Peningkatan Repeatability Sistem Metering dengan Pengendalian Aliran Menggunakan PID

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peningkatan Repeatability Sistem Metering dengan Pengendalian Aliran Menggunakan PID"

Transkripsi

1 Peningkatan Repeatability Sistem Metering dengan Pengendalian Aliran Menggunakan PID Muhammad Ridwan 1, Wahidin Wahab 2 1 Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia 2 Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia gamridwan@gmailcom 1, wahidin@eeuiacid 2 Abtrak Dalam industri migas, proses perhitungan transaksi (custody transfer) banyak dilakukan menggunakan sistem metering Pada setiap transaksi harus dipastikan sistem metering memiliki performa yang baik dan mampu melakukan pengukuran dengan benar, yang dibuktikan dengan nilai repeatability yang didapat saat proving harus memenuhi standar yang telah disepakati Di lapangan, terdapat permasalahan berupa variasi laju aliran dari bagian hulu, yang mengganggu proses proving dan mempengaruhi performa sistem metering Pada penelitian ini dibahas mengenai pengendalian aliran untuk mengkompensasi permasalahan tersebut dan meningkatkan repeatability sistem metering Sistem metering akan dimodelkan dan dilakukan perancangan pengendali PID menggunakan metode Tempat Kedudukan Akar Pengujian kemampuan pengendali mengatasi gangguan dilakukan dengan simulasi dengan model yang telah diperoleh Hasil simulasi menunjukkan sistem metering dengan pengendali PID mampu menghasilkan nilai repeatability yang baik, yaitu dengan variasi gangguan 5% dan 10% didapat nilai dan Sistem juga memiliki overshoot yang kecil, settling time yang cepat, dan steady-state error yang mendekati nol Improvement of Repeatability in Metering System with Flow Control Using PID Abstract In the oil and gas industry, the process of calculating transaction (custody transfer) is mostly done using metering system In each transaction must be ascertained that metering system has a good performance and is able to take measurements correctly, and it should be proven with the repeatability value that must meet agreed standard, when proving was carried out On the field, there are problems from disturbances that caused by flow rate variation from upstream side of the meter, that must affect the proving process, and so the performance of metering system This report will discuss control of the flow to compensates the disturbances and improve the performance of metering, by improving its repeatability value Metering system will be modeled and PID controller design will be done by root locus method The ability of the controller on compensating the disturbances with the model will be simulated The simulation results show the metering system with PID controllers are able to produce good repeatability value, with the disturbance variation 5% and 10% obtained values and The system also has a small overshoot, fast settling time, and near zero steady-state error keywords : Metering system ; PID ; repeatability ; root locus Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

2 Pendahuluan Dalam industri migas, setiap hari terjadi banyak transaksi jual beli minyak (custody transfer), dari sektor hulu hingga hilir Transaksi tersebut bernilai sangat besar, sehingga membutuhkan akurasi yang sangat tinggi pada proses perhitungan setiap transaksi Perhitungan dari transaksi tersebut pada umumnya dilakukan dengan menggunakan sistem metering karena memiliki akurasi dan kehandalan sistem paling tinggi dibanding metode lainnya Sistem metering merupakan metode pengukuran volume minyak yang menggunakan flow meter untuk mengukur besaran proses utamanya yaitu aliran Namun diperhitungkan juga tekanan dan suhu dari proses saat transaksi dilakukan, yang dijadikan faktor koreksi bagi besarnya volume yang terukur Pada setiap transaksi performa dari sistem metering harus dipastikan dalam kondisi baik dan mampu melakukan pengukuran volume dengan benar Untuk mengetahui performa sistem metering, harus dilakukan proving pada setiap transaksi jual beli minyak Proving merupakan suatu metode untuk memvalidasi hasil pengukuran dari flow meter, dengan membandingkan hasil pengukuran terhadap volume prover oleh flow meter tersebut dan hasil pengukuran volume prover yang dilakukan di factory dan telah diverifikasi sesuai standar yang berlaku Dari proses proving, akan didapatkan nilai meter factor dari setiap proving run yang dilakukan Nilai meter factor merupakan nilai yang diperoleh dari kecepatan aliran (flowrate), tekanan, dan suhu proses saat proving dilakukan Performa sistem metering yang baik harus memenuhi standar yang berlaku dan telah disepakati bersama dalam transaksi, yaitu memiliki nilai keterulangan (repeatability) dari meter factor maksimal sebesar % Saat proving dilakukan, terdapat permasalahan yang muncul yaitu sulitnya didapatkan nilai repeatability, yang merupakan representasi dari performa sistem metering, yang memenuhi standar Hal ini disebabkan oleh ketidakstabilan aliran pada sistem metering yang dikarenakan oleh masukan aliran dari bagian hulu (upstream) yang naik turun Di lapangan, penyebab hal ini dapat berupa pompa, yang digunakan untuk mentransfer minyak dari tanki menuju sistem metering, tidak mampu menghasilkan aliran yang konstan, karena faktor umur dari pompa tersebut yang sudah tua maupun faktor lainnya Variasi masukan aliran ini kemudian akan menghasilkan variasi kecepatan aliran yang terukur oleh flow meter, dan ketika dilakukan proving variasi tersebut akan mempengaruhi besarnya nilai meter factor, yang mana menimbulkan variasi nilai meter factor yang terlalu lebar sehingga pada akhirnya nilai repeatability menjadi terlalu besar dan tidak memenuhi standar yang telah ditentukan Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

3 Pada penelitian ini akan dilakukan pemodelan sistem metering berdasarkan sistem sesungguhnya yaitu sistem metering untuk produk premium dengan parameter-parameter yang sesuai dengan kondisi aktual di lapangan Dari hasil pemodelan sistem kemudian dirancang simulasi yang merepresentasikan sistem metering tersebut Pada simulasi akan dilakukan pengendalian aliran pada sistem metering untuk menciptakan kecepatan aliran yang stabil dan sesuai dengan yang diinginkan sehingga mampu meningkatkan performa sistem metering yang ditandai dengan nilai repeatability mampu memenuhi standar, yaitu maksimal % Pengendali yang akan digunakan yaitu pengendali PID (Proportional Integral Derivative) Dengan pengendali PID, model sistem metering diasumsikan sebagai sistem yang linier Alasan penggunaan pengendali PID ini karena memiliki ketahanan terhadap gangguan, yang dalam sistem metering ini berupa variasi masukan aliran Selain itu pengendali ini memiliki kemampuan untuk menekan steady-state error hingga mendekati nol, yang mana sesuai dengan tujuan dari sistem metering untuk menghasilkan kecepatan aliran sesuai dengan yang diinginkan Pengendali ini juga memiliki kemampuan untuk mengurangi persentase overshoot dan mempercepat respon transien dari sistem, sehingga kecepatan aliran akan menyesuaikan dengan cepat menuju nilai yang diinginkan Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan selama penelitian ini yaitu melakukan pemodelan sistem metering, merancang simulasi, dan melakukan pengujian serta analisa dari hasil simulasi sistem yang telah dirancang Dilakukan pendekatan tinjauan pustaka, yaitu melakukan studi literatur dari jurnal ilmiah, buku pustaka, sumber di internet, dan buku manual dari perangkat yang digunakan Selain itu juga dilakukan pendekatan diskusi dengan pembimbing skripsi yang berkaitan dengan topik bahasan skripsi Pemodelan Sistem Metering Sistem metering merupakan sistem yang memiliki process variable berupa aliran minyak, dan sistem terdiri dari elemen pengukuran berupa turbine meter, elemen pengendali akhir berupa butterfly valve yang digerakkan aktuator valve Pada sub-bab ini akan dibahas pemodelan dari proses beserta elemen-elemen yang terdapat di dalamnya, yang kemudian akan dipergunakan Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

4 untuk menganalisa performa dari sistem metering Blok diagram model sistem metering ditunjukkan pada gambar 1 berikut ini Gambar 1 Blok Diagram Model Sistem Metering Pada saat dilakukan proving pada sistem metering, arah aliran minyak akan dibelokkan terlebih dahulu memasuki unit compact prover Pembelokkan tersebut dilakukan setelah aliran melalui turbine meter, aliran yang menuju butterfly valve akan diblok dan dibelokkan ke compact prover, kemudian aliran kembali ke metering dan melewati butterfly valve lalu mengalir ke bagian hilir dari metering Karena pada saat proving aliran minyak melewati compact prover, maka blok diagram dari sistem metering saat proving terdapat penambahan unit compact prover, seperti ditunjukkan pada gambar 2 Gambar 2 Blok Diagram Model Sistem Metering Dengan Compact Prover Proses atau plant pada sistem metering merupakan aliran minyak, dimana aliran tersebut merupakan controlled variable sekaligus manipulated variable Untuk mendapatkan model proses aliran digunakan pendekatan orde 1, sehingga model proses akan memiliki bentuk fungsi alih seperti persamaan 1!"(!) = 1!" + 1 (1) Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

5 Dengan menurunkan persamaan aliran fluida cairan didapat persamaan untuk mencari time constant yaitu seperti pada persamaan 2! =!"#!"!" Pada sistem metering diketahui nilai-nilai dari variabel di atas dari spesifikasi sistem, sehingga dengan memasukkan nilai dari variabel tersebut ke dalam persamaan 2 maka didapat nilai time constant yaitu 02 sec Model fungsi alih orde 1 dari proses aliran seperti ditunjukkan persamaan 3!"(!) = 1 02! + 1 Pada penelitian sistem metering ini, elemen pengukuran yang digunakan yaitu turbine meter Untuk mengetahui karakteristik dari sistem metering secara keseluruhan maka perlu dilakukan pemodelan elemen pengukurannya Model turbine meter merupakan sistem SISO dimana masukannya berupa laju aliran dan keluarannya berupa pulsa tegangan Dengan melakukan pendekatan orde 1, maka model turbine meter akan memiliki bentuk fungsi alih seperti pada persamaan 4!(!) =!!" + 1 Turbine meter memiliki masukan berupa laju aliran (Q) dan keluaran pulsa tegangan (N) yang hubungannya linier, maka didapatkan nilai gain K berdasarkan nilai tersebut sebesar 184 Sementara nilai turbine meter time constant diambil dari nilai response time dari spesifikasi turbine meter sebesar 10 milisecond = 001 second Sehingga didapatkan fungsi alih dari turbine meter seperti ditunjukkan persamaan 5!(!) = ! + 1 Pada penelitian sistem metering ini, elemen pengendali akhir yang digunakan yaitu butterfly valve Untuk mengetahui karakteristik dari sistem metering secara keseluruhan maka perlu dilakukan pemodelan elemen pengendali akhirnya Butterfly valve dimodelkan dengan pendekatan orde 1, maka model butterfly valve memiliki bentuk fungsi alih seperti persamaan 6 (2) (3) (4) (5) Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

6 4/18!"(!) =!"!" + 1 (6) Butterfly valve memiliki karakteristik linier, nilai gain dari valve (Kv) diperoleh sebesar 075 Sementara nilai time constant dari butterfly valve diambil dari nilai throttling time dari spesifikasi aktuator valve sebesar 10 detik Sehingga didapatkan fungsi alih dari butterfly valve seperti persamaan 7!"(!) = ! + 1 Proses proving pada compact prover pada prinsipnya merupakan proses mengalirkan fluida ke dalam pipa, yang mana tidak terjadi proses apapun di dalam unit compact prover Aliran dilewatkan untuk menggerakkan piston dan kembali mengalir ke sistem metering, lalu melewati control valve, dan seterusnya mengalir ke bagian hilir (downstream) dari sistem Oleh karena itu, compact prover akan dimodelkan dengan menggunakan pendekatan orde 1 sebagaimana model proses (plant) dari sistem metering, dan model compact prover akan memiliki bentuk fungsi alih seperti persamaan 8 (7)!"#(!) = 1!" + 1 (8) Untuk memperoleh nilai time constant dipergunakan formula yang sama sebagaimana pada pemodelan proses aliran, yaitu persamaan 2 Pada compact prover diketahui nilai-nilai dari variabel di atas dari spesifikasi Dengan memasukkan nilai dari variabel ke dalam persamaan 2 didapat nilai time constant yaitu 03 sec Maka, didapat model fungsi alih orde 1 dari compact prover seperti pada persamaan 9!"#(!) = 1 03! + 1 (9) Perancangan Pengendali Pada penelitian ini akan dirancang pengendali PID (Proportional Integral Derivative) dengan metode Tempat Kedudukan Akar (TKA) atau Root locus yang diharapkan mampu mengkompensasi permasalahan gangguan tersebut Parameter kendali yang didapatkan dari TKA akan diterapkan pada model fungsi alih sistem metering Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

7 4/18 Untuk menciptakan sistem metering yang memiliki respon transien dan steady-state error yang diinginkan serta memiliki performa yang tidak terpengaruh oleh gangguan, maka pada penelitian ini akan dirancang pengendali PID (Proportional Integral Derivative) dengan Tempat Kedudukan Akar (TKA) yang diharapkan mampu memenuhi tujuan tersebut Pengendali PID, yang mana memiliki dua zero dan satu pole di origin, memiliki fungsi alih seperti ditunjukkan pada persamaan 10!!! =!! +!!! +!!! =!!! +!! +!!!!! =!!!! +!!!!! +!!!!! Satu zero dan pole pada origin dapat dirancang sebagai kompensator integral ideal, sementara zero yang lain dapat dirancang sebagai kompensator derivative ideal Pada penelitian ini akan dilakukan perancangan pengendali PID menggunakan SIMULINK pada program MATLAB Gambar blok diagram dan fungsi alih mengacu pada gambar 3 yang merepresentasikan sistem metering dengan compact prover Perancangan pengendali PID bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi yaitu memiliki 10% overshoot, dan steady-state error sebesar nol Diharapkan dengan terpenuhinya spesifikasi tersebut akan mampu meningkatkan repeatability dari sistem metering Tahapan Perancangan pengendali PID dengan TKA pada sistem metering adalah sebagai berikut : Evaluasi performa dari sistem yang tidak terkompensasi untuk menghitung berapa banyak perbaikan respon transien yang dibutuhkan Langkah yang pertama yaitu mengetahui performa sistem metering sebelum dikompensasi, sehingga dapat diketahui perbaikan respon transien yang dibutuhkan oleh sistem Plot tempat kedudukan akar dapat didapatkan dari fungsi alih open loop dari sistem metering yang mana blok diagramnya adalah sebagai berikut : (10) Gambar 3 Blok Diagram Model Sistem Metering Dengan Fungsi Alih Elemen Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

8 Proses atau plant pada sistem metering Plot TKA didapatkan dengan menggunakan program MATLAB Plot TKA dari persamaan open loop sistem metering yang tidak terkompensasi seperti terlihat pada gambar 4 Dengan 10% overshoot maka nilai ζ = 0591, dan dari plot TKA didapatkan perpotongan antara garis damping ratio (ζ) dengan kurva TKA yang merupakan dominant-pole pada ± j134 dengan gain sebesar 73 Gambar 4 Plot TKA Sistem Metering yang Tidak Terkompensasi Dan karakteristik keseluruhan dari sistem metering tidak terkompensasi yang diperoleh dari perhitungan berdasarkan plot TKA dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 1 Karakteristik Sistem Metering yang Tidak Terkompensasi Dominant Poles ± j134 K 73 ζ 0591 ω n 1662 %OS 10 T S T P 4072 second 2344 second K P 138 Ess 042 Pole lainnya -719 Comments 2 nd order approx OK Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

9 Dari persamaan open-loop sistem metering dengan gain sebesar 73 didapatkan respon dari sistem metering yang tidak terkompensasi berdasarkan simulasi memiliki % overshoot yang masih besar yaitu sekitar 118%, settling time (Ts) sebesar 8 second, dan steady-state error sebesar 01 Dari karakteristik respon tersebut belum diperoleh spesifikasi sistem yang sesuai dengan yang diinginkan Rancang pengendali PD untuk memenuhi spesifikasi respon transien Untuk mengkompensasi sistem dengan mengurangi Peak Time (Tp) sebesar 2/3 dari sistem yang tidak terkompensasi, dilakukan perhitungan untuk mencari lokasi dominant pole yang diinginkan Nilai bagian imajiner dominant pole sistem yang terkompensasi diperoleh 201 dan bagian riil diperoleh -147 Setelah didapatkan lokasi dominant pole sistem yang terkompensasi, dilakukan perhitungan jumlah sudut dari keseluruhan pole dan zero sistem yang tidak terkompensasi, untuk mendapatkan lokasi zero kompensator Didapatkan jumlah sudut sebesar -210, maka zero kompensator yang dibutuhkan harus memiliki sudut sebesar = 30 Dengan mengasumsikan zero kompensator berlokasi di -z c, maka diperoleh z c = 4952, maka Pengendali PD seperti ditunjukkan persamaan 11!!"! =! (11) Setelah didapatkan nilai pengendali PD, maka kemudian diperoleh plot TKA dari sistem metering yang telah terkompensasi dengan pengendali PD seperti pada gambar 5 Gambar 5 Plot TKA Sistem Metering yang Terkompensasi Pengendali PD Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

10 Dari plot TKA didapatkan perpotongan antara garis damping ratio (ζ) dengan kurva TKA yang merupakan dominant-pole pada -137 ± j187 dengan gain sebesar 238 Dan karakteristik keseluruhan dari sistem metering terkompensasi pengendali PD yang diperoleh dari perhitungan berdasarkan plot TKA dapat dilihat pada tabel 2 Tabel 2 Karakteristik Sistem Metering yang Terkompensasi Pengendali PD Dominant Poles -137 ± j187 K 238 ζ 0591 ω n 2318 %OS 10 T S T P 2919 second 1679 second K P Ess 0058 Pole lainnya -107 Comments 2 nd order approx OK Simulasi sistem untuk memastikan spesifikasi yang diharapkan telah terpenuhi Untuk memastikan sistem telah memiliki spesifikasi yang diinginkan, maka dilakukan simulasi sistem metering yang telah terkompensasi PD Blok diagram sistem metering yang telah terkompensasi PD menjadi seperti yang ditunjukkan pada gambar 6 Kompensasi PD berupa kompensator zero dimasukkan ke dalam fungsi alih proses aliran Gambar 6 Blok Diagram Sistem Metering Dengan Pengendali PD Hasil simulasi sistem metering yang telah terkompensasi pengendali PD memiliki kurva respon yang lebih baik dari sistem yang tidak terkompensasi Dari kurva respon hasil simulasi sistem metering yang terkompensasi pengendali PD memiliki % overshoot yang lebih baik yaitu Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

11 4387%, settling time (Ts) yang lebih cepat yaitu 4 second, dan steady-state error sebesar 0058 Terlihat dengan ditambahkannya pengendali PD pada sistem, respon transien yang diinginkan berupa % overshoot telah mencapai spesifikasi yang diinginkan Rancang pengendali PI untuk menghasilkan steady-state error yang diinginkan Tahap selanjutnya yaitu dilakukan perancangan pengendali PI untuk memenuhi spesifikasi respon sesuai yang diinginkan yaitu steady-state error sebesar nol terhadap masukan step Untuk merancang pengendali PI, dilakukan penambahan zero kompensator yang terletak dekat dengan origin dan penambahan pole di origin Pengendali yang dipilih seperti ditunjukkan persamaan 12!"#(!) =! + 01! Setelah ditentukan nilai pengendali PI, kemudian diperoleh plot TKA dari sistem metering yang telah terkompensasi dengan pengendali PID seperti pada gambar 7 (12) Gambar 7 Plot TKA Sistem Metering yang Terkompensasi Pengendali PID Dari plot TKA didapatkan perpotongan antara garis damping ratio (ζ) dengan kurva TKA yang merupakan dominant-pole pada -132 ± j18 dengan gain sebesar 234 Dan karakteristik keseluruhan dari sistem metering terkompensasi pengendali PID yang diperoleh dari perhitungan berdasarkan plot TKA dapat dilihat pada tabel 3 Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

12 Tabel 3 Karakteristik Sistem Metering yang Terkompensasi Pengendali PID Dominant Poles -137 ± j187 K 238 ζ 0591 ω n 2318 %OS 10 T S T P 2919 second 1679 second K P Ess 0058 Pole lainnya -107 Comments 2 nd order approx OK Hitung gain, K 1, K 2, dan K 3 Tahap selanjutnya yaitu dilakukan perhitungan nilai gain K 1, K 2, dan K 3 untuk persamaan 323 Dari persamaan 11 dan 12, maka gain dari pengendali PID didapatkan dengan persamaan 13 Dari persamaan tersebut, maka dapat diperoleh nilai K 1 = 11822, K 2 = 1159, dan K 3 = 234!!"#! =!! ! + 01! = 234! ! + 01! Simulasi sistem untuk memastikan semua spesifikasi telah terpenuhi Untuk memastikan sistem telah memiliki spesifikasi yang diinginkan, maka dilakukan simulasi sistem metering yang telah terkompensasi PID Blok diagram sistem metering yang telah terkompensasi PID menjadi seperti yang ditunjukkan pada gambar 8 Kompensasi PID berupa fungsi alih dengan kompensator zero dan pole ditambahkan pada fungsi alih sistem metering (13) Gambar 8 Blok Diagram Sistem Metering Dengan Pengendali PID Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

13 Sistem metering yang telah terkompensasi pengendali PID memiliki kurva respon yang lebih baik dari sistem yang hanya terkompensasi PD Dari kurva respon hasil simulasi sistem metering yang terkompensasi pengendali PD memiliki % overshoot yang lebih baik yaitu 4%, settling time (Ts) yang lebih cepat yaitu 3 second, dan mampu mencapai zero steady-state error Terlihat dengan ditambahkannya pengendali PID pada sistem, respon transien yang diinginkan berupa % overshoot telah mencapai spesifikasi yang diinginkan yaitu di bawah 10%, settling time (Ts) yang cepat, dan dapat dicapainya steady-state error sebesar nol Oleh karena itu, sistem metering telah diharapkan mampu mencapai kondisi stabil setelah ditambahkannya pengendali PID tersebut Simulasi Kalkulasi Proving Simulasi kalkulasi proving akan dilakukan dengan m-file pada program MATLAB, dimana telah ditentukan nilai parameter-paramater yang digunakan dalam simulasi kalkulasi proving ini seperti terlihat pada tabel 4 Semua parameter diasumsikan memiliki nilai tetap, dan yang menjadi masukan variabel bagi kalkulasi yaitu nilai laju aliran yang merupakan keluaran dari sistem metering Tabel 4 Nilai Parameter Untuk Simulasi Kalkulasi Proving Base Volume Prover CTSP CPSP 1 CTLP CPLP K-factor Flight time 218 CTLM CPLM Pada simulasi kalkulasi ini, untuk mendapatkan nilai repeatability dari sistem metering digunakan formula seperti pada persamaan 14!"#"$%$&'('%) % =!"!"#$"%&#!"!"#$"%&'!"!"#$"%&'!100 (14) Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

14 Nilai meter factor terbesar dan terkecil akan dipilih dari tiga nilai yang didapat dengan laju aliran yang berbeda Kalkulasi meter factor memiliki formula seperti pada persamaan 15!" =!"#$!"##$%&$'!"#$%"!"#$%& =!"#$!"##$%&$'!"#"$!"#$%& Nilai Corrected Prover Volume (GSVp) didapatkan dari nilai Base Volume Prover yang dikompensasi terhadap faktor-faktor koreksi pada prover yaitu CTSP, CPSP, CTLP, dan CPLP Sementara nilai Corrected Meter Volume (ISVm) didapatkan dari nilai Meter Volume yang dikompensasi terhadap faktor-faktor koreksi pada meter yaitu CTLM dan CPLM Dan nilai Meter Volume didapatkan dari pembagian pulsa dengan K-factor dari turbine meter yang digunakan sebagai alat pengukur laju aliran (15) Simulasi Tanpa Pengendali Tahap pertama yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu melakukan simulasi sistem metering dengan gangguan tanpa pengendali Blok diagram dari sistem metering dengan gangguan tanpa pengendali dapat dilihat pada gambar 9 di bawah ini Gambar 9 Blok Diagram Simulasi Sistem Metering Tanpa Pengendali Kurva respon sistem metering tanpa pengendali ketika diberi input step sebesar 200 seperti tampak pada gambar 10 Dari hasil simulasi sistem tanpa pengendali terlihat karakteristik respon transien dari sistem metering, dimana memiliki settling time yang kurang baik yaitu 60 detik, dan seady-state error yang cukup besar yaitu 038 Kemudian pada simulasi tanpa pengendali juga akan dilakukan percobaan variasi gangguan yaitu variasi gangguan hingga 5% dari input step Dari simulasi akan dilihat pengaruh gangguan terhadap sistem dan keluaran simulasi akan dimasukkan ke dalam simulasi kalkulasi proving untuk melihat pengaruh gangguan terhadap nilai repeatability dari sistem metering tanpa pengendali Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

15 Gambar 10 Kurva Respon Sistem Metering Tanpa Pengendali Pada simulasi ini ditentukan input step yang diinginkan yaitu 200 Dan gangguan yang diberikan berupa variasi input sebesar 0 5% dari besarnya nilai input step atau 0 10 Gangguan tersebut naik secara bertahap sebesar 25% dari nilai maksimum gangguan Dari simulasi tanpa pengendali dengan variasi gangguan sebesar 0 5% yang dilakukan, didapatkan kurva respon yang ditunjukkan pada gambar 11 Gambar 11 Kurva Respon Sistem Metering Tanpa Pengendali Gangguan 5% Dari kurva tersebut dapat dianalisis bahwa sistem metering belum mampu menyesuaikan dengan nilai input step yang diinginkan sebesar 200, namun memiliki keluaran laju aliran hingga Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

16 285, yang sangat jauh dari nilai yang diinginkan Dalam kurva tersebut dapat dilihat juga pengaruh dari gangguan pada sistem metering, dimana laju aliran mengalami kenaikan dan penurunan ketika diberikan gangguan, sebesar gangguan yang diberikan Keluaran hasil simulasi berupa laju aliran dimasukkan ke dalam simulasi kalkulasi proving untuk mendapatkan nilai repeatability dari sistem metering Pada simulasi ini akan dilakukan pencuplikan tiga nilai laju aliran pada tiga waktu yang berbeda yaitu pada detik ke-80, 95, dan 110 Yang mana pada ke-tiga waktu tersebut terjadi perubahan laju aliran akibat gangguan Dari hasil percobaan simulasi kalkulasi proving pada sistem metering tanpa pengendali dengan gangguan hingga 5% didapat hasil seperti pada tabel 5 Tabel 5 Hasil Kalkulasi Proving Tanpa Pengendali dengan Gangguan 5% Laju Aliran 1 pada detik ke Laju Aliran 2 pada detik ke Laju Aliran 3 pada detik ke Meter factor Meter factor Meter factor Repeatability Dari hasil yang ditunjukkan pada tabel dapat dianalisis bahwa dengan terjadinya variasi gangguan mengakibatkan variasi hasil pengukuran laju aliran pada sistem metering, yang mana hal tersebut kemudian berpengaruh terhadap hasil kalkulasi meter factor Meskipun terlihat hanya terjadi sedikit variasi pada laju aliran, kurang lebih hanya 5, yang juga menyebabkan variasi yang tidak banyak pada nilai meter factor sekitar 01, namun nilai-nilai tersebut menghasilkan nilai repeatability yang terlalu tinggi yaitu sebesar 17472% Nilai tersebut masih sangat jauh diatas standar yang ditentukan yaitu sebesar 002% Simulasi Dengan Pengendali Setelah dilakukan simulasi tanpa pengendali kemudian pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem metering dengan pengendali PID yang telah dirancang pada bab sebelumnya Blok diagram dari sistem metering setelah dikompensasi dengan pengendali PID dapat dilihat pada gambar 12 Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

17 Gambar 12 Blok Diagram Simulasi Sistem Metering Dengan Pengendali PID Pada simulasi ini digunakan fungsi alih yang telah diberi kompensator PID dengan parameter yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya Pada simulasi dengan pengendali akan dilakukan juga dua percobaan variasi gangguan yaitu variasi gangguan hingga 5% dari set point dan variasi gangguan hingga 10% dari set point Pada simulasi dengan variasi hingga ganguan 5% ditentukan set point laju aliran yang diinginkan yaitu 200kL/hour Dan gangguan yang diberikan berupa variasi input sebesar 0 5% dari set point atau 0 10 kl/hour Dari simulasi yang dilakukan, didapatkan kurva respon yang ditunjukkan pada gambar 13 Gambar 13 Kurva Respon Sistem Metering Dengan Pengendali Gangguan 5% Dari kurva tersebut dapat dianalisis bahwa sistem metering telah mampu menyesuaikan dengan nilai set point laju aliran yang diinginkan sebesar 200 kl/hour Dari kurva terlihat bahwa Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

18 repson dari sistem memiliki settling time yang cepat yaitu 3 detik dan % overshoot yang tidak besar yaitu 41% Pada kurva terlihat masih nampaknya pengaruh dari gangguan terhadap keluaran sistem, dimana pada saat terjadi gangguan berupa perubahan laju aliran maka akan terjadi kenaikan dan penurunan laju aliran sesaat sebesar 25 kl/hour atau 125% dari set point laju aliran Namun kenaikan dan penurunan yang terjadi tidak terlalu lama, yaitu hanya berlangsung selama 2 detik, setelah itu sistem akan kembali stabil Sehingga dapat dinyatakan sistem memiliki performa yang baik karena mampu kembali ke kondisi stabilnya dalam waktu yang singkat dan kembali menghasilkan steady state error bernilai nol Keluaran hasil simulasi dimasukkan ke dalam simulasi kalkulasi proving Dari hasil percobaan simulasi kalkulasi proving pada sistem metering dengan pengendali dan gangguan hingga 5% didapat hasil seperti pada tabel 6 Tabel 6 Hasil Kalkulasi Proving Dengan Pengendali dengan Gangguan 5% Laju Aliran 1 pada detik ke Laju Aliran 2 pada detik ke Laju Aliran 3 pada detik ke Meter factor Meter factor Meter factor Repeatability Dari hasil yang ditunjukkan pada tabel dapat dianalisis bahwa dengan terjadinya variasi gangguan hingga 5% tidak mengakibatkan variasi hasil pengukuran laju aliran pada sistem, yang mana berpengaruh terhadap kalkulasi meter factor Pada hasil kalkulasi meter factor tidak juga terjadi variasi nilai yang signifikan sehingga nilai-nilai tersebut menghasilkan nilai repeatability yang sangat baik yaitu sebesar 00028% Pada simulasi dengan variasi gangguan hingga 10% ini ditentukan set point yang sama Dan gangguan sebesar 0 10% dari set point atau 0 20 kl/hour Dari simulasi yang dilakukan, didapatkan kurva respon yang ditunjukkan pada gambar 14 Dari kurva dapat dianalisis bahwa sistem metering telah mampu menyesuaikan dengan nilai set point Selain itu, terlihat bahwa repson dari sistem sama dengan percobaan sebelumnya yaitu memiliki settling time selama sekitar 5 detik, yang mana cukup cepat, dan % overshoot yang tidak besar yaitu 4% Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

19 Gambar 14 Kurva Respon Sistem Metering Dengan Pengendali Gangguan 10% Pada kurva terlihat masih nampaknya pengaruh dari gangguan terhadap keluaran sistem, dimana pada saat terjadi gangguan maka akan terjadi kenaikan dan penurunan laju aliran sesaat sebesar 5 kl/hour atau 25% dari set point laju aliran Namun hal tersebut tidak terlalu lama, yaitu hanya berlangsung selama 3 detik, setelah itu sistem akan kembali stabil Sehingga dapat dinyatakan sistem memiliki performa yang baik karena mampu kembali ke kondisi stabilnya dalam waktu yang singkat dan kembali menghasilkan steady state error bernilai nol Dari keluaran hasil simulasi berupa laju aliran dimasukkan ke dalam simulasi kalkulasi proving untuk mendapatkan nilai repeatability dari sistem metering Dari hasil percobaan simulasi kalkulasi proving pada sistem metering dengan pengendali dan gangguan hingga 10% didapat hasil seperti pada tabel 7 Tabel 7 Hasil Kalkulasi Proving Dengan Pengendali dengan Gangguan 10% Laju Aliran 1 pada detik ke Laju Aliran 2 pada detik ke Laju Aliran 3 pada detik ke Meter factor Meter factor Meter factor Repeatability Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

20 Dari hasil yang ditunjukkan pada tabel dapat dianalisis bahwa dengan terjadinya variasi gangguan hingga 10% tidak mengakibatkan variasi hasil pengukuran laju aliran pada sistem, yang mana hal tersebut kemudian berpengaruh terhadap kalkulasi meter factor Pada hasil kalkulasi meter factor tidak juga terjadi variasi nilai yang signifikan sehingga nilai-nilai tersebut menghasilkan nilai repeatability yang sangat baik yaitu sebesar 00013% Nilai tersebut dapat diterima dengan standar nilai repeatability yaitu sebesar 002% Kesimpulan Setelah melakukan penelitian diperoleh kesimpulan diantaranya pemodelan sistem metering dapat dilakukan dengan menggunakan karakteristik dan spesifikasi dari elemen yang digunakan pada sistem dan dimodelkan ke dalam bentuk fungsi alih ; Perancangan pengendali PID untuk pengendalian aliran sistem metering dapat dilakukan dengan metode Tempat Kedudukan Akar (TKA) ; Dengan pengendali PID yang dirancang menggunakan metode TKA, pengaruh dari gangguan berupa variasi laju aliran dari sisi hulu (upstream) sistem metering dapat dikompensasi sehingga sistem tetap memiliki performa berupa nilai repeatability yang baik saat dilakukan proving Pada saat sistem diberikan gangguan sebesar 5%, hasil simulasi proving menghasilkan nilai repeatability Dan saat sistem diberikan gangguan sebesar 10%, hasil simulasi proving menghasilkan nilai repeatability Kedua nilai repeatability tersebut masih memenuhi standar yaitu di bawah 002% ; Sistem metering juga mampu mengatasi gangguan sebesar 5% dan 10%, meskipun terjadi kenaikan dan penurunan saat terjadi gangguan berupa variasi laju aliran, namun sistem mampu kembali ke kondisi stabil sesuai set point dalam waktu singkat yaitu 2 dan 3 detik dan menghasilkan steady-state error yang mendekati nol Daftar Pustaka Liptak, Bela G (1995) Instrument Engineers Handbook: Process Control (3rd ed) Pennsylvania: Chilton Book Company Shinskey, F G (1995) Process-Control Systems New York: McGraw-Hill Book Company, Inc Nise, Norman S (2003) Control Systems Engineering (4th ed) India: John Wiley & Sons, Inc Eckman, Donald P (1958) Automatic Process Control New Delhi: Wiley Eastern Limited Peningkatan Repeatability, Muhammad Ridwan, FT UI, 2014

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1] 1 feedback, terutama dalam kecepatan tanggapan menuju keadaan stabilnya. Hal ini disebabkan pengendalian dengan feedforward membutuhkan beban komputasi yang relatif lebih kecil dibanding pengendalian dengan

Lebih terperinci

Analisa Kestabilan Sistem dalam Penelitian ini di lakukan dengan dua Metode Yaitu:

Analisa Kestabilan Sistem dalam Penelitian ini di lakukan dengan dua Metode Yaitu: Analisa Kestabilan Sistem dalam Penelitian ini di lakukan dengan dua Metode Yaitu: o Analisa Stabilitas Routh Hurwith 1. Suatu metode menentukan kestabilan sistem dengan melihat pole-pole loop tertutup

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER Oleh : AMRI AKBAR WICAKSONO (2406 100 002) Pembimbing: IBU RONNY DWI NORIYATI & BAPAK TOTOK SOEHARTANTO

Lebih terperinci

Perancangan sistem kontrol dengan root locus (lanjutan) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 12

Perancangan sistem kontrol dengan root locus (lanjutan) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 12 Perancangan sistem kontrol dengan root locus (lanjutan) Meningkatkan respons transien dengan kompensasi bertingkat Tujuan : merancang respons sistem kontrol dengan %OS yang diinginkan serta settling time

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii iv v vi vii x xv xviii BAB

Lebih terperinci

Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel

Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel Poppy Dewi Lestari 1, Abdul Hadi 2 Jurusan Teknik Elektro UIN Sultan Syarif Kasim Riau JL.HR Soebrantas km 15

Lebih terperinci

PENGENDALI POSISI MOTOR DC DENGAN PID MENGGUNAKAN METODE ROOT LOCUS

PENGENDALI POSISI MOTOR DC DENGAN PID MENGGUNAKAN METODE ROOT LOCUS PENGENDALI POSISI MOTOR DC DENGAN PID MENGGUNAKAN METODE ROOT LOCUS Oleh : Agus Nuwolo (1), Adhi Kusmantoro (2) agusnuwolo15461@gmail.com, adhiteknik@gmail.com Fakultas Teknik / Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI. III, aspek keseluruhan dimulai dari Bab I hingga Bab III, maka dapat ditarik

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI. III, aspek keseluruhan dimulai dari Bab I hingga Bab III, maka dapat ditarik BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI Pada bab ini akan dibahs mengenai pengujian control reheat desuperheater yang telah dimodelkan pada matlab sebagaimana yang telah dibahas pada bab III, aspek

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol PID Untuk Pengendali Sumbu Azimuth Turret Pada Turret-gun Kaliber 20mm

Perancangan Sistem Kontrol PID Untuk Pengendali Sumbu Azimuth Turret Pada Turret-gun Kaliber 20mm A512 Perancangan Sistem Kontrol PID Untuk Pengendali Sumbu Azimuth Turret Pada Turret-gun Kaliber 20mm Danu Wisnu, Arif Wahjudi, dan Hendro Nurhadi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Industri, Institut

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN Nazrul Effendy 1), Masrul Solichin 2), Teuku Lukman Nur Hakim 3), Faisal Budiman 4) Jurusan Teknik Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN METODE CIANCONE BERBASIS MATLAB SIMULINK PADA SISTEM PRESSURE PROCESS RIG

PEMODELAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN METODE CIANCONE BERBASIS MATLAB SIMULINK PADA SISTEM PRESSURE PROCESS RIG Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PEMODELAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN METODE CIANCONE BERBASIS MATLAB SIMULINK PADA SISTEM PRESSURE PROCESS RIG 38-714 SYSTEM MODELLING WITH PID CONTROLLER APPLYING CIANCONE

Lebih terperinci

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos 1. TUJUAN PERCOBAAN Praktikan dapat menguasai pemodelan sistem, analisa sistem dan desain kontrol sistem dengan software simulasi Scilab dan Scicos.

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB III DINAMIKA PROSES BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini

Lebih terperinci

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa,

Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa, Pengendalian Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Kontrol Fuzzy Logic Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa, email: fikrihamzahahlul@gmail.com Subuh Isnur Haryudo Jurusan Tehnik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Didalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah banyak serta dengan waktu

Lebih terperinci

DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU

DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU TUGAS PAPER ANALISA DISAIN SISTEM PENGATURAN Oleh: FAHMIZAL(2209 05 00) Teknik Sistem Pengaturan, Teknik Elektro ITS Surabaya Identifikasi plant Identifikasi

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER Nursalim Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto-Penfui Kupang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh penyusun dalam melakukan penelitian skripsi ini antara lain: 1. Studi Pustaka, yaitu dengan cara mencari, menggali dan mengkaji

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang TUGAS AKHIR RESUME PID Oleh: Nanda Perdana Putra MN 55538 / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL (PID) Pendahuluan Sistem

Lebih terperinci

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Control Unit G.U.N.T Tipe dengan Pengendali PID MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor, Juni 9 SIMULASI KENDALIAN FLOW CONTROL UNIT G.U.N.T TIPE DENGAN PENGENDALI PID Syahrir

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG Paisal Tajun Aripin 1, Erna Kusuma Wati 1, V. Vekky R. Repi 1, Hari Hadi Santoso 1,2 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI Pada bab ini akan dijelaskan hasil analisa perancangan kontrol level deaerator yang telah dimodelkan dalam LabVIEW sebagaimana telah dibahas pada bab III. Dengan

Lebih terperinci

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp Strategi Dalam Teknik Pengendalian Otomatis Dalam merancang sistem pengendalian ada berbagai macam strategi. Strategi tersebut dikatakan sebagai strategi konvensional, strategi modern dan strategi berbasis

Lebih terperinci

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC 4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Open Loop Motor DC Pengujian simulasi open loop berfungsi untuk mengamati model motor DC apakah memiliki dinamik sama dengan motor DC yang sesungguhnya. Selain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pustaka Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai Pengontrol Suhu Menggunakan Proportional Integral berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535 [3].

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software dan hardware yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang

Lebih terperinci

Supervisory Control and Data Acquisition. Karakteristik Dasar Sensor

Supervisory Control and Data Acquisition. Karakteristik Dasar Sensor Supervisory Control and Data Acquisition Karakteristik Dasar Sensor Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Supervisory Control

Lebih terperinci

DISAIN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALI FUZZY BERBASIS DIAGRAM LADDER PLC MITSUBISHI Q02HCPU PADA SISTEM MOTOR INDUKSI

DISAIN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALI FUZZY BERBASIS DIAGRAM LADDER PLC MITSUBISHI Q02HCPU PADA SISTEM MOTOR INDUKSI DISAIN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALI FUZZY BERBASIS DIAGRAM LADDER PLC MITSUBISHI Q02HCPU PADA SISTEM MOTOR INDUKSI Syarif Jamaluddin a, Ir. Aries Subiantoro, M.Sc. b a,b) Departemen Elektro Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Simulasi Aplikasi Kendali Multi-Model pada Plant Kolom Distilasi ABSTRAK

Simulasi Aplikasi Kendali Multi-Model pada Plant Kolom Distilasi ABSTRAK Simulasi Aplikasi Kendali Multi-Model pada Plant Kolom Distilasi Galih Aria Imandita / 0322146 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software maupun hardware yang digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem

Lebih terperinci

Perancangan dan Simulasi MRAC PID Control untuk Proses Pengendalian Temperatur pada Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)

Perancangan dan Simulasi MRAC PID Control untuk Proses Pengendalian Temperatur pada Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-128 Perancangan dan Simulasi MRAC PID Control untuk Proses Pengendalian Temperatur pada Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)

Lebih terperinci

Herry gunawan wibisono Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT

Herry gunawan wibisono Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN DAYA REAKTOR NUKLIR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL (PTNBR BATAN) BANDUNG Herry gunawan wibisono 2406

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam I. Tujuan 1. Mampu melakukan analisis kinerja sistem pengaturan posisi motor arus searah.. Mampu menerangkan pengaruh kecepatan

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR 2105100166 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Control system : keluaran (output) dari sistem sesuai dengan referensi yang diinginkan Non linear

Lebih terperinci

PENGENDALI PID. Teori kendali PID. Nama Pengendali PID berasal dari tiga parameter yg secara matematis dinyatakan sebagai berikut : dengan

PENGENDALI PID. Teori kendali PID. Nama Pengendali PID berasal dari tiga parameter yg secara matematis dinyatakan sebagai berikut : dengan PENGENDALI PID Pengendali PID (proportional integral derivative controller) adalah pengendali yg sangat umum digunakan dalam sistem kendali di dunia industri. Sesuai fungsi pengendali, suatu pengendali

Lebih terperinci

SCADA dalam Sistem Tenaga Listrik

SCADA dalam Sistem Tenaga Listrik SCADA dalam Sistem Tenaga Listrik Karakteristik Dasar Sensor Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com SCADA dalam Sistem Tenaga

Lebih terperinci

Pengenalan SCADA. Karakteristik Dasar Sensor

Pengenalan SCADA. Karakteristik Dasar Sensor Pengenalan SCADA Karakteristik Dasar Sensor Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Pengenalan SCADA - 03 1 Karakteristik Dasar

Lebih terperinci

BAB 4 SIMULASI MODEL MATEMATIS CSTR BIODIESEL

BAB 4 SIMULASI MODEL MATEMATIS CSTR BIODIESEL BAB 4 SIMULASI MODEL MATEMATIS CSTR BIODIESEL Pada Bab ini akan dilakukan simulasi model matematis yang didapat di dari Bab sebelumnya. Simulasi akan dilakukan pada model CSTR yang lengkap dan model CSTR

Lebih terperinci

Telemetri dan Pengaturan Remote

Telemetri dan Pengaturan Remote Telemetri dan Pengaturan Remote Karakteristik Dasar Sensor Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Tele & Remote - 02 1 Karakteristik

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK

PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK Oleh : AHMAD ADHIM 2107100703 Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl.-Ing., Ph.D. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kebanyakan

Lebih terperinci

Sadra Prattama NRP Dosen Pembimbing: Dr. Bambang Lelono Widjiantoro, ST, MT NIP

Sadra Prattama NRP Dosen Pembimbing: Dr. Bambang Lelono Widjiantoro, ST, MT NIP PRESENTASI SEMINAR TUGAS AKHIR Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada STRIPPERPV 3300 Dengan Metode FEEDBACK FEEDFORWARD di PT. JOB Pertamina-PetroChina East Java Sadra Prattama NRP. 2406.100.055 Dosen

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK.

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK. PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK. Seminar Oleh : Wahid Abdurrahman 2409 105 006 Pembimbing : Hendra Cordova

Lebih terperinci

Studi Pemodelan Bond Graph dan Perancangan Pengontrol Proportional + Integral untuk Level Boiler dan Temperatur Penukar Kalor pada Sistem Miniplant

Studi Pemodelan Bond Graph dan Perancangan Pengontrol Proportional + Integral untuk Level Boiler dan Temperatur Penukar Kalor pada Sistem Miniplant Studi Pemodelan Bond Graph dan Perancangan Pengontrol Proportional Integral untuk Level Boiler dan Temperatur Penukar Kalor pada Sistem Miniplant Abstrak Nur Havid Yulianto, Parsaulian I. Siregar, Edi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN DESAIN CONTROLLER PADA TRAINER FEEDBACK PRESSURE PROCESS RIG Satryo Budi Utomo, Universitas Jember

IDENTIFIKASI DAN DESAIN CONTROLLER PADA TRAINER FEEDBACK PRESSURE PROCESS RIG Satryo Budi Utomo, Universitas Jember IDENTIFIKASI DAN DESAIN CONTROLLER PADA TRAINER FEEDBACK PRESSURE PROCESS RIG 38 714 Abstrac Satryo Budi Utomo, Universitas Jember Satryo.budiutomo@yahoo.com Pressure Process Control of Trainer studying

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL 2.1 Pengenalan Sistem Kontrol Definisi dari sistem kontrol adalah, jalinan berbagai komponen yang menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID Joko Prasetyo, Purwanto, Rahmadwati. Abstrak Pompa air di dunia industri sudah umum digunakan sebagai aktuator

Lebih terperinci

Sedangkan untuk hasil perhitungan dengan parameter tuning PID diperoleh :

Sedangkan untuk hasil perhitungan dengan parameter tuning PID diperoleh : 4.2 Self Tuning PID Controller Untuk lebih memaksimalkan fungsi controller maka perlu dilakukan tuning lebih lanjut terhadap parameter PID pada controller yaitu pada nilai PB, Ti, dan Td. Seperti terlihat

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengendalian Tekanan dan Laju Aliran Untuk Kebutuhan Refueling System Pada DPPU Juanda-Surabaya

Perancangan Sistem Pengendalian Tekanan dan Laju Aliran Untuk Kebutuhan Refueling System Pada DPPU Juanda-Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Perancangan Sistem Pengendalian Tekanan dan Laju Aliran Untuk Kebutuhan Refueling System Pada DPPU Juanda-Surabaya Arya Dwi Prayoga, Fitri Adi Iskandarianto,

Lebih terperinci

Root Locus A. Landasan Teori Karakteristik tanggapan transient sistem loop tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop tertutupnya).

Root Locus A. Landasan Teori Karakteristik tanggapan transient sistem loop tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop tertutupnya). Nama NIM/Jur/Angk : Ardian Umam : 35542/Teknik Elektro UGM/2009 Root Locus A. Landasan Teori Karakteristik tanggapan transient sistem loop tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop tertutupnya).

Lebih terperinci

Oleh : Dia Putranto Harmay Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc

Oleh : Dia Putranto Harmay Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc Oleh : Dia Putranto Harmay 2105.100.145 Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc Latar Belakang Usman Awan dkk, 2001 Merancang dan membuat dynamometer jenis prony brake dengan menggunakan strain gauge

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Proporsional Integral Derivative (PID) Didalam suatu sistem kontrol kita mengenal adanya beberapa macam aksi kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SUHU DAN KETINGGIAN AIR PADA BOILER MENGGUNAKAN KENDALI PID DENGAN METODE TEMPAT KEDUDUKAN AKAR (ROOT LOCUS)

PENGENDALIAN SUHU DAN KETINGGIAN AIR PADA BOILER MENGGUNAKAN KENDALI PID DENGAN METODE TEMPAT KEDUDUKAN AKAR (ROOT LOCUS) PENGENDALIAN SUU DAN ETINGGIAN AIR PADA BOILER MENGGUNAAN ENDALI PID DENGAN METODE TEMPAT EDUDUAN AAR (ROOT LOCUS) Wijaya urniawan Program Magister Teknik Elektro Universitas Brawijaya Malang ABSTRA Pada

Lebih terperinci

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN Dwiana Hendrawati Prodi Teknik Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian dan analisa sistem merupakan tahap akhir dari realisasi pengendali PID pada pendulum terbalik menggunakan mikrokontroller ATmega8 agar dapat dilinearkan disekitar

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM KONTROL HIDROLIK DENGAN PID CONTROLLER PADA EXCAVATOR SKRIPSI

SIMULASI SISTEM KONTROL HIDROLIK DENGAN PID CONTROLLER PADA EXCAVATOR SKRIPSI SIMULASI SISTEM KONTROL HIDROLIK DENGAN PID CONTROLLER PADA EXCAVATOR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Strata Satu Program Studi Informatika Disusun Oleh: ERSINTA ELFANDARI

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS

SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS RENCANA PEMBELAJARAN SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS 4 sks Mg. Ke Spesific Learning Objective Materi Pembelajaran IndikatorPencapaian Aktivitas Pembelajaran Mhs. Asesmen (Sub-Kompetensi) 1, 2 Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

PEMBELAJARAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB ISSN : 1978-6603 PEMBELAJARAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB Ahmad Yani STT HARAPAN MEDAN E-mail : ahmad_yn9671@yahoo.com Abstrak Abstrak Pembelajaran sistem kontrol

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Makalah Seminar Tugas Akhir APLIKASI KENDALI MENGGUNAKAN SKEMA GAIN SCHEDULING UNTUK PENGENDALIAN SUHU CAIRAN PADA PLANT ELECTRIC WATER HEATER Ahmad Shafi Mukhaitir [1], Iwan Setiawan, S.T., M.T. [2],

Lebih terperinci

DINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh)

DINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh) DINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh) ABSTRACT Process dynamics is variation of process performance along time after any disturbances are given into the process. Temperature measurement

Lebih terperinci

Instrumentasi Sistem Pengaturan

Instrumentasi Sistem Pengaturan Instrumentasi Sistem Pengaturan Karakteristik Dasar Sensor Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 594732 Fax.5931237 Email: jos@elect-eng.its.ac.id 1 Karakteristik Dasar Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari uji coba dan analisa adalah untuk mengetahui kinerja dari pengendali MPC tanpa constraint dan MPC tanpa constraint dengan observer dengan parameter penalaan yang

Lebih terperinci

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane E. Merry Sartika 1), Hardi Sumali 2) Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen

Lebih terperinci

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve ROFIKA NUR AINI 1206 100 017 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

Controller. Fatchul Arifin

Controller. Fatchul Arifin PID Controller Fatchul Arifin (fatchul@uny.ac.id) PID Controller merupakan salah satu jenis pengatur yang banyak digunakan. Selain itu sistem ini mudah digabungkan dengan metoda pengaturan yang lain seperti

Lebih terperinci

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT)

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT) DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT) Oleh : Raga Sapdhie Wiyanto Nrp 2108 100 526 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Bambang Sampurno,

Lebih terperinci

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC Dwiana Hendrawati Prodi Teknik Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, SH.,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Topik Bahasan : Pengenalan Konsep-Konsep Dan Karakteristik Umum Sistem Kendali Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa Dapat Mendesign Dan Membangun Diagram Blok Sistem Kendali Secara Umum. Jumlah : 1 (satu)

Lebih terperinci

Moh. Khairudin, PhD. Lab. Kendali T. Elektro UNY. Bab 8 1

Moh. Khairudin, PhD. Lab. Kendali T. Elektro UNY. Bab 8 1 Spesifikasi Sistem Respon Moh. Khairudin, PhD. Lab. Kendali T. Elektro UNY Bab 8 1 Pendahuluan Dari pelajaran terdahulu, rumus umum fungsi transfer order ke dua adalah : dimana bentuk responnya ditentukan

Lebih terperinci

DESAIN PENGONTROL MULTI INPUT MULTI OUTPUT LINEAR QUADRATIK PADA KOLOM DISTILASI

DESAIN PENGONTROL MULTI INPUT MULTI OUTPUT LINEAR QUADRATIK PADA KOLOM DISTILASI DESAIN PENGONTROL MULTI INPUT MULTI OUTPUT LINEAR QUADRATIK PADA KOLOM DISTILASI Lucy Panjaitan / 0522113 Jurusan, Fakultas Teknik Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia E-mail : lucy_zp@yahoo.com

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN DAN FLOW UNTUK KEBUTUHAN REFUELING SYSTEM PADA DPPU JUANDA SURABAYA

Institut Teknologi Sepuluh Nopember PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN DAN FLOW UNTUK KEBUTUHAN REFUELING SYSTEM PADA DPPU JUANDA SURABAYA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN DAN FLOW UNTUK KEBUTUHAN REFUELING SYSTEM PADA DPPU JUANDA SURABAYA Oleh : ITS Institut Teknologi Sepuluh Nopember Arya Dwi Prayoga 2408100097 Pembimbing : Fitri

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR)

ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR) ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR) Indar Chaerah Gunadin Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Hasanuddin Abstrak Perubahan daya reaktif yang disuplai ke beban

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM KENDALI FUZZY PADA CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) DENGAN DUA PENGGERAK PUSH BELT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA CVT

ANALISA SISTEM KENDALI FUZZY PADA CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) DENGAN DUA PENGGERAK PUSH BELT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA CVT ANALISA SISTEM KENDALI FUZZY PADA CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) DENGAN DUA PENGGERAK PUSH BELT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA CVT Oleh : Agung Prasetya Adhayatmaka NRP 2108100521 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

TUNING PARAMETER PID DENGAN METODE CIANCONE PADA PLANT HEAT EXCHANGER

TUNING PARAMETER PID DENGAN METODE CIANCONE PADA PLANT HEAT EXCHANGER POLITEKNOLOGI VOL.12 NO.-- JANUARI 2013 TUNING PARAMETER PID DENGAN METODE CIANCONE PADA PLANT HEAT EXCHANGER ABSTRACT MURIE DWIYANITI 1,KENDI MORO N 2 1,2 Polteknik Negeri Jakarta, Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Komparasi Sistem Kontrol Satelit (ADCS) dengan Metode Kontrol PID dan Sliding-PID NUR IMROATUL UST ( )

Komparasi Sistem Kontrol Satelit (ADCS) dengan Metode Kontrol PID dan Sliding-PID NUR IMROATUL UST ( ) Komparasi Sistem Kontrol Satelit (ADCS) dengan Metode Kontrol PID dan Sliding-PID NUR IMROATUL UST (218 1 165) Latar Belakang Indonesia memiliki bentangan wilayah yang luas. Satelit tersusun atas beberapa

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol Laju Aliran Bahan Bakar Serta Rasio Pembakaran Berdasarkan Nilai Steam Quality Pada Steam Generator

Perancangan Sistem Kontrol Laju Aliran Bahan Bakar Serta Rasio Pembakaran Berdasarkan Nilai Steam Quality Pada Steam Generator 1 Perancangan Sistem Kontrol Laju Aliran Bahan Bakar Serta Rasio Pembakaran Berdasarkan Nilai Steam Quality Pada Steam Generator Andi Saehul Rizal, Dr.Bambang Lelono W., itri Adi Iskandarianto Jurusan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol PID untuk Pengendali Sumbu Elevasi Gun pada Turretgun Kaliber 20 Milimeter

Perancangan Sistem Kontrol PID untuk Pengendali Sumbu Elevasi Gun pada Turretgun Kaliber 20 Milimeter Perancangan Sistem Kontrol PID untuk Pengendali Sumbu Elevasi Gun pada Turretgun Kaliber 20 Milimeter Dimas Kunto, Arif Wahjudi,dan Hendro Nurhadi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 4 NO. 1 SEPTEMBER 2011

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 4 NO. 1 SEPTEMBER 2011 PERANCANGAN DAN PENALAAN PENGENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIF MENGGUNAKAN SIMULINK Hastuti 1 ABSTRACT This paper describes how to design and to adjust parameters of the PID Controller in order to

Lebih terperinci

Respons Sistem dalam Domain Waktu. Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 4

Respons Sistem dalam Domain Waktu. Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 4 Respons Sistem dalam Domain Waktu Respons sistem dinamik Respons alami Respons output sistem dinamik + Respons paksa = Respons sistem Zero dan Pole Sistem Dinamik Pole suatu sistem dinamik : akar-akar

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC Afriadi Rahman #1, Agus Indra G, ST, M.Sc, #2, Dr. Rusminto Tjatur W, ST, #3, Legowo S, S.ST, M.Sc #4 # Jurusan Teknik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Persetujun Lembar Pernyataan Orsinilitas Abstrak Abstract Kata Pengantar Daftar Isi

DAFTAR ISI. Lembar Persetujun Lembar Pernyataan Orsinilitas Abstrak Abstract Kata Pengantar Daftar Isi DAFTAR ISI Lembar Persetujun ii Lembar Pernyataan Orsinilitas iii Abstrak iv Abstract v Kata Pengantar vi Daftar Isi vii Daftar Gambar ix Daftar Tabel xii Daftar Simbol xiii Bab I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia Seminar Internasional, ISSN 907-066 Aplikasi Internal Loop Berbasis Disturbance Observer pada Sistem Kontrol PI dalam Pengaturan Kecepatan Motor Universal Satu Fasa Oleh: I Gede Nurhayata Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dalam perkembangannya penelitian CSTR telah banyak dilakukan. Dimulai dengan pengendalian CSTR menggunakan pengendali konvensional PID untuk mengendalikan

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI PARAMETER KONTROLER PID PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MATLAB SIMULINK

PENENTUAN NILAI PARAMETER KONTROLER PID PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MATLAB SIMULINK Hendro, Arby, Popong, Penentuan Nilai Parameter, Hal 119-132 PENENTUAN NILAI PARAMETER KONTROLER PID PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MATLAB SIMULINK Hendro Buwono 1, James

Lebih terperinci

1.1. Definisi dan Pengertian

1.1. Definisi dan Pengertian BAB I PENDAHULUAN Sistem kendali telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Peranan sistem kendali meliputi semua bidang kehidupan. Dalam peralatan, misalnya proses

Lebih terperinci

SEMINAR TENOSIM 00 Yogyakarta, 8 Desember 00 Perancangan onfigurasi Pengendalian Proses pada Sistem Non Interacting Tank dengan Analisis uantitatif Relative Gain Array Yulius Deddy Hermawan, Yogi Suksmono,

Lebih terperinci

PENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKTIF

PENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKTIF PENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKTIF Rr.rahmawati Putri Ekasari, Rusdhianto Effendi AK., Eka Iskandar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perancangan Perangkat Keras

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perancangan Perangkat Keras BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil perancangan meliputi hasil perancangan perangkat keras dan perancangan sistem kendali. 4.1.1 Hasil Perancangan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM DASAR SISTEM KENDALI

MODUL PRAKTIKUM DASAR SISTEM KENDALI Amplitude To: Y(1) MODUL PRAKTIKUM DASAR SISTEM KENDALI 0.9 Step Response From: U(1) 0.8 0.7 oscillatory 0.6 0.5 underdamped 0.4 0.3 overdamped 0.2 0.1 critically damped 0 0 5 10 15 20 Time (sec.) LABORATORIUM

Lebih terperinci

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID Oleh: Mahsun Abdi / 2209106105 Dosen Pembimbing: 1. Dr.Ir. Mochammad Rameli 2. Ir. Rusdhianto Effendie, MT. Tugas Akhir PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR

Lebih terperinci

Studi Aplikasi Decoupling Control untuk Pengendalian Komposisi Kolom Distilasi

Studi Aplikasi Decoupling Control untuk Pengendalian Komposisi Kolom Distilasi Studi Aplikasi Decoupling Control untuk Pengendalian Komposisi Kolom Distilasi Lindawati, Agnes Soelistya, Rudy Agustriyanto Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Surabaya Jl.Raya Kalirungkut,

Lebih terperinci

Muhammad Riza A Pembimbing : Hendra Cordova ST, MT. NIP :

Muhammad Riza A Pembimbing : Hendra Cordova ST, MT. NIP : Muhammad Riza A. 248 1 67 Pembimbing : Hendra Cordova ST, MT. NIP : 19695319941211 Latar Belakang Kontrol ph dilakukan untuk menjaga harga ph pada nilai tertentu yang diharapkan. Nilai ph dipengaruhi dari

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME

PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME Mukhtar Hanafi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisa Kendali Sistem Eksitasi Generator Tipe Arus Searah dengan Pidtool Model Paralel

Perancangan dan Analisa Kendali Sistem Eksitasi Generator Tipe Arus Searah dengan Pidtool Model Paralel Vol. 21 No. 3 Oktober 214 ISSN : 854-8471 Perancangan dan Analisa Kendali Sistem Eksitasi Generator Tipe Arus Searah dengan Pidtool Model Paralel Heru Dibyo Laksono 1,*), M. Revan 1) 1 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Kesalahan Tunak (Steady state error) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 6

Kesalahan Tunak (Steady state error) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 6 Kesalahan Tunak (Steady state error) Review Perancangan dan analisis sistem kontrol 1. Respons transien : orde 1 : konstanta waktu, rise time, setting time etc; orde 2: peak time, % overshoot etc 2. Stabilitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian Terkait Perkembangan teknik pengendalian di dunia industri dewasa ini sangat pesat. Banyak penelitian yang telah dilakukan dalam rangka menemukan teknik kendali baru

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol Posisi Miniatur Plant Crane dengan Kontrol PID Menggunakan PLC

Perancangan Sistem Kontrol Posisi Miniatur Plant Crane dengan Kontrol PID Menggunakan PLC 88 ISSN 1979-2867 (print) Electrical Engineering Journal Vol. 5 (215) No. 2, pp. 88-17 Perancangan Sistem Kontrol Posisi Miniatur Plant Crane dengan Kontrol PID Menggunakan PLC E. Merry Sartika dan Hardi

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Kontrol

Pengembangan Sistem Kontrol Pengembangan Sistem Kontrol Sering sebuah proses iteratif, didasarkan pada kinerja kita bisa memutuskan untuk menyetel, mendisain atau memodelkan kembali sebuah sistem kontrol yang diberikan 1 Pengembangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN BALL AND BEAM DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PID BERBASIS ARDUINO UNO. Else Orlanda Merti Wijaya.

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN BALL AND BEAM DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PID BERBASIS ARDUINO UNO. Else Orlanda Merti Wijaya. PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN BALL AND BEAM DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PID BERBASIS ARDUINO UNO Else Orlanda Merti Wijaya S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail : elsewijaya@mhs.unesa.ac.id

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI Pendahuluan Tahap Awal Desain Kompensasi Lead Kompensasi Lag Kompensasi Lag-Lead Kontroler P, PI, PD dan PID Hubungan antara Kompensator Lead, Lag & Lag-Lead

Lebih terperinci