Ditulis oleh Giyati Sabtu, 24 Oktober :31 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 03 November :42

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ditulis oleh Giyati Sabtu, 24 Oktober :31 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 03 November :42"

Transkripsi

1 Pembimbing : Dr. Edial Sanif, Sp. JP,FIHA Disusun oleh : Giyati ( )SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSUD GUNUNG JATI CIREBON 2009 Pendahuluan Riwayat dan epidemiologi gagal jantung pada dewasa muda sangat kurang dimengerti.metode Selama 20 tahun, gagal jantung berkembang pada 27 peserta (mean [±SD] onset umur 39±6 tahun) tapi salah satu dari mereka kulit hitam. Akumulasi insidensi gagal jantung sebelum umur 50 tahun adalah 1,1 % (95 % Confidence Interval [CI], 0,6-1,7) pada wanita kulit hitam, 0,9 % (95% CI, 0,5-1,4) pada laki-laki kulit hitam, 0,08% (95 % CI, 0,0-0,5) pada wanita kulit putih, dan 0 % (95 % CI, 0-0,4) pada laki-laki kulit putih (P=0,001 untuk perbandingan peserta kulit hitam dan kulit putih). Diantara kulit hitam, predictor independen usia 18 sampai 30 tahun dari gagal jantung terjadi selama 15 tahun, dengan rata-rata, meliputi peninggian tekanan darah diastole (resiko rasio per 10.0 mmhg, 2.1; 95% CI, 1,4-3,1), index massa tubuh yang tinggi (BB Dalam kg dibagi ¼ TB dalam meter) (resiko rasio per 5,7 unit, 1.4; 95 % CI, ) rendahnya kolesterol HDL (resiko rasio per 13.3 m/dl [0,34 mmol/l], 0.6; 95% CI, ), dan penyakit ginjal (resiko rasio, 19.8; 95% CI, ). Tiga perempat dari gagal jantung berkembang mempunyai hipertensi pada saat mereka umur 40 tahun. Penurunan fungsi sistole, dinilai pada studi echocardiogram saat peserta umur tahun, yang secara bebas dihubungkan dengan perkembangan gagal jantung selama 10 tahun, pada rata-rata, (resiko rasio untuk abnormal fungsi sistole, 36.9; 95% CI, ; resiko rasio untuk pedoman fungsi sistole, 3.5; 95% CI, ). Infark miokard, penggunaan obat-obatan, dan alcohol tidak dihubungkan dengan resiko gagal jantung. Kesimpulan Insidensi gagal jantung sebelum umur 50 tahun umumnya pada kulit hitam daripada kulit putih. Hipertensi, obesitas, dan disfungsi sistole yang ada sebelum umur 35 tahun merupakan riwayat yang penting yang dapat menjadi target untuk pencegahan gagal jantung. Gagal jantung adalah masalah kesehatan utama di Amerika Serikat, menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang besar pada dekade kehidupan yang akan datang. Risiko kenaikan gagal jantung meningkat dengan tajam sesuai dengan bertambahnya umur, dengan laju berlipat dua tiap-tiap 10 tahun pada dewasa muda. Kekurangtahuan tentang timbulnya gagal jantung di orang lebih muda dari 50 tahun; satu perkiraan menyarankan bahwa risiko 5 tahun gagal jantung di antara orang putih berumur 40 tahun adalah hanya 0,1 ke 0.2%.3 Di Amerika Serikat, kulit hitam mempunyai prevalensi yang lebih tinggi tentang gagal jantung daripada ras yang lain, dan mereka memperlihatkan gejala gagal jantung di usia yang lebih muda. Alasan untuk kecondongan yang lebih untuk gagal jantung di antara kulit hitam tidak dimengerti sepenuhnya; beban faktor risiko seperti hipertensi, faktor predisposisi genetik ke cardiomyopathy, dan terpapar toxins, obat dan alkohol, memegang peran dalam gagal jantung. Di laporan ini, kami menggambarkan timbulnya gagal jantung dan pendahulunya di antara peserta study di Perkembangan Risiko Arteri Pembuluh Darah di Orang Dewasa Muda (CARDIA). Kelompok CARDIA dengan baik mengkarakterisasikan kelompok laki-laki dan wanita baik kulit putih maupun hitam antara 18 sampai 30 tahun pada saat pendaftaran dan 1 / 8

2 yang sudah diikuti selama 20 tahun, dengan penilaian faktor resiko, termasuk echocardiography. METODE Kelompok Studi Studi CARDIA adalah studi multi-pusat mendesain untuk menyelidiki perkembangan penyakit pembuluh darah di orang dewasa muda. Studi CARDIA mulai di dengan pendaftaran sebanyak 5115 orang kulit hitam dan putih baik jenis kelamin perempuan maupun laki-laki antara 18 sampai 30 tahun diambil di Birmingham, Alabama; Chicago; Minneapolis; dan Oakland, California. Dewan tinjauan kelembagaan di masing-masing tempat studi menyetujui protokol studi, dan izin tertulis didapatkan dari semua peserta. Kelompok diimbangkan dengan rasa menghormati (52% dari peserta hitam), seks (55% adalah wanita), dan pendidikan (40% mempunyai 12 tahun-tahun pendidikan). Pengukuran dasar diulang, dan pengukuran tambahan dilakukan, pada tahun-tahun 2, 5, 7, 10, 15, dan 20. Studi CARDIA sudah mempunyai dasar yang tinggi, dengan 87,5% dari kelompok asli menyelesaikan wawancara telepon tahunan untuk hasil di tahun 20 dan 71,8% menyelesaikan pemeriksaan di tahun 20. Insidensi Gagal Jantung Selama pemeriksaan dijadwalkan dan wawancara telepon tiap tahun, peserta ditanya tentang hospitalisasi, dan diminta merekam yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah yang dicurigai. Kematian dilaporkan sampai pusat bidang tiap 6 bulan, dan rekaman diminta sesudah mendapat izin dari kerabat. Dua orang anggota panitia akhir memeriksa masing-masing rekaman untuk menentukan sebab pokok hospitalisasi atau kematian; perbedaan dipecahkan dengan mufakat. Hospitalisasi untuk gagal jantung adalah titik akhir studi yang pra-ditetapkan dan memerlukan diagnosa terakhir gagal jantung yang sudah dibuat oleh seorang dokter maupun perawatan untuk gagal jantung yang sudah ditangani selama hospitalisasi (administrasi diuretic dan baik digitalis atau agen untuk mengurangi afterload, seperti nitroglycerin, hydralazine, angiotensin-converting enzyme [ACE] inhibitor, atau angiotensin-receptor blocker). Gagal jantung tidak ditetapkan untuk sebab pokok kematian; kematian dipertimbangkan untuk mengarah gagal jantung jika sebab yang ditetapkan jantung dan pembuluh darah dan International Classification of Diseases, Ninth Revision (ICD-9) kode untuk gagal jantung (428) atau cardiomyopathy (425) diamati sebagai sebab yang berperan. Pengukuran secara Klinik pada Setiap Pemeriksaan Kami memakai rata-rata detik dan nilai yang ketiga di antara tiga pengukuran tekanan darah (dilihat pada interval 1 menit sesudah peserta duduk tenang selama 5 menit) dan mempertimbangkan hipertensi ketika tekanan darah sistolik menjadi 140 mm Hg atau lebih tinggi, tekanan darah diastole adalah 90 mm Hg atau lebih tinggi, atau orang mengambil pengobatan antihipertensi. Berat, di kilogram-kilogram, diukur dengan penggunaan skala batang keseimbangan standar, peserta memakai pakaian ringan, dan indeks badan-massa diperhitungkan bila berat di kilogram dibagi seperempat tinggi dalam meter. Diabetes dipertimbangkan jika orang mempunyai glukosa darah puasa sebanyak 126 mg/dl (7 mmol per liter) atau lebih banyak atau sudah mendapat pengobatan Diabetes. Kolesterol total dan lipoprotein densitas tinggi (HDL) kolesterol diukur dan lipoprotein densitas rendah kolesterol diperhitungkan dengan Friedewald equation. Kreatinin diukur pada 2 / 8

3 tahun-tahun 0, , dan 20; laju filtrasi glomerolus(gfr) ditaksir dengan menggunakan Modifikasi Diet di Renal Disease equation, dan penyakit ginjal kronis dipertimbangkan saat GFR kurang dari 60 ml semenit. Tingkat pendidikan, riwayat keluarga penyakit pembuluh darah yang dini, dan penggunaan tembakau, alkohol, dan obat-obatan dipertimbangkan. Konsumsi lebih dari 14 minuman keras seminggu di kasus laki-laki atau lebih dari 7 di kasus wanita dipertimbangkan penggunaan alkohol di atas aman level aman; obat-obat terlarang seperti kokain,amfetamin, atau heroin pada kehidupan peserta. Ekokardiografi Sebagai sebagian ujian di tahun 5, peserta CARDIA menjalani dua-dimensi, kendali M-cara echocardiography dan Doppler penelitian transmitral kecepatan aliran main di Acuson jantung ultrasound mesin (Siemens). Semua studi direkam dan dibaca di pusat membaca di Universitas California, Irvine. Fungsi sistole dinilai terus-menerus untuk fraksi ejeksi (diungkapkan sebagai persentase) pada 1893 peserta dan sebagai kualitatif ejection fraction menilai peserta; kami mengkategorikan fungsi sistole abnormal (fraksi ejeksi <40%, atau penilaian kualitatif abnormal), garis batas (fraksi ejeksi 40-60%, atau penilaian kualitatif garis batas), atau normal. Massa ventrikel kiri (gram) berasal dari recipe Devereux et al dan indeks massa ventrikrl kiri diperhitungkan sebagai gram per meter. Left ventricular hypertrofi dipertimbangkan jika indeks massa ventrikel kiri adalah 51 g per meter atau lebih, titik batas yang ditetapkan bagi baik kulit hitam maupun putih. Di antara 4351 orang peserta itu yang bisa ada untuk pemeriksaan echocardiographic, variabel untuk fraksi ejeksi atau hipertrofi ventrikel kiri gagal untuk 121, meninggalkan data dari 4230 orang peserta untuk analisa ini. Analisa statistik Menggunakan t-test, chi-square, dan tes persis Fisher s, kami membandingkan faktor risiko pada peserta gagal jantung yang sedang terjadi dengan peserta gagal jantung yang tidak berkembang. Kami menggunakan Cox proportional hazard model untuk menganalisa hubungan antara faktor risiko calon dan gagal jantung di antara kulit hitam di analisa yang tak disesuaikan. Kami mengembangkan dua multivariate model, pertama meliputi hanya predictors dasar dan kedua meliputi detik termasuk timevarying covariates, dengan nilai predictor yang diperbarui padasetiap kunjungan studi. Karena hasil yang kecil, kami mempergunakan metode maju-seleksi untuk pilih predictors yang disesuaikan, mempunyai faktor risiko mungkin jika mereka tetap berhubungan dengan gagal jantung di P nilai kurang dari 0,05, dan dilaporkan rasio hazard 1 SD untuk variabel terus-menerus. Akhirnya, kami menemukan yang berhubungan dengan gangguan fungsi sistolik dan left ventricular hyper-trofi, dinilai di echocardiogram di tahun 5, dengan risiko analisa gagal jantung bivariate dan multivariate. HASIL Selama 20 tahun mengikuti 5115 orang peserta studi itu, insiden gagal jantung terjadi pada 27 orang laki-laki dan wanita dan lebih biasa daripada myocardial infarction (yang terjadi di 16 orang peserta). Dengan kekecualian satu wanita kulit putih, semua peserta gagal jantung telah berkembang pada kulit hitam (P = 0,001) (Fig. 1). Timbulnya kumulatif gagal jantung pada wanita hitam adalah 1,1% (95% interval tingkat 3 / 8

4 kepercayaan [CI], 0,6 sampai 1,7) dan timbulnya kumulatif pada laki-laki hitam adalah 0,9% (95% CI, 0,5 sampai 1,4), dengan rata-rata (±SD) onset usia 39±6 tahun-tahun. Timbulnya kumulatif gagal jantung di antara wanita putih adalah 0,08% (95% CI, 0 sampai 0,5), dan timbulnya kumulatif di antara laki-laki putih adalah 0% (95% CI, 0 sampai 0,4).Gagal jantung menghasilkan kematian di kasus sebanyak tiga orang laki-laki hitam (menerangkan 4,5% dari semua kematian di antara laki-laki hitam) dan dua orang wanita kulit hitam (7,7% dari semua kematian di antara wanita hitam). Sifat dasar (menilai waktu peserta ialah 18 sampai 30 tahun) dibedakan antara kulit hitam dengan gagal jantung yang telah berkembang dan pada kulit putih dan peserta hitam dengan gagal jantung tidak berkembang. Dibandingkan dengan gagal jantung tidak berkembang,orang kulit hitam dengan gagal jantung sesudah yang sudah berkembang mempunyai lebih tinggi tekanan darah sistolik dan diastol dan mengarah hipertensi. Mereka mungkin menjadi gemuk sekali, mempunyai Diabetes, atau mempunyai penyakit ginjal kronis. Penggunaan alkohol dan obat tidak berbeda secara signifikan di antara kulit hitam dengan gagal jantung yang telah berkembang dan peserta di yang tidak berkembang. Kulit hitam dengan gagal jantung yang telah berkembang lebih mungkin untuk mempunyai abnormal fungsi sistol atau left ventricular hyper-trofi. Karena gagal jantung terjadi hampir khususnya di kulit hitam, kami membatasi analisa Cox ke data dari peserta kulit hitam. Di bivariate model patokan predictors (table 2), tekanan darah yang tinggi, index masa tubuh yang lebih tinggi, lebih sedikit tahun pendidikan, HDL cholesterol yang rendah, adanya penyakit ginjal kronis, dan adanya penyakit diabetes dihubungkan dengan perkembangan gagal jantung. Pada multivariate model, tekanan darah diastole yang lebih tinggi, indeks masa tubuh yang tinggi, rendahnya HDL cholesterol, dan adanya penyakit ginjal kronis secara bebas dihubungkan dengan risiko gagal jantung. Masing-masing peningkatan standar deviasi (10,0 mm Hg) di tekanan darah diastol di antara kulit hitam pada 18 sampai 30 tahun mempunyai risiko 2 kali lipat terjadinya gagal jantung. rata-rata, sesudah 15 tahun. Selama 10 tahun yang pertama study CARDIA, hipertensi klinis lebih biasa di antara peserta kulit hitam dengan gagal jantung yang telah berkembang daripada di antara kulit hitam yang belum berkembang. pada tahun ke 10, peserta usia 28 sampai 40 tahun, 75% dengan gagal jantung yang telah bersesuembang mempunyai hypertension, dibandingkan dengan 12% gagal jantung yang tidak berkembang (P P<0.001). Kebanyakan peserta dengan hipertensi tidak diobati atau sedang diobati tetapi tekanan darahnya tidak terkontrol dengan baik. Pada dasarnya, 75% dari semua peserta kulit hitam dengan hipertensi (66 di antara 88) yang tidak mendapat pengobatan, dan 9% yang lain (8 di antara 88) mempunyai tekanan darah yang tidak terkontrol secara baik meskipun mereka dilaporkan sedang mendapat pengobatan anti hipertensi; semua peserta kulit hitam dengan hipertensi dengan gagal jantung mempunyai hipertensi yang tidak terkontrol secara baik. Pada tahun ke 10, 57% dari peserta kulit hitam dengan hipertensi (137 di antara 239) tidak medapat pengobatan antihipertensi, dan 19% (45 di antara 239) dengan tekanan darah yang tidak terkontrol secara baik; di antara gagal jantung, 87% tidak diobati atau hipertensi yang terkendali dengan kurang baik. Untuk memeriksa riwayat onset gagal jantung, kami menggunakan data dari setiap pemeriksaan dan mengubah waktu covariates. selama 20 tahun, variabel berikut dihubungkan dengan gagal jantung di bivariate model: tekanan diastole yang lebih tinggi (hazard rasio per 10,0 mm Hg, 1,8; 95% CI, 1,5 sampai 2,2; P P<0.001), tekanan darah sistolik yang lebih tinggi 4 / 8

5 (hazart rasio per 10,9 mm Hg, 1,7; 95% CI, 1,4 kepada 2.0; P P<0.001), indeks masa tubuh yang lebih tinggi (hazard rasio per 5,7 kesatuan, 1,7; 95% CI, 1,3 sampai 2,1; P P<0.001), adanya diabetes (hazart rasio, 5,5; 95% CI, 2,4 sampai 13; P P<0.001), dan adanya penyakit ginjal kronis (hazard rasio, 7,7; 95% CI, 1,8 kepada 31.0; P = 0,006). Tak satu pun penggunaan alkohol atau penggunaan obat dihubungkan dengan perkembangan gagal jantung (hazard rasio untuk penggunaan alkohol, 1,0; 95% CI, 0,4 sampai 2,5; P = 0,97; bahaya rasio untuk penggunaan obat, 1,1; 95% CI, 0,5 sampai 2,4; P = 0,82). Di multivariate model, tekanan darah sistolik yang lebih tinggi dan adanya diabetes secara bebas dihububngkan dengan perkembangan gagal jantung bahaya rasio per 10,9 mm Hg tekanan darah sistolik, 1,7; 95% CI, 1,4 sampai 2,0; P P<0.001; hazard rasio untuk diabetes, 4,9; 95% CI, 2,1 sampai 12; P P<0.001), spertri peninggian tekanan darah diastole pada model dimana tekanan darah diastole diganti untuk tekanan darah sistolik (bahaya rasio per 10 mm Hg, 1.8; 95% CI, 1,5 sampai 2,2; P P<0.001). Gangguan fungsi sistolik dan left ventricular hyper-trofi dinilai berdasarkan echocardiogram di tahun 5 secara bebas dihubungkan dengan perkembangan gagal jantung rata-rata sebanyak 10 tahun kemudian table 3). Setelah penyesuaian tambahan untuk variabel klinis, gangguan fungsi sistolik secara kuat dihubungkan dengan perkembangan gagal jantung, sedangkan hubungan left ventricular hyper-trofi dengan gagal jantung ditandai dan signivikan.. Informasi rekaman klinis dengan kondisi peserta hadir dengan gagal jantung (table 4) konsisten dengan ukuran sebelumnya ( table 1, 2, dan 3). Hipertensi, penyakit ginjal kronis, dan diabetes secara umum dicatat dalam rekaman hospitalisasi untuk gagal jantung pada orang kulit hitam; 22 orang peserta hitam di hospitalisasi untuk gagal jantung, 17 terccatat sebagai mempunyai hipertensi, 9 sebagai mempunyai penyakit ginjal kronis, dan 5 sebagai mempunyai diabetes. Penyakit pembuluh darah tak biasa; tak ada rumahsakit atau kematian berbarengan atau sebelumnya didahului dengan myocardial infarction, dan kebanyakan katetesisasi jantung dilaporkan dan otopsi (delapan di antara sembilan) ; tercatat atau tidak ada penyakit arteri koronaria. Walaupun penggunaan alkohol diatas batas aman dicatat dalam 3 di antara 10 kasus gagal jantung pada laki-laki dan penggunaan kokain padas 1 di antara 10, tak satu pun di antara 16 data yang mencatat adanya gagal jantung pada wanita kulit hitam dan yang mengomentari faktor ini. Kami mempunyai informasi gangguan fungsi sistolik sebanyak 17 orang peserta, fraksi ejeksi kurang dari 50% dicatat bagi 14 orang di antara peserta ini. Bukti dilatasi cardiomyopathy dicatat pada otopsi sebanyak 4 orang di antara peserta yang meninggal (bedah mayat tidak dilakukan pada peserta kelima yang meninggal). DISKUSI Di kelompok besar orang dewasa muda yang kulit putih dan hitam, insiden gagal jantung lebih umum di antara kulit hitam. Gagal jantung terjadi sebelum umur 50 tahun pada 1 orang di antara 100 orang laki-laki hitam dan wanita hitam di studi CARDIA, laju yang adalah 20 kali timbulnya pada kulit putih. Gagal jantung terjadi pada kulit hitam waktu umur 39 tahun, rata-rata, dan diramalkan oleh adanya hipertensi, kegemukan, kronis ginjal disease, dan penurunan fungsi sistol 10 sampai 15 tahun yang lalu. Kesimpulan ini menyebabkan implikasi penting untuk usaha mencegah gagal jantung pada penduduk risiko tinggi ini. Penelitian sebelumnya atas epidemiologi gagal jantung sudah memfokuskan pada dewasa lebih tua. beberapa studi menunjukkan bahwa timbulnya gagal jantung naik dua kali lebih tinggi di kulit hitam sebagaimana kulit putih; penduduk di studi ini tua, dengan pertengahan umur mulai dari 55 sampai 74 tahun. 5 / 8

6 Satu kelompok besar yang meliputi orang dewasa muda dan itu mempunyai laju rendah insiden gagal jantung sebelum 50 tahun sebagian besar kulit putih. Data nasional sudah dipergunakan untuk membandingkan prevalensi gagal jantung menyilang di berbagai kelompok kependudukan di berbagai umur walaupun perkiraan meratanya mungkin mengecilkan beban disease, adanya laju tinggi kematian dengan gagal jantung (5 di antara 26 kasus kelumpuhan jantung di antara peserta hitam di studi CARDIA menghasilkan kematian). Kesimpulan kami konsisten dengan laporan sebelumnya ini dan memperpanjang mereka dengan membuat pengamatan tambahan laju besar insiden gagal jantung di antara laki-laki dan wanita hitam awal usia muda. Kami diperkenalkan kemungkinan besar modifiable riwayat gagal jantung di kulit hitam yang ada lebih dari dasawarsa sebelum datangnya klinis gagal jantung. Masing-masing meningkatnya tekanan darah diastol sebanyak 10 mm Hg di antara kulit hitam yang dimana 20s mereka menggandakan kemungkinan gagal jantung akan timbul waktu mereka di mereka 40s, dan tiga perempat di antara yang itu di yang gagal jantung telah berkembang mempunyai hipertensi di awal usia muda. Kegemukan juga membantu menghasilkan risiko gagal jantung, baik secara langsung atau lewat kenaikan yang dihubungkan di tekanan darah dan perkembangan diabetes tipe 2. Pengamatan terakhir ini konsisten dengan mengetahui bahwa indeks massa tubuh yang bertambah adalah faktor risiko untuk gagal jantung, diabetes mengacaukan atau, lebih mungkin, memperantarai hubungan dengan gagal jantung selama 20 tahun dipertimbangkan. Kolesterol rendah HDL dewasa muda mungkin memainkan peran di perubahan jantung, terutama di pasien dengan hypertensive Penyakit ginjal kronis kuat sebagai predictor gagal jantung, dan laki-laki hitam tidak proporsional terpengaruh dengan fungsi ginjal di usia muda. Kami mengetahui bahwa faktor klinis menambah risiko gagal jantung selama beberapa tahun konsisten dengan pengamatan di kelompok yang lebih tua dan mengusulkan agar faktor ini mungkin menjadi sasaran untuk pencegahan gagal jantung di dewasa muda. Kami menemukan bahwa kulit hitam dengan gagal jantung yang telah berkembang lebih mungkin daripada yang itu di yang tidak berkembang untuk mempunyai gangguan fungsi sistolik dan left ventricular hyper-trofi pada dewasa muda, 10 tahun sebelum datangnya gejala gagal jantung. Perubahan struktur dan fungsi jantung mungkin menjadi akibat faktor klinis seperti hipertensi dan obesitas dan mungkin menengahi hubungan antara faktor ini dan gagal jantung. Kebanyakan studi ini dibatasi oleh sedikit peserta hitam dan kekurangan data untuk menentukan bagaimana faktor klinis dan genetik mungkin saling mempengaruhi di perkembangan penyakit. Kami menemukan bahwa gangguan fungsi sistolik mempunyai implikasi untuk identifikasi orang yang di risiko tinggi untuk perkembangan gagal jantung dan juga mempunyai implikasi untuk pencegahan penyakit ini. pedoman sekarang menganjurkan memulai pengobatan untuk asymptomatic gangguan fungsi sistolik dengan ACE inhibitors dan betablockers pada awal gejala gagal jantung. Walaupun memantau gangguan fungsi sistolik pada penduduk umum mempunyai beberapa keterbatasan, memantau kelompok risiko tinggi (e.g., orang dengan hipertensi) untuk menjadikan terapi sebagai sasaran mungkin menjadi alat penting untuk pencegahan gagal jantung. Dewasa muda tidak dimasukkan dalam pemantauan terapi pencegahan atau strategi, dan keuntungan dan risiko pendekatan ini di muda di-risiko penduduk tidak diketahui. Tetapi, laju tinggi garis batas atau abnormal fungsi sistol dilihat di baik peserta kulit putih 6 / 8

7 maupun hitam (9% di antara kulit putih dan 13% di antara kulit hitam), dan hubungan dengan perkembangan klinis gagal jantung sebelum umur s 50 tahun di antara kulit hitam, menekankan pentingnya bidang pemeriksaan ini. Studi kami juga menyoroti potensi untuk mencegah gagal jantung lewat intervensi yang mengurangikegemukan dan tekanan darah tinggi. Kegemukan biasa di antara peserta hitam di studi CARDIA, terutama wanita kulit hitam dan mencegah obesitas itu di penduduk ini mungkin mengurangi timbulnya gagal jantung. Data nasional terbaru menyarankan bahwa orang dewasa muda dengan hipertensi ialah bagian sangat kecil untuk mengetahui diagnosa ini atau untuk menerima pengobatan. penyebab rendahnya pengobatan untuk hipertensi di antara orang dewasa muda mungkin termasuk hambatan di akses kedokteran. Data nasional menyatakan bahwa kontrol tekanan darah mungkin lebih sulit di antara kulit hitam, walaupun mengobati hipertensi di kulit hitam untuk memulai terapi awal sesuai pedoman adalah rintangan utama ke mencapai kontrol tekanan darah efektif. Kalau mereka menerima pengobatan menurut garis pedoman, kulit hitam dan kulit putih mungkin mempunyai laju terkontrol Dokter mungkin enggan untuk mengobati pasien yang lebih muda dengan hipertensi karena sebagian besar diperlukan untuk mencegah outcome jantung dan pembuluh darah di masa mendatang. Di jalan sebanyak 20 tahun mengikuti studi CARDIA, timbulnya kumulatif gagal jantung di antara kulit hitam yang mempunyai hipertensi (umur rata-rata mereka ialah 24 tahun) adalah 5,6%, dibandingkan dengan 0,8% di antara yang tidak mempunyai hipertensi. Kebanyakan orang dengan hipertensi tidak menerima pengobatann antihypertensive. Pemeriksaan dengan terapi antihypertensive pada peserta yang lebih tua, termasuk kulit hitam, nampak bahwa diuretic terapi, khususnya, dihubungkan dengan penurunan risiko gagal jantung. Dengan Begitu, walaupun pengobatan untuk hipertensi dan penurunan risiko gagal jantung tidak dipelajari di kelompok umur ini, data kami menyarankan bahwa jumlah pasien hitam yang muda dengan hipertensi yang perlu diobati untuk mencegah satu kasus gagal jantung sebelum umur 50 tahun bisa sama rendahnya dengan 21 tahun. Karena kami mengamati satu peristiwa kegagalan jantung di antara peserta putih, kami dibatasi oleh kemampuan kami untuk menilai apakah perbedaan rasial di faktor risiko menerangkan perbedaan rasial di timbulnya gagal jantung. Fakta bahwa kulit hitam dan kulit putih di studi CARDIA sebetulnya mempunyai kesamaan level tekanan darah dan fraksi ejeksi pada dewasamuda (table 1) Peserta yang lebih hitam dengan kegemukan dan hipertensi timbul lebih sering di kulit hitam daripada di wkulit putih waktu mereka 20s dan 30s,37 tetapi apakah pengamatan ini menerangkan laju yang cukup tinggi gagal jantung di kulit hitam daripada kulit putih menjanjikan pemeriksaan lebih lanjut. Karena kami menegaskan insiden gagal jantung dengan alasan hospitalisasi atau kematian dari gagal jantung, gagal jantung yang dikenali di tempat pasien rawat jalan diperlukan analisa Keterbatasan studi lain ialah bahwa laju hak tetap memiliki untuk hasil hasil pokok adalah 87,5% dengan tahun 20; karena laki-laki hitam adalah kelompok penduduk paling mungkin hilang untuk mengikuti, kami sudah mungkin kurang memperhitungkan timbulnya gagal jantung, terutama pada kelompok ini. Meskipun ada keterbatasan ini, kejelasan studi ini sangat besar, dengan karakterisasi yang baik kelompok orang dewasa muda kulit putih dan hitam untuk yang kami mempunyai gejala klinis dan echocardiographic data dan hasil kegagalan jantung yang ditetapkan. Gagal jantung terjadi 7 / 8

8 di laju yang tinggi secara tak proporsional di antara kulit hitam muda dan separuh baya sedibandingkan dengan kulit putih adalah kondisi langka. Peningkatan tekanan darah, kegemukan, penyakit ginjal kronis, dan gangguan fungsi sistolik awal di kedewasaan adalah riwayat yang penting yang bisa menjadi sasaran untuk intervensi kea rah pencegahan gagal jantung. Studi diperlukan untuk memeriksa keuntungan dan risiko pendekatan awal untuk mencegah penyakit gawat pada orang dewasa muda yang kulit hitam. 8 / 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, jaringan arteri, vena, dan kapiler yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Darah membawa oksigen dan nutrisi penting untuk

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung. BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otot jantung. Angina seringkali digambarkan sebagai remasan, tekanan, rasa berat, rasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan 140 mmhg dan

Lebih terperinci

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia saat ini adalah penyakit gagal jantung (Goodman and Gilman, 2011). Menurut data WHO 2013 pada tahun 2008,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gagal jantung adalah keadaan di mana jantung tidak mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolisme dengan kata lain, diperlukan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan di pembuluh darah naik secara persisten. Setiap kali jantung berdenyut maka darah akan terpompa ke seluruh pembuluh

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Hubungan antara..., Eni Indrawati, FK UI, Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL. Hubungan antara..., Eni Indrawati, FK UI, Universitas Indonesia 23 BAB 4 HASIL 4.1 Karakteristik Umum Sampel penelitian yang didapat dari studi ADHERE pada bulan Desember 25 26 adalah 188. Dari 188 sampel tersebut, sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003 mengklasifikasikan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi secara paralel, transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengubah pola penyebaran penyakit dari penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular

Lebih terperinci

The Prevalence and Prognosis of Resistant Hypertension in Patients with Heart Failure

The Prevalence and Prognosis of Resistant Hypertension in Patients with Heart Failure The Prevalence and Prognosis of Resistant Hypertension in Patients with Heart Failure Pembimbing : dr. Dasril Nizam, Sp. PD Disusun oleh : Isnan Wahyudi 1102009145 Judul asli : The Prevalence and Prognosis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gagal jantung merupakan sindrom yang ditandai dengan ketidakmampuan

I. PENDAHULUAN. Gagal jantung merupakan sindrom yang ditandai dengan ketidakmampuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gagal jantung merupakan sindrom yang ditandai dengan ketidakmampuan jantung mempertahankan curah jantung yang cukup untuk kebutuhan tubuh sehingga timbul akibat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit kardiovaskular yang meningkat setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju (Adrogue and Madias, 2007). Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi pembuluh darah. 1 Terdapat dua klasifikasi umum stroke yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut data statistik WHO (World Health Organization) penyakit kardiovaskular mengalami pertumbuhan, diprediksi pada tahun 2020 penyakit kronis akan mencapai

Lebih terperinci

Pasien DM dengan penyakit arteri koroner dan > 40% LVEF. 22 orang. Cek darah. 15 mg pioglitazone slm 12 mgg. Cek darah

Pasien DM dengan penyakit arteri koroner dan > 40% LVEF. 22 orang. Cek darah. 15 mg pioglitazone slm 12 mgg. Cek darah Pasien DM dengan penyakit arteri koroner dan > 40% LVEF Kriteria eksklusi: Anemia Edema preibial Cr. Serum >1,4 mg/dl R. Ca VU 22 orang Cek darah 15 mg pioglitazone slm 12 mgg Cek darah Diabetes mellitus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan penyebab utama angka mortalitas di seluruh dunia.

Lebih terperinci

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit hipertensi atau disebut juga tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Tekanan darah pasien

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dalam dinding pembuluh darah disertai

Lebih terperinci

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5. DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... vii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kardiotoksisitas adalah efek samping yang tidak diinginkan pada jantung dan pembuluh darah yang disebabkan karena efek kemoterapi. Diantara efek kardiotoksisitas pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit ini diperkirakan menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global dan prevalensinya hampir

Lebih terperinci

4. HASIL 4.1 Karakteristik pasien gagal jantung akut Universitas Indonesia

4. HASIL 4.1 Karakteristik pasien gagal jantung akut Universitas Indonesia 4. HASIL Sampel penelitian diambil dari data sekunder berdasarkan studi Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) pada bulan Desember 2005 Desember 2006. Jumlah rekam medis yang didapat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks membuat banyak bermunculan berbagai masalah-masalah kesehatan yang cukup dominan khususnya di negara negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009). A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Hipertensi merupakan penyakit kronis yang dapat merusak organ tubuh. Jumlah penderita penyakit hipertensi di dunia hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian di seluruh dunia. Pada tahun 2005, penyakit ini menyebabkan 17,5 juta kematian, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kematian ketiga terbanyak di negara-negara maju, setelah penyakit jantung dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kematian ketiga terbanyak di negara-negara maju, setelah penyakit jantung dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang penting. Stroke sampai saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama serta merupakan penyebab kematian ketiga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 Indra Pramana Widya., 2011 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi masih tetap menjadi masalah hingga saat ini karena beberapa hal seperti meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks (sekumpulan tanda dan gejala) akibat kelainan struktural dan fungsional jantung. Manifestasi gagal jantung yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat non-eksperimental dengan rancangan penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah koroner.

Lebih terperinci

Informed Consent Penelitian

Informed Consent Penelitian 62 Lampiran 1. Lembar Kerja Penelitian Informed Consent Penelitian Yth. Bapak/Ibu.. Perkenalkan saya dr. Ahmad Handayani, akan melakukan penelitian yang berjudul Peran Indeks Syok Sebagai Prediktor Kejadian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global Penyakit Tidak Menular (PTM) membunuh 38 juta orang setiap tahun. (1) Negara Amerika menyatakan 7 dari 10 kematian berasal dari PTM dengan perbandingan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 KERANGKA TEORI klasifikasi : Angina pektoris tak stabil (APTS) Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infark miokard akut (IMA) atau yang lebih dikenal dengan serangan jantung adalah suatu keadaan dimana suplai darah pada suatu bagian jantung terhenti sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan yang pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia. Diperkirakan 17,5 juta orang meninggal dunia karena penyakit ini. Dan 7,4 juta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia tersebut, tidak hanya perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di Indonesia mengakibatkan perubahan pola penyakit yaitu dari penyakit infeksi atau penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes merupakan kondisi kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang cukup atau tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan

Lebih terperinci

Primary and secondary prevention in chronic heart failure. Putrika Gharini

Primary and secondary prevention in chronic heart failure. Putrika Gharini Primary and secondary prevention in chronic heart failure Putrika Gharini Latar Belakang Gagal jantung (GJ): - 23 juta penderita di dunia - Eropa 10 juta dari 900 juta populasi - USA: 5 juta, >650 000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Berdasarkan data Global Burden of

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita jumpai banyak orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh merokok

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya penyempitan pembuluh darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola hidup menyebabkan berubahnya pola penyakit infeksi dan penyakit rawan gizi ke penyakit degeneratif kronik seperti penyakit jantung yang prevalensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus berkembang dari tahun ke tahun dan membuahkan banyak komplikasi. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah

Lebih terperinci

Diabetes Mellitus Type II

Diabetes Mellitus Type II Diabetes Mellitus Type II Etiologi Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau ketika pankreas berhenti memproduksi insulin yang cukup. Persis mengapa hal ini terjadi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita penyakit diabetes mellitus di seluruh dunia meningkat dengan cepat. International Diabetes Federation (2012) menyatakan lebih dari 371 juta jiwa di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011). BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian terdiri atas analisis deskriptif dan analisis data secara statistik, yaitu karakteristik dasar dan hasil analisis antar variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan Negara berkembang lebih dari delapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit yang tergolong dalam non-communicable disease atau penyakit tidak menular (PTM) yang kini angka kejadiannya makin

Lebih terperinci

HIPERTENSI OLEH : ANITA AMIR C RIZKI AMALIAH RIFAI C PEMBIMBING : Dr. SRI ASRIYANI, Sp. Rad

HIPERTENSI OLEH : ANITA AMIR C RIZKI AMALIAH RIFAI C PEMBIMBING : Dr. SRI ASRIYANI, Sp. Rad KEDOKTERAN KELUARGA SISTEM ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN HIPERTENSI LAPORAN KASUS FEBRUARI 2008 OLEH : ANITA AMIR C111 03 172 RIZKI AMALIAH RIFAI C111 03 210 PEMBIMBING

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan ancaman serius dan tantangan utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Global

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Suzane, 2001). Hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan neonatal. Kematian neonatus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gagal jantung merupakan salah satu penyebab morbiditas & mortalitas. Akhir-akhir ini insiden gagal jantung mengalami peningkatan. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) menyebutkan bila stroke merupakan penyebab kematian nomer satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Asia saat ini terjadi perkembangan ekonomi secara cepat, kemajuan industri, urbanisasi dan perubahan gaya hidup seperti peningkatan konsumsi kalori, lemak, garam;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Menurut WHO menetapkan bahwa tekanan darah seseorang adalah tinggi bila tekanan sistolik (sewaktu bilik jantung mengerut) melewati batas lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian sebagai dampak dari pembangunan menyebabkan perubahan gaya hidup seluruh etnis masyarakat dunia. Perubahan gaya hidup menyebabkan perubahan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan landasan teori, dibuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Dependen Edukasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang albuminuria, yakni: mikroalbuminuria (>30 dan <300 mg/hari) sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang albuminuria, yakni: mikroalbuminuria (>30 dan <300 mg/hari) sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan faktor resiko yang telah diketahui untuk Cardiovascular Disease (CVD) dan progresi penyakit ginjal. Proteinuria umumnya terjadi pada pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Diabetes mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara berkembang, hipertensi telah menggeser penyakit menular sebagai penyebab terbesar mortalitas dan morbiditas. Hal ini dibuktikan hasil Riset Kesehatan Dasar

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang BAB I 1.1 Latar Belakang Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang abnormal dengan aktivitas listrik jantung yang cepat dan tidak beraturan. Hal ini mengakibatkan atrium bekerja terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah istilah medis untuk penyakit tekanan darah tinggi, dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak diderita di seluruh dunia, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit yang utama menyebabkan cacat dan penyebab kematian nomor dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN penduduk Amerika menderita penyakit gagal jantung kongestif (Brashesrs,

I. PENDAHULUAN penduduk Amerika menderita penyakit gagal jantung kongestif (Brashesrs, I. PENDAHULUAN Masalah kesehatan dengan gangguan sistem kardiovaskular masih menduduki peringkat yang tinggi. Menurut data WHO dilaporkan bahwa sekitar 3000 penduduk Amerika menderita penyakit gagal jantung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat stress yang dialami. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. tingkat stress yang dialami. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah arterial abnormal yang berlangsung terus-menerus (Brashers, 2007). Hipertensi adalah peningkatan tekanan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari Penelitian ini

BAB V PEMBAHASAN. infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari Penelitian ini BAB V PEMBAHASAN Penelitian mengenai hubungan derajat berat merokok dengan kejadian infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari 2015. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik dan Ruang Rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik subyek penelitian Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga menderita sindroma metabolik. Seluruh subyek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD) BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hipertensi merupakan keadaan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD) 140/90 mmhg (JNC 7, 2007).Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. 2. di vena sehingga menimbulkan kenaikan tekanan vena. 3 Penyebab utama gagal

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. 2. di vena sehingga menimbulkan kenaikan tekanan vena. 3 Penyebab utama gagal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan sindroma klinis yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. 1 Dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada orang dewasa (Hudak & Gallo, 2010). Hampir sekitar tiga perempat stroke

BAB I PENDAHULUAN. pada orang dewasa (Hudak & Gallo, 2010). Hampir sekitar tiga perempat stroke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke dapat didefinisikan sebagai defisit neurologi yang mempunyai awitan mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai akibat dari gangguan neurologi yang sering terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. Sebelumnya menduduki peringkat ketiga (berdasarkan survei pada tahun 2006). Laporan Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular dimana penderita memiliki tekanan darah diatas normal. Penyakit ini diperkirakan telah menyebabkan peningkatan

Lebih terperinci