Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Demontratif Efektif untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Demontratif Efektif untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris"

Transkripsi

1 Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Demontratif Efektif untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Endang Dwi Hastuti Progdi Pend. Bahasa Inggris, FKIP, Univet Bantara Sukoharjo Abstrak Pembelajaran adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Dalam proses pembelajaran tersebut, guru menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan yakni dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi dan mengembangkan diri. Pembelajaran bahasa Inggris bukanlah hal yang mudah karena bahasa Inggris adalah bahasa asing dan kebanyakan siswa belum membiasakan diri untuk berkomunikasi dengan bahasa Inggris di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena minimnya kosa kata yang dimiliki. Penguasaan kosa kata yang sangat minim menjadi faktor penghambat dalam komunikasi verbal. Dengan demikian, guru dituntut untuk bisa menggunakan metode pengajaran yang menarik. Ada beberapa teknik atau metode pembelajaran kosa kata yang dapat dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran bahasa Inggris. Metode-metode tersebut adalah metode visual, sentuhan, oral, demostratif, gambar, dan penjelasan. Di antara beberapa metode tersebut, metode demostratif lebih banyak diminati karena metode ini lebih fleksibel dan proses pembelajaran akan lebih menarik sebab siswa tidak hanya sebagai pendengar, tetapi juga bisa melihat pada benda yang dimaksud. Dengan melihat objek secara langsung, siswa memiliki kesempatan untuk membandingkan teori dengan kenyataan sehingga kosa kata yang mereka miliki akan bertambah. Kata-kata kunci: Pembelajaran, Kosa kata, Metode demostratif efektif Pendahuluan Pembelajaran merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan. Pembelajaran bersifat spesifik yang didasarkan pada tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan anak dengan mengembangkan aspek-aspek perkembangan yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, berbahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu: (1) berpusat pada peserta didik; (2) mengembangkan kreatifitas peserta didik; (3) menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang; (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika dan kinenstetika; (5) menyediakan pengalaman belajar yang menyenangkan. Supaya proses belajar itu menyenangkan maka guru harus menyediakan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan apa yang dipelajarinya sehingga anak didik memperoleh pengalaman nyata. Model pembelajaran dengan jenis kegiatan bervariasi serta pendekatan belajar sambil bermain, bermain seraya belajar dapat 191

2 Endang Dwi Hastuti. Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Demontratif Efektif untuk. menumbuhkan motivasi, percaya diri dan tanggung jawab peserta didik untuk melakukan tugas yang diberikan guru secara mandiri. Pembelajaran suatu bahasa asing (Inggris) bukanlah hal yang mudah karena jika seseorang ingin belajar bahasa asing jelas akan bertemu dengan segala macam masalah belajar. Kesulitannya adalah harus mampu menguasai sejumlah kosakata baru dan belajar mengatur kata-kata tersebut menjadi kalimat. Seperti pelajar lain dari bahasa Inggris sebagai bahasa asing, pelajar Indonesia juga bertemu kesulitan dalam belajar bahasa Inggris karena bahasa asli mereka sangat berbeda dengan bahasa Inggris. Belajar bahasa asing yang sangat berbeda dari bahasa asli sangat sulit bagi pelajar Indonesia. Akibatnya, para pembelajar harus memiliki motivasi besar. Mereka harus serius dalam belajar bahasa Inggris karena belajar bahasa sebenarnya membutuhkan respon fisik, intelektual, dan emosional total. Dalam pembelajaran bahasa asing, guru harus memiliki tujuan. Tujuan umum dari mengajar bahasa asing adalah untuk membuat siswa dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa target secara lisan dan tertulis. Menurut Brown (1994: 8), mengajar adalah membimbing dan memfasilitasi belajar dan mengatur kondisi untuk belajar. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan sebelum mengajar bahasa asing seperti bahasa Inggris. Faktor-faktor tersebut adalah usia, kemampuan, aspirasi dan kebutuhan, bahasa asli dan pengalaman bahasa sebelumnya (Finocchiaro, 1984: 14). Kosakata merupakan salah satu elemen bahasa yang penting selain structure, pronunciation, dan spelling untuk menunjang empat ketrampilan bahasa yakni listening, speaking, reading, dan writing. Penguasaan kosakata yang baik dan memadai sangat menunjang penguasaan bahasa Inggris yang baik pula. Seorang guru bahasa Inggris yang berpengalaman memahami pentingnya kosakata. Mereka memahami bahwa siswa harus belajar kata-kata dalam bahasa Inggris baik dalam bentuk ucapan dan tulisan. Kosakata sangatlah penting baik dalam bahasa ucapan maupun tulisan. Ketika anak-anak belajar bahasa ibu, hal pertama yang mereka pelajari adalah kosa kata. Siswa seharusnya menguasai kosa kata dalam bahasa Inggris dengan baik, sehingga dapat menulis dan berbicara dalam bahasa Inggris. Penguasaan kosakata yang memadai terbukti mampu menentukan keberhasilan penggunaan bahasa asing. Jika seseorang tidak menguasainya maka orang lain tidak akan dapat memahami kalimat bahasa Inggris yang diucapkannya, karena ia tidak dapat menyusun kalimat dengan baik. Kosa kata adalah dasar komunikasi. Orang yang tidak menguasai kosa kata, maka tidak akan dapat ikut dalam suatu percakapan berbahasa Inggris. Kosa kata juga sebagai dasar dalam membangun suatu bahasa. Oleh karena itu perlu dikembangkan cara mengajar kosa kata untuk meningkatkan penguasaan kosa kata siswa. Dalam proses belajar mengajar, partisipasi guru dan siswa menentukan kualitas dan hasil belajar. Keikutsertaan siswa tergantung guru mengarahkan mereka. Namun demikian, guru juga perlu membatasi metode dan teknik dalam mengajar siswa-siswanya. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Guru seharusnya memilih metode yang sesuai untuk siswanya guna meningkatkan kemampuan kosa kata yang memadai. Profesionalisme guru sangat menentukan karena berhubungan dengan kemampuan guru dalam memandu, memotivasi dan memonitor siswa untuk mengembangkan kemampuan kosa kata mereka. Guru seharusnya memacu siswa untuk melakukan sesuatu meskipun mereka salah dan guru membantu siswa menyelesaikan tugas dengan benar. Ketika ssiwa WIDYATAMA 192

3 No.2 / Volume 20 / 2011 WIDYATAMA menjawab suatu portanyaan, guru membantu mereka dengan memberi penguatan (reinforcement). Guru menjadi model atau contoh untuk murid-muridnya. Guru harus mendemonstrasikan dan menjelaskan secara jelas kepada muridnya sehingga mereka benar-benar mengerti dengan materi yang diberikan dengan cara memberi contohcontoh. Motivasi dan minat siswa diperlukan agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Ketersediaan fasilitas pembelajaran juga mendukung proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih menghasilkan. Salah satu metode pembelajaran kosa kata yang cukup menarik adalah dengan menggunakan demostratif efektif. Metode ini dapat meningkatakan penguasaan kosa kata siswa karena siswa bisa merasa lebih santai dan siswa dapat langsung melihat benda yang dimaksud. Selain itu, metode ini juga dapat mengajak siswa untuk aktif dalam belajar sehingga memiliki kecakapan berbahasa Inggris. Demonstratif efektif adalah metode students centered. Hal ini mengandung maksud bahwa fokus pembelajaran adalah siswa sehingga siswa yang harus aktif dalam proses pembelajaran dan mereka tidak hanya pasif mendengarkan penjelasan yang panjang dari guru dan hanya sebagai penerima informasi saja. Guru memberi intruksi dan siswa melaksanakannya. Jika siswa bisa melaksanakan instruksi dengan benar artinya siswa bisa menangkap maksud kata-kata dan kalimat dengan baik. Penggunaan metode ini memberi kesempatan siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Pengertian Kosa Kata Kosa kata merupakan salah satu komponen bahasa yang harus dikuasai oleh siswa dalam belajar suatu bahasa baru. Siswa akan mendapatkan kesulitan dalam menggunakan bahasa Inggris jika mereka kekurangan kosa kata. Webster (1983: 2046) mendefinisikan kosa kata sebagai (1) Sebuah daftar kata atau frase yang biasanya disusun menurut abjad yang teratur dan didefinisikan sebagai kamus, glosarium, atau leksiko, (2) Semua kata dari bahas, dan (3) Semua kata yang digunakan oleh kelas orang tertentu atau semua kata yang diakui dan dipahami oleh orang tertentu, meskipun tidak selalu digunakan oleh orang tersebut (secara penuh, kosa kata pasif). Sedikit berbeda dengan pendapat Webster di atas, Hornby (1995: 1331) mendefinisikan kosa kata sebagai: (1) jumlah kata dalam bahasa, (2) semua kata yang seseorang gunakan dalam buku tertentu, subjek dan lain-lain, (3) sebuah daftar kata dengna makna mereka, terutama menyertai buku teks dalam bahasa asing. Sementara sumber lain dari internet dengan alamat org/wiki/kosakata, menjelaskan bahwa kosa kata adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas tertentu, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosa kata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Menurut Vocabulary is the all the language and words either used or understood by a person or group of people. Hal ini mengandung maksud bahwa kosa kata adalah semua bahasa dan kata-kata baik digunakan atau dimengerti oleh seseorang atau sekelompok orang. Jadi, kosa kata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosa kata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari tingkat pendidikannya. Karenanya banyak ujian standar, yang memberikan pertanyaan yang menguji kosa kata. 193 WIDYATAMA

4 Endang Dwi Hastuti. Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Demontratif Efektif untuk. Dari pengertian-pengertian tentang kosa kata di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kosa kata adalah hal yang paling mendasar di dalam mempelajari bahasa tertentu. Selain itu, kosa kata mempunyai peranan penting dalam berkomunikasi. Jenis-jenis Kosa Kata Shephend (1987: 35) mengklasifikasikan kosa kata menjadi dua jenis yaitu receptive vocabulary dan expressive vocabulary. Receptive vocabulary menggantikan kata-kata yang diketahui oleh pembelajar ketika mereka menerima gagasan dari orang lain. Kosa kata ini adalah kosa kata dasar dan gudangnya kata-kata yang digunakan oleh pembelajar untuk mengerti perasaan orang lain ketika mereka mendengarkan dan membaca, serta kata-kata yang mereka dapat menggambarkannya ketika mereka berbicara dan menulis. Expressive vocabulary adalah kata-kata yang digunakan oleh para pembelajar ketika mereka bicara, menulis, atau ketika mereka mengekspresikan pendapatnya. Kosa kata ini dapat digunakan setelah mereka mendapatkan receptive vocabulary. Sebagai contoh, mereka membaca cerita atau menemukan kata-kata baru, mereka dapat berbicara tentang sesuatu atau mengekspresikan ide-ide mereka, sehingga mereka dapat menggunakan kata-kata barunya lagi di dalam bicara atau tulisan mereka. Sementara di situs internet menjelaskan bahwa ada beberapa jenis kosa kata, yakni kosa kata produktif dan tidak produktif. Kosa kata produktif adalah kosa kata yang kita gunakan dan kita pakai sehari-hari. Ciri-ciri kosa kata produktif adalah kosa kata yang sering kita dengar atau tidak asing kedengarannya. Contoh kosa kata yang produktif misalnya table (meja), atau study (belajar), teacher (guru). Kata-kata tersebut sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pembuatan kalimat ataupun percakapan. Kosa kata tidak produktif adalah kosakata yang ada, tetapi jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kosa kata ini jarang digunakan dalam pembuatan kalimat atau percakapan dalam bahasa Inggris. Kosa kata ini kadang sukar untuk dimengerti karena kosa kata ini jarang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu kita harus mempelajari lebih dalam tentang kosa kata ini agar tidak sulit mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Contoh kosa kata tidak produktif adalah glaring (cahaya yang menyilaukan, interest (bunga bank). Kata-kata tersebut adalah kat yang jarang digunakan dalam percakapan bahasa Inggris. Pengajaran Kosa Kata Menurut Hornby (1995: 418), A teaching is a complex activity involving integrated skill like sharing or opinion. Jadi, mengajar adalah suatu kegiatan yang sangat kompleks meliputi ketrampilan yang utuh seperti berbagi idea atau pendapat. Tujuan pengajaran kosa kata adalah untuk membantu para siswa memberi dan mendapatkan arti dari petunjuk kata, tanda-tanda, dan lambang-lambang. Untuk mencapai tujuan ini, siswa harus diajar berbagai hal tentang kata-kata dan caracaranya sebaik mungkin untuk mengenal dan menentukan kata-kata, untuk memasangkannya ke dalam frase kalimat dan paragraf di dalam bahasa tulis. Hal ini menunjukkan bahwa mengajar kosa kata tidak hanya mengajarkan pengertian kata-kata di dalam menulis. WIDYATAMA 194

5 No.2 / Volume 20 / 2011 WIDYATAMA Teknik-Teknik dalam Pengajaran Kosa Kata Menurut Nation (1984: 18-21), ada dua teknik pengajaran kosa kata yakni teknik pengajaran bentuk kosa kata dan teknik pengajaran makna kosa kata. Teknik pengajaran kosakata dapat dilakukan dengan tiga cara yakni secara visual, dengan sentuhan dan dengan oral. Mengajarkan kosa kata secara visual dapat dilakukan dengan menunjukkan bentuk tulisan dari kata tersebut, menunjukkan gerakan yang berkenan dengan kata yang disebutkan, dengan menggerakkan tangan di udara sembari menuliskan huruf-huruf yang terbuat dari kayu atau plastic untuk dieja. Mengajarkan kosa kata dengan sentuhan dapat dilakukan dengan menggunakan huruf-huruf yang terbuat dari kayu, kertas pasir, dan lain-lain, sehingga siswa bisa merasakan bentuk huruf yang tersusun menjadi kata-kata. Selain itu bisa menggunakan sistem penulisan bagi orang buta seperti braile, ataupun dengan menuliskan kata huruf demi huruf di atas tangan siswa. engan oral. Sementara mengajarkan kosa kata secara oral bisa dipraktikkan seperti dengan mengucapkan kata ataupun bentuk oral lainnya. Kemudian, ada tiga teknik yang dapat dijadikan acuan dalam teknik pengajaran makna kosa kata, yakni: demonstrasi, gambar, dan penjelasan. Demonstrasi dilakukan dengan menunjukkan sebuah benda. Gambar bisa dilakukan dengan foto, menggambar sesuatu di atas papan tulis, ataupun ilustrasi dari koran atau majalah sedangkan penjelasan bisa dipraktekkan dengan menjelaskan sisnonim ataupun antonym kata, mendefinisikannya, ataupun menerjemahkannya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru ketika memperkenalkan kosa kata baru kepada siswa yakni guru harus mengajarkan arti dan pengucapannya. Arti kata-kata baru dapat diajarkan melalui gambar, benda riil atau dari situasi dalam konteks. Selanjutnya guru perlu mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami arti dari kosakata tersebut. Dengan demikian, siswa dituntut banyak latihan untuk menggunakan kosa kata baru, merekam dan menyimpannya dalam memori atau ingatan. Healey (2000:5) mengatakan bahwa ada tiga prinsip utama yang muncul untuk menggarisbawahi pembelajaran kosa kata yang efektif. Pertama, pembelajar sebaiknya diberikan informasi tentang definisi dan konteks kata; kedua, pembelajar sebaiknya mendorong informasi proses tentang kata pada tingkatan yang dalam; ketiga, bagi pembelajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing, siswa harus berusaha untuk mengekspos atau menajamkan kata itu berulang-ulang. Pentingnya Mempelajari Kosa Kata Kosa kata sangat penting dalam mempelajari bahasa Inggris khususnya dalam reading comprehension atau membaca untuk pemahaman. Alasan-alasan penting untuk pendapat ini adalah; pertama, kosa kata adalah sebagai alat yang penting dalam memahami bentuk, frase, kalimat, dan teks yang mempunyai satu paragraph atau lebih. Kedua, kosa kata berfungsi untuk menghadirkan makna kata itu sendiri dalam teks bacaan. Jadi agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Inggris, siswa harus menguasai sejumlah kata dan harus pula mengetahui bagaimana menggunakan kata tersebut dengan akurat. David Wilkins, di kutip oleh Thornburry (2002: 13) mengatakan bahwa tanpa mengetahui grammar, sedikit sekali yang bisa kita ungkapkan, namun tanpa mengetahui kosa kata, tidak ada yang bisa kita ungkapkan. Memang benar apa yang diungkapkan 195 WIDYATAMA

6 Endang Dwi Hastuti. Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Demontratif Efektif untuk. oleh Wilkins tersebut. Meskipun kita mempunyai kemampuan grammar (tata bahasa) yang baik, namun kemampuan tersebut akan sia-sia saja jika kita tidak memiliki cukup penguasaan akan kosa kata. Bila kita tidak mengenal atau mengerti kosa kata, pasti banyak sekali yang kita belum bisa pahami dalam bidang ilmu bahasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengajaran kosa kata sangatlah penting karena kosa kata merupakan dasar dari pemahaman akan penguasaan bahasa Inggris dalam mengetahui kosa kata dan mengerti akan berbagai macam makna kata tersebut dalam berbagai bentuk penggunaanya di dalam kalimat atau bacaan. Pembelajaran Kosa Kata dengan Menggunakan Metode Demonstratif Efektif Pendidikan dalam beragam cara dan bentuknya, selalu bermuara pada tujuan dunia umum, yakni terjadinya proses transfer informasi beserta ilmu pengetahuan. Dunia pendidikan pun melahirkan beragam cara dan upaya agar proses-proses tersebut di atas berlangsung secara efisien dan optimal. Meski demikian, dunia pendidikan tetap menghadapi beragam kendala serta problem dalam mencapai tujuan yang diinginkan, dikarenakan bukan saja karena sistem kependidikan itu sendiri menerapkan perangkatperangkat yang mengharuskan sebuah tujuan kependidikan itu tercapai dalam bingkai waktu tertentu (para praktisi kependidikan menamainya kurikulum), akan tetapi juga dunia kependidikan kita juga diperhadapkan dengan pemukulrataan cara mendidik terhadap karakter belajar yang sangat berbeda yang tentunya akan menghasilkan hasil belajar yang berbeda pula. Kedua masalah krusial ini, disadari atau tidak, akan menjadi penghambat dalam usaha mencapai proses pendidikan yang optimal dan efisien tadi. Dunia kependidikan kita mencoba menyiasatinya dengan menerapkan sesuatu yang disebut dengan strategi mengajar. Strategi atau metode, dalam banyak literature, berarti siasat atau rencana yang diterapkan dalam memecahkan masalah dan mencapai tujuan. Demikian pula dalam strategi mengajar. Ia adalah seperangkat tahap-tahap mengajar yang dirancang sedemikian rupa (sistematis) untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada beberapa metode yang telah dikenal di dunia kependidikan dewasa ini, khususnya pada mata pelajaran bahasa Inggris, di mana metode-medtode ini sangat memegang peranan dalam menentukan keberhasilan seseorang dalam mengajar. Fakta menunjukkan bahwa bahasa Inggris adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari oleh siswa-siswa Indonesia. Fakta inilah yang telah menyebabkan kemampuan kosa kata bahasa Prancis siswa sangat terbatas. Guna mengatasi permasalahan tersebut, salah satu strategi yang dapat diterapkan oleh guru dengan menggunakan metode demonstratif efektif dengan asumsi siswa lebih mudah menghafal kosa kata karena mereka langsung dihadapkan dengan objek yang dimaksud. Berikut ini akan dipaparkan tentang metode demonstratif efektif, tujuan utama metode demonstratif efektif, prosedur pengaplikasian dari metode demonstratif efektif, prinsip dasar dalam pengaplikasian metode demonstratif efektif, keunggulan dan kekurangan metode demonstratif efektif, contoh pembelajaran dengan menggunakan metode demonstratif efektif. 1. Metode Demonstratif Efektif Teori ini diperkenalkan oleh Albert Bandura (1986), seorang pakar social learning, atau observational learning. Metode ini adalah penggunaan pendekatan demonstratif efektif dalam mengajar. Intinya adalah pemanfaatan observasi dan WIDYATAMA 196

7 No.2 / Volume 20 / 2011 WIDYATAMA imitasi (peniruan) dalam proses transfer pengetahuan serta informasi yang berlangsung di kelas. Meski sangat tradisional, namun metode ini relatif efektif dalam mencapai tujuan pendidikan yang efisien serta optimal. 2. Tujuan Utama dari Metode Demonstratif Efektif Secara singkat, tujuan utama yang diharapkan dari pengaplikasian metode ini adalah mengenalkan pengetahuan dan atau skill (ketrampilan) baru terhadap siswa melalui observasi dan imitasi (peniruan). Metode ini dapat diaplikasikan hampir di setiap mata pelajaran baik mata pelajaran sosial, science maupun bahasa. Untuk aspek-aspek bahasa Inggris seperti writing, spelling, reading comprehension dan lain-lain, materi ini sangat umum dan hampir selalu digunakan karena terlebih untuk materi bahasa asing semacam bahasa Inggris, hampir dapat dipastikan kalau siswa akan kurang mampu memahami dengan baik jika yang digunakan hanya metode pendidikan biasa. Dengan demikian, metode demonstratif efektif sangat tepat untuk mengajarkan bahasa asing khususnya untuk menambah perbendaharaan kosa kata siswa. 3. Prosedur Pengaplikasian dari Metode Demonstratif Efektif Ada tiga prosedur pengaplikasian dari metode demonstratif efektif yakni Scene setting, Explaining dan demonstrating materi, dan Practicing under teacher feed-back. Scene setting adalah tahap pertama dari pelaksanaan sebuah strategi mengajar demonstrative. Kelas, situasi maupun kondisinya, harus dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan strategi ini dilakukan. Atau dengan kata lain, pengaturan suasana dan kondisi kelas harus memungkinkan semua siswa dapat melihat serta mendengarkan dengan baik saat proses demonstratif berlangsung. Tahap ini juga mungkin berhubungan dengan apa yang sudah diajarkan pada anak sebelumnya, serta mungkin dijadikan alat untuk menarik minat dan rasa tertarik mereka. Explaining dan demonstrating materi adalah suatu tahapan dimana guru harus terlihat segar dan antusias, menjelaskan serta mendemonstrasikan tiap step atau benda-benda yang diajarkan dengan jelas, guru sesering mungkin memeriksa sejauh mana tingkat pemahaman, serta keseragaman pemahaman siswa atas apa yang telah dijelaskannya, melalui metode feed- back dan key teaching point, dan guru memastikan bahwa semua siswa dapat melihat dengan jelas dan mendengarkan serta jika memungkinkan melibatkan mereka dalam proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Sementara Practicing under teacher feed-back adalah sebuah tahapan dimana siswa di bawah pengawasan guru, diajak mempraktikkan sendiri kemampuan atau pengetahuan baru itu. Guru harus memeriksa, membimbing, dan menemani serta membantu para siswa selama proses ini berlangsung. Sedapat mungkin kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam kelas selama proses ini berlangsung harus dikoreksi guru, jika perlu dengan pengulangan proses explaining dan demonstrating seperti sebelumnya. Reviewing adalah me-review apa yang telah diajarkan kepada siswa setelah semua prosedur di atas terlaksana. Jika memungkinkan guru harus menyentuhkan apa yang telah mereka pelajari dengan hal-hal dalam situasi real life. 4. Prinsip Dasar dalam Pengaplikasian Metode Demonstratif Efektif Beberapa prinsip dasar yang harus dijadikan pedoman oleh guru dalam pengaplikasian stratgei demonstrative di kelas adalah (a) Aktifitas belajar harus 197 WIDYATAMA

8 Endang Dwi Hastuti. Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Demontratif Efektif untuk. sedapat mungkin mengakomodir ragam usia, kapabilitas, ketertarikan, dan kebutuhan siswa, (b) Materi yang dijelaskan harus benar-benar terjelaskan secara jelas, tahaptahap yang mudah dimengerti, beserta istilah-istilah yang tidak rumit (c) Demostrasi dalam beragam cara sebaiknya dilakukan, (d) Pastikan semua siswa dapat memperhatikan subjek demonstrasi (guru) dengan jelas, serta dapat mendengarkan penjelasan dengan baik, (e) Sedapat mungkin libatkan siswa selama proses berlangsung, jangan jadikan siswa sebagai penonton. Penerlibatan (involment) sangat mempercepat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan serta menghafal kata-kata benda yang dimaksud oleh guru. 5. Keunggulan dan Kekurangan Metode Demonstratif Efektif Metode demonstratif efektif sangat unggul karena sifatnya yang fleksibel, dapat digunakan di hampir setiap mata pelajaran seperti musik, olah raga, ilmu sosial, science dan bahasa. Telebih untuk aspek-aspek bahasa Inggris seperti writing, spelling, reading comprehension dan lain-lain, materi ini sangat umum dan hampir selalu digunakan, karena metode demonstratif adalah metode umum dan umumnya digunakan dalam mengajar. Melalui metode demonstratif efektif terjadinya verbalisme dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. Selain itu proses proses pembelajaran akan lebih menarik sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat pada benda yang dimaksud. Dengan melihat secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan teori dengan kenyataan sehingga kosa kata siswa akan bertambah. Strategi demonstratif efektif amat terencana dan monoton sehingga strategi ini cenderung menutup mata terhadap potensi belajar yang dimiliki siswa. Jika pengaplikasiannya berlangsung di tangan guru yang kurang kreatif dalam membawakan suatu materi, maka pelajaran akan berlangsung mebosankan dan monoton. Untuk meng-cover ini guru harus mampu kreatif dalam membawakan materi-materi seperti ini, agar siswa tak merasa bosan di kelas, serta mengikuti materi yang sedang berlangsung dengan antusias. Selain itu, pelaksanaan metode demonstratif efektif memerlukan persiapan yang matang sebab tanpa persiapan yang memadai demonstratif bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Kelemahan yang lainnya adalah pada saat demonstratif membutuhkan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai, berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan metode ceramah. Contoh Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Demonstratif Efektif Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas bahwa metode demonstratif merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstratif efektif merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau tiruan. Berikut ini disajikan contoh proses pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan metode demonstratif efektif. Fokus pembelajaran adalah untuk menambah kosa kata siswa dan tujuan pembelajarannya adalah siswa dapat menyebutkan benda-benda di dalam kelas dengan pronunciation yang tepat. Media yang digunakan adalah auto tape dan benda-benda di kelas. Langkah-langkah pemebelajarannya adalah sebagai berikut: WIDYATAMA 198

9 No.2 / Volume 20 / 2011 WIDYATAMA 1. Persiapan Guru menyiapkan media pembelajaran yakni berupa daftar kosa kata. Kosa kata tersebut di fokuskan pada nama-nama benda yang ada di kelas. Kemudian guru menanyakan kepada siswa nama-nama benda yang ada di dalam kelas dalam bahasa Inggris seperti book, table, picture, roof, pen, whiteboard, chair, dsb. Pada tahap ini, seandainya siswa membuat kesalahan dalam melafalkan kata-kata yang dimaksud, guru mebiarkannya agar siswa bisa tetap bereksplorasi mencari padanan dalam bahasa Inggris terhadap kata-kata yang dimaksud. 2. Prosedur Guru mendemonstrasikan cara mengucapan kata-kata benda tersebut dengan menggunakan media auto tape. Selanjutnya guru mengulanginya dengan mengucapkan sendiri kata-kata dalam auto tape tadi sambil menunjukkan bendabenda yang dimaksud dan guru meminta siswa untuk mengikutinya. Hal ini dilakukan berulang-ulang agar siswa bisa menghafal kata-kata yang dimaksud dengan membandingkan objek yang didemonstratifkan oleh guru. Kemudian guru meminta siswa untuk mengucapakan benda-benda tadi dalam bahasa Inggris (guru hanya menunjukkan benda-benda yang dimaksud). Jika siswa masih kesulitan guru bisa memutar auto tape kembali atau guru mengulanginya dengan oral live. 3. Kegiatan Akhir Guru meminta siswa untuk membuat percakapan yang memuat kata-kata yang berwujud kata benda tadi. Misalnya: Berta : Hello, good morning, Tom. How are you today? Tom : Good morning, Berta. I m fine. Berta : What is that, Tom? (Sambil menujukkan salah satu benda yang ada di dalam kelas) Tom : Oh, that is a whiteboard. And what is it, Berta? (sambil menunjukkan benda yang di maksud) Berta : This is table. Is it your pen, Tom? Tom : Yes, it is my pen. Excuse me, may I borrow your dictionary? Berta : Yes, of course. Here is my dictionary. Tom : Ok, thank you Berta : You are welcome untuk menuliskan benda- 4. Penutup Guru menutup materi dan memberi tugas kepada siswa benda yang ditunjuk oleh guru ke dalam bahasa Inggris. Penutup Pembelajaran merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan. Pembelajaran suatu bahasa asing (Inggris) bukanlah hal yang mudah karena jika seseorang ingin belajar bahasa asing jelas akan bertemu dengan segala macam masalah belajar. Kesulitannya adalah siswa harus mampu menguasai sejumlah kosakata baru dan belajar mengatur kata-kata tersebut menjadi kalimat. Kosa kata adalah daftar kata atau frase yang biasanya disusun 199 WIDYATAMA

10 Endang Dwi Hastuti. Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Demontratif Efektif untuk. menurut abjad yang teratur dan didefinisikan sebagai kamus, glosarium, atau leksikon. Ada beberapa teknik atau metode dalam mengajarkan kosa kata diantaranya adalah dengan cara visual, sentuhan, oral, demonstratif, gambar, dan penjelasan. Namun demikian, pembelajaran kosa kata dengan metode demonstratif lebih diminati karena metode atau teknik ini lebih fleksibel. Selain itu, proses pembelajaran akan lebih menarik sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat pada benda yang dimaksud. Dengan melihat secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan teori dengan kenyataan sehingga kosa kata siswa akan bertambah. Daftar Rujukan Bandura, Albert Metode Demonstratif Efektif. Bandung: Pelita Pustaka Brown, H. Douglas Teaching by Principles. New Jersey: Prentice Hall Regents. Finocchiaro English as A second Language: From Theory to Practice. New York: Regent Publishing Company. Healey, Deborah Approaches of Teaching Vocabulary. English Language Institute Technology. Tip of the Month. Hornby Oxford advanced learner s Dictionary of Current English. Oxford: Oxford University Press. Diakses 5 Juni Di akses 5 Juni Di akses 12 Juni 2012 Nation Technique and Principles in Language Teaching. Second edition. New York: Oxford University Press. Shepend J College Vocabulary Skills. Third Edition. Cambridge: Hongton Minglin Company. Thornburry, Scott How to Teach Vocabulary. Pearsons Education Limited. Webster s Third New International Dictionary Vol II Chicago. London. Toronto. Tokyo. Manila: G 7 C Meriam Co. WIDYATAMA 200

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam bab ini peneliti akan memberikan penjelasan tentang : tujuan. maupun tulisan. Departemen Pendidikan Nasional, yang sedang

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam bab ini peneliti akan memberikan penjelasan tentang : tujuan. maupun tulisan. Departemen Pendidikan Nasional, yang sedang 15 BAB II KAJIAN TEORI A. Vocabulary (Kosa Kata). Dalam bab ini peneliti akan memberikan penjelasan tentang : tujuan mempelajari Bahasa Inggris, Pengertian vocabulary (kosa kata), Sifat vocabulary (kosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) namun juga menggunakan, isyarat atau bahasa gambar. Peradapan manusia kuno sebelum mengenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak

BAB I PENDAHULUAN. Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak adalah masa paling tepat dan ideal untuk memperoleh bahasa asing karena pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN WORD CARD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN WORD CARD LINGUISTIKA AKADEMIA, Special Edition, May 2016 ISSN: 2089-3884 accredited by DGHE (DIKTI), Decree No: 51/Dikti/Kep/2010 193 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN WORD CARD Marwati MTsN Galur,

Lebih terperinci

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya. 1 BAB I PENDAHAULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus, salah satunya adalah mempunyai rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Dengan pendidikan diharapkan mampu melahirkan suatu generasi masa depan yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah sudah menjadi sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP

PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP JURNAL PEDAGOGIA ISSN 2089-3833 Volume. 5, No. 2, Agustus 2016 PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP PENDAHULUAN Di Indonesia mata pelajaran Bahasa Inggris

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan, dan diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga tingkat

I. PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan, dan diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga tingkat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa asing yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan, dan diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga tingkat perguruan tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PENTINGNYA MENCERMATI SELF-INSTRUCTION DAN SELF- ESTEEM DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING: STUDI KASUS PENGAJARAN MENYIMAK

PENTINGNYA MENCERMATI SELF-INSTRUCTION DAN SELF- ESTEEM DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING: STUDI KASUS PENGAJARAN MENYIMAK PENTINGNYA MENCERMATI SELF-INSTRUCTION DAN SELF- ESTEEM DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING: STUDI KASUS PENGAJARAN MENYIMAK ABSTRAK Apriliya Dwi Prihatiningtyas Fakultas Sastra Jurusan Bahasa dan Sastra Cina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai semenjak masa kanak-kanak, tidak membeda-bedakan latar belakang siswa dan diberikan pada semua

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang penting. Oleh karena itu menulis merupakan salah satu standar kompetensi dalam pelajaran Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional diarahkan (1) untuk mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional diarahkan (1) untuk mengembangkan kemampuan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional diarahkan (1) untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Sejak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Musik adalah aktivitas budaya yang sangat akrab dengan kehidupan manusia. Dalam berbagai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunikasi secara lisan maupun dalam komunikasi secara tertulis. kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunikasi secara lisan maupun dalam komunikasi secara tertulis. kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena bahasa adalah inti dari sebuah komunikasi manusia, baik dalam komunikasi secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini tertera didalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini tertera didalam Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari bahasa Inggris tidak akan terlepas dari mempelajari 4

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari bahasa Inggris tidak akan terlepas dari mempelajari 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari bahasa Inggris tidak akan terlepas dari mempelajari 4 kemampuan berbahasa dalam bahasa yang menjadi bahasa internasional ini, yang meliputi kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa Inggris sering diawali dengan mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa Inggris sering diawali dengan mempelajari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bahasa Inggris sering diawali dengan mempelajari kosa kata (vocabulary) sebagai salah satu komponen bahasa. Penguasaan kosa kata akan berpengaruh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan Kepada Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbendaharaan kata dalam bahasa Inggris. Penguasaan jumlah kosa kata yang memadai

BAB I PENDAHULUAN. perbendaharaan kata dalam bahasa Inggris. Penguasaan jumlah kosa kata yang memadai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari vocabulary (kosa kata) bahasa Inggris akan meningkatkan jumlah perbendaharaan kata dalam bahasa Inggris. Penguasaan jumlah kosa kata yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris adalah alat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Departemen Pendidikan Nasional, dalam standar kompetensi dalam Kurikulum 2004,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Inggris berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran yang penting

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut: Nama : Hana Meidawati NIM : 702011109 1. Metode Ceramah Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa Inggris sebagai salah satu media yang mutlak kebutuhannya. Tanpa kemampuan berbahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kosa kata dalam bahasa Inggris mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kosa kata dalam bahasa Inggris mempunyai peranan yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan kosa kata dalam bahasa Inggris mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam bahasa Inggris. Karena untuk bisa berbahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge). Pada fungsi ini bahasa menjadi penarik yang mempercepat berkembangnya penguasaan ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya dengan menggunakan bahasa Inggris. Dengan demikian, bahasa Inggris. serta menikmati estetika bahasa dalam budaya Inggris.

BAB I PENDAHULUAN. budaya dengan menggunakan bahasa Inggris. Dengan demikian, bahasa Inggris. serta menikmati estetika bahasa dalam budaya Inggris. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris adalah alat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Departemen Pendidikan Nasional, yang sedang mempersiapkan standar kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki. Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki Ida Nurhayati 1 1 SMPN 1 Besuki, Tulungagung Email: 1 idanurhayati@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat. Ia banyak memperlihatkan, membicarakan atau menanyakan tentang berbagai hal

Lebih terperinci

PENERAPAN GAMES TEACHING TECHNIC DALAM PENGAJARAN BERBICARA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENERAPAN GAMES TEACHING TECHNIC DALAM PENGAJARAN BERBICARA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PENERAPAN GAMES TEACHING TECHNIC DALAM PENGAJARAN BERBICARA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ARDIYANSAH SMKN 1 Labang,e-mail:ardiyansahardana1996@gmail.com Abstrak: Tujuan dari pengajaran berbicara

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN YES/NO QUESTION

PENGGUNAAN GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN YES/NO QUESTION PENGGUNAAN GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN YES/NO QUESTION SURYANTI Guru SMP Negeri 2 Kuantan Mudik suryantiy46@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Demikian pula halnya dengan kegiatan pendidikan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek kebahasaan, seperti aspek bunyi (phonology), aspek tata bahasa

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek kebahasaan, seperti aspek bunyi (phonology), aspek tata bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan akhir pembelajaran Bahasa Inggris adalah kemampuan siswa menguasai aspek-aspek kebahasaan, seperti aspek bunyi (phonology), aspek tata bahasa (grammar),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, seperti

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran bahasa Inggris dilaksanakan di sekolah dasar sebagai bekal untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah

Lebih terperinci

Penggunaan Gambar dalam Pengajaran Bahasa Inggris untuk Anak-anak Muhammad Aprianto Budie Nugroho

Penggunaan Gambar dalam Pengajaran Bahasa Inggris untuk Anak-anak Muhammad Aprianto Budie Nugroho Penggunaan Gambar dalam Pengajaran Bahasa Inggris untuk Anak-anak Muhammad Aprianto Budie Nugroho ABSTRAK Di dalam pengajaran bahasa Inggris untuk anak-anak di butuhkan media pengajaran yang cocok dan

Lebih terperinci

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimana pun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab

Lebih terperinci

INOVASI PEMANFAATAN MEDIA FILM UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

INOVASI PEMANFAATAN MEDIA FILM UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS INOVASI PEMANFAATAN MEDIA FILM UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS Ana Setyandari Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK Inovasi pmbelajaran

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Berbicara (Speaking) Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMPN 3 Surakarta dengan Menggunakan Gambar ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Berbicara (Speaking) Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMPN 3 Surakarta dengan Menggunakan Gambar ABSTRAK Peningkatan Kemampuan Berbicara (Speaking) Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMPN 3 Surakarta dengan Menggunakan Gambar Hetty Dwi Agustin Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMPN 3 Surakarta Jl. Kartini No.18

Lebih terperinci

DIRECTED LISTENING ACTIVITY: PENGENALAN KEBUDAYAAN DALAM PENGAJARAN BIPA

DIRECTED LISTENING ACTIVITY: PENGENALAN KEBUDAYAAN DALAM PENGAJARAN BIPA Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks Global DIRECTED LISTENING ACTIVITY: PENGENALAN KEBUDAYAAN DALAM PENGAJARAN BIPA Octo Dendy Andriyanto octodendya@gmail.com Abstrak: Belajar bahasa membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang dipelajari sebagai bahasa asing di sekolah adalah penguasaan keterampilan berbicara dengan lancar dan berterima.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI DALAM PENULISAN KEMAMPUAN NARATIF KELAS SEBELAS DI SMA PGRI 2 PALEMBANG

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI DALAM PENULISAN KEMAMPUAN NARATIF KELAS SEBELAS DI SMA PGRI 2 PALEMBANG PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI DALAM PENULISAN KEMAMPUAN NARATIF KELAS SEBELAS DI SMA PGRI 2 PALEMBANG Oleh: Etty Pratiwi (Dosen Universitas PGRI Palembang) Email : miss_etty20@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris merupakan salah satu kebutuhan dalam kehidupan manusia. Hal ini berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini memberi dampak pada bidang pendidikan. Perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri. Bahasa merupakan alat komunikasi untuk

I. PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri. Bahasa merupakan alat komunikasi untuk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, tanpa adanya komunikasi manusia tidak dapat berinteraksi dengan yang lain. Ilmu komunikasi merupakan salah

Lebih terperinci

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini disampaikan pendahuluan penelitian yang meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang besar dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah bidang pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan secara khusus adalah mampu menguasai empat aspek

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan secara khusus adalah mampu menguasai empat aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,

Lebih terperinci

STRATEGI-STRATEGI YG MEMADUKAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) RAYON UIN ALAUDDIN MAKASSAR

STRATEGI-STRATEGI YG MEMADUKAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) RAYON UIN ALAUDDIN MAKASSAR STRATEGI-STRATEGI YG MEMADUKAN MEDIA PEMBELAJARAN MODEL PRESENTASI & DISKUSI MODEL DEMONSTRASI & TUTORIAL MODEL LATIHAN DAN PRAKTIK PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) RAYON UIN ALAUDDIN MAKASSAR PRESENTASI

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X3 SMAN 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Hardani Endarwati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan salah satu proses penting, hasil belajar siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dengan menggunakan bahan atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan umum pengajaran Bahasa Indonesia di SMA adalah siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra, dengan tujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOSA KATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA

MENINGKATKAN KOSA KATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA MENINGKATKAN KOSA KATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA Dian Hikmayana Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak. Permainan merupakan suatu alat yang digunakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI. Endah Sulistiowati

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI. Endah Sulistiowati Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI SMP

Lebih terperinci

FKIP Universitas PGRI Madiun

FKIP Universitas PGRI Madiun PENGARUH AUTHENTIC MATERIAL DALAM KELAS SPEAKING Erlik Widiyani Styati 1, Vita Vendityaningtyas 2 1,2 FKIP Universitas PGRI Madiun Email: 1 wistya@gmail.com 2 venditya@gmail.com Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem pendidikan nasional sering dijumpai istilah pendidikan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem pendidikan nasional sering dijumpai istilah pendidikan, pengajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem pendidikan nasional sering dijumpai istilah pendidikan, pengajaran dan pembelajaran, yang kadang-kadang penggunaannya sering rancu karena kurang konsisten

Lebih terperinci

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping)

Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) Hadijah, H.K Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS MATA KULIAH: INTRODUCTION TO ENGLISH FOR CHILDREN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS MATA KULIAH: INTRODUCTION TO ENGLISH FOR CHILDREN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS MATA KULIAH: INTRODUCTION TO ENGLISH FOR CHILDREN Program Studi : Pendidikan Bahasa Inggris Mata Kuliah & Kode :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KOLABORATIF Sebuah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa Asing. ~Dante Darmawangsa ~

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KOLABORATIF Sebuah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa Asing. ~Dante Darmawangsa ~ MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KOLABORATIF Sebuah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa Asing ~Dante Darmawangsa ~ I. PENDAHULUAN Pemerolehan bahasa asing biasanya didapatkan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin keberlangsungan pembangunan suatu bangsa. Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Keterampilan Menulis. Menulis adalah salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Pemanfaatan Teknik Menyanyi Dalam Pembelajaran Hafalan Kosakata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun. Dalam kelompok ini dicakup bayi hingga anak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa asing yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN DAN OBJEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MODEL PEMBELAJARAN DAN OBJEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL PEMBELAJARAN DAN OBJEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu: Dra. MM. Endang Susetyawati, M.Pd Disusun Oleh: Nikmahtun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan atau berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual. Artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan itu diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. 1 Hasil

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI BACAAN BAHASA INGGRIS MELALUI DEDUCING MEANING FROM CONTEXT. Hariati SMP 30 Makassar, Sulawesi Selatan

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI BACAAN BAHASA INGGRIS MELALUI DEDUCING MEANING FROM CONTEXT. Hariati SMP 30 Makassar, Sulawesi Selatan PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI BACAAN BAHASA INGGRIS MELALUI Hariati SMP 30 Makassar, Sulawesi Selatan Email: hariati.30mks@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dimaksudkan untuk: (1) meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Replubik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan tidak hanya

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN PENGUASAAAN VOCABULARY MELALUI PENERAPAN MODEL GUESS WORD

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN PENGUASAAAN VOCABULARY MELALUI PENERAPAN MODEL GUESS WORD Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, No 4 Desember 2016 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN PENGUASAAAN VOCABULARY MELALUI PENERAPAN MODEL GUESS WORD Khaerudin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan siswa diharapkan memiliki kecakapan baik intelektual,

Lebih terperinci

pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran writing. Writing merupakan keterampilan yang melibatkan banyak aspek, yaitu kemampuan untuk mengembangkan

pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran writing. Writing merupakan keterampilan yang melibatkan banyak aspek, yaitu kemampuan untuk mengembangkan ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Language Teaching Methods disusun untuk memenuhi kebutuhan belajar mahasiswa S2 Pascasarjana Universitas Terbuka. Mata kuliah ini berbobot 3 sks yang terdiri dari 9

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar sebelum memasuki pendidikan lebih lanjut di SLTP.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar sebelum memasuki pendidikan lebih lanjut di SLTP. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar BelaMasalah Bahasa Inggris di SD adalah sebagai mata pelajaran Muatan Lokal atau yang lebih di kenal dengan (MULOK), akan tetapi dalam aplikasinya pelajaran Bahasa Inggris sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di manapun manusia berada. Pendidikan sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 33 Ayat 3 tentang Bahasa Pengantar, bahasa asing dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 33 Ayat 3 tentang Bahasa Pengantar, bahasa asing dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, bahasa Inggris memegang peranan penting dalam hal komunikasi. Bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional karena telah dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Media Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar. Oleh Sadiman dikemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci