BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian auditing menurut Al. Haryono Jusup (2001) dalam bukunya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian auditing menurut Al. Haryono Jusup (2001) dalam bukunya"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Auditing II.1.1 Pengertian Auditing Pengertian auditing menurut Al. Haryono Jusup (2001) dalam bukunya Auditing Buku I (Pengauditan) adalah : Suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan criteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pengertian auditing menurut Mulyadi (2002) dalam bukunya Auditing Buku I (Edisi 6) adalah : Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Pengertian auditing menurut Agoes Sukrisno (2004) dalam bukunya Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik (Edisi 3) adalah : Jasa yang diberikan oleh auditor dalam memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan perusahaan klien. Pemeriksaan ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan atau menemukan kecurangan, walaupun dalam pelaksanaannya sangat memungkinkan diketemukannya kesalahan atau kecurangan. Pemeriksaan atas laporan keuangan dimaksudkan untuk menilai kewajaran laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 7

2 II.1.2 Standar Auditing yang Berlaku Umum Auditing dalam suatu perusahaan dilakukan oleh auditor. Auditor harus memenuhi standar auditing dalam pelaksanaan tugasnya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri dari atas 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dalam Standar Profesional Akuntan Publik, Standar Auditing disajikan sebagai berikut : Standar Umum 1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. 2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama. Standar Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. 8

3 Standar Pelaporan 1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. II.1.3 Jenis Audit Auditing pada umumnya terdiri dari 3 golongan: 1. Audit Laporan Keuangan Merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor independent terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan. Dalam audit laporan 9

4 keuangan ini, auditor independent menilai kewajaran laporan keuangan berdasarkan pada prinsip akuntansi berterima umum. Hasil auditing terhadap laporan keuangan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan audit, dan laporan audit ini dibagikan kepada para pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham, kreditur, dan Kantor Pelayanan Pajak. 2. Audit Kepatuhan Bertujuan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat kriteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan. 3. Audit Operasional Merupakan review atas setiap kegiatan secara sistematik atau bagian dari kegiatan tersebut yang berhubungan dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah untuk mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan dan membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Pihak yang memerlukan audit operasional adalah manajemen atau pihak ketiga. Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang meminta dilaksanakannya audit tersebut. II.2 Audit Operasional II.2.1 Pengertian Audit Operasional Kamus Standar Akuntansi (2006) mendefinisikan bahwa : 10

5 Audit Operasional adalah penilaian / evaluasi terhadap kinerja manajemen dan sesuai dengan kebijakan dan anggaran. Analisa organisasi dan operasi yang dilakukan meliputi penilaian struktur, kontrol, prosedur dan proses. Al. Haryono Jusup (2001) dalam bukunya Auditing Buku I (Pengauditan) mendefinisikan: Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan metoda yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Alvin A.Arens, Ronald J. Elder, dan Mark S. Beasley dalam bukunya Auditing and Anssurance Service-An Integrated Approach, 9 th Edition yang diterjemahkan oleh Ford Lumban Gaol, menyatakan: Operasional audit adalah penelaahan atas efisiensi dan efektifitas organisasi. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit operasional merupakan proses mereview prosedur dan pengendalian intern terhadap setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh suatu organisasi dalam menilai ekonomis, efisiensi dan efektivitas. II.2.2 Tujuan Audit Operasional Tujuan audit operasional adalah menilai ekonomis, efisiensi dan efektivitas dari bagian, aktivitas suatu badan usaha dalam memenuhi tujuan-tujuan organisasi. Dalam audit operasional dibuat rekomendasi untuk perbaikan kinerja suatu badan usaha. Pemakai utama hasil audit operasional ini adalah manajemen. Untuk setiap 11

6 tinjauan, manajemen menerima laporan dari tim pemeriksa yang mengindikasikan aktivitas-aktivitas yang dilaporkan dari pekerjaan. Pengertian ekonomis, efiesiensi dan efektivitas menurut Alvin A.Arens, Ronald J. Elder, dan Mark S. Beasley dalam bukunya Auditing and Anssurance Service-An Integrated Approach, 9 th Edition yang diterjemahkan oleh Ford Lumban Gaol, yaitu: 1. Ekonomis Berhubungan dengan bagaimana perusahaan mendapatkan sumber daya yang akan digunakan dalam setiap aktivitas. Sumber daya adalah kapasitas yang harus dimiliki perusahaan sehingga berbagai program yang ditetapkan dapat berjalan dengan baik. Ekonomis merupakan ukuran input yang digunakan dalam berbagai program yang dikelola. Artinya, jika perusahaan mampu memperoleh sumber daya yang akan digunakan dalam operasi dengan pengorbanan yang paling kecil, ini berarti perusahaan telah mampu memperoleh sumber daya tersebut dengan cara yang ekonomis. 2. Efisiensi Berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya, sehingga dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Efisiensi berhubungan dengan metode kerja. Dalam hubungannya dengan konsep inputproses-output, efisiensi adalah rasio antara output dan input. Seberapa besar output yang dihasilkan dengan menggunakan sejumlah tertentu input yang dimiliki perusahaan. Metode kerja yang baik akan dapat memandu proses operasi berjalan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Jadi efisiensi merupakan ukuran proses yang menghubungkan antara input dan output dalam operasional perusahaan. 3. Efektivitas Efektivitas dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Efektivitas merupakan ukuran dari output. 12

7 II.2.3 Tahapan Audit Operasional Audit operasional merupakan audit yang bertujuan untuk menilai efesiensi, efektivitas dan ekonomis dari setiap kegiatan operasional perusahaan dan untuk mereview kinerja perusahaan. Audit operasional yang dilakukan pada PT Wirontono Baru adalah audit terhadap departemen penjualan. Tujuan pelaksanaan audit operasional terhadap departemen penjualan di PT Wirontono Baru yang berupa penjualan ekspor adalah sebagai berikut: 1. Menilai ketaatan manajer, dan karyawan pada departemen penjualan terhadap kebijakan dan prosedur yang berlaku dalam perusahaan. 2. Menilai efesiensi, efektivitas, dan ekonomis terhadap pelaksanaan kegiatan operasional penjualan ekspor dan memungkinkan terdeteksi kelemahan yang terjadi. 3. Mengidentifikasi permasalahan yang terdapat dalam perusahaan serta memberikan saran dan rekomendasi mengenai tindakan korektif atau perbaikan yang diperlukan. Tahapan audit operasional meliputi : 1) Perencanaan Audit Operasional Audit Operasional dimulai dengan membuat suatu perencanaan agar audit yang dilakukan lebih terarah. Perencanaan audit merupakan penyusunan strategi secara menyeluruh mengenai ruang lingkup audit dan tindakan yang akan dilakukan. 13

8 Perencanaan audit operasional terhadap departemen penjualan berupa penjualan ekspor dilakukan dengan menggunakan beberapa prosedur audit yang umum digunakan yaitu: a. Meminta data mengenai perusahaan dan memahami setiap kebijakan serta prosedur penjualan. Data perusahaan diperoleh melalui wawancara dengan bagian akuntansi sebagai wakil dari perusahaan dan beberapa karyawan di bagian divisi marketing yang dapat memberikan informasi yang sangat dibutuhkan oleh penulis dan penjelasan secara rinci mengenai tujuan dan sasaran dari audit operasional yang akan dilakukan. Informasi yang dikumpulkan dari tahap ini antara lain: 1) Sejarah perusahaan 2) Struktur organisasi dan uraian tugas 3) Kegiatan operasional perusahaan 4) Prosedur penjualan 5) Produk yang berhubungan dengan departemen penjualan Setelah data tersebut diperoleh, lalu data tersebut dipelajari dan dipahami terlebih dahulu agar paham kondisi perusahaan. b. Mengadakan pengamatan fisik yang mencakup fasilitas dan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku umum serta kinerja dari para personil dalam kegiatan penjualan ekspor. Pengamatan fisik dapat dilakukan melalui kegiatan observasi yang bertujuan untuk melihat secara jelas mengenai aktivitas operasional dan prosedur kegiatan yang terkait dengan departemen penjualan. 14

9 c. Mengumpulkan bukti-bukti tertulis maupun lisan mengenai prosedur-prosedur yang ditetapkan perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah menjalankan kegitan organisasinya secara efisiensi, efektif dan ekonomis serta prektek yang sehat. Pengumpulan bukti-bukti dapat di peroleh dari perusahaan meliputi data penjualan, invoice dan dapat berupa wawancara. Wawancara dengan pejabat yang berwenang yang dilakukan dengan dua cara: 1) Wawancara lisan, dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara lisan kepada manajer teknik aplikasi, manajer keuangan, bagian marketing, dan bagian divisi produk yang melaksanakan aktivitas operasi penjualan produk. 2) Wawancara dengan menggunakan lembar pertanyaan (kuesioner), dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan kepada bagian akuntansi, untuk mengetahui dengan jelas mengenai pengendalian internal yang ada dalam perusahaan atas fungsi penjualan produk. d. Mengevalusi hasil wawancara, kuesioner dan pengamatan yang dilakukan. e. Melakukan konfirmasi kepada pihak manajemen tentang adanya temuantemuan sebagai hasil dari audit yang akan dijadikan rekomendasi untuk mengatasi kelemahan yang ditemukan dan rekomendasi untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. 2) Pengumpulan dan Evaluasi Bahan Bukti Pengumpulan bukti cukup kompeten yang menjadi dasar yang layak untuk menarik kesimpulan mengenai tujuan yang sedang diuji. Bahan bukti dapat 15

10 berupa dokumentasi, permintaan informasi ke klien, dan pengamatan. Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan audit operasional dan mengevaluasi kinerja perusahaan berdasarkan pada hasil; wawancara, pengamatan dan kuesioner. 3) Pelaporan dan Tindak Lanjut Laporan dalam audit operasional biasanya dikirim hanya ke pihak manajemen dan satu salinan untuk unit yang diperiksa. Keragaman audit operasional memerlukan penyusunan laporan secara khusus untuk menyajikan ruang lingkup, temuan, dan rekomendasi audit. Tindak lanjut adalah umum dalam audit operasional bila ada rekomendasi yang di ajukan kepada manajemen. II.2.4 Program Audit Operasional Program audit operasional yang dilaksanakan terhadap departemen penjualan, meliputi: 1. Audit terhadap Prosedur Penerimaan Pesanan Pelanggan a. Tujuan Audit : Tujuan audit terhadap prosedur penerimaan pesanan pelanggan adalah untuk menilai bahwa pemrosesan pesanan pelanggan telah sesuai dengan prosedur yang ada mulai dari penerimaan pesanan sampai dengan pengiriman produk sehingga pesanan tersebut sesuai dengan keinginan pelanggan. b. Prosedur auditnya: 1) Periksa apakah pemrosesan pesanan penjualan produk disajikan secara tertulis atau tidak. 16

11 2) Dapatkan informasi yang spesifik mengenai prosedur dan kebijakan penerimaan pesanan baik dari bagian penjualan ataupun dari peraturan perusahaan. 3) Evaluasi prosedur yang telah ada apakah sudah mendukung kegiatan perusahaan dan telah dilaksanakan dengan sebagai mana mestinya. 4) Memeriksa data-data pelanggan dan kelengkapan otorisasi dokumen atas pesanan pelanggan, meliputi: a) Nama, alamat dan tujuan pengiriman produk sesuai dengan permintaan. b) Kolom paraf staf penjualan, kepala bagian keuangan dan direktur yang menyetujui pesanan. c) Jenis produk, jumlah produk sesuai pesanan. d) Harga satuan dan total harga. e) Tanggal pengiriman pesanan dan tanggal penerimaan pesanan yang dikehendaki. f) Persyaratan ekspor sesuai perjanjian antar perusahaan dengan pelanggan dan cara pembayarannya Telegraphic Transfer atau Letter of Credit serta bank yang telah ditetapkan. 5) Periksa apakah ada pesanan pelanggan yang belum terpenuhi dan menyelidiki penyebab pesanan pelanggan belum diproses. 2. Audit terhadap Proses Pengiriman Produk a. Tujuan Audit: 17

12 Tujuan audit terhadap proses pengiriman produk adalah untuk mengetahui bahwa produk yang dikirim telah sesuai dengan pesanan dan telah lengkap dokumen pengirimannya. b. Prosedur audit: 1) Mempelajari prosedur pengiriman produk yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 2) Mengevaluasi apakah prosedur pengiriman produk yang ditetapkan oleh perusahaan sudah baik dan apakah telah dilakasanakan. 3) Periksa apakah sebelum pengiriman produk dilakukan pengecekan antara dokumen dan produk yang dikirim. 4) Periksa apakah pengiriman produk dilakukan dengan otorisasi dan dicek serta ditandatangani oleh pejabat yang berwenang. 5) Periksa apakah dokumen pengiriman produk dicap sudah dikirim/diterima oleh pihak penerima produk. 3. Audit terhadap Prosedur Pembuatan Invoice a. Tujuan Audit: Tujuan audit terhadap prosedur pembuatan invoice adalah untuk mengetahui bahwa transaksi penjualan telah dicatat secara aktual. b. Prosedur audit: 1) Melakukan audit terhadap invoice apakah pembuatan invoice telah disahkan oleh pihak yang berwenang. 2) Dilakukan konfirmasi ke pelanggan yang bersangkutan agar diketahui kebenaran transaksi tersebut. 18

13 3) Melakukan vouching untuk memastikan bahwa pencatatan transaksi telah dicatat berdasarkan bukti dokumen yang ada dalam hal nominal dan tanggal terjadinya transaksi. II.3 Penjualan II.3.1 Pengertian Penjualan Pengertian penjualan menurut Arman Hakim Nasution, Indung Sudarso, dan Lantip Trisunarno dalam buku Manajemen Pemasaran Untuk Engineering adalah Suatu kegiatan penghubung antara perusahaan dengan konsumen untuk merealisasi tujuan akhir pemasaran. Penjualan dapat dikatakan sebagai ujung tombak perusahaan dalam berperang di medan pasar untuk meraih kemenangan. II.3.2 Jenis Penjualan Jenis penjualan ada dua, terdiri dari: 1. Penjualan Tunai Penjualan tunai terjadi jika proses pembayaran terjadi ketika barang dipesan. Pada saat itu pelanggan langsung mendapat invoice sebagai bukti pembayarannya. Biasanya penjualan tunai terjadi pada toko retail (eceran) seperti toko buku, supermaket, hypermarket, rumah sakit, dan lain-lain. Pada tahap itu transaksi pembayaran biasanya dibantu dengan cash register yang terhubung dengan sistem informasi perusahaan. 2. Penjualan Kredit 19

14 Penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya tidak diterima sekaligus. Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirim barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan pembayaran kepada perusahaan yang akan ditagih dalam jangka waktu tertentu. II.3.3 Siklus Penjualan Siklus manajemen penjualan yang efektif dan efisien memiliki hubungan antara satu proses dengan proses lain dalam satu kesatuan. Siklus manajemen penjualan dari awal sampai akhir, meliputi: 1. Pre-sales activity, negosiasi dengan pelanggan yang kemudian disertai dengan pembuatan penawaran harga. 2. Sales order processing, proses dilanjutkan dengan pembuatan order penjualan. 3. Inventory sourcing, perusahaan perlu menyediakan barang yang dipesan oleh pelanggan, dan melihat apakah barangnya sudah ada di gudang, perlu diproduksi terlebih dahulu atau perlu dipesan dahulu ke supplier. 4. Shipping, barang yang tersedia lalu diproses delivery, yaitu guna mengirimkan barang ke pelanggan. Gambar II.1 Proses Shipping 5. Billing, perusahaan menagih ke pelanggan dengan mengirim invoice. 20

15 6. Payment, berdasarkan invoice tersebut pelanggan akan melakukan pembayaran atas barang yang dibeli. Gambar II.2 Siklus sales order management II.3.4 Pengendalian Intern Penjualan Menurut Kamus Standar Akuntansi (2006), Pengendalian Intern : 1. Suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sehingga antara bagian yang secara otomatis akan mengawasi bagian lainnya. 2. Suatu pengujian kebenaran data yang dilakukan dengan mencocokkan berbagai angka-angka dan transaksi yang dilaksanakan oleh petugas berbeda. Menurut Kamus Standar Akuntansi (2006), Sistem Pengendalian Intern adalah suatu sistem yang direncanakan guna membantu pimpinan perusahaan dalam mengendalian kelancaran operasional perusahaan dengan mencegah kemungkinan terjadinya penyelewengan, mengurangi tingkat kesalahan dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Dengan demikian sistem pengendalian intern secara garis besar dirancang untuk meningkatkan efisiensi, mencegah dan mengungkapkan penyelewengan serta mengawasi penyelewengan terhadap kebijakan pimpinan. 21

16 Pengendalian intern terhadap penjualan, meliputi : 1. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu perusahaan dan mempengaruhi personal perusahaan tentang pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian intern, yang membentuk disiplin dan struktur. Dalam perusahaan perlu adanya komitmen dari para karyawan. Oleh karena itu, bagian penjualan harus menjalankan tugasnya dengan baik dan benar sesuai prosedur yang berlaku agar tujuan perusahaan tercapai. Bagian penjualan harus melaksanakan transaksi penjualan sesuai dengan pesanan (aktual). 2. Penilaian Risiko Penilaian risiko bertujuan mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko perusahaan yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan yang berdasarkan prinsip akuntansi. Pencatatan penjualan harus dicatat berdasarkan transaksi yang terjadi agar laporan penjualan dapat dijadikan sebagai informasi yang bermanfaat dan dapat diandalkan bagi para pemakai laporan. 3. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur ini memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk mengurangi risiko dalam pencapaian tujuan perusahaan. Informasi mengenai prosedur penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan apakah sudah sesuai dengan kebijakan yang 22

17 berlaku seperti adanya pemisahan tugas yang tepat antara yang mencatat dan mengirim pesanan penjualan. 4. Informasi dan Komunikasi Informasi dan komunikasi terkait dengan penjualan mencakup data-data dan penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam pelaporan penjualan tentang bagaimana aktivitas dilaksanakan yang berhubungan dengan pekerjaan orang lain seperti transaksi penjualan yang dicatat adalah informasi yang sah dan telah diotorisasi serta dapat dibuktikan kebenarannya. 5. Pemantauan Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian sepanjang waktu. Aktivitas penjualan harus dikontrol dengan baik agar berjalan secara efektif dan efisien. II.4. Penjualan Ekspor Kegiatan ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah Pabean suatu Negara ke Negara lain dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor memiliki ketentuan, meliputi: 1. Eksportir memiliki surat ijin usaha perdagangan baik perorangan maupun badan hukum. 2. Eksportir wajib mengetahui barang yang dilarang di ekspor oleh Pemerintah atau harus seijin Pemerintah. 3. Eksportir harus mengetahui ekspor barang ke suatu Negara yang dilarang oleh Pemerintah. 23

18 Dalam hal penjaminan pembayaran yang sering dipakai adalah letter of credit (L/C) atau telegraphic transfer (T/T). Letter of Credit adalah sebuah instrument yang diterbitkan oleh Bank atas permintaan nasabahnya, yang menguasakan seseorang / perusahaan penerima instrument tersebut menarik wesel atas bank berdasarkan persyaratan dalam instrument tersebut. Wesel sebagai alat untuk menagih atau menerima hasil pembayaran transaksi. Telegraphic Transfer adalah pembayaran dengan cara transfer via bank. Pembukaan L/C dapat di lihat dari bagan berikut: Gambar II.3 Bagan Pembukaan L/C Keterangan: 1. Importir minta kepada Banknya (Bank Devisa) untuk membuka L/C untuk dan atas nama eksportir. Importir bertindak sebagai opener (A-B). 2. Pembukaan L/C ini dilakukan melalui salah satu koresponden Bank di luar negeri. Koresponden Bank bertindak sebagai pengantara kedua ini disebut sebagai Advising Bank atau Notifying Bank (B-C). 3. Advising Bank memberitahukan kepada eksportir mengenai pembukaan L/C tersebut. Eksportir yang menerima L/C disebut beneficiary (C-D). Di dalam hal advising Bank juga dikuasakan untuk membeli wesel-wesel yang ditarik oleh 24

19 eksportir atas L/C itu, maka advising Bank ini juga dapat disebuit Negotiating Bank. Bank Devisa dalam kegiatan ekspor berperan sebagai pemberi jasa perkreditan, baik dalam bentuk kredit ekspor maupun sebagai uang muka jaminan L/C impor serta pihak yang yang menyampaikan dokumen pengapalan maupun negosiasi dokumen pengapalan. Dalam ekspor juga dikenal bill of lading yang berfungsi sebagai tanda terima barang, sebagai bukti pemilikan atas barang, dan sebagai bukti adanya perjanjian pengangkutan laut. Bill of lading dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran. Salah satu syarat penyerahan barang dalam ekspor-impor adalah Free On Board yang berarti penyerahan barang dilakukan saat barang melewati pagar kapal di pelabuhan pengapalan yang disebut. Pengapalan barang disebut shipment. Dalam ekspor perlu ada sertifikat asuransi sebagai surat bukti pertanggungan yang dikeluarkan maskapai asuransi atas permintaan eksportir maupun importir untuk menjamin keselamatan atas barang yang dikirim dari bencana dan kerusakan, dengam membayar premi. Setelah barang dikapalkan dan eksportir telah menerima bill of lading dari Maskapai Pelayaran atau freight Forwarder, maka selanjutnya menyiapkan COO (Certificiate of Origin) atau Surat Keterangan Asal yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan. Inti dari COO adalah pernyataan dari pemerintah Indonesia (dalam hal ini diwakili oleh Departemen Perdagangan) bahwa barang yang diekspor benar-benar dibuat di Indonesia (negara asal pembuat barang ekspor). Selanjutnya bagian ekspor membuat dokumen berupa Beneficiarty Certificate, yaitu surat pernyataan dari eksportir bahwa semua salinan dokumen 25

20 ekspor yang diminta telah dikirim ke alamat yang diminta oleh importir sesuai dengan yang disyaratkan di dalam Letter of Credit. Prosedur dan dokumen yang digunakan dalam penjualan ekspor, yaitu: 1. Importir menghubungi perusahaan eksportir untuk permintaan harga atas barang yang ingin dipesan. 2. Setelah perusahaan eksportir menerima permintaan harga dari importir, maka bagian eksportir memenuhi permintaan tersebut dengan mengirimkan penawaran (Offer). Penawaran tersebut berisi nama barang/komoditas, mutu barang, daya tahan barang, cara pengepakan barang, jumlah barang yang ditawarkan, harga jual dan tempat penyerahan barang, waktu pengapalan, cara pembayaran dan contoh barang dengan kualitas barang dan lain-lain. 3. Importir yang tidak menyetujui seluruh syarat dalam penawaran dapat mengajukan permintaan perubahan (counter-offer) yang diinginkan. Kemudian importir membuat purchase order (PO). 4. PO yang telah diterima eksportir akan diproses oleh bagian penjualan yang akan mengkonfirmasikan pesanan importir ke bagian gudang untuk mengecek barang untuk memastikan bahwa barang yang ada digudang dapat memenuhi pesanan importir. Setelah PO disetujui oleh eksportir, maka importir akan menyiapkan sales contract yang akan diajukan kepada eksportir. Contract Sales berisi persyaratan barang, jumlah barang, harga barang, waktu pengiriman, validity time, contoh barang, persyaratan pembayaran, shipping documents (Faktur niaga yang ditandatangani oleh eksportir, Bill of Lading, 26

21 Certificate of Origin, Surat pemeriksaan barang, Surat asuransi, Packing list, Measurement list, Log list, Weight note, dll) 5. Setelah Sales contract ditanda tangani oleh eksportir dan importir, maka pihak importir berkewajiban menyediakan dana untuk melunasi barang yang dipesan dan dalam bentuk yang disepakati dengan membuka Letter of Credit (L/C). 6. Bagian penjualan mengkonfirmasikan sales contract ke bagian gudang untuk menyiapkan barang sesuai pesanan. Setelah itu bagian gudang mengkonfirmasikan ke bagian pengiriman. 7. Setelah itu barang di produksi berdasarkan PO, sales contract dan L/C. 8. Pihak eksportir menunjuk juru ukur (Measurer) yang akan meneliti jenis, mutu, jumlah berat, ukuran, dan harga satuan barang serta total barang menurut harga pasar yang berlaku, biaya tambang yang lazim yang diperlukan untuk penerbitan Laporan Kebenaran Pemeriksaan (LKP) dan surat asuransi yang disyaratkan dalam order pembelian dan L/C. 9. Dari Laporan Kebenaran Pemeriksaan (LKP), bagian penjualan akan membuat invoice. Dalam invoice dicantumkan syarat penyerahan barang ( Free on Board Shipping Point atau Free on Board Destination Point ). 10. Berdasarkan invoice, bagian gudang menyiapkan daftar pengepakan seperti packing list, weight note, measurement list. 11. Mengasuransikan barang yang akan dikirim ke importir. 12. Setelah barang siap untuk ekspor, eksportir membuat dokumen Shipping Instruction (S.I.) berupa instruksi pengapalan dan menyerahkan barang-barang itu kepada forwarding agent atau langsung ke Maskapai Pelayaran untuk 27

22 dikirim selanjutnya ke pelabuhan tujuan yang dimaksud dalam order pembelian dan Letter of Credit. Dan setelah itu menyelesaikan custom clearance untuk barang ekspor. 13. Dari Maskapai Pelayaran, Eksportir menerima bill of lading for combined transport bagi barang-barang yang diangkut dengan Aneka Wahana. Bill of lading dan dokumen lainnya sesuai perjanjian yang ada dalam L/C akan diteruskan oleh Bank korespoden kepada bank importir (opening bank). Setelah itu eksportir dapat mengurus penerimaan pembayaran dari bank importir untuk menegosiasikan dokumen pengapalan. Setelah Opening Bank menerima dokumen pengapalan dari Bank Korespondennya (Advising / negotiating Bank), maka Opening Bank meneyelesaikan perhitungannya dengan importir. Importir akan menerima dokumen sesuai ketentuan L/C melalui Opening Bank. Dokumen-dokumen tersebut dipergunakan selanjutnya dalam penyelesaian Bea Masuk dengan bea & cukai dan penyerahan barang dari Maskapai Pelayaran. 14. Bank yang telah diberi wewenang oleh importir akan melakukan pelunasan atas barang sesuai ketentuan Letter of Credit. Barang diserahkan ke pihak importir melalui jasa ekspedisi. Dari proses diatas, maka prosedur penjualan ekspor dapat digambarkan sebagai berikut: 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

KUESIONER EFEKTIFITAS ATAS PENJUALAN VARIABEL DEPENDEN

KUESIONER EFEKTIFITAS ATAS PENJUALAN VARIABEL DEPENDEN LAMPIRAN KUESIONER EFEKTIFITAS ATAS PENJUALAN VARIABEL DEPENDEN Jawaban Kuesioner No Pertanyaan SS S RR TS STS. Pemrosesan Order Penjualan. Permintaan barang dagang oleh pelanggan diterima melalui telepon,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Sistem Pembayaran Perdagangan Internasional, mahasiswa akan dapat

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

Proses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9

Proses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9 Proses dan Prosedur Impor Pertemuan ke-9 1. Tahapan impor 2. Bagan proses permohonan perizinan impor via on-line dan secara manual 3. Proses Importasi 4. Prosedur Impor DEFINISI IMPORTIR Badan usaha

Lebih terperinci

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6 Berbagai Dokumen Penting Ekspor Pertemuan ke-6 BERBAGAI DOKUMEN EKSPOR 1. Invoice 2. Sales Contract 3. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang ) 4. Full Set on Board Ocean Bill of Lading / Airway bill 5. Packing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI KINERJA BAGIAN PENJUALAN PADA PT. OPTIMA INFOCITRA UNIVERSAL

BAB IV PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI KINERJA BAGIAN PENJUALAN PADA PT. OPTIMA INFOCITRA UNIVERSAL BAB IV PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI KINERJA BAGIAN PENJUALAN PADA PT. OPTIMA INFOCITRA UNIVERSAL IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Sesuai dengan ruang lingkup pembahasan audit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan A. Ekspor BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI IV.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang dilakukan adalah atas aktivitas yang berkaitan dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

Materi Minggu 7. Prosedur Dasar Pembayaran Internasional

Materi Minggu 7. Prosedur Dasar Pembayaran Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 49 Materi Minggu 7 Prosedur Dasar Pembayaran Internasional Cara-cara melakukan penyelesaian akhir hutang piutang antar negara, yaitu tidak lain adalah apa yang kita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit eksternal. Faktor utama diperlukannya audit internal adalah meluasnya rentang kendali

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek, penulis lakukan di PT. Alenatex Bandung. Disana penulis ditempatkan pada bidang ekspor, dibawah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melakukan pekerjaannya seorang auditor harus memiliki pedoman, langkah-langkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melakukan pekerjaannya seorang auditor harus memiliki pedoman, langkah-langkah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Audit Audit atas laporan keuangan diperlukan untuk menghindari ketidakakuratan suatu laopran baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Audit Operasional Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan perencanaan pemeriksaan. Perencanaan pemeriksaan merupakan

Lebih terperinci

L 1 LAMPIRAN-LAMPIRAN. I. Lampiran Dokumen. Cash Receipt Voucher

L 1 LAMPIRAN-LAMPIRAN. I. Lampiran Dokumen. Cash Receipt Voucher L 1 LAMPIRAN-LAMPIRAN I. Lampiran Dokumen Cash Receipt Voucher Delivery Note L 2 Kwitansi L 3 Invoice Lokal L 4 Invoice Lokal L 5 Faktur Pajak L 6 Faktur Pajak L 7 Parts Order Sheet Suzuki L 8 Delivery

Lebih terperinci

DOKUMEN EKSPOR IMPOR. Hertiana Ikasari, SE, MSi

DOKUMEN EKSPOR IMPOR. Hertiana Ikasari, SE, MSi DOKUMEN EKSPOR IMPOR Hertiana Ikasari, SE, MSi Dokumen yang dibutuhkan dalam perdagangan Internasional bervariasi tergantung pada jenis transaksi, ketentuan atau peraturan negara pengimpor dan pengekspor,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT GHINA ANUGERAH LESTARI merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi (Freight Forwarder) di Jakarta yang melayani jasa pengiriman barang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan BAB 4 HASIL DAN BAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit kecurangan terhadap fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan audit kecurangan diperlukan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Ekspor Impor Transaksi Ekspor - Impor adalah transaksi perdagangan internasional (International Trade) yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan menjual barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana penulis ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian utang usaha Menurut Munawir, (2007:18) utang dagang adalah utang yang timbul karena adanya pembelian dagangan secara kredit. Jadi dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab V Simpulan dan Saran 116 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengendalian intern siklus penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Audit Audit memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan. Pada akhir pemeriksaan, auditor independen akan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 65 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian pada PT. Omron Manufacturing of Indonesia serta pembahasan berdasarkan teori, dalam hal ini penulis menarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu

BAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu BAB II LANDASAN TEORI A. Ekspor 1. Pengertian Ekspor Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barangbarang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN. PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City,

BAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN. PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, BAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya

Lebih terperinci

Proses dan Prosedur Ekspor. Pertemuan ke-3

Proses dan Prosedur Ekspor. Pertemuan ke-3 Proses dan Prosedur Ekspor Pertemuan ke-3 PROSES PERDAGANGAN EKSPOR Kegiatan ekspor: Upaya seorang pengusaha dlm memasarkan komoditi yg dikuasainya ke negara lain atau bangsa asing, dg mendapatkan pembayaran

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB 1 KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL BAB 1 KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL 1. Pengertian dan Pengaturan Transaksi Ekspor Impor untuk UKM Hubungan perdagangan luar negeri dalam hal ini ekspor impor sama halnya dengan perdagangan dalam negeri

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam setiap perusahaan tentu menginginkan adanya kemajuan dan berkembang menjadi besar, maka kebutuhan akan adanya suatu pengendalian intern dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber pendapatan adalah berasal dari kegiatan penjualan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit dan Jenis-jenis Audit II.1.1. Pengertian Audit Perusahaan-perusahaan harus melakukan audit atas laporan keuangan maupun audit atas operasi dan audit atas ketaatan,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PROSEDUR PEMERIKSAAN OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN

EVALUASI ATAS PROSEDUR PEMERIKSAAN OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 75 96 EVALUASI ATAS PROSEDUR PEMERIKSAAN OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN Oleh Iriyadi Dosen Pada Sekolah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis. SA Seksi 710 PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM AUDIT BISNIS KECIL Sumber : PSA No. 58 PENDAHULUAN 01. Pernyataan Standar Auditing yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diterapkan dalam audit informasi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengauditan internal atas pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

BAB II PROSES PERDAGANGAN LUAR NEGERI

BAB II PROSES PERDAGANGAN LUAR NEGERI BAB II PROSES PERDAGANGAN LUAR NEGERI Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Proses Perdagangan Luar Negeri, Mahasiswa akan dapat menjelaskan proses perdagangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ahli, Boynton, Ziegler dan Kell (2007) mendefinisikan sebagai berikut Operational

BAB II LANDASAN TEORI. ahli, Boynton, Ziegler dan Kell (2007) mendefinisikan sebagai berikut Operational BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit Operasional II.1.1. Pengertian Audit Operasional Ada beberapa pengertian mengenai audit operasional yang dikemukakan para ahli, Boynton, Ziegler dan Kell (2007) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomis suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan 4.1.1 Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri Penulis mempunyai kriteria tersendiri untuk menilai unsur pengendalian internal dalam perusahaan. Kriteria

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Menurut Krismiadji (2002;4) suatu sistem informasi akuntansi sering disebut juga sebagai sistem informasi adalah suatu kombinasi dari personalia, catatan-catatan,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : L1 LAMPIRAN Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : 1. Ya, artinya sistem dan prosedur telah diterapkan serta dilaksanakan dengan baik sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan yang akan dijabarkan pada bab ke empat ini mengenai pelaksanaan audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum dilakukannya kegiatan audit

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi 1 2 3 4 5 6 Apakah internal auditor memiliki kedudukan yang independen dalam melakukan pemeriksaan

Lebih terperinci

KUESIONER PENGARUH AUDIT INTERNAL ATAS PENJUALAN TUNAI PADA PT. X VARIABEL INDEPENDEN ( X )

KUESIONER PENGARUH AUDIT INTERNAL ATAS PENJUALAN TUNAI PADA PT. X VARIABEL INDEPENDEN ( X ) KUESIONER PENGARUH AUDIT INTERNAL ATAS PENJUALAN TUNAI PADA PT. X VARIABEL INDEPENDEN ( X ) Jawaban Kuesioner No Pertanyaan SS S RR TS STS 1. fungsi Audit Internal Penjualan Tunai a. Independensi Auditor

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

Lampiran 1. Hasil Kuesioner Lampiran 1. Hasil Kuesioner No Pertanyaan Ada Tidak Ada 1. Lingkungan Pengendalian Apakah perusahaan memiliki prosedur atau kebijakan secara tertulis mengenai a. Prosedur Pengiriman? 33.30% 66.60% b. Pencatatan

Lebih terperinci

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI BAB XI. AUDITING AUDITING ; pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

Prosedur Dasar Pembayaran Internasional. By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI

Prosedur Dasar Pembayaran Internasional. By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI Prosedur Dasar Pembayaran Internasional By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI 1 Transaksi pembayaran dan trasaksi pembiayaan Setiap transaksi jual beli selalu mengenal adanya transksi pembayaran. Transaksi

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK IV.1. Perencanaan dan Tujuan Audit Operasional atas fungsi Penjualan, Piutang Usaha

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. Latar Belakang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan BAB IV PEMBAHASAN Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan yang dilakukan dari sudut pandang manajemen dengan tujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas dari setiap operasional

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan,

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan, 5 BAB II LANDASAN TEORI Informasi dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan, di butuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan, seperti kreditur, calon

Lebih terperinci

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga STANDAR AUDITING SA Seksi 200 : Standar Umum SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga SA Seksi 500 : Standar Pelaporan Keempat STANDAR UMUM 1.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBAYARAN BARANG DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM KEGIATAN EKSPOR DAN IMPOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBAYARAN BARANG DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM KEGIATAN EKSPOR DAN IMPOR PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBAYARAN BARANG DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM KEGIATAN EKSPOR DAN IMPOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Bumi Maestroayu dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Bumi Maestroayu dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Bumi Maestroayu dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang telah penulis uraikan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Kas Sebelum penulis menguraikan arti dari penerimaaan kas, terlebih dahulu penulis akan menguraikan lebih rinci mengenai pengertian kas, dimana dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan piutang usaha modern market seperti

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Sejarah perusahaan PD. Hutama Waserda merupakan perusahaan berbadan hukum yang bergerak di bidang retail dan didirikan pada tanggal 8 oktober 1993 oleh Bpk. Wendy

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 7 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori yang digunakan untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1 Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PROFESI AKUNTAN PUBLIK Timbul dan Berkembangnya Profesi Akuntan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Jenis-Jenis dan Tujuan Audit 2.1.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan suatu ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Inti Duta Dwitama Transindo adalah perusahaan yang dapat memberikan jasa pelayanan/pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut 6 BAB II LANDASAN TEORI A. AUDITING 1. Definisi Auditing Kata auditing diambil dari bahasa latin yaitu Audire yang berarti mendengar dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pemeriksaan akuntan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi Penyelenggaraan sistem akuntansi akan menyediakan informasi keuangan mengenai harta, kewajiban, dan modal perusahaan. Berdasarkan informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Definisi Audit Menurut Alvin A.Arens dan James K.Loebbecke Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi pengendalian internal adalah suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan untuk menjadi lebih baik dalam memperoleh laba. Untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan untuk menjadi lebih baik dalam memperoleh laba. Untuk memperoleh Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap perusahaan tentu menginginkan adanya peningkatan dan perkembangan untuk menjadi lebih baik dalam memperoleh laba. Untuk memperoleh

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS PENJUALAN PADA PT.FESTO VARIABEL INDEPENDEN Jawaban Kuesioner No Pertanyaan SS S R TS STS 1. Kualifikasi Audit internal Penjualan a.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian 2.1.1 Pengertian Pembelian Pembelian adalah transaksi pembelian terjadi antara perusahaan dengan pemasok atau pihak penjual. Barang-barang yang dibeli dapat berupa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor 1. Jelaskan tiga dokumen yang diperlukan untuk mengurus pengiriman sebelum melaksanakan ekspor! a. Delivery Order (DO), yaitu surat dari perusahaan pelayaran sebagai jawaban dari shipping instruction b.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Audit Definisi auditing menurut Jusup (2014:10) adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit 1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Anugrah. Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT. Anugrah

Lebih terperinci

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) Disampaikan oleh M. HUSNI MUBAROK, SE. M.SI.Ak. CA MAULAN IRWADI, SE.M MSI,.Ak.CA PREVIEW GENERAL AUDIT 1. DEFINISI 2. TUJUAN 3.TANGGUNG JAWAB LAP. KEU 4.CARA

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Sistem Dari beberapa pengertian sistem, berikut adalah pengertian sistem menurut Mulyadi (2001:2) ; Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen BAB IV Hasil Praktek Kerja dan Analisis 4.1 Sistem Komputerisasi yang digunakan Perusahaan ini telah menggunakan sistem yang terkomputerisasi sebagai kegiatan operasional kerja. Database yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saingnya, perusahaan hendaknya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi 2.1.1 Pengertian Efisiensi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang waktu,

Lebih terperinci

Syariah Mandiri (BSM) menerapkan produk L/C ini untuk melayani transaksi. hanya terietak pada saat pembayaran weselnya saja. Untuk sight L/C, bank

Syariah Mandiri (BSM) menerapkan produk L/C ini untuk melayani transaksi. hanya terietak pada saat pembayaran weselnya saja. Untuk sight L/C, bank 82 BABIV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menganalisa penerapan perlakuan akuntansi terhadap produk letter of credit (L/C) pada Bank Syariah Mandiri (BSM). Bank Syariah Mandiri (BSM) menerapkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak BAB II DASAR TEORI A. Deskripsi Teori 1. Sistem Akuntansi Kebutuhan terhadap informasi keuangan dari suatu perusahaan sangat diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak di luar

Lebih terperinci

PENGAWASAN INTERN PEMBELIAN PADA PT. DARA TUAH MEDAN

PENGAWASAN INTERN PEMBELIAN PADA PT. DARA TUAH MEDAN 856 PENGAWASAN INTERN PEMBELIAN PADA PT. DARA TUAH MEDAN PORKAS SOJUANGON LUBIS *) *) Dosen Fakultas Ekonomi UNIVA Medan NIDN : 0101067903 Email : lubis.rahman@yahoo.com ABSTRAK Pembelian merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Sistem Akuntansi Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci