BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian"

Transkripsi

1 Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret 1. Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Al Islam 1 Surakarta, Jalan Honggowongso, No.94 Surakarta, pada kelas XI MIA 3 semester genap tahun ajaran 2014/ Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksankan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 yaitu pada bulan Januari-Agustus. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap, tahap-tahap penelitian dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian N o Kegiatan 1 Persiapan Penelitian a. Observasi Awal b. Pengajuan Judul c. Penyusunan proposal d. Pembuatan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian e. Analisis instrumen 2 Pengumpulan data a. Siklus I b. Siklus II 3 Analisis data dan pelaporan a. Pengolahan data (hasil tindakan 2 siklus) b. Penyusunan laporan akhir Bulan 39

2 40 B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA 3 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2014/2015. Pemilihan subjek penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa subjek tersebut memiliki permasalahan-permasalah yang telah teridentifikasi saat observasi awal yaitu subjek cenderung kurang terlibat aktif dalam pembelajaran dan berdasarkan nilai ulangan harian pada semester gasal XI MIA 3 memiliki rata-rata paling rendah dibanding kelas MIA yang lain. Objek penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dari penerapan model pembeljaran inkuiri terbimbing. Prestasi belajar yang dimaksud adalah ketuntasan siswa dalam pembelajaran yang telah diterapkan yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan. C. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian Data yang diperolah dalam penelitian adalah informasi berupa data hasil obsevasi dilapangan dan wawancara yang menggambarkan proses belajar mengajar di kelas dan metode guru dalam mengajar. Penilaian kemampuan berpikir kritis siswa dilakukan dengan tes pada akhir siklus I dan siklus II. Penilaian prestasi belajar siswa diperoleh dari hasil tes yang mencangkup aspek pengetahuan dan aspek sikap berupa angket pada akhir siklus, serta aspek sikap dan ketrampilan selama proses pembelajaran. 2. Sumber Data Sumber data sebagai sasaran penggalian, pengumpulan dan informasi penelitian meliputi : a. Informan, dalam penelitian ini yaitu guru dan siswa. b. Dokumen, meliputi : silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa dan laporan penilaian prestasi belajar, arsip nilai ulangan harian Kimia materi kelarutan dan hasil kali kelarutan semester genap tahun pelajaran 2013/2014. c. Observasi mengenai proses kegiatan belajar mengajar dan keaktifan siswa.

3 41 D. Pengumpulan Data Pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan dua teknik yaitu tes dan non-tes. 1. Tes Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan(yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu (Sudijono, 2013: 67). Tes yang dilakukan berupa tes aspek pengetahuan dan tes kemampuan berpikir kritis. Penilaian aspek pengetahuan menggunakan tes obyektif dengan tujuan mengukur seberapa jauh hasil dari segi kognitif yang diperoleh siswa setelah diberikan tindakan. Sedangkan tes kemampuan berpikir kritis ditujukan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa setalah diberikan tindakan. Tes dilakukan pada akhir siklus, baik siklus I maupun siklus II. 2. Non-Tes Teknik non-tes terdiri dari pengamatan (observasi), angket dan wawancara. a. Pengamatan (Observasi) Observasi dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi yang sebenarnya di lapangan. Observasi dalam penelitian ini dilakukan sebelum pemberian tindakan dan selama pemberian tindakan di kelas. Observasi yang dilakukan meliputi aspek sikap dan ketrampilan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

4 42 b. Angket Tujuan pemberian angket kepada siswa adalah untuk mengetahui tentang berbagai hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan. Metode angket dalam penelitian ini diberikan di akhir siklus penelitian tindakan. c. Wawancara Wawancara dilakukan oleh peneliti sebelum penelitian tindakan berlangsung untuk menyusun perencanaan tindakan dan di setiap akhir siklus setelah pemberian tindakan. Narasumber dalam wawancara di setiap akhir siklus yaitu guru dan siswa dengan berpedoman pada ahsil observasi dan angket. Tujuan wawancara dengan guru dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian untuk digunakan sebagai bahan evaluasi dalam pelaksanaan pembeljaran kimia. Sedangkan wawancara dengan siswa digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai hasil pemberian tindakan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. E. Uji Validitas Data Pengumpulan data dengan teknik non-tes menggunakan beberapa cara yaitu observasi,wawancara, dan angket. Data yang telah dikumpulkan perlu dicek kebasahannya untuk dikenali validitasnya. Pengecekan data untuk memperoleh keyakinan terhadap kebenaran data pada penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi merupakan metode sintesa data terhadap kebenarannya dengan menggunakan metode pengumpulan data yang lain atau berbagai paradigma triangulasi. Data yang dinyatakan valid melalui triangulasi akan memberikan keyakinan terhadap peneliti tentang kebsahan datanya, sehingga tidak ragu dalam pengambilan kesimpulan penelitian yang dilakukan (Bachtiar, 2010). Menurut Wiliam wiersma Triangulation is qualitative crossvalidation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data source or multiple data collection procedure

5 (Sugiyono, 2013: 372). Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Daam penelitian ini menggunakan triangulasi metode. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data yang sama 1) Data untuk aspek sikap Sumber data untuk aspek sikap berasal dari siswa, menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan angket. 2) Data untuk aspek ketrampilan Sumber data untuk aspek sikap berasal dari siswa, menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi. Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua macam yaitu intrumen pembelajaran dan instrumen penelitian. 1. Instrumen Pembelajaran a. Silabus yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus yang telah disusun oleh sekolah dan dikembangkan sebagai dasar pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) penelitian (Lampiran 1). b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun oleh peneliti yang disetujui oleh guru (Lampiran 2). Hal ini bertujuan agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat terstuktur dengan baik. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian akan diuji validitasnya dengan formula Gregory adalah sebagai berikut: Content Validity (CV) = D A+B+C+D Keterangan: A: Jumlah item kurang relevan menurut kedua panelis B: Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C: Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan yang kurang relevan menurut panelis II 43

6 D: Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Kriteria yang digunakan adalah CV>0,70 maka analisis dapat dilanjutkan (Gregory, 2007: 121). Ringkasan hasil uji validitas isi instrumen pembelajaran rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Ringkasan Hasil Validitas Isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Siklus I. Jumlah Hasil Panelis Jenis Item A B C D RPP CV 1,00 44 Hasil dari validitas isi (CV) pada RPP Siklus I sebesar 1,00, sehingga RPP siklus I layak digunakan sebagai instrumen pembelajaran. Rincian perhitungan pada CV RPP Siklus I dapat dilihat pada Lampiran 3. Sedangkan ringkasan hasil uji validitas isi instrumen pembelajaran rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Ringkasan Hasil Validitas Isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Siklus II Jumlah Hasil Panelis Jenis Item A B C D RPP CV 1,00 Hasil dari validitas isi (CV) pada RPP siklus II sebesar 1,00, sehingga RPP Siklus II layak digunakan sebagai instrumen pembelajaran. Rincian perhitungan pada CV RPP siklus II dapat dilihat pada Lampiran Instrumen Penelitian a. Instrumen Penilaian Pengetahuan Dalam penelitian ini digunakan bentuk tes objektif untuk instrumen penilaian pengetahuan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Tes ini terdiri dari 20 butir soal berbentuk pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban, jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Sebelum tes obyektif digunakan untuk mengambil data dalam

7 penelitian, instrumen tersebut harus memenuhi persyaratan meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal. 1) Uji Validitas Untuk mengetahui ketepatan antara data yang diperoleh peneliti dengan data yang terjadi pada obyek penelitian diperlukan adanya uji validitas. Dalam penelitian ini, validitas yang diukur adalah validitas isi (Content Validity), Validitas Isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar. Untuk menghitung validitas isi secara keseluruhan digunakan formula Gregory (2007). Pada formula ini diperlukan 2 panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen. Formula Gregory adalah sebagai berikut : Content Validity (CV) = Keterangan : D A+B+C+D A : Jumlah item kurang relevan menurut kedua panelis B : Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C : Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan yang kurang relevan menurut panelis II D : Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Kriteria yang digunakan adalah CV>0,70 maka analisis dapat dilanjutkan. Ringkasan hasil uji validitas isi soal aspek pengetahuan siklus I dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Ringkasan Hasil Validitas Isi Instrumen Penilaian Aspek Pengetahuan Siklus I Jumlah Hasil Panelis Jenis Soal Soal A B C D Aspek Pengetahuan CV 0,89 Hasil dari validitas isi (CV) pada instrumen peniliaian aspek pengetahuan siklus I sebesar 0,89 sehingga instrumen peniliaian aspek 45

8 pengetahuan siklus I layak digunakan sebagai instrumen penilaian. Rincian perhitungan pada CV instrumen peniliaian aspek pengetahuan siklus I dapat dilihat pada Lampiran 15. Sedangkan ringkasan hasil uji validitas isi soal aspek pengetahuan siklus II dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Ringkasan Hasil Validitas Isi Instrumen Penilaian Aspek Pengetahuan Siklus II Jumlah Hasil Panelis Jenis Soal Soal A B C D Aspek Pengetahuan CV 1,00 Hasil dari validitas isi (CV) pada instrumen peniliaian aspek pengetahuan siklus II sebesar 1,00 sehingga instrumen peniliaian aspek pengetahuan siklus II layak digunakan sebagai instrumen penilaian. Rincian perhitungan pada CV instrumen peniliaian aspek pengetahuan siklus II dapat dilihat pada Lampiran 48. 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah keajegan atau konsisten suatu alat ukur (tes) dari waktu ke waktu. Artinya suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data apabila dipecah menunjukkan data yang sama ( Sugiyono, 2013: 268). Untuk menghitung reliabilitas tes obyektif digunakan rumus Kuder Richardson (KR 20) sebagai berikut : Keterangan: r 11 n S t 2 p i r 11 = [ n n 1 ][S t2 Σp i q i S t 2 : koefisien reliabilitas tes : banyaknya butir item : varian total ] : proporsi siswa yang menjawab benar butir item yang bersangkutan 46 q i : proporsi siswa yang menjawab salah, atau: qi=1-p i

9 47 Σp i q i : Jumlah dari hasil perkalian antara p i dengan q i (Sudijono, 2011: ). Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r 11 ) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut: 1. Apabila r 11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitasyang tinggi (= reliable). 2. Apabila r 11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiiki reliabilitas yang tinggi (un-reliable) (Sudijono, 2011: 209). Berdasarkan hasil tryout terhadap instrumen aspek pengetahuan siklus I didapatkan indeks reliabilitas sebesar 0,83 (reliable). Rincian perhitungan reliabilitas instrumen peniliaian aspek pengetahuan siklus I dapat dilihat pada Lampiran 16. Sedangkan pada instrumen aspek pengetahuan siklus II didapatkan indeks reliabilitas sebesar 0,78 (reliable). Rincian perhitungan reliabilitas instrumen peniliaian aspek pengetahuan siklus II dapat dilihat pada Lampiran 49. 3) Uji Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal merupakan kemampuan sebuah soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda soal dapat diketahui melalui besar kecilnya angka indeks deskriminasi. Indeks deskriminasi nilainya berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1,00 (satu). Jika angka indeks daya pembeda soal bertanda negatif berarti butir soal tersebut lebih banyak dijawab benar oleh kelompok siswa berkemampuan rendah. Sedangkan bila indeks daya pembeda soal bertanda positif berarti butir soal tersebut lebih banyak dijawab benar oleh kelompok siswa berkemampuan tinggi. Untuk mengetahui daya pembeda soal digunakan rumus sebagai berikut:

10 Keterangan : D J A J B B A B B : daya pembeda D = B A J A - B B J B : jumlah siswa kelompok atas : jumlah siswa kelompok bawah : banyak siswa kelompok atas yang menjawab : banyak siswa kelompok bawah yang menjawab benar Kriteria daya pembeda soal adalah sebagai berikut: Bertanda negatif 0,00 0,20 : jelek : jelek sekali 0,21 0,40 : cukup 0,41 0,70 : baik 0,71 1,00 : sangat baik 48 (Sudijono, 2011: ). Ringkasan hasil analisis terhadap daya pembeda soal tryout instrumen penilaian aspek pengetahuan siklus I terangkum dalam Tabel 10. Tabel 10. Ringkasan Hasil Analisis untuk Uji Daya Pembeda Soal pada soal Tryout Aspek Pengetahuan Siklus I Daya Pembeda Soal Jumlah Jenis Soal Sangat Soal Baik Cukup Jelek Baik Aspek Pengetahuan Hasil tryout pada 25 soal aspek pengetahuan siklus I terdapat 22 soal yang dapat digunakan sebagai instrumen penilaian aspek pengetahuan siklus I. 22 soal tersebut masuk dalam kategori daya pembeda sangat baik, baik dan cukup, sedangkan 3 soal yang lainnya belum dapat digunakan sebagai soal instrumen penilaian aspek pengetahuan siklus I dikarenakan memiliki daya pembeda soal yang jelek. Rincian perhitungan daya pembeda soal peniliaian aspek pengetahuan siklus I dapat dilihat pada Lampiran 16. Sedangkan ringkasan hasil analisis terhadap daya pembeda soal tryout instrumen

11 penilaian aspek pengetahuan siklus II telah dilakukan terangkum dalam Tabel 11. Tabel 11. Ringkasan Hasil Analisis untuk Uji Daya Pembeda Soal pada soal Tryout Aspek Pengetahuan Siklus II Daya Pembeda Soal Jumlah Jenis Soal Sangat Soal Baik Cukup Jelek Baik Aspek Pengetahuan Hasil tryout pada 10 soal aspek pengetahuan siklus II terdapat 10 soal yang dapat digunakan sebagai instrumen penilaian aspek pengetahuan siklus II. 15 soal tersebut masuk dalam kategori daya pembeda sangat baik, baik dan cukup, Rincian perhitungan daya pembeda soal peniliaian aspek pengetahuan siklus II dapat dilihat pada Lampiran ) Uji Tingkat Kesukaran Soal Bermutu atau tidaknya butir-butir soal tes hasil belajar dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir soal tersebut. Butir-butir soal tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir soal yang baik, apabila butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak perlu terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran soal itu adalah sedang atau cukup (Sudijono, 2011: 370). Tingkat kesukaran suatu soal dapat dinyatakan dengan dalam suatu bilangan indeks yang disebut indeks kesukaran. Yang dimaksud adalah bilangan yang menyatakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu soal. Angka indeks kesukaran dapat diperoleh dengan menggunakan rumus yang dikemukan oleh Du Bois sebagai berikut: P = B JS Keterangan:

12 P B JS : Angka indeks kesukaran : banyaknya siswa yang menjawab benar : jumlah siswa yang mengikuti tes Klasifikasi tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut: <0,30 : terlalu sukar 0,30-0,70 : cukup (sedang) >0,70 : terlalu mudah 50 (Sudijono, 2011:372). Ringkasan hasil analisis terhadap taraf kesukaran soal tryout instrumen penilaian aspek pengetahuan siklus I telah dilakukan terangkum dalam Tabel 12. Tabel 12. Ringkasan Hasil Analisis untuk Uji Taraf Kesukaran Soal pada soal Tryout Aspek Pengetahuan Siklus I Jumlah Taraf Kesukaran Soal Jenis Soal Soal Mudah Sedang Sukar Aspek Pengetahuan Hasil tryout pada 25 soal aspek pengetahuan siklus I terdapat 4 soal dengan kategori mudah, 13 soal dengan kategori sedang dan 8 soal dengan kategori sukar. Rincian perhitungan taraf kesukaran soal peniliaian aspek pengetahuan siklus I dapat dilihat pada Lampiran 16. Sedangkan ringkasan hasil analisis terhadap taraf kesukaran soal tryout instrumen penilaian aspek pengetahuan siklus II telah dilakukan terangkum dalam Tabel 13. Tabel 13. Ringkasan Hasil Analisis untuk Uji Taraf Kesukaran Soal pada soal Tryout Aspek Pengetahuan Siklus II Jumlah Taraf Kesukaran Soal Jenis Soal Soal Mudah Sedang Sukar Aspek Pengetahuan Hasil tryout pada 10 soal aspek pengetahuan siklus II terdapat 1 soal dengan kategori mudah, 5 soal dengan kategori sedang dan 4 soal dengan kategori sukar. Rincian perhitungan taraf kesukaran soal peniliaian aspek pengetahuan siklus II dapat dilihat pada Lampiran 49. a. Instrumen Penilaian Sikap

13 Instrumen penilaian sikap yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi selama kegiatan berlangsung dan angket. Lembar Observasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar disusun berdasarkan indikator yang dibuat oleh peneliti. Selanjutnya lembar observasi ini diisi secara obyektif pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Dalam penelitian ini digunakan angket langsung dan sekaligus disediakan jawaban. Responden atau siswa memberikan jawaban dengan mencentang salah satu alternatif jawaban yang disediakan. Penyusunan item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Sistem penskoran menggunakan skala Likert dengan rentang skor 1 sampai 4. Tabel 14. Skor Penilaian Sikap Skor Penilaian Sikap Skor + - SS (Sangat Setuju) 4 1 S (Setuju) 3 2 TS (Tidak Setuju) 2 3 STS (Sangat Tidak Setuju) 1 4 (Kemendikbud, Dirjendikdas, 2013: 31) Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen penilaian sikap berupa angket dan lembar observasi perlu diuji terlebih dahulu dengan uji validitas.pengolahan skor akhir menggunakan rumus yang telah tersedia di dalam Permendikbud No.104 Tahun 2014 dan kriteria hasil skor akhir yang telah dikonversi, yaitu: Jumlah Perolehan Skor Skor Akhir Siswa = x 4 Skor Total Tabel 3.11 Keterangan Kategori Penilaian Sikap Siswa Angka Huruf 4,00 SB (Sangat Baik) 3,00 B (Baik) 2,00 C (Cukup) 1,00 K (Kurang) 51

14 Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen penilaian sikap berupa angket dan lembar observasi perlu diuji terlebih dahulu dengan uji validitas. 1) Uji Validitas Validitas atau daya ketepatan mengukur adalah taraf sampai di mana suatu instrumen pengukuran (tes) mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas yang diukur adalah validitas isi (Content Validity). Validitas Isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar. Jadi sejauh manakah isi suatu tes hasil belajar sungguh-sungguh mencerminkan rincian bahan pelajaran dan pencapaian tujuan instruksional dalam suatu kurikulum, akan menentukan taraf validitas isinya. Untuk menghitung validitas isi dari lembar observasi dan angket penilaian diri secara keseluruhan digunakan formula Gregory (2007). Pada formula ini diperlukan 2 panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen. Formula Gregory adalah sebagai berikut: Content Validity (CV) = D A+B+C+D Keterangan: A: Jumlah item kurang relevan menurut kedua panelis B: Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C: Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan yang kurang relevan menurut panelis II D: Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Kriteria yang digunakan adalah CV>0,7 maka analisis dapat dilanjutkan (Gregory, 2007: 121). Ringkasan hasil uji validitas isi angket sikap disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Ringkasan Hasil Validitas Isi Angket Sikap Jumlah Hasil Panelis Jenis Item Item A B C D Aspek Sikap CV 0,96 52

15 Hasil dari validitas isi (CV) pada angket peniliaian aspek sikap sebesar 0,96 sehingga instrumen penilaian berupa angket layak digunakan sebagai salah satu instrumen penilaian terhadap aspek sikap. Rincian perhitungan pada CV angket peniliaian aspek sikap dapat dilihat pada Lampiran 25. Sedangkan ringkasan hasil uji validitas isi lembar observasi sikap setelah diujikan kepada panelis I dan panelis II dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Ringkasan Hasil Validitas Isi Lembar Observasi Sikap Jumlah Hasil Panelis Jenis Soal Item A B C D Aspek Sikap CV 0,96 Hasil dari validitas isi (CV) pada lembar observasi peniliaian aspek sikap sebesar 0,96 sehingga instrumen penilaian berupa lembar observasi layak digunakan sebagai salah satu instrumen penilaian terhadap aspek sikap. Rincian perhitungan pada CV lembar observasi peniliaian aspek sikap dapat dilihat pada Lampiran 21. 2) Reliabilitas Reliabilitas adalah keajegan atau konsisten suatu alat ukur (tes) dari waktu ke waktu. Artinya suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data apabila dipecah menunjukkan data yang sama (Sugiyono, 2013: 268). Untuk menghitung reliabilitas angket penilaian diri yang merupakan instrument skor non diskrit digunakan rumus Alpha: Keterangan: r 11 k r 11 = [ k ][1- Ʃσ 2 b k 1 σ 2 = ƩX 2 (ƩX )2 N N σ t 2 ] : reliabilitas instrumen : banyaknya butir pertanyaan 53

16 3 Ʃσ b 2 σ t X 54 : jumlah varians butir : varians total : skor total (Widoyoko, 2014: ). Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas (r 11 ) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut: 3. Apabila r 11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti instrument skor non diskrit yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitasyang tinggi (= reliable). 4. Apabila r 11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa instrument skor non diskrit yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiiki reliabilitas yang tinggi (un-reliable) (Sudijono, 2011: 209). Ringkasan hasil analisis untuk tryout angket sikap diperoleh reliabilitas sebesar 0,71 (reliable), sehingga instrumen penilaian sikap ini bisa digunakan sebagai salah satu instrumen penilaian terhadap aspek sikap. Rincian analisis perhitungan reliabilitas angket peniliaian aspek sikap dapat dilihat pada Lampiran 17. a. Instrumen Penilaian Ketrampilan Instrumen penilaian ketrampilan yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi pada saat praktikum dengan menggunakan skala penilaian 1 hingga 4. Dalam penelitian ini digunakan lembar observasi langsung yang telah disediakan indikator ketampilan dan pedoman penilaian. Pengolahan skor akhir menggunakan rumus yang telah tersedia di dalam Permendikbud No.104 Tahun 2014 dan kriteria hasil skor akhir yang telah dikonversi, yaitu: Jumlah Perolehan Skor Skor Akhir Peserta Didik = x 4 Skor Total 1) Uji Validitas

17 Validitas atau daya ketepatan mengukur adalah taraf sampai di mana suatu instrumen pengukuran (tes) mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas yang diukur adalah validitas isi (Content Validity). Validitas Isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar. Jadi sejauh manakah isi suatu tes hasil belajar sungguh-sungguh mencerminkan rincian bahan pelajaran dan pencapaian tujuan instruksional alam suatu kurikulum, akan menentukan taraf validitas isinya. Untuk menghitung validitas isi secara keseluruhan digunakan formula Gregory (2007). Pada formula ini diperluka 2 panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen. Formula Gregory adalah sebagai berikut: Content Validity (CV) = D A+B+C+D Keterangan: A: Jumlah item kurang relevan menurut kedua panelis B: Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C: Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan yang kurang relevan menurut panelis II D: Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Kriteria yang digunakan adalah CV>0,7 maka analisis dapat dilanjutkan (Gregory, 2007: 121). Ringkasan hasil uji validitas isi penilaian aspek ketrampilan setelah diujikan kepada panelis I dan panelis II dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 18. Ringkasan Hasil Validitas Isi Observasi Ketrampilan Jumlah Hasil Panelis Jenis Item Item A B C D Aspek Ketrampilan CV 0,96 Hasil dari validitas isi (CV) pada peniliaian aspek ketrampilan sebesar 0,96 sehingga instrumen peniliaian aspek ketrampilan layak digunakan sebagai instrumen penilaian. Rincian perhitungan pada CV 55

18 56 instrumen peniliaian aspek ketrampilan dapat dilihat pada Lampiran 29. a. Instrumen Penilaian Berpikir Kritis Tes berpikir kritis digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa sesudah diberi perlakuan. Tes berpikir kritis disusun berupa tes objektif yang harus dijawab siswa dengan memilih jawaban yang paling tepat dari pertanyaan yang diajukan. Setiap soal memiliki skor maksimal 4 dan skor minimal 1. Definisi operasional dari kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan sesorang untuk berpikir terbuka, jelas dan berdasarkan fakta serta dapat membedakan argumen dan mengungkapkan pendapat berdasarkan pandangan yang benar dan rasional. komponen yang mencangkup dari penilaian kemampuan berpikir kritis adalah 1). membedakan fakta, non-fakta dan pendapat; 2). membedakan antara kesimpulan definitif dan sementara; 3). menguji tingkat kepercayaan; 4). membedakan informasi yang relevan dan tidak relevan; 5). berpikir kritis atas apa yang dibaca; 6). membuat keputusan; dan 7). mengidentifikasi sebab-akibat; 8) Mempertimbangkan wawasan lain; 9) Menguji pertanyaan yang kita miliki. Tes penilaian kemampuan berpikir kritis dilakukan di akhir siklus yang meliputi 10 soal tes. Rincian soal tes kemampuan berpikir kritis siklus I pada Lampiran 7 dan soal tes kemampuan berpikir kritis siklus II pada Lampiran 41. Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen penilaian kemampuan berpikir kritis perlu diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. 1) Uji Validitas Validitas atau daya ketepatan mengukur adalah taraf sampai di mana suatu instrumen pengukuran (tes) mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas yang diukur adalah validitas isi (Content Validity). Validitas Isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar.

19 57 Jadi sejauh manakah isi suatu tes hasil belajar sungguh-sungguh mencerminkan rincian bahan pelajaran dan pencapaian tujuan instruksional alam suatu kurikulum, akan menentukan taraf validitas isinya. Untuk menghitung validitas isi secara keseluruhan digunakan formula Gregory (2007). Pada formula ini diperluka 2 panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen. Formula Gregory adalah sebagai berikut: D Content Validity (CV) = A+B+C+D Keterangan: A: Jumlah item kurang relevan menurut kedua panelis B: Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C: Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan yang kurang relevan menurut panelis II D: Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Kriteria yang digunakan adalah CV>0,700 maka analisis dapat dilanjutkan (Gregory, 2007: 121). Ringkasan hasil uji validitas isi tes kemampuan berpikir kritis setelah diujikan kepada panelis I dan panelis II dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Ringkasan Hasil Validitas Isi Instrumen Peniliaian Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I Jumlah Hasil Panelis Jenis Item Item A B C D Kemampuan Berpikir Kritis CV 1,00 Hasil dari validitas isi (CV) pada instrumen peniliaian kemampuan berpikir kritis siklus I sebesar 1,00 sehingga instrumen peniliaian kemampuan berpikir kritis siklus I layak digunakan sebagai instrumen penilaian. Rincian perhitungan pada CV instrumen peniliaian kemampuan berpikir kritis siklus I dapat dilihat pada Lampiran 9. Ringkasan hasil uji validitas isi soal tes kemampuan berpikir kritis siklus II dapat dilihat pada Tabel 20.

20 Tabel 20. Ringkasan Hasil Validitas Isi Instrumen Peniliaian Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II Jumlah Hasil Panelis Jenis Soal Soal A B C D Kemampuan Berpikir Kritis CV 1,00 Hasil dari validitas isi (CV) pada instrumen peniliaian kemampuan berpikir kritis siklus II sebesar 1,00 sehingga instrumen peniliaian kemampuan berpikir kritis siklus II layak digunakan sebagai instrumen penilaian. Rincian perhitungan pada CV instrumen peniliaian kemampuan berpikir kritis siklus II dapat dilihat pada Lampiran 42. 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah keajegan atau konsisten suatu alat ukur (tes) dari waktu ke waktu. Artinya suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data apabila dipecah menunjukkan data yang sama (Sugiyono, 2013: 268). Untuk menghitung reliabilitas angket penilaian diri yang merupakan instrumen skor non diskrit digunakan rumus Alpha (Widoyoko, 2014: ), yaitu: r 11 = [ k ][1- Ʃσ 2 b k 1 σ 2 = ƩX 2 (ƩX )2 N N σ t 2 ] Keterangan: r 11 : reliabilitas instrumen k : banyaknya butir pertanyaan 3 Ʃσ b : jumlah varians butir 2 σ t : varians total X : skor total 58

21 59 Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r 11 ) pada umumnya digunakan patokan (Sudijono, 2011: 209), sebagai berikut: 1. Apabila r 11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitasyang tinggi (reliable). 2. Apabila r 11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang rendah (unreliable). Berdasarkan hasil tryout terhadap instrumen kemampuan berpikir kritis siklus I didapatkan indeks reliabilitas sebesar 0,72 (reliable). Rincian perhitungan reliabilitas instrumen peniliaian kemampuan berpikir kritis siklus I dapat dilihat pada Lampiran 10. Sedangkan pada instrumen kemampuan berpikir kritis siklus II didapatkan indeks reliabilitas sebesar 0,85 (reliable). Rincian perhitungan reliabilitas instrumen peniliaian kemampuan berpikir kritis siklus II dapat dilihat pada Lampiran 43. F. Analisis Data Analisis data dimulai sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Analisis yang dilakukan berupa penilaian terhadap semua data kegiatan penelitian yang telah dilakukan di lapangan. Analisis data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalis secaraa deskriptif kualitatif. Teknik analisis data ini mengacu pada model analisis Miles and Huberman (Sugiyono, 2013). Model Interaktif dalam analisis data ditunjukkan Gambar 3.

22 60 Pengumpulan Data Reduksi Data Penyajian Data Penarikan Kesimpulan Gambar 3. Komponen dalam analisis data ( Sugiyono, 2013:247). Reduksi data adalah proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Dalam bidang pendidikan, setelah peneliti memasuki kawasan sekolah sebagai tempat penelitian, maka dalam mereduksi data peneliti akan memfokuskan pada, siswa-siswa yang memiliki kecerdasan tinggi dengan mengkategorikan pada aspek, gaya belajar, perilaku sosial, interaksi dengan lingkungan, dan perilaku di kelas (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini reduksi data dilakukan pada hasil wawancara dengan guru dan siswa. Setelah data direduksi, selanjutnya masuk dalam penyajian data. Penyajian data bertujuan agar data terorganisasikan, tersususun dengan pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Penyajian data dalam penelitian ini menggunakan pie chart dan deskriptif analisis kritis. Data yang disajikan meliputi hasil observasi selama pembelajaran, hasil wawancara guru dan siswa, hasil nilai siswa kelas XI-MIA 3 materi kelarutan dan hasil kali kelarutan sebagai tes pengetahuan, angket aspek sikap, observasi aspek ketrampilan, dan tes kemampuan berpikir kritis siswa. Penarikan kesimpulan dilakukan apabila penyajian data telah didukung oleh data-data yang mantap sehingga akan dihasilkan kesimpulan yang kredibel.

23 Sebelum penarikan kesimpulan dilakukan digunakan teknik triangulasi untuk memeriksa validitas data dalam penelitian, khususnya pada data aspek sikap. Data yang diperoleh tidak hanya berasal dari satu teknik saja tetapi dari hasil wawancara, angket dan observasi. G. Indikator Kinerja Penelitian Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi peningkatan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa. Target indikator keberhasilan siswa tiap aspek penilaian pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Indikator Keberhasilan Tiap Aspek Penilaian Target Keterca Aspek paian (%) Kemampuan Berpikir Kritis 65 Pengetahuan 75 Sikap Spiritual 75 Jujur 75 Percaya Diri 75 Ketrampilan 75 Cara Mengukur Σ siswa berpikir kritis tinggi Σ seluruh siswa x 100% 61 Dilakukan tes di akhir siklus I dan II dan di ukur dari jumlah siswa yang memiliki kategori kemampuan berpikiri kritis tinggi Σ siswa yang mencapai indikator tuntas x 100% Σ seluruh siswa Dilakukan tes di akhir siklus I dan II dan di ukur dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan indikator pembelajaran Σ siswa yang mencapai indikator tuntas x 100% Σ seluruh siswa Diberikan angket di akhir siklus I dan diamati ketika pembelajaran berlangsung. Diukur dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan indikator sikap Σ siswa yang mencapai indikator tuntas x 100% Σ seluruh siswa Diamati saat pembelajaranberlangsung dan diukur dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan indikator ketrampilan

24 62 H. Prosedur Penelitian Prosedur atau langkah dalam penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu berupa model spiral yang meliputi 4 komponen yaitu: a. Perencanaan (Planning) b. Aksi/tindakan (Action) c. Observasi (Observing) d. Refleksi (Reflecting) (Arikunto, 2010: 17-19). Proses kegiatan ini disebut dengan satu siklus pemecahan masalah. Apabila dalam satu siklus hasil penelitian belum menunjukkan peningkatan kualitas, maka penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya, hingga peneliti merasa berhasil. Tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi hingga siklus kedua. Berikut uraian tentang hal-hal yang dilakukan dalam setiap tahapan yaitu: 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah: a. Permintaan ijin kepada kepala sekolah dan guru kimia SMA Al Islam 1 Surakarta b. Melakukan observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai proses pembelajaran yang berlangsung, khususnya pada pembelajaran kimia di SMA Al Islam 1 Surakarta c. Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran kimia di SMA Al Islam 1 Surakarta 2. Tahap Perencanaan (Reflecting) Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah: a. Menyusun serangkaian kegiatan yang berupa siklus tindakan kelas dengan menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. b. Menyusun beberapa instrumen penelitian meliputi RPP, lembar observasi, soal tes kognitif, angket afektif, angket balikan dan tes berpikir kritis.

25 63 3. Tahap Pelaksanaan / Tindakan (Acting) Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah: a. Melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan langkah-langkah yang telah disusun dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Memantau kegiatan proses belajar mengajar melalui observasi langsung. c. Melaksanakan evaluasi untuk mengukur prestasi belajar siswa. d. Melakukan perbaikan atau penyempurnaan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan. 4. Tahap Observasi (Observing) Tahap ini dilakukan secara bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti bertugas melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Fokus ditekankan pada pengaruh metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa. Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatif. Pada tahap ini peneliti mendiskusikan hasil pengamatan yang diperoleh dengan guru atau dosen (sebagai critical friend) setelah pembelajaran selesai. 5. Tahap Refleksi (Reflecting) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ialah mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru setelah pelaksanaan tindakan berdasarkan data yang telah terkumpul. Berdasarkan hasil refleksi, peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan / kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah diberikan kemudian mengevalusi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Hasil refleksi menentukan tindakan yang diberikan untuk siklus selanjutnya. Pada tahap ini kolaborasi dengan critical friend (termasuk para ahli) berperan penting dalam memutuskan seberapa jauh tindakan yang diberikan telah membawa perubahan.

26 64 Hasil aspek pengetahuan, sikap dan kemampuan berpikir kritis belum memenuhi target Keseluruhan hasil aspek pengetahuan, sikap, ketrampilan dan kemampuan berpikir kritis memenuhi target Refleksi I (Reflecting) Belum Terselesaikan Refleksi II (Reflecting) Perencanaan I (Planning) Siklus I Materi kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan Pengamatan I (Observing) Penilaian terhadap aspek pengetahuan, sikap, ketrampilan dan kemampuan berpikir kritis Perencanaan II (Planning) Siklus II Pelaksanaan I (Acting) model pembelajaran inkuiri terbimbing kelompok belajar I (terdiri 5-6 orang) 4 kali tatap muka Pelaksanaan II (Acting) Sudah Terselesaikan Materi kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan Pengamatan II (Observing) model pembelajaran inkuiri terbimbing kelompok belajar II (terdiri 5-6 orang) 2 kali tatap muka Penilaian terhadap aspek pengetahuan, sikap, dan kemampuan Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 2 Karanganyar yang beralamat di Jalan Ronggowarsito Bejen, Karanganyar. 2. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas X TKR 2 SMK Muhammadiyah 2 Sragen, yang beralamat di Jl. Raya Timur Km.3 Nglorog Sragen, kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas X2 Madrasah Aliyah Negeri Wonogiri semester gasal tahun pelajaran 2012/2013, yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukoharjo kelas XI semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Boyolali Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali, pada kelas XI IA semester genap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar. Sekolah ini terletak di jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA N 2 Surakarta kelas X MIA 4 semester genap tahun pelajaran 2014/2015 yang beralamat di Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Okt Sep Agu Jul Jun Mei Apr Mar Feb BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sambungmacan kelas XI IPA semester genap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Karanganyar, yang beralamat di jalan Ronggowarsito Bejen, Karanganyar, Jawa Tengah..

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas XI MIA 6 (Imersi) SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016. SMA Negeri 1 Karanganyar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Jono, pada kelas IV semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boyolali yang terletak di Jln. Kates No. 8, Siswodipuran Boyolali Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Boyolali,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta, yang terdiri dari 30 kelas, yakni kelas X MIPA berjumlah 5 dan X IPS berjumlah 5 kelas, kelas XI

Lebih terperinci

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian No. Kegiatan Bulan

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian No. Kegiatan Bulan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Gondangrejo yang berlokasi di Jl. Solo-Purwodadi Km 11, pada kelas XI IPA 1 dan XI

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali.

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali. Sekolah terletak di jalan Tentara Pelajar Boyolali.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta. Sekolah ini beralamat di Jalan Sumbing VI/49, Mojosongo, Jebres, Surakarta. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Surakarta yang beralamatkan di Jalan Adi Sucipto No. 1 Banjarsari, Surakarta. Alasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas telah di SMK Ganesha Tama Boyolali. Lokasi penelitian tepatnya di Jl. Perintis Kemerdekaan, Pluisen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 6 Surakarta yang beralamat di Jl. Mr.Sartono No.30 Surakarta. Alasan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas, atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research (CAR). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. Dengan menggunakan model Kurt Lewin. Jenis penelitian ini melibatkan guru yang bersangkutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Batik 1 Surakarta yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi, nomor 445 Surakarta. Alasan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Terdapat beberapa definisi operasional dalam Penelitian Tindakan Kelas. (PTK) ini. Berikut ini merupakan penjabarannya:

BAB III METODE PENELITIAN. Terdapat beberapa definisi operasional dalam Penelitian Tindakan Kelas. (PTK) ini. Berikut ini merupakan penjabarannya: 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Terdapat beberapa definisi operasional dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Berikut ini merupakan penjabarannya: 1. Penguasaan konsep merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Gemolong kelas XI MIA 2 semester II Tahun Ajaran 2014/2015. 2. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tumbuhan. Waktu penelitian selama 2 bulan yaitu dari bulan Agustus sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Tumbuhan. Waktu penelitian selama 2 bulan yaitu dari bulan Agustus sampai BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTsN-1 Mentaya Hilir Selatan tahun ajaran 2012/2013 di kelas VIII C semester I tentang pokok bahasan Gerak Pada Tumbuhan.

Lebih terperinci

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P MIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P MIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2 Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 27-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENERAPAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karanganyar di Jl. A.W. Monginsidi nomor 03 Karanganyar pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat di mana seorang peneliti melakukan penelitian atau tempat di mana penelitian dilakukan.penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan secara kolaboratif yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas, adapun tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah di kelas

Lebih terperinci

A. Jenis dan Pendekatan

A. Jenis dan Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan model CIPP (Context, Input, Process, Product) yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas X MIA 4 SMA Negeri 2 Karanganyar yang beralamat di Jl. Ronggowarsito Karanganyar. SMA Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Juli 15 Maret 16 Juni 15 Mei 15 April 15 Maret 15 Pebruari 15 Januari 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempet Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA MTA Surakarta dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Development and Validation atau metode pengembangan dan validasi. Metode penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII B SMP Negeri 14 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 semester genap.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karanganyar pada kelas XI IPA semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. 2. Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukoharjo yang beralamat di JL. Pemuda no 38, Sukoharjo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Setting penelitian yaitu tempat dan waktu penelitian serta subjek penelitian yang menjelaskan tentang karakteristik kelas yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis instrumen, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas X IPA Semester II SMA Negeri di Surakarta. SMA ini terletak di Jalan Muhamad Yamin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif (descriptive research), dengan teknik studi kasus dan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Di dalam Seting dan Karakteristik subjek penelitian ini akan dipaparkan tentang tempat penelitian, subjek yang akan diteliti dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah berupa penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Kusumah dan Dwitagama (2010:9) penelitian tindakan kelas (PTK) adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2013 di SD Kertomulyo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Miri, dengan subyek penerima tindakan kelas adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Mojolaban yang beralamat di Jl. Veteran No. 69 Mojolaban, Sukoharjo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Tempat Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 01 Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo Utara, pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo Utara, pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini di BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 1 Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara, pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23 30 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman No. 76 Rawa Laut Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang dilakukan. Uraian ini meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Jenengan 3 Sawit Boyolali. Penelitian ini dilaksanakan khususnya di kelas IV SD N Jenengan 3 Sawit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SDN Candirejo 02 Tuntang yang terletak di Jl.Mertokusuma 32, Kelurahan Candirejo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cimahi yang beralamat di Jalan Mahar Martanegara Nomor 48, Leuwigajah Kota Cimahi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian penelitian tindakan kelas (PTK) yang pada hakikatnya dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas, sebagaimana diungkapkan oleh Trianto (2010 : 13), penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi, Sampel, dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa Program Keahlian Kontrol Proses SMK Negeri 1 Kota Cimahi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah kegiatan untuk memperbaiki praktik pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini adalah perpaduan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Lokasi Penelitian dalam penelitian ini yaitu Di Desa Selaawi Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. 2. Populasi dan Sampel Sumber data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan), yang hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Pembangunan Cianjur (SMK-PP N Cianjur) mulai Januari-Februari

BAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Pembangunan Cianjur (SMK-PP N Cianjur) mulai Januari-Februari 23 A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Tempat penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Cianjur (SMK-PP N Cianjur) mulai Januari-Februari 2013. Penetapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Banyudono yang beralamat di Jembungan, Banyudono, Boyolali adapun alasan dalam pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan one group pre-test and post-test design. Pada metode ini diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Ujicoba Instrumen Uji coba instrumen dilaksanakan pada minggu ke-4 Juli 2015 sampai dengan minggu ke-1 Agustus 2015. Uji dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas telah dilaksanakan di SD Negeri Mangkuyudan No 2 Laweyan Surakarta. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas XI IS 2 SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016, yang beralamat di

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 89-97 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SD Negeri Kebumen yang beralamat di Jalan Kaswari nomer 2 Kelurahan Kebumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Bandung yang terletak di jalan Palasari No. 46 Bandung, Jawa Barat. Sekolah yang berdiri di bawah naungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bangsalan 1, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. Posisi Kecamatan Teras di sebelah

Lebih terperinci

HALAMAN SAMPUL BAB III METODE PENELITIAN

HALAMAN SAMPUL BAB III METODE PENELITIAN HALAMAN SAMPUL BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Merupakan suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian. 2. Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian. 2. Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Wonogiri, Jl. Raya Wonogiri -Ngadirojo km. 3 Bulusari Bulusulur Wonogiri 57651.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai model yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan, prosedur dalam pengembangannya, subjek yang menjadi penelitian, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research. Menurut Arikunto (2008 : 58) penelitian tindakan (action

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian mencakup kondisi sekolah dan kondisi kelas secara khusus yang digunakan untuk penelitian serta jangka waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan mengenai seting tempat, seting waktu, dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Al-Islam 1 Surakarta kelas VII pada semester gasal. Lokasi sekolah berada di Jalan Ponconoko

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012. Dari tahap persiapan hingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam rangka memecahkan permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan mencoba menerapkan model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Mojolaban. Adapun alasan pemilihan tempat tersebut sebagai lokasi penelitian karena tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini berjenis Pre-Experimental Design. Kelas yang diberi perlakuan hanya satu kelas dan hanya ingin melihat peningkatan keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi (003:14) pada penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, kedua dan ketiga, digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 4 Sukoharjo, Jl. Raya Baki, Jetis, BAKI, KAB. SUKOHARJO 57556 Telp. (0271)7891015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2013 di SDN Pati Wetan 01 Kecamatan Pati. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Kebakkramat pada semester genap

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Kebakkramat pada semester genap BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Kebakkramat pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dengan jadwal kegiatan penelitian tercantum pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Tempat Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jepon yang terletak di Kelurahan Jepon, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum penelitian ini diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian dalam pendidikan diartikan sebagai cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metoda Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Keputusan mengenai metode yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Sukoharjo yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No. 197, Bendosari, Sukoharjo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 14 Surakarta yang beralamat Jalan Prof. WZ. Yohanes No 54 Jebres, Surakarta. Lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Tambaharjo 02 Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Peneliti melakukan penelitian di kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)

Lebih terperinci