ANALISIS KINERJA KEUANGAN PRA DAN PASCA IPO (STUDI KASUS PT. WASKITA KARYA (PERSERO) TBK.)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KINERJA KEUANGAN PRA DAN PASCA IPO (STUDI KASUS PT. WASKITA KARYA (PERSERO) TBK.)"

Transkripsi

1 145 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PRA DAN PASCA IPO (STUDI KASUS PT. WASKITA KARYA (PERSERO) TBK.) Dewa Putu Adityadharma 1, I Putu Miartana 2 ABSTRACT This study analyzes the financial performance of pre and post IPO with a case study of PT. Waskita Karya ( Persero ) Tbk. at first quarter of the period fourth quarter. The ratio analysis is profitability ratios include Return on Assets and Return on Equity, the liquidity ratio is Cash Ratio and Current Ratio, the ratio of activity namely Total Asset Turnover and Total Equity Against Total Aser, then the solvency ratio includes the Debt to Equity and Debt to Total Assets, this study uses a non-parametric statistical analysis Paired Sample t Test and comparative analysis. The results obtained in this study is a variable that has the effect of financial performance after the IPO of ROE, Cash Ratio, Current Ratio, Total Asset Turnover, Total Equity Against Total Assets, and Debt to Total Assets. Keywords: Initial Public Offering, Profitability, Liquidity, Activity, Solvency, Financial Performance. PENDAHULUAN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perusahaan yang memiliki tujuan bisnis. Penetapan tujuan bisnis tersebut pada dasarnya memiliki maksud untuk memberikan arah dan panduan bagi para manajer disemua tingkatan dalam perusahaan, membantu perusahaan mengalokasikan sumber dayanya, membantu perusahaan menetapkan budaya korporasi serta membantu manajer menilai kinerjanya (Griffin, 2010). Manajamen perusahaan tersebut tentunya mempunyai alternative pilihan apakah dana tambahan yang akan diperoleh melalui hutang atau dengan cara menerbitkan saham perusahaan ke publik. Apabila melalui penerbitan saham maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan yakni menawarkan saham perusahaan yang sudah ada kepada pemegang saham yang sudah ada,, menjual kepada pegawai perusahaan melalui ESOP (employee stock ownership plan), menambah saham lewat deviden yang tidak dibagi (dividend reinvestment plan), melakukan penawaran penjualan langsung kepada pemilik tunggal secara privat (private placement), atau menawarkan kepada masyarakat atau publik. Proses penawaran sebagian saham perusahaan kepada publik melalui bursa efek disebut go public atau Initial Public Offering (IPO). Alasan utama suatu perusahaan menjadi perusahaan publik dengan menjual saham di pasar modal adalah adanya dorongan kebutuhan atas modal yang digunakan untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Pada perusahaan perorangan, biasanya pemilik modal hanya terdiri atas beberapa pemilik. Penambahan dana oleh investor baru belum tentu akan meningkatkan likuiditas kepemilikan secara langsung. Bila perusahaan menjadi lebih besar dan semakin membutuhkan tambahan modal untuk memenuhi peningkatan operasional-nya, maka menjual saham merupakan salah satu pilihan. Dalam membuat keputusan untuk melakukan IPO merupakan suatu keputusan yang kompleks karena akan memunculkan adanya kerugian dan biaya baru sehingga hal tersebut pastinya akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Konsekuensi yang dihadapi oleh perusahaan baik swasta maupun BUMN yang melakukan go public tentunya sama antara lain kewajiban keterbukaan (full disclosure), gaya manajemen informal menjadi formal, kewajiban membayar dividen, mempertahankan tingkat pertumbuhan baik laba maupun GCG

2 146 (Good Corporate Governance), penyampaian sistem pelaporan sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) termasuk propektus perusahaan tersebut. Propektus merupakan salah satu ketentuan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan yang akan melakukan IPO. Propektus berisi sejumlah informasi akuntansi dan informasi non-akuntansi dari perusahaan yang akan melakukan proses IPO. Informasi akuntansi adalah laporan keuangan yang terdiri atas neraca, perhitungan laba rugi, laporan arus kas, dan penjelasan laporan keuangan, sedangkan informasi non-akuntansi berisi informasi selain laporan keuangan seperti underwriter (penjamin emisi), auditor independent, konsultan hukum, nilai penawaran saham, persentase saham yang ditawarkan, umur perusahaan dan informasi lainnya (Nasirwan, 2002). Dasar-dasar tersebutlah yang menjadi informasi dasar bagi investor untuk membeli saham suatu perusahaan. Seorang investor dalam melakukan investasi dananya harus memiliki syarat-syarat antara lain harus memiliki pengetahuan dasar mengenai berbagai investasi alternatif yang tersedia, memperoleh sumber informasi keuangan, kemampuan untuk membaca dan memahami penawaran keuangan, dan memahami secara luas indeks dan rata-rata pasar uang. PT Waskita Karya (Persero) menetapkan harga saham sebesar Rp 380,- per lembar saham dalam rencana penawaran saham perdana. Rencana IPO perusahaan berbasis infrastruktur ini digelar pada 19 Desember Seperti dikutip dari prospektus ringkas yang diterbitkan perseroan, Waskita Karya berencana melakukan penawaran perdana saham sebanyak-banyaknya 3,082 miliar saham atau 32 persen dari modal yang ditempatkan. Dana IPO tersebut akan digunakan untuk modal kerja yang bersifat permanen sebesar 60 persen dan 40 persen sisanya digunakan untuk pengembangan usaha perseroan. Perseroan menunjuk Bahana Securities, Danareksa, dan Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi sedangkan penjamin emisi di antaranya BNI Securities, Buana Capital, Danpac Securities, Valbury Asia Securities, dan lainnya. Berdasarkan uraian diatas, maka akan menarik untuk diadakan penelitian mengenai pengaruh IPO yang diakukan Waskita Karya terhadap kinerja keuangannya. Kinerja keuangan perseoran dapat dinilai melalui laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan, berdasarkan laporan keuangan tersebut maka dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian kinerja perusahan. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kinerja profitabilitas (return on equity dan return on asset), likuiditas (cash ratio dan current ratio), aktivitas (total asset turnover dan total modal sendiri terhadap total aset), dan solvabilitas (debt to equity ratio dan debt to total asset) sesuai dengan keputusan Menteri BUMN No KEP-100/MBU/2002 tentang tata cara pengukuran tingkat kesehatan BUMN di Indonesia. TELAAH PUSTAKA A. Initial Public Offering (IPO) Initial Public Offering mempunyai arti perusahaan menjual saham biasa atau saham preferen, atau obligasi yang merupakan modal perusahaan (ekuitas dan utang jangka panjang) yang pertama kalinya kepada masyarakat luas (Widoatmodjo, 2009). Penawaran umum merupakan kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh calon perusahaan tercatat untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cata yang diatur oleh Undang-Undang Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya. Dalam melakukan penawar-an umum, calon perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan dokumen-dokumen sesuai dengan persyaratan untuk melakukan penawaran umum, serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

3 147 B. Manfaat dan Konsekuensi Initial Public Offering (IPO) Saat sebuah perusahaan bauk swasta maupun badan usaha pemerintah menjadi perusahaan publik, manfaat yang dapat diperoleh perusahaan (Widoatmodjo, 2009), diantaranya : a) Memperoleh sumber pendanaan tambahan yaitu dana untuk pengembangan, baik untuk penambahaan operasional kerja maupun untuk ekspansi usaha, b) Memberikan competitive advantage untuk perkembangan usaha dimana mempunyai nilai tambahan daripada saingannya, c) Dapat melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain dengan pembiayaan melalui penerbitan saham baru, d) Peningkatan kemampuan going cocern yaitu kemampuan perusahaan tetap dapat bertahan dalam berbagai kondisi ekonomi, e) Meningkatkan citra perusahaan, dan f) Meningkatkan nilai perusahaan C. PenilaianTingkat Kesehatan BUMN BUMN sebagai perusahaan yang dimiliki oleh negara perlu dikelola secara profesional dan menguntungkan. Pemerintah sebagai pengelola perlu memonitor kondisi kesehatannya terutama dari aspek keuangannya demi menjaga eksistensi BUMN tersebut. Berdasarkan pasal 3 Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No: KEP- 100/MBU/2002 bahwa penilaian tingkat kesehatan ditetapkan setiap tahun. Tingkat kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dibedakan atas sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Tingkat kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi penilaian aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi. Penilaian tingkat kesehatan BUMN tersebut berlaku bagi seluruh BUMN non jasa keuangan maupun BUMN jasa keuangan kecuali Persero Terbuka dan BUMN yang dibentuk dengan Undang Undang tersendiri serta diatur dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No: KEP100/MBU/2002. Tabel 1 : Tata Cara Penilaian Kesehatan BUMN Non Jasa Keuangan Indikator Bobot Infra-struktur Non Infrastruktur Imbalan kepada pemegang saham (ROE) Imbalan Investasi (ROI) Rasio Kas 3 5 Rasio Lancar 4 5 Collection Periods 4 5 Perputaran Persediaan 4 5 Perputaran Total Aset 0 5 Rasio modal sendiri terhadap aktiva 6 10 Total Bobot D. Analisis Laporan Keuangan Bagi perusahaan, laporan keuangan perusahaan akan disusun menurut prinsipprinsip akuntansi, dan karenanya para pemakai laporan keuangan perlu memahami cara penyajian informasi keuangan tersebut. Bagi pihak pemilik dan manajemen tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini.

4 148 Dengan mengetahui posisi keuangan, maka setelah dilakukan analisis laporan keuangan akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak. (Kasmir, 2010). Menurut Halim dan Hanafi (2007) analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. E. Bentuk Rasio Keuangan Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan bentuk rasio maka dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. a. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas meru-pakan rasio untuk menilai kemampu-an perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga member-kan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Tujuan peng-gunaan rasio pofitabilitas bagi perusahan maupun bagi pihak luar perusahaan (Kasmir, 2010), yaitu untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu, untuk menilai posisi laba perusahaann tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, untuk menilai perkem-bangan laba, untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri untuk mengukur produk-tivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan. Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dari modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan bersih. Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang sahamnya. b. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan (Kasmir, 2010). Terdapat dua hasil penilaian terhadap terhadap pengukuran rasio likuiditas, yaitu apabila perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, dikatakan perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Sebaliknya, apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut dikatakan perusahaan dalam keadaan ilikuid. Cash Ratio menunjukkan sejauh mana kemampuan kas dan setara kas dalam melunasi kewajiban lancarnya. Current Ratio menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat menutupi kewajiban lancar. Semakin besar hasil perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendek.

5 149 c. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan (Kasmir, 2010). Efisiensi yang dilakukan misalnya dibidang penjualan, persediaan, penaghian piutang dan efisiensi dibidang lainnya. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio aktivitas akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola aset yang dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya. Total Asset Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva (Kasmir, 2010). Total modal sendiri terhadap total aset ini digunakan untuk mengukur perbandingan modal sendiri yang dimiliki perusahaan terhadap total aset. d. Rasio Solvabilitas Rasio ini mengukur sebe-rapa jauh perusahaan menggunakan hutang, dimana mengukur kemam-puan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya (Husnan dan Pudjiastuti, 1994). Menurut Kasmir (2010) rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dbandingkan dengan aktivanya. Dalam arti yang luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemam-puan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila dilikuidasi. Debt Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termauk utang lancar dengan seluruh equitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam dengan pemilik perusahaan (Kasmir, 2010). Debt Total Asset menggambarkan aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk menutup hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang. METODE PENELITIAN Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik pengumpulan data sekunder yang dilakukan dengan pencarian data mengenai perusahaan PT. Waskita Karya melalui literatur. Buku, artikel, jurnal, dan penelitian terdahulu merupakan referensi. Pencarian data dimulai dengan pencarian laporan keuangan, profil perusahaan (sejarah pendirian perusahaan, visi misi, dan perkembangan PT. Waskita Karya hingga saat ini) serta perkembangan harga saham PT. Waskita Karya tahun

6 150 Data dan informasi yang telah dikumpulkan, kemudian diolah dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan kerangka pemikiran yang telah disusun. Pengolahan data secara kualitatif menggunakan metode deskriptif meliputi penguraian aspek profil manajemen PT. Waskita Karya. Metode analisis data kuantitatif dilakukan dengan analisis komparatif. Analisis komparatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mencari persamaan dan perbedaan fenomena yang ada (Asnawi, 2006). Berdasarkan hal ini, peneliti membandingkan kinerja keuangan perusahaan sebelum menyelenggara-kan IPO dengan kinerja keuangan perusahaan setelah menyelenggarakan IPO menggunakan rasio keuangan. Penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui kenormalan data dengan hipotesis. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku (Nugroho, 2006). Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-score dan diasumsikan normal. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Apabila signifikansi data yang diuji di atas 0,05 berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang diuji dengan data norml baku berarti data yang diuji normal (Wardani, 2010). Alat yang digunakan dalam uji normalitas adalah SPSS ver. 22. Selanjutnya setelah melakukan uji normalitas data dilanjutkan dengan uji Paired-Samples t Test untuk menguji ada perbedaan signifikan setelah perusahaan melakukan IPO dan belum melakukan IPO. Uji Paired-Samples t Test digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaaan ratarata dua sampel bebas. Dua sampel yang dimaksud di sini adalah sampel yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda. Data perlakuan yang berbeda dalam penelitian ini adalah sampel pertama sebelum dilakukan IPO dan sampel kedua setelah dilakukan IPO, sehingga output-nya akan terlihat ada atau tidaknya perbedaan rata-rata dari kinerja keuangan Waskita Karya sebelum dan sesudah IPO. Berdasarkan kesimpulan dan teori-teori sebelumnya maka hasil uji Paired Samples t Test adalah: Ho1 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Return On Equity Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Ha1 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Return On Equity Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Ho2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Return On Asset Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Ha2 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Return On Asset Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Ho3 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Cash Ratio Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Ha3 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Cash Ratio Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Ho4 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Current Ratio Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Ha4 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Current Ratio Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Ho5 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Total Asssets Turnover Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO.

7 151 Ha5 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Total Asssets Turnover Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Ho6 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Ha6 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Ho7 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Debt Equity Ratio Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Ha7 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Debt Equity Ratio Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Ho8 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Debt Total Asset Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Ha8 : Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Debt Total Asset Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO Intrepretasi output dapat dilihat dari nilai t dan Sig.(2 -tailed). Kesimpulan dapat diambil melalui penerimaan dan penolakan hipotesis yang diusulkan, yaitu: 1. Ho diterima jika t-hitung < t-tabel, atau nilai p-value pada kolom Sig.(2-tailed) > level of significant (α) 2. Ha diterima jika t-hitung > t-tabel, atau nilai p-value pada kolom Sig.(2-tailed) < level of significant (α) HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Normalitas Penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov untuk menge-tahui kenormalan data dengan hipotesis. Intrepretasi output dari Kolmogorov-Smirnov menggunakan level of significant (α) 5% (Nugroho, 2006). Intrepretasi outputnya, sebagai berikut: Ho = Data variabel terdistribusi secara normal. Ha = Data variabel tidak terdistribusi secara normal. Pedoman yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesa adalah: 1. Ho diterima jika nilai p-value pada kolom Sig.(2-tailed) > level of significant (α). 2. Ha diterima jika nilai p-value pada kolom Sig.(2-tailed) < level of significant (α). Variabel Tabel 2 : Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov test Return On Equity Return On Asset Cash Ratio Current Ratio Total Asset Turnover Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset Kolmogorov - Smirnov (Z) Asymp. Sig (2-tailed) Debt Equity Ratio Debt to Total Asset

8 152 Uji normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov memperlihatkan signifikansi masing-masing untuk Return On Equity sebesar 0,200 > 0,05, Return On Asset sebesar 0,114 > 0,05, Cash Ratio sebesar 0,199 > 0,05, Current Ratio sebesar 0,200 > 0,05, Total Asset Turn Over sebesar 0,200 > 0.05, Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset sebesar 0,128 > 0.05, Debt to Equity Ratio sebesar 0,200 > 0,05 dan Debt to Total Asset sebesar 0, 073 > 0,05. Artinya semua variabel terdistribusi normal karena memiliki nilai lebih besar dari 0,05. B. Uji Beda Paired Samples t Test 1. Uji Kinerja Profitabilitas Hipotesis kinerja profita-bilitas penelitian ini diproksikan dengan dua indikator pengukuran yaitu Return On Equity dan Return On Asset PT. Waskita Karya. Rasio dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh yang berbeda antara pra dan pasca IPO untuk periode 2011 triwulan I sampai dengan 2014 triwulan IV. Tabel 3 : Hasil Output Paired Samples t Test data Retrun On Equity ROE_1 - ROE_2 Paired Differences Mean 67,6562 Std. Deviation 40,0872 Std. Error Mean 20, % Confidence Interval of Lower 3,8685 Upper 131,4438 t 3,375 df 3 Sig. (2-tailed),043 Hasil uji beda Paired-Samples t Test pada Return On Equity, menunjukkan terdapat perbedaan signifikansi antara sebelum dengan sesudah IPO. Terlihat pada Gambar 1, t hitung sebesar 3,375 dan signifikansi 0,043. Diperoleh t tabel pada signifikansi a = 0,05 dalam penelitian ini sebesar 3,182. Jadi t hitung > t tabel (3,375 > 3,182) dan signifikansi 0,043 < 0,05 sehingga Ha 1 diterima dimana terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Return On Equity Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Tabel 4 : Hasil Output Paired Samples t Test data Return On Asset ROA_1 - ROA_2 Paired Differences Mean -,1088 Std. Deviation 3,5091 Std. Error Mean 1, % Confidence Interval of Lower -5,6926 Upper 5,4750 t -,062 df 3 Sig. (2-tailed),954

9 153 Untuk uji beda Paired-Samples t Test pada Return On Asset dilakukan hal yang sama. Terlihat pada Gambar 2, t hitung sebesar 0,062 dan signifikansi 0,954. Diperoleh t tabel pada signifikansi a = 0,05 dalam penelitian ini sebesar 3,182. Jadi t hitung < t tabel (0,062 < 3,182) dan signifikansi 0,954 > 0,05 sehingga Ha 1 ditolak dimana tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Return On Equity Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. 2. Uji Kinerja Likuiditas Hipotesis kinerja likuiditas penelitian ini diproksikan dengan dua indikator pengukuran yaitu Cash Ratio dan Current Asset PT. Waskita Karya. Rasio dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh yang berbeda antara pra dan pasca IPO untuk periode 2011 triwulan I sampai dengan 2014 triwulan IV. Tabel 5 : Hasil Output Paired Samples t Test data Cash Ratio Cash_1 - Cash_2 Paired Differences Mean -64,4244 Std. Deviation 28,4537 Std. Error Mean 14, % Confidence Interval of Lower -109,7005 Upper -19,1483 t -4,528 df 3 Sig. (2-tailed),020 Hasil uji beda Paired-Samples t Test pada Cash Ratio, menunjukkan terdapat perbedaan signifikansi antara sebelum dengan sesudah IPO. Terlihat pada Gambar 3, t hitung sebesar 4,528 dan signifikansi 0,020. Diperoleh t tabel pada signifikansi a = 0,05 dalam penelitian ini sebesar 3,182. Jadi t hitung > t tabel (4,528 > 3,182) dan signifikansi 0,020 < 0,05 sehingga Ha 1 diterima dimana terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Cash Ratio Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Cash Ratio merupakan salah satu indikator yang menunjukan perusahaan tersebut likuid atau tidak. Pada tahun 2013 dan tahun 2014 dana IPO yang masuk ke perusahaan dalam bentuk uang tunai atau setara kas sehingga perbedaan tersebut signfikan. Pada tahun 2013 anak perusahaan didirikan oleh PT. Waskita Karya dan dana tersebut langsung disuntik sebagai modal anak perusahaan tersebut. Tabel 6 : Hasil Output Paired Samples t Test data Current Ratio Current_1 - Current_2 Paired Differences Mean -481,2052 Std. Deviation 199,1671 Std. Error Mean 99, % Confidence Interval of Lower -798,1245 Upper -164,2859 T -4,832 Df 3 Sig. (2-tailed),017

10 154 Uji beda Paired-Samples t Test pada Current Ratio menunujukkan hal yang sama. Terlihat pada Gambar 4, t hitung sebesar 4,832 dan signifikansi 0,017. Diperoleh t tabel pada signifikansi a = 0,05 dalam penelitian ini sebesar 3,182. Jadi t hitung > t tabel (4,832 > 3,182) dan signifikansi 0,017 < 0,05 sehingga Ha 1 diterima dimana terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Current Ratio Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. 3. Uji Kinerja Aktivitas Hipotesis kinerja aktivitas penelitian ini diproksikan dengan dua indikator pengukuran yaitu Total Asset Turnover dan Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset PT. Waskita Karya. Rasio dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh yang berbeda antara pra dan pasca IPO untuk periode 2011 triwulan I sampai dengan 2014 triwulan IV. PT. Waskita Karya pada tahun 2014, mendirikan anak perusahaan yang bergerak di bidang tol, penjualan beton precast, energi dan juga realty sehingga aktivitas perusahaan tidak fokus pada industri konstruksi saja. Tabel 7 : Hasil Output Paired Samples t Test data Total Asset Turnover TAT_1 - TAT_2 Paired Differences Mean 410,7212 Std. Deviation 192,6624 Std. Error Mean 96, % Confidence Interval of Lower 104,1523 Upper 717,2900 T 4,264 Df 3 Sig. (2-tailed),024 Hasil uji beda Paired-Samples t Test pada Total Asset Turnover, menunjukkan terdapat perbedaan signifikansi antara sebelum dengan sesudah IPO. Terlihat pada Gambar 5, t hitung sebesar 4,264 dan signifikansi 0,024. Diperoleh t tabel pada signifikansi a = 0,05 dalam penelitian ini sebesar 3,182. Jadi t hitung > t tabel (4,264 > 3,182) dan signifikansi 0,024 < 0,05 sehingga Ha 1 diterima dimana terdapat perbedaan yang signifikan pada ratarata Total Asset Turnover Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. Total Asset Turnover PT. Waskita Karya setelah IPO termasuk optimal dengan ditunjukkan adanya pembelian alat berat untuk menunjangan kegiatan operasional. Apabila dibandingkan dengan sewa alat berat, PT. Waskita Karya lebih efisien dengan membeli alat tersebut karena perhitungan yang dilakukan adalah penyusutan dari alat tersebut. Aset berupa gedung, pabrik dan jalan merupakan aset yang setiap periode perlu di amortisasi sehingga semakin banyak aset tetap yang diperoleh perusahaan perlu diperhatikan apakah efektif menunjang kegiatan operasio-nalnya.

11 155 Tabel 8 : Hasil Output Paired Samples t Test data Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset TMSTTA_1 - TMSTTA_2 Paired Differences Mean -124,9342 Std. Deviation 32,9291 Std. Error Mean 16, % Confidence Interval of Lower -177,3317 Upper -72,5366 T -7,588 Df 3 Sig. (2-tailed),005 Uji beda Paired-Samples t Test pada Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset menunujukkan hal yang sama. Terlihat pada Gambar 6, t hitung sebesar 7,588 dan signifikansi 0,003. Diperoleh t tabel pada signifikansi a = 0,05 dalam penelitian ini sebesar 3,182. Jadi t hitung > t tabel (7,588 > 3,182) dan signifikansi 0,005 < 0,05 sehingga Ha 1 diterima dimana terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. 4. Uji Kinerja Solvabilitas Hipotesis kinerja solvabilitas penelitian ini diproksikan dengan dua indikator pengukuran yaitu Debt Equity Ratio dan Debt to Total Asset PT. Waskita Karya. Rasio dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh yang berbeda antara pra dan pasca IPO untuk periode 2011 triwulan I sampai dengan 2014 triwulan IV. Perusahaan Waskita memiliki mitra baik lembaga pengelola keuangan seperti bank sebagai debitur perusahaan dalam memperoleh dana tunai sehingga hutang perusahaan kepada lembaga tersebut menjadi salah satu komponen untuk menghitung solvabilitas perusahaan. Tabel 9 : Hasil Output Paired Samples t Test data Debt Equity Ratio DER_1 - DER_2 Paired Differences Mean 3298,5053 Std. Deviation 2244,6845 Std. Error Mean 1122, % Confidence Interval of Lower -273,2886 Upper 6870,2992 T 2,939 Df 3 Sig. (2-tailed),061 Hasil uji beda Paired-Samples t Test pada Debt Equity Ratio, menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikansi antara sebelum dengan sesudah IPO. Terlihat pada Gambar 7, t hitung sebesar 2,939 dan signifikansi 0,061. Diperoleh t tabel pada signifikansi a = 0,05

12 156 dalam penelitian ini sebesar 3,182. Jadi t hitung < t tabel (2,939 < 3,182) dan signifikansi 0,061 > 0,05 sehingga Ha 1 ditolak dimana tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Debt Equity Ratio Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. PT. Waskita Karya sebelum melakukan IPO, tentunya sudah menggunakan hutang sebagai salah satu sumber dana untuk menjalankan operasionalnya antara lain kredit dengan bank-bank BUMN, penerbitan obligasi pada tahun Dengan melakukan IPO, PT. Waskita Karya memiliki investor dari luar selain pemerintah untuk menanamkan modalnya. Investor bisa dalam bentuk perorangan ataupun badan usaha. Perlu diketahui pemilik saham terbesar selain pmerintah dimiliki oleh badan usaha swasta yang memiliki lembar saham sekitar 3%. Tabel 10 : Hasil Output Paired Samples t Test data Debt to Total Asset DTA_1 - DTA_2 Paired Differences Mean 195,0961 Std. Deviation 91,6108 Std. Error Mean 45, % Confidence Interval of Lower 49,3229 Upper 340,8694 T 4,259 Df 3 Sig. (2-tailed),024 Uji beda Paired-Samples t Test pada Debt to Total Asset menunujukkan hal yang berbeda. Terlihat pada Gambar 8, t hitung sebesar 4,259 dan signifikansi 0,024. Diperoleh t tabel pada signifikansi a = 0,05 dalam penelitian ini sebesar 3,182. Jadi t hitung > t tabel (4,259 > 3,182) dan signifikansi 0,024 < 0,05 sehingga Ha 1 diterima dimana terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Debt to Total Asset Waskita Karya antara sebelum IPO dengan setelah IPO. KESIMPULAN Perbedaan kinerja keuangan pra dan pasca IPO antara lain nilai rata-rata dari Return On Assets, Cash Ratio, Current Ratio dan Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset Wijaya Karya meningkat setelah perusahaan melakukan IPO. Peningkatan nilai yang terjadi setelah IPO ini berdampak positif terhadap kinerja keuangan perseroan. Nilai rata-rata dari Return On Equity dan Total Asset Turnover setelah perusahaan IPO justru terjadi penurunan, dan berdampak negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Untuk Debt Equity Ratio dan Debt Total Asset juga terjadi penurunan nilai rata-rata setelah perusahaan IPO tetapi penurunan dari kedua rasio tersebut justru berdampak positif terhadap struktur modal perusahaan. Pengaruh yang signifikan pada rata-rata kinerja keuangan PT. Waskita Karya setelah perusahaan IPO antara lain perbedaan pengaruh kinerja keuangan setelah setelah IPO yang dialami oleh rata-rata Return On Assets dan Debt Equity Ratio ternyata tidak berpengaruh secara signifikan setelah diuji menggunakan Paired Sample t Test. Perubahan nilai yang berpengaruh secara signifikan setelah IPO terjadi pada rata-rata Return On Equity,, Cash Ratio, Current Ratio Total Asset Turnover, Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset dan Debt Total Assets menggunakan uji Paired Sample t Test.

13 157 DAFTAR PUSTAKA Antonia, dan Hasnawati. (2009). Analisis Kinerja keuangan BUMN Sebelum dan Sesudah Privatisasi Di Indonesia. Jurnal Telaah Manajemen, Vol.4 No.2, November 2009 hal Astuti, D. (2004). Manajemen Keuangan Perusahaan. Ghalia Indonesia, Jakarta. Asnawi, Said Kelana & Chandra Waskita. (2006). Metodologi Penelitian Keuangan Prosedur, Ide dan Kontrol. Graha Ilmu, Yogyakarta. Asyikin, J. dan Tanu. (2008). Analsisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Farmasi Swsata yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Spread, Vol.1 No.1 April 2011 hal Bastian, I. (2002). Privatisasi di Indonesia Teori dan Implementasi. Jakarta, Salemba Empat. Brigham E.F, dan J.F Houston. (2001). Manejemen Keuangan: Fundamentals of Financial Management. Erlangga, Jakarta. Griffin, Ricky W. dan Ronald J. Ebert. (1998). Business, Edisi 4, (diterjemahkan oleh: Wagiono Ismail). Percetakan Aditya Media, Yogyakarta. Hanafi, M. dan Halim. (2007). Analisis Laporan Keuangan. Unit Penerbit dan Percetakkan STIM YKPN, Yogyakarta. Harahap, S. S. (2004). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Husnan, S. (2002). Manajemen Keuangan Teori Dan Praktek. Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada Yogyakarta. IGCGS. (2003). Apa dan Bagaimana Privatisasi BUMN. Jakarta, penerbit IGCGS. Jain, B. A. dan Omesh Kini. (1994). The Post-Issue Operating Performance of IPO Firms. Journal of Finance. Vol 49, No. 5: Jumingan. (2008). Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara. Kasmir. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta, Rajawali Press. Keown et al. (2004). Manajemen Keuangan: Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. PT Indeks, Jakarta. Lestari, K. dan Lestari. (2008). Studi Atas Kinerja BUMN setelah Privatisasi. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.12 No.2 Mei 2008 hal Manurung, A. (2006). Cara Menilai Perusahaan. PT Elex Media Komputindo-Gramedia, Jakarta. Mardiayanto, H. (2009). Intisari Manajemen Keuangan: Teori, Soal, dan Jawaban. Grasindo, Jakarta. Munggaran, A.K. (2007). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan BUMN Sebelum dan Sesudah Privatisasi. Tesis, Universitas Widyatama, Musselman, Vernon A. dan Jackson, John H. (1990). Ekonomi Perusahaan Konsep-konsep dan Praktek-praktek Sezaman. Intermedia, Jakarta. Munawir, S. (2007). Analisa Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta. Moeljadi. (2006). Manajemen Keuangan: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Bayu Media, Malang. Nafarin, M. (2007). Penganggaran Perusahaan. Salemba Empat, Jakarta. Nasirwan. (2002). Reputasi Penjamin Emisi, Return Awal, Return 15 Hari Sesudah IPO, dan Kinerja Perusahaan Satu Tahun Sesudah IPO di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1, pp Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Oliveira, Bruno Cals de dan Martelanc. (2014). IPO Determinants of Brazil Companies. Rev. Bras. Financas Rio de Janeiro. Vol. 12, No. 2, Juni 2014.

14 158 Pranoto, T. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Privatisasi BUMN. Paper presentasi FEUI Research Day. 13 Desember Primiana, I. (2009). Menggerakan Sektor Riil UKM dan Industri. Alfabeta, Bandung Samsul, Mohamad. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Erlangga, Jakarta. Setiyowati, R. (2010). Analisis Perbedaan Efisiensi, Profitabilitas, Leverage dan Likuiditas Sebelum dan Setelah Privatisasi (Studi Empiris pada BUMN Sektor Non Infrastruktur dan Non Jasa Keuangan yang Go Public Tahun ). Tesis, Universitas Diponegoro Semarang, Sitompul, A. (2004). Pasar Modal, Penawaran Umum dan permasalahannya. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Soegiharto, dkk. (2005). BUMN Indonesia, BUMN Incorporated. Elex Media Komputindo, Jakarta. Wardhani, S dan Fitriati. (2010). Analisis Komparasi Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Penawaran Perdana Saham. Ilmu Administrasi dan Organisasi,Vol.17 No.2 Mei 2010 hal Widoatmodjo, S. (2009). Pasar Modal Indonesia: Pengantar dan Studi Kasus. Ghalia Indonesia, Bogor.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Bank Dunia menilai bahwa para birokrat (pemerintah) tidak mampu mengelola bisnis dengan baik, hal tersebut disebabkan bukan karena tidak memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kegiatan privatisasi Badan Usaha Milik Negara atau disingkat BUMN menjadi isu yang sangat kontroversial. Privatisasi BUMN yang banyak dijalankan terutama di

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PRIVATISASI PADA BUMN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

ANALISIS KEBIJAKAN PRIVATISASI PADA BUMN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN http://manajemen.unsoed.ac.id/repositorydocoument-to-download ANALISIS KEBIJAKAN PRIVATISASI PADA BUMN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2000-2011 Oleh: Anggi Arinta Putri 1), Bambang Sunarko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat persaingan antar perusahaan pun semakin tinggi dan pada akhirnya menjadi suatu tuntutan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Merger dan akuisisi adalah salah satu tindakan strategis perusahaan untuk menjaga eksistensi dan mengembangkan usahanya. Dalam merger, entitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Badan Usaha Milik Negara Pemerintah Indonesia mendirikan Badan Usaha Milik Negara (selanjutnya disingkat BUMN) dengan dua tujuan utama, yaitu tujuan yang bersifat ekonomi dan tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC Fitria Susilowati fitria.susilowati@rocketmail.com Lailatul Amanah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Setia Wati, Kusni Hidayati, Achmad Usman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI Lilis Tri Jayanti lilistrijayanti@gmail.com Budhi Satrio hasta.budhisatrio@gmail.com Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan dan mengelola kegiatan bisnis dengan baik. Hal ini perlu didukung oleh ketersediaan

Lebih terperinci

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 20-204 (STUDI KASUS PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK DAN PT. XL AXIATA TBK) COMPARATIVE

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi (2001) dalam Susilo (2013),kinerja merupakan istilah umum

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi (2001) dalam Susilo (2013),kinerja merupakan istilah umum 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Menurut Mulyadi (2001) dalam Susilo (2013),kinerja merupakan istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dalam iklim persaingan yang dihadapi. Demi mencapai pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dalam iklim persaingan yang dihadapi. Demi mencapai pertumbuhan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Adanya perkembangan dalam lingkungan bisnis pada saat ini tentunya akan menciptakan suatu kodisi persaingan yang ketat. Hal ini akan mengakibatkan perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode )

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode ) ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Indosat Tbk Periode 2007-2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 Sutoro, Arna Suryani, Evi Adriani Abstract This research aims to identify

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

Radita Tri Cahyani Suhadak Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT

Radita Tri Cahyani Suhadak Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang   ABSTRACT ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH PERUSAHAAN MELAKUKAN IPO (INITIAL PUBLIC OFFERING) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) (Studi Pada Perusahaan yang Listing di BEI Pada Tahun 2013) Radita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan. operasionalnya. Pada perusahaan perseorangan, biasanya para penyedia

BAB I PENDAHULUAN. adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan. operasionalnya. Pada perusahaan perseorangan, biasanya para penyedia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan penting yang dihadapi hampir semua perusahaan adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan operasionalnya. Pada perusahaan perseorangan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Mengadakan penilaian atau analisis terhadap laporan keuangan perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat mengetahui perkembangan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini berupa analisis deskriptif komparatif. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan suatu data, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya, dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PT. MITRABAHTERA SEGARA SEJATI TBK

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PT. MITRABAHTERA SEGARA SEJATI TBK Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 11, November 2017 ISSN: 2461-0593 ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PT. MITRABAHTERA SEGARA SEJATI TBK Laelly Ramadhani

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk Yang Terdaftar Di BEI) NASKAH

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO) TBK (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP- 100/MBU/2002)

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO) TBK (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP- 100/MBU/2002) ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (1): 103-115 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia memiliki peran

Lebih terperinci

Eka Suryaningsih ( ) Program Study Management Of Economic Faculty Siliwangi University Tasikmalaya

Eka Suryaningsih ( ) Program Study Management Of Economic Faculty Siliwangi University Tasikmalaya 1 THE DIFFERENCES ANALYSIS FINANCIAL PERFORMANCE BETWEEN CEMENT STATE COMPANY AND CEMENT PRIVATE COMPANY WHICH LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE (Studied from PT Semen Indonesia (Persero) Tbk and PT Indocement

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, banyak perusahaan yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan memerlukan dana

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK DAN PT WASKITA KARYA ( PERSERO) TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK DAN PT WASKITA KARYA ( PERSERO) TBK ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (3): 577-588 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN PT MALINDO FEEDMILL, TBK. DAN ENTITAS ANAK

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN PT MALINDO FEEDMILL, TBK. DAN ENTITAS ANAK PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN PT MALINDO FEEDMILL, TBK. DAN ENTITAS ANAK Lusianawati lucyana2193@yahoo.com Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan semakin lama akan semakin berkembang seiring dengan meningkatnya produktivitas dan performa perusahaan. Modal investasi dulunya dapat dipenuhi dengan utang

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri, kondisi ekonomi, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri, kondisi ekonomi, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA PT. MATAHARI PUTRA PRIMA, Tbk DAN PT. HERO SUPERMARKET, Tbk PERIODE

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA PT. MATAHARI PUTRA PRIMA, Tbk DAN PT. HERO SUPERMARKET, Tbk PERIODE AALISIS PERBADIGA KIERJA KEUAGA ATARA PT. MATAHARI PUTRA PRIMA, DA PT. HERO SUPERMARKET, PERIODE 2008-2012 OVA LIATY 090462201242 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT GAJAH TUNGGAL DAN PT MULTISTRADA ARAH SARANA Tya Laras Satyastri e-mail : 212201101831@mhs.dinus.ac.id Program Studi Akuntansi, Universitas

Lebih terperinci

DAMPAK AKUISISI PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT ELANG MAHKOTA TEKNOLOGI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

DAMPAK AKUISISI PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT ELANG MAHKOTA TEKNOLOGI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK DAMPAK AKUISISI PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT ELANG MAHKOTA TEKNOLOGI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK Shelly Sylvia Email: yumi.haiiro4@gmail.com Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. bagaimana keadaan kinerja keuangan perusahaan setelah right issue. Nyoman (2006)

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. bagaimana keadaan kinerja keuangan perusahaan setelah right issue. Nyoman (2006) BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penelitian Terdahulu Ada beberapa pendapat dari hasil penelitian terdahulu yang menjelaskan bagaimana keadaan kinerja keuangan perusahaan setelah right issue. Nyoman (2006)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan bisnis yang ada pada saat ini tentunya akan menciptakan suatu persaingan yang ketat. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk bertumbuh

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE 2012-2014 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Fitri, Kertahadi, Darminto (2014) Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Fitri, Kertahadi, Darminto (2014) Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan setelah penawaran perdana (IPO) telah dilakukan. Berikut penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

Jurnal Dinamika Manajemen

Jurnal Dinamika Manajemen JDM Vol. 1, No. 1, 2010, pp: 27-33 Jurnal Dinamika Manajemen http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Ibnu Khajar Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman yang mengambil topik mengenai literasi keuangan antara lain penelitian : 2.1.1

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL (Studi kasus pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional di Indonesia, periode 2010-2012) ABSTRAK Megawati Naipulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan melakukan ekspansi. Seiring dengan ekspansi yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan melakukan ekspansi. Seiring dengan ekspansi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era milenium seperti sekarang ini, dunia perekonomian berkembang secara pesat baik perekonomian di dalam negeri maupun secara global. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejak 2008 hingga pada saat ini kinerja perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejak 2008 hingga pada saat ini kinerja perekonomian Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak 2008 hingga pada saat ini kinerja perekonomian Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan yang membaik menstimulus perusahaan untuk mengembangkan usahanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh modal tersebut adalah dengan melakukan go public. Go public

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh modal tersebut adalah dengan melakukan go public. Go public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang berbasis bisnis adalah perusahaan yang bertujuan untuk memaksimalisasi nilai perusahaan dan mencari keuntungan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang telah go public pasti memiliki informasi yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang telah go public pasti memiliki informasi yang dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan yang telah go public pasti memiliki informasi yang dibutuhkan pihak internal maupun eksternal perusahaan. Informasi tersebut mencakup laporan perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PT.SAMPOERNA AGRO,Tbk

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PT.SAMPOERNA AGRO,Tbk ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PT.SAMPOERNA AGRO,Tbk Ulil Irbati Ulil_irbati@yahoo.com Imam Hidayat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi

Lebih terperinci

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI Aprilia Puspasari Abstrak: Analisis perusahaan diperlukan guna mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah masalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, akan mempunyai perhatian besar di bidang keuangan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa :

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa : BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Untuk memahami pengertian dari laporan keuangan, berikut dijelaskan beberapa definisi laporan keuangan dari beberapa ahli. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Sunariyah (2011:4) mengemukakan bahwa pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi.

Lebih terperinci

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN PEMEGANG SAHAM (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI Disusun Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pasar modal bagi perusahaan bagaikan lumbung dana yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pasar modal bagi perusahaan bagaikan lumbung dana yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya perekonomian di Indonesia, investasi dalam pasar modal pun turut mengalami perkembangan. Keberadaan pasar modal memiliki peran penting bagi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Harga Saham Harga saham adalah harga jual beli yang sedang berlaku di pasar efek yang ditentukan oleh kekuatan pasar,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam keadaan masa sekarang sangat dirasakan ketatnya persaingan dalam dunia usaha, karenanya perusahaan diharapkan harus memiliki kemampuan yang kuat diberbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kerangka Teori dan Literatur Bab ini akan menguraikan dan membahas kajian pustaka yang relevan terhadap topik penelitian. Kajian pustaka tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

Paired Samples Statistics

Paired Samples Statistics Lampiran 1 ed Samples Statistics 1 2 3 4 5 6 7 8 Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Current Ratio Sebelum Akuisisi 1,2367 3,12662,07311 Set Sebelum Akuisisi,0587 3,02684,01550 Current Ratio Sesudah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan industri barang konsumsi adalah salah satu perusahaan yang ikut berperan dalam pasar modal. Perusahaan industri barang konsumsi merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Pasar modal juga menjadi sumber dana bagi pelaku dunia usaha dimana sumber dana

Lebih terperinci

Fitri Rezeki Amalia 1

Fitri Rezeki Amalia 1 ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 1029-1042 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS RASIO KEUANGAN SECARA CROSS SECTIONAL UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal dapat digunakan sebagai tempat menjual saham bagi perusahaan yang memerlukan dana, begitu juga investor dapat membeli surat berharga di pasar modal.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada umumnya, tujuan perusahaan adalah untuk mencapai atau memperoleh laba maksimal, mengembangkan perusahaan serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern).

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB 5 PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan atas hasil penelitian dan pembahasan pada bab bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Analisis Common size statement Hasil analisis Common

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Abstrak

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Abstrak ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Abstrak Yehezkiel Tesar Janaloka. Konsentrasi Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Moeljadi, SE, SU, M.Sc

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Moeljadi, SE, SU, M.Sc ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi pada PT. BISI International, Tbk Tahun 2010 2014) Oleh : Ade MFG Nuryansah Fakultas Ekonomi & Bisnis Dosen Pembimbing : Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan terdiri dari dua kata yaitu analisis dan laporan keuangan. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan satu unit

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6786 Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Return on Asset terhadap Underpricing pada Perusahaan Non Keuangan yang Melakukan Ipo di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016 1 Iim

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan investor, disisi lain kebijakan tersebut mengharuskan perusahaan mempertimbangkan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketiga, menambah saham lewat dividen yang tidak dibagi (dividend reinvestment

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketiga, menambah saham lewat dividen yang tidak dibagi (dividend reinvestment BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan penting yang dihadapi oleh hampir semua perusahaan adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan operasionalnya. Penambahan dana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdaftar di pasar modal sebanyak 573 emiten. Jumlah tersebut mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang terdaftar di pasar modal sebanyak 573 emiten. Jumlah tersebut mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan jumlah emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dari data tahun 2012 menunjukan jumlah emiten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat. Melalui pasar modal, investor dapat melakukan investasi dibeberapa perusahaan melalui pembelian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompas.com harga saham Garuda pada saat Initial Public Offering (IPO), hargas

BAB I PENDAHULUAN. Kompas.com harga saham Garuda pada saat Initial Public Offering (IPO), hargas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perusahaan penerbangan banyak diminati oleh banyak orang untuk berpergian karena pelayanan yang diberikan dan waktu yang relatif singkat dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dalam menjalankan kegiatan operasional maupun mengembangkan usaha, setiap perusahaan membutuhkan dana. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut perusahaan perlu

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Norma Ayu Kartika (normayu_kartika@yahoo.com) Siti Khairani (siti.khairani@mdp.ac.id) MANAJEMEN STIE MDP ABSTRAK :

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti selama dekade 80-an sampai sekarang. Hampir semua negara Asia melakukan liberalisasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu perusahaan, alat ukur yang utama digunakan adalah laporan keuangan

I. PENDAHULUAN. suatu perusahaan, alat ukur yang utama digunakan adalah laporan keuangan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Faktor fundamental selalu dijadikan acuan investor dalam membuat keputusan investasi di pasar modal. Untuk mengukur dan menganalisa kondisi fundamental suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012): laporan keuangan meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan para pemakai dana (dalam hal ini dunia usaha maupun

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan para pemakai dana (dalam hal ini dunia usaha maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi

Lebih terperinci