Programa Penyuluhan Kab.Bangka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Programa Penyuluhan Kab.Bangka"

Transkripsi

1 Programa Penyuluhan Kab.Bangka

2 LEMBAR PENGESAHAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN BANGKA TAHUN 2013 Tim Penyusun, Kepala Bidang Penyuluhan Pada Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka, Koordinator Jabatan Fungsional Pada Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka, dto Ir. Faizar Toha NIP dto Supoyo, SP NIP Sungailiat, Desember 2012 Mengesahkan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka, dto Ir. PAN BUDI MARWOTO, M.Si NIP Programa Penyuluhan Kab.Bangka

3 KATA PENGANTAR Dalam rangka pemantapan sistem penyelenggaraan penyuluhan pertanian di Kabupaten Bangka, pada Tahun 2011 telah diterbitkan Peraturan Bupati Bangka Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Kerja Penyuluhan Pertanian Kabupaten Bangka. Peraturan Bupati Bangka Nomor Tahun 19 Tahun 2011 mengamanatkan kegiatan penyuluhan dilaksanakan untuk mencapai tujuan Pemerintah Kabupaten Bangka yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Bangka, Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka dan Rencana Strategis SKPD. Agar penyelenggaraan penyuluhan tercapai sesuai dengan yang diharapkan, perlu dibuat rencana tertulis yang disusun secara sistematis, untuk memberikan arah, pedoman dan alat pengendali pencapaian tujuan. Rencana tertulis ini disebut sebagai programa penyuluhan. Programa Penyuluhan Kabupaten Bangka Tahun 2012 disusun dengan mempedomani sasaran-sasaran pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Bangka Tahun , Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka dan Rencana Strategis SKPD. Diharapkan Programa Penyuluhan Kabupaten Bangka Tahun 2013 dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan dapat terlaksana dengan baik sebagaimana mestinya. Sungailiat, Desember 2012 Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka, dto Ir. Pan Budi Marwoto, M.Si NIP Programa Penyuluhan Kab.Bangka

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi I. PENDAHULUAN... 1 II. KEADAAN UMUM Data Wilayah Kerja Data Penduduk Penduduk Menurut Usia Jumlah Penduduk Menurut Jumlah Kepala Keluarga Data Fisik... 7 A. Topografi... 7 B. Jenis Tanah... 7 C. Iklim... 8 D. Data Usaha Tani Padi Sawah Padi Ladang Palawija Sayuran Buah-Buahan Perkebunan Peternakan Data Fasilitas Produksi Usaha Tani Data Kelembagaan Petani III. TUJUAN YANG INGIN DICAPAI IV. MASALAH V. RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN VI. PENUTUP i ii Programa Penyuluhan Kab.Bangka

5 DAFTAR TABEL Tabel 1. Data, PPL, WKPP, Desa dan Wilayah Kerja Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka Tahun Tabel 2. Data Jumlah Kepala Keluarga dan Jumlah Penduduk di Kabupaten Bangka Tahun Tabel 3. Rentang Usia Penduduk di Kabupaten Bangka Tahun Tabel 4. Klasifikasi Penduduk Menurut Jumlah Kepala Keluarga Petani/ Pekebun di Kabupaten Bangka Tahun Tabel 5. Topografi Wilayah Kabupaten Bangka... 7 Tabel 6. Jenis Tanah di Kabupaten Bangka... 8 Tabel 7. Tipe Iklim, Suhu Rata-Rata dan Kelembaban Nisbi di Kabupaten Bangka... 9 Tabel 8. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Padi Sawah di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 9. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Padi Ladang di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 10. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Jagung di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 11. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Ubi Kayu di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 12. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Ubi Jalar di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 13. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Kacang Tanah di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 14. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Kacang Panjang di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 15. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Terung di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 16. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Cabe Besar di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 17. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Cabe Rawit di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 18. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Sawi/Petsai di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Programa Penyuluhan Kab.Bangka

6 Tabel 19. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Tomat di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 20. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Buncis di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 21. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Mentimun di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 22. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Labu Siam di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 23. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Kangkung di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 24. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Bayam di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 25. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Semangka di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 26. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Alpukat di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 27. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Belimbing di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 28. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Duku/Kokosan/Langsat di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 29. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Durian di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 30. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Jambu Biji di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 31. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Jeruk Siam/Keprok di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 32. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Mangga di Kabupaten Bangka Tahun2010 dan Tabel 33. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Jumla Nangka/Cempedak di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 34. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Nenas di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Programa Penyuluhan Kab.Bangka

7 Tabel 35. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Pepaya di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 36. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Pisang di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 37. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Rambutan di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 38. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Salak di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 39. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Sawo di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 40. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Jumlah Produksi Sukun di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan Tabel 41. Luas Areal Potensial, Luas Areal Tanam, Luas Areal Tanaman Menghasilkan, Luas Areal Tanaman Belum Manghasilkan, dan Rata- Rata Produksi Lada di Kabupaten Bangka Tahun Tabel 42. Luas Areal Potensial, Luas Areal Tanam, Luas Areal Tanaman Menghasilkan, Luas Areal Tanaman Belum Manghasilkan, dan Rata- Rata Produksi Kelapa Sawit di Kabupaten Bangka Tahun Tabel 43. Luas Areal Potensial, Luas Areal Tanam, Luas Areal Tanaman Menghasilkan, Luas Areal Tanaman Belum Manghasilkan, dan Rata- Rata Produksi Karet di Kabupaten Bangka Tahun Tabel 44. Luas Areal Potensial, Luas Areal Tanam, Luas Areal Tanaman Menghasilkan, Luas Areal Tanaman Belum Manghasilkan, dan Rata- Rata Produksi Kelapa di Kabupaten Bangka Tahun Tabel 45. Luas Areal Potensial, Luas Areal Tanam, Luas Areal Tanaman Menghasilkan, Luas Areal Tanaman Belum Manghasilkan, dan Rata- Rata Produksi Kakao di Kabupaten Bangka Tahun Tabel 46. Jumlah Ternak di Kabupaten Bangka Tahun Tabel 47. Fasilitas Produksi Usaha Tani di Kabupaten Bangka Tahun Tabel 48. Daftar Kelompok Tani di Kabupaten Bangka Tahun Programa Penyuluhan Kab.Bangka

8 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Rencana Kegiatan Penyuluhan Kabupaten Bangka Tahun 2013 Lampiran 2. Rencana Kegiatan untuk Mengiktisarkan Kemudahan Kegiatan Penyuluhan Kabupaten Bangka Tahun 2013 Lampiran 3. Matriks Programa Penyuluhan Kabupaten Bangka Tahun 2013 Lampiran 4. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian Kabupaten Bangka Tahun 2013 Programa Penyuluhan Kab.Bangka

9 I. PENDAHULUAN Program pembangunan pertanian tahun 2013 merupakan kelanjutan dari program tahun 2012, yaitu pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, peningkatan diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor serta peningkatan kesejahteraan petani, yang disebut dengan Program Empat Sukses Pembangunan Pertanian. Dalam rangka mendukung program empat sukses pembangunan pertanian, telah disusun program aksi pemantapan sistem penyelenggaraan penyuluhan yang merupakan kelanjutan dari revitalisasi penyuluhan pertanian tahun Agar tahap pemantapan sistem penyuluhan pertanian dapat berjalan secara produktif, efektif dan efisien, perlu dilakukan identifikasi sumberdaya dan program pembangunan pertanian, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun pemerintah daerah. Hal tersebut diperlukan dalam rangka penyusunan rencana penyelenggaraan penyuluhan pertanian di semua tingkatan. Rencana penyelenggaraan penyuluhan pertanian dikenal dengan istilah programa penyuluh pertanian. Programa penyuluh pertanian adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman serta sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan disusun setiap tahun yang memuat rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan, serta Programa Penyuluhan Kab.Bangka

10 mencakup pengorganisasian dan pengelolaan sumberdaya sebagai dasar penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Programa penyuluhan terdiri atas programa penyuluhan desa/kelurahan atau unit lapangan kerja, programa penyuluhan kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan provinsi dan programa penyuluhan pertanian nasional. Programa penyuluhan ini harus dapat merespon aspirasi pelaku utama dan pelaku usaha di perdesaan dengan memperhatikan keterpaduan dan kesinergian programa penyuluhan pada setiap tingkatan. Keterpaduan mengandung maksud bahwa programa penyuluhan pertanian tingkat desa/kelurahan disusun dengan memperhatikan programa penyuluhan tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi dan tingkat nasional, dengan berdasarkan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha, sedangkan yang dimaksudkan dengan kesinergian yaitu programa penyuluhan pertanian pada tiap tingkatan mempunyai hubungan yang bersifat saling mendukung. Dengan demikian semua programa penyuluhan pertanian disemua tingkatan selaras dan tidak bertentangan satu sama lain. Penyusunan program, programa penyuluhan dapat menyukseskan program peningkatan hasil pertanian sehingga memberikan nilai tambah pada penghasilan petani serta investasi dari perusahaan-perusahaan yang berbasis pertanian dan perkebunan (sawit, karet dan lada) dapat meningkat seiring dengan suksesnya petani dalam mengelola lahan garapan pertanian dan Programa Penyuluhan Kab.Bangka

11 perkebunannya. Kegiatan penyusunan program, programa penyuluhan ini menjadi acuan dan pedoman bagi penyuluh pertanian lapangan (PPL) dalam melakukan penyuluhan kepada petani dan menjadi bahan evaluasi keberhasilan penyuluhan yang dilakukan PPL di desa binaannya, dengan menggunakan data 1 (satu) tahun kebelakang yang dapat menggambarkan keadaan yang akurat dan terkini. Sehingga tujuan dari penyuluhan kepada petani dapat tercapai dengan hasil yang maksimal. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, dibuatnya program programa penyuluh diharapkan dapat memberikan hasil atau dampak pada peningkatan pendapatan petani terutama ekonomi masyarakat pedesaan yang penghasilannya bertumpu pada sektor pertanian. Mengingat kondisi dan potensi wilayah Kabupaten Bangka maka Program Penyuluhan Pertanian Kabupaten Bangka menitikberatkan kepada peningkatan produksi pangan, pendapatan petani, memperbesar lapangan kerja, memberikan dukungan terhadap pembangunan industri, memanfaatkan dan memperbaiki serta memelihara sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam meningkatkan pertumbuhan pembangunan pedesaan secara terpadu dan serasi dalam kerangka pembangunan daerah menuju swasembada pangan. Programa Penyuluhan Kab.Bangka

12 II. KEADAAN UMUM 1. Data Wilayah Kerja Wilayah kerja Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka Tahun 2012 terdiri dari 8 Balai Penyuluh Pertanian (BPP) yang terdapat disetiap kecamatan dan 70 wilayah kerja (WK) disetiap kelurahan/desa. Sementara itu, jumlah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) berjumlah 54 orang yang terdiri dari penyuluh PNS 28 orang, Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL TB PP) 24 orang dan penyuluh honorer Pemerintah Daerah 2 orang seperti tersaji pada Tabel 1 berikut : Tabel 1. Data, PPL, WKPP, Desa dan Wilayah Kerja Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka Tahun 2012 NO KECAMATAN PPL (ORANG) BPP KEL/DESA WKPP 1. Sungailiat Pemali Bakam Belinyu Riau Silip Merawang Puding Besar Mendo Barat Koordinator Jabatan 1 9. Fungsional 10. Tugas Belajar 2 JUMLAH Sumber : Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka Tahun 2012 Programa Penyuluhan Kab.Bangka

13 2. Data Penduduk Menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, jumlah penduduk di Kabupaten Bangka pada tahun 2011 mencapai jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak KK (Tabel 2). Jumlah ini meningkat 6,7 persen jika dibandingkan dengan tahun Peningkatan jumlah penduduk yang cukup tinggi ini menjadi salah satu faktor yang menentukan dalam penetapan kebijakan di sektor pertanian. Pertambahan jumlah penduduk mengharuskan peningkatan kinerja sektor pertanian, agar ketersediaan pangan bagi seluruh penduduk tercukupi. Tabel 2. Data Jumlah Kepala Keluarga dan Jumlah Penduduk Kabupaten Bangka Tahun 2011 NO KECAMATAN KK JUMLAH PENDUDUK 1. Sungailiat Pemali Bakam Belinyu Riau Silip Merawang Puding Besar Mendo Barat JUMLAH Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka Tahun 2011 Dari jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Bangka, rentang usia tertinggi berada pada usia tahun yang mencapai jiwa dan jumlah penduduk terendah pada rentang usia 55 tahun ke atas yaitu sebanyak jiwa. Selanjutnya rentang usia penduduk di Kabupaten Bangka Tahun 2012 Programa Penyuluhan Kab.Bangka

14 dapat dilihat pada Tabel 3. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar sumber daya manusia yang ada di Kabupaten Bangka berada dalam usia produktif dan sangat potensial dalam pengembangan kinerja sektor pertanian. Tabel 3. Rentang Usia Penduduk di Kabupaten Bangka Tahun 2011 No. RENTANG USIA JUMLAH Tahun Tahun Tahun Tahun Diatas 55 Tahun JUMLAH Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka Tahun 2011 Sementara itu berdasarkan klasifikasi penduduk di Kabupaten Bangka, terlihat bahwa jumlah KK petani/pekebun di Kabupaten Bangka mencapai jiwa. Ini menunjukkan bahwa 31 persen Kepala Keluarga di Kabupaten Bangka berprofesi sebagai petani/pekebun. Selanjutnya jumlah Kepala Keluarga Petani/Pekebun di Kabupaten Bangka Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Klasifikasi Penduduk Menurut Jumlah Kepala Keluarga Petani/Pekebun di Kabupaten Bangka Tahun 2012 No. KECAMATAN PETANI/ PEKEBUN 1. Sungailiat Pemali Bakam Belinyu Riau Silip Merawang Puding Besar Mendo Barat JUMLAH Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangka Tahun 2012 Programa Penyuluhan Kab.Bangka

15 5. Data Fisik A. Topografi Kabupaten Bangka memiliki wilayah daratan seluas 2.950,68 Km 2, dengan topografi paling luas memiliki kemiringan 0 3 yaitu seluas ,04 Ha atau 59,6% dari luas wilayah di Kabupaten Bangka. Topografi dengan kemiringan 4-7 seluas ,27 Ha atau 31,56% dari luas wilayah di Kabupaten Bangka dan kemiringan tanah antara 8-15 seluas ,69 Ha atau 13,84%. Topografi wilayah di Kabupaten Bangka secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Topografi Wilayah di Kabupaten Bangka NO KECAMATAN KEMIRINGAN Luas % Luas % Luas % 1. Sungailiat , , , Pemali 9.590, , , Bakam , , , Belinyu , , , Riau Silip , , , Merawang , , , Puding Besar , , , Mendo Barat , , ,52 12 JUMLAH ,04 54, ,27 31, ,69 13,84 Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangka Tahun 2010 B. Jenis Tanah Jenis tanah di Kabupaten Bangka didominasi oleh jenis tanah podsolik merah kuning yang memiliki luas ,67 Ha. Tanah jenis alluvial seluas ,91 Ha, andosol ,7 Ha, dan latosol ,63 Ha (Tabel 6). Secara Programa Penyuluhan Kab.Bangka

16 umum tanah podsolik merah kuning merupakan tanah dengan ciri khas tingkat kemasaman tanah yang tinggi. Selain itu tanah ini relatif miskin akan bahan organik. Akan tetapi dengan pengelolaan dan input yang tepat, tanah podsolik merah kuning sangat potensial untuk pengembangan usaha pertanian dan perkebunan. Tabel 6. Jenis Tanah di Kabupaten Bangka JENIS TANAH NO KECAMATAN PODSOLIK MERAH LATOSOL ALUVIAL ANDOSOL KUNING 1. Sungailiat 5.123, , , ,56 2. Pemali 5.242, , , ,44 3. Bakam , , , ,50 4. Belinyu , , , ,50 5. Riau Silip , , , ,44 6. Merawang 5.589, , , ,80 7. Puding Besar 7.631, , , ,80 8. Mendo Barat , , , ,66 JUMLAH , , , ,7 Sumber : Dinas Kehutan dan Perkebunan Kabupaten Bangka Tahun 2010 C. Iklim Iklim di Kabupaten Bangka merupakan iklim tropis Tipe B dengan suhu minimum 20 o C dan suhu maksimum 37 o C. Kelembaban nisbi terendah 80% dan kelembaban nisbi tertinggi 85%. Pembagian iklim per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 7. Programa Penyuluhan Kab.Bangka

17 Tabel 7. Tipe Iklim, Suhu Rata-Rata, dan Kelembaban Nisbi di Kabupaten Bangka NO KECAMATAN TIPE SUHU RATA-RATA ( O C) KELEMBABAN IKLIM MINIMUM MAKSIMUM NISBI (%) 1. Sungailiat Iklim B Pemali Iklim B Bakam Iklim B Belinyu Iklim B Riau Silip Iklim B Merawang Iklim B Puding Besar Iklim B Mendo Barat Iklim B Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Pangkalpinang D. Data Usaha Tani Beragam usaha tani yang dilaksanakan di Kabupaten Bangka meliputi sektor komoditas tanaman pangan, hortikultura dan sektor perkebunan. Berdasarkan data usaha tani yang ada, kinerja usaha tani di Kabupaten Bangka dari tahun 2010 ke 2011 cenderung fluktuatif. Secara umum terlihat bahwa sektor tanaman pangan dengan komoditas padi sawah dan padi ladang memiliki kinerja yang cenderung menurun. Sementara sektor tanaman pangan dengan komoditas lainnya relatif stabil. Ini tidak saja menunjukkan perlunya peningkatan kinerja usaha tani sektor tanaman pangan komoditas padi sawah dan padi ladang, tetapi juga menujukkan bahwa program diversifikasi pangan merupakan hal yang mutlak untuk dilaksanakan. Data usaha tani di Kabupaten Bangka sepanjang tahun 2010 dan 2011 selanjutnya akan disajikan dibawah ini. Programa Penyuluhan Kab.Bangka

18 1. Padi Sawah Pada tahun 2011, kegiatan usaha tani padi sawah di Kabupaten Bangka masih dilaksanakan hanya pada 4 (empat) wilayah kecamatan, yaitu : 1) Riau Silip, 2) Merawang, 3) Puding Besar dan 4) Mendo Barat. Berdasarkan data dinas Pertanian dan peternakan Kabupaten Bangka Tahun 2011 terdapat peningkatan luas tanam padi sawah di wilayah kabupaten Bangka dari semula seluas 220 Ha pada tahun 2010 meningkat menjadi 332 Ha pada tahun Kegiatan usaha tani padi sawah di Kabupaten Bangka masih belum optimal dilaksanakan. Selain terjadinya penurunan produksi padi sawah dari 1.410,00 ton pada tahun 2010 menjadi 370,00 ton pada tahun 2011, luas areal persawahan di Kabupaten Bangka masih relatif terbatas pada wilayah-wilayah itu saja. Terbatasnya sumber air, Indeks Pertanaman Padi Sawah yang masih rendah dan menjanjikannya prospeks usaha lain, menyebabkan usaha padi sawah di Kabupaten Bangka sulit berkembang. Selanjutnya data luas tanam, luas panen, produktifitas dan jumlah produksi padi sawah di Kabupaten Bangka tahun 2010 dan 2011 disajikan pada Tabel 8 berikut. Programa Penyuluhan Kab.Bangka

19 Tabel 8. Perbandingan Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Padi Sawah di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 No Luas Tanam Luas Panen Produkti Jumlah Produksi tifitas (GKP) (Ton) (Ton/Ha) Sungailiat Pemali Bakam Belinyu Riau Silip 20,0 120,0 180,0 20,0 3,70 666,0 74,0 6. Merawang 140,0 100,0 120,0 20,0 3,70 444,0 74,0 7. Puding Besar 17,0 55,0 51,0 24,0 3,70 189,0 88,8 8. Mendo Barat 43,0 57,0 30,0 36,0 3,70 111,0 133,2 JUMLAH 220,0 332,0 381,0 100,0 3, ,0 370,0 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tahun Padi Ladang Budidaya tanaman padi ladang di Kabupaten Bangka relatif lebih berkembang dibandingkan dengan budidaya padi sawah. Berdasarkan data luas tanam, luas panen, produktifitas dan Jumlah Produksi Padi Ladang di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 (Tabel 9) terlihat bahwa pada tahun 2011 terjadi peningkatan luas tanam padi ladang yang cukup signifikan, dari 310 Ha pada tahun 2010 menjadi Ha pada tahun Dari segi produktifitas, budidaya tanaman padi ladang mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2011, dari semula sebesar 1,67 Ton/Ha pada tahun 2010 meningkat menjadi 1,70 Ton/Ha pada tahun Ini menunjukkan bahwa padi ladang masih sangat potensial untuk Programa Penyuluhan Kab.Bangka

20 dikembangkan di Kabupaten Bangka. Budidaya padi ladang dapat dilaksanakan disemua wilayah Kabupaten Bangka dengan produktifitas yang sama disetiap wilayah. No Tabel 9. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Padi Ladang di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 Luas Tanam Luas Panen Produktifitas (Ton/Ha) Jumlah Produksi (GKP) (Ton) Sungailiat 7,0-3,0 7,0 1,67 1,70 5,0 11,9 2. Pemali 4,0 3,0 20,0 4,0 1,70 1,70 34,0 6,8 3. Bakam 87,0 132,0 168,0 64,0 1,53 1,70 257,0 108,8 4. Belinyu 45,0 124,0 130,0 45,0 1,70 1,70 221,0 76,5 5. Riau Silip 30,0 240,0 472,0 29,0 1,69 1,70 802,0 49,3 6. Merawang 10,0 4,0 40,0-1,70-68,0-7. Puding Besar 14,0 94,0 290,0 14,0 1,70 1,70 493,0 23,8 8. Mendo Barat 113,0 481,0 761,0 76,0 1,70 1, ,0 129,2 JUMLAH 310, , ,0 239, , ,0 406,3 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tahun Palawija a) Jagung Seperti halnya pada tahun 2010, budidaya jagung di Kabupaten Bangka pada tahun 2011 dilaksanakan merata di seluruh kecamatan. Ditinjau dari luas tanam, luas tanam jagung yang diusahakan petani Kabupaten Bangka Tahun 2011 sedikit meningkat dibandingkan Luas Tanam pada tahun 2010 dari 202,00 Ha menjadi seluas 228,00 Ha. Peningkatan luas tanam ini terutama terjadi di wilayah Mendo Barat, Puding Besar dan Riau Silip. Sementara Programa Penyuluhan Kab.Bangka

21 Merawang, Bakam dan Belinyu mengalami penurunan Luas Tanam (Tabel 10). Tabel 10. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Jagung di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 No Jumlah Luas Tanam Luas Panen Produkti Produksi fitas (Ton) (Ton/Ha) Sungailiat 18,0 18,0 18,0 4,0 3,00 54,0 12,0 2. Pemali 8,0 8,0 8,0 6,0 3,00 24,0 18,0 3. Bakam 80,0 58,0 75,0 12,0 3,00 225,0 36,0 4. Belinyu 15,0 12,0 15,0 3,0 3,00 45,0 9,0 5. Riau Silip 17,0 21,0 17,0 16,0 3,00 51,0 48,0 6. Merawang 31,0 7,0 31,0 2,0 3,00 93,0 6,0 7. Puding Besar 12,0 20,0 9,0 17,0 3,00 27,0 51,0 8. Mendo Barat 21,0 84,0 21,0 32,0 3,00 63,0 96,0 JUMLAH 202,0 228,0 194,0 92,0 3,00 582,0 276,0 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tahun 2012 b) Ubi Kayu Seperti halnya budidaya jagung, budidaya ubi kayu di Kabupaten Bangka dilaksanakan oleh para petani merata diseluruh kecamatan. Seperti halnya tahun 2010, pada tahun 2011 budidaya ubi kayu terbanyak diusahakan di Mendo Barat luas tanam seluas 56 Ha. Ditinjau dari luas tanam, luas panen dan jumlah produksinya, kinerja usaha tani ubi kayu di Kabupaten Bangka pada tahun 2011 mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun Luas tanam berkurang dari 199 Ha menjadi 185 Ha, luas panen menurun dari 171 Ha menjadi Programa Penyuluhan Kab.Bangka

22 No 141 Ha dan jumlah produksi menurun dari ton menjadi ton (Tabel 11). Tabel 11. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Ubi Kayu di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 Jumlah Luas Tanam Luas Panen Produkti Produksi fitas (Ton) (Ton/Ha) Sungailiat 6,0 5,0 5,0 3,0 10,0 50,0 30,0 2. Pemali 16,0 16,0 11,0 8,0 10,0 110,0 80,0 3. Bakam 30,0 14,0 27,0 18,0 10,0 270,0 180,0 4. Belinyu 14,0 6,0 8,0 5,0 10,0 80,0 50,0 5. Riau Silip 21,0 39,0 21,0 32,0 10,0 210,0 320,0 6. Merawang 22,0 8,0 22,0 8,0 10,0 220,0 80,0 7. Puding Besar 16,0 41,0 16,0 33,0 10,0 160,0 330,0 8. Mendo Barat 74,0 56,0 61,0 34,0 10,0 610,0 340,0 JUMLAH 199,0 185,0 171,0 141,0 10, , ,0 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tahun 2011 Diduga serapan ubi kayu di tingkat pasar yang cenderung menurun menyebabkan sedikit penurunan animo masyarakat untuk melaksanakan usaha budidaya ubi kayu. Untuk meningkatkan kinerja usaha tani ubi kayu ini, perlu upaya untuk mendorong naiknya serapan ubi kayu di tingkat pasar melalui berbagai upaya diversifikasi pangan di tingkat masyarakat. c) Ubi Jalar Budidaya ubi jalar di Kabupaten Bangka Tahun 2011 juga tersebar merata diseluruh kecamatan. Mendo Barat dan Programa Penyuluhan Kab.Bangka

23 No Puding Besar merupakan daerah sentra ubi jalar di Kabupaten Bangka pada tahun 2011 dengan areal penanaman ubi jalar sebesar 27 Ha dan 25 Ha. Relatif terjadi penurunan luas tanam, luas panen dan jumlah produksi tananam ubi jalar pada tahun 2011 dibandingkan dengan tahun Pada tahun 2010 total luas tanam ubi jalar di Kabupaten Bangka seluas 131,00 Ha, turun menjadi 100,00 Ha pada tahun 2011, luas panen seluas 130,00 ha turun menjadi 102,00 Ha, dengan jumlah produksi turun dari 560,00 Ton menjadi 510,00 Ton sedangkan produktifitas tetap 5,00 Ton/Ha (Tabel 12). Tabel 12. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Ubi Jalar di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 Luas Tanam (Ha Luas Panen Produkti fitas (Ton/Ha) Jumlah Produksi (Ton) Sungailiat 2,00-2,00 3,00 5,00 10,00 15,00 2. Pemali 6,00 4,00 6,00 4,00 5,00 30,00 20,00 3. Bakam 33,00 20,00 29,00 25,00 5,00 145,00 125,00 4. Belinyu 9,00 6,00 9,00 7,00 5,00 45,00 35,00 5. Riau Silip 11,00 10,00 11,00 10,00 5,00 55,00 50,00 6. Merawang 22,00 8,00 22,00 7,00 5,00 110,00 35,00 7. Puding Besar 13,00 25,00 9,00 22,00 5,00 45,00 110,00 8. Mendo Barat 35,00 27,00 24,00 24,00 5,00 120,00 120,00 JUMLAH 131,00 100,00 130,00 102,00 5,00 560,00 510,00 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tahun 2012 Programa Penyuluhan Kab.Bangka

24 d) Kacang Tanah Data usaha tani kacang tanah di Kabupaten Bangka pada tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat pada Tabel 13. Dari tabel terlihat bahwa produksi kacang tanah pada tahun 2011 mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 141 ton turun menjadi 55,55 ton. Mengingat luas tanam tahun 2010 dan 2011 relatif cukup sama, penurunan jumlah produksi diduga disebabkan turunnya produktifitas usaha tani kacang tanah pada tahun Kondisi iklim yang cukup ekstrim yang terjadi pada tahun 2011 diduga sebagai factor utama penyebab menurunnnya produktifitas tersebut. Tabel 13. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Kacang Tanah di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 No Luas Tanam Luas Panen Produkti fitas (Ton/Ha) Jumlah Produksi (Ton) Sungailiat 4,00-4,00 1,00 1,01 12,00 1,01 2. Pemali 7,00 2,00 7,00 3,00 1,01 21,00 3,03 3. Bakam 7,00 2,00 7,00 1,00 1,01 21,00 1,01 4. Belinyu 9,00 3,00 7,00 4,00 1,01 21,00 4,04 5. Riau Silip 12,00 14,00 11,00 12,00 1,01 33,00 12,12 6. Merawang Puding Besar 2,00 5,00 2,00 6,00 1,01 6,00 6,06 8. Mendo Barat 9,00 27,00 9,00 28,00 1,01 27,00 28,28 JUMLAH 50,00 53,00 47,00 55,00 1,01 141,00 55,55 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tahun 2011 Programa Penyuluhan Kab.Bangka

25 4. Sayuran a) Kacang Panjang Budidaya kacang panjang diusahakan diseluruh wilayah Kabupaten Bangka dengan sentra usaha dan produksi terdapat di Bakam. Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 14, terlihat bahwa luas tanam kacang panjang pada tahun 2011 relatif sama dengan tahun Sementara luas panen tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang selanjutnya berimbas pada penurunan produksi kacang panjang tahun 2011 dibandingkan dengan tahun Perbaikan kinerja usaha tani kacang panjang mutlak diperlukan, mengingat pada tahun 2011 masih terjadi kegagalan panen dalam usaha tani kacang panjang. No Tabel 14. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Kacang Panjang di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 Luas Tanam Luas Panen Produkti fitas (Ton/Ha) Jumlah Produksi (Ton) Sungailiat 5,00 7,00 5,00 6,00 3,00 15,00 18,00 2. Pemali 7,00 8,00 7,00 6,00 3,00 21,00 18,00 3. Bakam 53,00 63,00 53,00 63,00 3,00 159,00 189,00 4. Merawang 21,00 13,00 21,00 11,00 3,00 63,00 33,00 5. Belinyu 9,00 6,00 9,00 5,00 3,00 27,00 15,00 6. Riau Silip 17,00 15,00 17,00 15,00 3,00 51,00 45,00 7. Puding Besar 17,00 19,00 17,00 12,00 3,00 51,00 36,00 8. Mendo Barat 17,00 13,00 17,00 10,00 3,00 51,00 30,00 JUMLAH 146,00 144,00 146,00 128,00 3,00 438,00 384,00 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Bangka Tahun 2012 Programa Penyuluhan Kab.Bangka

26 b) Terung N o Sentra usaha tani dan produksi terung di Kabupaten Bangka terdapat di Bakam. Pada tahun 2011, luas tanam terung di Bakam mencapai 50 Ha dengan jumlah produksi 413 Ton. Secara umum, pada tahun 2011 budidaya terung di Kabupaten Bangka sedikit mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Luas tanam turun dari 132 Ha menjadi 118 Ha, luas panen turun dari 132 Ha menjadi 120 Ha dan produksi turun dari 924 ton menjadi 840 ton (Tabel 15). Penurunan luas tanam, luas panen dan jumlah produksi terung tahun 2011 lebih disebabkan animo masyarakat dalam mengusahakan tanaman terung yang juga turun. Tabel 15. Luas Tanam,Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Terung di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 Luas Tanam Luas Panen Produk tifitas (Ton/ Ha) Jumlah Produksi (Ton) Sungailiat 2,00 3,00 2,00 3,00 7,00 14,00 21,00 2. Pemali 6,00 5,00 6,00 5,00 7,00 42,00 35,00 3. Bakam 47,00 50,00 47,00 59,00 7,00 329,00 413,00 4. Merawang 18,00 11,00 18,00 9,00 7,00 126,00 63,00 5. Belinyu 7,00 5,00 7,00 5,00 7,00 49,00 35,00 6. Riau Silip 13,00 13,00 13,00 12,00 7,00 91,00 84,00 7. Puding Besar 15,00 19,00 15,00 15,00 7,00 105,00 105,00 8. Mendo Barat 24,00 12,00 24,00 12,00 7,00 168,00 84,00 JUMLAH 132,00 118,00 132,00 120,00 7,00 924,00 840,00 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Bangka Tahun 2012 c) Cabe Besar Programa Penyuluhan Kab.Bangka

27 Kinerja usaha tani cabe besar di Kabupaten Bangka pada tahun 2011 relatif meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2011, luas tanam cabe besar meningkat dari 76 Ha menjadi 99 Ha, luas panen meningkat dari 76 Ha menjadi 86 Ha dan jumlah produksi meningkat dari 380 ton menjadi 420 ton (Tabel 16). Walaupun memiliki kinerja yang relatif menggembirakan, kinerja usaha tani cabe besar masih harus terus diperbaiki. Mengingat tahun 2011 dari 99 Ha luas tanam hanya terdapat 86 Ha luas panen usaha tani cabe besar. No Tabel 16. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Cabe Besar di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 Luas Tanam Luas Panen Produkti fitas (Ton/Ha) Jumlah Produksi (Ton) Sungailiat 2,00 5,00 2,00 3,00 5,00 10,00 15,00 2. Pemali 2,00 4,00 2,00 4,00 5,00 10,00 20,00 3. Bakam 31,00 43,00 31,00 43,00 5,00 155,00 215,00 4. Merawang 12,00 14,00 12,00 14,00 5,00 60,00 70,00 5. Belinyu - 3,00-2, ,00 6. Riau Silip 9,00 7,00 9,00 8,00 5,00 45,00 40,00 7. Puding Besar 9,00 13,00 9,00 5,00 5,00 45,00 25,00 8. Mendo Barat 11,00 10,00 11,00 5,00 5,00 55,00 25,00 JUMLAH 76,00 99,00 76,00 84,00 5,00 380,00 420,00 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Bangka Tahun 2012 d) Cabe Rawit Berbeda dengan kinerja usaha tani cabe besar, kinerja usaha tani cabe rawit di Kabupaten Bangka pada tahun 2011 relatif sedikit menurun dibanding dengan tahun 2010, baik dari segi luas tanam maupun dari segi luas panen. Tabel 17 memperlihatkan bahwa luas tanam cabe Programa Penyuluhan Kab.Bangka

28 No rawit di Kabupaten Bangka pada tahun 2011 turun dari 71 Ha menjadi 59 Ha, yang selanjutnya berimbas kepada turunnya luas panen dari 71 Ha menjadi 46 Ha. Demikian pula produksi yang merosot dari 497 Ton menjadi 322 ton. Tabel 17. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Cabe Rawit di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 Luas Tanam Luas Panen Produkti fitas (Ton/Ha) Jumlah Produksi (Ton) Sungailiat 1,00 2,00 1,00 2,00 7,00 7,00 14,00 2. Pemali 5,00 3,00 5,00 2,00 7,00 35,00 14,00 3. Bakam 12,00 12,00 12,00 12,00 7,00 84,00 84,00 4. Merawang 14,00 11,00 14,00 7,00 7,00 98,00 49,00 5. Belinyu 5,00 3,00 5,00 4,00 7,00 35,00 28,00 6. Riau Silip 9,00 9,00 9,00 9,00 7,00 63,00 63,00 7. Puding Besar 14,00 11,00 14,00 5,00 7,00 98,00 35,00 8. Mendo Barat 11,00 8,00 11,00 5,00 7,00 77,00 35,00 JUMLAH 71,00 59,00 71,00 46,00 7,00 497,00 322,00 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Bangka Tahun 2012 e) Sawi/Petsai Komoditas sayur-sayuran di Kabupaten Bangka yang mengalami penurun kinerja cukup signifikan adalah komoditi tanaman sawi. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tahun 2012 (Tabel 18), terlihat bahwa terjadi penurunan luas tanam tanaman sawi hampir 50 persen pada tahun 2011, dari semula seluas 110 Ha menjadi 67 Ha. Hal ini secara langsung memicu turunnya produksi sawi pada tahun tersebut, dari semula sebesar ton pada tahun 2010 menjadi hanya sebesar 600 ton pada tahun Kondisi iklim/klimat yang tidak teratur, dimana musim Programa Penyuluhan Kab.Bangka

29 No panas/kemarau yang cukup panjang serta lambatnya musim hujan ditengarai sebagai penyebab turunnya animo masyarakat untuk melakukan usaha tani sawi/petsai. Mengingat budidaya sawi/petsai memerlukan penyiraman yang intensif. Tabel 18. Luas Tanam,Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Sawi/Petsai di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 Luas Tanam Luas Panen Produkti fitas (Ton/Ha) Jumlah Produksi (Ton) Sungailiat 17,00 11,00 17,00 11,00 10,00 170,00 110,00 2. Pemali 11,00 12,00 11,00 12,00 10,00 110,00 120,00 3. Bakam Merawang 29,00 18,00 29,00 14,00 10,00 290,00 140,00 5. Belinyu 6,00 6,00 6,00 6,00 10,00 60,00 60,00 6. Riau Silip 13,00 8,00 13,00 8,00 10,00 130,00 80,00 7. Puding Besar Mendo Barat 34,00 12,00 34,00 9,00 10,00 340,00 90,00 JUMLAH 110,00 67,00 110,00 60,00 10, ,00 600,00 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tahun 2012 f) Tomat Kinerja usaha tani tomat di Kabupaten Bangka tahun 2010 dan 2011 relatif stabil. Ada perubahan sentra usaha dan produksi tomat pada tahun 2011 yang mana di Puding Besar, Mendo barat dan Riau Silip memiliki luas tanam cukup besar, sedangkan pada tahun 2010 sentra produksinya di Merawang. Hal ini telah terjadi pergeseran pola usaha tani tomat dalam masyarakat di Merawang. Pada tahun 2011, usaha tani tomat di Kabupaten Bangka memiliki luas tanam seluas 33,00 Ha, luas panen Programa Penyuluhan Kab.Bangka

30 seluas 23,00 Ha, dengan produktifitas 10,00 Ton/Ha, dan jumlah produksi 230,00 Ton (Tabel 19). Tabel 19. Luas Tanam,Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Tomat di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 No Luas Tanam Luas Panen Produkti fitas (Ton/Ha) Jumlah Produksi (Ton) Sungailiat Pemali 1,00-1,00-10,00 10,00-3. Bakam 2, ,00 3,00 10,00 20,00 30,00 4. Merawang 6, ,00 3,00 10,00 60,00 30,00 5. Belinyu Riau Silip 5,00 6,00 5,00 5,00 10,00 50,00 50,00 7. Puding Besar 4,00 11,00 4,00 8,00 10,00 40,00 80,00 8. Mendo Barat 8,00 7,00 8,00 4,00 10,00 80,00 40,00 JUMLAH 26,00 33,00 26,00 23,00 10,00 260,00 230,00 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tahun 2012 g) Buncis Wilayah usaha tani buncis di Kabupaten Bangka tahun 2011 masih sama seperti pada tahun 2010, hanya diusahakan di 3 (tiga) wilayah kecamatan, yaitu : 1) Merawang, 2) Puding Besar dan 3) Mendo Barat. Ditinjau dari kinerja usaha taninya, pada tahun 2011 kinerja usaha tani buncis mengalami penurunan yang cukup signifikan. Luas tanam turun dari 24 Ha menjadi 14 Ha. Hal ini mengakibatkan penurunan luas panen dari 23 Ha menjadi 10 Ha dan menurunkan jumlah produksi secara signifikan dari 207 Ton menjadi hanya 90 Ton pada tahun 2011 (Tabel 20). Programa Penyuluhan Kab.Bangka

31 No Usaha tani buncis yang dianggap kurang menjanjikan dibanding komoditi lainnya merupakan salah satu penyebab turunnya minat masyarakat untuk melakukan usaha tani buncis. Tabel 20. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Buncis di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 Luas Tanam Luas Panen Produkti fitas (Ton/Ha) Jumlah Produksi (Ton) Sungailiat Pemali Bakam Merawang 13,00 8,00 13,00 6,00 9,00 117,00 54,00 5. Belinyu Riau Silip Puding Besar 6,00 2,00 5,00 1,00 9,00 45,00 9,00 8. Mendo Barat 5,00 4,00 5,00 3,00 9,00 45,00 27,00 JUMLAH 24,00 14,00 23,00 10,00 9,00 207,00 90,00 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tahun 2012 h) Mentimun Usaha tani mentimun merupakan salah satu usaha tani yang memiliki kinerja relatif stabil pada tahun 2010 dan Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tahun 2012 (Tabel 22), terlihat bahwa luas tanam, luas panen dan jumlah produksi mentimun tahun berada pada kisaran yang stabil. Hal ini didukung oleh harga dan daya serap pasar terhadap komoditas tanaman mentimun yang juga relatif stabil. Usaha tani mentimun diusahakan di semua wilayah kecamatan di Kabupaten Bangka. Sedangkan sentra usaha dan produksi mentimun terdapat di Bakam, dengan luas panen Programa Penyuluhan Kab.Bangka

32 No 76 Ha, Bakam mampu memproduksi mentimun sebanyak 760 Ton sepanjang tahun Tabel 21. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Mentimun di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 Luas Tanam Luas Panen Produkti fitas (Ton/Ha) Jumlah Produksi (Ton) Sungailiat 3,00 5,00 3,00 2,00 10,00 30,00 20,00 2. Pemali 7,00 5,00 7,00 4,00 10,00 70,00 40,00 3. Bakam 68,00 68,00 68,00 76,00 10,00 680,00 760,00 4. Merawang 17,00 18,00 17,00 16,00 10,00 170,00 160,00 5. Belinyu 7,00 8,00 7,00 8,00 10,00 70,00 80,00 6. Riau Silip 13,00 12,00 13,00 13,00 10,00 130,00 130,00 7. Puding Besar 14,00 22,00 14,00 17,00 10,00 140,00 170,00 8. Mendo Barat 18,00 12,00 18,00 12,00 10,00 180,00 120,00 JUMLAH 147,00 150,00 147,00 148,00 10, , ,00 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tahun 2012 i) Labu Siam Seperti halnya usaha tani buncis, usaha tani labu siam di Kabupaten Bangka hanya dilaksanakan di beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Bangka. Itu juga dilakukan dalam skala usaha tani kecilyang hanya dikelola sampingan di sela tanaman lain ataupun di pekarangan rumah. Ditinjau dari kinerjanya, usaha tani labu siam di Kabupaten Bangka pada tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun Pada tahun 2011 kinerja usaha tani labu siam adalah luas tanam 14,00 Ha, luas panen 6,00 Ha, dengan produktifitas 10,00 Ton/Ha dan jumlah produksi 60,00 Ton (Tabel 22). Programa Penyuluhan Kab.Bangka

33 Tabel 22. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Labu Siam di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 No Luas Tanam Luas Panen Produkti fitas (Ton/Ha) Jumlah Produksi (Ton) Sungailiat Pemali Bakam 4,00 9,00 4,00 5,00 10,00 40,00 50,00 4. Merawang Belinyu 3,00-3,00-10,00 30,00-6. Riau Silip Puding Besar 5,00 2,00 2,00-10,00 20,00-8. Mendo Barat - 3,00-1, ,00 JUMLAH 12,00 14,00 9,00 6,00 10,00 90,00 60,00 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tahun j) Kangkung Usaha tani kangkung dilaksanakan hampir diseluruh wilayah Kabupaten Bangka, kecuali di Bakam. Sentra usaha dan produksi kangkung terdapat di Merawang. Perkembangan usaha tani kangkung dalam masyarakat relatip cepat, hal ini dikarenakan umur panen sayuran kangkung pendek. Tabel 23. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Kangkung di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 Luas Tanam Luas Panen Produkti fitas (Ton/Ha) Jumlah Produksi (Ton) No Sungailiat 9,00 6,00 9,00 6,00 10,00 90,00 60,00 2. Pemali 13,00 12,00 13,00 12,00 10,00 130,00 120,00 3. Bakam Merawang 20,00 20,00 20,00 20,00 10,00 200,00 200,00 5. Belinyu 7,00 5,00 7,00 6,00 10,00 70,00 60,00 6. Riau Silip 13,00 12,00 13,00 11,00 10,00 130,00 110,00 7. Puding Besar 11,00 4,00 11,00 2,00 10,00 110,00 20,00 8. Mendo Barat 13,00 8,00 13,00 7,00 10,00 130,00 70,00 JUMLAH 86,00 67,00 86,00 64,00 10,00 860,00 640,00 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka 2012 Programa Penyuluhan Kab.Bangka

34 Kinerja usaha kangkung pada tahun 2011 memiliki luas tanam 67,00 Ha, luas panen 640,00 Ha, dengan produktifitas 10,00 Ton/Ha dan jumlah produksi 640,00 Ton. Jumlah ini relatif menurun dibandingkan tahun sebelumnya dengan luas tanam 86 Ha, luas panen 86,00 Ha dan jumlah produksi 860 Ton (Tabel 23). k) Bayam No Seperti halnya usaha tani kangkung, usaha tani bayam dilaksanakan hampir diseluruh wilayah Kabupaten Bangka kecuali di Bakam. Sentra usaha dan produksi bayam terdapat di Merawang dengan jumlah produksi bayam pada tahun 2011 sebanyak 18,00 ton. Pada tahun 2011, kinerja usaha tani bayam memiliki luas tanam seluas 73,00 Ha, luas panen seluas 68,00 Ha, produktifitas 10,00 Ton/Ha dan jumlah produksi 68,00 Ton (Tabel 24). Tabel 24. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Bayam di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 Luas Tanam Luas Panen Produkti fitas (Ton/Ha) Jumlah Produksi (Ton) Sungailiat 10,00 10,00 10,00 8,00 1,00 10,00 8,00 2. Pemali 13,00 12,00 13,00 12,00 1,00 13,00 12,00 3. Bakam Merawang 23,00 19,00 23,00 18,00 1,00 23,00 18,00 5. Belinyu 9,00 9,00 9,00 8,00 1,00 9,00 8,00 6. Riau Silip 12,00 13,00 12,00 12,00 1,00 12,00 12,00 7. Puding Besar 4,00-3, ,00-8. Mendo Barat 11,00 10,00 11,00 10,00 1,00 11,00 10,00 JUMLAH 82,00 73,00 81,00 68,00 1,00 81,00 68,00 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tahun 2012 Programa Penyuluhan Kab.Bangka

35 5. Buah-Buahan a) Semangka No Usaha tani semangka dilaksanakan hampir diseluruh wilayah Kabupaten Bangka. Sentra usaha dan produksi semangka terletak di Sungailiat, dengan jumlah produksi pada tahun 2011 mencapai 1.984,00 ton. Kinerja usaha tani semangka di Kabupaten Bangka pada tahun 2011 relatif meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jika pada tahun 2010, usaha tani semangka dilaksanakan di 6 (enam) kecamatan, pada tahun 2011 dilaksanakan di 7 (tujuh) kecamatan, kecuali Pemali. Secara rinci dapat dilihat pada table 25. Tabel 25. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Semangka di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 Luas Tanam Luas Panen Produkti fitas (Ton/Ha) Jumlah Produksi (Ton) Sungailiat 53,00 71,00 53,00 62,00 32, , ,00 2. Pemali 5,00-2, Bakam - 9,00-6,00 32,00-192,00 4. Merawang - 2,00-2,00 32,00-64,00 5. Belinyu 8,00 6,00 7,00 6,00 32,00 224,00 192,00 6. Riau Silip 16,00 14,00 16,00 14,00 32,00 512,00 448,00 7. Puding Besar 4,00 2,00 2, ,00-8. Mendo Barat 1,00 3,00 1,00 4,00 32,00 32,00 128,00 JUMLAH 87,00 107,00 81,00 94,00 32, , ,00 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tahun 2012 Selain itu, luas tanam, luas panen dan jumlah produksi semangka pada tahun 2011 pun meningkat dibandingkan tahun Pada tahun 2011 luas tanam meningkat dari 87,00 Ha menjadi 107,00 Ha, luas Programa Penyuluhan Kab.Bangka

36 panen meningkat dari 81,00 Ha menjadi 94,00 Ha, dan jumlah produksi meningkat dari 2.528,00 ton menjadi 3.008,00 ton. b) Alpukat Usaha tani alpukat di Kabupaten Bangka memiliki potensi yang cukup besar. Pada tahun 2011 luas panen alpukat tahun mencapai 2.192,00 pohon dengan produktifitas 2,00 Kwintal/Pohon dan jumlah produksi sebesar 438,40 Kwintal. Jumlah produksi ini cukup meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dimana jumlah produksi sebanyak 366,40 Kwintal. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam usaha tani alpukat ini adalah peremajaan tanaman alpukat yang sudah tua. Ini mengingat sepanjang tahun 2011 hanya terdapat penanaman tanaman alpukat baru sebanyak 175 batang (Tabel 26). No Tabel 26. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Alpukat di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 Luas Tanam (Phn) Luas Panen (Phn) Produkti fitas (Kw/Phn) Jumlah Produksi (Kw) Sungailiat 23,00 981,00 2,00 142,00 196,20 2. Pemali 6,00 30,00 2,00 19,00 6,00 3. Bakam 4,00 51,00 2,00 7,40 10,20 4. Merawang - 600,00 2,00 85,00 120,00 5. Belinyu 10,00 40,00 2,00 30,00 8,00 6. Riau Silip 35,00 120,00 2,00 24,40 24,00 7. Puding Besar 35,00 244,00 2,00 37,00 48,80 8. Mendo Barat 62,00 126,00 2,00 21,60 25,20 JUMLAH 175, ,00 2,00 366,40 438,40 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tahun 2012 Programa Penyuluhan Kab.Bangka

37 c) Belimbing Pengembangan usaha tani belimbing di Kabupaten Bangka pada tahun 2011 hanya dilaksanakan di Riau Silip dengan penanaman tanaman baru sebanyak 43 pohon. Di wilayah lain sama sekali tidak terdapat penanaman komoditas belimbing. Sementara itu produksi panen dilakukan hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Bangka kecuali di Bakam dengan total luas panen sebanyak Pohon dan total produksi 157,80 Kwintal dengan produktifitas sebesar 1,50 Kwintal/Pohon (Tabel 27). No Tabel 27. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Belimbing di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 Luas Tanam (Phn) Luas Panen (Phn) Produkti fitas (Kw/Phn) Jumlah Produksi (Kw) Sungailiat - 285,00 1,50 19,1 42,75 2. Pemali - 10,00 1,50 2,3 1,50 3. Bakam Merawang - 100,00 1,50 5,1 15,00 5. Belinyu - 10,00 1,50 3,0 1,50 6. Riau Silip 43,00 215,00 1,50 17,7 32,25 7. Puding Besar - 50,00 1,50 2,7 7,50 8. Mendo Barat - 382,00 1,50 3,0 57,30 JUMLAH 43, ,00 1,50 52,8 157,80 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tahun 2012 d) Duku/Kokosan/Langsat Pengembangan usaha tani duku/kokosan/langsat di Kabupaten Bangka pada tahun 2011 dilaksanakan hampir diseluruh wilayah Kabupaten Bangka kecuali di Merawang dan Programa Penyuluhan Kab.Bangka

38 Pemali. Pengembangan dilaksanakan melalui penanaman tanaman baru sebanyak 292,00 pohon. Sementara produksi duku/kokosan/langsat di Kabupaten Bangka Tahun 2011 dilaksanakan di 2 (dua) kecamatan, yaitu Sungailiat dan Mendo Barat dengan jumlah produksi 49,40 Kwintal. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 46,12 Kwintal (Tabel 28). No Tabel 28. Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas, dan Jumlah Produksi Duku/Kokosan/Langsat di Kabupaten Bangka Tahun 2010 dan 2011 Luas Tanam (Phn) Luas Panen (Phn) Produkti fitas (Kw/Phn) Jumlah Produksi (Kw) Sungailiat 15,00 182,00 2,00 3,84 36,40 2. Pemali ,36-3. Bakam 212, ,52-4. Merawang ,58-5. Belinyu 5, ,56-6. Riau Silip 10, ,26-7. Puding Besar 50, ,80-8. Mendo Barat 10,00 65,00 2,00 0,20 13,00 JUMLAH 292,00 247,00 2,00 46,12 49,40 Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tahun 2012 e) Durian Tanaman durian di Kabupaten Bangka memiliki luas yang cukup potensial. Pada tahun 2011 luas panen durian di Kabupaten Bangka mencapai ,00 Pohon, dengan produktifitas 2,00 Kwintal per pohon maka jumlah produksi durian mencapai ,60 Kwintal (Tabel 29). Programa Penyuluhan Kab.Bangka

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2009-2012 PADI LADANG PADI SAWAH JAGUNG 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 LAROMPONG - - 4

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki tanaman pangan maupun hortikultura yang beraneka ragam. Komoditas hortikultura merupakan komoditas pertanian yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

A. Realisasi Keuangan

A. Realisasi Keuangan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya perubahan secara terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai perubahan yang terencana,

Lebih terperinci

LEMBAR KATALOG Statistik Sayur-Sayuran Dan Buah-Buahan Kabupaten Penajam Paser Utara 2016 Katalog BPS : 5216.6409 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : ix + 79 Naskah : BPS Kabupaten Penajam Paser

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Letak geografi dan administratif Kota Balikpapan. LS BT Utara Timur Selatan Barat. Selat Makasar

Tabel 1.1. Letak geografi dan administratif Kota Balikpapan. LS BT Utara Timur Selatan Barat. Selat Makasar KOTA BALIKPAPAN I. KEADAAN UMUM KOTA BALIKPAPAN 1.1. LETAK GEOGRAFI DAN ADMINISTRASI Kota Balikpapan mempunyai luas wilayah daratan 503,3 km 2 dan luas pengelolaan laut mencapai 160,1 km 2. Kota Balikpapan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara GAMBARAN UMUM Wilayah Sulawesi Tenggara Letak dan Administrasi Wilayah Sulawesi Tenggara terdiri atas Jazirah dan kepulauan terletak antara 3 o - 6 o Lintang selatan dan 12 45' bujur timur, dengan total

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian di Wilayah Distrik Sorong Timur

BAB I PENDAHULUAN. pertanian di Wilayah Distrik Sorong Timur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tersedianya data dan informasi yang memberi gambaran akurat tentang potensi wilayah sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan bagi Pemerintah kalangan pertanian

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara

Lebih terperinci

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Apa yang sudah dicapai selama ini lebih ditingkatkan, Pemerintah Kota Jayapura akan lebih

Lebih terperinci

MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN BANGKA TAHUN : 2013

MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN BANGKA TAHUN : 2013 LAMPIRAN 3 MATRIKS PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN BANGKA TAHUN : 2013 Sasaran Pelaku KEGIATAN PENYULUHAN Pelaku Utama Petugas No Keadaan Tujuan Masalah Usaha Wanita Taruna Petani Kegiatan/ Sumber

Lebih terperinci

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 6885 INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT Karmini 1 1 Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman. Jalan

Lebih terperinci

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) 9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan permasalahan kemanusiaan purba yang bersifat laten dan aktual sekaligus. Ia telah ada sejak peradaban manusia ada dan hingga kini masih menjadi

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN

PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN PELUANG INVESTASI : Ekstensifikasi lahan pertanian di kecamatan lainnya di wilayah Kabupaten Siak, seperti Kecamatan Sungai Apit dan Sungai Mandau; Cetak Sawah Baru (CSB) yang berfungsi mencukupi kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung oleh ketersediaannya air yang cukup merupakan faktor fisik pendukung majunya potensi

Lebih terperinci

Tahun Bawang

Tahun Bawang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1. Keadaan Geografis. Kabupaten Kerinci terletak di daerah bukit barisan, dengan ketinggian 5001500 mdpl. Wilayah ini membentang

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 Statistik Daerah Kecamatan Teras Terunjam 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014 Nomor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan 109⁰29 109⁰45 50 Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan 5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau ditentukan melalui

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA A. Sasaran Umum Selama 5 (lima) tahun ke depan (2015 2019) Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) sasaran utama, yaitu: 1. Peningkatan ketahanan pangan, 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

Lebih terperinci

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR 7.1 Komoditas Unggulan di Kecamatan Pamijahan Berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) terhadap komoditas pertanian di Kabupaten Bogor yang menggambarkan

Lebih terperinci

IV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o sampai dengan

IV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o sampai dengan IV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Keadaan fisik Kabupaten Sleman Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o 13 00 sampai dengan 110 o 33 00 Bujur Timur, dan mulai 7ᵒ34 51 sampai dengan 7ᵒ47 03 Lintang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH PERTANIAN KABUPATEN BANGKA TAHUN : 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH PERTANIAN KABUPATEN BANGKA TAHUN : 2013 LAMPIRAN 4 RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH PERTANIAN KABUPATEN BANGKA TAHUN : 2013 KEGIATAN PENYULUHAN No Tujuan Masalah Sasaran Materi Kegiatan/ Sumber Penanggung Vol Lokasi Waktu Pelaksana Metoda Biaya

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI)

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI) KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN DAN SURPLUS PRODUKSI) Eka Dewi Nurjayanti, Endah Subekti Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 RENCANA KEGIATAN UNTUK MENGIKHTIARKAN KEMUDAHAN KEGIATAN PENYULUHAN KABUPATEN BANGKA TAHUN 2013

LAMPIRAN 2 RENCANA KEGIATAN UNTUK MENGIKHTIARKAN KEMUDAHAN KEGIATAN PENYULUHAN KABUPATEN BANGKA TAHUN 2013 LAMPIRAN 2 RENCANA KEGIATAN UNTUK MENGIKHTIARKAN KEMUDAHAN KEGIATAN PENYULUHAN KABUPATEN BANGKA TAHUN 2013 No Tujuan Masalah Iktiar/Kegiatan Yang dilakukan Lokasi Waktu Sumber Penanggung Biaya Jawab Pelaksana

Lebih terperinci

BAB II TUGAS PEMBANTUAN

BAB II TUGAS PEMBANTUAN BAB II TUGAS PEMBANTUAN Upaya pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang bermuara kepada kesejahteraan rakyat semakin meningkat. Penyerahan wewenang urusan pemerintahan kepada daerah otonom untuk mengatur

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jumlah kepala keluarga dan jumlah jiwa orang. 1

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jumlah kepala keluarga dan jumlah jiwa orang. 1 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Deskripsi Umum Wilayah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Siak Hulu Kabupaten Kampar mempunyai luas wilayah ± 1.000,33 KM 2. Yang terdiri dari 12 (Dua Belas ) Desa,

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

Analisis Potensi Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian Dalam Pembangunan Wilayah Di Kabupaten Sleman (Pendekatan Location Qoutient dan Shift Share)

Analisis Potensi Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian Dalam Pembangunan Wilayah Di Kabupaten Sleman (Pendekatan Location Qoutient dan Shift Share) SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Analisis Potensi Kecamatan Berbasis Komoditas Pertanian Dalam Pembangunan Wilayah Di Kabupaten Sleman (Pendekatan Location Qoutient dan Shift

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN TAMBELAN 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1423 Katalog BPS : 1101001.2102.070 Ukuran Buku : 17,6

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan terlindas oleh era globalisasi dan perdagangan bebas.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan terlindas oleh era globalisasi dan perdagangan bebas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia agribisnis di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia umumnya merupakan suatu sistem pertanian rakyat dan hanya sedikit saja yang berupa sistem perusahaan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

Kuliah ke-2. R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam

Kuliah ke-2. R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam Kuliah ke-2 R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam terdiri dari 3 kata: 1. Agro ( pertanian), 2. Eco ( lingkungan), dan 3. Logos (ilmu). artinya Agroekologi adalah

Lebih terperinci

KECAMATAN TERAS TERUNJAM DALAM ANGKA.

KECAMATAN TERAS TERUNJAM DALAM ANGKA. KECAMATAN TERAS TERUNJAM DALAM ANGKA 2014 ii ii KECAMATAN TERAS TERUNJAM DALAM ANGKA 2014 ii KECAMATAN TERAS TERUNJAM DALAM ANGKA 2014 No. Publikasi : 1706.1428 Katalog BPS : 1102001.1706030 Ukuran Buku

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan karakteristik kondisi Indonesia yang identik dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah karena memiliki peranan yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi jangka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ) AGROPOLITAN PONCOKUSUMO

ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ) AGROPOLITAN PONCOKUSUMO ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ) AGROPOLITAN PONCOKUSUMO Akhmad Faruq Hamdani Universitas Kanjuruhan Malang Email: hamdani_af@ymail.com Abstrak Pertumbuhan wilayah suatu daerah ditentukan oleh pemanfaatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan daerah dalam era globalisasi saat ini memiliki konsekuensi seluruh daerah di wilayah nasional menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi secara langsung

Lebih terperinci

Tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun

Tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun 9 2.1 Tanaman Sayuran Tabel 2.1.1 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun 20112015 Uraian A. 1 Bawang Merah Tahun * Luas Panen (Ha) 2,00 7,00 * Produktivitas (Ku/Ha) 45,00 90,00 * Produksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sektor pertanian di Indonesia perlu

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sektor pertanian di Indonesia perlu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang menopang kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sektor pertanian di Indonesia perlu terus dikembangkan

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : SUMBER DAYA ALAM : Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Peternakan, Perkebunan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di daerah tropis karena dilalui garis khatulistiwa. Tanah yang subur dan beriklim tropis

Lebih terperinci

S. Andy Cahyono dan Purwanto

S. Andy Cahyono dan Purwanto S. Andy Cahyono dan Purwanto Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jl. Jend A. Yani-Pabelan, Kartasura. PO BOX 295 Surakarta 57102 Telp/Fax: (0271) 716709; 716959 Email:

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,45 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 83,67 persen,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PRODUKSI TANAMAN PADI DAN PALAWIJA NTT (ANGKA TETAP 2009 DAN ANGKA RAMALAN II 2010) No. 03/07/53/Th.XIII, 1 Juli 2010 PUSO NTT 2010 MENGHAMBAT PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini

Lebih terperinci

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 Oleh : Thamrin 1), Sabran 2) dan Ince Raden 3) ABSTRAK Kegiatan pembangunan bidang pertanian di Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena pertanian berhubungan langsung dengan ketersediaan pangan. Pangan yang dikonsumsi oleh individu terdapat komponen-komponen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN PASAMAN

IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN PASAMAN 1 IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN PASAMAN Benny Oksatriandhi 1, Eko Budi Santoso 2 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara berkembang yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan terus mengupayakan pembangunan,

Lebih terperinci

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) RAHASIA Republik Indonesia SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan NP-2 adalah untuk mencatat/mengetahui nilai & volume produksi yang dijual petani

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

Siantar Marimbun 49,31%

Siantar Marimbun 49,31% Siantar Se 0,22% BAB IX PERTANIAN 9.1. Luas Lahan Secara umum, dari total luas lahan Kota Pematangsiantar, sebesar 2.316 ha at 28,96 persen merupakan lahan sawah, sebesar 2.205 ha atausekitar 27,58 persen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam yang tersebar luas di wilayahnya. Negara Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris dan sebagian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Keadaan Umum Wilayah Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai ratio jumlah rumahtangga petani

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sulawesi barat. Kabupaten Mamuju memiliki luas Ha Secara administrasi,

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sulawesi barat. Kabupaten Mamuju memiliki luas Ha Secara administrasi, IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografi Daerah Wilayah Kabupaten Mamuju merupakan daerah yang terluas di Provinsi Sulawesi Barat. Secara geografis Kabupaten Mamuju terletak di posisi : 00

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Bireuen

Profil Kabupaten Bireuen Profil Kabupaten Bireuen Ibukota : Bireuen Batas Daerah : Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh : 1 Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh : Sri Windarti H.0305039 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris, hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki luas lahan dan agroklimat yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai usaha

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/09 /Th. XIV, 5 September 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN AGUSTUS 2011 SEBESAR 99,44 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Agustus 2011 sebesar 99,44

Lebih terperinci

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR 4.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Rokan Hilir merupakan hasil pemekaran Kabupaten Bengkalis dengan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Sungailiat, Oktober 2010 Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka HERMANSYAH AH, SH PEMBINA TK.I NIP

KATA PENGANTAR. Sungailiat, Oktober 2010 Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka HERMANSYAH AH, SH PEMBINA TK.I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat-Nya Laporan Hasil Uji Mutu Pangan Segar dan Olahan di Kabupaten Bangka selesai disusun. Laporan ini memuat hasil pengujian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Potensi Daerah Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah terletak pada bagian tengah Provinsi Lampung dengan luas areal seluas 4.789,82 km 2. Kabupaten Lampung Tengah

Lebih terperinci