STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN & KAFE COFFEE TIME DI BOGOR JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN & KAFE COFFEE TIME DI BOGOR JAWA BARAT"

Transkripsi

1 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN & KAFE COFFEE TIME DI BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI ASTRI WIDIYAWATI UTAMI H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2 RINGKASAN ASTRI WIDIYAWATI UTAMI. Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee Time di Bogor Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan ANNA FARIYANTI). Kota Bogor merupakan daerah yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan perekonomian di Jawa Barat. Indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat perkembangan perekonomian suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Salah satu sektor ekonomi penyusunan PDRB adalah sekor perdagangan, hotel dan restoran. Setiap tahunnya terjadi peningkatan pertumbuhan usaha restoran di Kota Bogor. Restoran dan Kafe Coffee Time adalah salah satu kafe yang menyajikan menu makanan internasional dan tradisional yang terdapat di Kota Bogor. Tingkat persaingan usaha antar kafe, rumah makan dan restoran di Kota Bogor semakin tinggi. Hal ini menyebabkan adanya penurunan pendapatan yang diterima Restoran & Kafe Coffee Time. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh Restoran & Kafe Coffee Time, dan merumuskan strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diaplikasikan Restoran & Kafe Coffee Time. Pemilihan lokasi di Restoran & Kafe Coffee Time dilakukan secara sengaja (purposive). Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui lingkungan perusahaan baik lingkungan internal maupun eksternal. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks Grand Strategy, matriks SWOT, dan matriks QSPM Hasil matriks IFE yang menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama restoran adalah kebersihan dan kenyamanan restoran dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,362, sedangkan kelemahan utama adalah lokasi yang kurang strategis dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,079. Total nilai yang dihasilkan dari matriks IFE yaitu sebesar 2,785, menunjukkan kondisi internal Restoran & Kafe Coffee Time rata-rata atau termasuk kedalam katagori sedang. Hasil analisis matriks EFE menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah perubahan pola dan gaya hidup masyarakat dengan nilai tertimbang sebesar 0,421. Sedangkan ancaman utama adalah tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,121. Total nilai yang dihasilkan matriks EFE menunjukkan Restoran & Kafe Coffee Time mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman yaitu sebesar 3,015. Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks IFE dan matriks EFE. Restoran & Kafe Coffee Time dalam pemasarannya menempati posisi dalam sel II yaitu tumbuh dan membangun. Alternatif strategi yang dapat dijalankan berdasarkan matriks SWOT adalah strategi S-O: pengembangan pasar yaitu meningkatkan volume penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang Restoran & Kafe Coffee Time di pusat perbelanjaan, strategi W-O: Penetrasi Pasar yaitu mampu mengatasi lokasi yang kurang ii

3 strategis dan kegiatan promosi yang kurang gencar dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti website, majalah, radio, spanduk, dan dapat menambahkan layanan hotspot, strategi S-T: pengembangan produk yaitu meningkatkan cita rasa internasional, inovasi produk dengan harga yang terjangkau agar tetap bertahan dalam persaingan industri, dan strategi W-T: integrasi ke depan untuk menambah layanan delivery order, memberikan jasa dalam mengantar produk sehingga jumlah produk yang di jual lebih banyak dari sebelumnya, integrasi ke belakang dengan menjaga hubungan yang baik dengan pesaing, untuk mengetahui informasi mengenai selera pasar dengan tujuan mengindari harga produk yang terlalu mahal, lebih unggul dalam variasi menu dibandingkan pesaing, dan menciptakan suatu inovasi yang tidak dimiliki pesaing lainnya, dan integrasi horizontal untuk menjaga hubungan baik dengan pemasok dengan bahan baku yang lebih murah dengan kualitas baik sehingga dapat mengatasi pencapaian target penjualan Restoran & Kafe Coffee Time Berdasarkan analisis QSPM, alternatif strategi yang tepat dan dapat dilakukan oleh pihak Restoran & Kafe Coffee Time secara berurutan adalah : Penetrasi Pasar (TAS = 6,205), Pengembangan produk (TAS = 5,861), Pengembangan Pasar (TAS = 5,799), dan Integrasi ke depan, integrasi ke belakang dan integrasi horizontal (TAS = 5,042) iii

4 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN & KAFE COFFEE TIME DI BOGOR JAWA BARAT ASTRI WIDIYAWATI UTAMI H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

5 Judul Skripsi Nama NRP : Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee Time di Bogor Jawa Barat : Astri Widiyawati Utami : H Menyetujui, Pembimbing Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si NIP : Mengetahui, Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr.Ir.Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus:

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee Time di Bogor Jawa Barat adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Maret 2013 Astri Widiyawati Utami H vi

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Jakarta pada tanggal 17 Juni Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Matius Kardju dan Ibu Niken Tri Hastuti. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDK Slamet Riyadi Jakarta lulus pada tahun Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Pertama di SLTPN 103 Jakarta dan pendidikan ini dapat diselesaikan pada tahun Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan tingkat atas di SMAN 64 Jakarta dan lulus pada tahun Pada tahun 2007, penulis diterima di Program Diploma III (D3), Universitas Padjadjaran Bandung pada Program Manajemen Agribisnis melalui jalur Undangan Seleksi Masuk (USM) dan lulus memperoleh gelar Ahli Madya pada tahun Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan jenjang Strata Satu (S1) Program Alih Jenis Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Saat menjalankan perkuliahan, penulis mendapat pekerjaan pada semester ganjil tepatnya tanggal 12 Mei 2011 di Bank Central Asia, Tbk sebagai Teller Bakti dengan sistem kontrak selama tiga tahun.

8 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas karunia, nikmat, anugerah, kasih setia dan penyertaan-nya yang senantiasa hadir dalam hidup penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee Time di Bogor Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi bisnis Restoran & Kafe Coffee Time serta Merumuskan strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan Restoran & Kafe Coffee Time. Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Upaya dan usaha memberikan yang terbaik telah dilakukan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi berbagai pihak yang terkait dan bagi pembaca pada umumnya. Bogor, Maret 2013 Astri Widiyawati Utami

9 UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyadari penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi. 2. Febriantina Dewi, SE, MM. MSc selaku dosen pembimbing pertama atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan proposal. 3. Ir. Popong Nurhayati,MM selaku dosen penguji ujian akhir atas evaluasinya terhadap skripsi yang telah disusun. 4. Tintin Sarianti SP, MM selaku dosen evaluator atas evaluasinya terhadap proposal skripsi yang telah disusun. 5. Ir. Burhanudin, MM selaku dosen pembimbing akademik dan seluruh dosen serta staf Departemen Agribisnis. 6. Bapak Sutikno, Ibu Tanti Latifa, Ibu Rahayu Lia serta seluruh staf Restoran & Kafe Coffee Time yang telah membantu penulis selama pengumpulan data dan memberikan informasi yang sangat berguna dalam penelitian ini. 7. Responden pengunjung Restoran & Kafe Coffee Time atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan. 8. Dewi Mulyawati sebagai pembahas dalam seminar yang telah memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini. 9. Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini dapat menjadi persembahan yang terbaik. 10. Seluruh teman-teman Alih Jenis Agribisnis Angkatan 1 IPB yang telah membantu dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Bogor, Maret 2013 Astri Widiyawati Utami

10 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 8 II. TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Perkembangan Industri Restoran Jenis-Jenis Restoran Faktor-Faktor Keberhasilan dalam Bisnis Restoran Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Metode Perumusan Strategi Pengembangan Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Manajemen Startegis Tingkatan dan Jenis-jenis Strategi dalam Menghadapi Persaingan Perencanaan Strategi Pengembangan Usaha Analisis Lingkungan Perusahaan Analisis Lingkungan Internal Analisis Lingkungan Eksternal Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Penetuan Responden Metode Pengolahan Data Tahap Masukan (Input Stage) Tahap Pencocokan (Matching Stage) Tahap Keputusan (Decision Stage) V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Perkembangan Restoran & Kafe Coffee Time Visi dan Misi Restoran & Kafe Coffee time Struktur Organisasi Restoran & Kafe Coffee Time Kegiatan Operasional dan Budaya Restoran & Kafe Coffee Time xii xiv xv

11 VI. ANALISIS LINGKUNGAN USAHA Lingkungan Internal Pemasaran Keuangan Kegiatan Produksi-Operasi Sumber Daya Manusia Sistem Informasi Manajemen Lingkungan Eksternal Lingkungan Makro Lingkungan Industri VII. PENENTUAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA Analisis IFE dan EFE Analisis IE, Grand Strategy, dan SWOT Analisis QSPM VIII. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Perkembangan PDB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun Persentase Konsumsi RT Indonesia Tahun (%) Produk Domestik Regional Brutp (PDRB) Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Pendapatan Asli Daerah Kota Bogor Sektor Pariwisata Pertumbuhan Jumlah Restoran dan Kafe di Kota Bogor Tahun Pesaing Restoran & Kafe Coffee Time di sekitar Taman Kencana 7 7. Studi Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian Jenis dan Sumber Data Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee Time Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan Matriks EFE (External Factor Evaluation) Matriks Strenghts - Weakness - Opportunties - Threats Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Penilaian Responden Terhadap Strategi Produk Penilaian Responden Terhadap Strategi Orang Penilaian Responden Terhadap Strategi Proses Penilaian Responden Terhadap Strategi Fisik Jumlah Aset Restoran & Kafe Coffee Time Tahun Jumlah Karyawan Restoran & Kafe Coffee Time Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun Analisis Faktor Internal Restoran & Kafe Coffee Time Produk Domestik Bruto (PDRB) Kota Bogor Tahun Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor Persentase Jenis Kelamin Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time 73

13 25. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bogor dari Tahun Sebaran Daerah Asal Responden Sebaran Usia Responden Pada Restoran & Kafe Coffee Time Sebaran Tingkat Pendidikan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Sebaran Jenis Pekerjaan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tingkat Pendapatan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Banyaknya Kunjungan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Pemasok-Pemasok Pada Restoran & Kafe Coffee Time Analisis Faktor Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time Hasil Analisis Matriks IFE Restoran & Kafe Coffee Time Hasil Analisis Matriks EFE Restoran & Kafe Coffee Time Hasil Analisis Matriks SWOT Restoran & Kafe Coffee Time xiii

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Realisasi dan Target Pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time Juni 2011 Juni Model Manajemen Staregis Model Lima Kekuatan Pesaing Kerangka Operasional Penelitian Matriks I-E (Internal-Eksternal) Struktur Organisasi Restoran & Kafe Coffee time Hasil Matriks I-E (Internal-Eksternal) Matriks Grand Strategy xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Realisasi dan Target penjualan Restoran & Kafe Coffee Time Kuisioner Penelitian Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time Kuesioner Pengunjung Kuesioner Penentuan Kunci Faktor Kuisioner Penelitian Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time Kuisioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS) Alternatif Strategi Pemasaran Restoran & Kafe Coffee Time Penilaian Bobot dan Rating Faktor Internal Penilaian Bobot dan Rating Faktor Eksternal Menu Daftar Harga Restoran & Kafe Coffee Time Tahun Tabulasi Jawaban Responden Untuk Prioritas Strategi Hasil Matriks QSPM Bauran Pemasaran Restoran & Kafe Coffee Time

16 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan di semua sektor. Berdasarkan distribusi Produk Domestik Bruto (PDB) menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama yaitu sektor industri pengolahan, sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai peranan sebesar 54,8 persen pada tahun Sektor industri pengolahan memberi kontribusi sebesar 24,8 persen, kemudian sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai peranan masingmasing sebesar 16,1 persen dan 13,9 persen (Tabel 1). Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, di Indonesia Tahun Lapangan Usaha Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan Nilai PDB (Milyar Rupiah) * 2010** ,5 Pertambangan & Penggalian ,6 Industri Pengolahan ,9 Listrik, Gas & Air Bersih ,8 Konstruksi ,8 Perdagangan, Hotel & Restoran ,1 Pengangkutan & Komunikasi ,3 Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan ,5 Jasa-jasa ,7 Keterangan ,2 (14,5) ,3 (11,2) ,7 (27,9) ,6 (0,8) ,9 (8,5) ,5 (14,0) ,2 (6,3) ,7 (7,4) ,3 (9,7) : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Angka dalam kurung menunjukan persentase distribusi Sumber : Badan Pusat statistik (2012) ,4 (15,3) ,7 (10,9) ,3 (26,4) ,9 (0,8) ,4 (9,9) ,2 (13,4) ,4 (6,3) ,4 (7,2) ,5 (10,2) ,6 (16,1) ,2 (10,9) ,4 (24,8) ,2 (0,7) ,5 (10,1) ,5 (13,9) ,0 (6,2) ,8 (7,2) ,0 (10,2) Berdasarkan Tabel 1, maka dapat dilihat bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang berpotensi untuk dikembangkan, terutama subsektor restoran. Usaha restoran menjadi sangat potensial karena berkaitan

17 dengan pangan yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tanpa makan dan minum manusia tidak dapat beraktivitas. Oleh karena itu, makanan akan selalu dibutuhkan oleh makhluk hidup khususnya manusia. Hal ini dapat ditunjukkan oleh besarnya pengeluaran rumah tangga untuk makanan yang lebih besar bila dibandingkan dengan persentase pengeluaran rumah tangga untuk bukan makanan yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase Konsumsi Rumah Tangga Indonesia Tahun Tahun Indikator Terpilih (%) Persentase Pengeluaran Rumahtangga untuk Makanan Persentase Pengeluaran Rumahtangga untuk Bukan Makanan Sumber: Badan Pusat Statistik 1) (2011) Pada tahun 2011, jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun selama sepuluh tahun terakhir adalah sebesar 1,49 persen 2). Hal ini berarti kebutuhan akan makanan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun merupakan salah satu potensi bagi pengembangan Kota Bogor. Sebagai daerah yang berbatasan dengan Ibukota Jakarta, Bogor merupakan pilihan masyarakat untuk bertempat tinggal dan berisitirahat setelah seharian bekerja. Berdasarkan data sensus Provinsi Jawa Barat Tahun 2011, jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak jiwa 3). Dengan jumlah penduduk tersebut membawa berbagai dampak penting bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Salah satu kebutuhan masyarakat Kota Bogor adalah konsumsi pangan, kebutuhan terhadap pangan meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk di Kota Bogor. 1 [Diakses 22 Februari 2011] 2 [Diakses November 2011] 3 Penduduk. [Diakses Rabu, 27 Juni 2012] 2

18 Kota Bogor merupakan daerah yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan perekonomian di Jawa Barat. Indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat perkembangan perekonomian suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Salah satu sektor ekonomi penyusunan PDRB adalah sekor perdagangan, hotel dan restoran. Lapangan usaha tersebut menurut data Badan Pusat Statistik Kota Bogor tahun 2009 memberikan kontribusi paling tinggi sebesar 38,04 persen terhadap produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor tahun 2009 yang menempati posisi pertama, kemudian pada posisi kedua adalah lapangan usaha industri pengolahan sebesar 25,57 persen, dan pada posisi ketiga adalah lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi sebesar 14,45 persen. Nilai PDRB Kota Bogor menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 Lapangan Usaha PDRB ( Juta Rupiah) Presentase (%) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & ,43 0,20 Perikanan 2. Pertambangan & Penggalian 207,34 0,00 3. Industri Pengolahan ,40 25,57 4. Listrik, Gas & Air Bersih ,37 2,06 5. Konstruksi ,28 5,49 6. Perdagangan,Hotel & Restoran ,95 38,04 7. Pengangkutan & Komunikasi ,35 14,45 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan ,77 10,22 9. Jasa-jasa ,77 3,97 Produk Domestik Regional Bruto , Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2009) Selain memberi kontribusi yang paling tinggi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor, Usaha restoran turut menyumbang kontribusi terbesar terhadap pendapatan asli daerah Kota Bogor. Hal tersebut dapat dilihat dari pajak di sektor pariwisata, diantaranya pendapatan pajak restoran pada tahun 2008 mencapai 11,5 milyar rupiah, dan naik menjadi 11,8 milyar pada tahun 2009 kemudian meningkat sebesar 19,3 milyar pada tahun Tabel 4 menyajikan pendapatan Kota Bogor dari sektor pariwisata, tahun 2008 sampai dengan tahun

19 Tabel 4. Pendapatan Asli Daerah Kota Bogor Sektor Pariwisata Tahun Jenis Perkembangan Per Tahun (Rupiah) No Pendapatan Pajak Restoran Pajak Hotel Pajak Hiburan Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2011) Wisata belanja dan kuliner, dinilai mampu memberikan keunggulan bagi pariwisata Kota Bogor. Dukungan pada pihak swasta yang mengusahakan wisata belanja dan kuliner terlihat dengan tumbuh pesatnya restoran, rumah makan, dan kafe. Pola gaya hidup masyarakat terhadap kebutuhan suatu produk seperti halnya makanan menjadi sangat kompleks 4). Keinginan masyarakat tidak hanya pada substansi makanan saja tetapi disertai dengan adanya unsur pelayanan, nuansa dan kenyamanan. Salah satu jenis bisnis jasa penyedia makanan yang sesuai dengan karakteristik tersebut adalah restoran dan kafe. Keberadaan restoran dan kafe sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang memiliki tingkat mobilitas yang tinggi di luar rumah dengan gaya hidup yang cenderung dinamis. Kota Bogor memiliki potensi yang cukup baik dalam perkembangan bisnis restoran dan kafe 5). Faktor-faktor yang mendukung kelayakan bisnis tersebut adalah lokasi Kota Bogor yang dekat dengan Ibukota Jakarta dan merupakan kota tujuan wisata. Hal tersebut berdampak pada pertumbuhan jumlah restoran dan kafe di Kota Bogor yang cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah restoran dan kafe di Kota Bogor pada tahun 2008 sebanyak 211 unit dan pada tahun 2009 jumlahnya bertambah menjadi 225 unit atau meningkat sebesar 6,22 persen. Perkembangan jumlah restoran dan kafe di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 5. 4 Adisaputra Kebudayaan Terhadap Pembelian dan Konsumsi [diakses 7 Januari 2011] 5 Siahaan www. binaukm.com. Peluang Usaha Rumah Makan / Restoran. [diakes 11 Mei 2010] 4

20 Tabel 5. Pertumbuhan Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%) Sumber : Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor (2011) Secara umum perkembangan yang terjadi pada beberapa tahun terakhir mengindikasikan bahwa usaha restoran dan rumah makan di Kota Bogor memiliki prospek usaha yang potensial. Berdasarkan kondisi tersebut, para pengusaha mulai berpikir untuk membuka usaha restoran di Kota Bogor umumnya terdapat di jalan Pajajaran, Taman Kencana, Bantarjati, Suryakencana, dan Sudirman. Salah satu restoran yang berada pada persaingan antar restoran di Taman Kencana dan menawarkan berbagai jenis makanan dan minuman adalah Restoran & Kafe Coffee Time. Selain menyediakan produk makanan dan minuman, juga memiliki usaha lain yaitu menjual berbagai kerajinan keramik yang terbuat dari tanah liat sehingga konsumen bisa membeli atau hanya sekedar melihat-lihat kerajinan tanah liat tersebut. Persaingan yang semakin ketat diantara banyaknya usaha sejenis baik yang baru mulai maupun yang sudah mapan, mengharuskan Restoran & Kafe Coffee Time mampu membaca dan memanfaatkan peluang yang ada. Oleh karena itu, strategi pengembangan pun dilaksanakan untuk meningkatkan pendapatan dan menghadapi persaingan agar dapat bertahan di pasar yang kompetitif. 1.2 Perumusan Masalah Restoran & Kafe Coffee Time termasuk salah satu restoran yang baru didirikan pada bulan Juni tahun Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Restoran & Kafe Coffee Time adalah menu makanan yang ditawarkan kepada konsumen menggunakan racikan khusus dari koki handal sehingga menciptakan suatu inovasi produk seperti fried calamary, beef patty steak, grilled fried fish, coffee time spare ribs dan lainnya. Selain itu, dekorasi ruangan yang berhiaskan keramik dibuat senyaman mungkin sehingga menciptakan suasana yang berbeda 5

21 dengan restoran lainnya, santai dan diharapkan akan membuat konsumen merasa nyaman apabila berada di Restoran & Kafe Coffee Time. Restoran yang sudah beroperasi selama lebih 1 tahun ini berlokasi di Jalan Guntur No.2 Komplek Taman Kencana Pajajaran, Bogor. Lokasi ini dapat dinilai kurang strategis karena berada di dalam komplek perumahan kemudian petunjuk jalan menuju restoran ini kurang jelas sehingga konsumen cukup sulit menemukan Restoran & Kafe Coffee Time. Kurangnya promosi juga menjadi kendala bagi Restoran & Kafe Coffee Time seperti tidak mengiklankan di brosur, radio, internet, dan majalah menyebabkan masih banyak masyarakat Bogor yang belum mengetahui keberadaan Restoran & Kafe Coffee Time, maka realisasi dan target pendapatan pun tidak sesuai harapan yaitu sebesar Rp. 100 juta/bulan (Lampiran 1). Gambar 1 menyajikan realisasi dan target pendapatan yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh Restoran & Kafe Coffee Time. Juta/Rp R e a l is a si T a r ge t 20 0 Ju n ' 11 Ju l ' 11 A g s' 1 1 Se p '1 1 O k t' 11 No v '1 1 D e s' 1 1 J an '1 2 Fe b '1 2 M ar '1 2 A pr ' 12 M e i '1 2 Ju n ' 12 Bulan Gambar 1. Realisasi dan Target Pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time Juni Juni 2012 (%) Gambar 1 menunjukkan bahwa realisasi pendapatan (omset) di Restoran & Kafe Coffee Time pada bulan Juni tahun 2011 sampai dengan bulan Juni tahun 2012 berfluktuasi terhadap target pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time. Pada bulan April tahun 2012 pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time mengalami kenaikan sebesar 4.58 persen yaitu dari realisasi pendapatan Rp ,- menjadi Rp pada bulan Mei, akan tetapi pada bulan Mei tahun 2012 pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time mengalami penurunan sebesar 1.81 persen yaitu sebesar Rp pada bulan Juni tahun Faktor lain tidak tercapainya target pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time adalah tingginya tingkat persaingan. Pesaing Restoran & Kafe Coffee Time 6

22 memiliki jarak yang tidak berjauhan yaitu bertempat di sekitar Taman Kencana. Taman Kencana adalah suatu daerah wisata kuliner di Kota Bogor yang menawarkan banyak hidangan makanan dan minuman. Selain itu persaingan bisa diukur dengan harga yang tidak terlalu jauh dengan harga pesaing. Menu utama Restoran & Kafe Coffee Time ialah steak dengan harga Rp , Walaupun menu utama dengan pesaing berbeda tetapi segmentasi pada dasarnya sama yaitu masyarakat Bogor terutama untuk keluarga dan anak muda di Kota Bogor. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Pesaing Restoran & Kafe Coffee Time di Areal Taman Kencana Tahun 2012 No Nama Restoran Alamat Menu Harga/ andalan porsi (Rp) 1 Restoran DBC & Spagethi Jalan Ceremai No. 22 Spagethi Waroeng Taman Jalan Ceremai No. 1 Ayam Sop Buah Pak Ewok Jalan Bukit Tunggul No. 5 Sop buah Ali Baba Jalan Pangrango No. 13 Steak Macaroni Panggang Jalan Salak No. 24 Macaroni AgriPark Jalan Taman Kencana No. 3 Dim sum S-One Jalan Salak No. 1 Ayam Kedai kita Jalan Pangrango No 21 Ayam Lasagna Gulung Jalan Salak No. 24 Lasagna Cup Cakes & Cup cake 10 Jalan Sanggabuana No BBQ (roti) 11 Apple Pie Pia Jalan Pangrango No. 10 Kue Pie Met Liefde Jalan Pangrango No. 16 Ayam Mid East Jalan Salak No. 8 Steak De Koffie Pot Jalan Salak No. 6 Kopi Sumber : Restoran & Kafe Coffee Time Tahun (2012) Semakin berkembangnya usaha restoran dan kafe di Kota Bogor menyebabkan tingginya tingkat persaingan antar pelaku bisnis restoran. Tingginya tingkat persaingan dan tuntutan konsumen membuat pengelola Restoran & Kafe Coffee Time perlu menyiapkan strategi pengembangan usaha serta menerapkannya agar dapat tetap bertahan dan berkembang serta dapat 7

23 meningkatkan penjualan. Berdasarkan uraian di atas perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh Restoran & Kafe Coffee Time? 2. Bagaimana startegi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh Restoran & Kafe Coffee Time? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah yang terjadi pada Restoran & Kafe Coffee Time, adapun tujuan penelitian ini untuk: 1. Mengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh Restoran & Kafe Coffee Time. 2. Merumuskan strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan Restoran & Kafe Coffee Time Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, baik pemilik restoran, penulis, maupun bagi pembaca. 1. Bagi pemilik restoran, dapat memberi masukan terhadap pemilihan strategi pengembangan usaha yang tepat. 2. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengalaman dan merupakan pengimplementasian ilmu pengetahuan yang telah didapatkan selama kuliah. 3. Bagi pembaca, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi mengenai strategi pengembangan usaha restoran. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya mengkaji strategi pengembangan usaha yang sudah dijalankan oleh Restoran & Kafe Coffee Time, mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada Restoran & Kafe Coffee Time dan menyusun alternatif strategi dengan bantuan alat analisis matriks IFE, EFE, IE, SWOT, dan QSP. 8

24 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Perkembangan Industri Restoran Industri restoran tidak diketahui secara pasti kapan dimulainya. Akan tetapi, pada dasarnya industri ini adalah industri yang menghidangkan makanan dan minuman kepada orang-orang yang jauh dari rumahnya (Erlianingsih, 2008). Pada tahun 1763 Boulanger mendirikan coffee house yang pertama kali. Ia adalah seorang vendor atau supplier yang menawarkan supnya dengan nama restorative. Masakan ini sangat populer dan banyak orang menirunya, kemudian mulailah bermunculan restoran-restoran baru. Menurut Arief (2005) pada tahun 1950-an restoran bukan merupakan kebutuhan masyarakat yang saat itu baru lepas dari perang kemerdekaan. Restoran yang ada hanya beberapa dan jauh dari jangkauan rakyat bawah. Sebaliknya, warung tenda menjadi restoran rakyat dan lebih dapat merebut hati masyarakat yang memang masih sangat sederhana dan jauh dari sejahtera. Jika dibandingkan restoran masa lalu, sekitar tahun dengan restoran saat ini tampak adanya perkembangan yang sangat pesat. Tidak saja dalam hal fisik gedung, tipe layanan, jenis menu, dan desain produk, tetapi juga berbagai keunggulan lain yang kini sudah dimiliki oleh restoran saat ini. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh hotel-hotel internasional yang mulai dibangun sejak tahun Dewasa ini, bisnis restoran bukan lagi sekedar bisnis menjual makanan, tetapi sudah sampai pada menjual suasana, lingkungan dan layanan, menjual kepentingan, dan mencipta kemitraan. Fokus usaha untuk mencari profit riil kini telah berubah menjadi menjaga loyalitas pelanggan, karena hal tersebut merupakan syarat keberlangsungan suatu usaha (Astadipura, 2011). Restoran berasal dari kata dalam bahasa Perancis restaurer yang berarti tempat menyediakan makanan. Sugiarto (2004) menjelaskan bahwa pada dasarnya kebutuhan konsumen atau masyarakat terhadap jasa boga restoran berkaitan dengan tiga hal pokok, yaitu physical product (makanan dan minuman), psychological product yang mencakup sensual benefit (cuci mata, suasana nyaman), sense of side (kebersihan, kerapihan, dan kesopanan), sense of

25 listening (musik), dan yang terakhir kebutuhan akan customer service product (kecepatan, reservasi, dan kemudahan transaksi). Menurut Fauziah (2011), Sari (2011), dan Rahman (2012) mengatakan bahwa bisnis kafe, restoran dan rumah makan merupakan usaha yang sangat menarik, namun demikian bisnis kafe memiliki risiko yang sangat besar. Risiko yang biasanya dihadapi dalam bisnis kafe terdapat dalam produksi dan kenaikan bahan baku (Fauziah, 2011). 2.2 Jenis-Jenis Restoran Restoran memiliki beberapa jenis atau bentuk. Menurut Torsina (2000) terdapat sepuluh jenis restoran orisinil yang ada di luar hotel, yaitu : 1) Family Conventional Restoran ini didirikan berdasarkan pada tradisi keluarga. Prioritas restoran ini adalah masakan yang enak, suasana yang nyaman dan harga yang bersahabat. Pelayanan dan dekorasi yang ditawarkan restoran ini sederhana. 2) Fast Food Restoran ini mengutamakan kecepatan penyajian, terbatas dalam jenis, mahal, dan mengutamakan banyak pelanggan. Dekorasi restoran jenis ini mengutamakan warna-warna utama dan terang. 3) Cafetaria Biasanya terletak di daerah perkantoran atau pusat perbelanjaan, sekolah dan pabrik-pabrik. Konsumen yang menjadi target disesuaikan dengan lingkungan tempat berada. Menu yang ditawarkan relatif terbatas dan berganti-ganti menurut hari. Harga yang ditawarkan relatif murah dan terjangkau. 4) Gourmet Jenis restoran ini adalah yang berkelas, memerlukan suasana yang sangat nyaman dengan dekorasi yang artistik. Standar pelayanan restoran ini sangat tinggi dan bergengsi. 5) Etnik Restoran ini menyajikan masakan dari daerah tertentu yang spesifik. Dekorasi disesuaikan dengan etnik yang bersangkutan, bahkan pakaian dari para pekerja juga bernuansa etnik. 10

26 6) Buffet Restoran ini mempunyai mempunyai ciri pemberlakukan satu harga untuk makan sepuasnya yang disajikan pada buffet, tetapi untuk wine, liquor dan beer bisa dilayani khusus. 7) Coffee Shop Coffee shop ditandai dengan kecepatan palayanan dan pergantian tempat duduk yang tinggi. Lokasi restoran ini berada di sekitar gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi demi menangkap pengunjung-pengunjung untuk makan siang dan coffee break, walau pelayanan untuk sarapan pagi juga dapat dilakukan oleh restoran jenis ini. 8) Snack Bar Restoran ini ditujukan pada orang yang menyukai makanan kecil (jajan), mengutamakan pesanan take out (dibawa keluar) sehingga dekorasi dibuat sederhana dengan ukuran yang kecil. 9) Drive in Thru or Parking Pada restoran jenis ini pembelian dapat dilakukan tanpa perlu turun dari mobilnya. Pesanan diantar hingga ke mobil untuk eat in (parkir sementara) atau take away dengan jenis makanan dikemas secara praktis. 10) Specialty Restaurant Restoran ini menyajikan menu yang khas, berkualitas dan menarik perhatian. Lokasi restoran biasanya jauh dari pusat keramaian dengan suasana yang khas dan unik. Harga yang ditetapkan restoran jenis ini relatif mahal. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis restoran. 2.3 Faktor-Faktor Keberhasilan Dalam Bisnis Restoran Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan bisnis restoran. Menurut Torsina (2000), keberhasilan operasional restoran dapat dilihat dari lima hal yang disebut G-factors, yaitu: 1. Good Food (G-1) Dimana makanan yang disajikan kepada tamu dalam keadaan segar dan sistem pengelolaan yang baik, penyimpanan bahan baik, peralatan dan cita rasa makanan baik dan sesuai dengan selera konsumen. 11

27 2. Good Location & Parking Facilities (G-2) Lokasi restoran harus strategis, dimana lokasi merupakan pedoman dalam mendirikan restoran. Luas tempat parkir juga menentukan kenyamanan konsumen. Oleh Karena itu, restoran harus mudah terlihat dan dijumpai, serta letaknya tidak terlalu jauh dari pusat keramaian. 3. Good Atmosphere (G-3) Suasana yang nyaman dan menyenangkan perlu diciptakan demi kepuasan konsumen melalui penampilan interior yang seimbang, dekorasi yang digunakan, pemilihan warna dan fasilitas lengkap seperti toilet, kursi dan meja serta table set up yang lengkap. 4. Good Reputation (G-4) Reputasi yang baik harus dimiliki oleh sebuah restoran meliputi pelayanan, pengelolaan dan prestasi sehingga membentuk suatu kesan yang baik yang dapat mempengaruhi pendapat masyarakat. 5. Good Pleasant & Courteous Service (G-5) Pramusaji harus mampu memberikan masukan bagi para tamu yang kurang memahami keinginannya dan menyajikan makanan dengan tata saji yang berkualitas, sopan dan ramah. Faktor-faktor sukses sebuah bisnis restoran dapat dijabarkan menjadi lima kategori utama (Torsina, 2000), yaitu : 1) Kemampuan Manajemen Untuk dapat melancarkan semua fungsi dan operasi bisnis restoran demi mencapai efisiensi dan efektifitas pertumbuhan konsumen. Dalam hal ini termasuk kontrol keuangan, arus barang, proses produksi, promosi dan lainlain. 2) Kemampuan Problem Solving Kemampuan dalam menangani segala masalah yang timbul, sehingga tiap bagian restoran dapat melaksanakan semua tugas dan fungsi dengan baik. 3) Pencarian dan manfaat peluang Terdapat tiga tipe peluang yang dapat diaktifkan untuk mencapai sukses, yaitu O-spotting (memergok atau dipergok peluang), O-seeking (menyidik peluang) dan O-Building (membangun peluang). 12

28 4) Jeli Waktu dan Ruang Faktor ini menyangkut waktu dan ruang. Tidak jarang kategori ini dinamakan sebagai bagian dari hoky atau business luck. Termasuk di dalamnya penetapan timing yang bernilai dan pemilihan ruang (lokasi) restoran yang tepat. Khusus untuk ruang, business luck dapat dijabarkan dalam empat tempat, yaitu memperoleh ruang atau bangunan, lokasi, sistem pemilikan ruang atau bangunan dan harga yang tepat. 5) Perubahan strategi Perubahan dalam gaya hidup masa kini secara langsung mempengaruhi selera dan gaya konsumen, maka selanjutnya akan menuntut perubahan dalam strategi usaha restoran. 2.4 Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Penelitian mengenai kafe, restoran dan rumah makan telah banyak dilakukan, diantaranya pada penelitian Defieta (2009) yaitu mengenai Strategi Pengembangan Usaha Restoran Lasagna Gulung Bogor Jawa Barat, Fransiska (2008) melakukan penelitian tentang Strategi Pengembangan Usaha Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V Kabupaten Tangerang, Ekalina (2011) meneliti Strategi Pengembangan Usaha P-MAN Burger (Studi Kasus Restoran P- MAN Burger Depok), Lazuardi (2008) dalam penelitian Analisis Startegi Pengembangan Usaha Restoran Macaroni Panggang (MP) Bogor, Fauziah (2011) meneliti tentang Strategi Pemasaran Kafe Kebun Kita, Andriani (2011) melakukan penelitian mengenai Strategi Pengembangan Usaha Restoran gurih 7 di Kota Bogor dengan pendekatan Blue Ocean Strategy, Rahman (2012) yang berjudul Startegi Pengembangan Usaha Cafe Burganni Bogor, Maulina (2009) meneliti Strategi Pengembangan Usaha pada Death By Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor, dan Sari (2011) melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi Bauran Pemasaran Restoran Bukit Gumati Batutulis Setiap penelitian menghasilkan analisis yang berbeda-beda. Pada penelitian Defieta (2009), Fransiska (2008), Fauziah (2011), Rahman (2012), Ekalina (2011) dan Maulina (2009) menggunakan strategi tumbuh dan membangun (grow and build) berarti strategi yang dilakukan adalah straregi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau 13

29 integratif (integrasi ke belakang, intergrasi ke depan, dan integrasi horizontal), masing-masing penelitian menempati pososi antara sel I, II, dan IV. Sedangkan dalam penelitian Lazuardi (2008) menghasilkan matriks IE pada posisi sel V yaitu Jaga dan pertahankan (hold and maintain), Strategi yang umum digunakan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Dari hasil matriks QSPM yang didapat, maka urutan prioritas utama strategi yang dilakukan oleh Fransiska (2008), Rahman (2012), Maulina (2009), dan Sari (2011) melakukan promosi yang gencar melalui media cetak dan elektronik. Defieta (2009) merekomendasi strategi membuat beberapa menu paket makanan hemat, kemudian Fauziah (2011) melakukan peningkatkan volume penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang-cabang baru, dan Lazuardi (2008) melakukan kerjasama dengan biro-biro perjalanan wisata yang ada di Kota Bogor untuk meningkatkan pelanggan dari luar Bogor. 2.5 Metode Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Restoran Untuk merumuskan strategi dibutuhkan analisis faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan. Setiap perusahaan memilki faktor internal dan eksternal yang berbeda pula. Setelah faktor-faktor internal dan eksternal tersebut diidentifikasi maka digunakan matriks IFE, EFE, dan SWOT untuk mengolah data-data tersebut secara deskriptif dan kuantitatif sebagai dasar dalam penyusunan alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Matriks EFE digunakan untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Sedangkan matriks IFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Hampir semua penelitian mengenai strategi menggunakan analisis matrik EFE, IFE, IE, SWOT dan QSPM. Hal ini dapat dilihat pada penelitian Defieta (2009), Fransiska (2008), Fauziah (2011), Rahman (2012), Ekalina (2011), Lazuardi (2008), dan Maulina (2009). Penelitian yang dilakukan menganalisis faktor eksternal dengan menggunakan matriks EFE dan internal dengan menggunakan matriks IFE dilanjutkan dengan penggabungan faktor internal dan 14

30 eksternal dengan menggunakan matriks IE. Selanjutnya menggunakan matriks SWOT untuk merumuskan alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahan dengan menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan untuk memanfaatkan peluang dan menghadapi ancaman. Kemudian menggunakan matriks QSPM sebagai alat untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif. Namun pada penelitian Andriani (2011) model yang digunakan dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy. Metode pengolahan data yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan konsep strategi samudera biru. Alat analisis yang digunakan dalam metode analisis kualitatif, antara lain kerangka kerja enam jalan, kanvas strategi dan kurva nilai, tiga tingkatan nonkonsumen, kerangka kerja empat langkah, skema hapuskan-kurangi-tingkatkanciptakan, dan rangkaian strategi samudera biru. Sedangkan, alat dalam metode analisis kuantitatif adalah uji Cochran dan uji penilaian kinerja restoran terhadap faktor-faktor persaingan Sedangkan pada penelitian Sari (2011), alat analisis yang digunakan adalah AHP, alasan peneliti penggunaana metode AHP untuk mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan dan kriteria-kriteria atas jawaban yang dibutuhkan, kemudian disederhanakan dalam pemecahan masalah-masalah tersebut hingga aspek yang paling sederhana. Metode AHP memungkinkan untuk menggunakan instrumen intuisi sebagai input utama, namun intuisi yang digunakan berasal dari pengambil keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah yang dihadapi. Berdasarkan kerangka kerja AHP penelitian ini diawali dengan pengumpulan data dan informasi melalui wawancara dengan pihak pengelola rumah makan sebagai pengambil keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah yang dihadapi. AHP diperlukan untuk penentuan bobot bagi elemen dari suatu tingkat yang akan berpengaruh pada bobot elemen pada tingkat dibawahnya dan pada akhirnya metode AHP dapat digunakan untuk menghitung bobot pada setiap level untuk penilaian tujuan seluruhnya. Data penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 7, yang meliputi data nama penulis, tahun, judul, dan metode analisis. 15

31 Tabel 7. Studi Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian Startegi Pengembangan Usaha Restoran No Nama Penulis Tahun Judul Metode Analisis 1 Lazuardi 2008 Analisis Startegi matriks IFE, matriks EFE, Pengembangan Usaha matriks IE, matriks Restoran Macaroni SWOT, dan matriks QSPM Panggang (MP) Bogor Strategi Pengembangan Usaha Restoran Mie matriks IFE, matriks EFE, 2 Fransiska 2008 Ayam Bangka Bintaro matriks IE, matriks Cabang Bintaro V, SWOT, dan matriks QSPM Kabupaten Tangerang 3 Defieta Maulina Ekalina Fauziah Sari Andriani Rahman 2012 Strategi Pengembangan Usaha Restoran Lasagna Gulung Bogor, Jawa Barat Strategi Pengembangan Usaha Pada Death By Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor Strategi Pengembangan Usaha P-MAN Burger (Studi Kasus Restoran P-MAN Burger Depok Strategi Pemasaran Kafe Kebun Kita Analisis Strategi Bauran Pemasaran Restoran Bukit Gumati Batutulis Strategi Pengembangan Usaha Restoran gurih 7 di Kota Bogor dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy Startegi Pengembangan Usaha Cafe Burganni, Bogor matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM AHP Blue Ocean Strategy matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM Berdasarkan hasil studi penelitian terdahulu, maka dapat dilihat persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah menggunakan alat analisis yang sama seperti yang dilakukan oleh Defieta (2009), Fransiska (2008), Fauziah (2011), Rahman (2012), Ekalina (2011), Lazuardi (2008), dan Maulina (2009) yaitu dengan menggunakan matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM. Persamaan berikutnya ialah topik penelitian mengenai strategi 16

32 pengembangan yang dilakukan oleh Defieta (2009), Fransiska (2008), Rahman (2012), Ekalina (2011), Lazuardi (2008), Andiriani (2011) dan Maulina (2009) Sedangkan perbedaannya penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni tempat penelitian belum pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Kemudian alat analisis penelitian berbeda dengan Sari (2011) yaitu menggunakan alat analisis AHP, dan penelitian Andriani (2011) yang menggunakan Blue Ocean Strategy. Perbedaan yang terakhir ialah perbedaan dalam topik penelitian yang dilakukan oleh Fauziah (2011) dan Sari (2011) mengenai strategi pemasaran. 17

33 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Manajemen Strategi Menurut David (2009) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah besar. Selain itu, strategi mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang, khususnya untuk lima tahun dan berorientasi ke masa depan. Strategi memiliki konsekuensi yang perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan. Menurut David (2009) manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen strategi berfokus pada pengintergarisan manajemen, pemasaran, keuangan atau akutansi, produksi atau operasi, penelitian atau pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Tujuan manajemen straregi adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang. Menurut Wheelen dan Hunger (2003) manajemen strategi adalah serangkaian dari pada keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan atau perencanaan strategi, pelaksanaan atau implementasi, dan evaluasi. Proses manajemen startegi merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan. Cara mengaplikasikan proses perencanaan manajemen startegi adalah dengan menggunakan model. Setiap model merepresentasikan semacam proses. Seperti terlihat pada Gambar 2, yang menggambarkan model proses manajemen startegi. Model ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi model ini menunjukkan pendekatan yang jelas dan praktis untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi strategi. Proses manajemen strategi merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan.

34 Melakukan Audit Eksternal Membuat Pernyataan Visi dan Misi Menetapkan Tujuan Jangka Panjang Merumuskan, Mengevaluasi, dan Memilih staregi Implementasi Strategi Isu- Isu Manajemen Implementasi Strategi Isu-Isu Pemasaran, Keuangan, Akuntansi, Penelitian dan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Mengukur dan evaluasi Kinerja Melakukan Audit Internal Formulasi Implementasi Evaluasi Strategi Strategi Strategi Gambar 2. Model Manajemen Staregis Sumber : David (2009) Proses manajemen strategi dapat digambarkan sebagai pendekatan yang objektif, logis, dan sistematik untuk membuat keputusan besar dalam organisasi. Menurut David (2009), proses manajemen startegi terdiri atas tiga tahap. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Formulasi Strategi Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Keputusan formulasi startegi mengikat organisasi terhadap produk, 19

35 pasar, sumber daya, dan teknologi yang spesifik untuk periode waktu yang panjang. 2. Implementasi Strategi Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasi sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi. Implementasi strategi sering kali dianggap tahap yang paling rumit dalam manajemen startegi. Implementasi startegi membutuhkan disiplin pribadi, komitmen, dan pengorbanan. Suksesnya implementasi strategi terletak pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan. 3. Evaluasi Strategi Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa datang karena faktor internal dan eksternal secara konstan berubah. Tiga aktivitas dasar evaluasi startegi, yaitu (1) meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, (3) mengambil tindakan korektif Tingkatan dan Jenis-Jenis Strategi Dalam Menghadapi Persaingan Dengan merujuk pada pandangan Schendel dan Charles Hofer, Higgins (1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi. Keseluruhannya disebut master strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business strategy dan functional strategy. a) Enterprise Strategy Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya. Jadi dalam strategi 20

36 enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat. b) Corporate Strategy Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara utuh terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa. c) Business Strategy Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasar di tengah masyarakat yaitu dengan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk dan jasa perusahaan dalam industri khusus atau segmen pasar yang dilayani oleh perusahaan tersebut. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan strategik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik. d) Functional Strategy Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu: 1) Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan. 2) Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, decision making, representing, dan integrating. 3) Strategi isu strategik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang selalu berubah. Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang bulat dan menjadi isyarat bagi setiap pengambil keputusan 21

37 tertinggi bahwa mengelola organisasi tidak boleh dilihat dari sudut kerapian administratif semata, tetapi juga hendaknya memperhitungkan soal kesehatan organisasi dari sudut ekonomi. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki strategi masing-masing untuk menghadapi persaingan. Menurut David (2009), terdapat beberapa alternatif strategi utama yang dapat diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu: 1) Strategi Integrasi a) Strategi Integrasi ke depan, yaitu suatu strategi yang melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer perusahaan. b) Strategi integrasi ke belakang, yaitu suatu strategi yang melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas pemasok perusahaan. c) Strategi integrasi horizontal, yaitu suatu strategi yang melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas pesaing perusahaan. 2) Strategi Intensif a) Strategi penetrasi pasar, yaitu dimana perusahaan sebaiknya meningkatkan pangsa pasar suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar, misalnya dengan menambah tenaga penjual, biaya iklan, promosi penjualan atau usaha-usaha promosi lainnya. Jadi, tujuan dari strategi ini yaitu untuk meningkatkan pangsa pasar melalui usaha pemasaran yang lebih besar. b) Strategi pengembangan pasar, yaitu suatu strategi yang bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk atau jasa yang ada sekarang ke daerahdaerah yang secara geografis merupakan daerah baru. Tujuan dari strategi ini yaitu untuk memperbesar pangsa pasar. c) Strategi pengembangan produk, yaitu strategi yang bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk dan jasa yang sudah ada sekarang atau mengembangkan produk atau jasa yang baru. 3) Strategi Diversifikasi a) Startegi diversifikasi konsentrik, yaitu suatu strategi dengan cara menambah produk atau jasa yang baru tetapi masih saling berhubungan 22

38 dengan produk atau jasa yang lama. Jadi, tujuan strategi ini yaitu untuk membuat produk baru yang berhubungan untuk pasar yang sama. b) Strategi diversifikasi konglomerat, yaitu suatu strategi dimana perusahaan menambahkan produk atau jasa yang baru namun tidak saling berhubungan dengan produk atau jasa yang lama. Strategi ini bertujuan untuk menambah produk baru yang tidak saling berhubungan untuk pasar yang berbeda. c) Strategi diversifikasi horizontal, yaitu suatu strategi dimana perusahaan menambah produk atau jasa pelayanan yang baru, yang tidak saling berhubungan namun untuk konsumen yang sudah ada. Jadi, tujuan dari strategi ini yaitu untuk memuaskan konsumen yang sama melalui penambahan produk atau jasa baru. 4) Strategi Difensif a) Joint venture startegy, yaitu bekerjasama dengan perusahaan lain membentuk organisasi yang terpisah. b) Retrenchment Strategy, yaitu dimana perusahaan melakukan pengurangan biaya dan aset perusahaan dengan tujuan menghemat biaya agar keuntungan dapat dipertahankan dengan cara menjual sebagian aset perusahaan. c) Strategi divestasi, yaitu menjual divisi atau bagian lainnya dari organisasi yang sudah ada. d) Strategi likuidasi, yaitu dimana perusahaan menjual seluruh aset perusahaan yang dapat dihitung nilainya. Tujuan dari strategi ini adalah untuk menutup perusahaan, jika perusahaan sudah tidak dapat lagi dipertahankan keadaannya Perencanaan Strategi Pengembangan Usaha Strategi pengembangan merupakan usaha untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Menurut Sugiono (2004), strategi pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu 23

39 pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru. Strategi pengembangan berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan persaingan di dalam setiap bisnis utamanya. Pentingnya keputusan strategi berkaitan dengan sumber daya perusahaan. Sebagaimana diketahui bahwa strategi memberikan stabilitas arah dan orientasi yang konsisten dengan memungkinkan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Menurut Steiner (1997), strategi yang berhasil pada umumnya dengan mengkombinasikan beberapa hal berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan yaitu: 1) Sasaran sederhana jangka panjang Setiap strategi bisnis harus merupakan kejelasan dari sasaran. Jika tidak, strategi tidak akan dapat memberikan stabilitas dan kesatuan arah perusahaan. Sasaran ini harus jelas dan konsisten serta tetap berorientasi pada tanggung jawab terhadap pemegang saham, para pegawai dan konsumen. 2) Melalui analisis lingkungan persaingan Kemampuan dalam mengidentifikasi kebutuhan yang umum dari konsumen dapat berpengaruh pada penentuan posisi pasar. Kemampuan dalam memahami lingkungan bisnis ini dapat berupa pemahaman tentang penilaian pasar saham, pandangan terhadap potensi memungkinkan akuisisi serta kemampuan dalam mengidentifikasi dan memotivasi sumber daya manusia perusahaan. 3) Penilaian sumber daya yang objektif Kesadaran kondisi sumber daya dan kemampuan perusahaan termasuk reputasi yang berhubungan dengan nama perusahaan dan merek produk, kemampuan untuk memotivasi pegawai, keefektifan dalam menangani kemitraan dengan para pemasok, serta kemampuan dalam menangani dan mengendalikan mutu produk. 4) Penerapan yang efektif Strategi yang paling tepat bagi perusahaan mungkin tidak akan berguna jika tidak diterapkan secara efektif. Penerapan strategi yang efektif memerlukan pembentukan kepemimpinan, struktur organisasi dan sistem manajemen yang mampu memegang komitmen dengan baik serta koordinasi seluruh pegawai dan mobilisasi sumber daya sebagai pelengkap strategi. 24

40 3.1.4 Analisis Lingkungan Perusahaan Lingkungan merupakan faktor-faktor di dalam dan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi kegiatan dan performa suatu perusahaan. Lingkungan bersifat dinamis atau selalu berubah, sehingga penyesuaian terhadap strategi pemasaran dalam menghadapi perubahan lingkungan tersebut perlu dilakukan dan mendapat perhatian dari pihak perusahaan. Perusahaan yang berhasil akan memandang bisnis mereka dari luar ke dalam. Mereka menyadari bahwa lingkungan perusahaan selalu menimbulkan peluang serta ancaman baru dan mereka memahami pentingnya memantau dan beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah (Kotler, 2002) Analisis lingkungan perusahaan sangat penting dilakukan karena memberikan kesempatan kepada para perencana strategi untuk melakukan tanggapan pilihan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan. Analisis ini bertujuan agar manajemen perusahaan memiliki kemampuan untuk dapat meramalkan perubahan yang mungkin terjadi, sehingga dapat mengantisipasi perubahan tersebut. Analisis lingkungan perusahaan secara luas mencakup semua faktor eksternal yang mempengaruhi individu, perusahaan dan masyarakat. Lingkungan perusahaan dapat dibagi menjadi dua yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal adalah lingkungan di luar perusahaan yang relatif bukan dalam kendali perusahaan. Lingkungan internal adalah lingkungan di dalam perusahaan yang relatif dapat dikendalikan oleh perusahaan Analisis Lingkungan Internal Menurut David (2009), pendekatan fungsi bisnis berupaya mengidentifikasikan dan menilai faktor-faktor internal yang mencangkup kemampuan perusahaan, dan keterbatasan yang biasanya dikategorikan pada: (1) manajemen, (2) pemasaran, (3) keuangan atau akuntansi, (4) produksi atau operasi, (5) penelitian dan pengembangan dan, (6) sistem informasi manajemen a. Manajemen Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar: perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian 25

41 (David, 2009). Perencanan terdiri atas semua aktivitas yang terkait dengan persiapan masa depan. Pekerjaan spesifik mencangkup peramalan, penetapan sasaran, formulasi strategi, pengembangan kebijakan, dan penetapan tujuan. Pengorganisasian mencangkup semua aktivitas manajerial yang menghasilkan struktur pekerjaan dan hubungan otoritas. Area yang spesifik mencangkup desain organisasi, spesialisasi pekerjaan, deskripsi pekerjaan, rentang pengendalian, kesatuan komando, koordinasi, desain pekerjaan dan analisis pekerjaan. Pemberian motivasi melibatkan usaha yang diarahkan untuk membentuk perilaku manusia. Topik spesifik mencangkup kepemimpinan, komunikasi, kelompok kerja, modifikasi perilaku, delegasi otoritas, pengayaan pekerjaan, kepuasan kerja, pemuasan kebutuhan, perubahan organisasi, moral karyawan, dan moral manajerial. Aktivitas pengelolaan staf dipusatkan pada manajemen staf atau sumber daya manusia, termasuk administrasi gaji dan upah, fasilitas karyawan, wawancara, perekrutan, pelatihan, pengembangan manajemen, keselamatan karyawan, kesempatan kerja yang setara, hubungan dengan serikat kerja, penelitian personel, kebijakan disiplin, prosedur keluh kesah, dan hubungan masyarakat. Pengendalian mengacu pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil aktual konsisten dengan hasil yang direncanakan. Area perhatian utama adalah kontrol kualitas, kontrol penjualan, kontrol persediaan, kontrol biaya, analisis varians, imbalan, dan sanksi. b. Pemasaran Bauran Pemasaran (Marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 1997). Sejalan dengan semakin kompetitifnya dunia bisnis, 4P tersebut berkembang menjadi 7P diantaranya adalah product, place, price, promotion, people, process dan physical evidence. 1. Product Mix Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen di pasar sasarannya (Kotler dan Armstrong, 1997). Produk juga merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan perusahaan untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen di 26

42 pasar sasaran sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk merupakan alat bauran pemasaran yang paling dasar. Produk tersebut harus memiliki daya saing yang tinggi dibandingkan dengan produk jasa lainnya. 2. Price Mix Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk memperoleh produk, dimana harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel. Harga yang bersifat fleksibel artinya dapat berubah dengan cepat. Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan jumlah yang cukup dalam menutupi ongkos produksi. Pada dasarnya manajer harus berhati-hati menentukan harga yang akan dijual di pasar. Penetapan harga yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan produk menjadi kurang kompetitif dari pada pesaingnya di pasar, pada akhirnya kondisi tersebut akan merugikan perusahaan. Penetapan harga yang lebih tinggi dari para pesaing dapat dilakukan apabila produk memiliki diferensiasi yang kuat dan nilai yang unik dibandingkan para pesaingnya. 3. Place Mix Tempat (Place) termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk yang ditawarkan kepada konsumen sasaran. Tempat juga merupakan berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan atau dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Sebagai salah satu variabel marketing mix, place (distribusi) mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat. 4. Promotion Mix Promosi merupakan aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Promosi juga merupakan 27

43 salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Tujuan utama promosi adalah memberi informasi, menarik perhatian dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatkan penjualan. 5. Process Mix Proses merupakan keseluruhan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen. Metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Proses yang desainnya baru akan mengganggu konsumen karena keterlambatan, birokrasi dan penyampaian jasa yang tidak efektif. 6. People Mix Orang diartikan sebagai karyawan dan kadang-kadang pelanggan lain yang terlibat di dalam proses produksi. Banyak produk atau jasa yang dihasilkan bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan. Konsumen sering menilai kualitas produk atau jasa yang konsumen terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang menyediakan produk atau jasa tersebut. 7. Phisyc Mix Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberikan bukti atas kualitas dari produk atau jasa. Beberapa contoh dari bukti fisik antara lain gedung, tanah, kendaraan dan petunjuk yang terlihat lainnya. Program pemasaran efektif mencampurkan semua elemen bauran pemasaran ke dalam program terkoordinasi yang dirancang untuk mencapai sasaran pemasaran perusahaan dengan menyerahkan nilai kepada konsumen. Jadi perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara ekomomis dan mudah serta dengan komunikasi yang efektif. c. Keuangan Dalam sudut pandang strategis, bidang keuangan harus dianalisis untuk melihat kondisi baik tidaknya suatu perusahaan. Bauran dana jangka pendek dan jangka panjang yang diperoleh dari luar harus sesuai dengan tujuan, strategi, dan 28

44 kebijakan perusahaan. Konsep financial leverage (rasio hutang terhadap total aktiva) sangat berguna dalam menguraikan penggunaan hutang untuk meningkatkan laba yang tersedia bagi pemegang saham. d. Produksi (Operasi) Setiap perusahaan pasti memproduksi suatu hasil, hasil tersebut dapat berupa produk fisik ataupun produk jasa. Manajemen produksi atau operasi berhubungan dengan input, tranformasi, dan output yang bervariasi antar industri dan pasar. Operasi manufaktur mengubah atau mentranformasi input seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, mesin dan fasilitas menjadi barang jadi dan jasa. e. Penelitian dan Pengembangan Manajer penelitian dan pengembangan bertanggung jawab mengusulkan dan melakukan strategi teknologis perusahaan dengan mempertimbangkan tujuan dan kebijakan perusahaan. Tugas manajer meliputi: (1) memilih salah satu di antara berbagai alternatif teknologi baru yang akan digunakan perusahaan, (2) mengembangkan teknologi baru ke dalam produk dan proses produksi, dan (3) menyebar luaskan sumber daya yang ada sehingga teknologi baru tersebut dapat diterapkan dengan baik. f. Sistem Informasi Manajemen Kegunaan sistem informasi manajemen untuk memperbaiki kinerja suatu perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan manajerial (David, 2009). Sebuah sistem informasi manajemen yang efektif mengumpulkan, memberi simbol atau kode, menyimpan, mensintesa, dan menyajikan informasi dalam bentuk yang dapat menjawab pertanyaan penting operasi dan strategis. Jantung dari sistem informasi manajemen adalah data base yang berisi berbagai catatan dan data yang penting bagi manajer Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan oleh perumus strategi untuk memantau lingkungan eksternal dalam menentukan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari komponen atau variabel lingkungan yang berada atau berasal dari luar perusahaan. Komponen tersebut berada di luar jangkauan organisasi dan kendali 29

45 perusahaan, sehingga perusahaan tidak dapat melakukan intervensi serta diperlukan tingkat adaptasi yang tinggi terhadapnya. Lingkungan eksternal dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu : 1) Lingkungan Makro a) Politik, Pemerintah, dan Hukum Menurut David (2009), faktor-faktor politik, pemerintahan, dan hukum dapat menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan kecil maupun besar. Perusahaan dan industri baru yang bergantung pada kontrak pemerintah atau subsidi dapat menjadi bagian yang paling penting dalam audit eksternal. b) Ekonomi Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim berbisnis. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara adalah ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, serta harga-harga produk dan jasa. c) Sosial Budaya Kecenderungan sosial dan budaya yang terjadi akan membentuk cara hidup, pekerjaan, memproduksi, mengkonsumsi dari suatu masyarakat. Menurut David (2009), perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan. d) Teknologi Menurut David (2009), kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan formulasi strategi. Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses produksi, praktik pemasaran, dan posisi kompetitif perusahaan secara dramatis. 2) Lingkungan Industri Lingkungan industri merupakan tingkatan lingkungan eksternal perusahan yang memiliki implikasi relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan. Analisis lingkungan industri diperlukan dalam penentuan posisi bertahan terbaik bagi suatu perusahaan dan lingkungannya. 30

46 Perumusan strategi bersaing menghubungkan perusahaan dan lingkungannya. Lingkungan industri terdiri dari hambatan masuk, kekuatan pembeli, kekuatan pemasok, ketersediaan substitusi dan persaingan antar perusahaan. Analisis lingkungan industri dilakukan berdasarkan konsep Porter s Competitive Strategy atau Lima Kekuatan Bersaing. Kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam industri dapat dilihat pada Gambar 3. Produk Pengembangan Produk Substitusi Kekuatan Tawar-Menawar Penjual/Pemasok Persaingan antara Perusahaan Sejenis Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli/Konsumen Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru Gambar 3. Model Lima Kekuatan Pesaing Sumber : Porter (1997) a) Persaingan Antar Perusahaan Sejenis Persaingan antar perusahaan sejenis merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh suatu perusahaan akan melakukan penurunan harga, peningkatan kualiatas, menambah feature, menyediakan jasa, memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan. b) Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru Kemungkinan masuknya pesaing baru akan meningkatkan intensitas persaingan antar perusahaan meningkat. Hambatan masuknya pesaing baru dalam memasuki suatu bisnis yaitu dengan menghasilkan produk berkualitas tinggi, harga lebih rendah, dan sumber daya pemasaran yang besar. Oleh karena itu, diperlukan untuk memonitor strategi pesaing baru, serta memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada saat ini. 31

47 c) Potensi Pengembangan Produk Substitusi Tekanan kompetisi yang berasal dari produk subtitusi meningkat sejalan dengan menurunnya harga relatif dari produk subtitusi dan sejalan dengan biaya konsumen untuk beralih ke produk lain menurun. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memantau pangsa pasar yang didapat oleh produk-produk tersebut, juga dengan memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar. d) Kekuatan Tawar-Menawar Penjual atau Pemasok Pemasok dapat mempengaruhi para anggota industri melalui kemampuan pemasok untuk menaikan harga atau menurunkan kualitas produk atau jasa yang dibeli. Pemasok dikatakan memiliki daya tawar yang kuat apabila pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada industri, produk pemasok merupakan input penting bagi bisnis pembeli, industri tidak merupakan pelanggan yang penting bagi pemasok, para pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih terkonsentrasi kepada industri. e) Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli atau Konsumen Pembeli memiliki kekuatan tawar-menawar yang semakin besar jika mereka menduduki tempat yang sangat penting bagi penjual, memegang informasi tentang produk dan harga, serta memegang kendali mengenai apa dan kapan mereka bisa membeli produk. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Perkembangan yang pesat pada bisnis kafe, restoran, dan rumah makan menimbulkan tingkat persaingan yang tinggi terutama yang dihadapi oleh Restoran & Kafe Coffee Time saat ini. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Restoran & Kafe Coffee Time dihadapkan pada berbagai masalah baik internal maupun eksternal. Perusahaan perlu menerapkan strategi pengembangan yang tepat untuk lebih memperkenalkan keberadaan produk dan meningkatkan target pasar. Dalam merumuskan strategi pengembangan harus terlebih dahulu mengetahui keadaan umum perusahaan yang mencangkup visi, misi dan lingkungan pemasaran 32

48 Penggalian informasi dari pihak-pihak yang berkompeten di perusahaan merupakan langkah pertama yang menjadi kunci untuk menghasilkan strategi. Tujuan jangka panjang penting ditetapkan oleh perusahaan karena beberapa alasan yaitu memberikan kepekaan akan arah, memfokuskan usaha-usaha perusahaan, memadu rencana dan keputusan perusahaan serta membantu untuk menilai kemajuan yang dicapai. Setelah mengetahui visi dan misi jangka panjang dari perusahaan, maka langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi faktor internal perusahaan (sumber daya manusia, keuangan, faktor produksi dan operasi dan faktor pengembangan dan penelitian). Analisis faktor eksternal dan bauran pemasaran yang tujuan akhirnya agar dapat membantu dalam penentuan strategi, mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih strategi. Melalui analisis pesaing industri Porter akan dikaji mengenai tingkat persaingan atau kekuatan perusahaan dengan mengantisipasi pesaing dimasa depan melalui analisis komponen dan tingkat persaingan dalam industri. Ancaman persaingan perusahaan sejenis, pendatang baru, ancaman produk substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok dan kekuatan tawar menawar pembeli adalah analisis persaingan industri Porter. Dari aspek-aspek yang telah diperoleh dari analisis Porter akan dilakukan analisis SWOT untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan (Stregths), kelemahan (Weakness), peluang (Oportunity) dan ancaman (Threats) Restoran & Kafe Coffee Time. Matrik SWOT merupakan hasil gabungan dari faktor-faktor IFE, EFE dan IE. Tahap terakhir yaitu pengambilan keputusan strategi mana yang menjadi perioritas dengan menggunakan alat analisis matrik QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix ) sebagai rekomendasi strategi yang harus dijalankan perusahaan. Matrik QSPM didesain untuk menentukan alternatif tindakan yang layak. Kemudian tingkat implementasi ataupun penerapan dari rekomendasi strategi pengembangan tersebut akan diserahkan sepenuhnya kepada pihak manajemen Restoran & Kafe Coffee Time. Sebagai kerangka operasional penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4. 33

49 Visi, Misi dan Tujuan Jangka Panjang Restoran & Kafe Coffee Time Kondisi Restoran & Kafe Coffee Time Tingginya tingkat persaingan Tidak tercapainya target penjualan ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL a) Pemasaran b) Sumberdaya dan Karyawan c) Keuangan d) Produksi dan Operasional e) Sistem Informasi Manajemen ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL a) Lingkungan Makro Politik, Pemerintah, dan Hukum Ekonomi Sosial budaya Teknologi b) Lingkungan Industri Persaingan Perusahaan Sejenis Masuknya Pesaing Baru Pengembangan Produk Substitusi Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Kekuatan Tawar-Menawar Konsumen Matrik I-E Matrik SWOT Matrik QSPM Rekomendasi Strategi Pengembangan Usaha Gambar 4. Kerangka Operasional dalam Kajian Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee Time 34

50 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Restoran & Kafe Coffee Time yang berlokasi di Jalan Guntur No.2 Komplek Taman Kencana Pajajaran, Bogor. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu bahwa di restoran tersebut masih dikatakan baru berdiri dibandingkan dengan restoran lain, selain itu berlokasi di pusat Kota Bogor yang terdapat banyak sekali restoran dan persaingan antar restoran pun semakin tinggi, oleh sebab itu sangat diperlukan strategi pengembangan agar Restoran & Kafe Coffee Time dapat bertahan di pasar kompetitif. Proses pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus Jenis dan Sumber Data Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam kegiatan penelitian. Data yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Jenis dan sumber data yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jenis dan Sumber Data Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee Time 2012 No Jenis Data Sumber 1 Data Primer : 1) Visi dan Misi 2) Data Penjualan 3) Struktur Organisasi 4) Pengambilan Data Internal dan Eksternal 5) Kuesioner Bobot, Rating dan QSPM 6) Kuesioner 30 Konsumen terhadap 7P 2 Data Sekunder : 1) Perkembangan PDB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Indonesia 2) Persentase Konsumsi Rumah Tangga Indonesia 3) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor 4) Pendapatan Asli Daerah Kota Bogor Sektor Pariwisata 5) Pertumbuhan Jumlah Restoran dan Kafe di Kota Bogor 6) Jumlah kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor 7) Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bogor Pengamatan di lapangan, wawancara dengan pihak restoran, dan kuesioner. Pustaka dan literatur, skripsi terdahulu, Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pariwisata, dan lain-lain.

51 4.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik pengamatan langsung. Wawancara dilakukan secara tidak terstruktur, wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban secara spontan, jujur, serta merepresentasikan keadaan yang sebenarnya, selain itu pengumpulan data dilakukan kepada pihak-pihak yang lebih mengetahui situasi atau keadaan restoran itu sendiri, secara aktif dan berkelanjutan penulis melakukan observasi kepada tiga responden internal Restoran & Kafe Coffee Time diantaranya pemilik, Manajer Operasional 1, Manajer Operasional 2, adapun tahapan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Melakukan wawancara dengan pihak internal perusahaan tentang seputar masalah yang dihadapi oleh Restoran & Kafe Coffee Time 2) Pemberian kuesioner kepada tiga responden internal perusahaan (Pemilik, Manajer Operasional 1, dan Manajer Operasional 2) untuk mengetahui faktorfaktor internal dan eksternal Restoran & Kafe Coffee Time. 3) Cross check faktor-faktor internal kepada 30 responden pengunjung Restoran & Kafe Coffee Time. 4) Pemberian kuesioner kepada tiga responden internal perusahaan serta pemberian bobot dan ranking Internal maupun eksternal. 5) Pemberian kuesioner kepada 30 responden pengunjung Restoran & Kafe Coffee Time serta pemberian bobot dan ranking eksternal. 6) Pemberian kuesioner kepada tiga responden internal perusahaan untuk pemberian bobot analisis QSPM. 4.4 Metode Penentuan Responden Pemilihan responden dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan responden mempunyai latar belakang pelaku yang mempengaruhi pengambil kebijakan Restoran & Kafe Coffee Time, menguasai dan mengetahui informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Responden yang digunakan pada penelitian ini berjumlah tiga orang (internal), diantaranya yaitu pemilik, dan dua orang manajer operasional. Selain itu kuisioner diberikan kepada responden yang dilakukan secara convenience sampling yaitu atas dasar ketersediaan konsumen atau pengunjung dengan jumlah sampel yang diwawancara dalam penelitian ini 36

52 sebanyak 30 orang (eksternal). Menurut Siagian (2000) syarat minimal sampel data terdistribusi normal dalam statistik adalah 30 sampel, sehingga masingmasing responden 30 orang sudah memenuhi syarat minimal. Untuk penilaian bobot, rating, dan qspm dapat di dilakukan 2 tahap yaitu: 1) Memberi nilai untuk pemilik 40 persen, manajer operasional 1 sebesar 30 persen dan manajer operasional 2 sebesar 30 persen untuk penilaian bobot dan rating internal serta penilaian terhadap QSPM, sedangkan konsumen 30 orang tidak menilai melainkan memberi masukan terhadap faktor-faktor internal. 2) Penilaian untuk bobot dan rating eksternal dinilai pemilik sebesar 30 persen, manajer operasional 1 sebesar 25 persen, manajer operasional 2 sebesar 25 persen dan 30 konsumen dijadikan 20 persen. 4.5 Metode Pengolahan Data Metode pengolahan data dan analisis terdiri dari analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan mengetahui lingkungan perusahaan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks Grand Startegy, matriks SWOT, dan Matriks QSPM. Menurut David (2009), penyusunan suatu strategi dilakukan melalui tiga tahap kerja yaitu tahap input, tahap pencocokan, tahap keputusan. Tahap pertama adalah tahap input dimana dalam penelitian ini menggunakan matriks EFE dan IFE. Proses selanjutnya adalah tahap pencocokan, pada tahap ini berfokus pada pembuatan alternatif strategi yang tepat dengan mencocokan faktor eksternal dan internal. Alat analisis yang digunakan pada tahap pencocokan adalah matriks IE, matriks Grand Strategy dan SWOT. Tahapan yang terakhir dilakukan analisis menggunakan matriks QSPM untuk menentukan keputusan strategi Tahap Masukan (Input Stage) 1). Analisis Internal Analisis internal bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang meliputi analisis pemasaran, keuangan, produksi operasi, sumber daya manusia, dan sistem informasi manajemen. 37

53 2) Analisis Eksternal Analisis eksternal dilakukan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dilihat dari lingkungan makro yang terdiri dari ekonomi, sosial budaya, politik pemerintah dan hukum, dan teknologi. Lingkungan industri yang terdiri dari persaingan perusahaan sejenis, masuknya pesaing baru, pengembangan produk substitusi, kekuatan tawar - menawar pemasok, dan kekuatan tawar - menawar konsumen. 3) Analisis IFE dan EFE Matriks IFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan menggolongkannya menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan melalui tahap pembobotan. Sedangkan matriks EFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal dan menggolongkannya menjadi peluang dan ancaman perusahaan dengan melakukan pembobotan. a. Matriks IFE Matriks IFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Adapun tahapan kinerja dalam membuat matriks IFE adalah sebagai berikut : i) Langkah awal dengan mengidentifikasi faktor-faktor internal yang mempunyai dampak penting untuk aspek internal (kekuatan dan kelemahan) perusahaan. ii) Penetuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor strategis internal kepada pihak manajemen perusahaan dengan menggunakan metode paired comparison atau metode perbandingan berpasangan (David, 2009). Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dengan membandingkan setiap variabel pada baris (horizontal) dengan membandingkan setiap variabel pada kolom (vertikal), untuk menetukan bobot setiap variabel menggunakan skala 1,2, dan 3. 1 : jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal 2 : jika indikator horizontal sama penting dari pada indikator vertikal 3 : jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal 38

54 Untuk lebih jelasnya pada Tabel 9 dapat dilihat rancangan bentuk penilaian pembobotan. Tabel 9. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan Faktor Strategis Internal A B C D... Total Bobot A S 1 S 2 S 3 S i X i B C D... Total X i Sumber : Modifikasi David (2009) Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus : Keterangan:αi = total bobot = 1 X i = S i S i = skala n = jumlah variabel Adapun bobot berkisar 0,0 (tidak peting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor mengidentifikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan. Tanpa memandang apakah faktor kunci itu adalah kekuatan dan kelemahan internal, faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar dalam kinerja perusahaan harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0. iii) Berikan peringkat 1 sampai 4 masing-masing faktor untuk mengidentifikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan sangat lemah (peringkat = 1) atau lemah (peringkat = 2), kuat ( peringkat = 3) atau sangat kuat (peringkat = 4). Bahwa kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan kelemahan mendapat peringkat 1 atau 2. 39

55 iv) Nilai dari pembobotan kemudian dikalikan dengan peringkat pada setiap faktor dan semua hasil tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk mendapatkan total skor. Total skor akan berkisar antara 1 sampai dengan 4 rata-rata 2,5. Jika total skor IFE 3,0-4,0 berarti kondisi internal perusahaan tinggi atau kuat, kemudian jika 2,0 2,99 berarti kondisi internal perusahaan rata-rata atau sedang dan 1,0 1,99 berarti kondisi internal perusahaan rendah atau lemah. Untuk lebih jelasnya pada Tabel 10 dapat dilihat rancangan matriks IFE. Tabel 10. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Faktor-faktor Internal Kunci Bobot Peringkat Skor (Bobot x Peringkat) Kekuatan Kelemahan Total 1,00 Sumber : David (2009) b. Matriks EFE Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan berkaitan dengan peluang dan ancaman yang dianggap penting. Adapun tahapan kinerja matriks EFE adalah sebagai berikut : i). Langkah awal dengan mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang mempunyai dampak penting untuk aspek eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan. ii) Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor strategis eksternal kepada pihak manajemen perusahaan dengan menggunakan metode paired comparison atau metode perbandingan berpsangan (David, 2009). Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu eksternal dengan membandingkan setiap variabel pada baris (horizontal) dengan membandingkan setiap variabel pada kolom (vertikal), untuk menentukan bobot setiap variabel menggunakan skala 1, 2, dan 3. 1 : jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal 2 : jika indikator horizontal sama penting dari pada indikator vertikal 40

56 3 : jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal Untuk lebih jelasnya pada Tabel 11 dapat dilihat rancangan bentuk penilaian pembobotan. Tabel 11. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan Faktor Strategis Eksternal A B C D... Total Bobot A S 1 S 2 S 3 S i X i B C D... Total X i Sumber : Modifikasi David (2009) Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus : Keterangan:αi = total bobot = 1 X i = S i S i = skala n = jumlah variabel Adapun bobot berkisar 0,0 (tidak peting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor mengidentifikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan. Tanpa memandang apakah faktor kunci itu adalah peluang dan ancaman eksternal, faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar dalam kinerja perusahaan harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0. iii) Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor peluang atau ancaman, yaitu sebagai berikut : 1 = sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman tersebut rendah 41

57 2 = rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman tersebut sedang (respon sama dengan rata-rata) 3 = tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman tersebut diatas rata-rata 4 = sangat tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi iv) ancaman tersebut superior. Penting untuk diperhatikan bahwa baik ancaman maupun peluang dapat menerima peringkat 1, 2, 3, dan 4. Nilai pembobotan kemudian dikalikan dengan peringkat pada setiap faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk mendapatkan total skor. Total skor akan berkisar anatar 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor EFE 3,0 4,0 berarti perusahaan merespon kuat terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan, kemudian jika 2,0 2,99 berarti perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan ancaman yang ada dan 1,0 1,99 berarti perusahaan tidak dapat merespon peluang dan ancaman yang ada. Untuk lebih jelasnya pada Tabel 12 dapat dilihat rancangan matriks EFE. Tabel 12. Matriks EFE (External Factor Evaluation) Faktor-faktor Eksternal Kunci Bobot Peringkat Skor (Bobot x Peringkat) Peluang Ancaman Total 1,00 Sumber : David (2009) Tahapan Pencocokan (Matching Stage) Tahapan pencocokan dilakukan dengan memasukan total skor IFE dan EFE ke dalam matriks IE untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat dimana total skor IFE diplotkan pada sumbu x sedangkan total skor EFE diplotkan pada sumbu y. Matriks IE yang mempunyai sembilan sel straregi dapat dikelompokkan manejadi tiga sel strategi utama dapat dilihat pada Gambar 5. 1) Tumbuh dan membangun (grow and build), untuk yang berada dalam sel I, II, IV. Strategi yang digunakan adalah straregi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau untegratif (integrasi ke belakang, intergaris ke depan, dan integrasi horizontal). 42

58 2) Jaga dan pertahankan (hold and maintain), untuk yang berada dalam sel III, V, VII. Strategi yang umum digunakan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3) Panen atau Divestasi (harvest and divest), untuk yang berada dalam sel VI, Total Nilai EFE VIII, dan IX. Strategi yang dipakai adalah startegi divestasi, strategi diversifikasi konglomerat, dan strategi likuidasi 1,99 Tinggi 4,0 3,00-4,00 Menengah 3,0 2,00-2,99 Rendah 1,00-1,99 2,0 A 1,0 Total Nilai IFE Kuat Rata-rata Rendah 3,00-4,00 2,00-2,99 1,00- I II III IV V VI VII VIII IX Gambar 5. Matriks I-E (Internal-Eksternal) Sumber : David (2009) Hasil Matriks IE memberikan informasi mengenai posisi perusahaan berdasarkan lingkungan perusahaannya. Selanjutnya adalah memformulasikan alternatif strategi melalui matriks SWOT. Input matriks SWOT diperoleh dari analisis lingkungan internal dan eksternal serta mempertimbangkan posisi perusahaan dari matriks IE. Matriks SWOT adalah alat pencocokan yang membantu dalam mengembangkan empat tipe strategi, yaitu SO (strenghts-opportunities, kekuatanpeluang), WO (weaknesses-opportunities, kelemahan-peluang), ST (strenghtsthreats, kekuatan-ancaman), WT (weaknesses-threats, kelemahan-ancaman). Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat matriks SWOT, yaitu : 1) Tentukan peluang eksternal perusahaan yang menentukan 2) Tentukan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan 3) Tentukan kekuatan internal perusahaan yang menentukan 43

59 4) Tentukan kelemahan internal perusahaan yang menentukan 5) Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan startegi S-O 6) Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi W-O 7) Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi S-T 8) Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi W-T. Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Matriks SWOT Internal Eksternal OPPORTUNITIES-O Peluang Eksternal Perusahaan THREATS-T Ancaman Eksternal Perusahaan Sumber : David (2009) STRENGTH-S Kekuatan Internal Perusahaan STRATEGI S-O Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI S-T Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman WEAKNESS-W Kelemahan Internal Perusahaan STRATEGI W-O Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang STRATEGI W-T Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman Tahap Keputusan (Decision Stage) Tahap keputusan adalah tahap menentukan alternatif strategi yang paling baik atau strategi yang memiliki prioritas terlebih dahulu untuk dijalankan oleh suatu usaha. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) atau Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif adalah alat yang membantu penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif berdasarkan faktor internal dan eksternal. Sumber QSPM diperoleh dari alternatif strategi yang diturunkan dari matriks SWOT. Terdapat enam langkah yang harus diikuti untuk membuat matriks QSPM, yaitu : 44

60 1) Menyusun daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sama dengan matriks SWOT. 2) Memberikan bobot untuk masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Bobot ini sama dengan bobot yang diberikan pada matriks IFE dan EFE. 3) Menyusun alternatif strategi yang akan dievaluasi. 4) Menetapkan nilai daya tarik (Attractive Scores AS) yang berkisar antara 1 sampai 4. Nilai 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = sangat menarik. Bila tidak ada pengaruhnya terhadap alternatif strategi yang sedang dipertimbangkan tidak diberikan nilai (AS). 5) Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores TAS), kemudian mengalikan bobot dengan nilai daya tarik (AS). 6) Menghitung jumlah total nilai daya tarik (TAS). Alternatif strategi yang memiliki nilai total terbesar merupakan strategi prioritas yang paling baik. Matriks QSP dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Faktor Kunci Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman Total Sumber : David (2009) Bobot Alternatif Strategi Strategi I Strategi II Strategi III AS TAS AS TAS AS TAS 45

61 V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Restoran & Kafe Coffee Time Restoran & Kafe Coffee Time merupakan sebuah usaha yang didirikan oleh komisaris daily bread yang bernama Ir. Sutikno Muliadi pada Juni Restoran yang berdiri selama lebih dari satu tahun ini merupakan bisnis pribadi, tetapi usaha ini diserahkan sepenuhnya untuk dikelola oleh Rahayu Lia dan Tanti Latifa sebagai penanggung jawab. Walaupun tidak ada ikatan darah, mereka diberi kepercayaan baik dalam menentukan harga, menu, merekrut karyawan, layanan operasional, dan sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sutikno bahwa awalnya Restoran & Kafe Coffee Time didirikan hanya untuk mengenalkan produkproduk daily bread yang beliau pasarkan, sedangkan kopi sebagai minuman kesukaan yang selalu dikonsumsinya seusai melakukan hobinya yaitu bermain golf. Coffee Time sendiri memiliki filosofi yaitu coffee merupakan minuman andalan dan Time bermakna sebuah waktu. Jadi dapat diartikan bahwa coffee Time merupakan tempat meluangkan waktu baik untuk berbisnis, rapat, bersantai dengan keluarga, rekan kerja, atau teman-teman sambil mengkonsumsi kopi andalan Restoran & Kafe Coffee Time yaitu kopi luwak arabika, dan kopi luwak robusta asli dari Bukittinggi. Selang beberapa bulan dari pendirian, produk daily bread tidak diperjual belikan lagi karena umur simpan roti yang hanya bertahan kurang lebih empat hari. Oleh karena itu Ibu Rahayu Lia mengajukan kepada pemilik agar kafe ini lebih menonjolkan makanan internasional seperti menu andalan yang dimiliki Coffee Time saat ini ialah calamari, steak, chicken blackpapper, pancake dan sebagainya. Setelah pengajuan diterima, maka roti tidak di jual lagi karena tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan segmen pasar di Bogor. Seiring dengan perkembangan usahanya, Ibu Rahayu Lia dan Tanti Latifa menambahkan menu makanan pada Restoran & Kafe Coffee Time dengan berinovasi untuk menghindari kejenuhan bagi konsumennya. Lokasi Restoran & Kafe Coffee Time berada di Jalan Guntur No.2 Komplek Taman Kencana Pajajaran Bogor, yang juga merupakan kediaman

62 pribadi Bapak Sutikno selaku pemilik restoran. Pada mulanya, halaman rumah digunakan untuk bersantai saat keluarga berlibur ke Bogor, tetapi saat ini rumah tersebut digunakan untuk restoran dan didesain sedemikian rupa agar konsumen yang datang merasakan kenyaman dan dapat menarik konsumen untuk berkunjung kembali. Kapasitas Restoran & Kafe Coffee Time adalah 70 kursi, tetapi apabila konsumen yang datang melebihi kapasitas yang ada, restoran dapat menambahkan kursi dan meja hingga mencapai kapasitas maksimum 100 kursi. Dengan memiliki slogan calm, tasteful and comfortable, Restoran & Kafe Coffee Time berusaha untuk membentuk gambaran bahwa selain cita rasa makanannya yang enak dan nikmat, Restoran & Kafe Coffee Time juga ingin menonjolkan suasana tempat yang sangat nyaman dan asri dengan didukung oleh fasilitas yang dibutuhkan konsumen seperti musholla, washtafel, toilet, dan tempat parkir yang memadai. Dengan demikian, konsumen akan merasa betah untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau rekan-rekannya di Restoran & Kafe Coffee Time. Restoran & Kafe Coffee Time ini baru berusia satu tahun, sehingga masih banyak yang harus diperhatikan dan dipersiapkan guna menghadapi persaingan antar restoran sejenis maupun tidak sejenis yang ada di Kota Bogor. 5.2 Visi dan Misi Restoran & Kafe Coffee Time Sebagai sebuah restoran yang mengembangkan usahanya, tentu saja Restoran & Kafe Coffee Time memiliki visi dan misi sebagai landasan usahanya. Visi Restoran & Kafe Coffee Time adalah menjadi sebuah restoran dan kafe yang unik dengan berbagai varian menu (baik tradisional maupun internasional) dan mengembangkan Restoran & Kafe Coffee Time sebagai restoran yang dikenal dalam skala nasional. Keunikan yang sudah dimiliki oleh restoran ini adalah produk menu yang inovasi serta tidak dimiliki oleh restoran lain diantaranya geulis chicken roll ( daging ayam yang dibumbui lalu digulung dengan potongan sosis, daun bawang, wortel, dibalut demgan tepung roti lalu digoreng, dilengkapi dengan saus yang beraroma bawang putih dan wijen), munti sexy (minuman yang dicampur es krim, tape singkong, jahe, susu segar, strawberry slice, dan sirup), dan sexy slank ( pisang sunrise, es krim youghurt, madu dan gula sirup). 47

63 Adapun misi Restoran & Kafe Coffee Time secara garis besarnya yaitu memanjakan konsumen Restoran & Kafe Coffee Time dengan menyediakan makanan khas Indonesia maupun Internasional yang berkualitas dan memberikan kenyamanan suasana alam yang berhiaskan keramik sehingga konsumen yang datang merasakan berada di rumah sendiri. Adapun tujuan utama Restoran & Kafe Coffee Time adalah mendapatkan keuntungan yang maksimal. Untuk jangka panjang dalam waktu lima tahun, tujuan yang ingin dicapai dari Restoran & Kafe Coffee Time, yaitu membuka cabang di kota-kota besar di Indonesia dan dapat menjadi bisnis waralaba sebagai restoran yang memiliki perpaduan cita rasa baik Indonesia maupun Internasional dengan memiliki konsep alam dan nyaman. Tujuan jangka pendek yang ingin dicapai oleh Restoran & Kafe Coffee Time, yaitu mecapai target penjualan yaitu sebesar Rp.100 juta/bulan, dan menciptakan loyalitas konsumen dan meningkatkan mutu produk dan pelayanan dengan menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan karyawan. 5.3 Struktur Organisasi Restoran & Kafe Coffee Time Struktur organisasi yang dimiliki oleh Restoran & Kafe Coffee Time masih sederhana. Pemilik sebagai pemegang kendali penuh atas jalannya usaha, maka semua keputusan harus diketahui dan mendapatkan persetujuan pemilik. Dari pemilik kekuasaan diteruskan kepada kedua manajernya sebagi pengelola usaha dan karyawan lain. Karyawan yang bekerja di Restoran & Kafe Coffee Time terdiri dari empat belas orang dengan struktur jabatan manager dua orang. Manajer operasional 1 membawahi enam orang dengan pembagian tugas cashier satu orang, waitress tiga orang dan security dua orang, sedangkan bagian manajer operational 2 membawahi enam orang, dengan pembagian tugas cook tiga orang, bartender dua orang, stopwash satu orang. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 6. 48

64 Owner Manager Operational 1 Operational 2 Cashier Waitres Security Cook Bartender Stopwash Gambar 6. Struktur Organisasi Restoran & Kafe Coffee Time Berdasarkan struktur organisasi pada Gambar 6, setiap bagian memiliki tanggung jawab dan tugas yang telah diterapkan oleh pihak manajemen agar dapat melaksanakan fungsinya dengan maksimal. Adapun tugas dan tanggung jawab dari jabatan sebagai berikut: 1. Owner a. Memberikan investasi kepada restoran (penyandang modal) b. Pengambilan keputusan c. Memonitoring kelancaran Restoran & Kafe Coffee Time 2. Operational Manager a. Bertanggung jawab mengawasi Restoran & Kafe Coffee Time b. Mengendalikan dan menjaga seluruh kegiatan Restoran & Kafe Coffee Time untuk dapat berjalan dengan baik c. Memeriksa seluruh laporan kerja d. Melakukan supervisi seluruh pegawai Restoran & Kafe Coffee Time e. Melaporkan kondisi Restoran & Kafe Coffee Time kepada pemilik f. Mengatur operasional Restoran & Kafe Coffee Time g. Melakukan kegiatan perencanaan untuk mencapai profit restoran 3. Cashier a. Menghitung dan menganalisis semua data pemasukan keuangan restoran b. Melakukan kegiatan transaksi dengan restoran 49

65 4. Waitress a. Bertanggung jawab dengan pelayanan konsumen b. Memberikan pelayanan dan kebutuhan konsumen 5. Cook a. Menjalankan SANTAP (Sigap, Antusias, Nikmat, Terawat, Asri dan Pasti) b. Mengisi dan memeriksa daftar masak c. Membuat laporan purchase order untuk order belanja d. Bertanggung jawab atas kebersihan dan keutuhan semua property dan inventori masak e. Melakukan inovasi baru dengan pengembangan produk f. Bertanggung jawab penuh dalam pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumen dalam makanan g. Membuat masakan sesuai dengan pesanan konsumen sesuai dengan permintaan konsumen 7. Stopwash a. Bertugas membersihkan seluruh peralatan dapur dan peralatan makan 8. Security a. Bertugas menjaga keamanan di lingkungan luar maupun dalam restoran 5.4 Kegiatan Operasional dan Budaya Kerja Restoran & Kafe Coffee Time Restoran & Kafe Coffee Time beroperasi pada pukul WIB sampai WIB setiap hari Senin sampai Jumat. Sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu Restoran & Kafe Coffee Time buka pada pukul WIB sampai WIB. Restoran & Kafe Coffee Time tidak beroperasi pada hari-hari besar keagamaan khususnya pada hari raya, karena restoran akan meliburkan karyawannya. Jam karyawan dimulai pada pukul WIB WIB untuk shift pertama, sedangkan untuk shift kedua jam karyawan dimulai dari pukul WIB WIB. Sebelum restoran memulai operasinya karyawan terlebih dahulu melakukan kegiatan persiapan. Restoran & Kafe Coffee Time memiliki disiplin yang tinggi dalam menetapkan dan menjalankan tata tertib karyawan. Setiap karyawan harus datang tepat waktu. Libur untuk karyawan diatur secara bergantian, karyawan 50

66 mendapatkan jatah libur satu kali dalam seminggu. Akan tetapi libur tersebut hanya diberikan pada hari Senin sampai Jumat, untuk hari Sabtu dan Minggu karyawan tidak boleh mengambil libur karena pada hari tersebut jumlah konsumen di Restoran & Kafe Coffee Time meningkat hampir dua kali lipat dari hari biasanya. Budaya kerja antara karyawan Restoran & Kafe Coffee Time bersifat kekeluargaan. Para karyawan dalam melayani pengunjung juga sangat ramah dan mengutamakan customer relationship sehingga para pengunjung merasa nyaman untuk berlama-lama di Restoran & Kafe Coffee Time dan melakukan kunjungan kembali. 51

67 VI. ANALISIS LINGKUNGAN USAHA Analisis lingkungan usaha dapat dibagi atas dua lingkungan yaitu lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan Internal dilakukan dengan menggunakan pendekatan fungsional. Lingkungan eksternal dibagi menjadi lingkungan makro dan lingkungan industri 6.1 Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal merupakan tahap untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan untuk menghadapi persaingan. Aspek lingkungan internal dapat diamati dengan menggunakan pendekatan fungsional yang terdiri dari pasar dan pemasaran, keuangan dan akuntansi, kegiatan produksi-operasi, sumberdaya manusia, sistem informasi manajemen. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik Restoran & Kafe Coffee Time, manajer restoran dan pengisian kuisioner oleh konsumen sebanyak 30 responden terhadap faktor-faktor internal Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai hasil pertukaran yang diinginkan oleh pasar sasaran. Konsep pemasaran yang digunakan oleh Restoran & Kafe Coffee Time adalah bermula dari pasar, berfokus pada kebutuhan konsumen, mengkoordinasikan semua kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan dan menghasilkan keuntungan dengan memuaskan pelanggannya. Bauran pemasaran adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan, yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran (Kotler, 2002). Bauran pemasaran terdiri dari bauran produk, bauran harga, bauran tempat, bauran orang, bauran fisik, bauran proses, dan bauran promosi digunakan oleh perusahaan untuk membangun sebuah strategi fungsional pemasaran yang efektif. 1. Bauran Produk Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen yang dapat berupa barang maupun jasa dan diharapkan dapat memenuhi dan memuaskan

68 keinginan konsumen. Strategi produk merupakan strategi yang paling penting untuk dikembangkan, karena produk inilah yang dinikmati atau dimanfaatkan secara langsung oleh konsumen. Kualitas dapat dikatakan sebagai tingkat kinerja, yaitu menilai bagaimana kinerja yang diberikan oleh Restoran & Kafe Coffee Time terhadap harapan pelanggannya. Tingkat kinerja ini merupakan gabungan dari kepercayaan pelanggan mengenai apa yang dapat dan harus diterimanya. Setiap kriteria jawaban dalam tingkat kinerja memiliki skor tertentu berdasarkan skala likert. Skala likert merupakan skala yang dapat digunakan memperlihatkan tanggapan konsumen terhadap karakteristik suatu produk (sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik). Informasi yang diperoleh dengan skala likert berupa skala pengukuran ordinal, oleh karena itu terhadap hasilnya dapat dibuat ranking tanpa dapat diketahui berapa besarnya selisih antara satu tanggapan dengan tanggapan yang lain (Sitinjak, 2004). Pada penelitian ini, Skala Likert hanya digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut yang membangun kepuasan konsumen tersebut. Jumlah Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima yaitu: a) Sangat Baik (nilai 5) = menunjukkan bahwa jumlah inovasi dan cita rasa internasional pada menu hidangan memiliki selisih > 10 menu lebih banyak di bandingkan pesaing lainnya b) Baik (nilai 4) = menunjukkan bahwa jumlah menu yang berinovasi dan memiliki cita rasa internasional memiliki selisih > 5 menu dan < 10 menu lebih banyak di bandingkan pesaing lainnya c) Cukup (nilai 3) = Menunjukkan bahwa jumlah menu yang berinovasi dan memiliki cita rasa internasional sama banyak dengan pesaing d) Tidak baik ( nilai 2) = Menunjukkan bahwa jumlah menu yang berinovasi dan memiliki cita rasa internasional > 5 menu dan < 10 menu lebih sedikit di bandingan dengan pesaing lainnya. e) Sangat tidak baik (nilai 1) = Menunjukkan bahwa jumlah menu yang berinovasi dan memiliki cita rasa internasional > 10 menu lebih sedikit dibandingkan dengan pesaing lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 15 mengenai penilaian responden strategi produk. 53

69 Tabel 15. Penilaian Responden Terhadap Strategi Produk Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012 Atribut Sangat Baik (5) Baik (4) Cukup (3) Tidak Baik (2) Sangat Tidak Baik (1) Jml Total Jml Total Jml Total Jml Total Jml Total Inovasi produk Cita Rasa Menu adalah susunan hidangan dalam suatu acara makan. Keunggulan Restoran & Kafe Coffee Time yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga tidak mengalami kebosanan yaitu dengan adanya inovasi produk. Menu yang paling diminati adalah iga panggang, chicken blackpapper, steak dan yang lainnya. Selain menu utama di atas, terdapat juga menu berbagai macam minuman, seperti kopi luwak arabika, luwak robusta dan oreo shake. Berdasarkan penilaian 30 responden yang merupakan konsumen Restoran & Kafe Coffee Time menilai bahwa inovasi produk yang disediakan telah baik yaitu dengan nilai total 80, dengan menggunakan skala dari sangat tidak baik sampai sangat baik. Konsumen berharap bahwa menu-menu yang disajikan akan lebih bervariasi dan berinovasi jika dibandingkan dengan restoran lainnya. Cita rasa yang dimiliki oleh Restoran & Kafe Coffee Time merupakan perpaduan antara makanan tradisional maupun internasional. Hal ini disebabkan selera masyarakat Indonesia saat ini cenderung lebih menyukai makanan internasional, sehingga restoran ini pun lebih banyak menyajikan makanan internasioal. Cita rasa yang dihasilkan dari masakan Restoran & Kafe Coffee Time sangat khas dan berbeda dari pesaingnya. Hal ini dikarenakan setiap masakan telah mempunyai standar bumbu yang telah dibuat oleh koki khusus. Sehingga cita rasa yang dihasilkan sangat sesuai dengan selera konsumen. Standar bumbu yang dihasilkan mempunyai rasa yang berbeda-beda, karena setiap konsumen mempunyai selera yang tidak sama. Maka, Restoran & Kafe Coffee Time membuat berbagai jenis masakan yang mempunyai bumbu dasar sangat pedas, pedas manis atau pedas asin. Berdasarkan Tabel 15, mengenai penilaian responden terhadap cita rasa, 16 responden memberikan respon baik terhadap cita rasa internasional untuk makanan yang disajikan di Restoran & Kafe Coffee Time yaitu memiliki nilai total sebesar

70 Berdasarkan penilaian responden terhadap strategi produk, inovasi produk mempunyai nilai yang terbesar. Restoran & Kafe Coffee Time harus dapat mengembangkan atau menciptakan menu-menu baru yang lebih baik lagi khususnya menciptakan cita rasa internasional untuk mempertahankan pelanggan lama dan untuk mendapatkan pelanggan baru. 2. Bauran Harga Untuk memperoleh sukses dalam memasarkan suatu produk setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satusatunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Harga yang ditawarkan Restoran & Kafe Coffee Time bervariasi dan harga ditampilkan jelas pada daftar menu. Restoran & Kafe Coffee Time menerapkan harga jual produk berdasarkan biaya produksi ditambah dengan profit yang disesuaikan dengan harga jual produk sejenis dari restoran lain. Sebanyak 50 persen atau 15 responden menyatakan harga yang ditetapkan oleh Restoran & Kafe Coffee Time dinilai baik dengan total nilai 60 (hasil dari jumlah responden dengan nilai baik yaitu 4), karena harga yang diberikan terjangkau oleh kalangan menengah ke atas. Penetapan harga poduk disesuaikan dengan biaya operasional yang dikeluarkan oleh restoran. Sampai saat penelitian ini dilakukan, harga yang ditetapkan oleh Restoran & Kafe Coffee Time untuk makanan pembuka atau cemilan ringan seperti pancake, salad, nachos dsb sebesar Rp ,- sampai dengan Rp ,-/porsi, untuk makanan utama seperti steak, calamary, beef chicken blackapper, iga panggang sebesar Rp ,- sampai dengan Rp ,-/porsi (Lampiran 9). Berdasarkan wawancara dengan konsumen Restoran & Kafe Coffee Time, jika ada kenaikan harga pada suatu produk, maka akan diimbangi dengan pemberian diskon terhadap produk lain atau penawaran paket-paket tertentu. 3. Bauran Promosi Promosi merupakan salah satu penentu faktor keberhasilan suatu pemasaran. Promosi dilakukan untuk memberikan informasi, mempengaruhi dan membujuk, mengingatkan konsumen atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan. Akan tetapi 55

71 Restoran & Kafe Coffee Time belum melakukan promosi secara berkesinambungan karena memerlukan banyak biaya. Untuk promosi yang dilakukan oleh Restoran & Kafe Coffee Time masih mengandalkan promosi dari mulut ke mulut, sedangkan untuk promosi di media cetak seperti brosur, majalah, papan nama restoran, baliho di pinggir jalan serta media elektronik seperti radio, website facebook maupun twitter belum dapat dilaksanakan sehingga promosi dapat dinilai tidak baik oleh 15 responden yaitu nilai total sebesar 30 (hasil dari jumlah responden dengan nilai tidak baik yaitu 2). Oleh sebab itu, dibutuhkan langkah-langkah untuk melakukan promosi yang gencar agar seluruh masyarakat Bogor mengetahui letak keberadaan Restoran & Kafe Coffee Time. 4. Bauran Tempat Strategi tempat adalah strategi yang didalamnya terdapat kegiatan yang dilakukan perusahaan serta membawa sebagian produk ke pasar agar produsen bekerjasama dengan perantara (Fauziyah, 2011). Startegi tempat yang di lakukan oleh Restoran & Kafe Coffee Time terbilang tidak baik oleh 13 responden dengan nilai total sebesar 26 (hasil dari jumlah responden dengan nilai tidak baik yaitu 2). Hal ini disebabkan lokasi yang berada di dalam perumahan atau komplek, sehingga letaknya tersembunyi dan sulit untuk ditemukan. Walaupun lokasi Restoran & Kafe Coffee Time tidak strategis namun suasana restoran yang nyaman membuat kosumen ingin mengunjungi kembali dan mempengaruhi orang lain untuk mengunjungi restoran itu, sehingga jarak atau letak yang kurang strategis merupakan suatu masalah yang dapat diatasi. 5. Bauran Orang Menurut Fauziyah (2011), Orang atau karyawan merupakan bagian terpenting dalam perusahaan. Karyawan merupakan orang yang terlibat dalam pemberian jasa dan merupakan faktor intern yang memiliki peran yang cukup besar dalam mewujudkan jasa yang dikehendaki oleh pelanggan. Pelayanan yang baik, ramah dan sopan akan membuat pelanggan nyaman dan ingin mengunjungi restoran itu kembali. 56

72 Karyawan harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup mengenai keadaan restoran, mulai dari produk sampai fasilitas yang disediakan oleh Restoran & Kafe Coffee Time. Hal ini dimaksudkan jika terjadi keluhan dari konsumen, maka dapat diatasi dengan memberikan jawaban yang memuaskan. Maka komunikasi antar karyawan dengan karyawan serta antar karyawan dengan konsumen sangat penting dalam menjalin hubungan yang baik. Tabel 16. Penilaian Responden Terhadap Strategi Orang di Restoran & Kafe Coffee Time 2012 Atribut Sangat Baik (5) Baik (4) Cukup (3) Tidak Baik (2) Sangat Tidak Baik (1) Pengetahuan pelayan Pelayanan baik dan ramah Jml Total Jml Total Jml Total Jml Total Jml Total Berdasarkan Tabel 16, 15 responden menilai bahwa pelayanan baik dan ramah di Restoran & Kafe Coffee Time terbilang baik jika di bandingkan restoran lainnya dengan nilai total 60. Sedangkan pengetahuan para pelayan Restoran & Kafe Coffee mengenai restoran, mulai dari keadaan restoran sampai menu yang disajikan dinilai baik oleh 14 responden dengan nilai sebesar Bauran Proses Proses merupakan semua kegiatan yang dapat dikoordinasikan dengan baik untuk menciptakan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Restoran merupakan salah satu industri boga yang tidak hanya menjual produk berupa barang, karena juga menjual jasa berupa pelayanan kepada konsumen. Strategi proses yang telah diterapkan oleh Restoran & Kafe Coffee Time yaitu kecepatan pelayanan seperti kecepatan dalam penyajian hidangan, kecepatan dalam melakukan transaksi dengan konsumen. Selain itu juga karyawan harus mampu memberikan tanggapan dalam mengatasi keluhan atau masalah dengan konsumen terutama yang berhubungan dengan produk. Berdasarkan Tabel 17, kecepatan dalam pelayanan dinilai baik oleh 15 responden dengan nilai total 60 dan tanggapan pelayan terhadap keluhan konsumen dinilai baik oleh 15 responden dengan nilai total 60. Walaupun dinilai 57

73 baik, Restoran & Kafe Coffee Time harus dapat melakukan peningkatan pelayanan kepada pelanggan dengan mempercepat penyajiaan dan mengembangkan pengetahuan pelayan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan produk baik berupa barang maupun jasa, agar menjadi suatu keunggulan dibandingan dengan restoran lainnya. Tabel 17. Penilaian Responden Terhadap Strategi Proses di Restoran & Kafe Coffee Time 2012 Atribut Sangat Baik (5) Baik (4) Cukup (3) Tidak Baik (2) Sangat Tidak Baik (1) Kecepatan pelayanan Tanggapan pelayanan Jml Total Jml Total Jml Total Jml Total Jml Total Pelayanan yang baik akan meningkatkan loyalitas dan kepercayaan konsumen terhadap restoran. Hal ini dikarenakan dalam penjualan produk restoran harus diimbangi dengan pelayanan yang tinggi terhadap konsumen. Maka diharapkan dengan adanya keluhan dari konsumen dapat menjadi masukan yang penting untuk Restoran & Kafe Coffee Time. 7. Bauran Fisik Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa saja yang diberikan oleh Restoran & Kafe Coffee Time seperti adanya sarana pendukung, desain bangunan, dekorasi ruangan. Sarana pendukung yang diberikan meliputi area parkir yang dapat digunakan untuk kendaraan beroda dua dan empat, adanya mushalla yang disediakan untuk konsumen serta adanya toilet dan tempat cuci tangan. Berdasarkan Tabel 18, 13 responden menilai baik untuk sarana pendukung yang disediakan oleh Restoran & Kafe Coffee Time yaitu memiliki nilai sebesar 52. Responden menilai baik karena tidak semua restoran menyediakan ruangan untuk shalat bagi yang muslim dan selain itu disediakan toilet dan tempat cuci tangan. Tetapi sayangnya Restoran & Kafe Coffee Time tidak memasang sarana pendukung seperti layanan hotspot yang sebagian besar restoran lain sudah memiliki layanan hotspot. Dan cukup banyak keluhan atau masukan dari konsumen terhadap restoran untuk melakukan pemasangan hotspot. 58

74 Responden merasa nyaman dengan area parkir yang disediakan oleh Restoran & Kafe Coffee Time, meskipun tidak terlalu besar karena hanya cukup untuk enam buah mobil dan lima belas sepeda motor. Pihak restoran melakukan kerjasama dengan pihak tetangga untuk menggunakan halaman rumah sebagai area parkir bagi pengunjung. Sehingga dengan nilai total 56, 14 responden menyatakan kenyamanan area parkir baik. Penilaian Responden Terhadap Strategi Fisik di Restoran & Kafe Coffee Time dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Penilaian Responden Terhadap Strategi Fisik di Restoran & Kafe Coffee Time 2012 Atribut Sangat Baik (5) Baik (4) Cukup (3) Tidak Baik (2) Sangat Tidak Baik (1) Sarana pendukung Kenyamanan area parkir Kebersihan restoran Jml Total Jml Total Jml Total Jml Total Jml Total Dekorasi ruangan yang didominasi oleh keramik, sehingga konsumen dapat merasa nyaman dalam menikmati hidangan. Selain itu, kursi yang digunakan berasal dari kayu jati dan bahkan ada bangku sofa. Kebersihan restoran dinilai baik oleh 15 responden dengan nilai 60, karena di Restoran & Kafe Coffee Time mengutamakan kebersihan agar pengunjung lebih merasa betah berada di restoran Keuangan Keuangan merupakan aspek penting yang harus terus diperhatikan dalam setiap usaha, begitu juga dengan Restoran & Kafe Coffee Time. Kondisi keuangan sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari posisi bersaing perusahaan. Menetapkan kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan sangat penting dalam merumuskan strategi secara efektif, karena keuangan dapat mengubah strategi yang ada. Variabel keuangan berkenaan dengan bagaimana perusahaan mendapatkan modal usaha, menginvestasikan, menggunakannya untuk tujuantujuan perusahaan termasuk tujuan keuntungan tertentu dan permasalahan perimbangan biaya dan keuntungan yang ingin diraih. 59

75 Modal merupakan bagian terpenting dari suatu usaha. Restoran & Kafe Coffee Time dalam menjalankan usahanya menggunakan modal sendiri yaitu modal dari pemilik restoran. Modal usaha awal untuk restoran tipe independent ini sebesar 100 juta rupiah. Hal ini sangat menguntungkan karena Restoran & Kafe Coffee Time dapat melakukan kegiatan operasionalnya tanpa terkendala dengan masalah pembayaran hutang modal usaha. Biaya yang dikeluarkan oleh restoran terdiri dari biaya investasi serta biaya produksi dan operasi. Nilai aset dalam bangunan Restoran & Kafe Coffee Time kurang lebih mencapai 200 juta rupiah. Jumlah aset yang dimiliki oleh Restoran & Kafe Coffee Time dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Jumlah Aset Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012 No Komponen Aset Jumlah 1 Lemari Dapur Besar 1 Buah 2 Lemari es 2 Buah 3 Mesin pembuat jus 2 Buah 4 Dispenser 2 Buah 5 Kompor Gas 4 Buah 6 Penggorengan 5 Buah 7 Panci 7 Buah 8 Peralatan dapur (Pisau, saringan minyak,dsb) 12 Buah 9 Oven 1 Buah 10 Rice Cooker 3 Buah 11 Piring, dan gelas dari tanah liat 100 Buah dan 50 Buah 12 tempat tisu dari tanah liat 20 Buah 13 Sendok dan garpu 5 Dus 14 Mesin Kasir 1 Buah 15 Laptop 1 Buah 16 Kursi dan Meja 50 dan 20 Buah 17 Bangku dan Meja 6 dan 2 Buah 18 Lemari display 1 Buah 19 Kipas Angin 3 Buah 20 Speaker aktif 1 Buah Sumber : Restoran & Kafe Coffee Time (2012) Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk produksi setiap bulan meliputi: a) Bahan baku harian (BBH) seperti beras, daging, sayuran, minyak goreng, bumbu-bumbu, dan lainnya adalah bahan baku utama yang dipergunakan sebagai bahan dasar pembuatan masakan dan biayanya sebesar 40 juta rupiah. b) Gas perbulan rata-rata membayar sebesar dua juta rupiah. c) Listrik, biaya rata-rata per bulan sebesar empat sampai lima juta rupiah 60

76 d) Gaji karyawan diberikan setiap bulan. Untuk dua orang manajer sebesar Rp , tiga orang tukang masak atau koki sebesar Rp dan untuk pegawai lainnya Rp e) Rokok, dan Tissu biaya per bulan masing-masing sebesar Rp ,-, dan Rp Restoran & Kafe Coffee Time sudah melakukan pencatatan keuangan secara akuntansi. Pencatatan transaksi penjualan dilakukan pegawai dengan menggunakan mesin kasir, faktur yang telah dicetak oleh mesin kasir setiap hari akan dicatat pada komputer management untuk dimasukkan pada laporan keuangan yang dibuat secara sederhana oleh pihak manajemen. Jadi dapat dikatakan Restoran & Kafe Coffee Time memiliki kekuatan dalam pencatatan laporan keuangan secara akuntansi. Walaupun demikian Restoran & Kafe Coffee Time memiliki kelemahan dalam perputaran keuangan yaitu pencapaian target pendapatan belum tercapai yaitu sebesar 100 juta per bulan, hal ini disebabkan restoran ini masih terbilang baru sehingga keuntungan yang diterima oleh perusahaan belum sesuai harapan Kegiatan Produksi-Operasi Fungsi produksi dan operasi dari suatu usaha terdiri dari semua aktivitas yang mengubah masukan menjadi barang dan jasa. Dalam merumuskan strategi kemampuan dan keterbatasan fungsi produksi dan operasi harus diperhitungkan, karena kekuatan dan kelemahan dalam fungsi-fungsinya dapat menyebabkan kesuksesan maupun kegagalan dari suatu usaha. Proses produksi pada Restoran & Kafe Coffee Time memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas dan terarah. SOP membantu pihak manajemen dan karyawan untuk mencapai visi dan misi perusahaan. SOP berisi standar yang harus dilaksanakan karyawan dalam menjalankan tugas, baik tentang pengawasan kualitas barang dan bahan baku, sikap kepemimpinan dan cara melayani konsumen hingga standar kebersihan lingkungan. Tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, yaitu menciptakan produk yang memiliki kualitas tinggi. Beberapa usaha yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut diantaranya berusaha memperoleh bahan baku yang bermutu tinggi, menjaga kontinuitas bahan baku dan pengolahannya, 61

77 memanfaatkan fasilitas produksi secara optimal, dan berusaha agar jumlah produksi setiap harinya sesuai dengan permintaan konsumen karena daya tahan produk yang tidak lama serta menjaga mutu produk. a. Pemesanan, Penerimaan Barang dan Bahan Baku Pada kegiatan produksi dan operasi, Restoran & Kafe Coffee Time memiliki hubungan yang baik dengan pemasok, karena berdasarkan hasil wawancara dengan manajer, Restoran & Kafe Coffee Time membutuhkan barang yang terjamin kualitas dan kesegarannya. Restoran & Kafe Coffee Time memenuhi bahan baku dari beberapa pasar yaitu: Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku seperti beras, ayam, daging, sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, dan lain-lain, perusahaan bekerja sama dengan Arbeef Supplier dan Pasar Bogor. Pemesanan dilakukan tiap hari untuk produk-produk yang mudah rusak. Sedangkan untuk kebutuhan bahan baku kopi, Restoran & Kafe Coffee Time langsung bermitra dengan perusahaan yang berada di Bukittinggi yaitu penghasil kopi terbaik di Indonesia. Alasan Restoran & Kafe Coffee Time memiliki pemasok untuk membeli bahan baku yaitu dengan berlangganan akan mendapatkan harga lebih murah, mempunyai kualitas yang baik dan adanya kepercayaan dengan pemasok. b. Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Baku Restoran & Kafe Coffee Time sangat memperhatikan prosedur penyimpanan bahan baku. Penggunaan bahan baku menggunakan sistem First In First Out (FIFO), yaitu barang dan bahan baku yang datang terlebih dahulu diproses lebih awal. Hal ini untuk menghindari bahan baku dan barang yang kadaluarsa atau tidak layak karena masa penyimpanan yang terlalu lama. Setiap hari bahan baku yang masuk sebelum disimpan akan diberikan tanggal awal penyimpanan, bahan baku seperti daging dan ayam maksimal penyimpanan didalam freezer selama dua hari, apabila lebih dari dua hari makan bahan baku tersebut tidak akan digunakan. Sedangkan untuk sayuran maksimal penyimpanan hanya satu hari, untuk sayuran pembeliannya dilakukan setiap hari. c. Proses Bahan Makanan 62

78 Restoran & Kafe Coffee Time mengolah bahan baku menjadi bahan makanan siap saji. Artinya seluruh masakan tersebut akan diproses atau dimasak setelah ada pesanan dari konsumen. Sebelum beroperasi setiap hari, karyawan melakukan persiapan penjualan yang dilakukan pada pagi hari. Proses pengolahan menu di Restoran & Kafe Coffee Time telah sesuai dengan standar yang telah ditentukan yang telah diatur dalam SOP diantaranya, proses pembersihan bahan baku. Setelah dari pasar bahan baku harus dibersihkan, lalu kemudian disimpan dalam freezer atau lemari pendingin. Kemudian ketika ada pesanan yang datang maka bahan baku diolah atau dimasak sesuai dengan pesanan dari konsumen. d. Pelayanan Konsumen Untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan Restoran & Kafe Coffee Time sangat memperhatikan dan mengutamakan kebersihan, keramah tamahan ketepatan penyampaian produk, penanganan pelanggan yang baik, produk yang berkualitas dan kecepatan dalam memberikan pelayanan. Langkah-langkah pelayanaan untuk memuaskan pelanggan yang diterapkan di Restoran & Kafe Coffee Time terdiri dari : Penyambutan dengan hangat dan bersahabat ketika konsumen memasuki Restoran & Kafe Coffee Time, karyawan tersenyum dan menggunakan kontak mata dan sikap yang ramah. Menanyakan jumlah kursi yang dibutuhkan konsumen, kemudian memilihkan meja yang sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen. Memberikan menu dan mencatat pesanan konsumen dengan benar, melakukan pembacaan ulang pesanan konsumen, melayani konsumen dengan sabar menjelaskan jenis-jenis menu yang ditawarkan dan komposisi yang terdapat pada makanan tersebut, memberikan saran tentang produk unggulan dan produk baru yang ada di Restoran & Kafe Coffee Time. Pelayan atau waitress akan menuju kasir dan dapur, untuk kasir diberikan satu bon untuk menginput pesanan kedalam mesin komputer sedangkan untuk dapur diberikan satu bon lagi untuk proses pemesanan makanan agar dapat diolah. 63

79 Pelayan atau waitress membawakan pesanan minuman terlebih dahulu secepat mungkin. Setelah pesanan makanan telah siap diolah maka secepatnya dihidangkan kepada konsumen. Beberapa menit setelah konsumen menikmati hidangannya, pelayan akan datang ke meja konsumen kembali untuk menanyakan apakah semua pesanannya sudah keluar atau disajikan dan apakah ada pesanan tambahan. Setelah konsumen selesai dan meminta tagihan atau bill pesanannya, waitress atau pelayan mengambil bill yang telah dicetak dikasir lalu menyerahkannya kepada konsumen. Kemudian mengambil uang yang diberikan konsumen untuk diserahkan kepada kasir, lalu mengembalikan sisa uang dan bill tersebut kepada konsumen sambil mengucapkan terimakasih dan tersenyum yang ramah. Proses terakhir adalah pembersihan meja yang telah digunakan konsumen dan mengangkat semua peralatan makan yang telah digunakan diatas meja. Dalam kegiatan operasional, terkadang pihak manajemen mendapatkan keluhan dari konsumen, diantaranya ialah tidak memiliki sertifikasi halal dari MUI dan BPOM dari pemerintah, sehingga konsumen yang memperhatikan keamanan dan kualitas produk sangsi untuk berkunjung ke restoran ini, keluhan lainnya pada saat Restoran & Kafe Coffee Time melakukan acara-acara seperti live music, barbeque saat valentine dan acara lainnya yang menyebabkan ramainya konsumen di Restoran & Kafe Coffee Time sehingga mendapat complain dari tetangga sebelah. Maka pihak manajemen merubah semua kegiatan operasional seperti yang dahulunya memakai live music namun sekarang hanya menggunakan musik biasa yang dinyalakan dengan CD Palyer Sumber Daya Manusia Saat ini, Restoran & Kafe Coffee Time memiliki 14 karyawan dibawah pimpinan Bapak Sutikno Muliadi sebagai pemilik restoran, jumlah karyawan Restoran & Kafe Coffee Time dapat dilihat pada Tabel 20. Faktor-faktor yang diperhatikan oleh Restoran & Kafe Coffee Time mengenai sumberdaya manusia yaitu manajemen SDM, keterampilan dan motivasi kerja serta produktivitas. Karyawan pada Restoran & Kafe Coffee Time memiliki hubungan kerja yang 64

80 baik antar karyawan, karyawan dengan manajer operasional ataupun dengan pemilik restoran. Hal ini dapat dilihat pada saat diadakan briefing untuk evaluasi pencapaian yang sudah didapat, rencana kerja, serta komunikasi dua arah mengenai sasaran yang akan dituju, keluhan dari konsumen dan hambatan yang ditemui. Restoran & Kafe Coffee Time tidak mengutamakan latar belakang pendidikan karyawan, yang terpenting karyawan memiliki tanggung jawab, ulet dan pekerja keras. Seluruh karyawan yang ada memiliki tingkat pendidikan SMP, SMU dan S1 untuk manajer dengan umur rata-rata tahun. Restoran & Kafe Coffee Time sangat mengutamakan karyawan yang loyal dan terlatih. Oleh karena itu yang menjadi pertimbangan dalam perekrutan karyawan adalah kemauan untuk belajar dan keterampilan, bukan melihat tingkat pendidikan. Biasanya bentuk keterampilan yang diberikan adalah pada saat karyawan melakukan pengolahan makanan, manajer akan memberikan pujian kepada karyawan yang telah melakukan pekerjaan dengan baik. Sedangkan bentuk motivasi yang diberikan pemilik kepada para karyawan adalah dengan mengadakan wisata bersama untuk karyawan dengan keluarganya yang diadakan setiap tahun, selain itu manajer juga memberikan bonus untuk karyawan terbaik setiap bulan dan kenaikan jabatan. Hal ini tentunya sangat mendorong produktivitas karyawan untuk melakukan pekerjaan lebih baik dan terampil dalam mengolah makanan. Tabel 20. Jumlah Karyawan Restoran & Kafe Coffee Time Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun No Bidang Pekerjaan Jabatan Fungsional Pendidikan Jumlah Karyawan (orang) 1 Manajer Manajer operasional S1 2 2 Bagian operasional Cashier Waitress Security 3 Bagian Dapur Cook Bartender Stopwash SMA SMA SMP D3 SMA SMP Total 14 Sumber: Restoran & Kafe Coffee Time (2012)

81 Perekrutan tenaga kerja dilakukan oleh manajer Restoran & Kafe Coffee Time. Perekrutan tenaga kerja dilakukan hanya jika ada posisi yang kosong. Biasanya perekrutan karyawan dilakukan secara internal yaitu karyawan yang sudah dikenal ataupun keluarga dari karyawan yang lama. Gaji karyawan diberikan setiap bulan. Untuk manajer sebesar Rp , tukang masak atau koki sebesar Rp dan untuk pegawai lainnya Rp Karyawan juga mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) berupa uang sesuai dengan masa bekerja. Walaupun loyalitas pegawai tinggi dan memiliki keterampilan yang terlatih, sangat disayangkan karena jumlah karyawan masih terbilang kurang, khususnya dalam pelayanan delivery order. Banyaknya masukan dari konsumen untuk membuka layanan delivery, tetapi setelah dipertimbangkan oleh manajer dengan adanya layanan delivery maka akan ada pengeluaran gaji dalam perekrutan karyawan dan dapat mengurangi keuntungan Restoran & Kafe Coffee Time. Manajer Restoran & Kafe Coffee Time, Ibu Tanti mengatakan untuk menampung layanan delivery order, dan akan dilakukan setelah target penjualan tercapai yaitu sebesar 100 juta rupiah per bulan Sistem Informasi Manajemen Restoran & Kafe Coffee Time dalam kegiatan manajerial sudah didukung dengan sistem informasi yang berbasis komputer. Untuk kelancaran kegiatan manajerial, Restoran & Kafe Coffee Time dilengkapi oleh satu unit komputer yaitu cash register untuk bagian cashier, satu unit laptop untuk manajer operasional, laptop tersebut dilengkapi dengan software yang disesuaikan dengan kebutuhan kerja. Menangani keluhan dari konsumen menggunakan pesawat telepon. Pencatatan seluruh pemasukan, pengeluaran, dan kebutuhan bahan baku lainnya dilakukan secara manual dan dicatat secara komputerisasi dibagian office. Untuk restoran terbilang baru, Restoran & Kafe Coffee Time terbilang lebih modern dibandingkan dengan pesaing lainnya yang melakukan seluruh pencatatan secara tradisional. Berdasarkan analisis lingkungan internal dalam matriks IFE dapat dilihat pada Tabel

82 Tabel 21. Analisis Faktor Internal Restoran & Kafe Coffee Time 2012 No Faktor Internal Kekuatan Kelemahan 1 Pemasaran a. Citra rasa internasional b. Inovasi produk c. Harga yang terjangkau d. Kebersihan dan kenyamanan restoran a. Lokasi yang kurang strategis b. Kurangnya promosi c. Tidak ada layanan hotspot e. Pelayanan konsumen yang memuaskan 2 Keuangan Pencatatan keuangan secara Pencapaian target 3 Produksi dan operasi akuntansi Bahan baku yang terjamin kualitas dan kesegaran penjualan belum stabil Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM 4 SDM Tidak memiliki layanan delivery khusus karena kurangnya jumlah SDM Sumber : Restoran & Kafe Coffee Time (2012) 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Analisis terhadap lingkungan eksternal restoran merupakan tahap untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Aspek eksternal yang dianalisis yaitu lingkungan makro, dan lingkungan industri Lingkungan Makro Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada diluar perusahaan yang secara langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Lingkungan makro terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. a. Faktor Politik Kebijakan politik mempunyai dampak yang sangat penting bagi para pengusaha. Kebijakan politik yang baik akan menciptakan iklim usaha yang kondusif dan sebaliknya jika kebijakan yang terjadi kurang baik, maka akan sangat tidak menguntungkan bagi para pengusaha. Seiring dengan peningkatan 67

83 jumlah usaha pendukung industri pariwisata di kota Bogor, pemerintah menetapkan peraturan izin usaha dan retribusi. Pasal 12 Perda Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan mengatur perizinan badan usaha atau perorangan yang mengajukan usaha kepariwisataan wajib dikenakan retribusi. Peraturan ini dilaksanakan berdasarkan UU No.34 Tahun 2000 tentang Pajak Retribusi Daerah, dimana tarif yang dikenakan pada konsumen sebesar 10 persen dari total pesanan. Adanya peraturan dan perundang-perundangan yang jelas, serta dukungan besar pemerintah terhadap usaha restoran telah mampu menciptakan atmosfer lingkungan politik dan hukum yang aman bagi usaha restoran. Keamanan dan lingkungan Kota Bogor yang kondusif sangat mendukung pertumbuhan usaha restoran. b. Faktor Ekonomi Keadaan ekonomi suatu negara sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu perusahaan atau industri. Ketidakstabilan kondisi perekonomian saat ini memberi pengaruh terhadap kecendrungan iklim usaha yang tidak menentu. Kenaikan harga bahan baku berhubungan dengan biaya produksi, sehingga membuat harga jual lebih tinggi dan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Akan tetapi dengan meningkatnya pendapatan masyarakat akan menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin besar pula sehingga akan mendorong pertumbuhan usaha restoran di Kota Bogor. Produk Domestik Bruto (PDRB) Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Produk Domestik Bruto (PDRB) Kota Bogor Tahun Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Rp) Pertumbuhan (%) PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Rp) Pertumbuhan (%) , , ,09 17, ,17 6, ,70 17, ,17 6, ,96 17, ,78 5, ,66 17, ,07 6,02 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor Tahun (2010) Usaha restoran di Kota Bogor memiliki peluang untuk berkembang. Hal ini terlihat dari daya beli masyarakat Kota Bogor yang tergambar dalam PDRB 68

84 per kapita Kota Bogor pada Tabel 22. Pada periode tahun , laju pertumbuhan PDRB per kapita Kota Bogor rata-rata selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan pendapatan masyarakat Kota Bogor menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin meningkat pula, hal ini dapat dimanfaatkan oleh pengusaha restoran untuk mengembangkan usaha. c. Faktor Sosial Kondisi sosial dapat dilihat dari beberapa aspek misalnya sikap, gaya hidup, adat-istiadat, dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan. Dari faktor sosial diatas, Restoran & Kafe Coffee Time cenderung pada aspek gaya hidup. Perubahan gaya hidup masyarakat dimana produktivitas tenaga kerja yang tinggi menyebabkan semakin sedikitnya waktu untuk menyediakan makanan sehingga masyarakat semakin menginginkan kepraktisan dan kecenderungan menikmati makanan di luar rumah. Hal ini direspon dengan baik bagi pihak Restoran & Kafe Coffee Time dan menjadikannya peluang. Selain itu semakin meningkatnya wisatawan asing dan domestik menjadi salah satu peluang bagi restoran, hal ini disebabkan karena Kota Bogor memiliki berbagai objek wisata dan merupakan tempat transit bagi wisatawan asing maupun domestik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Bogor tiap tahunnya mengalami peningkatan pada Tabel 23. Tabel 23. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor Tahun No Jenis usaha Jenis Jumlah per Tahun wisatwan Domestik Objek Wisata Asing Jumlah Domestik Akomodasi Asing Jumlah Jumlah Domestik Asing Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor (2011) Menurut data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, pada tahun 2008 jumlah kunjungan wisatawan domestik mencapai wisatawan dan wisatawan asing mencapai wisatawan. Selanjutnya di tahun 2009, jumlah 69

85 kunjungan wisatawan domestik naik menjadi wisatawan dan wisatawan asing mencapai orang. d. Faktor teknologi Teknologi merupakan faktor penting untuk memajukan suatu usaha. Perkembangan teknologi dan informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam mendorong usaha restoran menjadi lebih baik. Perkembangan teknologi dan informasi dapat dimanfaatkan di semua bagian operasional restoran seperti pada bagian keuangan, pelayanan dan pemrosesan. Adanya sistem komputerisasi di bagian keuangan lebih memudahkan dalam mengelola pengalokasian dana. Selain itu, cara bertransaksi dengan pemasok maupun pelanggan akan lebih efektif dan efisien jika dapat memanfaatkan semua teknologi. Teknologi yang digunakan oleh Restoran & Kafe Coffee Time saat ini sudah cukup baik dan modern. Hal ini terlihat dari adanya barang-barang teknologi tinggi yang membantu dalam proses produksi diantaranya mesin pendingin bahan baku (freezer), microwave, mixer, dan lain-lain Lingkungan Industri Lingkungan industri terdiri dari ancaman masuk pendatang baru, persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli, dan kekuatan tawar-menawar pemasok. a. Ancaman Masuk Pendatang Baru Masuknya pendatang baru dalam industri restoran akan memberikan implikasi pada usaha yang sudah ada. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi usaha. Pertumbuhan penduduk Kota Bogor yang cukup tinggi dan banyaknya wisatawan yang datang ke Kota Bogor pada akhir pekan, dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk membangun suatu usaha restoran. Persaingan yang semakin ketat ini, mendorong Restoran & Kafe Coffee Time menentukan alternatif strategi pengembangan, agar dapat mempertahankan konsumen lama dan menarik konsumen baru untuk datang. Tetapi pada saat sekarang ini, pendatang baru memiliki hambatan masuk industri dan merupakan peluang untuk Restoran & Kafe Coffee Time. Faktor-faktor hambatan masuk untuk pendatang baru adalah: 70

86 1) Skala ekonomi; hal ini disebabkan karena untuk membuka sebuah usaha Restoran baru diperlukan modal yang besar. 2) Diferensiasi; pendatang baru harus memiliki diferensiasi produk cukup tinggi karena semakin produk itu berbeda atau unik maka konsumen semakin penasaran dan ingin mencobanya. 3) Kecukupan modal; kebutuhan modal relatif cukup tinggi, terutama modal awal dalam pendirian suatu usaha. 4) Akses kesaluran distribusi; untuk akses kesaluran distribusi sangat menentukan penyebaran produk. b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri Tingkat persaingan antar pengusaha di Kota Bogor cenderung kompetitif. Hal ini terlihat dari jumlah kafe, restoran dan rumah makan yang semakin bertambah tiap tahunnya di Kota Bogor. Pesaing merupakan faktor yang cukup penting untuk membuat suatu usaha dapat bertahan atau tidak. Persaingan usaha disekitar Restoran & Kafe Coffee Time cukup banyak (dapat dilihat Tabel 6), diantaranya terdapat beberapa rumah makan ataupun kafe yang terletak disekitar Taman Kencana. Walaupun menu utama dengan pesaing berbeda tetapi segmentasi pada dasarnya sama yaitu masyarakat Kota Bogor terutama untuk keluarga dan anak muda. Selain itu persaingan bisa diukur dengan harga produk yang tidak jauh berbeda dengan harga pesaing. Faktor-faktor persaingan sesama perusahaan dalam industri yang dihadapi Restoran & Kafe Coffee Time adalah: 1) Jumlah kompetitor; tingkat persaingan antar pengusaha restoran di Kota Bogor cenderung kompetitif. Hal ini terlihat pada Tabel 6 yang menunjukkan perusahaan yang menjadi pesaing Restoran & Kafe Coffee Time. Langkah yang dilakukan untuk mengatasi pesaing yang ada dengan tetap berusaha mempertahankan kualitas, berusaha mengembangkan produknya lebih kreatif dan inovatif dan meningkatkan kegiatan promosi. 2) Karateristik produk; setiap kafe, restoran atau rumah makan mempunyai produk unggulan. Sifat atau ciri-ciri dari masing-masing produk yang dimiliki pasti mempunyai kesamaan dan perbedaan. Perbedaan tersebut yang terus dikembangkan untuk dapat dijadikan keunggulan Restoran & Kafe Coffee Time. 71

87 3) Biaya tetap yang besar; persaingan sesama perusahaan dalam industri yaitu faktor biaya tetap yang besar karena beroperasi pada skala ekonomi yang tinggi. Untuk itu Restoran & Kafe Coffee Time berusaha menyesuaikan harga produk dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Walaupun persaingan tinggi antar bisnis sejenis, Restoran & Kafe Coffee Time dapat terus bertahan hingga saat ini karena kualitas produk yang baik dan terus berinovasi melakukan pengembangan produk. c. Ancaman Produk Pengganti Restoran & Kafe Coffee Time merupakan restoran yang menawarkan perpaduan menu khas tradisional dan internasional. Produk pengganti atau substitusi merupakan ancaman yang menghambat perkembangan restoran. Restoran & Kafe Coffee Time memiliki menu andalan seperti iga bakar dan steak, namun produk pengganti nya antara lain nasi ayam atau nasi goreng di waroeng taman, dan rumah makan yang menyajikan makanan cepat saji (junkfood) seperti Mc Donald s yang saat ini menjadi trend dikalangan anak muda dengan menu utama yang berbahan dasar ayam. Ancaman terbesar juga datang dari rumah makan dengan konsep warung tenda seperti warung tenda bang doel yang sudah banyak di Kota Bogor. Banyaknya restoran dengan produk substitusi membuat konsumen memiliki banyak pilihan untuk mencoba menu lain yang tidak disediakan oleh Restoran & Kafe Coffee Time. d. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Kekuatan tawar-menawar pembeli sangat besar, karena jumlah alternatif pilihan kafe, tempat makan atau restoran di Kota Bogor sangat banyak, sehingga penawaran tinggi dan konsumen bebas memilih tempat makan atau restoran yang sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu Restoran & Kafe Coffee Time berusaha mengikuti keinginan konsumen dengan meningkatkan kreativitas, inovasi produk dan peningkatan kualitas pelayanan serta meningkatkan fasilitasfasilitas pendukung untuk kenyamanan konsumen. Pihak manajemen restoran sangat mempertimbangkan untuk melakukan kenaikan harga produk. Hal tersebut dikarenakan pihak restoran tidak ingin konsumen beralih ke restoran lain yang menawarkan harga lebih murah. 72

88 Konsumen adalah orang yang mengkonsumsi suatu produk, sedangkan pelanggan adalah konsumen yang mengkonsumsi suatu produk secara tetap atau kontinyu atau dapat dikatakan sebagai konsumen yang datang lebih dari satu kali. Karakteristik pembeli yang diukur dalam penelitian ini meliputi : jenis kelamin, umur, daerah asal, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengisian kuesioner terhadap 30 responden, didapatkan karakteristik konsumen, antara lain : 1. Jenis Kelamin Konsumen Restoran & Kafe Coffee Time yang menjadi responden dalam penelitian ini terdiri dari 63 persen adalah laki-laki atau sebanyak 19 orang, sedangkan perempuannya hanya 37 persen atau sebanyak 11 orang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 24 mengenai persentase jenis kelamin. Tabel 24. Persentase Jenis Kelamin Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012 Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-laki Perempuan Total Banyaknya pengunjung laki-laki pada Restoran & Kafe Coffee Time dikarenakan Semakin tinggi jumlah penduduk Kota Bogor khususnya laki-laki, tentu akan meningkatkan permintaan kebutuhan makanan dan juga minuman. Perkembangan jumlah penduduk Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bogor dari Tahun Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah Sumber: BPS Bogor (2010) 2. Daerah Asal Daerah asal atau merupakan lokasi tempat tinggal responden. Daerah asal akan menunjukkan dari daerah mana saja konsumen restoran berasal. Konsumen Restoran & Kafe Coffee Time kebanyakan berasal dari Bogor, yaitu dari 30 responden berasal dari Bogor sebesar 22 responden yaitu sebesar 73 persen. 73

89 Konsumen Restoran & Kafe Coffee Time yang berasal dari Jakarta terdiri dari 7 orang yaitu sebesar 23 persen, Depok hanya satu orang dan sebesar 4 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 26 mengenai Sebaran Daerah Asal Responden. Tabel 26. Sebaran Daerah Asal Responden Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012 Daerah Asal Jumlah (orang) Persentase (%) Bogor Jakarta 7 23 Depok 1 4 Total Usia Berdasarkan pengisian kuisioner terhadap konsumen Restoran & Kafe Coffee Time, diperoleh bahwa karakteristik usia dari konsumen yang datang berkisar antara 19 tahun hingga lebih dari 55 tahun. Persentase terbesar yaitu 53 persen adalah kelompok usia tahun. Hal ini dapat diartikan bahwa Restoran & Kafe Coffee Time merupakan makanan yang diminati oleh anak muda. Usia tersebut merupakan usia kerja aktif, dimana konsumen baru mulai memasuki dunia kerja maka dibutuhkan makanan yang sehat untuk menjaga vitalitas tubuh. Persentase terbesar kedua berkisar pada usia tahun, yaitu 33 persen. Pada kisaran usia ini, konsumen mulai mantap pada pekerjaannya dan mempunyai banyak relasi bisnis. Maka banyak konsumen yang memanfaatkan restoran sebagai tempat memulai perjanjian bisnis. Kisaran usia berikutnya adalah tahun dan masing-masing sebesar 7 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 27 mengenai kisaran usia responden pada Restoran & Kafe Coffee Time. Tabel 27 Sebaran Usia Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012 Usia (tahun) Jumlah Persentase (%) Total Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan responden pada umumnya cukup baik, karena konsumen yang datang mempunyai pendidikan minimal SLTA. Seperti terlihat 74

90 dalam Tabel 28 menunjukkan bahwa persentase terbesar yaitu 43 persen menunjukkan responden dengan pendidikan terakhir adalah Sarjana. Dan persentase terbesar berikutnya adalah 33 persen dengan pendidikan terakhir D3. Pemilihan jenis makanan pada restoran didasarkan pada keinginan dan kebutuhan konsumen. Sedangkan pendidikan menyebabkan konsumen untuk mempermudah dalam menilai dan menerima sesuatu yang baru. Tabel 28. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012 Pendidikan Terakhir Jumlah(orang) Persentase (%) SLTA 5 17 D Sarjana Pasca Sarjana 2 7 Total Pekerjaan Responden kuisioner yang merupakan konsumen Restoran & Kafe Coffee Time yang mempunyai pekerjaan bervariasi. Akan tetapi, pelajar atau mahasiswa dan karyawan swasta memiliki persentase terbesar masing-masing 40 persen. Hal ini disebabkan banyak anak muda yang meluangkan waktunya untuk berkumpul dengan teman-temannya. Kemudian disusul pegawai negeri yaitu sebesar 10 persen dan terakhir wirawasta dan ibu rumah tangga masing-masing sebesar 7 dan 3 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 29 mengenai Jenis Pekerjaan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time. Tabel 29. Sebaran Jenis Pekerjaan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012 Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%) Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri 3 10 Karyawan Swasta Wiraswasta 2 7 Ibu Rumah Tangga 1 3 Total Pendapatan Tingkat pendapatan responden dikategorikan menjadi beberapa tingkat pendapatan perbulan yaitu pendapatan kurang dari Rp , sampai lebih dari Rp Berdasarkan Tabel 30, diketahui bahwa responden mempunyai 75

91 pendapatan antara Rp sampai Rp dengan persentase sebesar 33 persen, persentase terkecil yaitu 3 persen dengan tingkat pendapatan responden lebih dari Rp Tabel 30. Tingkat Pendapatan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012 Pendapatan (Rp) Jumlah (Orang) Persentase (%) < > Total Banyaknya Kunjungan Loyalitas konsumen Restoran & Kafe Coffee Time ternyata sangat baik, hal ini dapat dilihat pada Tabel 31 mengenai banyaknya kunjungan responden pada Restoran & Kafe Coffee Time. konsumen yang datang sebanyak 2-4 kali mencapai 60 persen lalu sisanya 40 persen konsumen sudah pernah mengunjungi lebih dari 4 kali kunjungan Tabel 31. Banyaknya Kunjungan Responden pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012 Banyaknya Kunjungan Jumlah (orang) Persentase (%) 2-4 kali > 4 kali Total e. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Hubungan antara pemasok dan restoran harus terjalin dengan baik. Restoran & Kafe Coffee Time dipasok bahan baku arbeef supplier untuk bahan baku daging dan ayam. Restoran memiliki pemasok tetap di Pasar Bogor juga untuk kebutuhan-kebutuhan seperti beras, sayur, dan lainnya, sehingga ketersedian dan kesegaran bahan baku dapat terjamin karena adanya hubungan kepercayaan antara pemasok dan restoran. Para pemasok pada Restoran & Kafe Coffee Time tidak melakukan monopoli harga, karena harga yang ditawarkan sesuai dengan harga yang berlaku dipasaran, bahkan ada pemasok yang memberikan harga lebih murah dengan mutu yang terjaga. Restoran & Kafe 76

92 Coffee Time membeli bahan baku daging dan ayam setiap dua hari sedangkan untuk sayuran restoran membeli dari pemasok setiap harinya. Daftar pemasokpemasok pada Restoran & Kafe Coffee Time dapat dilihat pada Tabel 32. Tabel 32. Pemasok-Pemasok pada Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012 No Produk Pemasok 1 Daging Arbeef supplier 2 Gas Agen warung pak haji 3 Minyak goreng Avena (distributor) 4 Tissue Silvandra 5 Rokok Agen mild 6 Kopi Supplier dari Bukittinggi Walaupun pemasok dapat menyediakan bahan baku dan bahan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan tepat waktu bagi Restoran & Kafe Coffee Time, Tetapi pemasok juga memiliki ancaman yang dapat menghambat pengembangan usaha Restoran & Kafe Coffee Time. Acaman tersebut terdiri dari kenaikan harga bahan baku dan kenaikan harga gas elpiji. Analisis kekutan tawar menawar pemasok ditujukan untuk melihat kemampuan pemasok dalam mempengaruhi Restoran & Kafe Coffee Time melalui kenaikan harga atau pengurangan kualitas produk. Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi karena dipengaruhi sejumlah kondisi, yaitu jumlah pemasok terbatas, tidak tersedianya bahan baku pengganti, peran produk yang dipasok bagi perusahaan serta besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk beralih ke pemasok lain. Kriteria yang diberikan oleh Restoran & Kafe Coffee Time dalam memilih pemasok yaitu bertanggung jawab untuk ketersedian bahan baku selanjutnya, harga lebih murah, mempunyai kualitas yang baik, dan adanya kepercayaan antara kedua belah pihak. Analisis lingkungan eksternal dalam matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 33. Lingkungan eksternal terbagi menjadi lingkungan makro, dan lingkungan industri yang menunjukkan adanya peluang yang dapat dimanfaatkan Restoran & Kafe Coffee Time untuk meminimalkan ancaman. 77

93 Tabel 33. Analisis Faktor Eksteral Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012 No Faktor Eksternal Peluang Ancaman 1 Lingkungan umum Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik Hambatan masuk industri tinggi Perkembangan kemajuan teknologi Keamanan lingkungan Kota Bogor Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor 2 Lingkungan industri Hambatan masuk industri tinggi Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi Banyaknya produk substitusi Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi Kekuatan tawarmenawar pemasok tinggi 78

94 79

95 VII. PENENTUAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang, selanjutnya dilakukan perumusan strategi. Perumusan strategi meliputi tiga tahapan, yaitu tahap masukan terdiri dari analisis matriks IFE dan EFE, kemudian analisis IE, Grand Strategy dan SWOT masuk dalam tahap pencocokan, dan tahap pengambilan keputusan menggunakan analisis QSPM. 7.1 Analisis Matriks IFE dan EFE Matriks IFE dan EFE merupakan tahap masukan terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hasil analisis dan identifikasi lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan akan disusun ke dalam matriks IFE. Sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi eksternal berupa peluang dan ancaman akan disusun ke dalam matriks EFE. a. Analisis Matriks IFE Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari faktor-faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks IFE menggambarkan kondisi internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dihitung berdasarkan rating dan bobot yang diambil kuisioner dari tiga responden internal yang terdiri dari pemilik Restoran & Kafe Coffee Time dengan persentase penilaian diambil sebesar empat puluh persen, dua manajer operasional masing-masing sebesar tiga puluh persen dari total penilaian. Tabel 34, menunjukkan matriks IFE yang menganalisis 13 faktor sukses kritis yang terdiri dari 7 kekuatan dan 6 kelemahan. Berdasarkan hasil matriks IFE pada Tabel 34. Menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama restoran adalah Kebersihan dan kenyamanan restoran, dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0.362, sedangkan kelemahan utama adalah lokasi yang kurang strategis dengan nilai tertimbang terkecil sebesar Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 34 maka diperoleh total bobot skor sebesar Hal ini menunjukkan bahwa kondisi internal Restoran & Kafe Coffee Time terbilang sedang.

96 Tabel 34. Hasil Analisis Matriks IFE Restoran & Kafe Coffee Time No Faktor Internal Bobot Rating Bobot Skor 1 Citra rasa internasional Inovasi produk Pelayanan konsumen yang memuaskan Bahan Baku yang terjamin kualitas dan kesegaran Harga yang terjangkau Pencatatan keuangan secara akuntansi Kebersihan dan kenyamanan restoran Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM Lokasi yang kurang strategis Pencapaian target penjualan belum stabil Kurangnya promosi Tidak memiliki layanan delivery khusus Tidak ada layanan hotspot Total b. Analisis Matriks EFE Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor eksternal perusahaan. Matriks EFE menggambarkan kondisi eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung berdasarkan rating dan bobot yang diambil kuisioner dari tiga puluh orang konsumen dengan penilaian sebesar dua puluh persen, dan tiga orang dari internal yang terdiri dari pemilik Restoran & Kafe Coffee Time dengan persentase penilaian diambil sebesar tiga puluh persen, dua manajer operasional masingmasing sebesar dua puluh lima persen dari total penilaian. Tabel 35 menunjukan matriks EFE yang menganalisis sebelas faktor sukses kritis yang terdiri dari enam peluang dan lima ancaman. Berdasarkan hasil analisis matriks EFE pada Tabel 35 menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah perubahan pola dan gaya hidup masyarakat 81

97 dengan nilai tertimbang sebesar Sedangkan ancaman utama adalah tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,121. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 35, maka diperoleh total bobot skor sebesar Hal ini menunjukkan Restoran & Kafe Coffee Time terbilang kuat untuk merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman. Tabel 35. Hasil Analisis Matriks EFE Restoran & Kafe Coffee Time No Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot Skor 1 Perubahan Pola dan Gaya hidup Masyarakat Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor 4 Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik Hambatan masuk industri tinggi Perkembangan kemajuan teknologi Keamanan lingkungan Kota Bogor Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi Banyaknya produk substitusi Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi Total Analisis IE, Grand Startegy, dan SWOT Analisis IE, Grand Startegy, dan SWOT merupakan tahap pencocokan yaitu untuk merumuskan strategi berdasarkan hasil analisis dan identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah terkumpul. Pada tahap pencocokan model yang akan digunakan dalam perumusan strategi adalah matriks IE (Internal-Eksternal), matriks Grand Strategy dan matriks SWOT (Strength-Weakness-Oppourtunities-Threat). 82

98 a. Matriks IE Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks IFE dan skor terbobot matriks EFE yang dipetakan sehingga diketahui posisi perusahaan, berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFE, diperoleh bobot sebesar dan hasil analisis faktor eksternal menggunakan matriks EFE, diperoleh bobot sebesar Hasil pemetaan pada matriks IE dapat dilihat pada Gambar 7. Total Nilai EFE Tinggi 4,0 3,00-4,00 Menengah 3,0 2,00-2,99 Rendah 1,00-1,99 2,0 A 1,0 Gambar 7. Matriks I-E (Internal-Eksternal) Total Nilai IFE Kuat Rata-rata Rendah 3,00-4,00 2,00-2,99 1,00-1,99 I II III IV V VI VII VIII IX Restoran & Kafe Coffee Time dalam pemasarannya menempati posisi dalam sel II. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Build (tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan pada kuadran ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integrative (integrasi kebelakang, integrasi kedepan dan integrasi horizontal). Strategi yang dapat dilakukan berdasarkan lingkungan internal dan eksternal perusahaan, berupa strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar adalah mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk dan jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Penetrasi pasar meliputi penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan, penawaran produk-produk dan promosi penjualan secara intensif. Dengan kata lain strategi ini dapat dilakukan 83

99 dengan melakukan promosi yang lebih gencar. Promosi tersebut dapat berupa promosi melalui media iklan televisi, koran, radio, majalah dan lain-lain. Pengembangan produk adalah sebuah strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Strategi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas makanan dan minuman. Produk juga dapat dikembangkan dengan menambah jumlah menu yang ada, selain untuk memperbanyak pilihan bagi konsumen penambahan menu juga untuk mempertahankan konsumen agar tidak bosan terhadap menu masakan di Restoran & Kafe Coffee Time. b. Matriks Grand Strategy Berdasarkan Gambar 7, Restoran & Kafe Coffee Time berada pada kuadran II, yang artinya bahwa perusahaan berada pada situasi yang menguntungkan karena memiliki peluang dan kekuatan. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi seperti ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Strategi yang harus diterapkan adalah pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi ke depan, integrasi ke belakang dan integrasi horizontal. Hal ini dapat dilihat dalam Gambar 8 mengenai posisi perusahaan dalam matriks grand strategy Pertumbuhan pasar Posisi persaingan lemah 1. Market Development 2. Market penetration 3. Product development 4. Horizontal Intergration 5. Divestiture 6. Liquidation 7. Concentric diversification 1. Retrenchment 2. Concentric diversification 3. Horizontal diversification 4. Conglomerate diversification 5. Divestiture 6. liquidation 1. Market Development 2. Market penetration 3. Product development 4. Forward Integration 5. Backward Integration 6. Horizontal Integration 1. Concentric diversification 2. Horizontal diversification 3. Conglomerate diversification 4. Join venture Posisi persaingan kuat Gambar 8. Matriks Grand Strategy Pertumbuhan pasar lemah 84

100 c. Matriks SWOT Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diperoleh melalui faktor internal dan eksternal dapat diformulasikan alternatif strategi yang diambil. Formulasi strategi ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 36. Alternatif strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Strategi S-O (Strength-Opportunity) Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi S-O yaitu: 1. Pengembangan Pasar Meningkatkan volume penjualan dengan membuka cabang Restoran & Kafe Coffee Time di pusat perbelanjaan. Hal ini dilakukan agar jangkauan produk tersampaikan ke masyarakat luas. Cita rasa internasional, bahan baku yang terjamin kualitas, dan kesegaran dan pelayanan serta harga yang terjangkau menjadi kekuatan bagi Restoran & Kafe Coffee Time untuk memperluas pasarnya. Strategi ini didukung oleh Perubahan Pola dan Gaya hidup Masyarakat, Pertumbuhan jumlah penduduk serta peningkatan pendapatan masyarakat. Pembukaan cabang ini dimaksudkan untuk memperbanyak konsumen Restoran & Kafe Coffee Time. Dengan kekuatan yang dimiliki dan memanfaatkan peluang yang ada, pembukaan cabang baru akan sangat membantu meningkatkan jumlah pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time. Strategi W-O (Weakness-Opportunity) Strategi W-O adalah strategi yang menggunakan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O yaitu: 1. Penetrasi Pasar Mengatasi lokasi yang kurang strategis dan kegiatan promosi yang kurang gencar dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti website, majalah, radio, spanduk, dan sebagainya. Dengan promosi yang gencar seperti memasang petunjuk arah jalan diantaranya spanduk, baliho, brosur, dsb. Maka 85

101 lokasi yang kurang strategis tersebut dapat diatasi. Memasang layanan hotspot dengan memanfaatkan teknologi yang ada, sehingga semakin banyak pula pengunjung yang datang untuk menikmati layanan tersebut dengan memesan beberapa menu dan hal tersebut dapat meningkatkan penjualan maka target penjualanpun akan tercapai. Strategi S-T (Strength-Threat) Strategi ini bertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan-kekuatan internal yang ada. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan dengan strategi S-T yaitu: 1. Pengembangan Produk Meningkatkan cita rasa internasional, inovasi produk dengan harga yang terjangkau agar tetap bertahan dalam persaingan industri. Restoran & Kafe Coffee Time dapat meningkatkan pelayanan konsumen yang sudah baik menjadi lebih baik lagi sehingga tidak beralih ke produk substitusi ataupun restoran lainnya. Kemudian pembuatan sertifikasi halal dari MUI dan BPOM agar informasi kualitas produk yang diberikan sampai kepada konsumen, sehingga konsumen lebih nyaman untuk makan di Restoran & Kafe Coffee Time dibandingkan restoran lainnya yang belum memiliki sertifikasi halal dari MUI dan BPOM. Strategi W-T (Weakness-Threat) Strategi W-T adalah strategi dimana perusahaan dapat meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Salah satu alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-T yaitu: 1. Integrasi ke depan Memberikan layanan delivery order, memberikan jasa kepada konsumen dalam mengantar pesanan, sehingga produk lebih banyak di jual dengan pelayanan delivery order tersebut. 2. Integrasi ke belakang Menjaga hubungan baik dengan pemasok agar bahan baku yang diterima lebih murah dengan kualitas baik sehingga dapat mengatasi pencapaian target penjualan Restoran & Kafe Coffee Time. 86

102 3. Integrasi horizontal Menjaga hubungan yang baik dengan pesaing, untuk mengetahui informasi mengenai selera pasar dengan tujuan mengindari harga produk yang terlalu mahal, lebih unggul dalam variasi menu di bandingkan pesaing, dan menciptakan suatu inovasi yang tidak dimiliki pesaing lainnya. Hasil Analisis Matriks Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) dapat dilihat pada Tabel 36. Tabel 36. Hasil Analisis Matriks SWOT Restoran & Kafe Coffee Time Faktor Eksternal Faktor Internal Peluang (O) 1. Perubahan Pola dan Gaya hidup Masyarakat 2. Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor 3. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor 4. Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik 5. Hambatan masuk industri tinggi 6. Perkembangan kemajuan teknologi 7. Keamanan lingkungan Kota Bogor Ancaman (T) 1. Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi 2. Banyaknya produk substitusi 3. Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi 4. Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi Kekuatan (S) 1. Citra rasa Internasional 2. Inovasi produk 3. Pelayanan konsumen yang memuaskan 4. Bahan Baku yang terjamin kualitas dan kesegaran 5. Harga yang terjangkau 6. Pencatatan keuangan secara akuntansi 7. Kebersihan dan kenyamanan restoran 1. Pengembangan Pasar (S1, S2, S3, S4, S7,O1,O2,03,O4) 1. Pengembangan produk (S1,S2,S3,S5,S7,T1, T4) Kelemahan (W) 1. Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM 2. Lokasi yang kurang strategis 3. Pencapaian target penjualan belum stabil 4. Kurangnya promosi 5. Tidak memiliki layanan delivery khusus 6. Tidak ada layanan hotspot 1. Penetrasi Pasar (W2,W4,06) 1. Integrasi ke depan, 2. integrasi ke belakang dan 3. integrasi horizontal (W3, T2,T4,T5) 7.3 Analisis Matriks QSPM Analisis Matriks QSPM merupakan tahap keputusan yaitu tahap yang terakhir untuk menentukan strategi terbaik yang dapat dijalankan atau digunakan perusahaan dari alternatif-alternatif strategi yang diperoleh dari hasil analisis 87

103 SWOT. Untuk menentukan prioritas strategi tersebut, digunakan alat analisis Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM). Hasil analisis matriks SWOT menghasilkan 4 alternatif, yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT. Strategi tersebut akan dimasukkan kedalam matriks QSPM yang akan diestimasi dengan bobot dan Attractive Score (AS). Alternatif strategi yang dianalisis dengan menggunakan matriks QSPM adalah sebagai berikut: a. Pengembangan Pasar (TAS = 5,799) b. Penetrasi Pasar (TAS = 6,205) c. Pengembangan produk (TAS = 5,861) d. Integrasi ke depan, ke belakang dan horizontal (TAS = 5,042) Berdasarkan hasil penilaian dari matriks QSPM, maka diperoleh urutan strategi dari nilai TAS paling tinggi hingga paling rendah. Dari urutan tersebut dapat dihasilkan strategi-strategi prioritas yang dapat diimplementasikan oleh Restoran & Kafe Coffee Time sesuai dengan keputusan pemilik restoran. Matriks QSPM dapat dilihat pada Lampiran 11 berdasarkan hasil analisis QSPM, maka diperoleh prioritas alternatif strategi sebagai berikut : 1. Penetrasi Pasar (TAS = 6,205) Mengatasi lokasi yang kurang strategis dan kegiatan promosi yang kurang gencar dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti website, majalah, radio, spanduk, dan sebagainya. Dengan promosi yang gencar seperti memasang petunjuk arah jalan diantaranya spanduk, baliho, brosur, dsb. Maka lokasi yang kurang strategis tersebut dapat diatasi. Memasang layanan hotspot dengan memanfaatkan teknologi yang ada, sehingga semakin banyak pula pengunjung yang datang untuk menikmati layanan tersebut dengan memesan beberapa menu dan hal tersebut dapat meningkatkan penjualan maka target penjualanpun akan tercapai. 2. Pengembangan produk (TAS = 5,861) Meningkatkan cita rasa internasional, inovasi produk dengan harga yang terjangkau agar tetap bertahan dalam persaingan industri. Restoran & Kafe Coffee Time dapat meningkatkan pelayanan konsumen yang sudah baik menjadi lebih baik lagi sehingga tidak beralih ke produk substitusi ataupun restoran lainnya. Kemudian pembuatan sertifikasi halal dari BPOM agar 88

104 informasi kualitas produk yang diberikan sampai kepada konsumen, sehingga konsumen lebih nyaman untuk makan di Restoran & Kafe Coffee Time dibandingkan restoran lainnya yang belum memiliki sertifikasi halal dari MUI dan BPOM. 3. Pengembangan Pasar (TAS = 5,799) Meningkatkan volume penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang Restoran & Kafe Coffee Time dipusat perbelanjaan. Hal ini dilakukan agar jangkauan produk tersampaikan kemasyarakat luas. Cita rasa internasional, bahan baku yang terjamin kualitas dan kesegaran dan pelayanan serta harga yang terjangkau menjadi kekuatan bagi Restoran & Kafe Coffee Time untuk memperluas pasarnya. Strategi ini didukung oleh Perubahan Pola dan Gaya hidup Masyarakat, Pertumbuhan jumlah penduduk serta peningkatan pendapatan masyarakat. Pembukaan cabang ini dimaksudkan untuk memperbanyak konsumen Restoran & Kafe Coffee Time. Dengan kekuatan-kekuatan yang dimiliki dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada pembukaan cabang baru akan sangat membantu meningkatkan jumlah pendapatan Restoran & Kafe Coffee Time. 4. Integrasi ke depan, belakang dan horizontal (TAS = 5,042) Integrasi ke depan yang dilakukan oleh Restoran & Kafe Coffee Time ialah menambah pelayanan delivery order, memberikan jasa kepada konsumen dalam mengantar pesanan, sehingga produk lebih banyak di jual dengan pelayanan delivery order tersebut. Selanjutnya integrasi ke belakang yaitu menjaga hubungan baik dengan pemasok seperti arbeef supplier, pemasok kopi asli dari bukti tinggi, rokok a-mild, tisu silvandra, dan minyak goreng avena. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi keterlambatan dalam menyediakan bahan baku, terjalinnya kepercayaan, dan harga lebih murah dengan kualitas baik sehingga dapat mengatasi pencapaian target penjualan Restoran & Kafe Coffee Time. Integrasi horizontal untuk menjaga hubungan yang baik dengan pesaing, untuk mengetahui informasi mengenai selera pasar dengan tujuan mengindari harga produk yang terlalu mahal, lebih unggul dalam variasi menu di bandingkan pesaing, dan menciptakan suatu inovasi yang tidak dimiliki pesaing lainnya. 89

105 VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Hasil penelitian tentang Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee Time dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, faktor yang menjadi kekuatan di Restoran & Kafe Coffee Time ialah kebersihan serta kenyamanan restoran. Kemudian lokasi yang kurang strategis merupakan faktor kelemahan yang dimiliki Restoran & Kafe Coffee Time. Faktor eksternal yang dijadikan peluang adalah perubahan pola dan gaya hidup masyarakat, sedangkan faktor ancaman yang dimiliki Restoran & Kafe Coffee Time yaitu tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi. Hasil analisis matriks IE posisi restoran berada pada kuadran ke II yaitu kondisi tumbuh dan berkembang. Strategi yang tepat digunakan pada posisi ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk) atau integrative (integrasi kebelakang, integrasi kedepan dan integrasi horizontal). e. Berdasarkan analisis QSPM, alternatif strategi yang tepat dan dapat dilakukan oleh pihak Restoran & Kafe Coffee Time secara berurutan adalah : Penetrasi Pasar (TAS = 6,205), Pengembangan produk (TAS = 5,861), Pengembangan Pasar (TAS = 5,799), dan Integrasi ke belakang dan integrasi horizontal (TAS = 5,042) 8.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, maka diperoleh saran yang dapat dilakukan oleh Restoran & Kafe Coffee Time: a. Sebaiknya Restoran & Kafe Coffee Time melakukan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk). Penetrasi pasar berarti perusahaan sebaiknya meningkatkan pangsa pasar suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar, misalnya dengan menambah biaya iklan untuk promosi penjualan atau usaha-usaha promosi lainnya. Pengembangan pasar yaitu dengan Meningkatkan volume penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang. Pengembangan 90

106 Produk yaitu meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk dan jasa yang sudah ada sekarang. kemudian Restoran & Kafe Coffee Time diharapkan mampu melakukan strategi integrative (integrasi kebelakang, integrasi kedepan dan integrasi horizontal) yaitu menjaga hubungan baik dengan perantara, pemasok, bahkan pesaing guna mengetahui informasi pasar. b. Ada baiknya Pemasangan hotspot yang akan dilakukan di masa mendatang jika sudah terjadi perluasan lahan atau tempat serta penambahan meja makan dan tempat duduk di Restoran & Kafe Coffee Time serta mempercepat pembuatan sertifikasi halal dari BPOM agar dapat memberikan kepercayaan informasi mengenai kualitas produk sehingga menjadi nilai lebih bagi perusahaan sehingga konsumen menjadi lebih nyaman untuk makan di Restoran & Kafe Coffee Time. 91

107 DAFTAR PUSTAKA Andriani Strategi Pengembangan Usaha Restoran gurih 7 di Kota Bogor dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Arief AR Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran. Yogyakarta: Graha Ilmu. [BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor Kota Bogor dalam Angka Bogor. Jawa Barat. David FR Manajemen Strategis Konsep. Jakarta: Salemba Empat. Defieta Startegi Pengembangan Usaha REstoran Lasagna Gulung Bogor Jawa Barat. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Dinas Informasi Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor Arsip Data Kepariwisataan. Bogor: Dinas Informasi Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor. Durianto, Darmadi, Sugiarto & Tony Sitinjak Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek cetakan ketiga, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ekalina Strategi Pengembangan Usaha P-MAN Burger (Studi Kasus Restoran P-MAN Burger Depok. [Skripsi]. Bogor: Program Studi Manajemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Erlianingsih Startegi Pemasaran Restoran Pondok Makan Mirah, Jakarta Selatan. [Skripsi]. Bogor: Program Studi Manajemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Fauziyah Analisis Strategi Pemasaran Kafe Kebun Kita, Bogor. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Fransiska Strategi Pengembangan Usaha Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Hunger, J. David dan Thomas L. Wheelen Manajemen Strategis. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Kotler P Manajemen Strategi Edisi 1. Jakarta: PT. Prenhallindo. Kotler P, G Armstrong Dasar-dasar Pemasaran Edisi 2. Jakarta: PT. Prenhallindo.

108 Lazuardi Analisis Startegi Pengembangan Usaha Restoran Macaroni Panggang (MP) Bogor. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Lestari Analisis Strategi Promosi Death By Chocolate & Spageti Restaurant, Bogor. [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. IPB. Bogor. Maulina N Strategi Pengembanagn Usaha Pada Death By Chocolate and Spaghetti Restaurant di Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Porter, M.E Strategi Bersaing, Teknik Menganalisis Industri dan pesaing, Terjemahan. Jakarta : Erlangga. Rahman Strategi Pengembangan Usaha Café Burganni Bogor. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Ratnasari Analisis Strategi Pemasara (Studi Kasus Ali Baba Restoran, Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sari Analisis Strategi Bauran Pemasaran Restoran Bukit Gumati Batu Tulis Kota Bogor, Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Siagian, D. Sugiarto Metode Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: PT SUN. Steiner, GA dan Miner, JB Kebijakan dan Strategi Manajemen. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Sugiono (2004). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Cv. Alfabeta. Torsina, M Usaha Restoran yang sukses. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. 93

109 LAMPIRAN 94

110 Lampiran 1. Realisasi dan Target penjualan Restoran & Kafe Coffee Time Juni Juni 2012 (%) Tahun Realisasi Penjualan/Omset Jumlah (Rp) Pertumbuhan (%) Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Febuari Maret April Mei Juni

111 Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Untuk Penentuan Faktor Internal dan Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time GAMBARAN UMUM 1. Bagaimana sejarah berdirinya Restoran & Kafe Coffee Time? 2. Bagaimana kondisi umum Restoran & Kafe Coffee Time? 3. Bagaimana Perkembangan Restoran & Kafe Coffee Time? 4. Apa yang menjadi visi, misi sertatujuan didirikannya Restoran & Kafe Coffee Time? 5. Dimana alamat Restoran & Kafe Coffee Time? 6. Bagaimana bentuk struktur organisasi Restoran & Kafe Coffee Time? 7. Apa yang menjadi tugas dan wewenang dari setiap bagian struktur tersebut? 8. Jelaskan kegiatan operasional dan budaya kerja Restoran & Kafe Coffee Time? ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL A. Sumber Daya Manusia 1. Berapa Jumlah Karyawan atau tenaga kerja Restoran & Kafe Coffee Time? 2. Bagaimana tingkat pendidikan dari karyawan Restoran & Kafe Coffee Time? 3. Apa bentuk pelayanan yang diberikan Restoran & Kafe Coffee Time kepada konsumennya? 4. Intenstif apa yang diberikan kepada karyawan Restoran & Kafe Coffee Time agar lebih semangat dalam bekerja? 5. Pelatihan-pelatihan apa saja yang diikuti oleh karyawan Restoran & Kafe Coffee Time dalam meningkatkan usahanya? B. Keuangan 1. Dari mana sumber modal Restoran & Kafe Coffee Time? 2. Berapa jumlah modal awal Restoran & Kafe Coffee Time? 3. Bagaimana perkembangan modal Restoran & Kafe Coffee Time sekarang? 4. Berapa aset yang dimiliki Restoran & Kafe Coffee Time sekarang? 5. Berapa biaya yang harus dikeluarkan Restoran & Kafe Coffee Time pada setiap unit usahanya? 6. Bagaimana sistem manajemen keuangan pada Restoran & Kafe Coffee Time? 96

112 C. Produksi dan Operasi 1. Bagaimana proses produksi pada Restoran & Kafe Coffee Time? 2. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana produksi di Restoran & Kafe Coffee Time? 3. Bagaimana ketersediaan bahan baku pada Restoran & Kafe Coffee Time? 4. Bagaimana kapasitas sarana dan prasarana yang dimiliki Restoran & Kafe Coffee Time? 5. Bagaimana pengaruhnya perkembangan teknologi yang dimiliki dengan perkembangan usaha dari Restoran & Kafe Coffee Time? 6. Bagaimana sistem pengawasan produksi yang digunakan Restoran & Kafe Coffee Time? D. Pemasaran 1. Apa saja jenis produk yang dihasilkan oleh Restoran & Kafe Coffee Time? 2. Berapa harga dari masing-masing produk yang dijual pada Restoran & Kafe Coffee Time? 3. Bagaimana strategi promosi yang sudah dilakukan oleh Restoran & Kafe Coffee Time? 4. Bagaimana startegi tempat yang sudah dilakuakan Restoran & Kafe Coffee Time? 5. Bagaimana strategi orang, bentuk fisik dan proses yang dilakukan oleh Restoran & Kafe Coffee Time? E. Sistem Informasi Manajemen 1. Apa saja pendukung kegiatan manajerial oleh Restoran & Kafe Coffee Time? 2. Sebutkan tujuan dan manfaat dari sistem informasi manajemen yang dimiliki Restoran & Kafe Coffee Time? ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL A. Sosial, budaya, dan Demografi 1. Bagaimana budaya daerah sekitar atas berdirinya Restoran & Kafe Coffee Time? 2. Apa pengaruh dari meningkatnya wisatawan asing dan domestic bagi Restoran & Kafe Coffee Time? 97

113 3. Bagaimana laju pertumbuhan penduduk Bogor? B. Ekonomi 1. Bagaimana kondisi perekonomian secara umu? 2. Bagaimana tingkat pendapatan masyarakat Bogor khususnya masyarakat umumnya? C. Politik dan Kebijakan Pemerintah 1. Bagaimana kondisi stabilitas politik dan keamanan Indonesia 2. Apakah ada kebijakan pemerintah yang mempengaruhi kegiatan Restoran & Kafe Coffee Time? D. Teknologi 1. Bagaimana perkembangan teknologi Restoran & Kafe Coffee Time? 2. Bagaimana perkembangan teknologi dalam mengakses informasi? 3. Teknologi apa saja yang sudah diterapkan Restoran & Kafe Coffee Time baik teknologi produksi maupun teknologi informasi? E. Pelanggan 1. Bagaimana loyalitas pelanggan terhadap produk yang dihasilkan oleh Restoran & Kafe Coffee Time? 2. Bagaimana kualitas produk yang dihasilkan pelanggan? 3. Bagaimana tanggapan kosumen terhadap harga yang ditetapkan Restoran & Kafe Coffee Time? F. Pesaing 1. Berapa jumlah pesaing yang harus dihadapi oleh Restoran & Kafe Coffee Time? 2. Apakah Restoran & Kafe Coffee Time dapat bertahan dalam persaingan sebutkan alasannya? G. Pemasok 1. Berapa jumlah pemasok? Sebutkan? 2. Bagaimana hubungan anatara pemasok dengan Restoran & Kafe Coffee Time? 3. Adakah pemasok lain selain dari pemasok langganan? 4. Bagaimana bentuk kerjasama yang dilakukan oleh Restoran & Kafe Coffee Time dengan para pemasok tersebut? 98

114 ANALISIS LINGKUNGAN INDUSTRI A. Ancaman Masuk Pendatang Baru 1. Apa dampak dari banyaknya pendatang baru terhadap pertahanan Restoran & Kafe Coffee Time? 2. Faktor-faktor apa saja hambatan masuk untuk pendatang baru? B. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri 1. Bagaimana tingkat persaingan antar pengusaha restoran di Kota Bogor? 2. Faktor-faktor persaingan sesama perusahaan dalam industri yang dihadapi Restoran & Kafe Coffee Time? C. Produk Pengganti Atau Substitusi 1. Sebutkan produk pengganti yang menjadi pesaing Restoran & Kafe Coffee Time? 2. Apakah produk pengganti menjadi ancaman bagi Restoran & Kafe Coffee Time? Jelaskan alasannya? D. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli 1. Bagaimana kekuatan tawar menawar pembeli? 2. Apa yang sebaiknya perusahaan lakukan untuk mengatasi kekuatan tawar menawar pembeli? E. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok 1. Bagaimana kekuatan tawar menawar pemasok? 2. Kriteria yang di pilih Restoran & Kafe Coffee Time dalam memilih pemasok 99

115 Lampiran 3. Kuesioner Pengunjung KUISIONER PEMBELI Kepada yang saya hormati Bapak/Ibu/Saudara, Saya Astri Widiyawati, NRP H mahasiswa Progaram Sarjana Alih Jenis Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor sedang melakukan penelitian yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Restoran & Kafe Coffee Time di Bogor Jawa Barat. Saya mohon kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk berkenan mengisi kuesioner dalam rangka mencari informasi tentang Restoran & Kafe Coffee Time. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih. Tanggal : Nama Responden : Alamat : A. Identitas Responden 1. Usia anda saat ini : > Jenis Kelamin : 1. Pria 2. Wanita 3. Status pernikahan : 1. Menikah 2. Belum Menikah 4. Pekerjaan : 1. Pelajar/Mahasiswa 2. Pegawai Negeri 3. Karyawan Swasta 4. Wiraswasta 5. Ibu Rumah Tangga 6. Lainnya. 5. Pendidikan Terakhir : 1. SD 2. SLTP 3. SLTA 4. Sarjana 5. Pasca Sarjana 6. Pengeluaran anda atau keluarga (jika anda sudah berkeluarga) per bulan untuk kebutuhan konsumsi/makanan (Rp) : 1. < 1 juta 2. 1,5 juta 2 juta 100

116 3. 2 juta 3 juta 4. 3 juta 4 juta 5. > 5 juta 7. Pengeluaran anda atau keluarga per bulan untuk konsumsi/makan diluar rumah (Restoran, Rumah Makan, Café, dan sebagainya) (Rp) : 1. < > B. Pendapat Konsumen Mengenai Restoran & Kafe Coffee Time 8. Dari mana anda mendapat informasi tentang Restoran & Kafe Coffee Time: 1. Dari teman 2. Dari brosur/spanduk promosi 3. Dari keluarga 9. Seberapa jauh promosi mempengaruhi anda untuk mengunjungi Restoran & Kafe Coffee Time: 1. Membuat anda ingin mengunjungi 2. Membuat anda menjadi pelanggan tetap 3. Tidak ada pengaruh 12. Sudah berapa kali anda mengunjungi Restoran & Kafe Coffee Time: 1. 1 kali kali 3. Lebih dari 4 kali 4. Lainnya: Seberapa jauh pengaruh kedekatan lokasi Restoran & Kafe Coffee Time dari tempat tinggal anda dalam mempengaruhi anda untuk mengunjungi Restoran & Kafe Coffee Time: 1. Sangat berpengaruh 2. Agak berpengaruh 3. Tidak berpengaruh 14. Pada saat kapan anda mengunjungi Restoran & Kafe Coffee Time: 1. Siang hari 2. Sore hari 3. Malam hari 101

117 4. Lainnya : 15. Apa yang menjadi pertimbangan anda (berdasarkan ciri atribut yang menonjol) mengunjungi Restoran & Kafe Coffee Time: 1. Variasi produk 2. Kualitas/Rasa 3. Harga 4. Kuantitas/isi 5. Pelayanan 6. Halal 7. Area parkir 8. Kebersihan dan kenyamanan 18. Untuk acara apa anda mengunjungi Restoran & Kafe Coffee Time: 1. Memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari 2. Makan dengan keluarga 3. Bisnis 4. Syukuran 5. Meluangkan waktu senggang 19. Apakah bila Restoran & Kafe Coffee Time tutup pada saat itu, apa yang akan anda lakukan : 1. Mengunjungi rumah makan lain 2. Kembali ke rumah 20. Apa saran dan harapan anda untuk Restoran & Kafe Coffee Time dimasa akan datang : 102

118 Lampiran 4. Kuesioner penentuan kunci faktor Tata Cara Pengisian 1. Pilihlah jawaban yang paling tepat menurut pendapat anda 2. Jawaban anda dijamin kerahasiannya Pertanyaan di bawah ini berkaitan dengan pendapat anda sebagai konsumen Restoran & Kafe Coffee Time, Bogor. Mohon tunjukan pendapat anda dengan memberi tanda ( ) dari pilihan yang tersedia Bauran Atribut Sangat Baik Produk Inovasi Produk Cita Rasa Harga Daftar Harga Tempat Lokasi strategis Promosi Media cetak dan elektronik Pelayanan yang Orang baik dan ramah Pengetahuan Pelayan Kinerja pelayan Proses Kecepatan Pelayanan Tanggapan Pelayan Sarana pendukung (Hotspot) Fisik Kenyamanan area parkir Kebersihan restoran Baik Cukup Tidak Baik Sangat Tidak Baik 103

119 Lampiran 5. Kuisioner Penelitian Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time KUISIONER PENELITIAN SKRIPSI Analisis Internal Lingkungan Restoran & Kafe Coffee Time STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN & KAFE COFFEE TIME DI BOGOR JAWA BARAT IDENTITAS RESPONDEN Nama : Umur : Jenis Kelamin : Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisis kuesioner ini secara lengkap, objektif benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. PENELITI ASTRI WIDIYAWATI UTAMI H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

120 1.1 Penentuan Peringkat terhadap Kekuatan Perusahaan Petunjuk Pengisian a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda ( ) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 4 = jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 3 = jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 2 = jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing Skala 1 = jika faktor tersebut sangat lemah terhadap pesaing Menurut Bapak dan Ibu, bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing atau industri-industri yang memproduksi produk sejenis dalam hal faktor-faktor kekuatan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut : Tabel 2. Analisis Faktor Kunci Internal (Kekuatan) Restoran & Kafe Coffee Time No Faktor-Faktor Kunci Internal alasan Kekuatan 1. Citra rasa Internasional 2. Inovasi produk 3. Pelayanan konsumen yang memuaskan 4. Bahan Baku yang terjamin kualitas dan kesegaran 5. Harga yang terjangkau 6. Pencatatan keuangan secara akuntansi 7. Kebersihan dan fasilitas restoran yang memadai 1.2 Pemberian Peringkat terhadap Kelemahan Perusahaan Petunjuk Pengisian a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kelemahan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan kelemahan tanda ( ) pada pilihan Bapak. b. Pemberian beringkat didasarkan pada keterangan berikut ini: Skala 4 = jika faktor tersebut sangat lemah terhadap pesaing Skala 3 = jika faktor tersebut lemah terhadap pesaing Skala 2 = jika faktor tersebut kuat terhadap pesaing Skala 1 = jika faktor tersebut sangat kuat terhadap pesaing 105

121 Menurut Bapak dan Ibu, bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing yang memproduksi produk sejenis dalam hal ini faktor-faktor kelemahan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut: Tabel 2. Analisis Faktor Kunci Internal (Kelemahan) Restoran & Kafe Coffee Time No Kelemahan Alasan 1. Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM 2. Lokasi yang kurang strategis 3. Pencapaian target penjualan belum stabil 4. Kurangnya promosi 5. Tidak memiliki layanan delivery khusus 6. Tidak ada layanan hotspot 1.3 Penentuan Bobot terhadap Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan Kelemahan) Petunjuk Pengisian a. Penentuan bobot berdasarkan fakta yang terjadi pada Restoran & Kafe Coffee Time b. Bobot yang diberikan mengidentifikasi tingkat kepentingan faktor kunci terhadap keberhasilan perusahaan, tanpa memandang apakah faktor tersebut merupakan kekuatan atau kelemahan internal. Tentukan nilai bobot pada Tabel 2 : Bobot 1, jika indikator horizontal kurang penting dari indikator vertikal Bobot 2, jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal Bobot 3, jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal A B C D E F G H I J K L M Faktor Kunci Lingkungan Internal Citra rasa Internasional Inovasi produk Pelayanan konsumen yang memuaskan Bahan Baku yang terjamin kualitas dan kesegaran Harga yang terjangkau Pencatatan keuangan secara akuntansi Kebersihan dan fasilitas restoran yang memadai Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM Lokasi yang kurang strategis Pencapaian target penjualan belum stabil Kurangnya promosi Tidak memiliki layanan delivery khusus Tidak ada layanan hotspot 106

122 Tabel 3. Penentuan Bobot Faktor Kunci Lingkungan Internal Restoran & Kafe Coffee Time Faktor Total Bobot Kunci Internal A B C D E F G H I J K L M A B C D E F G H I J K L M 107

123 KUISIONER PENELITIAN SKRIPSI Analisis Lingkungan Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN & KAFE COFFEE TIME DI BOGOR JAWA BARAT IDENTITAS RESPONDEN Nama : Umur : Jenis Kelamin : Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisis kuesioner ini secara lengkap, objektif benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. PENELITI ASTRI WIDIYAWATI UTAMI H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

124 2.1 Pemberian Peringkat terhadap Peluang Perusahaan Petunjuk Pengisian : a. Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada kemampuan usaha dalam meraih peluang yang ada berikut ini dengan memberikan tanda (V) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini: Skala 1 = sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut kurang Skala 2 = rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut rata-rata Skala 3 = tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut diatas rata rata Skala 4 = sangat tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut superior. Menurut Bapak, bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghadapi peluang tersebut : Tabel 4. Analisis Faktor Kunci Lingkungan Eksternal (Peluang) Restoran & Kafe Coffee Time No Faktor-Faktor Kunci Eksternal Alasan Peluang 1 Perubahan Pola dan Gaya hidup Masyarakat 2 Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor 3 Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor 4 Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik 5 Hambatan masuk industri tinggi 6 Perkembangan kemajuan teknologi 7 Keamanan lingkungan Kota Bogor 2.2 Pemberian Peringkat terhadap Ancaman Perusahaan Petunjuk pengisian: a. Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada besarnya ancaman usaha dalam mempengaruhi usaha dimasa yang datang dengan cara memberikan tanda ( ) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan berikut ini: 109

125 Skala 1 = sangat tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut superior Skala 2 = tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut diatas rata-rata Skala 3 = rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut rata-rata Skala 4 = sangat rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut kurang Menurut Bapak, bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghadapi ancaman tersebut: Tabel 5. Analisis Faktor Kunci Lingkungan Eksternal (Ancaman) Restoran & Kafe Coffee Time No Ancaman Alasan 1 Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi 2 Banyaknya produk substitusi 3 Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi 4 Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi 2.3 Penilaian Bobot terhadap Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman) Petunjuk Pengisian : a. Penentuan bobot berdasarkan fakta yang terjadi pada Restoran & Kafe Coffee Time b. Bobot yang di berikan mengindikasi tingkat kepentingan faktor kunci terhadap keberhasilan perusahaan, tanpa memandang apakan faktor tersebu peluang atau ancaman eksternal. c. Tentuka nilai bobot Pada Tabel 4. Bobot 1, jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal Bobot 2, jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal Bobot 3, jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal A B C D E F G H I J K Faktor Kunci Eksternal Perubahan Pola dan Gaya hidup Masyarakat Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik Hambatan masuk industri tinggi Perkembangan kemajuan teknologi Keamanan lingkungan Kota Bogor Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi Banyaknya produk substitusi Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi 110

126 Tabel 6. Penentuan Bobot Faktor Kunci Lingkungan Eksternal Restoran & Kafe Coffee Time Faktor Kunci Eksternal A B C D E F G H I J K A B C D E F G H I J K Total Bobot 111

127 Lampiran 6. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS) Alternatif Strategi Restoran & Kafe Coffee Time, Bogor KUISIONER PENELITIAN SKRIPSI Attractiveness Score (AS) Restoran & Kafe Coffee Time STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN & KAFE COFFEE TIME DI BOGOR JAWA BARAT IDENTITAS RESPONDEN Nama : Umur : Jenis Kelamin : Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisis kuesioner ini secara lengkap, objektif benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. PENELITI ASTRI WIDIYAWATI UTAMI H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

128 Tujuan: QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. QSPM secara objektif akan mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik untuk dilakukan. Alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT: Strategi 1: Pengembangan pasar Strategi 2: Penetrasi pasar Strategi 3: Pengembangan produk Strategi 4: Integrasi ke depan, ke belakang, dan horizontal Petunjuk Pengisian: Tentukan AS atau daya tarik masing-masing faktor internal (kekuatankelemahan) serta faktor eksternal (peluang-ancaman) untuk masing-masing alternatif strategi pengembangan sebagaimana disebut di atas. Mengajukan pertanyaan, apakah faktor sukses kritis ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat. Jika jawabannya Tidak, maka kolom AS tidak perlu diisi, jika jawabannya Ya maka kolom AS diisi dengan: 1 = Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 2 = Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 3 = Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 4 = Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 113

129 Matriks QSPM Strategi Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman TOTAL BOBOT Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS 114

130 Lampiran 7. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Internal Penilaian Responden Pemilik Terhadap Faktor Internal (Bobot) FK A B C D E F G H I J K L M TOTAL BOBOT BOBOT 40% A B C D E F G H I J K L M Penilaian Responden Manajer 1 Terhadap Faktor Internal (Bobot) FK A B C D E F G H I J K L M TOTAL BOBOT BOBOT 30% A B C D E F G H I J K L M

131 Penilaian Responden Manajer 2 Terhadap Faktor Internal (Bobot) FK A B C D E F G H I J K L M TOTAL BOBOT BOBOT 30% A B C D E F G H I J K L M Penilaian Responden Internal Terhadap Rating Internal No Faktor Internal Pemilik Pemilik (40%) Manajer 1 Manajer 1 (30%) Manajer 2 Manajer 2 (30%) 1 Citra rasa internasional Inovasi produk Pelayanan konsumen yang memuaskan Bahan Baku yang terjamin kualitas dan kesegaran 5 Harga yang terjangkau Pencatatan keuangan secara akuntansi Kebersihan dan kenyamanan restoran Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM 9 Lokasi yang kurang strategis Pencapaian target penjualan belum stabil Kurangnya promosi Tidak memiliki layanan delivery khusus Tidak ada layanan hotspot

132 Hasil Keseluruhan Bobot Internal Faktor Pemilik 40% Supervisor 1 30% Supervisor 2 30% Total Bobot Kunci A B C D E F G H I J K L M TOTAL BOBOT INTERNAL Hasil Keseluruhan Rating Internal Faktor Pemilik 40% Supervisor1 30% Supervisor 2 30% Total Rating Kunci A B C D E F G H I J K L M TOTAL RATING INTERNAL

133 Lampiran 8. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Eksternal Penilaian Responden Pemilik Terhadap Faktor Eksternal (Bobot) FK A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT BOBOT 30% A B C D E F G H I J K Penilaian Responden Manajer 1 Terhadap Faktor Eksternal (Bobot) FK A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT BOBOT 25% A B C D E F G H I J K

134 Penilaian Responden Manajer 2 Terhadap Faktor Eksternal (Bobot) FK A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT BOBOT 25% A B C D E F G H I J K Penilaian Responden Terhadap Rating Eksternal No Faktor Eksternal 1 Perubahan Pola dan Gaya hidup Masyarakat 2 Pertumbuhan jumlah penduduk kota Bogor 3 Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat kota Bogor 4 Peningkatan jumlah wisatawan asing dan domestik 5 Hambatan masuk industri tinggi 6 Perkembangan kemajuan teknologi 7 Keamanan lingkungan Kota Bogor 8 Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi 9 Banyaknya produk substitusi 10 Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi 11 Kekuatan tawarmenawar pemasok tinggi Pemilik Pemilik (30%) Manajer opr 1 Manajer opr 1 (25%) Manajer opr 2 Manajer opr 2 (25%) Konsumen Konsumen (20%)

135 Hasil Keseluruhan Bobot Eksternal Faktor Pemilik 30% Supervisor 1 25% Supervisor 2 25% Konsumen 20% Kunci total bobot A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT EKSTERNAL Hasil Keseluruhan Rating Eksternal Faktor Pemilik 30% Supervisor1 25% Supervisor 2 25% Konsumen 20% Kunci total rating A B C D E F G H I J K TOTAL RATING EKSTERNAL

136 Lampiran 9. Menu Daftar Harga Restoran & Kafe Coffee Time Tahun 2012 No Menu Makanan Harga COFFEE TIME BREAKFAST 1. Omelette Coffee Time Top Breakfast SOUP 3 Seafood Cassava Soup Potato Soup Tomato Soup Asparagus Soup Cream Soup SALAD S 8 Rainy City Salad Caesar Salad MAIN COURSES 10 Coffee Time Fried Chicken Geulis Chicken Roll 12 Sunda Steak Beef with black papper Sauce 14 Coffee Time beef Coffee Time Spare Ribs 16 Oxtail Soup Coffee Time Special Fried Rice Anchovy Fried Rice 19 Guntur Fried Noodles 20 Grilled/Fried Fish Spaghetti with Black Papper Sauce Fried Kwetiaw Seafood Mayonnaise 24 Gurame Fish Mango Sauce 25 Mie Ronggeng Fish & Chips Tongseng Buntut Sapi 28 Mun Tahu KIDS MEALS 29 Spaghetti Bolognaise 30 I Love Chicken Beef Patty Steak Nachos Coffee Time Spring Rolls 34 Special Bread Roll Coffee Time Toast Coffee Time Sandwich 37 Chicken Wings with Potato Wedges 38 TempuraWith Chips 39 Fried Calamari Fashion Sausages with Potato Wedges LIGHT MEALS 41 Pletok Tofu Crispy fried Banana With Cheese 43 Coffee Time Grilled Banana DESSERT S 44 Caramel Pancake with Ice Cream 45 Brownies With Ice Cream 46 Fruity Youhurt Banana Rolls With Ice Cream 48 Black sticky Rice With Ice Cream

137 No Menu Minuman Harga Coffee Time Super Special 1 Robusta Super Special 2 Arabica Super Special Coffee Time Coffee 3 Black Coffee Instant Latte Coffee 5 Vietnam Coffee Sumatra Robusta Guntur 7 Low Caffeine Coffee 8 Toraja Arabica Special Blend Special Mix Arabica 9 Hot Latte Iced Latte Iced Coffee Express coffee Special Mix Robusta 13 Hot Cappucino Hot Latte Beverages 15 Hot Green Tea Hot Lemon Tea Hot Spicy Tea Iced Lemon Tea Iced Spicy Tea Oreo Shake Root Beer Float Strawberry Juice Orange Juice Melon Juice Soursop Juice Sensation Juice Fit Juice Melosis Juice Lemon Squash Strawberry Crush Mango Crush Milkshake With Whipped Cream 33 Munti Sexy Coffee Time Hot Ginger 35 Bandrek/Milk Bandrek 36 Hot Chocolate Iced Chocolate Sereh Juice Sexy Slank Mineral Water BEER 41 Heineken Bottle

138 Lamiran 10. Tabulasi Jawaban Responden Untuk Prioritas Strategi FAKTOR Pengembangan Pasar Penetrasi Pasar Pengembangan Produk Integrasi belakang dan horizontal KUNCI R1 R2 R3 RATA2 R1 R2 R3 RATA2 R1 R2 R3 RATA2 R1 R2 R3 RATA2 Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

139 Lampiran 11. Hasil Matriks QSPM Strategi BOBOT Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman TOTAL

140 Lampiran 12. Bauran Pemasaran Restoran & Kafe Coffee Time Gambar 1. Produk Restoran dan Kafe Coffee Time Gambar 2. Menu Harga Gambar 3. Tempat Nyaman, dan Bersih Gambar 4. Salah Satu Strategi Promosi Gambar 5. Area Parkir Memadai Gambar 6. Toilet dan tempat cuci tangan 125

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran Restoran adalah salah satu jenis usaha pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran Restoran adalah bangunan yang menetap dengan segala peralatan yang digunakan untuk proses pembuatan (pengolahan) dan penjualan (penyajian) makanan dan minuman bagi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran Menurut SK Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 73/PW 105/MPPT-85, restoran adalah salah satu jenis usaha dibidang jasa pangan yang bertempat disebagian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) SKRIPSI SAUD PARTOGI HAMONANGAN SITORUS H34076138 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang diperlukan untuk mempertahankan hidupnya sehingga makanan akan selalu berdampingan dengan eksistensi manusia.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mengalami banyak proses modernisasi yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan, antara lain pada aspek sosial, budaya, teknologi, dan ekonomi. Aspek sosial,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran 2.2 Jenis Restoran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran 2.2 Jenis Restoran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran Restoran berasal dari bahasa Prancis yaitu restaurer. Kemudian kata tersebut di serap ke dalam bahasa Inggris menjadi restaurant yang berarti memulihkan atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN MARLIA PRATIWI.

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran (rumah makan) merupakan lapangan usaha yang sangat berperan terhadap perekonomian Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk

Lebih terperinci

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pia Apple Pie didirikan pada tanggal 28 September 1999 oleh tiga orang wanita yang telah lama bersahabat yaitu Dr. Baby

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Oleh : DESTI FURI PURNAMA H 34066032 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENJUALAN PRODUK JASA PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) (Studi Kasus di CV. Delta Berlian Holiday) Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ada tiga jenis kebutuhan pokok atau primer manusia, yaitu sandang, pangan dan papan. Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT Oleh: NIA YAMESA A14105579 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Efisiensi Menurut Sedarmayanti (2001 : 23), pengertian efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) SKRIPSI BESTARI DEWI NOVIATNI

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,

Lebih terperinci

2.5.3 CP Matrix Matching Stage Matriks TOWS/SWOT Matriks SPACE Matriks Internal-External...

2.5.3 CP Matrix Matching Stage Matriks TOWS/SWOT Matriks SPACE Matriks Internal-External... ABSTRAK Atmosphere Café yang terletak di Jalan Lengkong Besar no. 97 menyediakan berbagai jenis masakan, mulai dari masakan Indonesia, masakan Eropa, dan juga masakan Jepang. Dalam satu tahun terakhir

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya bermunculan usaha-usaha sejenis yang pada dasarnya mereka mendirikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV. X adalah perusahaan konveksi dan sablon yang berada di Jl. Baturahayu, terusan Buah Batu, Bandung. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2008 hingga sekarang. Dari tahun 2011 s/d 2014 perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada restoran iga bakar Mang Opan yang terletak di Jl. Adhyaksa II No.1A, Buah Batu, Bandung. Pemilihan tempat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di imbangi dengan bertambahnya jumlah lapangan kerja menyebabkan meningkatnya pengangguran. Sedangkan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Proses perumusan strategi pada restoran Kebun Kita dimulai dengan mengetahui visi dan misinya, kemudian menganalisis permasalahan yang terjadi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA SKRIPSI TIUR MARIANI SIHALOHO H34076150 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu. dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu. dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek dan Tempat Penelitian Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Cibiru,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BEBEK GORENG (Studi kasus: Warung Makan Bebek Goreng H. Slamet Kartasura)

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BEBEK GORENG (Studi kasus: Warung Makan Bebek Goreng H. Slamet Kartasura) NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BEBEK GORENG (Studi kasus: Warung Makan Bebek Goreng H. Slamet Kartasura) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pengolahan data, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan internal Hotel

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI DWIANA SILVI LEUNAWATI A14103669 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan, yaitu makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya selain kebutuhan sandang dan papan. Hal ini berarti merupakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara ke-4 dunia yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2009 diperkirakan mencapai 230.975.120 jiwa. Hal

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI KULINER PADA EINS BISTRO & BOUTIQUE DI BANDUNG *

FORMULASI STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI KULINER PADA EINS BISTRO & BOUTIQUE DI BANDUNG * Reka Integra ISSN: 338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No. Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 05 FORMULASI STRATEGI MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI KULINER PADA EINS BISTRO & BOUTIQUE

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak luar juga yang memberikan kontribusi untuk perkembangan pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. pihak luar juga yang memberikan kontribusi untuk perkembangan pariwisata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia mengalami perubahan yang sangat pesat, dari pengembangan sistem yang ada hingga bentuk dan kenyamanan yang ada di tempat wisata tersebut. Perubahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah proses sosial yang bertumpu pada pemenuhan kebutuhan individu dan kelompok dengan menciptakan

Lebih terperinci

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Pada masa krisis periode 1998-2000 usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian Indonesia dikarenakan kemampuannya dalam menghadapi terpaan krisis

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR Titik Hidayati A14102584 PROGRAM STUDI SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dapat diketahui faktor eksternal PT. Gema Shafa Marwa adalah: a. Faktor

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor.

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PECEL

Lebih terperinci

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG SKRIPSI IMAM WAHYUDI H34066064 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penentuan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor

Lampiran 1. Kuesioner Penentuan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor LAMPIRAN 87 Lampiran 1. Kuesioner Penentuan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RESTORAN BAKSO SEHAT BAKSO ATOM BOGOR IDENTITAS RESPONDEN Nama

Lebih terperinci