HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANGTUA-REMAJA DENGAN IDENTITY ACHIEVEMENT PADA REMAJA AKHIR. Jatika Kusumaningrum Hepi Wahyuningsih INTISARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANGTUA-REMAJA DENGAN IDENTITY ACHIEVEMENT PADA REMAJA AKHIR. Jatika Kusumaningrum Hepi Wahyuningsih INTISARI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANGTUA-REMAJA DENGAN IDENTITY ACHIEVEMENT PADA REMAJA AKHIR Jatika Kusumaningrum Hepi Wahyuningsih INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan positif antara komunikasi orangtua-remaja dengan identity achievement. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara komunikasi orangtua-remaja dengan identity achievement pada remaja akhir. Semakin tinggi komunikasi orangtua-remaja, semakin tinggi identity achievement. Sebaliknya semakin rendah komunikasi orangtua-remaja, semakin rendah identity achievement. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja akhir dengan rentang usia menurut Santrock (2001) adalah antara 18 sampai 22 tahun. Tehnik pengambilan subjek yang digunakan adalah metode purposive sampling. Adapun skala yang digunakan adalah adaptasi dari Extended Objective Measure of Ego Identity Status 2 Revision (EOMEIS-2 R) yang dibuat oleh Adams, dkk, (Adams, 1998), yang berjumlah 11 aitem, mengacu pada aspek yang ada dalam skala Extended Objective Measure of Ego Identity Status 2 Revision (EOMEIS-2 R) dan skala komunikasi orangtua-remaja mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh DeVito (1997). Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS for Mac OS X versi 11.0 untuk menguji apakah terdapat hubungan komunikasi orangtua-remaja dengan identity achievement. Korelasi product moment dari Pearson menunjukkan korelasi sebesar r= 0,188 dengan p=0,025 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara komunikasi orangtua-remaja dengan identity achievement pada remaja akhir. Jadi hipotesis penelitian diterima. Kata Kunci : identity Achivement, Komunikasi Orangtua-Remaja

2 PENGANTAR Remaja adalah masa transisi antara anak dan dewasa. Masa remaja lebih dikenal dengan masa pubertas atau masa pertumbuhan fisiologis dan pertumbuhan hormon-hormon dalam tubuh yang menyebabkan adanya perubahan pada fisik remaja. Perubahan hormon yang terjadi memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan fisik, emosi serta sosial yang sedikit banyak dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungannya. Dari 108 anak yang berhasil diwawancara oleh BNP di Jabodetabek secara mendalam 96 di antaranya (dua perempuan) pernah terlibat dalam penjualan dan pengedaran narkoba. O (18) mengaku dirinya pernah menjual tabung oksigen milik ibunya agar bisa membeli putauw. Dari 108 responden, sebagian besar atau 30,4% karena ikutikutan teman, menyusul 10,9% adalah mereka yang dekat dan selalu berhubungan dengan bandar. Anak lain mengaku ingin mendapat putaw gratis jika ikut mengedarkan, dan ada juga yang memang dipaksa oleh teman. Hanya dua orang yang terlibat pengedaran karena broken home ( Tawuran antara mahasiswa dan warga terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan, kasus ini bermula saat mahasiswa memukuli Akbar, pemuda setempat yang kebut-kebutan di sekitar kos mahasiswa di Jalan Hartaco Indah, Makassar. Akbar yang tak terima lantas kembali dengan membawa massa dan balik menyerang para mahasiswa ( Kebanyakan para remaja melakukan suatu perbuatan yang melanggar aturan tidak akan dilakukan secara sendirian, karena mereka berpikiran kalau dilakukan secara beramai-ramai

3 atau bersama-sama maka apabila ketahuan akan menjalani hukumannya secara bersama-sama pula sehingga tidak menanggungnya sendirian. Hal itu mengindikasikan adanya ketidak percayaan diri dalam diri remaja. Apa yang dikenakan oleh seorang artis yang menjadi idola para remaja menjadi lebih penting (untuk ditiru) dibandingkan dengan kerja keras dan usaha yang dilakukan artis idolanya itu untuk sampai pada kepopulerannya ( Seharusnya di dalam masa remaja akhir sudah mempunyai identitas diri yang matang (identity achievement), tetapi dalam kenyatannya masih banyak remaja yang mengalami kebingungan identitas. Adanya perasaan tidak mampu, tidak percaya diri, tidak berdaya, penurunan harga diri, dan akibatnya ia pesimis menghadapi masa depannya adalah tandatanda dari orang yang mengalami kebingungan identitas (identity diffussion). Hasil wawancara peneliti pada mahasiswa psikologi Universitas Islam Indonesia diantaranya A (22) mengungkapkan bahwa dia masih belum tahu harus bekerja sebagai apa kelak setelah dia lulus kuliah. Ada juga beberapa mahasiswa yang mengungkapkan keresahannya apabila memikirkan tentang pernikahannya apakah kelak dia mampu menjalankan perannya baik sebagai suami/istri dengan baik. Seperti yang dikemukakan oleh L (21) dia merasa khawatir kalau memikirkan kehidupan pernikahan nantinya. Dari pengamatan peneliti masih banyaknya mahasiswi yang tidak sepenuh hati memakai jilbab, mereka memakai jilbab hanya sekedar untuk menaati peraturan kampus saja. Terlihat dari pemakaian jilbab yang cenderung asal-asalan seperti masih terlihat rambut atau poninya dan berpakaian ketat. Berbagai permasalahan tersebut mengindikasikan belum tercapainya identity achievement.

4 Menurut Marcia, identitas achievement merupakan individu yang telah melalui krisis dan telah memiliki komitmen dalam dirinya (Santrock, 2001). Komitmen merupakan suatu bagian dari perkembangan identitas di mana remaja menunjukkan adanya suatu investasi pribadi pada apa yang akan mereka lakukan (Santrock, 2001). Sedangkan menurut Santrock (2001) krisis adalah sebagai suatu masa perkembangan identitas dimana remaja memilah-milah alternatif-alternatif yang berarti dan tersedia. Semua permasalahan diatas yang terjadi mengindikasikan remaja belum memiliki komitmen dalam dirinya. Seharusnya di dalam masa remaja akhir sudah mempunyai identitas diri yang matang (identity achievement), tetapi dalam kenyataannya masih banyak remaja yang mengalami kebingungan identitas (identity diffusion). Menurut Dariyo (2004) tanda-tanda dari orang yang mengalami kebingungan identitas (identity diffusion) adalah adanya perasaan tidak mampu, tidak percaya diri, tidak berdaya, penurunan harga diri, dan akibatnya ia pesimis menghadapi masa depannya. Seperti yang diungkapkan oleh Dariyo (2004), orangtua yang komunikatif merupakan salah satu ciri yang akan membantu perkembangan anak untuk mencapai identitas diri dengan baik. Jika orangtua tidak bisa menciptakan komunikasi yang baik dengan anak, maka bisa menyebabkan anak tersesat di jalan yang salah. Hubungan antara orangtua dan anak merupakan hubungan antar pribadi. Saad (2003) mengungkapkan kualitas hubungan antar pribadi akan memberi pengaruh yang besar terhadap perilaku individu terutama anak dan remaja. Lebih lanjut Rakhmat (Saad, 2003) mengungkapkan hubungan dengan orangtua seyogyanya diwarnai oleh suatu prinsip saling menjalin

5 komunikasi dan membangun relasi yang dapat mendorong terjadinya hubungan yang sehat. Oleh karena itu, komunikasi antara orangtua dan remaja perlu dibina dengan baik karena merupakan salah satu hal yang dapat membantu perkembangan identitas achievement pada remaja. Berdasarkan uraian diatas mengenai pentingnya peran orangtua dalam hal ini adanya komunikasi antara orangtua dan anak, maka muncul suatu pertanyaaan penelitian apakah ada hubungan komunikasi orangtua dan remaja terhadap identity achievement pada remaja akhir. A. Identity Achievement Dalam masa remaja, remaja berusaha untuk melepaskan diri dari ketergantungan dengan orangtua untuk menemukan siapa sebenarnya dirinya. Erikson mendefinisikan identitas sebagai rasa yang relatif stabil dan memiliki keunikan sendiri pada individu dan pembentukan identitas merupakan tugas dasar pada remaja (Jolley, dkk, 1996). Individu dikatakan memiliki identitas apabila mempunyai kesadaran sosial dan konsep penguasaan kognitif terhadap lingkungan sehingga menyadari adanya kontinuitas diri (Fuhrmann, 1990). Pembentukan identitas diri dilihat sebagai proses dari perubahan kepribadian, tuntunan sosial, dan harapan untuk masa depannya (Sprinthall, dkk, 1995). Identity achievement menurut Marcia (Santrock, 2003) adalah istilah untuk remaja yang telah melewati krisis dan telah membuat komitmen. Sehingga dapat disimpulkan remaja yang akan menjadi seseorang dengan individu yang mantap dan kuat (memiliki identity achievement) adalah apabila telah melalui suatu konflik atau krisis dan bisa melaluinya dengan baik dan telah memiliki suatu komitmen terhadap segala aspek kehidupan.

6 B. Komunikasi Orangtua-Remaja Secara luas komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh oranglain (Supratiknya, 1995). Lebih lanjut Dance dan Larson (Vardiansyah, 2004) mengidentifikasikan definisi komunikasi menjadi tiga, salah satunya adalah tingkat kesengajaan yang artinya mensyaratkan kesengajaan, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Aspek komunikasi orangtua-remaja diambil dari teori DeVito (1997), yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesamaan (equality). Peneliti menggunakan seluruh aspek diatas karena aspek keterbukaan dibutuhkan untuk dapat saling memahami dan mengerti antara orangtua-remaja, aspek empati dibutuhkan untuk saling memahami perasaan antara orangtua-remaja, sikap positif diperlukan agar memandang dirinya sendiri lebih positif dalam menghadapi berbagai persoalan yang muncul serta bisa lebih menghargai orang lain, dan yang terakhir aspek kesamaan adalah antara orangtua-remaja memiliki suatu kesamaan dalam mengungkapkan perasaan masing-masing. Penelitian yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dilakukan oleh Clark, dkk (1997) yang bertujuan mencari hubungan antara komunikasi orangtua dan anak dengan kenakalan. Hasil yang diperoleh adalah komunikasi antara orangtua dan anak yang baik ternyata menghindarkan anak dari kenakalan.

7 METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian yang hendak digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa/mahasiswi remaja akhir menuju dewasa awal dengan rentang usia antara 18 sampai 22 tahun. B. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang bersifat self report untuk mendapatkan jenis data kuantitatif. 1. Skala identity achievement adaptasi Extended Objective Measure of Ego Identity Scale - 2 Revision (EOMEIS-2 R) Data identity achievement pada penelitian ini diungkap dengan hanya mengambil aitem yang termasuk dalam identity achievement pada alat ukur Extended Objective Measure of Ego Identity Scale 2 Revision (EOMEIS-2 R) yang dibuat oleh Adams, dkk, 1986 (Adams, 1998). Skala ini disusun untuk mengukur respon subyek terhadap dua domain, identitas ideologi terdiri dari aspek : (1) politik, (2) agama, (3) pekerjaan, dan (4) nilai hidup. Sedangkan domain identitas interpersonal terdiri dari aspek : (1) persahabatan, (2) dating, (3) peran jenis, dan (4) rekreasi. Skala identity achievement ini menggunakan skala Likert. Skala ini terdiri dari 16 aitem favourable.

8 Tabel1 Distribusi Skala Identity Achievement Sebelum Uji Coba Butir Favourable Aspek Nomor Butir Jumlah Identitas ideologi - Politik 2, Agama 4, Pekerjaan 8, Nilai hidup 1, 13 2 Identitas interpersonal - Persahabatan 3, Dating 7, Peran jenis 5, Rekreasi 6, 12 2 Total 16 Berdasarkan alat ukur dari Extended Objective Measure of Ego Identity Scale 2 Revision (EOMEIS-2 R) yang dibuat oleh Adams, dkk, skala ini menggunakan skala Likert dengan enam kemungkinan jawaban. Pemberian skor aitem yang favourable dari 6 (sangat setuju sekali), 5 (sangat setuju), 4 (setuju), 3 (tidak setuju), 2 (sangat tidak setuju), 1 (sangat tidak setuju sekali). Pemberian skor untuk masing-masing aitem ditentukan oleh pilihan jawaban subjek. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek berarti semakin tinggi identity achievement nya, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek maka identity achievement subjek semakin rendah. Berdasarkan data yang diperoleh melalui tahap uji coba alat ukur, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Koefisien korelasi total skala identity achievement bergerak dari -0,24 sampai 0,681 dan uji koefisien alpha adalah 0,6833. Hasil uji validitas skala identity achievement menunjukkan ada 11 aitem yang sahih dari 16 aitem dengan menggunakan batas = 0,30. Aitem yang gugur adalah aitem nomor 1, nomor 4, nomor 11, nomor 14, dan nomor 15. Koefisien validitas skala

9 identity achievement setelah dikurangi 5 item yang gugur, berkisar antara 0,3182 sampai dengan 0,6833 dan uji koefisien alpha adalah 0,8103. Tabel 2. Distribusi Butir Iidentity Achievement Setelah Uji Coba Butir Favourable Jumlah Aspek Nomor Butir Sahih Identitas ideologi - Politik 2(1) 1 - Agama 10(8) 1 - Pekerjaan 8(6) 1 - Nilai hidup 13(10) 1 Identitas interpersonal - Persahabatan 3(2), 9(7) 2 - Dating 7(5), 16(11) 2 - Peran jenis 5(3) 1 - Rekreasi 6(4), 12(9) 2 11 Catatan : angka dalam kurung () adalah nomor urut butir baru setelah uji coba. 2. Skala Komunikasi Orangtua-Remaja Skala Komunikasi Orangtua-Remaja yang digunakan dalam penelitian ini disusun sendiri berdasarkan teori dari DeVito (1997). Untuk mengetahui tingkat komunikasi orangtua-remaja subjek dilakukan dengan melihat lima aspek komunikasi interpersonal yaitu : keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), kesamaan (equality) (DeVito, 1997). Masing-masing aspek berjumlah 5 aitem sehingga jumlah seluruh aitem sebanyak 25 aitem favourable.

10 Tabel 3 Distribusi Skala Komunikasi Orangtua-Remaja Sebelum dan Setelah Uji Coba Butir Favourable Aspek Nomor Butir Jumlah Keterbukaan (openness) 5,8,13,17,22 5 Empati (empathy) 2,6,14,20,21 5 Sikap mendukung (supportiveness) 1,9,15,16,24 5 Sikap positif (positiveness) 3,7,12,18,23 5 Kesamaan (equality) 4,10,11,19,25 5 Total 25 Catatan : tidak ada perubahan nomor setelah dilakukan uji coba Skala Komunikasi Orangtua-Remaja ini menggunakan skala Likert dengan pilihan 5 jawaban untuk setiap pernyataan. Skor skala Komunikasi Orangtua- Remaja ini bergerak dari 0 hingga 4 dengan rincian : 4 (selalu), 3 (sering), 2 (kadang-kadang), 1 (jarang), 0 (tidak pernah). Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek maka tingkat komunikasi orangtua-remaja adalah semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat komunikasi orangtuaremaja maka skor yang diperoleh adalah semakin rendah. Hasil uji validitas skala komunikasi orangtua-remaja menunjukkan ada 25 aitem yang sahih dan tidak terdapat aitem yang gugur dengan koefisien korelasi total bergerak dari 0,3759 sampai 0,8336 dan uji koefisien alpha adalah 0,9558. D. Metode Analisis Data Proses penganalisisan data yang diperoleh akan menggunakan teknik analisis data statistik dengan bantuan SPSS 11.0 for Mac OS X. Tehnik analisis data yang dipakai untuk mengungkap hipotesis penelitian yaitu mencari hubungan antara komunikasi orang tua-remaja dengan identity achievement pada remaja akhir akan dilakukan tehnik analisis korelasi product moment Pearson.

11 HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa/mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia yang masih tergolong ke dalam kategori remaja akhir yang berusia 18 sampai 22 tahun. Tabel 4 Deskripsi Subjek Penelitian Jenis Kelamin Usia Jumlah 1. Laki-laki 18 tahun tahun tahun 5 21 tahun 1 2. Perempuan 18 tahun tahun tahun 5 Total Deskripsi Data Penelitian Gambaran singkat mengenai data penelitian secara umum yang berisikan fungsi-fungsi statistik dasar dari masing-masing variabel dapat dilihat secara lengkap pada tabel 5. Tabel 5 Deskripsi data penelitian variabel hipotetik empirik min maks SD Rerata min maks SD Rerata komunikasi , ,684 77,21 ortu-remaja Identity ,17 38, ,904 48,88 achievement

12 Berdasarkan deskripsi statistik penelitian diatas dapat diketahui tinggi rendahnya komunikasi orangtua-remaja pada subjek melalui pengkategorian skor total yang diperoleh oleh masing-masing subjek pada kedua skala. Tujuan pengkategorian ini adalah untuk menempatkan subjek dalam kelompokkelompok terpisah menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur, sehingga dapat diketahui kontinum jenjang dari tingkat rendah hingga ke tingkat tinggi. a. Skala Identity Achievement Variabel Identity Achievement dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Kriteria kategori identity achievement dapat dilihat pada tabel 6 dan untuk kategorisasi skala identity achievement dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 6 Kriteria Kategori Skala Identity Achievement Kategori Nilai Tinggi µ + 1? = X Sedang µ - 1? = X < µ + 1? Rendah X < µ - 1? Keterangan: µ = mean hipotetik,? = setiap satuan standar deviasi Tabel 7 Kategorisasi Identity Achievement Skor Kategorisasi Frekuensi Prosentase x?29,33 rendah 0 0% 29,33?x?47,67 sedang 48 44,44% 47,67?x tinggi 60 55,56% Total % Melihat tabel 7 dapat diketahui bahwa subjek yang termasuk kategori tinggi sebanyak 60 (55,56%), kategori sedang sebanyak 48 subjek (44,44%), dan tidak

13 ada subjek dalam kategori rendah. Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa identity achievement berada pada kategori tinggi sebanyak 55,56%, karena jumlah subjek yang berada pada rentang skor 47,67 = X paling banyak jika dibandingkan dengan jumlah subjek pada rentang skor lain. b. Skala Komunikasi Orangtua-Remaja Variabel skala komunikasi orangtua-remaja dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Kriteria kategori skala komunikasi orangtua-remaja dapat dilihat pada tabel 8 dan untuk kategorisasi skala komunikasi orangtua-remaja dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 8 Kriteria Kategori Skala Komunikasi Orangtua-Remaja Kategori Nilai Tinggi µ + 1? = X Sedang µ - 1? = X < µ + 1? Rendah X < µ - 1? Keterangan: µ = mean hipotetik,? = setiap satuan standar deviasi Tabel 9 Kategorisasi Skala Komunikasi Orangtua-Remaja Skor kategorisasi frekuensi % x<33,33 rendah 1 0,93 33,33?x?66,67 sedang 19 17,59 66,67?x tinggi 88 81,48 Total Melihat tabel 9 dapat diketahui bahwa subjek yang termasuk kategori tinggi sebanyak 88 subjek (81,48%), kategori sedang sebanyak 19 subjek (17,59%), dan kategori rendah sebanyak 1 subjek (0,93%). Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa skala komunikasi orangtua-remaja berada pada kategori tinggi sebanyak 81.48%, karena jumlah subjek yang berada pada rentang skor

14 66,67?x paling banyak jika dibandingkan dengan jumlah subjek pada rentang skor lain. 2. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan dilakukan pada statistik parametrik sebelum uji hipotesis agar nantinya tidak salah dalam menarik kesimpulan. Uji asumsi terdiri dari : a. Uji Normalitas Uji normalitas pada variabel koefisien K-S-Z pada variabel identity achievement dan komunikasi orangtua-remaja menunjukkan distribusi yang normal dengan koefisien K-S-Z pada variabel identity achievement sebesar 1,079 dengan p=0,195 dan koefisien K-S-Z pada variabel komunikasi orangtua-remaja sebesar 1,214 dengan p=0,105. Kedua variabel memiliki nilai probabilitas > 0,05 dan berdasarkan hasil ini berarti kedua variabel tersebut terdistribusi secara normal. b. Uji Linearitas Hasil uji linearitas hubungan antara variabel komunikasi orangtua-remaja dengan identity achievement diperoleh hasil f=4,870 dengan p=0,031 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel komunikasi orangtua-remaja dengan identity achievement bersifat linier atau mengikuti garis lurus. 3. Uji Hipotesis Hasil analisis data menunjukkan korelasi antara variabel antara komunikasi orangtua-remaja dengan identity achievement, r=0,188 dengan p=0,025, p<0,05 berarti ada hubungan positif antara komunikasi orangtua-remaja dengan identity achievement, sehingga hipotesis diterima.

15 Analisis koefisien determinasi (R 2 ) pada korelasi antara variabel komunikasi orangtua-remaja dengan identity achievement menunjukkan angka sebesar 0,035 berarti variabel komunikasi orangtua-remaja memberikan sumbangan efektif sebesar 3,5% terhadap variabel identity achievement. 4. Analisis Tambahan Analisis tambahan dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan dari masing-masing aspek komunikasi orangtua dan remaja dengan identity achievement dan untuk melihat seberapa besar sumbangan dari masing-masing aspek komunikasi orangtua-remaja tersebut terhadap identity achievement. Hasil analisis statistik tambahan dapat dinyatakan sebagai berikut : a. r=0,144, p=0,068, p>0,05, tidak ada hubungan antara aspek keterbukaan pada komunikasi orangtua dan remaja dengan identity achievement pada remaja akhir. b. r=0,219, p=0,011, p<0,05. Semakin tinggi empati antara orangtua dan remaja maka semakin tinggi identity achievement. Analisis koefisien determinasi (R 2 )pada korelasi antara aspek empati pada komunikasi orangtua dan remaja dengan identity achievement menunjukkan angka sebesar 0,048 berarti aspek empati pada komunikasi orangtua dan remaja memberikan sumbangan efektif sebesar 4,8% terhadap variabel identity achievement. c. r=0,177, p=0,033, p<0,05. Semakin tinggi supportiveness antara orangtua dan remaja maka semakin tinggi identity achievement. Analisis koefisien determinasi (R 2 )pada korelasi antara aspek supportiveness pada komunikasi orangtua dan remaja dengan identity achievement menunjukkan angka

16 sebesar 0,031 berarti aspek supportiveness pada komunikasi orangtua dan remaja memberikan sumbangan efektif sebesar 3,1% terhadap variabel identity achievement. d. r=0,215, p=0,013, p<0,05. Analisis koefisien determinasi (R 2 ) pada korelasi antara aspek positiveness pada komunikasi orangtua dan remaja dengan identity achievement menunjukkan angka sebesar 0,046 berarti aspek positiveness pada komunikasi orangtua dan remaja memberikan sumbangan efektif sebesar 4,6% terhadap variabel identity achievement. e. r=0,128, p=0,093, p>0,05, tidak ada hubungan antara aspek equality pada komunikasi orangtua dan remaja dengan identity achievement pada remaja akhir. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian, maka hipotesis yang telah diajukan dapat diterima, yaitu ada hubungan positif antara komunikasi orangtuaremaja dengan identity achievement pada remaja akhir. Hasil analisis korelasi dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson menunjukkan koefisien korelasi sebesar r=0,188 dengan p=0,025, p<0,05, dengan hasil tersebut dapat diartikan bahwa ada hubungan positif antara komunikasi orangtua-remaja dengan identity achievement, semakin tinggi komunikasi orangtua-remaja, maka akan semakin tinggi identity achievement pada remaja akhir. Sebaliknya semakin rendah komunikasi orangtua-remaja maka semakin rendah identity achievement pada remaja akhir. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Purwadi (dalam Purwadi, 2004) yang mengungkap bahwa

17 pengasuhan orangtua memiliki hubungan yang signifikan dengan pembentukan identitas diri remaja, dalam hal ini bagaimana orangtua mendidik dan memperlakukan anak. Purwadi (2004) juga mengungkapkan bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta pembentukan identitas dirinya sangat tergantung pada orangtua. Sehingga antara orangtua dengan remaja yang mampu menjalin komunikasi dengan baik akan sangat bermanfaat bagi perkembangan emosi remaja terutama perkembangan identitas dirinya sehingga nantinya tercapai suatu identitas achievement pada remaja akhir. Sehingga orangtua harus menyediakan waktu untuk melakukan komunikasi dengan anaknya. Hasil analisis data menunjukkan sumbangan efektif variabel komunikasi orangtua-remaja menunjukkan angka sebesar 0,035 ini berarti variabel komunikasi orangtua-remaja memberikan sumbangan efektif sebesar 3,5% terhadap variabel identity achievement. Hal tersebut berarti bahwa komunikasi orangtua-remaja mempengaruhi tingginya identity achievement pada remaja akhir dengan nilai yang relatif kecil, masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi mempengaruhi identity achievement yakni sebesar 96,5% namun tidak diperhatikan dalam penelitian ini. Seperti yang diungkapkan oleh Marcia (dalam Dariyo, 2004), faktor-faktor yang mempengaruhi identity achievement yaitu faktor pertama adalah keluarga khususnya orangtua yang memiliki sikap supportif, memberikan perhatian, dan mempercayai anak. Faktor kedua adalah kepribadian dari anak sendiri, kepribadian disini disebutkan anak yang mempunyai kekuatan ego, kemandirian, kontrol diri internal, akrab, percaya diri, inisiatif, kreatif, dan berprestasi.

18 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel komunikasi orang tua-remaja dengan identity achievement. Hasil analisis data berdasarkan korelasi product moment dari Pearson memakai program komputer SPSS 11 for Mac OS X menunjukkan korelasi antara variabel komunikasi orang tua-remaja dengan identity achievement, r=0,188 dengan p=0,025, p<0,05. Analisis koefisien determinasi (R 2 ) pada korelasi antara variabel komunikasi orang tua-remaja dengan identity achievement menunjukkan angka sebesar 0,035 berarti variabel komunikasi orang tua-remaja memberikan sumbangan efektif sebesar 3,5% terhadap variabel identity achievement. B. Saran-saran a. Orang tua Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel komunikasi orang tua-remaja dengan identity achievement, sehingga disarankan bagi orang tua untuk selalu menjalin komunikasi dengan anaknya agar anak mampu memperoleh identity achievement. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat diketahui bahwa ada hubungan antara variabel komunikasi orang tua-remaja dengan identity achievement. Hasil dari ini belum sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan karena pada penelitian ini tidak memperhatikan factor-faktor lain selain komunikasi yang dapat mempengaruhi terbentuknya identity achievement pada remaja akhir. Hal

19 itu dibuktikan dengan adanya hasil dari analisis koefisien determinasi (R 2 ) pada korelasi antara variabel komunikasi orang tua-remaja dengan identity achievement menunjukkan angka sebesar sebesar 0,035 berarti variabel komunikasi orang tua-remaja memberikan sumbangan efektif sebesar 3,5% terhadap variabel identity achievement. Oleh karena itu disarankan adanya penelitian lebih lanjut dengan lebih memperhatikan adanya faktor lain sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil penelitian yang lebih cermat dan akurat. Pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kroscek jawaban yang diberikan anak dengan orang tuanya. Sehingga diharapkan pada peneliti selanjutnya apabila melakukan penelitian dengan variabel komunikasi orang tua dan remaja agar mengadakan kroscek jawaban antara anak dengan orang tua sebagai pihak yang diajak berkomunikasi, sehingga analisis dalam penelitiannya tidak hanya melihat pada sudut pandang anak saja.

20 DAFTAR PUSTAKA Adams, G. R The Objective Measure of Ego Identity Status : A Reference Manual. Canada : Department of Family Relationship and Applied Nutrition College of Social and Applied Human Sciences. University of Guelph. Azwar, S Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Clark, R.D. dkk Family communication and Delinquency. Journal. Dariyo, A Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan : Ghalia Indonesia. DeVito, J.A Komunikasi Antar Manusia : Kuliah Dasar (terjemahan Agus Maulana). Edisi kelima. Jakarta : Professional Books. Guntoro.. Asertifkah Kita?. Jolley, J. M., dkk Lifespan Development : A Topical Approach. United States of America : Brown&Benchmark Publisher Purwadi Proses pembentukan Identitas Diri Remaja. Jurnal Humanitas. Vol 1 No.1. Universitas Ahmad Dahlan. Rahmawati.. Pengguna Narkoba Lebih Suka Menyendiri, Cenderung Pemarah dan Suka Berhalusinasi. Saad, H., M, Perkelahian Pelajar: Potret Siswa SMU di DKI Jakarta. Yogyakarta:Galang Press.Santrock, J, W Adolescence : Perkembangan Remaja. (Edisi ke-6). Jakarta : Erlangga. Sprinthall, dkk Adolescents Psychology a Developmental View. Third edition. United States of America : Mc Grw-Hill Inc. Takbir Warga-Mahasiswa di Makasar Tawuran. Tambunan, R Remaja dan Perilaku Konsumtif. Toz Lagi, Mahasiswa Universitas Negeri Makassar Tawuran. Vardiansyah, D Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor Selatan : Ghalia Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. diharapkan. Seperti yang dikemukakan oleh Hadi (2004), bahwa untuk. A. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. diharapkan. Seperti yang dikemukakan oleh Hadi (2004), bahwa untuk. A. Identifikasi Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Kegiatan penelitian harus menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini sangat penting agar dapat mencapai tujuan penelitian yang diharapkan. Seperti yang dikemukakan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasi. Penelitian dengan teknik korelasi merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disusun oleh peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. disusun oleh peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan A. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Rancangan penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan, yang disusun oleh peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, yaitu merupakan upaya yang menggambarkan keseluruhan pemikiran atau program penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status identity di bidang akademik dalam pemilihan jurusan pada mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2007 di Universitas X, Bandung. Metode yang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Bandung, karena menurut data dari Pengadilan Tinggi tahun 2010, Bandung menempati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi interpersonal dan keharmonisan keluarga. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y) BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Korelasi (hubungan) dalam penelitian ini, digunakan untuk melihat hubungan antar variabel yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (2000:483) rancangan penelitian merupakan rencana dan stuktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian merupakan strategi yang mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan pengumpulan data yang diawali dengan melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan metode penelitian ini akan menguraikan: (A). Identifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan metode penelitian ini akan menguraikan: (A). Identifikasi 31 BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan metode penelitian ini akan menguraikan: (A). Identifikasi Variabel Penelitian, (B). Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C). Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum peneltian dilaksanakan adalah perlunya memahami orientasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi 2. Variabel bebas : Komunikasi efektif bidan-pasien B. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di lingkungan Kampus Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pedoman Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hubungan antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah merupakan suatu rangkain kegiatan ilmiah yaitu dalam rangka pemecahan suatu permalasahan. Hasil penelitian tidak perna dimaksudkan sebagai suatu pemecahan langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA Telah disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Hepi Wahyuningsih S. Psi., M. si) HUBUNGAN

Lebih terperinci

Hubungan Kesepian Dengan Keterbukaan Diri Pengguna Online Dating Pada Dewasa Awal yang Mencari Pasangan

Hubungan Kesepian Dengan Keterbukaan Diri Pengguna Online Dating Pada Dewasa Awal yang Mencari Pasangan Hubungan Kesepian Dengan Keterbukaan Diri Pengguna Online Dating Pada Dewasa Awal yang Mencari Pasangan Oleh : Nurliah Dosen Pembimbing : Dr. Mahargyantari Purwani Dewi, M.Si BAB 1 Tugas perkembangan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol dari beberapa tahapan yang logis. Sedangkan rancangan penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Arikunto (006) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Tergantung : Gaya Manajemen Konflik 2. Variabel Bebas : Kompetensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala atau objek penelitian yang bervariasi. Atau variabel adalah objek penelitian atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependet (terikat).

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Tuhan menciptakan setiap manusia dengan ciri khasnya masing-masing. Manusia tidak ada yang sama persis di dunia ini walaupun dengan saudara kembarnya sendiri.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka, kemudian dianalisa. Karena angka-angka tersebut sesudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik 9 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik pada remaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Partisipan Penelitian dilakukan kepada 70 karyawan PT. YMMI. Gambaran umum partisipan penelitian merupakan gambaran demografis penyebaran partisipan dilihat berdasarkan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR DYAH NURUL HAPSARI Dr. Poeti Joefiani, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Pada dasarnya setiap individu memerlukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI Nama : Kartika Pradita Andriani NPM : 13510847 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Dr. AM. Heru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode BAB III METODE PEELITIA Metode penelitian merupakan usaha untuk menjawab permasalahan, memahami peraturan, dan memprediksikan keadaan dimasa yang akan dating (ursalam, 2001). Pada bab ini akan diuraikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan pada data- data numerical atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status identitas bidang pendidikan pada siswa kelas XI di SMA A Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. untuk melihat perbedaan (kepercayaan diri) ditinjau dari jenis kelamin.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. untuk melihat perbedaan (kepercayaan diri) ditinjau dari jenis kelamin. BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu kepercayaan diri. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi 33 BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sedayu. Sekolah ini terletak di Argomulyo Sedayu Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. teori-teori yang ada melalui pengukuran variabel-variabel dengan prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. teori-teori yang ada melalui pengukuran variabel-variabel dengan prosedur BAB III METODE PEELITIA A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian sebagai beberapa langkah untuk melakukan pelatihan ataupun metode-metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data penelitian. Rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Menurut Sugiyono (2007:3) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan BAB III METODE PEELITIA A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan emosional dan komunikasi interpersonal. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peneliti menggunakan tryout dengan alasan bahwa dengan menggunakan tryout diharapkan item pada skala ini lebih valid dan reliable untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif yang berangkat dari persoalan-persoalan umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Arikunto (2010) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya tingkat perbedaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Jenis penelitian pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Culture Shock terhadap kemampuan adaptasi mahasantri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya 1. Dari jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya 1. Dari jenis masalah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitan Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Jenis penelitian korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Identifikasi merupakan variabel yang diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan b. Variable Bebas (X) :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Pendekatan pendekatan kuantitatif menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam- macam nilai. 1 Adapun variabel terdiri dari macam, yaitu : 1. Variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif. yang diteliti (Saifudin Azwar, 2003: 5).

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif. yang diteliti (Saifudin Azwar, 2003: 5). 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugioyo, 2001), variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah kuantitatif, penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2012), adalah metode berlandaskan pada filsafat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Pendekatan Penelitian Suatu penelitian terdapat dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu daya tarik interpersonal dan kohesivitas kelompok. Untuk kepentingan penelitian ini, maka pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan deskriptif korelasional. Penelitian dengan pendekatan kuatitatif menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Sedarmayanti & Hidayat, 2002). dapat digunakan untuk pemecahan masalah (Azwar, 2013).

BAB III METODE PENELITIAN. (Sedarmayanti & Hidayat, 2002). dapat digunakan untuk pemecahan masalah (Azwar, 2013). BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan penelitian Penelitian termasuk dalam metode ilmiah (the method of scientific) adalah suatu cara mencari dan mengungkapkan kebenaran dengan ciri objektivitas, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yaitu analisis pearson product moment untuk mengetahui hubungan yang terjadi antar variabel Self (X) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, korelasi (hubungan) digunakan untuk melihat hubungan antar variable yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka

Lebih terperinci