MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS PERSIMPANGAN SEPANJANG Jl. A. YANI SISI BARAT AKIBAT PEMBANGUNAN FRONTAGE ROAD

Transkripsi

1 MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS PERSIMPANGAN SEPANJANG Jl. A. YANI SISI BARAT AKIBAT PEMBANGUNAN FRONTAGE ROAD Rudy Santosa 1), Wahju Herijanto 2) dan Hera Widyastuti 3) 1) Program Magister Teknik Sipil, ITS Surabaya 2) Teknik Sipil FTSP ITS 3) Teknik Sipil FTSP ITS ABSTRAK Jalan A. Yani saat ini sudah tidak mampu lagi mendukung kelancaran pergerakan lalu lintas perdagangan dan para pekerja yang berasal dari Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan, Jombang, dan daerah lainnya. Berbagai manajemen lalu-lintas dan berbagai studipun telah dilakukan semisal; Studi Pengembangan Jalan TOL Tengah Kota, Pengembangan BUSWAY Koridor Utara Selatan dan Pengembangan KA elevated. Semuanya mengarah bagaimana mengatasi kemacetan jalan A.Yani yang semakin tahun semakin bertambah padat.terakhir ini muncul kembali perencanaan pembangunan frontage road jalan A. Yani. Frontage road adalah Jalan samping A. Yani sebagai jalan jalur lambat yang akan dibangun pada kedua sisi samping jalan, yaitu sisi timur dan barat. Pembangunan sisi timur dimulai sejak tahun 2010 sedangkan sisi barat diharapkan pada Tahun 2014 segera direalisasikan. Namun demikian sebelum pembangunan frontage road sisi barat direalisasikan akan dilakukan kajian bagaimana pengaturan arus lalu-lintasnya pasca pembangunan. Analisa yang dilakukan meliputi kinerja ruas jalan, weaving dan simpang Jl Gayung Kebonsari dengan membandingkan 2 simulasi antara separator dibuka atau di tutup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan frontage road sisi barat dapat mengurangi tingkat kemacetan di A. Yani. Derajat kejenuhan (DS) ruas jalan sisi selatan turun dari 1.22 menjadi dan pada tahun 2020 DS= Ruas sisi utara turun dari 1.3 menjadi dan pada tahun 2020 DS=0.82. Simulasi yang efektif untuk simpang Gayung kebonsari adalah dengan membuka separator namun harus merekayasa dengan simpang bersinyal (traffic light) pada ruas Frontage road Kata kunci: Kapasitas, Derajat Kejenuhan, Weaving PENDAHULUAN Studi Literatur Peninjauan lalu lintas pada; volume kendaraan, kapasitas dan tingkat kinerja jalan sesuai dengan MKJI Untuk mengetahui kinerja ruas jalan perkotaan variabel yang di analisa: a. Kapasitas (Capacity, C) C=C 0xFC WxFC SPxFC SFxFC CS dimana: FCWm, FCSP, FCSF, FCCS : Faktor-faktor penyesuaian (Tabel MKJI 1997) B-13-1

2 b. Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation, DS) DS=Q/C Arus lalu lintas yang terjadi harus dikonversikan menjadi Satuan Mobil Penumpang (SMP) dengan mengalikan masing-masing jenis kendaraan dengan harga emp (ekivalen mobil penumpang)-nya. - Untuk mengetahui kinerja simpang tak bersinyal, variabel yang di analisa: a. Kapasitas C = Co x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI Variabel-variabel masukan untuk perkiraan kapasitas (smp/jam) dengan menggunakan model tersebut faktor-faktor penyesuaiannya sesuai Tabel MKJI b. kejenuhan DS = Qsmp / C dimana: Qsmp : Qkend x Fsmp Fsmp : (emplv x LV% + emphv x HV% + empmc x MC%) Nilai emp untuk LV = 1, MC=0,5, HV=1,3. - Untuk mengetahui kinerja single weaving, variabel yang di analisa: a. Kapasitas C = 135 x Ww 1,3 x(1+ WE /Ww) 1,5 x(1- pw /3) 0,5 x(1+ Ww /Lw) -1,8 x FCS x FRSU, dimana variabel masukan terdiri dari variabel geometrik (Gambar 1), rasio jalinan (pw), ukuran kota, lingkungan dan hambatan samping (sesuai Tabel MKJI 1997) Latar Belakang Sumber: MKJI, 1997 Gambar 1 Variabel Geometrik Jalan A. Yani yang berfungsi sebagai jalan arteri primer, saat ini sudah tidak mampu lagi mendukung kelancaran pergerakan lalu lintas perdagangan dan bagi para pekerja yang berasal dari Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan, Jombang, dan daerah lainnya, baik kendaraan yang masuk maupun keluar Kota Surabaya. Kemacetan di jalan A.Yani sudah cukup parah. Analisa terhadap hasil perhitungan lalu-lintas peak-hour dari hasil Survey Dishub pada tahun 2006 menunjukkan Tingkat Kejenuhan (Degree of Saturation = DS) melebihi batas, yakni 0.9. Bahkan data 2009 menunjukkan angka 1.2. ( Upaya-upaya untuk mengurangi kemacetan hingga kini terus dilakukan. Berbagai manajemen lalu-lintas dan berbagai studipun telah dilakukan Semuanya mengarah bagaimana mengatasi kemacetan jalan A.Yani yang semakin tahun semakin bertambah padat. Frontage road jalan A. Yani adalah pembangunan jalan baru sebagai jalan jalur lambat yang akan dibangun pada kedua sisi samping jalan, yaitu sisi timur dan barat, yang Sumber: MKJI, 1997 B-13-2

3 membentang mulai jalan di depan Royal Plaza sampai belokan bundaran waru. Tujuannya adalah untuk mengurai kepadatan lalu-lintas jalan A.Yani. Pada tahap awal, frontage road sisi timur direalisasikan terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pembangunan sisi barat. Pembangunan frontage road sisi timur dimulai sejak tahun 2010 diharapkan pada Tahun 2014 frontage road sisi barat akan segera realisasikan. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian atau kajian berupa analisa terhadap pengaruh yang ditimbulkan oleh pembangunan frontage road terhadap kinerja jalan disekitasnya khususnya di lokasi persimpangan. Tujuan Penulisan Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui kinerja Ruas Jalan dan persimpangan sepanjang jalan A. Yani sisi barat pada kondisi eksisting yaitu simpang Jl. Dukuh Menanggal, simpang Jl. Mananggal II (Carrefour), Simpang Jl. Gayung Kebonsari, simpang Jl. Ketintang Baru I (KFC) dan simpang Royal 2. Mengetahui kinerja ruas jalan A. Yani setelah pembangunan frontage road dan kinerja 5 (lima) tahun mendatang pada tahun rencana Mengetahui simulasi simpang Jl. Gayung Kebonsari, pada akses keluar masuk ke jalan A. Yani agar dapat berfungsi seoptimal mungkin sesuai kebutuhan lalu lintas setelah frontage road selesai dibangun. METODE Analisa dilakukan dengan membandingkan kinerja pada kondisi eksisting dengan kondisi setelah adanya pembangunan frontage road. Analisa meliputi kinerja ruas jalan, weaving dan persimpangan. Sebagai studi kasus adalah simpang Jl Gayung Kebonsari dengan membandingkan 2 simulasi antara separator dibuka atau di tutup dengan asumsi masingmasing kendaraan yang melakukan crossing dari Jl. Gayung Kebonsari menuju ke jalan A. Yani 100%. Dan bagaimana bila yang crossing 75%?. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Ruas Jalan Eksisting Analisa ruas jalan A. Yani sisi selatan digunakan emp tipe 6/2D dengan nilai MC=0,25 dan HV=1,2. Tabel 1 Jumlah Volume Pergerakan Kendaraan di Lokasi Simpang Jl. Dukuh Manunggal Arah Pergerakan Waktu Peak Hour Volume Kendaraan Volume EMP Total SMP LV HV MC LV HV MC Per Jam Sidoarjo lurus ke Pagi , A.Yani (1) Sore Jl. Dukuh Menanggal keluar ke A.yani (3) Pagi Sore B-13-3

4 Skema pembebanan pada Jalan Ahmad Yani ujung selatan seperti Gambar 2. Gambar 2 Skema Pembebanan Jl. A.Yani Ujung Selatan Peak Hour Pagi Jumlah volume kendaraan ruas jalan A.Yani ujung selatan adalah penjumlahan jalan yang lurus dari arah Sidoarjo-Surabaya ditambah yang dari Dukuh menanggal. Dari skema pembebanan Jalan A.Yani pada Gambar 2 diperoleh volume kendaraan maksimum adalah 5551 smp/jam pada pagi hari dan 3997 smp/jam pada sore hari. b. Kapasitas Co C = 1650x3 = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs = 1650 x 3 x 1 x 1 x 0,92 x 1 = 4554 smp/jam c. Derajat Kejenuhan Pada Pagi hari DS = Q/C = 5551 / 4554 = 1,22 Pada Sore hari DS = Q/C = 3997 / 4554 = 0,87 Analisa Simpang Tak Bersinyal (Ahmad Yani Gayung Kebonsari) Simpang Gayung Kebobsari merupakan simpang terpadat di Jl.Ahmad Yani sisi barat. Data lalu lintas dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3. Tabel 2 Data Lalu Lintas Simpang A. Yani Gayung Kebonsari Saat Peak Hour Volume Kendaraan Arah Pergerakan Gerak Waktu Peak Hour Jumlah LV HV MC Pagi ST Sore Jl. Ahmad Yani Pagi LT Sore Jl. Gayung Pagi LT Kebonsari Sore B-13-4

5 Tabel 3 Data Lalu Lintas (SMP) simpang Ahmad Yani- Gayung Kebonsari Pendekat Jl. Ahmad Yani Jl. Gayung Kebonsari Gera k ST LT LT Wakt u Peak Hour F smp %LV %HV %MC Jumlah Jumlah SMP Pagi ,241 0,0037 0,302 0, ,1 Sore ,247 0,0036 0,300 0, ,7 Pagi ,113 0,0018 0,354 0,47 673,8 Sore ,234 0,0020 0,306 0, ,3 Pagi ,158 0,0000 0,337 0, ,2 Sore ,185 0,0015 0,325 0,51 904,0 Lebar Jalan Ahmad Yani (Mayor) = 11m > 5,5 m jumlah lajur adalah 4 Lebar Jalan Gayung Kebonsari (Minor) = 5,5m > 5,5 m jumlah lajur 4 Sehingga simpang Jl. Ahmad Yani Jl. Gayung Kebonsari termasuk type simpang 344M dengan data-data yang ada maka dapat dihitung kapasitas dan derajat kejenuhan simpang (lihat Tabel 4 dan 5). Tabel 4 Kapasitas Simpang Waktu Co Fw FM FCS FRSU FLT FRT FMI C Pagi , ,04 0,98 1, , ,6 Sumber: Analisa dan Perhitungan Tabel 5 Derajat Kejenuhan Simpang Waktu Qtot C DS Pagi 8697,1 6537,6 1,33032 Sumber: Analisa dan Perhitungan Analisa Ruas Jalan A.Yani sisi selatan dengan Frontage Road Setelah pembangunan frontage road maka seluruh kendaraan lambat dibebankan kepada frontage road sehingga akan mengurangi volume jalan A. Yani. Skenarionya adalah frontage road untuk jalur sepeda motor, angkutan umum (bus,angkot), dan mobil pribadi yang akan membelok,diasumsikan 25%. Pembebanan sesuai Tabel 6. Tabel 6 Volume Kendaraan dan Volume SMP Jalan A.Yani Ujung Selatan Arah Pergerakan Waktu Peak Hour Volume Kendaraan Volume EMP Total SMP LV HV MC LV HV MC Per Jam Ahmad Yani Pagi Frontage Road Pagi Sumber: Analisa dan Perhitungan B-13-5

6 a. Kapasitas Jalan Ahmad Yani Co = 1650x3 C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs = 1650 x 3 x 1 x 1 x 0,92 x 1 = 4554 smp/jam Frontage Road Co = 1650x4 C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs = 1650 x 4 x 1 x 1,08 x 0,9 x 1,04 = 6671,8smp/jam b. Derajat Kejenuhan Jalan Ahmad Yani Pada Pagi hari DS = Q/C = 2362 / 4554 = 0,52 Frontage Road Pada Pagi hari DS = Q/C = 3132 / 6671,8 = 0,469 Kemudian dilakukan forecasting jalan A. Yani dan frontage road ujung selatan sampai tahun Dengan forecasting akan didapatkan nilai DS masa datang. Analisa Weaving Dengan Simulasi Separator Terbuka di Jl. A.Yani Lokasi Simpang Jl.Kebonsari Diasumsikan volume kendaraan yang keluar dari Jl. Gayung Kebonsari adalah 75% menuju ke Jl. Jemur Andayani dan 25% menuju A.Yani. Tabel 7 Volume Kendaraan Weaving dengan Separator Terbuka Dari Ke Waktu Peak Hour D Volume Kendaraan LV HV MC Jumlah B Pagi , ,75 C Pagi A C Pagi , , Dari Ke Waktu Peak Hour D F smp %LV %HV %MC Jumlah B Pagi ,241 0,000 0,302 0, ,1 C Pagi ,081 0,004 0,366 0, ,4 A C Pagi ,118 0,000 0,253 0, ,0 Sumber: Analisa dan Perhitungan Data-data yang digunakan dalam analisa weaving ini adalah sebagai berikut: Lebar masuk rata-rata (WE) = (11+11)/2 = 11m Lebar jalinan (WW) = 11 m Panjang jalinan (LW) = 350 m Faktor Penyesuaian ukuran kota (FCS) = 1,05 Faktor penyesuaian tipe lingkungan, hambatan samping dan kendaraan tak bermotor (FRSU) = 0,98 Q B-13-6

7 VolumeDkeB AkeC RasioJalinan volumetotal (2946, ) Pagi 0,68 (2946, ) (1950, ,75) Sore 0,62 ( ,75 Berikut adalah perhitungan kapasitas dan derajat kejenuhan tahun a. Kapasitas Pagi hari C = 135 x W w 1,3 x (1+WE/Ww) 1,5 x (1-pw/3) 0,5 x (1+Ww/Lw) -1,8 x Fcs x FRSU = 135 x 11 1,3 x (1+11/11) 1,5 x (1-0,68/3) 0,5 x (1+11/350) -1,8 x 1,05 x 0,98 = 7389,8 smp/jam b. Derajat Kejenuhan Pagi hari DS = Qsmp/C = (6395, , ) / 7389,8 = 1,1 KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan: 1. Kinerja jalan A.Yani eksisting tahun 2013 menunjukkan nilai DS=1.22 pada ruas A Yani sisi Selatan dan 1.30 di sisi Utara. Pada sore hari Nilai DS lebih rendah yaitu 0.87 sisi selatan dan 0.88 untuk sisi utara. 2. Adanya Frontage road dapat mengurangi tingkat kemacetan di A.Yani. Pembebanan jalan A.Yani dan jalan baru frontage road saat beroperasi dan 5 tahun mendatang atau tahun 2020 DS Tabel 8 Kinerja Jalan Ruas Jl. A. Yani Tahun Kinerja Ruas A.Yani sisi Ujung Selatan Q C DS ,00 0, ,00 0,823 Tahun Kinerja Ruas A.Yani sisi Ujung Utara Q C DS ,00 0, ,00 0,739 Ruas Frontage Road Tahun Kinerja Ruas Frontage road sisi Ujung Selatan Q C DS ,800 0, ,800 0,743 Tahun Kinerja Ruas Frontage road sisi Ujung Utara Q C DS ,800 0, ,800 0,739 B-13-7

8 3. Kinerja weaving A. Yani dengan Simulasi Separator terbuka dan kendaraan crossing dari Jl. Gayung Kebonsari 75%, pada jam pagi memberikan nilai DS= 1,1 dan DS= 0,74 pada sore hari 4. Simulasi yang efektif untuk simpang Gayung kebonsari adalah dengan membuka separator namun harus merekayasa dengan simpang bersinyal (traffic light) pada ruas Frontage road. Hasil analisa Weaving yang semula DS=1.1 maka dengan separator di buka DS = 0.63 Saran: 1. Upaya-upaya untuk mengurangi kemacetan di Jalan A. Yani tidak cukup hanya melakukan pembangunan Frontage road tapi perlu ditindaklanjuti adanya Angkutan Massal Trem dan Monorail sehingga akan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang pada akhirnya mengurangi pembebanan pada jalan A. Yani. 2. Perlu kajian ulang tentang tata letak akses jalan untuk kendaraaan yang pindah lajur yaitu kendaraan dari jalan A. Yani ke Frontage road atau sebaliknya dari frontage road ke lajur A. Yani. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum, Manual Kapasitas Jalan Idonesia, Departemen Pekerjaan Umum, 2001, Jakarta. Departemen Perhubungan, Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Yang tertib, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 1995, Jakarta. Edward K. Morlok, 1995, Pengantar Teknik Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 65 tahun 1993 Tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu lintas dan Angkutan Jalan. Iskandar Abubakar, 2012, Manajemen Lalu lintas, Transindo, Jakarta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa Lalu-lintas, Analisa Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu-lintas. Situs web resmi: Situs Web resmi: Tamin Ofyar Z, 2000, Perencanaan & Pemodelan Transportasi, ITB, Bandung. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Jalan. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan Wells G.R., 1969, Traffic Engineering, an Introduction, Griffin, London. B-13-8