( R K P D ) Kabupaten Jember Tahun 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "( R K P D ) Kabupaten Jember Tahun 2016"

Transkripsi

1 PEMERINTAH KABUPATEN Rencana Kerja Pembangunan Daerah ( R K P D ) Kabupaten Jember PEMERINTAH KABUPATEN TAHUN 2015

2 n DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Hukum Penyusunan Hubungan antar Dokumen Maksud dan Tujuan Sistematika Dokumen BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARA- AN PEMERINTAHAN Gambaran Umum Kondisi Daerah Aspek Geografi dan Demografi Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek Pelayanan Umum Aspek Daya Saing Daerah Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD Permasalahan Pembangunan Daerah

3 n BAB VI PENUTUP BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014 dan Perkiraan Tahun Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah dan Tahun Arah Kebijakan Keuangan Daerah Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Arah Kebijakan Keuangan Daerah BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Tujuan dan Sasaran Pembangunan Prioritas Pembangunan Daerah BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB VI PENUTUP

4 n DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Ketinggian Wilayah Kabupaten Jember Tabel 2.2 Nama Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Jember Tabel 2.3 Kemiringan Lahan Kabupaten Jember Tabel 2.4 Penggunaan Lahan Kabupaten Jember Tabel 2.5 Data Potensi Setiap Wilayah Kecamatan di Kabupaten Jember Komiditi Tanaman Pangan dan Hortikultura Tabel 2.6 Data Potensi Setiap Wilayah Kecamatan di Kabupaten Jember Komiditi Perkebunan dan Peternakan/perikanan Tabel 2.7 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kabupaten Jember Tahun Tabel 2.8 Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Jember Tahun Tabel 2.9 Indikator Makro Pembangunan Daerah Kabupaten Jember Tahun 2010 s/d Tabel 2.10 PDRB Kabupaten Jember Atas Dasar Harga Berlaku Tabel 2.11 PDRB Kabupaten Jember Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun Tabel 2.12 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Jember Tahun

5 n BAB VI PENUTUP Tabel 2.13 Pertumbuhan PDRB Sektoral Kabupaten Jember Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000 (persen) Tabel 2.14 Sumbangan Pertumbuhan Masing Masing Sektor Terhadap Pertumbuhan PDRB Kabupaten Jember Tahun Tabel 2.15 Pendapatan Regional Perkapita dan PDRB perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tabel 2.16 Perkembangan Indeks Implisit PDRB Laju Inflasi Kabupaten Jember Tahun Tabel 2.17 Perkembangan Indeks Ketimpangan Wilayah Kabupaten Jember Tabel 2.18 Persentase Perkembangan Penduduk Miskin Tahun Tabel 2.19 Perkembangan Jumlah Kejahatan Menurut Jenis Tindak Pidana Tahun (kejadian) Tabel 2.20 Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia Tahun Tabel 2.21 Perkembangan Capaian Indikator Kinerja Urusan Pendidikan Tabel 2.22 Balita Gizi Buruk Kecamatan Rawan Gizi dan Cakupan Vitamin A Tahun Kabupaten Jember... 66

6 n Tabel 2.23 Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Tahun Kabupaten Jember Tabel 2.24 Angka Harapan Hidup Tahun Kabupaten Jember Tabel 2.25 Tingkat Kesempatan Kerja di Kabupaten Jember 67 Tabel 2.26 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Kabupaten Jember Tabel 2.27 Perkembangan Seni dan Budaya Kabupaten Jember Tabel 2.28 Perkembangan Seni dan Budaya Per Kecamatan Kabupaten Jember tahun Tabel 2.29 Perkembangan Jumlah Lembaga, Siswa, Guru PAUD Tabel 2.30 Perkembangan Lembaga, Siswa, dan Guru Pendidikan Dasar Tabel 2.31 Perkembangan Lembaga, Siswa, dan Guru Pendidikan Menengah Tabel 2.32 Perkembangan Tenaga Kesehatan Tahun Tabel 2.33 Perkembangan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tabel 2.34 Perkembangan Posyandu Tahun Tabel 2.35 Kondisi Persampahan Tahun (ribu m 3 )... 77

7 n BAB VI PENUTUP Tabel 2.36 Kondisi Cakupan Air Bersih Perdesaan dan Perkotaan Tabel 2.37 Perkembangan Pajangan dan Kondisi Jalan Tahun Tabel 2.38 Perkembangan Jumlah dan Panjang Jembatan Tahun Tabel 2.39 Kondisi Rusak yang memenuhi Syarat Kesehatan Tahun Tabel 2.40 Kondisi Keluarga yang Menggunakan Jambatan Tahun Tabel 2.41 Keragaan Koperasi Tahun Tabel 2.42 Perkembangan Koperasi, LKM dan UKM Kabupaten Jember Tahun Tabel 2.43 Perkembangan Peserta KB Baru Per Mix Kontrasepsi Tahun Tabel 2.44 Pencapaian KB Mandiri Tahun Tabel 2.45 Perkembangan Jumlah Koleksi Perpustakaan Tahun Tabel 2.46 Perkembangan pengunjung Perpustakaan Tahun Tabel 2.47 Perkembangan Perpustakaan Tahun Tabel 2.48 Pelayanan Administrasi Kependudukan (lembar) Tahun Kabupaten Jember Tabel 2.49 Persentase Penduduk ber-ktp dan ber-akta Tahun Kabupaen Jember... 89

8 n Tabel 2.50 Realisasi Perekaman e-ktp Tahun 2014 Kabupaten Jember Tabel 2.51 Jumlah Arus Penumpang Bus Tahun Kabupaten Jember Tabel 2.52 Jumlah Rasio Ijin Trayek Tahun Kabupaten Jember Tabel 2.53 Jumlah Uji Kir Angkutan Umum Tahun Tabel 2.54 Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Tabel 2.55 Perkembangan Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial tahun Kabupaten Jember Tabel 2.56 Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten Jember Tahun Tabel 2.57 Keragaan Investasi Tahun Tabel 2.58 Perkembangan Capaian Indikator Kinerja Urusan Kebudayaan Tahun Tabel 2.59 Regulasi Bidang Olahraga Kelas Cabang Olahraga Tabel 2.60 Prestasi Olahraga Tahun Tabel 2.61 Pembinaan LSM, Orpol, Pemuda dan LSM Tahun Tabel 2.62 Rekapitulasi Produk DPRD Tahun Tabel 2.63 Rekapitulasi Rapat Paripurna DPRD Tahun

9 n BAB VI PENUTUP Tabel 2.64 Pencapaian Pengelolahan Keuangan Daerah Tahun Tabel 2.65 Pencapaian Pemeriksaan PKPT Tahun Tabel 2.66 Pencapaian Pemeriksaan Non PKPT Tahun Tabel 2.67 Pencapaian Hasil Tindak Lanjut Temuan Hasil Pengawasan Tabel 2.68 Pencapaian Kinerja Penataan Peraturan Perundang undangan Tabel 2.69 Perkembangan Aparatur (PNS) Kabupaten Jember Tahun Tabel 2.70 Jumlah Pol PP, Linmas, Pos Kampling, dan Ketaatan Masyarakat terhadap Perda Tahun Kabupaten Jember Tabel 2.71 Skor PPH Tingkat Ketersediaan Kelompok Bahan Pangan Tabel 2.72 Perkembangan Pelaksanaan Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa Tahun Tabel 2.73 Perkembangan Sistem Administrasi Kearsipan Tahun Tabel 2.74 Perkembangan Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen dan Arsip Daerah Tahun Tabel 2.75 Luas dan Tata Guna Lahan Pertanian Tahun

10 n Tabel 2.76 Ketersediaan Pangan Tahun Tabel 2.77 Struktur Ekonomi Kabupaten Jember dan Kontribusinya Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (%) Tahun Tabel 2.78 Distribusi Sub Sektor Terhadap Sektor Pertanian (%) Atas Dasar Harga Berlaku (%) Tahun Tabel 2.79 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komiditi Perkebunan Tahun Tabel 2.80 Luas Panen, Produktifitas dan Produksi Komoditi Pertanian Tahun Tabel 2.81 Populasi Produksi Ternak dan Tingkat Kosumsi Masyarakat Tahun Tabel 2.82 Perkembangan Kelas Kelompok Tani Tahun Tabel 2.83 Jumlah Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Perkebunan Tahun Tabel 2.84 Perkembangan Produksi Benih Tahun Tabel 2.85 Bantuan Bibit Tanaman Perkebunan Tahun Tabel 2.86 Keragaan Luas Panen Bersih, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan Tahun Tabel 2.87 Luas Area dan Produksi Tanaman Tebu di Kabupaten Jember Tahun

11 n BAB VI PENUTUP Tabel 2.88 Keragaan Luas Panen Bersih, Produktivitas dan Produksi Sayuran Utama Tahun Tabel 2.89 Keragaan Tanaman Buah buahan Utama Tahun Tabel 2.90 Luas Area Tanaman Perkebunan Rakyat Tahun Tabel 2.91 Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Tahun Tabel 2.92 Luas Area dan Produksi Tanaman Tembakau di Kabupaten Jember Tahun Tabel 2.93 Populasi Ternak Tahun Tabel 2.94 Produksi Daging Menurut Jenis Ternak Tahun Tabel 2.95 Produksi Susu Tahun (Liter) Tabel 2.96 Produksi Telur Menurut Jenis ternak Tahun (Kg) Tabel 2.97 Daerah Sentra Pengembangan Komoditas Peternakan Tabel 2.98 Sasaran Akseptor dan Kelahiran Progam IB dalam Mendukung Percepatan Swasembada Daging Sapi (P2SDS) Tabel 2.99 Perkembangan Hasil Kegiatan Inseminasi Buatan tahun Tabel Jumlah Lahan Kritis dan Penyediaan Bibit Tanaman Kehutanan Tabel Luas Area Hutan Rakyat (Ha) Tahun

12 n Tabel Perkembangan Penerbitan Perijinan di Bidang Pertambahan dan Energi Tahun Tabel Titik Lampu, Daya Lampu, dan Tagihan Rekening Penerangan Jalan Umum Tahun Tabel Perkembangan Jumlah Wisatawan Tahun Tabel Perkembangan Jenis, Kelas dan Jumlah Restoran Tabel Pengembangan Jenis, Kelas dan Jumlah Penginapan/ Restoran Tahun Tabel Perkembangan RTP (Rumah Tangga Perikanan) Budidaya Ikan Tahun Tabel Perkembangan Luas Areal Budidaya Ikan Tahun Tabel Pengembangan Produksi Budidaya Ikan Air Tawar Tahun (ton) Tabel Perkembangan Jumlah Nelayan, Perahu, dan Alat Tangkap Tahun Tabel Perkembangan Produksi Ikan Laut Tahun (Ton) Tabel Perkembangan Pengeluaran SIUP dan Investasi Tahun Tabel Perkembangan Penerbitan TDP dan TDG Tahun Tabel Perkembangan Jumlah Industri dan Tenaga Kerja Tahun

13 n BAB VI PENUTUP Tabel Pemberdayaan Pengungsi Eks dan Calon Transmigrasi Tabel Pemberangkatan Transmigrasi Tahun Tabel Jumlah Bank di Kabupaten Jember Tahun Tabel Jenis, Kelas, dan Jumlah Penginapan / Hotel Kabupaten Jember Tahun Tabel Jenis, Kelas, dan Jumlah Restoran Kabupaten Jember Tahun Tabel Pertumbuhan Wisatawan, Jumlah Pameran, dan PDRB Sektor Pariwisata Tahun Kabupaten Tabel Jumlah Demo Tahun Kabupaten Jember Tabel SKPD Pengelola Perijinan di Kabupaten Jember Tabel Jumlah Penduduk Bekerja Kabupaten Jember Menurut Tingkat Pendidikan Tahun Tabel Jumlah Pegawai Negeri Sipil sesuai Jenjang Kepangkatan Tahun Tabel Perkembangan Jumlah PNS dalam Jabatan Struktural dan Fungsional Tahun Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Jember Tahun Tabel 3.2 Distribusi Persentasi PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha Kabupaten Jember Tahun

14 n Tabel 3.3 Besaran PDRB Masing-Masing Sektor di Kabupaten Jember Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Milyaran Rupiah) Tabel 3.4 Peranan Perekonomian Masing-Masing di Kabupaten Jember Atas Dasar Harga Berlaku Tabel 3.5 Sumbangan Pertumbuhan Masing-Masing Sektortterhadap Pertumbuhan PDRB Kabupaten Jember Tahun Tabel 3.6 Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Daerah Tahun Tabel 3.7 Realisasi dan Proyeksi/Target Belanja Daerah Tahun

15 n BAB VI PENUTUP DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Distribusi Persentase PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha Kabupaten Jember Tahun 2000 dan Gambar 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kabupaten Jember Tahun Gambar 3.2 Pendapatan Regional Perkapita dan PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 00 Tahun Gambar 3.3 Perbandingan Inflasi Kabupaten Jember dari IHK dan Indeks Implsit PDRB Tahun

16 BAB I PENDAHULUAN Pemerintah Kabupaten LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI NOMOR : 22 TAHUN 2015 TANGGAL : 28 MEI 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN TAHUN 2016 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember BAB I. PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta memperhatikan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan RKPD Provinsi. Penyusunan RKPD merupakan tahapan sistem perencanaan pembangunan daerah yang dimulai dari RPJPD, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan RPJMD. Penyusunan RKPD ditujukan sebagai upaya untuk mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis antara perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan kabupaten/kota. Dengan demikian, maka substansi RKPD mengacu kepada RPJMD, RPJPD dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta memperhatiakan RKP dan RKPD Provinsi. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 1

17 Pemerintah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN); dan Rencana Pembangunan Tahunan atau Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Amanat undang-undang tersebut dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tersebut Pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang di dalamnya mengatur tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang meliputi RPJPD, RPJMD, Rencana Strategis (Renstra) SKPD, RKPD, dan Rencana Kerja (Renja) SKPD. RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, serta prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif. Berdasarkan acuan tersebut, maka rencana kerja dan pendanaan RKPD akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Jember dan pemangku kepentingan lainnya sebagai wujud dari pola perencanaan partisipatif. RKPD memuat kebijakan publik dan arah kebijakan pembangunan daerah selama satu tahun, yang diharapkan dapat menciptakan kepastian kebijakan sebagai komitmen pemerintah 2 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

18 BAB I PENDAHULUAN Pemerintah Kabupaten daerah yang harus dilaksanakan secara konsisten. Selain daripada itu RKPD juga merupakan acuan bagi SKPD dalam menyempurnakan Renja SKPD untuk tahun yang sama. RKPD ini berpedoman kepada RPJPD Kabupaten Jember Tahun karena merupakan awal periode ketiga Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun sebelum ditetapkannya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2020 oleh Bupati terpilih dimana Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Jember rencananya akan dilaksanakan bulan Desember RKPD ini tetap memperhatikan RPJMD Tahun dan disusun dengan tahapan berikut: 1. Persiapan penyusunan RKPD; 2. Penyusunan rancangan awal RKPD; 3. Penyusunan rancangan RKPD; 4. Pelaksanaan musrenbang RKPD; 5. Perumusan rancangan akhir RKPD; dan 6. Penetapan RKPD. Setelah rancangan awal RKPD dibuat, tahap selanjutnya adalah merumuskan dokumen tersebut menjadi rancangan RKPD. Perumusan Rancangan RKPD pada dasarnya adalah memadukan materi pokok yang telah disusun dalam rancangan awal RKPD provinsi dengan rancangan Renja SKPD dan mensinkronkannya dengan kebijakan nasional/provinsi tahun rencana. Dengan demikian, penyusunan rancangan RKPD bertujuan untuk menyempurnakan rancangan awal melalui proses pengintegrasian dan harmonisasi program dan kegiatan prioritas yang tercantum Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 3

19 Pemerintah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN dalam rancangan Renja SKPD serta untuk mengharmoniskan dan menyinergikannya terhadap prioritas dan sasaran pembangunan nasional dan provinsi. Evaluasi Rancangan awal RKP dan RKPD Provinsi ini merupakan bagian dari proses identifikasi kebijakan nasional dan provinsi yang digunakan untuk melengkapi analisis dan evaluasi yang telah dilakukan pada tahap penyusunan rancangan awal, khususnya identifikasi kebijakan nasional untuk tahun rencana. Suatu kebijakan menjadi relevan bagi suatu daerah (yang dengan demikian harus dipedomani) karena beberapa karakteristik : 1. Amanat perundang-undangan yang bersifat mengikat secara umum (seluruh daerah) atau khusus pada daerah tertentu. 2. Kebijakan pemerintah pusat yang karena karakteristiknya, suatu daerah merupakan tujuan dari kebijakan tersebut. 3. Kebijakan pemerintah pusat yang karena karakteristiknya, suatu daerah dipengaruhi secara tidak langsung oleh kebijakan dimaksud. Kebijakan nasional lainnya memiliki dampak strategik bagi daerah tahun rencana karena beberapa karakteristik : 1. Kebijakan pemerintah pusat yang mengandung peluang bagi pengembangan daerah. 2. Kebijakan pemerintah pusat yang berdampak negatif bagi suatu daerah jika tidak diantisipasi dengan program tertentu. Tahap selanjutnya adalah merumuskan dokumen tersebut menjadi rancangan akhir RKPD setelah melalui proses pelaksanaan Musrenbang dan sinkronisasi dengan kebijakan pemerintah dan 4 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

20 BAB I PENDAHULUAN Pemerintah Kabupaten pemerintah provinsi Jawa Timur untuk ditetapkan sebagai dokumen RKPD tahun Selanjutnya, dalam dokumen RKPD ini, prioritas pembangunan tahunan disusun dengan beberapa pertimbangan, yaitu : 1. Memiliki dampak yang signifikan terhadap pencapaian sasaran-sasaran pembangunan yang terukur sehingga langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. 2. Penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan. 3. Merupakan tugas Pemerintah Daerah sebagai pelaksana utama (sedapat mungkin dalam rentang kendali Pemerintah Daerah untuk mewujudkannya). 4. Realistis untuk dilaksanakan dan diselesaikan dalam kurun waktu satu tahun. Sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah tahunan, RKPD Kabupaten Jember memuat prioritas pembangunan, program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan secara teknis oleh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jember, yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati Jember. Dengan demikian RKPD Kabupaten Jember mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Menjadi acuan bagi seluruh SKPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Jember, karena memuat seluruh kebijakan publik. 2. Menjadi pedoman dalam penyusunan APBD, karena memuat arah kebijakan pembangunan daerah dalam satu tahun. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 5

21 Pemerintah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 3. Menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan komitmen Pemerintah Daerah Dasar Hukum Penyusunan Secara rinci landasan hukum yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember Tahun 2015 adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700) 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

22 BAB I PENDAHULUAN Pemerintah Kabupaten Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah; dicari lembaran negaranya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741) 10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 7

23 Pemerintah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 14. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 8 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

24 BAB I PENDAHULUAN Pemerintah Kabupaten 17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun ; 18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun ; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 1 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Jember Tahun ; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Jember Tahun ; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Jember Tahun ; 1.3. Hubungan Antar Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember merupakan dokumen perencanaan teknis operasional untuk kurun waktu satu tahun, yang disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Penyusunan RKPD berpedoman pada Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Jember Tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 9

25 Pemerintah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.4. Maksud dan Tujuan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember dimaksudkan untuk menjadi acuan/pedoman perencanaan dan penganggaran tahunan daerah tahun Adapun tujuan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah : 1. Mewujudkan pencapaian sasaran pembangunan Kabupaten Jember; 2. Mewujudkan integrasi, sinkronisasi dan sinergitas pembangunan baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintahan maupun antar tingkat pemerintahan; 3. Mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan; 4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha, Perguruan Tinggi dan Komunitas; serta 5. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. 10 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

26 BAB I PENDAHULUAN Pemerintah Kabupaten 1.5. Sistematika Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengemukakan pengertian ringkas tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember, proses penyusunan RKPD, kedudukan RKPD tahun rencana dalam periode dokumen RPJMD, keterkaitan antara dokumen RKPD dengan dokumen RPJPD, Renstra SKPD, Renja SKPD serta tindaklanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD Kabupaten Jember. 1.2 Landasan Hukum Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember Tahun Hubungan Antar Dokumen Menjelaskan tentang hubungan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember Tahun 2016 dengan dokumen-dokumen perencanaan lainnya. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 11

27 Pemerintah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.4 Maksud dan Tujuan Memberikan uraian ringkas tentang maksud dan tujuan penyusunan dokumen RKPD bagi Kabupaten Jember. 1.5 Sistematika Memuat sistematika Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember. BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah Bagian ini sangat penting untuk menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah. 2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai tahun berjalan dan Realisasi RPJMD Menjelaskan realisasi, hasil capaian program dan kegiatan yang direncanakan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah maupun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jember. 2.3 Permasalahan Pembangunan Menjelaskan permasalahan pembangunan daerah berisi uraian rumusan umum permasalahan 12 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

28 BAB I PENDAHULUAN Pemerintah Kabupaten pembangunan daerah yang berhubungan dengan prioritas pembangunan daerah, dan permasalahan lainnya yang berhubungan dengan layanan dasar dan tugas fungsi SKPD. BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Menjelaskan arah kebijakan pembangunan ekonomi nasional dan provinsi, proyeksi dan tantangan pembangunan ekonomi tahun Arah Kebijakan Keuangan Daerah Mejelaskan arah kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan tahun 2016 serta pendanaan pembangunan lainnya. BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Menjelaskan tujuan dan sasaran pembangunan tahun Prioritas Pembangunan Daerah Mengemukakan tentang prioritas pembangunan untuk tahun 2016, isu strategis, serta prioritas program pembangunan daerah berdasarkan isu strategis. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 13

29 Pemerintah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Menjelaskan rincian program dan kegiatan prioritas RKPD, instansi pelaksana/skpd, indikator capaian masing-masing program dan kegiatan serta pagu indikatifnya. BAB VI PENUTUP Menguraikan tentang hal-hal pokok yang termuat dalam keseluruhan dokumen RKPD, sebagai pedoman bagi semua pihak dalam memfungsikan RKPD sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Pada bagian ini juga memuat antara lain : a. Keterpaduan dan sinkronisasi penyusunan program dan kegiatan di SKPD dengan memperhatikan kewenangan serta peran/tanggung jawab/tugas SKPD; b. Peranan stakeholder pembangunan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan, program, dan kegiatan RKPD; c. Penegasan RKPD sebagai acuan penyusunan rencana kerja dan APBD; d. Penegasan tentang kewajiban pemerintah daerah untuk mengevaluasi pelaksanaan program RKPD. 14 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

30 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah Pada bagian ini akan menjelaskan tentang kondisi geografi dan demografi serta indikator capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Jember. Adapun indikator capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan yang disajikan meliputi 3 (tiga) aspek utama, yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Jember terletak di bagian timur wilayah Provinsi Jawa Timur tepatnya berada pada posisi 7 o 59 6 sampai 8 o Lintang Selatan dan 113 o sampai 114 o Bujur Timur. Secara administratif, Kabupaten Jember berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Probolinggo di sebelah utara, Kabupaten Lumajang di sebelah barat, Kabupaten Banyuwangi di sebelah timur, dan di sebelah selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia. Kabupaten Jember memiliki luas wilayah kurang lebih 3.293,34 Km 2, dengan panjang pantai lebih kurang 170 Km. Sedangkan luas perairan Kabupaten Jember yang termasuk ZEE (Zona Ekonomi Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 15

31 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Eksklusif) kurang lebih 8.338,5 Km 2. Secara garis besar daratannya dibedakan sebagai berikut : Bagian selatan wilayah Kabupaten Jember adalah dataran rendah dengan titik terluarnya adalah Pulau Nusa Barong, terdapat pula sekitar 82 pulau-pulau kecil, 16 pulau diantaranya sudah memiliki nama. Pada kawasan ini terdapat Taman Nasional Meru Betiri yang berbatasan dengan wilayah administratif Kabupaten Banyuwangi. Bagian barat laut berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo, dimana merupakan bagian dari Pegunungan Iyang, dengan puncaknya Gunung Argopuro (3.088 m). Bagian timur merupakan bagian dari rangkaian Dataran Tinggi Ijen. No. Tabel 2.1 Ketinggian Wilayah Kabupaten Jember Ketinggian Luas Km 2 % meter 591,20 17, meter 681,68 20, meter 1.243,08 37, meter 520,43 15,80 5 > meter 256,95 7,80 Jumlah 3.293,34 100,00 Sumber : LKJP Bupati Jember Tahun 2014 Kabupaten Jember berada pada ketinggian meter di atas permukaan laut (dpl), dengan ketinggian daerah perkotaan Jember lebih kurang 87 meter di atas permukaan laut (dpl). Sebagian besar wilayah berada pada ketinggian antara 100 hingga 16 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

32 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten 500 meter di atas permukaan laut (37,75%), selebihnya 17,95% pada ketinggian 0 sampai dengan 25 m, 20,70% pada ketinggian 25 sampai dengan 100 m, 15,80% berada pada ketinggian 500 sampai dengan m di atas permukaan laut dan 7,80% pada ketinggian lebih dari m. Wilayah barat daya memiliki dataran dengan ketinggian 0 25 meter dpl. Sedangkan daerah timur laut yang berbatasan dengan Bondowoso dan tenggara yang berbatasan dengan Banyuwangi memiliki ketinggian di atas meter dpl. Dengan demikian dapat diketahui bahwa wilayah Kabupaten Jember memiliki ketinggian yang bervariasi, namun dapat dikatakan bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Jember berada pada area dataran rendah. Secara administratif wilayah Kabupaten Jember terbagi menjadi 31 kecamatan terdiri atas 28 kecamatan dengan 226 desa dan 3 kecamatan dengan 22 kelurahan, 966 dusun/lingkungan, RW dan RT. Kecamatan terluas adalah Tempurejo dengan luas 524,46 Km 2 atau 15,9% dari total luas wilayah Kabupaten Jember. Kecamatan yang terkecil adalah Kaliwates, seluas 24,94 Km 2 atau 0,76%. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 17

33 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN No. Tabel 2.2 Nama Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Jember Kecamatan Jumlah Desa/Kel Jumlah Dusun/Lingk Jumlah RW Jumlah RT Luas (Km 2 ) 1 Kencong ,92 2 Gumukmas ,98 3 Puger ,99 4 Wuluhan ,18 5 Ambulu ,56 6 Tempurejo ,46 7 Silo ,98 8 Mayang ,78 9 Mumbulsari ,13 10 Jenggawah ,02 11 Ajung ,61 12 Rambipuji ,80 13 Balung ,12 14 Umbulsari ,52 15 Semboro ,43 16 Jombang ,30 17 Sumberbaru ,37 18 Tanggul ,99 19 Bangsalsari ,28 20 Panti ,71 21 Sukorambi ,63 22 Arjasa ,75 23 Pakusari ,11 24 Kalisat ,48 25 Ledokombo ,92 26 Sumberjambe ,24 27 Sukowono ,04 28 Jelbuk ,06 29 Kaliwates ,94 30 Sumbersari ,05 31 Patrang ,99 Jumlah ,34 Sumber : LKJP Bupati Jember Tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

34 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten A. Topografi Dilihat dari kondisi topografi yang ditunjukkan dengan kemiringan tanah atau elevasi, sebagian besar wilayah Kabupaten Jember (36,60%) berada pada wilayah datar dengan kemiringan lahan 0 2%, sehingga daerah ini baik untuk kawasan permukiman perkotaan dan kegiatan pertanian tanaman semusim. Selanjutnya wilayah yang bergelombang sampai berbukit dengan kemiringan sangat curam di atas 40% menempati wilayah 31,28%, daerah tersebut harus dihutankan sehingga dapat berfungsi sebagai perlindungan hidrologi untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Selebihnya wilayah landai sampai bergelombang, dengan kemiringan antara 2 15% menempati wilayah 20,46%, yang digunakan untuk usaha pertanian dengan tanpa memperhatikan usaha pengawetan tanah dan air. Sedangkan daerah bergelombang dengan kemiringan 15 40% menempati wilayah 11,66%, daerah tersebut mudah terkena erosi, maka diperlukan usaha pengawetan tanah dan air. No. Tabel 2.3 Kemiringan Lahan Kabupaten Jember Kelas Lereng Luas Km 2 % 1 Datar (0-2%) 1.205,47 36,60 2 Landai (2-15%) 673,76 20,46 3 Agak curam (15-40%) 384,03 11,66 4 Sangat Curam (> 40%) 1.030,07 31,28 Jumlah 3.293,34 100,00 Sumber : LKJP Bupati Jember Tahun 2014 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 19

35 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Kondisi kemiringan lahan yang bervariasi ini perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tata ruang yang akan ditetapkan, baik dipandang dari segi potensi, kendala lingkungan, maupun dari segi dampak lingkungan yang berkaitan dengan perubahannya. Di samping itu topografi juga berpengaruh besar dalam menentukan jenis dan arah penempatan aktivitas yang akan dikembangkan pada suatu daerah. Morfologi wilayah Kabupaten Jember didominasi oleh kawasan perbukitan. Daerah dengan kemiringan antara 8 15% dimanfaatkan sebagai kawasan permukiman. Daerah dengan kemiringan diatas 30% merupakan daerah perbukitan yang terletak di sebagian utara dan timur cocok untuk kawasan lindung. Daerah sebelah selatan-barat merupakan daerah landai dan dekat dengan laut yang berpotensi untuk pengembangan kegiatan perikanan, pertanian, dan perkebunan. B. Geologi Dataran wilayah Kabupaten Jember banyak dibentuk oleh jenis tanah litosol dan regosol coklat kekuningan. Kondisi ini sangat menentukan tingkat kesuburan dan kedalaman efektif tanah, dimana tingkat kesuburan tersebut adalah berkisar di atas 90 cm. Kabupaten Jember mempunyai jenis tanah yang sangat bervariasi. Ada 16 jenis tanah di Kabupaten Jember yang terdistribusi secara menyebar, yaitu: 1. Asosiasi andosol coklat kekuningan dan regosol coklat kekuningan. Komplek mediteran merah dan litosol. 20 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

36 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Alluvial coklat kekelabuan. Alluvial hidromort. Asosiasi alluvial kelabu dan alluvial coklat kekelabuan. 2. Asosiasi gley humus rendah dan alluvial kelabu. Regosol kelabu. Komplek regosol kelabu dan litosol. Regosol coklat kekelabuan. Regosol coklat, bahan indusk endapan pasir. Regosol coklat. Komplek regosol dan litosol. Komplek latosol kemerahan dan litosol. Latosol coklat kemerahan. 3. Asosiasi latosol coklat dan regosol kelabu. Komplek latosol coklat kekuningan dan litosol. Tekstur tanah didominasi oleh tekstur sedang (lempung), meliputi 79,32% dari luas daerah. Kecamatan yang memiliki tekstur sedang terluas adalah Kecamatan Tempurejo sedangkan yang memiliki area tersempit adalah Kecamatan Gumukmas. Untuk tanah yang bertekstur halus sebesar 19,50% dari luas wilayah yang mayoritas terdapat di Kecamatan Puger. Adapun untuk tanah yang bertekstur kasar sebesar 1,18% dari luas wilayah banyak terdapat di Kecamatan Sumberjambe. Tingkat erosi di Kabupaten Jember cukup rendah. Sekitar 94,12% merupakan daerah bebas erosi dengan jenis tanah alluvial, gley, regosol, andosol, mediteran, dan latosol. Ditinjau dari segi drainase, 99,60% dari wilayah Kabupaten Jember merupakan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 21

37 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN daerah bebas genangan. 0,39% merupakan daerah tergenang periodik, dan hanya 0,01% merupakan daerah tergenang rawa. Batuan-batuan pembentuk daerah di Kabupaten Jember terdiri dari 5 formasi batuan, yaitu: Meocine limestone, banyak dijumpai di daerah selatan. Alluvium, banyak dijumpai di bagian tengah dan tenggara. Granit, banyak terdapat di lereng bukit sebelah timur. Meocine sedimentasi facies, di bagian timur. Young quartenary product, di lereng gunung sebelah timur laut dan selatan. Kabupaten Jember mempunyai banyak sungai/kali yang bermanfaat untuk pertanian. Beberapa sungai yang cukup besar adalah : 1. Kali Bedadung, merupakan sungai yang membelah Kabupaten Jember di tengah-tengah. Hulu sungai berasal dari pegunungan Hyang yang banyak terdapat mata air. 2. Kali Mayang, merupakan sungai yang bermata air dan hulu sungai berasal dari Pegunugan Raung yang berbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi. 3. Kali Sanen, merupakan sungai yang bermata air dan hulu sungai berasal dari Pegunugan Raung. Kali Sanen bertemu dengan Kali Mayang di Desa Sumberrejo dan bermuara di Samudera Indonesia. 4. Kali Jatiroto, merupakan perbatasan dengan Kabupaten Lumajang yang bermata air dan hulu sungai dari Pegunungan Hyang, bermuara di Samudera Indonesia. 22 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

38 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten C. Klimatologi Iklim di Kabupaten Jember adalah iklim tropis. Angka temperatur berkisar antara 23ºC 31ºC, dengan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai bulan Agustus dan musim hujan terjadi pada bulan September sampai bulan Januari. Sedangkan curah hujan cukup banyak, yakni berkisar antara mm sampai mm. Curah hujan di Kabupaten Jember dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu : mm/tahun, terdapat di Kecamatan Puger, Wuluhan dan Kecamatan Gumukmas mm/tahun, terdapat di Kecamatan Kencong dan Ambulu mm/tahun, terdapat di Kecamatan Sumbersari, Patrang, Arjasa, Mayang, Silo, Mumbulsari, Rambipuji, Jenggawah, Umbulsari, dan Kecamatan Balung mm/tahun, terdapat di Kecamatan Kaliwates, Pakusari, Kalisat, Sumberjambe, Ledokombo, Tempurejo, Sukorambi, dan Kecamatan Bangsalsari. >2.500 mm/tahun, terdapat di Kecamatan Tanggul, Panti, dan Kecamatan Sumberbaru. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 23

39 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN No. Tabel 2.4 Penggunaan Lahan Kabupaten Jember Penggunaan Lahan Luas Ha % 1 Hutan ,61 36,75 2 Perkampungan ,00 9,68 3 Sawah ,18 26,29 4 Tegal ,84 13,22 5 Perkebunan ,46 10,50 6 Tambak 368,66 0,11 7 Rawa 35,62 0,01 8 Semak/padang rumput 289,06 0,09 9 Tanah rusak/tandus 1.469,26 0,45 10 Lain-lain 9.574,26 2,91 Jumlah ,00 100,00 Sumber : LKJP Bupati Jember Tahun 2014 D. Penggunaan Lahan Ditinjau dari sudut geografisnya wilayah Kabupaten Jember seluas 3.293,34 Km 2 ( Ha) terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budidaya dengan rincian tersebut diatas (Tabel 2.4). E. Kawasan Lindung, Suaka Alam dan Suaka Margasatwa Kawasan lindung di Kabupaten Jember terdiri atas : (1) Kawasan yang memberikan perlindungan di bawahnya yang berada di bagian timur; (2) Kawasan perlindungan setempat yang berada di sempadan pantai selatan Jember (100 m), sempadan sungai/kali di seluruh Jember, kawasan sekitar waduk, dan kawasan sekitar mata air; (3) Kawasan suaka alam berada di Wisata Pantai Watu Ulo, 24 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

40 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Gunung Watangan, Taman Nasional Meru Betiri dan Pegunungan Hyang; (4) Kawasan cagar budaya di Kecamatan Arjasa; (5) Kawasan rawan bencana alam karena erosi tinggi berada di Kecamatan Arjasa, Patrang, Sumberjambe, Mumbulsari, Kencong dan Wuluhan, dan kawasan rawan bencana alam karena hutan rusak berada di Kecamatan Silo dan Mumbulsari. Kawasan budidaya terdiri dari : (1) Pertanian Tanaman Pangan berada di seluruh kawasan kecuali pusat kota; (2) Perkebunan berada di lereng Gunung Argopuro dengan komoditi teh, kopi, kakao, karet; lereng Gunung Raung dengan komoditi kopi dan tembakau; kawasan tengah hingga selatan dengan komoditi tembakau, tebu dan kelapa; (3) Perikanan laut terdapat di Kecamatan Gumukmas, Puger, Ambulu, Wuluhan dan Kencong; perikanan darat terdapat di Kecamatan Rambipuji, Kalisat dan Bangsalsari; (4) Pertambangan/Galian C berada di Kecamatan Puger, Pakusari, Sumbersari, Kalisat, Wuluhan, Arjasa, Ledokombo dan Rambipuji; (5) Hutan Produksi berada di kawasan perbatasan dengan Bondowoso dan Banyuwangi; (6) Industri kecil tersebar di setiap kecamatan, industri manufaktur berada di Kecamatan Rambipuji, Panti, Balung, Jenggawah, Sumbersari dan Arjasa; (7) Permukiman berada di Kawasan Pusat Kota dan setiap ibukota kecamatan. Kondisi lahan pertanian dan perkebunan di Kabupaten Jember sangat subur. Oleh karena itu, mayoritas penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Jember didominasi oleh lahan pertanian dan perkebunan. Kondisi ini sangat sesuai mengingat mata pencaharian utama penduduk Kabupaten Jember adalah di sektor pertanian. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 25

41 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Kawasan hutan produksi yang ada di Kabupaten Jember adalah berupa hutan jati dan hutan kayu lainnya. Persebaran kawasan hutan produksi ini berada di kawasan perbatasan Kabupaten Jember dengan kabupaten-kabupaten lainnya. Misalnya, pada sebelah utara Kabupaten Jember yang berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan sebelah timur yang berbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi. Selain itu, kawasan hutan produksi juga banyak ditemui di bagian selatan Kabupaten Jember yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia. Untuk kawasan industri, di Kabupaten Jember mayoritas berupa industri pengolahan hasil pertanian dan pergudangan yang mengolah tembakau. Persebaran lokasi industri ini berada di wilayah bagian barat dan timur Kabupaten Jember, yaitu di Kecamatan Bangsalsari, Rambipuji, Balung, Jenggawah, Arjasa, Pakusari, Kalisat, dan Sukowono. Untuk kawasan permukiman, persebarannya merata di Kabupaten Jember dengan kepadatan rendah sedang. Sedangkan untuk kawasan permukiman di wilayah perkotaan, yaitu Kecamatan Kaliwates, Kecamatan Patrang, dan Kecamatan Sumbersari memiliki kepadatan sedang tinggi. F. Potensi Pengembangan Wilayah Berdasarkan hasil identifikasi terhadap semua potensi sumberdaya di setiap wilayah Kecamatan di Kabupaten Jember, dapat dilihat pada Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

42 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel 2.5 Data Potensi Setiap Wilayah Kecamatan di Kabupaten Jember Komoditi Tanaman Pangan dan Hortikultura No Kecamatan Komoditas Basis dari Sektor/Subsektor Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura 1. Ajung - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Kc. Panjang, Cabe Besar, Tomat Semangka, Belimbing, Jeruk Siam, Mangga, Rambutan 2. Ambulu - Padi, Jagung, Kedelai, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Kubis, Kol, Kc. Panjang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Alpukat, Jambu Air, jambu biji, mangga, Nangka, Pepaya, Pisang, Sawo 3. Arjasa - Padi, Jagung, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Cabe Besar, Cabe Rawit, Alpukat, Belimbing, Jambu Biji, Jeruk Siam, Mangga, Pepaya, Pisang, Rambutan, Salak, Petai 4. Balung - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, - Kc. Panjang, Cabe Rawit, Mangga, nanas, Rambutan 5. Bangsalsari - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, - Kc. Panjang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Semangka, Durian, Pisang, Rambutan 6. Gumukmas - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Sawi, Kc. Panjang, Cabe Besar Cabe Rawit, Semangka, Belimbing, Jambu Biji, Jeruk Siam, Mangga, Pepaya, Pisang, Salak 7. Jelbuk - Padi, Jagung, Kacang Tanah, Ubi Kayu, - Cabe Besar, Cabe Rawit, Durian, Jambu Biji, Mangga, Pisang, Rambutan, Petai 8. Jenggawah - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Kc. Panjang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Belimbing, Jambu Biji, Jeruk Siam, Mangga, Pisang, Rambutan 9. Jombang - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, - Kc. Panjang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Jeruk Siam, Mangga 10. Kalisat - Padi, Jagung, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Kc. Panjang, Cabe Besar, Duku, Durian, mangga, Pisang 11. Kaliwates - Padi, Jagung, Kedelai, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Cabe Besar, Cabe Rawit, mangga, Pisang, Rambutan 12. Kencong - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, - Kc. Panjang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Belimbing, Jeruk Siam, Mangga 13. Ledokombo - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Kc. Panjang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Tomat, Ketimun, semangka, Alpukat, Duku, Durian, Jambu Biji Mangga, Pepaya, Pisang, Rambutan, Petai Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 27

43 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN No Kecamatan Komoditas Basis dari Sektor/Subsektor Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura 14. Mayang - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Kc. Panjang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Durian, Jambu biji, Mangga, Pisang, Markisa 15. Mumbulsari - Padi, Jagung, Kedelai, Ubi Kayu, - Kc. Panjang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Mangga, Manggis, Pisang, Salak 16. Pakusari - Padi, Jagung, - Kc. Panjang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Alpukat, Duku, Durian, Mangga, Pisang, Rambutan 17. Panti - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Kc. Panjang, Cabe Besar, Tomat, Alpukat, Belimbing, Duku, Durian, Jambu air, Jambu Biji, Jeruk Siam, Mangga, Manggis, Nanas, Pisang, Rambutan, Petai 18. Patrang - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, - Kc. Panjang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Alpukat, Belimbing, Duku, Durian, Jambu air, Jambu Biji Mangga, Pisang, Rambutan, sukun 19. Puger - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Kc. Panjang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Semangka, Jmbu Biji, mangga, Pisang 20. Rambipuji - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Kc. Panjang, Cabe Besar, Mangga, Salak 21. Semboro - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Kc. Panjang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Belimbing, Durian, Jeruk Siam, Manggis, Rambutan, salak 22. Silo - Padi, Jagung, Kacang Tanah, Ubi Kayu, - Cabe Besar, Cabe Rawit, Alpukat 23. Sukorambi - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Sawi, Kc. Panjang, Cabe Besar Cabe Rawit, Kangkung, Bayam, Durian, manggis, nanas, Pisang, Rambutan, Petai 24. Sukowono - Padi, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Cabe Besar, Cabe Rawit, Belimbing, Durian, Pisang 25. Sumberbaru - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, - Kc. Panjang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Belimbing, Duku, Durian, Jambu air, Jambu Biji, Jeruk Siam, Mangga, Manggis, Pisang, rambutan, salak 26. Sumberjambe - Padi, Jagung, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Kc. Panjang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Alpukat, Durian, Pisang, Rambutan 27. Sumbersari - Padi, Jagung, Kedelai, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Cabe Besar, Cabe Rawit 28. Tanggul - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Kc. Panjang, Cabe Rawit, Alpukat, Durian, manggis, Rambutan 28 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

44 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten No Kecamatan Komoditas Basis dari Sektor/Subsektor Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura 29. Tempurejo - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Kc. Panjang, Cabe Besar, Cabe Rawit, Ketimun, mangga, Pisang, Sirsat, Rambutan 30. Umbulsari - Padi, Jagung, Kedelai, - Kc. Panjang, Cabe Besar, Belimbing, Jeruk Siam, Pisang, Rambutan, Salak 31 Wuluhan - Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Ubi Jalar - Kubis, Kc. Panjang, CabeBesar Cabe Rawit, Mangga, nangka Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Jember (2014) No Tabel 2.6 Data Potensi Setiap Wilayah Kecamatan di Kabupaten Jember Komoditi Perkebunan dan Peternakan/Perikanan Kecamatan Komoditas Basis dari Sektor/Subsektor Pertanian Perkebunan 1 Ajung Tembakau, kelapa, kopi, pinang, tebu, kapuk. Sapi Potong Peternakan/Perikanan 2 Ambulu Tembakau, kelapa, kopi, lada, pinang, kakao, kapuk. 3 Arjasa Sapi Perah, Sapi Potong, Kerbau, Ayam Petelur. Sapi Perah, Kambing. Tembakau, kelapa, kopi, cengkeh, panili, jambu, mete, pinang, tebu, kapuk. 4 Balung Tembakau, kelapa, kopi, pinang, tebu, kapuk. 5 Bangsalsari Tembakau, kelapa, kopi, lada, cengkeh, panili, pinang, tebu, kapuk. 6 Gumukmas Kelapa, kopi, lada, jambu mete, pinang, tebu, kapuk. 7 Jelbuk Tembakau, kelapa, kopi, cengkeh, panili, pinang, mlinjo, tebu, kapuk. 8 Jenggawah Tembakau, kelapa, kopi,lada, panili, pinang, tebu, kapuk. Ayam Petelur, Sapi Perah. Kambing, Kuda, Ayam Buras, Gurami, Lele, Nila. Sapi Potong, Sapi Perah, Kerbau, Ayam Buras, Ayam Pedaging, Gurami, Lele, Nila. Kambing. Sapi Potong. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 29

45 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Komoditas Basis dari Sektor/Subsektor Pertanian No Kecamatan Perkebunan Peternakan/Perikanan 9 Jombang Kelapa, kopi, pinang, tebu, kapuk. Kerbau. 10 Kalisat Tembakau, kelapa, kopi, jambu mete, pinang, kakao, tebu, kapuk. 11 Kaliwates Tembakau, kelapa, kopi, pinang, tebu, kapuk. Tombro, Nila, Ikan Hias. Sapi Perah. 12 Kencong Kelapa, pinang, tebu, kapuk. Babi, Ayam Pedaging. 13 Ledokombo Temabaku, kelapa, kopi, lada, cengkeh, panili, jambu mete, pinang, kakao, tebu, kapuk. 14 Mayang Tembakau, kelapa, kopi, lada, pinang, tebu, kapuk. 15 Mumbulsari Tembakau, kelapa, kopi, lada, cengkeh, panili, pinang, tebu, kapuk. 16 Pakusari Tembakau, kelapa, kopi, pinang, tebu, kapuk. 17 Panti Tembakau, kelapa, kopi, lada, cengkeh, panili, pinang, kakao, tebu, kapuk. Tombro, Nila, Ikan Hias. Tombro, Nila, Ikan Hias. Kambing, Domba, Ayam Petelur. Ayam Pedaging. Domba, Kambing, Ayam Petelur. 18 Patrang Kelapa, kopi, panili, jambu Puger Tembakau, kelapa, pinang, tebu, kapuk. 20 Rambipuji Tembakau, kelapa, kopi, pinang, kakao, tebu, kapuk. 21 Semboro Kelapa, kopi, pinang,kakao, tebu, kapuk. 22 Silo Tembakau, kelapa, kopi, lada, cengkeh, panili, pinang, kakao, tebu, kapuk. 23 Sukorambi Tembakau, kelapa, kopi, cengkeh, pinang, tebu, kapuk. 24 Sukowono Tembakau, kelapa, kopi, cengkeh, pinang, tebu, kapuk. Sapi Potong, Domba, Gurami, Lele, Nila. Aym Pedaging, Ayam Petelur. Gurami, Nila, Lele, Babi. Sapi, Potong, Domba, Ayam Buras, Tombro, Nila, Ikan Hias. Domba, Ayam Petelur. Ayam Buras, Ayam Pedaging, Ayam Petelur, Tombro, Nila, Ikan Hias. 30 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

46 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten No Kecamatan Komoditas Basis dari Sektor/Subsektor Pertanian Perkebunan 25 Sumberbaru Kelapa, kopi, cengkeh, pinang, tebu, kapuk. Peternakan/Perikanan Sapi. Potong, Sapi, Perah, Kambing. 26 Sumberjambe Tembakau, kelapa, kopi, cengkeh, jambu mete, pinang, tebu, kapuk. 27 Sumbersari Tembakau, kelapa, pinang, tebu, kapuk. 28 Tanggul Kelapa, kopi, cengkeh, pinang, tebu, kapuk. 29 Tempurejo Tembakau, kelapa, kopi, lada, panili, pinang, tebu, kapuk. Sapi Potong, Ayam Petelur, Tombro, Nila, Ikan Hias. - Sapi Perah, Ayam Petelur, Kuda, Kambing. Sapi Potong, Kambing, Domba. 30 Umbulsari Kelapa, kopi, pinang, tebu, kapuk. Ayam Buras, Babi, Gurami, Lele, Nila, Ayam Pedaging. 31 Wuluhan Tembakau, kelapa, kopi, lada panili, pinang, kakao, tebu, kapuk. Sapi Potong, Kambing, Gurami, Lele, Nila. Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan dan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jember (2014) G. Kawasan rawan bencana alam Kawasan rawan bencana alam merupakan kawasan yang diindikasikan sebagai kawasan yang sering terjadi bencana, baik bencana letusan gunung, longsor, banjir dan gelombang tsunami sehingga dapat berakibat rusaknya lingkungan secara menyeluruh. Dalam melakukan antisipasi terhadap bencana yang setiap saat dapat terjadi, maka diperlukan pembentukan suatu tatanan baik upaya deteksi gempa, melestarikan kawasan lindung dan kegiatan penanggulangan bencana secara dini. Adapun kawasan rawan bencana tersebut terdiri dari : 1. Kawasan rawan bencana tanah longsor yaitu kawasan yang memiliki Patahan atau sesar (atau istilah geologi-nya "fault") Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 31

47 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN pada lapisan batuan bumi yg memungkinkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yg lainnya. Wilayah rawan bencana terutama rawan gempa, gerakan tanah dan tanah longsor, banjir lumpur, erosi, dan wilayah aliran lahar gunung berapi terutama yang mempunyai tektur tanah halus dan ketebalan soil melebihi 90 cm. Kawasan ini di Kabupaten Jember meliputi Kecamatan Arjasa, Jelbuk, Sukorambi, Bangsalsari, Tanggul, Sukowono, Sumberjambe, Silo, Tempurejo, dan Sumberbaru. 2. Kawasan rawan angin topan yang perlu diperhatikan di Kabupaten Jember meliputi Kecamatan Patrang, Sukorambi, Arjasa, Kalisat, Pakusari, dan Mayang. 3. Kawasan rawan kebakaran hutan meliputi Kecamatan Panti, Bangsalsari, Sukorambi, Tanggul, Sumberbaru, Arjasa, Jelbuk, Silo, dan Tempurejo Akibat yang ditimbulkan oleh bencana alam ini sangat merugikan serta penderitaan bagi manusia karena dapat mengurangi kesempatan masyarakat untuk terus menjalankan estafet pembangunan, menanamkan investasi yang lebih besar, menciptakan kegiatan baru maupun melaksanakan upaya pengembangan gagasan bagi perbaikan kehidupan masyarakat itu sendiri. Arahan pengembangan yang dilakukan pada kawasan rawan bencana adalah dengan menciptakan kesempatan yang sama bagi penduduk untuk dapat merasa aman di daerah tempat tinggalnya. Pengembangan ini berarti memberikan kesempatan masyarakat untuk memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan dalam menangani masalah bencana di daerahnya. 32 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

48 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten H. Demografi Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2013 jumlah penduduk Kabupaten Jember pada tahun 2013 adalah sebesar jiwa. Peningkatan per tahun sejak tahun 2010 berturut-turut sebesar 0,48%, 0,70% dan 0,30%. Tabel 2.7 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kabupaten Jember Tahun No. Tahun Jumlah Penduduk Sumber : BPS Kabupaten Jember (2011, 2012, 2013) Peningkatan jumlah penduduk tersebut mempengaruhi tingkat kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk yang cukup tinggi terjadi pada wilayah ibu kota kabupaten seperti Kecamatan Kaliwates, Sumbersari, Patrang dengan tingkat kepadatan masing-masing 4.485,20 jiwa/km², 3.408,34 jiwa/km² dan 2.553,96 jiwa/km². Padahal ketiga wilayah tersebut memiliki persentase luas wilayah yang relatif kecil tehadap luas Kabupaten Jember, dengan proporsi luas masing-masing sebesar 0,76%, 1,12% dan 1,12%. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 33

49 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel 2.8 Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Jember Tahun 2010 Hasil Sensus PendudukTahun 2010 No. Kecamatan Jml Penduduk (Jiwa) Sumber : Jember Dalam Angka, 2014 Luas (Km²) Kepadatan Penduduk 1 Kencong ,92 988,67 2 Gumukmas ,98 954,74 3 Puger ,99 768,55 4 Wuluhan ,18 836,09 5 Ambulu , ,19 6 Tempurejo ,46 134,73 7 Silo ,98 335,02 8 Mayang ,78 758,26 9 Mumbulsari ,13 655,30 10 Jenggawah , ,85 11 Ajung , ,54 12 Rambipuji , ,96 13 Balung , ,23 14 Umbulsari ,52 986,09 15 Semboro ,43 956,97 16 Jombang ,30 920,87 17 Sumberbaru ,37 597,56 18 Tanggul ,99 413,82 19 Bangsalsari ,28 649,85 20 Panti ,71 369,60 21 Sukorambi ,63 625,93 22 Arjasa ,75 869,83 23 Pakusari , ,94 24 Kalisat , ,68 25 Ledokombo ,92 425,59 26 Sumberjambe ,24 434,94 27 Sukowono , ,65 28 Jelbuk ,06 491,27 29 Kaliwates , ,20 30 Sumbersari , ,34 31 Patrang , ,96 Jumlah ,34 708,32 34 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

50 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Sedangkan kepadatan penduduk yang terendah berada di Kecamatan Tempurejo dengan kepadatan 134,73 jiwa/km² dan Kecamatan Silo dengan kepadatan 335,02 jiwa/km² dengan proporsi luas wilayah masing-masing 15,95% dan 9,41%. Berdasarkan komposisi penduduknya, jumlah penduduk lakilaki sebesar jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebesar jiwa, sehingga rasio jenis kelamin sebesar 96,71. Angka tersebut menunjukkan bahwa penduduk perempuan di Kabupaten Jember lebih banyak dibanding penduduk laki-laki. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 35

51 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Aspek kesejahteraan masyarakat meliputi fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, fokus kesejahteraan sosial, serta fokus seni budaya dan olahraga Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah, dapat ditunjukkan dari indikator makro sosial ekonomi. Berbagai indikator makro ekonomi daerah yang digunakan dalam mengukur capaian kinerja pembangunan terlihat sebagaimana tabel berikut ini: Tabel 2.9 Indikator Makro Pembangunan Daerah Kabupaten Jember Tahun 2010 s/d 2013 No Uraian Satuan Tahun Jumlah Penduduk jiwa * 2 PDRB ADHB Juta Rp , , , ,82 3 PDRB ADHK Juta Rp , , , ,52 4 Pertumbuhan Ekonomi % 6,04 7,00 7,21 6,63 5 PDRB Per Kapita Ribu Rp. /Jiwa , , ,697 12,777,516 6 Laju Inflasi % 7,09 2,43 4,49 7, Indekas Ketimpangan Wilayah Persentase Penduduk Miskin Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Angka Rata-Rata Lama Sekolah Angka Melek Huruf P 15 Tahun + 0,440 0,463 0,528 - KK ,95 65,53 65,93 66,60 Tahun 6,79 6,73 6,53 6,45 % 83,08 83,48 83,6 83,65 12 Angka Harapan Hidup Tahun 62,84 63,03 63,21 63, Tingkat Pengangguran Terbuka Pengeluaran Per Kapita riil disesuaikan % 2,71 3,95 3,91 3,97 Ribu Rupiah Sumber : LKJP Bupati Jember Tahun ,61 62,51 63,43 64,42 36 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

52 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember tidak berbeda jauh dengan yang terjadi pada level nasional maupun regional Jawa Timur. Secara absolut terjadi peningkatan nilai tambah di semua sektor baik menurut harga konstan maupun harga berlaku, seluruh sektor ekonomi juga mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor konstruksi dan sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu lebih dari 10%. Pertumbuhan terendah dialami sektor pertanian. Tabel 2.10 PDRB Kabupaten Jember Atas Dasar Harga Berlaku Tahun No Lapangan Usaha Rp. (juta) % Rp. (juta) % Rp. (juta) % Rp. (juta) % Rata- Rata 1 Pertanian ,56 38, ,54 37, ,66 35, ,39 34,25 36, Pertambangan dan Galian Industri Pengolahan Listrik dan Air Bersih ,43 2, ,38 2, ,84 2, ,49 2,65 2, ,13 10, ,71 10, ,94 11, ,76 11,06 10, ,23 0, ,63 0, ,25 0, ,95 0,84 0, Bangunan ,37 2, ,00 2, ,73 2, ,52 2,52 2, Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Persh ,88 24, ,08 25, ,35 26, ,60 27, ,35 4, ,99 4, ,86 4, ,60 4,65 4, ,27 5, ,24 5, ,33 5, ,03 5,51 5,355 9 Jasa-jasa ,98 10, ,59 10, ,04 10, ,48 10,81 10,6525 Kabupaten Jember ,20 100, ,16 100, ,00 100, ,82 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Jember (2014) Besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Jember tahun 2013 menurut harga berlaku adalah sebesar 36,87 trilyun rupiah, sedangkan atas dasar harga konstan mencapai 14,16 trilyun rupiah. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kabupaten Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 37

53 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Jember tahun 2013 adalah sebesar 6,90% dibandingkan tahun Beberapa tekanan, gejolak dan stimulus ekonomi yang terjadi dan ikut mewarnai pembentukan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jember di tahun 2013 antara lain adalah : Pertama, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,21% di tahun 2012, maka pendapatan masyarakat meningkat sehingga akan mendorong permintaan konsumsi masyarakat menjadi lebih kuat serta menciptakan permintaan baru bagi barang dan jasa. Kedua, ada kekuatan belanja pemerintah dalam anggaran belanja daerah 2013 sebesar 2,76 trilyun rupiah. Penggunaan anggaran daerah yang diprioritaskan untuk membangun proyekproyek infrastruktur, disinyalir memberikan dampak positif bagi perekonomian. Ketiga, terjadi penurunan volume dan nilai ekspor di tahun 2013, seperti yang dilaporkan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Jember, total nilai ekspor hanya mencapai 5,529 milyar dollar (tahun 2012 mencapai 5,539 milyar dollar). Di sisi lain, faktor cuaca menyebabkan perlambatan pertumbuhan di tahun Hal ini memaksa beberapa komoditas bahan makanan mengalami penurunan produksi seperti produksi padi dan jagung. Menurut hasil Sensus Penduduk 2010, sebanyak 56,35% penduduk Kabupaten Jember merupakan penduduk perdesaan dan sisanya sebesar 43,65% adalah penduduk perkotaan. Lebih lanjut masih menurut data hasil Sensus Penduduk 2010 dari seluruh penduduk yang bekerja (usia 15 tahun ke atas) sebanyak 51,89% 38 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

54 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten bekerja di sektor pertanian, 16,59% bekerja pada sektor perdagangan dan 5,20% bekerja di sektor industri pengolahan. Sehingga tidak mengherankan apabila sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor industri pengolahan merupakan the main driving sector bagi roda perekonomian di Kabupaten Jember. Andil ketiga sektor tersebut dalam pembentukan nilai tambah di Kabupaten Jember mencapai 73,02%. Gambar 2.1 Distribusi Persentase PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha Kabupaten Jember Tahun 2000 dan 2013 Sumber : BPS Kabupaten Jember (2014) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 39

55 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel 2.11 menunjukkan peranan masing masing sektor dalam pembentukan nilai tambah total di Kabupaten Jember dalam kurun waktu yang berbeda, terpaut lebih dari satu dasawarsa, yaitu tahun 2000 dibandingkan dengan tahun Terlihat jelas untuk sektor primer terjadi penurunan peranan/kontribusi terhadap pembentukan nilai PDRB, seperti sektor pertanian andil sektor ini mencapai 43,26% di tahun 2000, kemudian mengalami penurunan yang cukup signifikan di tahun 2013, yaitu hanya sebesar 34,25%. Sektor pertambangan dan penggalian pun mengalami hal yang sama. Tabel 2.11 PDRB Kabupaten Jember Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun No Lapangan Usaha Rp. (juta) % Rp. (juta) % Rp. (juta) % Rp. (juta) % Rata- Rata 1 Pertanian ,09 39, ,32 38, ,26 37, ,00 36,75 38, Pertambangan dan Galian Industri Pengolahan Listrik dan Air Bersih ,67 3, ,27 3, ,11 3, ,84 3,24 3, ,12 10, ,34 10, ,30 10, ,24 10,55 10, ,04 0, ,57 0, ,07 0, ,10 0,84 0,845 5 Bangunan ,33 2, ,45 2, ,12 2, ,66 2,27 2, Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Persh ,93 23, ,18 24, ,87 25, ,58 26,13 24, ,22 4, ,37 4, ,67 4, ,93 4,65 4, ,71 5, ,08 5, ,77 5, ,69 5,50 5,445 9 Jasa-jasa ,32 10, ,58 10, ,63 10, ,48 10,06 10,0975 Kabupaten Jember ,43 100, ,16 100, ,80 100, ,52 36,75 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Jember (2014) Kemudian sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor 40 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

56 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten bangunan/konstruksi mengalami peningkatan kontribusi walaupun tidak terlalu besar, bahkan sektor industri pengolahan tercatat statis yaitu peranan sektor ini tetap sebesar 11,06%. Selanjutnya sektor tersier, kontribusi terhadap pembentukan nilai PDRB yang terbentuk di Kabupaten Jember tahun 2000 hanya sebesar 39,22%, dan kini 13 tahun sesudahnya, sektor tersier mampu memberikan dukungan terhadap total nilai tambah/pdrb mencapai 48,68%. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang banyak mendapat campur tangan Pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pusat. Hal ini dikarenakan sektor pertanian berkaitan langsung dengan ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. Namun mengapa peranan sektor pertanian mengalami penurunan di Kabupaten Jember selama yaitu dari 43,26% di tahun 2000 menjadi 34,25% di tahun Harap dipahami secara absolut besaran nilai tambah sektor pertanian selalu mengalami kenaikan yaitu dari 3,05 trilyun rupiah di tahun 2000 menjadi 12,62 trilyun rupiah di tahun 2013, terjadi kenaikan hampir empat kali lipat. Penurunan peranan sektor pertanian lebih disebabkan oleh percepatan output sektor sekunder dan tersier yang lebih dinamis sehingga menghasilkan nilai tambah yang bagaikan deret ukur pada tiap tahunnya. Kenaikan sektor sekunder dan tersier tentunya dikarenakan sektor pertanian yang kian tangguh dan mantap. Namun diakui terjadinya alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke non pertanian juga ikut memberikan andil penurunan peranan sektor Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 41

57 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN pertanian terhadap penciptaan nilai tambah, walaupun kecil pengaruhnya. Demikian pula sektor pertambangan dan penggalian, walalupun secara absolut nilainya selalu meningkat namun sektor ini sangat terpengaruh oleh kesediaan alam dalam memberikan resourcenya dan kenaikan permintaan akan sektor ini terbatas. Jadi tidak mengherankan apabila kelincahan sektor pertambangan dan penggalian dengan mudah dilewati oleh sektor sekunder dan tersier. Sektor industri pengolahan merupakan sektor strategis, di samping diharapkan mampu menyerap tenaga kerja sangat besar, sektor ini juga dapat dilakukan ekspansi secara cepat. Hal ini terlihat proporsi sektor industri pengolahan terhadap total nilai PDRB. Begitupun sektor indusri pengolahan di Kabupaten Jember sebagian besar merupakan golongan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai peranan yang cukup signifikan terhadap perekonomian Jember, selain karena pelaku ekonominya adalah masyarakat lokal, kegiatan UMKM juga menggunakan bahan baku lokal, tenaga kerja yang dipakai juga tenaga kerja lokal dan hasil produksinya banyak dikonsumsi masyarakat. Selain itu, semakin banyak kegiatan UMKM yang produksinya berorientasi ekspor, sehingga dinamika UMKM mampu menggeliatkan perekonomian daerah. Fenomena menarik terlihat pada sektor industri pengolahan, kontribusi sektor ini paling stabil selama 13 tahun terakhir yaitu sebesar 11,06%. Apabila kita telusuri lebih mendalam peranan sektor ini paling lemah terjadi pada tahun 2006, yaitu sebesar 42 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

58 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten 10,48% dan kontribusi terkuat terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 11,25%. Hal ini menunjukkan sektor UMKM sebagai tulang punggung sektor industri pengolahan di Kabupaten Jember merupakan sektor yang tangguh dan eksis dalam kurun waktu 13 tahun pengamatan. Kemudian peranan sektor infrastruktur, yaitu sektor listrik, gas dan air dan sektor bangunan tidak lebih dari 2,52%. Namun jangan disepelekan keberadaan dua sektor ini penting bagi perkembangan sektor industri, perdagangan dan sektor jasa jasa. Semakin baik dan layak infrastruktur suatu daerah, maka semakin tertarik seorang investor untuk menanamkan modalnya di daerah tersebut. Selanjutnya, pada tabel 2.11, peranan sektor perdagangan, hotel dan restoran selama lima tahun terakhir menunjukkan penguatan dan eksistensinya sebagai sektor penyumbang PDRB terbesar kedua setelah sektor pertanian. Hal ini tidaklah mengherankan karena di kawasan tapal kuda Jawa Timur, Kabupaten Jember merupakan kabupaten yang maju dan lengkap dengan infrastruktur yang bertaraf nasional, baik infrastruktur pendidikan, keuangan dan lainnya. Kota Jember juga terkenal sebagai kota perdagangan di kawasan timur Jawa Timur. Tercatat kontribusi sektor ini mencapai 24,52% di tahun 2010, kemudian naik menjadi 25,17% di tahun 2011, meningkat menjadi 26,60% di tahun 2012 dan terakhir peranan sektor perdagangan, hotel dan restoran dalam pembentukan total nilai tambah di Kabupaten Jember adalah sebesar 27,71%. Kini akses untuk memperoleh informasi semakin mudah, baik secara visual, audio maupun audio visual, infromasi dapat dikirim Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 43

59 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN dan sampai secara realtime, tidak memerlukan delay waktu yang panjang. Berbagai gadget plus kemudahannya juga sudah dinikmati bahkan sampai kalangan menengah kebawah. Ditambah semakin terjangkaunya biaya untuk akses informasi melalui internet menjadikan sub sektor komunikasi menjadi syarat yang penting bagi lancarnya perekonomian suatu daerah dan arus perdagangan yang lebih signifikan. Kemudahan komunikasi pula yang menyebabkan subsektor angkutan mengalami kepastian dalam berbisnis dan memperoleh profit yang lebih signifikan. Karena informasi yang lancar tentunya akan mengurangi kerugian dalam proses distribusi suatu barang. Hubungan sektor angkutan dan komunikasi dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah saling menguatkan, simbiosis mutualisme. Peranan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi di Kabupaten Jember tahun 2013 sebesar 4,65%. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan memiliki kontribusi sebesar 5,51% terhadap pembentukan nilai PDRB di Kabupaten Jember tahun Sedangkan Sektor Jasa-Jasa memiliki andil sebesar 10,81% terhadap total nilai tambah yang terbentuk di Kabupaten Jember tahun Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember tidak berbeda jauh dengan yang terjadi pada level nasional maupun regional Jawa Timur. Secara absolut terjadi peningkatan nilai tambah di semua sektor baik menurut harga konstan maupun harga berlaku, seluruh sektor ekonomi juga mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor konstruksi dan sektor perdagangan, 44 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

60 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten hotel dan restoran yaitu lebih dari 10%. Pertumbuhan terendah dialami sektor pertanian. Tabel 2.12 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Jember Tahun No. Tahun Pertumbuhan Ekonomi ,05 % ,00 % ,21 % ,90 % Sumber : BPS Kabupaten Jember (2014) Pertumbuhan ekonomi selama empat tahun terakhir secara umum di Kabupaten Jember menunjukkan peningkatan yaitu sebesar 6,05% pada tahun 2010, meningkat menjadi 7,00% di tahun 2011 dan naik lagi sebesar 7,21% di tahun 2012 dan terakhir tumbuh sebesar 6,90%. Untuk tahun 2013, pertumbuhan positif terjadi pada semua sektor/lapangan usaha. Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi dari PDRB atas dasar harga konstan 2000, adalah sektor bangunan/konstruksi sebesar 11,79%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 10,98% dan sektor Angkutan dan Komunikasi sebesar 8,01%. Sementara itu pertumbuhan yang terendah dialami oleh sektor pertanian sebesar 4,05% dan sektor jasa jasa sebesar 5,96%. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 45

61 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel 2.13 Pertumbuhan PDRB Sektoral Kabupaten Jember Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen) Sektor Primer (Agriculture) 1. Pertanian 4,28 3,63 4,51 4,05 2. Pertambangan dan Penggalian 7,14 4,29 4,21 6,58 Sekunder (Manufaktur) 3. Industri Pengolahan 6,81 8,39 6,46 7,26 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 6,42 7,11 6,02 6,30 5. Bangunan / Konstruksi 6,92 8,47 8,64 11,79 Tersier (Service) 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,32 10,66 11,68 10,98 7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,90 9,93 8,20 8,01 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 7,40 8,76 9,36 6,36 9. Jasa-jasa 7,46 8,87 6,89 5,96 PDRB 6,04 7,00 7,21 6,90 Sumber : BPS Kabupaten Jember (2014) Apabila dilihat dari sumbangan pertumbuhan masing-masing sektor, sektor-sektor yang memberikan sumbangan terbesar adalah sektor perdagangan, hotel & restoran sebesar 2,75%, sektor pertanian sebesar 1,53%, sedangkan sektor yang sumbangan pertumbuhannya terkecil adalah sektor listrik, dan air bersih sebesar 0,05%. Terlihat jelas bahwa selama kurun waktu empat tahun terakhir kecenderungan pola pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember terus membaik, terutama mulai tahun , membentuk linier progresif, namun pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan artinya tetap tumbuh positif namun tidak sebesar tahun sebelumnya. Hal ini dipicu melemahnya nilai tukar rupiah dan keputusan pemerintah mengenai kenaikan harga Bahan 46 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

62 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Bakar Minyak (BBM) per tanggal 22 Juni Hal ini juga menyebabkan kenaikan inflasi pada tahun kalender 2013 di Jember sebesar 7,21%. Namun pemerintah pusat langsung bergerak cepat meluncurkan empat paket kebijakan ekonomi yaitu di dalamnya ditujukan untuk menjaga daya beli masyarakat dan tingkat inflasi. Tabel 2.14 Sumbangan Pertumbuhan Masing-Masing Sektor terhadap Pertumbuhan PDRB Kabupaten Jember Tahun Lapangan Usaha Primer (Agriculture) Pertumbuhan Ekonomi Sumbangan Pertumbuhan Pertanian 4,28 3,63 4,51 4,05 1,71 1,41 1,71 1,53 2. Pertambangan dan Penggalian 7,14 4,29 4,21 6,58 0,21 0,13 0,13 0,21 Sekunder (Manufaktur) 3. Industri Pengolahan 6,81 8,39 6,46 7,26 0,75 0,89 0,65 0,76 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 6,42 7,11 6,02 6,30 0,06 0,07 0,06 0,05 5. Bangunan / Konstruksi 6,92 8,47 8,64 11,79 0,14 0,17 0,17 0,26 Tersier (Service) 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,32 10,66 11,68 10,98 1,68 2,56 2,92 2,75 7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,90 9,93 8,20 8,01 0,35 0,45 0,41 0,37 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 7,40 8,76 9,36 6,36 0,40 0,44 0,47 0,35 9. Jasa-jasa 7,46 8,87 6,89 5,96 0,75 0,88 0,69 0,60 PDRB 6,05 7,00 7,21 6,90 6,05 7,00 7,21 6,90 Sumber : BPS Kabupaten Jember (2014) Untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan masyarakat atas produk pangan terutama mempertahankan sekaligus meningkatkan produksi pertanian, di lapangan masih terkendala banyak hambatan yang sering dijumpai. Dari sekian banyak hambatan ada yang dapat ditangani melalui introduksi teknologi, yaitu suatu cara mengubah dan mengendalikannya dengan teknik rekayasa tertentu, tetapi Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 47

63 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN adapula yang sangat sulit ditangani terutama yang berkaitan dengan kejadian fenomena alam, yaitu perubahan iklim. Perubahan iklim meliputi perubahan suhu udara, kelembaban udara, curah hujan dan radiasi sinar matahari serta perubahan kondisi tanah yang akhirnya sangat besar implikasinya terhadap masa pertumbuhan, hasil produksi ataupun mutu hasil akhir tanaman pangan yang dihasilkan. Menurut catatan Dinas Pertanian Kabupaten Jember pada tahun 2013 beberapa komoditas tanaman pangan mengalami penurunan produksi dibanding tahun sebelumnya seperti tanaman padi yang berproduksi sebanyak ton (tahun lalu sebanyak ton), tanaman jagung produksi sebanyak ton (tahun 2012 sebanyak ton) dan beberpa tanaman lain. Untuk tanaman sayur sayuran dan buah buahan cenderung mengalami kenaikan. Dari subsektor perkebunan terpantau dua jenis tanaman tembakau juga mengalami penurunan produksi. Kombinasi naik turunnya produksi dari subsektor tanaman pangan, peternakan, perkebunan, perikanan dan kehutanan menyebabkan pertumbuhan sektor pertanian hanya tumbuh sebesar 4,05% pada tahun Sebagai komponen sektor primer, sektor penggalian juga berperan sebagai sumber bahan baku bagi keperluan produksi di sektor-sektor lain seperti industri manufaktur (misalnya industri bahan galian non logam) dan sektor bangunan. Naiknya permintaan dari kedua sektor tersebut mengangkat pertumbuhan sektor penggalian walaupun secara alamiah bahan baku di sektor ini semakin berkurang. Pada tahun 2013 sektor penggalian masih mampu tumbuh sebesar 6,58%. 48 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

64 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) mendapat angin segar untuk terus mengembangkan produk usahanya, sebagaimana salah satu kesepakatan pertemuan para menteri koperasi/ukm dari anggota APEC, dalam pertemuan tingkat menteri-menteri UKM se- Asia Pasifik ke-20 pada 2-7 September 2013 di Nusa Dua Bali. Negara negara yang tergabung dalam APEC sepakat untuk mendorong pelaku UKM agar bisa meningkatkan arus ekspor-impor dari dan ke negara artinya sebagai konsekuensi dari integrasi ekonomi, telah terbuka peluang cukup lebar untuk melakukan penetrasi pasar, baik bagi pelaku UKM termasuk dari Indonesia ke Negara lainnya atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat sebagian besar pelaku ekonomi pada sektor industri pengolahan tergolong kategori Usaha Kecil dan Menengah yang masih membutuhkan bimbingan dan proteksi dari pemerintah. Sehingga keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi di sektor industri pengolahan dapat terjaga dengan baik, adapun besaran pertumbuhan ekonomi sektor industri pengolahan adalah sebesar 7,26% pada tahun Sektor listrik, gas dan air bersih mengalami pertumbuhan sebesar 6,30%. Hal ini dikarenakan selain terjadi kenaikan jumlah pelanggan listrik yaitu dari pelanggan di tahun 2012 menjadi pelanggan di tahun 2013, listrik yang dibangkitkan juga mengalami peningkatan yaitu dari ,78 ribu kwh di tahun 2012 menjadi ,85 ribu kwh di tahun Demikian pula untuk subsektor air bersih, terjadi kenaikan produksi air minum, yaitu dari ribu m 3 di tahun 2012 menjadi ribu m 3 di tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 49

65 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Sektor bangunan adalah satu-satu sektor yang pertumbuhannya selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya, dan besarannya sangat signifikan. Pertumbuhan sektor bangunan pada tahun 2010 sebesar 6,92%, kemudian bergerak naik di tahun 2011 yaitu sebesar 8,47%, tumbuh sebesar 8,64% di tahun 2012 dan terakhir tumbuh sebesar 11,79% di tahun Sektor bangunan adalah sektor yang mencakup kegiatan pembangunan fisik baik berupa gedung, jalan, jembatan, jaringan irigasi dan kontruksi lainnya. Sektor bangunan dapat disebut sebagai leading sector atau sektor pendahulu yang harus disiapkan dan disediakan untuk memberikan dukungan bagi pembangunan kegiatan sektor-sektor lainnya. Pembangunan jaringan irigasi, perbaikan jalan dan jembatan dan pembangunan ruko, diharapkan dapat meningkatkan/mempercepat distribusi barang dari produsen ke konsumen, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Dua sektor yang nantinya bersinggungan langsung dan mudah tergoyang oleh gelombang globalisasi adalah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan. Dalam era globalisasi ekonomi, terintegrasinya proses kegiatan ekonomi dan perdagangan menjadi satu keniscayaan yang tak dapat dihindari. Globalisasi perekonomian dapat diibaratkan pisau bermata dua, di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke luar negeri, sebaliknya juga membuka peluang membanjirnya produkproduk impor ke dalam pasar domestik, yang apabila tidak disikapi dengan tepat akan dapat menggangu stabilitas perekonomian. 50 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

66 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Sangat disayangkan nilai ekspor komoditas-komoditas yang berasal dari Kabupaten Jember mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012, memang penurunannya hanya sedikit yaitu sebesar 0,19%, adapun total nilai ekspor di tahun 2013 sebesar 5,529 milyar dollar. Sumbangan nilai ekspor tersebut mampu mendorong subsektor perdagangan untuk tetap tumbuh sebesar 11,10% di tahun Beberapa alasan kaum pendatang atau wisatawan menginap di hotel adalah untuk melakukan perjalanan bisnis dan atau sekedar wisata/refreshing menikmati keindahan Kota Jember. Ramainya volume perdagangan, utamanya perdagangan antar kota, antar propinsi dapat terekam dari semakin tingginya tingkat hunian di hotel, losmen penginapan atau sejenisnya. Pada tahun 2013 subsektor hotel mampu tumbuh hingga 9,12%. Suatu besaran yang membanggakan tentunya. Begitu pula subsektor restoran mampu tumbuh hingga 10,29%, suatu cerminan dari membaiknya daya beli masyarakat. Fenomena diatas menyebabkan sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh sebesar 10,98% di tahun Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 tumbuh sebesar 8,01%. Hal ini didukung oleh tumbuhnya beberapa usaha baru di bidang jasa angkutan travel, jasa angkutan barang dan agen biro jasa perjalanan seperti biro jasa penjualan tiket pesawat secara online untuk di sektor angkutan dan semakin banyaknya pengguna jasa telekomunikasi yang menjangkau sampai ke pelosok perdesaan baik yang fixed phone sampai penggunaan telepon selular. Sektor keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 6,36% di tahun Hal ini didukung oleh semakin Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 51

67 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN membaiknya fungsi intermediasi perbankan yaitu menyalurkan dana dari deposan kepada dunia usaha atau sektor riil. Selain itu meningkatnya kuantitas kredit yang dilepas, nilai kredit yang dikucurkan ke masyarakat serta jumlah nasabah yang terus bertambah tiap bulannya pada PT.Pegadaian, ikut mendongkrak subsektor lembaga keuangan bukan bank tumbuh dan berkembang. Pada tahun 2013 sektor jasa-jasa tumbuh sebesar 5,96%. Dua subsektor di dalamnya juga mengalami kenaikan. Subsektor jasa pemerintahan umum tumbuh sebesar 5,10%, hal ini terlihat dari naiknya belanja pegawai, belanja barang dan jasa dan lainnya yang dikeluarkan pemerintah. Dan subsektor jasa swasta, yang meliputi jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi dan jasa perorangan dan rumahtangga mengalami pertumbuhan sebesar 6,81%. B. Pendapatan Perkapita Salah satu komponen dalam pendapatan regional yang selalu dilakukan penghitungannya adalah pendapatan per kapita yaitu pendapatan rata-rata penduduk suatu daerah pada suatu waktu tertentu. Nilainya diperoleh dari membagi nilai pendapatan nasional bruto/ pendapatan domestik bruto pada tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut. 52 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

68 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel 2.15 Pendapatan Regional Perkapita dan PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 00 Tahun (Ribu Rupiah) Sektor Pendapatan Regional per Kapita (Rp. Ribu) 1. Atas Dasar Harga Berlaku 9.950, , , ,93 2. Atas Dasar Harga Konstan 4.545, , , ,68 PDRB per Kapita (Rp. Ribu) 1. Atas Dasar Harga Berlaku , , , ,70 2. Atas Dasar Harga Konstan 4.940, , , ,56 Sumber : BPS Kabupaten Jember (2014) Dalam menghitung pendapatan perkapita, dua macam penghitungan dapat dilakukan yaitu berdasarkan harga berlaku dan harga konstan. Penghitungan menurut harga berlaku penting untuk memberi gambaran mengenai kemampuan rata-rata dari penduduk suatu daerah itu membeli barang (kemampuan daya beli masyarakat). Data ini juga penting sebagai bahan perbandingan dalam menunjukkan perbedaan tingkat kemakmuran suatu daerah dengan daerah lainnya. Data pendapatan perkapita menurut harga konstan perlu dihitung untuk menunjukkan perkembangan tingkat kemakmuran di suatu daerah. Suatu masyarakat dipandang mengalami pertambahan kemakmuran apabila pendapatan perkapita riil terus meningkat. Pada tahun 2013 Pendapatan Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku (PDRB adhb) Kabupaten Jember sebesar Rp. 36,87 trilliun rupiah. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 14,64%, karena pada tahun sebelumnya nilai PDRB atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp. 32,16 trilliun rupiah. Dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 53

69 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN jumlah penduduk pertengahan tahun sebesar jiwa sebagai faktor pembagi nilai PDRB di atas, maka dapat diketahui besarnya PDRB per kapita menurut harga berlaku tahun 2013 sebesar Rp rupiah. Apabila kita lihat Pendapatan Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan tahun 2000 (faktor kenaikan harga telah dihilangkan) maka terjadi peningkatan sebesar 6,90%, yaitu dari 13,25 trilliun rupiah di tahun 2012 meningkat menjadi 14,16 trilliun rupiah pada tahun Kemudian besarnya PDRB perkapita tahun 2013 menurut harga konstan menjadi Rp dengan pertumbuhan sebesar 6,28% dibanding tahun 2012 dengan PDRB perkapita sebesar Rp C. Laju Inflasi Perkembangan harga secara umum dari PDRB dapat dilihat dari perubahan Indeks Harga Implisit yang disajikan dalam bentuk tabel inflasi dari PDRB Kabupaten Jember. Peningkatan indeks harga implisit menunjukkan kenaikan harga barang dan jasa, dan sebaliknya penurunan indeks harga implisit menunjukkan penurunan harga barang dan jasa. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa perubahan itu sebenarnya adalah inflasi yang didapatkan dari PDRB yang komponennya meliputi seluruh barang dan jasa yang ada dalam suatu perekonomian. Tabel 2.16 memberikan gambaran perbandingan perubahan harga barang/jasa atau inflasi dari perubahan IHK dengan perubahan Indeks Harga Implisit dari tahun , disini 54 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

70 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten disajikan gambar inflasi hasil olahan IHK Kabupaten Jember dengan Indeks implisit PDRB Kabupaten Jember. Tabel 2.16 Perkembangan Indeks Implisit PDRB Laju Inflasi Kabupaten Jember Tahun No. Tahun Indeks Implisit PDRB Laju Inflasi ,46 % 7,09 % ,93 % 2,43 % ,69 % 4,49 % ,23 % 7,21 % Sumber : BPS Kabupaten Jember (2013) Pada periode , tercatat inflasi yang diperoleh dari indeks implicit PDRB lebih tinggi bila dibandingkan dengan inflasi IHK Kabupaten Jember. Akibat kenaikan harga BBM pada tahun 2005, inflasi IHK Kabupaten Jember melejit menjadi sebesar 16,86% melebihi indeks implisit PDRB. Efek pengaruh harga pada inflasi IHK mulai menurun sehingga hanya mencapai 6,84% di tahun 2006 berbanding terbalik dengan indeks implisit masih lebih tinggi yaitu sebesar 9,09%. Pada periode perbedaan antara inflasi IHK Kabupaten Jember dengan indeks implisit tidak terlalu jauh. Perbedaan ini terjadi terutama akibat adanya perbedaan jumlah jenis barang dan jasa yang dicakup sebagai komponen pembentuk indeks harga. Pada tahun 2013 posisi pergerakan indeks implisit PDRB dengan indeks harga konsumen semakin berhimpit. Seperti terlihat pada gambar 1.8 di atas indeks implisit PDRB mencapai 7,23% Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 55

71 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN sedangkan indeks harga konsumen atau inflasi mencapai 7,21%, atau terpaut 0,02% saja. Lebih detailnya, pada tahun 2013 sektor yang masih mengalami inflasi tertinggi adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 9,33%, disusul ditempat kedua oleh sektor bangunan sebesar 9,14%, di tempat ketiga adalah sektor listrik, gas dan air bersih dengan inflasi sebesar 7,77%. Inflasi terendah dialami oleh sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 4,67%. D. Indeks Ketimpangan Wilayah Proses pembangunan di Kabupaten Jember ternyata tidak lepas dari adanya ketimpangan kewilayahan. Ketimpangan terjadi salah satunya karena akibat dari kegiatan ekonomi yang belum merata. Secara makro terdapat kesenjangan kewilayahan khususnya antara Jember Utara dan Jember Selatan, wilayah pegunungan/perbukitan dengan daerah datar. Dikotomi ini tentunya menjadi salah satu hal yang harus diselesaikan secara simultan, komprehensif dan berkelanjutan mengingat bahwa potensi kemiskinan dapat timbul akibat adanya kesenjangan wilayah tersebut. 56 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

72 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel 2.17 Perkembangan Indeks Ketimpangan Wilayah Kabupaten Jember Tahun No. Tahun Indeks Ketimpangan Wilayah , , , Sumber : BPS Kabupaten Jember, Data Diolah (2014) E. Kemiskinan Persentase Perkembangan Penduduk Miskin Kabupaten Jember tahun disajikan dalam Tabel Tabel 2.18 Persentase Perkembangan Penduduk Miskin Kabupaten Jember Tahun No. Tahun Penduduk Miskin KK Sumber : Survei PPLS 2011 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 57

73 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN F. Kriminalitas Perkembangan jumlah kejahatan menurut jenis tindak pidana tahun disajikan dalam Tabel Tabel 2.19 Perkembangan Jumlah Kejahatan Menurut Jenis Tindak Pidana Tahun (kejadian) No. Jenis Tindak Pidana Pembunuhan Pencurian dengan pemberatan Pencurian Ranmor Pencurian kayu jati Pencurian dengan kekerasan Pencurian hewan Pencurian kawat telepon Pencurian biasa Penganiayaan berat Perjudian Kebakaran Uang palsu Penipuan Penggelapan Penganiayaan ringan Perusakan Pemalsuan keterangan Pemalsuan surat Serobot tanah Membawa lari gadis di bawah umur Perzinahan Temumayat Pencemaran nama baik Pemalsuan merk 25. Penadahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

74 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten No. Jenis Tindak Pidana VCD porno Ancaman dengan keras Pemerkosaan Pencurian sarang wallet Miras Narkotika Pencurian listrik Penculikan Bawalari orang Memiliki sajam tanpa ijin Menyimpan obat petasan Pemerasan Pencurian dalam keluarga Lain-lain Jumlah Sumber : Bakesbang Kabupaten Jember (2014) Fokus Kesejahteraan Sosial Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks komposit yang dibuat lebih dari satu indeks yang digabung menjadi satu indeks tunggal. Indeks ini penting untuk melihat sampai seberapa jauh pertumbuhan dan pemerataan hasil pembangunan mampu secara nyata memberikan output berupa peningkatan fisik dasar manusia dan perluasan kemampuan manusia untuk melakukan pilihan-pilihan. IPM dapat digunakan untuk mengkaji kemajuan pembangunan manusia dalam dua aspek. Pertama, untuk perbandingan antar wilayah yang memperlihatkan posisi suatu wilayah relatif terhadap Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 59

75 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN wilayah yang lain. Kedua, untuk mengkaji kemajuan dari pencapaian setelah berbagai program diimplementasikan dalam satu periode. Secara umum angka IPM di Kabupaten Jember selama periode menunjukkan peningkatan. Peningkatan angka IPM tersebut lebih disebabkan karena adanya perbaikan pada kesehatan dan pendidikan yang merupakan dampak dari peningkatan program pada dua bidang tersebut. Sementara untuk komponen daya beli selama tahun juga mengalami kenaikan sebagai dampak dari naiknya pendapatan masyarakat sehingga kemampuan daya beli masyarakat juga ikut meningkat. Dengan angka IPM sebesar 66,60 menunjukkan kondisi ststus pembangunan manusia Kabupaten Jember termasuk kategori sepuluh Kabupaten terendah se Jawa Timur. Besarnya angka IPM yang dicapai di Kabupaten Jember tersebut menunjukkan bahwa pencapaian status pembangunan manusia secara umum selama periode belum memberikan perubahan yang cukup berarti karena masih tergolong kelompok sepuluh besar kelompok terendah. Perlu diketahui, untuk meningkatkan IPM suatu daerah, tidak hanya menyediakan sarana dan prasarana peningkatan sektor kesehatan, pendidikan, dan ekonomi, tetapi juga harus merubah paradigma masyarakat setempat dalam menyikapi keberadaan sarana dan prasarana tersebut. 60 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

76 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel 2.20 Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia Tahun No. Tahun Indeks Pembangunan Manusia , , , ,60 Sumber : BPS Kabupaten Jember, Data Diolah (2014) Jika dalam suatu masyarakat masih menyukai atau lebih memilih pengobatan tradisional (dukun bayi) untuk pertolongan persalinan, daripada mempercayakan kepada tenaga medis, maka IPM dikatagorikan kesehatan tidak akan mengalami peningkatan yang nyata. Demikian pula, jika suatu wilayah lebih memilih pendidikan informal daripada pendidikan formal, maka katagori pendidikannya tidak begitu menolong kenaikan IPM khususnya pada indikator rata-rata lama sekolah (mean years of schooling). Sementara paritas daya beli sangat tergantung harga-harga barang dan jasa di daerah tersebut. Jika dilihat pada tabel diatas dari faktor penyusun angka IPM, terlihat bahwa angka IPM di Kabupaten Jember tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,61 point dibandingkan dengan tahun Apabila dilihat dari ketiga komponen indeks penentu IPM, maka semua indeks penentu IPM mengalami kenaikan, Indeks daya beli mengalami kenaikan paling besar yaitu sebesar 0,99 dari 63,43 menjadi 64,42. Untuk indeks kesehatan mengalami peningkatan dari tahun 2012 sebesar 0,72 dari 63,68 menjadi 64,40 pada tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 61

77 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Indeks pendidikan pada tahun 2013 mencapai 70,98 atau naik sebesar 0,12 poin dibandingkan tahun 2012 dimana indeksnya sebesar 70,86. Angka indeks daya beli mengindikasikan bahwa usaha di bidang perekonomian yang telah dicapai sudah cukup baik memberi dampak dari meningkatnya pendapatan masyarakat sehingga kemampuan daya beli masyarakat juga meningkat. Demikian pula dengan masalah kesehatan dalam masyarakat masih perlu ditingkatkan guna peningkatan umur harapan hidup. IPM disusun dari tiga komponen yaitu : Umur panjang dan sehat (Indeks Kesehatan), pengetahuan (Indeks Pendidikan) dan kualitas hidup yang layak (Indeks Daya Beli). Kondisi tiga komponen tersebut di Kabupaten Jember adalah sebagai berikut : 1. Indeks Kesehatan yang dihitung berdasarkan Angka Harapan Hidup. Indeks kesehatan Kabupaten Jember pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun 2012, yaitu dari 63,68 tahun menjadi 64,40 tahun, hal ini secara langsung dipengaruhi oleh angka harapan hidup. Kenaikan angka harapan hidup dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain adanya perubahan gaya hidup yang lebih sehat bagi masyarakat, mulai banyaknya posyandu-posyandu dan fasilitas kesehatan yang didatangi masyarakat. Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut diatas diharapkan harapan hidup lebih lama akan tercapai. 62 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

78 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten 2. Indeks Pendidikan Indeks Pendidikan sebagai salah satu komponen Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Jember mengalami sedikit peningkatan dari 70,86 pada tahun 2012 menjadi 70,96 pada tahu Hal ini dapat dilihat pada tabel diatas dua komponen yang mendukungnya yaitu angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah mengalami kenaikan. Hal ini yang sebenarnya diharapkan dalam program dunia pendidikan di Kabupaten Jember. 3. Indeks Pendapatan (Indeks Daya Beli) Indeks PPP Kabupaten Jember dari tahun 2009 sampai tahun 2013 mengalami kenaikan dari 60,53 pada atahun 2009 menjadi 64,42 pada tahun Kenaikan Indeks PPP menunjukkan bahwa daya beli masyarakat Kabupaten Jember pada tahun 2013 mengalami peningkatan sesuai dengan peningkatan pendapatan yang diterima. IPM Kabupaten Jember termasuk dalam kategori menengah atas (IPM diantara 66,00-79,99), meningkat dari tahun sebelumnya yang masuk ke kategori menengah bawah (IPM dibawah 66,00). Apabila dibandingkan dengan 38 kabupaten se-jawa Timur maka rangking IPM Kabupaten Jember pada tahun 2013 menduduki peringkat 33. Sedangkan untuk komponen pembentuknya, Indeks Daya Beli (PPP) berada pada rangking 33, Indeks Pendidikan rangking 31 dan Indeks Kesehatan rangking 37. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 63

79 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN A. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dalam proses pembangunan bangsa karena masa depan bangsa sangat ditentukan oleh keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan, sehingga pendidikan merupakan tempat ketergantungan dari banyak harapan masa depan masyarakat, harapan bangsa dan negara. Capaian Indikator Kinerja Urusan Pendidikan Kabupaten Jember Tahun sebagaimana tercantum dalam tabel berikut. Tabel 2.21 Perkembangan Capaian Indikator Kinerja Urusan Pendidikan Tahun No Indikator Kinerja Satuan Angka Partisipasi Murni - PAUD - TK - SD/MI - SMP/MTs - SMA/MA/SMK % % % % % 10,05 40,60 109,31 78,32 46,04 10,34 40,95 107,56 99,80 45,98 11,99 45,93 102,39 77,28 48,17 25,42 50,94 102,29 78,24 49,73 2 Angka Partisipasi Kasar - PAUD - TK - SD/MI - SMP/MTs - SMA/MA/SMK % % % % % 12,40 54,90 120,52 99,79 60,87 15,49 54,92 119,31 99,80 61,04 17,01 57,77 114,25 99,85 63,03 30,43 60,77 115,67 101,58 67,80 3 Angka Putus Sekolah - SD/MI - SMP/MTs - SMA/MA/SMK % % % 0,21 0,79 1,04 0,23 0,43 0,77 0,11 0,44 1,02 0,13 0,43 0,69 4 Rata-Rata Nilai UAN - SD/MI - SMP/MTs - SMA/MA/SMK 6,70 7,88 7,80 6,81 7,88 7,88 7,24 6,57 6,52 5 Angka Kelulusan Sekolah - SD/MI - SMP/MTs - SMA/MA/SMK % % % 89,49 72,37 86,09 98,43 96,99 98,12 99,62 96,03 89,20 99,76 99,80 99,90 64 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

80 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten No Indikator Kinerja Satuan Rasio Guru dengan Murid - SD/MI - SMP/MTs - SMA/MA/SMK 1 / 16 1 / 13 1 / 15 1 / 16 1 / 13 1 / 12 1 / 16 1 / 13 1 / 12 1 / 16 1 / 13 1 / 12 7 Rasio Kelas dengan Murid - SD/MI - SMP/MTs - SMA/MA/SMK 1 / 26 1 / 30 1 / 25 1 / 26 1 / 35 1 / 44 1 / 26 1 / 32 1 / 33 1 / 26 1 / 32 1 / 36 8 Rasio Ketersediaan Sekolah - SD/MI - SMP/MTs - SMA/MA/SMK 1 / / / / / / / / / / / / Rasio Pelajar yang Mendapat Subsidi Pendidikan - SD/MI - SMP/MTs - SMA/MA/SMK 1 / 1 1 / / 1 1 / / 1 1 / 1 1 / 1 1 / 1 1 / 1 1 / 1 10 Angka Melanjutkan - SD/MI - SMP/MTs - SMA/MA/SMK % % % 165,50 93,44 78,23 160,72 99,49 90,88 163,75 102,06 95,46 114,79 100,48 100,48 11 Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1/D4 12 Angka Melek Huruf Penduduk Berusia >15 th % 74,20 78,26 77,27 91,46 % 85,65 87,71 89,21 90,84 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Jember (2014) B. Kesehatan Di bidang kesehatan pencapaian keberhasilan yang diperoleh yaitu, menurunnya balita gizi buruk, meningkatnya kecamatan bebas rawan gizi dan meningkatnya cakupan distribusi vitamin A, sebagaimana tercantum dalam tabel berikut. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 65

81 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel 2.22 Balita Gizi Buruk Kecamatan Rawan Gizi dan Cakupan Vitamin A Tahun Kabupaten Jember No Indikator Tahun Balita Gizi Buruk Kecamatan Bebas Rawan Gizi (%) 67,74 25,81 90,3 16,8 3 Cakupan Vitamin A (%) 94, ,91 75,62 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Jember (2014) Perkembangan AKI dan AKB Kabupaten Jember tahun disajikan dalam tabel berikut : Tabel 2.23 Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Tahun Kabupaten Jember URAIAN AKI per KH ,44 86,13 AKB per KH ,5 6,97 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Jember (2013) Tabel 2.24 Angka Harapan Hidup Tahun Kabupaten Jember URAIAN AHH (Tahun) 62,84 63,03 63,21 63,64 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Jember (2013) 66 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

82 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten C. Kesempatan Kerja Tingkat kesempatan kerja di Kabupaten Jember tahun disajikan pada tabel berikut : Tabel 2.25 Tingkat Kesempatan Kerja di Kabupaten Jember Tahun Rincian Penduduk Kerja (jiwa) Angkatan Kerja (jiwa) Tingkat Kesempatan Kerja (%) ,14% 96,03% Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Jember (2013) Tabel 2.26 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Kabupaten Jember Tahun 2013 No Jenis Pekerjaan Jumlah 1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Industri Pengolahan Bangunan/kontruksi Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Hotel Angkutan, Penggudangan dan Komunikasi Keuangan, Asuransi, Usaha sewa bangunan, Tanah dan Usaha Perusahaan Pertambangan dan Penggalian Listrik, Gas dan Air - 9 Jasa Kemasyarakatan Jumlah Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember (2014) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 67

83 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Fokus Seni Budaya dan Olahraga Tabel 2.27 Perkembangan Seni dan Budaya Kabupaten Jember Tahun No Uraian Jumlah grup kesenian per penduduk Jumlah penyelenggaraan festifal seni dan budaya Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya Jumlah benda/situs dan kawasan cagar budaya 30% 30% 30% 30% 30% Sumber : Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember (2014) Tabel 2.28 Perkembangan Seni dan Budaya Per Kecamatan Kabupaten Jember Tahun 2014 No. Kecamatan Jumlah grup kesenian 1 Ajung 6 2 Ambulu 9 3 Arjasa 5 4 Balung 12 5 Bangsalsari 10 6 Gumukmas 13 7 Jelbuk 3 8 Jenggawah 1 9 Jombang 6 10 Kalisat 3 11 Kaliwates Kencong Ledokombo 2 14 Mayang 3 15 Mumbulsari 6 16 Pakusari Panti 7 18 Patrang Puger 5 20 Rambipuji Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

84 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten No. Kecamatan Jumlah grup kesenian 21 Semboro Silo 1 23 Sukorambi 5 24 Sukowono 3 25 Sumberbaru 4 26 Sumberjambe 3 27 Sumbersari Tanggul 5 29 Tempurejo Umbulsari Wuluhan 20 Jumlah 244 Sumber : Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember (2014) ASPEK PELAYANAN UMUM Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Capaian indikator aspek pelayanan umum bisa dikelompokkan menjadi 2, yaitu layanan umum wajib dan layanan umum pilihan. Layanan urusan wajib meliputi indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah, yaitu bidang urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan hidup, pertanahan, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, ketenagakerjaan, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 69

85 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN koperasi dan usaha kecil menengah, penanaman modal, kebudayaan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian, ketahanan pangan, pemberdayaan masyarakat dan desa, statistik, kearsipan, komunikasi dan informatika dan perpustakaan. Sedangkan layanan urusan pilihan meliputi indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan pilihan pemerintahan daerah, yaitu bidang urusan pertanian, kehutanan, energi dan sumberdaya mineral, pariwisata, kelautan dan perikanan, perdagangan, industri dan ketransmigrasian Fokus Layanan Urusan Wajib A. Pendidikan Perluasan akses pendidikan merupakan pilar kebijakan yang diarahkan untuk memperluas daya tampung satuan pendidikan dengan tujuan akhir agar semua warga negara mempunyai kesempatan yang sama dalam mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu. Selama kurun waktu tahun telah dilaksanakan sejumlah kegiatan untuk mencapai indikator capaian kinerja perluasan dan pemerataan akses yang dapat digambarkan sebagai berikut. 70 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

86 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel 2.29 Perkembangan Jumlah Lembaga, Siswa, Guru PAUD Tahun No. Uraian Tahun Jumlah Lembaga TK/RA PAUD (Non Formal) Siswa TK/RA PAUD (Non Formal) Guru TK/RA PAUD (Non Formal) Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Jember (2014) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mempunyai peran penting untuk mendorong tumbuh kembang anak Indonesia secara optimal dan menyiapkan mereka untuk memasuki jenjang pendidikan SD/MI secara lebih baik, ketersediaan dan keterjangkauan layanan PAUD bermutu dan berkesetaraan telah diupayakan oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya penyediaan layanan pendidikan pada jenjang penyelenggaraan PAUD telah menunjukkan peningkatan. Angka Partisipasi Kasar (APK) pada tahun 2012 sebesar 23,24% meningkat 2,05% menjadi 25,29% pada tahun 2013, pada tahun 2014 sebesar 30,43% meningkat 5,14% dibanding dengan tahun 2013, Sedangkan APK TK pada tahun 2012 sebesar 54,92%, meningkat 2,82% menjadi 57,77% pada tahun 2013, pada tahun 2014 sebesar 60,77% meningkat 3,00% dibanding dengan tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 71

87 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Peningkatan APK ini dapat dilihat dari jumlah peserta didik TK Negeri dan swasta pada tahun 2013 sebanyak peserta didik pada tahun 2014 meningkat menjadi peserta didik dengan jumlah lembaga TK Negeri 7 lembaga dan lembaga swasta lembaga. Sedangkan Kelompok Bermain (KB),TPA PAUD terintegrasi dengan Posyandu, PAUD terintegrasi dengan Bina Keluarga Balita, Taman Pendidikan Al-Qur an menjadi 903 lembaga bila dibandingkan dengan tahun 2013 ada 872 lembaga. Dengan meningkatnya lembaga PAUD tersebut meningkat pula jumlah tenaga pendidik dan kependidikan PAUD pada tahun 2013 berjumlah orang dan tahun 2014 menjadi orang. Untuk memberikan layanan PAUD yang bermutu, dilaksanakan kegiatan pengembangan menu generik pembelajaran melalui pengadaan alat belajar, alat bermain dan alat peraga edukatif (APE). Namun demikian cakupan pelayanan PAUD baru mencapai 17,01% pada tahun 2014 dengan disparitas dan kualitas yang bervariasi antar lembaga. Belum optimalnya pelaksanaan PAUD Non Formal dan Informal terutama dalam memberikan layanan pengembangan anak usia 2 4 tahun, sedang pelaksanaan TK memberikan layanan pengembangan anak usia 4 6 tahun serta masih kurangnya pendidikan orang tua dalam hal pengasuhan anak (Parenting Education) dan masih rendahnya peran orang tua serta masyarakat di beberapa kecamatan dalam program pengembangan PAUD. Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi secara terus menerus ke masyarakat dan pembudayaan pentingnya PAUD kepada orang tua dan masyarakat melalui penyediaan data dan sistem informasi PAUD, setara kerjasama stakeholder pendidikan. 72 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

88 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel 2.30 Perkembangan Lembaga, Siswa, dan Guru Pendidikan Dasar Tahun Tahun No. Uraian Lembaga a. SD/SDLB b. MI c. SMP/SMPLB d. MTs Jumlah Siswa a. SD/SDLB b. MI c. SMP/SMPLB d. MTs , Jumlah Guru a. SD/SDLB b. MI c. SMP/SMPLB d. MTs Jumlah Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Jember (2014) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 73

89 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel 2.31 Perkembangan Lembaga, Siswa, dan Guru Pendidikan Menengah Tahun No. Indikator Kinerja 1 Lembaga Tahun SMA/SMALB MA SMK Jumlah Siswa SMA/SMALB MA SMK Jumlah Guru SMA/SMALB MA SMK Jumlah Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Jember (2014) B. Kesehatan Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat yang sangat penting dalam proses pembangunan berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan kesehatan lingkungan serta memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pembangunan kesehatan, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jember tahun merupakan salah satu prioritas 74 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

90 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten pembangunan Kabupaten Jember dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik sehingga dapat mencapai Terwujudnya Masyarakat Jember yang Sehat, Mandiri dan Berkeadilan. Hal ini mengandung arti bahwa pada tahun-tahun mendatang diharapkan dapat mampu membina, mengembangkan dan melaksanakan pembangunan kesehatan, dan mencapai kondisi masyarakat yang hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Kabupaten Jember. Guna meningkatkan akses layanan kesehatan terhadap masyarakat dilaksanakan dengan penambahan tenaga medis dan paramedis, serta peningkatan sarana dan prasarana kesehatan sebagai berikut. Tabel 2.32 Perkembangan Tenaga Kesehatan Tahun Tahun Uraian Dokter Umum Dokter Spesialis Dokter Gigi Perawat Bidan Bidan Desa Dukun Terlatih Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Jember (2014) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 75

91 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel 2.33 Perkembangan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tahun No. Uraian Tahun Puskesmas Puskesmas Perawatan Puskesmas Pembantu Polindes Laboratorium Medis Pemerintah Laboratorium Swasta RSD RS Swasta Mobil Pusling Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Jember (2014) Tabel 2.34 Perkembangan Posyandu Tahun Strata Posyandu Tahun Pratama Madya Purnama Mandiri Jumlah Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Jember (2014) C. Lingkungan Hidup Pembangunan lingkungan hidup memiliki peran strategis dalam menjamin kesinambungan dinamika pembangunan di Kabupaten 76 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

92 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Jember. Pelestarian sumber-sumber daya alam perlu dilakukan sejak dini sebagai upaya mempertahankan daya dukung wilayah untuk pembangunan saat ini dan masa depan. Terlebih lagi sebagian wilayah Kabupaten Jember merupakan kawasan lindung dan konservasi. Salah satu aspek dalam pembangunan urusan lingkungan hidup adalah sektor persampahan. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat dengan pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah/volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap material yang kita gunakan sehari-hari. Secara lengkap kondisi persampahan Kabupaten Jember dapat dilihat pada tabel berikut. No. Tabel 2.35 Kondisi Persampahan Tahun (ribu m 3 ) Uraian Tahun Jumlah 1 Timbulan Sampah Terlayani Tidak Terlayani Daur Ulang Sumber : Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Jember (2014) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 77

93 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Akses terhadap air bersih merupakan hal penting dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Target pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) Tahun 2015 yang terkait dengan penyediaan air bersih, antara lain adalah bertujuan untuk mengurangi sampai setengahnya separuh proporsi penduduk tanpa akses yang berkelanjutan terhadap air minum dan sanitasi yang aman. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Jember bersama pemangku kepentingan lainnya harus memprioritaskan masalah air bersih menjadi agenda utama dengan cara menyiapkan perencanaan, investasi dan kerangka pendanaan dalam pembangunan infrastruktur bidang air bersih. Kondisi akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi sampai akhir tahun 2014 sebagai berikut. A. Perdesaan Tabel 2.36 Kondisi Cakupan Air Bersih Perdesaan dan Perkotaan Tahun Uraian Tahun Jumlah KK dg Air Bersih Jumlah KK Persentase Capaian 68 70,87 69,70 71,26 77,82 B. Perkotaan Jumlah KK dg Air Bersih Jumlah KK Persentase Capaian 83 86,57 87,79 88,65 88,94 Sumber : Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Jember (2014) 78 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

94 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten D. Pekerjaan Umum Urusan Pekerjaan Umum merupakan salah satu dari program prioritas pembangunan Pemerintah Kabupaten Jember, yang berperan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dan merupakan upaya strategis dalam rangka mendekatkan berbagai pelayanan dasar kepada masyarakat. Pembangunan prasarana jalan dan jembatan pada wilayah Kabupaten Jember pada dasarnya merupakan jawaban terhadap kebutuhan masyarakat dalam memperoleh kemudahan aksesibilitas terhadap pelayanan dasar dan menggerakkan perekonomian masyarakat. Kebutuhan ini mendesak dalam upaya membuka daerah terpencil dan terisolir yang masih ada di wilayah Jember serta meningkatkan kualitas jalan dan jembatan. Keberhasilan pengelolaan jalan dan jembatan dari tahun menunjukkan komitmen Pemerintah Kabupaten Jember dalam mengembangkan berbagai potensi wilayah termasuk potensi alam dan ekonomi yang ada di pelosok. Dampak yang dirasakan masyarakat adalah bertambahnya umur layanan jalan, kelancaran lalu lintas, penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan bahan baku lokal, dan secara umum adalah pemerataan pembangunan prasarana jalan dan jembatan hingga daerah terpencil dan terisolir sehingga komunikasi dan interaksi sosial ekonomi masyarakat makin berkembang dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya berbagai kegiatan pembangunan/rehabilitasi/ pemeliharaan jalan sampai dengan tahun 2014, maka perkembangan jalan dapat dilihat pada tabel berikut : Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 79

95 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel 2.37 Perkembangan Panjang dan Kondisi Jalan Tahun No. Jalan Tahun (M) Jalan Beraspal Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat Jalan Kerikil Jalan Tanah Jumlah Sumber : Dinas PU Bina Marga Kabupaten Jember (2014) Prasarana jembatan sebagai bagian dari infrastruktur transportasi juga mengalami peningkatan jumlah dan kondisinya. Dari tabel berikut dapat dilihat bahwa terjadi penambahan jumlah jembatan dalam kondisi baik di Kabupaten Jember sebagai akibat dari kegiatan pemeliharaan dan peningkatan jembatan serta inventarisasi beberapa jembatan baru. Perkembangan pembangunan dan rehabilitasi/pemeliharaan jembatan selengkapnya disajikan pada tabel berikut. 80 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

96 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel 2.38 Perkembangan Jumlah dan Panjang Jembatan Tahun No. Kondisi Jembatan Tahun (buah) Baik n/a Sedang n/a Rusak n/a Rusak Berat n/a Jumlah n/a Sumber : Dinas PU Bina Marga Kabupaten Jember (2014) E. Perumahan dan Pemukiman Di bidang perumahan, keberhasilan pembangunan urusan perumahan perlu mendapatkan dukungan dari masyarakat sebagai usaha partisipasi dalam rangka menggerakkan budaya swakelola masyarakat dalam bentuk sharing kerja atau sharing dana guna mempercepat pencapaian keseluruhan kebutuhan sarana prasarana lingkungan perumahan melalui pola pemberdayaan. Pembangunan perumahan dititikberatkan pada penataan permukiman dan lingkungannya, baik di daerah perkotaan maupun di perdesaan, dengan maksud untuk mencapai standar kebersihan dan kesehatan sesuai yang dipersyaratkan secara kuantitatif dan kualitatif sebagaimana tercantum dalam tabel berikut. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 81

97 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel 2.39 Kondisi Rumah yang Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun Uraian Tahun A. Perdesaan Jumlah KK Rumah Sehat Jumlah KK % Capaian 74 75,54 74,02 75,98 78,62 B. Perkotaan Jumlah KK Rumah Sehat Jumlah KK % Capaian 80 81,74 84,44 86,78 89,30 Sumber : Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Jember (2014) Tabel 2.40 Kondisi Keluarga Yang Menggunakan Jamban Tahun Uraian Tahun Jumlah KK menggunakan Jamban Jumlah KK Persentase Capaian 60 34,64 50,87 56,45 Sumber : Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Jember (2014) F. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Koperasi apabila dikelola dengan benar merupakan sokoguru perekonomian dan akan memberikan manfaat yang besar bagi anggota koperasi dan masyarakat sekitarnya sesuai dengan misi Memberikan kontribusi nyata dalam membangun daerah, regional dan nasional melalui pelayanan, pembinaan, fasilitas dan 82 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

98 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten pendampingan secara sistematis dan berkelanjutan dalam rangka peningkatan produktifitas, daya saing dan kemandirian koperasi dan UMKM. Program Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dititikberatkan pada peningkatan animo masyarakat untuk mendirikan sebagaimana tercantum dalam tabel berikut No 1 Uraian Jumlah koperasi yang melaporkan RAT (unit) Tabel 2.41 Keragaan Koperasi Tahun Tahun Jumlah anggota (org) Jumlah karyawan (org) Modal (Rp.miliar) Volume usaha (Rp.miliar) SHU (Rp.miliar) Jumlah koperasi (unit) Jumlah koperasi aktif (unit) Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jember (2014) 300 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 83

99 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN No 1 Jumlah Tabel 2.42 Perkembangan Koperasi, LKM dan UKM Kabupaten Jember Tahun Uraian Tahun Koperasi LKM UKM Jumlah Permodalan (Juta Rp.) Koperasi LKM UKM Jumlah Volume Usaha (Juta Rp.) Koperasi LKM UKM Jumlah Anggota (orang) Koperasi LKM UKM Jumlah Koperasi Sehat Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jember (2014) G. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Pembangunan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera mempunyai peranan sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM). Di samping secara makro berfungsi untuk mengendalikan kelahiran, secara mikro Program KB bertujuan untuk membantu keluarga dan individu untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera sebagaimana diamanatkan oleh 84 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

100 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Keberhasilan pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kabupaten Jember dapat diukur melalui peningkatan Pasangan Usia Subur (PUS) yang menjadi peserta KB Baru sebagaimana tabel berikut. Tabel 2.43 Perkembangan Peserta KB Baru Per Mix Kontrasepsi Tahun Tahun PPM PB % , , , , ,09 Sumber : Dispendukcapil Kabupaten Jember (2014) Tabel 2.44 Pencapaian KB Mandiri Tahun Tahun PA PA Swasta % , , , , ,18 Sumber : Dispendukcapil Kabupaten Jember (2014) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 85

101 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN H. Perpustakaan Pembangunan perpustakaan bertujuan mendorong terwujudnya peningkatan SDM, dan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka. Tabel 2.45 Perkembangan Jumlah Koleksi Perpustakaan Tahun Koleksi Tahun S/D Jumlah Jml Judul Jml Eksemplar Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Jember (2014) 86 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

102 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten No Tabel 2.46 Perkembangan Pengunjung Perpustakaan Tahun Status Tahun Pelajar Mahasiswa Guru PNS / TNI POLRI Wiraswasta Pensiunan Umum Jumlah Jumlah s/d Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Jember (2014) No Tabel 2.47 Perkembangan Perpustakaan Tahun Status 1 Jangkauan layanan perpustakaan keliling (kali) 2 Perpustakaan Satker Kab, Kec dan Desa/Kel. (unit) 3 Jumlah bahan pustaka di Perpustakaan Umum Daerah (Eksemplar) 4 Jumlah Kunjungan ke Perpustakaan (orang) Tahun Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Jember (2014) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 87

103 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN I. Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pembangunan kependudukan merupakan langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Pemerintah daerah secara terus menerus wajib melaksanakan pemutakhiran data penduduk melalui pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil yang diolah dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Pelaksanaan kegiatan pelayanan catatan sipil dilakukan untuk mendukung operasional pelayanan dokumen pencatatan sipil, dimana hasil pelaksanaannya adalah sebagai berikut. Tabel 2.48 Pelayanan Administrasi Kependudukan (lembar) Tahun Kabupaten Jember No. Uraian Tahun Akta Kelahiran Akta Perkawinan Akta Perceraian Akta Kematian Akta Pengakuan/Pengesahan Anak Pengangkatan Anak Kartu Keluarga Kartu Tanda Penduduk Surat Keterangan Sumber : Dispendukcapil Kabupaten Jember (2014) 88 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

104 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel 2.49 Persentase Penduduk ber-ktp dan ber-akta Tahun Kabupaten Jember No. Uraian Tahun Ber-KTP 86,71 70,16 87,81 96,84 75,96 2 Ber-Akta 40,70 38,09 38,57 40,17 45,99 Sumber : Dispendukcapil Kabupaten Jember (2014) Tabel 2.50 Realisasi Perekaman e-ktp Tahun 2014 Kabupaten Jember No Kecamatan Wajib KTP Realisasi Sisa 1 Ajung Ambulu Arjasa Balung Bangsalsari Gumukmas Jelbuk Jenggawah jombang Kalisat Kaliwates Kencong Ledokombo Mayang Mumbulsari Pakusari Panti Patrang Puger Rambipuji Semboro Silo Sukorambi Sukowono Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 89

105 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN No Kecamatan Wajib KTP Realisasi Sisa 25 Sumberbaru Sumberjambe Sumbersari Tanggul tempurejo Umbulsari Wuluhan Jumlah Sumber : Dispendukcapil Kabupaten Jember (2014) J. Penataan Ruang Salah satu indikator keberhasilan penataan ruang adalah tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan permukiman sebagai unsur penyeimbang lingkungan. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan penyediaan RTH publik di kawasan perkotaan sebesar 20% dari luas kawasan perkotaan. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya pada tahun 2016 akan mengidentifikasi dan menghitung luas perkotaan dan luas RTH di setiap kecamatan sehingga diketahui Luas RTH Publik Eksisting. Selain RTH publik, pemerintah juga berkewajiban menfasilitasi penyediaan RTH privat (di lahan milik masyarakat dan swasta) sebesar 10% dari luas kawasan perkotaan. Bentuk RTH privat antara lain taman halaman rumah, kebun buah dan arena terbuka milik perorangan. Upaya menjamin penyediaan RTH privat dilakukan dengan mensyaratkan pada saat proses izin pemanfaatan ruang (izin lokasi, IMB, dll) sehingga bangunan dan lahan tempat usaha/kegiatan yang dimohon harus diarahkan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB)-nya. 90 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

106 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas, dan/atau mengurangi bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan teknis yang berlaku. Peraturan Bupati nomor 12 tentang Ijin Mendirikan Bangunan mewajibkan segala bentuk kegiatan dan pembangunan prasarana harus memperoleh izin pemanfaatan ruang yang mengacu pada arahan RTRW Kabupaten Jember. K. Perencanaan Pembangunan Sebagaimana Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menyebutkan bahwa proses pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah menekankan pada peningkatkan konsistensi pelaksanaan kebijakan dengan rencana yang ditetapkan. Proses perumusan kebijakan dan perencanaan program pembangunan diupayakan tetap memperhatikan prinsip transparansi, pemberdayaan, pemerataan, demokratis, desentralistik, akuntabel, responsif, dan partisipatif dengan melibatkan seluruh unsur lembaga pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan. Perencanaan pembangunan yang disusun untuk jangka panjang, menengah dan tahunan merupakan salah satu modal dasar keberhasilan suatu pembangunan, karena proses perencanaan memperhitungkan kemampuan daerah, potensi, sumber daya sampai dengan kelemahan yang berpotensi menjadi masalah dan hambatan dalam proses pelaksanaan pembangunan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 91

107 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Untuk menghasilkan rencana pembangunan, dibutuhkan sinkronisasi penyelenggaraan pemerintah pusat dan daerah dengan melibatkan masyarakat melalui mekanisme perencanaan melalui beberapa kegiatan, yaitu : a) Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa/Kelurahan (Musrenbangdes/kel) yang menghasilkan daftar usulan kegiatan pembangunan yang memerlukan pembiayaan dari pemerintah maupun sumber dana lainnya. b) Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan (Musrenbang kecamatan) yang menghasilkan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan yang akan didanai melalui APBD Kabupaten dan sumber dana lainnya. c) Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten (Musrenbang Kab) menghasilkan kesepakatan serta komitmen antar pelaku pembangunan dan menjadi dasar penyusunan anggaran tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Jember menurut sumber pendanaan dari APBD Kabupaten, Provinsi maupun APBN. Sasaran perencanaan pembangunan diarahkan pada peningkatan kualitas perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah hasilnya diharapkan dapat dimanfaatkan masyarakat, untuk mewujudkan sasaran tersebut Pemerintah Kabupaten Jember telah mengambil kebijakan yaitu mewujudkan pemantapan perencanaan, pengendalian dan pengawasan pembangunan. 92 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

108 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten L. Perhubungan Arus penumpang di wilayah Jember disajikan sebagaimana Tabel dibawah ini. Tabel Jumlah Arus Penumpang BusTahun Kabupaten Jember Uraian Berangkat Datang Jumlah Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Jember (2014) Tabel Jumlah Rasio Ijin Trayek Tahun Kabupaten Jember No. Uraian Ijin Trayek Perkotaan Ijin Trayek Perdesaan Jumlah Ijin Trayek Jumlah Penduduk Rasio Ijin Trayek 0, , , , , Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Jember (2014) Tabel Jumlah Uji Kir Angkutan Umum Tahun Kabupaten Jember No. Uraian MPU Bus Mobil Barang Kereta Gandengan Kereta Tempelan Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Jember (2014) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 93

109 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN M. Sosial Pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan pada penanganan masalah umum yaitu masalah substantif dan masalah khusus yaitu penanganan masalah kesejahteraan sosial terhadap PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) dan PSKS (Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial). Tabel 2.54 Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Tahun No. Jenis PMKS Jumlah (Jiwa) Keluarga Fakir Miskin Keluarga Berumah Tidak Layak Huni Anak Jalanan Penyandang Cacat Masyarakat Yang Tinggal Di Daerah Rawan Bencana Anak Terlantar Korban Bencana Sosial / Pengungsi Tuna Susila Pengemis Gelandangan Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Jember (2014) Penanganan terhadap permasalahan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) apabila dilakukan tidak secara tepat akan berakibat pada meningkatnya kesenjangan sosial, 94 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

110 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten melemahnya ketahanan sosial masyarakat, dan mendorong terjadinya konflk sosial terutama bagi kelompok masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Tabel 2.55 Perkembangan Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Tahun Kabupaten Jember Uraian Penurunan Jumlah Masyarakat PMKS (Orang) Jumlah Penanganan Masyarakat PMKS (Orang) 717 (4,08%) (10,80%) 720 (4,08%) (10,80%) Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Jember (2014) 722 (3,92%) (12,81%) 677 (3,77%) (14,82%) 660 (3,51%) (16,83%) N. Ketenagakerjaan Kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Jember tahun disajikan pada tabel berikut : Tabel 2.56 Kondisi Ketenagakerjaan di Kabupaten Jember Tahun No Uraian Usia Kerja atau usia tahun (Jiwa) Angkatan Kerja (Jiwa) Bukan Angkatan Kerja (Jiwa) Bekerja (Jiwa) Pengangguran Terbuka (Jiwa) Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) ,91 3,97 71,83 72,09 Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Jember (2014) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 95

111 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN O. Penanaman Modal Penanaman modal di Kabupaten Jember diarahkan kepada pengendalian data dan informasi potensi pelayanan investasi dalam rangka penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, pengendalian lapangan kerja dan terbukanya kesempatan berusaha melalui kerjasama kemitraan antara unit-unit usaha baru dengan investor. Salah satu keberhasilan pembangunan urusan penanaman modal dicerminkan oleh jumlah Investasi Penanam Modal Asing (PMA), Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) Non Fasilitas (Investasi Daerah). Pada tahun 2014 jumlah PMA dan PMDN adalah sebagai berikut: Tabel 2.57 Keragaan Investasi Tahun 2014 No. Uraian 1 Penanam Modal Asing (PMA) 2 Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) 3 Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) Non Fasilitas (Investasi Daerah) Tahun 2014 Unit Usaha (Unit) Nilai Investasi (Rp.) Tenaga Kerja (Orang) Promosi investasi di masa mendatang tidak lagi dilakukan dengan hanya menawarkan kemudahan-kemudahan. Promosi 96 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

112 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten investasi harus dilakukan dengan memberikan keyakinan (assurance) yang bersifat struktural. Calon investor harus mengetahui kondisi penanaman modal di Kabupaten Jember, mencakup kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi, khususnya terkait dengan daerah investasi, sektor dan produk untuk investasi, infrastruktur dan standar pelayanan penanaman modal. Dengan kata lain, Pemerintah Kabupaten Jember harus meyakinkan calon investor akan potensi investasi di Kabupaten Jember. Memperhatikan kondisi tersebut, Kabupaten Jember memerlukan SKPD yang menangani Penanaman Modal PMDN/ Non PMA secara utuh, mulai kegiatan promosi, perijinan, pengendalian pelaksanaan penanaman modal serta pengolahan data dan sistim informasi secara simultan. Oleh karena itu, pembentukan SKPD Badan Pelayanan Terpadu Penanaman Modal dan Perijinan diharapkan mampu melaksanakan kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan penanaman modal serta sebagai institusi penyedia informasi data dan berbagai potensi investasi bagi investor maupun calon investor, dalam upaya menarik investor menanamkan modalnya di wilayah kabupaten jember sesuai peraturan perundang-undangan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 97

113 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN P. Kebudayaan Pencapaian pembangunan seni dan budaya dapat dilihat berdasarkan indikator sebagai berikut : a. Jumlah grup kesenian adalah jumlah grup kesenian per penduduk b. Jumlah gedung kesenian adalah jumlah gedung kesenian per penduduk. Selanjutnya penyajian pencapaian pembangunan seni dan budaya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.58 Perkembangan Capaian Indikator Kinerja Urusan Kebudayaan Tahun No. Indikator Kinerja 1 Jumlah grup kesenian per penduduk 2 Jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya 3 Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya Jumlah (Jiwa) Jumlah Cagar Budaya DIlindungi Persentase benda/situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan 30% 30% 30% Q. Kepemudaan dan Olahraga Perkembangan organisasi pemuda dan olahraga cukup menggembirakan baik dari sisi kualitas/jumlah maupun kuantitas. Di 98 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

114 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten samping itu telah dibuat regulasi kebijakan bidang olahraga kelas Cabang Olahraga sebagai berikut : Tabel 2.59 Regulasi Bidang Olahraga Kelas Cabang Olahraga No. Cabang Olahraga Lembaga SLTP Lembaga SLTA 1 Sepak Bola SMPN 1 Kalisat SMPN 1 Ajung 2 Bola Voli SMPN 1 Jember SMPN 1 Ajung 3 Sepak Takraw SMPN 10 Jember SMPN 1 Silo SMAN 5 Jember SMAN Jenggawah SMAN 1 Pakusari 4 Silat & Karate SMPN 6 Jember SMAN 3 Jember SMKN 1 Tanggul 5 Bulu Tangkis SMPN 6 Jember SMAN 6 Jember 6 Basket SMPN 1 Jember SMPN 7 Jember SMPN 1 Ambulu SMAN 2 Jember SMAN 1 Ambulu SMKN 1 Ambulu SMKN 2 Jember 7 Renang SMPN 4 Jember SMAN 4 Jember 8 Bridge SMPN 1 Jember SMPN 2 Jember SMPN 4 Jember SMPN 1 Arjasa SMPN 2 Sukowono 9 Atletik SMPN 1 Kalisat SMPN 7 Jember SMAN Arjasa SMAN Plus Sukowono SMAN 1 Arjasa SMAN 1 Ambulu SMAN 3 Jember SMKN 3 Jember SMKN 4 Jember SMKN 6 Jember SMAN Kalisat 10 Tenis Lapangan SMPN 4 Jember SMAN 3 Jember 11 Futsal SMPN 8 Jember 12 Drum Band SMPN 1 Jember 13 Catur SMPN 2 Jember 14 Tenis Meja SMKN 1 Jember Dalam acuan regulasi tersebut, dampak yang diharapkan adalah dapat mendorong prestasi dan semangat pelajar sebagai Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 99

115 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN atlet meningkat, selain itu meningkatnya kesadaran orang tua terhadap prestasi olahraga sebagai bagian dari profesi karir anak didik. Kendala atau hambatan yang terjadi dengan adanya regulasi kelas cabang olahraga di Jember diantaranya anggaran pemerintah masih terbatas, orang tua dan siswa masih mengutamakan akademik, lembaga-lembaga yang menangani kelas cabang olahraga kurang maksimal. Sejumlah prestasi penting sepanjang kurun waktu yang menjadi prestasi kebanggaan Kabupaten Jember, seperti yang diuraikan pada tabel berikut ini. Tabel 2.60 Prestasi Olahraga Tahun No. Tahun Tingkat Provinsi Nasional Inter/Asean R. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Situasi yang kondusif dalam kehidupan bermasyarakat diperlukan agar pembangunan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Keberhasilan pembangunan di Kabupaten Jember bergantung situasi yang aman, tertib dan tentram. Oleh karena itu, pembangunan kesatuan bangsa dan sosial politik di era reformasi mengarah pada penciptaan dan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban melalui penataan instrumen sosial masyarakat yang 100 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

116 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten mampu menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, dan mampu menyerap aspirasi sosial politik masyarakat sehingga dapat meredam konflik dan gejolak sosial politik di masyarakat. Tabel 2.61 Pembinaan LSM, Orpol, Pemuda dan LSM Tahun Kabupaten Jember No. Pembinaan Ormas, Orpol, Pemuda dan LSM yang dibina Sumber : Bakesbanglinmas Kabupaten Jember (2014) S. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Pada tahun 2014 DPRD dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik sehingga dapat menghasilkan produk-produk legislasi, yaitu Peraturan Daerah, Keputusan DPRD dan Keputusan Pimpinan DPRD dengan jumlah sebagai berikut : Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 101

117 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel 2.62 Rekapitulasi Produk DPRD Tahun Tahun APBD/ P.APBD/ LPP APBD Perda Non APBD Usul Eksekutif Inisiatif DPRD Keputusan DPRD Internal Eksternal Kept. Pimpinan DPRD Jumlah Agenda sidang yang dilaksanakan DPRD dengan difasilitasi oleh Sekretariat DPRD sebagai berikut : Tabel 2.63 Rekapitulasi Rapat Paripurna DPRD Tahun Tahun Rapat Paripurna Untuk mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dibutuhkan unsur pengelola keuangan daerah yang memiliki kemampuan sumber daya yang berkualitas sehingga pelaksanaan APBD dapat dipertanggungjawabkan, benar dan tepat waktu. Arah pengelolaaan keuangan daerah lebih difokuskan kepada pemanfaatan sumber daya keuangan daerah secara lebih efektif dan efisien. Arah pengelolaan tersebut meliputi arah pengelolaan pendapatan daerah, arah pengelolaan belanja dan arah pengelolaan pembiayaan daerah. 102 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

118 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Di sisi lain pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah dan administrasi keuangan daerah sering mengalami beberapa perubahan system peraturan sehingga mempengaruhi pengelolaan keuangan yang diterapkan sebelumnya. Tabel 2.64 Pencapaian Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun No Indikator kinerja Satuan Realisasi Ketepatan waktu penyusunan neraca Bulan Maret Maret Maret 2 Ketepatan waktu penerbitan SPD % Ketepatan waktu pengesahan SPJ % Ketepatan waktu penerbitan SPM/SP2D % Ketepatan waktu penyusunan APBD Bulan Des 2011 Des 2012 Des 2013 Pada Tahun 2014 telah disusun Buku Pedoman Umum Pengelolaan Barang/Asset/Inventaris Desa dan Buku Standar Harga Barang, yang sasaran pendistribusiannya adalah : a. 226 Desa masing-masing 2 rangkap (Pemerintah Desa dan BPD) se-kabupaten Jember b. 28 Kecamatan se-kabupaten Jember (tidak termasuk Patrang, Kaliwates dan Sumbersari) masing-masing 2 rangkap (Camat dan Kepala Seksi Kecamatan yang membidangi) c. SKPD/Dinas/Instansi/Lembaga yang terkait dengan Desa (Tim Kabupaten) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 103

119 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN d. Pemerintah Provinsi dan Arsip Pemeriksaan PKPT dan non PKPT setiap tahunnya naik turun. Hal ini disebabkan jumlah aparatur pengawasan yang tidak tetap dan disesuaikan dengan jadwal pemeriksaan pengawas eksternal (BPK) dan pengawas provinsi maupun BPKP sehingga jumlah obyek pemeriksaan dan cakupan juga mengalami fluktuasi. Adapun realisasi pemeriksaan PKPT dan non PKPT tergambar sebagai berikut : Tahun Tabel 2.65 Pencapaian Pemeriksaan PKPT Tahun Target (Obrik) Realisasi (Obrik) Tingkat Pencapaian PKPT (%) , , ,51 Tahun Tabel 2.66 Pencapaian Pemeriksaan Non PKPT Tahun Target (Pengaduan) Realisasi (Pengaduan) Tingkat Pencapaian Non PKPT (%) , , ,67 Pemeriksaan non PKPT merupakan kegiatan penanganan kasus yang masuk melalui Posko Pengaduan Inspektorat Kabupaten Jember baik melalui media cetak, elektronik, surat pengaduan maupun pengaduan langsung. Hal ini menunjukkan bahwa peran 104 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

120 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten aktif masyarakat dalam melakukan kontrol dan pengawasan terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Jember semakin tinggi serta juga menunjukkan trend demokratisasi yang semakin baik dalam kehidupan bernegara kita. Berdasarkan persentase penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pengawasan dapat dilihat bahwa jumlah temuan hasil pengawasan berfluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena semakin kompleksnya pemeriksaan disebabkan peraturan yang berubah. Tabel 2.67 Pencapaian Hasil Tindak Lanjut Temuan Hasil Pengawasan Tahun Tahun Target (Set) Realisasi (Set) Tingkat Pencapaian Tindak Lanjut (%) , , ,95 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 105

121 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel 2.68 Pencapaian Kinerja Penataan Peraturan Perundang-Undangan Tahun No Indikator Kinerja Tahun Produk hukum yg dikeluarkan a. Keputusan Bupati b. Peraturan Bupati c. Peraturan Daerah Sosialisasi Produk Hukum Penyuluhan Hukum Pengurusan Perkara Pembinaan Kelompok Kadarkum Bintek Bidang Hukum Perkembangan jumlah aparatur Pemerintah Kabupaten Jember berdasarkan tingkat pendidikan, golongan kepangkatan dan jenis kelamin tahun disajikan dalam Tabel 2.59 Tabel 2.69 Perkembangan Aparatur (PNS) Kabupaten Jember Tahun No. Uraian A Berdasarkan Tingkat Pendidikan: 1. SD SMP SMA D D D D S Spesialis S S Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

122 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten No. Uraian Jumlah B Berdasarkan Golongan Kepangkatan : 1. Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Jumlah C Berdasarkan jenis kelamin : 1. Laki-laki n/a n/a n/a n/a n/a 2. Perempuan n/a n/a n/a n/a n/a Jumlah n/a n/a n/a n/a n/a Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jember (2014) Tabel 2.70 Jumlah Pol PP, Linmas, Pos Kamling dan Ketaatan Masyarakat Terhadap PerdaTahun Kabupaten Jember Rasio jumlah Pol PP per penduduk Uraian Jumlah linmas per penduduk Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan % ketaatan masyarakat terhadap perda % 97% 96% 90% 74% Sumber : Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Jember (2014) T. Ketahanan Pangan Ketahanan pangan terdiri dari tiga subsistem, yaitu : (1) ketersediaan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk baik jumlah maupun mutunya, serta aman; (2) distribusi pangan, dengan pasokan pangan dapat menjangkau ke seluruh wilayah sehingga harga stabil dan terjangkau oleh rumah Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 107

123 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN tangga; dan (3) konsumsi pangan, yaitu setiap rumah tangga dapat mengakses pangan yang cukup dan mampu mengelola konsumsi. Nilai Pola Pangan Harapan untuk tingkat ketersediaan di Kabupaten Jember menunjukkan angka 86,56. Angka tersebut sedikit lebih besar dari pada angka PPH Propinsi Jawa Timur (2013) sebesar 85,4. Capaian yang diraih oleh Kabupaten Jember adalah wajar, mengingat karakteristik Kabupaten Jember serupa dengan Propinsi Jawa Timur, yaitu agraris dengan produksi padi yang melimpah, ditunjukkan dengan skor riel padi-padian (83,09) yang melebihi skor maksimal PPH (25,0). Skor PPH tingkat ketersediaan yang tertinggi juga ditemukan pada kacang-kacangan (625,35) apabila dibandingkan dengan skor PPH maksimalnya (10,0) dan komoditi gula (4,31) apabila dibandingkan dengan skor PPH maksimalnya (2,5). Disisi lain, komoditi yang perlu ditingkatkan ketersediaannya adalah minyak/lemak serta buah/biji berminyak, masing-masing hanya 21,11% dan 22,90% dari nilai PPH maksimalnya. Skor PPH Tingkat Ketersediaan Kelompok Bahan Pangan berdasarkan Analisis NBM Kabupaten Jember secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini : 108 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

124 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel 2.71 Skor PPH Tingkat Ketersediaan Kelompok Bahan Pangan Kelompok Bahan Pangan Energi (Kal) % AKE Bobot Skor Riil Skor PPH Skor Maks Kontribusi Energi di Jember Perbandingan Skor PPH Dengan Standar Nasional 1. Padi-padian 3.655,99 166,18 0,50 83,09 25,00 25,00 28,88 100,00 2. Umbi-umbian 73,22 3,33 0,50 1,66 1,66 2,50 1,92 66,56 3. Pangan Hewani 375,08 17,05 2,00 34,10 24,00 24,00 27,73 100,00 4. Minyak dan Lemak 46,44 2,11 0,50 1,06 1,06 5,00 1,22 21,11 5. Buah/biji berminyak 10,08 0,46 0,50 0,23 0,23 1,00 0,26 22,90 6. Kacang-kacangan 6.878,90 312,68 2,00 625,35 10,00 10,00 11,55 100,00 7. Gula 189,70 8,62 0,50 4,31 2,50 2,50 2,89 100,00 8. Sayuran dan Buah 97,29 4,42 5,00 22,11 22,11 30,00 25,54 73,70 9. Lain-lain Jumlah ,70 514,85 771,91 86,56 100,00 Secara singkat, hasil tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya khususnya di Kabupaten Jember, upaya diversifikasi pangan masih diperlukan upaya sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat, dilihat dari ketergantungan terhadap beras yang masih tinggi (60 80% AKE bergantung pada beras) dan diikuti oleh kurangnya akses terhadap komoditi lokal semisal ubi kayu atau jagung yang sebenarnya masih dapat ditingkatkan sebagai sumber karbohidrat alternatif. Hasil survey PPH tingkat konsumsi menunjukkan nilai capaian rata rata sebesar 80,90. Apabila dibandingkan antara skor Pola Pangan Harapan (PPH) tingkat ketersediaan Kabupaten Jember yaitu sebesar 86,56 dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) tingkat konsumsi Kabupaten Jember yaitu sebesar 80,90 terlihat adanya selisih antara persediaan dengan konsumsi aktual sebesar 5,66. Selisih ini dapat diterjemahkan bahwa potensi daerah Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 109

125 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Kabupaten Jember masih memungkinkan mencapai skor PPH Konsumsi Aktual yang lebih tinggi. U. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Upaya meningkatkan kemandirian pemerintah desa dilaksanakan melalui pengembangan lembaga ekonomi perdesaan yang dilaksanakan melalui Pengembangan Badan Usaha Milik Desa dalam bentuk pengembangan unit usaha dan bantuan modal bagi BUMDES. Pembinaan kelompok masyarakat membangun desa terus dilaksanakan dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Selain itu, upaya tersebut dilaksanakan dengan harapan akan dapat meningkatkan nilai tambah bagi usaha ekonomi rakyat dan menciptakan lapangan kerja. Tabel 2.72 Perkembangan Pelaksanaan Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa Tahun No. Uraian Indikator Tahun Pembangunan Sarana & Prasarana Air Bersih Perdesaan 10 desa (10 unit ) 2 Pembangunan Pasar Perdesaan dan MCK Pasar 13 desa (13 unit) MCK 2 desa (2 unit) 3 Pemberian Stimulan Pembangunan Desa (Saluran Irigasi Desa ) 4 Pelatihan Keterampilan Usaha Industri Kerajinan (TTG) (bantuan alat kerja) 10 desa (10 unit) 2 kelompok (15 org) 7 desa (7 unit ) Pasar 20 desa (20 unit) MCK 2 desa (2 unit) 15 desa (15 unit) 36 kelompok (150 org) 6 desa (6 unit ) Pasar 14 desa ( 14 unit) MCK 2 desa (2 unit) 14 desa (14 unit) 35 kelompok (175 org) 110 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

126 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten No. Uraian Indikator Tahun Pelatihan dan Pendidikan Masyarakat di bidang Otomotif 6 Pelatihan dan Pendidikan Masyarakat di bidang Pertukangan 7 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan (Lomba Desa & Kelurahan Tk. Kab.) 8 Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan (Pembinaan Pengurus LPM Desa/Kelurahan) 8 kelompok (25 org) 7 kelompok (35 org) 6 Desa & kel 31 Kec. 248 desa / kel. (744 org) 9 Pembinaan UPK Gerdu Taskin Pasca Program 69 desa/kel 10 Pelaksanaan Pembangunan Kecamatan (PNPM-MP) 26 kec. (211 ds) 11 Pembinaan Kelompok Masyarakat Pembangunan Desa (Gerakan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat ) 12 Penyelenggaraan Pendidikan & Pelatihan Tenaga Teknis & Masyarakat (Pembinaan KPM Desa & Kelurahan) 13 Pelatihan Aparatur Pemerintah Desa dalam Bidang Pembangunan Kawasan Perdesaan (Penyusunan Profil Desa/Kel) 31 Kec. 248 desa / Kel. 31 Kec. 248 desa / Kel. (1.240 org) 248 desa /Kel. (248 org) 34 kelompok (150 org) 38 kelompok (190 org) 6 Desa & kel 31 Kec. 248 desa / kel. (744 org) 69 desa/kel 26 kec. (211 ds) 31 Kec. 248 desa / Kel. 31 Kec. 248 desa / Kel. (1.240 org) 248 desa /Kel. (248 org) 35 kelompok (175 org) 38 kelompok (190 org) 6 Desa & kel 31 Kec. 248 desa / kel. (744 org) 71 desa/kel 26 kec. (211 ds) 31 Kec. 248 desa / Kel. 31 Kec. 248 desa / Kel. (1.240 org) 248 desa /Kel. (248 org) V. Statistik Dalam era informasi, data statistik merupakan hal yang sangat penting dimana data yang dikumpulkan didasari oleh konsep dan definisi yang jelas dan baik sehingga semua pengguna dapat berkomunikasi dengan persepsi yang sama. Penyediaan data digunakan untuk bahan perencanaan, evaluasi maupun pengukuran dalam berbagai indikator pencapaian pembangunan. Penyediaan data statistik utama terangkum dalam Kabupaten Jember Dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 111

127 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Angka, Indeks Pembangunan Manusia dan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Jember. W. Kearsipan Penanganan dan pengelolaan arsip perlu dilakukan secara cepat, tepat, akurat dan profesional. Pengelolaan arsip secara profesional akan menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan penyelamatan dokumen penyelenggaraan pemerintah daerah. Pelayanan kearsipan tahun menitikberatkan pada pembinaan sistem informasi manajemen kearsipan, baik secara manual maupun elektronik secara baku dan peningkatan SDM pengelola kearsipan. Tabel 2.73 Perkembangan Sistem Administrasi Kearsipan Tahun Indikator Kinerja Satuan Tahun SDM Peningkatan SDM Kearsipan Satker Kab/Kec dan Kelurahan Orang Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Jember (2014) Dalam rangka menyelamatkan/ melestarikan dokumen daerah, penduplikatan dokumen/ arsip daerah dalam bentuk data elektronik dan membangun sistem pengamanan penyimpanan data antara lain melalui pengadaan sarana pengolahan dan penyimpanan, penelurusan, penyelamatan arsip dan dokumentasi foto yang bernilai sejarah terus dilaksanakan. 112 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

128 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel 2.74 Perkembangan Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen dan Arsip Daerah Tahun Indikator Kinerja Satuan Tahun Realisasi % Jumlah arsip yang diselamatkan/diamankan Eks Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Jember (2014) X. Komunikasi dan Informatika Pelaksanaan pembangunan daerah menuntut adanya transparansi dan keterbukaan dalam setiap proses maupun implementasi kebijakan. Transparansi proses pembangunan berperan sebagai fungsi kontrol dan evaluasi bagi pemerintah daerah, utamanya dalam menilai keberhasilan pencapaian kinerja dan kebijakan yang telah ditetapkan. Pelayanan terhadap ketersediaan informasi yang akurat, cepat dan informatif serta penyebarluasan informasi yang berkualitas kepada publik diharapkan dapat membangun paradigma baru pembangunan daerah. Pelayanan komunikasi dan informatika mencakup upaya peningkatan jumlah jaringan komunikasi, fasilitasi peningkatan media massa (surat kabar, radio/tv/website serta peningkatan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 113

129 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Fokus Layanan Urusan Pilihan A. Pertanian Selanjutnya, pertanian sebagai salah satu urusan prioritas, pada saat ini masih memiliki peran yang strategis dan memberikan kontribusi yang dominan bagi pembangunan baik sebagai penghasil bahan pangan, bahan baku industri, bahan baku ekspor, devisa negara, sumber pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah serta penyerap tenaga kerja. Adapun potensi lahan yang dapat dimanfaatkan untuk usaha tani terdiri dari lahan sawah, tegal dan pekarangan secara rinci sebagai berikut. No. Tabel 2.75 Luas dan Tata Guna Lahan Pertanian Tahun Uraian Tahun Sawah Irigasi Sawah Tadah Hujan Rawa / Lebak Tegal / Kebun Ladang / Huma Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Jember (2014) Peningkatan produksi berbagai komoditi pertanian dan upayaupaya yang telah dilakukan dapat menjaga ketahanan pangan daerah dan meningkatkan kecukupan gizi masyarakat. Capaian kinerja pembangunan ketahanan pangan dapat dilihat dari tercukupinya kebutuhan pangan daerah, utamanya beras dari produksi Kabupaten Jember. 114 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

130 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten No. Komoditi Tabel 2.76 Ketersediaan Pangan Tahun Tahun Padi (Beras) , , , , ,25 2 Jagung , , , , ,93 3 Kedelai , , , , ,04 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Jember (2014) Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB. Sektor pertanian dari tahun 2010 hingga tahun 2013 peranannya semakin menurun. Gambaran tentang struktur ekonomi Kabupaten Jember Tahun , sebagaimana Tabel di berikut ini. Tabel 2.77 Struktur Ekonomi Kabupaten Jember dan Kontribusinya terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (%) Tahun No Sektor A. Primer (Agriculture) 1. Pertanian 38,74 37,46 35,49 34,25 2. Pertambangan dan Penggalian 2,87 2,78 2,72 2,65 B. Sekunder (Manufacture) 3. Industri pengolahan 10,71 10,81 11,06 11,06 4. Listrik, Gas adan Air Bersih 0,86 0,85 0,84 0,84 5. Konstruksi 2,28 2,36 2,36 2,52 C. Tersier (Services) 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangukutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 24,52 25,17 26,60 27,71 4,54 4,65 4,60 4,65 5,18 5,30 5,43 5,51 9. Jasa-Jasa 10,30 10,62 10,88 10,81 Sumber : BPS Kabupaten Jember (2013) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 115

131 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Sumbangan sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB pada tahun 2013 mencapai 34,25% dari total PBRB. Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Distribusi sub sektor terhadap sektor pertanian tahun sebagaimana tabel berikut: Tabel 2.78 Distribusi Sub Sektor Terhadap Sektor Pertanian (%) Atas Dasar Harga Berlaku (%) Tahun No. Uraian Tanaman Bahan Makanan 19,18 18,57 17,33 16,79 2. Tanaman Perkebunan 10,40 10,07 9,66 9,12 3. Peternakan 7,03 6,77 6,50 6,37 4. Kehutanan 0,66 0,62 0,60 0,59 5. Perikanan 1,48 1,42 1,40 1,38 Sumber : BPS Kabupaten Jember (2013) Gambaran produksi komoditi pertanian tahun sebagaimana Tabel berikut: Tabel 2.79 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditi Pertanian Tahun No Uraian Sat I Produktivitas 1 Padi Palawija a Padi Kw/Ha 54,98 53,50 61,18 57,19 b Jagung Kw/Ha 64,93 61,65 74,00 67,39 c Kedelai Kw/Ha 14,20 17,29 19,87 22,58 d Kc. Tanah Kw/Ha 14,67 13,49 14,39 22,85 e Kc. Hijau Kw/Ha f Ubi Kayu Kw/Ha 160,71 168,84 174,40 171, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

132 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten No Uraian Sat g Ubi Jalar Kw/Ha 106,75 107,70 187,28 125,97 2 Sayuran a Cabe Merah Kw/Ha b Cabe Rawit Kw/Ha 12,34 17,98 26,01 64,39 c Bawang Merah Kw/Ha d Kentang Kw/Ha e Kubis Kw/Ha 83,17 151,79 133,36 268,86 f Tomat Kw/Ha 3 Buah-Buahan a Mangga Kw/Ha 0,73 0,67 0,70 0,75 b Pisang Kw/Ha 2,06 0,69 0,49 0,84 c Durian Kw/Ha 0,17 1,21 1,72 0,89 d Rambutan Kw/Ha 0,37 0,51 0,74 0,52 e Salak Kw/Ha 0,35 0,49 0,28 0,09 f Manggis Kw/Ha 0,82 0,75 0,34 0,58 g Alpukat Kw/Ha 0,85 1,07 0,76 0,79 II Produksi 1 Padi Palawija a Padi Ton b Jagung Ton c Kedelai Ton d Kc. Tanah Ton e Kc. Hijau Ton f Ubi Kayu Ton g Ubi Jalar Ton Sayuran a Cabe Merah Ton b Cabe Rawit Ton c Bawang Merah Ton d Kentang Ton e Kubis Ton f Tomat Ton 3 Buah-Buahan a Mangga Ton b Pisang Ton c Durian Ton d Rambutan Ton e Salak Ton Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 117

133 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN No Uraian Sat f Manggis Ton g Alpukat Ton Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Jember (2014) Tabel 2.80 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditi Perkebunan Tahun No Uraian I 1 Kopi (Ha) Luar Kawasan Hutan Luas Areal - Robusta (Ha) 3.233, , , ,13 - Arabika (Ha) Dalam Kawasan Hutan - Robusta (Ha) - Arabika (Ha) 2 Tebu (Ha) 9.303, , , ,02 3 Tembakau (Ha) , , ,5 II Produktivitas 1 Kopi (Ton/Ha) 5,17 7,51 4,98 5,46 2 Tebu (Ton/Ha) 1 0,1 0,75 3 Tembakau III - Kasturi(Ton/Ha) 9,70 11,12 12,67 13,11 - Rajangan(Ton/Ha) 8,34 8,98 9,06 8,36 1 Kopi (Ton Oce) Luar Kawasan Hutan Produksi - Robusta (Ton Oce) , , , ,46 - Arabika (Ton Oce) Dalam Kawasan Hutan - Robusta (Ton Oce) - Arabika (Ton Oce) 2 Tebu (Ton) , , ,03 3 Tembakau - Kasturi (Ton) , , , Rajangan (Ton) , , ,5 Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jember (2014) 118 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

134 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel 2.81 Populasi, Produksi Ternak dantingkat Konsumsi Masyarakat Tahun No. Jenis Kegiatan I Populasi Ternak 1 Sapi potong (ekor) Sapi perah (ekor) Kuda (ekor) Kambing (ekor) Domba (ekor) Kelinci (ekor) Ayam Buras (ekor) Ayam Ras Petelur (ekor) Ayam Ras Pedaging (ekor) Itik (ekor) Entok (ekor) II Produksi Ternak 1 Daging (kg) Telur (kg) Susu (liter) III Konsumsi 1 Daging(Kg/Kpt/Th) 5,10 7,46 7,90 8,26 8,26 2 Telur (Kg/Kpt/Th) 5,50 5,40 5,43 4,20 4,20 3 Susu (Kg/Kpt/Th) 0,60 0,72 0,90 0,98 0,98 Sumber : Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jember (2014) Pelaku utama dalam peningkatan produksi pertanian adalah petani, untuk meningkatkan perannya maka perlu peningkatan kemampuan kelompok. Tabel berikut menjelaskan peningkatan kelas kelompok dari pemula ke lanjut, madya dan ke utama. Selain itu, pengembangan kelembagaan agribisnis dilakukan melalui penumbuhan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 119

135 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN perkembangan pada tahun 2010 sebanyak 240 gapoktan menjadi 248 gapoktan pada tahun Tabel 2.82 Perkembangan Kelas Kelompok Tani Tahun No. Kelas Kelompok Tahun Pemula Lanjut Madya Utama Gapoktan Di bidang perkebunan, adanya kegiatan penyuluhan/ pendampingan petani dan pelaku agrobisnis perlu selalu dilaksanakan guna menjaga kualitas produksi komoditaskomoditas unggulan sehingga meskipun secara produksi terjadi fluktuatif tetapi nilai tawar petani terhadap pasar tetap terjaga. Terkait pula dengan hal ini pembentukan lembaga petani (kelompok tani dan gabungan kelompok tani) serta peningkatan kemampuan lembaga petani yang ada perlu dilakukan. 120 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

136 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel 2.83 Jumlah Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Perkebunan Tahun No. Uraian Tahun Kelompok Tani Gapoktan Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian salah satu upaya adalah meningkatkan jumlah produksi benih unggul dan bibit perkebunan. Adapun perkembangan produksi benih dan bibit perkebunan yang telah dicapai adalah : Tabel 2.84 Perkembangan Produksi Benih Tahun Produksi Benih (Ton) Komoditi Padi , , ,90 Jagung 4.852, , ,60 Kedelai 574,00 177,87 197,33 Kacang Tanah 1,60 0,74 4,60 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 121

137 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel 2.85 Bantuan Bibit Tanaman Perkebunan Tahun Jenis Komoditas Jumlah Bibit Bantuan Kelapa Tebu Tembakau Mete Cengkeh Peningkatan produksi yang dicapai ditinjau dari Peningkatan Mutu Intensifikasi dan Perluasan Areal Tanam. Keberhasilan dari perluasan areal tanam (PAT) nampak dari meningkatnya luas tanam padi dan jagung. Sedangkan Peningkatan Mutu Intensifikasi dapat dilihat pada indikator perbandingan Luas Tanam dengan Luas Panen dan Produktivitas (Ton/Ha). Keragaan luas panen bersih, produktivitas dan produksi tanaman pangan pada kurun waktu sebagai berikut. 122 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

138 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel 2.86 Keragaan Luas Panen Bersih, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan Tahun No. I II III Tahun Uraian Padi 1. Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ku/Ha.) 61,18 57,19 59,55 3. Produksi (Ton) Jagung 1. Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ku/Ha.) 74,00 67,39 65,28 3. Produksi (Ton) Kedelai 1. Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ku/Ha.) 19,87 22,58 20,35 3. Produksi (Ton) Tabel 2.87 Luas Areal dan Produksi Tanaman Tebu Di Kabupaten Jember Tahun No Tebu Luas Areal (Ha) 9.303, , , ,02 2 Produksi (ton) , , ,03 - Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jember (2014) Keragaan luas panen bersih, produktivitas dan produksi sayuran utama pada kurun waktu sebagai berikut. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 123

139 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel 2.88 Keragaan Luas Panen Bersih, Produktivitas dan Produksi Sayuran Utama Tahun No. Uraian Tahun Petsai / Sawi a. Luas Panen (Ha) b. Rata-Rata Produksi (Ku/Ha) 20,69 21,99 64,31 c. Produksi (Ku) Kubis a. Luas Panen (Ha) b. Rata-Rata Produksi (Ku/Ha) 133,36 268,86 156,88 c. Produksi (Ku) Kacang Panjang a. Luas Panen (Ha) b. Rata-Rata Produksi (Ku/Ha) 19,58 45,44 46,24 c. Produksi (Ku) Cabe Besar a. Luas Panen (Ha) b. Rata-Rata Produksi (Ku/Ha) 31,59 55,26 81,87 c. Produksi (Ku) Cabe Rawit a. Luas Panen (Ha) b. Rata-Rata Produksi (Ku/Ha) 26,01 64,39 82,55 c. Produksi (Ku) Semangka a. Luas Panen (Ha) b. Rata-Rata Produksi (Ku/Ha) 123,79 167,67 197,63 c. Produksi (Ku) Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

140 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel 4.89 Keragaan Tanaman Buah-buahan Utama Tahun No. Uraian Tahun ALPUKAT a. Tanaman menghasilkan (phn) b. Rata-Rata Produksi (Ku/phn) 0,76 0,79 0,84 c. Produksi (Ku) DUKU a. Tanaman menghasilkan (phn) b. Rata-Rata Produksi (Ku/phn) 0,61 0,58 0,36 c. Produksi (Ku) DURIAN a. Tanaman menghasilkan (phn) b. Rata-Rata Produksi (Ku/phn) 1,72 0,89 1,10 c. Produksi (Ku) JERUK SIEM a. Tanaman menghasilkan (phn) b. Rata-Rata Produksi (Ku/phn) 0,84 0,84 0,78 c. Produksi (Ku) MANGGA a. Tanaman menghasilkan (phn) b. Rata-Rata Produksi (Ku/phn) 0,70 0,75 1,94 c. Produksi (Ku) PISANG a. Tanaman menghasilkan (phn) b. Rata-Rata Produksi (Ku/phn) 0,49 0,84 1,16 c. Produksi (Ku) RAMBUTAN a. Tanaman menghasilkan (phn) b. Rata-Rata Produksi (Ku/phn) 0,74 0,52 0,95 c. Produksi (Ku) SALAK a. Tanaman menghasilkan (phn) b. Rata-Rata Produksi (Ku/phn) 0,28 0,09 0,30 c. Produksi (Ku) PEPAYA a. Tanaman menghasilkan (phn) b. Rata-Rata Produksi (Ku/phn) 0,49 1,07 1,19 c. Produksi (Ku) MANGGIS a. Tanaman menghasilkan (phn) b. Rata-Rata Produksi (Ku/phn) 0,34 0,58 0,56 c. Produksi (Ku) Di bidang perkebunan, keberhasilan program ini dapat dilihat pada tabel Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat tahun 2012 sampai dengan 2014 sebagai berikut. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 125

141 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel 2.90 Luas Areal Tanaman Perkebunan Rakyat Tahun No. Jenis Komoditas Tahun Tembakau : - Na-Oogst 6.520, , ,20 - VO Kasturi , , ,70 - VO Rajang 1.957,00 743, ,60 - White Burly 188,00 234,00 205,00 2 Kopi 5.587, , ,24 3 Kelapa , , ,51 4 Tebu 6.259, , ,06 5 Cengkeh 206,49 206,49 206,42 6 Panili 48,01 48,01 47,85 7 Lada 38,65 38,16 38,15 8 Jambu Mete 281,52 281,52 281,19 9 Pinang 1.588, , ,59 10 Kapuk 1.743, , ,69 11 Kakao - 255,60 255,60 12 Mlinjo - 78,33 78,33 Jumlah Total , , ,13 Dari gambaran tabel di atas, terlihat bahwa areal perkebunan sangat fluktuatif dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan karena selain faktor alam juga karena fluktuasi permintaan pasar khususnya untuk komoditas tembakau. Sedangkan produksi kopi terjadi sedikit penurunan akibat perubahan iklim mikro, dan diharapkan ketika kondisi lingkungan sudah stabil maka akan meningkat lagi. 126 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

142 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Sedangkan untuk komoditas lain cenderung meningkat dan berfluktuasi Tabel 4.91 Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Tahun No. Jenis Komoditas Tahun Tembakau : - Na-Oogst , , ,60 - VO Kasturi , , ,40 - VO Rajang , , ,80 - White Burly 3.384, , ,00 2 Kopi , , ,30 3 Kelapa , , ,22 4 Tebu , , ,90 5 Cengkeh 235,50 202,26 209,78 6 Panili 135,35 114,74 124,57 7 Lada 146,48 135,57 137,40 8 Jambu Mete 466,45 242,71 242,66 9 Pinang 8.720, , ,92 10 Kapuk 4.394, , ,29 11 Kakao 59,58 65,82 12 Mlinjo 12,42 2,12 Jumlah Total , , ,78 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 127

143 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel 2.92 Luas Arel dan Produksi Tanaman Tembakau Di Kabupaten Jember Tahun No Tembakau Luas Areal : - Tembakau (Ha) , , ,5 2 Produksi (Ton) - Kasturi , , , Rajangan , , ,5 Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jember (2014) Di Bidang Peternakan melalui program/kegiatan diharapkan terjadi penambahan populasi ternak secara berkelanjutan. Keberhasilan dari program/kegiatan menunjukkan bahwa populasi dan produksi daging ternak dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.93 Populasi Ternak Tahun No. Jenis Ternak Tahun Sapi Potong Sapi Perah Kambing Domba Ayam Buras Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik Sedangkan dari segi produksi hasil peternakan seperti daging, susu dan telur dapat dilihat pada tabel-tabel berikut. 128 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

144 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel 2.94 Produksi Daging Menurut Jenis Ternak Tahun No. Jenis Daging Tahun Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Ayam Buras Ayam Pedaging Ayam Petelur Itik Jumlah Tabel 2.95 Produksi Susu Tahun (Liter) No Jenis Usaha Tahun Sapi Perah Perusahaan Sapi Perah Rakyat Jumlah Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 129

145 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel 2.96 Produksi Telur Menurut Jenis Ternak Tahun (Kg) No Jenis Telur Tahun Ayam Buras Ayam Ras Itik Jumlah Peningkatan produksi daging, susu dan telur dipengaruhi oleh meningkatnya populasi ternak dan meningkatnya kemampuan produksi daging rata-rata per ekor ternak. Peningkatan produksi ini juga dipicu oleh peningkatan konsumsi masyarakat terhadap daging dan telur. Upaya percepatan yaitu segala daya, kemampuan dan potensi sumberdaya peternakan di Kabupaten Jember harus dioptimalkan melalui kebijakan, perbaikan mutu bibit, pelayanan kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner, perbaikan manajemen budidaya ternak, sehingga tercipta sinergi kekuatan antara pemerintah selaku fasilitator/regulator, masyarakat dan swasta selaku pelaku yang bergerak dalam usaha peternakan. Upaya percepatan tersebut dilakukan pada sentra-sentra seperti pada tabel berikut. 130 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

146 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel 2.97 Daerah Sentra Pengembangan Komoditas Peternakan No. Komoditas Daerah Sentra (Kecamatan) Sapi Potong Sapi Perah Kambing Domba Ayam Buras Ayam Potong Ayam Petelur Silo, Sumberjambe, Tempurejo, Gumukmas, Sumberbaru Kaliwates, Arjasa Mumbulsari, Bangsalsari, Sumberbaru, Tempurejo, Arjasa Silo, Sukorambi, Mumbulsari, Tempurejo, Puger Sukowono, Umbulsari, Gumukmas, Bangsalsari, Silo Sukowono, Gumukmas, Kencong, Rambipuji, Pakusari Balung, Sumberjambe, Sukowono, Mumbulsari, Sukorambi, Puger, Kencong, Gumukmas, Ambulu, Tempurejo Pemilihan daerah sentra mempertimbangkan kecocokan pertumbuhan komoditas ternak di wilayah tersebut dan didukung oleh sarana dan prasarana peternakan yang memadai dibanding dengan daerah lainnya. Prioritas pengembangan ternak terutama dalam rangka mendukung program nasional swasembada daging dan susu. Untuk menyediakan tambahan daging tersebut melalui program percepatan yaitu secara intensif menambah akseptor Inseminasi Buatan / Kawin Alam diikuti dengan penanganan gangguan reproduksi, program penggemukan dan peningkatan mutu pakan, pemendekan jarak kelahiran (calving interval) dari bulan menjadi 16 bulan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 131

147 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel 2.98 Sasaran Akseptor dan Kelahiran Program IB dalam Mendukung Percepatan Swasembada Daging Sapi (P2SDS) Sasaran IB No. Komoditas Aksep Kelhrn Aksep Kelhrn Aksep Kelhrn 1 Sapi Potong Sapi Perah Ket : Aksep : akseptor Kelhrn : kelahiran Tabel 2.99 Perkembangan Hasil Kegiatan Inseminasi Buatan Tahun No. Uraian Tahun Jumlah Straw (Dosis) Kelahiran (Ekor) B. Kehutanan Kondisi Kabupaten Jember yang merupakan daerah perbukitan dan pegunungan memiliki potensi hutan dan perkebunan yang cukup luas, namun juga menyimpan potensi keberadaan lahan kritis yang cukup luas. Pengelolaan dan pelestarian hutan dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat, budaya menanam kayu-kayuan dilahan masyarakat meningkat dan mampu menurunkan luasan lahan kritis. Jumlah lahan kritis dan penyediaan bibit tanaman kehutanan tahun sebagaimana tabel berikut: 132 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

148 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel Jumlah Lahan Kritis dan Penyediaan Bibit Tanaman Kehutanan Tahun No. Uraian Jumlah Lahan Kritis (ha) , , , , ,66 Penyediaan Bibit Tanaman Kehutanan (batang) Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jember (2014) Sedangkan luas areal hutan rakyat tahun sebagaimana tabel berikut: Tabel Luas Areal Hutan Rakyat (Ha) Tahun No. Uraian Jati 2.434, ,48 936,83 965, ,19 2. Mahoni 2.784, , , , ,51 3. Gmelina 114,66 112,34 84,26 75,69 467,42 4. Sengon Laut , , , , ,73 5. Mindi 285,39 205,46 154,10 181,81 589,33 6. Jabon Tanaman Lain/Sonokeling 117,81 103,39 66,17 51,80 174,77 Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Jember (2014) C. Energi dan Sumberdaya Mineral Keberhasilan pembangunan urusan di bidang energi dan sumber daya mineral dicerminkan oleh indikator-indikator penerbitan perijinan di bidang pertambangan dan energi sebagai berikut : Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 133

149 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel Perkembangan Penerbitan Perijinan di Bidang Pertambangan dan Energi Tahun Perijinan Tahun Surat Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah Surat Ijin Usaha Pertambangan (IUP)/(IPR) termasuk perpanjangan Surat Ijin Kelistrikan Untuk Kepentingan Sendiri (SIUKS) Selain itu, dilaksanakan program pembinaan dan pengembangan kelistrikan dengan fokus kegiatan pengembangan dan pemeliharaan kelistrikan. Hal tersebut diprogramkan karena kebutuhan akan listrik sebagai sarana penerangan ataupun sebagai sumber tenaga sangatlah penting bagi perkembangan suatu kegiatan maupun wilayah. Salah satu pemanfaatan tenaga listrik untuk kepentingan umum adalah dengan pemasangan lampu penerangan jalan. Pemasangan lampu penerangan jalan di masing-masing wilayah telah direncanakan oleh pihak-pihak terkait (PLN dan Pemerintah Kabupaten Jember), sehingga daya yang dipakai dapat terkontrol dengan baik. Namun seperti halnya di daerah lainnya, pemasangan lampu penerangan jalan di Kabupaten Jember masih banyak yang dilakukan secara swadaya. Hal ini tentu saja sangat merugikan Pemerintah Kabupaten Jember, karena pemakaian daya listrik menjadi tidak terkontrol 134 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

150 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Sebelum dilakukan proyek penataan dan pembangunan lampu penerangan jalan umum (LPJU), rekening PJU dilakukan berdasarkan jumlah titik lampu, maka setelah dilakukan proyek tersebut rekening tagihan didasarkan dengan sistem meterisasi. Dengan sistem baru, terjadi efisiensi atau pengurangan tagihan rekening PJU. Sementara masyarakat yang menikmati hasil penataan dan pembangunan LPJU hampir mencapai 60% dari jumlah penduduk Kabupaten Jember. Tabel Titik Lampu, Daya Lampu, dan Tagihan Rekening Penerangan Jalan Umum Tahun No. Uraian Tahun Jumlah Lampu Daya (watt) Lampu Tagihan Rekening PJU Rerata Tagihan PJU/bln Rasio No. 4 / No Selain dampak langsung yaitu dampak ekonomi yang berupa efisiensi pembayaran rekening PJU, dampak tidak langsung, yaitu dampak sosial dan keamanan. Dengan adanya proyek penataan dan pembangunan PJU memberikan dampak pada berkurangnya angka kecelakaan terutama pada wilayah rawan, dan dampak sosial lainnya. Sedangkan dampak keamanan, yaitu semakin berkurangnya tingkat gangguan dan angka kriminalitas. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 135

151 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Kelemahan mendasar proyek tersebut, yaitu masih tingginya tingkat ketergantungan pada PLN, sehingga perlu dicarikan upaya pengadaan energi alternatif terutama pada daerah-daerah yang sulit dijangkau aliran listrik PLN. Selain itu perlu dilakukan perubahan manajemen waktu, dalam arti perlu dilakukan pengurangan waktu nyala atau hidup lampu penerangan jalan umum, terutama kawasankawasan pinggiran. Jarak antar tiang juga menjadi solusi efisiensi, artinya dengan melakukan pelebaran jarak tiang akan mengurangi beban rekening tagihan PJU (75 meter atau 100 meter). Sementara itu, PJU Tenaga Surya yang dibangun sejak Tahun 2011 sejumlah 120 unit, dengan lokasi daerah Gumitir Silo, sepanjang sungai Bondoyudo, Pondokjoyo Kencong, Kasihan- Wringintelu Puger, Rembangan Patrang, Panduman-Jelbuk, Antirogo-Sumbersari dan Karangsemanding-Karangduren Balung, beberapa sudah mengalami kerusakan baik secara teknis maupun hilang oleh oknum. D. Pariwisata Capaian kinerja yang diperoleh selama Tahun 2014 adalah dari 42 obyek wisata di Kabupaten Jember telah menarik kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak orang dan wisatawan domestik sebanyak orang. 136 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

152 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel Perkembangan Jumlah Wisatawan Tahun Tahun Wisman Wisnu Jumlah Jumlah Tabel Perkembangan Jenis, Kelas dan Jumlah Restoran Tahun No. A Uraian Usaha Restoran Jml Usaha Jml Kursi Jml Usaha Jml Kursi Jml Usaha Jml Kursi 1 Golongan Tertinggi Golongan Menengah Golongan Terendah B Usaha Rumah Makan 1 Kelas A Kelas B Kelas C Keberhasilan pembangunan di bidang pariwisata bisa dilihat dari indikator ketersediaan restoran dan ketersediaan penginapan di suatu daerah. Ketersediaan restoran menunjukkan tingkat daya tarik investasi suatu daerah. Banyaknya restoran dan rumah makan menunjukkan perkembangan kegiatan ekonomi suatu daerah dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 137

153 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN peluang-peluang yang ditimbulkannya. Berikut adalah perkembangan jenis, kelas dan jumlah restoran di Kabupaten Jember pada kurun waktu Ketersediaan penginapan/hotel merupakan salah satu aspek yang penting dalam meningkatkan daya saing daerah, terutama dalam menerima dan melayani jumlah kunjungan dari luar daerah. Semakin berkembangnya investasi ekonomi daerah akan meningkatkan daya tarik kunjungan ke daerah tersebut. Dengan semakin banyaknya jumlah kunjungan orang dan wisatawan ke suatu daerah perlu didukung oleh ketersediaan penginapan/hotel. Tabel berikut menunjukkan perkembangan jenis, kelas dan jumlah penginapan/hotel pada Tahun Tabel Perkembangan Jenis, Kelas dan Jumlah Penginapan/Restoran Tahun No Jenis Penginapan Jml Hotel Jml Kmr Jml TT Jml Hotel Jml Kmr Jml TT Jml Hotel 1 Hotel Bintang Hotel Bintang Jml Kmr 3 Hotel Bintang Hotel Bintang Hotel Bintang Hotel Melati Jumlah Jml TT 138 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

154 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten E. Kelautan dan Perikanan Pengembangan budidaya ikan pada sentra-sentra dibagi 2 (dua) yaitu sentra pembenihan dan sentra pembesaran. Kedua sentra tersebut dalam perkembangannya menunjukkan peningkatan seperti pada tabel-tabel berikut. Tabel Perkembangan RTP (Rumah Tangga Perikanan) Budidaya Ikan Tahun No Jenis Usaha Kolam Mina Padi Keramba KPI Tambak Tahun Pada tabel di atas menunjukkan bahwa perkembangan selama kurun waktu , pembudidaya usaha kolam, mina padi, karamba, KPI dan tambak masih mempertahankan usahanya bahkan terlihat tiap tahun cenderung ada peningkatan ini membuktikan bahwa usaha budidaya ikan masih memberikan harapan yang lebih baik walaupun krisis ekonomi melanda. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 139

155 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel Perkembangan Luas Areal Budidaya Ikan Tahun (Ha) No Jenis Usaha Kolam Mina Padi Keramba KPI Tambak Tahun ,30 285,90 293,75 66,50 64,94 50, ,25 157,25 157,25 Tabel di atas menunjukkan perkembangan luas areal budidaya ikan ada kenaikan. Selain itu terlihat bahwa pembukaan lahan atau pemanfaatan potensi yang dilakukan masyarakat masih mempertimbangkan secara hati-hati. Hal ini dapat dimaklumi karena kondisi kurang begitu menguntungkan, krisis ekonomi yang terjadi menyebabkan biaya investasi dan operasional menjadi naik. Inilah salah satu kendala yang dihadapi dalam pengembangan budidaya ikan saat ini. 140 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

156 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel Pengembangan Produksi Budidaya Ikan Air Tawar Tahun (Ton) No Jenis Ikan Tombro Nila Gurami Lele Tawes Mujair Patin Tahun ,52 187, , ,10 16, ,70 195, , ,70 25,80 15,00-90,50 265, , ,10 60,50-15,00 Jumlah 4,550, , ,80 Tabel di atas menunjukkan perkembangan produksi budidaya ikan air tawar bervariasi naik turun setiap tahun. Hal ini ada kaitannya dengan variasi harga pasar, dimana harga sedang baik pada jenis ikan tertentu maka pembudidaya ikan akan lebih banyak membudidaya ikan tersebut. Jenis ikan gurami sangat menonjol peningkatan produksinya karena permintaan pasar yang cukup banyak dan harga pasar yang cukup menguntungkan, maka pembudidaya banyak berorientasi membudidaya ikan gurami lebih luas dan lebih intensif, sehingga angka produksi setiap tahun cenderung meningkat. Kemudian ikan lele, tombro, nila dan tawes untuk permintaan pasar dan harga pasar cukup stabil. Untuk budidaya ikan patin, mulai tahun 2013 sudah mulai digalakkan sehingga pada tahun 2014, produksi ikan patin sudah menembus angka 21 ton. Budidaya ikan patin ini mempunyai prospek yang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 141

157 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN bagus, hal ini dibuktikan dengan angka permintaan ikan patin yang semakin meningkat. Hasil yang telah dicapai dalam penangkapan ikan laut menunjukkan kenaikan. Produksi ikan laut ekonomis penting pada tahun 2014 sebesar 8.075,2 ton, jika dibanding tahun 2013 yang sebesar 7.565,3 ton berarti mengalami kenaikan sebesar 6,73%. Tabel Perkembangan Jumlah Nelayan, Perahu dan Alat Tangkap Tahun No Uraian Tahun Nelayan 1 Nelayan (orang) Perahu 1 Perahu besar Perahu sedang Perahu Motor Tempel Perahu Tanpa Motor Alat Tangkap 1 Payang Gillnet Trammel net Prawe Lain-lain Keadaan nelayan di Kab. Jember secara umum hidup sederhana dan tersebar di 5 (lima) kecamatan yaitu Puger, Ambulu, Kencong, Gumukmas dan Tempurejo. Dari jumlah nelayan, perahu dan alat tangkap terlihat bahwa nelayan dalam memanfaatkan dan 142 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

158 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten mengelola potensi sumber daya laut masih memerlukan atau membutuhkan airmada atau perahu dan alat tangkap yang lebih modern. Ada 4 (empat) sentral pendaratan ikan yang ada di Kab. Jember yaitu Puger, Ambulu, Gumukmas dan Kencong. Jangkauan operasional penangkapan ikan rata-rata 4 s/d 20 mil dan hari kerja pendek 1 hari (1 trip). Dikarenakan keadaan iklim yang tidak menentu mempengaruhi perkembangan produksi perikanan tangkap. Dilihat dari tabel produksi perikanan tangkap di Kab. Jember pada umumnya masih rendah. Kalau dilihat dengan potensi sumberdaya laut yang ada masih dapat digali dan ditingkatkan jauh lebih besar. Tabel Perkembangan Produksi Ikan Laut Tahun (Ton) No Jenis Ikan Tahun Tuna 1.549, , ,40 2 Cakalang 1.708, , ,20 3 Tongkol 2.303, , ,30 4 Layur 205,20 225,30 257,80 5 Tengiri 289,20 411,90 498,70 6 Udang 46,90 54,70 60,20 7 Cumi-cumi 26,10 32,30 37,30 8 Karapu 63,80 65,40 68,20 9 Kakap 113,40 133,80 157,40 10 Manyung 50,70 54,30 60,70 Jumlah 6.357, , ,20 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 143

159 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Peluang pasar untuk produk perikanan tangkap sangat besar dan ini membuka kesempatan berbagai macam jenis usaha mulai dari praproduksi, produksi dan pasca produksi. Tren kenaikan perkembangan usaha ekonomi daerah sentral perikanan tangkap ini seiring dengan peningkatan usaha perikanan tangkap. Kecenderungan tersebut di Kabupaten Jember belum terlihat. Hal ini terkait dengan terbatasnya nelayan untuk bisa mengakses peluang pasar sehingga para nelayan belum banyak menikmati hasilnya. Hal ini disebabkan karena produksi tangkap yang dihasilkan masih terpengaruh musim ikan, mutu ikan belum memenuhi standar, harga ikan relatif rendah karena belum melakukan transaksi di TPI secara lelang. Untuk memperbaiki aspek pemasaran agar nelayan bisa menikmati harga yang wajar maka, pada tahun 2015 akan diupayakan kegiatan transaksi jual beli ikan bisa dilakukan lelang di TPI. F. Perdagangan Keberhasilan pembangunan urusan perdagangan dicerminkan oleh indikator-indikator diantaranya adalah penerbitan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) baik untuk perusahaan besar, menengah maupun kecil, nilai investasi, jumlah tenaga kerja yang dapat diserap, Tanda Daftar Perusahaan (TDP) untuk berbagai bentuk perusahaan, dan Tanda Daftar Gudang (TDG). 144 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

160 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tabel Perkembangan Pengeluaran SIUP dan Investasi Tahun No Uraian Tahun Golongan Perusahaan a. Besar b. Menengah c. Kecil d. Mikro Nilai Investasi (Rp.000) Jumlah Tenaga Kerja Pembukaan Cabang 30 2 Tabel Perkembangan Penerbitan TDP dan TDG Tahun Bentuk Perusahaan Tahun PT CV Koperasi Perseorangan Lainnya Jumlah TDP TDG Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 145

161 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN G. Perindustrian Pembangunan industri berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi serta mampu memberikan nilai tambah, utamanya pada bahan baku, penyerapan tenaga kerja dan memperluas kesempatan berusaha, menambah devisa serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu keberhasilan pembangunan urusan industri dicerminkan oleh jumlah industri formal dan industri non formal. Jumlah industri kecil mengalami penurunan jumlah karena adanya pergeseran menjadi industri formal. Sedangkan industri formal (TDI dan IUI) mengalami kenaikan karena adanya tambahan industri baru maupun perubahan dari industri non formal. Tabel Perkembangan Jumlah Industri dan Tenaga Kerja Tahun Klasifikasi Tahun Industri Non Formal - Unit Tenaga Kerja Industri Formal TDI - Unit Tenaga Kerja IUI - Unit Tenaga Kerja Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

162 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten H. Ketransmigrasian Transmigrasi dilakukan dalam rangka penyebaran penduduk serta merupakan upaya penanggulangan kemiskinan. Kegiatan identifikasi lokasi, pembinaan masyarakat calon transmigran, koordinasi dengan pihak terkait, pemantapan dan pelatihan usaha pembuatan tahu dengan harapan mereka dapat menciptakan lapangan usaha, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi masyarakat calon transmigran tersebut dan masyarakat sekitarnya. Tabel Pemberdayaan Pengungsi Eks dan Calon Transmigrasi Tahun Tahun Peserta Jenis Transmigran Bidang Usaha orang Calon Transmigrasi Produksi Tahu dan Identifikasi Peluang USaha orang Calon Transmigrasi Produksi Tahu dan Identifikasi Peluang USaha orang Calon Transmigrasi Produksi Tahu dan Identifikasi Peluang USaha Tabel Pemberangkatan Transmigrasi Tahun Tahun Pemberangkatan Reguler TSM Jumlah KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 147

163 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN ASPEK DAYA SAING DAERAH Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi dan kabupaten/kota lainnya yang berdekatan, nasional atau internasional, terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia. Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, unggulan daerah. Suatu daya saing (competitiveness) merupakan satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. Sarana perbankan sebagai penunjang aktifitas ekonomi masyarakat di Kabupaten Jember tahun 2014 disajikan dalam Tabel Tabel Jumlah Bank di Kabupaten Jember Tahun 2014 No Uraian Jumlah Bank Jumlah Kantor ATM I Bank Umum A Bank Umum Devisa Bank pemerintah BPD Bank Swasta Nasional B Bank Umum Non Devisa Bank pemerintah BPD Bank Swasta Nasional II Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Sumber : BPS Kabupaten Jember (2014) 148 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

164 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten No Sarana hotel di Kabupaten Jember tahun 2014 disajikan dalam Tabel Tabel Jenis, Kelas dan Jumlah Penginapan/Hotel Kabupaten Jember Tahun 2010 s.d 2014 Jenis Penginapan/Hotel Jmlh Hotel Jml Kamar Jml Tempat Tidur Jml Hotel Jml Kamar Jml Tempat Tidur Jml Hotel Jml Kamar Jml Tempat Tidur 1 Hotel Bintang Hotel Bintang Hotel Bintang Hotel Bintang Hotel Bintang Hotel Non Bintang (hotel melati dan penginapan lainnya) Total Jumlah penginapan/hotel No Jenis Penginapan/Hotel Jmlh Hotel Jml Kamar Jml Tempat Tidur Jml Hotel Jml Kamar Jml Tempat Tidur 1 Hotel Bintang Hotel Bintang Hotel Bintang Hotel Bintang Hotel Bintang Hotel Non Bintang (hotel melati dan penginapan lainnya) Total Jumlah penginapan/hotel Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember (2014) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 149

165 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN No Sedangkan restoran di Kabupaten Jember disajikan dalam Tabel berikut ini : Tabel Jenis, Kelas dan Jumlah Restoran Kabupaten Jember Tahun 2010 s.d 2014 Capaian Pembangunan Usaha restoran golongan tertinggi Usaha restoran golongan menengah Usaha restoran golongan terendah Usaha rumah mekan kelas A Usaha rumah mekan kelas B Usaha rumah mekan kelas C Usaha rumah mekan kelas D Usaha rumah mekan kelas Jenis Usaha Restoran Jenis Usaha Rumah Makan Jml Usaha Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml kursi Usaha kursi Usaha kursi Usaha kursi Usaha Jml kursi Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember (2014) Tabel Pertumbuhan Wisatawan,Jumlah Pameran dan PDRB Sektor Pariwisata Tahun Kabupaten Jember No 1 Capaian Pembangunan Jumlah kunjungan wisatawan Jumlah Pameran/expo Jumlah kontribusi PDRB dari sektor pariwisata X 100% Jumlah total PDRB 6,7 % 6,8 % 6,9 % 7,1 % 7,13 % Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember (2014) 150 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

166 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Perkembangan kejadian demonstrasi di Kabupaten Bondowos tahun disajikan dalam tabel berikut: Tabel Jumlah Demo Tahun Tahun Kabupaten Jember No Uraian Bidang politik Ekonomi Kasus pemogokan kerja Jumlah unjuk rasa Sumber : Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Jember (2014) Gambaran pelayanan perijinan di Kabupaten Jember tahun adalah sebagai berikut : Tabel SKPD Pengelola Perijinan di Kabupaten Jember No Jenis Perijinan SKPD Pengelola 1 Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Dinas PU Cipta Karya 2 Ijin Jasa Konstruksi Dinas PU Cipta Karya 3 Ijin Trayek Dinas Perhubungan 4 Ijin Penggunaan Tempat Olahraga Bagian Umum Sekretariat 5 Ijin Reklame Dinas Pendapatan 6 Ijin Laboratorium Dinas Kesehatan 7 Ijin Rumah Makan/Restoran Laik Sehat Kantor Pariwisata dan Kebudayaan 8 Ijin Hotel/Motel/Penginapan Kantor Pariwisata dan Kebudayaan 9 Ijin Panti Pijat Kantor Pariwisata dan Kebudayaan 10 Izin Tanda Daftar Gudang Disperindag dan ESDM 11 Izin Tanda Daftar Perusahaan Disperindag dan ESDM 12 Izin Usaha Industri Disperindag dan ESDM 13 Izin Tanda Daftar Industri Disperindag dan ESDM 14 Izin Usaha Perdagangan Disperindag dan ESDM 15 Izin Usaha Pengelolaan Pemondokan Dinas Sosial 16 Izin Gangguan (HO) Kantor Lingkungan Hidup dan Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 151

167 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN No Jenis Perijinan SKPD Pengelola 17 Izin Usaha Jasa Pramuwisata Kantor Pariwisata dan Kebudayaan 18 Izin Usaha Jasa Pariwisata Kantor Pariwisata dan Kebudayaan 19 Izin Usaha Obyek dan Daya Tarik Wisata Kantor Pariwisata dan Kebudayaan 20 Izin Usaha Penyediaan Akomodasi Kantor Pariwisata dan Kebudayaan 21 Izin Usaha Penyediaan air Minum Kantor Pariwisata dan Kebudayaan 22 Izin Usaha Penyediaan Angkutan Pariwisata Kantor Pariwisata dan Kebudayaan 23 Izin Usaha Peneyediaan Sarana Wisata Tirta Kantor Pariwisata dan Kebudayaan 24 Izin Usaha Kawasan Pariwisata Kantor Pariwisata dan Kebudayaan 25 Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum Kantor Pariwisata dan Kebudayaan 26 Pemberian Nomor Induk Kesenian Kantor Pariwisata dan Kebudayaan 27 Rekomendasi Seni Pertunjukan Kantor Pariwisata dan Kebudayaan 28 Ijin Tebang Dinas Perkebunan dan Kehutanan Sumber : Bagian Organisasi Sekretariat Kabupaten Jember (2014) Tabel Jumlah Penduduk Bekerja Kabupaten Jember Menurut Tingkat Pendidikan Tahun No. Jenjang Pendidikan Tidak/ belum pernah sekolah Tidak tamat/belum tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SMU/SMK Tamat Akademi/PT Jumlah Sumber : Dispendukcapil Kabupaten Jember (2014) 152 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

168 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Sumberdaya manusia aparatur yang memberikan pelayanan kepada masyarakat memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai peningkatan daya saing daerah. Pada Tahun 2013, jumlah pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jember sebanyak orang, dengan komposisi sebagai berikut. Tabel Jumlah Pegawai Negeri Sipil sesuai Jenjang Kepangkatan Tahun No. Pangkat/Gol Tahun Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I Jumlah Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jember (2014) Terkait dengan kualitas sumberdaya manusia (SDM), aparatur / pegawai Pemerintah Kabupaten Jember serta sebarannya pada jenjang struktural dan fungsional sebagai berikut. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 153

169 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tabel Perkembangan Jumlah PNS dalam Jabatan Struktural dan Fungsional Tahun No. Jabatan Tahun Struktural > Eselon II a > Eselon II b > Eselon III a > Eselon III b > Eselon IV a > Eselon IV b Fungsional Umum/Staff Fungsional Tertentu > Guru dan Pengawas > Tenaga Medis > PPL Pertanian > Penyuluh Keluarga Berencana > Penyuluh Kehutanan > Penguji Kendaraan Bermotor > PPL Pertanian (Peternakan) > Penyuluh Perindag Jumlah Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jember (2014) 154 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

170 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten 2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH Permasalahan pembangunan daerah merupakan rumusan umum permasalahan pembangunan daerah berdasarkan isu yang berhubungan dengan layanan dasar dan tugas fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah. Permasalahan pada Misi Pertama Capaian kinerja pembangunan daerah sebagai implementasi pencapaian Misi Pertama, yaitu Mewujudkan Peningkatan Aksesibilitas Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan yang Berkualitas dan Terjangkau, dilakukan dengan sasaran meningkatnya aksesibilitas pelayanan pendidikan dilakukan dengan meningkatkan kesempatan bagi seluruh masyarakat untuk menikmati pendidikan secara luas dan merata, menjangkau seluruh lapisan dan wilayah, di berbagai strata dan jenjang pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sasaran meningkatnya aksesibilitas pelayanan kesehatan masyarakat dilaksanakan dengan meningkatkan cakupan layanan kesehatan dasar kepada masyarakat, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti penting perilaku hidup sehat. Urusan yang terkait dengan Misi Pertama adalah Pedidikan dan Kesehatan yang secara umum pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan pendidikan dan kesehatan adalah sebagai berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 155

171 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN a. Urusan Kesehatan Secara umum pelaksanaan program kegiatan dalam Urusan Kesehatan tidak terdapat permasalahan yang menonjol, namun demikian masih terdapat permasalahan yang harus dicarikan jalan keluarnya diantaranya adalah : Pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu belum optimal dikarenakan keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta pengelolaan manajemen yang kurang optimal dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Proses pencatatan dan pelaporan yang belum optimal dikarenakan keterbatasan sarana informasi serta kemampuan petugas dalam pengumpulan data sehingga tingkat validitas data masih rendah. Keterbatasan anggaran menyebabkan beberapa program yang ada belum dapat berjalan optimal Belum optimalnya dukungan stakeholder dan lintas sektor terkait dalam membuat kebijakan kesehatan dan menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan. b. Urusan Pendidikan Secara umum pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan pendidikan tidak terdapat permasalahan yang berarti dan dapat dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan, sebagaimana disampaikan dalam uraian capaian kinerja program urusan bidang pendidikan. 156 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

172 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Permasalahan pada Misi Kedua Masalah pada bidang kepegawaian dan aparatur pemerintah adalah, Berbagai kendala dan permasalahan yang kerap menghambat kinerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jember, antara lain terkait dengan kualitas sumberdaya manusia (SDM), aparatur/pegawai Pemerintah Kabupaten Jember, yang masih relatif rendah. Capaian kinerja pembangunan daerah sebagai implementasi pencapaian Misi Kedua, yaitu Mengedepankan Partisipasi dan Menumbuh kembangkan Kreatifitas Masyarakat dalam Pembangunan. Hal ini dilakukan dengan sasaran Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas, dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dengan dilandasi pada kecintaan kepada rakyat, keterbukaan, harmonisasi, adil dan memiliki kepastian hukum, sehingga mampu mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan, dan menjadi wadah bagi tumbuhnya kreatifitas masyarakat di segala bidang. Urusan yang terkait dengan Misi Kedua adalah Perencanaan Pembangunan, Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian, Statistik, Kearsipan, Komunikasi dan Informatika, Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri, Penataan Ruang, Lingkungan Hidup, Kebudayaan, Pariwisata, Kependudukan dan Catatan Sipil, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, Sosial, Kepemudaan dan Olah Raga, dan Perpustakaan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 157

173 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN a. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah Dalam pelaksanaan program kegiatan Tahun Anggaran 2014 secara umum tidak ditemui kendala atau permasalahan yang menonjol, kesemuanya masih dalam penanganan para pelaksana dan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. b. Urusan Statistik Dalam pelaksanaan program kegiatan Tahun Anggaran 2014 secara umum tidak terdapat permasalahan yang berarti sehingga dapat berjalan sesuai rencana. c. Urusan Kearsipan Permasalahan yang dihadapi dalam urusan kearsipan antara lain : Sistem administrasi dan pengembangan SDM kearsipan belum memadai Upaya penyelamatan dan pelestarian arsip statis belum pernah dilaksanakan Masyarakat sadar arsip belum terkelola dengan baik d. Urusan Komunikasi dan Informatika Secara umum pelaksanaan kegiatan urusan Komunikasi dan Informatika telah dilaksanakan sesuai dengan rencana dengan memperhatikan ketersediaan dana pembangunan. Usaha penyebarluasan informasi telah diusahakan semaksimal mungkin dan memperoleh tanggapan yang positif dari masyarakat dalam dan di luar Kabupaten Jember. 158 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

174 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten e. Urusan Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri Permasalahan yang dihadapi oleh setiap kegiatan yang dilaksanakan antara lain : Kurang sinergisnya hubungan antara Pemerintah Kabupaten Jember dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat di Kabupaten Jember. Kurangnya komunikasi dan koordinasi yang mencakup permasalahan di wilayah kabupaten Jember. Belum tersalurkan dan terjalinnya potensi yang ada pada diri generasi muda bisa menumbuhkan stagnasi tongkat kepemimpinan daerah maupun nasional. Menurunnya tingkat kepedulian terhadap lingkungan dan memudarnya semangat kebangsaan generasi muda terhadap bangsa dan Negara. Kurang terjadinya komunikasi yang harmonis antara organisasi muda yang diikuti gejala perubahan sikap dan pola pikir yang positif. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengamanan lingkungan oleh masyarakat sendiri. Semakin meningkatnya potensi penyalahgunaan narkoba, berkembangnya praktek prostitusi dan eksploitasi anak bawah umur. Pengendalian kebisingan dan gangguan dari kegiatan masyarakat, berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 159

175 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang Peraturan Daerah dan kebijakan daerah lainnya sehingga mengakibatkan terganggunya ketertiban umum Keterbatasan waktu dan penjadwalan yang padat oleh pengamanan kegiatan-kegiatan rutin Kabupaten, seperti penertiban PKL, kegiatan keagamaan, peringatan hari-hari besar nasional dan keagamaan dan lain-lain. Belum seluruh anggota Satpol PP memperoleh pelatihan yang mencukupi sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keseharian di lapangan f. Urusan Penataan Ruang Dalam pelaksanaan program dan kegiatan Tahun Anggaran 2014 terdapat permasalahan yaitu Rancangan Perda RTRW belum bisa ditetapkan karena persoalan substansi kawasan pertambangan yang belum disepakati antara Pemerintah Kabupaten Jember dengan DPRD Kabupaten Jember. Implementasi rencana tata ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, masih dihadapkan pada permasalahan utama yaitu belum terbentuknya Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah. g. Urusan Perumahan Dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2014 tidak ada permasalahan yang menonjol dan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana. 160 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

176 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten h. Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa Secara keseluruhan pelaksanaan program dan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana, meski beberapa persoalan mengemuka namun bisa ditangani oleh SKPD yang berkepentingan. i. Urusan Penanaman Modal Selama pelaksanaan program dan kegiatan Tahun 2014 tidak mengalami permasalahan yang menonjol sehingga dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. j. Urusan Lingkungan Hidup Dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2014, permasalahan yang dihadapi adalah minimnya SDM/tenaga ahli yang kompeten dalam pemantauan kualitas lingkungan, di samping rendahnya peran serta masyarakat dan jumlah sekolah yang aktif dalam rangka pelestarian dan pengendalian lingkungan hidup. k. Urusan Kebudayaan Selama pelaksanaan program dan kegiatan Tahun 2014 secara umum tidak terdapat permasalahan yang berarti sehingga dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. l. Urusan Pariwisata Dari capaian indikator kinerja utama di bidang pariwisata selama Tahun 2014 dengan sasaran yang diinginkan meningkatnya kunjungan wisatawan masih terdapat tantangan diantaranya : Dengan daya saing destinasi wisata di Kabupaten Jember yang masih rendah perlu pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Jember. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 161

177 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Masih kurang memadainya aksesibilitas menuju destinasi wisata sehingga perlu adanya perbaikan yang ditangani dinas terkait Kurang memadainya sarana dan prasarana di destinasi wisata sehingga perlu memprioritaskan terpenuhinya sarana dan prasarana tersebut secara optimal. Masih kurangnya keterlibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata sehingga diperlukan sosialisasi pada masyarakat di sekitar obyek wisata. m. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Selama pelaksanaan kegiatan pembangunan tahun 2014 telah tercapai kinerja yang telah dijelaskan, namun masih ada dijumpai permasalahan-permasalahan antara lain : Kesadaran masyarakat untuk mempunyai dokumen kependudukan dan catatan sipil masih perlu ditingkatkan Keterbatasan sarana prasarana dan jumlah SDM dalam melakukan operasional pelayanan dokumen kependudukan dan catatan sipil Sarana gedung / tempat pelayanan kurang memadai. n. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Di samping keberhasilan yang telah dicapai selama tahun 2014, namun masih dijumpai permasalahan antara lain : Fasilitasi organisasi perempuan, khususnya yang menerima bantuan dana APBD belum didukung dengan dana operasional untuk pembinaan dan pengendaliannya 162 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

178 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Profil gender belum ada, karena anggaran untuk penyusunan profil gender belum tersedia Pembentukan Gender Vocal Point belum ada, karena keterbatasan anggaran Besarnya mobilisasi bidang ini perlu didukung dengan penambahan sarana dan prasarana serta personil (staff) yang mumpuni. Perlunya penambahan anggaran untuk petugas pendamping korban KDRT dan untuk visum korban o. Urusan Keluarga Berencana dan Masyarakat Sejahtera Di samping keberhasilan yang telah dicapai selama tahun 2014, namun masih dijumpai permasalahan antara lain : Belum ada peraturan daerah tentang Program Kependudukan dan Keluarga Berencana di Kabupaten Jember. Ke depan harus diusahakan ada, karena peraturan daerah tersebut sudah menjadi kebutuhan, apalagi UU Pemerintahan Daerah No. 23 Tahun 2014 telah menyebutkan urusan Pengendalian Penduduk dan KB sebagai pengganti urusan KB dan Keluarga Sejahtera (UU 32 Tahun 2004). Tidak adanya dukungan dana untuk Rapat Kerja Daerah Program KB, Rapat Koordinasi Program KB Tingkat Kecamatan dan Desa. Tidak adanya kegiatan integratif Pelayanan Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) bagi Penyuluh KB, dimana kegiatan ini sangat baik untuk menunjang Program KB, karena Penyuluh KB mempuyai data mikro keluarga dari hasil Pendataan Keluarga yang dilaksanakan secara door to door, bukan sampling. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 163

179 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Tidak adanya dukungan dana untuk kegiatan integratif Penyuluh KB, yaitu kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) dll. Kurangnya anggaran untuk pembinaan Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), karena belum meratanya pencapaian Kelompok UPPKS per kecamatan, dimana Kelompok UPPKS yang terdaftar pada Direktori Data Basis on Line pada Desember 2014 telah tercapai 191 kelompok (63,25%) terhadap PPM/Kontrak Kinerja Kabupaten sebesar 302. Meskipun telah melebihi PPM/Kontrak Kinerja kabupaten yang telah ditetapkan, tetapi bila dilihat dari distribusi per kecamatan, pencapaian masih sangat bervariasi, ada yang mencapai 200%, tetapi masih ada yang mencapai 0%. Masih kurangnya honor Petugas Pembantu Program KB di Desa (PPKBD) dan Sub PPKBD dalam membantu program KB, hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran. Belum adanya honor kader Kelompok BKB, BKR, BKL dan UPPKS dalam membantu program KB, hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran. Masih diperlukannya pembinaan kepada peserta KB Aktif, karena 65,62% peserta KB aktif masih menggunakan alat kontrasepsi non metode kontrasepsi efektif jangka panjang (MKEJ), yaitu Suntik, Pil dan Kondom. Kurangnya jumlah Penyuluh KB, jika dibandingkan dengan jumlah desa, yaitu 1:3 (artinya: 1 Penyuluh KB membina 3 desa binaan, bahkan ada 1 kecamatan dibina oleh 1 Penyuluh KB). Idealnya adalah 1 orang Penyuluh KB melayani PUS 164 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

180 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten (Permenpan dan RB No. 26 Tahun 2011). Sehingga kegiatan advokasi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), penyuluhan KB dan pelayanan KB kurang maksimal. Masih rendahnya kesertaan KB pria (khususnya Medis Operasi Pria/MOP) dan KB wanita (khususnya Medis Operasi Wanita/MOW), karena promosi dan penggerakan/kie KB pria dan wanita tersebut masih belum optimal dikarenakan keterbatasan anggaran. p. Urusan Sosial Dari program dan kegiatan di atas dalam pelaksanannya berjalan kurang optimal, pembangunan kesejahteraan sosial masih belum merata dalam artian belum menjangkau daerah-daerah perdesaan atau daerah terpencil, kurang tepat sasaran (PMKS yang diberi bantuan), bantuan yang diberikan kurang maksimal, sarana dan prasarana yang kurang memadai dan data base yang kurang akurat. Hal ini disebabkan karena anggaran yang tersedia terbatas, dan kurangnya sumber daya manusia dalam membuat data base dan laporan-laporan lainnya mengenai Penyandang masalah kesejahteraan Sosial (PMKS), serta dalam melaksanakan pelayanan masalah sosial. Permasalahan yang dijumpai dalam upaya pencapaian sasaran pada urusan sosial antara lain : Masih belum optimalnya SDM Aparatur yang memiliki dasardasar keterampilan penanganan usaha kesejahteraan sosial. Rendahnya koordinasi antar lembaga terkait (stakeholders) dalam penanganan usaha-usaha kesejahteraan sosial. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 165

181 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Profesionalisme aparatur maupun pelaku-pelaku kesejahteraan sosial, seperti Karang Taruna, PSM, Orsos, Tagana dan lain sebagainya belum dioptimalkan. Ketersediaan dana / anggaran yang dialokasikan pada SKPD yang menangani urusan sosial relatif terbatas, sehingga belum dapat memenuhi tuntutan kebutuhan untuk penanggulangan masalah usaha kesejahteraan sosial di Kabupaten Jember. q. Urusan Kepemudaan dan Olah Raga Selama pelaksanaan program dan kegiatan Tahun 2014 tidak mengalami permasalahan yang menonjol dan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. r. Urusan Perpustakaan Permasalahan yang dihadapi dalam urusan perpustakaan antara lain: Kualitas dan kuantitas koleksi perpustakaan belum sebanding dengan populasi jumlah penduduk Kabupaten Jember Kualitas pengelola perpustakaan dan pustakawan belum kapabel Permasalahan pada Misi Ketiga Pertumbuhan investasi di Kabupaten Jember dikategorikan tinggi, tetapi belum mampu meningkatkan keterkaitan dengan usaha ekonomi lokal dan kesempatan kerja. Beberapa kendala dalam upaya peningkatan investasi di Jember, antara lain: belum efisien dan efektifnya birokrasi, belum adanya kepastian hukum dan 166 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

182 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten kepastian berusaha serta jaminan keamanan berusaha dalam bidang penanaman modal, dan masih rendahnya infrastruktur pendukung. Belum optimalnya komunikasi antara pemerintah dengan dunia usaha dalam mengidentifikasi berbagai permasalahan dan hambatan yang dihadapi perusahaan PMA/PMDN ditandai dengan munculnya aspirasi buruh dengan menggelar aksi/demo buruh, Regulasi yang berkaitan dengan proyek-proyek investasi yang memerlukan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) belum optimal mengakselerasi pembangunan infrastruktur Jember. Salah satu faktor penghambat investasi di Indonesia adalah infrastruktur darat (jalan, jembatan, pelabuhan, bandara dan energi) untuk mengatasi hal tersebut perlunya komitmen pemerintah untuk memprioritaskan penyediaan infrastruktur dasar tersebut. a. Urusan Perhubungan Meski terjadi peningkatan pelayanan terhadap masyarakat dalam urusan perhubungan namun belum sepenuhnya mampu melayani keinginan masyarakat sebagaimana mestinya. Kendala yang dihadapi antara lain : Kurangnya tenaga teknis di bidang perhubungan. Belum tersusunnya rencana induk pengembangan perhubungan serta tataran transportasi lokal. Belum terselenggaranya survey analisa asal tujuan sebagai dasar menentukan titik-titik akumulasi perjalanan dan kemungkinan pengembangannya. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 167

183 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN b. Urusan Ketenagakerjaan Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain : Permasalahan dari kegiatan pelatihan adalah kesiapan kelompok usaha produktif dalam menjalankan usahanya yang masih kurang, terutama untuk pelaku usaha pemula atau kecil. Untuk penempatan tenaga kerja permasalahan karena antara kualifikasi lowongan dengan pencari kerja tidak sesuai, hal ini disebabkan oleh kurangnya skill, pengalaman kerja serta kesiapan dalam memasuki dunia kerja sehingga pencari kerja tidak dapat memenuhi lowongan yang ada. Permasalahan pada program perlindungan tenaga kerja adalah karena keterlibatan pihak ketiga yang tidak terlibat dalam penyelesaian, sehingga permalasahan tidak segera terselesaikan karena adanya intervensi yang cenderung mengarah pada kepentingan tertentu. c. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Selama pelaksanaan kegiatan pembangunan tahun 2014 banyak terdapat keberhasilan namun juga ada permasalahan yang timbul. Adapun permasalahan-permasalahan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Permasalahan koperasi Data Data pada Bulan Desember 2014 menunjukkan bahwa dari unit koperasi yang wajib RAT Tahun Buku 2014 yang telah melaksanakan RAT baru 300 unit koperasi dan hanya mencapai 29,94%. Angka tersebut menunjukkan bahwa cukup 168 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

184 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten banyak koperasi yang tidak aktif dan tidak memiliki kedisiplinan untuk melaksanakan agenda penting RAT dalam kehidupan koperasi. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal antara lain: Kurangnya sosialisasi dan pendidikan koperasi oleh pemerintah Kurangnya pemahaman anggota dan pengurus tentang prinsip-prinsip koperasi Motivasi pembentukan koperasi tidak berdasarkan kesamaan visi untuk membentuk badan usaha tetapi karena dorongan memperoleh modal dari kredit program Rendahnya kemampuan manajerial pengurus dan lemahnya pengawasan Kurangnya modal usaha karena rendahnya partisipasi anggota, sikap kehati-hatian bank dalam mengucurkan kredit, kurangnya agunan dan tidak teridentifikasinya potensi yang eligible oleh bank. Belum ada sanksi tegas bagi koperasi yang belum melaksanakan RAT Pembubaran koperasi masih sulit untuk dilaksanakan karena terkendala menyangkut masalah aset koperasi yang hakhaknya belum jelas dan timbul kendala Belum meratanya pemberian program bantuan, baik bantuan sosial maupun dana bergulir Minimya sistem informasi untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 169

185 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Rendahnya SDM bagi pengurus dan kurang kesadaran dari anggota untuk melakukan transaksi 2. Permasalahan Internal Usaha Mikro dan Kecil (UKM) Permasalahan internal adalah permasalahan yang berasal dari internal UMK dan koperasi itu sendiri yang meliputi : Lemahnya kemampuan manajemen usaha/rendahnya SDM UMKM Belum tertibnya adaministrasi usaha Sumber modal untuk pengembangan usaha sangat terbatas. Tidak dapat memenuhi segala persyaratan perizinan usaha sehingga masih banyak UKM yang belum memiliki legalitas baik SIUP, TDP, NPWP maupun sertifikat jaminan. Tidak mampu memenuhi persyaratan teknis untuk memperoleh pelayanan dari lembaga keuangan formal. Pemasaran produk hanya bersifat lokal karena terbatasnya jaringan usaha, penggunaan teknologi yang sangat sederhana dan anggaran terbatas sehingga belum maksimal dalam mempromosikannya. Untuk kegiatan pameran produk UKM anggaran masih sangat minim sehingga tidak semua pameran dapat diikuti. Kualitas produk masih bersifat tradisional dan terbatas di lingkungan sendiri Pangsa pasar masih tradisional dan terbatas di lingkungan sendiri 170 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

186 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Tidak semua produk yang dihasilkan usaha koperasi mempunyai label/merk terdaftar sehingga belum mampu bersaing dengan produk pabrik Untuk kegiatan pameran produk UKM anggaran masih minim sehingga tidak semua pameran dapat diikuti Dengan kata lain permasalahan UMK dapat dirumuskan menyangkut aspek produksi, aspek teknis dan teknologi, aspek permodalan dan aspek pemasaran. Semua itu dipengaruhi oleh tingkat kemampuan SDM yang masih sangat terbatas terutama petugas lapangan. 3. Permasalahan Eksternal UMKM Permasalahan eksternal merupakan permasalahan yang berasal dari luar UMKM namun sangat besar pengaruhnya terhadap pengembangan usahanya meliputi : Regulasi serta kebijakan yang kurang memihak kepada UMKM dan koperasi. Sikap lembaga keuangan formal yang kurang tertarik terhadap UMKM dan koperasi karena dianggap usahanya kurang layak untuk dibiayai, volume kreditnya terlalu kecil, tempatnya terpencar, sulit mengenal karakter orang perorang sehingga biaya transaksi maupun resiko kreditnya dianggap terlalu tinggi. Berbagai program pengembangan UMKM yang ada berjalan sendiri-sendiri sehingga kurang memiliki daya sinergis. Kelembagaan UMKM yang masih lemah dan belum berfungsi secara optimal. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 171

187 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Terbatasnya personil teknis bila dibandingkan dengan jumlah koperasi yang ada d. Urusan Pertanian Permasalahan Urusan Pertanian yang dihadapi dalam pelaksanaan urusan pertanian sebagai berikut : Kuantitas dan kualitas SDM aparat. Kelembagaan petani belum mantap Sarana dan prasarana yang belum memadai. Terjadi penurunan kesuburan tanah. Belum optimalnya pemanfaatan lahan dan air di tingkat usaha tani. Belum optimalnya koordinasi verifikasi dan horisontal lingkup stake holder pertanian. Masih tingginya tingkat kehilangan hasil dan rendahnya penanganan pasca panen ditingkat petani. Rendahnya keterampilan dan pemantauan dan pengendalian OPT. Terjadinya anomali iklim pada tahun 2012 dan dampaknya tahun 2013 yang berpengaruh besar terhadap pertanian. Masih kurangnya penyediaan teknologi spesifik lokasi. Solusi yang telah dan akan dilakukan adalah sebagai berikut : Peningkatan kompetensi aparat. Pemberdayaan kelembagaan petani. Pengadaan dan optimalisasi pemanfaatan sarana prasarana Peningkatan pemanfaatan bahan organik alami Optimalisasi pemanfaatan lahan dan air. 172 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

188 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Peningkatan koordinasi antar stakeholder. Pemanfaatan teknologi pasca panen dan pengolahan hasil Pelatihan / Sekolah Lapang Pengendalian OPT Antisipasi dan penanggulangan dampak anomali iklim (sosialisasi perubahan pola tanam, perbaikan teknis budidaya, dan lain-lain). e. Urusan Kehutanan Selama pelaksanaan program dan kegiatan Tahun 2014 tidak mengalami permasalahan yang menonjol sehingga dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. f. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Dalam pelaksanaan kegiatan terdapat permasalahan rendahnya kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan dan menyampaikan ijin usaha di bidang pertambangan sehingga langkah yang ditempuh adalah inventarisasi, monitoring dan pengawasan terhadap kegiatan tersebut. g. Urusan Kelautan dan Perikanan Pemanfaatan dan pengelolaan Pemanfaatan dan pengelolaan potensi lestari laut cenderung turun. Hal ini disebabkan karena alat tangkap, motor, perahu dan sarana lain yang dimiliki nelayan masih tergolong kecil. Selain itu faktor iklim yang kurang baik, yaitu banyak terjadi angin dan gelombang besar menyebabkan aktifitas nelayan terganggu. Hal ini menyebabkan tejadi penurunan produksi perikanan tangkap. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 173

189 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pada perikanan tangkap, tidak banyak hal yang bisa dilakukan oleh nelayan karena anomali iklim tidak bisa diintervensi. Di sisi lain, potensi perikanan budidaya di Kabupaten Jember mempunyai prospek yang baik, khususnya pada budidaya ikan air tawar. Dilihat dari luas areal mempunyai peluang untuk dikembangkan, peluang pasar cukup baik dan menjanjikan keuntungan yang cukup. Masalah belum tergalinya potensi perikanan budidaya karena belum tertatanya aliran irigasi dengan baik, terbatasnya modal petani, penataan lingkungan kurang baik, pandangan petani mengenai usaha budidaya ikan kurang menguntungkan dan keamanan kurang kondusif. Selain itu, pengelolaannya kurang ditangani secara intensif dan kurang berorientasi bisnis. h. UrusanTransmigrasi Permasalahan yang dihadapi adalah: Kesiapan alokasi penempatan transmigrasi reguler sejak krisis multi dimensi relatif sedikit sehingga tidak seimbang dengan banyaknya animo masyarakat untuk bertransmigrasi Kurangnya informasi tentang monografi daerah penempatan Trasnmigrasi sebagai bahan sosialisasi kepada masyarakat Mekanisme pelaksanaan kerjasama antar daerah di bidang transmigrasi kurang dapat mengakomodir arah minat calon transmigran secara menyeluruh. 174 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

190 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten i. Urusan Pekerjaan Umum Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan telah berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Namun demikian masih ada permasalahan di bidang kebinamargaan, sebagai berikut : Curah hujan yang cukup tinggi pada Bulan Oktober hingga Desember menimbulkan beberapa ruas jalan menjadi tergenang, bahkan di beberapa titik, curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir dan menenggelamkan ruas jalan yang ada. Seperti yang diketahui bersama, musuh utama dari perkerasan beraspal adalah air, sehingga menggenangnya air dalam waktu yang cukup lama pada permukaan jalan beraspal mengakibatkan lapisan permukaan aspal akan terangkat dan air akan menginterupsi ke dalam perkerasan pondasi, yang mengakibatkan daya dukung jalan menjadi turun. Permasalahan ini timbul beberapa diantaranya adalah tidak tersedianya saluran drainase jalan, ketidakmampuan saluran drainase jalan menampung volume air yang lewat, dan ketinggian berm atau bahu jalan yang lebih tinggi dari pada ketinggian permukaan jalan sehingga air tidak dapat mengalir ke saluran. Ketidakmampuan perkerasan jalan yang ada memikul beban tonase kendaraan berat yang melebihi dengan apa yang telah dipersyaratkan dalam kelas jalan. Tonase kendaraan berat yang melebihi kapasitas jalan ini dapat merusak kondisi pondasi jalan yang ada, yang biasanya menimbulkan jenis kerusakan permukaan jalan seperti amblas, alur, bahkan hingga lubang. Penanganan dengan menutup kerusakan melalui lapis permukaan tidak akan menyelesaikan masalah yang ada. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 175

191 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Kelebihan tonnase ini terjadi dikarenakan beberapa hal antara lain tidak tersedianya terminal bongkar muat barang di lokasilokasi tertentu, minimnya fasilitas jembatan timbang yang ada di Kabupaten Jember menyebabkan minimnya kontrol dari instansi terkait lalu lintas angkutan jalan, dan yang terakhir adalah minimnya rambu kelas jalan sehingga penegakan hukum terhadap pelanggaran tonase kurang begitu mengena. Manajemen pemeliharaan jalan yang kurang tepat sasaran menyebabkan target pemeliharaan jalan kurang terpenuhi. Kondisi ini mengakibatkan kondisi perkerasan yang tidak tertangani akan semakin rusak. j. Urusan Ketahanan Pangan Selama pelaksanaan program dan kegiatan Tahun 2014 tidak mengalami permasalahan yang berati. Namun demikian, beberapa persoalan yang perlu mendapat perhatian diantaranya : Kuantitas dan Kualitas SDM Aparat Kelembagaan petani belum mantap Sarana dan prasarana yang belum memadai Terjadi penurunan kesuburan tanah Belum optimalnya pemanfaatan lahan dan air di tingkat usaha tani Belum optimalnya koordinasi verifikasi dan horisontal Masih tingginya tingkat kehilangan hasil dan rendahnya penanganan pasca panen di tingkat petani Rendahnya keterampilan dan pemantauan dan pengendalian OPT 176 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

192 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Terjadinya anomali iklim dan dampaknya yang berpengaruh besar terhadap pertanian Masih kurangnya penyediaan teknologi spesifik lokasi Pembagian raskin yang tidak sesuai dengan petunjuk sebesar 15 kg/bulan/rts-pm, kenyataan yang terjadi di tingkat desa/kelurahan adalah raskin dibagi secara merata sehingga penerima raskin tidak sesuai dengan data by name by address sebagai nama data yang dikeluarkan oleh TNP2K dan setiap RTS-PM mendapat alokasi kurang dari 15 kg. Kuota pupuk bersubsidi lebih rendah dibandingkan RDKK sehingga menimbulkan kekurangan pupuk di tingkat petani dan pembagian alokasi pupuk per kecamatan yang kurang tepat, sehingga terdapat beberapa kecamatan yang kekurangan pupuk sedangkan kecamatan lainnya masih terdapat kelebihan pupuk k. Urusan Industri Selama pelaksanaan program dan kegiatan Tahun 2014 secara umum tidak terdapat permasalahan yang berarti sehingga dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. l. Urusan Perdagangan Selama pelaksanaan program dan kegiatan Tahun 2014 secara umum tidak terdapat permasalahan yang berarti sehingga dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 177

193 Pemerintah Kabupaten BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 178 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

194 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Pemerintah Kabupaten BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH 3 RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun , berbagai kebijakan dan reformasi struktural ekonomi pasca krisis Asia tahun 1997/1998 telah meningkatkan kekuatan ekonomi nasional. Dalam lima tahun terakhir, ekonomi tumbuh rata-rata hampir 6 persen per tahun. Secara fundamental, perekonomian nasional kokoh menghadapi berbagai tekanan dari krisis global. Ekonomi tumbuh 4,6 persen ketika terjadi Krisis Keuangan Lehman Brothers pada tahun 2009, dan masih tumbuh sebesar 5,8 persen pada tahun 2013, meskipun pada tahun 2009 banyak negara mengalami kontraksi sebagai akibat terjadinya krisis keuangan dan resesi global. Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh sektor tersier yang dalam lima tahun terakhir tumbuh rata-rata 7,4 persen, diikuti sektor sekunder yang tumbuh rata-rata 4,3 persen dengan rata-rata pertumbuhan sektor industri sebesar 4,9 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun terakhir ditopang oleh investasi dan ekspor yang masing-masing tumbuh dengan rata-rata 6,9 persen dan 5,3 persen per tahun. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dalam lima tahun terakhir telah mendorong perluasan kesempatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka berhasil diturunkan dari 7,4 persen pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 179

195 Pemerintah Kabupaten BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH tahun 2010 menjadi 5,9 persen pada tahun Pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang disertai pelaksanaan kebijakan afirmatif dalam lima tahun terakhir telah menurunkan tingkat kemiskinan. Jumlah penduduk miskin berkurang dari 32,5 juta orang pada tahun 2009 menjadi 27,7 juta orang pada bulan September tahun Tingkat kemiskinan turun dari 14,1 persen menjadi 10,96 persen pada periode yang sama. Kemajuan dalam pertumbuhan ekonomi ditopang oleh stabilitas yang terjaga. Inflasi dapat dikendalikan dalam batas yang aman. Nilai tukar meskipun cenderung terdepresiasi, pergerakannya masih dalam taraf yang wajar. Defisit anggaran tetap terjaga di bawah 3 persen. Meskipun dalam satu dekade terakhir menunjukkan kinerja yang cukup baik, tekanan dari ekonomi global terhadap perekonomian Indonesia tetap berat. Krisis ekonomi global dan lambatnya pemulihan yang terjadi telah memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 hanya mencapai 5,8 persen, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi yang besarnya 6,3 persen pada tahun 2012 dan 6,5 persen tahun Pertumbuhan ekonomi tahun 2013, ditopang oleh konsumsi masyarakat dan pengeluaran pemerintah yang tetap kuat. Walaupun terjadi kenaikan harga BBM bersubsidi pada pertengahan 2013, konsumsi masyarakat tahun 2013 tetap tinggi yaitu tumbuh sebesar 5,3 persen (sama dengan pertumbuhan 2012). Konsumsi masyarakat berhasil dijaga dengan upaya pemerintah melalui program BLSM untuk tetap menjaga daya beli masyarakat, serta 180 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

196 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Pemerintah Kabupaten kerjasama yang kuat antara Pemerintah dan Bank Indonesia untuk menstabilkan harga sehingga inflasi kembali normal sampai dengan akhir Pertumbuhan konsumsi juga didorong oleh konsumsi pemerintah yang tumbuh 4,9 persen dibanding tahun 2012 yang besarnya 1,3 persen. Sejalan dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi, impor hanya tumbuh 1,2 persen pada tahun 2013 dibanding tahun 2012 (6,7 persen) KONDISI EKONOMI DAERAH TAHUN 2014 DAN PERKIRAAN TAHUN 2015 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember tidak berbeda jauh dengan yang terjadi pada level nasional maupun regional Jawa Timur. Secara absolut terjadi peningkatan nilai tambah di semua sektor baik menurut harga konstan maupun harga berlaku, seluruh sektor ekonomi juga mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor konstruksi dan sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu lebih dari 10%. Pertumbuhan terendah dialami sektor pertanian. Besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Jember tahun 2013 menurut harga berlaku adalah sebesar 36,87 trilyun rupiah, sedangkan atas dasar harga konstan mencapai 14,16 trilyun rupiah. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kabupaten Jember tahun 2013 adalah sebesar 6,90% dibandingkan tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 181

197 Pemerintah Kabupaten BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Jember Tahun Uraian Tahun PDRB Kab. Jember Atas Dasar Harga Berlaku (Rp. Milyar) , , , , ,27 Atas Dasar Harga Konstan (Rp. Milyar) , , , , ,90 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,55 6,05 7,00 7,21 6,90 Atas Dasar Harga Konstan (%) 3. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku (Rp. Ribu) 9.712, , , , ,70 Atas Dasar Harga Konstan (Rp. Ribu) 4.678, , , , ,56 4. Inflasi 5,72 5,46 4,93 5,69 7,23 5. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun Beberapa tekanan, gejolak dan stimulus ekonomi yang terjadi dan ikut mewarnai pembentukan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jember di tahun 2013 antara lain adalah : Pertama, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,21% di tahun 2012, maka pendapatan masyarakat meningkat sehingga akan mendorong permintaan konsumsi masyarakat menjadi lebih kuat serta menciptakan permintaan baru bagi barang dan jasa. Kedua, ada kekuatan belanja pemerintah dalam anggaran belanja daerah 2013 sebesar 2,76 trilyun rupiah. Penggunaan anggaran daerah yang diprioritaskan untuk membangun proyekproyek infrastruktur, disinyalir memberikan dampak positif bagi perekonomian. Ketiga, terjadi penurunan volume dan nilai ekspor di tahun 2013, seperti yang dilaporkan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Jember, total nilai ekspor hanya mencapai 5,529 milyar dollar (tahun 2012 mencapai 5,539 milyar dollar). 182 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

198 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Pemerintah Kabupaten Di sisi lain, faktor cuaca menyebabkan perlambatan pertumbuhan di tahun Hal ini memaksa beberapa komoditas bahan makanan mengalami penurunan produksi seperti produksi padi dan jagung. Menurut hasil Sensus Penduduk 2010, sebanyak 56,35% penduduk Kabupaten Jember merupakan penduduk perdesaan dan sisanya sebesar 43,65% adalah penduduk perkotaan. Lebih lanjut masih menurut data hasil Sensus Penduduk 2010 dari seluruh penduduk yang bekerja (usia 15 tahun ke atas) sebanyak 51,89% bekerja di sektor pertanian, 16,59% bekerja pada sektor perdagangan dan 5,20% bekerja di sektor industri pengolahan. Sehingga tidak mengherankan apabila sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor industri pengolahan merupakan the main driving sector bagi roda perekonomian di Kabupaten Jember. Andil ketiga sektor tersebut dalam pembentukan nilai tambah di Kabupaten Jember mencapai 73,02%. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 183

199 Pemerintah Kabupaten BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Tabel 3.2 Distribusi Persentase PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha Kabupaten Jember Tahun 2000 dan 2013 No Lapangan Usaha Pertanian 43,26 34,25 2 Pertambangan dan Galian 3,71 2,65 3 Industri Pengolahan 11,06 11,06 4 Listrik dan Air Bersih 0,73 0,84 5 Bangunan 2,02 2,52 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 20,71 27,71 7 Pengangkutan & Komunikasi 4,13 4,65 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Persh. 4,65 5,51 9 Jasa-jasa 9,73 10,81 Tabel 3.2 menunjukkan peranan masing masing sektor dalam pembentukan nilai tambah total di Kabupaten Jember dalam kurun waktu yang berbeda, terpaut lebih dari satu dasawarsa, yaitu tahun 2000 dibandingkan dengan tahun Terlihat jelas untuk sektor primer terjadi penurunan peranan/kontribusi terhadap pembentukan nilai PDRB, seperti sektor pertanian andil sektor ini mencapai 43,26% di tahun 2000, kemudian mengalami penurunan yang cukup signifikan di tahun 2013, yaitu hanya sebesar 34,25%. Sektor pertambangan dan penggalian pun mengalami hal yang sama. Kemudian sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor bangunan/konstruksi mengalami peningkatan kontribusi walaupun tidak terlalu besar, bahkan sektor industri pengolahan tercatat statis yaitu peranan sektor ini tetap sebesar 11,06%. 184 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

200 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Pemerintah Kabupaten Selanjutnya sektor tersier, kontribusi terhadap pembentukan nilai PDRB yang terbentuk di Kabupaten Jember tahun 2000 hanya sebesar 39,22%, dan kini 13 tahun sesudahnya, sektor tersier mampu memberikan dukungan terhadap total nilai tambah/pdrb mencapai 48,68%. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang banyak mendapat campur tangan Pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pusat. Hal ini dikarenakan sektor pertanian berkaitan langsung dengan ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. Namun mengapa peranan sektor pertanian mengalami penurunan di Kabupaten Jember selama yaitu dari 43,26% di tahun 2000 menjadi 34,25% di tahun Harap dipahami secara absolut besaran nilai tambah sektor pertanian selalu mengalami kenaikan yaitu dari 3,05 trilyun rupiah di tahun 2000 menjadi 12,62 trilyun rupiah di tahun 2013, terjadi kenaikan hampir empat kali lipat. Penurunan peranan sektor pertanian lebih disebabkan oleh percepatan output sektor sekunder dan tersier yang lebih dinamis sehingga menghasilkan nilai tambah yang bagaikan deret ukur pada tiap tahunnya. Kenaikan sektor sekunder dan tersier tentunya dikarenakan sektor pertanian yang kian tangguh dan mantap. Namun diakui terjadinya alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke non pertanian juga ikut memberikan andil penurunan peranan sektor pertanian terhadap penciptaan nilai tambah, walaupun kecil pengaruhnya. Demikian pula sektor pertambangan dan penggalian, walalupun secara absolut nilainya selalu meningkat namun sektor ini Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 185

201 Pemerintah Kabupaten BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH sangat terpengaruh oleh kesediaan alam dalam memberikan resourcenya dan kenaikan permintaan akan sektor ini terbatas. Jadi tidak mengherankan apabila kelincahan sektor pertambangan dan penggalian dengan mudah dilewati oleh sektor sekunder dan tersier. Sektor industri pengolahan merupakan sektor strategis, di samping diharapkan mampu menyerap tenaga kerja sangat besar, sektor ini juga dapat dilakukan ekspansi secara cepat. Hal ini terlihat proporsi sektor industri pengolahan terhadap total nilai PDRB. Begitupun sektor indusri pengolahan di Kabupaten Jember sebagian besar merupakan golongan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai peranan yang cukup signifikan terhadap perekonomian Jember, selain karena pelaku ekonominya adalah masyarakat lokal, kegiatan UMKM juga menggunakan bahan baku lokal, tenaga kerja yang dipakai juga tenaga kerja lokal dan hasil produksinya banyak dikonsumsi masyarakat. Selain itu, semakin banyak kegiatan UMKM yang produksinya berorientasi ekspor, sehingga dinamika UMKM mampu menggeliatkan perekonomian daerah. Fenomena menarik terlihat pada sektor industri pengolahan, kontribusi sektor ini paling stabil selama 13 tahun terakhir yaitu sebesar 11,06%. Apabila kita telusuri lebih mendalam peranan sektor ini paling lemah terjadi pada tahun 2006, yaitu sebesar 10,48% dan kontribusi terkuat terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 11,25%. Hal ini menunjukkan sektor UMKM sebagai tulang punggung sektor industri pengolahan di Kabupaten Jember 186 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

202 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Pemerintah Kabupaten merupakan sektor yang tangguh dan eksis dalam kurun waktu 13 tahun pengamatan. Tabel 3.3 Besaran PDRB Masing-Masing Sektor di Kabupaten Jember Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Milyar Rupiah) No. Lapangan Usaha Tahun Pertanian 9.142, , , , ,39 2 Pertambangan dan Galian 654,80 724,77 789,08 875,87 977,10 3 Industri Pengolahan 2.403, , , , ,66 4 Listrik dan Air Bersih 187,41 216,72 241,56 271,55 311,07 5 Bangunan 499,00 576,05 669,87 760,44 927,86 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 5.351, , , , ,27 7 Pengangkutan dan Komunikasi 988, , , , ,73 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perush 1.117, , , , ,77 9 Jasa-Jasa 2.263, , , , ,42 Kabupaten Jember , , , , ,27 Kemudian peranan sektor infrastruktur, yaitu sektor listrik, gas dan air dan sektor bangunan tidak lebih dari 2,52%. Namun jangan disepelekan keberadaan dua sektor ini penting bagi perkembangan sektor industri, perdagangan dan sektor jasa jasa. Semakin baik dan layak infrastruktur suatu daerah, maka semakin tertarik seorang investor untuk menanamkan modalnya di daerah tersebut. Selanjutnya, pada tabel 3.2, peranan sektor perdagangan, hotel dan restoran selama lima tahun terakhir menunjukkan penguatan dan eksistensinya sebagai sektor penyumbang PDRB terbesar kedua setelah sektor pertanian. Hal ini tidaklah mengherankan karena di kawasan tapal kuda Jawa Timur, Kabupaten Jember merupakan kabupaten yang maju dan lengkap Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 187

203 Pemerintah Kabupaten BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH dengan infrastruktur yang bertaraf nasional, baik infrastruktur pendidikan, keuangan dan lainnya. Kota jember juga terkenal sebagai kota perdagangan di kawasan timur Jawa Timur. Tercatat kontribusi sektor ini mencapai 24,52% di tahun 2010, kemudian naik menjadi 25,17% di tahun 2011, meningkat menjadi 26,60% di tahun 2012 dan terakhir peranan sektor perdagangan, hotel dan restoran dalam pembentukan total nilai tambah di Kabupaten Jember adalah sebesar 27,71%. Kini akses untuk memperoleh informasi semakin mudah, baik secara visual, audio maupun audio visual, infromasi dapat dikirim dan sampai secara realtime, tidak memerlukan delay waktu yang panjang. Berbagai gadget plus kemudahannya juga sudah dinikmati bahkan sampai kalangan menengah kebawah. Ditambah semakin terjangkaunya biaya untuk akses informasi melalui internet menjadikan sub sektor komunikasi menjadi syarat yang penting bagi lancarnya perekonomian suatu daerah dan arus perdagangan yang lebih signifikan. Kemudahan komunikasi pula yang menyebabkan subsektor angkutan mengalami kepastian dalam berbisnis dan memperoleh profit yang lebih signifikan. Karena informasi yang lancar tentunya kan mengurangi kerugian dalam proses distribusi suatu barang. Hubungan sektor angkutan dan komunikasi dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah saling menguatkan, simbiosis mutualisme. Peranan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi di Kabupaten Jember tahun 2013 sebesar 4,65%. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan memiliki kontribusi sebesar 5,51% terhadap pembentukan nilai PDRB di 188 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

204 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Pemerintah Kabupaten Kabupaten Jember tahun Sedangkan Sektor Jasa-Jasa memiliki andil sebesar 10,81% terhadap total nilai tambah yang terbentuk di Kabupaten jember tahun Tabel 3.4 Peranan Perekonomian Masing-Masing Sektor di Kabupaten Jember Atas Dasar Harga Berlaku Sektor Tahun Pertanian 40,44 38,74 37,46 35,49 34,25 Pertambangan dan Penggalian 2,90 2,87 2,78 2,72 2,65 Industri Pengolahan 10,63 10,71 10,81 11,06 11,06 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,83 0,86 0,85 0,84 0,84 Bangunan / Konstruksi 2,21 2,28 2,36 2,36 2,52 Perdagangan, Hotel dan Restoran 23,67 24,52 25,17 26,60 27,71 Pengangkutan dan Komunikasi 4,37 4,54 4,65 4,60 4,65 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,94 5,18 5,30 5,43 5,51 Jasa-jasa 10,01 10,30 10,62 10,88 10,81 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Pertumbuhan ekonomi memiliki arti penting bagi keberlangsungan dan keberhasilan sebuah daerah. Pertumbuhan ekonomi dapat diinterpretasikan sebagai suatu indikator yang penting untuk mengevaluasi pembangunan yang telah dicapai, dan berguna untuk menentukan kebijakan strategis apa yang akan digunakan di masa datang. Berhasil atau tidaknya program-program pembangunan suatu daerah sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan ekonominya, dan hal ini sudah terlanjur diyakini serta Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 189

205 Pemerintah Kabupaten BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH diterapkan secara luas. Pengejaran pertumbuhan merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia saat ini. Tabel 3.5 Sumbangan Pertumbuhan Masing-Masing Sektor terhadap Pertumbuhan PDRB Kabupaten Jember Tahun Lapangan Usaha Pertumbuhan Ekonomi Sumbangan Pertumbuhan Pertanian 4,28 3,63 4,51 4,05 1,71 1,41 1,71 1,53 Pertambangan dan Galian 7,14 4,29 4,21 6,58 0,21 0,13 0,13 0,21 Industri Pengolahan 6,81 8,39 6,46 7,26 0,75 0,89 0,65 0,76 Listrik dan Air Bersih 6,42 7,11 6,02 6,30 0,06 0,07 0,06 0,05 Bangunan 6,92 8,47 8,64 11,79 0,14 0,17 0,17 0,26 Perdagangan, Hotel & Restoran 7,32 10,66 11,68 10,98 1,68 2,56 2,92 2,75 Pengangkutan dan Komunikasi 7,90 9,93 8,20 8,01 0,35 0,45 0,41 0,37 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 7,40 8,76 9,36 6,36 0,40 0,44 0,47 0,35 Jasa-Jasa 7,46 8,87 6,89 5,96 0,75 0,88 0,69 0,60 PDRB 6,05 7,00 7,21 6,90 6,05 7,00 7,21 6,90 Pertumbuhan ekonomi selama empat tahun terakhir secara umum di Kabupaten Jember menunjukkan peningkatan yaitu sebesar 6,05% pada tahun 2010, meningkat menjadi 7,00% di tahun 2011 dan naik lagi sebesar 7,21% di tahun 2012 dan terakhir tumbuh sebesar 6,90%. Untuk tahun 2013, pertumbuhan positif terjadi pada semua sektor/lapangan usaha. Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi dari PDRB atas dasar harga konstan 2000, adalah sektor bangunan/konstruksi sebesar 11,79%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 10,98% dan sektor Angkutan dan Komunikasi sebesar 8,01%. Sementara itu 190 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

206 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Pemerintah Kabupaten pertumbuhan yang terendah dialami oleh sektor pertanian sebesar 4,05% dan sektor jasa jasa sebesar 5,96%. Apabila dilihat dari sumbangan pertumbuhan masing-masing sektor, sektor-sektor yang memberikan sumbangan terbesar adalah sektor perdagangan, hotel & restoran sebesar 2,75%, sektor pertanian sebesar 1,53%, sedangkan sektor yang sumbangan pertumbuhannya terkecil adalah sektor listrik, dan air bersih sebesar 0,05%. Terlihat jelas dari tabel 3.4 bahwa selama kurun waktu empat tahun terakhir kecenderungan pola pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember terus membaik, terutama mulai tahun , membentuk linier progresif, namun pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan artinya tetap tumbuh positif namun tidak sebesar tahun sebelumnya. Hal ini dipicu melemahnya nilai tukar rupiah dan keputusan pemerintah mengenai kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per tanggal 22 Juni Hal ini juga menyebabkan kenaikan inflasi pada tahun kalender 2013 di Jember sebesar 7,21%. Namun pemerintah pusat langsung bergerak cepat meluncurkan empat paket kebijakan ekonomi yaitu di dalamnya ditujukan untuk menjaga daya beli masyarakat dan tingkat inflasi. Untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan masyarakat atas produk pangan terutama mempertahankan sekaligus meningkatkan produksi pertanian, di lapangan masih terkendala banyak hambatan yang sering dijumpai. Dari sekian banyak hambatan ada yang dapat ditangani melalui introduksi teknologi, yaitu suatu cara mengubah dan mengendalikannya dengan teknik rekayasa tertentu, tetapi Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 191

207 Pemerintah Kabupaten BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH adapula yang sangat sulit ditangani terutama yang berkaitan dengan kejadian fenomena alam, yaitu perubahan iklim. Perubahan iklim meliputi perubahan suhu udara, kelembaban udara, curah hujan dan radiasi sinar matahari serta perubahan kondisi tanah yang akhirnya sangat besar implikasinya terhadap masa pertumbuhan, hasil produksi ataupun mutu hasil akhir tanaman pangan yang dihasilkan. Menurut catatan Dinas Pertanian Kabupaten Jember pada tahun 2013 beberapa komoditas tanaman pangan mengalami penurunan produksi dibanding tahun sebelumnya seperti tanaman padi yang berproduksi sebanyak ton (tahun lalu sebanyak ton), tanaman jagung produksi sebanyak ton (tahun 2012 sebanyak ton) dan beberpa tanaman lain. Untuk tanaman sayur sayuran dan buah buahan cenderung mengalami kenaikan. Dari subsektor perkebunan terpantau dua jenis tanaman tembakau juga mengalami penurunan produksi. Kombinasi naik turunnya produksi dari subsektor tanaman pangan, peternakan, perkebunan, perikanan dan kehutanan menyebabkan pertumbuhan sektor pertanian hanya tumbuh sebesar 4,05% pada tahun Sebagai komponen sektor primer, sektor penggalian juga berperan sebagai sumber bahan baku bagi keperluan produksi di sektor-sektor lain seperti industri manufaktur (misalnya industri bahan galian non logam) dan sektor bangunan. Naiknya permintaan dari kedua sektor tersebut mengangkat pertumbuhan sektor penggalian walaupun secara alamiah bahan baku di sektor ini semakin berkurang. Pada tahun 2013 sektor penggalian masih mampu tumbuh sebesar 6,58%. 192 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

208 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Pemerintah Kabupaten Pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) mendapat angin segar untuk terus mengembangkan produk usahanya, sebagaimana salah satu kesepakatan pertemuan para menteri koperasi/ukm dari anggota APEC, dalam pertemuan tingkat menteri-menteri UKM se- Asia Pasifik ke-20 pada 2-7 September 2013 di Nusa Dua Bali. Negara negara yang tergabung dalam APEC sepakat untuk mendorong pelaku UKM agar bisa meningkatkan arus ekspor-impor dari dan ke negara artinya sebagai konsekuensi dari integrasi ekonomi, teah terbuka peluang cukup lebar untuk melakukan penetrasi pasar, baik bagi pelaku UKM termasuk dari Indonesia ke Negara lainnya atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat sebagian besar pelaku ekonomi pada sektor industri pengolahan tergolong kategori Usaha Kecil dan Menengah yang masih membutuhkan bimbingan dan proteksi dari pemerintah. Sehingga keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi di sektor industri pengolahan dapat terjaga dengan baik, adapun besaran pertumbuhan ekonomi sektor industri pengolahan adalah sebesar 7,26% pada tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 193

209 Pemerintah Kabupaten BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Gambar 3.1 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kabupaten Jember Tahun 2013 Sektor listrik, gas dan air bersih mengalami pertumbuhan sebesar 6,30%. Hal ini dikarenakan selain terjadi kenaikan jumlah pelanggan listrik yaitu dari pelanggan di tahun 2012 menjadi pelanggan di tahun 2013, listrik yang dibangkitkan juga mengalami peningkatan yaitu dari ,78 ribu kwh di tahun 2012 menjadi ,85 ribu kwh di tahun Demikian pula untuk subsektor air bersih, terjadi kenaikan produksi air minum, yaitu dari ribu m3 di tahun 2012 menjadi ribu m3 di tahun Sektor bangunan adalah satu-satu sektor yang pertumbuhannya selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya, dan besarannya sangat signifikan. Pertumbuhan sektor bangunan pada tahun 2010 sebesar 6,92%, kemudian bergerak naik di tahun 2011 yaitu sebesar 8,47%, tumbuh sebesar 8,64% di tahun 2012 dan 194 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

210 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Pemerintah Kabupaten terakhir tumbuh sebesar 11,79% di tahun Sektor bangunan adalah sektor yang mencakup kegiatan pembangunan fisik baik berupa gedung, jalan, jembatan, jaringan iriagasi dan kontruksi lainnya. Sektor bangunan dapat disebut sebagai leading sector atau sektor pendahulu yang harus disiapkan dan disediakan untuk memberikan dukungan bagi pembangunan kegiatan sektor sektor lainnya. Pembangunan jaringan irigasi, perbaikan jalan dan jembatan dan pembangunan ruko, diharapkan dapat meningkatkan/mempercepat distribusi barang dari produsen ke konsumen, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Dua sektor yang nantinya bersinggungan langsung dan mudah tergoyang oleh gelombang globalisasi adalah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan. Dalam era globalisasi ekonomi, terintegrasinya proses kegiatan ekonomi dan perdagangan menjadi satu keniscayaan yang tak dapat dihindari. Globalisasi perekonomian dapat diibaratkan pisau bermata dua, di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke luar negeri, sebaliknya juga membuka peluang membanjirnya produkproduk impor ke dalam pasar domestik, yang apabila tidak disikapi dengan tepat akan dapat menggangu stabilitas perekonomian. Sangat disayangkan nilai ekspor komoditas-komoditas yang berasal dari Kabupaten Jember mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012, memang penurunannya hanya sedikit yaitu sebesar 0,19%, adapun total nilai ekspor di tahun 2013 sebesar 5,529 milyar dollar. Sumbangan nilai ekspor tersebut mampu mendorong Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 195

211 Pemerintah Kabupaten BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH subsektor perdagangan untuk tetap tumbuh sebesar 11,10% di tahun Beberapa alasan kaum pendatang atau wisatawan menginap di hotel adalah untuk melakukan perjalanan bisnis dan atau sekedar wisata/refreshing menikmati keindahan Kota Jember. Ramainya volume perdagangan, utamanya perdagangan antar kota, antar propinsi dapat terekam dari semakin tingginya tingkat hunian di hotel, losmen penginapan atau sejenisnya. Pada tahun 2013 subsektor hotel mampu tumbuh hingga 9,12%. Suatu besaran yang membanggakan tentunya. Begitu pula subsektor restoran mampu tumbuh hingga 10,29%, suatu cerminan dari membaiknya daya beli masyarakat. Fenomena diatas menyebabkan sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh sebesar 10,98% di tahun Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 tumbuh sebesar 8,01%. Hal ini didukung oleh tumbuhnya beberapa usaha baru di bidang jasa angkutan travel, jasa angkutan barang dan agen biro jasa perjalanan seperti biro jasa penjualan tiket pesawat secara online untuk di sektor angkutan dan semakin banyaknya pengguna jasa telekomunikasi yang menjangkau sampai ke pelosok perdesaan baik yang fixed phone sampai penggunaan telepon selular. Sektor keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 6,36% di tahun Hal ini didukung oleh semakin membaiknya fungsi intermediasi perbankan yaitu menyalurkan dana dari deposan kepada dunia usaha atau sektor riil. Selain itu meningkatnya kuantitas kredit yang dilepas, nilai kredit yang dikucurkan ke masyarakat serta jumlah nasabah yang terus 196 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

212 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Pemerintah Kabupaten bertambah tiap bulannya pada PT.Pegadaian, ikut mendongkrak subsektor lembaga keuangan bukan bank tumbuh dan berkembang. Pada tahun 2013 sektor jasa-jasa tumbuh sebesar 5,96%. Dua subsektor di dalamnya juga mengalami kenaikan. Subsektor jasa pemerintahan umum tumbuh sebesar 5,10%, hal ini terlihat dari naiknya belanja pegawai, belanja barang dan jasa dan lainnya yang dikeluarkan pemerintah. Dan subsektor jasa swasta, yang meliputi jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi dan jasa perorangan dan rumahtangga mengalami pertumbuhan sebesar 6,81%. Salah satu komponen dalam pendapatan regional yang selalu dilakukan penghitungannya adalah pendapatan per kapita yaitu pendapatan rata-rata penduduk suatu daerah pada suatu waktu tertentu. Nilainya diperoleh dari membagi nilai pendapatan nasional bruto/ pendapatan domestik bruto pada tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 197

213 Pemerintah Kabupaten BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Gambar 3.2 Pendapatan Regional Perkapita dan PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 00 Tahun (Ribu Rupiah) Dalam menghitung pendapatan perkapita, dua macam penghitungan dapat dilakukan yaitu berdasarkan harga berlaku dan harga konstan. Penghitungan menurut harga berlaku penting untuk memberi gambaran mengenai kemampuan rata-rata dari penduduk suatu daerah itu membeli barang (kemampuan daya beli masyarakat). Data ini juga penting sebagai bahan perbandingan dalam menunjukkan perbedaan tingkat kemakmuran suatu daerah dengan daerah lainnya. Data pendapatan perkapita menurut harga konstan perlu dihitung untuk menunjukkan perkembangan tingkat kemakmuran disuatu daerah. Suatu masyarakat dipandang mengalami pertambahan kemakmuran apabila pendapatan perkapita riil terus meningkat. 198 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

214 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Pemerintah Kabupaten Pada tahun 2013 Pendapatan Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku (PDRB adhb) Kabupaten Jember sebesar Rp. 36,87 trilliun rupiah. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 14,64%, karena pada tahun sebelumnya nilai PDRB atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp. 32,16 trilliun rupiah. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun sebesar jiwa sebagai faktor pembagi nilai PDRB di atas, maka dapat diketahui besarnya PDRB per kapita menurut harga berlaku tahun 2013 sebesar Rp rupiah. Apabila kita lihat Pendapatan Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan tahun 2000 (faktor kenaikan harga telah dihilangkan) maka terjadi peningkatan sebesar 6,90%, yaitu dari 13,25 trilliun rupiah di tahun 2012 meningkat menjadi 14,16 trilliun rupiah pada tahun Kemudian besarnya PDRB perkapita tahun 2013 menurut harga konstan menjadi Rp dengan pertumbuhan sebesar 6,28% dibanding tahun 2012 dengan PDRB perkapita sebesar Rp Perkembangan harga secara umum dari PDRB dapat dilihat dari perubahan Indeks Harga Implisit yang disajikan dalam bentuk tabel inflasi dari PDRB Kabupaten Jember. Peningkatan indeks harga implisit menunjukkan kenaikan harga barang dan jasa, dan sebaliknya penurunan indeks harga implisit menunjukkan penurunan harga barang dan jasa. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa perubahan itu sebenarnya adalah inflasi yang didapatkan dari PDRB yang komponennya meliputi seluruh barang dan jasa yang ada dalam suatu perekonomian. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Jember 199

215 Pemerintah Kabupaten BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH Gambar 3.3 memberikan gambaran perbandingan perubahan harga barang/jasa atau inflasi dari perubahan IHK dengan perubahan Indeks Harga Implisit dari tahun , disini disajikan gambar inflasi hasil olahan IHK Kabupaten Jember dengan Indeks implisit PDRB Kabupaten Jember. Gambar 3.3 Perbandingan Inflasi Kabupaten Jember dari IHK dan Indeks Implsit PDRB Tahun Pada periode , tercatat inflasi yang diperoleh dari indeks implicit PDRB lebih tinggi bila dibandingkan dengan inflasi IHK Kabupaten Jember. Akibat kenaikan harga BBM pada tahun 2005, inflasi IHK Kabupaten Jember melejit menjadi sebesar 16,86% melebihi indeks implisit PDRB. Efek pengaruh harga pada inflasi IHK mulai menurun sehingga hanya mencapai 6,84% di tahun 2006 berbanding terbalik dengan indeks implisit masih lebih tinggi yaitu 200 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember. Tahun 2016

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Jember. Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN Pemerintah Kabupaten LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI NOMOR : 22 TAHUN 2015 TANGGAL : 28 MEI 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN TAHUN 2016 Rencana Kerja Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 DATA AGREGAT PER KECAMATAN KABUPATEN JEMBER

HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 DATA AGREGAT PER KECAMATAN KABUPATEN JEMBER HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 DATA AGREGAT PER KECAMATAN KABUPATEN JEMBER BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JEMBER Jl. Cendrawasih No. 20 Jember Telp. 0331-487642 Fax. 0331-427533 E-mail : bps3509@bps.go.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI i

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan 109⁰29 109⁰45 50 Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Batu tahun 2015 merupakan pemfokusan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Batu pada tahun 2015. Pemfokusan berpedoman

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 3.1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 3.1 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 3.1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDAPATAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

A. Realisasi Keuangan

A. Realisasi Keuangan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum I-2 1.3. Hubungan Dokumen RPJMD dengan Dokumen Perencanaan I-5 Lainnya 1.4. Sistematika Penulisan I-8 1.5. Maksud dan Tujuan Penyusunan

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara GAMBARAN UMUM Wilayah Sulawesi Tenggara Letak dan Administrasi Wilayah Sulawesi Tenggara terdiri atas Jazirah dan kepulauan terletak antara 3 o - 6 o Lintang selatan dan 12 45' bujur timur, dengan total

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010-2015 DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR....

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR P. Negara, November 2011 BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN JEMBRANA KEPALA,

KATA PENGANTAR P. Negara, November 2011 BAPPEDA DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN JEMBRANA KEPALA, KATA PENGANTAR P uji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas berkat dan rahmat-nya buku Profil Daerah Kabupaten Jembrana Tahun 2011 dapat disusun. Penyusunan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA TAHUN 2016 BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... i DAFTAR TABEL...... iii DAFTAR GAMBAR...... viii BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 5 1.3 Hubungann antara Dokumen RPJMD dengan Dokumen

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR : 31 TAHUN 2011 TANGGAL : 24 MEI 2011 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jember Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jember Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jember Tahun 2013 sebanyak 325.062 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Jember Tahun 2013 sebanyak 49 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan 68 V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan tingkat produksi gula antar daerah. Selain itu Jawa Timur memiliki jumlah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN 1. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN i ii iii vi BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.3. Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan dokumen perencanaan daerah yang menjadi acuann untuk pembangunan selama periode satu tahun dan Pemerintah daerah memiliki

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 39 TANGGAL : 14 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TANGGUNG JAWAB : BUPATI LUMAJANG VISI LAMPIRAN : KEPUTUSAN BUPATI LUMAJANG NOMOR : 188.45/ /427.12/2016 TANGGAL : - - 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG : Terwujudnya Masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena Ijin dan RahmatNya, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015 ini dapat diselesaikan. RKPD Tahun 2015 ini disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, rencana pembangunan tahunan memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai penjabaran dari rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan...

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015-2019 V I S I M I S I 2 : TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT : Meningkatkan Perekonomian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015-2019 V I S I M I S I 2 : TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT : Meningkatkan Perekonomian

Lebih terperinci

IV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o sampai dengan

IV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o sampai dengan IV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Keadaan fisik Kabupaten Sleman Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o 13 00 sampai dengan 110 o 33 00 Bujur Timur, dan mulai 7ᵒ34 51 sampai dengan 7ᵒ47 03 Lintang

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun B AB I P E N D AH U L U AN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat dengan mempertimbangkan urutan pilihan dan ketersediaan

Lebih terperinci

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan 5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau ditentukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara

Lebih terperinci

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Jenis Kebencanaan dan Sebarannya... II-7 Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2008-2012...

Lebih terperinci

Programa Penyuluhan Kab.Bangka

Programa Penyuluhan Kab.Bangka Programa Penyuluhan Kab.Bangka 2013 1 LEMBAR PENGESAHAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN BANGKA TAHUN 2013 Tim Penyusun, Kepala Bidang Penyuluhan Pada Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka, Koordinator

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (vii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya perubahan secara terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai perubahan yang terencana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan kewenangan masing-masing pemerintah daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN TAHUN : 2012 : PENAJAM PASER UTARA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Dituntaskannya program wajib belajar dua belas tahun pada seluruh siswa Persentase

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 1 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : DR.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN DAFTAR ISI DAFTAR ISI.......................................................... i DAFTAR TABEL....................................................... iii DAFTAR GAMBAR....................................................

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016 Daftar Tabel Tabel 2.1 Luas Wialayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Jeneponto berdasarkan BPS... II-5 Tabel 2.3 Daerah Aliran

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1 LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR : TAHUN 2012 TANGGAL : 2012 TENTANG : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 32 Tahun 2014 TANGGAL : 23 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci