setiap 6 jam ditentukan populasinya dengan cara mengukur rapat optisnya. Di pihak lain, biakan cendawan diinkubasi selama 144 jam dalam keadaan diam, dan setiap 24 jam dibuat suspensi sporanya serta diukur rapat optisnya pada panjang gelombang 620 nm. Waktu generasi (generation time) atau waktu penggandaan (doubling time) jasad renik dihitung pada fase log, dengan menggunakan mmus : a b n = populasi sel awal = populasi sel setelah n generasi = jumlah generasi g t = waktu generasi = waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan sel dari populasi a sampai b

11 0.301 x t g - log b - log a g t a b = waktu generasi = waktu inkubasi = populasi awal jasad renik = populasi akhir jasad renik Percobaan 1. Pengaruh Jasad Renik dan Bahan Organik Terhadap Ketersediaan P Tanah Basa Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan kantung-kantung plastik yang masing-masing diisi 250 g tanah BKM (Berat Kering Mutlak), dengan sumber bahan organik sisa tanaman tebu yang diberikan pada dosis 0 dan 10 ton ha". Bahan organik bemkuran halus (40 mesh) dicampur merata dalam 250 g tanah BKM, didiamkan selama 6 hari, lalu diinokulasi dengan 11 jenis jasad renik terpilih, yang terdiri atas 9 bakteri, dan 2 cendawan. Sebagai kontrol, disiapkan kantungkantung berisi campuran yang sarna tanpa inokulasi. Jumlah sel yang diinokulasikan adalah 2.5 x 10" CFU per kantung plastik (1.0 x lo9 CFU g-' BKM tanah), dan inkubasi dilakukan selama 14 hari. Selama inkubasi, kadar air dipertahankan pada 70 persen kapasitas lapang.

12 43 Pada akhir inkubasi, dilakukan pengamatan terhadap ph air (10: 1). P larut air, dan P tersedia yang diekstraksi dengan NaHCO, (Olsen). Percobaan dilakukan pada tanah bersifat basa (Inceptis01 Sragen), yang disterilisasi dengan radiasi sinar y, tanpa tanaman, dan disusun dalam rancangan acak kelompok, 3 ulangan. Beda nilai tengah pengamatan diperbandingkan dengan uji jarak beganda Duncan. Percobaan 2. Pengaruh Jasad Renik, Bahan Organik dan Kapur Terhadap Ketersediaan P tanah Masam Percobaan dilakukan dengan menggunakan kantung-kantung plastik, yang berisi 250 g BKM tanah Ultisol Lampung. Bahan organik yang digunakan adalah sisa tanaman tebu dengan takaran 0 dan 10 ton ha-'. Kapur yang digunakan adalah CaCO, dengan dosis 0 dan satu kali Al,,, (2.8 ton ha-'). Bahan organik dan kapur dicampur merata dengan 250 g tanah BKM dan didiamkan selama 6 hari. Inokulasi dan inkubasi dilakukan dengan jasad renik-jasad renik yang sama dan cara yang sama seperti yang disebutkan pada Percobaan 1. Pada akhir inkubasi, pengamatan dilakukan terhadap ph air (10:1), P larut air, dan P Bray.

13 44 Percobaan dilakukan pada tanah masam (Ultisol Lampung) yang disterilisasi dengan sinar 7 60Co berdosis 30 kilo Gray selama 30 jam, tanpa tanaman, clan disusun dalam rancangan acak kelompok, tiga ulangan. Beda nilai tengah diperbandingkan dengan uji Duncan. Fraksionasi P-anorganik Untuk mengetahui kemampuan jasad renik dalam melarutkan bentuk-bentuk P anorganik tanah masam, rnaka dilakukan pengamatan terpisah dengan cara menginoku-lasikan jasad renik yang bersangkutan sebanyak 1.0 x lo9 CFU gram-' tanah pada 100 g BKM tanah Ultisol, lalu diinkubasi pada suhu kamar selama 14hari pada kadar air 75 persen kapasitas lapang. Percobaan dilakukan dalam labu-labu erlenrneyer 300 rnl, yang diulang tiga kali. Pada akhir inkubasi, fraksi-fraksi P anorganik ditentukan dengan metode Chang dan Jackson yang dimodifikasi (Hesse, 1972). Metode fraksionasi disajikan pada Tabel Lampiran 22. Data yang diperoleh dianalisis dalarn rancangan acak lengkap, dan nilai rataannya diperbandingkan dengan uji jarak berganda Duncan.

14 Percobaan 3. Pengaruh Jasad Renik, Pupuk P dan Kapur Terhadap Efisiensi Serapan P-Pupuk Dengan Teknik Pengenceran Isotop UP Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jasad renik terhadap efisiensi pemupukan fosfat pada tanaman tebu, yang dilakukan dengan menggunakan pot dalam rumah plastik. Varietas tebu yang digunakan adalah PS dan bibit dipilih dari tanaman sehat berumur enam bulan. Mata nomor 9 sampai 15 diambil dan disiapkan sebagai bagal mata satu (budset) dan dikecambahkan pada medium pasir tanpa pupuk selama 10 hari. Bibit yang seragam dipilih dan dipindahkan ke dalam pot percobaan sebanyak satu tunas pot-'. Perlakuan yang diberikan terdiri atas tiga faktor, yaitu jasad renik (5 jenis + 1 kontrol); pupuk P sebanyak lima taraf dengan dosis per ha sebanyak 0 kg P205, 45 kg P20S TSP, 90 kg P20S TSP, 90 kg P20, batuan fosfat (RP), dan 150 kg P,Os RP; dan kapur (CaCO,) dua taraf dengan dosis 0 dan 1 kali Al,,, (2.8 ton CaCO, ha' I). P radioaktif C2P) yang digunakan berada dalam bentuk senyawa TS32P dengan aktivitas jenis 0.15 mci gram-' P. Sebanyak 4 kg BKM tanah dicampur terlebih dahulu dengan kapur, diinkubasi selama 14 hari, selanjutnya diberi pupuk dasar (90 kg N ha-' dan 60 kg K ha"), perlakuan pupuk fosfat dan sel jasad renik sejumlah 5 x 1012 CFU. Tahap berikutnya adalah penanaman bibit tebu.

15 Percobaan disusun secara split-split plot (petak terbagi ganda) dalam 46 rancangan acak kelompok dengan dua ulangan. Sebagai petak utarna adalah pengapuran, sedangkan anak petak dan anak-anak petak berturut-turut adalah dosis pemupukan P dan jenis jasad renik. Penempatan anak petak dan anak-anak petak dilakukan secara acak. Tanaman di dalam pot dipertahankan sampai umur enam minggu, dan pada umur tersebut tanaman dipanen, diukur bobot keringnya, kadar P-total dan P-pupuk, efisiensi serapan pupuk P, dan nilai ekivalensi P tersedia dari batuan fosfat (RP) terhadap P tersedia TSP. Teknik perunutan P dari sumber RP dan efisiensi pupuk RP dihitung dengan pendekatan Nilai-A (IAEA, 1976; Zapata, 1990; Sisworo dan Sisworo, 1986), sebagai berikut : Aflanah + RP) = Jumlah P dalam tanah yang tersedia bagi tanaman, yang berasal dari P-tanah dan P-RP. Acr-10 = Jumlah P dalam tanah yang tersedia bagi tanarnan. P-pupuk diserap tanaman Efsiensi Pupuk P = - x 100% P- pupuk yang diberikan

16 Percobaan 4. Pengaruh Jasad Renik, Pupuk P dan Kapur Terhadap Beberapa Sifat Agronomi Tanaman Tebu (Percobaan Rumah Kaca) Percobaan ke 4 ini terdiri dari deretan percobaan yang sama dengan Percobaan 3, dengan pola rancangan dan perlakuan yang sama, kecuali dalam ha1 taraf perlakuan pupuk fosfat (TSP). Fosfat yang digunakan untuk percobaan bukan radioaktif, dan hanya diberikan dalam empat taraf, yaitu : 0, 90 (TSP), 90 (RP), dan 150 (RP) kg PzO, ha-'. Secara teknis percobaan ini dilaksanakan tepat sama dengan Percobaan 3. Tanaman tebu dipertahankan sampai umur tiga bulan (16 minggu), kemudian diamati tinggi, bobot kering, dan kandungan N, P, serta K nya. Percobaan 5. Pengaruh Jwad Renik, Pupuk P dan Kapur Terhadap Beberapa Sifat Agronomi Tanaman Tebu (Percobaan Lapang) Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jasad renik terhadap pertumbuhan, serapan hara, dan produksi tebu di lapang. Percobaan ini dilakukan pada pada tanah Ultisol di areal perkebunan Pabrik Gula Bungamayang, Lampung Utara.

17 48 Jasad renik terlebih dahulu ditumbuhkan pada kaldu nutrien, kemudian dicampur dengan gambut steril (sterilisasi dengan radiasi) sebagai bahan pembawa, dan diinkubasi pada suhu kamar selama 14 hari. Pada akhir inkubasi ditetapkan populasi sel jasad renik pada setiap gram bahan pembawa. Varietas tebu yang digunakan adalah PS Bibit dipilih dari tanaman sehat berumur 6 bulan, diambil mata nomor 9 sampai 15, dan disiapkan sebagai bagal mata dua. Perlakuan percobaan terdiri atas tiga faktor, yaitu jasad renik (5 jenis + 1 kontrol); pemupukan P sebanyak empat taraf dengan dosis 0,90 (TSP), 90 (RP), 150 (RP) kg P20, ha-'; dan kapur dengan dosis 0 dan 1 kali Al,. Dosis isolat yang diberikan adalah 7.5 x 10" CFU plot-', dengan dua kali ulangan. Percobaan disusun secara split-split plot dalam pola rancangan acak kelompok dengan 2 ulangan. Sebagai petak utama, anak petak, dan anak-anak petak berturutturut adalah perlakuan kapur (K), fosfat (P), dan Isolat (I). Luas plot yang digunakan adalah (6 x 7.5) m2, dengan jumlah bibit 15 mata m-'. Jasad renik diberikan sebagai alas bibit. Pada umur empat bulan, pengamatan dilakukan terhadap tinggi, jumlah tunas, bobot kering pada sampel (2x3) m2, serta kadar N, P, dan K jaringan tebu. Di pihak lain tanaman tebu di luar petak sampel pada setiap plotnya dipertahankan sampai umur 11 bulan dan diamati kadar sukrosa serta bobot tebunya.

18 Data yang diperoleh dianalisis secara faktorial, dan nilai rataannya diperbandingkan dengan uji jarak berganda Duncan. 49 Karakter Jasad Renik Terhadap Antibiotik Untuk mengetahui nasib jasad renik yang diinokulasikan ke dalam tanah, maka dua jasad renik diberi tanda (marker) terlebih dahulu sebelum diinokulasikan ke dalam tanah. Marker tersebut adalah sifat resisten jasad renik terhadap campuran dua macam antibiotik pada dosis yang tinggi. Karakter isolat terhadap antibiotik yang perlu diketahui adalah sifat resistensinya terhadap antibiotik tertentu, yang dilanjutkan dengan melipatgandakan sifat resiten tersebut. Uji Kepekaan Terhadap Antibiotik Kegiatan ini dilakukan untuk menguji kepekaan jasad renik terhadap lima macam antibiotik, yaitu eritromisin, penisilin, khloramfenikol, teramisin, dan streptomisin. Satu mililiter suspensi jasad renik masing-masing ditumbuhkan dalam medium kaldu nutrien yang mengandung antibiotik 10, 20, 40, 60, 80, 90, dan 100 ug ml-', dengan ulangan dua kali. Suspensi ini diinkubasikan pada suhu kamar selama tiga

19 hari dan diamati kekeruhannya. Dua jenis antibiotik dipilih berdasarkan resistensi jasad renik terhadap antibiotik tersebut. 50 Arnplifikasi Sifat Resisten terhadap Antibiotik Sifat resisten terhadap dua macam antibiotik yang dimiliki oleh ke dua bakteri tersebut diadaptasikan ke dalam medium yang mengandung campuran antibiotik terpilih. Lima mililiter suspensi jasad renik masing-masing ditumbuhkan dalam medium yang mengandung campuran dua macam antibiotik (1: 1) pada konsentrasi 50 ug ml-' (disebut suspensi I), digoyang dengan kecepatan 100 rpm selama tiga hari dan ditentukan populasinya dengan metode cawan hitung pada medium agar nutrien. Dengan cara yang sama, lima mililiter suspensi I ini ditumbuhkan juga dalam medium yang mengandung 100 ug mi-' campuran antibiotik, digoyang 100 rpm selama 5 hari dan ditentukan populasinya. Peningkatan adaptasi tersebut dilakukan secara bertahap, dengan konsentrasi campuran antibiotik 50, LOO, 250, 400, 550, 700, 850, dan 1000 Jasad renik yang mampu beradaptasi dengan campuran dua macam antibiotik dosis tertinggi selanjutnya disebut sebagai mutan, yang digunakan sebagai jasad renik uji pada Percobaan 6 dan 7. Penelitian ini menguji dua macam jasad renik, dengan menggunakan dua kali ulangan untuk setiap tahapan kerja.

20 Percobaan 6. Uji Stabilitas Mutan Pada Medium Tanpa Antibiotik Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji stabilitas resistensi jasad renik yang ditumbuhkan pada medium yang tidak mengandung antibiotik. Percobaan dilakukan dalam erlenmeyer 250 mi yang berisi 50 ml medium kaldu nutrien tanpa antibiotik. Ke dalam medium tersebut, diinokulasikan satu mililiter ml suspensi jasad renik mutan, yang selanjutnya digoyang dengan kecepatan 100 rpm. Pada hari ke 5, 10, 15, 20, 25, dan 30, populasi jasad renik ditentukan dengan metode cawan hitung pada dua macam medium, yaitu agar nutrien berantibiotik dan agar nutrien tanpa antibiotik. Sebagai kontrol dilakukan deretan percobaan yang sama, tetapi menggunakan medium kaldu nutrien berantibiotik dengan kandungan campuran antibiotik 500 ug 1. Percobaan ini menggunakan dua jasad renik mutan dengan dua ulangan. Percobaan 7. Uji Ekologi jasad Renik di Dalam Tanah Percobaan ini disusun untuk menelaah nasib jasad renik yang diinokulaikan ke dalam tanah, yaitu untuk mengetahui kemampuan jasad renik bertahan hidup dan berkembang biak bersama-sama dengan jasad renik lain di dalam tanah.

21 52 Percobaan dilakukan pada 100 g tanah Ultisol Lampung di dalam labu erlenrneyer 300 ml. Satu mililiter suspensi jasad renik mutan, diinolukasikan dalam tanah tersebut dan disimpan di ruang gelap. Pemantauan jasad renik dilakukan pada hari ke 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 dengan menggunakan metode cawan hitung pada dua macam medium, yaitu agar nutrien tanpa antibiotik dan agar nutrien yang mengandung campuran dua macam antibiotik terpilih (1: 1) dengan tingkat konsentrasi 500 ug ml-'. Percobaan menggunakan dua macam jasad renik, dengan dua ulangan. Data yang diperoleh diperbandingkan terhadap kontrolnya.

KESJMPULAN DAN SARAN

KESJMPULAN DAN SARAN KESJMPULAN DAN SARAN Sejumlah 219 jasad renik yang terdiri atas 150 bakteri dan 69 kapang berhasil diisolasi dari contoh tanah dan contoh akar tanaman tebu. Setelah diseleksi kemampuannya dalam melarutkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014. 10 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Hutan mangrove Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Analisis

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di Laboratorium Kesuburan Tanah, dan Laboratorium Bioteknologi Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Hrp -, IAA +, BPF Hrp -, IAA + + , BPF Hrp. , BPF Hrp -, IAA +, BPF + Hrp. , BPF Hrp. , BPF Hrp. Penambat Nitrogen Penambat Nitrogen

BAHAN DAN METODE. Hrp -, IAA +, BPF Hrp -, IAA + + , BPF Hrp. , BPF Hrp -, IAA +, BPF + Hrp. , BPF Hrp. , BPF Hrp. Penambat Nitrogen Penambat Nitrogen BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, FMIPA, IPB dan lahan pertanian Kampung Bongkor, Desa Situgede, Karang Pawitan-Wanaraja,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus Uji potensi BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2016. Uji potensi mikroba pelarut fosfat dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 01 Februari sampai 31 Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) mulai Maret 2011 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga pada bulan Januari-Mei

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: 1. 0 ppm: perbandingan media

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari Oktober 2010

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikologi, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dan Laboratorium Mikrobiologi dan Kesehatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2010 Maret 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat 23 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE

III BAHAN DAN METODE meliputi daerah Jawa, Kalimantan dan Sumatera. Tanaman Kilemo di daerah Jawa banyak ditemui pada daerah dengan ketinggian 230 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tanaman ini terutama banyak ditemui

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi 11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

komersial, pupuk SP 36, pupuk KCl, NaCl, Mannitol, K 2 HPO 4, MgSO 4.7H 2 O,

komersial, pupuk SP 36, pupuk KCl, NaCl, Mannitol, K 2 HPO 4, MgSO 4.7H 2 O, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilakukan pada tanggal 01 Februari 31 Juni 2011 di Laboratorium Mikrobiologi, Bioteknologi, Kultur Jaringan dan Rumah Kaca Balai Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, serta Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan April sampai Bulan Agustus 2013. Penelitian pengaruh penambahan edible coat kitosan sebagai anti jamur pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPT Pengembangan Agrobisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen Biologi,

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat Isolat bakteri koleksi Laboratorium Mikrobiologi hasil isolasi Laut Belawan ditumbuhkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli 27 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di kebun percobaan BPTP Lampung, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli 2009.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan dan Rumah Kaca University Farm, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit Lampiran 1. Prosedur Penelitian 1. Sifat Kimia Tanah a. C-Organik Ditimbang g tanah kering udara telah diayak dengan ayakan 10 mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml Ditambahkan 10 ml K 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada 4 April 2016 sampai 16 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Departemen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan dua variabel yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian dimulai dari September

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian 8 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan contoh tanah dilaksanakan di petak percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang, Jawa Barat. Sementara analisis tanah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Balitkabi yang terletak di Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus sampai

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan Februari-Juli 2016. Percobaan dilakukan di Rumah Kaca dan laboratorium Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol) 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian disusun menggunakan metoda statistika rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor, dimana faktor yang diujikan adalah pengaruh konsentrasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces. 43 Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian Limbah Udang Pengecilan Ukuran Sterilisasi suhu 121 c, tekanan 1 atm Dianalisis kadar air dan bahan keringnya Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis percobaan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis percobaan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental, 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis percobaan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAL), yang dilakukan dengan 9 perlakuan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui percobaan rumah kaca. Tanah gambut berasal dari Desa Arang-Arang, Kecamatan Kumpeh, Jambi, diambil pada bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Pertanian dan Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 01 Februari 31 Juni 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) tunggal, dengan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA

TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA MATERI KULIAH BIOLOGI TANAH UPNVY TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA Oleh: Ir. Sri Sumarsih, MP. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta Jl. Ring Road Utara, Condongcatur,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tahap Laboratorium 1. Uji Kemampuan Isolat a. Tempat dan Waktu Penelitian Uji kemampuan 40 isolat bakteri dilaksanakan di laboratorium Biologi dan Bioteknologi Tanah, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung. 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Lewikopo, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, bertempat di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jamur yang memiliki tubuh buah, serasah daun, ranting, kayu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011. Ekstraksi, analisis sifat kimia ekstrak campuran bahan organik dan analisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Rumah Kaca Deparment

III. METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Rumah Kaca Deparment III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Rumah Kaca Deparment Research and Development PT Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar, Lampung Tengah sejak bulan September

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan April 2014 sampai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ). 3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan 11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Bidang Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian Peremajaan Bacillus Isolasi Bakteri Oportunistik Produksi Antimikrob Penghitungan Sel Bakteri Oportunistik Pengambilan Supernatan Bebas Sel Pemurnian Bakteri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi pembiakan in vitro tanaman pisang yang terdiri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi pembiakan in vitro tanaman pisang yang terdiri III. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi pembiakan in vitro tanaman pisang yang terdiri dari 2 percobaan yaitu: 1. Pengaruh konsentrasi BA dan varietas pisang (Ambon Kuning dan Raja Bulu)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan yaitu pada bulan Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian 11 BAHAN DAN METODE Bahan Bahan tanaman yang digunakan adalah benih jagung hibrida varietas BISI 816 produksi PT. BISI International Tbk (Lampiran 1) dan benih cabai merah hibrida varietas Wibawa F1 cap

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun 17 III. BAHAN DAN MEODE 3.1 empat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit umbuhan dan ebun Percobaan di dalam kampus di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL faktorial dengan 15 perlakuan dan 3 kali ulangan. Desain perlakuan pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian bioremediasi logam berat timbal (Pb) dalam lumpur Lapindo menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas pseudomallei)

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2. MATERI DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2.2. Materi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kelimpahan sel Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way Anova

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 10 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai Oktober 2012. Sampel gubal dan daun gaharu diambil di Desa Pulo Aro, Kecamatan Tabir Ulu, Kabupaten

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair. LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair. a. Komposisi media skim milk agar (Widhyastuti & Dewi, 2001) yang telah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari (1) pengambilan contoh tanah Podsolik yang dilakukan di daerah Jasinga, (2) analisis tanah awal dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober Desember 2014 bertempat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada lahan alang-alang di Kelurahan Segalamider,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada lahan alang-alang di Kelurahan Segalamider, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada lahan alang-alang di Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kota Bandar Lampung. Lokasi percobaan secara

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Gula tebu merupakan komoditi penting yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Pada akhir dua dekade ini kebutuhan gula nasional maupun per kapita dari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium 15 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA

TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA MATERI KULIAH BIOTEKNOLOGI TANAH UPNVY TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA Oleh: Ir. Sri Sumarsih, MP. Jurusan Manajemen Sumber Daya Lahan UPN Veteran Yogyakarta Jl. Ring Road Utara, Condongcatur,

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA. 2. Pemilihan mikroba pelarut fosfat CONTOH ISOLAT DARI TANAH VERTISOL GADING GUNUNG KIDUL

TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA. 2. Pemilihan mikroba pelarut fosfat CONTOH ISOLAT DARI TANAH VERTISOL GADING GUNUNG KIDUL MATERI KULIAH BIOTEKNOLOGI PERTANIAN UPNVY TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA Oleh: Ir. Sri Sumarsih, MP. FP UPN Veteran Yogyakarta Jl. Ring Road Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta Telp:

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 8 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.1 Materi Penelitian 1.1.1 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jamur yang bertubuh buah, serasah daun, batang/ranting

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN : Eksperimental Laboratoris 3.2 LOKASI PENELITIAN : Laboratorium Fatokimia Fakultas Farmasi UH & Laboratorium Mikrobiologi FK UH 3.3 WAKTU PENELITIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Prosedur Penelitian Isolasi dan Seleksi Bakteri Proteolitik Isolasi Bakteri Proteolitik

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Prosedur Penelitian Isolasi dan Seleksi Bakteri Proteolitik Isolasi Bakteri Proteolitik BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Kegiatan isolasi dan seleksi bakteri proteolitik dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Nutrisi, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (BRPBAT) Bogor, kegiatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia

Lebih terperinci

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). LAMPIRAN 74 Lampiran 1. Klasifikasi fraksi tanah menurut standar Internasional dan USDA. Tabel kalsifikasi internasional fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). Fraksi Tanah Diameter (mm) Pasir 2.00-0.02

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3 digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan meliputi pemberian minyak atsiri jahe gajah dengan konsentrasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida LAMPIRAN Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida 53 Lampiran 2. Aplikasi Dosis Herbisida Selama 1 Musim Tanam No Blok Kebun Petak Luas (Ha) Aplikasi 1 (Liter) Aplikasi 2 (Liter) Ametryn 2,4-D

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari bulan Februari sampai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika IPB (PKBT-IPB) Pasir Kuda, Desa Ciomas, Bogor, dan Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan,

Lebih terperinci

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum. NATA DE SOYA 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering, Desa Gading PlayenGunungkidul Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi LAMPIRAN Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi Bagian akar dan batang (3-5 cm) Dicuci dengan air mengalir selama

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. 1. Percobaan 1: Pengaruh konsentrasi 2,4-D terhadap proliferasi kalus.

III. BAHAN DAN METODE. 1. Percobaan 1: Pengaruh konsentrasi 2,4-D terhadap proliferasi kalus. 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 STUDI 1: REGENERASI TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DARI KALUS YANG TIDAK DIIRADIASI SINAR GAMMA Studi ini terdiri dari 3 percobaan yaitu : 1. Percobaan 1: Pengaruh

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung dari bulan Januari sampai dengan April 2014.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di Laboratorium Instrumentasi dan Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa jerami jagung (corn stover) menjadi 5- hidroksimetil-2-furfural (HMF) dalam media ZnCl 2 dengan co-catalyst zeolit,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari 2009 sampai dengan bulan Agustus 2009 di Laboratorium Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur. Analisis sifat kimia tanah dan analisis jaringan tanaman dilakukan di Laboratorium Ilmu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Februari 2012, bertempat di Laboratorium Pengawasan Mutu Hasil Pertanian Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB. Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB. Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Pembahasan. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density) inkubasi D75 D92 D110a 0 0,078 0,073

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011 bertempat di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda pada pollard terhadap kandungan total bakteri, Gram positif/negatif dan bakteri asam laktat telah

Lebih terperinci