ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN INVESTASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI KABUPATEN GRESIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN INVESTASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI KABUPATEN GRESIK"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN INVESTASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI KABUPATEN GRESIK JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Aditya Barry Kurniawan JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

2

3 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum, dan Investasi Terhadap Jumlah Pengangguran di Kabupaten Gresik Aditya Barry Kurniawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Adityabarry@gmail.com Dosen Pembimbing : Drs. Mochamad Affandi, SU. ABSTRAK Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum, dan investasi terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan model regresi linier berganda.uji statistik yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan software eviews 6.0. Data yang digunakan dalam penelitian ini ada data time series selama 10 tahun. Dari hasil persamaan regresi tersebut menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi, upah minimum, investasi mempunyai pengaruh terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik. Hal tersebut dapat dibuktikan pada tingkat kepercayaan 95%, semua variabel bebas yakni pertumbuhan ekonomi, upah minimum, dan investasi secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik. Hasil penelitian pada model pertama menunjukkan variabel pertumbuhan ekonomi (X 1 ) terhadap variabel jumlah pengangguran (Y) diperoleh nilai signifikansi sebesar < 0,05 dengan nilai koefisien bertanda negatif sebesar yang menyatakan bahwa setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1 % (persen) maka jumlah pengangguran akan menurun sebesar orang/jiwa di Kabupaten Gresik. Pada model kedua menunjukkan variabel upah minimum (X 2 ) terhadap variabel jumlah pengangguran (Y) diperoleh nilai signifikansi sebesar < 0,05 dengan nilai koefisien bertanda positif sebesar yang menyatakan bahwa setiap kenaikan upah minimum sebesar Rp. 1,- maka jumlah pengangguran akan meningkat sebesar orang/jiwa di Kabupaten Gresik. Pada model ketiga menunjukkan variabel investasi (X 3 ) terhadap variabel jumlah pengangguran (Y) diperoleh nilai signifikansi sebesar < 0,05 dengan nilai koefisien bertanda negatif sebesar yang menyatakan bahwa setiap kenaikan investasi sebesar Rp. 1 juta maka jumlah pengangguran akan menurun sebesar orang/jiwa di Kabupaten Gresik. Kata Kunci :Jumlah Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum, Investasi.

4 A. PENDAHULUAN Pada masa sekarang masalah ketenagakerjaan atau pengangguran adalah masalah yang sering dihadapi oleh semua negara di dunia khususnya negara seperti Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke 4 berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 kurang lebih mencapai juta jiwa. Jika tidak tersedia lapangan kerja yang memadai dengan jumlah penduduk sebanyak itu maka akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Menurut Witjaksono (2009) berpendapat bahwa pembangunan ekonomi sebagai proses pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu darah atau negara dalam rangka memakmurkan warga negara atau penduduk daerah setempat. Pembangunan ekonomi dapat dilihat dan diukur dengan cara membandingkan jumlah produksi barang dan jasa dengan tahun sebelumnya. Terdapat beberapa hal yang perlu dimiliki dalam proses pembangunan ekonomi tersebut, contohnya seperti sumber daya manusia (SDM), sumber daya alam (SDA), dan teknologi. Sumber daya manusia merupakan faktor input dalam proses produksi pendapatan nasional, jadi artinya semakin besar jumlah tenaga kerja semakin besar pendapatan nasional dan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi (Khusaini,2007). Terdapat hal yang selalu menjadi suatu persoalan dan yang harus diselesaikan dalam perekonomian negara Indonesia, contohnya jumlah penduduk yang bertambah semakin banyak setiap tahunnya akan berakibat bertambahnya jumlah angkatan kerja, dengan kata lain jumlah orang yang mencari pekerjaan juga akan meningkat. Di era globalisasi seperti sekarang ini, tenaga kerja yang mempunyai skill dan ketrampilan merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan. Badan Pusat Statistik nasional mendefinisikan bahwa penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas, sedang bekerja adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Penduduk usia kerja tersebut terbagi dalam angkatan kerja yang mencakup bekerja dan mencari kerja serta bukan angkatan kerja terdiri dari sekolah, mengurus rumah tangga. Namun dari pengertian dan pemahaman hal tersebut, nampaknya pengangguran menjadi dilemetika pembahasan yang selalu diperbincangkan dan menarik untuk ditelusuri berkaitan dengan pengaruhnya menghambat pertumbuhna ekonomi suatu negara. Entah itu di daerah yang maju akan industri, daerah pedalaman yang masih belum terfasilitasi oleh infrastruktur maupun daerah-daerah berkembang lain yang ada di Indonesia. B. TINJAUAN PUSTAKA Ketenagakerjaan Berikut terdapat beberapa penjelasan mengenai ketenagakerjaan : 1. Berdasarkan UU no. 13 Tahun 2003, ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 2. Simanjuntak (1985:3) menjelaskan bahwa angkatan kerja atau labor force terdiri dari dua golongan, (1) golongan yang bekerja (2) golongan yang mengurus rumah. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari tiga golongan, (1) golongan yang bersekolah, (2) golongan yang mengurus rumah, (3) golongan lain-lain. 3. Simanjuntak (1985), bahwa bukan angkatan kerja terdiri dari tiga golongan ; (1) golongan yang masih bersekolah, yaitu mereka yang kegiatannya hanya atau terutama bersekolah, (2) golongan yang mengurus rumah tangga, yaitu mereka yang mengurus rumah tangga tanpa memperoleh upah, (3) golongan lain-lain, yaitu penerima pendapatan (tunjangan pensiun, bunga atas simpanan) dan mereka yang hidupnya tergantung pada orang lain (lansia, cacat, dalam penjara, dan sakit kronis). Permintaan Tenaga Kerja Afrida (2003:42), permintaan adalah hubungan antara tingkat (yang dilihat dari perspektif seorang majikan adalah harga tenaga kerja) dan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki oleh majikan untuk dipekerjakan. Secara khusus kurva permintaan menggambarkan jumlah maksimum

5 yang dikenhendaki seorang pembeli untuk membelinya pada setiap kemungkinan harga dalam jangka waktu tertentu. Gambar 1 Kurva Permintaan Tenaga Kerja Sumber :Afrida (2003:43) Gambar kurva 1 menggambarkan jumlah maksimum tenaga kerja yang seorang pengusaha bersedia untuk mempekerjakannya pada setiap kemungkinan tingkat upah dalam jangka waktu tertentu (Afrida, 2003:42). Penawaran Tenaga kerja Menurut Afrida (2003:64), penawaran dalam hal tenaga kerja adalah suatu hubungan antara tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja yang para pemilik tenaga kerja siap untuk menyediakannya. Jika seseorang menwarkan tenaga kerja, maka sesungguhnya yang ditawarkan adalah waktu. Waktu yang sudah disepakati akan diisi aktifitas yang biasanya dirinci dalam suatu kesepakatan kerja. Sehingga satuan hitung bagi tenaga kerja sebenarnya bukan jumlah orang, tetapi waktu. Pengangguran Simanjuntak (1985:5), pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan. Menurut Afrida (2003:134) istilah penganggur merupakan terjemahan dari unemployed, namun agar dapat diartikan penganggur, terdapat syarat yang harus dipenuhi. Syarat itu adalah ia harus akif mencari pekerjaan, sehingga lebih layak dikategorikan sebagai pencari kerja. Menurut Afrida (2003:134), Pada dasarnya orang mengatakan bahwa penyebab dari adanya pengangguran adalah ketidak seimbangnya antara penawaran tenaga kerja dengan permintaan tenaga kerja. Sebagian tenaga kerja yang menawarkan tenaganya mencaari pekerjaan dan berhasil medapatkannya (employ) sisanya yang gagal atau belum mendapatkan pekerjaan dapat dikategorikan sebagai penganggur, asal ia masih mencari pekerjaan. Pertumbuhan Ekonomi Putong (2002:252) berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan nasional secara berarti (dengan meningkatnya pendapatan perkapita) dalam suatu periode perhitungan tertentu.schumpeter dalam (Putong, 2002:252) berpendapat bahwa pertambahan output (pendapatan nasional) yang disebabkan oleh pertambahan alami dari tingkat pertambahan penduduk dan tingkat tabungan. Sukirno (2004), pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Dengan demikian untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai perlu dihitung pendapatan nasional riil menurut harga tetap yaitu pada harga-harga yang berlaku ditahun dasar yang dipilih. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian.karena itu konsep yang sesuai dengan

6 pertumbuhan ekonomi adalah GDP dengan harga konstan. GDP adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu (Sukirno, 1994). Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran Penelitian yang telah dilakukan oleh Okun (1980) dalam Dornbusch (1992)di Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan Hukum Okun. Teori ini menjelaskan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran. Arthur Okun dalam Putong(2002) berpendapat bahwa apabila GNP tumbuh sebesar 2,5% diatas trendnya, yang telah dicapai pada tahun tertentu, tingkat pengagguran akan turun sebesar 1% yang artinya semakin tingginya pertumbuhan ekonomi, maka akan mengurangi jumlah pengangguran. Karena pertumbuhan ekonomi tersebut lebih berorientasi pada padat karya, yang berarti proses produksi lebih menggunakan tenaga manusia daripada tenaga mesin. Upah Minimum Berdasarkan UU No.13 Tahun 2003, Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Gilarso dalam Alghofari (2010) menyebut upah sebagai balas karya untuk faktor produksi tenaga kerja manusia (dalam arti luas, termasuk gaji, honorarium, uang lembur, tunjangan, dsb). Masih menurut Gilarso upah dibagi menjadi dua, yaitu: upah nominal (sejumlah uang yang diterima) dan upah riil (jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dengan upah uang itu). Hubungan Upah Minimum Terhadap Pengangguran Hubunganantara upah minimum dengan penganggurandapat dijelaskan melalui teori kekakuan upah, dimana Upah tidak selalu bisa fleksibel atau tidak bisa melakukan penyesuaian sampai penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya. Hal ini berarti nilai dari upah minimum ini selalu berada diatas keseimbangan pasar tenaga kerja. Pada daarnya tuntutan kenaikan UMK pada tiap kota setiap tahunnya yang dilihat dari PDRB nya yang dimaksudkan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan kaum buruh, tetapi hal itu berdampak pada berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Itu disebabkan karena apabila upah minimum meningkat, maka biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan akan semakin meningkat, sehingga perusahaan merespon hal tersebut dengan melakukan inefisiensi pada perusahaan. Kebijakan yang diambil adalah pengurangan tenaga kerja guna mengurangi biaya biaya produksi, sehingga ini berarti terjadi PHK dan pengangguran menjadi bertambah. Investasi Suparmono (2002:86), investasi merupakan pengeluaran perusahaan untuk penyelenggaraan kegiatannya, yaitu menghasilkan barang dan jasa. Dalam prakteknya pengeluaran perusahaan tersebut digunakan untuk membeli faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja, mesin, tanah, dan bangunan. SedangkanRahardja & Manurung (2005:65), mempertajam definisi investasi sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal (capital stock). Stok barang modal (barang modal tersedia) adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian, pada satu saat tertentu. Dari kedua pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa investasi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang bertujuan untuk memproduksi barang maupun jasa. Hubungan Investasi Terhadap Pengangguran Hubunngan antara Investasi dengan pengangguran dapat dilihat berdasarkan Teori Harrod Domar (Mulyadi, 2003), dalam teorinya berpendapat bahwa investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga memperbesar kapasitas produksi. Artinya dengan semakin besar kapasitas produksi maka akan membutuhkan tenaga kerja yang semakin besar pula. Dengan asumsi full employment. Ini karena investasi merupakan penambahan faktor-faktor produksi, yang mana salah satu dari faktor produksi adalah tenaga kerja. Dengan begitu perekonomian secara keseluruhan dapat menyerap tenaga kerja yang sebanyak-banyaknya, sehingga partisipasi angkatan kerja akan semakin meningkat pula.

7 C. METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum, dan investasi terhadap pengangguran penelitian ini dilakukan pada tahun 2013 di Kabupaten Gresik dengan menggunakan data selama 10 tahun yaitu mulai tahun Jenis Data Dan Sumber Data Dalam Penelitian ini jenis data yang digunakan merupakan data sekunder yang mana data tersebut sudah tertulis maupun yang sudah di publikasikan oleh daerah, dan terdapat data sekunder yang belum dipublikasikan media sosial sehingga data tersebut di peroleh dengan adanya rekomendasi pengantar dari pihak kampus untuk memperoleh data sekunder yang dibutuhkan penelitian, adapun data yang diperlukan adalah : Jumlah Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Kabupaten, dan Investasi kabupaten Gresik tahun Sumber data utama dalam penelitian ini diperoleh dari : 1. Kantor Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gresik data yang digunakan adalah jumlah pengangguran dan upah minimum kabupaten selama Kantor Bappeda data yang digunakan adalah data pertumbuhan ekonomi Kabupaten gresik selama Kantor Dinas Perijinan dan Penanaman Modal Kabupaten Gresik data yang digunakan adalah data investasi Kabupaten Gresik selama Metode Analisis Data Dalam penelitian ini metode analisis data menggunakan regresi linear berganda bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.sehingga dapat mengetahui seberapa besar pengaruhpertumbuhan ekonomi, upah minimum, dan investasi terhadap jumlah pengangguran digunakan satu model. Uji Hipotesis untuk menguji pengaruh secara simultan anatara variabel bebas terhadap variabel terikat maka diperlukan uji F, sedangkan untuk mengetahui pengaruh per variabel dilakukan pengujian parsial yang menggunakan uji t dan Uji Koefesien Determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui sebarapa jauh model dalam menerangkan variabel dependen adanya variasi variabel independen. Uji Asumsi Klasik terdapat uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi, dan Uji Heterokedastisitas.Masing masing uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui lolos atau tidaknya didalam data tersebut. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah Pengangguran Dengan nilai probabilitas sebesar 0,0445 atau lebih kecil dari nilai alpha (0,0445 < 0,05) artinya bahwa variabel pertumbuhan ekonomi secara parsial signifikan memengaruhi jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik dengan nilai koefisien sebesar -4361,485 yang artinya bahwa terdapat hubungan antara pertumbuhan ekonomi terhadap jumlah pengangguran yang bersifat negative, yaitu ketika pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan 1 % (persen) maka akan menyebabkan berkurangnya jumah pengangguran sebanyak 4361,485 orang/jiwa. Dengan asumsi nilai konstanta sama dengan nol dan variabel bebas lainnya dianggap tetap (caterisparibus). Hal ini sesuai dengan teori dari hukum okun yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negative antara pertumbuhan ekonomi dengan jumlah pengangguran dan juga sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arsyad dalam Nainggolan (2009) bahwa pertumbuhan ekonomi secara langsung dan tidak langsung dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Kontribusi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gresik hampir sebagian besar berasal dari sektor industry, hal ini karena Kabupaten Gresik merupakan salah satu daerah industry yang ada di Jawa Timur. Sehingga sektor industry ini mempunyai kontribusipenyerapan tenaga kerja yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Kabupaten Gresik.

8 Pengaruh Upah Minimum Terhadap Jumlah Pengangguran Dengan nilai probabilitas sebesar 0,0015 atau lebih kecil dari nilai alpha (0,0015 <0,05) artinya bahwa variabel upah minimum kota/kabupaten secara parsial signifikan memengaruhi jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik dengan nilai koefisien sebesar 0, yang artinya bahwa terdapat hubungan antara upah minimum kabupaten terhadap jumlah pengangguran yang bersifat positif atau searah, yaitu ketika upah minimum kabupaten mengalami kenaikan Rp. 1,- akan menyebabkan bertambahnya jumah pengangguran sebanyak 0, orang/jiwa. Dengan asumsi nilai konstanta sama dengan nol dan variabel bebas lainnya dianggap tetap (caterisparibus). Hal ini sesuai dengan teori kekakuan upah, dimana upah tidak selalu bisa fleksibel atau tidak bisa melakukan penyesuaian sampai penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya. Hal ini berarti nilai dari upah minimum ini selalu berada diatas keseimbangan pasar tenaga kerja. Pada dasarnya tuntutan kenaikan upah mimimum pada tiap kota/kabupaten setiap tahunnya yang dilihat dari PDRB nya yang dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan kaum buruh, tetapi hal itu berdampak pada berpengaruh negative terhadap penyerapan tenaga kerja. Itu disebabkan karena apabila upah minimum meningkat, maka biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan akan semakin meningkat, sehingga perusahaan merespon hal tersebut dengan melakukan inefisiensi pada perusahaan. Kebijakan yang diambil adalah pengurangan tenaga kerja guna mengurangi biaya biaya produksi, sehingga ini berarti terjadi PHK dan pengangguran menjadi bertambah. Ini juga sejalan dengan teori permintaan tenaga kerja, dimana jika tingkat upah tinggi atau dinaikkan akan berakibat turunnya permintaan tenaga kerja atau dengan kata lain penyedia lapangan kerja akan meminta lebih sedikit tenaga kerja dibandingkan sebelumnya. Akhirnya berakibat jumlah pengangguran semakin bertambah. Pengaruh Investasi Terhadap Jumlah Pengangguran Dengan nilai probabilitas sebesar atau lebih kecil dari nilai alpha (0.0093< 0,05) berarti bahwa variabel investasi penanaman modal dalam negeri secara parsial signifikan memengaruhi jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik, dengan koefisien yang berarti bahwa hubungan antara investasi penanaman modal dalam negeri dengan jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik bersifat negative, yaitu ketika investasi mengalami kenaikan sebebsar Rp. 1 juta maka akan menurunkan jumlah pengangguran sebanyak orang/jiwa. Dengan asumsi nilai konstanta sama dengan nol dan variabel bebas lainnya dianggap tetap (caterisparibus). Hal ini sesuai dengan Teori Harrod Domar (Mulyadi, 2003), yang dalam teorinya berpendapat bahwa investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga memperbesar kapasitas produksi. Artinya dengan semakin besar kapasitas produksi maka akan membutuhkan tenaga kerja yang semakin besar pula. Selain itu juga sesuai dengan Afrida (2003), yang menyatakan bahwa pengeluaran investasi memeberikan peluang untuk tumbuhnya kesempatan kerja, bila permintaan terhadap barang dan jasa lesu, maka pada gilirannya timbul pula kelesuan pada permintaan tenaga kerja.dalam hal ini invesatasi dibagi menjadi dua bagian yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) danpenanaman Modal Asing (PMA). E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum, daninvestasi terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik selama kurun waktu Berdasarkan uraianhasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian adalah: 1. Dari hasil regresi berganda menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas berpengaruh signifikan secara parsial dansimultan terhadap variabel pengangguran. 2. Variabel pertumbuhan ekonomi dan investasi berpengaruh negative terhadap variabel pengangguran 3. Variabel upah minimum berpengaruh posistif terhadap variabel pengangguran.

9 Saran Dari hasil pengujian yang telah dilakukan ada beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut: 1. Apabila melihat beberapa tahun terakir iini kinerja ekonomi Pemerintah Kabupaten Gresik terbukti baik, ini terlihat dari tingginya pertumbuhan ekonomi dan semakin meningkatnya PDRB, tetapi hal itu seharusnya juga diimbangi dengan semakin tingginya juga kesejahteraan masayarakat. Karena itu pemerintah diharapkan mampu untuk dapat lebih memaksimalkan sektor yang menjadi keunggulan di Kabupaten Gresik yaitu sektor industry dengan lebih mengoptimalkan sektor tersebut tenaga kerja dapat terserap lebih banyak dan tentunya akan mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Kabupaten Gresik. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menambah jumlah investasi di sektor industry ini. Semakin besar investasi di sektor industry maka akan membuat sektor tersebut tumbuh. Sektor tersebut dikatakan tumbuh apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Terjadinya pertumbuhan tersebut dari sisi produksi akan memerlukan tenaga kerja produksi. 2. Upah minimum yang naik setiap tahunnya tentu akan memberatkan pengusaha, jika tidak diimbangi oleh produktivitas dari pegawai atau pun buruh. Sehingga pabrik akan mengurangi pegawai atau pun buruh agar dapat mengurangi beban biaya produksi. Karena itu pemerintah Kabupaten Gresik diharapkan lebih mendukung program berwirausaha. 3. Dalam hal investasi pemerintah diharapkan mampu menarik para investor untuk menanam modal karena ketersediaan lapangan pekerjaan dipengaruihi oleh investas dan juga pemerintah harus lebih tegas mengenai peraturan pemerintah mengenai penggunaan mesin dalam prosen produksi, agar lebih menggunakan tenaga manusia kecuali diluar kemampuan manusia agar tenaga kerja dapat lebih terserap secara maksimal. Cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan suasana investasi yang kondusif adalah (1) meningkatkan pelayanan perijinan daerah melalui sistem pelayanan tunggal atas ijin-ijin lokasi dan pembebasan hak atau pembelian tanah. (2) Penyediaan data potensi Kabupaten Gresik dalam bentuk profil investasi serta profil proyek. (3) Penyediaan lokasi wilayah atau kawasan industry untuk memudahkan perencanaan dan penyediaan prasarana atau upaya pengendalian pencemaran limbah. (4) Penyediaan sarana dan prasarana fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan investor. (5) pemerintah dapat membuat kebijakan yang meringankan beban pajak bagi investor yang ingin menanamankan modalnya dengan tenaga manusia sebagai proses produksi. Daftar Pustaka Afrida Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Alghofari, Farid Analisis Tingkat Pengangguran di Indonesia Tahun Jurnal Pengangguran, Vol.1, (No. 1). Dornbusch dan Fischer Makroekonomi, Edisi Keempat.Jakarta: Erlangga Khusaini Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi. tangerang.sch.id/artikel%20ekonomi/khusaii_dik-ekon.doc. Diakses tanggal 19 Oktober Mulyadi Ekonomi Sumber Daya Manusa Dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Nainggolan, Indra Oloan Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara. Diakses tanggal 19 Oktober Putong, Iskandar Pengantar Ekonomi Mikro & Makro. Jakarta : Ghalia Indonesia. Rahardja, Pratama dan Manurung, Mandala Teori Ekonomi Makro Suatu Pengangtar, Edisi ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Simanjuntak Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: LPFE -UI.

10 Sukirno, Sadono Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta: PT RajaGrafindo Sukirno, Sadono Makro Ekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Suparmono Pengantar Ekonomika Makro Teori Soal dan Penyelesiannya. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Jakarta. Diakses tanggal 11 November 2013.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan output yang terus menerus

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Sebelum penelitian ini terdapat penelitian sejenis yang sudah dilakukan oleh beberapa orang. Penelitian terdahulu yang menjadi refrensi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi... ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN 2009 2015 STIE Insan Pembangunan e-mail :

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com

Lebih terperinci

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi Fitri Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah dibutuhkannya investasi. Investasi merupakan salah satu pendorong untuk mendapatkan pendapatan yang

Lebih terperinci

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Ketenagakerjaan Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang disebut sebagai tenaga kerja

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi. Judul : Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Investasi Terhadap Pengangguran di Provinsi Bali Tahun 1995-2014. Nama : I Nyoman Bayu Dirga NIM : 1215151004 ABSTRAK Pengangguran merupakan suatu ukuran

Lebih terperinci

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi Nurfita Sari Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan II. LANDASAN TEORI A. Investasi 1. Pengertian Investasi Teori ekonomi mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran pemerintah untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Abstrak. Abstract. Pendahuluan Ryan Z., Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan... 187 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan Upah Minimum Regional Terhadap Pengangguran Terdidik di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kota Palembang. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kota Palembang. Penelitian ini dilakukan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Palembang. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis variabel-variabel yang memiliki pengaruh terhadap kesempatan kerja,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

Lebih terperinci

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran (Studi kasus provinsi-provinsi se-sumatera)

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran (Studi kasus provinsi-provinsi se-sumatera) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran (Studi kasus provinsi-provinsi se-sumatera) M. Wardiansyah; Yulmardi; Zainul Bahri Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH ANALISIS PENGARUH HUMAN CAPITAL INVESTMENT TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH Disusun Oleh : NUR KODAR B 300 090 030 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 ABSTRAKSI

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( ) SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT (1996-2010) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program Studi S1 Ilmu Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 1980-2006 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015 Mangaradot Saur A. Sinaga Mahasiswa Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan E-mail : Mangaradot@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jombang Tahun

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jombang Tahun 1 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jombang Tahun 2004-2013 (The Analysis Factors That Influenced Unemployment In Jombang District In Periode 2004-2013) Setyo Tri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebagai kerangka awal untuk memudahkan dan menghindari kesalah pahaman dalam memahami maksud dari judul ini, maka perlu kiranya dijelaskan terlebih dahulu beberapa

Lebih terperinci

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014 Volume 11 Nomor 1 Maret 2014 ISSN 0216-8537 9 7 7 0 2 1 6 8 5 3 7 2 1 11 1 Hal. 1-102 Tabanan Maret 2014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam ruang lingkup sektor pertanian. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Landasan Teori 2.1. 1.Pengertian ketenagakerjaan Ketenagakerjaan jika secara umum diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum bekerja, selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Arief Rahman Yuditya (2010) hasil jumlah lapangan pekerjaan tidak diimbangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Arief Rahman Yuditya (2010) hasil jumlah lapangan pekerjaan tidak diimbangi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai landasan ini mempunyai sejumlah persamaan dan perbedaan dengan penelitian saat ini. Hasil penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

Pengaruh Upah Minimum Kabupaten, Angkatan Kerja dan PDRB Terhadap Kesempatan Kerja di Kabupaten Jember

Pengaruh Upah Minimum Kabupaten, Angkatan Kerja dan PDRB Terhadap Kesempatan Kerja di Kabupaten Jember Icha Dianawaty Martasari et al, Pengaruh Upah Minimum Kabupaten, Angkatan Kerja dan PDRB Terhadap Pengaruh Upah Minimum Kabupaten, Angkatan Kerja dan PDRB Terhadap 1 The Effect Of Regional Minimum Wages,

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Lapeti Sari Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Penelitian ini bertujuan antara lain adalah: memberikan gambaran tentang persediaan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kuncoro (2014), dalam jurnal Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan terhadap Tingkat Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. hasil analisis yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan

BAB VI PENUTUP. hasil analisis yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian serta berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dari hasil pengujian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 1995 2013 Naskah Publikasi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Tenaga Kerja Di Indonesia. (Tahun ) JURNAL

Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Tenaga Kerja Di Indonesia. (Tahun ) JURNAL Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Tenaga Kerja Di Indonesia (Tahun 2006 2013) JURNAL Oleh: Nama : Baiq Tirana Kusuma Nomor Mahasiswa : 12313160 Jurusan : Ilmu Ekonomi FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Subosukawonosraten Provinsi Jawa Tengah periode , maka. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Subosukawonosraten Provinsi Jawa Tengah periode , maka. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasi analisis data yang dilakukan tentang pengaruh PDRB, Upah Minimum Kabupaten/Kota, Inflasi dan Pengeluaran Pemerintah terhadap penyerapan tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm Ibid., hlm. 10.

BAB I PENDAHULUAN. Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm Ibid., hlm. 10. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara berkembang dan jumlah penduduknya besar, Indonesia merupakan satu dari banyak negara yang memiliki masalah mengenai tenaga kerja. Jumlah penduduk yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERKOTAAN DI PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI. Oleh: Ari Trisnawati JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERKOTAAN DI PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI. Oleh: Ari Trisnawati JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERKOTAAN DI PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI Oleh: Ari Trisnawati 201010180312098 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011 ANALISIS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor. Pendapat lain mengatakan, kesempatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor. Pendapat lain mengatakan, kesempatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketenagakerjaan 2.1.1 Kesempatan Kerja dan Tenaga Kerja Menurut Suroto (1992), kesempatan kerja adalah keadaan orang yang sedang mempunyai pekerjaan dalam suatu wilayah. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih serius dengan penyebab

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE 1995-2010 Fitri Suciani Jaka Pratama Tetiyeni Dwi Lestari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi. Oleh: Ghisol

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi. Oleh: Ghisol ANALISIS INVESTASI, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SEKTOR INDUSTRI SEDANG DAN BESAR DI KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2001-2013 SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Kakung Ferdiansyah 201110180311104 FAKULTAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perencanaan Wilayah Adanya otonomi daerah membuat pemerintah daerah berhak untuk membangun wilayahnya sendiri. Pembangunan yang baik tentunya adalah pembangunan yang terencana.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan masyarakatnya, suatu negara akan melakukan pembangunan ekonomi dalam berbagai bidang baik pembangunan nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Cita-cita mulia tersebut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta pembangunan seluruh aspek kehidupan masyarakat. Hakikat pembangunan ini mengandung makna bahwa pembangunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Pengertian Tenaga Kerja Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak, serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, hal ini membuat Indonesia pantas disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi mempengaruhi perkembangan penyerapan tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung semakin membuka penyerapan tenaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka terdiri atas teori - teori yang menyangkut penelitian mengenai Pengaruh kesempatan kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil daerah Kota Malang. Hal ini dikarenakan Kota Malang merupakan salah satu propinsi yang memiliki sumbangan potensi cukup besar bagi

Lebih terperinci

Pengaruh Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pendapatan Asli Daerah ( Studi Kasus di Pemerintahan Kota Tasikmalaya )

Pengaruh Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pendapatan Asli Daerah ( Studi Kasus di Pemerintahan Kota Tasikmalaya ) Pengaruh Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pendapatan Asli Daerah ( Studi Kasus di Pemerintahan Kota Tasikmalaya ) Ayu Mita Utami 083403075 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan produksi maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan produksi maupun II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik 1. Pengertian Tenaga Kerja Berdasarkan BPS, pekerja atau tenaga kerja adalah semua orang yang biasanya berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN 2002-2012 Julika Rahma Siagian Program Studi Ilmu Ekonomi, Pasca Sarjana, Medan Sumatera Utara Universitas Negeri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi. Ketika kesempatan kerja tinggi, pengangguran akan rendah dan ini akan berdampak pada naiknya

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI DAMPAK PENDAPATAN DAN SUKU BUNGA TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT DI SUMATERA BARAT SELAMA PERIODE 1993-2008 Oleh : GLIANTIKA 07 951 022 Mahasiswa Program Strata

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 1999-2013 NASKAH PUBLIKASI DiajukanuntukMemenuhiTugasdanSyarat- SyaratGunaMemperolehGelarSarjanaEkonomiJurusanIlmuEkonomiStudi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-10 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jme ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN 1997-2010 Ronny Pitartono, Banatul

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan sebuah proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan kelembagaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Kemiskinan merupakan gambaran kehidupan di banyak

Lebih terperinci

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) DAMPAK PERTUMBUHAN SEKTOR EKONOMI BASIS TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI Imelia, Hardiani ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari negara yang bersangkutan. Begitu juga dengan negara

Lebih terperinci

DAMPAK PENINGKATAN PENGELUARAN KONSUMSI SEKTOR RUMAH TANGGA DAN PENGELUARAN SEKTOR PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROPINSI JAMBI ABSTRAK

DAMPAK PENINGKATAN PENGELUARAN KONSUMSI SEKTOR RUMAH TANGGA DAN PENGELUARAN SEKTOR PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROPINSI JAMBI ABSTRAK DAMPAK PENINGKATAN PENGELUARAN KONSUMSI SEKTOR RUMAH TANGGA DAN PENGELUARAN SEKTOR PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROPINSI JAMBI Syaifuddin, Adi Bhakti, Rahma Nurjanah Dosen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Leo Tumpak Pardosi 1 leopard_xl@yahoo.co.id Quinci Fransiska

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Kesempatan Kerja Secara umum, kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang mencerminkan seberapa jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang memiliki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Ketenagakerjaan merupakan isu penting dalam sebuah aktivitas bisnis dan perekonomian Indonesia. Angkatan kerja, penduduk

Lebih terperinci

KETERKAITAN PENERIMAAN DAERAH DAN PDRB PROPINSI JAMBI (PENDEKATAN SIMULTAN)

KETERKAITAN PENERIMAAN DAERAH DAN PDRB PROPINSI JAMBI (PENDEKATAN SIMULTAN) Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.4 Oktober 2011 KETERKAITAN PENERIMAAN DAERAH DAN PDRB PROPINSI JAMBI (PENDEKATAN SIMULTAN) Selamet Rahmadi Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang diarahkan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Keberhasilan sebuah pemerintah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 1998-2012 ARTIKEL PUBLIKASI Disusun oleh: M. Misbahul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan kestabilan. Pembangunan

Lebih terperinci

DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENGANGGURAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SIDOARJO

DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENGANGGURAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SIDOARJO DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENGANGGURAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SIDOARJO Ardi Anindita Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo ardi.anindita@gmail.com

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang 52 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data tahunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran keadaan suatu perekenomian dari suatu daerah. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan faktor penting dalam proses pembangunan yakni sebagai penyedia tenaga kerja. Namun dengan kondisi tenaga kerja dalam jumlah banyak belum menjamin bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS ELASTISITAS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN JURNAL PENELITIAN

ANALISIS ELASTISITAS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN JURNAL PENELITIAN ANALISIS ELASTISITAS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2000-2014 JURNAL PENELITIAN Oleh : Nama : Adella Dia Hayyu Nomor Mahasiswa : 12313296 Jurusan : Ilmu Ekonomi UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INFLASI, UPAH MINIMUM DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KABUPATEN/KOTA JAWA BARAT TAHUN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INFLASI, UPAH MINIMUM DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KABUPATEN/KOTA JAWA BARAT TAHUN PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INFLASI, UPAH MINIMUM DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KABUPATEN/KOTA JAWA BARAT TAHUN 2008 2014 JURNAL ILMIAH Disusun oleh: MOCHAMAD ROCHIM 125020101111038

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah penduduk usia kerja yang berumur 15 tahun atau lebih yang melakukan kegiatan ekonomi dengan bekerja untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah sebagai salah satu wujud perubahan fundamental terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai sejak Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai sejak Undang-Undang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai sejak Undang-Undang dasar 1945 yang mengamanatkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas provinsi-provinsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan variabelserta analisis dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan variabelserta analisis dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan variabelserta analisis dalam penelitian ini, maka perlu kiranya merujuk pada penelitian penelitian

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Rata-Rata Lama Sekolah, Upah Minimum, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota Jawa Timur

Analisis Pengaruh Rata-Rata Lama Sekolah, Upah Minimum, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota Jawa Timur Analisis Pengaruh Rata-Rata Lama Sekolah, Upah Minimum, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota Jawa Timur Deasy Dwi Ramiayu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dalam. yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dalam. yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dalam pengelompokkan negara berdasarkan taraf kesejahteraan masyarakat, dimana salah satu permasalahan yang dihadapi

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : 1215151009 ABSTRAK Kemiskinan menjadi masalah besar di Provinsi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan proses multidimensial yang meliputi perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam kelembagaan (institusi)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pembangunan Ekonomi Pembangunan menurut Todaro dan Smith (2006) merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat, jumlah penduduk menentukan efisiensi perekonomian dan kualitas dari tenaga kerja itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini diambil acuan dari penelitian terdahulu oleh Ulviani (2010) yang berjudul : Analisis Pengaruh Nilai Output dan Tingkat Upah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan pendapatan perkapita penduduk dalam kurun waktu

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan pendapatan perkapita penduduk dalam kurun waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indikator pertumbuhan ekonomi salah satunya dapat ditunjukkan melalui peningkatan pendapatan perkapita penduduk dalam kurun waktu tertentu secara kontinyu. Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses mutlak yang dilakukan oleh suatu bangsa dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh bangsa tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan dan jumlah komposisi tenaga kerja tersebut akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Produktivitas secara umum merupakan suatu perbandingan antara hasil keluaran (output) dan masukan (input). Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan jumlah orang yang mencar i pekerjaan. Keadaan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan jumlah orang yang mencar i pekerjaan. Keadaan ini sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekonomi harus tumbuh dan berkembang lebih cepat dari pertumbuhan jumlah orang yang mencar i pekerjaan. Keadaan ini sangat diperlukan untuk memperkecil tingkat

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN 1991 SAMPAI 2011

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN 1991 SAMPAI 2011 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN 1991 SAMPAI 2011 NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarta Guna memmperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK NASIONAL BRUTO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK NASIONAL BRUTO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN PENGARUH INFLASI DAN PRODUK NASIONAL BRUTO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 2005-2014 NI RAI ARTINI Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan ABSTRAK Pembangunan nasional merupakan rangkaian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN 1995-2014 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci