ANALISA PENERAPAN AKUNTANSI IJARAH PADA BANK DKI CABANG SYARIAH WAHID HASYIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA PENERAPAN AKUNTANSI IJARAH PADA BANK DKI CABANG SYARIAH WAHID HASYIM"

Transkripsi

1 ANALISA PENERAPAN AKUNTANSI IJARAH PADA BANK DKI CABANG SYARIAH WAHID HASYIM Silviana Aprillia, Muhammad Yusuf Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat Phone Fax silvianaaprillia@yahoo.com ABSTRAK Penulisan ini menggambarkan tentang analisa penerapan akuntansi akad ijarah pada bank berdasarkan PSAK 101 tentang penyajian laporan keuangan syariah dan PSAK 107 tentang akuntansi ijarah. Dimana akad Ijarah (Pembiayaan sewa-menyewa) berdasarkan PSAK 107 mengenai akuntansi ijarah, ijarah adalah akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dan ijarah muntahiyah bittamlik adalah akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskripstif yang mendeskripsikan teknik observasi dengan langsung datang ke Bank DKI Syariah dan melihat proses pembiayaan ijarah muntahiyah bittamlik kepemilikan rumah. Dan melakukan wawancara dengan cara tanya jawab dengan staff yang berkaitan di Bank DKI Syariah. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa transaksi produk pembiayaan ijarah muntahiyah bittamlik kepemilikan rumah yang terdapat pada Bank DKI Syariah telah dicatat sesuai kriteria pencatatan yang ada pada PSAK 101: penyajian laporan keuangan syariah dan PSAk 107: akuntansi ijarah. Yang dilengkapi dengan pengakuan, pengukuran, penyajian, serta pengungkapan. Kata Kunci : Ijarah Muntahiyah Bittamlik, Kepemilikan rumah, PSAK 107: Akuntansi Ijarah

2 PENDAHULUAN Industri perbankan sudah dimulai dari zaman dahulu, dimulai dari jasa penukaran uang, sehingga masyarakat mengenal bank sebagai tempat menukaran uang. Semakin berkembangnya zaman kegiatan operasional perbankan bertambah menjadi tempat penitipan uang, lalu berkembang lagi menjadi tempat peminjaman uang. Dimana peminjamn uang ini berasal dari dana masyarakat yang menyimpan lalu oleh perbankan dipinjamkan kembali ke masyarakat yang membutuhkannya. Kebutuhan akan perbankan pun meningkat sehingga jasa yang ditawarkan bank saat ini pun bervariasi, seperti menerbitkan promes atau dikenal dengan banknote. Perbankan pun juga mempunyai manfaat dalam mengirim uang ke dalam maupun luar negeri dengan tarif yang telah ditetapkan oleh pihak bank itu sendiri. Pada tahun 1970-an, tercetus gagasan untuk mendirikan bank yang berbasis syariah. Tetapi baru pada tanggal 1 November 1991 berdirilah bank berbasis syariah yang pertama kali bernama Bank Muamalah Indonesia, dimana Presiden Soeharto membantu pengumpulan dana untuk pendirian Bank Muamalah Indonesia. Bank Mualamalah Indonesia ini menunjukan performa yang bagus di kancah perbankan. Dan bank berbasih syariah ini juga membuktikan diri kepada Indonesia bahwa ia dapat bertahan pada masa krisis ekonomi tahun Yang pada kenyataannya banyak bank konvensional yang mengalami krisis keuangan, tetapi bank syariah ini tetap dapat bertahan dan tidak goyah dalam menghadapi krisis ekonomi yang menimpa Indonesia dikala itu. Krisis tersebut tidak menggangu bank Syariah karena bank Syariah menggunakan sistem bagi hasil, dimana tidak berupa bunga yang ditawarkan, tetapi mengajak deposan ikut serta dalam suatu usaha. Selain dari bagi hasil, bank syariah tidak mengenal yang namanya spread based, yaitu keuntungan dari selisih bunga simpanan dengan bunga pinjaman. Dimana jika terjadi positive based tentu saja menguntungkan bagi bank konvensional, tetapi jika terjadi negative spread dapat memungkinkan bank konvensional mengalami gangguan keuangan atau bisa juga sampai pailit. Secara fungsi bank syariah dengan bank konvensional tidaklah jauh berbeda, yang membedakan hanyalah sistem, perhitungan, perlakuan, dan perhitungannya saja. Fungsi kedua bank tersebut sama yaitu sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana ke masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk pinjaman ataupun dalam bentuk pembiayaan. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, bank harus menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana tujuannya adalah untuk memperbesar modal, maupun untuk memperbesar kegiatan pinjaman ataupun kegiatan pembiayaan. Selain daripada itu usaha yang dijalankan oleh bank syariah adalah usaha-usaha yang diperbolehkan dalam agama Islam. Usaha ini merupakan usaha untuk melakukan pembiayaan terhadap suatu usaha yang bersifat halal. Dan bank syariah menjamin hal tersebut, berbeda dengan bank umum konvensional lainnya, karena bank konvensional tidak dapat menjamin usaha yang mereka jalankan itu halal atau tidak. Contoh-contoh usaha yang tidak halal adalah melakukan pembiayaan usaha untuk minuman keras, maupun melakukan pembiayaan yang berunsurkan maysir (judi). Di dalam perbankan syariah selain menjamin bahwa pembiayaan yang dilakukan bersifat halal sesuai yang diatur dalam hukum Islam, bank juga memperkenalkan pajak religius atau pemberian sedekah atau yang dikenal dengan zakat. Penentuan harga atau mencari keuntungan bagi bank syariah adalah dengan cara pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil, pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal, prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan, pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan, dan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak Bank oleh pihak lain. Menurut Agus Waluyo Nur dalam Jurnal La_Riba vol 1, No 2 (2007), Leasing diperkenalkan di Indonesia untuk kali pertama pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian No. Kep. 122/MK/2/974 dan No. 30/Kpb/I/974 tanggal 7 Februari 1974 tentang Perizinan Usaha Leasing. Pada dekade 80-an perusahaan leasing semakin bertambah banyak sejalan dengan itu volume transaksinya mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dalam masa perkembangannya, leasing dikenal sebagai salah satu jalan atau cara untuk memperoleh modal bagi perusahaan yang tidak memiliki modal. Di samping tidak cukup modal, juga kurang mampu membayar bunga, jika modal yang diperlukan berasal dari kredit.

3 Dalam perbankan syariah leasing dikenal dengan ijarah. Berdasarkan Agus Waluyo Nur yang termuat dalam Jurnal La_Riba vol 1 no 2 (2007), mengatakan bahwa Sebagai bentuk pembiayaan yang memiliki kemiripan dengan ijarah, leasing merupakan suatu perjanjian antara pemilik barang (lessor) dengan pemakai barang (lessee). Pihak lessee berkewajiban membayar sewa secara periodik kepada lessor sebagai kompensasi atas penggunaan barang. Perjanjian atau kontrak leasing pada umumnya dilakukan secara tertulis dan memuat berbagai persyaratan termasuk kondisi dan persyaratan transaksi leasing. Persyaratanpersyaratan dalam perjanjian tersebut memuat jangka waktu penggunaan barang, jumlah dan cara pelaksanaan angsuran, spesifikasi barang yang di lease dan pengalihan pada akhir masa kontrak. Menurut Rahmani Timorita Yulianti dalam Jurnal La_Riba vol. 1, No 1 (2007), Penetapan fatwa tentang pembiayaan ijarah dilaunchingkan dengan pertimbangan bahwa kebutuhan masyarakat untuk memperoleh manfaat suatu barang sering memerlukan pihak lain melalui akad ijarah, yaitu akad ijarah, yaitu akad pemindahan manfaat suatu barang atau jasa dalam waku tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang bukti. Berdasarkan hal tersebut perbankan syariah dapat melayani melalui salah satu produk yaitu pembiayaan ijarah. Akad Ijarah ini selain dapat menyewa, ada opsi lain juga diberikan bahwa objek yang disewa pada akhirnya dapat dipindah tangan kan dengan kata lain dibeli oleh penyewa dengan kesepakatan yang telah disepakati antara penyewa dan pemilik. Mengenai fatwa yang semakin berkembang dengan mempertimbangkan masyarakat umum telah melakukan akad sewa-beli menurut Rahmani Timorita Yulianti dalam Jurnal La_Riba (2007) mengatakan bahwa perjanjian sewa menyewa disertai dengan opsi pemindahan hak milik atas benda yang disewa kepada penyewa setelah selesai masa sewanya disebut al-ijarah Muntahiyah bi al- Tamlik. Selain itu fatwa ini dimaksudkan untuk memberi pedoman kepada perbankan syariah dalam operasionalisasi produknya agar sesuai dengan syariah. Dalam prakteknya transaksi ijarah menurut Helmi Haris dalam jurnal La_Riba (2007), pilihan untuk menjual barang di akhir masa sewa, biasanya diambil bila kemampuan financial penyewa untuk membayar sewa relatif kecil. Karena sewa yang dibayarkan kecil, akumulasi nilai sewa yang sudah dibayarkan sampai akhir periode sewa belum mencukupi harga beli barang tersebut beserta margin keuntungan yang ditetapkan oleh pihak bank. Karena itu, untuk menutupi kekurangan tersebut, bila pihak penyewa ingin memiliki barang tersebut, ia harus membeli barang itu di akhir masa sewa. Dalam Jurnal La_Riba (2007) Helmi Haris mengatakan bahwa nilai sewa yang berlaku harus berdasarkan harga barang dan besarnya cicilan barang tersebut, sehingga dapat diketahui berapa harga jual di akhir masa menyewakan atau apakah dapat langsung dengan hibah. Jadi penulis ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana prosedur/ketentuan yang berlaku dan cara perhitungan keuntungan sewa-menyewa menurut Bank Syariah. Dimana Bank Syariah pasti menawarkan produkproduk apa saja yang berlaku untuk kegiatan ijarah ini sendiri.

4 METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu penelitian/penyelidikan yang harus diterapkan dan secara hati-hati diatur sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga penelitian dapat dilakukan lebih terarah dan memudahkan dalam melakukan Analisa Penerapan Pembiayaan Ijarah pada Bank DKI Syariah berdasarkan PSAK no 107 tentang Akuntansi Ijarah. Dalam melakukan penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah dengan menggunakkan penelitian kualitatif dengan sumber data yaitu data primer dan sekunder. Untuk data primer, penulis mengambil data dari pihak bank DKI Syariah. Sedangkan, data sekunder diperoleh secara tidak langsung melalui literatur-literatur yang berasal dari studi pustaka yang berkaitan dengan perlakukan akuntansi ijarah. Dalam penulisan ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan riset sebagai berikut : 1. Studi Literatur Dimana penulis melakukan penelitian dengan cara mengumpulkan dan mempelajari buku-buku mengenai teori tentang sistem sewa-menyewa ijarah.. 2. Studi Lapangan Dimana penulis melakukan penelitian dengan cara meninjau langsung Bank DKI Syariah untuk dapat memperoleh data yang mendukung dan diperlukan dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan berbagai cara : a) Wawancara Dimana penulis melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait untuk dapat memperoleh izin melakukan penelitian ini, serta memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk dapat menyusun penulisan skripsi secara benar dan mendukung. b) Observasi Penulis melakukan observasi terhadap kegiatan operasional perusahaan untuk memperoleh gambaran yang tepat mengenai hal sewa-menyewa ijarah yang dilakukan oleh Bank DKI Syariah yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini. Pengamatan akan dilakukan pada saat kegiatan sewa-menyewa sedang berlangsung serta melihat perhitungan apa saja yang dilakukan sampai dilakukan pencatatan. Penelitian dilakukan di Bank DKI Syariah dimulai dari tanggal 21 Februari HASIL DAN BAHASAN Ijarah adalah akad sewa menyewa atau akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan manfaat atau hak guna dari suatu barang yang terjadi antara bank sebagai pemilik objek dan nasabah sebagai penyewa objek, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Skim pemberian pinjaman ini menerapkan sistem syariah dengan akad ijarah. Dalam bank DKI Syariah hanya melayani ijarah muntahiyah bittamlik untuk rumah. Berikut beberapa mekanisme akad ijarah : a) Calon nasabah datang ke bank dengan tujuan mengajukan akad ijarah. Membicarakan persoalan objek yang akan disewa. b) Bank menjelaskan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat menjalankan akad ijarah tersebut. Serta, bank dan nasabah membicarakan persoalan tentang perjanjian objek, mulai dari objek yang dibutuhkan oleh nasabah, kegunaan atau manfaat dari objek yang akan diakadkan, menetapkan waktu atau periode akad ijarah. c) Menyetujui akad yang telah ditentukan oleh bank. Dalam hal ini, nasabah dikira telah mengerti syarat-syarat yang diajukan oleh bank. Setelah hal tersebut sama-sama dimengerti oleh kedua belah pihak, barulah akad tersebut disetujui oleh kedua belah pihak. d) Menandatangani akad. Setelah akad tersebut disetujui oleh kedua belah pihak, barulah bank dan nasabah menandatangani akad. Dan dapat dikatakan bahwa akad telah sah. Dalam perjanjian IMBT rumah terdapat beberapa point yang harus dipahami oleh nasabah, sehingga tidak melanggar perjanjian tersebut. Berikut ketentuan dan syarat-syarat perjanjian sebagai berikut: 1. Jaminan pembiayaan a. Berupa sebidang tanah (diberikan keterangan luas tanah, dan luas bangunan yang ada diatasnya) yang akan dibangun pada lahan (diberikan keterangan mengenai alamat lahan tersebut).

5 b. Seluruh jaminan dan objek IMBT diikat HT (Hak Tanggung) Rp (sesuai yang ditentukan) 2. Syarat dan akad pembiayaan a. Menyetujui syarat dan ketentuan yang berlaku serta biaya-biaya yang akan timbul dengan menandatangani Surat Pemberitahuan Persetujuan Pembiayaan (SPPP) b. Telah dilakukan pengecekan sertifikat oleh pihak notaris dan jaminan tidak dalam sengketa. c. Nasabah telah melunasi semua biaya-biaya yang disyaratkan. d. Telah menyerahkan bukti pembayaran sewa awal atau uang muka sebelum akad (dimana sewa awal atau uang muka ditentukan diawal oleh pihak DKI) e. Jika dipersyaratkan, nasabah wajib mengisi formulir / surat pernyataan kesehatan dengan kondisi sebenarnya, jika tidak demikian, maka Bank tidak bertanggung jawab apabila klaim ditolak oleh pihak asuransi. 3. Syarat pencairan pembiayaan a. Menandatangani perjanjian pembiayaan dan akta pengakuan hutang notarill beserta istri. b. Telah menyerahkan covernote yang menyatakan akan menyerahkan asli akta jual beli, pemecahan sertifikat induk dan proses balik nama sertifikat serta pengurusan IMB dari notaris dan developer setelah pengurusan selesai langsung diserahkan ke Bank DKI Cabang Syariah Wahid Hasyim. c. Memiliki rekening di Bank DKI Cabang Syariah Wahid Hasyim. d. Pencairan ke rekening developer. e. Syarat akad pembiayaan dan syarat lainnya telah terpenuhi. 4. Syarat lainnya a. Bersedia mengikuti asuransi jiwa (menurut ketentuan asuransi) dengan Bankers Clause Bank DKI Syariah b. Bersedia mengikuti asuransi kebakaran rumah (Bankers Clause Bank DKI Syariah) c. Biaya notaris dan biaya lainnya yang berhubungan dengan pembiayaan ini ditanggung nasabah d. Skema IMBT ini berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional : Bahwa dalam rangka pelaksanaan IMBT, terlebih dahulu dilakukan akad Al Ba l atas objek sewa dari pemilik tanah dan bangunan kepada bank, yang kemudian dilaksanakan akad ijarah dari Bank kepada Nasabah. Dan pada akhir periode sewa, bank akan melakukan hibah atas objek sewa kepada nasabah. Jika nasabah (penyewa / musta jir) ingin memiliki objek sewa sebelum akhir periode maka akan dilakukan jual beli kembali atas objek sewa tersebut. e. Nasabah setuju untuk mengosongkan objek pembiayaan jika dalam 2 bulan tidak membayar angsuran dengan alasan apapun, dan akan dipasang papan bertuliskan Rumah ini Dalam Penguasaan Bank DKI. Jika menunggak 3 bulan, jaminan pembiayaan akan di jual. f. Nasabah dilarang menyewakan objek sewa tanpa persetujuan secara tertulis dari Bank DKI Syariah. g. Nasabah dinyatakan wanprestasi / lalai jika terjadi salah satu atau lebih peristiwa sebagai berikut : i. Tidak mengangsur selama dua bulan dengan alasan apapun ii. Nasabah melaksanakan, mengijinkan / memperbolehkan dilakukan penyimpangan, pelanggaran terhadap barang jaminan yang akan membahayakan keberadaan barang jaminan atau berkurangnya nilai jaminan dan hilangnya jaminan. iii. Apabila nasabah memindahkan hak sewa atau mengalihkan kepemilikan objek sewa tanpa persetujuan dari bank DKI Syarah atas objek sewa tanah dan bangunan (diberikan keterangan alamat tempat bangunan). iv. Apabila nasabah dinyatakan wanprestasi / lalai karena sebab-sebab pada poin diatas maka nasabah memberikan kewenangan / kuasa kepada pemberi fasilitas / bank untuk menjual jaminan. h. Objek IMBT adalah tanah dan bangunan yang merupakan satu kesatuan objek sewa dan nasabah setuju untuk melakukan sewa dan pembayaran angsuran sewa dengan nominal angsuran yang sama setiap bulannya meskipun bangunan baru selesai 8 (delapan) bulan kemudian untuk rumah 1 lantai, dan 12 bulan untuk rumah 2 lantai. i. Biaya pemeliharaan jaminan / objek sewa ditanggung oleh nasabah atau pemohon.

6 j. Bank tanpa surat kuasa apapun berhak mendebet, memindahbukukan, atau memblokir rekening tabungan, deposito, atau giro pemohon dan pasangan pemohon (suami / isteri) untuk memenuhi kewajibannya kepada bank. k. Nasabah wajib melaporkan secara tertulis sebelum dilakukan perubahan okupasi/ fungsi dari kewajibannya kepada bank. l. Menabung satu kali angsuran selama pembiayaan berlangsung dan hanya dapat diambil apabila pembiayaan telah lunas. m. Nasabah setuju memberikan surat kuasa yang tidak dapat dicabut dan mengabaikan sebab-sebab batalnya surat kuasa untuk menjual objek pembiayaan. Hasil penjualan digunakan untuk melunasi pembiayaan, dan jika ada sisa diserahkan ke nasabah. n. Nasabah menjamin kebenaran, keabsahan, keakuratan data dan informasi yang disampaikan kepada bank. o. Apabila nasabah mengakhiri masa sewa sebelum jatuh tempo, dilakukan Al-ba i (jualbeli) dengan harga menurut bank. p. Lain-lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bank DKI Syariah. Setelah pemohon memahami perjanjian terebut maka akan dilakukan penandatanganan perjanjian pembiayaan bila pemohon telah memenuhi syarat-syarat atau ketentuan yang dinyatakan dalam perjanjian. Kemudian sebagai tanda persetujuan terhadap ketentuan dan syarat-syarat yang berlaku, maka bank mengharapkan adanya pengembalian copy / duplicate surat pernjanjian setelah nasabah tanda tangani. Dalam 30 hari nasabah atau pemohon harus mengembalikan atau memberitahukan atas keberlanjutan surat pernjanjian ini, jika dalam waktu tersebut tidak mengembalikan atau pun tidak ada pemberitahuan dengan alasan yang jelas, maka bank akan menganggap bahwa permohonan pembiayaan yang dilakukan oleh nasabah atau pemohon akan dibatalkan atau digugurkan. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi ijarah pada Bank DKI Syariah telah sesuai dengan PSAK 107 tentang akuntansi ijarah, penulis mengolah data yang di dapatkan penulis dari bank DKI Syariah. Seperti sub diatas, penulis telah menjelaskan penerapan akuntansi ijarah pada bank DKI Syariah. Berikut dibawah ini adalah pernyataan mengenai telah sesuai atau tidak sesuai penerapan akuntansi ijarah yang dilakukan oleh Bank DKI Syariah terhadap PSAK 107 tentang Akuntansi Ijarah. 1) Atas pembelian rumah penjurnalan yang dilakukan oleh Bank DKI syariah adalah: Dr. Aktiva kepemilikan rumah Cr. Kas/Rekening Penjual Pengakuan dan penyajian tentang akuntansi Ijarah adalah sebagai berikut : Dr. Aset Ijarah Muntahiyah bittamlikk Cr. Kas/rekening pemilik aset Berdasarkan analisa dan sumber yang dibaca oleh penulis maka perlakuan penjurnalan yang dilakukan oleh Bank DKI Syariah sudah sama dengan ketentuan PSAK 107 paragraf ke 9 yang mengatakan bahwa: Objek Ijarah diakui pada saat objek ijarah diperoleh sebesar biaya perolehan. Dan perusahaan telah mengakui objek Ijarahnya pada saat diperolehnya dan biaya perolehan sebesar Rp Maka penjurnalannya aktiva kepemilikan rumah bertambah pada asset bank dan berkurangnya kas rekening bank untuk pembayaran pembelian objek ijarah tersebut. 2) Atas transaksi perjanjian transaksi ijarah, maka penjurnalan yang dilakukan oleh bank DKI Syariah adalah sebagai berikut: Dr. aktiva diperoleh untuk IMBT Cr. Persediaan rumah IMBT Sedangkan, dalam PSAK 107 pengakuan dan penyajian atas transaksi ijarah. Maka pernjurnalan berdasarkan PSAK 107 adalah sebagai berikut: Dr. Aktiva diperoleh untuk IMBT Cr. Persedian rumah IMBT Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis bahwa perlakuan penjurnalan yang dilakukan oleh Bank DKI Syariah sudah sama dengan ketentuan PSAK 107 paragraf ke 9, dimana pengakuan objek ijarah diakui pada saat objek ijarah diperoleh sebesar biaya perolehan. di dalam Syariah tidak mengenal yang namanya bunga. Jadi disini bank seperti perantara menyewakan rumah, harga objek yang dibeli oleh

7 bank adalah harga perolehan nasabah juga. Tetapi dalam perjanjiannya pasti bank menginginkan return margin. Return margin per tahun yang diharapkan oleh bank di tentukan oleh kebijakan bank dan di diskusikan dengan nasabah yang disesuaikan dengan kemampuan nasabah. 3) Atas transaksi penerimaan uang muka sewa Bank DKI Syariah melakukan penjurnalan sebagai berikut: Dr. Kas/ rekening penyewa Cr. Sewa diterima di muka Pengakuan dan penyajian untuk penerimaan uang muka sewa adalah sebagai berikut: Dr. kas/rekening penyewa Cr. Titipan uang sewa muka IMBT Perlakuan prosentase uang muka yang ditentukan oleh BI adalah 30% dari harga perolehan. Untuk pengukuran pada bank DKI cabang Syariah Wahid Hasyim sendiri memiliki kebijakan sendiri yaitu 20% dari harga perolehan yang biasanya disesuaikan kembali dengan gaji nasabah (DSR). Pengakuannya dilakukan pada saat uang tersebut dibayarkan dari nasabah ke bank. 4) Atas penerimaan biaya administrasi, bank DKI Syariah melakukan jurnal adalah sebagai berikut : Dr. Rekening Nasabah Cr. Pendapatan Administrasi Pengakuan dan penyajian penerimaan biaya administrasi adalah sebagai berikut : Dr. Kas/rekening penyewa Cr. Pendapatan fee IMBT Kebijakan bank DKI cabang Syariah Wahid Hasyim mengenai biaya administrasi adalah 1,25% dari harga pokok. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis bahwa perlakuan penjurnalan yang dilakukan oleh Bank DKI Syariah sudah sama dengan ketentuan PSAK 107. Pengukuran serta pengakuannya diakui pada saat transaksi dilakukan. 5) Atas transaksi penyusutan Bank DKI Syariah melakukan jurnal adalah sebagai berikut : Dr. Biaya Penyusutan Cr. Akumulasi Penyusutan Untuk penyusutan Bank DKI cabang Syariah Wahid Hasyim menggunakan metode garis lurus dimana nominal penyusutan setiap bulannya sampai dengan 15 tahun kemudian akan sama yaitu Rp Berdasarkan PSAK 107 Pengakuan dan penyajian untuk penyusutan : Dr. Biaya Penyusutan Cr. Akumulasi penyusutan aktiva IMBT Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis bahwa perlakuan penjurnalan yang dilakukan oleh Bank DKI Syariah sudah sama dengan ketentuan PSAK 107 paragraf 11 dan 12. Yang menyatakan bahwa objek ijarah, jika berupa aset yang dapat disusutkan atau diamortisasi sesuai dengan kebijakan penyusutan atau amoritsasi untuk aset sejenis selama umur manfaat. 6) Atas transaksi pembayaran uang notaris dan asuransi penjurnalan yang dilakukan Bank DKI Syariah sebagai berikut : Dr. Rekening Nasabah Cr. Rekening Asuransi Cr. Rekening Notaris Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis bahwa jika bank DKI melakukan penjurnalan atas transaksi tersebut, maka penjurnalan tersebut sesuai dengan PSAK 107 paragraf ke 16 yang menyatakan bahwa biaya perbaikan tidak rutin diakui pada saat terjadi. 7) Atas transaksi pendapatan sewa yang diterima oleh bank dari nasabah maka penjurnalannya adalah sebagai berikut : Dr. Kas/Rekening Penyewa Cr. Pendapatan Sewa

8 Pengakuan dan penyajian PSAK 107 untuk pendapatan sewa: Dr. Kas/Rekening Penyewa Cr. Pendapatan Sewa Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis bahwa perlakuan penyajian penjurnalan yang dilakukan oleh Bank DKI Syariah sudah sama dengan ketentuan PSAK 107 paragraf ke 14. Yang menyatakan bahwa Pendapatan sewa selama masa akad diakui pada saat manfaat atas aset telah diserahkan kepada penyewa. 8) Atas penunggakan pembayaran Bank DKI Syariah melakukan penjurnalan sebagai berikut : Dr. Piutang pendapatan IMBT Cr. Pendapatan yang ditangguhkan Pengakuan dan penyajian PSAK 107 untuk penunggakan pendapatan : Dr. piutang pendapatan IMBT Cr. Pendapatan ijarah Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis bahwa penjurnalan yang dilakukan Bank DKI Syariah telah sesuai dengan PSAK 107 paragraf ke 15 yang menyatakan bahwa piutang pendapatan sewa diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan pada akhir periode pelaporan. 9) Atas transaksi Pembayaran Tunggakan beserta Ta wid dan angsuran bulan berikutnya Bank DKI Syariah melakukan penjurnalan sebagai berikut : a. Pada saat pembayaran tunggakan Dr. Pendapatan yang ditangguhkan Dr. Rekening Penyewa Cr. Piutang Pendapatan IMBT Cr. Pendapatan Sewa b. Pada saat pembayaran Ta wid Dr. Rekening Penyewa Cr. Ta wid Biaya Ta wid ini ditentukan oleh Bank DKI Syariah. Biasanya biaya ini sekitar Rp sampai Rp ini untuk penggantian jasa yang telah dilakukan oleh pihak Bank untuk menagih nsabah yang menunggak. 10) Atas transaksi Pemindahan Kepemilikan Bank DKI cabang Syariah Wahid Hasyim melakukan penjurnalan sebagai berikut : Dr. Akumulasi Penyusutan Cr. Aktiva Ijarah Pengakuan dan penyajian untuk pemindahan kepemilikan: Dr. Akumulasi Penyusutan Cr. Aktiva Ijarah Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis bahwa perlakuan penjurnalan yang dilakukan oleh Bank DKI Syariah sudah sama dengan ketentuan PSAK 107 paragraf ke-6(a). Yang menyatakan bahwa perpindahan kepemilikan suatu aset yang diijarahkan dari pemilik ke penyewa, dalam ijarah muntahiyah bitammlik dilakukan jika seluruh pembayaran sewa atas objek ijarah yang dialihkan telah diselesaikan dan objek ijarah telah diserahkan kepada penyewa dengan membuat akad terpisah secara hibah, maka jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai beban. Perlakuan penyajian dan pengungkapan ijarah dalam Bank DKI Syariah dapat dilihat dari neraca dan laporan laba rugi triwulan yang dikeluarkan oleh bank kepada public yang juga telah disampaikan pada Bank Indonesia. Laporan neraca dan laba rugi yang diperoleh penulis berasal dari situs bank dki syariah yang telah di share oleh pihak bank dan yang diambil oleh penulis adalah laporan triwulanan yang paling terakhir di share oleh pihak bank yaitu llaopran per 30 September 2011.

9 Berdasarkan analisis penulis, bahwa laporan neraca yang dibuat oleh Bank DKI Syariah masih menggunakan standart yang lama, belum menggunakan standart baru. Karena dalam pernyataan PSAK 101 (revisi 2011) pada paragraf 147 menyatakan bahwa entitas syariah menerapkan pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari Penerapan dini diperbolehkan. Pada pelaporan yang dibuat Bank DKI Syariah masih menggunakan aturan PSAK 101, yaitu menggunakan komponen keuangan sebagai berikut : 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas 5. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat 6. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan 7. Catatan atas laporan keuangan. Sedangkan berdasarkan PSAK 101 (revisi 2011) menyatakan bahwa : 1. Neraca berubah menjadi Laporan Posisi Keuangan 2. Laporan laba rugi dibagi menjadi 2 format yaitu laporan laba rugi (untuk menyajikan komponen laba rugi) dan laporan laba rugi komprehensif (untuk menyajikan komponen laba rugi dan komponen pendapatan komprehensif lain) 3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas 5. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat 6. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan 7. Catatan atas laporan keuangan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian, analisis, dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis dan telah dituangkan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik penilaian tentang penerapan akuntansi ijarah pada Bank DKI Syariah sebagai berikut : 1. Dalam melakukan pembiayaan kepemilikan rumah pihak Bank DKI Syariah menggunakan prinsip Ijarah Muntahiyah Bittamlik. Dimana pembiayaan ini merupakan akad sewa menyewa yang ada dan dilakukan pada Bank DKI Syariah. Objek IMBT nya pun hanya rumah yang dianggap paling konsumtif oleh bank DKI Syariah. Akad IMBT ini bisa berupa akad IMBT AJB, akad IMBT Take Over, Akad IMBT renovasi, Akad IMBT rumah second, dan beberapa akad IMBT lainnya. 2. Dalam melakukan penelitian penulis menemukan beberapa kekurangan dan kelebihan pembiayaan berdasarkan prinsip ijarah muntahiyah bittamlik pada Bank DKI Syariah. Beberapa kekurangan pembiayaan ijarah dari pihak internal bank yaitu berada pada objek yang disewakan oleh bank DKI Syariah hanyalah berupa rumah, penulis berpendapat ini adalah kekurangan karena objek konsumtif saat ini bukan saja rumah melainkan adanya objek lain seperti mobil ataupun motor. Dimana varians produk yang ada di Bank DKI Syariah kurang. Tetapi pihak bank DKI Syariah juga memiliki beberapa kelebihan yaitu adanya pengembangan terhadap IMBT rumah ada berbagai variasi seperti IMBT AJB, akad IMBT Take Over, Akad IMBT renovasi, Akad IMBT rumah second, dan beberapa akad IMBT lainnya. Serta bank DKI Syariah menganut prinsip yang sesuai dengan syariah Islam. Pihak bank DKI Syariah juga menjunjung tinggi visi dan misi yang menjadi patokan mereka dalam bekerja dan memberikan pelatihan-pelatihan bagi karyawannya untuk meningkatkan kinerja kualitas agar semakin kompeten. Sehingga nasabah dapat menjalankan akad IMBT tanpa rasa khawatir selain dari itu Bank DKI Syariah juga mempunyai produk-produk dana dan pembiayaan yang ditawarkan pihak Bank. 3. Pihak Bank DKI Syariah dalam melakukan pencatatan serta pelaporan setiap transaksi keuangannya telah mengikuti PSAK 101 yang berisikan mengenai tata cara pencatatan akuntansi syariah, pelaporan keuangan, bagan maupun bentuk laporan keuangan serta komponen laporan keuangan yang digunakan. Dan Pihak Bank DKI Syariah juga telah menggunakan panduan PSAK 107 tentang akuntansi ijarah, pengertian ijarah, cara perlakuan objek ijarah, pada saat pemindahan kepemilikan, perlakuan terhadap penyusutan serta beban-beban yang ada akibat transaksi ijarah yang dilakukan oleh Pihak bank DKI Syariah dengan nasabah.

10 4. Terdapat pembiayaan Ta widh atau pembayaran denda yang seharusnya tidak dilakukan. Tetapi pembayaran Ta widh ini dilakukan oleh Bank DKI Syariah sebagai biaya ganti untuk melakukan kegiatan penagihan disaat nasabah menunggak, dan telah disepakati diawal perjanjian. Berdasarkan hasil analisa dan kesimpulan yang dipaparkan oleh penulis, maka penulis memberikan saran kepada bank DKI Syariah cabang Wahid Hasyim untuk meningkatkan kualitas Bank DKI Syariah, selain itu penulis juga memberikan saran bagi pemerintah dan peneliti selanjutnya. Saran yang akan diberikan penulis yaitu : 1. Bagi Bank DKI Syariah Sebaiknya bank DKI Syariah lebih memperbanyak varians objek IMBT nya agar banyak pilihan objek IMBT nya sendiri. Sehingga masyarakat dapat dengan bijak memilih objek mana yang akan di IMBT kana tau memilih akad lain untuk mempunyai objek tersebut. Sehingga Bank DKI Syariah dapat berkembang dengan memiliki banyak varians yang dapat di IMBT kan dengan meningkatkan peraturan atau penseleksian objek-objek yang nantinya tidak akan merugikan pihak Bank DKI Syariah sendiri. Pembiayaan Ta wid pada bank DKI Syariah tidak tercantum pada peraturan PSAK. 2. Bagi pemerintah Pemerintah harus membuat peraturan yang jelas serta diadakan pelatihan yang memadai perbankan syariah. Dimana pemerintah berkewajiban untuk mengikuti perkembangan perbankan syariah yang ada dan terus memperbaharui peraturan yang ada dan memberikan pelatihan untuk menjalankan peraturan tersebut agar sesuai degan perkembangan syariah di masa yang akad datang. Serta memperluas perhatian masyarakat terhadap syariah sendiri. 3. Bagi peneliti selanjutnya Untuk dapat membahas secara dalam lagi mengenai akad ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik maupun akad pembiayaan lainnya yang ditawarkan baik di Bank DKI Syariah maupun di lembaga syariah lainnya. REFERENSI Agus Waluyo. (2007). Sistem Pembiayaan Leasing di Perbankan Syariah. Jurnal La_Riba. 1 (2):173, , & viewfile/501/413. Diakses pada tanggal 17 April. Amir Machmud dan Rukmana. (2010). Bank Syariah - Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia. Penerbit: Erlangga. Bank DKI Syariah. (2010). Diakses pada tanggal 8 April Bank DKI Syariah. (2010). Diakses pada tanggal 8 april Dewan Syariah Nasional. (2000). Fatwa Dewan Syari ah Nasional No: 09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah. fatwa/pdf/09-ijarah.pdf. Diakses pada tanggal 28 Maret Didik Hijrianto. (2010). Pelaksanaan Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamlik pada Bank Muamalat Indonesia cabang Mataram. Diakses pada tanggal 28 Maret Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan, Bank Indonesia. (2011). Booklet Perbankan Indonesia. 3ABA6432E199/22827/BookletPerbankanInd2011ok.pdf. Diakses pada tanggal 16 April Helmi Haris. (2007). Pembiayaan Kepemilikan Rumah-Sebuah Inovasi Pembiayaan Perbankan Syari ah. Jurnal La_Riba.1 (1): Huda, Nurul & Heykal, Mohamad (2010). Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan teoretis dan praktis (edisi 1) Jakarta: Penerbit Kencana. Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). PSAK /03/psak-107- ijarah.pdf. Diakses pada tanggal 28 Maret Ismail Sohilin. (2002). Pengantar manajeman. Penerbit: Erlangga. Ismail. (2011). Perbankan Syariah (edisi I, cetakan I). Jakarta: Kencana. Mervyn K lewis dan Latifa M. Algaoud cetakan. (2007). Perbankan Syariah - Prinsip, Praktik, dan Prospek alih bahasa oleh Burhan Subrata (cetakan 1: 2007). Penerbit: PT serambi Ilmu alam semesta anggota IKAPI. Muhammad Yusuf dan Wiroso. (2011). Bisnis Syariah (edisi 2). Jakarta : Mitra Wacana Media.

11 Osmad Muthaher. (2012). Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta: Graha Ilmu. Rahmani Timorita Yulianti. (2007). Pola Ijtihad Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI tentang Produk Perbankan Syariah. Jurnal La_Riba. 1 (1): Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lain (edisi 2, cetakan keempat). Jakarta : Salemba Empat. Sofyan, Wiroso, Yusuf. (2010). Akuntansi Perbankan Syariah. (edisi cetakan keempat). Jakarta: LPFE Usakti. Tatang Sutardi. Ijarah-Aplikasi Pada Lembaga Keuangan Syari ah. ijarah.pdf. Diakses pada tanggal 15 April Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. 0A6168A/14396/UU_21_08_Syariah.pdf. Diakses pada tanggal 28 Maret RIWAYAT PENULIS Silviana Aprillia lahir di kota Jakarta pada 9 April Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang akuntansi pada tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. uang, sehingga masyarakat mengenal bank sebagai tempat menukaran uang. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. uang, sehingga masyarakat mengenal bank sebagai tempat menukaran uang. Semakin BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan sudah dimulai dari zaman dahulu, dimulai dari jasa penukaran uang, sehingga masyarakat mengenal bank sebagai tempat menukaran uang. Semakin

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI Syariah Ijarah adalah akad sewa menyewa atau akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan manfaat atau hak guna

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan ijarah pada Bank DKI Syariah.

Lebih terperinci

Dealin Mahaputri Leonika

Dealin Mahaputri Leonika Analisis Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik Berdasarkan PSAK 107 dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27 Pada Bank Muamalat dan Bank DKI Syariah Dealin Mahaputri Leonika-21210718 Analisis Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dilakukan seperti dibawah ini, pencatatan didasarkan pada bank sebagai pemilik obyek Ijarah:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN 4.1 Pengakunan Pembiayaan Musyarakah Wal Ijarah Muntahiya Bittamlik di Bank Muamalat Indonesia Cabang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada Bank

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107 Produk gadai syariah: 1. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 7: Akuntansi Akad Ijarah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA DEFINISI 2 Bahasa: al Ajru = al Iwadhu (kompensasi) Terminologi: akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk) ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk) Desiana, Mohamad Heykal Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480

Lebih terperinci

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak. Materi: 6 AKUNTANSI MURABAHAH Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH IJARAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH IJARAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: IJARAH Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id 12.1 DEFINISI DAN PENGGUNAAN Ijarah dan ijarah Muntahiyah Bit tamlik (IMBT) merupakan transaksi sewa

Lebih terperinci

IJARAH MUNTAHIA BIT TAMLIK Nomor : 0xxxx /PP /CPI /XII /2008. Pada hari ini RABU tanggal yang bertanda tangan dibawah ini :

IJARAH MUNTAHIA BIT TAMLIK Nomor : 0xxxx /PP /CPI /XII /2008. Pada hari ini RABU tanggal yang bertanda tangan dibawah ini : IJARAH MUNTAHIA BIT TAMLIK Nomor : 0xxxx /PP /CPI /XII /2008 Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad/ perjanjian itu (QS. Al-Maidah ayat 1) Pada hari ini RABU tanggal 24 12-2008 yang bertanda tangan

Lebih terperinci

Materi: 12 AKUNTANSI IJARAH

Materi: 12 AKUNTANSI IJARAH Materi: 12 AKUNTANSI IJARAH Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193 Malang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen.

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen. 1 BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen. Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan sudah memiliki tempat yang memberikan cukup pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a) Implementasi Akad Murabahah Di Indonesia, aplikasi jual beli murabahah pada perbankan syariah di dasarkan pada Keputusan Fatwa Dewan Syariah

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ikatan Akuntan Imdonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

DAFTAR PUSTAKA. Ikatan Akuntan Imdonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntan Imdonesia. 2010. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Kasmir. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers. Muhammad. 2005. Manajemen

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)  BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Praktek Pembiayaan Murabahah Praktek pembiayaan Murabahah di Bank Muamalat Indonesia berpanduan pada DSN-MUI dan PSAK. 1. Akuntansi Syariah Murabahah (PSAK 102)

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59 KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59 by KarimSyah Law Firm Level 11, Sudirman Square Office Tower B Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN AKUNTANSI IJARAH PADA BANK DKI CABANG SYARIAH WAHID HASYIM SKRIPSI. Oleh. Silviana Aprillia

ANALISA PENERAPAN AKUNTANSI IJARAH PADA BANK DKI CABANG SYARIAH WAHID HASYIM SKRIPSI. Oleh. Silviana Aprillia ANALISA PENERAPAN AKUNTANSI IJARAH PADA BANK DKI CABANG SYARIAH WAHID HASYIM SKRIPSI Oleh Silviana Aprillia 1200980772 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2012 ANALISA PENERAPAN AKUNTANSI IJARAH PADA BANK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, sebagai negara Muslim terbesar di dunia, telah muncul kebutuhan akan adanya bank yang melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip syariah. Disamping bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perbankan ganda (sistem konvensional dan sistem syariah) yang diterapkan di Indonesia menjadi semakin kokoh dan kepastian hukum bagi para nasabah menjadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan pada Bab II, maka bab ini peneliti akan membahas mengenai Perlakuan Akuntansi Pendapatan atas Pembiayaan Murabahah

Lebih terperinci

AKAD MURABAHAH DAN APLIKASINYA

AKAD MURABAHAH DAN APLIKASINYA AKAD MURABAHAH DAN APLIKASINYA David Irawan (06) A. PENDAHULUAN Menghadapi dunia global dewasa ini, kebutuhan hidup manusia semakin bervariatif, dimulai dari keinginan untuk memiliki kebutuhan pokok sehari-hari

Lebih terperinci

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan BAB IV ANALISIS FATWA MUI NO.04/DSN-MUI/IV/2000 DAN PERATURAN BANK INDONESIA NO.7/46/PBI/2005 TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MODAL KERJA MURA>BAH}AH BIL WAKA>LAH DI PT. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana

Lebih terperinci

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTEK GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG KARANGAYU SEMARANG 1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu Semarang Penerapan Ar-Rahn dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha 50 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha BMT berdiri dalam rangka menumbuh dan mengembangkan sumberdaya ekonomi mikro yang bersumber pada syariat Islam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Kebijakan moneter dan perbankan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Pembiayaan Mudharabah berdasarkan PSAK No. 105 dan PAPSI 2003. 1. Kebijakan umum pembiayaan mudharabah PT Bank Syariah Mandiri menetapkan sektor-sektor

Lebih terperinci

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak. Materi: 5-6 AKUNTANSI MURABAHAH Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193

Lebih terperinci

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159 ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB 1 Renka Suka Alamsyah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bank Syariah 1. Prinsip Akutansi Bank Islam Laporan akuntansi Bank Islam menurut Pardede dan Gayo (2005) terdiri dari : Laporan posisi keuangan / neraca Laporan laba-rugi Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan adanya bank yang melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan adanya bank yang melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, sebagai negara Muslim terbesar di dunia, telah muncul kebutuhan akan adanya bank yang melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip syariah. Disamping bank

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. praktik akuntansi pembiayaan murabahah pada Bank BRI Syariah telah

BAB V PENUTUP. praktik akuntansi pembiayaan murabahah pada Bank BRI Syariah telah 98 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan di Bank BRI Syariah Cabang Ngagel Jaya Selatan yang berlokasi di Jl Ngagel Jaya Selatan, praktik akuntansi pembiayaan murabahah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah atau yang disebut juga dengan qirad adalah suatu bentuk akad kerja sama antara

Lebih terperinci

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka LEASING Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka waktu berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT A. Sejarah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat atau BPR memiliki sejarah yang panjang didalam timeline industri perbankan di Indonesia. Awalnya BPR dibentuk

Lebih terperinci

: MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM :

: MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM : PROSEDUR KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)Tbk CABANG BEKASI Nama : MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM : 46209934 Kelas : 3DA04 Dosen Pembimbing : Toto Sugiharto, PhD

Lebih terperinci

Produk Talangan Haji Perbankan Syariah

Produk Talangan Haji Perbankan Syariah Produk Talangan Haji Perbankan Syariah Dr. Setiawan Budi Utomo Seminar Sehari Kebijakan Penyelenggaraan Haji Oleh Pemerintah dan Masalah Dana Talangan Haji Pada Perbankan Syariah Majelis Tarjih dan Tajdid

Lebih terperinci

BAB VI AKUNTANSI IJARAH

BAB VI AKUNTANSI IJARAH BAB VI AKUNTANSI IJARAH A. Ijarah Atas Aset Berwujud 1. Pengertian Ijarah atas Aset Berwujud Ijarah adalah akad pemindahan hak guna/manfaat atas suatu aset dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah)

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 107 1. PSAK Tentang Akuntansi Pembiayaan Ijarah Berdasarkan perkembangan per 1 September 2007, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary, artinya lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal BAB IV ANALISIS DATA A. Proses Penerapan Akad Rahn dan Ijarah dalam Transaksi Gadai pada Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung Mendiskusikan sub tema ini secara gamblang, maka tidak ubahnya

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735 205 BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH Pasal 735 (1) Akuntansi syari ah harus dilakukan dengan mencatat, mengelompokkan, dan menyimpulkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SYARI AH SURABAYA A. Aplikasi Penyelesaian

Lebih terperinci

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04 TAHUN 2012

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta. 70 DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta. Baiquni, M. S, 2010, Akuntansi Istishna Paralel Perbankan. http://ekonomipolitikislam.blogspot.com/2010/08/akuntansi-istishnaparalel-perbankan.html,

Lebih terperinci

BAB III FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA TAKE OVER PEMBIAYAAN DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN

BAB III FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA TAKE OVER PEMBIAYAAN DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN 87 BAB III FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA TAKE OVER PEMBIAYAAN DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN A. Penyebab Terjadinya Take Over Pembiayaan di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Take

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah kebutuhan rumah. Memiliki sebuah rumah impian adalah keinginan semua manusia. Namun terkadang keinginan tersebut tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak memiliki

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi Sentosa adalah bertujuan untuk mengetahui mekanisme pembiayaan dan perlakuan akuntansi pada pembiayaan

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT Living, Breathing Asia SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Dana Bantuan Sahabat ini berlaku bagi Nasabah yang permohonan Dana Bantuan Sahabat telah disetujui. Harap membaca Syarat

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring) BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. FMA Finance PT. FMA Finance adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen (consumer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II. 1 Industri Perbankan Pengertian Perbankan menurut Undang-undang nomor 21 tahun 2008 pasal 1, pengertian bank adalah : Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan 45 BAB III IMPLEMENTASI PENETAPAN MARGIN DALAM PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUMAJANG A. Implementasi Penetapan Margin Pembiayaan Mura>bah{ah Di BSM Lumajang Margin pada

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH ib PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH CABANG SURABAYA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH ib PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH CABANG SURABAYA ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH ib PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH CABANG SURABAYA Tysa Dhara Noor Febrina Universitas Negeri Surabaya Email: tysadhara@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh Penerapan akad ijarah pada pembiayaan multiguna untuk biaya umroh di Bank Syariah Mandiri KCP Katamso dilakukan dengan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Pengertian ADALAH jual beli barang pda harga asal dengan tembahan keuntungan yanng disepakati. Dalam istilah teknis perbankan syari ah murabahah ini diartikan sebagai suatu perjanjian yang disepakati antara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Mekanisme Pembiayaan Take Over Mikro 500 ib di Bank BRI Syariah KCP Ungaran. Take over adalah salah satu bentuk pelayanan Bank Syariah dalam membantu masyarakat mengalihkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath Pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh KJKS BMT Al Fath dilakukan dengan cara komputerisasi dengan program IT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lembaga keuangan pada dasarnya adalah lembaga perantara, berposisi sentral di antara pemilik dana, antara penyimpan dan peminjam, antara pembeli dan penjual, serta

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/ 38 /DPNP tanggal 31 Desember 2010 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI Lampiran Surat

Lebih terperinci

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur dalam pembiyaan murabahah, yaitu : 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah 2) Kontrak yang pertama harus sah sesuai dengan rukun yag

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK. ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK. Nama : Nurdiani Sabila NPM : 25210157 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Dr. Ambo Sakka Hadmar,SE.,MSi LATAR BELAKANG PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN 71 BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN A. Kebijakan Besar Potongan Pelunasan Dalam Pembiayaan Murabahah Dalam

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT

SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT SYARAT DAN KETENTUAN DANA BANTUAN SAHABAT Syarat dan Ketentuan Dana Bantuan Sahabat ini berlaku bagi Nasabah Dana Bantuan Sahabat yang sebelumnya adalah Nasabah aktif ANZ Personal Loan pada saat produk

Lebih terperinci

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth Syarat dan Ketentuan Umum untuk Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth 1. Definisi Syarat dan Ketentuan Umum ANGSURAN adalah suatu

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB II AKUNTANSI SEWA BAB II AKUNTANSI SEWA 2.1. PENGERTIAN SEWA Pada awalnya sewa lebih dikenal dengan istilah leasing, leasing itu sendiri berasal dari kata lease yang berarti sewa atau yang lebih umum diartikan sebagai sewa

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 102 AKUNTANSI MURABAHAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 102 AKUNTANSI MURABAHAH Akuntansi Murabahah ED PSAK (Revisi 00) 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. AKUNTANSI MURABAHAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar harus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada BAB II, maka dalam hal ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan

Lebih terperinci

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN I. NERACA Neraca adalah laporan yang menggambarkan keadaan keuangan pada saat tertentu dan terdiri dari kekayaan (aktiva) yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN. IJARAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk SKRIPSI. Program Studi Akuntansi : GEFI MAHPUTRA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN. IJARAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk SKRIPSI. Program Studi Akuntansi : GEFI MAHPUTRA ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN IJARAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk SKRIPSI Program Studi Akuntansi Nama : GEFI MAHPUTRA NIM : 43208010368 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA Jati Satria Pratama Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Order.circlehope@gmail.com

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB II LANDASAN TEORI

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)  BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi Dari segi istilah, kata akuntansi berasal dari kata bahasa Inggris to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA A. Analisa Hukum Islam Terhadap Sanksi Denda Pada Nasabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank menurut istilah adalah

Lebih terperinci

Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka

Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-04-18 Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemulihan perekonomian nasional,

Lebih terperinci

A. Mekanisme Pembiayaan KPR Muamalat ib dengan Menggunakan Akad Murabahah 1. Skema Pembiayaan KPR Muamalat ib dengan Menggunakan Akad Murabahah

A. Mekanisme Pembiayaan KPR Muamalat ib dengan Menggunakan Akad Murabahah 1. Skema Pembiayaan KPR Muamalat ib dengan Menggunakan Akad Murabahah BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN AKAD MURABAHAH DAN AKAD MUSYARAKAH MUTANAQISAH PADA PEMBIAYAAN KPR MUAMALAT ib Membeli rumah secara tunai menjadi hal yang mustahil bagi banyak orang di zaman yang serba susah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI 55 BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI A. Analisis Penetapan Margin Pada Pembiayaan Mura>bah{ah Di BSM Lumajang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam kegiatan usaha dan lembaga keuangan (bank, asuransi, pasar modal, reksa

Lebih terperinci

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MURABAHAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MURABAHAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 0 Juni 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MURABAHAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA PSAK No. 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNT UNTANSI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo).

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo). 78 BAB IV Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo). A. Analisa Aplikasi Penentuan Margin Dalam Pembiayaan Mud}a>rabah Mikro

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN /PMK.010/201... TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN /PMK.010/201... TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /PMK.010/201... TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 8 dan Pasal

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH BERMASALAH PADA PT. BANK SYARIAH X DI INDONESIA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH BERMASALAH PADA PT. BANK SYARIAH X DI INDONESIA ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH BERMASALAH PADA PT. BANK SYARIAH X DI INDONESIA Muhammad Yusuf Accounting and Finance Department, Faculty of Economics and Communication, BINUS University

Lebih terperinci