BAB I PENDAHULUAN. upacara adat dan ada juga yang berupa seni pertunjukan. Seni pertunjukan yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. upacara adat dan ada juga yang berupa seni pertunjukan. Seni pertunjukan yang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta beraneka ragam. Para wisatawan tertarik datang ke provinsi ini untuk menyaksikan secara langsung bagaimana kebudayaan tersebut berlangsung. Ada kebudayaan yang berupa upacara adat dan ada juga yang berupa seni pertunjukan. Seni pertunjukan yang mampu menjadi magnet para wisatawan salah satunya adalah seni tari. Eksistensi seni tari sering diandalkan untuk kepentingan pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Seni tari sebagai hasil kebudayaan yang sarat makna dan nilai, dapat dikatakan sebuah sistem simbol. Sistem simbol adalah sesuatu yang dibuat oleh manusia dan menurut kepercayaan masyarakat setempat digunakan secara bersama-sama, teratur dan benar-benar dipelajari, sehingga memberi suatu pengertian dari hakikat manusia, yaitu suatu kerangka yang penuh dengan arti untuk mengorientasikan dirinya kepada orang lain. Kepada lingkungannya, dan kepada dirinya sendiri, sekaligus sebagai hasil ketertarikannya dalam interaksi sosial (Soedarsono, 1985: 54). Seni Drama Tari Srandhul adalah salah satu tari yang tergolong dalam seni drama tari. Menurut Soedarsono drama-tari rakyat bisa dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu topeng atau wayang topeng dan drama-tari rakyat tanpa topeng. Baik drama tari rakyat yang bertopeng maupun yang tidak bertopeng pada umumnya membawakan ceritera yang bersumber pada siklus Panji. (Soedarsono, 1976: 16) 1

2 Kelompok tari yang diteliti adalah kelompok Purba Budaya yang berasal dari Desa Bumen, Kelurahan Purbayan, Kecamatan Kotagede. Ragam gerak dan syair lagu dalam kelompok ini dianggap peneliti masih banyak yang orisinil. Dalam tata panggung ditambahkan obor lima pancer sebagai penambah daya tarik. Cerita yang sering dibawakan adalah cerita Kethek ogleng. Ada beberapa elemen yang terkandung dalam seni drama tari ini, yakni elemen nama ragam gerak, syair lagu, properti panggung, narasi cerita dan kostum. Elemen-elemen tersebut tidak hanya untuk tujuan artistik, akan tetapi juga memiliki makna. Cerita Kethek ogleng diyakini oleh pemimpin Kelompok Purba Budhaya, Basis Hargito, merupakan cerita yang paling diminati. Pada setiap cerita dalam Seni Drama Tari Srandhul Kelompok Purba Budaya memiliki ragam gerak masing-masing. Karena cerita Kethek ogleng durasi pertunjukannya lebih panjang dari pada cerita lain maka ragam gerak dalam cerita ini dianggap peneliti lebih variatif. Cerita Kethek ogleng diminati, tentunya salah satu faktornya karena daya tarik ragam gerak pada cerita tersebut. Ragam gerak merupakan salah satu bagian penting dalam seni Drama Tari Srandhul Kelompok Purba Budaya Desa Bumen. Pada syair lagu dilantunkan, nama ragam gerak yang paling dominan adalah lampahan. Pada bagian ini penari hanya melakukan gerakan yang diulang-ulang. Sedangkan temponya sesuai dengan musik yang dimainkan. Ada ragam gerak yang tidak diiringi oleh syair lagu, yakni pada ragam gerak perang. Pada bagian ini penari tidak menyesuaikan gerakannya dengan tempo musik yang dimainkan, meskipun musik menggunakan nada khusus untuk bagian ini. 2

3 Sebagian besar ragam gerak seni drama tari Srandhul adalah nama ragam dasar yang mengunakan organ tubuh berupa tangan. Gerakan dengan menggunakan tangan variasinya ada banyak. Nama ragam gerak yang mengacu pada gerak tangan di DIY dan Jawa tengah beberapa sama, namun aplikasi nya berbeda. Misalnya nama ragam gerak ngithing gaya Yogyakarta jari-jari tangannya ditekuk hingga hampir menyerupai lingkaran. Adapun gaya Surakarta, jari telunjuk, jari manis, dan jari kelingking diangkat. Hal tersebut merupakan salah satu contoh dari beberapa perbedaan yang ada dalam ragam gerak. Dengan demikian Seni Drama Tari Srandhul yang ada di DIY dan di Jawa Tengah jelas berbeda. Ragam gerak Seni Drama Tari Srandhul Kelompok Purba Budaya dengan kelompok yang ada di daerah lain pun tentu akan berbeda. Bagian lain yang tidak bisa dilepaskan dari Seni Drama Tari Srandhul Kelompok Purba Budaya adalah syair lagu. Syair merupakan ragam pusi lama yang terdiri atas bait dan lirik. Biasanya makna syair lagu ditentukan oleh bait-bait berikutnya yang mirip dengan alinea-alinea sebuah cerita. (Waluyo, 1987:10). Syair lagu yang terdapat dalam tari Srandhul menggunakan bahasa Jawa dan diiringi oleh musik berupa gamelan. Syair lagu dalam Seni Drama Tari Srandhul Kelompok Purba Budaya tidak digubah semuanya melainkan hanya sebagian untuk menambah daya tarik. senggakan yang mirip dengan lafal shalawat dalam agama Islam tetap dipertahankan agar tetap menjadi ciri khas Srandhul kelompok Purba Budaya. Penelitian ini menganalisis Syair lagu Lagu dan Nama Ragam Gerak Seni Drama Tari Srandhul dengan pendekatan morfologi dan semantik. Struktur kebahasaan syair lagu dan Nama ragam Seni Drama Tari Srandhul dari tataran 3

4 morfem sampai kata akan dijelaskan dengan analisis morfologi. Kemudian dilanjutkan dengan menemukan makna dan referensi pada analisis morfosemantis. Sehingga semua aspek kebahasaan nama ragam gerak dan syair lagu dalam Seni Drama Tari Srandhul Kelompok Purba Budaya dapat menjadi obyek penelitian berkelanjutan yang sangat menarik. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana identifikasi ragam gerak dan syair lagu Seni Drama Tari Srandhul Kelompok Purba Budaya. 2. Bagaimana bentuk morfem nama-nama ragam gerak dan syair lagu Seni Drama Tari Srandhul kelompok Purba Budaya. 3. Apa makna ragam gerak dan syair lagu seni drama tari Srandhul kelompok Purba Budaya 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengungkap permasalahan yang telah disebutkan dalam rumusan masalah tersebut yaitu: 1. Menjelaskan identifikasi ragam gerak dan syair lagu seni drama tari Srandul sehingga dapat diketahui variasi ragam gerak dan isi syair lagu seni drama tari Srandhul. 2. Menjelaskan bentuk morfem nama-nama ragam gerak dan syair lagu lagu Seni Drama Tari Srandhul sehingga dapat diketahui makna dari setiap 4

5 ragam gerak serta makna yang terkandung dalam syair lagu seni drama tari Srandhul. 3. Menjelaskan makna ragam gerak dan syair lagu Seni Drama Tari Srandhul sehingga dapat diketahui makna dari setiap ragam gerak serta makna yang terkandung dalam syair lagu seni drama tari Srandhul. 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini akan dibedakan menjadi dua, yaitu ruang lingkup data dan ruang lingkup pembahasan Ruang Lingkup Data Ruang lingkup data dalam penelitian ini adalah nama-nama ragam gerak dan syair lagu Seni Drama Tari Srandhul. Terdapat beberapa kelompok yang menampilkan kesenian ini. Namun yang akan diteliti adalah Seni Drama Tari Srandhul yang terletak di Desa Bumen, Kelurahan Purbayan, Kecamatan Kotagede, Yogyakarta Ruang Lingkup Pembahasan Pembahasan dalam penelitian ini dibatasi pada deskripsi dan asal-usul tari srandhul dan persebarannya. Selanjutnya syair lagu dan ragam geraknya yang berguna bagi kepentingan kebahasaan. Nama-nama ragam gerak akan dianalisis morfologi kemudian dilanjutkan dengan analisis semantis makna dan referensi dengan disertai makna leksikal yang mana referensi merupakan salah satu sifat makna leksikal. Adapun syair lagu akan dianalisis secara morfologi kemudian 5

6 dilanjutkan dengan analisis semantis makna dan referensi disertai dengan makna gramatikal secara kategori atau kelas kata. Analisis tersebut dibatasi pada klausa pada syair lagu yang memiliki kata yang termasuk kategori verba atau yang menduduki fungsi predikat. 1.5 Manfaat Penelitian Seni tari terus mengalami perkembangan dan salah satu hasil contoh hasil perkembangan tersebut adalah seni drama tari Srandhul. Penelitian ini diharapkan mampu mengenalkan kepada masyarakat bahwa tari Srandhul bukan sekedar tontonan, namun juga memiliki fungsi edukasi dan religi dari simbol-simbol yang ada di dalam nama-nama ragam gerak dan syair lagu Seni Drama Tari Srandhul kelompol Purba Budaya. Manfaat lain penelitian ini mendokumentasikan simbolsimbol yang dipresentasikan dalam wujud pertunjukan drama tari. 1.6 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini dilakukan untuk memberikan sumbangan agar tidak terjadi penjiplakan atau plagiat. Telah terdapat beberapa penelitian kesenian tradisional yang berupa tarian, khususnya di Yogyakarta. Teori morfo-semantis sering digunakan pada objek tersebut. Berikut penelitian yang dijadikan tinjauan pustaka dalam penelitian ini: Penelitian Soedarsono dalam buku yang berjudul Mengenal Tari-Tarian Rakyat Di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun Buku tersebut mengidentifikasi berbagai tarian di setiap kabupaten dan kotamadya di Yogyakarta. Soedarsono mengklasifikasikan jenis tari menurut jenisnya, yaitu tari 6

7 Reog, tari Slawatan, tari Jathilan, tari Tayuban dan Drama Tari. Penelitian ini mengutamakan bentuk penyajian dan fungsinya dalam kehidupan masyarakat setempat. Penelitian Sukasbi berjudul Analisis Semantik Tari Rakyat : Tayub, Srandhul Dan Brambangan di Yogyakarta pada tahun Penelitian tersebut memberikan identifikasi tari rakyat tayub, tari rakyat srandhul, dan tari rakyat brambangan. Penulis kemudian memberikan analisis semantik. Tulisan-tulisan tersebut menjadi sumber data tertulis dalam penelitian ini. Penelitian tari rakyat khususnya Srandhul di Yogyakarta belum pernah dilakukan dengan analisis morfo-semantis. Penulis tertarik untuk meneliti Seni Drama tari Srandhul kelompok agar masyarakat mengetahui nama-nama ragam gerak dan syair lagu yang terdapat dalam pertunjukan seni drama tari Srandhul Kelompok Purba Budaya di Kotagede. 1.7 Landasan Teori Teori yang dipakai dalam analisis karya ilmiah ini adalah teori morfologi dan semantis Morfologi Morfologi adalah bidang linguistik yang memperlajari morfem dan kombinasi-kombinasinya atau bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata yaitu morfem. Dalam teori yang digunakan yaitu morfologi (Kridalaksana, 1983: 111). Kata yang terdiri atas satu morfem dikatakan sebagai kata yang monomorfemis, sedangkan kata yang terdiri lebih dari satu morfem 7

8 disebut polimorfemis. Berdasarkan distribusinya, morfem dapat dibedakan menjadi morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata tanpa harus melekat pada morfem lain, mempunyai arti, serta tidak tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian yang paling kecil. Sedangkan morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata dan harus melekat pada morfem lain (Ramlan, 2001: 29). Misalnya, kata ngithing merupakan istilah gerakan jari-jari tangan.nama ragam gerak ini terdiri dari satu kata dan mendapatkan afiksasi berupa nasal. Kata ini termasuk dalam poli morfemis yang terdiri dari dua morfem, yaitu afiks Nasal dan kithing. Berdasarkan distribusinya Afiks Nasal merupakan morfem tidak bebas karena tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata dan kithing merupakan morfem bebas karena dapat berdiri sendiri sebagai kata dan memiliki makna. Istilah ngithing terdiri atas dua suku kata, yaitu ngi-thing. Susunan istilah tersebut berupa KV-KVK. Morfem tersebut terdiri atas lima fonem, yaitu / ŋ-i-ṭ-i-ŋ/ Semantik Setelah morfologi, akan dilakukan pembahasan mengenai aspek-aspek makna dari morfem-morfem yang dianalisis. Semantik adalah bagian dari struktur bahasa yang berhubungan dengan makna dari ungkapan dan juga dengan struktur makna suatu wicara (Kridalaksana, 1983: 149). Dalam penelitian ini digunakan semantik leksikal yang menyangkut makna leksikal. Menurut Verhaar semantik leksikal mencakup banyak segi, antara lain a) makna dan referensi, b) denotasi dan konotasi, c) analisis ekstensional dan analisis 8

9 intensional, d) analisis komponensial, e) makna dan pemakaiannya, f) kesinoniman, keantoniman, kehomoniman dan kehiponiman. (Verhaar, 2008: 388). Penelitian ini menggunakan semantik yang mencakup bagian a) makna dan referensi. Makna adalah maksud pembicara atau pengaruh satuan bahasa dalam pemahaman persepsi atau perilaku manusia atau hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan, antara bahasa dan alam luar bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjuknya atau cara menggunakan lambanglambang bahasa (Kridalaksana, 1983: 103). Adapun referen dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yakni referensi ekstralingual dalam ragam gerak dan referensi intralingual dalam syiar. Referensi ekstralingual adalah sesuatu yang di luar bahasa. Menurut Verhaar referensi berhubungan erat dengan makna, jadi referensi merupakan salah satu sifat makna leksikal(verhaar, 2008: 389). Makna leksikal dalam deskripsi linguistik lazimnya dimarkahi dengan tanda petik tunggal. Misal kata perang bertarung merupakan ragam gerak yang dilakukan oleh dua orang atau lebih penari pria. Ragam gerak ini memiliki referen beberapa orang yang bertarung, semua anggota badan aktif bergerak untuk memukul atau menghindari pukulan, dalam ragam gerak ini terdapat sub ragam gerak yakni endha dan gapruk. Makna ragam gerak tersebut adalah adegan yang menegangkan. Adapun referensi intralingual dapat membawa juga arti perujukan di dalam tuturan. Referensi intralingual lebih menyangkut semantik gramatikal. Dalam sintaksis dapat dibedakan menjadi tiga tataran: fungsi, peran, dan kategori. Kedudukan semantik dalam sistemik bahasa menyatakan fungsi tidak 9

10 bersemantik. Menurut Verhaar tak ada arti (gramatikal) dalam subjek atau objek sebagai fungsi sebagai fungsi sintaksis semata-mata, karena fungsi-fungsi itu sendiri hanya merupakan tempat kosong saja yang diisi secara kategorial menurut bentuknya dan cara peran menurut semantiknya. (Verhaar, 2008: 387). Misal syair lagu Puji-pujian beberapa pujian (terhadap Tuhan) adalah syair lagu kedua yang dilantunkan dalam ragam gerak lampahan. Syair lagu tersebut memiliki makna sebagai permohonan keselamatan kepada Tuhan. Referennya terdapat syair lagu pujia-pujian dibawah ini: Gusti Allah hamba nyuwun pangapura Ingkang mugi ya Allah paring nugraha Makna gramatikal pada syair lagu puji-pujian dapat dianalisis pada klausa yang memiliki kata yang termasuk kategori verba. Pada syair lagu ini terdapat dua klausa yang memiliki kriteria tersebut. Salah satu klausa tersebut adalah hamba nyuwun pangapura. Hamba (satu kata ): nomina; nyuwun (satu kata): verba; pangapura (satu kata): nomina. Kata hamba termasuk kategori nomina karena tidak dapat diingkarkan dengan kata ora. Akan tetapi kata tersebut dapat diingkarkan dengan kata udu. Selanjutnya kata nyuwun termasuk kategori verba karena memiliki makna inhern perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas. Kata ini tergolong verba transitif, verba ini memerlukan nomina sebagai objek kalimat aktif dan subjek kalimat pasif. Terakhir kata pangapura termasuk kategori nomina karena kata pangapura tidak dapat diingkarkan dengan kata ora. Kata yang digunakan untuk mengingkarkan adalah kata udu 10

11 1.8 Metode Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode yang memberikan perhatian utama pada simbol, sesuai dengan hakikat objek, yaitu sebagai studi kultural. Dengan menggunakan kajian pustaka dan penelitian lapangan. Berikut tahapan dalam penelitian ini Tahap Pengumpulan Data Tahap pertama dari penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis seperti buku, artikel dan sebagainya. Peneliti memperoleh data dari balai budaya tentang tari rakyat yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti melakukan studi pustaka di perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya UGM dan Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada. Sumber-sember tertulis tersebut menjadi acuan untuk menentukan objek penelitian. Selanjutnya penulis melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari sumber lisan. Langkah ini menggunakan informan yang memenuhi kapabilitas untuk penelitian ini. Syarat-syarat yang harus dipenuhi informan adalah sebagai berikut: 1. Memiliki pengalaman di bidang seni tari rakyat, karena karena narasumber yang memiliki syarat ini dianggap peneliti memiliki kapabilitas untuk memberikan data yang valid. mereka yang memiliki pengalaman memiliki informasi yang lengkap mengenai bidang yang mereka dalami. 11

12 2. Berusia 40 tahun atau lebih, karena kesenian ini populer pada orang yang berusia 40 tahun. Pada saat orang yang berusia tersebut muda, kesenian ini banyak dipentaskan dan digemari warga Kotagede dan sekitarnya. Pengumpulan data-data di lapangan dilaksanakan melalui cara observasi dan wawancara dengan para informan ke berbagai daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dimana terdapat kelompok yang mendalami kesenian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan bantuan beberapa alat penelitian, diantaranya adalah rekaman gambar bergerak (video), foto, dan rekaman suara (tape recorder) dari beberapa narasumber. Peneliti menggunakan teknik sadap dengan mencatat dan merekam suara dalam wawancara yang dilakukan kepada informan. Sedangkan dalam pertunjukan kesenian Seni Drama Tari Srandhul peneliti memperoleh foto, rekaman gambar bergerak dan data tertulis dengan melakukan pengamatan. Dengan demikian peneliti dapat memperoleh dokumentasi pertunjukan Drama Tari Srandhul Kelompok Purba Budaya berupa data tertulis, gambar, video, dan rekaman suara Tahap Analisis Data Tahap kedua adalah tahap analisis data. Data yang diperoleh dari pengumpulan data tersebut kemudian diterjemahkan. Peneliti mengolah data yang telah dikumpulkan dengan membandingkan semua data. Kemudian peneliti menganalisis dengan teori morfo-semantis menurut. Data tertulis yang diperoleh 12

13 dari narasumber sebagian menggunakan bahasa Jawa. Penulis menerjemahkan data tersebut dalam bahasa Indonesia dan selanjutnya dianalisis morfo-semantis Tahap Penyajian Hasil Analisis Data Tahap ketiga penyajian hasil analisis data dilakukan dengan mengolah kata dalam bahasa yang ilmiah untuk ditulis dalam penelitian. Analisis menggunakan teori morfo-semantis dengan objek syair lagu dan ragam gerak Seni Drama Tari Srandhul Kelompok Purba Budaya. 1.9 Sistematika Penyajian Hasil penelitian ini disajikan dengan sistematika dalam beberapa bab, yaitu: BAB I merupakan pendahuluan. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian. BAB II berisi letak geografis keberadaan kelompok Purba Budaya, sejarah singkat, geografi, latar belakang pertunjukan, sejarah singkat Seni Drama Tari Srandhul, perkembangannya kesenian ini di Yogyakarta dan kelompok seni drama tari Srandul, serta fungsi dan wujud pertunjukan. Kemudian dilanjutkan dengan identifikasi ragam syair lagu dan ragam gerak yang terdapat pada Seni Drama Tari Srandhul Kelompok Purba Budaya. BAB III berisi analisis morfologi syair lagu dan ragam gerak seni drama tari Srandhul Kelompok Purba Budaya. Analisis nama-nama ragam gerak dan syair lagu dianalisis semantis makna dan referensi. Analisis nama-nama ragam gerak akan dikelompokkan berdasarkan jenis morfemnya. Adapun analisis syair 13

14 lagu dikelompokkan berdasarkan judul syair lagu kemudian berdasarkan nomor urut barisnya. Bab IV berisi analisis semantis ragam syair lagu dan ragam gerak Seni Drama Tari Srandhul Kelompok Purba Budaya Desa Bumen, Kotagede, Yogyakarta. Analisis nama-nama ragam gerak dan syair lagu dianalisis semantis makna dan referensi. Bab V berisi penutup dan kesimpulan. Peneliti juga akan memberikan saran untuk kepentingan bahasa dan pertunjukan yang terdapat pada Seni Drama Tari Srandhul Kelompok Purba Budaya. 14

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menggunakan bentuk lain yakni dengan menggunakan simbol-simbol.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menggunakan bentuk lain yakni dengan menggunakan simbol-simbol. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi atau alat penghubung antar manusia, yang dapat menggunakan bentuk lain yakni dengan menggunakan simbol-simbol. Simbol-simbol tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi atau alat penghubung antar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi atau alat penghubung antar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi atau alat penghubung antar manusia. Wujud alat komunikasi ini bisa menggunakan alat ucap manusia, atau bisa juga menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sembilan kabupaten dan satu kota madya. Bengkulu memiliki banyak suku dan

BAB I PENDAHULUAN. sembilan kabupaten dan satu kota madya. Bengkulu memiliki banyak suku dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bengkulu merupakan salah satu provinsi pemekaran dari SUMBAGSEL (Sumatra bagian selatan) 1. Provinsi Bengkulu terletak di barat provinsi Sumatra Selatan, utara provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perbuatan untuk bersenang-senang baik menggunakan alat tertentu

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perbuatan untuk bersenang-senang baik menggunakan alat tertentu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan berasal dari kata main. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata main berarti melakukan sesuatu untuk menyenangkan hati atau melakukan perbuatan untuk bersenangsenang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari oleh para penuturnya. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses berpikir maupun dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negaranegara lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga perkembangan bahasa Indonesia saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan berbahasa meliputi mendengar, berbicara, membaca, menulis. Keempat kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang diterapkan dalam melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Sinonim Secara etimologi kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim berarti nama lain

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 5/2 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi karya seni rupa. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia dalam berinteraksi di lingkungan sekitar. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus benar-benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara populer orang sering menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya; atau lebih tepat lagi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses berbahasa adalah hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. Dengan berbahasa, seseorang

Lebih terperinci

Istilah Bangunan Rumah Panggung Sunda Di Pesisir Selatan Tasikmalaya Oleh Fiana Abdurahman. Abstrak

Istilah Bangunan Rumah Panggung Sunda Di Pesisir Selatan Tasikmalaya Oleh Fiana Abdurahman. Abstrak Istilah Bangunan Rumah Panggung Sunda Di Pesisir Selatan Tasikmalaya Oleh Fiana Abdurahman Abstrak Dalam seni bina, pembinaan, kejuruteraan, dan pembangunan harta tanah, bangunan merujuk kepada mana-mana

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1 ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH Diajukan Oleh: AGUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal

Lebih terperinci

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber Silabus SBK SD 17 SILABUS Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 5/2 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi seni rupa 9.1.Mengidentifikasi jenis motif hias pada seni rupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk mengekspresikan perasaan atau emosi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan salah satu karya budaya masyarakat 1. Semua

BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan salah satu karya budaya masyarakat 1. Semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan salah satu karya budaya masyarakat 1. Semua manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup, siapa pun dia, dari mana asalnya, berapapun umurnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun di bumi Indonesia. Berbagai bentuk kesenian, upacara keagamaan, ritual, dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun di bumi Indonesia. Berbagai bentuk kesenian, upacara keagamaan, ritual, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa Indonesia tak terlepas dari seni dan budaya yang lahir dari 300 lebih suku bangsa maupun dari pengaruh asing yang telah berakar selama ribuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan makna gramatikal. Untuk menjelaskan konsep afiksasi dan makna, penulis memilih pendapat dari Kridalaksana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Bahasa mempunyai hubungan yang erat dalam komunikasi antar manusia, yakni dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut. BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian morfosemantik istilah-istilah pertukangan kayu di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. verba asal, yaitu verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. verba asal, yaitu verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia pada dasarnya mempunyai dua macam bentuk verba, (i) verba asal, yaitu verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks sintaksis,

Lebih terperinci

KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257

KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257 KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI - 13010113140096 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257 1. INTISARI Semiotika merupakan teori tentang sistem

Lebih terperinci

BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK

BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH ABSTRAK BENTUK PENYAJIAN TARI RAMPHAK DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH Ferdi Junanda 1*, Ahmad Syai 1, Tengku Hartati 1 1 Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

Cakrawala, ISSN , Volume 3, November KEDUDUKAN BAHASA JAWA DAN BAHASA ARAB DALAM EJAAN BAHASA INDONESIA Oleh : Drs. Bowo Hermaji, M.Pd.

Cakrawala, ISSN , Volume 3, November KEDUDUKAN BAHASA JAWA DAN BAHASA ARAB DALAM EJAAN BAHASA INDONESIA Oleh : Drs. Bowo Hermaji, M.Pd. Cakrawala, ISSN 1858-449, Volume 3, November 2008 KEDUDUKAN BAHASA JAWA DAN BAHASA ARAB DALAM EJAAN BAHASA INDONESIA Oleh : Drs. Bowo Hermaji, M.Pd. Abstrak Bahasa Jawa dan bahasa Arab sangat terlihat

Lebih terperinci

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA Munirah Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar munirah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. gabungan kata morphe yang berarti bentuk, dan logos yang artinya ilmu. Chaer

BAB II KAJIAN TEORI. gabungan kata morphe yang berarti bentuk, dan logos yang artinya ilmu. Chaer BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Morfologi Morfologi merupakan suatu cabang linguistik yang mempelajari tentang susunan kata atau pembentukan kata. Menurut Ralibi (dalam Mulyana, 2007: 5), secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan tersebut terlihat pada berbagai kebudayaan serta adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bahasa dipahami sebagai alat komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat saling menyampaikan pikiran dan perasaannya. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. Kebudayaan lokal sering disebut kebudayaan etnis atau folklor (budaya tradisi). Kebudayaan lokal

Lebih terperinci

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2. A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Musik sebagai bagian dari kebudayaan suatu bangsa, merupakan ungkapan serta ekspresi perasaan bagi pemainnya. Kebudayaan juga merupakan cerminan nilai-nilai personal,

Lebih terperinci

3. Karakteristik tari

3. Karakteristik tari 3. Karakteristik tari Pada sub bab satu telah dijelaskan jenis tari dan sub bab dua dijelaskan tentang fungsi tari. Berdasarkan penjelasan dari dua sub bab tersebut, Anda tentunya telah memperoleh gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Bangka Belitung. Dari data Badan Pusat Statistik, secara geografis terletak antara 107 45 BT sampai 108 18 BT dan 02 30 LS sampai

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN A. PENGANTAR Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) merupakan salah satu unsur dalam Tri Darma Perguruan Tinggi. Secara umum, PkM tidak hanya untuk

Lebih terperinci

Kata kunci: Wayang Topeng, pelatihan gerak, pelatihan musik, eksistensi.

Kata kunci: Wayang Topeng, pelatihan gerak, pelatihan musik, eksistensi. PEMATANGAN GERAK DAN IRINGAN WAYANG TOPENG DESA SONEYAN SEBAGAI USAHA PELESTARIAN KESENIAN TRADISI Rustopo, Fajar Cahyadi, Ervina Eka Subekti, Riris Setyo Sundari PGSD FIP Universitas PGRI Semarang fajarcahyadi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada karya sastra berbentuk puisi yang dikenal sebagai těmbang macapat atau disebut juga těmbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Indonesia terletak pada posisi silang jalur lalu-lintas dunia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Indonesia terletak pada posisi silang jalur lalu-lintas dunia. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posisi Indonesia terletak pada posisi silang jalur lalu-lintas dunia. Hal tersebut menjadikan Indonesia mempunyai kekayaan kebudayaan yang sangat beraneka ragam. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh masyarakat umum dengan tujuan berkomunikasi. Dalam ilmu bahasa dikenal dengan

Lebih terperinci

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

Please purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata budaya terdiri dari dua kata yaitu budi dan daya. Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk dapat berinteraksi dengan manusia lainnya, di samping itu bahasa dapat menjadi identitas bagi penuturnya.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Setiap bahasa di dunia memiliki sistem kebahasaan yang berbeda. Perbedaan sistem bahasa itulah yang menyebabkan setiap bahasa memiliki ciri khas dan keunikan, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan adanya bahasa, manusia bisa berintekrasi dengan manusia lainnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan adanya bahasa, manusia bisa berintekrasi dengan manusia lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya bahasa, manusia bisa berintekrasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai hal, seperti keanekaragaman budaya, lingkungan, alam, dan wilayah geografis. Keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian jenis proses campur kode menunjukkan hasil yang berbeda-beda antara bahasa yang satu dan bahasa yang lain karena subjek penelitian mereka pun berbeda-beda, baik dari

Lebih terperinci

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia VERBA PREDIKAT BAHASA REMAJA DALAM MAJALAH REMAJA Renadini Nurfitri Abstrak. Bahasa remaja dapat dteliti berdasarkan aspek kebahasaannya, salah satunya adalah mengenai verba. Verba sangat identik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana, 2008:143). Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh para anggota

Lebih terperinci

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang struktur kata dan cara pembentukan kata (Harimurti Kridalaksana, 2007:59). Pembentukan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak ahli yang berpendapat mengenai makna kata. Soedjito (1990: 51)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak ahli yang berpendapat mengenai makna kata. Soedjito (1990: 51) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak ahli yang berpendapat mengenai makna kata. Soedjito (1990: 51) dalam bukunya yang berjudul Kosa Kata Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa makna kata ialah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam segala segi kehidupan, manusia tidak dapat terlepas dari bahasa. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu berhubungan dengan anggota masyarakat yang lain.

Lebih terperinci

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak Rina Ismayasari 1*, I Wayan Pastika 2, AA Putu Putra 3 123 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

Lebih terperinci

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk LAMPIRAN Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk 85 KERANGKA MATERI VIDEO PEMBELAJARAN MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA Materi Pengertian Musik Tradisional Nusantara Lagu Tradisional Nusantara Penggolongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan manusia yang dilafalkan dengan kata-kata dalam. dan tujuan dari sebuah ujaran termasuk juga teks.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan manusia yang dilafalkan dengan kata-kata dalam. dan tujuan dari sebuah ujaran termasuk juga teks. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia telah dikodratkan oleh penciptanya untuk hidup berkomunikasi, salah satu bentuk komunikasi adalah dengan bahasa. Bahasa merupakan ungkapan manusia yang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa konsep seperti pemerolehan bahasa, morfologi, afiksasi dan prefiks, penggunaan konsep ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Sasaran Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian tentang struktur penyajian dan peranan masing-masing kelompok/bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekaragaman budayanya itu tercermin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi pada dasarnya tidak dapat ditafsirkan secara terpisah, karena dalam bahasa mempunyai satuan-satuan seperti morfem, kata,

Lebih terperinci

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 DISCOURSE ANALYSIS OF VERBAL HUMOR BY INDONESIAN MALE STAND-UP COMEDIANS Semilia Kumbini 1301037215

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sumedang memang dikenal memiliki beraneka ragam kesenian tradisional berupa seni pertunjukan yang biasa dilaksanakan dalam upacara adat daerah, upacara selamatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nominalisasi sebagai salah satu fenomena kebahasaan, mesti mendapatkan perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai peran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diantaranya seni tari, batik, ornamen, cerita rakyat, musik dan lagu daerah, motif

BAB I PENDAHULUAN. Diantaranya seni tari, batik, ornamen, cerita rakyat, musik dan lagu daerah, motif BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki berbagai kekayaan seni dan budaya. Semua daerah di Indonesia, dari ujung Aceh sampai Papua memiliki seni unik dan etnik. Diantaranya seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

ANTROPOLINGUISTIK DR. FAJRI USMAN, M.HUM FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS 2014

ANTROPOLINGUISTIK DR. FAJRI USMAN, M.HUM FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS 2014 ANTROPOLINGUISTIK DR. FAJRI USMAN, M.HUM FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS 2014 ANTROPOLINGUISTIK KAJIAN KEBUDAYAAN MELALUI BENTUK-BENTUK LINGUAL ---- MENGKAJI BAHASA MELALUI BUDAYA يم ب س م من

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang didiami oleh berbagai suku bangsa. Setiap suku bangsa mempunyai ciri khas tersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah salah satu saluran kreativitas yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah salah satu saluran kreativitas yang penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah salah satu saluran kreativitas yang penting dalam kehidupan manusia. Hal inilah kemudian yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan suatu kegiatan yang mempergunakan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

Lebih terperinci

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI Nama : TITIS AIZAH NIM : 1402408143 LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI I. MORFEM Morfem adalah bentuk terkecil berulang dan mempunyai makna yang sama. Bahasawan tradisional tidak mengenal

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga

BAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga 320 BAB VII KESIMPULAN Kosakata bahasa Prancis yang masuk dan diserap ke dalam bahasa Indonesia secara difusi dikenal dan digunakan dari masa kolonial Eropa di Indonesia hingga saat ini. Kosakata bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diberikan akal dan pikiran yang sempurna oleh Tuhan. Dalam berbagai hal manusia mampu melahirkan ide-ide kreatif dengan memanfaatkan akal dan pikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman budaya dan komunitas masyarakat yang unik seperti ras, suku, agama, dan etnis. Kebudayaan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keragaman budaya yang didalamnya terkandung kesenian, seperti halnya kesenian berupa tari-tarian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang harus dilaksanakan; teknik adalah cara melaksanakan metode (Sudaryanto, 2015:9). Metode yang tepat akan mengarahkan penelitian pada tujuan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang secara naluriah membutuhkan orang lain dalam bergaul, mengekspresikan diri, mengungkapkan keinginan atau menyatakan

Lebih terperinci

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd KOMPOSISI BERUNSUR ANGGOTA TUBUH DALAM NOVEL-NOVEL KARYA ANDREA HIRATA Sarah Sahidah Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan hubungan maknamakna gramatikal leksem anggota tubuh yang

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA RAGAM BAHASA. Fakultas EKONOMI DAN BSNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

Modul ke: BAHASA INDONESIA RAGAM BAHASA. Fakultas EKONOMI DAN BSNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN Modul ke: BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BSNIS Drs. SUMARDI, M. Pd. RAGAM BAHASA Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN Ragam bahasa diartikan sebagai variasi bahasa menurut pemakaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di wilayah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Pulau Buton. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di wilayah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Pulau Buton. Pada masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Wolio yang selanjutnya disingkat BW adalah salah satu bahasa daerah yang ada di wilayah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Pulau Buton. Pada masa Kerajaan Kesultanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata telah menjadi sektor industri yang sangat pesat dewasa ini, pariwisata sangat berpengaruh besar di dunia sebagai salah satu penyumbang atau membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Media tradisional dikenal juga sebagai media rakyat, atau dalam arti sempitnya disebut sebagai kesenian rakyat. Coseteng dan Nemenzo (Jahi 2003: 29) mendefinisikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa.

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa. 1 PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa. Dalam interaksi sosial masyarakat Jawa, lebih cenderung menggunakan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kebudayaan tersebut terlihat ketika masyarakat pada masa itu mampu

BAB I PENDAHULUAN. dan kebudayaan tersebut terlihat ketika masyarakat pada masa itu mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara hidup manusia yang berkembang merupakan salah satu bukti adanya peradaban dan kebudayaan pada kehidupan masyarakatnya. Adanya peradaban dan kebudayaan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di dalam berbagai aspek kehidupan. Bukti nyata adanya kemajemukan di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam. Bahasa Karo, merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam. Bahasa Karo, merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam pembentukan dan pengembangan bahasa Indonesia. Sebelum mengenal bahasa Indonesia sebagian besar bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Jawa Barat terdiri

Lebih terperinci

MAKNA REFERENSIAL PADA NAMA LAUNDRY DI KELURAHAN GONILAN, KECAMATAN KARTASURA, KABUPATEN SUKOHARJO

MAKNA REFERENSIAL PADA NAMA LAUNDRY DI KELURAHAN GONILAN, KECAMATAN KARTASURA, KABUPATEN SUKOHARJO MAKNA REFERENSIAL PADA NAMA LAUNDRY DI KELURAHAN GONILAN, KECAMATAN KARTASURA, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1 Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya tidak akan terlepas dari interaksinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan serta memiliki beraneka ragam budaya. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya suku ataupun etnis

Lebih terperinci