PENGAWASAN INTERN PEMBELIAN PADA PT. DARA TUAH MEDAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGAWASAN INTERN PEMBELIAN PADA PT. DARA TUAH MEDAN"

Transkripsi

1 856 PENGAWASAN INTERN PEMBELIAN PADA PT. DARA TUAH MEDAN PORKAS SOJUANGON LUBIS *) *) Dosen Fakultas Ekonomi UNIVA Medan NIDN : lubis.rahman@yahoo.com ABSTRAK Pembelian merupakan salah satu kegiatan yang penting bagi keberhasilan usaha perusahaan dan dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan misalnya pembelian aktiva tetap, bahan baku produksi, peralatan kantor dan lain sebagainya. Dunia usaha mempunyai perhatian yang semakin meningkat terhadap pengawasan intern, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :1).Perkembangan ruang dan ukuran perusahaan sehingga untuk mengawasi kegiatan usaha secara efektif, manajer tergantung pada berbagai laporan dan analisa yang dihasilkan. 2).Tanggung jawab utama manajemen untuk melindungi harga perusahaan, mencegah dan menemukan kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan terletak pada manajemen harus mendirikan sistem pengawasan intern yang sesuai untuk memenuhi tanggung jawab tersebut.3).pengawasan yang dilakukan lebih dari satu orang merupakan ciri khas dari sistem pengawasan intern yang dapat menutupi kekurangan yang ada pada manusia sehingga kesalahan-kesalahan serta kekurangan yang dapat diketahui dengan segera. 4).Sistem pengawasan yang baik memisahkan fungsi-fungsi pencatatan, penerimaan dan penyimpanan serta pelaksanaannya sehingga pengawasan tersebut akan lebih terjamin. Keterlibatan dari beberapa bagian dalam prosedur pembelian tentu memerlukan suatu pengawasan agar prosedur pembelian tersebut berjalan dengan baik. Pengawasan yang dilakukan terhadap prosedur pembelian harus mempunyai struktur agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pelaksanaannya. Kata Kunci : Perusahaan, Pembelian, Pengawasan, Pengawasan Intern 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas perusahaan merupakan rangkaian dari setiap kegiatan-kegiatan baik itu pembelian, produksi, penjualan, pembayaran upah/gaji dan lain-lain. Setiap bidang merupakan integral dari aktivitas perusahaan sehingga kelemahan disatu bidang menyebabkan terhambatnya kegiatan pada bagian lain. Fungsi pembelian merupakan salah satu fungsi yang penting pada setiap perusahaan, oleh karenanya diperlukan pengaturan dan penataan yang tepat agar tidak menganggu kelancaran operasi perusahaan. Pembelian yang tidak efisien akan mengurangi

2 857 pendapatan perusahaan, sedangkan kebijaksanaan pembelian yang kurang tepat akan menghambat aktivitas perusahaan. Mengingat pentingnya fungsi pembelian tersebut perlu adanya sistem pengawasan yang baik yaitu dengan memisahkan fungsi-fungsi yang saling berkaitan sehingga memperkecil terjadinya penyalahgunaan fungsi. Secara umum perusahaan kecil dimiliki oleh perorangan, dimana pemiliknya masih mampu untuk mengendalikan dan mengawasi kegiatankegiatan perusahaan secara langsung karena persoalan yang dihadapi masih relatif kecil. Apabila perusahaan telah mengalami perkembangan dan tidak mampu lagi menjalankan secara langsung, maka perlu adanya pelimpahan wewenang dan pengendalian pada sistem akuntansi untuk mengendalikan kegiatan perusahaan. Pelimpahan wewenang ini dimaksudkan agar tidak terjadi penyalahgunaan dan kerugian yang fatal terhadap perusahaan. Karena itu perlu dilakukan pengawasan agar tidak terjadi kesalahan dan atau mengurangi kesalahan yang lebih besar lagi. Dalam menjalankan tugasnya, pimpinan perusahaan harus dapat mempertanggung jawabkan semua harta yang dipercayakan kepadanya untuk dimanfaatkan dalam operasi perusahaan. Tugas yang dilakukan pimpinan perusahaan beraneka ragam dan rumit. Oleh karena itu, perlu adanya suatu alat yang dapat membantu dalam menjalankan kegiatan tersebut yaitu akuntansi. Akuntansi dapat memberikan informasi sebagian besar kegiatan perusahaan dan dapat menuntun pimpinan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pengawasan intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi perusahaan, manajemen dan personil lainnya yang dirancang untuk memberikan jaminan yang memadai yang berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan dalam kategori sebagai berikut : 1. Keandalan dari laporan keuangan 2. Ketaatan terhadap hukum dan peraturan 3. Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi Untuk mencapai agar pengawasan tersebut berhasil dengan baik, maka pimpinan perusahaan bertanggung jawab untuk menyusun, melaksanakan serta mengawasi pelaksanaan kegiatan. Adanya pengawasan intern ini, maka pimpinan perusahaan dapat mengarahkan kegiatan perusahaan agar lebih baik dan lebih

3 858 efektif. Tujuan perusahaan didirikan pada umumnya adalah mencari laba yang diinginkan dalam menjalankan aktivitas perusahaan guna mempertahankan kelangsungan hidup dan memperluas kegiatan usahanya pada masa yang akan datang. Untuk mencapai laba yang maksimal maka diperlukan usaha-usaha pencapaian melalui pengawasan intern yang baik terutama dalam bidang pembelian. Hal ini disebabkan karena pembelian merupakan input dan output sektor yang menentukan keberhasilan suatu usaha agar tidak terjadi manipulasi dan kecurangan terhadap pembelian yang mengakibatkan kegiatan perusahaan tidak berkembang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah perusahaan sudah melaksanakan pengawasan intern pembelian dengan efektif? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jelas penerapan terhadap pengawasan intern pembelian dan mengetahui masalah apa yang dihadapi perusahaan tersebut dalam pelaksanaan oleh pihak yang berwenang. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan terhadap pengawasan intern pembelian bagi perusahaan pada masa yang akan datang. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan Intern dan Pembelian Menurut Standar Profesional Akuntansi Publik mengatakan bahwa pengawasan intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yaitu keandalan pelaporan keuangan,

4 859 efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Pengawasan intern ini bertujuan untu mencegah, menghindari timbulnya kecurangan dan pemborosan serta penyalahgunaan wewenang dan tanggung jawab sehingga dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan perusahaan. Berdasarkan tujuannya, pengawasan intern dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu : a. Pengawasan akuntansi, meliputi kebijakan dan prosedur yang terutama ditujukan untuk menjaga kekayaan dan catatan organisasi serta mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. b. Pengawasan administrasi, meliputi kebijakan dan prosedur yang diterima dan ditujukan untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Dalam suatu perusahaan, pengawasan intern dikatakan baik apabila memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Akuntansi secara organisasi hars terpisah dari tanggung jawab penyimpanan. 2. Akuntansi harus direncanakan sebaik mungkin sehingga terbentuk dan terpelihara adanya catatan yang lengkap. 3. Akuntansi harus dilakukan segera setelah setiap transaksi yang terjadi agar tidak dapat dimanfaatkan oleh penyeleweng yang mengambil kesempatan pada pembukaan tata tertib. 4. Pembagian tanggung jawab akuntansi harus mencakup tanggung jawab yang sepenuhnya tentang penyelewengan sesuai dengan fungsi. Harahap (1991:121) menyatakan, SAS dalam merumuskan pengawasan intern yang baik ini menggunakan beberapa syarat sebagai berikut : a. Pegawai, b. Pemisahan fungsi, c. Pelaksanaan transaksi, d. Pencatatan transaksi secara benar, e. Pemakaian terhadap harta perusahaan, f. Perbandingan antara catatan dan fisik harta.

5 Unsur-Unsur Pengawasan Intern Pengawasan intern yang baik harus memenuhi beberapa unsur-unsur yang pada dasarnya adalah bagian-bagian yang dibentuk untuk pencapaian tujuan pengawasan intern. Pengawasan intern terdiri dari 5 unsur yang saling terkait berikut ini : 1. Lingkungan pengendalian, 2. Penaksiran resiko, 3. Aktivitas pengendalian, 4. Informasi dari komunikasi, 5. Pemantauan. 2.3 Sistem Akuntansi Pembelian Sistem pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengelaran barang yang diperlukan. Sistem akuntansi ini terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasikan, menghimpun, menganalisa, mencatat dan melaporkan transaksi satuan usaha dan untuk menyelenggarakan pertanggung jawaban aktiva dan kewajiban yang bersangkutan dengan transaksi tersebut. Ikatan Akuntan Indonesia (1994: 319.5) menyatakan bahwa sistem akuntansi yang efektif mempertimbangkan pembuatan metode dan catatan yang akan : a. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah, b. Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan cukup rinci sehingga memungkinkan pengelompokkan transaksi secara semestinya pelaporan keuangan, c. Mengukur nilai transaksi dengan cara memungkinkan pencatatan nilai keuangan yang layak dalam laporan keuangan, d. Menentukan periode terjadinya transaksi untuk memungkinkan pencatatan transaksi pada periode akuntansi yang seharusnya, e. Menyajikan dengan semestinya transaksi dan pengungkapannya dalam laporan keuangan. Menurut Mulyadi (1997: 301) bagian -bagian yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian adalah : 1. Fungsi gudang,

6 Fungsi pembelian, 3. Fungsi penerimaan, 4. Fungsi akuntansi Sistem akuntansi pembelian ini sangat berguna bagi manajemen untuk kelancaran informasi yang dibutuhkan diantaranya sebagai berikut : - Jenis persediaan yang telah mencapai titik pemesanan kembali, - Order pembelian yang telah dikirim kepada pemasok, - Order pembelian yang telah dipenuhi oleh pemasok, - Total saldo hutang dagang pada tanggal tertentu, - Saldo hutang dagang kepada pemasok tertentu, - Tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan dari pembelian. Menurut soemarso (1992: 209) hal -hal yang perlu diperhatikan dalam sistem akuntansi pembelian dan pembayaran hutang adalah : 1. Syarat pembelian, 2. Buku pembelian, 3. Pemindah bukuan dari buku pembelian, 4. Pembelian retur dan pengurangan harga, 5. Buku pengeluaran kas, 6. Pemindah bukuan dari buku pengeluaran kas, 7. Kesamaan saldo perkiraan hutang dagang denga total buku hutang. Pembelian merupakan fungsi pelayanan yang menunjang kegiatan dalam perusahaan yang bersangkutan. Untuk dapat melaksanakan fungsi tersebut dengan baik, maka arus informasi yang lancar antara bagian di dalam perusahaan sangat diperlukan oleh bagian pembelian guna melaksanakan tugasnya. Pada umumnya pembelian dilaksanakan apabila sudah terdapat pemberitahuan dari bagian penerimaan di dalam perusahaan. 2.4 Prosedur Pembelian Prosedur adalah rangkaian kegiatan administrasi yang biasanya melibatkan beberapa orang untuk mencapai keseragaman tindakan dalam melakukan transaksi-transaksi yang sering terjadi. Prosedur-prosedur yang berkaitan dengan sistem pembelian adalah :

7 862 a. Prosedur permintaan pembelian, b. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok, c. Prosedur order pembelian, d. Prosedur penerimaan barang, e. Prosedur pencatatan hutang. Menurut Komaruddin (1994:165), pembelian adalah kegiatan yang berhubungan dengan mendapatkan bahan yang tepat untuk tempat yang tepat, pada waktu yang tepat dengan jumlah yang tepat dan pada harga yang tepat. Pembelian dalam arti luas dapat disebut sebagai fungsi yang bertanggung jawab terhadap siklus bahan sejak bahan diperoleh hingga disampaikannya kepada konsumen. Menurut Baridwan (1991:176) menyatakan bahwa beberapa kegiatan penting yang dilaksanakan dalam pembelian adalah sebagai berikut : a. Menerima daftar permintaan, b. Meneliti daftar pembelian, c. Mengadakan pemilihan supplier, d. Memasukkan order, e. Penyimakan order, f. Penerimaan bahan Dalam membicarakan tentang prosedur pembelian berarti tidak terlepas dari unit organisasi terkait dan formulir-formulir yang digunakan dalam kegiatan pembelian tersebut. Prosedur pembelian mengatur cara-cara dalam melakukan semua pembelian baik barang maupun jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Prosedur ini dimulai dari adanya kebutuhan atas suatu barang atau jasa sampai barang atau jasa yang dibeli diterima. Penerapan prosedur pembelian yang baik sangat menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Dari perkembangan sejarah perusahaan, pada umumnya pembelian merupakan masalah yang pokok selain masalah produksi dan pemasaran. Oleh karena itu, diperlukan suatu prosedur yang tetap. Bagian-bagian yang terlibat dalam prosedur pembelian adalah : - Bagian pembelian, - Bagian penerimaan, - Bagian gudang.

8 Prosedur Pengawasan Intern Pembelian Prosedur pengawasan adalah kebijakan dan prosedur sebagai tambahan terhadap lingkungan pengawasan dan sistem akuntansi yang telah diciptakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan yang memakai bahwa tujuan tertentu suatu satuan usaha akan dicapai. Prosedur pengawasan pembelian terdiri dari : a. Prosedur otorisasi, b. Pemisahan fungsi, c. Dokumentansi dan catatan, d. Pengawasan fisik terhadap aktiva dan dokumen, e. Pengecekan pelaksanaan kerja yang terpisah. 2.6 Kerangka Konseptual Tujuan sebuah perusahaan didirikan salah satunya adalah untuk memperoleh profit yang maksimal dan mencapai tujuan tersebut, perusahaan memerlukan suatu pengawasan yang baik. Pembelian yang tidak efisien dan kebijakan yang kurang tepat dapat menghambat jalannya operasi perusahaan pada bidang lainnya, dan dapat menyebabkan pemborosan ataupun kerugian dalam menentukan kualitas produksi ataupun dalam memasarkan hasil produksi yang berakibat kepada hasil penjualan serta laba rugi selama tahun bersangkutan. Berdasarkan pada uraian teoritis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pengawasan intern pembelian adalah : 1. Bagi perusahaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan adalam laba. Laba akan dapat ditingkatkan antara lain dengan melalui efisiensi, 2. Efisiensi akan dapat dicapai perusahaan jika memiliki pengawasan intern yang kuat. 2.7 Hipotesis Dari teori-teori yang telah kita terima secara umum kebenarannya dan mengacu kepada kerangka konseptual yang telah disusun maka dapat diambil hipotesis. Hipotesis ini akan diuji lagi kebenarannya dengan melakukan penelitian lebih lanjut di perusahaan. Adapun hipotesis penelitian ini adalah : perusahaan belum melaksanakan pengawasan intern pembelian dengan efektif sehingga dapat menghindari penyelewengan.

9 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang menjadi dasar analisis, maka ada dua jenis data yaitu : 1. Data primer, yaitu data baku atau data mentah yang belum diolah, 2. Data sekunder, yaitu data yang sudah siap diterima dari perusahaan berupa sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, laporan keuangan dan data yang berhubungan dengan penelitian ini. Sumber data diperoleh dari perusahaan tempat penulis melakukan yaitu PT. Dara Tuah Medan. Data diperoleh dari bagian pembelian karena bagian ini bertugas menentukan pemasok dalam pengadaan barang dan mengeluarkan surat order pembelian kepada pemasok. 3.2 Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan tiga teknik dalam pengumpulan data, yaitu : 1. Teknik Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian yaitu pada PT. Dara Tuah Medan. 2. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab atau wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan atau dengan staf yang berwenang di dalam perusahaan. 3. Teknik Dokumentasi, yaitu teknik yang berdasarkan atas kepustakaan dan diambil dari skripsi-skripsi terdahulu. 3.3 Metode Analisis Penganalisaan data yang akan dilakukan dengan menggunakan metode yaitu : 1. Metode Deskriptif, yaitu usaha mengmpulkan, mengklasifikasikan dan menggambarkan data sehingga dapat memberikan gambaran umum mengenai masalah yang diteliti.

10 PEMBAHASAN 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi sebagai suatu rangkaian hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok. Struktur ini digambarkan dalam suatu bagian yang disebut dengan bagan organisasi yang menunjukkan sebagai hubungan menurut fungsi di dalam usaha untuk mengemban tugas dan kewajiban yang ditentukan menurut struktur organisasi. Agar setiap tugas dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh manajemen, maka harus ada koordinasi antara pimpinan dan individu yang bekerja diperusahaan tersebut. Perkembangan struktur organisasi dalam pengelolaan suatu perusahaan adalah mutlak harus dilakukan oleh pimpinan perusahaan agar aktivitas personil perusahaan tidak tumpang tindih. Maka dengan adanya struktur organisasi diharapkan tercapainya suatu koordinasi yang baik diantara unit-unit maupun bagian-bagian dalam organisasi sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Oleh karena itu, struktur yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan agar pendayagunaan sumber daya yang ada seoptimal mungkin. Struktur organisasi perusahaan dirancang sedemikian mungkin dengan tujuan agar terdapat pengawasan yang timbal balik diantara bagian-bagian yang berwenang dan bertugas menjalankan kegiatan operasionalnya perusahaan yang diberikan kepadanya. Struktur organisasi perusahaan dibuat dengan mempertimbangkan dan mengacu kepada sistem penjualan intern perusahaan yang ingin dicapai dimana sistem pengawasan intern yang baik akan memberikan jaminan terhadap tercapainya tujuan perusahaan. PT. Dara Tuah Medan mempunyai struktur organisasi berbentuk garis dan staf dimana secara formal yang berhak memberikan perintah hanya pimpinan, sedangkan staf hanyalah sebagai membantu pimpinan dengan tugas perencanaan, memberikan nasehat dan lain-lain yang sam. Tetapi dalam prakteknya bisa saja seorang pemimpin mendelegasikan beberapa wewenangnya kepada staf sesuai dengan bidang masing-masing, dalam hal ini staf menandatangani keputusan, perintah, instruksi dan lain-lain atas nama pimpinan.

11 Prinsip-prinsip Pengawasan Intern Berdasarkan penelitian dan data yang berhasil dikumpulkan terhadap prinsip-prinsip pengawasan intern PT. Dara Tuah Medan memberikan pembahasan terhadap unsur-unsur yaitu terhadap unsur pengawai. Unsur pengawai dapat menyatakan bahwa terhadap bagian persediaan belum memiliki pegawai yang kapabel. Dengan demikian dapat mengakibatkan bagian pembelian dan persediaan belum mampu memperkirakan dan memperhitungkan jumlah persediaan minimum atau jumlah persediaan yang optimal untuk melakukan kegiatan pembelian kembali. Hal ini ini akan berdampak fatal pada perusahaan. Dengan ketidak kemampuannya bagi pembelian dan persediaan dalam menentukan pemesan yang paling ekonomis dan jumlah persediaan yang paling optimal maka perusahaan sangat besar kemungkinan mengalami kerugian, diantaranya : 1. Dengan terjadinya pembeli yang mendadak maka kemungkinan terjadinya keterlambatan di dalam pemenuhan akan persediaan. Hal ini akan mengakibatkan terhambatnya proses transaksi penjualan sampai kepada kehilangan konsumen. 2. Akibat tidak mempunyai bagian pembelian dan persediaan di dalam menetapkan persediaan optimal dan tidak pemesanan kembali yang paling ekonomis, maka perusahaan sering menanggung biaya pembelian yang tinggi. 4.3 Pengawasan Intern Pembelian Pengawasan intern perusahaan yang dimiliki PT. Dara Tuah Medan belumlah cukup handal di dalam mencegah untuk terjadinya kecurangankecurangan, tindakan-tindakan penyelewengan dan praktek-praktek yang tidak sehat. Pengawasan intern yang dilakukan PT. Dara Tuah Medan meliputi : 1. Pelaksanaan prosedur transaksi pembelian dilakukan berdasarkan otorisasi dari pihak-pihak yang berwenang dalam hal ini direktur utama yang berisi sebagai berikut : a. Permohonan pembelian dan persetujuannya dengan otorisasi pembelian, b. Faktur pesanan yang persetujuannya berdasarkan otorisasi dari direktur utama,

12 867 c. Bukti atau lembar setoran bank yang terlebih dahulu mendapat otorisasi dari direktur utama sebagai syarat sahnya. 2. Pencatatan akuntansi terhadap kegiatan pembelian berdasarkan pada dokumen-dokumen pembalian yang telah mendapat otorisasi dari pihak-pihak yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap hal tersebut. 3. Pelaksanaan prosedur pembelian dilakukan dengan menggunakan dokumendokumen yang cukup yang terdiri dari permohonan pembelian, faktur pesan dan bukti setoran. Atas dasar prosedur otorisasi, prosedur pencatatan dan penggunaan dokumen-dokumen dalam pelaksanaan prosedur transaksi pembelian tersebut maka pengawasan intern terhadap pelaksanaan kegiatan pembelian telah cukup memadai. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Struktur organisasi perusahaan ini sudah tersusun dengan baik dimana sudah terlihat dengan jelas pemisahan yang tegas antara fungsi pelaksanaan, penyimpanan dan pencatatan. Namun pelaksanaan tugas dari setiap bagian belum terlaksana dan belum adanya otorisasi untuk melaksanakan transaksi yang bekaitan. Pembagian tugas dan wewenang dari tiap-tiap bagian dan unit organisasi sudah diatur secara tertulis, dimana direktur mengawasi langsung, mengamankan dan mengelola seluruh aset perusahaan. b. Sistem akuntansi pembelian yang dilaksanakan perusahaan sedah begitu baik dimana semua kegiatan maupun transaksi-transaksi yang diadakan oleh perusahaan baik itu transaksi pembelian dan pembayaran utang dicatat atau dibukukan secara sistematik dan aktual oleh bagian akuntansi. c. Prosedur pengawasan pembelian yang dilaksanakan perusahaan baik dilihat dan sistem struktur yang dilakukan oleh perusahaan didalam pencatatan segala kejadian selalu ada pengesahan oleh setiap pimpinan pengawasan. Dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan belum adanya pemisahaan tugas yang jelas dimana bagian pembelian masih melaksanakan tugas pembelian

13 868 secara keseluruhan tanpa melibatkan pihak-pihak yang terkait dalam masalah pembelian barang seperti bagian pencatatan dan bagian gudang. 5.2 Saran a. Pelaksanaan tugas-tugas dalam struktur organisasi perlu ditegaskan sesuai dengan pembagian yang sudah dijelaskan dalam struktur organisasi bila pelaksanaan sudah sesuai dengan prosedur maka kegiatan perusahaan akan lebih efektif dan terlaksana dengan baik. b. Untuk memperlancar tugas-tugas dalam sistem akuntansi pembelian yang dilaksanakan perusahaan. Sebaiknya PT. Dara Tuah Medan mengadakan pemisahan antara fungsi pimpinan perusahaan dan fungsi pembelian. Dengan demikian masing-masing bagian dapat melaksanakan fungsi dengan baik. c. Didalam melaksanakan prosedur pengawasan pembelian yang dilakukan perusahaan sebaiknya PT. Dara Tuah Medan melibatkan pihak yang terkait dalam masalah pembelian seperti bagian pencatatan dan bagian pembelian. DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntan Indonesia Standar Profesional Akuntan Publik. Edisi pertama. Yogyakarta : Penerbit STIE YKPN. Komaruddin Ensiklopedia Manajemen. Edisi pertama. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. M.Manullang Organisasi Manajemen. Yogyakarta : Penerbit Liberty. Mulyadi Pemeriksaan Akuntansi. Edisi keempat. Yogakarta : Penerbit STIE YKPN Sistem Akuntansi. Edisi ketiga. Yogakarta : Penerbit STIE YKPN. Sofyan Safri Harahap Auditing Kontemporer. Jakarta : Penerbit Erlangga. S.R.Soemarsono Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi kedua. Jakarta : Penerbit LPFE UI. Zaki Baridwan Sistem Akuntansi Penyusutan Prosedur dan Metode. Edisi kelima. Yogyakarta : Penerbit BPFE UGM.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bidang merupakan integral dari aktivitas perusahaan sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bidang merupakan integral dari aktivitas perusahaan sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas perusahaan merupakan rangkaian dari setiap kegiatan-kegiatan baik itu pembelian, produksi, penjualan, pembayaran upah/gaji dan lain-lain. Setiap bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat

BAB II LANDASAN TEORI. peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana penulis ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau sub sistem yang terjalin satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem pengendalian inter adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik jika aktivitas tersebut saling terorganisir dengan baik dan terdapat suatu sistem yang baik dimana sistem tersebut

Lebih terperinci

pengertian sistem pengendalian intern ada

pengertian sistem pengendalian intern ada 24 BAB II KERANGKA TEORETIS A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sebelum membahas pengertian sistem pengendalian intern ada baiknya terlebih dahulu diberikan pengertian sistem, pengendalian intern

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern Menurut Mulyadi ( 2005 : 163 ) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Sistem Dari beberapa pengertian sistem, berikut adalah pengertian sistem menurut Mulyadi (2001:2) ; Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Pengendalian dan Pengawasan Intern Sebelum membicarakan unsur-unsur pengawasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. melangkah lebih jauh kebagian-bagian selanjutnya kita harus mengetahui terlebih

BAB II KAJIAN TEORI. melangkah lebih jauh kebagian-bagian selanjutnya kita harus mengetahui terlebih BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan hal yang sangat mutlak dan mempunyai peranan penting dalam menjalankan kegiatan perusahaan oleh karena itu sebelum melangkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan untuk menjadi lebih baik dalam memperoleh laba. Untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan untuk menjadi lebih baik dalam memperoleh laba. Untuk memperoleh Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap perusahaan tentu menginginkan adanya peningkatan dan perkembangan untuk menjadi lebih baik dalam memperoleh laba. Untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, peranan sistem dalam kegiatan perusahaan sangatlah penting dalam membangun kepentingan perusahaan.

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Struktur Pengendalian Intern Apabila suatu perusahaan berkembang semakin besar dalam menjalankan kegiatan usahanya, maka pengawasan secara langsung terhadap jalannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Dalam memimpin usahanya seorang pemimpin tentu ingin mengetahui keadaan perusahaannya. Untuk perusahaan yang bidang usahanya sangat luas dan berkembang,

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Sistem dan Prosedur Ada beberapa pengertian sistem dan prosedur, diantaranya adalah sebagai berikut : Menurut Mulyadi (2008: 4) Sistem adalah suatu jaringan prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai, akan tetapi dalam teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit-unit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi menyatakan bahwa: Prosedur adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoretis 2.1.1 Pengawasan Intern 1. Pengertian Pengawasan Intern Sistem pengawasan intern atau lebih luasnya Sistem Pengawasan Manajemen merupakan keseluruhan paket,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk dapat menjual barang atau

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk dapat menjual barang atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk dapat menjual barang atau jasa yang dihasilkannya, hal tersebut merupakan dasar untuk dihasilkannya pendapatan.

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi 1 2 3 4 5 6 Apakah internal auditor memiliki kedudukan yang independen dalam melakukan pemeriksaan

Lebih terperinci

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern

Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern 75 Konsep Resiko & Sistem Pengendalian Intern Pengenalan Sistem pengendalian intern (Mulyadi, 2001, h.165) meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan yang diperoleh

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. SINAR GALUH PRATAMA. Oleh : Suroso. SE.,M.Si., Ak. Ca

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. SINAR GALUH PRATAMA. Oleh : Suroso. SE.,M.Si., Ak. Ca SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. SINAR GALUH PRATAMA Oleh : Suroso. SE.,M.Si., Ak. Ca Dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis UNPAB Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efek/pengaruh/akurat dalam memberikan hasil yang memuaskan, memanfaatkan waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efek/pengaruh/akurat dalam memberikan hasil yang memuaskan, memanfaatkan waktu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Definisi efektif menurut JS.Badudu (1994:371) adalah: Efektif mempunyai efek/pengaruh/akurat dalam memberikan hasil yang memuaskan, memanfaatkan waktu dan cara dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PENJUALAN TUNAI (STUDI KASUS PADA CV RESTU IBU BANJARMASIN)

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PENJUALAN TUNAI (STUDI KASUS PADA CV RESTU IBU BANJARMASIN) JURNAL HUMANIORA TEKNOLOGI Vol. II No.I; Oktober 2016 PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PENJUALAN TUNAI (STUDI KASUS PADA CV RESTU IBU BANJARMASIN) YULI FITRIYANI Jurusan Teknologi Industri

Lebih terperinci

PERANAN PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN TERHADAP PENGAMANAN HARTA PERUSAHAAN PADA HOTEL PURNAMA DI BATU MALANG

PERANAN PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN TERHADAP PENGAMANAN HARTA PERUSAHAAN PADA HOTEL PURNAMA DI BATU MALANG PERANAN PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN TERHADAP PENGAMANAN HARTA PERUSAHAAN PADA HOTEL PURNAMA DI BATU MALANG Heru Tjahjono Universitas WIjaya Putra Surabaya ABSTRAK Adapun alasan dari penulis dengan pemilihan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kas merupakan suatu aktiva lancar (Current Assets) yang meliputi uang logam, uang

BAB II LANDASAN TEORI. Kas merupakan suatu aktiva lancar (Current Assets) yang meliputi uang logam, uang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kas dan Kas Kecil 2.1.1 Definisi Kas Kas merupakan suatu aktiva lancar (Current Assets) yang meliputi uang logam, uang kertas atau sejenisnya yang bisa digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

BAB II DASAR TEORI. dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. BAB II DASAR TEORI 2.1. Konsep dan Definisi Konsep 1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko. Paparan resiko (risk exposure)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko. Paparan resiko (risk exposure) BB PDHULU 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko. Paparan resiko (risk exposure) adalah ancaman terhadap aset dan kualitas informasi perusahaan akibat tidak memadainya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Fitzgrald (1981) dalam buku Puspitawati dan Anggadini (2011: 1), sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, beerkumpul

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem akuntansi

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem akuntansi BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem akuntansi Setiap yang berkepentingan atas perkembangan suatu organisasi antara lain organisasi perusahaan baik secara intern yang terdiri dari pimpinan puncak, tengah maupun

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA 22 BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Kas Pengertian Kas Dalam bahasa sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian Intern Pengendalian meliputi semua metode,kebijakan dan prosedur organisasi yang menjamin keamanan harta kekayaan perusahaan, akurasi dan kelayakan data manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur 1. Pengertian Sistem Di bawah ini pengertian umum mengenai sistem dapat dirinci sebagai berikut : Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur Unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik sektor industri maupun jasa. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. baik sektor industri maupun jasa. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang pertumbuhan ekonominya cukup tinggi, hal ini berpengaruh dalam perkembangan dunia usaha baik sektor industri

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Dari hasil pemeriksaan operasional yang telah dilakukan penulis pada PT Norita Multiplastindo, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

"EFEKTIVITAS SISTEM PENGGAJIAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KEBUMEN" Dwi Suprajitno. Abstrak

EFEKTIVITAS SISTEM PENGGAJIAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KEBUMEN Dwi Suprajitno. Abstrak "EFEKTIVITAS SISTEM PENGGAJIAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KEBUMEN" Dwi Suprajitno Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian intern terhadap penggajian yang telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas perusahaan merupakan rangkaian dari setiap kegiatan-kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas perusahaan merupakan rangkaian dari setiap kegiatan-kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas perusahaan merupakan rangkaian dari setiap kegiatan-kegiatan baik itu pembelian, produksi, penjualan, pembayaran upah/gaji dan lain-lain. Setiap bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan dunia usaha sekarang ini semakin kompetitif. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan dunia usaha sekarang ini semakin kompetitif. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha sekarang ini semakin kompetitif. Hal ini disebabkan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengalami kemajuan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha ditandai pula oleh adanya perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha ditandai pula oleh adanya perkembangan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dalam dunia usaha ditandai pula oleh adanya perkembangan dalam ruang lingkup aktivitas perusahaan yang menyebabkan manajemen menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

MAKALAH. Internal Control. Adminitrasi Bisnis. Oleh: ANDY WIJAYA ( )

MAKALAH. Internal Control. Adminitrasi Bisnis. Oleh: ANDY WIJAYA ( ) MAKALAH Internal Control Adminitrasi Bisnis Oleh: ANDY WIJAYA (14121020) FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI PRODI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2015-2016 Kata Pengantar Puji syukur saya

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. siklus penjualan di PT Cisangkan serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. siklus penjualan di PT Cisangkan serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengendalian intern siklus penjualan di PT Cisangkan serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi dan mengendalikan sendiri semua operasi perusahaan tetapi jika perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

Lebih terperinci

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku pada perusahaan j rot galery di Klaten Oleh : Riasti F.3302181 BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Perusahaan J ROT GALERY adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI IV.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang dilakukan adalah atas aktivitas yang berkaitan dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Menurut Ikatan Akuntasi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntan Publik (SAK ETAP) No.11 tahun 2013, pengertian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain.

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain. BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Dalam sub bab ini membahas mengenai situasi perusahaan dan sistem yang sedang berjalan, deskripsi masalah yang dihadapi perusahaan serta akibat yang ditimbulkan

Lebih terperinci

KAJIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG DITINJAU DARI PENGENDALIAN INTERN PADA UTAMA SERVICE STATION

KAJIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG DITINJAU DARI PENGENDALIAN INTERN PADA UTAMA SERVICE STATION Kajian Persediaan Barang...( Muhammad Tahir) Jurnal KBP Volume 1 - No. 2, September 2013 KAJIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG DITINJAU DARI PENGENDALIAN INTERN PADA UTAMA SERVICE STATION Muhammad Tahir STIE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri merupakan salah satu perusahaan yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri merupakan salah satu perusahaan yang berusaha BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Perusahaan industri merupakan salah satu perusahaan yang berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam persaingan bisnis yang cukup tinggi. Pada umumnva

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Informasi Akuntansi Menurut Bodnar dan Hopwood (2005 : 1) Sistem merupakan kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang ekonomi membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan dunia usaha. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prosedur 1. Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang Bab V Kesimpulan Dan Saran 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk 8 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Para ahli mendefenisikan pengertian sistem akuntansi tidak jauh berbeda yaitu mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang

Lebih terperinci

BAB II. Dasar Teori. 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep

BAB II. Dasar Teori. 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep BAB II Dasar Teori 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep 1. Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. (Mulyadi, 2001:5) 2.

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Survei pendahuluan adalah permulaan yang digunakan dalam merencanakan tahap-tahap audit berikutnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektivitasnya. Meningkatkan efektivitas mencakup kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Sehingga perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Sehingga perusahaan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang begitu pesat menyebabkan meningkatnya daya saing pada berbagai bidang usaha yang bergerak di bidang jasa, perdagangan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 7 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori yang digunakan untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mendesain sistem menurut Mulyadi (2001:51) adalah sebuah proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mendesain sistem menurut Mulyadi (2001:51) adalah sebuah proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Desain Sistem Mendesain sistem menurut Mulyadi (2001:51) adalah sebuah proses menterjemahkan kebutuhan pemakai informasi kedalam alternatif rancangan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai atas informasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: sistem akuntansi, pembelian bahan baku

ABSTRAK. Kata kunci: sistem akuntansi, pembelian bahan baku ANALISIS SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU TERHADAP PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BAHAN BAKU Linawati Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi, FKIP UNP Kediri watilina569@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berikut adalah penelitian yang sejenis dengan apa yang akan diteliti: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti / tahun 1. Kriswanto

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Ol

PENDAHULUAN Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Ol ANALISIS PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN PADA DATAREKA DIGITAL PRINTING DALAM USAHA MENINGKATKAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ULFA FAUZIAH Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma fauziah_upe@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kondisi perekonomian yang tidak menentu,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit dan Jenis-jenis Audit II.1.1. Pengertian Audit Perusahaan-perusahaan harus melakukan audit atas laporan keuangan maupun audit atas operasi dan audit atas ketaatan,

Lebih terperinci

DEWAN KOMISARIS DIREKTUR UTAMA MANAJER UMUM MANAJER PERSONALIA MANAJER KEUANGAN MANAJER MANAJER MANAJER PENJUALAN MANAJER PEMASARAN PEMBELIAN

DEWAN KOMISARIS DIREKTUR UTAMA MANAJER UMUM MANAJER PERSONALIA MANAJER KEUANGAN MANAJER MANAJER MANAJER PENJUALAN MANAJER PEMASARAN PEMBELIAN Struktur Organisasi Perusahaan Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi tersendiri. Struktur organisasi merupakan suatu rangkaian hubungan antara individu dengan individu, dan individu dengan kelompok.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1) Sistem Informasi Akuntansi adalah : Kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi sangat berperan penting dalam menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan dalam informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem informasi akuntansi merupakan rangkaian prosedur dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai. Data yang

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERN PEMBAYARAN GAJI PADA PEMERINTAH DAERAH AIR MINUM KOTA KEDIRI SKRIPSI

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERN PEMBAYARAN GAJI PADA PEMERINTAH DAERAH AIR MINUM KOTA KEDIRI SKRIPSI ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERN PEMBAYARAN GAJI PADA PEMERINTAH DAERAH AIR MINUM KOTA KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperolah Gelar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit eksternal. Faktor utama diperlukannya audit internal adalah meluasnya rentang kendali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tercakup sistem manajemen sumber daya manusia yaitu : a) Seleksi calon karyawan dan pengangkatan karyawan baru

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tercakup sistem manajemen sumber daya manusia yaitu : a) Seleksi calon karyawan dan pengangkatan karyawan baru 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pengembangan suatu organisasi atau perusahaan sumbangan tenaga kerja atau sumber daya manusia tidak kalah pentingnya dengan sumber daya lainnya seperti modal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar. maupun kecil pasti mempunyai kas untuk memenuhi kebutuhan atau

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar. maupun kecil pasti mempunyai kas untuk memenuhi kebutuhan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas untuk memenuhi kebutuhan atau kegiatan perusahaan,baik dalam jumlah besar maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan? Nama Perusahaan Dilengkapi oleh Jabatan : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK : PROCUREMENT & HUMAN RESOURCES : MANAGER & STAFF FUNGSI PEMBELIAN A. Umum Ya Tidak Ket. 1 Apakah struktur organisasi telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung mencanangkan diri sebagai kota jasa, yang memfokuskan pada

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung mencanangkan diri sebagai kota jasa, yang memfokuskan pada m BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung mencanangkan diri sebagai kota jasa, yang memfokuskan pada industri wisata, seperti wisata belanja, wisata kuliner, wisata buatan, ataupun wisata alam

Lebih terperinci