TINJAUAN PUSTAKA Virus Hepatitis B dan Antigen Permukaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA Virus Hepatitis B dan Antigen Permukaan"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Virus Hepatitis B dan Antigen Permukaan Menurut Dayal dan Maldonado (1998), Virus Hepatitis B masuk dalam famili virus Hepadna dan mempunyai ukuran genome yang terkecil diantara semua virus DNA hewan, yaitu dengan ukuran panjang 3,2 kb. Menurut Stannard (1995), virus Hepatitis B menyebabkan infeksi kronis dan akut pada hati manusia. Infeksi akut biasanya sampai beberapa bulan saja, sedangkan infeksi kronis bisa mencapai bertahun-tahun bahkan bisa sampai selama hidupnya. Diameter total dari virus Hepatitis B adalah 42 nm, sedangkan diameter core atau nucleocapsidnya adalah 27 nm. Core dilapisi oleh mantel (outer coat) yang tebalnya sekitar 4 nm. Protein yang terdapat pada mantel disebut surface antigen atau HBsAg. HBsAg ini kadang-kadang berkembang memanjang membentuk ekor (tubular) pada salah satu sisi dari partikel virus tersebut. Gambaran virus Hepatitis B yang lebih jelas, diilustrasikan pada Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3 dan Gambar 4. Virus Hepatitis B (VHB) telah menginfeksi sampai ratusan juta orang di seluruh dunia dan sekitar 20 juta orang terinfeksi setiap tahun, dan sekitar 78% penderita berdomisili di Asia (Joshi dan Kumar 2001). Di Indonesia, jumlah penderita penyakit tersebut mencapai sekitar 15 juta orang. VHB merupakan penyebab utama sirosis (pengerasan hati) dan kanker hepatoseluler (Human Hepatocellular Carcinoma) yang merupakan salah satu penyakit terganas penyebab kematian di seluruh dunia. Jenis kanker ini telah menyebabkan kematian lebih dari 1 juta orang setiap tahun (Ji et al. 2005).

2 10 Gambar 1. Sekelompok virus Hepatitis B (Sumber: Stannard 1995). Gambar 2 Pembesaran dari dua buah core yang ditunjuk dengan tanda panah (Sumber: Stannard 1995). Gambar 3 Representasi diagram dari virus Hepatitis B dan komponen antigen permukaan (Sumber: Stannard 1995).

3 11 Gambar 4 Ilustrasi virus Hepatitis B dengan capsid dan internal density yang tampak pada irisan melintang (Sumber: Dryden et al. 2006). Data dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar infeksi virus Hepatitis B yang bersifat menetap, timbul sebagai akibat infeksi pada waktu bayi dan anak-anak. Makin muda usia seseorang terkena infeksi virus tersebut, maka akan lebih besar kemungkinannya untuk menderita infeksi virus Hepatitis B yang menetap, sehingga lebih besar jumlah resiko untuk menjadi sirosis hati dan kanker hati primer dikemudian hari (Mulyanto et al. 2002). Penelitian tentang sebaran geografis virus ini menunjukkan bahwa virus tersebut tersebar di seluruh dunia. Namun, prevalensi tertinggi ditemukan di Asia Tenggara dan Sub-sahara Afrika. Mulyanto et al. (1997) membagi zona distribusi sub tipe virus Hepatitis B di Indonesia berdasarkan perbedaan epitope pada HBsAg menjadi 4 bagian: (1) zona adw yang merupakan sub tipe utama di Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan bagian Selatan, Bali, Lombok, Ternate dan Morotai, (2) zona ayw yang meliputi bagian barat dari Nusa Tenggara dan Maluku, (3) zona adr meliputi Papua, dan (4) campuran antara berbagai sub tipe yang terdapat di Kalimantan Selatan dan Sumbawa.

4 12 Virus Hepatitis B merupakan virus DNA untai ganda dengan panjang genome mencapai kilo pasangan basa (kpb). Virus yang termasuk famili hepadnaviridae tersebut memiliki genome yang terbungkus oleh glycoprotein. Siklus replikasi virus ini dimulai dengan melekatnya protein selubung tersebut pada hepatosit. Di dalam inti sel hati, sintesis DNA virus disempurnakan dimana genome virus tersebut diubah menjadi cccdna (covalently closed circular DNA). cccdna inilah yang akan menjadi template untuk sintesis RNA yang kemudian akan diubah menjadi DNA virus (Lok dan McMahon 2001). Selubung virus Hepatitis B (Hepatitis B virus envelope) terdiri dari membran glikoprotein dimana terdapat 3 bagian protein permukaan yaitu antigen pre-s1 (119 asam amino), pre-s2 (55 asam aminio) dan S (226 asam amino) (Jaoude dan Sureau 2005; Barrera et al. 2005). Beberapa ahli menggolongkan ketiga protein tersebut sebagai protein kecil (small), sedang (middle) dan besar (large). Antigen pre-s1 memiliki beberapa epitop yang memiliki daya immunogenik (Hu et al. 2004). Antigen bagian pre-s1 ini dibutuhkan oleh virus Hepatitis B untuk melakukan infeksi pada korban (Barrera et al. 2005). Menurut Deng et al (2005), asam-asam amino Pre-S1 pada nomor merupakan epitop yang berfungsi untuk melekatnya virus pada jaringan hati. Oleh karena itu, protein bagian ini memiliki peranan yang sangat penting untuk siklus virus Hepatitis B. Antigen pre-s2 diduga mempunyai tingkat imunogenisitas lebih tinggi dibandingkan HBsAg (Ji et al. 2005) terutama 26 asam amino pada ujung N (Joung et al. 2004). Antigen pre-s2 mempunyai peranan sangat penting, hal ini telah dibuktikan secara nyata melalui serangkaian diagnosa (Maruyama et al. 2000). Menurut Hu et al. (2004a), HBsAg telah digunakan secara luas sampai saat ini sebagai vaksin konvensional, asam-asam amino ke pada bagian S merupakan epitop utama pada protein S (HBsAg). Namun demikian, penghilangan epitop ini masih tetap dapat memberikan reaksi antigenisitas yang menunjukkan bahwa masih terdapat epitop lain selain epitop yang terletak pada asam-asam amino nomor tersebut.

5 13 Struktur DNA dan Genome Virus Hepatitis B Menurut Winarno dan Agustinah (2007), DNA adalah deoxyribo nucleic acid, yaitu sebuah asam nukleat yang terdiri atas sejumlah nukleotida yang diatur sedemikian rupa sehingga berbentuk single strand. Biasanya dua buah utas DNA saling melingkar satu sama lain untuk membentuk sebuah double helix (heliks ganda), seperti ditunjukkan oleh Andre (2006) pada Gambar 5. Muladno (2002) menegaskan bahwa untuk membentuk rangkaian molekul DNA heliks ganda, basa nitrogen dari setiap nukleotida dalam satu rangkaian akan berpasangan dengan basa nitrogen dari setiap nukleotida pada rangkaian lainnya melalui ikatan hidrogen. Pengikatan basa nitrogen dari masing-masing nukleotida tersebut sangat spesifik. Basa A (Adenine) dari satu nukleotida selalu berikatan dengan basa T (Thymine) dari nukleotida lainnya, sedangkan basa G (Guanine) selalu berpasangan dengan basa C (Cytosine). Pasangan A dan T terbentuk dengan dua ikatan hidrogen, sedangkan pasangan G dan C terbentuk dengan tiga ikatan hidrogen. Oleh karena itu, pasangan G-C lebih stabil daripada pasangan A-T. Winarno dan Agustinah (2007) menjelaskan, bahwa gugus basa DNA terdiri atas empat senyawa berikut: sitosin, adenin, guanin atau timin. Gugus gulanya adalah deoksiribosa. DNA terdapat di dalam kromosom prokariot dan eukariot dan di dalam mitokondria eukariot. DNA merupakan materi kebakaan atau keturunan di hampir semua organisme hidup yang mampu memperbanyak dirinya sendiri dalam pembelahan inti. Winarno dan Agustinah (2007) menjelaskan bahwa hipotesa Watson dan Crick merupakan hipotesa berdasarkan X-ray crystallography yang mengusulkan bahwa DNA merupakan suatu heliks ganda dari dua uliran rantai fosfat dan gula yang saling bergantian, dengan gula yang terkait oleh sepasang basa. Selanjutnya Muladno (2002) menjelaskan, bahwa Watson dan Crick akhirnya memperoleh Nobel dalam bidang biologi modern pada tahun 1953 setelah menemukan bukti bahwa struktur DNA adalah heliks ganda. Penemuan ini merupakan tonggak sejarah yang penting terhadap munculnya teknologi rekayasa genetika yang lahir 20 tahun kemudian, yaitu tahun DNA bersama-sama protein (histone) dan molekul ribo nucleic acid (RNA), terdapat di dalam inti sel. Ketiga materi tersebut saling kait mengkait dalam suatu

6 susunan yang sangat rumit membentuk kromosom yang merupakan komponen penting dalam semua sel mahluk hidup. 14 Gambar 5 Diagram struktur dari bagian DNA heliks ganda (Sumber: Andre 2006). Melalui suatu proses kimia, kromosom dapat dikeluarkan dari inti sel. Selanjutnya, protein yang berikatan dengan DNA dilisiskan dengan enzim proteinase, sedangkan RNA yang masih berada di sekitar DNA dikatalisis atau diurai dengan enzim RNAse. Selanjutnya, DNA yang telah terbebas dari protein (histone) dan RNA siap direkayasa atau dimanipulasi dalam teknologi rekayasa genetika (Muladno 2002). Old dan Primrose (1989) menjelaskan, bahwa istilah manipulasi gen dapat diterapkan pada beberapa macam teknik genetika in-vivo maupun in-vitro yang canggih. Di negara-negara Barat terdapat definisi resmi

7 15 yang tepat untuk istilah manipulasi gen sebagai akibat adanya peraturan Pemerintah untuk mengendalikannya. Di Inggris, manipulasi gen didefinisikan sebagai pembentukan kombinasi baru materi yang dapat diturunkan dengan melakukan penyisipan (insertion) molekul-molekul asam nukleat, yang dihasilkan dengan cara apapun di luar sel, ke dalam suatu virus, plasmid bakteri atau sistem pembawa lainnya yang memungkinkan terjadinya penggabungan ke dalam organisme inang secara tidak alami tetapi selanjutnya mampu melakukan penggandaan lagi. Definisi resmi ini menekankan penggandaan molekul asam nukleat asing (asam nukleat ini hampir selalu DNA) di dalam tubuh organisme inang yang berbeda. Kemampuan untuk melintasi penghalang spesies alami dan memasukkan gen-gen dari organisme apapun ke dalam suatu organisme inang yang tidak berhubungan merupakan satu ciri penting manipulasi gen. Ciri penting kedua berupa kenyataan bahwa relatif sepotong kecil DNA tertentu digandakan dalam tubuh organisme inang. Setiap organisme mempunyai sebuah genome yang mengandung semua informasi biologik yang diperlukan untuk membangun dan memelihara kehidupan organisme tersebut. Informasi biologik yang terkandung di dalam genome dikode oleh DNA yang terkandung di dalam genome yang dibagi ke dalam unit-unit khusus yang disebut gen (Barnum 2005). Menurut Winarno dan Agustinah (2007), genome dalam arti sederhana berarti satu set lengkap mengandung informasi genetika yang dimiliki oleh suatu organisme. Selanjutnya dijelaskan oleh Muladno (2002), bahwa setiap mahluk hidup mempunyai sel yang di dalam inti selnya terdapat kromosom dengan jumlah berbeda-beda untuk setiap mahluk hidup. Manusia mempunyai 23 pasang kromosom dalam setiap intinya. Sapi mempunyai 30 pasang kromosom, lalat buah Drosophila mempunyai empat pasang kromosom, bakteri E. coli mempunyai satu kromosom. Beberapa peneliti lain menambahkan, bahwa virus hepatitis B mempunyai 1 kromosom (Dayal dan Maldonado 1998; Mason et al. 1998; Burda et al. 2001; Muljono dan Soemohardjo 2003; Anzola 2004; Wagner et al. 2004; Beck dan Nassal 2007; GenBank 2008; Nurainy et al. 2008). Menurut Muladno (2002), total kromosom dalam inti sel dinamakan genome atau lebih tepatnya disebut genome inti karena berasal dari inti sel. Jadi

8 16 bisa dikatakan bahwa genom manusia terdiri atas 23 pasang kromosom, genom sapi terdiri atas 30 pasang kromosom, dan seterusnya. Apabila DNA dari genom tersebut direntang secara linear, maka ukuran panjang rentangan DNA pada genom tersebut berbeda-beda pada setiap organisme seperti dijelaskan pada Tabel 1. Rentangan DNA dari genom tersebut disebut genomic DNA. Berdasarkan data pada Tabel 1, maka dapat dijelaskan bahwa besarnya ukuran genom tidak mencerminkan besarnya ukuran makhluk hidup, seperti apabila membandingkan ukuran tubuh manusia dengan ukuran tubuh tikus yang sangat jauh berbeda, tetapi keduanya mempunyai ukuran genom yang hampir sama. Demikian pula, ukuran tubuh cacing yang jauh lebih besar dari ukuran tubuh lalat buah Drosophila, tetapi ukuran genome cacing lebih sedikit daripada ukuran genome lalat buah Drosophila. Tabel 1 Ukuran genome dari beberapa makhluk hidup dalam bentuk haploid Jenis mahluk hidup Ukuran genome (dalam pb) Virus Hepatitis B 3 215* Virus T ** Bakteri E.coli ** Jamur ** Cacing ** Lalat buah Drosophila ** Tikus ** Manusia ** Sumber: *Nurainy et al. 2008, **Lewin Muladno (2002) menyatakan, bahwa virus dan bakteri merupakan makhluk hidup yang sederhana dan mempunyai ukuran genome yang kecil sehingga organisasi genomenya juga sederhana. Oleh karena itu, kedua makhluk hidup ini menjadi bahan utama untuk penelitian-penelitian dalam bidang genetika molekuler. Seperti telah diuraikan di atas, bahwa virus Hepatitis B mempunyai ukuran genome yang terkecil diantara semua virus DNA, yang menurut beberapa peneliti (Dayal dan Maldonado 1998; Burda et al. 2001; Muljono dan Soemohardjo 2003; Anzola 2004; Wagner et al. 2004; Beck dan Nassal 2007; Nurainy et al. 2008), virus Hepatitis B mempunyai ukuran panjang genom sekitar

9 kb. Dayal dan Maldonado (1998) menjelaskan bahwa virus hepatitis B mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1 Genome virus hepatitis B yang menurut mereka ditemukan oleh William S. Robinson dari Stanford University School of Medicine merupakan genome yang terkecil dengan ukuran panjang 3,2 kb. Diagram organisasi genome virus Hepatitis B diilustrasikan pada Gambar 7. 2 Informasi genetik dibawa melalui DNA rantai ganda. 3 DNA penyusun genome terdiri atas rantai yang lebih panjang yang disebut rantai negatif (-) lengkap, dan rantai positif (+) tidak lengkap, terdapat sekitar 15-50% merupakan rantai tunggal. 4 Genome sirkuler dipertahankan dalam bentuk longgar oleh pasangan basa dari sekuen overlap 240 nukleotida dan Direct Repeats (DR) pendek antara kedua rantai pada ujung 5. 5 Ujung 5 dari rantai negatif (-) mengikat protein secara kovalen, sedangkan ujung 5 dari rantai positif (+) mengikat oligoribonukleotida sebagai RNA primer. 6 Nukleokapsid berbentuk icosahedral. 7 Nukleokapsid dikelilingi oleh amplop lipid. 8 Diameter Nukleokapsid 27 nm. 9 Melalui gambar mikrograf elektron, virus tampak spherical (bentuk bola) dengan diameter total 42 nm. 10 Mengandung 4 Overlapping Open Reading Frames (ORF): S, C, P, dan X yang disandi pada rantai DNA (-). 11 Nomer Triangulasi=3 (T=3). 12 Gen S terdiri atas 3 bagian: yaitu pre-s1, pre-s2, dan S. Tiga macam protein yang berbeda diproduksi oleh kombinasi dari ke tiga gen tersebut dalam kombinasi yang berbeda: protein L (large protein), yaitu protein pada amplop yang dibuat berdasarkan pengkodean dari gen-gen pre-s1, pre-s2, dan S; protein M (middle-sized proteins/medium surface protein) pada amplop yang dikode oleh gen pre-s2 dan gen S; dan protein S yang merupakan komponen mayor (major component) dari HBsAg.

10 18 Gambar 6 Diagram organisasi genome virus hepatitis B (Sumber: Wagner 2004). Nurainy et al. (2008) melalui risetnya yang berjudul Genetic Study of Hepatitis B Virus in Indonesia Reveals a New Subgenotype of Genotype B in East Nusa Tenggara dengan menggunakan isolat Virus Hepatitis B 2059Java, berhasil menemukan sekuen genom lengkap Virus Hepatitis B (Lampiran 2). Selanjutnya dijelaskan, bahwa sekuen genome lengkap tersebut tersusun atas 4 overlapping open reading frames yang masing-masing mempunyai sekuen sebagai berikut: 1 Gen P (sekuen: , ); yang menyandi pembentukan enzim-enzim DNA polymerase, reverse trancriptase, dan RNAse. 2 Gen S yang terdiri atas 3 bagian, yaitu: gen pre-s1, gen pre-s2, dan gen S. Tiga jenis protein amplop VHB yang berbeda diproduksi berdasarkan pengkodean dari kombinasi tiga gen-gen ini dalam kombinasi yang berbeda. (1) Protein L (large protein) dikode oleh kombinasi dari gen-gen pre-s1, pre-s2, dan S (sekuen: , 1-835). (2) Protein M (medium protein) dikode oleh kombinasi dari gen pre-s2 dan gen S (sekuen: , 1-835). (3) Protein S (HBsAg) dikode oleh gen S ( ). 3 Gen X (sekuen: ); yang menyandi pembentukan protein X yang peranannya belum diketahui secara pasti, tetapi diduga berperan dalam aktivasi transkripsi.

11 4 Gen C (sekuen: ); yang berperan mengkode pembentukan HBcAg (antigen core). 19 DNA Rekombinan dan Kloning DNA DNA rekombinan adalah suatu DNA buatan atau hasil rekayasa yang berasal dari satu sumber atau lebih yang tergabung ke dalam satu molekul rekombinan (Barnum 2005). Selanjutnya, Winarno dan Agustinah (2007) menjelaskan, bahwa teknologi rekayasa genetika merupakan kegiatan bioteknologi modern dengan teknologi DNA rekombinan (rdna) untuk melakukan pemindahan atau transfer suatu sifat tertentu yang dibawa gen, yang tersusun dalam DNA, dari suatu spesies yang sama atau berbeda untuk menghasilkan spesies baru yang lebih unggul. Muladno (2002) juga menyatakan, seiring dengan kemajuan teknologi molekuler, perpindahan gen dapat terjadi antar organisme yang sama sekali tidak berkerabat dekat, misalnya gen manusia dipindahkan ke bakteri atau gen manusia dipindahkan ke hewan ternak. Perpindahan gen tersebut mengakibatkan terbentuknya molekul DNA yang berasal dari sumber yang berbeda dapat digabungkan menjadi DNA rekombinan. Teknik menggabungkan molekul DNA tersebut dikenal sebagai Teknik DNA Rekombinan. Biasanya DNA rekombinan merupakan gabungan antara DNA vektor yang merupakan molekul DNA yang dapat mereplikasi diri dan DNA asing yang biasanya berupa gen dari suatu mahluk hidup. Vektor tersebut berfungsi sebagai pembawa DNA asing yang berasal dari suatu organisme untuk dipindahkan ke dalam organisme lain. Gen yang terkandung pada DNA rekombinan di dalam organisme resipien diharapkan dapat diekspresikan untuk menghasilkan protein (Muladno 2002). Menurut Glick dan Pasternak (1994), teknologi DNA rekombinan, juga disebut kloning gen atau kloning molekuler, adalah suatu istilah yang mencakup sejumlah protokol percobaan yang bertujuan untuk transfer informasi genetik (DNA) dari suatu organisme ke organisme yang lain. Percobaan DNA rekombinan biasanya mengikuti prosedur sebagai berikut: 1 DNA target (DNA asing, DNA insert, DNA klon) dari organisme donor diekstrak, dipotong secara enzimatik, kemudian disambung dengan plasmid

12 20 atau DNA vektor (vektor kloning) untuk membentuk suatu bentuk baru yang disebut molekul DNA rekombinan (rdna). 2 DNA rekombinan tersebut ditransfer ke dalam sel inang. Proses introduksi DNA rekombinan ke dalam suatu sel inang atau bakteri disebut transformasi. 3 Selanjutnya sel-sel bakteri tersebut dikultur dan diseleksi atau dimurnikan, kemudian diisolasi. 4 Sel-sel bakteri inang yang telah dimurnikan dan diisolasi, siap dikultur atau dikembangbiakkan untuk memproduksi protein spesifik yang dikode oleh DNA klon yang terkandung dalam DNA rekombinan. Pembuatan DNA rekombinan memerlukan bantuan dua macam enzim. Pertama, enzim endonuclease (restriction enzyme) berperan sebagai pemotong molekul DNA. Kedua, enzim ligase berfungsi untuk menggabungkan molekulmolekul DNA yang telah dipotong oleh enzim restriksi (Muladno 2002; Barnum 2005). Ilustrasi tahapan pembuatan DNA rekombinan pada Gambar 8 menunjukkan bahwa enzim endonuclease yang digunakan untuk memotong kedua sumber DNA adalah BamHI. Enzim restriksi ini memotong kedua molekul DNA tersebut pada lokasi yang sama dengan membentuk potongan sticky end atau kohesif. Selanjutnya enzim ligase DNA menggabungkan kedua molekul DNA tersebut dengan ikatan kovalen menjadi satu molekul DNA rekombinan. Muladno (2002) menegaskan bahwa pada prinsipnya kloning DNA adalah proses penggandaan jumlah DNA rekombinan melalui proses perkembangbiakan sel bakteri (biasanya E. coli). Hal ini dilakukan dengan memasukkan DNA rekombinan yang dihasilkan dari proses penggabungan tersebut di atas ke dalam sel E. coli. Selanjutnya sel ini diinkubasi pada suhu optimal sehingga sel dapat berkembangbiak secara eksponensial. Masuknya molekul DNA rekombinan ke dalam sel akan mengubah fenotip sel tersebut, sehingga proses pemasukan molekul DNA ke dalam sel juga disebut transformasi. Sel yang digunakan dalam proses transformasi ini biasanya disebut dengan sel kompeten. Plasmid merupakan molekul kecil yang berukuran sekitar lima ribu pasang basa yang terdapat di dalam sel bakteri Escherichia coli, posisinya terpisah dengan kromosom dan mampu mereplikasi sendiri tanpa harus bergantung kepada

13 21 kromosom, kebanyakan berupa rangkaian molekul DNA untai ganda dan biasanya berbentuk bulat. Selanjutnya Glick dan Pasternak (1994) menerangkan, bahwa ori adalah sekuen nukleotida yang merupakan tempat diawalinya atau dimulainya sintesis DNA pada saat replikasi. Barnum (2005) menjelaskan, ada beberapa cara dalam melakukan kloning DNA, dan metode yang digunakan bervariasi tergantung pada tipe DNA, tipe sel inang, dan tujuan akhir dari kloning DNA. Contohnya, tipe vektor yang digunakan untuk kloning akan tergantung kepada apakah DNA klon akan tetap berada di dalam vektor atau akan disisipkan ke dalam kromosom sel inang. Vaksin Hepatitis B Menurut Dayal dan Maldonado (1998), vaksin hepatitis B yang pertama kali mendapat lisensi (pada tahun 1981) adalah Heptavax-B dan telah dipasarkan oleh Merck Sharp dan Dhome. Vaksin tersebut diperoleh dari hasil ekstraksi dan pemurnian antigen HBsAG dari serum penderita hepatitis B kronis. Selanjutnya dijelaskan bahwa vaksin rekombinan atau sebagai hasil rekayasa genetika yang telah berhasil diproduksi secara komersial adalah Recombivax HB Chiron Corp dan Merck serta Engerix-B oleh SmithKline Biologicals. Vaksin rekombinan tersebut diproduksi dari hasil kloning gen HBsAg yang terdapat di dalam yeast. Joung et al. (2004) menyatakan, hampir semua vaksin hepatitis B konvensional yang sudah mendapat lisensi saat ini adalah vaksin yang dihasilkan dari plasma. Namun, keberhasilan program imunisasi menyebabkan pasien hepatitis B yang akan menjadi sumber vaksin tersebut semakin berkurang yang berakibat pada semakin terbatasnya darah yang dapat digunakan sebagai sumber vaksin. Oleh sebab itu produksi vaksin hepatitis B dengan menggunakan plasma semakin sulit dilakukan. Kekhawatiran terhadap adanya kontaminan pada darah terutama oleh virus berbahaya seperti HIV, menimbulkan kekhawatiran tersendiri untuk menggunakan vaksin yang bersumber dari plasma tersebut. Menurut Mulyanto et al. (1997), Indonesia merupakan daerah endemik sedang sampai tinggi untuk penyakit hepatitis B, sehingga WHO menghimbau untuk segera melaksanakan usaha pencegahan. Pengobatan terhadap penderita penyakit hepatitis B yang sangat mahal menyebabkan tindakan preventif melalui

14 22 vaksinasi merupakan tindakan yang lebih tepat. Vaksinasi secara besar-besaran dinilai efektif untuk mencegah terjadinya penyakit ini. Selanjutnya Mulyanto et al. (2002) menyatakan, bahwa pada tahun 1987, Pemerintah Indonesia menjadikan Pulau Lombok sebagai model immunisasi massal Hepatitis B pertama di dunia. Hal ini disebabkan karena tingkat endemik penyakit tersebut di Pulau Lombok sangat tinggi. Hasil proyek percontohan tersebut cukup menggembirakan sehingga pemerintah mulai memperluas program immunisasi ke 4 propinsi yang lain di tahun 1991 dan kemudian ke 6 propinsi lainnya pada tahun Saat ini pemerintah Indonesia telah mengintegrasikan vaksinasi Hepatitis B untuk balita ke dalam Program Pengembangan Imunisasi (Extended Program of Immunization). Berbagai upaya untuk menghasilkan vaksin yang mengandung antigen rekombinan telah dilakukan, diantaranya dengan memproduksi antigen menggunakan sel tanaman maupun ragi. Keberhasilan ekspresi antigen tersebut telah dilaporkan melalui kultur sel tembakau (Kumar et al. 2003), maupun ragi (Maruyama et al. 2000; Lu et al. 2002; Ddeman & Zyl 2003; Hu et al. 2004). Meskipun vaksin tersebut memberikan hasil yang sangat memuaskan, sistem produksi menggunakan hewan maupun tanaman terhambat oleh lamanya waktu yang diperlukan, terjadi variasi pada produk akhir, terkontaminasi oleh bahanbahan kimia pertanian serta kesulitan dalam meningkatkan hasil produk akibat rumitnya faktor-faktor regulasi. Penggunaan bakteri E. coli menjadi pilihan terakhir karena waktu yang lebih singkat, harga media lebih murah serta teknologi pembiakan maupun komponen-komponen yang dibutuhkan untuk optimalisasi transkripsi maupun translasi telah dikuasai (Ali 2006). Produksi bagian yang sederhana dari antigen permukaan Hepatitis B dengan menggunakan bakteri E. coli bisa dilakukan, namun demikian berbeda dengan hasil ekspresi yang dilakukan dengan induk semang hewan maupun tumbuhan yang dapat menghasilkan produksi yang tinggi, ekspresi menggunakan E. coli menghasilkan produk yang sedikit. Hal ini disebabkan oleh sifat antigen permukaan Hepatitis B yang toksik bagi E. coli. Maeng et al. (2001) melakukan percobaan ekspresi gen virus Hepatitis B secara parsial yang diikuti dengan menggabungkan gen tersebut dengan gen penyandi enzim gluthathion-s-

15 23 transferase (GST), dengan demikian ekspresi gen dan kelarutan antigen permukaan Hepatitis B pada E. coli tersebut bisa ditingkatkan. Ekspresi gen tersebut dilakukan dibawah kontrol promoter tac. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan tingkat ekspresi antigen pre-s1 yang digabung dengan GST. Koschorreck et al. (2005) juga melaporkan terjadi peningkatan solubilitas protein rekombinan yang digabung dengan GST. Terjadinya peningkatan kelarutan ini sangat penting untuk proses pemurnian antigen rekombinan dengan menggunakan kolum yang telah tersedia secara komersial. Aplikasi Rekayasa Genetik di Bidang Peternakan Menurut Winarno dan Agustinah (2007), WHO telah meramalkan bahwa populasi dunia akan berlipat dua pada tahun 2020 sehingga jumlahnya akan lebih dari 10 milyar. Oleh karena itu, produksi pangan juga harus ditingkatkan. Kendalanya adalah jumlah sisa lahan dunia yang belum termanfaatkan saat ini sangat kecil dan terbatas. Teknologi rekayasa genetika atau GMO akan memainkan peranan yang sangat penting dalam mengatasi kendala tersebut. Teknologi rekayasa genetika dapat menjadi strategi yang sangat bagus untuk meningkatkan produksi pangan. Wiryosuhanto dan Sudradjat (1992) menjelaskan, bahwa teknologi rekayasa genetika merupakan alat yang dapat membantu pengusaha industri peternakan untuk meningkatkan status kesehatan ternaknya, meningkatkan feed convertion, dan memperpendek waktu pemeliharaan sampai mencapai berat badan yang sesuai dengan permintaan pasar. Teknologi rekayasa genetik memberi harapan untuk diaplikasikan di dalam pembangunan peternakan di masa datang, yaitu bioteknologi molekuler yang berkaitan dengan keberhasilan teknologi kloning, ternak transgenik, dan vaksin. Winarno (2004) menyatakan, bahwa teknologi rekayasa genetika juga mampu membantu masalah yang dihadapi oleh industri susu dalam mengatasi masalah turunnya suplai renin. Renin, yang sekarang lebih dikenal dengan nama chymosin, adalah enzim proteolitik yang digunakan dalam pembuatan keju oleh industri susu. Secara konvensional, renin diproduksi dari abomasum (lambung ke-4) anak sapi. Timbulnya kekurangan renin menyebabkan para industri keju mencari alternatif

16 24 lain dengan memproduksi renin mikroba yang diekstraksi dari fungi, namun sifat biokimianya tidak sama dengan renin dari abomasum anak sapi. Hal ini bisa diatasi dengan cara mentransfer gen dari anak sapi yang mengkode pembentukan renin ke dalam bakteri, selanjutnya bakteri tersebut digunakan sebagai mesin pembentuk renin yang sifat biokimianya sama dengan renin dari abomasum anak sapi.

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Sejak tahun 1972 telah berkembang usaha rekayasa genetika yang memberikan harapan bagi industri peternakan, baik yang berkaitan dengan masalah reproduksi, pakan maupun kesehatan

Lebih terperinci

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si REKAYASA GENETIKA By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si Dalam rekayasa genetika DNA dan RNA DNA (deoxyribonucleic Acid) : penyimpan informasi genetika Informasi melambangkan suatu keteraturan kebalikan dari entropi

Lebih terperinci

Kasus Penderita Diabetes

Kasus Penderita Diabetes Kasus Penderita Diabetes Recombinant Human Insulin Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Sejak Banting & Best menemukan hormon Insulin pada tahun 1921, pasien diabetes yang mengalami peningkatan

Lebih terperinci

REKAYASA GENETIKA ( VEKTOR PLASMID )

REKAYASA GENETIKA ( VEKTOR PLASMID ) MAKALAH REKAYASA GENETIKA ( VEKTOR PLASMID ) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A TUGAS : REKAYASA GENETIKA JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BIO306. Prinsip Bioteknologi

BIO306. Prinsip Bioteknologi BIO306 Prinsip Bioteknologi KULIAH 6. TEKNIK DASAR KLONING Percobaan pertama penggabungan fragmen DNA secara in vitro dilakukan sekitar 30 tahun yang lalu oleh Jackson et al. (1972). Melakukan penyisipan

Lebih terperinci

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan: Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agroteknologi Pertemuan Ke 9-10 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac.id

Lebih terperinci

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA Oleh: Nama : Nur Amalina Fauziyah NIM : 141810401041 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2014 PEMBAHASAN Asam nukleat

Lebih terperinci

REKAYASA GENETIKA. Genetika. Rekayasa. Sukarti Moeljopawiro. Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada

REKAYASA GENETIKA. Genetika. Rekayasa. Sukarti Moeljopawiro. Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada REKAYASA GENETIKA Sukarti Moeljopawiro Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Rekayasa Genetika REKAYASA GENETIKA Teknik untuk menghasilkan molekul DNA yang berisi gen baru yang

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA

TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA Oleh: Gregorius Widodo Adhi Prasetyo A2A015009 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI

ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI 1 ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI PENDAHULUAN Polimerase Chain Reaction (PCR) PCR adalah suatu reaksi invitro untuk menggandakan jumlah molekul DNA pada target tertentu

Lebih terperinci

STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK

STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK Mendel; belum terfikirkan ttg struktur, lokus, sifat kimiawi serta cara kerja gen. Sesudah Mendel barulah dipelajari ttg komposisi biokimiawi dari kromosom. Materi genetik

Lebih terperinci

KLONING. dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman.

KLONING. dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman. KLONING dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman. DI BID PERTANIAN KLON = sekelompok individu yang genetis uniform berasal dari

Lebih terperinci

BIO306. Prinsip Bioteknologi

BIO306. Prinsip Bioteknologi BIO306 Prinsip Bioteknologi KULIAH 2. BAHAN DAN KODE GENETIK Bahan Genetik Deoxyribonucleic acid (DNA) ditemukan tahun 1869. Pada saat itu fungsi belum diketahui. Selanjutnya diisolasi dari nukleus berbagai

Lebih terperinci

Di dalam bab ini akan dibicarakan pengertian teknologi DNA rekombinan. beserta tahapan-tahapan kloning gen, yang secara garis besar meliputi

Di dalam bab ini akan dibicarakan pengertian teknologi DNA rekombinan. beserta tahapan-tahapan kloning gen, yang secara garis besar meliputi Di dalam bab ini akan dibicarakan pengertian teknologi DNA rekombinan beserta tahapan-tahapan kloning gen, yang secara garis besar meliputi isolasi DNA kromosom dan DNA vektor, pemotongan DNA menggunakan

Lebih terperinci

URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan

URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan sekuen non kode (sekuen yang tidak mengalami sintesis

Lebih terperinci

Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella ( )

Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella ( ) Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella (10.2011.185) Identifikasi gen abnormal Pemeriksaan kromosom DNA rekombinan PCR Kromosom waldeyer Kromonema : pita spiral yang tampak pada kromatid Kromomer : penebalan

Lebih terperinci

Topik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik

Topik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik Topik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik Pada tahun 1953 James Watson dan Francis Crick mempublikasikan sebuah paper yang terdiri dari dua halaman dalam majalah Nature berjudul `struktur molekuler asam nukleat

Lebih terperinci

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 10. GENETIKA MIKROBA Genetika Kajian tentang hereditas: 1. Pemindahan/pewarisan sifat dari orang tua ke anak. 2. Ekspresi

Lebih terperinci

B. KARAKTERISTIK VIRUS

B. KARAKTERISTIK VIRUS BAB 9 V I R U S A. PENDAHULUAN Virus merupakan elemen genetik yang mengandung salah satu DNA atau RNA yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dan ekstrseluler. Dalam

Lebih terperinci

BAB IX. DASAR-DASAR TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN

BAB IX. DASAR-DASAR TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN BAB IX. DASAR-DASAR TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN Di dalam bab ini akan dibicarakan pengertian teknologi DNA rekombinan beserta tahapan-tahapan kloning gen, yang secara garis besar meliputi isolasi DNA kromosom

Lebih terperinci

OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS

OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS VIRUS FIRMAN JAYA OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS PENDAHULUAN Metaorganisme (antara benda hidup atau benda mati) Ukuran kecil :

Lebih terperinci

Ciri Khas Materi Genetik

Ciri Khas Materi Genetik KIMIA DARI GEN Ciri Khas Materi Genetik 1. Replikasi: digandakan, diturunkan kepada sel anak 2. Penyimpan informasi 3. Meng ekspresi kan informasi: Dimulai dengan transkripsi DNA sehingga dihasilkan RNA,

Lebih terperinci

SINTESIS PROTEIN. Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya

SINTESIS PROTEIN. Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya SINTESIS PROTEIN Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya Sintesis Protein Proses dimana kode genetik yang dibawa oleh gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino SINTESIS PROTEIN EKSPRESI GEN Asam nukleat

Lebih terperinci

APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI

APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI Aplikasi Bioteknologi mampu meningkatkan kualitas suatu organisme dengan memodifikasi fungsi biologis suatu organisme

Lebih terperinci

Polimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasi nukleotidanukleotida. Ligase DNA : enzim yang berperan menyambung DNA utas lagging

Polimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasi nukleotidanukleotida. Ligase DNA : enzim yang berperan menyambung DNA utas lagging DNA membawa informasi genetik dan bagian DNA yang membawa ciri khas yang diturunkan disebut gen. Perubahan yang terjadi pada gen akan menyebabkan terjadinya perubahan pada produk gen tersebut. Gen sering

Lebih terperinci

RNA (Ribonucleic acid)

RNA (Ribonucleic acid) RNA (Ribonucleic acid) Seperti yang telah dikemukakan bahwa, beberapa organisme prokaryot, tidak memiliki DNA, hanya memiliki RNA, sehingga RNA-lah yang berfungsi sebagai molekul genetik dan bertanggung

Lebih terperinci

GENETIKA DASAR Rekayasa Genetika Tanaman. Definisi. Definisi. Definisi. Rekayasa Genetika atau Teknik DNA Rekombinan atau Manipulasi genetik

GENETIKA DASAR Rekayasa Genetika Tanaman. Definisi. Definisi. Definisi. Rekayasa Genetika atau Teknik DNA Rekombinan atau Manipulasi genetik Definisi GENETIKA DASAR Rekayasa Genetika Tanaman Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi

Lebih terperinci

Bimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012

Bimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi (  FMIPA UNY 2012 Bimbingan Olimpiade SMA Paramita Cahyaningrum Kuswandi (email : paramita@uny.ac.id) FMIPA UNY 2012 Genetika : ilmu yang memperlajari tentang pewarisan sifat (hereditas = heredity) Ilmu genetika mulai berkembang

Lebih terperinci

Aulia Dwita Pangestika A2A Fakultas Kesehatan Masyarakat. DNA dan RNA

Aulia Dwita Pangestika A2A Fakultas Kesehatan Masyarakat. DNA dan RNA Aulia Dwita Pangestika A2A014018 Fakultas Kesehatan Masyarakat DNA dan RNA DNA sebagai senyawa penting yang hanya ada di mahkluk hidup. Di mahkluk hidup senyawa ini sebagai master kehidupan untuk penentuan

Lebih terperinci

Topik 5 DNA : Organisasi Dalam Kromosom

Topik 5 DNA : Organisasi Dalam Kromosom Topik 5 DNA : Organisasi Dalam Kromosom Material genetik suatu sel tersusun dalam suatu organisasi secara fisik yang khusus yang sebut kromosom. Kromosom organisme eukariot jauh Iebih kompleks dibanding

Lebih terperinci

Home -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur & Ekspresi Gen. Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA Rekombinan -- Genom Manusia GLOSSARY

Home -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur & Ekspresi Gen. Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA Rekombinan -- Genom Manusia GLOSSARY Home -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur & Ekspresi Gen Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA Rekombinan -- Genom Manusia GLOSSARY Adenin: salah satu jenis basa purin yang terdapat pada DNA dan RNA

Lebih terperinci

MATERI GENETIK A. KROMOSOM

MATERI GENETIK A. KROMOSOM MATERI GENETIK A. KROMOSOM Kromosom pertama kali ditemukan pada kelompok makhluk hidup eukariot. Namun, di lain pihak dewasa ini kromosom tidak hanya dimiliki oleh klompok makhluk hidup eukariot tetapi

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel BIOTEKNOLOGI Struktur dan Gambar Apakah Ini dan Apakah Perbedaannya? Perbedaan dari gambar diatas organisme Hidup ular organisme Hidup Non ular Memiliki satuan (unit) dasar berupa sel Contoh : bakteri,

Lebih terperinci

replikasi akan bergerak melebar dari ori menuju dua arah yang berlawanan hingga tercapai suatu ujung (terminus).

replikasi akan bergerak melebar dari ori menuju dua arah yang berlawanan hingga tercapai suatu ujung (terminus). Secara sederhana: Mula-mula, heliks ganda DNA (merah) dibuka menjadi dua untai tunggal oleh enzim helikase (9) dengan bantuan topoisomerase (11) yang mengurangi tegangan untai DNA. Untaian DNA tunggal

Lebih terperinci

M A T E R I G E N E T I K

M A T E R I G E N E T I K M A T E R I G E N E T I K Tujuan Pembelajaran: Mendiskripsikan struktur heliks ganda DNA, sifat dan fungsinya. Mendiskripsikan struktur, sifat dan fungsi RNA. Mendiskripsikan hubungan antara DNA, gen dan

Lebih terperinci

Kromosom, gen,dna, sinthesis protein dan regulasi

Kromosom, gen,dna, sinthesis protein dan regulasi Kromosom, gen,dna, sinthesis protein dan regulasi Oleh: Fatchiyah dan Estri Laras Arumingtyas Laboratorium Biologi Molekuler dan Seluler Universitas Brawijaya Malang 2006 2.1.Pendahuluan Era penemuan materi

Lebih terperinci

Oleh : Muhammad Arif M. S.Pi

Oleh : Muhammad Arif M. S.Pi Oleh : Muhammad Arif M. S.Pi GENETIKA BAKTERI (MATERI GENETIK) GENOM KROMOSOM KROMOSOM GEN GEN GEN GEN DNA DNA DNA DNA DNA DNA keragaman... biodiversity kemiripan... similarity kekhasan... speciality PENGONTROL???

Lebih terperinci

Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2012

Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2012 MK. GENETIKA (BIOLOGI SEM 4) Kuswandi* FMIPA UNY 2012 Email *: paramita@uny.ac.id 2 1. From Mendel to DNA 2. The double helix 3. Genomics 4. The impact of genetic engineering 5. Model organisms 6. The

Lebih terperinci

SIFAT FISIK DAN KIMIA DNA NUNUK PRIYANI. Progran Studi Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN

SIFAT FISIK DAN KIMIA DNA NUNUK PRIYANI. Progran Studi Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN SIFAT FISIK DAN KIMIA DNA NUNUK PRIYANI Progran Studi Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Dalam menghasilkan keturunan baru, informasi genetic diwariskan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN. Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN. Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan program komputer berdasarkan metode sintesis dua arah TBIO, dimana proses sintesis daerah

Lebih terperinci

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Oleh: Aria Fransisca Bashori Sukma 141810401023 Dosen Pembimbing Eva Tyas Utami, S.Si, M.Si NIP. 197306012000032001

Lebih terperinci

REKAYASA GENETIKA DENGAN MIKROBTA

REKAYASA GENETIKA DENGAN MIKROBTA REKAYASA GENETIKA DENGAN MIKROBTA Rekayasa genetika adalah teknik memanipulasi gen-gen secara biokimia untuk mendapatkan mikrobia yang telah mengalami peningkatan atau perubahan aktivitasnya. Rekayasa

Lebih terperinci

adalah proses DNA yang mengarahkan sintesis protein. ekspresi gen yang mengodekan protein mencakup dua tahap : transkripsi dan translasi.

adalah proses DNA yang mengarahkan sintesis protein. ekspresi gen yang mengodekan protein mencakup dua tahap : transkripsi dan translasi. bergerak sepanjang molekul DNA, mengurai dan meluruskan heliks. Dalam pemanjangan, nukleotida ditambahkan secara kovalen pada ujung 3 molekul RNA yang baru terbentuk. Misalnya nukleotida DNA cetakan A,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pemotongan Parsial dan Penyisipan Nukleotida pada Ujung Fragmen DNA Konstruksi pustaka genom membutuhkan potongan DNA yang besar. Untuk mendapatkan fragmen-fragmen dengan ukuran relatif

Lebih terperinci

REPRODUKSI MIKROORGANISME

REPRODUKSI MIKROORGANISME REPRODUKSI MIKROORGANISME PENDAHULUAN Reproduksi mikroorganisme ialah perkembangbiakan mikroorganisme. Mikroorganisme mengadakan perkembangbiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Reproduksi

Lebih terperinci

REPLIKASI DNA. Febriana Dwi Wahyuni, M.Si.

REPLIKASI DNA. Febriana Dwi Wahyuni, M.Si. REPLIKASI DNA Febriana Dwi Wahyuni, M.Si. REPLIKASI REPLIKASI adalah perbanyakan diri menghasilkan produk baru yang sama dengan dirinya Pada tingkat molekul kimia hanya DNA yang dapat melakukan replikasi

Lebih terperinci

Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus.

Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus. DNA DAN RNA Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus. ADN merupakan blue print yang berisi instruksi yang diperlukan untuk membangun komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum keseluruhan penelitian yang telah dilakukan. Penjelasan mengenai latar belakang, tujuan, ruang lingkup penelitian dan metodologi penelitian.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hepatitis B 2.1.1 Etiologi Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV). HBV merupakan famili Hepanadviridae yang dapat menginfeksi manusia.

Lebih terperinci

diregenerasikan menjadi tanaman utuh. Regenerasi tanaman dapat dilakukan baik secara orgnogenesis ataupun embriogenesis (Sticklen 1991; Zhong et al.

diregenerasikan menjadi tanaman utuh. Regenerasi tanaman dapat dilakukan baik secara orgnogenesis ataupun embriogenesis (Sticklen 1991; Zhong et al. PENDAHULUAN Perbaikan suatu sifat tanaman dapat dilakukan melalui modifikasi genetik baik dengan pemuliaan secara konvensional maupun dengan bioteknologi khususnya teknologi rekayasa genetik (Herman 2002).

Lebih terperinci

DASAR REKAYASA GENETIKA

DASAR REKAYASA GENETIKA DASAR REKAYASA GENETIKA Rekayasa = manipulasi = modifikasi = perubahan bahan genetik (perubahan & pemindahan gen) Cara: 1. Persilangan seksual (perkawinan) 2. Hibridisasi somatik 3. Mutasi 4. Teknologi

Lebih terperinci

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan: Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agribisnis Pertemuan Ke 5 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac.id

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI BIOTEKNOLOGI PERTANIAN TEORI DASAR BIOTEKNOLOGI BAHAN GENETIK DNA RNA DEFINISI Genom Ekspresi gen Transkripsi Translasi Kromosom eukaryot Protein Histon dan Protamin Kromosom prokaryot DNA plasmid Asam

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI. Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen

BIOTEKNOLOGI. Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen BIOTEKNOLOGI Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen Sekilas tentang Gen dan Kromosom 1882, Walther Flemming menemukan kromosom adalah bagian dari sel yang ditemukan oleh Mendel 1887, Edouard-Joseph-Louis-Marie

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis.

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis. Secara umum penyebaran bakteri ini melalui inhalasi, yaitu udara yang tercemar oleh penderita

Lebih terperinci

Pengertian Bioteknologi. Pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia

Pengertian Bioteknologi. Pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia BIOTEKNOLOGI Pengertian Bioteknologi Pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia PETA KONSEP Kelangsungan Hidup Manusia Ditunjang Oleh Teknologi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Penyakit ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama kesehatan global. World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi Mycobacterium

Lebih terperinci

SUBSTANSI HEREDITAS. Dyah Ayu Widyastuti

SUBSTANSI HEREDITAS. Dyah Ayu Widyastuti SUBSTANSI HEREDITAS Dyah Ayu Widyastuti Sel Substansi Hereditas DNA RNA Pengemasan DNA dalam Kromosom DNA dan RNA Ukuran dan Bentuk DNA Double helix (untai ganda) hasil penelitian Watson & Crick (1953)

Lebih terperinci

PENGENALAN BIOINFORMATIKA

PENGENALAN BIOINFORMATIKA PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) PENGENALAN BIOINFORMATIKA Oleh: Syubbanul Wathon, S.Si., M.Si. Pokok Bahasan Sejarah Bioinformatika Istilah-istilah biologi Pangkalan data Tools Bioinformatika

Lebih terperinci

1. Sel sangat kompleks namun teratur. 3. Sel mampu memperbanyak diri. 5. Sel melakukan berbagai reaksi kimiawi

1. Sel sangat kompleks namun teratur. 3. Sel mampu memperbanyak diri. 5. Sel melakukan berbagai reaksi kimiawi Pengertian SEL JARINGAN ORGAN individu Sel (cella) Robert Hooke : suatu ruangan kecil yang dibatasi oleh membran, yang didalamnya terdapat cairan (protoplasma) Sel: satuan terkecil makhluk hidup yang dapat

Lebih terperinci

Organisasi DNA dan kode genetik

Organisasi DNA dan kode genetik Organisasi DNA dan kode genetik Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila DNA terdiri dari dua untai

Lebih terperinci

MATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.

MATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. MATERI GENETIK Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. PENDAHULUAN Berbagai macam sifat fisik makhluk hidup merupakan hasil dari manifestasi sifat genetik yang dapat diturunkan pada keturunannya Sifat

Lebih terperinci

REVERSE TRANSKRIPSI. RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd. Oleh

REVERSE TRANSKRIPSI. RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd. Oleh REVERSE TRANSKRIPSI RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd Oleh UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN

Lebih terperinci

NUCLEAR GENOME & CHROMOSOME PACKAGING

NUCLEAR GENOME & CHROMOSOME PACKAGING MK : Genetika Molekuler Prodi : Biologi (Sem 5) NUCLEAR GENOME & CHROMOSOME PACKAGING Paramita C. Kuswandi,/FMIPA UNY/2014 Email : paramita@uny.ac.id Jumlah total materi genetis pada suatu organisme =

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL 28 SEPTEMBER 2015

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL 28 SEPTEMBER 2015 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL 28 SEPTEMBER 2015 PENDAHULUAN Biologi adalah kajian tentang kehidupan Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada tingkat gen, tingkat jenis, dan tingkat ekosistem yang dijumpai di

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA...11 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Munculnya uniseluler dan multi seluler

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepatitis B (HBV). HBV ditemukan pada tahun 1966 oleh Dr. Baruch Blumberg berdasarkan identifikasi Australia antigen yang sekarang

Lebih terperinci

PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI

PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI I PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI Bios hidup: Teuchos alat; Logos ilmu Penerapan prinsip-prinsip biologi, biokimia, dan rekayasa dalam mengolah suatu bahan dengan memanfaatkan organisme hidup dan komponenkomponennya

Lebih terperinci

Ada 2 kelompok basa nitrogen yang berikatan pada DNA yaitu

Ada 2 kelompok basa nitrogen yang berikatan pada DNA yaitu DNA DNA adalah rantai doble heliks berpilin yang terdiri atas polinukleotida. Berfungsi sebagi pewaris sifat dan sintesis protein. Struktur DNA (deoxyribosenucleic acid) yaitu: 1. gula 5 karbon (deoksiribosa)

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI BERASAL 2 KATA YAITU BIOS = HIDUP, TEKNOLOGI DAN LOGOS = ILMU ILMU YANG MEMPELAJARI MENGENAI BAGAIMANA CARA MEMANFAATKAN MAKHLUK HIDUP

BIOTEKNOLOGI BERASAL 2 KATA YAITU BIOS = HIDUP, TEKNOLOGI DAN LOGOS = ILMU ILMU YANG MEMPELAJARI MENGENAI BAGAIMANA CARA MEMANFAATKAN MAKHLUK HIDUP BIOTEKNOLOGI BERASAL 2 KATA YAITU BIOS = HIDUP, TEKNOLOGI DAN LOGOS = ILMU ILMU YANG MEMPELAJARI MENGENAI BAGAIMANA CARA MEMANFAATKAN MAKHLUK HIDUP BIOTEKNOLOGI Bioteknologi berasal 2 kata yaitu Bios =

Lebih terperinci

Ada ORI dan helikase yang membuka pilinan terus sampai terbentuk replication bubble.

Ada ORI dan helikase yang membuka pilinan terus sampai terbentuk replication bubble. Catatan Wane (Berbagi Informasi) Berisi tentang materi-materi yang mungkin bisa bermanfaat buat yang membutuhkan Meliputi tentang kesehatan, penelitian, wisata, budaya, sejarah, bisnis, humor, dan catatan

Lebih terperinci

Struktur. Ingat: basa nitrogen, gula pentosa, gugus fosfat

Struktur. Ingat: basa nitrogen, gula pentosa, gugus fosfat ASAM NUKLEAT ASAM NUKLEAT Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung informasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Buku Pustaka. Penilaian MKA Bioteknologi Pertanian 9/16/2012. Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agroteknologi Pertemuan Ke 1

PENDAHULUAN. Buku Pustaka. Penilaian MKA Bioteknologi Pertanian 9/16/2012. Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agroteknologi Pertemuan Ke 1 Materi Kuliah Pertanian Prodi Agroteknologi Pertemuan Ke 1 PENDAHULUAN Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac,id MATERI KULIAH

Lebih terperinci

Nur Hidayat Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian FTP - UB

Nur Hidayat Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian FTP - UB SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT BIOLOGI Genetika Nur Hidayat Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian FTP - UB Email : nhidayat@ub.ac.id 1. Pendahuluan - Sejarah - Tujuan

Lebih terperinci

SUBSTANSIGENETIK 1. KROMOSOM 2. GEN - DNA

SUBSTANSIGENETIK 1. KROMOSOM 2. GEN - DNA SUBSTANSIGENETIK 1. KROMOSOM 2. GEN - DNA http://www.nlm.nih.gov/medlineplu S/ency/images/ency/fullsize/19095.jpg Menentukan sifat tubuh, dan diturunkan ke generasi berikutnya TUJUAN Menjelaskan struktur

Lebih terperinci

DNA DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat (ADN) merupakan tempat penyimpanan informasi genetik.

DNA DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat (ADN) merupakan tempat penyimpanan informasi genetik. DNA DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat (ADN) merupakan tempat penyimpanan informasi genetik. Struktur DNA Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model molekul

Lebih terperinci

Bahan Kuliah. Genetika Molekular. disusun oleh : Victoria Henuhili, MSi FMIPA Jurdik Biologi UNY

Bahan Kuliah. Genetika Molekular. disusun oleh : Victoria Henuhili, MSi FMIPA Jurdik Biologi UNY Bahan Kuliah Genetika Molekular disusun oleh : Victoria Henuhili, MSi vhenuhili@uny.ac.id FMIPA Jurdik Biologi UNY 2013 victoria@uny.ac.id Page 1 1. PEMBUKTIAN DNA SEBAGAI PEMBAWA MATERI GENETIK Pada tahun

Lebih terperinci

19/10/2016. The Central Dogma

19/10/2016. The Central Dogma TRANSKRIPSI dr.syazili Mustofa M.Biomed DEPARTEMEN BIOKIMIA DAN BIOLOGI MOLEKULER FK UNILA The Central Dogma 1 The Central Dogma TRANSKRIPSI Transkripsi: Proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada

Lebih terperinci

ADI HADIANA CUCU FITRIANI IGUS JULIUS MOCHAMAD SAEFFULLOH WINDA YUNI DENINTA YANTI SUSILAWATI

ADI HADIANA CUCU FITRIANI IGUS JULIUS MOCHAMAD SAEFFULLOH WINDA YUNI DENINTA YANTI SUSILAWATI ADI HADIANA CUCU FITRIANI IGUS JULIUS MOCHAMAD SAEFFULLOH WINDA YUNI DENINTA YANTI SUSILAWATI 3C Definisi Pewarisan Sitoplasmik adalah pewarisan sifat yang disebabkan oleh bagian eksternal dari nukleus,

Lebih terperinci

Erna Hayati, dr., MM., M.Si. Fira Amaris, dr., M.Si. Hertina Silaban, dr., M.Si. Marrisa, dr., M.Si. Nizmawardini Yaman, dr., M.Kes., M.

Erna Hayati, dr., MM., M.Si. Fira Amaris, dr., M.Si. Hertina Silaban, dr., M.Si. Marrisa, dr., M.Si. Nizmawardini Yaman, dr., M.Kes., M. Erna Hayati, dr., MM., M.Si. Fira Amaris, dr., M.Si. Hertina Silaban, dr., M.Si. Marrisa, dr., M.Si. Nizmawardini Yaman, dr., M.Kes., M.Si Ratna Asih S.R., dr., M.Si. Zizi Tamara, dr., M.Si. Budi Utami,

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Program : XII/IPA Semester : 1 KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Standar Kompetensi Kompetensi dasar Uraian Materi Indikator

Lebih terperinci

Bioteknologi berasal 2 kata yaitu Bios = hidup, Teknologi dan Logos = ilmu Ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana cara memanfaatkan makhluk hidup

Bioteknologi berasal 2 kata yaitu Bios = hidup, Teknologi dan Logos = ilmu Ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana cara memanfaatkan makhluk hidup BIOTEKNOLOGI Bioteknologi berasal 2 kata yaitu Bios = hidup, Teknologi dan Logos = ilmu Ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana cara memanfaatkan makhluk hidup seperti jamur,bakteri, virus dan sebagainya

Lebih terperinci

KATAPENGANTAR. Pekanbaru, Desember2008. Penulis

KATAPENGANTAR. Pekanbaru, Desember2008. Penulis KATAPENGANTAR Fuji syukut ke Hadirat Allah SWT. berkat rahmat dan izin-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang beijudul "Skrining Bakteri Vibrio sp Penyebab Penyakit Udang Berbasis Teknik Sekuens

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Virus hepatitis B (VHB) merupakan virus yang dapat. menyebabkan infeksi kronis pada penderitanya (Brooks et

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Virus hepatitis B (VHB) merupakan virus yang dapat. menyebabkan infeksi kronis pada penderitanya (Brooks et BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Virus hepatitis B (VHB) merupakan virus yang dapat menyebabkan infeksi kronis pada penderitanya (Brooks et al., 2008). Virus ini telah menginfeksi lebih dari 350 juta

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA KEGIATAN 8.3

LEMBAR KERJA KEGIATAN 8.3 LEMBAR KERJA KEGIATAN 8.3 MEMPELAJARI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MANUSIA MELALUI BIOTEKNOLOGI Bioteknologi berkebang sangat pesat. Produk-produk bioteknologi telah dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Pencarian Kultur Baru. Isolasi dan Perbaikan. Kultur. Teknik plating. Kultur Diperkaya 10/14/2014

Pencarian Kultur Baru. Isolasi dan Perbaikan. Kultur. Teknik plating. Kultur Diperkaya 10/14/2014 Isolasi dan Perbaikan Kultur 10/14/2014 Nur Hidayat Materi Kuliah Bioindustri http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id http://ptp2007.wordpress.com http://bioindustri.blogspot.com Pencarian Kultur Baru Contoh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Virus Hepatitis B Gibbon Regio Pre-S1 Amplifikasi Virus Hepatitis B Regio Pre-S1 Hasil amplifikasi dari 9 sampel DNA owa jawa yang telah berstatus serologis positif terhadap antigen

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN 14 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Konfirmasi bakteri C. violaceum dan B. cereus dilakukan dengan pewarnaan Gram, identifikasi morfologi sel bakteri, sekuensing PCR 16s rdna dan uji kualitatif aktivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Studi Arkeologis dan Genetik Masyarakat Bali

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Studi Arkeologis dan Genetik Masyarakat Bali BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Studi Arkeologis dan Genetik Masyarakat Bali Masyarakat Bali saat ini merupakan hasil perkembangan masyarakat Bali yang menghuni Bali sejak zaman prasejarah. Hal tersebut dapat

Lebih terperinci

Metode-metode dalam biologi molekuler : isolasi DNA, PCR, kloning, dan ELISA

Metode-metode dalam biologi molekuler : isolasi DNA, PCR, kloning, dan ELISA Metode-metode dalam biologi molekuler : isolasi DNA, PCR, kloning, dan ELISA Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas

Lebih terperinci

BIO306. Prinsip Bioteknologi

BIO306. Prinsip Bioteknologi BIO306 Prinsip Bioteknologi KULIAH 7. PUSTAKA GENOM DAN ANALISIS JENIS DNA Konstruksi Pustaka DNA Pustaka gen merupakan sumber utama isolasi gen spesifik atau fragmen gen. Koleksi klon rekombinan dari

Lebih terperinci

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika. 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom:

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika. 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom: 100 Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom: DNA polimer nukleotida (deoksiribosa+fosfat+basa nitrogen) gen (sekuens/dna yang mengkode suatu polipeptida/protein/sifat

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN PERTANIAN Struktur & Komponen Sel Teknik Dasar Macam Kuljar 1 Macam Kuljar 2 Bahan Genetik Perubahan Genetik UTS Manipulasi Genetik Rekombinasi DNA Rekayasa Genetik Enzim Restriksi Ligase Teknik Transformasi

Lebih terperinci

ASAM NUKLEAT (NUCLEIC ACID)

ASAM NUKLEAT (NUCLEIC ACID) ASAM NUKLEAT (NUCLEIC ACID) Terdapat pada semua sel hidup Merupakan makromolekul dengan monomer Mononukleotida Fungsi : 1. Menyimpan, mereplikasi dan mentranskripsi informasi genetika 2. Turut dalam metabolisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia. Mycobacterium tuberculosis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia. Mycobacterium tuberculosis, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia. Mycobacterium tuberculosis, agen penyebab TB yang

Lebih terperinci

ketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti benar-benar ada di

ketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti benar-benar ada di Membran Inti Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk

Lebih terperinci

polipeptida yang kemudian dimodifikasi lebih lanjut menjadi protein. Manipulasi pada tahap translasi mrna bertujuan untuk mengatasi suatu penyakit

polipeptida yang kemudian dimodifikasi lebih lanjut menjadi protein. Manipulasi pada tahap translasi mrna bertujuan untuk mengatasi suatu penyakit BAB 1 PEDAULUA Terapi gen adalah teknik untuk mengoreksi gen-gen yang cacat yang bertanggung jawab terhadap suatu penyakit. Pengobatan atau pencegahan penyakit melalui terapi gen dilakukan dengan transfer

Lebih terperinci

Rekayasa genetika. Bio-mol kul ke Erlindha Gangga A

Rekayasa genetika. Bio-mol kul ke Erlindha Gangga A Rekayasa genetika Bio-mol kul ke 10-11 Erlindha Gangga A Untuk mempelajari kloning gen dibutuhkan penge - tahuan tentang konsep biologi molekuler dan peng - gunaan tehnik-tehnik dalam laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan insiden dan mortalitas yang tinggi (Carlos et al., 2014). Sampai saat ini telah

I. PENDAHULUAN. dengan insiden dan mortalitas yang tinggi (Carlos et al., 2014). Sampai saat ini telah I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kanker serviks masih merupakan masalah kesehatan perempuan sehubungan dengan insiden dan mortalitas yang tinggi (Carlos et al., 2014). Sampai saat ini telah tedapat 529.000

Lebih terperinci

Ilmu Kealaman Dasar (IAD) Perkembangan Teknologi. Pertemuan ke-9,10

Ilmu Kealaman Dasar (IAD) Perkembangan Teknologi. Pertemuan ke-9,10 lmu Kealaman Dasar (AD) Perkembangan Teknologi Pertemuan ke-9,10 Prepared by AKA-T UMS Review Pertemuan ke-8 PA sebagai dasar pengembangan teknologi, Sejarah peradaban manusia dan perkembangan teknologi,

Lebih terperinci