BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Zat Wujudnya Setelah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Zat Wujudnya Setelah"

Transkripsi

1 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Zat Wujudnya Setelah Diterapkan Model Pembelajaran Berpikir Induktif Tes Hasil Belajar (THB) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh ketuntasan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif setelah diterapkan model pembelajaran berpikir induktif pada pokok bahasan zat dan wujudnya. Tes Hasil Belajar dianalisis menggunakan ketuntasan individu, klasikal dan ketuntasan TPK terhadap indikator yang ingin dicapai. Pedoman penentuan tingkat ketuntasan individu mengacu pada standar ketuntasan dari MTsN 1 Model Palangka Raya yang menggunakan standar ketuntasan sebesar Ketuntasan klasikal dikatakan tuntas apabila memenuhi 85% seluruh siswa yang tuntas. 67 a. Ketuntasan Individu dan Klasikal Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah soal berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal yang sudah diuji keabsahannya. Hasil analisis data tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 66 Guru mata pelajaran di MTsN 1 Model Palangka Raya 67 M. Taufik Widiyoko, Pengembangan Model Pembelajaran Langsung Yang Menekankan Pada Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Bidang Biologi Pokok Bahasan Sistem Pengeluaran Di SLTP. Tesis Magister., 2005.,hal.55. (dikutip darai Borich, G. D Observasi Skills For Efectivitas Teaching. New York: Macmillan Publising Company) 41

2 42 Tabel 4.1 Katuntasan Hasil Belajar Individu Siswa No Siswa Skor Persentase % Keterangan ,00 Tuntas ,33 Tidak tuntas ,66 Tuntas ,66 Tuntas ,33 Tuntas ,00 Tidak tuntas ,66 Tidak tuntas ,33 Tuntas ,33 Tuntas ,66 Tidak tuntas ,33 Tuntas ,66 Tidak tuntas ,33 Tidak tuntas ,66 Tidak tuntas ,33 Tidak tuntas ,00 Tuntas ,33 Tidak tuntas ,66 Tidak tuntas ,00 Tuntas ,00 Tuntas ,66 Tuntas ,66 Tuntas ,33 Tidak tuntas ,33 Tuntas ,33 Tidak tuntas ,66 Tuntas ,66 Tuntas ,33 Tuntas ,00 Tidak tuntas ,33 Tuntas ,66 Tidak tuntas ,00 Tuntas ,66 Tidak tuntas Tabel 4.1 Menunjukan bahwa terdapat 18 orang siswa memenuhi kriteria ketuntasan belajar setelah mengikuti tes hasil belajar, dan terdapat 15 orang siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan belajar. Siswa yang belum tuntas yaitu siswa bernomor 2 dengan nilai 63,33%, siswa bernomor 6 dengan

3 43 nilai 60%, siswa bernomor 7 dengan nilai 56,66%, siswa bernomor 10 dengan 56,66%, siswa bernomor 12 dengan nilai 66,66%, siswa bernomor 13 dengan nilai 53,33%, siswa dengan nomor 14 dengan nilai 66,66%, siswa dengan nomor 15 dengan nilai 53,33%, siswa dengan nomor 17 dengan nilai 63,33%, siswa dengan nomor 23 dengan nilai 63,33%, siswa dengan nomor 25 dengan nilai 63,33%, siswa dengan nomor 29 dengan nilai 50%, siswa dengan nomor 31 dengan nilai 56,66% dan siswa dengan nomor 33% dengan nilai 56,6. b. Ketuntasaan TPK Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) dikatakan tuntas bila siswa yang mencapai TPK tersebut 65%. Apabila dalam 1 TPK terdapat soal lebih dari 1 soal maka nilai tersebut harus dicari nilai rata-rata terlebih dahulu baru dipersentasekan. Hasil analisis data ketuntasan TPK dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini: Tabel 4.2 Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) No Jumlah TPK TPK Tuntas TPK Tidak tuntas Untuk menegetahui penguasaan konsep sebelum dan sesudah guru memberikan pembelajaran guru melakukan pengujian dengan gain ternormalisasi. 2. Gain Ternormalisasi Gain ternomalisasi digunakan untuk mengetahui kualitas peningkatan penguasaan konsep zat dan wujudnya didalam pembelajaran. Sebelum pembelajaran berlangsung siswa diberi soal pre test, tujuanya untuk

4 44 mengetahui sejauh mana siswa menguasai konsep zat wujudnya sebelum sub bab diajarkan. Setelah pembelajaran berakahir, siswa diberi kembali soal post test untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menguasai konsep pembelajaran. Soal pre test yang diberikan kepada siswa sama dengan soal post test, instrument yang digunakan dalam penelitanya berjumlah 30 soal yang telah diuji keabsahanya. Berdasarkan tabel 4.1 terlampir pada halaman 148 menunjukan bahwa setelah siswa diberikan dan post test didapatkan 1 orang mendapatkan katagori Ngain tinggi karena nilai g> 0,7, siswa yang mendapatkan katagori sedang didapatkan 9 orang karena nilai g 0,3 < g < 0,7 dan katagori rendah 23 orang karena nilai g < 0,3, dengan katagori keseluruhan nilai pre test dan post test yang diberikan dikatakan rendah. tabel dibah ini: Jika dirata-ratakan hasil belajar siswa kelas VII-6 dapat dilihat pada Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Kelas VII-6 MTsN I Model Palangka Raya Kelas pre test Post test VII-6 63,93 69,99 (Sumber: Penelitian 2013) Tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa nilai pre test hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran oleh peneliti pada kelas VII-6 (63,93) tidak jauh beda dengan post test (69,99) hasil belajar setelah dilaksanakan pembelajaran oleh peneliti.

5 45 3. Pengelolaan Pembelajaran Pokok Bahasan Zat Wujudnya Dengan Mengunakan Model Pembelajaran Berpikir Induktif Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran berpikir induktif pada kelas sampel. Peneliti mengunakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran berpikir induktif. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 2 bulan dimulai pada tanggal 15 Pebuari sampai 15 April Pembelajaran dilaksanakan di laboratorium IPA di MTsN 1 Model Palangka Raya. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, setiap kelompok melaksanakan kegiatan percobaan dengan mengunakan alat yang telah disediakan peneliti yaitu, pada percobaan ke 1 tentang macam-macam wujud zat, percobaan ke 2 tentang gerak partikel, percobaan ke 3 tentang kohesi dan adhesi dan percobaan ke 4 tentang kapilaritas dengan panduan lembar kerja peserta didik (LKPD) dan bimbingan guru. Pengelolaan pembelajaran fisika dengan mengunakan model pembelajaran berpikir induktif ini dinilai dengan mengunakan lembar pengelolan pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran berpikir induktif. Pengamatan dilakukan oleh dua orang pengamat yang terdiri dari dari seorang dosen STAIN Palangka Raya dan seorang alumni program studi tadris fisika STAIN Palangka Raya yang sudah dilatih untuk mengisi lembar pengamatan pengelolaan secara benar. Adapun aktivitas yang diamati pada kegiatan pengelolaan kelas ini meliputi:

6 46 I. Fase 1: tahap pengumpulan dan penyajian data a. Mempersiapkan alat dan bahan b. Mengelompokan benda-benda II. Fase 2: tahap pengujian dan penghitungan data Melakukan percobaan III. Fase 3: tahap klasifikasi pertama Membedakan benda-benda IV. Fase 4: tahap klasifikasi lanjutan Menuliskan hasil percobaan V. Fase 5: tahap membangun hipotesis dan meningkatkan keterampilan No a. Membuat dugaan sementara b. Mempresentasikan hasil percobaan Skor rata-rata pengelolaan pembelajaran untuk setiap kegiatan pada setiap RPP dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Rekapitulasi Pengelolaan Pembelajaran RPP pada Tiap Pertemuan Aspek yang diobservasi Skor Pengelolaan Pembelajaran RPP 1 RPP 2 RPP 3 RPP 4 Skor ratarata Katagori 1. Kegiatan Awal 3,63 3,63 3,63 3,5 3,59 Sangat baik 2. Kegiatan Inti 3,47 3,31 3,38 3,36 3,38 Baik 3. Kegiatan Penutup 3,5 3,67 3,67 3,83 3,67 Sangat baik RATA-RATA Sumber: Hasil penelitian, ,53 3,54 3,53 3,53 3,55 Sangat baik

7 47 Keterangan: = Tidak baik 1,50-2,49 = Kurang baik = Baik 3,50-4,00 = Sangat baik. 68 Berdasrkan tabel 4.4 di atas, penilaian pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran berpikir induktif menunjukkan pada tahap pendahuluan guru memperoleh penilaian rata-rata dengan kategori baik, pada tahap inti guru memperoleh penilaian rata-rata dengan katagori cukup baik, dan pada kegiatan penutup guru memperoleh penilaian rata-rata dengan kategori baik. Penilaian pengelolaan pembelajaran fisika secara keseluruhan didapat rata-rata penilaian sebesar 3,55 dengan kategori sangat baik. 4. Aktivitas Siswa Saat Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Zat Dan Wujudnya Dengan Mengunakan Model Pembelajaran Berpikir Induktif Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung diamati oleh lima orang pengamat yaitu mahasiswa STAIN Palangka Raya. Kelima pengamat ini telah mengamati aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran berpikir induktif untuk empat kali pertemuan. Kelima pengamat memberikan tanda cek list ( ) pada lembar pengamatan sesuai dengan 68 M. Taufik Widiyoko, Pengembangan Model Pembelajaran., t.tp., t.np., 2005., h. 53. (dikutip darai Borich, G. D Observasi Skills For Efectivitas Teaching. New York: Macmillan Publising Company)

8 48 kriteria penilaian yang ditetapkan. Kriteria penilaian dengan skala 1-4 dengan skor 1 menyatakan aktifitas siswa kurang baik, skor 2 menyatakan aktivitas siswa cukup baik, skor 3 menyatakan akktifitas siswa baik dan skor 4 menyatakan aktivitas siswa sangat baik. Hasil aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berpikir induktif dapat dilihat dalam tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5 Aktivitas Siswa RPP I No Aspek yang diamati RPP 1 P Na I. Kegiatan Awal 1. Menjawab salam pembuka dari guru 132 4, Menyiapkan situasi kelas 129 3,9 96,97 3. Memulai pembelajaran dengan sama-sama mengucap Basmalah 128 3,9 96,97 4. Memjawab pertanyaan motifasi dari guru 125 3,8 94,70 II. Kegiatan Inti 119 3,6 90,15 6. Membentuk kelompok belajar 127 3,8 96,21 7. Menerima LKPD 132 4, Mengelompokan benda-benda yang ada disekitar yang masuk kedalam zat padat, cair dan gas 115 3,5 87,12 9. Mengelompokan benda-benda yang ada disekitar yang termasuk kedalam perubahan kimia dan fisika ,8 93, Melakukan percobaan untuk membuktikan zat padat, cair dan gas sesuai dengan LKPD 105 3,2 79, Melakukan percobaan perubahan kimia dan fisika sesuai dengan LKPD 120 3,6 90, Membedakan antara zat padat, cair dan gas 115 3,5 87, Membedakan zat menurut perubahanya 116 3,5 87, Membedakan perubahan kimia dan fisika melaluai perubahan wujud zat 124 3,8 93, Menuliskan hasil percobaan perubahan zat 125 3,8 94, Menuliskan hasil percobaan perubahan wujud zat 127 3,8 96, Menuliskan hasil percobaan perubahan kimia dan fisika 99 3,0 75, Membuat dugaan sementara sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan 116 3,5 87,88

9 Perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil 119 3,6 90,15 percobaan yang telah dilakukandidepan kelas III. Kegiatan Akhir 125 3,8 94, Membuat kesimpulan hasil bealajar secara 132 4,0 100 keseluruhan 21. Memjawab evaluasi seputar tujuan pembelajaran, 132 4,0 100 terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman 22. Memnjawaab salam penutup. Jumlah 2686 Sumber: Hasil Penelitan, 2013 Pada RPP I ini terdapat 22 aspek yang diamati oleh pengamat, pada kegiatan awal terdapat 4 aspek yang harus diamati yaitu: menjawab salam pembuka dari guru, pengamat memberi nilai rata-rat 4, menyiapkan situasi kelas, pengamat member nilai rata-rata 3,9, memulai pembelajaran dengan sama-sama mengucap Basmalah, pengamat memberi nilai rata-rata 3,9 dan menjawab pertanyaan pertanyaan motivasi dari guru, pengamat memberi nilai rata-rata 3,8. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan awal ini aktvitas siwa termasuk dalam katagori sangat baik, hal tersebut dikarenakan pada aspek tersebut fase pembelajaran berpikir induktif belum dmulai. Pada kegiatan inti ini terdapat 15 aspek yang harus diamati oleh pengamat yaitu: membentuk kelompok belajar, pengamat memberi nilai ratarata 3,6, menerima LKPD, pengamat memberi nilai rata-rata 3,8, mengelompokan benda-benda yang ada disekitar yang termasuk kedalam zat padat, cair dan gas, mendapatkan nilai 4,0, mengelompokan benda-benda yang ada disekitar yang termasuk kedalam perubahan kimia dan fisika, pengamat memberi nilai rata-rata 3,5, melakukan percobaan untuk

10 50 membuktikan zat padat, cair dan gas sesuai LKPD, pengamat memberi nilai rata-rata 3,8, melakukan percobaan perubahan kimia dan fisika sesuai LKPD, pengamat memberi nilai rata-rata 3,2, membedakan antara zat padat, cair dan gas, pengamat memberi nilai rata-rata 3,6, membedakan zat menurut perubahanya, mendapatkan nilai rata-rata 3,5, membedakan perubahan kimia dan fisika melalui perubahan wujud zat, pengamat memberi nilai rata-rata 3,5, menuliskan hasil percobaan perubahan zat, pengamat memberi nilai rata-rata 3,8, menuliskan hasil percobaan zat, pengamat memberi nilai rata-rata 3,8, menuliskan hasil percobaan perubahan kimia dan fisika, pengamat memberikan nilai rata-rata 3,8, membuat dugaan sementara sesuai hasil percobaan yang telah dilakukan, pengamat memberi nilai rata-rata 3,0 dan perwakilan kelompok mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan di depan kelas, pengamat memberi nilai rata-rata 3,5. Dari uraian di atas dapat disimpulakan bahwa, dari 15 aspek yang diamati dalam kegiatatan inti ini terdapat 13 mendapatkan nilai rata-rata 3,5 4 atau katagori sangat baik dan 2 aspek mendapatkan nilai rata-rata 3,0 3,2 atau termasuk katagori baik. Hal tersebut dikarenakan siswa masih kurang memahami tentang benda-bennda yang termasuk kedalam perubahan kimia dan fisika sehingga berakibat pada saat membuat dugaan sementara sesuai hasil percobaan siswa siswa masih belum mendapatkan hasil yang maksimal. Pada kegiatan akhir ini terdapat 3 aspek yang harus diamati oleh pengamat yaitu: membuat kesimpulan hasil belajar secara keseluruhan, pengamat memberikan nilai rata-rata 3,8, menjawab evaluasi seputar tujuan

11 51 No pembelajaran, terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman, pengamat mendapatkan nilai rata-rata 4,0 dan menjawab salam penutup, pengamat memberi nilai rata-rata 4,0. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, aktivitas siswa pada kegiatan penutup ini berjalan dengan lancar. Tabel 4.6 Aktivitas Siswa RPP II Aspek yang diamati RPP 2 P Na I. Kegiatan Awal 1. Membalas salam pembuka dari guru 132 4, Menyiapkan diri untuk menerima pelajran dari guru 130 3, Membuka pelajaran dengan sama-sama mengucap Basmalah 129 3, Mendengarkan motivasi guru 129 3,9 98 II. Kegiatan Inti 132 4, Membentuk kelompok 120 3, Menerima LKPD 115 3, Mengelompokan benda untuk melakukan percobaa gerak partikel 99 3, Mempersiapkan alat untuk melakukan percobaan 117 3, Melakukan percobaan perubahan wujud zat sesuai dengan LKPD 108 3, Menentukan gerak partikel zat padat 103 3, Menentukan gerak partikel zat cair 103 3, Menentukan gerak partikel zat gas 117 3, Menuliskan hasil percobaan menentukan gerak partikel zat padat 123 3, Menuliskan hasil percobaan menentukan gerak partikel zat cair 125 3, Menuliskan hasil percobaan menentukan gerak partikel zat gas 99 3, Membuat dugaan sementara sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan 127 3, Perwakilan tiap kelaompok mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukandidepan 126 3,8 95 kelas III. Kegiatan Akhir 125 4, Membuat kesimpulan hasil bealajar secara keseluruhan 125 4,0 100

12 Mengerjakan seputar tujuan pembelajaran, terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman 20. Menjawab salam penutup dari guru. Jumlah 2384 Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Pada RPP II ini terdapat 20 aspek yang harus diamati oleh pengmatat. Pada kegiatan awal ini terdapat 4 aspek yang harus diamati oleh pengamat yaitu: membalas salam pembuka dari guru, pengamat memberi nilai rata-rata 4, menyiapkan diri untuk menerima pelajaran dari guru, penagamat memberi nilai rata-rata 3,9, membuka pelajaran dengan sama-sama mengucap Basmalah, pengamat memberi nilai rata-rata 3,9 dan mendengarkan motivasi dari guru, mendapatkan nilai rata-rata 3,9. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, kegiatan awal dapat berjalan dengan lancar. Pada kegiatan inti ini secara keseluruhan terdapat 13 aspek yang harus diamati oleh pengamat yaitu: membentuk kelompok, pengamat memberi nilai rata-rata 4, menerima LKPD, pengamat memberi nilai rata-rata 3,6, mengelompokan benda untuk melakukan percobaan gerak partikel, mendapatkan nilai rata-rata 3,5, mempersiapkan alat untuk melakukan percoabaan, mendapatkan nilai 3,0, melakuakan percobaan perubahan wujud zat sesuai dengan LKPD, mendapatkan nilai rata-rata 3,5,menentukan gerak partikel zat padat, mendapatkan nilai rata-rata 3,3, menentukan gerak partikel zat cair, mendapatkan nilai rata-rata 3,1, menentukan gerak partikel zat gas, mendapatkan nilai rata-rata 3,1, menuliskan hasil percobaan menentukan gerak partikel zat padat, mendapatkan nilai rata-rata 3,5, menuliskan hasil percobaan menentukan gerak partikel cair, mendapatkan nilai rata-rata 3,7,

13 53 menuliskan hasil percobaan menentukan gerak partikel gas, mendapatkan nilai rata-rata 3,8, membuat dugaan semantara sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan, mendapatkan nilai rata-rata 3,0, perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan di depan kelas, mendapatkan nilai rata-rata 3,8. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari 13 kegiatan pada kegiatan inti tersebut terdapat 8 aspek mendapatkan nilai rata-rata 3,5 4 atau katagori sangat baik dan 5 aspek mendapatkan nilai rata-rata 2,5 3,4 atau masuk dalam katagori baik. Hal tersebut dikarenakan masih terdapat siswa dalam kelompok yang masih main-main saat pembelajaran berlangsung. Kegiatan akhir terdapat 3 aspek yang harus diamati oleh pengamat yaitu: membuat kesimpulan hasil belajar secara keseluruhan, mendaptkan nilai rata-rata 3,8, mengerjakan seputar tujuan pembelajran, terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman, menadapatkan nilai rata-rata 4 dan menjawab salam penutup dari guru mendapatkan nilai rata-rata 4. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada kegiatan akhir ini aktivitas siswa sangat antusias pada kegiatan akhir ini. No Tabel 4.7 Aktivitas Siswa RPP III Aspek yang diamati RPP 3 P Na I. Kegiatan Awal 1. Membalas salam pembuka dari guru 132 4, Menyiapkan diri untuk menerima pelajran dari guru 130 3,9 98

14 54 3. Membuka pelajaran dengan sama-sama mengucap Basmalah 132 4, Memjawab pertanyan guru seputar motivasi 125 3,8 95 II. Kegiatan Inti 129 3, Membentuk kelomok 119 3, Menerima LKPD 150 3, Mengelompokan benda yang ada disekitar yang temasuk kedalam kohesi 107 3, Mengelompokan benda yang ada disekitar yang temasuk kedalam adhesi 115 3, Melakukan percobaan peristiwa kohesi sesuai deng LKPD 117 3, Melakukan percobaan peristiwa adhesi sesuai deng LKPD 122 3, Membedakan benda-benda yang termasuk kedalam kohesi 121 3, Membedakan benda-benda yang termasuk kedalam adhesi 129 3, Menuliskan hasil percobaan kosesi 129 3, Menuliskan hasil percoabaan adhesi 92 2, Membuat dugaan sementara sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan 122 3, Perwakilan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan yang telah 129 3,9 98 dilakukandidepan kelas III. Kegiatan Akhir 132 4, Membuat membuat kesimpulan hasil bealajar secara keseluruhan 132 4, Mengerjakan evaluasi seputar tujuan pembelajaran, terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman siswa 19. Menjawab salam penutup dari guru Jumlah 2364 Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Pada RPP ke III ini terdapat 19 aspek yang harus diamati oleh pengamat. Pada kegiatan awal ini terdapat 4 aspek yang harus diamati yaitu: membalas salam pembuka dari guru, mendapatkan nilai rata-rata 4, menyiapkan diri untuk menerima pelajaran dari guru, mendapatkan nilai ratarata 3,9, membuka pelajaran dengan mengucap Basmalah, mendapatkan

15 55 nilai 4 dan menjawab pertanyaan seputar motivasi, mendapatkan nilai 3,8. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan awal ini ssiwa sangat antusias dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Pada kegiatan inti ini terdapat 12aspek yang harus diamati oleh pengamat dan terdiri dari 5 fase pembelajaran yaitu: membentuk kelompok, mendapatkan nilai rata-rata 3,8, menerima LKPD, mendapatkan nilai rata-rata 3,9, mengelompokkan benda yang ada disekitar yang termasuk kedalam kohesi, mendapatkan nilai rata-rata 3,6, mengelompokkan benda yang ada disekitar yang termasuk kedalam adhesi, mendapatkan nilai rata-rata 3,2, melakukan paercobaan peristiwa kohesi sesuai dengan LKPD, mendapatkan nilai rata-rata 3,5, melakukan paercobaan peristiwa adhesi sesuai dengan LKPD, mendapatkan nilai rata-rata 3,5, membedakan benda-benda yang termasuk kedalam kohesi, mendapatkan nilai 3,7, membedakan benda-benda yang termasuk kedalam adhesi, mendapatkan nilai 3,7, menuliskan hasil percobaan kohesi, mendapatkan nilai rata-rata 3,9, menuliskan hasil percobaan adhesi, mendapatkan nilai rata-rata 3,9, membuat dugaan sementara sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan, mendapatkan nilai rata-rata 2,8 dan perwakilan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan di depan kelas, mendapatkan nilai ratarata3,7. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari 12 aspek yang diamati didapatkan 9 aspek yang mendapatkan nilai rata-rata 3,5 4 atau masuk dalam katagori sangat baik dan 3 aspek yang mendapatkan nilai rata-

16 56 rata 2,5 3,4 atau masuk dalam katagori baik. Hal tersebut dikarenakan masih ada beberapa siswa yang kurang berinteraksi baik denagan guru maupun dengan sesama siswa. Pada kegiatan akhir ini terdapat 3 apek yang harus diamati oleh pengamat yaitu: membuat kesimpulan hasil belajar secara keseluruhan, mendapatkan nilai 3,9, mengerjakan evaluasi seputar pembelajaran, mendapatkan nilai rata-rata 4 dan menjawab salam penutup dari guru, mendapatkan nilai 4. Dari uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan penutup ini siswa sangat antusias. No Tabel 4.8 Aktitas Siswa RPP IV Aspek yang diamati RPP 4 P Na I. Kegiatan Awal 1. Membalas salam pembuka dari guru 132 4, Menyiapkan diri untuk menerima pelajran dari guru 132 4, Membuka pelajaran dengan sama-sama mengucap Basmalah 132 4, Memjawab pertanyan guru seputar motivasi 124 3,8 94 II. Kegiatan Inti 125 3, Memebentuk kelompok 127 3, Menerima LKPD 122 3, Mengelompokan benda -benda yang ada disekitar yang masuk kedalam kapilaritaas 122 3, Menyiapakan alat dan bahan percobaan 113 3, Melakuakan percobaan kapilaritas sesuai dengan LKPD 111 3, Mengamati lebih lanjut tetang peristiwa dalam percobaan, 128 3, Menentukan peristiwa dalam percobaan dalam peristiwa kapilaritas, 106 3, Menentukan peristiwa sehari-hari yang termasuk kedalam peristiwa kapilaritas 112 3,4 85

17 Menuliskan hasil percobaan kapilaritas 121 3, Membuat dugaan sementara sementara sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan 114 3, Perwakialan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil percobaan yang telah 129 3,9 98 dilakukan didepan kelas III. Kegiatan Akhir 132 4, Membuat kesimpulan hasil bealajar secara keseluruhan 132 4, Mengerjakan evaluasi seputar tujuan pembelajaran, terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman siswa 18. Menjawab salam penutup guru. Jumlah 2214 Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Pada RPP IV ini secara keseluruhan ada 18 aspek yang diamati oleh pengamat. Dalam kegiatan pendahuluan terdapat 4 aspek yang harus diamati yaitu: membalas salam pembuka dari guru, mendapatkan nilai rata-rata 4, menyiapkan diri untuk menerima pembelajaran dari guru, mendapatkan nilai rata-rata 4, membuka pembelajaran dengan mengucap Basmalah, mendapatkan nilai rata-rata 4, dan menjawab penyataan guru seputar motivasi, mendapatkan nilai rata-rata 4. Dari uraian yang tersebut dapat disimpulkan bahawa, pada kegiatan awal ini antusias siawa begitu besar. Pada kegiatan inti secara keseluruhan terdapat 11 aspek yang harus diamati oleh pengamat yaitu: membentuk kelompok, mendapatkan nilai ratarata 3,8, menerima LKPD, mendapatkan nilai rata-rata 3,8, mengelompokan benda-benda yang ada disekitar yang termasuk dalam kapilaritas, mendapatkan nilai 3,7, menyiapakan alat dan bahan percobaan, mendapatkan nilai rata-rata 3,7, melakukan percobaan kapilaritas sesuai dengan LKPD, mendapatkan nilai rata-rata 3,4, mengamati lebih lanjut tentang peristiwa

18 58 dalam percobaan, mendapatkan nilai rata-rata 3,4, menentukan peristiwa dalam percobaan dalam peristiwa kapilaritas, mendapatkan nilai rata-rata 3,9, menentukan peristiwa sehari-hari yang termasuk kedalam peristiwa kapilaritas, mendapatkan nilai rata-rata 3,2, meniliskan hasil percobaan kapilaritas, mendapatkan nilai rata-rata 3,4, membuat dugaan sementara sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan, mendapatkan nilai ratarata 3,7 dan perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan di depan kelas, mendapatkan nilai rata-rata3,5. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari 11 aspek yang diamati terdapat, 7 aspek yang mendapatkan nilai rata-rata 3,5 4 atau termasuk katagori sangat baik dan 4 aspek mendapat nilai rata-rata 2,5 3,4 atau masuk dalam katagori baik. Hal tersebut dikarenakan pada saat pertemuan tersebut di aula sekolah sedang ada latihan rebana sehingga konsentrasi siswa sedikit terganggu. B. Pembahasan 1. Hasil Belajar Setelah Pembelajaran Mengunakan Model Pembelajaran Berpikir Induktif a. Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Dari analisis tabel 4.1 pada halaman 45, dari 33 siswa yang mengikuti tes belajar kognitif terdapat 18 siswa tuntas (54,5%) dan 15 siswa tidak tuntas (45,5%). Grafik menggambarkan ketuntasan hasil belajar kognitif siswa secara individu dan klasikal dapat dilihat pada lampiran 4. Pada halaman 192.

19 59 45% 55% Persentase Siswa Tuntas Persentase Siswa Tidak Tuntas Grafik.1 hasil belajar siswa Dari grafik 2 dapat dilihat bahwa tingkat ketuntasan hasil belajar siswa kelas sampel setelah menggunakan pendekatan model pembelajran berpikir induktif dari 33 orang siswa yang mengikuti tes hasil belajar terdapat 18 orang siswa atau 55,5% dinyatakan tuntas belajarnya dan 15 orang siswa atau 45,5% dinyatakan belum mencapai ketuntasan belajar. Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan belajar dikarenakan beberapa faktor, antara lain: 1) kemampuan guru menjelaskan materi pelajaran, membimbing dan mengarahkan siswa cukup baik. 2) kemampuan siswa mengikuti proses belajar mengajar, memperhatikan dan memahami penjelasan guru dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir cukup baik. 3) kemampuan siswa memahami dan mengerjakan soal cukup baik. Sejalan dengan pendapat Banyamin S. Bloom, tingkat keberhasilan atau penguasaan itu dapat dicapai, kalau pengajaran yang diberikan secara klasikal bermutu baik dan berbagai tindakan korektif terhadap siswa yang mengalami kesulitan dilakukan dengan tepat Martinis Yamin, Propesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008, hal.126

20 60 Siswa yang dikatagorikan belum mencapai ketuntasan belajar yaitu siswa yang cenderung kurang interaksi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar terutama saat kegiatan percobaan dalam kelompok Selain itu, tingkat kemampuan siswa kurang untuk memahami penjelasan guru, memahami soal dan permasalahan baik yang terdapat dalam LKPD maupun THB. Siswa dalam satu kelas memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda sehingga tingkat pencapaian materinyapun berbeda-beda. Sejalan dengan pendapat S. Nasution menegaskan bahwa, anak-anak yang memiliki kemampuan intelegensi baik dalam satu kelas sekitar sepertiga atau seperempat, sepertiga sampai setengah anak sedang, dan seperempat sampai sepertiga termasuk golongan anak yang memiliki intelegensi rendah. 70 b. Ketuntasan TPK Ketuntaasan TPK berdasarkan analisis pada tabel 4.9 menunjukan bahwa dari 13 TPK terdapat 8 TPK tuntas dan 5 TPK tidak tuntas. Grafik 4.9 mengambarkan presentase TPK tuntas dan tidak tuntas. TPK Tuntas TPK Tidak Tuntas 38% 62% Grafik.2 ketuntasan belajar siswa secara 70 Ibid, hal.111

21 61 Hasil analisis dan grafik menunjukan bahwa bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berpikir induktif bisa cukup baik. Selain itu banyaknya TPK yang tuntas ini juga karena didukung oleh percobaan dan LKPD yang dibuat sesuai dengan TPK. S.Nasution mengatakan mengajar dengan sukses tak dapat dilakukan menurut suatu pola tertentu yang diikuti secara rutin. Agar berhasil baik, mengajar itu memerlukan kecakapan, pemahaman, inisiatif dan kreativitas dari pihak guru Gain Ternormalisasi Dari hasil analisis tabel 4.4 dari 33 siswa yang mengikuti pre test dan post test didapatkan 1 dengan nilai Ngain 0,83, 9 siswa termasuk katagori tinggi, 9 siswa dengan nilai Ngain anatara 0,33 sampai 0,66 termasuk dalam katagori sedang dan 23 siswa dengan nilai antara -0,09 sampai 0,23 termasuk katagori rendah. Keterangan: g > 0,7 : tinggi 0,3 < g <0,7 : sedang g < 0,3 : rendah S.Nasution, Mengajar Dengan Sukses.Jakarta: Bumi Aksara. h,3 72 Ketut Suma, Efektivitas Kegiatan Laboratorium Konstruktivis Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep-Konsep Arus Searah Mahasiswa Calon Guru, Fakultas Pendidikan MIPA : IKIP Negeri Singaraja, hhtp : undiksha.ac.id/images/img_item/661.doc (online 14 Juli 2011)

22 62 Grafik di atas menunjukan dari pre test dan post test yang diberikan oleh guru secara keseluruhan Ngainya rendah. Hal tersebut dikarenakan, soal yang digunakan peneliti adalah soal pilihan ganda. Soal pilihan ganda kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penerapan model berpikir induktif dalam pemelajan maka nilai pre test dan post test siswa maka peneliti melakukan uji two related samples test mengunakan SPSS seri 17. Two related sampel test adalah uji yang digunakan untuk mengetahui perbedaan antara kelompok hasil pengukuran yang berpasangan. 73 Hasil uji two related samples test menunjukkan bahwa pada level signifikan 0,05, diperoleh Asymp. Sig.(2-tailed) < 0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test yang telah diberikan kepada siswa. Secara keseluruahan dapat disimpulkan bahwa penerapan model berpikir induktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-6 pada meteri zat dan wujudnya. 3. Pengelolaan Pembelajaran Keterlaksanaan pengelolaan pembelajaran diamati dengan intrumen pengelolaan pembelajaran dan saat pembelajaran berlangsung pengoloaan pembelajaran diamati oleh 2 orang pengamat. h Teguh Wahyono, 25 Model analisis Statistik dengan SPSS 17, Jakarta: Gramedia, 2009,

23 63 Pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berpikir induktif pada materi zat dan wujudnya selama empat kali pertemuan secara singkat dapat di perlihatkan pada diagram berikut Nilai rata-rata 3.52 RPP I RPP II RPP III RPP IV Grafik.3 Diagram Pengelolaan Pembelajaran Gamabar 4.1 menunjukkan pengelolaan pembelajaran dengan mengunakan mpdel pembelajaran berpikir induktif secara keseluruhan terlaksana dengan baik, terdapat peningkatan nilai rata-rata yang diberikan oleh dua orang pengamat untuk tiap pertemuan. Petemuan pertama pengamat memberikan nilai rata-rata adalah 3,53 dengan katagori baik, pertemuan kedua adalah 3,54 dengan kategori sangat baik, pertemuan ketiga pengamat memberi nilai rata-rata 3,53 dengan katagori sangat baik, dan pada pertemuan keempat pengamat memberi nilai rata-rata 3,55 dengan katagori sangat baik. Pengamat memberikan skor yang meningkat dari pertemuan pertama sampai pertmuan keempat, hal ini menunujukkan bahwa kegiatan pembelajaran terlaksana dengan baik, seperti yang diungkapkan Moh. Uzer Usman bahwa

24 64 kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung pada banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi antara siswa di dalam kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas. 74 Siswa yang memiliki karakter berbeda-beda membuat guru kesulitan untuk memahami karakter siswa. Pertemuan pertama guru masih belum terbiasa dengan suasana kelas dan karakter siswa sehingga nilai yang diperoleh guru dari pengamat adalah 3,53. Pertemuan kedua guru sudah mulai mengenal dan memahami karakter siswa sehingga guru mulai dapat mengkondisikan suasana kelas dengan baik sehingga skor yang diberikan oleh pengamat meningkat 3,54. Pada pertemuan ketiga pengamat tidak memberi peningkatan skor yang signifikan 3,53, hal tesebut dikarenakan oleh pada pertemuan ketiga hujan deras yang sehingga banyak siswa yang terlambat masuk ke laboratorium dikarenakan jarak ruang kelas dengan laboratorium yang cukup jauh. Selain hal tersebut, pada pertemuan ketiga tersebut disebelah laboratorium sedang diadakan latihan hadrah dan rebana sehingga bunyi alat musik yang nyaring mengakibatkan suara guru tidak dapat terdengar oleh siswa sehingga banyak siswa yang kurang konsentrasi. Pada pertemuan keempat pengamat memberi rata-rata nilai 3,55. Sesuai dengan pendapat Zainal Aqib bahwa di dalam interaksi belajar mengajar, guru memegang kendali utama untuk keberhasilan tercapainya tujuan. Oleh sebab itu guru harus memiliki keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, memanfaatkan metode yang tersedia dan mengalokasikan Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya. h,

25 65 waktu 75. Sejalan dengan pendapat Kunandar bahwa kemampuan dan keterampilan mengajar merupakan suatu hal yang dapat dipelajari serta diterapkan atau dipraktikkan oleh setiap orang guru. Mutu pengajaran akan meningkat apabila seorang guru dapat mempergunakannya secara tepat Aktivitas Siswa Aktivitas siswa dalam pembelajaran pada tiap kali pertemuan dinilai oleh 5 orang pengamat. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah disediakan oleh peneliti yang telah divalidasi oleh salah satu dosen fisika Pemnagmat siswa mengamati aktivitas yang sedang berlangsung dengan skor yang tersedia pada rubrik pengamatan. Skor rata-rata aktivitas siswa selama proses pembelajaran fisika dengan mengunakan model pembelajran berpikir induktif digambarkan dalam grafik 6 berikut RPP 1 RPP 2 RPP 3 RPP 4 skor rata-rata Grafik 4. Aktivitas siswa 75 Zainal Aqib, Membangun Profesionalisme Guru Dan Pengawas Sekola. Bandung: Yrama Widya. h, Kunandar, Guru Profesional implementasi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. h,60-61

26 66 Grafik aktivitas secara keseluruhan di atas mengambarkan kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Pada pertemuan I skror total aktivitas siswa selama proses pembelajran yaitu sebesar 3,70, pada pertemuan II 3,62, pada pertemuan III 3,69 dan pada pertemuan IV skor total aktivitas siswa selama proses pembelajran adalah 3,70. Pada peremuan I ini guru dengan siswa serta proses pembelajran yang dilakukan masih dalam tahap penjajakan. Guru masih melakukan penyesuaian dengan situasi kelas sampel. Guru dan siswa harus saling memperkenalkan diri, pada saat guru membagi siswa dalam berbagai kelompok ada beberapa siswa yang kurang setuju dengan kelompok yang dipilihkan oleh guru sehingga suasana kelas sedikit ribut serta guru dan siswa masih harus menyusun meja dan kursi dalam membentuk kelompok. Sehingga alokasi waktu yang tersedia berkurang. Suryosubroto, mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan hasil proses belajar mengajar, yang efektivitasnya tergantung dari beberapa unsur, salah satunya adalah terlaksana dan tidaknya perencanaan. 77 Pada pertemuan II ini skor total aktivitas siswa mengalami penurunan menjadi 3,62, hal ini dikarenakan pada pertemuan ini sekolah libur selama 2 minggu sehingga siswa harus melakukan penyesuaian diri kembali baik dari suasana pembelajaran dan model pembelajaran yang masih baru. Seperti yang diungkapkan Moh. Uzer Usman bahwa kualitas dan kwantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung pada banyak faktor, anatara lain guru, hubungan 77 Suryosubroto, Proses Belajar mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, h.10

27 67 pribadi antara siswa di dalam kelas, serta kondisi umun dan suasana di dalam kelasnya. 78 Pada RPP III ini menalami peningkatan dari RPP II skor rata-rata menjadi 3,69, hal ini dikarenakan siswa sudah mulai terbiasa dengan mengunakan model yang diterapkan oleh guru. Siswa suadah mampu berinteraksi dengan teman sekelompoknya dalam mengerjakan percobaan sesuai dengan LKPD. Begitu juga pada RPP IV siswa sudah mampu berinteraksi dengan baik, sehingga guru hanya mengarahkan siswa dalam melakukan percobaan. Sejalan dengan pendapat Semiawan, bahwa sebagai fasilitator, tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi yang menggiring anak untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri. 79 Grafik aktivitas siswa selama pembelajaran fisika dengan mengunakan model pembelajaran berpikir induktif dapat dilihat pada lampiran 4. Halaman.. Grafik keterampilan aktivitas ssiwa menunjukan terdapat 22 aspek yang harus dilaksanakan oleh siswa. Pertemuan I menunjukan bahwa aspek aktivitas ketrampilan ssiwa yang dominan serta mendapatka persentase tinggi (100%) adalah aspek menjawab salam pembuka dari guru, menerima LKPD, membuat kesimpulan secara keseluruhan, dan menjawab penutup dari guru. 78 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesiaonal. Bandung: Remaja Rosdakarya. h, Conny Semiawan, DKK, Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar, Jakarta:Gramedia, 1985, hal.15

28 68 Aktivitas siswa yang mendapatkan nilai tinggi dipengaruhi beberapa aspek diantaranya, aktivitas tersebut sudah sering dilakukan oleh siswa pada setiap pembelajran. Persiapan siswa sebelum melaksanakan proses pembelajaran sangat berpengaruh pada proses dan hasil pembelajaran. Aktivitas siswa pada pertemuan I yang mendapatkan nilai rendah adalah melakukan percobaan untuk membuktikan zat padat, cair dan gas sesuai percobaan dan membuat dugaan sementara. Pada kegiatan kegiatan tersebut siswa belum terbiasa melakuan percobaan dan membuat dugaan semantara dengan mengunakan model LKPD yang sedikit berdeda denagan LKPD yang biasanaya. Aktivitas siswa pada pertemuan II yang mendapat persentase (100%) tinggi dari 20 kegiatan adalah membalas salam pembuka dari guru, membentuk kelompok, mengerjakan evaluasi seputar tujuan pembelajran, dan menjawab salam penutup dari guru. Hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa melakukannya dalam setiap pembelajaran. Aktivitas siswa pada pertemuan II ini yang mendapat persentase rendah adalah mempersiapkan alat untuk melakukan percobaan (75%) hal ini dikarenakan persiapan siswa kurang karena sebagian ada beberapa ssiwa yang masih berada di ruang kelas karena hujan sehingga siswa kesulitan meuju laboratorium, menentukan gerak partikel zat cair (78%), menentukan gerak partikel zat cair (78%) hal ini dikarenakan siswa kurang kurang memahami percobaan yang dilakuakan, dan membuat dugaan semantara (75%) siswa

29 69 belum terbiasa dalam membuat dugaan sementara dalam setelah melakukan percobaa. Aktivitas siswa pada pertemuan III persentase tertinggi dari 19 kegiatan, pada membalas salam pembuka guru, membuka pelajaran dengan sama-sama mengucap Basmalah, mengerjakan evaluasi seputar tujuan pembelajran, dan menjawab salam penutup guru. Hal ini dikarenakan siswa telah terbiasa dalam melakukanya dalam setiap pembelajran. Aktivitas siswa pada pertemuan ketiga ini yang mendapatkan persentase rendah adalah membuat dungaan sementara sesuai hasil percobaan yang telah dilakukan, hal ini dikarenakan siswa masih kebibingungan dalam membuat dugan sementara dengan percobaan yang telah mereka lakuakan. Aktivitas siswa pada pertemuan ke IV ini yang mendapatkan persentaase tinggi dari 18 kegiatan adalah membalas salam pembuka guru, menyiapkan diri untuk menerima pelajaran dari guru, membuka pelajaran dengan sama-sama mengucap Basmalah, mengerjakan evaluasi seputar tujuan pembelajran, dan menjawab menjawab salam penutup dari guru. Hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa melakukan kegiatan tersebut dalam setiap pembelajaran. Pada pertemuan IV ini aktivitas terendah terdapat pada kegiatan membuat dugaan sementara sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan dan menentukan peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari. Hali ini dikarenakan siswa belum terbiasa dalam dan masih kebingungan

30 70 dalam menentukan dugaan sementara dan menentukan peristiwa kapilaritas yang lain dalam kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan aktivitas siswa fase dalam pemmbelajran mengunakan model pembelajran berpikir induktif digambarkan dalam grafik di bawah ini Fase Fase 1 RPP I RPPII RPP III RPP IV Fase 2 RPP I RPP II RPP III RPP IV Fase 3 RPP I RPP II RPP III RPP IV Fase 4 RPP I RPP II RPP III RPP IV Fase 5 RPP I RPP II RPP III RPP IV Grafik.5 grafik aktivitas siswa dalam berpikir induktif Fase 1: tahap pengumpulan dan penyajian data untuk RPP I dengan nilai 3,75, RPP II dengan nilai 3,5, RPP III 3,5 dan untuk RPP IV dengan nilai 3,7. Hal tersebut dikaranakan pada RPP I mendapat nilai 3,75, dengan materi perubahan wujud zat, siswa masih masih mudah dalam mengelompokan zat-zat sesuai dengan LKPD yang diberikan oleh guru. Pada RPP II aktivitas siswa pada fase ini turun menjadi 3,5 dikarenakan siswa selain meteri yang lumayan sulit yaitu gerak partikel, pada pertemuan ini siswa libur selama 2 minggu sehingga siswa perlu menyesesuaikan kembali

31 71 dengan gaya LKPD yang sedikit berbeda. Pada RPP III aktivitas siswa pada fase ini juga tidak terjadi peningkatan bahkan nilai rata-rata turun menjadi 3,2 hal ini disebabkan pada materi adhesi dan kohesi yang cukup sulit oleh siswa dan pada pertemuan ketiga tersebut saat pembelajaran hujan sangat lebat sehingga siswa sedikit lambat untuk masuk kedalam laboratorium, karena jarak ruang kelas dan laboratorium yang cukup jauh. Sehingga saat pembalajaran siswa konsenrtasi siwa berkurang. Sedangkan pada RPP IV aktivitas siswa pada fase ini siswa meningkat menjadi 3,7 hal ini dikarenakan materi kapilaritas yang cukup mudah, sehingga siswa dengan mudah mengelompokan benda-benda yang telah disiapkan oleh guru. Fase II: tahap pengujian dan penghitungan data untuk RPP I siswa mendapatkan nilai rata-rata 3,53 hal ini disebabkan karena materi pada pertemuan I ini mudah yaitu perubahan mujud zat sehingga siswa sengan mudah dalam melakukan percobaan pada fase ini. Pada RPP II nilai rata-rata siswa turun menjadi 3,25 hal ini disebabkan oleh pada pertemuan kedua ini siswa setelah libur selama 2 minggu sehingga siswa perlu menyesuaikan kembali dengan gaya LKPD model berpikr induktif yang cukup berbeda. Pada RPP III aktivitas siswa mengalami kenaikan menjadi 3,5 hal ini dikarenakan siswa sudah mulai menyesuakan diri dengan gaya LKPD guru. Pada RPP IV aktivitas siswa rata-rata siswa sedikit meningkat menjadi 3,55 hal ini dikarenakan siswa sudah dapat menyesuakan diri dengan LKPD guru. Pada fase 3: tahap klasifikasi pertama untuk RPP I siswa mendaptkan nilai rata-rata 3,6 hal ini dikarenakan pada pertemuan I materinya cukup

32 72 mudah yaitu perubahan wujud zat sehingga siswa dengan mudah menentukan percobaan yang dilakukan. Pada RPP II nilai rata-rata aktivitas siswa mengalami penurunan menjadi 3,17 hal ini dikarenakan materi pada pertemuan II ini cukup sulit, selain itu pada pertemuan kedua ini, sekolah baru saja libur selama 2 minggu sehingga siswa perlu menyesuaikan diri kembali dengan gaya LKPD yang diberikan oleh guru. Pada RPP III rata-rata aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 3,7 hal ini dikarenakan siswa sudah mulai memahami gaya LKPD yang diberikan oleh guru. Pada fase IV rata-rata aktivitas siswa mengalami penurunan yaitu 3,5 hal ini dikarenakan materi lumayan sulit sehingga siswa sedikit kesulitan untuk menentukan peristiwa peristiwa yang telah mereka prakikumkan. Pada fase 4: tahap klasifikasi lanjutan untuk RPP I siswa mendapatkan nilai 3,8 hal ini dikarenakan pada pertemuana pertama ini materinya cukup mudah. Pada RPP II rata-rata aktivitas siswa mengalimi penurunan menjadi 3,67 hal ini dikarenakan selama 2 minggu sekolah libur sehingga siswa perlu menyesuaikan kembali LKPD yang diberikan oleh guru. Pada RPP III rata-rata siswa mengalami peningkatan menjadi 3,9 hal ini disebabkan karena siswa terbiasa dengan LKPD yang diberiakn oleh guru. Sedangkan pada RPP IV nilai rata-rata aktivitas siswa mengalami penurunan menjadi 3,4 hal ini dikarenakan materi pada pertemuan 4 ini cukup sulit sehingga siswa agak kesusahan dalam melakukan klasifikasi selanjutnya pada percobaaan yang telah dilakukan.

33 73 Pada Fese 5: tahap membangun hepotesis dan meningkatkan keterampilan, untuk RPP I rata-rata siswa mendapatkan nilai 3,75 hal ini dikarenakan materi pada pertemuan I ini cukup mudah sehingga siswa dengan mudah dalam membuat dugaan sementara percobaan yang telah dilakukan. Pada RPP II rata-rata aktivitas siswa mengalami penurunan menjadi 3,4 hal ini dikarenakan seklah libur selama 2 minggu sehingga siswa memerlukan penyesuaian kembali dalam menentukan dugaan sementara parcobaan yang telah dilakukan. Pada RPP III rata-rata aktivitas siswa tidak mengalami peningkatan bahkan mengalami penurunan menjadi 3,25 hal ini dikarenakan percobaan pada pertemuan ketiga ini cukup sulit susah sehingga siswa sedikit kebingungan dalam menentukan dugaan sementara setelah melakukan percobaan. Pada RPP IV rata-rata aktivitas siswa mengalami peningkatan hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan model LKPD yang diberiakan oleh guru. Dari hasil observasi terlihat dengan jelas bahwa peran siswa sebagai pusat pembelajaran terlihat aktif dan terlibat langsung dalam proses belajar mengajar untuk mencari dan menemukan sendiri konsep yang dipelajari. Hal ini sejalan dengan pendapat piaget, bahwa perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. 80 Dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berpikir induktif siswa lebih mudah menguasai konsep 80 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran., hal.30

34 74 sehingga siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

EduSains Volume 3 Nomor 1; 2015 ISSN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

EduSains Volume 3 Nomor 1; 2015 ISSN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA THE IMPLEMENTATION OF INDUKTIVE THINKING LEARNING MODEL IN THE SUBJECT OF ESSENCE AND MATERILIZATION AT CLASS VII-6 SEMESTER

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian

BAB III METODE PENELITIAN. data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Fisika dengan Penerapan Model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Fisika dengan Penerapan Model 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Fisika dengan Penerapan Model Pembelajaran Kreatif Produktif Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengelolaan Pembelajaran Pokok Bahasan Gaya dengan Menggunakan Pendekatan Interactive Conceptual Instruction Peneliti melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. satu kali diisi dengan melakukan pre test, tiga kali pertemuan diisi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN. satu kali diisi dengan melakukan pre test, tiga kali pertemuan diisi dengan 48 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Awal Penelitian Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu kali diisi dengan melakukan pre test, tiga kali pertemuan diisi dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktif tipe the learning cell dan dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu 3 kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktif tipe the learning cell dan dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu 3 kali 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Materi pokok bunyi diajarkan dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe the learning cell dan dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Materi pokok usaha dan energi diajarkan dengan menerapkan pembelajaran multi model (Numbered Head Together dan Problem Based Learning) dan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Hasil pembelajaran dengan strategi pembelajaran Team Quiz yang

BAB V PEMBAHASAN. Hasil pembelajaran dengan strategi pembelajaran Team Quiz yang 75 BAB V PEMBAHASAN 1. Hasil belajar siswa Hasil pembelajaran dengan strategi pembelajaran Team Quiz yang diterapkan di kelas eksperimen tidak menunjukkan hasil belajar fisika siswa yang lebih baik dibandingkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Materi pokok kalor diajarkan dengan model pembelajaran Novick dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Materi pokok kalor diajarkan dengan model pembelajaran Novick dan 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Materi pokok kalor diajarkan dengan model pembelajaran Novick dan dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama meliputi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pembahasannya tentang Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Team

BAB IV HASIL PENELITIAN. pembahasannya tentang Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Team 61 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini dideskripsikan hasil-hasil penelitian beserta pembahasannya tentang Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. a. Hasil belajar pada ranah kognitif pada Kelas Direct Instruction dan Cooperative Learning

BAB V ANALISA. a. Hasil belajar pada ranah kognitif pada Kelas Direct Instruction dan Cooperative Learning BAB V ANALISA 1. Hasil Belajar Pada Ranah Kognitif Hasil analisis belajar kognitif siswa diukur melalui tes tertulis berupa soal uraian sebanyak 14 soal. a. Hasil belajar pada ranah kognitif pada Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai 28 III METODE PENELITIN. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (1) Hasil belajar kognitif siswa ; (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (1) Hasil belajar kognitif siswa ; (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian ini diuraikan hasil hasil penelitian pembelajaran fisika menggunakan model Concept Attainment. Adapun hasil penelitian meliputi: (1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti perbaikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan. sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti perbaikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan. sebagai antisipasi kepentingan masa depan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendididkan adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 74 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pengelolaan Pembelajaran Fisika Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak tiga kali pertemuan yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak tiga kali pertemuan yaitu 62 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Awal Penelitian Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak tiga kali pertemuan yaitu dua kali pertemuan diisi dengan pembelajaran dan satu kali pertemuan diisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan tes hasil belajar (THB). Pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan tes hasil belajar (THB). Pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak empat kali pertemuan yaitu tiga kali pertemuan diisi dengan pembelajaran dan satu kali pertemuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Materi pokok tekanan diajarkan dengan menerapkan metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Materi pokok tekanan diajarkan dengan menerapkan metode 77 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Materi pokok tekanan diajarkan dengan menerapkan metode pembelajaran eksperimen dan dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu 3 kali pertemuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang penerapan model pembelajaran inquiry training pada materi gerak lurus,

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang penerapan model pembelajaran inquiry training pada materi gerak lurus, 83 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan hasil-hasil penelitian beserta pembahasannya tentang penerapan model pembelajaran inquiry training pada materi gerak lurus, yang meliputi data (1) hasil

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan yang bertindak sebagai guru

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan yang bertindak sebagai guru BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen adalah menggunakan penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan yang bertindak sebagai guru adalah peneliti. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

Lebih terperinci

Komang Gde Suastika, Hj. Titik Utami, Meriana Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Palangka Raya

Komang Gde Suastika, Hj. Titik Utami, Meriana Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Palangka Raya Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS (LEARNING CYCLE) PADA PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran BAB V PEMBAHASAN A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Penilaian kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Penerapan Model pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Penerapan Model pembelajaran 54 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe The Power of Two Peningkatatan hasil belajar siswa diperoleh setelah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan 62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan sebanyak lima kali pertemuan yaitu pertemuan pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuasi eksperimen. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuasi eksperimen. Dalam 35 A. Jenis Dan Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini menggunakan desain eksperimen The Nonequivalent Control Group

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. satu kali diisi dengan melakukan pretest, tiga kali pertemuan diisi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. satu kali diisi dengan melakukan pretest, tiga kali pertemuan diisi dengan 7 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu kali diisi dengan melakukan pretest, tiga kali pertemuan diisi dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, adanya pada saat penelitian dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, adanya pada saat penelitian dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai 11 BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian meliputi: (1) Pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian meliputi: (1) Pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan model 71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian ini diuraikan hasil hasil penelitian pembelajaran menggunakan model learning cycle pada materi pokok cahaya. Adapun hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan 54 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian dengan menerapkan model

BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian dengan menerapkan model BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Awal Penelitian Peneliti melaksanakan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada kelas VIII-3 di MTsN 1 Model Palangka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada proses pembelajaran. Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 23 April 2014,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada proses pembelajaran. Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 23 April 2014, 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Materi pokok usaha dan energi diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Advance organizer ini dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pertama adalah diisi dengan melakukan pretest, tiga kali diisi dengan pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN. pertama adalah diisi dengan melakukan pretest, tiga kali diisi dengan pembelajaran 57 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan yaitu pertemuan pertama adalah diisi dengan melakukan pretest, tiga kali diisi dengan pembelajaran dan pertemuan terakhir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. masalah, perencanaan tindakan penelitian, deskripsi pelaksanaan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN. masalah, perencanaan tindakan penelitian, deskripsi pelaksanaan penelitian. 80 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Awal Penelitian Pada subbab ini pembahasan meliputi orientasi dan identifikasi masalah, perencanaan tindakan penelitian, deskripsi pelaksanaan penelitian. 1.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 64 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Model pembelajaran kreatif dan produktif adalah model yang dikembangkan dengan mengacu kepada berbagai pendekatan pembelajaran. Pembelajaran ini berpijak kepada teori

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Masing-masing kelas empat kali pertemuan yaitu satu kali diisi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Masing-masing kelas empat kali pertemuan yaitu satu kali diisi dengan 59 BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI DATA AWAL PENELITIAN Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak delapan kali pertemuan. Masing-masing kelas empat kali pertemuan yaitu satu kali diisi dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. 39 A III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-A SMP MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN PADA MATERI AJAR KONSEP ZAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, DAN SATISFACTION) Noorhidayati,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. lokasi waktu 3 x 40 dan 2 x 40 menit. Jumlah siswa pada kelas model STAD ada. 28 siswa sedangkan di kelas model TGT ada 21 siswa.

BAB V ANALISIS. lokasi waktu 3 x 40 dan 2 x 40 menit. Jumlah siswa pada kelas model STAD ada. 28 siswa sedangkan di kelas model TGT ada 21 siswa. 64 BAB V ANALISIS Pembelajaran yang digunakan pada kelas VIIB adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pada kelas VIIC menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. minat siswa dalam belajar fisika dan memberikan gambaran atau contoh animasi

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. minat siswa dalam belajar fisika dan memberikan gambaran atau contoh animasi 71 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Penggunaan media animasi adobe flash CS3 dimaksudkan untuk menarik minat siswa dalam belajar fisika dan memberikan gambaran atau contoh animasi dari materi yang akan

Lebih terperinci

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-A SMP MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN PADA MATERI AJAR KONSEP ZAT DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, DAN SATISFACTION) Noorhidayati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu

BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Awal Penelitian Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu kali diisi dengan melakukan pretest, tiga kali pertemuan diisi dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: menggunakan alat peraga torso pada siklus I diperoleh rata-rata

BAB V PENUTUP. dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: menggunakan alat peraga torso pada siklus I diperoleh rata-rata BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Penerapan model pembelajaran Think Pair-Share (TPS) pada mata

BAB V PENUTUP. 1. Penerapan model pembelajaran Think Pair-Share (TPS) pada mata BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaran Think Pair-Share (TPS) pada mata pelajaran fiqih materi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok kontrol (kelas X MIPA 2)

BAB IV HASIL PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok kontrol (kelas X MIPA 2) BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini melibatkan dua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok kontrol (kelas X MIPA 2) berjumlah 37 peserta didik sedangkan kelompok eksperimen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN Anisah, Mustika Wati, dan Andi Ichsan Mahardika Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan metode simulasi melalui media gambar. Adapun metode

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan metode simulasi melalui media gambar. Adapun metode BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. PEMBAHASAN Pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen adalah dengan menggunakan metode simulasi melalui media gambar. Adapun metode simulasi adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Materi pokok biologi Ciri-Ciri Makhluk Hidup. model Discovery ini dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu 2 kali

BAB IV HASIL PENELITIAN. Materi pokok biologi Ciri-Ciri Makhluk Hidup. model Discovery ini dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu 2 kali BAB IV HASIL PENELITIAN Materi pokok biologi Ciri-Ciri Makhluk Hidup dengan menggunakan model Discovery ini dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu 2 kali pertemuan untuk pelaksanaan belajar mengajar

Lebih terperinci

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS V SD NEGERI 106146 MULIOREJO MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri 106146 Muliorejo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil belajar diukur dengan menggunakan tes kognitif. Tes hasil belajar kognitif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil belajar diukur dengan menggunakan tes kognitif. Tes hasil belajar kognitif BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian pada penelitian ini dilakukan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement 64 BAB IV LAPORAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan Team Game

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian penerapan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian penerapan 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian penerapan keterampilan proses sains dalam perangkat praktikum terhadap hasil belajar

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Penerapan Pembelajaran Kooperatif PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX PUZZLE MATCH PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA-6 DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SIDOARJO Ida Fithria Guru Biologi SMA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. deskriptif rata-rata. Berikut penilaiannya pada table berikut ini:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. deskriptif rata-rata. Berikut penilaiannya pada table berikut ini: 42 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pengelolaan pembelajaran Data pengamatan aktifitas guru dalam menerapkan pembelajaran fisika materi gerak menggunakan adobe flash menggunakan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Penggelolaan pembelajaran fisika dengan pembelajaran strategi elaborasi

BAB VI PENUTUP. 1. Penggelolaan pembelajaran fisika dengan pembelajaran strategi elaborasi 87 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggelolaan pembelajaran fisika dengan pembelajaran strategi elaborasi memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan Model pembelajaran berpikir Induktif dan Model Pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan Model pembelajaran berpikir Induktif dan Model Pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Bagian ini menguraikan hasil hasil penelitian pembelajaran menggunakan Model pembelajaran berpikir Induktif dan Model Pembelajaran Guided Discovery

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pada bagian ini akan dibahas atau diuraikan hasil-hasil penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pada bagian ini akan dibahas atau diuraikan hasil-hasil penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bagian ini akan dibahas atau diuraikan hasil-hasil penelitian pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis proyek. Adapun hasil penelitian meliputi: aktivitas pendidik dan

Lebih terperinci

Deskripsi Kemampuan Mahasiswa Biologi Tahun Ajaran 2009/2010 Dalam Penyusunan Rencana Pembelajaran Berdasarkan KTSP di Sekolah Menengah

Deskripsi Kemampuan Mahasiswa Biologi Tahun Ajaran 2009/2010 Dalam Penyusunan Rencana Pembelajaran Berdasarkan KTSP di Sekolah Menengah Deskripsi Kemampuan Mahasiswa Biologi Tahun Ajaran 2009/2010 Dalam Penyusunan Rencana Berdasarkan KTSP di Sekolah Menengah Reni Marlina Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Tanjungpura Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian meliputi data nilai pretest, posttest, dan n-gain untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian meliputi data nilai pretest, posttest, dan n-gain untuk 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Data hasil penelitian meliputi data nilai pretest, posttest, dan n-gain untuk penguasaan konsep. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada kegiatan pelaksanaan penelitian, sampel diberi perlakuan (treatment)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada kegiatan pelaksanaan penelitian, sampel diberi perlakuan (treatment) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Pada kegiatan pelaksanaan penelitian, sampel diberi perlakuan (treatment) yaitu berupa implementasi model pembelajaran TANDUR sebanyak tiga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Erma Yuni Sartika, M. Arifuddin Jamal, Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin ermarasyima@ymail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. 66

BAB III METODE PENELITIAN. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. 66 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pertama adalah diisi dengan melakukan pretest, tiga kali diisi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN. pertama adalah diisi dengan melakukan pretest, tiga kali diisi dengan 63 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan yaitu pertemuan pertama adalah diisi dengan melakukan pretest, tiga kali diisi dengan pembelajaran dan pertemuan terakhir

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Sa adiah, Gamar B. N. Shamdas, dan Haeruddin Mahasiswa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN Ika Widya Elnada, Mastuang, dan Abdul Salam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD RIZKI RIZA HARNUM Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pre-test dalam ranah kognitif yang diikuti 20 siswa dilakukan untuk

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pre-test dalam ranah kognitif yang diikuti 20 siswa dilakukan untuk Nilai Rata-rata BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pre-test dalam ranah kognitif yang diikuti 20 siswa dilakukan untuk melihat kemampuan awal siswa dan pos-test dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan proses

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan proses BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu hasil penelitian yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan

Lebih terperinci

PERMAINAN HALMA DALAM PEMBELAJARAN KONSEP SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA KARYA MULIA SURABAYA

PERMAINAN HALMA DALAM PEMBELAJARAN KONSEP SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA KARYA MULIA SURABAYA Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Penerapan dan Pendidikan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 PERMAINAN HALMA DALAM PEMBELAJARAN KONSEP SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu penelitian yang Peneliti laksanakan selama 2 (dua) bulan, yaitu dari tanggal 24 Agustus 2015 sampai dengan 24 Oktober

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengelolaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan 29 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Satap Mootilango khususnya pada materi Wujud Zat dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4)

BAB V ANALISA. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4) 83 BAB V ANALISA Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4) adalah pembelajaran menggunakan model pembelajaran inquiry training yang dilakukan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi

Lebih terperinci

pembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan.

pembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan. 134 BAB V ANALISA Pembelajaran dengan model GIL adalah pembelajaran yang bersifat mandiri yang dilakukan sendiri oleh siswa dalam melakukan suatu eksperimen. Adapun subjek pembelajaran pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. sehingga dapat dikatakan kedua kelas mempunyai kemampuan yang sama

BAB V PEMBAHASAN. sehingga dapat dikatakan kedua kelas mempunyai kemampuan yang sama BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data pretest pada materi pencemaran lingkungan, diketahui bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan homogen sehingga dapat dikatakan kedua kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Discovery-

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Discovery- BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Discovery- Inquiry untuk meningkatkan prestasi belajar pada ranah kognitif dan keterampilan

Lebih terperinci

PENERAPAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SDN- 8 LANGKAI PALANGKARAYA. Oleh : Rita Rahmaniati *

PENERAPAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SDN- 8 LANGKAI PALANGKARAYA. Oleh : Rita Rahmaniati * PENERAPAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SDN- 8 LANGKAI PALANGKARAYA Oleh : Rita Rahmaniati * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui aktivitas peserta didik dan guru pada

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam. Oleh : USWATUN NISA NIM.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam. Oleh : USWATUN NISA NIM. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA DI KELAS VII-6 SEMESTER II MTsN I MODELPALANGKARAYA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Dan Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mulai dari pengumpulan data, penafsiran data tersebut, serta penampilan dari

BAB III METODE PENELITIAN. mulai dari pengumpulan data, penafsiran data tersebut, serta penampilan dari 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Rombel Jumlah siswa Persentase 1 Kelas IVa 33 50% 2 Kelas IVb 33 50% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Rombel Jumlah siswa Persentase 1 Kelas IVa 33 50% 2 Kelas IVb 33 50% Jumlah % 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Todanan 01 Blora yang menjadi subjek penelitian ini adalah 1 SD paralel. Terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang tidak diberikan

Lebih terperinci

ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 BANJARMASIN PADA KONSEP REPRODUKSI SEL MELALUI PENGGUNAAN PETA KONSEP

ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 BANJARMASIN PADA KONSEP REPRODUKSI SEL MELALUI PENGGUNAAN PETA KONSEP 59 ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 BANJARMASIN PADA KONSEP REPRODUKSI SEL MELALUI PENGGUNAAN PETA KONSEP Oleh: Muhammad Faisal Riza, Siti Wahidah Arsyad, Noor Ichsan Hayani

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 3 ISSN 2354-614X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PendekatandanJenisPenelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Erma Yuni Sartika, M. Arifuddin Jamal, Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin ermarasyima@ymail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan proses sains siswa

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan proses sains siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu hasil penelitian yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Melalui Strategi Take and Give Pada Siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Penguasaan Konsep Fluida statis Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes pilihan ganda sebanyak 15 soal.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT Sri Mulyani, Cece Rakhmat, Asep Saepulrohman Program S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hasil penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hasil penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hasil penelitian tersebut meliputi:

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3 BERASTAGI

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3 BERASTAGI MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3 BERASTAGI Ngarab Sembiring Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel : rajo.hasim@gmail.com

Lebih terperinci