BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk dilakukan seperti di bawah ini, didasarkan Bank sebagai penjual: Ibu Zulfiah nasabah Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Ia akan menyewa sebuah rumah toko guna pengembangan usahanya kepada Tuan Hidayat. Ia tidak memiliki cukup dana untuk menyewa rumah toko tersebut. Harga sewa rumah toko tersebut adalah Rp ,00/tahun dan pembayaran harus dilakukan sekaligus dimuka untuk jangka waktu 3tahun. Untuk merealisasikan keinginannya Ibu Zulfiah mengajukan permohonan kepada Bank Muamalat Indonesia, Tbk untuk membantu menyewa rumah toko yang dibutuhkan. Lalu Bank Muamalat Indonesia, Tbk memproses kebutuhan nasabah, dengan melihat aspek-aspek yang harus dipenuhi oleh nasabah terhadap Bank. Dan diperoleh hasil kesepakatan sebagai berikut: 51

2 Nama Nasabah : Ibu Zulfiah Jenis Akad Jenis Barang yang Disewa Kegunaan Jumlah : Ijarah : Rumah Toko : Tempat Usaha : 1 unit Luas Tanah : 36 m 2 Luas Bangunan : 36 m 2 Harga Sewa : Rp ,00/tahun ALCO BMI : 25% Jangka Waktu : 3 tahun (36 bulan) Tabel 4.1 Jurnal Pada Saat Penyewaan Rumah Toko Dr. Aktiva Cr. Persediaan Ijarah Sumber Data: BMI Rp ,00 Rp ,00 52

3 Perhitungan: Harga Sewa Rp ,00/tahun Jangka Waktu 3 tahun (36 bulan) Biaya Perolehan (Rp ,00 x 3 tahun) = Rp ,00 Pada saat transaksi ijarah Bank Muamalat Indonesia, Tbk mencatat pengakuan transaksi penyewaan obyek ijarah diperoleh sesuai dengan biaya perolehan. Dengan obyek ijarah disebelah debet dan persediaan obyek ijarah sebagai lawan disebelah kredit. Hal tersebut sesuai berdasarkan PSAK 107 paragraf 9 yang menyatakan obyek ijarah diakui pada saat obyek ijarah diperoleh sebesar biaya perolehan. Bank Muamalat Indonesia, Tbk mengakui objek ijarahnya sebesar Rp ,00. Tabel 4.2 Jurnal Pada Saat Pembayaran Sewa Kepada Tuan Hidayat Dr. Sewa Dibayar Dimuka Rp ,00 Cr. Kas/Rekening Pemilik Aset Rp ,00 Sumber Data: BMI Pada saat transaksi ijarah Bank Muamalat Indonesia, Tbk mencatat pengakuan transaksi penyewaan obyek ijarah diperoleh sesuai dengan biaya perolehan. 53

4 Dengan sewa dibayar dimuka disebelah debet dan kas sebagai lawan disebelah kredit. Hal tersebut sesuai berdasarkan PSAK 107 paragraf 9 yang menyatakan obyek ijarah diakui pada saat obyek ijarah diperoleh sebesar biaya perolehan. Tabel 4.3 Jurnal Pada Saat Amortisasi Beban Sewa Dr. Beban Sewa Cr. Sewa Dibayar Dimuka (pemilik asset) Sumber Data: BMI Rp ,00 Rp ,00 Perhitungan: (Metode Garis Lurus) Harga Sewa Kepada Tuan Hidayat Masa Sewa Amortisasi per Bulan (Rp ,00 : 36 bulan) Rp ,00 3tahun (36 bulan) Rp ,00 Bank Muamalat Indonesia, Tbk dalam mencatat penyusutan atas Rumah Toko tersebut sebagai beban disebelah debet dan sewa dibayar dimuka sebagai lawannya di kredit. Karena meggunakan skema sewa atas sewa, asset ijarah yang dimiliki adalah asset tidak berwujud. Hal tersebut tidak bertentangan dengan syariah karena 54

5 seseorang boleh menyewakan kepada orang lain suatu objek yang disewanya dari pemilik objek sewa sepanjang tidak ada larangan dalam kesepakan dengan pemilik objek sewa. Dalam PSAK 107, suatu entitas syariah dibenarkan menggunakan istilah pernyusutan atau amortisasi untuk transaksi ijarah. Dalam PSAK 29 (ijrah-lanjut) menyatakan, jika suatu entitas menyewa objek ijarah (sewa) untuk disewa-lanjutkan, maka entitas mengakui sebagai beban ijarah (sewa) tangguhan untuk pembayaran ijarah jangka panjang dan sebagai beban ijarah (sewa) jangka pendek. Maka, dalam hal ini Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah melakukan pencatatan sesuai dengan PSAK 107 paragraf 29. Tabel 4.4 Jurnal Pada Saat Pengakuan Pendapatan Dr. Kas Cr. Pendapatan Ijarah Sumber Data: BMI Rp ,00 Rp ,00 55

6 Perhitungan: Harga pokok (Rp ,00 :12) Rp ,00 Keuntungan 25% (25% x Rp ,00) Rp ,00_+ Rp ,00/bulan Tabel 4.5 Tabel Angsuran Pembiayaan Sewa Rumah Toko Bulan ke Pendapatan Sewa (Rp) Beban Penyusutan (Rp) Pendapatan Neto Ijarah (Rp) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,00 Dst , , ,00 Data diolah oleh penulis 56

7 Dalam pencatatan pengakuan pendapatan Bank Muamalat Indonesia, Tbk mecatat kas di sebelah debet dan pendapatan ijarah di sebelah kredit. Hal tersebut berlaku untuk bulan berikutnya hingga akhir masa akad, yakni selama 36 bulan. PSAK 107 paragraf 14 menyatakan, pendapatan sewa selama masa akad diakui pada saat manfaat asset telah diserahkan kepada penyewa. Maka, berdasarkan data di atas yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan PSAK 107 paragraf 14 yang menyatakan pendapatan sewa selama masa akad diakui pada saat manfaat asset telah diserahkan kepada penyewa. Dalam hal penyajian laporan keuangan transaksi ijarah atas sewa rumah toko, Bank Muamalat Indonesia, Tbk melakukan perhitungan sebagai berikut: Pendapatan Sewa Rp ,00 Beban-beban: Beban Sewa Rp ,00_+ Total Beban (Rp ,00) Pendapatan Netto Ijarah Rp ,00 Psak 107 paragraf 31 untuk penyajian menyatakan, pendapatan ijarah disajikan secara netto setelah dikurangi beban yang terkait, misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya. 57

8 Berdasarkan data di atas dapat dilihat, bahwa Bank Muamalat Indonesia Tbk, telah melakukan penyajian perhitungan laporan keuangan yang telah sesuai dengan PSAK 107 paragraf Pada saat terjadi penunggakan pembayaran Pada masa berjalan, Ibu Zulfiah menunggak pembayaran bulanan atas sewa rumah toko yang seharusnya dibayarkan pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Penjurnalan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Jurnal Pada Saat Terjadi Tunggakan Pembayaran Dr. Piutang Pendapatan Ijarah Cr. Pendapatan Ijarah Sumber Data: BMI Rp ,00 Rp ,00 Jika terjadi tunggakan dalam pembayaran sewa rumah toko, Bank Muamalat Indonesia, Tbk melakukan pencatatan piutang disebelah debet dan pendapatan ijarah sebagai lawan di kredit. Dalam PSAK 107 paragraf 15 menyatakan, piutang pendapatan sewa diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan pada akhir periode pelaporan. Dengan demikian, penjurnalan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan ketentuan PSAK 107 paragraf

9 2. Pada saat pembayaran tunggakan Pada bulan berikutnya Ibu Zulfiah dapat membayar atas tunggakan bulan kemarin, jurnal pencatatan yang dilakukan oleh bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Jurnal Pada Saat Pembayaran Tunggakan Dr. Kas/ Rekening Ibu Zulfiah Cr. Piutang Pendapatan Ijarah Sumber Data: BMI Rp ,00 Rp ,00 Tabel 4.8 Jurnal Pada Saat Pembayaran Tunggakan Dr. Pendapatan Sewa-akrual Cr. Pendapatan Sewa Rp ,00 Rp ,00 Dalam pengakuan atas pembayaran tunggakan Ibu Zulfiah, Bank Muamalat Indonesia, Tbk melakukan pencatatan kas disebelah debet dan piutang disebelah kredit. 59

10 Kemudian dalam pengakuan penerimaan pendapatan Bank Muamalat Indonesia, Tbk mengakuinya sebagai pendapatan sewa-akrual disebelah debet dan pendapatan sewa disebelah kredit. Berdasarkan PSAK 107 paragraf 15 menyatakan, piutang pendapatan sewa diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan pada akhir periode pelaporan. Sedang untuk mengakui pendapatan tercantum dalam PSAK 107 paragraf 14 yang menyatakan, pendapatan sewa selama masa akad diakui pada saat manfaat atas asset telah diserahkan kepada penyewa. Dari perlakuan Bank Muamalat Indonesia, Tbk atas penerimaan pembayaran tunggakan Ibu Zulfiah, telah sesuai dengan PSAK 107 paragraf 14 dan Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bit Tamlik Pada tanggal 3 Juni 2013, nasabah atas nama Bapak Syamsudin mengajukan permohonan atas pembelian kendaraan (mobil) dengan akad Ijarah. Lalu bank kemudian memproses kebutuhan nasabah tersebut, dengan melihat aspek-aspek yang harus dipenuhi oleh nasabah kepada bank. Jika bank menyetujui maka akan diproses lebih lanjut oleh bank. Tanggal 6 Juni 2013 didasarkan pada kebutuhan nasabah Bapak Syamsudin yang diajukan tanggal 3 Juni 2013, maka Bank Muamalat Indonesia, Tbk membeli objek sewa (kendaraan), seharga 60

11 Rp ,00. Atas pembelian kendaraan maka jurnal yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Jurnal Pada Saat Pembelian Kendaraan Dr. Persediaan Ijarah Cr. Kas/Rekening pemilik Aset Sumber: Data BMI Rp ,00 Rp ,00 Penjurnalan pada saat pembelian kendaraan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Persediaan ijarah pada debet dan sebagai lawannya Kas/ Rekening Pemilik Aset di kredit. Dalam PSAK 107 paragraf ke 9 yang menyatakan, objek ijarah diakaui pada saat objek ijarah diperoleh sebesar biaya perolehan. Maka dalam Penjurnalan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 107 pargraf 9. Bank mengakui objek ijarah nya sebesar Rp ,00. Pada tanggal 6 Juni 2013, perjanjian transaksi ijarah rumah yang telah disepakati sebagai berikut: 61

12 Nama Nasabah : Bapak Syamsudin Jenis Akad Jenis Barang yang Disewa Jumlah Harga Barang Perolehan Nilai Sisa Uang Muka Sewa : Ijarah Muntahiya Bit Tamlik : Kendaraan (mobil) : 1 unit : Rp ,00/tahun : Rp0 : Rp ,00 Return : 20% Jangka Waktu : 2 tahun (24 bulan) Tabel 4.10 Jurnal Pada Saat Penyewaan Kendaraan Dr. Aktiva Diperoleh Untuk Ijarah Cr.Persediaan Ijarah Sumber: Data BMI Rp ,00 Rp ,00 Pada saat penyewaan kendaraan Bank Muamalat Indonesia, Tbk mencatatnya sebagai aktiva diperoleh untuk ijarah disebelah debet dan persediaan ijarah disebelah kredit sebesar biaya perolehan Rp ,00. Ini telah sesuai dengan PSAK 107 paragraf 9. 62

13 Tabel 4.11 Jurnal Pada Saat Penerimaan Uang Muka Dr. Kas/Rekening Penyewa Cr. Sewa Diterima Dimuka Sumber: Data BMI Rp ,00 Rp ,00 Bank Muamalat Indonesia, Tbk mencatat atas penerimaan uang muka yang diberikan nasabah sebagai kas/rekening penyewa di debet dan sebagai lawannya sewa diterima dimuka disebelah kredit. Bank Indonesia menentukan persentase uang muka sebesar 30% dari harga perolehan. Namun, Bank Muamalat Indonesia, Tbk mempunyai kebijakan tersendiri dalam menetapkan persentase uang muka sesuai dengan pendapatan nasabahnya. Pengakuan dilakukan pada saat uang tersebut dibayarkan dari nasabah kepada bank. Tabel 4.12 Jurnal Beban Penyusutan Aktiva Ijarah Dr. Baban Penyusutan Cr. Akumulasi Penyusutan Aktiva Ijarah Sumber: Data BMI Rp ,00 Rp ,00 63

14 Perhitungan: (Metode Garis Lurus) Harga Perolehan Masa Sewa Rp ,00 2tahun (24 bulan) Penyusutan per Tahun : (Rp ,00 0) : 2 tahun = Rp ,00 Penyusutan per Bulan : Rp ,00 : 12 bulan = Rp ,00 Bank Muamalat Indonesia, Tbk dalam mencatat penyusutan atas kendaraan tersebut sebagai beban penyusutan disebelah debet dan akumulasi penyusutan aktiva ijarah sebagai lawannya di kredit. Berdasarkan pencatatan yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan ketetapan PSAK 107 paragraf 11 dan 12. Yang menyatakan bahwa objek ijarah, jika berupa asset yang dapat disusutkan atau diamortisasi sesuai dengan kebijakan penyusutan atau amortisasi untuk asset sejenis selama umur manfaatnya (umur ekonomis). Kebijakan penyusutan atau amortisasi yan dipilih harus mencerminkan pola konsumsi yang diharapkan dari manfaat ekonomi di masa depan dari objek ijarah. Dalam hal ini Bank Muamalat Indonesia, Tbk mengukur penyusutannya menggunakan metode garis lurus. 64

15 Tabel 4.13 Jurnal Penerimaan Pendapatan Ijarah Dr. Kas/ Rekening Penyewa Cr. Pendapatan Sewa Sumber: Data BMI Rp ,00 Rp ,00 Perhitungan: Harga Perolehan Rp ,00 Return 20% (Rp ,00 x 20%) Rp ,00_+ Harga Sewa Rp ,00 Angsuran per Bulan (Rp ,00 : 12) Rp ,00 65

16 Tabel 4.14 Tabel Angsuran Pembiayaan Kendaraan Bulan ke Pendapatan Sewa (Rp) Beban Penyusutan (Rp) Pendapatan Neto Ijarah (Rp) , , , , , , , , , , , , , , ,00 Dst , , ,00 Data diolah oleh penulis Dalam pencatatan pengakuan pendapatan Bank Muamalat Indonesia, Tbk mecatat kas/rekening penyewa di sebelah debet dan pendapatan sewa di sebelah kredit. Hal tersebut berlaku untuk bulan berikutnya hingga akhir masa akad, yakni selama 24 bulan. PSAK 107 paragraf 14 menyatakan, pendapatan sewa selama masa akad diakui pada saat manfaat asset telah diserahkan kepada penyewa. Maka, berdasarkan data di atas yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan PSAK 107 paragraf 14 yang menyatakan pendapatan sewa selama masa akad diakui pada saat manfaat asset telah diserahkan kepada penyewa. 66

17 Dalam hal penyajian laporan keuangan transaksi ijarah atas sewa kendaraan, Bank Muamalat Indonesia, Tbk melakukan perhitungan sebagai berikut: Pendapatan Sewa Rp ,00 Beban-beban: Beban Sewa Rp ,00_+ Total Beban (Rp ,00) Pendapatan Netto Ijarah Rp ,00 Psak 107 paragraf 31 untuk penyajian menyatakan, pendapatan ijarah disajikan secara netto setelah dikurangi beban yang terkait, misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya. Berdasarkan data di atas dapat dilihat, bahwa Bank Muamalat Indonesia Tbk, telah melakukan penyajian perhitungan laporan keuangan yang telah sesuai dengan PSAK 107 paragraf

18 Tabel 4.15 Jurnal Pemindahan Hak Dr. Akumulasi Penyusutan Aktiva Ijarah Dr. Beban Hibah Ijarah Cr. Aktiva Ijarah Sumber: Data BMI Rp ,00 Rp0,00 (nilai residu) Rp ,00 Pada saat masa akad berakhir, barang yang diijarahkan dipindahkan hak nya kepada penyewa. Bank Muamalat Indonesia, Tbk kemudian menjurnalnya akumulasi penyusutan aktiva ijarah dan beban hibah ijarah di debet dan aktiva ijarah disebelah kredit. Penjurnalan yang dilakukan Bank Muamalat telah sesuai dengan PSAK 107 paragraf 6 (a), yang menyebutkan bahwa perpindahan kepemilikan suatu asset yang diijarahkan dari pemilik kepada penyewa, dalam ijarah muntahiya bit tamlik, dilakukan jika seluruh pembayaran sewa atas objek ijarah yang dialihkan telah diselesaikan dan objek telah diserahkan kepada penyewa dengan membuat akad terpisah secara hibah. 68

19 3. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah Multijasa Pada tanggal 8 May 2013, seorang nasabah atas Nama Saudara Luthfi datang ke Bank Muamalat Indonesia, Tbk untuk mengajukan pembiayaan multiguna untuk melanjutkan pendidikan S3 dengan akad ijarah. Biaya yang diajukan untuk membiayai pendidikan doktoralnya sampai selesai sebesar Rp ,00. Kemudian Bank Muamalat Indonesia, Tbk memproses permintaan nasabah, dengan melihat segala aspek-aspek yang harus dipenuhi oleh nasabah kepada bank. Jika bank menyetujui permohonan nasabah maka akan ditindaklanjuti oleh bank. Pada tanggal 1 Juli 2013 Bank Muamalat Indonesia, Tbk membayarkan biaya pendidikan S3 yang diajukan nasabah Luthfi. Dengan kesepakatan kedua belah pihak, nasabah membayar angsuran sebesar Rp ,00 selama 2 tahun. Dengan data-data sebagai berikut: Jenis Akad Nama Penyewa Jenis Jasa yang Disewa Harga Jasa Perolehan Jangka Waktu Sewa : Ijarah : Luthfi : Jasa Pendidikan S3 : Rp ,00 : 2 tahun (24 bulan) 69

20 Tabel 4.16 Jurnal Pada Saat Pembayaran Biaya Pendidikan Dr. Sewa Multiguna Tangguhan Rp ,00 Cr. Kas/Rekening Universitas Rp ,00 Sumber: Data BMI Pada saat Bank Muamalat Indonesia, Tbk melakukan pelunasan untuk pembiayaan pendidikan Saudara Luthfi, pihak bank mencatatnya sebagai sewa multiguna tangguhan disebelah debet dan sebagai lawannya kas/rekening universitas sebelah kredit. Berdasarkan analisa dari sumber yang dibaca penulis atas perlakuan penjurnalan yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia telah sesuai dengan ketetapan PSAK 107 paragraf 9 yang menyatakan objek ijarah diakui pada saat objek ijarah diperoleh sebesar biaya perolehan. 70

21 Tabel 4.17 Jurnal Pada Saat Amortisasi Pembayaran Biaya Pendidikan Dr. Biaya Sewa Multiguna Rp ,00 Cr. Sewa Multiguna Tangguhan Rp ,00 Sumber: Data BMI Perhitungan: (Metode Garis Lurus) Harga Jasa Perolehan Rp ,00 Jangka Waktu Sewa 2 tahun (24 bulan) Biaya Penyusutan : (Rp ,00 : 24) Rp ,00 Bank Muamalat Indonesia, Tbk dalam mencatat penyusutan atas pembiayaan pendidikan untuk saudara Luthfi tersebut sebagai biaya sewa multiguna disebelah debet dan sewa multiguna tangguhan sebagai lawannya di kredit. Berdasarkan pencatatan yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan ketetapan PSAK 107 paragraf 11 dan 12. Yang menyatakan bahwa objek ijarah, jika berupa asset yang dapat disusutkan atau diamortisasi sesuai dengan kebijakan penyusutan atau amortisasi untuk asset sejenis selama umur manfaatnya (umur ekonomis). Kebijakan penyusutan atau amortisasi yang dipilih harus mencerminkan pola konsumsi yang diharapkan dari manfaat ekonomi di 71

22 masa depan dari objek ijarah. Dalam hal ini Bank Muamalat Indonesia, Tbk mengukur penyusutannya menggunakan metode garis lurus. Tabel 4.18 Jurnal Pada Saat Penerimaan Pembayaran Angsuran Dr. Kas/Rekening Luthfi Rp ,00 Cr. Pendapatan Ijarah Multijasa Rp ,00 Sumber: Data BMI Dalam pencatatan pengakuan pendapatan Bank Muamalat Indonesia, Tbk mecatat kas/rekening Luthfi di sebelah debet dan pendapatan ijarah multijasa di sebelah kredit. Hal tersebut berlaku untuk bulan berikutnya hingga akhir masa akad, yakni selama 24 bulan. PSAK 107 paragraf 14 menyatakan, pendapatan sewa selama masa akad diakui pada saat manfaat asset telah diserahkan kepada penyewa. Maka, berdasarkan data di atas yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan PSAK 107 paragraf 14 yang menyatakan pendapatan sewa selama masa akad diakui pada saat manfaat asset telah diserahkan kepada penyewa. 72

23 Tabel 4.19 Tabel Angsuran Pembiayaan Pendidikan Bulan ke Pendapatan Sewa (Rp) Beban Penyusutan (Rp) Pendapatan Neto Ijarah (Rp) , , , , , , , , , , , , , , ,00 Dst , , ,00 Data diolah oleh penulis Dalam hal penyajian laporan keuangan transaksi ijarah atas pembiayaan pendidikan doctoral saudara Luthfi, Bank Muamalat Indonesia, Tbk melakukan perhitungan sebagai berikut: Pendapatan Ijarah Multijasa Rp ,00 Beban-beban: Beban Sewa Multijasa Rp ,00_+ Total Beban (Rp ,00) Pendapatan Netto Ijarah Rp ,00 73

24 Psak 107 paragraf 31 untuk penyajian menyatakan, pendapatan ijarah disajikan secara netto setelah dikurangi beban yang terkait, misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya. Berdasarkan data di atas dapat dilihat, bahwa Bank Muamalat Indonesia Tbk, telah melakukan penyajian perhitungan laporan keuangan yang telah sesuai dengan PSAK 107 paragraf

25 B. Pembahasan Atas Penerapan Akuntansi Ijarah pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk Setelah penulis mengevaluasi atas penerapan akuntansi ijarah pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Dapat dilihat bahwasanya dalam setiap penjurnalan yang dilakukan oleh bank telah disesuaikan dengan PSAK Pengakuan dan Pengukuran a. Dalam mengakui setiap transaksi penyewaan Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah menerapkan sesuai PSAK 107 (2010: 107,9): Objek ijarah diakui pada saat objek ijarah diperoleh sebesar biaya perolehan. b. Untuk penyusutan dan amortisasi atas barang atau jasa yang diijarahkan Bank Muamalat Indonesia, Tbk menyesuaikan dengan PSAK 107 (2010, 107, 11): Objek ijarah disusutkan atau diamortisasi, jika berupa asset yang dapat disusutkan atau diamortisasi, sesuai dengan kebijakan penyusutan atau amortisasi utnuk asset sejenis selama umur manfaatnya (umur ekonomis). PSAK 107 (2010: 107, 12): Kebijakan penyusutan atau amortisasi yang dipilih harus mencerminkan pola konsumsi yang diharapkan dari manfaat ekonomi di masa depan dari objek ijarah. Umur ekonomis dapat berbeda dengan umur teknis. 75

26 PSAK 107 (2010: 107, 29) Jika suatu entitas menyewa objek ijarah (sewa) untuk disewalanjutkan, maka entitas mengakui sebagai beban ijarah (sewa) tangguhan untuk pembayaran ijarah jangka panjang dan sebagai beban ijarah (sewa) untuk jangka pendek. Dalam hal perhitungan beban penyusutan baik dalam transaksi Ijarah maupun Ijarah Muntahiya Bit Tamlik, Bank Muamalat Indonesia, Tbk menggunakan metode garis lurus. Dengan perhitungan sebagai berikut: 1) Ijarah Penyusutan per bulan = Harga perolehan Nilai sisa Jumlah bulan umur ekonomis 2) Ijarah Muntahiya Bit Tamlik Penyusutan IMBT per bulan = Biaya perolehan Jumlah bulan masa sewa c. Untuk mencatat pendapatan Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan ketetapan PSAK 107 (2010: 107, 14) yang menyatakan: Pendapatan sewa selama masa akad diakui pada saat manfaat atas asset telah diserahkan kepada penyewa. Kemudian jika terdapat piutang, Bank Muamalat Indonesia, Tbk melakukan pencatatan yang telah ditentukan dalam PSAK 107 (2010: 107, 15) yang berbunyi: 76

27 Piutang pendapatan sewa diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan pada akhir periode pelaporan. Sedang dalam penyajian atas pendapatan ijarah Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah disesuaikann dengan PSAK 107 (2010: 107, 31) yang menyebutkan: Pendapatan Ijarah disajikan secara netto setelah dikurangi beban terkait, misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya. 77

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dilakukan seperti dibawah ini, pencatatan didasarkan pada bank sebagai pemilik obyek Ijarah:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan ijarah pada Bank DKI Syariah.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ikatan Akuntan Imdonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

DAFTAR PUSTAKA. Ikatan Akuntan Imdonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntan Imdonesia. 2010. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Kasmir. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers. Muhammad. 2005. Manajemen

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI Syariah Ijarah adalah akad sewa menyewa atau akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan manfaat atau hak guna

Lebih terperinci

Dealin Mahaputri Leonika

Dealin Mahaputri Leonika Analisis Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik Berdasarkan PSAK 107 dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27 Pada Bank Muamalat dan Bank DKI Syariah Dealin Mahaputri Leonika-21210718 Analisis Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN 4.1 Pengakunan Pembiayaan Musyarakah Wal Ijarah Muntahiya Bittamlik di Bank Muamalat Indonesia Cabang

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 7: Akuntansi Akad Ijarah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA DEFINISI 2 Bahasa: al Ajru = al Iwadhu (kompensasi) Terminologi: akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH IJARAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH IJARAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: IJARAH Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id 12.1 DEFINISI DAN PENGGUNAAN Ijarah dan ijarah Muntahiyah Bit tamlik (IMBT) merupakan transaksi sewa

Lebih terperinci

AKUNTANSI IJARAH (PSAK 107)

AKUNTANSI IJARAH (PSAK 107) Disampaikan oleh Wiroso AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI IJARAH (PSAK 107) This training material is solely for the use of training participants. No part of it may be circulated, quoted, or reproduced

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107 Produk gadai syariah: 1. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia,

Lebih terperinci

BAGIAN V AKAD SEWA V.1. IJARAH ATAS ASET BERWUJUD

BAGIAN V AKAD SEWA V.1. IJARAH ATAS ASET BERWUJUD - 58 - BAGIAN V AKAD SEWA V.1. IJARAH ATAS ASET BERWUJUD A. Definisi 1. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna/manfaat atas suatu aset dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM BANK BRI SYARIAH 1 Sejarah Berdirinya Bank BRI Syariah Berawal dari akuisisi Bank BRI Syariah terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan pembiayaan istishna pada PT. Bank Muamalat Indonesia.

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)  BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Praktek Pembiayaan Murabahah Praktek pembiayaan Murabahah di Bank Muamalat Indonesia berpanduan pada DSN-MUI dan PSAK. 1. Akuntansi Syariah Murabahah (PSAK 102)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Metode Bagi Hasil Mudharabah dalam PT. Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan IAI No. 59 Tentang Akuntansi Perbankan Syariah bahwa metode bagi hasil mudharabah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Syariah 1. Pengertian Akuntansi Syariah Menurut Sri (2009:2), akuntansi adalah identifikasi transaksi yang kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan pada Bab II, maka bab ini peneliti akan membahas mengenai Perlakuan Akuntansi Pendapatan atas Pembiayaan Murabahah

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 107

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 107 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. AKUNTANSI IJARAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar harus dibaca dalam kaitannya dengan paragraf

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 107 1. PSAK Tentang Akuntansi Pembiayaan Ijarah Berdasarkan perkembangan per 1 September 2007, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK. ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK. Nama : Nurdiani Sabila NPM : 25210157 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Dr. Ambo Sakka Hadmar,SE.,MSi LATAR BELAKANG PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada BAB II, maka dalam hal ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN. IJARAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk SKRIPSI. Program Studi Akuntansi : GEFI MAHPUTRA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN. IJARAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk SKRIPSI. Program Studi Akuntansi : GEFI MAHPUTRA ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN IJARAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk SKRIPSI Program Studi Akuntansi Nama : GEFI MAHPUTRA NIM : 43208010368 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III.2. ISTISHNA. B. Dasar Pengaturan 01. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 02. PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna.

III.2. ISTISHNA. B. Dasar Pengaturan 01. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 02. PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna. III.2. ISTISHNA A. Definisi 01. Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/ mustashni')

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARASI SAK 30 SEWA DENGAN SAK SYARIAH 107 IJARAH

ANALISIS KOMPARASI SAK 30 SEWA DENGAN SAK SYARIAH 107 IJARAH ANALISIS KOMPARASI SAK 30 SEWA DENGAN SAK SYARIAH 107 IJARAH Nama : Iren Karina NPM : 24213465 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. B. Sundari LATAR BELAKANG Berdirinya Bank Syariah Pertama (Muamalat)

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

BAB VI AKUNTANSI IJARAH

BAB VI AKUNTANSI IJARAH BAB VI AKUNTANSI IJARAH A. Ijarah Atas Aset Berwujud 1. Pengertian Ijarah atas Aset Berwujud Ijarah adalah akad pemindahan hak guna/manfaat atas suatu aset dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah)

Lebih terperinci

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan BAB 1V PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Evaluasi ini dilaksanakan untuk menganalisis apakah seluruh rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan sudah memiliki tempat yang memberikan cukup pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam

Lebih terperinci

Materi: 12 AKUNTANSI IJARAH

Materi: 12 AKUNTANSI IJARAH Materi: 12 AKUNTANSI IJARAH Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193 Malang

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No.107 AKUNTANSI IJARAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No.107 AKUNTANSI IJARAH 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. AKUNTANSI IJARAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf standar harus dibaca dalam kaitannya dengan paragraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 108 AKUNTANSI PENYELESAIAN UTANG PIUTANG MURABAHAH BERMASALAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 108 AKUNTANSI PENYELESAIAN UTANG PIUTANG MURABAHAH BERMASALAH 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. AKUNTANSI PENYELESAIAN UTANG PIUTANG MURABAHAH BERMASALAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar harus

Lebih terperinci

BAGIAN III AKAD JUAL BELI

BAGIAN III AKAD JUAL BELI - 19 - BAGIAN III AKAD JUAL BELI III.1. MURABAHAH A. Definisi 1. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar beban perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Pengajuan Pembiayaan Musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia Dalam mengajukan pembiayaan dalam bank syariah, dalam hal ini pembiayaan musyarakah ada beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) NAMA : SILPIA NAVITA SARI NPM : 21208165 JURUSAN : AKUNTANSI DOSEN

Lebih terperinci

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA A. DEFINISI PSAP 10 Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 paragraf 42 menyatakan bahwa perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada Laporan Perubahan

Lebih terperinci

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI XI.1. PENGERTIAN 01. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode yang menunjukkan komponen laba rugi.

Lebih terperinci

SIMULASI KASUS KOMPREHENSIF. BMT Al-Ridha Laporan posisi keuangan (Neraca) Per 31 Desember 2013

SIMULASI KASUS KOMPREHENSIF. BMT Al-Ridha Laporan posisi keuangan (Neraca) Per 31 Desember 2013 SIMULASI KASUS KOMPREHENSIF Sebuah BMT (Baitul Maal wa Tamlik) Al-Ridha didirikan pada 2003 dengan tujuan membantu para pengusaha usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam hal pembiayaan usaha dan juga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Sistem Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah Musyarakah adalah suatu perjanjian usaha antara dua pihak atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH BERMASALAH PADA PT. BANK SYARIAH X DI INDONESIA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH BERMASALAH PADA PT. BANK SYARIAH X DI INDONESIA ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH BERMASALAH PADA PT. BANK SYARIAH X DI INDONESIA Muhammad Yusuf Accounting and Finance Department, Faculty of Economics and Communication, BINUS University

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis melakukan evaluasi terhadap bagi hasil pembiayaan mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya evaluasi ini untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BNI SYARIAH CABANG BEKASI. Ita Isnaini EB17

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BNI SYARIAH CABANG BEKASI. Ita Isnaini EB17 ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BNI SYARIAH CABANG BEKASI Ita Isnaini 23210675 4EB17 LATAR BELAKANG 2010 BNI SYARIAH Produk Unggulan Griya ib Hasanah IAI & DSN Standar Akuntansi

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 10: Akuntansi Akad Musyarakah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 Kemitraan Umum (Syirkah) Kepemilikan Bersama (Syirkah Al Milk) Kontrak (Uqud) Pilihan (Ikhtia ri) Keharusan

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 13: Akuntansi Pegadaian Syariah dan Obligasi Syariah (Sukuk) Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA PEGADAIAN SYARIAH (rahn) PENGERTIAN AKAD RAHN Bahasa: tetap, kekal, jaminan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan usaha

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta. 70 DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta. Baiquni, M. S, 2010, Akuntansi Istishna Paralel Perbankan. http://ekonomipolitikislam.blogspot.com/2010/08/akuntansi-istishnaparalel-perbankan.html,

Lebih terperinci

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI 1. Mengapa transaksi-transaksi harus dicatat di dalam jurnal? A. Untuk memastikan bahwa seluruh transaksi telah dipindahkan ke dalam Buku Besar. B. Untuk memastikan bahwa jumlah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - teori 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi a. Pengertian Konvergensi Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menyatukan pandangan/ perspektif

Lebih terperinci

Produk KPR Syariah. Lain-lain

Produk KPR Syariah. Lain-lain KPR SYARIAH Pengertian KPR (Kredit Pemilikan Rumah) adalah kredit yang digunakan untuk membeli rumah atau untuk kebutuhan konsumtif lainnya dengan jaminan/agunan berupa Rumah. Walaupun penggunaannya mirip,

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)  36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tahapan Proses Pembiayaan Istishna Berikut ini adalah tahapan proses pembiayaan istishna yang diterapkan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk terhadap para calon

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan Bab IV PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan Yayasan Sekolah TSK yang kemudian dianalisis

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA Pengertian Tujuan Fungsi Pencatatan Jurnal Penyesuain Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun)

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Mei 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Mei 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Mei 017 POS POS 31May17 ASET 1. Kas 1,35,673. Penempatan pada Bank Indonesia 6,56,46 3. Penempatan pada bank lain,585,71 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

55,049 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

55,049 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-May-17 POS-POS (dalam

Lebih terperinci

h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-May-16 POS-POS (dalam

Lebih terperinci

MODUL LABORATORIUM AKUNTANSI BANK SYARIAH. Oleh: Iman Pirman Hidayat

MODUL LABORATORIUM AKUNTANSI BANK SYARIAH. Oleh: Iman Pirman Hidayat MODUL LABORATORIUM AKUNTANSI BANK SYARIAH Oleh: Iman Pirman Hidayat Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tahun 2017 Kata Pengantar Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena telah memberikan

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. bab ini penulis akan membahas penerapan pembiayaan istishna pada PT.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. bab ini penulis akan membahas penerapan pembiayaan istishna pada PT. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan pembiayaan istishna pada PT. Bank Muamalat Indonesia.

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO. SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat. Modul ke: Fakultas FEB

PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO. SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat. Modul ke: Fakultas FEB PERBANKAN SYARIAH Modul ke: 12 Fakultas FEB AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO Program Studi Akuntansi SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat PEMBAHASAN MATERI Definisi, Pengertian,

Lebih terperinci

IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH A. Definisi 01. Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan

Lebih terperinci

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak. Materi: 6 AKUNTANSI MURABAHAH Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 28 Februari 2018

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 28 Februari 2018 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 8 Februari 018 POS - POS ASET 1. Kas 94,05. Penempatan pada Bank Indonesia 5,59,49 3. Penempatan pada bank lain 3,364,909 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bank Islam memiliki ciri karakter sendiri yang berbeda dengan bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari ketiadaan sistem riba dalam seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang cukup bagi pengguna laporan keuangan agar mampu membuat keputusan. Untuk itu, laporan keuangan tidak

Lebih terperinci

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang. Ringkasan Pegadaian sebagai lembaga keuangan alternatif bagi masyarakat guna menetapakan pilihan dalam pembiayaan disektor riil. Biasanya kalangan yang berhubungan dengan pegadaian adalah masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah ini salah satunya dicirikan dengan sistem bagi hasil (non bunga)

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah ini salah satunya dicirikan dengan sistem bagi hasil (non bunga) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konsep perbankan syariah adalah hal yang baru dalam dunia perbankan di Indonesia, terutama apabila dibandingkan dengan penerapan konsep perbankan konvensional.

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Agustus 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Agustus 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Agustus 016 POS POS ASET 1. Kas 1,146,804. Penempatan pada Bank Indonesia 4,597,717 3. Penempatan pada bank lain 1,660,879 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 015 POS POS ASET 1. Kas 1,093,66. Penempatan pada Bank Indonesia 4,546,084 3. Penempatan pada bank lain,459,55 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 016 POS POS ASET 1. Kas 1,06,486. Penempatan pada Bank Indonesia 7,077,646 3. Penempatan pada bank lain 1,511,937 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 016 POS POS ASET 1. Kas 938,471. Penempatan pada Bank Indonesia 5,855,135 3. Penempatan pada bank lain 478,000 4. Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Januari 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Januari 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Januari 016 POS POS ASET 1. Kas 1,060,068. Penempatan pada Bank Indonesia 7,78,681 3. Penempatan pada bank lain 1,171,946 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Mei 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Mei 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Mei 016 POS POS ASET 1. Kas 1,138,570. Penempatan pada Bank Indonesia 6,30,109 3. Penempatan pada bank lain 803,67 4. Tagihan spot dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II. 1 Industri Perbankan Pengertian Perbankan menurut Undang-undang nomor 21 tahun 2008 pasal 1, pengertian bank adalah : Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 017 POS POS ASET 1. Kas 1,444,061. Penempatan pada Bank Indonesia 5,371,901 3. Penempatan pada bank lain,166,534 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 017 POS POS ASET 1. Kas 1,113,741. Penempatan pada Bank Indonesia 5,583,797 3. Penempatan pada bank lain,188,053 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 015 No. POS POS ASET 1. Kas 1,051,38. Penempatan pada Bank Indonesia 5,494,849 3. Penempatan pada bank lain 1,557,13 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 015 POS POS ASET 1. Kas 1,164,435. Penempatan pada Bank Indonesia 4,80,609 3. Penempatan pada bank lain,396,493 4. Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 016 POS POS ASET 1. Kas 991,610. Penempatan pada Bank Indonesia 7,477,88 3. Penempatan pada bank lain 939,783 4. Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 016 POS POS ASET 1. Kas 1,06,749. Penempatan pada Bank Indonesia 5,896,560 3. Penempatan pada bank lain 1,384,300 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 017 POS POS ASET 1. Kas 87,575. Penempatan pada Bank Indonesia 5,645,711 3. Penempatan pada bank lain,039,67 4. Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 017 POS POS ASET 1. Kas 969,43. Penempatan pada Bank Indonesia 6,301,164 3. Penempatan pada bank lain 3,055,1 4. Tagihan spot dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha 50 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha BMT berdiri dalam rangka menumbuh dan mengembangkan sumberdaya ekonomi mikro yang bersumber pada syariat Islam.

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 2016 POS POS ASET 1. Kas 1,001,235 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,358,732 3. Penempatan pada bank lain 5,073,380 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 September 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 September 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 September 016 POS POS ASET 1. Kas 1,047,66. Penempatan pada Bank Indonesia 4,38,991 3. Penempatan pada bank lain 84,107 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Agustus 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Agustus 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Agustus 017 POS POS ASET 1. Kas 893,838. Penempatan pada Bank Indonesia 5,816,860 3. Penempatan pada bank lain,767,48 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Oktober 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Oktober 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Oktober 016 POS POS ASET 1. Kas 1,084,590. Penempatan pada Bank Indonesia 4,635,441 3. Penempatan pada bank lain 1,563,604 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Oktober 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Oktober 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Oktober 017 POS POS ASET 1. Kas 1,086,199. Penempatan pada Bank Indonesia 5,314,067 3. Penempatan pada bank lain,730,938 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 November 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 November 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 November 016 POS POS ASET 1. Kas 994,789. Penempatan pada Bank Indonesia 4,646,308 3. Penempatan pada bank lain 1,498,907 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 November 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 November 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 November 2017 POS POS ASET 1. Kas 828,173 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,021,826 3. Penempatan pada bank lain 1,965,108 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 September 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 September 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 September 015 POS POS ASET 1. Kas 986,868. Penempatan pada Bank Indonesia 7,735,495 3. Penempatan pada bank lain 1,190,04 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 November 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 November 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 November 015 POS POS ASET 1. Kas 1,077,957. Penempatan pada Bank Indonesia 8,813,395 3. Penempatan pada bank lain 1,516,44 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 28 Februari 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 28 Februari 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 8 Februari 017 POS POS ASET 1. Kas 1,133,453. Penempatan pada Bank Indonesia 7,351,174 3. Penempatan pada bank lain 1,561,55 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: MUDHARABAH Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Investasi mudharabah adalah pembiayaan yang di salurkan oleh bank syariah kepada pihak lain untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.102 Akuntansi untuk penjual 1. Pengakuan dan Pengukuran a. Pada saat perolehan, asset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya

Lebih terperinci

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-Jan-17 POS-POS (dalam

Lebih terperinci