OPTIMALISASI KEGIATAN MALL CIPUTRA WORLD TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN MAYJEND SUNGKONO - SURABAYA

Transkripsi

1 1 OPTIMALISASI KEGIATAN MALL CIPUTRA WORLD TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN MAYJEND SUNGKONO - SURABAYA Bayu Ajie Nugroho dan Sardjito Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia sardjito24@yahoo.com Abstrak Pesatnya perkembangan kota mengakibatkan munculnya berbagai kegiatan beraneka ragam, dan apabila tumbuh dan tidak terkendali, dapat berdampak pada salah satunya gangguan lalu lintas. Koridor Mayjend Sungkono kini ditetapkan sebagai kawasan unit pengembangan wilayah transisi dalam pengembangan wilayah Kota Surabaya, khususnya di wilayah Surabaya, dimana pengembangannya mengarah kepada perdagangan dan jasa. Tingkat pelayanan jalan Mayjend Sungkono (LOS) telah menyentuh nilai DS:0,93 melampaui nilai idelanya yaitu DS:0,8. Munculnya kegiatan baru di kawasan koridor Jl. Mayjend Sungkono yaitu Mall jelas menimbulkan sejumlah bangkitan pergerakan yang baru, yang berdampak pada menurunnya tingkat pelayanan Mayjend Sungkono. Dalam pengaruh kegiatan yang terhitung melalui pintu masuk dan keluar mall, bangkitan pergerakan mall lebih besar pengaruhnya dibandingkan tarikan pergerakan yang dihasilka. Untuk mengoptimalkan kegiatan mall, maka dilakukan metode simulasi, yaitu berupa simulasi alternatif jalan dan simulasi jenis kegiatan mall. Kata Kunci Mall, Mayjend Sungkono, Bangkitan dan Tarikan Jenis Kegiatan, Tingkat Pelayanan (LOS). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang UNA lahan (land use) adalah pengaturan penggunaan Gtanah yang meliputi penggunaan permukaan bumi di daratan dan penggunaan permukaan bumi di lautan (Jayadinata, 1999). Guna lahan kota adalah cermin kegiatan kota, oleh karena bagian sifatnya, maka guna lahan pun memiliki kemungkinan yang besar untuk berubah-ubah baik luas ruang atau fungsi jalan kegiatan seiring dengan sarana dan prasarana penggunaan aktivitas (Warpani, 1990). Berdasarkan RTRW Kotamadya Surabaya Tahun 2013, salah satu misi yang harus dilakukan adalah pertumbuhan ekonomi kota yang berkelanjutan dengan mengembangkan perekonomian ke arah sektor perdagangan dan jasa. Salah satu kawasan Unit Pengembangan Kota Surabaya adalah Kawasan Unit Pengembangan Transisi, yang merupakan wilayah transisi dalam upaya menyebarkan pengembangan wilayah di Kota Surabaya khususnya di wilayah Surabaya. Pengembangan wilayah tersebut mengarah pada kegiatan perdagangan dan jasa skala pelayanan kota dan bagian wilayah kota, di samping kegiatan lain (mixed use). Unit Pengembangan Transisi meliputi Unit Pengembangan VIII, yaitu Kecamatan Dukuh Pakis dan Sukomanunggal dengan titik pertumbuhan sektor perdagangan dan jasa skala pelayanan kota dan bagian wilayah kota pada koridor Mayjend Sungkono (RDTRK UP Satelit, 2008). Pada Awalnya Koridor Mayjend Sngkono hanya koridor tambahan untuk menghubungkan Surabaya dengan pusat kota. Seiring dengan perkembangannya, korodir ini justru menjadi koridor tempat tujuan karena sangat banyaknya kegiatan perdagangan dan jasa yang tumbuh di sana, salah satunya adalah Mall pada tahun 2011, bahkan pada akhirnya pemerintah Surabaya menetapkan kawasan tersebut menjadi kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, serta daerah khusus (RDTRK UP Satelit, 2008). Meski demikian, hal tersebut mulai memunculkan berbagai permasalahan, salah satunya mempengaruhi arus lalu lintas di sepanjang koridor Mayjend Sungkono tersebut. Berikut adalah tabel jumlah pertumbuhan arus kendaraan yang terjadi di Jl. Mayjend Sungkono hingga Tabel 1 Data Jumlah Kendaraan Bermotor Pada Ruas Jl. Mayjend Sungkono Tahun Volume (LHR) , , , , ,6 Sumber : Dishub Surabaya, 2012 Mall Surabaya mulai diresmikan pada tanggal 22 Juli 2011 di atas lahan m 2 dengan luas lantai sekitar ,28m 2 yang terdiri dari 6 lantai yang terletak di penggal jalan Mayjend Sungkono, mulai beroprasinya mall tersebut langsung mendapat perhatian dari DPRD Surabaya. Ini dikarenakan mall senilai Rp1,1 triliun itu dinilai akan memperparah kemacetan lalu lintas di Surabaya khususnya Jl Mayjen Sungkono yang biasa digunakan sebagai jalur utama menuju kawasan perumahan kelas menengah atas di daerah Surabaya (SurabayaPagi.com, 2011). Berikut tabel data kondisi Mayjend Sungkono saat setelah beroprasinya Mall :

2 2 No Tabel 2 Volume Kendaraan Periode Jam Pada Ruas Mayjend Sungkono Tahun 2011 Nama 1 Jl. Mayjend Sungkono Periode Jam Pagi Siang Sore Sumber : Dishub 2011 *DS = Derajat Kejenuhan Type 4/2 D Pergerak an Volu me (V) Kap asita s (C) DS* , , , , , ,844 Oleh karenanya dilakukan upaya optimalisasi pada kegiatan Mall yaitu dengan metode simulasi, yang diharapkan bisa meminimalisir permasalahan lalu lintas khususnya di jalan Mayjend Sungkono. B. Rumusan Masalah Koridor Mayjend Sungkono merupakan salah satu yang mengalami peningkatan pembangunan berbagai kegiatankegiatan seperti pertokoan, perkantoran, hotel, dsb. Munculnya kegiatan pusat perbelanjaan baru secara tidak langsung menimbulkan bangkitan pergerakan yang baru, sehingga berdampak pada bertambahnya volume lalu lintas pada Mayjend Sungkono mengingat jalan tersebut merupakan akses utama menuju mall. Dari permasalahan tersebut sehingga timbul pertanyaan penelitian, bagaimana kondisi tingkat pelayanan jalan Mayjend Sungkono pada saat ini (eksisting), dan seberapa besar jumlah bangkitan pergerakan yang berpotensi dihasilkan oleh Mall Ciputr World? Setelah seberapa besar pengaruh kegiatan Mall ini terhadap Mayjend Sungkono? Sebelum pada akhirnya mengoptimalisasikan kegiatan Mall dengan metode simulasi. II. URAIAN PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif-preskriptif yang berarti penelitian dengan memaparkan suatu keadaan untuk mengatasi atau memecahakan permasalahan atau meminimalisir permasalahan agar tidak bertambah parah dikemudian hari, serta deskriptif kuantitatif yang menekankan/mengutamakan atas dasar asumsi-asumsi dari pendekatan positivistik. B. Metode Penelitian Metode analisis digunakan untuk mendapatkan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan. Berikut adalah metode analisis dan penjabaran dari analisis yang digunakan berdasarkan pada sasaran yang dicapai sehingga dapat mencapai tujuan penelitian. Tabel 3 Metode Analisa Data Analisa Tujuan Output Tingkat Pelayanan (LOS) Bangkitan Pergerakan Tiap Jenis Kegiatan Pengaruh Kegiatan Merumuskan Pengendalian kegiatan Sumber: Analisis Penulis 2013 Mengetahui DS (Derajat Jenuh) Mayjend Sungkono Setelah beroprasinya Mall Mengetahui besaran bangkitan Mall Mengetahui besaran pengaruh aktivitas kegiatan mall terhadap Mayjend Sungkono Kegiatan Mall yang optimal DS (Derajat Jenuh) Mayjend Sungkono Besaran Bangkitan Mall Besaran pengaruh kegiatan secara maksimal Kegiatan Mall yang lebih optimal C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan 2 cara yakni survey primer dengan mengambil data-data yang ada di lapangan (observasi) yaitu berupa survey TC (Traffic Counting) pada jam-jam sibuk (peak hours) dan survey sekunder ke instansi-instansi terkait yaitu Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya dan pihak Manajemen Mall. III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Tingkat Pelayanan (LOS) Untuk mengetahui Tingkat Pelayanan Mayjend Sungkono yaitu menggunakan ketentuan MKJI (Manual Kapasitas Indonesia) yaitu V/C maka hasilnya adalah: Tabel 4 Tingkat Pelayanan Mayjend Sungkono (LOS) Nama Pergerakan Volume Tingkat Kapasitas Pelayanan (V) (C) (v/c) Jl. Mayjend ,2 5250,96 0, Sungkno

3 3 Dari hasil analisa bisa kita ketahui bahwa kondisi tingkat pelayanan Mayjend Sungkono (LOS) telah melampaui titik idelnya yaitu DS:0,8 B. Analisa Bangkitan Pergerakan Mall Dengan menggunakan nilai standart rata-rata bangkitan pergerakan tiap jenis kegiatan tiap 100m 2 dari hasil penelitian yang dilakukan Black, 1978 dan BNI City, Danayasa City, 2000, maka akan diketahui potensi besaran bangkitan pergerakan yang dihasilkan Mall. Tabel 5 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Dari Beberapa Aktivitas Deskripsi aktivitas Rata-rata pergerakan kendaraan per 100 m 2 Pusat Pertokoan 5,6 Pertokoan lokal ( m 2 ) 3,5 Pusat pertokoan ( m 2 ) 5,6 Restoran siap santap 24,8 Restoran 2,4 Perkantoran 0,5 Sumber : Black 1978 dalam Miro, 2005 Dan berikut hasil dari penelitian BNI City, Danayasa City, 2000 : Tabel 6 Tabel Bangkitan dan Tarikan Pergerakan Beberapa Aktivitas Deskripsi aktivitas Rata-rata pergerakan kendaraan per 100 m 2 Pertokoan 8,72 Perkantoran 7,55 Perumahan 0,39 Bengkel 5,79 Bisnis lain/jasa 2,87 Rumah makan 5,4 Sumber : BNI City, Danayasa City 2000 dalam Satria 2012 Dengan Persamaan sebagai berikut: Formula 1 Maka Jumlah bangkitan pergerakan yang berpotensi dihasilkan dari kegiatan Mall adalah : Tabel 7 Tabel Jumlah Bangkitan dan Tarikan Mall No Jenis Kegiatan Jumlah Bangkitan dan Tarikan Jenis Kegiatan 1 Pusat Pertokoan 902,47 2 Pertokoan Lokal 618,58 4 Restoran Siap Santap 1368,59 3 Restoran 113,6 5 Hiburan/Jasa 239,37 6 Perkantoran 4,26 7 Jumlah 3246,88 Dari hasil analisa bangkitan pergerkan jenis kegiatan, diketahui bahwa bangkitan dan tarikan yang berpotensi dihasilkan Mall adalah 3247,41 smp/jam. C. Analisa Pengaruh Kegiatan Penghitungan analisa pertama dilakukan pada area akses pintu Mall yang berada di bagian utara mall atau pada pintu utama dan pintu VIP mall, yang kedua pintu ini berinteraksi langsung dengan Mayjend Sungkono. Perhitungan traffic counting dimulai pada sebelum pintu mall hingga sesudah pintu mall berada pada saat memasuki jam sibuk (peak hour). Berikut adalah hasil perhitungan dan analisis: Jam Sibuk (peak hour) Tabel 8 Jumlah Kendaraan Sebelum Pintu Mall Jenis Kendaraan Jumlah LV HV MC UM , ,6 Sumber : Hasil Survey 2013 Jam Sibuk (peak hour) Tabel 9 Jumlah Kendaraan Sesudah Pintu Mall Jenis Kendaraan Jumlah LV HV MC UM ,6 1500, ,3 Sumber : Hasil Survey 2013 Setelah diketahui volume atau jumlah kendaraan yang melintas baik pada sesudah dan sebelum pintu masuk mall pada jam puncak (peak hour), selanjutnya dilakukan pengurangan pada jumlah kendaraan pada saat sebelum melewati pintu mall dengan jumlah kendaraan sesudah melewati pintu mall pada titik jam puncak (peak hour). Maka hasilnya adalah : 4777,6 4960,3 = -182,75 Hasil selisih dari dari jumlah kendaraan yang melintas pada sebelum dan sesudah pintu masuk mall adalah -182,75, artinya bahwa bangkitan yang dihasilkan mall pada jam puncak (peak

4 4 hour) lebih besar pengaruhnya terhadap tingkat pelayanan Mayjend Sungkono dari pada tarikannya. D. Metode Simulasi Optimalisasi Kegiatan Setelah melalui tahap penghitungan tingkat pelayanan jalan lalu penghitungan bangkitan dan tarikan yang di hasilkan mall, dan diteruskan dengan menghitung pengaruh keduanya, maka sampailah pada tahap metode simulasi optimaliosasi kegiatan. Metode Simulasi Alternatif yang akan disimulasikan sebagai jalur alternatif sebagai akses keluarnya kendaraan yang berasal dari mall adalah Raya Kris Kencana. Ruas Raya Kris Kencana (Lokal) Lebar badan jalan : 12 meter Tipe jalan : 4 lajur / 2 arah (4/2D) dengan pembagi (2,0m) E. Variabel Tabel 10 Kapasitas Raya Kris Kencana Co FC W FC SP FC SF FC CS C ,92 1 1,02 1, ,58 Hasil Analisis 2013 Metode Simulasi Jenis Kegiatan Dimulai pada jenis kegiatan yang kurang bisa memenuhi kriteria lokasi untuk perdagangan dan jasa, yaitu jenis kegiatan pertokoan lokal yang terdapat pada lantai 1 dan lantai 2. Pada lantai 1 dan lantai 2, terdapat empat pertokoan lokal yang kurang bisa memenuhi fasilatas pendukung berupa lokasi tempat yang layak bagi sebuah kegiatan perdagangan, begitu juga dengan kegiatan pertokoan lokal yang terdapat pada lantai 2 hal ini jelas mengurangi kenyamanan terhadap para konsumen seperti yang dikemukakan oleh Triasmoro (1998) dalam Artikasari (2011) yaitu, fasilitas-fasilitas seperti kelayakan perasarana dan fasilitas lainnya merupakan faktor pendukung untuk meningkatkan ketentraman dan kenyamanan konsumen. Selanjutnya yaitu mensimulasi beberapa jenis kegiatan yang berada di lantai 3. Pada lantai ini ada beberapa kegiatan yang sebenarnya tidak sesuai dengan rencana awal pihak manajemen Mall, yaitu dua kegiatan berupa penawaran jasa penjualan properti yang sebenarnya tidak ada dalam rencana pengadaan lokasi kegiatan di lantai 3 dan tiga jenis kegiatan restoran siap santap yang sebenarnya pada rencana awalnya adalah berupa pertokoan lokal. Lantai Tabel 11 Tabel Metode Simulasi Kegatan Luas Lantai Yang Pendekatan Sumber: Analisis 2013 Dari hasil metode simulasi jenis kegiatan maka Bangkitan dan tarikan pergerkan yang berpotensi dihasilkan mall berhasil diturunkan menjadi 3217,29 smp/jam, sehingga bangkitan pergerakan mall bisa tertampung secara keseluruhan oleh Jl. Raya Kris Kencana.. Tabel 12 Jumlah Bangkitan dan Tarikan Mall Setelah Disimulasi No Jenis Kegiatan Jumlah Bangkitan dan Tarikan Jenis Kegiatan 1 Pusat Pertokoan 902,47 2 Pertokoan Lokal 609,33 4 Restoran Siap Santap 1337,47 3 Restoran Hiburan/Jasa 250,56 6 Perkantoran 4,26 7 Jumlah 3217,69 III. PENUTUP Arahan Kegiatan Disimulasi Lantai G 164,5 Teori Lokasi Jasa Lantai 1 64 Teori Lokasi Jasa Lantai Teori Lokasi Jasa Lantai 3 96,5 Master Plan Mall Pertokoan Lokal A. Kesimpulan Mall beroprasi 22 Juli 2011, dengan berdiri di lahan seluas m2 dengan luas lantai sekitar ,28m 2 dan memiliki 6 tingkat lantai. Lokasi keberadaan Mall yaitu berada di penggal jalan Mayjend Sungkono, sehingga mall ini berinteraksi langsung dengan Jl. Mayjend Sungkono. Namun kondisi tingkat pelayanan Jl. Mayjend Sungkono pada saat ini telah menyentuh nilai DS:0,93 atau setara dengan volume (V) 4885,2 smp/jam dengan kapasitasnya sebesar 5250,96. Artinya bahwa tingkat pelayanan jalan Mayjend Sungkono telah melampaui titik idealnya yaitu DS:0,8. Sehingga keberadaan Mall Ciputra world diindikasikan akan semakin menurunkan tingkat pelayanan jalan Mayjend Sungkono. Pengaruhnya Mall terhadap Mayjend Sungkono itu sendiri bahwa bangkitan mall itu lebih besar pengaruhnya terhadap Mayjend Sungkono dibandingkan dengan tarikanya, itu terjadi pada saat kondisi jalan memasuki jam sibuknya (peak hour) yaitu pada jam Ini di lihat dari selisih antara arus lalu-lintas sebelum dan sesudah pintu masuk yang menunjukan nilai -182,75.

5 5 Dengan dilakukannya optimalisasi kegiatan melalui metode simulasi dengan tujuan agar kegiatan Mall tidak terlalu berdampak signifikan terhadap tingkat pelayanan Mayjend Sungkono. Metode simulasi yang dilakukan yaitu berupa metode simulasi alternatif jalan dan juga metode simulasi berdasarkan jenis-jenis kegiatan mall. B. Saran Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa saran yang bisa di lakukan pihak agar bisa meminimalisir dampak yang ditimbulkan agar tidak semakin menurunkan terhadap tingkat pelayanan jalan Mayjend Sungkono : 1. Mengatur kembali jenis kegiatan-kegiatan mall agar lebih dimaksimalkan dalam hal lokasi dan fasilitas pendukung namun dengan tetap tidak mengurangi kegiatan yang ada didalamnya. 2. Menjalin kerjasama dengan pihak Perumahan Kris Kencana agar bisa menggunakan Raya Kris Kencana sebagai jalur alternatif keluarnya kendaraan mall. Pratiwi, Azizah Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Terhadap Kesuksesan Usaha Jasa (Studi Pada Usaha Jasa Mikro-Kecil Di Sekitar Kampus Undip Peleburan. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Tamin, Ofyar Z Perencanaan dan Permodelan Transportasi Edisi Kedua. ITB : Bandung Warpani, S Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Umum. Bandung: ITB Bandung Warpani, S Merencanakan Sistem Perangkutan. Bandung: ITB Bandung Juni 2011 (diakses pada 12 Nopember 2012) Dokumen dan Peraturan Studi Analisis Dampak Kawasan Lalu Lintas Pembangunan Kawasan Super Block Surabaya. Surabaya: Dinas Perhubungan Rencana Detail Tata Ruang UP-Satelit Survey Kinerja Jaringan Tahun 2012, Surabaya: Dinas Perhubungan Kota Surabaya UCAPAN TERIMAKASIH B.A.N. mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu proses penelitian ini. Untuk keluarga, bapak Ir. Sardjito, MT selaku dosen pembimbing, dosen, karyawan, dan warga Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota atas semua bantuan dan dukungan yang diberikan, teman-teman wong kito 2008, serta dinas-dinas terkait lain yang telah banyak membantu. DAFTAR PUSTAKA Ariani Arahan Penataan Jenis Kegiatan Pada Area Komersial Yang Belum Beroprasi Di Mall Olypic Garden Malang. Tugas Akhir. Surabaya: Program Studi Artikasari, Riandita Dwi Penentuan Redistribusi Lokasi Minimarket Di Kecamatan Rungkut Kota Surabya. Tugas Akhir. Surabaya: Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITS. Brameld, Edy Pengendalian Persedian Pada Proyek Pembangunan Mall. Tugas Akhir. Surabaya: Program Studi Teknik Sipil Irawanti, Tiara Pengnendalian Intensitas Pemanfaatan Ruang (IPR) Untuk Meningkatkan Ahmad Yani Kota Balikpapan. Tugas Akhir. Surabaya: Program Studi Jayadinata, J. T Tata Guna Lahan dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah. Bandung: ITB Bandung Miro, Fidel Sistem Transportasi Kota. Bandung: Tarsito Miro, Fidel Perencanaan Transportasi Untuk Mahasiswa, Perencanaan, dan Praktisi. Jakarta: Erlangga Morlok, E.K Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga Pratama. Satria Witaradya Pengendalian Jenis Kegiatan Pada Koridor Bukit Darmo Boulevard Surabaya. Tugas Akhir. Surabaya: Program Studi