HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 36 HASIL DAN PEMBAHASAN Kasus 1 Tabel 2 Rekam medis Whisky Breed Gender Age Pomeranian jantan Signalement Presenting Complaint 5 tahun Auskultasi jantung lub dub, dan Gejala batuk masih bagus karena tidak ada murmur. paru-paru kotor sekali. 9,4 v Gambar 34 Radiografi pada posisi lateral dengan interpretasi radiografi gambar di atas memiliki nilai vertebrae heart size (VHS) 9,4 v. Pembesaran jantung terlihat yaitu pembesaran ventrikel kiri arah jam (garis warna biru muda), pembesaran ruang jantung berupa ventrikel kanan arah jam (garis warna merah cerah), pembesaran atrium kiri arah jam (garis warna hijau tua), dan pembesaran aurikel kanan arah jam (garis warna ungu). Pada penilaian lapang paru-paru diatas terlihat adanya perubahan patologis pola vascular berupa dilatasi vena pulmonary pada arah panah berwarna kuning, pola interstitial berupa peribronchial pattern pada kepala panah berwarna hitam, dan pola alveolar berupa airbronchogram yang di tunjukkan kepala panah berwarna merah hati. Interpretasi radiografi pada Gambar 34 menunjukan posisi lateral yang memberikan penilaian yaitu vertebral heart size (VHS) sebesar 9,4 v yang masih dikatakan normal, karena nilai normal VHS anjing antara 8,5-10,5 v (Smith 2009). Pembesaran pembuluh darah utama tidak terlihat pada posisi ini dan pembesaran jantung yang terlihat pada posisi lateral dapat dilihat pada Gambar 34. Pada penilaian lapang paru-paru ditemukan dilatasi pola vaskularisasi berupa vena pulmonary, pola interstitium berupa peribronchial pattern, dan pola alveolar berupa airbronchogram. Hasil interpretasi radiografi pada posisi ini yaitu diduga diagnosa hypertrophic cardiomyopathy dan dilated cardiomyopathy. Menurut

2 37 Poteet (2008) di dalam Tilley et al (2008) pada kasus hypertrophic cardiomyopathy dan dilated cardiomyopathy terjadi pembesaran seluruh ruang jantung, sedangkan ukuran caudal vena cava (CVC) dapat terlihat normal ataupun membesar. Hypertrophic cardiomyopathy adalah sebuah penyakit utama myocardial dengan karakteristik morfologi pembesaran jantung tetapi bukan dilatasi, pembesaran pada umumnya pada ventrikel kiri (Fox 2003). Dilated cardiomyopathy adalah sebuah penyakit otot jantung dengan karakteristik dilatasi ruang jantung ventrikel kiri atau kedua ventrikel dan kelemahan fungsi sistolik, diikuti dengan atau tanpa congestive heart failure (Borton et al 1989; Mestroni et al 1999); Petric et al 2002; Vollmar et al 2003; Taylor et al 2006). R (A) (2/3B) L Gambar 35 Interpretasi radiografi di atas memiliki nilai ukuran besar jantung A=7,4 cm (arah panah dua arah berwarna hijau), sedangkan ukuran rongga thoraks B=13 cm (arah panah dua arah berwarna biru). Dalam kondisi normal, nilai besar jantung terhadap rongga thoraks secara dorsoventral yaitu A lebih kecil 2/3B. Pada kasus ini, nilai total (B) sebesar 13 cm di kali 2/3 atau 2/3B dan di dapat nilai yaitu 7,4<8,67, yang artinya masih dalam batas normal. Perbandingan luas dinding kiri 3 cm (L) dan luas dinding kanan 2 cm (R) jantung terhadap dinding thoraks yaitu luas sebelah kiri lebih besar dari kanan (L>R). Arah jam menunjukan adanya pembesaran pada aorta (arah panah berwarna merah tua). Pembesaran ruang jantung dapat terlihat pembesaran ventrikel kiri arah jam (garis berwarna biru muda), dan pembesaran ventrikel kanan arah jam (garis merah cerah), selain itu terlihat adannya perubahan patologis pada daerah paru-paru berupa fissure line (kepala panah panah berwarna coklat). Interpretasi radiografi pada Gambar 35 menunjukan posisi dorsoventral yang memberikan penilaian yaitu nilai besar jantung 7,4 cm (A) lebih kecil dari 8,67 cm (2/3B) atau 7,4<8,67 cm. Ukuran jantung masih dalam batas normal karena

3 38 sesuai dengan standar penilaian besar jantung secara dorsoventral atau ventrodorsal yaitu A<2/3B. Perbandingan luas dinding kiri dan luas dinding kanan jantung terhadap dinding thoraks yaitu 3 cm dan 2 cm atau luas sebelah kiri lebih besar dari kanan (L>R) yang dapat dilihat pada Gambar 35. Pada posisi ini pembuluh darah utama yang mengalami dilatasi yaitu aorta, sedangkan pada ruang jantung terlihat adanya pembesaran pada ventrikel kiri dan ventrikel kanan. Pada penilaian lapang paru-paru dapat ditemukan fissure line. Hasil pemeriksaan pada posisi ini diduga terjadi kasus aortic stenosis. Pengambilan dugaan diagnosa ini diperkuat juga oleh karakteristik perubahan-perubahan radiografi pada kasus sama yang telah dilaporkan sebelumnya (Poteet, 2008). Aortic stenosis merupakan suatu proses degenerative dari katup akibat pemakaian dan beban yang berlebihan (Thubrikar et al 1986; Nistal et al 1994; Davies et al 1996; di dalam Chan 2003), sedangkan menurut Strickland (2008) aortic stenosis merupakan penyempitan atau pengurangan pada saluran aliran keluar ventrikel kiri pada bagian subvalvular (cincin fibrous atau otot), valvular, atau supravalvular. Aortic stenosis merupakan salah satu penyakit kelainan jantung yang umum terjadi pada anjing (Schober et al 2002; Chan 2003). Aortic stenosis secara klinis sering terjadi pada hewan breed besar (Ware 2007), sedangkan menurut Högland et al (2007) aortic stenosis biasa terjadi pada anjing Boxer. Secara umum kejadian aortic stenosis menimbulkan murmur, tetapi pada data rekam medis Whisky memberikan informasi tidak ada murmur. Menurut Nakayama et al (1996) dan French et al (2000) didalam Ware (2007) dijelaskan bahwa pada beberapa anjing, murmur tidak dapat dideteksi sampai umur 1-2 tahun dan kerusakan terus berlanjut sampai buruk diluar umur tersebut. Pada data rekam medis didapatkan umur 5 tahun, yang merupakan kasus aortic stenosis yang sudah berat (Schober et al 2002). Pada kejadian batuk yang timbul kemungkinan karena adanya pulmonary edema yaitu sebuah cairan yang masuk kedalam interstitium dan atau alveoli pada paru-paru (O'Sullivan & O'Grady 2010). Menurut Ware (2007) batuk disebabkan karena adanya benda asing, akumulasi cairan pada saluran udara, saluran udara yang kolaps, dan efek dari mediator peradangan. Pada hasil penjabaran interpretasi radiografi Gambar 34 dan Gambar 35 disimpulkan bahwa hasil diagnosa kasus ini aortic stenosis. Kesimpulan diagnosa

4 39 ini diperkuat dengan adanya dilatasi aorta. Pada indikasi dugaan diagnosa hypertrophic cardiomyopathy dan dilated cardiomyopathy merupakan differential diagnose pada kasus ini. Menurut Poteet (2008) di dalam Tilley et al (2008) pada hypertrophic cardiomyopathy dan dilated cardiomyopathy secara radiografi tidak terdapat dilatasi aorta, sedangkan pada kasus ini justru ditemukan dilatasi aorta. Kasus 2 Tabel 3 Rekam medis Alicia Breed Gender Age Signalement Presenting Complaint Pomeranian Betina 10 tahun Saat palpasi trakhea profundal Gejala batuk tidak terjadi batuk. auskultasi jantung berhenti ada suara tambahan dan ada hambatan paru-paru saat inspirasi dan ekspirasi. Lapang paru-paru menyempit terutama bagian caudal tidak nyaring. 9 v Gambar 36 Interpretasi radiografi di atas memiliki nilai VHS 9 v. Arah jam merupakan tanda adanya dilatasi CVC (Tanda panah warna putih yang berada di antaranya). Pembesaran ruang jantung ventrikel kiri terlihat pada arah jam (garis warna biru muda), pembesaran ventrikel kanan arah jam (garis merah), pembesaran atrium kiri arah jam (garis warna hijau tua). Pada interpretasi radiografi di atas juga terlihat adanya perubahan patologis dari penilaian lapang paru-paru berupa dilatasi vena pulmonary pada arah panah berwarna kuning, peribronchial pattern pada kepala panah berwarna hitam, dan airbronchogram yang di tunjukkan kepala panah berwarna merah hati. Penilaian interpretasi radiografi pada Gambar 36 yaitu posisi lateral memberikan penilaian vertebral heart size (VHS) sebesar 9 v yang masih dikatakan normal. Pembesaran pembuluh darah utama yang dapat terlihat pada

5 40 Gambar 36 ini hanya caudal vena cava (CVC) dan pembesaran jantung yang dapat terlihat yaitu ventrikel kanan, atrium kiri, dan ventrikel kiri. pada penilaian lapang paru-paru ditemukan dilatasi vena pulmonary, peribronchial pattern, dan airbronchogram. Berdasarkan keterlibatan perubahan ukuran ruang-ruang jantung dan pembuluh darah pulmonary di atas, dugaan diagnosa radiografi pada Gambar 36 adalah ventricular septal defect (VSD). Menurut Poteet (2008) di dalam Tilley et al (2008) pada pandangan radiografi kejadian VSD ditemukan adanya pembesaran ventrikel kanan, atrium kiri, dan ventrikel kiri. Pembuluh darah utama pada CVC juga dapat mengalami pembesaran atau terlihat normal (Poteet, 2008). Ventricular septal defect merupakan perkembangan abnormal jantung akibat hubungan di antara ventikel kiri dan kanan (Root & Bahr di dalam Thrall 2002). R A 2/3 B L Gambar 37 Interpretasi radiografi di atas memiliki nilai ukuran besar jantung (arah panah dua arah berwarna hijau) sebesar 4 cm (A) terhadap rongga thoraks (arah panah dua arah berwarna biru) sebesar 3,6 cm (2/3B), sehingga nilainya 4>3,6. Perbandingan luas dinding kiri 0,6 cm (L) dan luas dinding kanan 1,5 cm (R) jantung terhadap dinding thoraks yaitu luas sebelah kiri lebih besar dari kanan (L<R). pembesaran pada MPA pada arah jam (garis berwarna orange), dan pembesaran pada CVC arah jam (di antara arah panah berwarna putih). Pembesaran ruang jantung pada interpretasi radiografi di atas dapat terlihat pembesaran ventrikel kiri arah jam (garis berwarna biru muda) dan pembesaran aurikel kiri arah jam (warna hijau cerah). Pada interpretasi radiografi Gambar 37 menunjukan posisi dorsoventral yang memberikan penilaian ukuran besar jantung sebesar 4 cm lebih besar dari luas 2/3B rongga thoraks sebesar 3,6 cm. Hasil ini menunjukkan jantung dalam

6 41 keadaan tidak normal. Nilai perbandingan luas dinding kiri dan luas dinding kanan terhadap rongga thoraks L<R dengan perbandingan nilai yang dapat dilihat pada Gambar 37. Pembesaran pembuluh darah utama yang dapat terlihat pada posisi ini yaitu main pulmonary artery (MPA) dan CVC. Pembesaran ruang jantung yaitu aurikel kiri dan ventrikel kiri juga ditemukan pada kasus ini. Hasil interpretasi ini menunjukan dugaan diagnosa VSD yang sama dengan hasil diagnosa pada Gambar 36. Hasil dugaan diagnosa yang diambil ini sesuai dengan penilaian menurut Ware (2007) dan Poteet (2008) pada pandangan radiografi yaitu pembesaran pada atrium kiri dan ventrikel kiri, sedangkan pembesaran pada ventrikel kanan dapat terjadi bila ada peningkatan resistensi vaskularisasi pulmonary atau hipertensi pulmonary. Diagnosa pada tampilan radiografi Gambar 36 dan Gambar 37 yaitu VSD. Diagnosa ini diperkuat juga dengan data rekam medis pada Tabel 3, yaitu adanya suara tambahan dan hambatan yang diduga sebagai kejadian murmur. Murmur disebabkan karena adanya sirkulasi yang berlebihan pada paru-paru, atrium kiri, ventrikel kiri, dan aliran keluar ventrikel kanan sehingga menimbulkan murmur (Ware 2007; Root & Bahr di dalam Thrall 2002). Murmur bisa juga disebabkan gangguan pada aliran darah yang begejolak (Ware 2007; O'Sullivan & O'Grady 2010). Batuk yang timbul disebabkan adanya pulmonary edema (Ware 2007; Tilley et al 2008; O'Sullivan & O'Grady 2010). Kasus 3 Tabel 4 Rekam medis Fluffy Breed Gender Age Signalement Presenting Complaint Pomeranian Jantan 3 tahun Ditemukan kejadian blood pressure 270/100 dan heart rate 183

7 42 9,8 v Gambar 38 Interpretasi radiografi di atas memiliki nilai VHS 9,8 v. Pada kejadian ini terlihat adanya pembesaran jantung pada ventrikel kiri arah jam (garis warna biru muda), pembesaran ventrikel kanan arah jam (garis merah cerah), dan pembesaran atrium kiri arah jam (garis warna hijau tua). Arah panah berwarna kuning menunjukan adanya dilatasi vena pulmonary dan kepala arah panah berwarna merah menunjukan adanya kejadian airbronchogram yang merupakan kejadian dari perubahan patologis pada daerah paru-paru. Penilaian hasil interpretasi radiografi pada Gambar 38 yaitu posisi lateral memberikan penilaian vertebral heart size (VHS) sebesar 9,8 v yang masih dikatakan normal karena jenis hewan yang sama dengan kasus ke 1 dan 2, serta sesuai dengan literatur yang didapat. Pembesaran jantung yang dapat terlihat yaitu ventrikel kanan, atrium kiri, dan ventrikel kiri. Pada penilaian lapang paru-paru terdapat dilatasi pada vena pulmonary dan ditemukannya pola alveolar berupa airbronchogram. Pada interpretasi radiografi yang dilakukan, diduga diagnosa kasus ini yaitu VSD dan mitral insufficiency (MI). Secara radiografi tampilan pada kasus VSD sama dengan kasus ke 2, sedikit perbedaannya adalah tidak ada dilatasi CVC. Hasil dugaan diagnosa ini sesuai dengan kriteria literatur yang didapat (Poteet 2008). Pada kasus ini tidak ada peribronchial pattern seperti kasus ke 2. Mitral insufficiency disebut juga dengan mitral regurgitation (MR) yaitu aliran mundur sistolik dari ventrikel kiri ke atrium kiri (Sarano et al 2009). Menurut Abbott (2008) kejadian MR berhubungan dengan katup antara atrium kiri dan ventrikel kiri.

8 43 R A 2/3B L Gambar 39 Interpretasi radiografi di atas memiliki nilai ukuran besar jantung (arah panah dua arah berwarna hijau) sebesar 5,7 cm (A) terhadap rongga thoraks (arah panah dua arah berwarna biru) sebesar 6,3 cm (2/3B), sehingga nilainya 5,7<6,3 cm. Perbandingan luas dinding kiri 2,3 cm (L) dan luas dinding kanan 2 (R) jantung terhadap dinding thoraks yaitu luas sebelah kiri lebih besar sedikit dari kanan (L>R). Pembesaran pada aorta arah jam (Arah panah berwarna merah tua). Pembesaran jantung dapat terlihat pada ventrikel kiri arah jam (garis berwarna biru muda) dan pembesaran ventrikel kanan arah jam (garis warna merah). Pada interpretasi radiografi Gambar 39 menunjukan posisi dorsoventral yang memberikan nilai ukuran besar jantung sebesar 5,7<6,3 cm yang masih dalam kategori jantung normal. Nilai perbandingan luas dinding kiri dan luas dinding kanan terhadap rongga thoraks L>R dengan perbandingan nilai yang dapat dilihat pada Gambar 39. Pada posisi ini pembuluh darah utama yang mengalami pembesaran yaitu hanya aorta dan pembesaran ruang jantung pada ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Hasil dugaan diagnosa pada kasus ini yaitu aortic stenosis dengan karakteristik perubahan radiografi yang sama dengan literatur yang didapat (Poteet 2008). Pada hasil interpretasi radiografi kedua tampilan radiografi diatas memberikan kesimpulkan diagnosa berupa aortic stenosis, walaupun secara pandangan lateral tidak memberikan gambaran kejadian aortic stenosis. Kesimpulan diagnosa ini diperkuat dengan adanya dilatasi aorta pada posisi dorsoventral. Menurut Poteet (2008) di dalam Tilley et al (2008) pada VSD dan MI secara radiografi tidak terdapat dilatasi aorta. Data rekam medis pada Tabel 4 menunjukan adanya peningkatan heart rate sebesar 183 beat/minute. Nilai heart

9 44 rate ini lebih tinggi dari nilai normal yaitu beat/minute (Looney di dalam Morgan 2008). Peningkatan nilai heart rate dan umur 3 tahun pada data rekam medis dapat terjadi aortic stenosis yang parah (Schober et al 2002). Pada diagnosa VSD dan MI bisa sebagai differential diagnose. Kasus 4 Tabel 5 Rekam medis Maxi Breed Gender Age Signalement German shepherd Jantan 3 bulan Nafas sulit sekali, pada bagian bawah leher terlihat seperti pola balon yang kembang kempis. Presenting Complaint Hasil diagnosa PDA (Patent Ductus Arteriosus) 9,3v Gambar 40 Interpretasi radiografi di atas memiliki nilai VHS 9,3 v. Arah jam merupakan pembesaran CVC (diantara arah panah berwarna putih), pembesaran aorta pada arah jam (arah panah berwarnna merah hati). Pada kejadian ini juga terlihat adanya pembesaran jantung yaitu pembesaran ventrikel kiri arah jam (garis warna biru muda), dan pembesaran atrium kiri pada arah jam (garis warna hijau tua). Arah panah berwarna kuning menunjukan adanya dilatasi vena pulmonary dan kepala arah panah berwarna hitam menunjukan adanya kejadian peribronchial pattern. Interpretasi radiografi posisi lateral Gambar 40 memberikan penilaian VHS sebesar 9,3 v. Menurut Smith (2009), besar jantung normal anjing German shepherd sebesar 8,7-11,2 v, dan nilai VHS pada kasus ini masih dikatakan normal. Pembuluh darah utama yang mengalami pembesaran yaitu aorta dan CVC. Pembesaran jantung yang terlihat pada posisi ini yaitu pembesaran pada atrium kiri dan ventrikel kiri, sedangkan pada penilaian lapang paru-paru yang terlihat yaitu dilatasi vena pulmonary dan peribronchial pattern. Hasil dugaan diagnosa pada posisi ini yaitu patent ductus arteriosus (PDA). Hasil dugaan

10 45 diagnosa pada posisi ini diperkuat dengan literatur yang didapat (Ware 2007; Poteet 2008). Patent ductus arteriosus merupakan kejadian yang disebabkan kegagalan dalam penutupan ductus arteriosus dan paling umum terjadi pada anjing, sehingga aliran darah dari aorta masuk kembali ke dalam pulmonary arteri (Israёl et al 2003; Schnelder et al 2003; Ware 2007; Poteet di dalam Tilley et al 2008; O Sullivan et al 2010). R A 2/3B L Gambar 41 Interpretasi radiografi di atas memiliki nilai ukuran besar jantung (arah panah dua arah berwarna hijau) sebesar 4,5 cm (A) terhadap rongga thoraks (arah panah dua arah berwarna biru) sebesar 5,3 cm (2/3B), sehingga nilainya 4,5 <5,3 cm. Perbandingan luas dinding kiri 3,5 cm (L) dan luas dinding kanan 4,5 cm (R) jantung terhadap dinding thoraks yaitu luas sebelah kiri lebih kecil dari kanan (L<R). Pembesaran pada aorta arah jam (Arah panah berwarna merah tua), pembesaran MPA pada arah jam (garis warna orange), dan pembesaran CVC arah jam (diantara arah panah berwarna putih). Pembesaran jantung dapat terlihat pada ventrikel kiri arah jam (garis berwarna biru muda) dan pembesaran aurikel kiri arah jam (warna hijau cerah). Pada interpretasi radiografi posisi dorsoventral Gambar 41 memberikan nilai ukuran besar jantung sebesar 4,5<5,3 cm yang masih dalam kategori jantung normal. Nilai perbandingan luas dinding kiri dan luas dinding kanan terhadap rongga thoraks yaitu L<R dengan perbandingan nilai yang dapat dilihat pada Gambar 41. Pembuluh darah utama yang mengalami pembesaran yaitu aorta, MPA, dan CVC. Pembesaran ruang jantung yang mengalami pembesaran yaitu aurikel kiri dan ventrikel kiri. Hasil dugaan diagnosa pada posisi ini berupa PDA, yang sama dengan posisi lateral.

11 46 Hasil diagnosa yang didapat pada kedua posisi Gambar 40 dan Gambar 41 adalah PDA. Signalement sesak nafas pada data rekam medis disebabkan karena adanya pulmonary edema yaitu sebuah cairan yang masuk ke dalam interstitium dan atau alveoli pada paru-paru sehingga mengganggu pertukaran udara (O'Sullivan & O'Grady 2010). Pada tanda klinis yang didapat berupa sesak nafas sesuai dengan temuan radiografi adanya peribronchial pattern yang mengindikasikan terjadinya edema pulmonary Gambar 40. Menurut Poteet (2008) di dalam Tilley et al (2008) tanda PDA yaitu adanya pembesaran pada ruang jantung atrium kiri, ventrikel kiri, pembesaran pada aorta, MPA, vena pulmonary, dan CVC ataupun ventrikel kanan yang dapat terlihat membesar atau normal. Menurut Ware (2007) tampilan radiografi pada ventrikel kanan tidak terlihat dikasus PDA. Diagnosa PDA ini diperkuat dengan ditemukannya pembesaran pumbuluh darah utama seperti aorta, MPA, CVC, dan pulmonary arteri (Owens dan Biery 1999; Israёl et al 2003; Ware 2007; Poteet 2008). Hasil diagnosa ini diperkuat dengan data rekam medis Tabel 5 yang menunjukan diagnosa PDA. Hasil keterangan interpretasi radiografi di atas memperkuat diagnosa akhir pada PDA dengan differential diagnose menurut Strickland (2008) secara echocardiography dan angiographic yaitu aorticopulmonary window, aortic stenosis, dan insufficiency aorta. Aorticopulmonary window merupakan kejadian yang tidak normal karena terdapat lubang di antara aorta asending dan arteri pulmonary yang secara tidak langsung memiliki kemiripan pada kejadian PDA (Anonim 2007 & Strickland 2008). Menurut Strickland (2008) kemiripan lainnya adalah hipertensi pulmonary pada PDA dan Aorticopulmonary window. Pada aortic stenosis, dan insufficiency aorta memiliki kemiripan dengan PDA apabila murmur pada ke dua kasus ini di kombinasikan sehingga meniru murmur PDA (Strickland 2008). Menurut Poteet (2008) di dalam Tilley et al (2008) perbedaan aortic stenosis secara radiografi dengan PDA yaitu tidak adanya pembesaran atau dilatasi pada CVC di aortic stenosis, sedangkan pada insufficiency aorta tidak adanya dilatasi pada MPA dan CVC.

12 47 Kasus 5 Tabel 6 Rekam medis Moni Breed Gender Age Signalement Mixed Betina 8 tahun Saat auskultasi paru-paru menunjukan keadaan kuang baik seperti ada mitral mur-mur. Gejala timbul Presenting Complaint batuk -{[[[ 9 v Gambar 42 Interpretasi radiografi di atas memiliki nilai VHS 9 v. Dilatasi CVC arah jam (tanda diantara arah panah warna putih). Pada kejadian ini juga terlihat adanya pembesaran jantung yaitu pembesaran ventrikel kanan arah jam (garis merah cerah), pembesaran aurikel kanan arah jam (garis warna ungu), dan pembesaran atrium kiri arah jam (garis berwarna hijau tua). Pada penilaian lapang paru-paru dapat terlihat arah panah berwarna kuning menunjukan adanya dilatasi vena pulmonary dan kepala arah panah berwarna merah hati menunjukan adanya kejadian air bronchogram. Pada interpretasi radiografi posisi lateral Gambar 42 memberikan penilaian VHS sebesar 9 v dan masih dikatakan normal, karena nilai antara normal VHS pada anjing sekitar 8,5-10,5 v (Smith 2009). Pembesaran pembuluh darah utama yang terlihat yaitu pembesaran pada CVC. Pada posisi ini pembesaran jantung yang terlihat yaitu pembesaran pada aurikel kanan, ventrikel kanan, dan atrium kiri. Pada penilaian lapang paru-paru terlihat dilatasi vena pulmonary dan peribronchial pattern. Hasil dugaan diagnosa yang di dapat pada kasus ini yaitu atrial septal defect (ASD) yang sama dengan penilaian karakteristik radiografi sesuai literatur yang didapat (Poteet 2008). Menurut Hyun (2005) ASD di sebabkan karena kegagalan penutupan lubang pada septum interatrial di antara dua atrium, dan secara umum jenis secundum ASD sering terjadi sampai 75% dan banyak di temukan pada anjing.

13 48 R A 2/3B L Gambar 43 Interpretasi radiografi di atas memiliki nilai ukuran besar jantung (arah panah dua arah berwarna hijau) sebesar 5,2 cm (A) terhadap rongga thoraks (arah panah dua arah berwarna biru) sebesar 4,8 cm (2/3B), sehingga nilainya 5,2 >4,8 cm. Perbandingan luas dinding kiri 1,5 cm (L) dan luas dinding kanan 0,8 cm (R) jantung terhadap dinding thoraks yaitu luas sebelah kiri lebih besar dari kanan (L>R). Pada pembesaran MPA arah jam (garis warna orange), dan pembesaran pada CVC arah jam (diantara arah panah berwarna putih). Pada pembesaran jantung ventrikel kanan arah jam (garis merah cerah), pembesaran atrium kanan arah jam (garis biru tua), dan pembesaran aurikel kiri arah jam (garis warna hijau cerah). Interpretasi radiografi posisi dorsoventral Gambar 43 memberikan nilai ukuran besar jantung sebesar 5,2>4,8 cm yang di kategorikan terjadi pembesaran jantung. Nilai perbandingan luas dinding kiri dan luas dinding kanan terhadap rongga thoraks L>R dengan perbandingan nilai yang dapat dilihat pada Gambar 43. Pada posisi ini pembuluh darah utama yang mengalami pembesaran yaitu MPA dan CVC. Pada kasus ini pembesaran ruang jantung terjadi pada atrium kanan, ventrikel kanan, dan aurikel kiri. Hasil interpretasi radiografi ini menunjukan dugaan diagnosa ASD yang sama dengan diagnosa posisi lateral pada Gambar 42. Menurut Ware (2007) dan Poteet (2008) tanda radiografi kejadian ASD adalah ditemukannya pembesaran pada MPA, CVC, atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel kanan. Perbedaan tampilan radiografi yang didapat antara Gambar 42 dan 43 yaitu pembesaran pada MPA, dikarenakan pada tampilan Gambar 42 pada daerah MPA terlalu radioopaque. Pada data rekam medis di Tabel 6 menunjukan adanya signalement mitral murmur. Menurut Strickland (2008) dan Ware (2007) pada pemeriksaan kasus ASD akan terdengar atau teridentifikasi kejadian murmur tetapi bukan mitral

14 49 murmur. Menurut Ware (2007) mitral murmur disebabkan karena kejadian dari mitral insufficiency, dan kejadian pada mitral insufficiency bisa terjadi juga pada kejadian ASD. Diagnosa pada kasus ini yaitu ASD dan diduga terdapat MI, walaupun kejadian MI secara tampilan radiografi berbeda dengan kasus MI (Poteet dalam Tilley et al 2008). Berdasarkan literatur yang didapat kejadian ASD dan MI terjadi pada pertengahan umur dan umur tua dan ini sesuai dengan data rekam medis. Batuk yang terdapat pada data rekam medis merupakan kejadian umum yang terjadi apabila ada kejadian edema pulmonary dan atau adanya benda asing yang masuk kedalam saluran pernafasan. Kasus 6 Tabel 7 Rekam medis Olive Breed Gender Age Signalement Presenting Complaint Pug Betina 4 tahun Terdapat batuk Terlihat nafas keras dan terengah-engah 8,5v Gambar 44 Interpretasi radiografi di atas memiliki nilai vertebrae heart size (VHS) 8,5 v. Dilatasi pada aorta pada arah jam (arah panah berwarna merah tua), dan dilatasi CVC arah jam (diantara arah panah warna putih). Pembesaran jantung terlihat yaitu pembesaran ventrikel kiri arah jam (garis warna biru muda), pembesaran ventrikel kanan arah jam (garis merah cerah), dan pembesaran atrium kiri arah jam (garis warna hijau tua). Pada interpretasi radiografi di atas juga terlihat adanya dilatasi vena pulmonary pada arah panah berwarna kuning, peribronchial pattern pada kepala panah berwarna hitam, dan airbronchogram yang di tunjukkan kepala panah berwarna merah hati. Interpretasi radiografi Gambar 44 yang merupakan posisi lateral memberikan penilaian VHS sebesar 8,5 v dan masih dikatakan normal, karena

15 50 nilai antara normal VHS pada anjing sekitar 8,5-10,5 v (Smith 2009). Pada pembesaran pembuluh darah utama yang terlihat di posisi ini yaitu pembesaran pada aorta dan CVC. Posisi ini memberikan penilaian pembesaran jantung yaitu pembesaran pada ventrikel kanan, atrium kiri, dan ventrikel kiri. Pada penilaian lapang paru-paru terlihat adanya dilatasi vena pulmonary, peribronchial pattern, dan airbronchogram. Hasil interpretasi radiografi pada kasus ini menunjukan dugaan diagnosa berupa patent ductus arteriosus (PDA). Hasil diagnosa ini sama dengan pada kasus 4, dengan perbedaan tampilan radiografi adanya pembesaran ventrikel kanan dan air bronchogram pada kasus ini. Menurut Poteet (2008) di dalam Tilley et al (2008) terjadinya pembesaran pada ventrikel kanan dapat terjadi pada kasus PDA. R A 2/3B L Gambar 45 Interpretasi radiografi di atas memiliki nilai ukuran besar jantung (arah panah dua arah berwarna hijau) sebesar 7 cm (A) terhadap rongga thoraks (arah panah dua arah berwarna biru) sebesar 9 cm (B), sehingga nilainya 7 <9 cm, sedangkan perbandingan luas dinding kiri 1,5 cm (L) dan luas dinding kanan 2,5 cm (R) jantung terhadap dinding thoraks yaitu luas sebelah kiri lebih kecil dari kanan (L<R). Pada dilatasi aorta arah jam (arah panah berwarna merah tua), adannya pembesaran MPA arah jam (garis warna orange), dan pembesaran pada CVC arah jam (diantara arah panah berwarna putih). Pada pembesaran jantung ventrikel kiri arah jam (garis berwarna biru muda) yang menunjukan dan pembesaran aurikel kiri arah jam (warna hijau cerah). Pada interpretasi radiografi posisi dorsoventral Gambar 45 memberikan nilai ukuran besar jantung 7<9 cm yang masih dikategorikan jantung normal. Nilai perbandingan luas dinding kiri dan luas dinding kanan terhadap rongga thoraks L<R dengan perbandingan nilai yang dapat di lihat pada Gambar 45. Pembesaran pembuluh darah utama yang terlihat pada posisi ini yaitu aorta, MPA,

16 51 dan CVC. Pembesaran ruang jantung yang dapat terlihat yaitu aurikel kiri dan ventrikel kiri. Pada posisi ini atrium kiri tidak dapat terlihat membesar, tetapi berdasarkan anatomi aurikel yaitu merupakan bagian dari atrium kiri yang apabila terjadi pembesaran pada aurikel kiri maka akan terjadi pembesaran pada atrium kiri. Pada interpretasi radiografi Gambar 45 diduga diagnosa berupa PDA. Menurut ware (2007) pembesaran ruang jantung pada atrium kiri, aurikel kiri dan ventrikel kiri merupakan salah satu ciri dari kejadian PDA. Pada data rekam medis di Tabel 7 menunjukan adanya presenting complaint nafas keras dan terengah-engah dan signalement batuk-batuk. Kejadian ini dapat kemungkinan karena adanya aliran darah yang berlebih ke dalam arteri pulmonary yang masuk ke dalam paru-paru, sehingga menyebabkan sirkulasi yang berlebihan dan menyebabkan peningkatan hidrostatik. Peningkatan hidrostatik diikuti dengan dilatasi pada arteri, sehingga cairan masuk ke dalam interstial bronchi dan selanjutnya ke dalam alveoli yang mengganggu sirkulasi pertukaran udara dan menyebabkan sesak nafas (O Sullivan et al 2010). Menurut Ware (2007; Poteet 2008) tanda klinis yang dapat terlihat pada kasus PDA yaitu adanya batuk, tachypnea, dan murmur. Pada anjing yang berusia kurang dari 3 tahun, tanda klinis PDA dapat ditemukan, tetapi pada anjing dewasa dan pada anjing tua tanda klinis PDA tidak selalu terlihat (Israёl et al 2003). Pada umumnya hewan yang mengalami PDA tidak dapat hidup lama (Pyle 1971; Weirich et al 1978; Goodwin et al 1992; Pouchelon et al 1997; Van et al 2001; di dalam Israёl et al 2003). Kasus 7 Tabel 8 Rekam medis Tommy Breed Gender Age Signalement Pomeranian Jantan 11 tahun Saat auskultasi menunjukan jantung bagus serta tidak ada aryhtmia. Presenting Complaint Gejala batuk

17 52 10v Gambar 46 Interpretasi radiografi di atas memiliki nilai vertebrae heart size (VHS) 10 v. Pembesaran jantung ventrikel kiri arah jam (garis warna biru muda), pembesaran ventrikel kanan arah jam (garis merah cerah), dan pembesaran atrium kiri arah jam (garis warna hijau tua). Pada interpretasi radiografi di atas juga terlihat adanya perubahan patologis pada daerah paru-paru berupa dilatasi vena pulmonary pada arah panah berwarna kuning, airbronchogram yang di tunjukkan kepala panah berwarna merah hati. Pada Interpretasi radiografi Gambar 46 yang merupakan posisi lateral memberikan penilaian VHS sebesar 10 v dan masih dikatakan normal. Pembesaran jantung yang terlihat pada posisi ini yaitu pembesaran pada ventrikel kanan, atrium kiri, dan ventrikel kiri. Pada penilaian lapang paru-paru yang dilakukan terdapat dilatasi vena pulmonary, dan airbronchogram. Hasil interpretasi yang didapat terlihat kejadian gagal jantung kiri karena terlihat adanya kejadian air bronchogram dan pembesaran pada bagian atrium kiri dan ventrikel kiri yang sesuai dengan literatur (O Sullivan et al 2010). Hasil interpretasi tersebut memberi dugaan diagnosa pada kejadian VSD dan MI. Pada hasil dugaan diagnosa VSD ini sudah dijelaskan pada kasus ke 2 dan ke 3, sedangkan pada kasus MI sudah di jelaskan pada kasus ke 3. Perbedaan tampilan radiografi VSD kasus ini dengan kasus ke 2 yaitu tidak terlihat pembesaran CVC dan peribronchial pattern, sedangkan pada kasus ke 3 memiliki temuan radiografi yang sama pada kasus ini. Menurut Poteet (2008) di dalam Tilley et al (2008) tidak terlihatnya CVC pada kasus ini dapat terjadi dan tidak mengurangi hasil diagnosa, karena pembesaran CVC tidak selalu terlihat. Hasil dugaan diagnosa MI pada kasus ini memiliki kesamaan pada kasus ke 3. Menurut Poteet (2008) di dalam Tilley et al (2008) pembesaran ventrikel kanan pada kejadian mitral insufficiency (MI) dapat terlihat normal atau membesar pada tampilan radiografi.

18 53 Perbedaan lain kasus ini dengan dugaan diagnosa VSD dan MI yaitu tidak terdapat murmur pada data rekam medis Tabel 7. Pada kasus ini tidak terdapat posisi dorsoventral dan hanya posisi lateral yang mengalami kerusakan jantung sebelah kiri, walaupun pada posisi lateral diduga terjadi VSD dan MI berdasarkan perubahan karakteristik radiografi (Poteet 2008 di dalam Tilley et al 2008). Kesimpulan pada kasus ini yaitu terdapat kerusakan jantung kiri, karena terdapat air bronchogram dan dilatasi vena yang merupakan karakteristik kerusakan jantung kiri (O Sullivan et al 2010), oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan lanjut pada kasus ini untuk menguatkan dugaan diagnosa yang didapat pada posisi lateral. Persentase jumlah kejadian pembesaran pembuluh darah utama Pada Tabel 9, disajikan akumulasi hasil interpretasi radiografi pada semua kasus gangguan sistem kardiovaskular dengan perubahan yang terjadi pada pembuluh darah utama. Jumlah kejadian pembesaran pembuluh darah yang terdiri dari aorta, main pulmonary artery, dan caudal vena cava dapat dihitung dengan menghitung persentase yang terjadi. Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa pada posisi dorsoventral lebih dari 50% kasus mengalami pembesaran pada pembuluh darah utama, sedangkan pada posisi lateral hanya pembesaran caudal vena cava yang melebihi 50%. Tabel 9 Nama Persentase kejadian pembesaran pembuluh darah utama pada pasien anjing melalui interpretasi radiografi Posisi lateral Posisi DV/VD Aorta MPA CVC Aorta MPA CVC Whisky Alicia Fluffy Maxi - Moni Olive - Tommy Jumlah (%) 28,6% 0% 57% 57% 57% 57% MPA: Main Pulmonary Artery, CVC: Caudal Vena Cava, DV/VD: Dorso ventral/ventro dorsal, (-) : Tidak ada, ( ): Ada

19 54 Nilai kejadian pembesaran jantung Akumulasi hasil interpretasi radiografi pada semua kasus gangguan sistem kardiovaskular dengan melihat kejadian pembesaran jantung dapat dilihat pada Tabel 10. Pada tabel tersebut, dapat dilihat bahwa hasil pengukuran VHS pada posisi lateral menunjukkan semua ukuran jantung dalam kisaran normal, tetapi dengan menggunakan parameter penilaian ukuran besar jantung terhadap rongga thoraks pada posisi DV/VD terlihat ada 2 kasus pembesaran jantung. Hasil tersebut menunjukkan, walaupun nilai VHS berada dalam kisaran normal bukan berarti jantung tidak mengalami pembesaran. Tabel 10 Nilai pengukuran VHS dan pengukuran nilai besar jantung anjing terhadap rongga thoraks secara radiografi pada posisi DV/VD Nilai ukuran besar Perbandingan luas jantung terhadap rongga thoraks kiri dan Pembesaran Nama Ras VHS rongga thoraks rongga thoraks kanan jantung pada posisi jantung DV/VD Whisky Pomeranian 9,4 v 3,0 > 2,0 atau L > R 7,4 < 8,6 (Cm) - Alicia Pomeranian 9,0 v 0,6 < 1,5 atau L < R 4,0 > 3,6 (Cm) Fluffy Pomeranian 9,8 v 2,3 > 2,0 atau L > R 5,7 < 6,3 (Cm) - Maxi Germand 9,3 v 3,5 < 4,5 atau L < R 4,5 < 5,3 (Cm) - shepherd Moni Mixed 9,0 v 1,5 > 0,8 atau L > R 5,2 > 4,8 (Cm) Olive Pug 8,5 v 1,5 < 2,5 atau L < R 7,0 < 9,0 (Cm) - Tommy Pomeranian 10 v VHS: Vertebrae heart size, DV/VD: dorso ventral atau ventro dorsal, L>R: jarak antara dinding thoraks sebelah kiri ke jantung lebih besar dibandingkan jarak dinding thoraks sebelah kanan ke jantung, L<R: jarak antara dinding thoraks sebelah kiri ke jantung lebih kecil dibandingkan jarak dinding thoraks sebelah kanan ke jantung, v: satuan dalam perhitungan VHS, Cm: satuan dalam perhitungan nilai ukuran besar jantung terhadap rongga thoraks, (-): tidak ada, ( ): Ada. Persentase jumlah kejadian pembesaran ruang jantung Pada Tabel 11, menunjukan akumulasi hasil interpretasi radiografi pada semua kasus gangguan sistem kardiovaskular dengan perubahan yang terjadi pada ruang jantung anjing. Pada Tabel 11, posisi lateral menunjukan pembesaran ruang jantung yang melewati 50% yaitu ventrikel kiri, ventrikel kanan, atrium kiri, sedangkan pada posisi dorsoventral pembesaran ruang jantung yang mengalami pembesaran melewati 50% hanya ventrikel kiri dan aurikel kiri. Terlihat bahwa pembesaran ruang ventrikel kiri merupakan kejadian yang paling sering terjadi

20 55 dalam seluruh kejadian kasus ini dengan tingkat kejadian lebih dari 50% di ke 2 posisi tampilan radiogram. Tabel 11 Persentase kejadian pembesaran ruang jantung di anjing melalui interpretasi radiografi Nama Ruang pada posisi lateral Ruang pada posisi DV/VD LV RV LA RA LC RC LV RV LA RA LC RC Whisky i - i Alicia i i - - Fluffy i - - i Maxi - i i - - Moni - i - - i - Olive i i - - Tommy i Jumlah (%) 85,6% 85,6% 100% 0% 0% 28,6% 71% 42,9% 0% 0% 57% 0% (-): tidak ada, (i): indeterminate (tidak terlihat jelas dan atau tidak terlihat), ( ): ada, LV: left ventrikel, RV: right ventrikel, LA: left atrium, RA: right atrium, LC: left aurichel, RC: right aurichel. Persentase kejadian perubahan patologis pada lapang paru-paru Kasus perubahan patologis pada lapang paru-paru pada ke 2 posisi tampilan radiogram tidak selalu sama. Pada Tabel 12 menunjukan persentase jumlah kejadian perubahan patologis ruang paru-paru di setiap kasus pada posisi lateral. Terlihat kejadian dilatation pulmonary venous dan edema pulmonary yang terjadi pada seluruh kasus, sedangkan kejadian perubahan patologis paru-paru yang melebihi 50% yaitu peribronchial pattern dan air bronchogram. Pada posisi dorsovenral di Tabel 13 menunjukan, bahwa kejadian perubahan patologis pada ruang paru-paru yang melebihi 50% yaitu dilatation pulmonary venous, peribronchial pattern dan air bronchogram. Pada kejadian perubahan patologis ruang paru-paru dari seluruh kasus dengan posisi yang berbeda di Tabel 12 dan Tabel 13, menunjukan kejadian dilatation pulmonary venous, edema pulmonary, peribronchial pattern, dan air bronchogram merupakan kejadian yang sering muncul pada gangguan sistem kardiovaskular.

21 56 Tabel 12 Penilaian lapang paru-paru dengan perubahan patologis pada posisi lateral Nama Perubahan patologis DPV PP AB CLD LS FL LOLL PE Whisky Alicia Fluffy Maxi Moni Olive Tommy Jumlah (%) 100% 57% 85,6% 0% 0% 0% 0% 100% DPV: dilatation pulmonary venous, PP: peribronchial pattern, AB: air bronchogram, CLD: cotton like densities, LS: lobar sign, FL: fissure line, LOLL: leafing of lung lobes, PE: pulmonary edema, ( ): ada, (-): tidak ada. Tabel 13 Penilaian lapang paru-paru dengan perubahan patologis pada posisi dorsoventral Nama Perubahan patologis DPV PP AB CLD LS FL LOLL PE Whisky Alicia Fluffy Maxi Moni Olive Tommy Jumlah (%) 71% 71% 28,6% 0% 0% 0% 0% 71% DPV: dilatation pulmonary venous, PP: peribronchial pattern, AB: air bronchogram, CLD: cotton like densities, LS: lobar sign, FL: fissure line, LOLL: leafing of lung lobes, PE: pulmonary edema, ( ): ada, (-): tidak ada.

&Biery 1999). Pada pandangan lateral secara radiografi (Gambar 24) terdapat tanda arah panah sebagai arah pembesaran dan warna sebagai tanda

&Biery 1999). Pada pandangan lateral secara radiografi (Gambar 24) terdapat tanda arah panah sebagai arah pembesaran dan warna sebagai tanda 27 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Studi kasus diawali dengan pengumpulan literatur atau pustaka. Data-data kasus diambil dari klinik My Vets Bumi Serpong Damai Tanggerang dan Kemang Selatan Jakarta

Lebih terperinci

Bunyi Jantung I (BJ I)

Bunyi Jantung I (BJ I) Murmur dan gallop Murmur Murmur adalah kelainan bunyi jantung akibat tubulensi aliran darah. Tubulensi dapat terjadi karena penyempitan kritis katub, katub yang tidak berfugsi dengan baik yang menyebabkan

Lebih terperinci

Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A

Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A PENYAKIT JANTUNG BAWAAN Penyakit jantung yang dibawa dari lahir kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir akibat gangguan atau

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di klinik Animal Clinic My Vets Kemang Jakarta Selatan. Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Alat Penelitian

Lebih terperinci

BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep

BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 30 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pemeriksaan keadaan umum dan klinis yang telah dilakukan, diperoleh hasil dari setiap anjing yang dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Hasil pemeriksaan keadaan umum tersebut

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 8 Gambar 6 Skema bentuk tampilan edema pulmonum. Lobus paru menjadi lebih radioopak (tanda panah berwarna merah). Gambaran radiografi seperti ini diistilahkan sebagai lobar signs (modifikasi dari O'Sullivan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan

PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala

Lebih terperinci

Nurcholid Umam Kurniawan

Nurcholid Umam Kurniawan Nurcholid Umam Kurniawan CHANGES IN CIRCULATIONAFTER BIRTH Shift of blood flow for gasexchange from placenta to the lungs 1.Interruption of the umbilical cord Increase of SVR Closure of ductusvenosus

Lebih terperinci

Nurcholid Umam Kurniawan

Nurcholid Umam Kurniawan Nurcholid Umam Kurniawan CHANGES IN CIRCULATIONAFTER BIRTH Shift of blood flow for gasexchange from placenta to the lungs 1.Interruption of the umbilical cord Increase of SVR Closure of ductusvenosus

Lebih terperinci

Gambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (http://www.mayoclinic.org/images/pulmonary-valve-atresia-lg-enlg.jpg)

Gambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (http://www.mayoclinic.org/images/pulmonary-valve-atresia-lg-enlg.jpg) DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FKUP RSHS BANDUNG TUGAS PENGAYAAN Oleh : Asri Rachmawati Pembimbing : dr. H. Armijn Firman, Sp.A Hari/Tanggal : September 2013 ATRESIA PULMONAL PENDAHULUAN Atresia pulmonal

Lebih terperinci

Diagnostic Radiology. Thorax-Mediastinum. Disusun oleh JB.Prasodjo.dr.,Sp.Rad. SMF.Ro.FKUNS/RSDM

Diagnostic Radiology. Thorax-Mediastinum. Disusun oleh JB.Prasodjo.dr.,Sp.Rad. SMF.Ro.FKUNS/RSDM Diagnostic Radiology Thorax-Mediastinum Disusun oleh JB.Prasodjo.dr.,Sp.Rad. SMF.Ro.FKUNS/RSDM Proyeksi Thorax PA Pasien berdiri tegak Obyek menempel film Scapula terlempar ke lat Sinar tegak lurus obyek

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Anjing Lokal Hewan yang digunakan adalah anjing lokal berjumlah 2 ekor berjenis kelamin betina dengan umur 6 bulan. Pemilihan anjing betina bukan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab stenosis mitral paling sering adalah demam rematik, kemudian dapat

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab stenosis mitral paling sering adalah demam rematik, kemudian dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stenosis mitral adalah kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik akibat penyempitan katup mitral. 1 Penyebab

Lebih terperinci

METODE. Tempat dan Waktu

METODE. Tempat dan Waktu 4 METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2011 dan berakhir bulan Juni 2011. Penelitian bertempat di Laboratorium Bagian Bedah dan Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sehingga aliran darah balik vena paru akan menuju ke atrium kanan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sehingga aliran darah balik vena paru akan menuju ke atrium kanan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Defek septum atrium (atrial septal defect) adalah defek bawaan dimana terdapat lubang pada sekat interatrial yang menghubungkan atrium kanan dan kiri sehingga aliran

Lebih terperinci

HSA 1403 CVS and Hematology

HSA 1403 CVS and Hematology HSA 1403 CVS and Hematology BAHAGIAN A: SOALAN OBJEKTIF [20 markah] Jawab SEMUA soalan di bawah dengan MEMBULATKAN jawapan yang betul pada kertas soalan. 1. Berikut adalah mengenai struktur jantung. A.

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN JANTUNG. PERSIAPAN: 1. Stetoskop

PEMERIKSAAN JANTUNG. PERSIAPAN: 1. Stetoskop PERSIAPAN: 1. Stetoskop PEMERIKSAAN JANTUNG No. Persiapan 1. Cuci tangan 2. Jelaskan prosedur kepada pasien/ keluarga 3. Atur posisi pasien dengan berbaring senyaman mungkin dan jaga privacy pasien Pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah suatu bentuk kelainan kardiovaskular

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah suatu bentuk kelainan kardiovaskular BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Penyakit Jantung Bawaan Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah suatu bentuk kelainan kardiovaskular yang dibawa sejak lahir dan terjadi karena kelainan perkembangan

Lebih terperinci

MONITORING HEMODINAMIK

MONITORING HEMODINAMIK MONITORING HEMODINAMIK DEFINISI Hemodinamik adalah aliran darah dalam sistem peredaran tubuh, baik melalui sirkulasi magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva ( sirkulasi dalam paru-paru). Monitoring

Lebih terperinci

CARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR

CARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR CARDIOMYOPATHY dr. Riska Yulinta Viandini, MMR CARDIOMYOPATHY DEFINISI Kardiomiopati (cardiomyopathy) adalah istilah umum untuk gangguan otot jantung yang menyebabkan jantung tidak bisa lagi berkontraksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Di dalam landasan teori ini, akan dibahas tentang teori teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari aplikasi yang akan dibuat. 2.1 Auskultasi Jantung Suara jantung adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi ini terjadi perubahan struktur katup mitral yang menyebabkan gangguan pembukaan, sehingga aliran

Lebih terperinci

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung Wantiyah Mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tentang arteri koroner 2. Menguraikan konsep keteterisasi jantung: pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, prosedur, hal-hal yang harus diperhatikan 3. Melakukan

Lebih terperinci

What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery

What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery Sri EndahRahayuningsih MD, PhD Pediatric Department HasanSadikin General Hospital Faculty of Medicine Padjadjaran

Lebih terperinci

Sinyal ECG. ECG Signal 1

Sinyal ECG. ECG Signal 1 Sinyal ECG ECG Signal 1 Gambar 1. Struktur Jantung. RA = right atrium, RV = right ventricle; LA = left atrium, dan LV = left ventricle. ECG Signal 2 Deoxygenated blood Upper body Oxygenated blood Right

Lebih terperinci

Tutorial BUNYI DAN BISING JANTUNG. Dr. Poppy S. Roebiono, SpJP(K) Dept. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI / PJNHK

Tutorial BUNYI DAN BISING JANTUNG. Dr. Poppy S. Roebiono, SpJP(K) Dept. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI / PJNHK Tutorial BUNYI DAN BISING JANTUNG Dr. Poppy S. Roebiono, SpJP(K) Dept. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI / PJNHK LISTRIK JANTUNG impuls listrik dari SA node melalui atrium AV node berkas His serabut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung adalah organ yang sangat vital bagi manusia, jantung merupakan pompa muskular yang menggerakan darah untuk membawa nutrien dan gas ke semua sel, jaringan, organ

Lebih terperinci

SKILL 2 CARDIAC PHYSICAL EXAMINATION IN ADULT

SKILL 2 CARDIAC PHYSICAL EXAMINATION IN ADULT SKILL 2 CARDIAC PHYSICAL EXAMINATION IN ADULT 1. Sapa dan Perkenalan diri 2. Identitas pasien (nama,usia,alamat) sesuaikan dengan rekam medis 3. Informed consent (minta pasien melepaskan pakaian bagian

Lebih terperinci

PENYAKIT KATUP JANTUNG

PENYAKIT KATUP JANTUNG PENYAKIT KATUP JANTUNG DEFINISI Kelainan katup jantung adalah kelainan pada jantung yang menyebabkan kelainan kelainan pada aliran darah yang melintasi katup jantung. Katup yang terserang penyakit dapat

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga 5 2.2. Cara Kerja Jantung Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol).

Lebih terperinci

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) DEFENISI PDA kegagalan menutupnya duktus arteriosus ( arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal ) pd minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah

Lebih terperinci

ANATOMI JANTUNG MANUSIA

ANATOMI JANTUNG MANUSIA ANATOMI JANTUNG MANUSIA Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan adanya penyempitan pada katup mitral (Rilantono, 2012). Kelainan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan adanya penyempitan pada katup mitral (Rilantono, 2012). Kelainan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stenosis mitral adalah penyakit kelainan katup jantung yang menyebabkan terlambatnya aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri pada fase diastolik disebabkan

Lebih terperinci

KULIAH ISLAM DISIPLIN ILMU

KULIAH ISLAM DISIPLIN ILMU KULIAH ISLAM DISIPLIN ILMU SISTEM SIRKULASI MEMILIKI 3 KOMPONEN Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar timbul gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh.

Lebih terperinci

STUDI KASUS INTERPRETASI RADIOGRAFI GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR PADA ANJING DI KLINIK HEWAN MY VETS BUMI SERPONG DAMAI DAN KEMANG SELATAN

STUDI KASUS INTERPRETASI RADIOGRAFI GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR PADA ANJING DI KLINIK HEWAN MY VETS BUMI SERPONG DAMAI DAN KEMANG SELATAN STUDI KASUS INTERPRETASI RADIOGRAFI GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR PADA ANJING DI KLINIK HEWAN MY VETS BUMI SERPONG DAMAI DAN KEMANG SELATAN JALALUDIN SYAHIRUL AMIN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA BAB 2 TINJAUN PUSTAKA 2.1 Definisi Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi akibat adanya gangguan

Lebih terperinci

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT VENTRIKEL SEPTAL DEFECT 1. Defenisi Suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan 2. Patofisiologi Adanya defek ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri

Lebih terperinci

11/18/2008. Beberapa Tipe Penyakit Jantung Bawaan pada Anak. Katup-katup Jantung Terbuka

11/18/2008. Beberapa Tipe Penyakit Jantung Bawaan pada Anak. Katup-katup Jantung Terbuka Beberapa Tipe Penyakit Jantung Bawaan pada Anak Katup-katup Jantung Terbuka 1 Klasifikasi Umum I. Tidak Sianosis: tanpa pirau (pengalihan) 1. Stenosis Katup Pulmonal (PS) 2. Koarktasio (Penyempitan) Aorta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Organ Sistem Peredaran darah: darah, jantung, dan pembuluh. 1. Darah, tersusun atas: a. Sel-sel darah: 1) Sel darah merah (eritrosit) 2) Sel darah putih (leukosit) 3)

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.5

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.5 1. Eritrosit adalah... SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.5 Sel darah merah Sel darah putih Keping darah Protein Jawaban a Sudah jelas 2. Golongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung bawaan terjadi pada 8 bayi dari. setiap 1000 kelahiran. (Sommer, 2008) Penyakit jantung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung bawaan terjadi pada 8 bayi dari. setiap 1000 kelahiran. (Sommer, 2008) Penyakit jantung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung bawaan terjadi pada 8 bayi dari setiap 1000 kelahiran. (Sommer, 2008) Penyakit jantung bawaan yang paling sering terjadi ialah defek septum ventrikel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Jantung Bawaan 2.1.1. Definisi Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit dengan abnormalitas pada struktur maupun fungsi sirkulasi yang telah ada sejak lahir (Sani,

Lebih terperinci

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN SOP ECHOCARDIOGRAPHY N O A B C FASE PRA INTERAKSI TINDAKAN 1. Membaca dokumentasi keperawatan. 2. Menyiapkan alat-alat : alat echocardiography, gel, tissu. 3. Mencuci tangan. FASE ORIENTASI 1. Memberikan

Lebih terperinci

HIPERTENSI. adalah gangguan yang terjadi pada sistem peredaran darah sehingga peredaran darah menjadi diatas normal

HIPERTENSI. adalah gangguan yang terjadi pada sistem peredaran darah sehingga peredaran darah menjadi diatas normal Pengertian HIPERTENSI adalah gangguan yang terjadi pada sistem peredaran darah sehingga peredaran darah menjadi diatas normal Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh kita karena berfungsi mengantarkan oksigen,nutrien,dan substansi lain ke jaringan dan membuang sisa metabolisme

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Embriologi Jantung Indikasi pertama adanya perkembangan kardiovaskular terjadi kurang lebih hari ke- 18 atau 19. Pembuluh darah intraembrionik pertama ditemukan pada hari ke-22,

Lebih terperinci

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH FISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH ARTERI Membawa darah dari jantung ke seluruh jaringan tubuh Katup (-) Arteriol : arteri terkecil Anastomosis : persatuan cabang cabang arteri END ARTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu. Pemberian antibiotik seperti penisilin pada streptococcal faringitis turut

BAB I PENDAHULUAN. individu. Pemberian antibiotik seperti penisilin pada streptococcal faringitis turut BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stenosis mitral adalah kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik akibat penyempitan katup mitral. Stenosis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PENYAJIAN

PENDAHULUAN PENYAJIAN PENDAHULUAN Rontgen (Rö) Thorax bertujuan untuk pemeriksaan trachea dan paru paru, jantung, esophagus, diafragma dan costae, ruang pleura dan thorax. Radiografi thorax dilakukan pada saat inhalasi maximum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kepentingan telah menjadi prosedur rutin di dunia kedokteran seluruh

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kepentingan telah menjadi prosedur rutin di dunia kedokteran seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengunaan kateter vena sentral (Central venous catheter - CVC) untuk berbagai kepentingan telah menjadi prosedur rutin di dunia kedokteran seluruh dunia. Pemasangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kelainan struktur dan fungsi pada jantung yang muncul pada saat kelahiran. (1) Di berbagai negara maju sebagian besar pasien PJB

Lebih terperinci

ANALISA DAN PENGENALAN SUARA JANTUNG MENGGUNAKAN WAVELET DAN JST DALAM MENGKLASIFIKASIKAN JENIS KELAINAN KATUP JANTUNG PADA MANUSIA

ANALISA DAN PENGENALAN SUARA JANTUNG MENGGUNAKAN WAVELET DAN JST DALAM MENGKLASIFIKASIKAN JENIS KELAINAN KATUP JANTUNG PADA MANUSIA ANALISA DAN PENGENALAN SUARA JANTUNG MENGGUNAKAN WAVELET DAN JST DALAM MENGKLASIFIKASIKAN JENIS KELAINAN KATUP JANTUNG PADA MANUSIA Sidang Tesis S2 Teknik Sistem Pengaturan FTI-ITS Surabaya EDY SETIAWAN

Lebih terperinci

Pembacaan Foto Rontgen Toraks Jantung

Pembacaan Foto Rontgen Toraks Jantung Pembacaan Foto Rontgen Toraks Jantung dr. Asmah Yusuf, Sp. Rad Kontributor Blok Sistem Kardiovaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Pendahuluan Penilaian pembacaan foto rontgen toraks

Lebih terperinci

sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia

sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia Author : Chaidar Warianto Publish : 31-05-2011 21:35:25 Pendahuluan Di dalam tubuh manusia, darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ) tubuh secara terusmenerus

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan

BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan seorang dokter gigi untuk mengenali anatomi normal rongga mulut, sehingga jika ditemukan

Lebih terperinci

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I Hemodinamik Aliran darah dalam sistem peredaran tubuh kita baik sirkulasi magna/ besar maupun sirkulasi parva/ sirkulasi dalam paru paru. Monitoring

Lebih terperinci

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Materi 3 Kardiovaskular III A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Tujuan a. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara palpasi b. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara auskultasi Dasar Teori

Lebih terperinci

JANTUNG dan PEREDARAN DARAH. Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

JANTUNG dan PEREDARAN DARAH. Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO JANTUNG dan PEREDARAN DARAH Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Panjang Gelombang pada sinar-x secara berurutan (Lavin, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Panjang Gelombang pada sinar-x secara berurutan (Lavin, 2007). 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fisika radiasi Pada tanggal 8 November tahun 1895, seorang fikawan German Wilhelm Conrad Röntgen menemukan sinar-x (Thrall 2002). Menurut Lavin (2003) setelah melakukan investigasi

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Jantung merupakan organ otot

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penyakit Jantung Bawaan (PJB) Menurut Prof. Dr. Ganesja M Harimurti, Sp.JP (K), FASCC, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, mengatakan

Lebih terperinci

Karna posisi ini mengurangi aliran balik vena dan tekanan kapiler paru (isselbacher,2012)

Karna posisi ini mengurangi aliran balik vena dan tekanan kapiler paru (isselbacher,2012) 1e. patofisiologi sesak Penyebab: kardiovaskular : gagal jantung Peningkatan vena pulomonalis dan tekana kapiler pembendungan pembuluh darah paru dan edema paru intentisial peningkatan kerja otot untuk

Lebih terperinci

BAB VIII PEMERIKSAAN PARU-PARU A. PENDAHULUAN

BAB VIII PEMERIKSAAN PARU-PARU A. PENDAHULUAN BAB VIII PEMERIKSAAN PARU-PARU A. PENDAHULUAN Bronchus, jaringan paru, dan pleura merupakan komponen dari paru-paru. Perubahan-perubahan pada jaringan ini akan dapat menimbulkan perubahan fungsi dan struktur

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi

Lebih terperinci

Analisa Suara Jantung Normal Menggunakan Discrete Wavelet Transform (DWT) dan Fast Fourier Transform (FFT)

Analisa Suara Jantung Normal Menggunakan Discrete Wavelet Transform (DWT) dan Fast Fourier Transform (FFT) Analisa Suara Jantung Normal Menggunakan Discrete Wavelet Transform (DWT) dan Fast Fourier Transform (FFT) Putri Madona Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Elektronika Politeknik Caltex Riau Pekanbaru,

Lebih terperinci

SISTEM CARDIOVASCULAR

SISTEM CARDIOVASCULAR SISTEM CARDIOVASCULAR Forewords Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pemeriksaan Klinis dan Tekanan Darah

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pemeriksaan Klinis dan Tekanan Darah METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai bulan Desember 00 di Bagian Bedah dan Radiologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA PENYAKIT JANTUNG BAWAAN DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA PENYAKIT JANTUNG BAWAAN Dr. Poppy S. Roebiono, SpJP. Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FKUI Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta Penyakit jantung bawaan (PJB)

Lebih terperinci

PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL

PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL Akhir-akhir ini jumlah kasus penyakit jantung kongenital yang terdiagnosis, terutama pada anjing, mengalami peningkatan dengan adanya perbaikan metode klinik dan meningkatnya ketertarikan terhadap penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gagal jantung adalah keadaan di mana jantung tidak mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolisme dengan kata lain, diperlukan peningkatan

Lebih terperinci

ECHO-GUIDED HEMODYNAMIC INTERVENTION. April Retno Susilo RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

ECHO-GUIDED HEMODYNAMIC INTERVENTION. April Retno Susilo RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta ECHO-GUIDED HEMODYNAMIC INTERVENTION April Retno Susilo RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta Ekokardiografi di ICU Penggunaan echokardiografi di ICU meningkat, non-invasif Instabilitas HD

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Jantung Jantung terletak pada bagian mediastinum medialis dan sebagian jantung tertutup oleh jaringan paru. Bagian depan jantung dibatasi oleh sternum dan juga iga

Lebih terperinci

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu : Sistem difusi : terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure (CHF) menjadi yang terbesar. Bahkan dimasa yang akan datang penyakit ini diprediksi akan terus bertambah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jantung merupakan suatu organ yang berfungsi memompa darah ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Jantung merupakan suatu organ yang berfungsi memompa darah ke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jantung merupakan suatu organ yang berfungsi memompa darah ke seluruh jaringan tubuh serta menarik darah kembali ke jantung. Ketidakmampuan jantung melakukan fungsinya

Lebih terperinci

BAB IX PEMERIKSAAN JANTUNG

BAB IX PEMERIKSAAN JANTUNG BAB IX PEMERIKSAAN JANTUNG A. PENDARULUAN Jantung dan pembuluh darah merupakan dua komponen struktural sistem peredaran darah yang berperan dalam mempertahankan sirkulasi darah sehingga pertukaran oksigen,

Lebih terperinci

BAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER

BAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER BAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER A. PENDAHULUAN Pemeriksaan pulsus, vena superfisial, kapiler dan bilamana dikaitkan dengan pemeriksaan jantung sekaligus mempunyai arti yang sangat

Lebih terperinci

PENGUKURAN JANTUNG KELINCI NEW ZEALAND WHITE (Oryctolagus cuniculus) DENGAN RADIOGRAFI TORAKS AWAN SUBANGKIT

PENGUKURAN JANTUNG KELINCI NEW ZEALAND WHITE (Oryctolagus cuniculus) DENGAN RADIOGRAFI TORAKS AWAN SUBANGKIT PENGUKURAN JANTUNG KELINCI NEW ZEALAND WHITE (Oryctolagus cuniculus) DENGAN RADIOGRAFI TORAKS AWAN SUBANGKIT DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI, DAN PATOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Dr RISTA D.SOETIKNO SpRad (K).Mkes

Dr RISTA D.SOETIKNO SpRad (K).Mkes Gambaran Foto Toraks Pada Congenital Heart Disease Pendahuluan Dr RISTA D.SOETIKNO SpRad (K).Mkes Congenital Heart disease (CHD,cacat jantung bawan ) merupakan kelainan kongenital yang dapat terjadi mulai

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan,

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan, BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diabetes Melitus gestasional pada Kehamilan Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan, diperkirakan karena terjadinya perubahan pada metabolisme

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang BAB I 1.1 Latar Belakang Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang abnormal dengan aktivitas listrik jantung yang cepat dan tidak beraturan. Hal ini mengakibatkan atrium bekerja terus

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS

SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS ALAT PEREDARAN DARAH JANTUNG PEMBULUH DARAH KAPILER DARAH JANTUNG JANTUNG ATAU HEART MERUPAKAN SALAH SATU ORGAN YANG PENTING DALAM KELANGSUNGAN HIDUP KITA. TELAH

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH LEHER

PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH LEHER PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH LEHER 1. Tujuan pembelajaran Mahasiswa dapat melakukan teknik pemeriksaan fisik jantung dan pembuluh darah melalui teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi

Lebih terperinci

STRUKTUR JANTUNG. Achmad Farajallah, Sirkulasi kedua1

STRUKTUR JANTUNG. Achmad Farajallah, Sirkulasi kedua1 STRUKTUR JANTUNG Jantung amfioksus pembuluh darah yang berkontraksi di posisi jantung vertebrata homolog dengan jantung embrional vertebrata Skema Umum Jantung Vertebrata tabung memanjang beruang empat,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Cara Kerja Jantung Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar timbul gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh.pembuluh darah berfungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ke seluruh tubuh. Jantung bekerja non-stop selama kita hidup. Karena itu,

BAB II LANDASAN TEORI. ke seluruh tubuh. Jantung bekerja non-stop selama kita hidup. Karena itu, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jantung Jantung adalah organ vital dalam tubuh kita yang bekerja memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung bekerja non-stop selama kita hidup. Karena itu, pastikanlah jantung kita

Lebih terperinci

PENYAKIT MIOKARDIUM. Penyakit miokardium merupakan salah satu penyakit jantung perolehan

PENYAKIT MIOKARDIUM. Penyakit miokardium merupakan salah satu penyakit jantung perolehan Penyakit miokardium merupakan salah satu penyakit jantung perolehan (acquired heart disease) yang paling umum ditemukan pada anjing. Bentuk yang paling umum dari penyakit miokardium tersebut adalah kardiomiopati

Lebih terperinci

SISTEM CARDIO VASCULAR

SISTEM CARDIO VASCULAR SISTEM CARDIO VASCULAR SISTEM CARDIO VASKULAR PENDAHULUAN ANATOMI JANTUNG FUNGSI UTAMA DAN MANFAAT DENYUT JANTUNG SIFAT OTOT JANTUNG GERAKAN JANTUNG FUNGSI JARINGAN VASKULAR ANATOMI JARINGAN VASKULAR DARAH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN...ii SURAT PERNYATAAN... iii PERNYATAAN... iv PRAKATA... v DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR SINGKATAN... xvii

Lebih terperinci

LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS KETERAMPILAN DIAGNOSTIK DAN TERAPEUTIK PEMERIKSAAN KARDIOVASKULER

LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS KETERAMPILAN DIAGNOSTIK DAN TERAPEUTIK PEMERIKSAAN KARDIOVASKULER LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIS KETERAMPILAN DIAGNOSTIK DAN TERAPEUTIK PEMERIKSAAN KARDIOVASKULER Buku Pedoman Keterampilan Klinis Semester 3 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017

Lebih terperinci

PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK IV BLOK 2.5 (RONTGEN)

PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK IV BLOK 2.5 (RONTGEN) UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan no. 94 Padang Telp.: 0751-31746 Fax.: 32838 PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK IV BLOK 2.5 (RONTGEN) BAGIAN 2 SEMESTER 4 TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENUNTUN KETRAMPILAN KLINIS PEMERIKSAAN RADIOGRAFI TORAKS BLOK 2.6 GANGGUAN RESPIRASI. Edisi 1, 2016

PENUNTUN KETRAMPILAN KLINIS PEMERIKSAAN RADIOGRAFI TORAKS BLOK 2.6 GANGGUAN RESPIRASI. Edisi 1, 2016 PENUNTUN KETRAMPILAN KLINIS PEMERIKSAAN RADIOGRAFI TORAKS BLOK 2.6 GANGGUAN RESPIRASI Edisi 1, 2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN PADANG 2016

Lebih terperinci

Gangguan Sistem Konduksi Jantung

Gangguan Sistem Konduksi Jantung Gangguan Sistem Konduksi Jantung Dapat menimbulkan Arrytmia. Jenis Arrytmia ada yang disebut Heart Block (AV Block ). Dapat diatasi dengan menanam alat pacu jantung. Gangguan Kelainan Anatomi Dapat berupa

Lebih terperinci

What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery

What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery Sri EndahRahayuningsih MD, PhD Pediatric Department HasanSadikin General Hospital Faculty of Medicine Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan mengembalikannya kembali ke jantung (Taylor, 2010). Jantung terdiri dari

BAB II LANDASAN TEORI. dan mengembalikannya kembali ke jantung (Taylor, 2010). Jantung terdiri dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Jantung Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah sehingga darah dapat mengalir ke seluruh tubuh. Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jantung merupakan organ terpenting dalam tubuh manusia, karena jantung merupakan organ utama yang mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh. Jantung memompakan darah ke

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta Unit Gamping. Data dikumpulkan pada bulan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta Unit Gamping. Data dikumpulkan pada bulan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini mengambil data rekam medis yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit Gamping. Data dikumpulkan pada bulan Januari 2016, kelompok

Lebih terperinci

Buku 2: RKPM. Modul Fungsi Kardiovaskuler

Buku 2: RKPM. Modul Fungsi Kardiovaskuler UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta Buku 2: RKPM Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Modul Pembelajaran Pertemuan ke-1 Modul

Lebih terperinci