BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak ahli yang berpendapat mengenai makna kata. Soedjito (1990: 51)

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak ahli yang berpendapat mengenai makna kata. Soedjito (1990: 51) dalam bukunya yang berjudul Kosa Kata Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa makna kata ialah hubungan antara bentuk dan barang atau hal yang diacunya, makna adalah hubungan antar lambang bunyi dan acuannya. Pendapat yang dikemukakan oleh Soedjito hampir sama dengan pendapat Aminuddin. Aminuddin (1985: 52-53) dalam bukunya yang berjudul Semantik menyebutkan bahwa pengertian makna kata sebagai istilah adalah hubungan bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa, sehingga dapat saling mengerti. Di dalam makna terdapat jenis-jenis makna yang berbeda. Jenis atau tipe makna itu memang dapat dibedakan berdasarkan kriteria dan sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal, berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna referensial dan nonreferensial, berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna denotatif dan makna konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal adanya makna kata dan makna istilah atau makna umum dan makna khusus. Lalu berdasarkan kriteria lain atau sudut pandang lain dapat disebutkan adanya makna-makna konsep, asosiatif, idiomatik, peribahasa, dan makna kias (Chaer, 2002: 59-60). Sehubungan dengan ini peneliti melihat adanya berbagai 1

2 2 jenis makna kata yang terdapat pada lirik lagu Banyumasan ciptaan bapak Rasito Purwo Pangrawit. Lirik lagu Banyumasan pada kesenian musik tradisional menarik untuk diteliti, karena (1) kesenian musik tradisional Banyumasan tidak terlepas dari bahasa, (2) kesenian ini termasuk dalam seni musik dan lagu karena melibatkan bahasa sebagai liriknya, bahasa mempunyai makna pada setiap kata pada lirik (3) kesenian musik Banyumasan diiringi gending dan lagu-lagu Banyumasan yang semuanya mengandung makna dan maksud yang belum diketahui secara luas oleh masyarakat Banyumas. Pada penelitian ini peneliti mengambil 13 judul lagu karya Bapak Rasito Purwo Pangrawit yang akan peneliti analisis. Peneliti hanya meneliti 13 judul lagu, karena dalam satu album terdapat 13 judul lagu. Judul lagu yang akan peneliti teliti, yaitu Ngudi Kawruh, Calung, Sari Kenyol, Kethek Biluk, Kamicican, Ciwit-ciwitan, Walak-walak, Udan Dhuwit, Ora Kapok, Ketagihan, Sarag-sereg, Nadar, Eling-eling. Ketika peneliti mendengarkan lagu Banyumasan, peneliti menemukan syair sebagai berikut ing batin pati mundur lamun durung rampung (di dalam batin jangan mundur kalau belum selesai). Pada konteks kalimat tersebut kata batin mengandung makna referensial, sebab pada kata batin mempunyai referen berupa bagian dalam tubuh yang disebut hati. Kata batin dalam referen dan yang dimaksudkan pencipta memiliki makna yang sama, yaitu hati. Oleh karena itu, kata batin dalam konteks kalimat di atas memiliki kesinambungan antara maksud pencipta dengan Hal ini dikarenakan kata batin memiliki acuan atau referen dalam dunia nyata.

3 3 Pada kesempatan berikutnya, peneliti mendengarkan lagu Banyumasan yang lain dan peneliti menemukan syair sebagai berikut kethek biluk kethek biluk (kera belok kera belok). Pada konteks kalimat tersebut kata kethek biluk mengandung makna asosiatif, karena berasosiasi dengan makna orang yang suka membual. Dalam konteks kalimat tersebut pencipta mengasosiasikan kethek biluk dengan orang yang suka membual. Makna asosiatif sama dengan perlambang-perlambang yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan suatu konsep lain. Orang yang suka membual dilambangkan dengan kethek biluk. Fenomena selanjutnya yang peneliti temukan ketika mendengarkan lagu Banyumasan yang lain terdapat pada syair nyata wis cengklungen anggone padha ngenteni (terbukti sudah bosan menunggu). Kata ngenteni termasuk kata yang bermakna gramatikal, karena melalui proses afiksasi yaitu N+enteni melakukan tindakan pasif menunggu. Dalam konteks kalimat di atas sudah jelas bahwa kata dasar enten yang berarti tunggu setelah mendapat imbuhan N + i berubah menjadi ngenteni yang artinya menunggu. Selanjutnya, ketika peneliti mendengarkan lagu Banyumasan yang lain terdapat pada syair agi inyong tegin bocah (sedang saya masih anak-anak). Kata bocah termasuk kata yang bermakna leksikal, karena sesuai dengan hasil observasi alat indra dan terdapat dalam kamus, yaitu anak-anak. Sementara maksud dari pencipta lagu, kata bocah memiliki makna anak-anak yang masih memiliki sikap polos, menurut apa kata orang tua, suka bermain, belum bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Dari pengertian dalam kamus dan pencipta lagu memiliki makna yang sama bocah bermakna anak-anak. Kata

4 4 bocah termasuk dalam jenis makna leksika. Kata bocah merupakan sebuah kata yang dalam kamus bermakna anak-anak. Oleh karena itu, kata bocah dalam konteks kalimat di atas memiliki kesinambungan antara maksud pencipta lagu dengan wujud kebendaan yang termasuk dalam jenis makna leksikal. Dari beberapa peristiwa dan fenomena di atas, peneliti berasumsi bahwa kata-kata yang terdapat dalam lirik lagu karya Bapak Rasito Purwo Pangrawit mengandung berbagai jenis makna. Untuk membuktikan asumsi tersebut, perlu dilakukan kajian secara empirik. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian dengan judul Jenis-Jenis Makna Kata Pada Lirik Lagu Banyumasan tahun 1996 Karya Bapak Rasito Purwo Pangrawit. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang pada masalah tersebut, dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah, yaitu bagaimanakah jenis-jenis makna kata lirik lagu Banyumasan tahun 1996 karya Bapak Rasito Purwo Pangrawit? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis-jenis makna kata lirik lagu Banyumasan tahun 1996 karya Bapak Rasito Purwo Pangrawit. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai referensi atau acuan dalam penelitian terhadap jenis makna. Dapat memberikan pengetahuan cara menganalisis atau melakukan penelitian terhadap jenis makna pada lirik lagu

5 5 Banyumasan. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai jenis makna. Selain itu, dengan selesainya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan jenis makna kata lain dengan objek yang berbeda. Diharapkan dapat memberikan perbendaharaan istilah makna pada bidang linguistik, khususnya semantik. 2. Manfaat Praktis Manfaat secara praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat masyarakat Banyumas mengetahui jenis-jenis makna yang terdapat pada lirik lagu Banyumasan karya Bapak Rasito Purwo Pangrawit. Setelah mengetahui jenis-jenis makna tersebut pembaca akan tertarik untuk mendengarkan dan menyaksikan. b. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajian atau referensi bagi para peneliti berikutnya, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan kajian semantik (makna) atau tentang kesenian Banyumasan.