BAB VIII PENUTUP. meningkatkan daya saing institusi,melakukan reformasi sistem pendidikan tinggi
|
|
- Benny Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB VIII PENUTUP Internasionalisasi di banyak negara Asia, dianggap sebagai strategi untuk meningkatkan daya saing institusi,melakukan reformasi sistem pendidikan tinggi dan mengubah budaya organisasi. Internasionalisasi pendidikan tinggi di Indonesia diselenggarakan untuk mendukung pembentukan masyarakat intelektual dunia yang memiliki solidaritas dan kesepahaman dalam menjaga dan meningkatkan perdamaian dunia melalui kerjasama dan mobilitas akademik lintas negara dengan tetap menjaga dan memperkuat identitas, budaya dan karakter nasional agar nilainilai kebhinekaan atau keragaman sistem pendidikan tinggi di negara-negara lain dapat diinternalisasi secara cerdas dan tidak sekedar larut dalam berbagai pengaruh global. Internasionalisasi pendidikan tinggi di Indonesia telah mengalami transformasi dan diinisiasi dalam berbagai variasi program. Fakta tersebut menjadi fokus disertasi ini. Disertasi ini diakhiri melalui Bab Penutup yang terdiri dari 2 bagian, yaitu Kesimpulan dan Implikasi Penelitian yang terdiri dari Implikasi Praktis, Implikasi Teoritis dan Implikasi Metodologi. A. Kesimpulan A.1. Pemetaan Variasi Internasionalisasi Pendidikan Tinggi Pemetaan internasionalisasi menghasilkan 4 (empat) variasi bidang yaitu: 1) Akreditasi Internasional; 2) Penelitian, terdiri dari: a) joint research dan b) joint 1
2 publication; 3) Pendidikan, terdiri dari: a) degree yaitu : joint degree, international class dan full study scholarship, b) non degree yaitu credit transfer system dalam bentuk summer/winter course/sit in, sedangkan non credit transfer system dalam bentuk sandwich program, joint supervisor, exchange student, exchange lecture (guest lectureship,visiting professor),short course, exchange staff (staff visit), clinical learning program, field study/field visit/kkl, international conference/ seminar, dan international student competition; serta 4) Pengabdian. Penggunaan strategi internasionalisasi dalam mempromosikan internasionalisasi tidak mempunyai pengaruh terhadap variasi internasionalisasi yang berhasil diinisiasi universitas. Pilihan strategi internasionalisasi lebih didasarkan pada pertimbangan kemampuan anggaran dan regulasi pemerintah yang menekankan aliansi strategis. Temuan penelitian atas pola tahapan pelaksanaan internasionalisasi terdapat kecenderungan lebih bersifat trial and error sehingga tidak ditemukan pola baku tahapan internasionalisiasi yang menggambarkan siklus berkesinambungan. Pola tahapan yang berkesinambungan menunjukkan komitmen universitas terhadap internasionalisasi. A.2. Tingkat Internasionalisasi Pendidikan Tinggi Tingkat internasionalisasi dari hasil pemetaan dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu: Tinggi, Sedang dan Rendah. Suatu universitas dikategorikan mempunyai tingkat internasionalisasi Tinggi apabila telah melaksanakan 4 (empat) bidang internasionalisasi hasil pemetaan dalam penelitian ini yaitu Akreditasi Internasional, Penelitian, Pendidikan, dan Pengabdian. Universitas dikategorikan 2
3 Sedang apabila telah melaksanakan sedikitnya 3 (tiga) bidang internasionalisasi dari 4 (empat) bidang yang telah dipetakan, sedangkan dikategorikan Rendah apabila hanya melaksanakan 1(satu) bidang internasionalisasi dari 4 (empat) bidang yang telah dipetakan. Hasil penelitian menemukan baik univeritas yang mempunyai tingkat internasionalisiasi tinggi, sedang maupun rendah, membebankan biaya program kepada mahasiswa sebagai peserta yang besarnya ditentukan oleh universitas penyelenggara. Program tersebut utamanya bidang Pendidikan dan Pengabdian. Bidang pendidikan Degree maupun Non Degree. Degree Program yang berbiaya yaitu Joint Degree dan International Class, sedangkan Non Degree Program seluruhnya berbiaya. Fakta ini menunjukkan bahwa pembiayaan program internasionalisasi tidak lagi berbasis pada kemampuan pemerintah tetapi pada kemampuan individu. Kondisi tersebut menunjukan adanya praktek komodifikasi internasionalisasi pendidikan tinggi di Indonesia. A.3. Faktor Pendorong Tingkat Variasi Internasionalisasi Universitas yang berada pada tingkat variasi internasionalisiasi Tinggi didorong oleh faktor Ownership-specific Advantages dan faktor Location-specific Advantages secara bersama-sama. Indikator Ownership-specific Advantages yang menjadi faktor pendorong meliputi : a) reputasi sebagai citra produk/jasa, b) lokasi sebagai citra produk/jasa, c) kekhususan bidang keilmuan, d) kapabilitas pemasaran/network. Faktor Location-specific Advantages meliputi indikator : a) kemampuan pasar dan b) kebijakan PT Mitra di LN. Universitas yang mempunyai tingkat variasi internasionalisasi Sedang, tidak seluruh indikator Ownership- 3
4 specific Advantages dan Location-specific Advantages dimiliki. Faktor Ownershipspecific Advantages terdiri dari 2-4 indikator yang bervariasi, sedangkan faktor Location-specific Advantages hanya terdiri dari 1 indikator. Adapun perguruan tinggi yang mempunyai tingkat variasi internasionalisasi Rendah faktor Locationspecific Advantages dominan menjadi faktor pendorong terutama indikator kebijakan PT Mitra di LN. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Elkin dkk (2005) menemukan bahwa keberhasilan universitas dalam internasionalisasi didukung oleh: a) pemimpin/ inovator yang kuat dalam memberikan dorongan bagi perubahan dan b) kemampuan institusi dalam menyediakan sumber daya staf dan anggaran yang diperlukan. Sejalan dengan hasil penelitian tersebut, penelitian ini juga menemukan universitas yang mempunyai tingkat variasi internasionalisasi Tinggi selain didorong oleh faktor Ownership-specific Advantages dan Location-specific Advantages didukung pula oleh: a) pemimpin yang mempunyai komitmen terhadap perubahan, pengembangan dan pencapaian target internasionalisasi secara berkesinambungan, b) institusi yang didukung oleh staf dan sumberdaya anggaran yang memadai. B. Implikasi Penelitian B.1. Implikasi Praktis B.1.1. Implikasi Pada Pola Tahapan Internasionalisasi Kecenderungan trial and error dalam pola tahapan internasionalisasi berimplikasi terhadap variasi program yang berhasil dilaksanakan. Berbasis pada 4
5 Internationalisation Cycle: From Innovation and Institutionalization pola tahapan internasionalisasi yang dikembangkan oleh Knight dan hasil penelitian disertasi ini maka peneliti mengajukan Pola Internasionalisasi Berkelanjutan yang terdiri dari 7 (tujuh) tahap dan berkesinambungan sifatnya. Adapun tahapan tersebut meliputi: 1) Membangun Komitmen Internasionalisasi. Komitmen sangat penting dalam memelihara dan menjaga keberlangsungan program dan pencapaian target. Komitmen yang tidak dijaga secara bersama dalam organisasi akan penghalang dalam mencapai tujuan dan target yang telah ditentukan. 2) Perumusan Tujuan, tujuan internasionalisasi yang dirumuskan dengan jelas dan terukur dan mempertimbangkan budaya universitas akan memudahkan dalam mencapainya. 3) Melakukan identifikasi Ownership-specific Advantages dan Location-specific Advantages yang dimiliki oleh universitas dan unit-unit pelaksana di bawahnya. 4) Menentukan target Internasionalisasi yang akan dicapai dengan berpegang pada prinsip realistis dan dirumuskan berdasarkan Ownership-specific Advantages dan Location-specific Advantages yang dimiliki oleh universitas. 5) Implementasi Internasionalisiasi. 6) Melaksanakan review secara teratur dan tidak bersifat formalitas, karena diharapkan dapat memberikan masukan untuk perbaikan program di tahap selanjutnya. 7) Reinforcement yaitu tahapan universitas memberikan pengakuan atas prestasi dan keberhasilan berbagai pihak yang terlibat di dalam pelaksanaan internasionalisasi dalam mencapai target. Reinforcement sangat penting dalam memelihara komitmen para pihak yang terlibat dalam program internasionalisasi. 5
6 B.1.2. Implikasi Pada Faktor Pendorong Tingkat Variasi Internasionalisasi Faktor Ownership-specific Advantages yang merupakan competitive advantage melahirkan hubungan yang setara/ simetri sehingga dapat mengembangkan variasi bidang kerjasama program internasionalisasi dan sebaliknya faktor Location-specific Advantages yang dominan melahirkan hubungan asimetri sehingga kurang dapat mengembangkan variasi program internasionalisasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa universitas yang mempunyai tingkat variasi internasionalisasi Tinggi tidak cukup didorong oleh Ownership-specific Advantages sebagai competitive advantage tetapi juga ditopang kepemimpin yang tidak hanya cakap dalam mengelola sebuah universitas tetapi juga seorang pemimpin yang mempunyai komitmen nyata dalam memahami perubahan. Pemimpin tersebut mempunyai ciri-ciri: Memiliki kemampuan untuk menyederhanakan kerumitan kebijakan internasionalisasi ke dalam aksi yang lebih sederhana dan mudah dipahami oleh berbagai pihak terkait. Kerumitan kebijakan dapat melahirkan stagnasi dalam inisiasi program yang berdampak pada terhambatnya inovasi dan kreasi para pelaksana. Mampu memberi penghargaan terhadap setiap pencapain target yang telah ditentukan. Penghargaan tidak harus dalam bentuk imbalan material tetapi dapat juga dalam bentuk pengakuan atas prestasi yang dicapai karena penghargaan merupakan bentuk apresiasi pemimpin terhadap sebuah capaian. 6
7 Mampu menjadi agen perubahan yang menggerakan dan mendorong dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi berbagai pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring program. Sebagai agen perubahan pemimpin harus mampu bersinergi sehingga lebih mudah melakukan perubahan. Kemampuan melakukan mobilisasi atas kekuatan sinergi yang dibangunnya akan melahirkan perubahan. Internasionalisasi sebagai respon globalisasi mesyaratkan kesediaan dan kemampuan melakukan perubahan cara berfikir, bertindak dan mengambil keputusan. Mampu membangun, mengembangkan dan memelihara networking dengan berbagai pihak terkait. Networking dalam pelaksanaan internasionalisasi melalui aliansi strategis adalah suatu keharusan, karena mengembangkan networking bermakna : 1) berbagi ide dan informasi untuk saling belajar terhadap keminatan yang sama, dan 2) menyatukan pengalaman dan sumber daya para pihak untuk meningkatkan impak positif baik yang bersifat kolektif maupun individual. Terbangunya networking yang baik memberikan manfaat dalam : 1) membangunan rasa percaya diri diantara para pihak yang terlibat dalam kerjasama, 2) meningkatkan kerjasama dan koordinasi baik di tingkat universitas maupun di tingkat nasional, 3) memberi pengakuan atas keberhasilan suatu program berbasis budaya lokal, 4) meningkatkan aktivitas dan sinergitas program. Mampu mengkomunikasikan gagasan internasionalisasi sebagai kebutuhan institusi. Pemimpin yang berhasil mengkomunikasikan gagasannya adalah pemimpin yang horizontal dan hands on (Kertajaya; 2013:38). Horizontal 7
8 berarti memperlakukan bawahan sebagai teman, sikap ini untuk mendapatkan dukungan atas gagasan yang disampaikan. Hands on berarti mau turun tangan ke lapangan dan bersedia membantu menggerakan tim di lapangan. Pola komunikasi ini merupakan bagian dari perubahan. Membangun kepemimpinan dengan berbagai syarat kemampuan tersebut membutuhkan kompetensi seorang pemimpin. Tanggungjawab pemerintah adalah menyusun regulasi syarat-syarat pemimpin universitas yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang ditimbulkan oleh gelombang globalisasi dalam wujud program-program internasionalisasi. Pemimpin yang mampu merealisasi target-target yang direncanakan pemerintah dalam mencapai rangking world class university. B.2. Implikasi Teoritis B.2.1. Implikasi Pada Tipe Internasionalisasi Merujuk pada hasil penelitian Foskett (2010) di beberapa negara Eropa yang mengembangkan konsep internasionalisasi dalam sebuah model berbasis strategi internasionalisasi menjadi 5 (lima) kategori yaitu Domestic Universities, Imperialist Universities, Internationally Aware Universities, Internationally Engaged Universities dan Internationally Focused Universities, maka berdasarkan hasil penelitian ini universitas di Indonesia yang telah melaksanakan program internasionalisasi peneliti kategorikan dalam 3 (tiga) tipe. Kategori tipe disusun berdasarkan atas tingkat variasi program yang telah diinisiasi dan faktor pendorong yang dimiliki oleh universitas. Tiga tipe tersebut adalah: 1) Internationally Eminance Universities yaitu universitas yang memiliki variasi internasionalisasi 8
9 Tinggi karena didukung seluruh indikator Ownership-Specific Advantagesse dan Location-Specific Adavantages serta kepemimpinan yang mempunyai komitmen terhadap pengembangan internasionalisasi. 2) Internationally Moderate Universities yaitu universitas yang memiliki variasi internasionalisasi Sedang karena universitas tidak mempunyai seluruh indikator Ownership-Specific Adavantages dan Location-Specific Adavantages sebagai pendukung, dan 3) Internationally Inisiate Universities yaitu universitas yang memiliki variasi internasionalisasi Rendah karena hanya melaksanakan 1 bidang internasionalisasi dan kurang atau tidak memiliki indikator Ownership-Specific Adavantages sebagai competitive advantage dan cenderung bergantung pada indikator Location-Specific Adavantages terutama indikator kebijakan universitas mitra. Menggunakan konsep internasionalisasi Knight (2004) dan Gafur (2009) yang melakukan kategorisasi internasionalisasi pendidikan tinggi melalui pendekatan konteks kegiatan yang meliputi : a) internationalization at home (soft structure) yaitu internasionalisiasi yang beroroinetasi pada perubahan di di dalam universitas melalui kegiatan memberikan dimensi internasional pada kurikulum dan proses pembelajaran, b) Internationalization Abroad (Hard Structure Activities) yaitu kegitan yang berbasis hubungan kerjasama dengan PTLN, maka model Internationally Eminance Universities dan Internationally Moderate Universities dapat mengutamakan pengembangkan Internationalization Abroad (Hard Structure Activities) yang berbasis pada penguatan internationalization at home (soft structure), sedangkan model Internationally Inisiate Universities diutamakan 9
10 melakukan pengembangkan internationalization at home (soft structure) sebelum melaksanakan Internationalization Abroad (Hard Structure Activities) B.2.2. Implikasi Pada Pengembangan Ownership-specific Advantages dan Location-specific Advantages sebagai Faktor Pendorong Ownership-specific Advantages merupakan competitive advantage yang dapat diupayakan secara internal untuk mendorong keberhasilan internasionalisasi. Location-specific Advantages merupakan peluang yang harus dimanfaatkan dalam pengembangan internasionalisasi sehingga diperlukan pemetaan kedua faktor pendorong tersebut. Pemetaan sangat penting untuk: a) menentukan bidang dan program internasionalisasi yang sesuai dengan kemampuan dan budaya universitas dan b) menghindarkan internasionalisasi dari praktek komodifikasi. Komodifikasi terjadi karena biaya yang dibayar mahasiswa bukanlah untuk mendapatkan keuntungan ekonomi tetapi lebih untuk membiayai peningkatan kualitas mutu lulusan, dan pemerintah yang seharusnya bertanggungjawab menjaga kualitas pendidikan tidak mampu menyediakan biaya tersebut. Penyelenggaraan internasionalisasi yang berdampak terhadap lahirnya komodifikasi juga didorong oleh tanggungjawab universitas sebagai sebuah organisasi dalam mempertahankan eksistensinya terhadap tekanan-tekanan dari luar untuk menyesuaikan diri dengan melakukan perubahan melalui proses coercive isomorphism, mimetic isomorphism dan normative isomorphism (Di Maggio & Powell 1991). Coercive isomorphism, dilakukan sebagai bentuk kepatuhan dalam melaksanaan kebijakan pemerintah untuk mensejajarkan diri dengan universitas lain di dunia melalui kebijakan pencapaian rangking WCU. Mimetic isomorphism dilakukan karena adanya 10
11 keinginan untuk mengikuti universitas yang dipandang telah berhasil melaksanakan internasionalisasi, dan normative isomorphism dilakukan untuk memenuhi tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan internasionalisasi di universitas. B.3. Implikasi Metodologi Strategi studi kasus terjalin unit multi analisis yang peneliti pergunakan dengan teknik pengumpulan data yang sangat bervariasi mempunyai keuntungan dapat menangkap berbagai perbedaan maupun persamaan di masing-masing perguruan tinggi dalam melaksanakan internasionaliasi secara lebih mendalam. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan meliputi: indepth interview, penelusuran informasi melalui website, mass media, laporan tahunan, survey, Fokus Group Discussion (FGD), keikutsertaan dalam lokakarya/workshop, wawancara tidak langsung melalui , telpon, dan terlibat langsung dalam inisiasi program internasionalisasi. Banyaknya informasi yang diperoleh membutuhkan kecermatan dalam melakukan pemilahan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Terdapat implikasi metodologis pada penelitian selanjutnya, yaitu banyaknya kasus dalam penelitian selayaknya dibatasi sehingga dapat fokus dan mendalam pada analisis per kasus sehingga memudahkan dalam menarik kesimpulan. Penggunaan metode kualitatif memerlukan keketatan dan konsistensi di dalam mengungkap fenomena untuk menghindari meluasnya ketertarikan peneliti pada fenomena baru yang mungkin saja muncul dan dianggap relevan sebagai fokus penelitian. Metode kualitatif menuntun peneliti untuk memperbaharui teori yang diyakini sejak awal dianggap mampu untuk menangkap fenomena. 11
Pedoman Pelaksanaan program kerja dan Realisasi Anggaran FOR/SPMI-UIB/PED
Pedoman Pelaksanaan program kerja dan Realisasi Anggaran FOR/SPMI-UIB/PED.06-001 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM NOMOR: 010/REK/KEP-UIB/VII/I2016 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciKantor Urusan Kerjasama Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Laporan Monitoring Evaluasi Implementasi Kegiatan Kerjasma
2016 Kantor Urusan Kerjasama Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Laporan Monitoring Evaluasi Implementasi Kegiatan Kerjasma 1 MONITORING EVALUASI KERJASAMA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA April 2016
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN
PROGRAM MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012-2017 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciKebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG
Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Universitas Islam Malang, 2015 All Rights Reserved 2 Kebijakan Mutu Akademik
Lebih terperinciKERJASAMA INTERNASIONAL PERGURUAN TINGGI: Pengalaman di Universitas Negeri Yogyakarta
KERJASAMA INTERNASIONAL PERGURUAN TINGGI: Pengalaman di Universitas Negeri Yogyakarta Oleh: Satoto E. Nayono Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan - Universitas Negeri Yogyakarta Jalan Colombo 1, Yogyakarta
Lebih terperinciKebijakan Umum Dekan
Kebijakan Umum Dekan FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Periode 2010-2014 Penguatan Keunggulan Pendidikan Hukum Berbasis Nilai-nilai ke-islaman Menuju World Class University Kebijakan Umum Dekan
Lebih terperinciSTANDAR INTERNASIONAL UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM
UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM STANDAR INTERNASIONAL Kode/No. : STD/SPMI-UIB/04.07 Tanggal : 1 September Revisi : 2 Halaman : 1 dari 7 STANDAR INTERNASIONAL UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM Proses Penanggung
Lebih terperinciUniversitas Andalas sebagai perguruan tinggi negeri yang memberikan jasa pendidikan mengemban misi sebagai berikut:
Visi Universitas Andalas memiliki gambaran dan cita-cita ideal yang ingin diwujudkan di masa yang akan datang, melalui visi Universitas Andalas yaitu: Menjadi Universitas Terkemuka dan Bermartabat. Misi
Lebih terperinciHASIL SURVEY KEPUASAN MITRA KERJASAMA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
HASIL SURVEY KEPUASAN MITRA KERJASAMA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA April 2014 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah S.A.W. atas terselesaikannya
Lebih terperinciROADMAP PROGRAM INTERNASIONALISASI PROGRAM STUDI : TEKNIK ELEKTRO. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Februari 2016
ROADMAP PROGRAM INTERNASIONALISASI PROGRAM STUDI : TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS : TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Februari 2016 ROADMAP INTERNASIONALISASI DAN PENELITIAN UNGGULAN PRODI TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan
Lebih terperinciDRAFT RENCANA STRATEGIS
DRAFT RENCANA STRATEGIS UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2012-2017 DISCLAIMER: Draft ini diedarkan dalam mailing list DosenUGM dalam rangka mensukseskan Pemilihan Dekan di lingkungan UGM Tahun 2012. Materi
Lebih terperinciID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2
ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan
Lebih terperinciPROSEDUR SISTEM PENJAMINAN MUTU SOP KERJA SAMA LUAR NEGERI
PROSEDUR SISTEM PENJAMINAN MUTU SOP FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PENGESAHAN Disiapkan Oleh: Diperiksa Oleh: Disahkan Oleh : BAPEM Program Studi Farmasi Ketua Program Studi Dekan Dr. Netty Suharti,
Lebih terperinci2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia merupakan kebutuhan wajib yang harus dikembangkan, sejalan dengan tuntutan perkembangan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung selanjutnya dalam tesis ini oleh penulis disingkat STP Bandung, dahulu dikenal dengan nama National Hotel Institute (NHI
Lebih terperinciKebijakan Perencanaan dan Pengembangan PendidikanTinggiIslamdi Indonesia
Kebijakan Perencanaan dan Pengembangan PendidikanTinggiIslamdi Indonesia Direktorat Pendidikan Tinggi Islam DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA Tangerang Selatan,22 Maret 2016 1 1. RPJM Prioritas
Lebih terperinciPANDUAN PENYUSUNAN ROPOSAL HIBAH PENGEMBANGAN KONSORSIUM KEILMUAN BAGI PERGURUAN TINGGI NEGERI (HIBAH PKK-PTN) TAHUN 2016
PANDUAN PENYUSUNAN ROPOSAL HIBAH PENGEMBANGAN KONSORSIUM KEILMUAN BAGI PERGURUAN TINGGI NEGERI (HIBAH PKK-PTN) TAHUN 2016 LATAR BELAKANG Memasuki persaingan era Asean Economic Community memberikan dorongan
Lebih terperinciKeberadaan ED dalam AIPT
BAN-PT Evaluasi Diri: Berupa dokumen khusus yang disusun sebagai analisis kondisi dan kesimpulan capaian PT sampai saat ini Borang: Berupa dokumen yang mengandung isian, data, dan informasi lengkap tentang
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Selama ini ekspansi sekolah tidak menghasilkan lulusan dengan pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat
Lebih terperinciSPESIFIKASI PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA
SPESIFIKASI PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA 1 Perguruan Tinggi : Universitas Udayana 2 Pelaksana Proses Pembelajaran Fakultas : FISIP (Fakultas Ilmu Sosial
Lebih terperinciPROGRAM KERJA FAKULTAS
PROGRAM KERJA FAKULTAS STRATEGI 2030 Untuk mewujudkan tujuan, Fakultas Pertanian IPB menyusun strategi dengan mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Berkembangnya kompetensi dan komitmen staf
Lebih terperinciOleh: Prof. Dr. Suryanto Calon Dekan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Oleh: Prof. Dr. Suryanto Calon Dekan 2010-2015 Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Peminat program studi ini masih tinggi yang tercermin pada angka keketatan seleksi masuk mahasiswa baru sehingga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Paparan hasil penelitian sebagaimana terdapat dalam bab IV telah memberikan gambaran yang utuh terkait implementasi SMM ISO di UIN Maliki Malang. Berikut disajikan beberapa
Lebih terperinciPenyempurnaan Buku Panduan Program Doktor sesuai dengan peraturan yang berlaku
Lampiran 1. Hubungan antara Kode Sasaran Strategis, Strategi, Arah Kebijakan dan Program 1. Bidang Pendidikan Kode Strategi Arah Kebijakan Program ST1.1 Penyediaan standar mutu pendidikan Program Doktor
Lebih terperinciPengumuman Pelatihan Untuk Semua Pelamar
On behalf of Pengumuman Pelatihan Untuk Semua Pelamar giz Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Divisi Kesehatan Pelatihan Kepemimpinan Internasional di Bidang Manajemen Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidik sangat berperan dalam mewujudkan kehidupan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kualitas kehidupan suatu bangsa. Pendidik sangat berperan dalam mewujudkan kehidupan yang damai, cerdas, terbuka,
Lebih terperinciPANDUAN PENYUSUNAN ROPOSAL HIBAH PENGEMBANGAN KONSORSIUM KEILMUAN BAGI PERGURUAN TINGGI NEGERI (HIBAH PKK-PTN) TAHUN 2015
PANDUAN PENYUSUNAN ROPOSAL HIBAH PENGEMBANGAN KONSORSIUM KEILMUAN BAGI PERGURUAN TINGGI NEGERI (HIBAH PKK-PTN) TAHUN 2015 LATAR BELAKANG Menghadapi tantangan ASEAN Community 2015 pada akhir tahun 2015,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia perguruan tinggi di Indonesia, maka sangatlah logis apabila. maupun jurnal intemasional. Hal ini merupakan salah satu upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Perguruan Tinggi di Indonesia sudah semakin pesat. Berdasarkan data statistik terbaru yang dikeluarkan oleh Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja pengawas sekolah, kinerja kepemimpinan kepala sekolah, kinerja professional
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN DAN PROGRAM KERJA
VISI, MISI, TUJUAN DAN PROGRAM KERJA PROF. DR. NUHFIL HANANI, AR. Ranking UB di Asia 201-250, Dunia 700 +, Akreditasi Insitusi B 100 Citations per Paper Papers per Faculty 100 100 Academic Peer Review
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS Program Kerja Calon Dekan Dr. Hefrizal Handra Mendukung Pencapaian Visi Universitas dan Fakultas Sesuai Renstra Fakultas Visi Universitas Andalas Menjadi Universitas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROGRAM INTERNAL UNTUK MENDUKUNG WAWASAN INTERNASIONAL. 27 Desember 2010
PENGEMBANGAN PROGRAM INTERNAL UNTUK MENDUKUNG WAWASAN INTERNASIONAL 27 Desember 2010 Oleh MARSIGIT KEBIJAKAN KELAS INTERNASIONAL (Rochmat Wahab, 2010) ERA GLOBAL SUDAH MENJANGKAU KE SEMUA SISI KEHIDUPAN,
Lebih terperinciManual Mutu Akademik
Manual Mutu Akademik MM 01 PJM Revisi Tanggal Dikaji Oleh Disetujui Oleh Pusat Jaminan Mutu Disetujui Oleh: Revisi ke 03 Tanggal 01 Juni 2011 KATA PENGANTAR Manual Mutu Akademik ini berisi tentang kebijakan,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN Bab lima ini adalah bagian akhir laporan penelitian yang akan membahas tentang (1) simpulan dan diskusi hasil penelitian, (2) keterbatasan penelitian dari
Lebih terperinciVISI, MISI DAN PROGRAM KERJA
VISI, MISI DAN PROGRAM KERJA Oleh Prof. Dr. Herri CALON DEKAN FEUA PERIODE TAHUN 2016-2020 Visi Menjadi Fakultas Ekonomi yang menghasilkan sumber daya insani yang kreatif, inovatif, profesional dan kompetitif,
Lebih terperinciMEMBANGUN JEJARING DAN KEMITRAAN TKSK
MATERI MEMBANGUN JEJARING DAN KEMITRAAN TKSK Oleh: Muhammad Satria, S.Sos., M.Si 1 INDIKATOR KOMPETENSI Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, peserta dapat: a. Mengidentifikasi Aspek yang diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan SDM
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA
PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 1 BAB
Lebih terperinciKEBIJAKAN UNIVERSITAS TENTANG PENYELENGGARAAN KELAS INTERNASIONAL
KEBIJAKAN UNIVERSITAS TENTANG PENYELENGGARAAN KELAS INTERNASIONAL Oleh Rochmat Wahab PENGANTAR (1) ERA GLOBAL SUDAH MENJANGKAU KE SEMUA SISI KEHIDUPAN, TERMASUK SEKTOR PENDIDIKAN. ERA GLOBAL MENUNTUT SETIAP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat kaitannya dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia merupakan komponen yang sangat utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia merupakan komponen yang sangat utama dibutuhkan dalam pengembangan bangsa, karena dapat menjadi pendorong maupun pula menjadi penghambat
Lebih terperinciRENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) 2015-2028 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Induk Pengembangan (RIP) Fakultas Farmasi
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INIDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INIDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI A. RUMUSAN SIKAP Setiap lulusan program pendidikan akademik, vokasi,
Lebih terperinciS1 Manajemen. Visi. Misi
PAGE 1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRISAKTI S1 Manajemen Visi Menuju Program Studi Sarjana yang berstandar internasional dengan tetap memperhatikan nilai-nilai lokal dalam mengembangkan ilmu
Lebih terperinciMANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
MANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Revisi : - Tanggal : 24 Mei 2011 Dikaji ulang oleh : Pembantu Dekan Bidang Akademik Disetujui oleh : Dekan Fakultas Ekonomi KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan global begitu cepat dan sangat dinamis. Pendidikan menjadi alat untuk mengatasi keadaan tersebut dan hal itu dapat dilakukan apabila anak didik
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL PERIODE PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
RENCANA OPERASIONAL PERIODE 2009-2013 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI MALANG 2008 KATA PENGANTAR Puji syukur
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS
1 RENCANA STRATEGIS 2016-2021 No : PV/TOM/UMY/RS/5.2/02 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN OTOMOTIF DAN MANUFAKTUR PROGRAM VOKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 2 LEMBAR PENGESAHAN RENCANA STRATEGIS
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2016-2020 RS S1 01 PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2016 KATA PENGANTAR Berkat rahmat Allah dan dengan kerja keras tim penyusun bersama
Lebih terperinciBAB I DESKRIPSI SWOT TIAP KOMPONEN
BAB I DESKRIPSI SWOT TIAP KOMPONEN Laporan Evaluasi Diri Prodi Manajemen FE UNY 2016 1 KOMPONEN A VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN Program Studi (Prodi) Manajemen merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun juga pada sisi para pengambil
Lebih terperinciKEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN
KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN 2007-2012 Jakarta 2007 DAFTAR ISI Hal Judul i Daftar Isi.. ii Kata Pengantar.. iii Keputusan Senat Unika Atma Jaya... iv A. Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciSistem Penjaminan Mutu. Sistem Penjaminan Mutu Akademik* Akademik
Sistem Penjaminan Mutu Akademik* * Reference : Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Institut Teknologi Bandung Disusun : Pudjo Soekarno Dewan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Jakarta,
Lebih terperinciBAB II Tinjauan Umum Perusahaan 2.1. Data Perusahaan Identitas Perusahaan
BAB II Tinjauan Umum Perusahaan 2.1. Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan BINUS CENTER EDUCATION PARTNER Gambar 2. Logo Binus Center Education Partner ( Sumber www.binuscenter.com, 2014 ) BINUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan
0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis dan industri yang bergantung pada kepuasan pelanggan atau konsumen,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep mutu telah menjadi suatu kenyataan dan fenomena dalam seluruh aspek dan dinamika masyarakat global memasuki persaingan pasar bebas dewasa ini. Jika sebelumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran pendidik penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidik penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis.
Lebih terperinciI. DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN KOMPONEN A VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIANNYA
I. DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN KOMPONEN A VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIANNYA Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran Undana tercantum didalam Statuta Undana ditetapkan oleh
Lebih terperinciPROGRAM DIPLOMA SATU, DIPLOMA DUA, DAN DIPLOMA TIGA DIPLOMA SATU DIPLOMA DUA DIPLOMA TIGA
- 59 - SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INIDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI A. RUMUSAN SIKAP Setiap lulusan program
Lebih terperinciUNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM
UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Kode/No. : STD/SPMI-UIB/01.01 Tanggal : 1 September Revisi : 2 Halaman : 1 dari 8 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM Proses
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN ARSITEKTUR. sistem informasi dan teknologi informasi saat ini di STIE Dharma Iswara
24 BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN ARSITEKTUR Bab ini difokuskan pada analisis tinjauan konteks bisnis serta kondisi sistem informasi dan teknologi informasi saat ini di STIE Dharma Iswara Madiun. Diharapkan
Lebih terperinciPENGANTAR DEAN COURSE MODUL III
PENGANTAR DEAN COURSE MODUL III Menggerakkan Perubahan Waktu: 21 Juli 15 Agustus2014 Diskripsi Kepemimpinan struktural yang supportif diorientasikan untuk membangun kepemimpinan keilmuan. Kepemimpinan
Lebih terperinciVISI, MISI, DAN PROGRAM UB TAHUN
VISI, MISI, DAN PROGRAM UB TAHUN 2014-2018 HARI DWI UTAMI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Capaian UB Sebagai World Class University MOU dengan Universitas di luar negeri. Kolaborasi dalam riset
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia
Lebih terperinciSTANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN
STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program
Lebih terperinciKEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 20/SK/K01-SA/2010 TENTANG FOKUS RISET INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 20/SK/K01-SA/2010 TENTANG FOKUS RISET INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Menimbang : Mengingat : (a) bahwa
Lebih terperinciSTANDAR MUTU. Program Studi S1 Teknik Elektro. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung STANDAR MUTU Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Program Studi S1 Teknik Elektro Halaman : 1 dari 10 Penanggung Jawab Proses Nama Jabatan
Lebih terperinciMUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA
GARIS BESAR HALUAN KERJA PERIODE 2014-2015 BAB I PENDAHULUAN I. Pengertian Garis-garis Besar Haluan Kerja Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) adalah pedoman dalam melaksanakan pola yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu sumber daya penentu keberhasilan pendidikan di sekolah adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber daya penentu keberhasilan pendidikan di sekolah adalah kepala sekolah. Oleh karena itu, kompetensi dan kapabilitas kepala sekolah harus memadai
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI
BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI 3.1. Kekuatan 1. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA saat ini telah meraih 6 penghargaan dalam bidang penelitian bertaraf internasional, yang dapat meningkatkan reputasi STMIK
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERAN ALUMNI DAN MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA DI ERA GLOBALISASI
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERAN ALUMNI DAN MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA DI ERA GLOBALISASI Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan Pada Simposium Nasional Mahasiswa
Lebih terperinciPANDUAN. Hibah Pertukaran Mahasiswa PGSD melalui SPADA Indonesia. Direktorat Pembelajaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
PANDUAN HIBAH PERTUKARAN PANDUAN MAHASISWA HIBAH PGSD KREDIT MELALUI TRANSFER SPADA MELALUI INDONESIA PDITT PANDUAN Hibah Pertukaran Mahasiswa PGSD melalui SPADA Indonesia Direktorat Pembelajaran Direktorat
Lebih terperinciRENCANA PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI
PROGRAM DOKTOR BIOLOGI RENCANA PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI 2010-2014 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2010 Pendahuluan Rencana pengembangan prodi adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016
PETUNJUK PELAKSANAAN Dan TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Jl. Setiabudi Nomor 201 A S E M A R A N G BAB I
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciTABEL: ORIENTASI, STRATEGI, KEBIJAKAN DAN INDIKATOR KINERJA PER TAHAPAN RIP UII PENDIDIKAN. Lampiran halaman 1. Orientasi (Strategic Intent)
TABEL: ORIENTASI, STRATEGI, KEBIJAKAN DAN INDIKATOR KINERJA PER TAHAPAN RIP UII 2008-2038 PENDIDIKAN Excellent Koordinasi/ komitmen: Organisasi Spirit Peningkatan kualitas kurikulum peningkatan proses
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN: KASUS FPTK UPI. M. Syaom Barliana
PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN: KASUS FPTK UPI M. Syaom Barliana CATATAN AWAL: Bermula dari Keterbatasan Infrastruktur? Problem umum yang dihadapi dunia pendidikan nasional, termasuk upaya pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang Kompetisi. Inovasi. Integrasi. Tiga kata yang saat ini sangat layak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kompetisi. Inovasi. Integrasi. Tiga kata yang saat ini sangat layak diperhatikan lebih dalam dan harusnya diterapkan oleh para pelaku bisnis, terutama perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri merupakan salah satu program studi yang berada di bawah naungan Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Lebih terperinciBAB VI P E N U T U P
244 BAB VI P E N U T U P A. Kesimpulan Menyimak hasil penelitian dan setelah melalui langkah analisis berkenaan dengan Problematika Penyelenggaraan Supervisi Pendidikan Islam pada Madrasah di Era Otonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran pengetahuan pada era globalisasi dan teknologi seperti sekarang ini menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan merupakan aset berharga
Lebih terperinciLEARNING OUTCOME (CAPAIAN PEMBELAJARAN) PROGRAM STUDI S1, S2 DAN S3 ILMU LINGKUNGAN ASOSIASI PROGRAM STUDI ILMU-ILMU LINGKUNGAN INDONESIA (APSILI)
LEARNING OUTCOME (CAPAIAN PEMBELAJARAN) PROGRAM STUDI S1, S2 DAN S3 ILMU LINGKUNGAN ASOSIASI PROGRAM STUDI ILMU-ILMU LINGKUNGAN INDONESIA (APSILI) PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN SIKAP 1. Bertakwa kepada
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. menengah.
KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT LUAR NEGERI BELMAWA
PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT LUAR NEGERI BELMAWA DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA TAHUN
Lebih terperinciPANDUAN INSENTIF PENYELENGGARAAN INTERNASIONALISASI PROGRAM STUDI DI LINGKUNGAN UNY TAHUN 2013
PANDUAN INSENTIF PENYELENGGARAAN INTERNASIONALISASI PROGRAM STUDI DI LINGKUNGAN UNY TAHUN 2013 Disusun oleh Bidang Pengembangan Internasionalisasi Lembaga Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan UNIVERSITAS
Lebih terperinciSTANDAR PENGELOLAAN PENELITIAN
STANDAR PENGELOLAAN PENELITIAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 STANDAR MUTU PENELITIAN Penelitian yang merupakan dharma kedua dari Tri Dharma Perguruan Tinggi memegang peranan
Lebih terperinciKopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun
Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA Tahun 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembahasan isu-isu strategis dan analisis situasi dalam penyusunan rencana strategis (Renstra) Kopertis Wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif menjadi tuntutan di era globalisasi yang sangat erat kaitannya dengan persaingan dan keterbatasan di
Lebih terperinciPERAN FORUM DOKTOR (FDPKSI) DALAM MENDUKUNG TRI DHARMA PERGURUAN
PERAN FORUM DOKTOR (FDPKSI) DALAM MENDUKUNG TRI DHARMA PERGURUAN Di sampaikan dalam Pertemuan Konsultasi Nasional TINGGI Jakarta, 23 Maret 2017 DASAR PEMIKIRAN 1 2 3 Poltekkes Kemenkes aset bangsa Memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi sebagai satuan pendidikan menyelenggarakan dan mengimplementasikan pendidikan tinggi, berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
Lebih terperinci