BAB V KESIMPULAN. Dalam pola hubungan yang oleh Thomas Poguntke dijuluki independent
|
|
- Agus Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V KESIMPULAN A. Benang Merah Dalam pola hubungan yang oleh Thomas Poguntke dijuluki independent collateral ini ada sejumlah kerenntanan yang penting untuk dicatat. Pertama, pola independent collateral ditandai oleh tidak menyeluruhnya keanggotaan GMII dalam PPP. Anggota GMII mempunyai hak untuk menentukan apakah ia bersedia menjadi bagian dari PPP atau tidak. Meskipun begitu, aturan organisasi GMII menekankan bahwa anggotanya tidak boleh terlibat dalam struktur partai (menjabat dalam susunan pengurus partai di berbagai tingkat). Adanya hal tersebut membuat ikatan diantara keduanya lemah. Partai tidak mempunyai andil untuk mengontrol keputusan GMII dan juga sebaliknya. GMII hanya berhak untuk menyampaikan aspirasi politiknya akan tetapi tetap harus melaku kan pendekatan ke elit-elit partai untuk mendekatkan kemungkinan beragam tujuan organisasinya terwujud. Hal tersebut mengakibatkan kerancuan dalam penentuan sikap politik, antara sikap pada tataran individual yang ingin dijamin kebebasannya, dengan sikap pada tataran organisasional yang oleh PPP ingin diikat. Sepanjang pertumbuhan dan perkembangannya, GMII tidak pernah keluar dari kerancuan pola hubungan di kedua level tersebut di atas. Lebih dari itu, kerancuan tersebut telah menjadikan tidak adanya acuan dalam mengelola konflik internal GMII maupun konflik antara GMII dengan PPP. Sebagai organisasi
2 sayap, GMII mau tak mau akan terseret ke dalam hal itu, namun tidak kuasa untuk mengatasinya. Oleh karena dinamika yang ada di dalam partai berpengaruh pada sikap yang ditunjukkan oleh organisasi kolateral sesuai dengan kecenderungan kebanyakan anggota atau elit organisasi kolateral tersebut. Dari waktu ke waktu GMII tidak konsisten terhadap pola relasi yang hendak dikembangkan, dan pada saat yang sama tetap kecewa dengan perlakuan yang didapatinya. GMII bergabung dengan sayap PPP lainnya untuk memperjuangkan agar organisasi sayap diberi hak suara dalam momentum pengambilan keputusan partai karena GMII menganggap bahwa pengelolaan PPP saat itu masih jauh dari ha rapan. Faktor yang memperburuk keadaan adalah turunnya perolehan suara PPP pada Pileg Oleh para aktivis GMII, kepemimpinan Suryadarma Ali dinilai gagal. Ia tak mampu melakukan terobosan agar PPP lebih maju dari sebelumnya. Dalam memperjuangkan kepentingan hak suara ini, GMII dan organisasi sayap PPP lainnya melakukan demo di depan kantor DPP PPP. Mereka menduduki kantor PPP dan meminta Suryadarma Ali mundur dari jabatan Ketua Umum PPP. Kegagalan pemimpin dalam mengelola konflik dan menggalang kemenangan ini terlihat dari telaah berikut ini. Suryadarma Ali dinilai terlalu memihak salah satu kelompok dalam PPP. Apa yang dilakukan GMII tersebut bisa dilihat sebagai keberpihakan GMII terhadap salah satu faksi yang ada di tubuh PPP. Sudah menjadi rahasia umum bahwa yang berdemo di depan kantor DPP PPP tersebut kebanyakan adalah orang-orang dari faksi MI. Faksi MI ingin menggoyang kepemimpinan Suryadarma Ali yang berasal dari faksi NU. Puncak dari protes GMII yang menunjukkan keberpihakannya terhadap faksi M I adalah
3 saat Muktamar PPP berlangsung. Beragam cara dilakukan GMII untuk menghalangi terpilihnya Suryadarma Ali untuk kedua kalinya sebagai Ketua Umum PPP. Pada Muktamar PPP yang digelar Juli 2011, Suryadarma Ali terpilih kembali menjadi Ketua Umum PPP. Arogansi elit PN GMII saat Muktamar berlanjut sampai pada pernyataan GMII tidak lagi dekat dengan PPP. Wacana tersebut mendapat tentangan dari cabang GMII yang cenderung mendukung faksi selain MI. Cabang tersebut menilai bahwa elit PN GMII terlalu keras menunjukkan ketidaksukaannya kepada Suryadarma Ali. Setelah Muktamar usai, wajar saja bila pihak partai membiarkan GMII keluar dari jajaran sayap PPP. Keinginan GMII untuk lepas dari partai direspon dengan keputusan DPP PPP tentang badan otonom. Pada pertengahan 2012, PPP menyatakan bahwa badan otonomnya adalah GPK, AMK, GMPI, dan WPP. Hal ini dapat dilihat melalui status GMII dalam jejaring sosialnya. Setelah lepas dari PPP, GMII kemudian mengadakan konsolidasi bagi organisasinya karena GMII di berbag ai tingkatan juga diformat untuk tidak lagi berafiliasi dengan PPP. Ini kemudian menjadikan momen tepat bagi GMII untuk kembali ke bentuk awalnya sebagai sebuah kelompok kepentingan berisikan mahasiswa dan bersifat independen tanpa terikat dengan partai politik manapun. PC GMII yang tidak setuju dengan sikap PN GMII akhirnya bubar begitu saja. Pengurusn tingkat wilayah dan cabang yang kecewa dengan keputusan PN GMII tidak bisa berbuat apa -apa. GMII pada wilayah kekuasaannya dibiarkan terbengkalai begitu saja.
4 Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada dua faktor besar yang menjelaskan kelahiran, dinamika dan berkhirnya pola hubungan independent collateral organization yang dijalin GMII dengan PPP. Faktor pertamanya adalah adanya gap antara sikap individual dengan sikap organisasional GMII yang bermuara pada tidak terlibat organisasi ini dalam penentuan keputusan internal PPP. Partai tidak memberikan hak suara kepada organisasi sayapnya. Hak suara bagi organisasi sayap dianggap penting oleh GMII karena dengan ada nya hak suara, GMII dapat mempengaruhi kebijakan internal partai. Kebijakan tersebut bisa terwujud dalam bentuk apapun, termasuk suara dalam Muktamar untuk suksesi Ketua Umum PPP. Sedangkan faktor kedua adalah kepemimpinan PPP yang tidak sanggup mengelola faksionalisasi di dalam PPP serta masuknya GMII dalam keruwetan faksionalisasi dalam tubuh PPP. Kedekatan GMII dengan elit PPP dari faksi MI menyebabkan GMII kurang menyukai kepemimpinan Suryadarma Ali. Suryadarma Ali yang berasal dari faksi NU berusaha digoyang oleh GMII agar tidak lagi menjadi Ketua Umum PPP. Apabila Suryadarma Ali terpilih lagi menjadi Ketua Umum maka orang-orang dari faksi MI akan digeser perlahan dari jabatan strategis. Hal tersebut tentunya akan berimbas pada eksistensi GMII dalam partai.sulit bagi GMII untuk mendapat dana dari partai dan kesempatan-kesempatan untuk maju (misal: mengadakan kegiatan, turut serta dalam kegiatan partai, dan lain sebagainya).
5 B. Belajar Dari Kegagalan GMII dan PPP merupakan dua objek dalam penelitian ini. Dari penelitian ini penulis merekomendasikan kepada PPP agar ke depannya tidak tergesa dalam bekerjasama dengan kelompok kepentingan dalam wujud apapun. Hal tersebut bisa meminimalisir kemungkinan terjadinya konflik di kemudian hari. PPP harus menyadari bahwa faksionalisasi di dalam partainya merupakan faktor pelemah yang tidak bisa dihindari. Pemimpin partai harus lebih tegas dalam aturan pembentukan organisasi sayap agar organisasi sayap yang dimilikinya tidak lagi menjadi lahan bernaungnya orang-orang yang kecewa terhadap kepemimpinan partai. Bagi GMII, organisasi kemahasiswaan sangat rentan menjadi boneka kepentingan. Cita-cita awal didirikannya GMII adalah membantu kelemahan partai Islam dalam menarik golongan pemuda. Namun, seiring berjalannya waktu, GMII justru terjebak pada dinamika politik internal partai yang justru memberikan efek tidak baik terhadap organisasinya. Organisasinya menjadi tidak solid di berbagai tingkat karena tiap kepengurusan cenderung dibentuk berdasarkan keberpihakan terhadap faksi pimpinan PPP di tingkatan masing-masing.
6
BAB I KERENTANAN RELASI ORGANISASI KOLATERAL INDEPENDEN DAN PARTAI POLITIK
BAB I KERENTANAN RELASI ORGANISASI KOLATERAL INDEPENDEN DAN PARTAI POLITIK A. Latar Belakang Organisasi kepemudaan seringkali terlihat mempunyai kedekatan dengan partai politik. Kedekatan ini seringkali
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, telah teridentifikasi bahwa PDI Perjuangan di Kabupaten
Lebih terperinciV. PENUTUP. seterusnya. Partai NasDem sebagai satu-satunya partai baru yang dinyatakan
V. PENUTUP A. Kesimpulan Partai politik sebagai wadah atau muara bertemunya banyak kepentingan sudah tentu rawan terjadi konflik. Partai politik sebagai organisasi modern akan selalu dihadapkan pada realitas
Lebih terperinciBAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
ANGGARAN DASAR ORGANISASI KEMASYARAKATAN GERAKAN PEMUDA DAN RAKYAT INDONESIA (GPRI) Pemuda adalah salah satu elemen bangsa yang mempunyai peran dan tanggung jawab terhadap arah bangsa demi mewujudkan keadilan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR
ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER
145 BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER DAN POLITIK DI INDONESIA (Studi Tentang Kebijakan Dwifungsi ABRI Terhadap Peran-peran Militer di Bidang Sosial-Politik
Lebih terperinciPERATURAN ORGANISASI
PERATURAN ORGANISASI No. 03/PO/DPP/BERKARYA/III/2018 TENTANG ORGANISASI SAYAP Menimbang : Bahwa diperlukan aturan untuk merapikan tata kelola organisasi sayap sebagai bagian tak terpisahkan dari keorganisasian
Lebih terperinciBAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang
BAB IV Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang Tahapan Pilkada menurut Peraturan KPU No.13 Th 2010 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan
Lebih terperinciDINAMIKA POLITIK LOKAL SUKSESI PEMILU KEPALA DAERAH
DINAMIKA POLITIK LOKAL SUKSESI PEMILU KEPALA DAERAH Heri Wahyudi UPBJJ-UT Denpasar heriw@ut.ac.id Abstrak Pasca Putusan Makamah Konstitusi (MK) tentang calon perseorangan, telah memberikan kesempatan kepada
Lebih terperinciBANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR MUKADIMAH
ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya masyarakat adil dan makmur melalui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera adalah bagian dari tujuan negara, sebagai cita-cita luhur bangsa indonesia. Oleh
Lebih terperinci2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang mengalami perkembangan demokrasi yang sangat pesat. Hal tersebut ditandai dengan berbagai macam ekspresi yang
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN Nomor : 0027/KPTS/DPP/V/2016. Tentang
SURAT KEPUTUSAN Nomor : 0027/KPTS/DPP/V/2016 Tentang PETUNJUK PELAKSANAAN MUSYAWARAH WILAYAH, MUSYAWARAH WILAYAH LUAR BIASA, MUSYAWARAH CABANG, MUSYAWARAH CABANG LUAR BIASA, MUSYAWARAH ANAK CABANG, MUSYAWARAH
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Penelitian mengenai Evaluasi Pemilihan Umum Pada Proses
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. PEMBAHASAN Penelitian mengenai Evaluasi Pemilihan Umum Pada Proses Pencalonan Non Partai Pemilihan Kepala Daerah (Tanggapan Partai Politik Khusus DIY) dapat dijabarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai penyalur aspirasi masyarakat, dimana partai politik menjadi penghubung antara penguasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses
Lebih terperinciANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR
ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI SAYAP PEMUDA PARTAI PERINDO Jakarta, 17 Desember 2015 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERINDO PEMBUKAAN Pemuda Indonesia sebagai salah
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pertarungan wacana politik Kasus Bank Century di media massa (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian menunjukkan berbagai temuan penelitian yang
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMETAAN PERSEPSI ATAS PENYELENGGARAAN SOSIALISASI KEPEMILUAN, PARTISIPASI DAN PERILAKU PEMILIH DI KABUPATEN BANGLI Kerjasama Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangli dan Fakultas
Lebih terperinciTUGAS ILMUWAN POLITIK DALAM PENGAWALAN POTENSI RESIKO JELANG PEMILUKADA 2015
TUGAS ILMUWAN POLITIK DALAM PENGAWALAN POTENSI RESIKO JELANG PEMILUKADA 2015 Oleh : Tedi Erviantono (Dosen Prodi Ilmu Politik FISIP Universitas Udayana) Disampaikan dalam Munas Forum Dekan FISIP se Indonesia
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kemasyarakatan adalah kelompok kepentingan Asosiasonal. dibentuk atas tujuan yang eksplisit. Terorganisir dengan sangat baik pada
BAB V PENUTUP KESIMPULAN Organisasi Pemuda Pancasila merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan dengan eksistensi pergerakan tertua di Indonesia. Organisasi kemasyarakatan identik dengan pergerakan
Lebih terperinciMUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG
MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG Resume Fransiskus Carles Malek 151050084 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciprodinya masing-masing. ANGGARAN RUMAH TANGGA REPUBLIK MAHASISWA TELKOM APPLIED SCIENCE SCHOOL 3. Dipilih sebagai : Applied Science School, dan
ANGGARAN RUMAH TANGGA REPUBLIK MAHASISWA TELKOM APPLIED SCIENCE SCHOOL BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota REMA School terdiri atas : 1. Anggota Penuh, yaitu mahasiswa Telkom yang telah dinyatakan lulus
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017
ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TAHUN 2017 BAB I VISI DAN MISI PASAL 1 VISI BERSATU, BERSINERGI, MEMBANGUN PASAL 2 MISI 1. MENINGKATKAN PERAN AKTIF SERTA KESOLIDAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap partai politik membutuhkan kader-kader yang berkualitas. Begitupun dengan Partai HANURA. Karena dengan adanya kader yang berkualitas bisa mengukur eksistensi
Lebih terperinciFORMAT POLITIK ORDE BARU DAN KEBIJAKAN FUSI PARTAI POLITIK TAHUN 1973 SKRIPSI. Oleh: M. Iqbal Ibrahim Hamdani NIM
FORMAT POLITIK ORDE BARU DAN KEBIJAKAN FUSI PARTAI POLITIK TAHUN 1973 SKRIPSI Oleh: M. Iqbal Ibrahim Hamdani NIM 060210302244 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Lebih terperinciKETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 01/BPM FIK UI/I/2016 TENTANG
KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 01/BPM FIK UI/I/2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS FIKIH SIYASAH TERHADAP PELAKSANAAN PERGANTIAN ANTAR WAKTU (PAW) ANGGOTA DPRD FKB PEMKOT MOJOKERTO PERIODE
BAB IV ANALISIS FIKIH SIYASAH TERHADAP PELAKSANAAN PERGANTIAN ANTAR WAKTU (PAW) ANGGOTA DPRD FKB PEMKOT MOJOKERTO PERIODE 2004-2009 A. Tinjauan Fikih Siyasah terhadap Mekanisme, Prosedur dan Alasan-alasan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas Tunggal Pancasila oleh Nahdlatul Ulama : Latar Belakang dan Proses 1983-1985 yang menjadi bahan
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI 2016-2017 MPA PPI TURKI 2016-2017 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA (PPI) TURKI PERIODE 2016-2017 BAB I SIFAT Pasal 1 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi adalah suatu cara atau taktik dalam meraih dan memperoleh sesuatu. Sehingga dalam wahana politik strategi merupakan sesuatu hal yang sangat urgen yang kianhari
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan
BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan organisasi politik namun sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi lebih dari sekedar seperangkat aturan dan prosedur konstitusional yang menentukan suatu fungsi pemerintah. Dalam demokrasi, pemerintah hanyalah salah
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. bab sebelumnya, selanjutnya pada bab ini terdapat beberapa poin
digilib.uns.ac.id 73 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari apa yang telah diuraikan dan juga dibahas dalam bab sebelumnya, selanjutnya pada bab ini terdapat beberapa poin kesimpulan yang dapat
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Penulis menyimpulkan bahwa strategi perlawanan petani mengalami
BAB VI KESIMPULAN Penulis menyimpulkan bahwa strategi perlawanan petani mengalami perubahan. Pada awalnya strategi perlawanan yang dilakukan PPLP melalui tindakan kolektif tanpa kekerasan (nonviolent).
Lebih terperinciBUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG
B BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK YANG MEDAPATKAN KURSI DI DPRD KABUPATEN MAJENE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia mengalami transisi dari masa otoritarianisme ke masa demokrasi pascareformasi tahun 1998. Tentunya reformasi ini tidak hanya terjadi di
Lebih terperinciPEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA
PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA Diterbitkan oleh Yayasan LBH Indonesia Jakarta, 1986 KETETAPAN No. : TAP 01/V/1985/YLBHI T e n
Lebih terperinciPERATURAN ORGANISASI
PERATURAN ORGANISASI No. 04/PO/DPP/BERKARYA/III/2018 TENTANG HUBUNGAN DAN KERJASAMA ANTARA DENGAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PENDIRI, ORGANISASI KEMASYARAKATAN YANG DIDIRIKAN OLEH, SERTA ORGANISASI KEMASYARAKATAN
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH. BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret.
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad adalah tanggal 14 Maret. Pasal 2 1. Lambang IMM sebagaimana tersebut dalam Anggaran Dasar pasal 6 adalah sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi dari tingkat pusat sama tingkat daerah. Setiap daerah banyak mencalonkan dirinya dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar.
106 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. Pada tahap ini data yang diperoleh dari berbagai
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret. Pasal 2 Lambang IMM sebagaimana tersebut dalam Anggaran
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN
UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya mahasiswa adalah pemuda-pemudi yang memiliki keyakinan kepada kebenaran dan telah
Lebih terperinciTATA TERTIB KONFERENSI CABANG NAHDLATUL ULAMA JOMBANG TAHUN 2017
TATA TERTIB KONFERENSI CABANG NAHDLATUL ULAMA JOMBANG TAHUN 2017 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Yang dimaksud dengan Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama Jombang adalah Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama
Lebih terperinciWacana Kepemimpinan Muhammadiyah. Oleh Dr. Drs. Muhammad Idrus, S.Psi., M.Pd
=============Dikirim untuk Harian Kedaulatan Rakyat================== Wacana Kepemimpinan Muhammadiyah Oleh Dr. Drs. Muhammad Idrus, S.Psi., M.Pd DALAM organisasi apapun posisi pemimpin merupakan unsur
Lebih terperinciMengingat: Pasal 5 ayat (1), Pasal 21 ayat (1), dan Pasal 21 ayat (2) Anggaran Rumah Tangga Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Tahun 2015.
UNDANG- UNDANG KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PARTAI MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS
Lebih terperinciSTRUKTUR PEMERINTAHAN DAERAH MUCHAMAD ALI SAFA AT
STRUKTUR PEMERINTAHAN DAERAH MUCHAMAD ALI SAFA AT PASAL 18 UUD 1945 (3) Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.4801 LEMBAGA NEGARA. POLITIK. Pemilu. DPR / DPRD. Warga Negara. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 2) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik,
Lebih terperinciprinsip demokrasi dan prinsip negara hukum sebagai mana disebutkan dalam Undang- Undang Dasar Secara teoritis, netralitas PNS dengan cara tidak
Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 NETRALITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH EFIDALETI Sekretariat Badan Litbang Pertanian, Jakarta PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang
Lebih terperinciKETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG
KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG AMANDEMEN AD/ART PPI UTM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti
Lebih terperinciKETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Ke-69 Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 Kita Dukung Suksesi Kepemimpinan
Lebih terperinciANGGARAN DASAR-ANGGARAN RUMAH TANGGA
ANGGARAN DASAR-ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN SOLIDARITAS PEREMPUAN UNTUK KEMANUSIAAN DAN HAK ASASI MANUSIA (SPEK HAM) 2013-2017 Jl. Srikoyo No. 14 Rt 01 Rw 04 Karangasem Laweyan Surakarta Jawa Tengah 57145
Lebih terperinciBAB 5 Penutup. dalam ciri-ciri yang termanifes seperti warna kulit, identitas keagamaan
BAB 5 Penutup 5.1 Kesimpulan Hidup bersama membutuhkan membutuhkan modus operandi agar setiap individu di dalamnya dapat berdampingan meskipun memiliki identitas dan kepentingan berbeda. Perbedaan tidak
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 3 TAHUN 2011 T E N T A N G BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang :
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Banyak aspek yang dapat mempengaruhi keberlanjutan kelompok.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Banyak aspek yang dapat mempengaruhi keberlanjutan kelompok. Keberlanjutan kelompok ditentukan oleh kapasitas yang dimiliki oleh kelompok. Kapasitas kelompok dilihat secara
Lebih terperinciH. TOTOK DARYANTO, SE A-489 / FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN PADA MASA RESES MASA SIDANG II TAHUN SIDANG 2015-2016 DAERAH PEMILIHAN JAWA TIMUR V ----------- H. TOTOK DARYANTO, SE A-489
Lebih terperinciUNDANG UNDANG KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PARTAI MAHASISWA
UNDANG UNDANG KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PARTAI MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama dan cita-cita bersama yang telah disepakati oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah organisasi masyarakat yang memiliki tujuan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan terhadap kedudukan di pemerintahan dengan cara melakukan
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan. pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
BAB V Kesimpulan Pembahasan untuk menjawab pertanyaan Bagaimana Strategi Marketing Politik Partai Amanat Nasional Kabupaten Banjarnegara dalam memenangkan pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh
BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh selama penelitian yaitu tentang bagaimana upaya PPP dalam meningkatkan perolehan hasil suara pada Pemilu tahun
Lebih terperinciKEPUTUSAN RUA No.05/CIVAS/RUA/XII/14. Tentang
KEPUTUSAN RUA No.05/CIVAS/RUA/XII/14 Tentang ANGGARAN DASAR CENTER FOR INDONESIAN VETERINARY ANALYTICAL STUDIES (CIVAS) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, WAKTU PENDIRIAN DAN WILAYAH KEGIATAN Pasal 1 Organisasi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Di negara yang menganut sistem demokrasi rakyat merupakan pemegang kekuasaan, kedaulatan berada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 7.1 Kesimpulan. mobilisasi tidak mutlak, mobilisasi lebih dalam hal kampanye dan ideologi dalam
BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkanpada rumusan masalah dan hasil penelitian yang telah dipaparkan oleh peneliti pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Lebih terperinciA N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH
A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH Bahwa Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga telah menghasilkan
Lebih terperinciKETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017
KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP 2017 Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 Menimbang 1. Bahwa Untuk Kelancaran Kinerja SMFISIPUNDIP2017
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan politik di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, diawali dengan politik pada era orde baru yang bersifat sentralistik dan
Lebih terperinciREFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA. Drs. ZAKARIA
REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA Drs. ZAKARIA Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Kehidupan Kepartaian selama
Lebih terperinciKEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008. Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR
KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008 Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR PERSATUAN GURU MADRASAH INDONESIA (PGMI) Bahwa sesungguhnya Islam adalah
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN V. 1. PERILAKU ELIT POLITIK PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN KABUPATEN BANTUL
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN V. 1. PERILAKU ELIT POLITIK PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN KABUPATEN BANTUL V. 1. 1. Perilaku Politik Kegiatan politik melalui pendekatan behavioralisme akan menjawab
Lebih terperinciANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 Nama
ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Serikat ini bernama Serikat Pekerja PT Indosat (Persero) Tbk disingkat SP Indosat. Pasal 2 Sifat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah dinamisasi terutama setelah semakin banyaknya pergolakan pemikiran yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukannya pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat. dirumuskan kesimpulan berupa:
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dilakukannya pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat dirumuskan kesimpulan berupa: 1. Pasca bergulirnya reformasi, euforia akan hadirnya wadah untuk menampung
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke
IV. GAMBARAN UMUM A. Jurusan Ilmu Pemerintahan Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke governance pada dekade 90-an memberi andil dalam perubahan domain Ilmu Pemerintahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain sumber daya manusia (man), sumber daya pembiayaan (money), sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap organisasi pasti mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang perlu dicapai melalui pelaksanaan kebijakan dan kegiatan organisasi secara terpola, terpadu
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. menjadi peserta pemilu sampai cara mereka untuk hadir tidak hanya sekedar menjadi
BAB IV PENUTUP 4.1.Kesimpulan Menjadi pemain baru dalam pemilu di Indonesia bukanlah hal yang mudah. Semua hal mulai dari syarat untuk menjadi partai, syarat lolos verifikasi untuk menjadi peserta pemilu
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 18 TAHUN 2010
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 18 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. masyarakat yang diberikan pada kandidat-kandidat partai politik.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dalam sistem demokrasi prosedural sebagaimana diterapkan di Indonesia, tidak dapat dipungkiri salah satu implikasinya adalah akan hadir partai politik yang ingin meraih kekuasaan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MATERI RUU ORMAS YANG DIPERKIRAKAN BERKAITAN DAN BERPOTENSI DISHARMONISASI DENGAN RUU PERKUMPULAN DAN UU YAYASAN
IDENTIFIKASI MATERI RUU ORMAS YANG DIPERKIRAKAN BERKAITAN DAN BERPOTENSI DISHARMONISASI DENGAN RUU PERKUMPULAN DAN UU YAYASAN Disiapkan oleh: Koalisi Kebebasan Berserikat (KKB) Temuan Prinsipil a) Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah suatu negara demokrasi dimana pemerintahan berdasarkan atas kedaulatan rakyat. Semua proses pembuatan kebijakan politik yang menyangkut kepentingan
Lebih terperinciRELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR
RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
82 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil pembahasan tentang Perkembangan Organisasi Golongan Karya (Golkar) Tahun 1964-1997 yang telah dilakukan di Bab IV. Disamping
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA
ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat Keanggotaan Syarat menjadi Anggota Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) adalah : 1. Warga Negara Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perjalanan demokrasi di Indonesia secara bertahap terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kyai dan Jawara ditengah tengah masyarakat Banten sejak dahulu menempati peran kepemimpinan yang sangat strategis. Sebagai seorang pemimpin, Kyai dan Jawara kerap dijadikan
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN. Terbentuknya KORSI terjadi dalam 3 (Tiga) Fase yaitu; Fase Inisiasi, Fase
BAB VII KESIMPULAN 7.1. Kesimpulan Terbentuknya KORSI terjadi dalam 3 (Tiga) Fase yaitu; Fase Inisiasi, Fase Konsolidasi dan Fase Perlawanan. Di Fase Inisiasi, 4 (Empat) Elemen Kelompok Kelompok Kepentingan
Lebih terperinciAnggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman
Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Pembukaan ANGGARAN DASAR Bab I (Tata Organisasi) 1. Nama, Waktu dan Kedudukan 2. Sifat dan Bentuk 3. Lambang Bab II (Dasar,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
172 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam skripsi yang berjudul Peta
Lebih terperinciDemokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka
Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka Desain Negara Indonesia Merdeka terbentuk sebagai Negara modern, dengan kerelaan berbagai komponen pembentuk bangsa atas ciri dan kepentingan primordialismenya,
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH. Muchamad Ali Safa at
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH Muchamad Ali Safa at DPRD Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah FUNGSI: Legislasi; Anggaran; Pengawasan; Representasi RAKYAT DI DAERAH
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia
BAB V KESIMPULAN Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia berubah dari super power state menjadi middle-power state (negara dengan kekuatan menengah). Kebijakan luar
Lebih terperinciKajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik
Koalisi Pemantauan Dana Kampanye Transparansi Internasional Indonesia dan Indonesia Corruption Watch Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana
Lebih terperinciRESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.
RESUME Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. Salah satu kasus yang mengemuka adalah tergulingnya presiden Honduras, Manuel Zelaya pada
Lebih terperinciKETETAPAN MUSYAWARAH BESAR MAHASISWA IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 02/MUBESMA IKM FIK UI/IV/2014
KETETAPAN MUSYAWARAH BESAR MAHASISWA IKATAN KELUARGA MAHASISWA NOMOR 02/MUBESMA IKM FIK UI/IV/2014 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA MAHASISWA TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA
ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -----BAB I ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ----
Lebih terperinci