BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 52 BAB HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Hasil Pengumpulan Data.1.1 Data History Demand Tabel dibawah ini adalah data History Demand dari pemakaian casted screw : WAKTU JUMLAH (pcs) M2 M30 M36 Januari 0 6 Februari Maret April 32 2 Mei Juni Juli 32 2 Agustus September Oktober November 0 6 Desember Januari Februari Maret 32 2 April 32 2 Mei Juni Juli 0 6 Agustus September Oktober 32 2 November 32 2 Desember 18 2 Agar lebih mudah Tabel dalam.1 melihat Histori penggunaan data dan casted arah screw kecenderungannya, selama 1 tahun maka data (Sumber : Seksi TMg) disajikan berupa grafik garis dibawah ini :

2 53 Grafik Penggunaan Casted Screw M2 Jumlah Jan Feb 0 36 Mar 32 Apr 36 Mei 32 Jun 32 Jul Agu 32 Sep Okt Nov 0 Des 36 Jan Waktu 0 Feb 32 Mar 32 Apr 36 Mei 0 Jun 0 Jul 36 Agu 36 Sep 32 Okt Nov 32 Des 18 Grafik Penggunaan Casted Screw M30 Jumlah Jan Feb 6 Mar 12 Apr 2 Mei 12 2 Jun 2 Jul Agu 2 Sep Okt Nov Des Jan Waktu 12 Feb 6 2 Mar Apr Mei Jun Jul 6 12 Agu Sep 12 2 Okt 2 Nov Des 2 Grafik Penggunaan Casted Screw M36 Jumlah Jan 8 Feb Mar Apr Mei 8 Jun Jul 8 Agu 8 Sep Okt Nov Des Jan Waktu 8 Feb Mar Apr Mei 8 Jun Jul Agu 8 Sep Okt Nov Des Gambar.1 Kecenderungan data histori demand ketiga casted screw (Sumber : Seksi TMg).1.2 Sistem Berjalan Harga Casted Screw

3 5 Untuk pengadaan casted screw M2, M30, dan M36, perusahaan selama ini selalu memesan dari MISUMI (supplier). Berikut adalah harga pesan untuk masing-masing casted screw tersebut : M Harga Satuan Rp Kurs Mata Uang 1 = Rp 83,- Tabel.2 Harga Pesan Casted Screw (Sumber : Katalog MISUMI hal:169 dan Spesifikasi Material Gambar.2 Illustrasi bentuk casted screw (Sumber : : Katalog MISUMI hal:169) Material yang digunakan oleh MISUMI untuk casted screw adalah S35C yang memiliki kadar karbon ,38 dan kekuatan tariknya sebesar 52 kg/mm Waktu Delivery Dari data yang dimiliki oleh seksi LMC, lead time (rentan waktu) antara waktu pemesanan sampai dengan barang diterima ware house (gudang) minimal 3 hari atau sekitar 20 jam kerja..1.3 Sistem Usulan Material Lokal

4 Spesifikasi Material Untuk proses pembuatan sendiri komponen casted screw, maka perusahaan menggunakan salah satu material yang selama ini selalu digunakan untuk membuat komponen lokal. Material-material tersebut ada macam yaitu : SS00 (30), S5C, HMD5, dan SKD11 (SLD). Dari keempat jenis material yang ada, perusahaan menetapkan menggunakan S5C sebagai material pengganti S35C. Alasan kenapa S5C yang ditetapkan dapat dilihat dari tabel komparasi pada lampiran.22, terlihat dengan jelas bahwa material HMD5 dan SKD11 termasuk dalam kategori Tool Steel. Sedangkan material S35C dari MISUMI adalah merupakan material Machinery Steel yang dispesifikasikan memiliki kadar karbon tertentu sehingga bersifat lebih ulet. Dalam kategori yang sama, hanya terdapat satu material yang digunakan PT.TMMIN, yaitu : S5C. Jadi material paling layak yang digunakan sebagai material pengganti S35C adalah S5C. Untuk memperkuat dan memperjelas alasan kenapa material tersebut yang digunakan, dapat dilihat dari tabel dibawah ini : KEKUATAN PERLAKUAN MACAM LAMBANG TARIK PANAS (kg/mm2) S30C Penormalan 8 Baja karbon S35C Penormalan 52

5 56 konstruksi mesin S0C Penormalan 55 (JIS G 501) S5C Penormalan 58 S50C Penormalan 62 S55C Penormalan 66 Tabel.3 Baja karbon untuk konstruksi mesin (Sumber : Katalog Material ATMI Solo hal:1-6) LAMBANG UNSUR KIMIA (%) C Si Mn P S S30C 0,27-0,33 S35C 0,32-0,38 S0C 0,37-0,3 S5C 0,2-0,8 S50C 0,7-0,53 S55C 0,52-0,58 S15CK 0,13-0,18 0,15-0,35 0,60-0,90 0,030 0,035 Tabel. Unsur kimia baja karbon untuk konstruksi mesin (Sumber : Katalog Material ATMI Solo hal:1-7) Harga Material Berikut dicantumkan tabel harga material yang digunakan PT. TMMIN : MATERIAL KESETARAAN TYPE HARGA (Rp/Kg) Flat Rp 5.000,- GOA GST Round Rp ,- GO5 HMD5 Flat Rp 2.500,- DC11/ Flat Rp ,- SLD DC53 Round Rp ,- S5C/ Flat Rp ,- 105 S50C Round Rp ,- SNCM Round Rp ,- Karena ada tiga ukuran Tabel berbeda.5 Harga casted raw material screw, PT. maka TMMIN digunakanlah tiga raw (Sumber : Seksi LMC) material silinder yang berbeda dimensinya. Itu nantinya akan mempengaruhi harga jual. Sementara standar pemesanan material dari perusahaan adalah apabila ada

6 57 bagian dari raw material yang akan diproses dengan mesin, maka bagian tersebut harus dilebihkan 5 mm. Untuk lebih jelasnya dengan melihat tabel.6 dan gambar casted screw. x P D D1 d1 l l1 L T T1 T2 H R 12 x x x x x x Tabel.6 Gambar teknik dan keterangan detail gambar casted screw (Sumber : Katalog Misumi,hal : 169 ) Bagian-bagian yang dilebihkan 5 mm ialah L (panjang jadi casted screw) dan D (diameter jadi casted screw). Berikut ini adalah cara menentukan berat raw material untuk masing-masing casted screw dengan massa jenis S5C yaitu 7,85 kg/mm 2 : M20 = (¼µ x D 2 x T) x massa jenis x 10-6

7 58 = (¼ 3,1 x 55 2 x 80) x 7,85 x 10-6 = 1,9 kg M2 = (¼µ x D 2 x T) x massa jenis x 10-6 = (¼ 3,1 x 60 2 x 90) x 7,85 x 10-6 = 1,99 kg M36 = (¼µ x D 2 x T) x massa jenis x 10-6 = (¼ 3,1 x 90 2 x 115) x 7,85 x 10-6 = 5,7 kg Setelah itu tinggal dikalikan dengan harga per kilogram (tabel.7) untuk material S5C yang berbentuk lingkaran, yaitu : Rp ,-/kg. Jadi harga raw material untuk masing-masing casted screw adalah : M2 = Rp ,- x 1,9 = Rp ,- M30 = Rp ,- x 1,99 = Rp ,- M36 = Rp ,- x 5,7 = Rp 63.10,- PT. TMMIN tidak memerlukan biaya simpan untuk raw material casted screw karena barang langsung dipesan ke supplier. Dan barang pesanan dapat diterima pada waktu yang sama dengan waktu pemesanan Waktu Baku Pembuatan Casted Screw

8 59 Untuk mengetahui waktu baku pembuatan casted screw yang diproduksi sendiri oleh perusahaan, dilakukanlah pengamatan langsung ke lapangan dimana pengerjaan dilakukan dengan mesin bubut dan mesin milling dan oleh satu orang operator. Masing-masing casted screw telah diamati sebanyak 5 kali, dan dari pencatatan stop watch (dalam unit satuan menit) hasilnya adalah sebagai berikut : M2 = M30 = M36 = Waktu Baku Pembuatan M2 Berdasarkan 5 kali waktu pengamatan yang sudah dikerjakan, berikut ini perhitungan awal untuk mengetahui berapa banyaknya frekuensi pengamatan yang layak dikerjakan untuk pengambilan sampel : Waktu terbesar (H) = 121 dan nilai terkecil (L) = 117 X = = 119,6menit R/X = H L 119,6 = 119,6 = 0,03

9 60 Dari tabel pada lampiran.23, maka untuk harga R/X = 0,03 jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan diestimasikan minimal 3 kali pengamatan (nilai dair tabel untuk R/X = 0,03 dan data sampel pengamatan = 5). Jadi jumlah 5 kali pengamatan untuk M2 ialah sudah layak. Dibawah ini adalah perhitungan waktu baku pembuatan casted screw M2 : Periode pengamatan = 2 minggu (0 jam/minggu) Jumlah Pengamatan = 0 kali (rata-rata kali sehari) (20 kali produktif, 20 kali tidak produktif) Jumlah produk = 20 butir Performance operator selama pengukuran berada 10% dibawah normal, Allowance Time 12,5% Waktu Normal = = TotalWaktuPengama tan xworkactivity(%) xratingfaktor TotalUnit Pr odukselamakegia tan Sampling ( 2x0 jam) x 20 0x0,9 20 = 1,8 jam / unitproduk Waktu Standar = = 100% WaktuNormalx 100% Allowance 100% 1,8 x 100% 12,5% = 2,06 jam / unitproduk Waktu Baku Pembuatan M30

10 61 Berdasarkan 5 kali waktu pengamatan yang sudah dikerjakan, berikut ini perhitungan awal untuk mengetahui berapa banyaknya frekuensi pengamatan yang layak dikerjakan untuk pengambilan sampel : Waktu terbesar (H) = 122 dan nilai terkecil (L) = 119 X = X = 120,2menit R/X = H L 120,2 = 3 120,2 = 0,025 Dari tabel pada lampiran.23, maka untuk harga R/X = 0,03 jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan diestimasikan minimal 3 kali pengamatan (nilai dari tabel untuk R/X = 0,03 dan data sampel pengamatan = 5). Jadi jumlah 5 kali pengamatan untuk M30 ialah sudah layak. Dibawah ini adalah perhitungan waktu baku pembuatan casted screw M30 : Periode pengamatan = 2 minggu (0 jam/minggu) Jumlah Pengamatan = 0 kali (rata-rata kali sehari) (8 kali produktif, 32 kali tidak produktif) Jumlah produk = 8 butir Performance operator selama pengukuran berada 10% dibawah normal Allowance Time 12,5%

11 62 Waktu Normal = = TotalWaktuPengama tan xworkactivity(%) xratingfaktor TotalUnit Pr odukselamakegia tan Sampling ( 2x0 jam) x8 0x0,9 8 = 1,8 jam / unitproduk Waktu Standar = = 100% WaktuNormalx 100% Allowance 100% 1,8 x 100% 12,5% = 2,06 jam / unitproduk Waktu Baku Pembuatan M36 Berdasarkan 5 kali waktu pengamatan yang sudah dikerjakan, berikut ini perhitungan awal untuk mengetahui berapa banyaknya frekuensi pengamatan yang layak dikerjakan untuk pengambilan sampel : Waktu terbesar (H) = 123 dan nilai terkecil (L) = 120 X = = 121,8menit R/X = = H L 121, ,8 = 0,025

12 63 Dari tabel pada lampiran.23, maka untuk harga R/X = 0,03 jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan diestimasikan minimal 3 kali pengamatan (nilai dair tabel untuk R/X = 0,03 dan data sampel pengamatan = 5). Jadi jumlah 5 kali pengamatan untuk M30 ialah sudah layak. Dibawah ini adalah perhitungan waktu baku pembuatan casted screw M30 : Periode pengamatan = 2 minggu (0 jam/minggu) Jumlah Pengamatan = 0 kali (rata-rata kali sehari) ( kali produktif, 36 kali tidak produktif) Jumlah produk = butir Performance operator selama pengukuran berada 10% dibawah normal Allowance Time 12,5% Waktu Normal = = TotalWaktuPengama tan xworkactivity(%) xratingfaktor TotalUnit Pr odukselamakegia tan Sampling ( 2x0 jam) x 0x0,9 = 1,8 jam / unitproduk Waktu Standar = = 100% WaktuNormalx 100% Allowance 100% 1,8 x = 2,06 jam / unitproduk 100% 12,5% Harga Casted Screw Ongkos Penggunaan Mesin

13 6 Dilihat dari konstruksi casted screw diatas, mesin yang digunakan untuk membuatnya adalah mesin bubut dan mesin milling. Jadi untuk aktiva tetap diperoleh dari pembelian mesin bubut dan mesin milling. Berikut ini adalah perhitungan investasi totalnya : a) Mesin bubut = Rp ,- b) Mesin milling = Rp ,- Total = Rp ,- Dari perusahaan menetapkan depresiasi mesin bubut dan mesin milling dihitung selama 5 tahun yang berarti sisa nilainya adalah nol (0). Berikut adalah ongkos penggunaan kedua mesin tersebut : Periode proses = 5 tahun 1 tahun = 12 bulan Hari kerja/bulan Jam kerja per hari = 22 hari kerja aktif = 8 jam 1 jam = 60 menit 1 menit = 60 detik Ongkos/detik = Rp , 60x60x8x22x12x5 = Rp 1,59, Ongkos Tenaga Kerja Langsung Untuk pengoperasian mesin bubut dan mesin milling dilakukan oleh Operator :

14 65 Gaji per bulan = Rp ,- Hari kerja/bulan Jam kerja per hari = 22 hari kerja aktif = 8 jam 1 jam = 60 menit 1 menit = 60 detik Ongkos/detik = Rp , 60x60x8x22 = Rp 1,2, Harga Total Casted Screw Lokal Untuk harga sebuah casted screw lokal, ada banyak unsur didalamnya, yaitu : ongkos mesin, ongkos Operator, dan harga raw material. Ongkos mesin/detik = Rp 1,59,- Ongkos Operator/detik = Rp 1,2,- Waktu proses M2 = 2,06 jam = 7.16 detik Waktu proses M30 = 2,06 jam = 7.16 detik Waktu proses M36 = 2,06 jam = 7.16 detik Harga raw material M2 = Rp ,- Harga raw material M30 = Rp ,- Harga raw material M36 = Rp 63.10,- Harga Total M2 = ongkos mesin + ongkos operator + raw material = (1,59 x 716) + (1,2 x 716) = Rp ,16,-

15 66 Harga Total M30 = ongkos mesin + ongkos operator + raw material = (1,59 x 716) + (1,2 x 716) = Rp.212,16,- Harga Total M36 = ongkos mesin + ongkos operator + raw material = (1,59 x 716) + (1,2 x 716) = Rp 85.62,16,-.2 Perbandingan Sistem Berjalan dengan Sistem Usulan Ada 3 macam item yang diperbandingkan antara sistem berjalan dengan sistem usulan. Tabel.7 menunjukkan perbandingan tersebut : NO ITEM SISTEM BERJALAN SISTEM USULAN M2 M30 M36 M2 M30 M36 1 Material S35C S35C S35C S5C S5C S5C 2 Lead Time 20 jam 20 jam 20 jam 2,06 jam 2,06 jam 2,06 jam 3 Harga Rp73.870,- Rp ,- Rp ,- Rp38.712,16,- Rp.212,16,- Rp85.62,16,- Tabel.7 Perbandingan Sistem Berjalan dengan Sistem Usulan Dari item material, kualitas MISUMI S35C hanya bisa digantikan oleah material lokal S5C daripada 3 material lokal lainnya (SS00, HMD5, SKD11). Kedua material tersebut sama-sama masuk dalam golongan high carbon steel dan memiliki kekuatan tarik antara kg/mm 2. Dari item lead time proses pembuatan, dari MISUMI membutuhkan waktu 3 hari atau tepatnya sekitar 20 jam dari mulai memesan sampai barang diterima ware house. Tapi apabila membuat lokal, satu butir casted screw hanya butuh waktu sekitar 2 jam.

16 67 Dari item harga, casted screw buatan lokal jauh lebih murah daripada membeli dari MISUMI. Jadi bila setiap ukuran casted screw dibuat lokal maka bisa menghemat ongkos rata-rata diatas 0%..3 Penentuan Metode Peramalan.3.1 Perhitungan Dengan Tiga Jenis Metode Smoothing Eksponensial Penentuan metode peramalan yang paling tepat dilakukan terhadap ketiga ukuran casted screw. Sangat mungkin apabila metode peramalan yang paling tepat antara ukuran yang satu dengan ukuran lainnya berbeda. Inisialisasi untuk tiap-tiap casted screw dan tiap-tiap metode akan berbeda. Penulis akan menggunakan nilai inisialisasi yang menghasilkan nilai MSE dan MAPE paling kecil dengan metode trial dan error dari 0.00 hingga Hasil perhitungan untuk ketiga ukuran casted screw dapat dilihat pada lampiran. Penulis akan menggunakan casted screw ukuran M2 sebagai contoh perhitungan Smoothing Eksponensial Tunggal : Pendekatan Adaptif Dalam metode ini, perlu dilakukan inisialisasi terlebih dahulu. Untuk perhitungan peramalan casted screw M2, dilakukan inisialisasi sebagai berikut : F 2 = X 1 α 2 = 1 β = 0,7 E 1 = 0 M 1 = 0

17 68 perhitungan dengan menggunakan metode smoothing eksponensial tunggal pendekatan adaptif ditunjukkan pada lampiran.1. Rumus yang digunakan : F t+1 = α t X t + (1 α t )F t e t = X t - F t E t = βe t + (1 β)e t-1 M t = β e t + (1 β)m t-1 α t+1 = PE t = E M t t X t Ft X t (100) 2 MSE = e t / n n i= 1 MAPE = PE n n i= 1 i / Contoh : F 5 = ((1,0)(32)) + ((1 1,0)(36) = 32 e 5 = = E 5 = ((0,7)()) + ((1 0,7)(-96,93)) = -23,2 M 5 = ((0,7)( 23,2 )) + ((1 0,7)(96,93))

18 69 = 29,16 α 5 = 96,93 96,93 = 1, PE 5 = (100) 36 = 11,11 Data yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah MSE = ,88/23 = ,7 MAPE = 7.0,88/23 = 2061, Smoothing Eksponensial Ganda : Metode Linear Satu-Parameter dari Brown Hasil perhitungan dengan metode ini dapat dilihat pada lampiran.2. Perhitungan akan menggunakan asumsi : α = 0, S 1 = X 1 S 1 = X 1 ramalan = untuk lima tahun ke depan Rumus yang digunakan adalah S t = αx t + (1 α)s t-1

19 70 S t = αs t + (1 α)s t-1 a t = S t + (S S ) = 2S t S t b t = α (S t S t ) 1 α F t+m = α t + b t m e t = X t - F t PE t = X t Ft X t (100) 2 MSE = e n n i= 1 t / MAPE = PE n n i= 1 i / Contoh : S 5 = (0,)(36) + (1 0,)(35,9) = 35,72 36 (round up) S 5 = (0,)(35,72)+( 1 0,)(37,58) = 36,76 37 (round up) a 5 = 2(35,72) 36,76 = 3,68 35 (round up) b 5 = 0, (35,72 36,76) 1 0, = 0,817 1 (round up) F 6 = 3,67 + ( 1)(1)

20 71 = 33,67 3 (round up) e 5 = 36 31,76 =.2 (round up) 36 31,76 PE 5 = (100) 36 = 11,77 Data yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah MSE = 520,89/22 = 23,68 MAPE = 268,12/22 = 12, Smoothing Eksponensial Ganda : Metode Dua-Parameter dari Holt Hasil perhitungan dengan metode ini dapat dilihat pada lampiran.3. Perhitungan akan menggunakan asumsi : α = 0,51 γ = 0,5 S 1 = X 1 ramalan = untuk lima tahun ke depan Rumus yang digunakan adalah S t = αx t + (1 α) (S t-1 + b t-1 ) b t = γ(s t S t-1 ) + (1 γ)b t-1 F t+m = S t + b t m

21 72 e t = X t - F t PE t = X t Ft X t (100) 2 MSE = e t / n n i= 1 MAPE = PE n n i= 1 i / Contoh : S 5 = (0,51)() + (1 0,51)(6,88+0,6) = 5,6 b 5 = (0,5)(5,6 6,88) + (1 0,5)(0,6) = -0,39 F 6 = 5,6 + (-0,39)(1) =5,25 e 5 = 7,3 = -3,3 7,3 PE 5 = (100) = 83,55 Data yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah MSE = 236,69/22 = 10,76

22 73 MAPE = 1.219,69/22 = 55,.3.2 Perbandingan Hasil Peramalan Dari perhitungan yang telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah membandingkan semua hasil yang diperoleh. Alat pembanding yang digunakan adalah MSE dan MAPE. Tabel.8,.9, dan.10 menunjukkan hasil dari perhitungan peramalan dengan empat metode smoothing eksponensial untuk ketiga casted screw : NO METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL MSE MAPE 1 Tunggal Pendekatan Adaptif 15,57, , Ganda Metode Linear Satu-Parameter dari Brown Ganda Metode Dua-Parameter dari Holt Tabel.8 Hasil Perhitungan Peramalan Smoothing Eksponensial M2 (Lampiran.1-.3) NO METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL MSE MAPE 1 Tunggal Pendekatan Adaptif 15,512, , Ganda Metode Linear Satu-Parameter dari Brown Ganda Metode Dua-Parameter dari Holt Tabel.9 Hasil Perhitungan Peramalan Smoothing Eksponensial M30 (Lampiran.7-.9) NO METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL MSE MAPE 1 Tunggal Pendekatan Adaptif 15,509, , Ganda Metode Linear Satu-Parameter dari Brown Ganda Metode Dua-Parameter dari Holt Tabel.10 Hasil Perhitungan Peramalan Smoothing Eksponensial M36 (Lampiran ) Metode yang akan digunakan untuk meramalkan ketiga komponen tersebut ditunjukkan pada tabel.11

23 7 NO CASTED SCREW METODE YANG DIPILIH 1 M2 Ganda Metode Dua-Parameter dari Holt 2 M30 Ganda Metode Dua-Parameter dari Holt 3 M36 Ganda Metode Linear Satu-Parameter dari Brown Tabel.11 Metode Peramalan Smoothing Eksponensial yang Dipilih Metode-metode ini dipilih karena memiliki nilai MSE dan MAPE paling rendah dibanding dengan metode lainnya untuk tiap-tiap casted screw.. Perhitungan Master Production Schedule Metode peramalan smoothing eksponensial yang telah dipilih selanjutnya digunakan untuk menghitung demand lima tahun kedepan (disesuaikan dengan waktu depresiasi mesin) yang nantinya digunakan sebagai MPS. Tabel.12 hanya menampilkan total tiap tahunnya saja, sedangkan untuk detail perbulannya terdapat dalam lampiran-lampiran : M2 (lampiran.-.6), M30 (lampiran ), M36 (lampiran ). NO CASTED TAHUN 2006 TAHUN 2007 TAHUN 2008 TAHUN 2009 Tabel.12 MPS Lima Tahun Kedepan untuk Ketiga Casted Screw TAHUN M M M Analisis Biaya Sistem Berjalan.5.1 Perkiraan Biaya Pengeluaran Casted Screw Untuk menghitung harga total produksi casted screw tiap tahunnya, dibutuhkan biaya langsung berupa harga produksi casted screw itu sendiri dan biaya tidak

24 75 langsung meliputi : maitenance, utilities, dan overhead yang nilainya diasumsikan 10% dari total biaya produksi tiap tahunnya. Disamping itu juga terdapat inflasi tiap tahunnya, berdasarkan data dari diasumsikan sebesar 15% tiap tahunnya. Berikut cara perhitungannya dengan mengambil contoh M36 buatan lokal untuk tahun 2008 : Harga satuan M36 = Rp 85.62,16,- Jumlah M36 tahun 2008 = 72 butir Biaya langsung = Rp ,16,- x 72 = Rp ,52,- Biaya tidak langsung = Rp ,52,- x 10% = Rp ,55,- Biaya produksi setahun = biaya langsung + biaya tidak langsung = Rp ,52,- + Rp ,55,- = Rp ,07,- Biaya terpengaruh inflasi = Biaya produksi setahun x 15% = Rp ,07,- x 15% = Rp ,6,- Total biaya pengeluaran = biaya produksi setahun + biaya terpengaruh inflasi = Rp ,07,- + Rp ,6,- = Rp ,53,- Maka melalui tabel.13 dan.1 dapat diramalkan biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaan casted screw baik memesan melalui supplier atau membuat lokal.

25 76 NO TAHUN M2 M30 M36 TOTAL Rp ,25.- Rp ,52,- Rp ,7,- Rp , Rp ,19,- Rp ,9,- Rp ,6,- Rp ,32, Rp ,37,- Rp ,8,- Rp ,53,- Rp ,7, Rp ,2,- Rp ,81,- Rp ,3,- Rp , Rp ,37,- Rp ,78,- Rp ,33,- Rp ,8,- Tabel.13 Perkiraan Pengeluaran Lima Tahun Kedepan untuk Casted Screw Lokal NO TAHUN M2 M30 M36 TOTAL Rp ,2,- Rp ,9,- Rp ,1,- Rp ,2, Rp ,2,- Rp ,8,- Rp ,65,- Rp ,65, Rp ,2,- Rp ,- Rp ,2,- Rp , Rp ,9,- Rp ,9,- Rp ,75,- Rp ,55, Rp ,3,- Rp ,8,- Rp ,3,- Rp ,,- Tabel.1 Perkiraan Pengeluaran Lima Tahun Kedepan untuk Casted Screw Supplier.5.2 Proyeksi Keuntungan Sistem Usulan Dengan perubahan proses pengadaan casted screw yang semula memesan ke supplier kemudian sekarang diproduksi sendiri, maka keuntungan sampai lima tahun kedepan dapat di proyeksikan dalam tabel di bawah ini : Pengeluaran (Cost Development In Supplier) Rp ,2,- Pengeluaran (Cost Development Inhouse) Rp ,51- Keuntungan Rp ,69,- Tabel.15 Proyeksi Keuntungan Investasi Tahun 2006 Pengeluaran (Cost Development In Supplier) Rp ,65,- Pengeluaran (Cost Development Inhouse) Rp ,32,- Keuntungan Rp ,33,- Tabel.16 Proyeksi Keuntungan Investasi Tahun 2007 Pengeluaran (Cost Development In Supplier) Rp ,-

26 77 Pengeluaran (Cost Development Inhouse) Rp ,7,- Keuntungan Rp ,66,- Tabel.17 Proyeksi Keuntungan Investasi Tahun 2008 Pengeluaran (Cost Development In Supplier) Rp ,55,- Pengeluaran (Cost Development Inhouse) Rp ,66,- Keuntungan Rp ,89,- Tabel.18 Proyeksi Keuntungan Investasi Tahun 2009 Pengeluaran (Cost Development In Supplier) Rp ,,- Pengeluaran (Cost Development Inhouse) Rp ,8,- Keuntungan Rp ,92,- Tabel.19 Proyeksi Keuntungan Investasi Tahun Proyeksi Aliran Kas Sistem Usulan Modal/investasi yang dilakukan adalah 100% biaya PT. TMMIN, sehingga cash flow yang ada tidak dipengaruhi oleh bunga bank. Dalam lampiran.19 terdapat proyeksi aliran kas selama lima tahun kedepan..5. Perhitungan Parameter Keuangan Sistem Usulan dan Sistem Berjalan Dalam perhitungan ini akan dipakai Internal Rate of Return (IRR), yaitu tingkat pengembalian minimal yang dapat menarik investor untuk tetap melakukan investasi. Dalam skripsi ini IRR diasumsikan sama dengan nilai suku bunga safe investmen yang berdasarkan data dari adalah 12% per tahun. Sebagai alat analisis kelayakan finansial adalah : 1) Payback Period Method (pemulihan modal) 2) NPV = Net Present Value 3) PI = Profitability Index Method

27 78 Perhitungan : A B C D E P Q R S T U Keterangan : P = Investasi Q = Annual fee tahun pertama R = Annual fee tahun kedua S = Annual fee tahun ketiga T = Annual fee tahun keempat U = Annual fee tahun kelima A = Penerimaan tahun pertama, n1 B = Penerimaan tahun kedua, n2 C = Penerimaan tahun ketiga, n3 D = Penerimaan tahun keempat, n E = Penerimaan tahun kelima, n5 F = Penerimaan tahun keenam, n Payback Period Methode Sistem Usulan Investasi ini didanai sendiri oleh PT. TMMIN, jadi waktu pengembalian modal tidak dipengaruhi oleh suku bunga bank. Karena arus kas bervariasi maka periode pemulihan modal dicari dengan menggunakan pendekatan arus kas komulatif. T = Periode pemulihan modal Io = Investasi inisial Ā = Arus kas tahunan yang seragam

28 79 T = Io x 1 tahun A URAIAN ARUS KAS TAHUNAN ARUS KAS KOMULATIF WAKTU (T) Io - ( - ) Rp ,- A1 Rp ,69,- Rp ,31,- 1 tahun A2 Rp ,31,- 0,03 tahun *) A3 A A5 Jumlah Rp ,- 1,03 tahun Tabel.20 Perhitungan Masa Pemulihan Modal dengan Arus Kas Komulatif *) ,31 = x 1 = 0,03 tahun TB = 1,03 tahun Dalam kolom Arus Kas Komulatif pada baris pertama dinyatakan nilai investasi inisial, kemudian pada baris berikutnya dinyatakan nilai arus kas ke-t, kemudian ditambahkan kepada nilai I 0. Penambahan dilakukan hingga kolom komulatif menyajkan nilai sebesar yang berarti arus kas tahunan yang diperhitungkan sudah sama dengan nilai I Perhitungan Nilai Sekarang (NPV) Sistem Usulan Untuk investasi ini, penerimaan tahunan tidak seragam. Dan berdasarkan data dari bila diasumsikan tingkat bunga pengembalian yang diinginkan (cost of capital) adalah13%, maka didapatkan nilai NPV pada tabel.21. Dibawah ini contoh perhitungannya : 1 Faktor diskon tahun ke n = n (1 + sukubunga)

29 80 Nilai NPV tahun ke n = Arus kas tahun ke n x faktor diskon tahun ke n 1 Faktor diskon tahun ke 3 = 3 (1 + 0,13) = 0,693 Nilai NPV tahun ke 3 = Rp ,66,- x 0,693 = Rp ,72,- NO ARUS KAS FAKTOR DISKON NILAI SEKARANG 0 Rp ,- 1 ( - ) Rp ,- 1 Rp ,69,- 0,885 Rp ,51,- 2 Rp ,33,- 0,783 Rp ,2,- 3 Rp ,66,- 0,693 Rp ,72,- Rp ,89,- 0,613 Rp ,12,- 5 Rp ,92,- 0,53 Rp ,3,- Total NPV Rp ,98,- Tabel.21 Perhitungan Nilai Sekarang (NPV).5..3 Perhitungan Nilai Sekarang (NPV) Sistem Berjalan Keuntungan menjadi seragam yaitu :Rp ,-/tahun, berupa potongan harga karena membeli casted screw dalam jumlah yang banyak. Sementara untuk investasinya membeli seperangkat komputer dan mesin fax sebesar Rp ,- dimana tahun kelima nilai sisanya sekitar Rp ,-. Dengan tingkat suku bunga bank 12%, maka perhitungan NPV adalah : PW (r=12%) = -Rp Rp (P/A, r = 12%, 5) + Rp (P/F, r = 12%, 5) = -Rp Rp (3,608) + Rp (0,567)

30 81 = Rp ,-.5.. Profitability Index Methode Sistem Usulan Dari perhitungan nilai NPV diatas, maka dapat dihitung pula nilai cari Profitability Index untuk pembuatan lokal casted screw NPV PI = + 1 I o Rp ,98,- = + 1 Rp ,- = 3,5 > Analisis Kelayakan Keuangan Dari perhitungan diatas, diperoleh NPV sistem usulan adalah Rp ,98,- sedangkan nilai NPV dari sistem berjalan adalah Rp ,-. Berarti nilai keduanya lebih besar dari 0 (NPV > 0) dan sama-sama telah memenuhi syarat nilai kelayakan. Tetapi dari segi jumlah, sistem usulan jauh lebih besar daripada sistem berjalan yang berarti juga lebih layak untuk dilaksanakan. Dari segi Profitability Index diperoleh nilai 3,5. Angka ini juga sudah memenuhi syarat dari uji kelayakan investasi (PI > 1) yang berarti investasi ini juga dinyatakan layak. Modal investasi ini berasal dari PT. TMMIN sendiri. Jadi dengan kondisi normal, waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal atas investasi ini membutuhkan waktu 1,03 tahun. Jangka waktu tersebut jelas lebih kecil dari umur investasi dan sanggup memenuhi target perusahaan, sehingga investasi ini dinyatakan layak.

Universitas Bina Nusantara ABSTRAK

Universitas Bina Nusantara ABSTRAK Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Strata 1 - Semester Genap tahun 2005/2006 STUDI KELAYAKAN PEMBUATAN KOMPONEN CASTED SCREW UNTUK MANUFAKTUR DIES DI PT. TOYOTA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manufaktur Teknik manufacturing merupakan perancangan proses produksi sebuah produk yang mempelajari semua hal yang berhubungan dengan proses produksi, termasuk beberapa

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA NECIS LAUNDRY LATAR BELAKANG Saat ini perubahan ekonomi mempengaruhi gerak laju kegiatan kegiatan perekonomian yang berlangsung. Persaingan yang ketat, perkembangan ilmu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan CV. Mitra Abadi Teknik merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perancangan dan manufaktur untuk peralatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Dari hasil pengumpulan data yang didapat dari divisi produksi PT. Indotek Jaya, maka data tersebut diperlukan untuk membuat rancangan MRP (Material

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2007 / 2008 ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI KONVEYOR DI STRIPPING AREA PT ASTRA HONDA MOTOR ALFI NIM : 1000835152 Abstrak

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada

Lebih terperinci

KETERANGAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR... III LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...

KETERANGAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR... III LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... ii SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR... III LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI...

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2007/2008 STUDI KELAYAKAN PROYEK RELAYOUT LINE 1 AREA WELDING 1A PADA PT. AHM Gerald Daniel Erianto NIM: 1000890743

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6. 76 BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Penjelasan Umum Bagian ini menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba-rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi yang

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Penggantian Komponen Dies dan Mesin Dengan adanya beberapa perubahan desain menjadi dies monoblok, maka besarnya biaya biaya komponen dibagi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Plotting Data Bahan baku komponen yang dipakai untuk membuat panel listrik jumlahnya cukup banyak dan beragam untuk masing-masing panel listrik yang dibuat. Jadi, penggunaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan untuk dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian CAD CAD (Computer Aided Design) adalah suatu program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk. Produk yang ingin digambarkan bisa diwakili

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Proses penelitian ini dilakukan selama periode Agustus Desember 2012 dan bertempat di PT Panarub Industry. 3.2 Materi Penelitian Subyek

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Analisis Aspek Teknis Bagan alur kerja di Dies Manufacturing Division, PT. Astra Honda Motor adalah sebagai berikut, dijelaskan pula pada tahap mana

Lebih terperinci

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR)

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) ARR dapat dihitung dengan dua cara : 1. ARR atas dasar Initial Invesment NI ARR = ----------- x 100 % Io dimana : NI = Net Income (keuntungan netto rata-rata tahunan)

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 39 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian pada skripsi ini yaitu tujuan studi/penelitian adalah studi deskriptif. Lingkungan/setting adalah lingkungan natural yaitu PT Patent Process,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Transportasi Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pengangkutan atau pemindahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: town house, pasar, teknis, NPV, BCR, IRR, PBP

ABSTRAK. Kata kunci: town house, pasar, teknis, NPV, BCR, IRR, PBP ABSTRAK Town house merupakan salah satu investasi yang diminati dengan membidik pasar wisatawan asing yang berkunjung ke Bali. Town house adalah kompleks perumahan dengan unit terbatas disertai fasilitas

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL Nama : Marlina Fitri Annisa Npm : 15213303 Kelas : 4EA33 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Christera Kuswahyu Indira,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Antagonishop Apparel adalah salah satu perusahaan di kota Bandung yang menekuni usaha di bidang percetakan sablon kaos oblong digital. Perusahaan ingin melakukan ekspansi usaha dengan membeli

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia 46 BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia PT Indomo mulia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi peralatan rumah tangga salah satu produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan analisis Capital Budgeting dan analisis sensitivitas pada perusahaan Dian

Lebih terperinci

METODE PENILAIAN INVESTASI. Jakarta, 20 Oktober 2005

METODE PENILAIAN INVESTASI. Jakarta, 20 Oktober 2005 METODE PENILAIAN INVESTASI Jakarta, 20 Oktober 2005 Outline Accounting/Average Rate of Return Payback Period Net Present Value Profitability Index Internal Rate of Return 2 Pendahuluan Penilaian investasi:

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada Warnet Pelangi, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Warnet Pelangi belum menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - data penjualan - data kebutuhan bahan baku - data IM F - data biaya pesan - data biaya simpan Pengolahan Data : - Peramalan

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang lebih baik, turut serta meningkatkan iklim pertumbuhan investasi dalam negeri. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi kelayakan investasi produk Fitaliv yakni capital budgeting.

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI Nama : Afriwan Sinaga NPM : 16209661 Jurusan : Manajemen ( S-1 ) Pembimbing : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM. Latar Belakang Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana atau modal, kita perlu melakukan suatu studi kelayakan untuk melihat apakah proyek

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Saldo Ratarata. Distribusi Bagi Hasil. Januari 1 Bulan 136,901,068,605 1,659,600, % 1,078,740, %

BAB IV PEMBAHASAN. Saldo Ratarata. Distribusi Bagi Hasil. Januari 1 Bulan 136,901,068,605 1,659,600, % 1,078,740, % 36 BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Sistem Pembagian Keuntungan Bagi Hasil deposito Syariah (Mudharabah) Pada Bank BTN Unit Usaha Syariah besar kecilnya pendapatan yang diperoleh nasabah dari deposito bergantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian bahan baku kayu di perusahaan manufaktur Sagitria Collection yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI

ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI ANALISA STUDY KELAYAKAN KELANGSUNGAN USAHA JASA FOTO COPY CAHAYA GIRI Latar Belakang Masalah Kemajuan dalam bidang tekhnologi juga sudah berkembang pesat. Dimana - mana terdapat usaha - usaha jasa yang

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA TOKO BIN AGIL DI JALAN RAYA CONDET, JAKARTA TIMUR : MUAMMAL IRZAD NPM :

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA TOKO BIN AGIL DI JALAN RAYA CONDET, JAKARTA TIMUR : MUAMMAL IRZAD NPM : STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA TOKO BIN AGIL DI JALAN RAYA CONDET, JAKARTA TIMUR NAMA : MUAMMAL IRZAD NPM : 14212737 JURUSAN : MANAJEMEN DOSEN PEMBIMBING : BUDI UTAMI, SE., MM Latar Belakang Perdagangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Maintenance Menara BTS 2.1.1 Pengertian Menara BTS Menara BTS adalah tower yang yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat atau segi tiga, atau hanya berupa pipa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku III. METODE PENELITIAN A. Umum Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku maupun jurnal-jurnal yang membahas tentang studi kelayakan, yang dapat menambah pengetahuan tentang

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram untuk pemecahan masalah yang terdapat pada PT. Pulogadung Pawitra Laksana (PT. PPL) dapat dilihat dalam diagram 3.1 di bawah ini. Mulai Identifikasi Masalah

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Kerangka pemecahan masalah atau biasa disebut dengan metodologi penelitian adalah suatu proses berpikir dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data baik melalui

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

ANALISA PEMBUKAAN CABANG BARU PADA CV. BU DENA CATERING. Nama : Mamih Mayangsari Npm : Kelas : 3EA24

ANALISA PEMBUKAAN CABANG BARU PADA CV. BU DENA CATERING. Nama : Mamih Mayangsari Npm : Kelas : 3EA24 ANALISA PEMBUKAAN CABANG BARU PADA CV. BU DENA CATERING Nama : Mamih Mayangsari Npm : 14211268 Kelas : 3EA24 Latar Belakang Suatu kegiatan bisnis pasti melibatkan banyak pihak yang memiliki berbagai kepentingan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA KECIL WARNET WANGI JAYA Nama : Revika Rusviana Arafi NPM : 27213465 Kelas : 3EB22 Fakultas : Ekonomi Jenjang/Jurusan : S1/Akuntansi LATAR BELAKANG 1. Perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI Nama : Dedik Fahrudin NPM : 11212796 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG Studi kelayakan terhadap suatu usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menghadapi ketatnya persaingan industri retail yang menjual produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG), pengelola dituntut untuk mengoperasikan retail secara efektif

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Kurnia Teknik adalah sebuah CV spesialis moulding dan juga menerima jasa CNC, EDM, INJECT, dan DIGIT. CV. Kurnia

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Perencanaan budidaya ikan lele yang akan berlokasi di Desa Slogohimo, Wonogiri.

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

INTISARI. Kata-kata Kunci: Investasi, Studi Kelayakan, Penganggaran Modal, Analisis Sensitifitas. Universitas Kristen Maranatha

INTISARI. Kata-kata Kunci: Investasi, Studi Kelayakan, Penganggaran Modal, Analisis Sensitifitas. Universitas Kristen Maranatha INTISARI Pada studi kasus ini, saya ingin mengidentifikasikan kelayakan investasi PT Satu Hati di Purwokerto. Perusahaan ini ingin membeli lima unit tangki minyak tanah untuk mendukung operasional pemasarannya.

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PEMBUATAN LINE MACHINING UNTUK PRODUK COVER RIGHT CRANK CASE

ANALISIS FINANSIAL PEMBUATAN LINE MACHINING UNTUK PRODUK COVER RIGHT CRANK CASE ANALISIS FINANSIAL PEMBUATAN LINE MACHINING UNTUK PRODUK COVER RIGHT CRANK CASE Agwan Yufikar; Gunawarman Hartono Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, BINUS University Jln. K.H. Syahdan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

BAB V. Kesimpulan Dan Saran BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan antara lain: 1. Kebutuhan dana untuk investasi awal untuk proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA Henny Ramadhani Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Ramadhani.henny@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam era globalisasi ini, persaingan di dunia usaha semakin ketat. Sebuah perusahaan harus jeli dalam melihat peluang-peluang yang ada. Peluang tersebut digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M TIME VALUE OF MONEY Nilai uang saat ini lebih berharga dari pada nanti. Individu akan memilih menerima uang yang sama sekarang daripada nanti, dan lebih

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan LAMPIRAN Lampiran 1.Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis.

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis. ABSTRAK PT. Usaha Panca Samitra merupakan perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor umum. Didirikan pada november tahun 2003 oleh beberapa pengusaha. Pada saat ini PT. Usaha Panca Samitra berencana

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA Nama : Restia Arenisca Wulandari NPM : 26212149 Kelas : 3EB27 Jurusan : S1 Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang)

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) pada usaha bisnis tertentu. Usaha bisnis itu sendiri dapat bersifat baru sama

Lebih terperinci

RAMALAN PERMINTAAN PERSEDIAAN OPTIMAL DAGING IKAN MENGGUNAKAN MODEL P (PERIODIK REVIEW)

RAMALAN PERMINTAAN PERSEDIAAN OPTIMAL DAGING IKAN MENGGUNAKAN MODEL P (PERIODIK REVIEW) Jurnal Siliwangi Vol.. No.. November 06 ISSN 47789 RAMALAN PERMINTAAN PERSEDIAAN OPTIMAL DAGING IKAN MENGGUNAKAN MODEL P (PERIODIK REVIEW) Akik Hidayat, Ridwan Giri Prakoso, Rianto ), ) Departemen Ilmu

Lebih terperinci