BAB III INTEGRASI PROTOKOL SNMP PADA SISTEM MONITORING FMS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III INTEGRASI PROTOKOL SNMP PADA SISTEM MONITORING FMS"

Transkripsi

1 BAB III INTEGRASI PROTOKOL SNMP PADA SISTEM MONITORING FMS 3.1 Sistem Arsitektur Network Management System FMS Sistem monitoring FMS merupakan level atas pada manajemen sistem jaringan atau Network Management System. Sistem monitoring ini dapat di implementasikan untuk manajemen pemantauan alarm pada multi-vendor dan multi-teknologi sehingga dapat diwujudkan sistem manajemen alarm yang luas. Gambar 3.1 memperlihatkan arsitektur jaringan pada sistem monitoring FMS.

2 FMS server Probe server Database server Client Switch DCN EMS server EMS server Gambar 3.1 Arsitektur Jaringan FMS Gambar arsitektur jaringan diatas termasuk server-server berikut : FMS server : sebagai server inti dari semua system FMS (Fault Management System), FMS server memproses alarm service Probe-S server : Probe-s server berfungsi untuk mengumpulkan pesan pesan alarm dari level bawah yang dikelola oleh EMS sistem atau perangkat perangkat lainnya Database server : database server berfungsi menyimpan informasi informasi alarm yang dikumpulkan oleh probe-s server Client : sistem monitoring FMS menggunakan arsitektur B/S user (pengguna) bisa mengakses sistem monitoring FMS melalui web browser, mengambil dan menganalisa alarm

3 EMS server : Beberapa server EMS dapat mengakses sistem EMS secara bersamaan. EMS server mengumpulkan alarm alarm dari level bawah network element (NE) yang dikelola dan alarm alarm dari seluruh jaringan (network) Sistem monitoring FMS mendukung berbagai operasi sistem, dalam hal ini operasi sistem yang digunakan oleh sistem monitoring FMS menggunakan operasi sistem AIX (Advanced Interactive Executive). Sistem monitoring FMS server dapat di akses melalui FMS clients lewat web browser, sistem monitoring FMS mendukung beberapa jenis web browser, diantaranya adalah Chrome versi 10.0 dan versi diatasnya, Firefox versi 10.0 dan versi diatasnya atau menggunakan browser Internet Explorer versi 8.0 dan di atasnya, akan tetapi dalam mengakses sistem monitoring FMS ini lebih diutamakan dengan menggunakan browser Chrome versi 10.0 atau diatasnya. 3.2 Instalasi dan Konfigurasi protokol SNMP Diagram alir atau flowchart untuk integrasi protokol SNMP pada perangkat Manager (Sistem Monitoring FMS) dan agent (jaringan Microwave) dapat dilihat pada Gambar flowchart berikut :

4 MULAI Instalasi Software Manager Sistem Monitoring FMS (sudah terinstal fitur SNMP ) Instalasi Software Agent Netmaster Ceragon Microwave (sudah terinstal fitur SNMP) Konfigurasi Parameter SNMP pada perangkat Agent Konfigurasi Parameter SNMP pada perangkat Manager Test ping koneksi antara perangkat Manager dan Agent, dan test koneksi SNMP pada perangkat manager dan agent, apakah berjalan normal? NO YES Notifikasi REPLY ke arah IP perangkat agent dan notifikasi OK untuk YES koneksi SNMP agent NO Apakah Konfigurasi protokol SNMP pada perangkat Agent telah terkonfigurasi dengan benar? YES Data alarm trap pada perangkat agent akan tampil dan akan dikirim NO Apakah Konfigurasi protokol SNMP pada perangkat Manager telah terkonfigurasi dengan benar? YES Alarm trap akan diterima oleh perangkat manager SELESAI Gambar 3.2 Flowchart integrasi protokol SNMP pada perangkat Manager dan Agent Untuk interface antara sistem monitoring FMS dengan jaringan atau network lainnya (EMS) dalam hal ini menggunakan jaringan microwave sebagai EMS adalah dengan menggunakan SNMP. SNMP adalah protokol manajemen jaringan yang ditetapkan oleh Internet Engineering Task Force (IEFT), sebagai standar industri manajemen jaringan sebenarnya, protokol SNMP ini sangat mudah digunakan.

5 SNMP menjalankan manajemen jaringan berdasarkan model Manager dan Agent. Pesan-pesan dipertukarkan melalui Management Information Base (MIB) dan perintah terkait yang telah di tentukan. SNMP trap adalah mekanisme pengajuan pesan pesan yang tidak diminta. Diagram dasar komunikasi SNMP antara perangkat sistem monitoring yang bertindak sebagai manager dan perangkat microwave yang bertindak sebagai agent diperlihatkan pada Gambar 3.3 berikut. Gambar 3.3 Diagram Dasar Komunikasi SNMP antar perangkat manager dan agent Pada diagram dasar komunikasi SNMP pada perangkat manager dan agent yang terlihat pada Gambar 3.3, dapat kita jabarkan parameter-parameter yang di gunakan untuk integrasi SNMP pada sistem monitoring FMS. Fungsi-fungsi parameter pada sistem integrasi monitoring FMS dan EMS (microwave) adalah sebagai berikut :

6 1. Sistem monitoring FMS bertindak sebagai SNMP Manager (NMS), merupakan sebuah entitas yang bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan SNMP agent yang diimplementasikan pada perangkat jaringan. umumnya berupa komputer yang digunakan untuk menjalankan satu atau lebih network management system (NMS). SNMP Manager memiliki fungsi utama sebagai berikut : a. Melakukan query ke agent b. Memperoleh (GET) respon dari agent c. Mengatur (SET) variable di agent d. Melakukan acknowledge event asynchronous dari agent, yang dimaksud dengan acknowledge event asynchronous adalah memungkinkan untuk mengirimkan request dan melakukan hal lainnya sementara response belum dikirim. Setelah response dikirm, sebuah event akan ter-invoke dan objek dapat melakukan proses terhadap response itu. 2. EMS bertindak sebagai Managed Devices, yang merupakan elemen jaringan yang akan di monitoring dan dimanajemen, dalam hal ini perangkat EMS (perangkat microwave) yang digunakan berupa server. 3. SNMP Agent, ini merupakan program yang dipaketkan di dalam elemen jaringan (EMS) sehingga memungkinkannya untuk mengumpulkan database informasi manajemen dari perangkat lokal dan membuatnya tersedia bagi SNMP Manager (sistem monitoring FMS). Fungsi fungsi utama SNMP agent adalah sebagai berikut :

7 a. Mengumpulkan informasi manajemen mengenai lingkungan lokalnya b. Menyimpan dan mengambil informasi manajemen yang didefinisikan di MIB c. Memberikan sinyal sebuah event ke Manager d. Bekerja sebagai proxy untuk beberapa node jaringan yang tidak mendukung SNMP 4. Management Information Base (MIB), merupakan database yang dibagi pakai antara Agent dengan SNMP Manager Instalasi dan Konfigurasi protokol SNMP Pada EMS (Agent) EMS yang bertindak sebagai perangkat yang dikelola (managed device), pada tugas akhir ini menggunakan jaringan microwave pada Ceragon LTE (Long Term Evolution) Netmaster sebagai EMS yang akan di monitoring pada sisi alarmnya. Ketika perangkat netmaster microwave server terinstalasi, secara otomatis fitur netmaster SNMP agent akan terinstal. Diagram alir atau flowchart untuk instalasi dan konfigurasi protokol SNMP pada perangkat agent (perangkat microwave) dapat dilihat pada Gambar 3.4 berikut.

8 MULAI Perencanaan informasi instalasi dan menyiapkan software yang akan diinstal Instalasi Software Netmaster Microwave pada perangkat agent Konfigurasi parameter SNMP pada perangkat agent Apakah software aplikasi berjalan normal? NO YES Data link alarm pada perangkat microwave akan tampil pada aplikasi software NO Apakah Konfigurasi protokol SNMP pada perangkat Agent telah terkonfigurasi dengan benar? YES Data alarm trap pada perangkat agent akan tampil dan akan dikirim SELESAI Gambar 3.4 Flowchart instalasi dan konfigurasi protokol SNMP pada perangkat Agent

9 Pada flowchart dapat dilihat tahapan-tahapan peng-instalasian, setelah tahap persiapan software, maka tahap selanjutnya adalah instalasi software Netmaster pada server. Gambar 3.5 merupakan pilihan pada saat melakukan instalasi Netmaster. Netmaster SNMP agent secara default akan terinstal ketika memilih Netmaster Server pada instalasi software Netmaster. Gambar 3.5 Pengaturan instalasi pada perangkat EMS Microwave Tahapan selanjutnya adalah konfigurasi parameter SNMP. Parameter yang akan di konfigurasi pada perangkat agent ini adalah sebagai berikut : SNMP trap port : 1741 yang ditentukan oleh perangkat manager Password untuk read community : public Parameter yang telah terkonfigurasi dapat dilihat pada Gambar 3.6

10 Gambar 3.6 Parameter SNMP pada perangkat EMS jaringan Microwave Setelah konfigurasi dilakukan, maka data tampilan alarm akan tampil seperti Gambar 3.7 berikut. Gambar 3.7 Tampilan Aktif Alarm pada perangkat Agent

11 3.2.2 Instalasi dan Konfigurasi protokol SNMP Pada sistem monitoring FMS (Manager) Diagram alir atau flowchart untuk instalasi dan konfigurasi protokol SNMP pada perangkat Manager (sistem monitoring FMS) dapat dilihat pada Gambar 3.8 berikut. MULAI Perencanaan informasi instalasi dan menyiapkan software yang akan diinstal Instalasi software FMS Server pada perangkat Manager Konfigurasi parameter SNMP pada perangkat Manager Apakah software aplikasi FMS berjalan normal? NO YES Bisa menjalankan aplikasi FMS melalui web client NO Apakah Konfigurasi protokol SNMP pada perangkat Manager telah terkonfigurasi dengan benar? YES Informasi alarm trap pada perangkat Manager akan tampil SELESAI

12 Gambar 3.8 Flowchart instalasi dan konfigurasi protokol SNMP pada perangkat Manager File instalasi FMS di unzip pada server dan proses instalasi dilakukan dengan memilih tipe instalasi client dan server program, seperti terlihat pada Gambar 3.9 dan 3.10 berikut. Gambar 3.9 unzip file software sistem monitoring FMS server Gambar 3.10 Tipe Instalasi software FMS server

13 Setelah proses-proses instalasi dilakukan, akan tampil notifikasi seperti Gambar 3.11 berikut yang menginformasikan bahwa proses instalasi telah selesai dan lengkap atau complete. Gambar 3.11 Informasi proses instalasi software FMS server selesai Saat software FMS server terinstal, fitur SNMP akan secara default terinstal pada FMS server (manager). SNMP yang telah terinstal terlihat pada Gambar 3.12 berikut.

14 Gambar 3.12 SNMP yang telah terinstal pada software FMS server Untuk mengintegrasikan parameter SNMP agent pada manager, akan dikonfigurasi pada sistem monitoring FMS client, ada beberapa parameter perangkat agent yang harus dikonfigurasi, parameter-parameter tersebut adalah sebagai berikut : a. EMS IP : IP yang digunakan untuk membuat koneksi antara manager dan agent b. EMS versi : versi dari perangkat EMS c. EMS timezone : zona waktu yang digunakan pada perangkat agent (EMS) Informasi parameter lain yang hatrus dikonfigurasi merupakan data untuk protokol SNMP pada perangkat agent tersebut, diantaranya adalah : a. Versi protokol SNMP b. SNMP IP address (Internet Protocol Address) : alamat IP yang digunakan oleh agent SNMP, pada tugas akhir ini menggunakan perangkat microwave dengan IP c. SNMP port : SNMP port pada agent SNMP, pada perangkat microwave menggunakan port 163 d. TRAP port : port TRAP yang telah di tentukan oleh perangkat manager, atau perangkat sistem monitoring FMS, yang telah di set di perangkat EMS, yaitu 1741 e. Password untuk read community (public) f. Password untuk write community (private) g. SNMP timeout : waktu timeout pada saat SNMP mengirimkan perintah REQUEST

15 h. Retry count : adalah perhitungan waktu pada saat mengulang mengirimkan perintah REQUEST, ketika perintah request gagal atau timeout. Tampilan parameter SNMP pada perangkat agent yang telah terkonfiguarasi pada FMS client diperlihatkan pada Gambar 3.13 berikut Gambar 3.13 Tampilan Parameter SNMP Agent yang terkonfigurasi pada sistem monitoring FMS Client Seperti terlihat pada gambar di atas protokol SNMP menggunakan SNMP versi V2C, merupakan versi SNMP yang digunakan oleh perangkat manager, versi ini harus di dukung pada perangkat agent juga agar integrasi dapat dilakukan. Pada umumnya, SNMP V2 mendukung tiga operasi dasar yaitu : GET, SET dan TRAP. Perintah GET digunakan untuk memperoleh informasi dari jaringan perangkat yang dimiliki oleh

16 SNMP agent. Informasi-informasi tersebut termasuk di dalamnya, adalah sebagai berikut : a. Nama sistem b. Waktu sistem berjalan normal setelah start-up c. Data kinerja sistem Informasi-informasi tersebut yang didapatkan oleh perangkat sistem monitoring FMS yang berlaku sebagai manager tergantung pada MIB objek yang disediakan oleh perangkat EMS microwave yang berlaku sebagai agent. Agent (EMS) mengontrol akses manager dengan menetapkan otoritas read dan write pada objek MIB dan mekanisme keamanan SNMP. Ada empat jenis pesan yang berhubungan dengan perintah GET, termasuk di dalamnya : a. Get-Request : digunakan untuk mengambil nilai objek MIB scalar Dua jenis management objeknya terdiri dari : 1. Scalar : menggambarkan kejadian objek tunggal 2. Tabulatar : menggambarkan berbagai kejadian objek terkait yang dikelompokkan dalam tabel MIB b. GetBulk-Request : digunakan untuk mengambil sekumpulan nilai nilai dari objek MIB c. GetNext-Request : digunakan untuk meminta nilai objek scalar berikutnya di dalam MIB

17 d. Get-Response : digunakan oleh SNMP Agent untuk merespon perintah-perintah Manager Manager dapat melakukan perubahan nilai parameter pada network element (NE) dengan menggunakan perintah SET, seperti : a. mengubah nama sistem b. mengubah informasi dari penanggung jawab sistem c. membuka atau menutup channel d. mengadakan atau memutuskan koneksi antar jaringan e. pengaturan data threshold SNMP agent akan merespon perintah SET dari manager dengan perintah Get- Response. SNMP TRAP digunakan untuk melaporkan event yang dikirim dari agent (EMS) ke manager (sistem monitoring FMS). Perintah ini melaporkan ke manager untuk event-event khusus atau specific. Semua pesan-pesan TRAP yang dikirim harus ditetapkan di dalam MIB agent. Pesan TRAP tersebut bisa merupakan notifikasi alarm atau notifikasi event. Beberapa alarm yang berhubungan dengan pesan TRAP adalah sebagai berikut : a. alarm pada suhu yang berlebihan b. alarm pada kegagalan koneksi Beberapa event yang berhubungan dengan pesan TRAP adalah sebagai berikut : a. system startup b. koneksi normal

18 setelah kedua perangkat terintegrasi maka pada perangkat manager dapat diperiksa status koneksi antara perangkat manager dan agent begitu juga dengan status koneksi SNMP terlihat pada gambar 3.14 berikut. Gambar 3.14 Status koneksi perangkat manger dan agent dan status koneksi SNMP Pada gambar terlihat bahwa koneksi perangkat manager dan agent dalam keadaan normal yang dinotifikasikan pada kolom hasil OK. Setelah itu untuk memeriksa apakah perangkat manager menerima notifikasi alarm trap dari perangkat agent, dapat dilakukan dengan menjalankan operasi notification pada probe server, setelah operasi dijalankan notifikasi alarm trap akan tampil pada layar aplikasi, seperti terlihat pada gambar 3.15 untuk selanjutnya perangkat manager dapat memonitoring perangkat agent dengan memeriksa alarm-alarm yang terjadi pada jaringan microwave.

19 Gambar 3.15 Notifikasi alarm trap yang diterima perangkat Manager 3.3 MIB Perangkat Microwave Netmaster (Agent) Semua informasi yang tersedia dari agent di berikan dalam modul informasi Mangement Information Base (MIB). Module MIB dibangun sebagai pohon dan informasi-informasinya di tampilkan seperti layaknya daun pada pohon. MIB ditulis berdasarkan Struktur Manajemen Informasi (Structure of Management Information) versi 2 (SMIv2) yang ditetapkan dalam RFC Setiap simpul daun akan memiliki identitas yang unik (unique identifier) atau identitas object (object identifier OID). Pada perangkat agent, SNMP agent Netmaster mendukung beberapa MIBs berikut yaitu : a. MIB-II (RFC3418) b. Entity MIB (RFC2737) c. NERA-Netmaster-MIB d. NERA-Netmaster-Inventory-MIB

20 Pada tugas akhir ini hanya membahas pada NERA-Netmaster-MIB digunakan pada saat pengambilan data alarm pada bab selanjutnya. yang akan Spesifik Nera MIB Beberapa MIB dibuat untuk memberikan informasi khusus Nera. Agar suatu perusahaan dapat menulis MIB mereka sendiri, mereka harus meminta node dibawah cabang enterprise sebagai sub-tree pribadi dari IANA agar dapat di daftarkan sebagai manajemen objeknya. Node yang ditetapkan untuk Nera adalah 2378 dan MIBs Nera yang sekarang dan yang akan datang akan dilokasikan dibawah node yang telah ditetapkan tersebut Nera-Netmaster-MIB MIB module ini merupakan interface antara Nera Netmaster dan High Level Managers / HLMs Alarm Tabel Netmaster Alarm tabel netmaster (Netmaster Alarm Table (OID ) merupakan OID (Object Identifier) untuk aktif alarm yang terjadi pada perangkat agent NetMaster. Akan ada satu baris pada tabel untuk tiap tiap aktif alarm. Ketika alarm terjadi, satu baris ditambahkan pada tabel, dan ketika alarm tersebut clear, baris yang berhubungan dengan alarm tersebut akan hilang juga. Untuk penjelasan netmasteralarmtable dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.1 Deskripsi Netmaster Alarm Table netmasteralarmid OID Description Unique identifier for each alarm that is generated from the NMS. Two similar alarms from the same NE

21 should have different alarmids. The alarmids are guaranteed to be unique but not necessarily in sequence. The System Distinguished Name (SDN) used for identifying the managed element that is the source of the Alarm. This identifier is the same as used in the netmasteralarmobjectname entphysicaltable. The type of this field is a DisplayString with a maximum length of 255 characters Indicates the object class (type) to which the source netmasteralarmobjecttype of the alarm belongs to, see section TmfObjectType. The time of generation of the event, see section netmasteralarmtimene DateAndTime. This is an optional field and may be reported empty. netmasteralarmtimeems The time of realization of the event by the EMS, see section DateAndTime. True if the alarm/event represents a condition that can netmasteralarmisclearable be cleared at a later time (or is itself a clear); false

22 otherwise. Defines further qualification as to the probable cause of the netmasteralarmprobablecause alarm. The type of this field is DisplayString limited to 255 characters. The values for this field are based on the probablecause definitions found in TMF608. Defines further native qualifications as to the netmasteralarmnativeprobablecause probable cause of the alarm. The type of this field is DisplayString limited to 255 characters This parameter, when present, may further qualify the source of the alarm. The qualifier consists of two parts: <netmasteralarmnativeprobablecause>:<originating netmasteralarmprobablecausequalifier node below managed element>. If originating node is the managed element node itself, it will only be <netmasteralarmnativeprobablecause> The layer to which this alarm is relevant. This parameter, when present, may further qualify the netmasteralarmlayer source of the alarm. The field is an integer with the following legal values: 1 (N/A), 2 (ds1), 4 (ds3), 5 (e1), 6 (e2), 7 (e3), 8 (e4),

23 15 (sts3c au4), 20 (section3 rs1),25 (line3 ms1), 46 (electrical), 47 (optical), 48 (radio), 73 (dsr 1), 74 (dsr 4), 93 (dsr 2x1), 96 (ethernet), (ebus) Free form text description to be reported. NMS is not netmasteralarmadditionaltext required to understand the semantics of this field for interpretation of the notification. Indication of how it is perceived that the capability of netmasteralarmperceivedseverity the object has been affected. See section TmfPerceivedSeverity The AlarmType classifies the alarm into one of the five basic netmasteralarmtype categories as specified in ITU-T X.733. See section TmfAlarmType. netmasteralarmacknowledgeindication netmasteralarmresourcedisplayname Indication as to whether the alarm has been acknowledged. Source of the alarm in a user friendly pattern netmastersynchalarms OID mulai sinkronisasi alarm dari HLM (High Level Manager) tertentu pada port yang ditentukan oleh HLM. Perintah ini akan mengirimkan semua alarm aktif sebagai alarm trap.

24 Alarm Trap Netmaster Netmaster Alarm Trap OID menandakan bahwa suatu alarm (alarm event) telah muncul. Alarm event tersebut bisa muncul dari salah satu element jaringan (Network Element) yang dimonitoring oleh NetMaster atau dari sistem NetMaster itu sendiri. Alarm trap akan memuat variable binding dengan referensi dari baris pada netmasteractivealarmstable sebagaimana di ilustrasikan pada contoh berikut, yang menunujukkan variable bindings termasuk trap ketika alarm yang unik (unique alarm) muncul. Untuk menentukan apakah alarm masih terjadi (alarm raised) atau sudah hilang (alarm clear), variable bindings netmasterperceivedseverity harus digunakan. Jika kolom ini diatur atau ditetapkan sebagai alarm clear (6) ini berarti alarm sudah hilang (alarm cleared), jika tidak alarm masih terjadi (alarm raised) dan level alarm (severity) tersebut sesuai dengan nilai berikut ini : indeterminate (1), critical (2), major (3), minor (4), warning (5). Untuk mencocokkan antara alarm yang masih terjadi (alarm raised) dengan alarm yang sudah tidak ada (alarm clear) netmasteralarmid harus digunakan. Alarm ID ini sama pada saat alarm terjadi (alarm raised) sampai dengan alarm menghilang (alarm clear) Netmaster HeartBeat Trap

25 Netmaster HeartBeat Trap OID menandakan bahwa perangkat server NetMaster berjalan normal. NetMaster Heartbeat adalah fitur yang memungkinkan perangkat NetMaster mengirimkan traps ke semua perangkat HLM (High Level Managers) yang terkonfigurasi untuk memberitahukan bahwa perangkat NetMaster dalam keadaan normal. Interval waktu heartbeat trap ini dapat dikonfigurasi atau dapat diatur.

BAB I PENDAHULUAN. Network Element (NE), dan network element ini akan dikelompokkan secara internal

BAB I PENDAHULUAN. Network Element (NE), dan network element ini akan dikelompokkan secara internal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini sebagian besar sistem manajemen jaringan telekomunikasi ada pada Network Element (NE), dan network element ini akan dikelompokkan secara internal pada

Lebih terperinci

Modul Jaringan Komputer III

Modul Jaringan Komputer III Teori SNMP Disadur, dirangkum, dan diterjemahkan oleh I Putu Hariyadi (putu.hariyadi@stmikbumigora.ac.id) dari beberapa artikel di Internet antara lain: SNMP Tutorial - http://www.manageengine.com/network-monitoring/what-is-snmp.html

Lebih terperinci

TUGAS 3 MID MANAJEMEN JARINGAN BRAMANTIO RIZKI NUGROHO NIM

TUGAS 3 MID MANAJEMEN JARINGAN BRAMANTIO RIZKI NUGROHO NIM TUGAS 3 MID MANAJEMEN JARINGAN BRAMANTIO RIZKI NUGROHO NIM 09121001044 SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 Simple Network Management Protocol (SNMP) Simple Network Management

Lebih terperinci

Monitoring Sistem Jaringan Dengan Protokol SNMP

Monitoring Sistem Jaringan Dengan Protokol SNMP Monitoring Sistem Jaringan Dengan Protokol SNMP 1. SNMP ( Simple Network Management Protocol) SNMP adalah sebuah protokol yang dirancang untuk memberikan kemampuan kepada pengguna untuk memantau dan mengatur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini, diantaranya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. ini, diantaranya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Beberapa metode penelitian dilakukan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, diantaranya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut : 3.1.1 Model Model diperlukan

Lebih terperinci

SNMP (Simple Network Management Protocol) : SNMP Pcapng Analysist

SNMP (Simple Network Management Protocol) : SNMP Pcapng Analysist SNMP (Simple Protocol) : SNMP Pcapng Analysist SNMP (Simple Protocol) adalah Internet Protocol Suite yang dibuat oleh Internet Engineering Task Force (IETF) sekitar tahun 1988 [1]. SNMP digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 SNMP (Simple Network Management Protocol) adalah Keith McCLOGHRIE, Marshall ROSE, Jeffrey D.

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 SNMP (Simple Network Management Protocol) adalah Keith McCLOGHRIE, Marshall ROSE, Jeffrey D. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SNMP (Simple Network Management Protocol) Pada awalnya sekitar tahun 1988 beberapa kelompok orang membutuhkan suatu peralatan yang dapat mengontrol sistem kerja jaringan melalui

Lebih terperinci

Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Manajemen Jaringan. Oleh Nama : Riki Andika NIM :

Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Manajemen Jaringan. Oleh Nama : Riki Andika NIM : Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Manajemen Jaringan Oleh Nama : Riki Andika NIM : 09011181320015 Jurusan Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya 2016 Simple Network Management Protocol

Lebih terperinci

TUGAS MANAJEMEN JARINGAN

TUGAS MANAJEMEN JARINGAN TUGAS MANAJEMEN JARINGAN OLEH : NAMA : INDAH SARI NIM : 09011181320011 JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 Analisa Protokol SNMP dengan Menggunakan Wireshark Dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer

BAB II LANDASAN TEORI. dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekumpulan peralatan atau komputer yang saling dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer terbagi

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Enterprise Management System (NMS untuk enterprise) Enterprise management System adalah sistem manajemen jaringan yang digunakan untuk mengelola perangkat / device dan tidak

Lebih terperinci

SIMPLE NETWORK MONITORING PROTOCOL (SNMP) UNTUK MEMONITOR TRAFIK USER

SIMPLE NETWORK MONITORING PROTOCOL (SNMP) UNTUK MEMONITOR TRAFIK USER SIMPLE NETWORK MONITORING PROTOCOL (SNMP) UNTUK MEMONITOR TRAFIK USER Yusriel Ardian Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kanjuruhan Malang acilnet@yahoo.com ABSTRAK Kelemahan manusia yang memiliki

Lebih terperinci

SNMP. Manajemen Jaringan Misbahul Fajri, ST. MTI, CCNA. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana

SNMP. Manajemen Jaringan Misbahul Fajri, ST. MTI, CCNA. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana SNMP 11 1 Internet Network Management Berhubungan dengan SNMP-based Network Management Simple Network Management Protocol (SNMP) sering dihubungkan ke Internet Network Management Framework yang meliputi:

Lebih terperinci

Rancang Bangun Network Mapping Sistem Monitoring Jaringan. Vincentius Bima Anong Dian Hutama

Rancang Bangun Network Mapping Sistem Monitoring Jaringan. Vincentius Bima Anong Dian Hutama Rancang Bangun Network Mapping Sistem Monitoring Jaringan Vincentius Bima Anong Dian Hutama 2209100048 PENDAHULUAN Network Management System (NMS) PERANCANGAN SISTEM KESIMPULAN LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Secara umum, manajemen jaringan adalah layanan yang memanfaatkan berbagai tool, aplikasi, dan device untuk membantu administrator jaringan memonitor dan mengelola jaringan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Protokol SNMP Simple Network Management Protokol (SNMP) dikembangkan pada jaringan internet dengan basis protocol Transmission Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP). Jaringan

Lebih terperinci

(SIMPLE NETWORK MANAGEMENT PROTOCOL) Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. Msc.

(SIMPLE NETWORK MANAGEMENT PROTOCOL) Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. Msc. SNMP (SIMPLE NETWORK MANAGEMENT PROTOCOL) 1 Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. Msc. CONTOH APLIKASI TCP DAN UDP 2 SNMP SNMP adalah sebuah protokol yang dirancang untuk memberikan kemampuan kepada pengguna

Lebih terperinci

Sistem Management Jaringan Agent SNMP UDP IP Lapisan bawah Tabel 1. Lapisan-lapisan SNMP

Sistem Management Jaringan Agent SNMP UDP IP Lapisan bawah Tabel 1. Lapisan-lapisan SNMP Simple Network Management Protocol (SNMP) adalah sebuah protokol yang di desain untuk memberikan kemampuan kepada pengguna untuk mengelola jaringan komputernya dari jarak jauh atau remote. Pengelolaan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 Sistem Fault Management Untuk Sistem Transmisi Gelombang Micro Dengan Menggunakan Simple Network

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 13 APPLICATION LAYER (SNMP)

PRAKTIKUM 13 APPLICATION LAYER (SNMP) PRAKTIKUM 13 APPLICATION LAYER (SNMP) I. Tujuan 1. Mahasiswa memahami konsep aplikasi SNMP. 2. Mahasiswa mampu membangun dan mengkonfigurasi SNMP II. Peralatan Yang Dibutuhkan 1. Beberapa komputer yang

Lebih terperinci

Manajemen Jaringan Dimas Wahyudi

Manajemen Jaringan Dimas Wahyudi Perkembangan jaringan yang semakin kompleks mengakibatkan rumitnya monitoring dan manajemen suatu jaringan. Banyaknya perangkat jaringan yang saling terhubung, dibutuhkan suatu mekanisme monitoring jaringan

Lebih terperinci

Jaringan Komputer - Jilid V

Jaringan Komputer - Jilid V Jaringan Komputer - Jilid V Transmission Control Protocol / Internet Protocol Rezar Muslim rezar@rezarmuslim.net .. the story continue.. ~ Network File System (NFS) : adalah protokol sistem file terdistribusi

Lebih terperinci

Gambar Notifikasi via

Gambar Notifikasi via BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Notifikasi Status Perangkat Secara umum notifikasi yang dikirimkan oleh aplikasi monitoring adalah melalui Email dan juga alert atau alarm pada aplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan yang besar tentunya memiliki security yang baik untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan yang besar tentunya memiliki security yang baik untuk menjaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di jaman sekarang sudah terlihat beberapa perbedaan yang sangat mendasar dalam system jaringan yang ada, baik itu secara fisik maupun virtual. Fisik dalam arti struktur

Lebih terperinci

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN P RAKTIKUM 12 RAKTIKUM 12 NETWORK MONITORING A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami protokol SNMP 2. Mamahami kegunaan dari aplikasi network monitoring 3. Mampu menginstallasi dan mengkonfiigurasi aplikasi

Lebih terperinci

Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Monitoring Traffic Jaringan Intranet Berbasis Web Dengan Menggunakan Protokol SNMP

Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Monitoring Traffic Jaringan Intranet Berbasis Web Dengan Menggunakan Protokol SNMP Perancangan dan Pembuatan Aplikasi Monitoring Traffic Jaringan Intranet Berbasis Web Dengan Menggunakan Protokol SNMP Jerry Stover Tangaguling, F. Yudi Limpraptono, dan Sotyohadi Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 80 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. Solusi Corporindo Teknologi adalah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Software PRTG Perancangan sistem monitoring jaringan ini menggunakan aplikasi PRTG System Monitor yang dijalankan pada sistem operasi Windows. PRTG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Manajemen Sistem dan Jaringan Manajemen jaringan adalah kemampuan untuk memonitor, mengontrol dan merencanakan sumber serta komponen sistem dan jaringan komputer (Mellquist,

Lebih terperinci

MANAJEMEN JARINGAN. Disusun Oleh. Nama : Kusuma Dwi Indriani NIM : Dosen Pengampu : Deris Setiawan, M.T., Ph.D

MANAJEMEN JARINGAN. Disusun Oleh. Nama : Kusuma Dwi Indriani NIM : Dosen Pengampu : Deris Setiawan, M.T., Ph.D MANAJEMEN JARINGAN Disusun Oleh Nama : Kusuma Dwi Indriani NIM : 09011181320017 Dosen Pengampu : Deris Setiawan, M.T., Ph.D JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 Analisa

Lebih terperinci

Eksekusi file setup.exe yang ada dalam CD atau folder instalasi oracle.

Eksekusi file setup.exe yang ada dalam CD atau folder instalasi oracle. 1 2 3 Eksekusi file setup.exe yang ada dalam CD atau folder instalasi oracle. 4 Isilah konfigurasi instalasi yang akan dibuat. Oracle Home Location : biasanya terisi otomatis dgn drive yang paling banyak

Lebih terperinci

NETWORK MANAGEMENT ANALISA SNMP

NETWORK MANAGEMENT ANALISA SNMP NETWORK MANAGEMENT ANALISA SNMP Oleh EKO PRATAMA 09011181320004 PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 SNMP (Simple Network Management Protocol) sebuah protocol

Lebih terperinci

Network Traffic Monitoring Berbasis Windows Menggunakan Delphi

Network Traffic Monitoring Berbasis Windows Menggunakan Delphi Network Traffic Monitoring Berbasis Windows Menggunakan Delphi Tanpa kemampuan untuk memonitor jaringan, administrator hanya dapat bereaksi terhadap masalah pada waktu mereka muncul, bukannya lebih dulu

Lebih terperinci

Materi I. Kholid Fathoni, S.Kom., M.T.

Materi I. Kholid Fathoni, S.Kom., M.T. Materi I Monitoring Jaringan Kholid Fathoni, S.Kom., M.T. Monitoring performance dari jaringan Mengetahui status (up/down) service dari host yang kita monitor secara realtime dengan system alert/alarm

Lebih terperinci

Sistem Monitoring Spesifikasi dan Utilitas Host di Jaringan Komputer Berbasis Web

Sistem Monitoring Spesifikasi dan Utilitas Host di Jaringan Komputer Berbasis Web Sistem Monitoring Spesifikasi dan Utilitas Host di Jaringan Komputer Berbasis Web I yoman Piarsa 1, Putu Bayu Suda Togantara 2 1,2 Teknologi Informasi, Universitas Udayana, Bali e-mail: manpits@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. telekomunikasi. Jaringan microwave biasanya digunakan pada sistem yang

BAB 1 PENDAHULUAN. telekomunikasi. Jaringan microwave biasanya digunakan pada sistem yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan transmisi microwave merupakan tulang punggung bagi operator jasa telekomunikasi. Jaringan microwave biasanya digunakan pada sistem yang menggunakan aplikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Router Berbasis Web, Penulis menerapkan konsep pengembangan Software

BAB III METODE PENELITIAN. Router Berbasis Web, Penulis menerapkan konsep pengembangan Software BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam pengembangan Monitoring Trafik Jaringan dan Pengaturan PC Router Berbasis Web, Penulis menerapkan konsep pengembangan Software Development Life Cycle

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi traffic monitoring dan SMS server. Terdiri dari Sierra Aircard 875

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi traffic monitoring dan SMS server. Terdiri dari Sierra Aircard 875 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan Awal 4.1.1 Instalasi Program Yang Digunakan Berikut adalah gambaran cara penginstalan program yang akan digunakan untuk menjalankan aplikasi traffic monitoring

Lebih terperinci

TUGAS MANAJEMEN JARINGAN

TUGAS MANAJEMEN JARINGAN TUGAS MANAJEMEN JARINGAN Nama : Nur Rahma Dela NIM : 09011181320008 JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA Analisis Jaringan A. FCAPS Manajemen jaringan mengacu pada pelaksanaan(operation),

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisa terhadap sistem ini dilakukan agar dapat batasan-batasan ataupun ukuran dari kinerja sistem yang berjalan. Perancangan sistem ini difokuskan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Rancangan Layar Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone dibutuhkan sebuah aplikasi yang memiliki user interface agar mudah digunakan. Rancangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada sistem yang akan dibangun ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada seorang administrator jaringan saat akan menggunakan monitoring jaringan dengan aplikasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISA DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI MONITORING KONEKTIFITAS JARINGAN, TRAFFIC, DAN UTILISASI

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER. Disusun Oleh : Nama : Febrina Setianingsih NIM : Dosen Pembimbing : Dr. Deris Stiawan, M.T., Ph.D.

JARINGAN KOMPUTER. Disusun Oleh : Nama : Febrina Setianingsih NIM : Dosen Pembimbing : Dr. Deris Stiawan, M.T., Ph.D. JARINGAN KOMPUTER Disusun Oleh : Nama : Febrina Setianingsih NIM : 09011181419021 Dosen Pembimbing : Dr. Deris Stiawan, M.T., Ph.D. SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA Analisa

Lebih terperinci

MODUL 7. Apakah Joomla itu? A. Pra-Instalasi Joomla. Tujuan : 1. Pengenalan Joomla 2. Installasi Joomla 3. Pengenalan Section dan Categories

MODUL 7. Apakah Joomla itu? A. Pra-Instalasi Joomla. Tujuan : 1. Pengenalan Joomla 2. Installasi Joomla 3. Pengenalan Section dan Categories MODUL 7 JOOMLA Tujuan : 1. Pengenalan Joomla 2. Installasi Joomla 3. Pengenalan Section dan Categories Apakah Joomla itu? Sejauh ini joomla adalah: Joomla! is a free open source framework and content publishing

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING JARINGAN. Kelompok: Aminatus Sakdiyah Aulia Pratama Riwayanto M Robith Zakki Arifin

SISTEM MONITORING JARINGAN. Kelompok: Aminatus Sakdiyah Aulia Pratama Riwayanto M Robith Zakki Arifin SISTEM MONITORING JARINGAN Kelompok: Aminatus Sakdiyah Aulia Pratama Riwayanto M Robith Zakki Arifin PENDAHULUAN Monitoring jaringan adalah salah satu fungsi dari management yang berguna untuk menganalisa

Lebih terperinci

Addition of beneficiary for other currency than INR

Addition of beneficiary for other currency than INR Addition of beneficiary for other currency than INR Penambahan penerima untuk pengiriman uang INR akan di proses secara offline dan nasabah perlu menggunggah permintaanya melalui Internet Banking kemudian

Lebih terperinci

Konsep Virtual LAN (VLAN)

Konsep Virtual LAN (VLAN) Konsep Virtual LAN (VLAN) Prinsip utama sebuah LAN adalah, semua device yang berada pada satu LAN berarti berada pada satu broadcast domain. Sebuah broadcast domain mencakup semua device yang terhubung

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP)

IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP) Jurnal Ilmiah Informatika Volume 1 No. 1 / Desember 26 IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP) Juwanda Natali 1), Fajrillah 2), T.M.Diansyah

Lebih terperinci

Network Management 1.Definisi

Network Management 1.Definisi Network Management 1.Definisi Manajemen jaringan adalah sebuah pekerjaan untuk memelihara seluruh sumber jaringan dalam keadaan baik, karena saat ini jaringan sangat kompleks, dinamik dan terdiri atas

Lebih terperinci

Prosedur Menjalankan Program / Alat

Prosedur Menjalankan Program / Alat Prosedur Menjalankan Program / Alat Software yang dipakai untuk menjalankan program / alat : 1. Browser (Mozilla Firefox atau Google Chrome) Bebas pilih salah satu. 2. XAMPP 3. Adobe Dreamweaver atau Notepad

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Jaringan VLAN Berdasarkan analisis terhadap sistem jaringan yang sedang berjalan dan permasalahan jaringan yang sedang dihadapi oleh PT. Mitra Sejati Mulia Industri,

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA : MARINI SUPRIANTY NIM :

JARINGAN KOMPUTER JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA : MARINI SUPRIANTY NIM : JARINGAN KOMPUTER NAMA : MARINI SUPRIANTY NIM : 09011181419016 KELAS DOSEN : SK5A : Dr. DERIS STIAWAN, M.T. JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 TASK 5 ANALISIS IP/PORT

Lebih terperinci

APLIKASI UNTUK PEMANTAUAN LAN PADA STUDI KASUS DI UNIVERSITAS BUNDA MULIA. Abstract

APLIKASI UNTUK PEMANTAUAN LAN PADA STUDI KASUS DI UNIVERSITAS BUNDA MULIA. Abstract APLIKASI UNTUK PEMANTAUAN LAN PADA STUDI KASUS DI UNIVERSITAS BUNDA MULIA Halim Agung halimagung89@gmail.com Tekhnik Informatika Universitas Bunda Mulia Abstract Peningkatan kualitas suatu proses belajar

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 6 Object Identifier (OID) OID adalah identitas unik yang digunakan untuk melakukan monitoring objek dan didefinisikan dalam hirarki MIB (Cisco 2006). METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian dilakukan berdasar

Lebih terperinci

REVIEW JURNAL. Monitoring Software for IP-based Video Surveillance System

REVIEW JURNAL. Monitoring Software for IP-based Video Surveillance System REVIEW JURNAL Monitoring Software for IP-based Video Surveillance System NAMA : ANDIKA ATMANEGARA PUTRA NIM : 09011281419055 SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2017 REVIEW JURNAL

Lebih terperinci

HTTP Protocol Ketika sebuah alamat web (atau URL) yang diketik ke dalam web browser, web browser melakukan koneksi ke web service yang berjalan pada

HTTP Protocol Ketika sebuah alamat web (atau URL) yang diketik ke dalam web browser, web browser melakukan koneksi ke web service yang berjalan pada Application Layer Application layer adalah lapisan yang menyediakan interface antara aplikasi yang digunakan untuk berkomunikasi dan jaringan yang mendasarinya di mana pesan akan dikirim. Layer ini berhubungan

Lebih terperinci

Monitoring The Network

Monitoring The Network Monitoring The Network Introducing to Syslog PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI June 1, 2016 Authored by: Deantari Aji Monitoring The Network Introducing to Syslog Introducing to Syslog 8.1.1.1 Bila ada

Lebih terperinci

PRAKTIKUM BASIS DATA TERDISTRIBUSI MODUL 1 KONFIGURASI DATABASE CLIENT DAN SERVER

PRAKTIKUM BASIS DATA TERDISTRIBUSI MODUL 1 KONFIGURASI DATABASE CLIENT DAN SERVER PRAKTIKUM BASIS DATA TERDISTRIBUSI MODUL 1 KONFIGURASI DATABASE CLIENT DAN SERVER LABORATORIUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011-2012 I. TUJUAN

Lebih terperinci

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T TCP DAN UDP Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN TRANSPOR adalah Lapisan keempat dari Model Referensi OSI yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol

Lebih terperinci

Application Layer. Electronic Engineering Polytechnic Institut of Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Application Layer. Electronic Engineering Polytechnic Institut of Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Application Layer Electronic Engineering Polytechnic Institut of Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Pendahuluan Layer ini berurusan dengan program komputer yang digunakan oleh user. Program

Lebih terperinci

BAB III IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI WEB LOG

BAB III IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI WEB LOG BAB III IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI WEB LOG Pengembangan website telah menjadi tuntutan pemiliknya seiring dengan dinamika dan kemajuan teknologi internet. Website yang tidak mempunyai informasi dan tampilan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA Sudah Mengumpulkan Jurnal? http://goo.gl/hhsqum JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA Group Jarkom SI Amikom https://www.facebook.com/groups/jarkom.amikom/ Pertemuan 12 Network Management Dasar Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO ETHERNET IP BASE (INTERNET PROTOKOL BASE) GALERI PT. INDOSAT

BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO ETHERNET IP BASE (INTERNET PROTOKOL BASE) GALERI PT. INDOSAT 41 BAB IV ANALISA DAN IMPLEMENTASI RADIO ETHERNET IP BASE (INTERNET PROTOKOL BASE) GALERI PT. INDOSAT 4.1. Konfigurasi Umum Galeri PT. Indosat Gambar 4.1. Konfigurasi umum galeri PT. Indosat Secara umum

Lebih terperinci

Chapter 3 part 1. Internetworking (Switching and Bridging) Muhammad Al Makky

Chapter 3 part 1. Internetworking (Switching and Bridging) Muhammad Al Makky Chapter 3 part 1 Internetworking (Switching and Bridging) Muhammad Al Makky Pembahasan Chapter 3 Memahami fungsi dari switch dan bridge Mendiskusikan Internet Protocol (IP) untuk interkoneksi jaringan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA 4.1 Implementasi Perangkat Lunak Dalam implementasi aplikasi alat pengendali rumah jarak jauh (smart home) penulis tidak mengunakan ip public/vpn melainkan menggunakan

Lebih terperinci

Gambar 4.17 Instalasi Modem Nokia 6100 Install From Disk

Gambar 4.17 Instalasi Modem Nokia 6100 Install From Disk 80 Pilih Have Disk Gambar 4.16 Instalasi Modem Nokia 6100 Install New Modem Pilih Browse Gambar 4.17 Instalasi Modem Nokia 6100 Install From Disk 81 Pilih driver modem kemudian klik Open Gambar 4.18 Instalasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Kebutuhan Sistem Kebutuhan fungsional sistem merupakan paparan mengenai fitur-fitur yang akan dimasukan kedalam aplikasi yang akan dibangun. Fitur fitur tersebut harus memenuhi

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII Komunikasi Data WLAN Indoor

PERCOBAAN VII Komunikasi Data WLAN Indoor PERCOBAAN VII Komunikasi Data WLAN Indoor 1. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja WLAN 2. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi WLAN 3. Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi WLAN 2. DASAR TEORI

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan diuraikan sejarah dan visi misi perusahaan, analisa sistem yang terdiri dari analisa sistem berjalan, analisa kebutuhan sistem dengan Use Case Diagram,

Lebih terperinci

ORGANIZER DAN NAVIGASI PATH

ORGANIZER DAN NAVIGASI PATH BAB IX ORGANIZER DAN NAVIGASI PATH 9.1. Tentang Organizer and Navigasi Path Anda dapat mengelompokkan sistem objek termasuk device, sub-sistem, zproperties, dan template. Sebuah device, untuk contoh, dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar Teori 2.1.1. Pengertian Internet, Intranet dan Extranet Internet merupakan singkatan dari Interconnected Network. Internet adalah kumpulan komputer yang terhubung satu

Lebih terperinci

Multi Router Traffic Grapher (MRTG) Memeriksa Statistik Client Jaringan Kali ini, CHIP akan membahas penggunaan MRTG untuk memantau tingkat

Multi Router Traffic Grapher (MRTG) Memeriksa Statistik Client Jaringan Kali ini, CHIP akan membahas penggunaan MRTG untuk memantau tingkat Multi Router Traffic Grapher (MRTG) Memeriksa Statistik Client Jaringan Kali ini, CHIP akan membahas penggunaan MRTG untuk memantau tingkat penggunaan bandwidth jaringan dari setiap PC client yang ada

Lebih terperinci

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR ISTILAH... xi INTISARI... xiii ABSTRACT...

Lebih terperinci

Penelusuran Data Melalui Jaringan Internet

Penelusuran Data Melalui Jaringan Internet Penelusuran Data Melalui Jaringan Internet Tulisan ini berdasarkan CCNA Exploration 4.0 : Network Fundamentals Berikut ini akan digambarkan sebuah transfer data sederhana antara dua host melewati sebuah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan 38 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Masalah dan Kebutuhan Sistem 3.1.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Analisis sistem yang sedang berjalan kami lakukan dengan melakukan studi literatur

Lebih terperinci

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP Agenda Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP 2 Protokol Definisi : A rule, guideline, or document which guides how an activity should be performed. Dalam ilmu komputer, protokol adalah konvensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan mengenai latar belakang tugas akhir, indetifikasi masalah tugas akhir, tujuan tugas akhir, lingkup tugas akhir, metodologi pelaksanaan tugas akhir dan sitemmatika

Lebih terperinci

PEMANTAUAN LAN PADA UNIVERSITAS BUNDA MULIA DENGAN APLIKASI MONITORING. Halim Agung Tekhnik Informatika Universitas Bunda Mulia

PEMANTAUAN LAN PADA UNIVERSITAS BUNDA MULIA DENGAN APLIKASI MONITORING. Halim Agung Tekhnik Informatika Universitas Bunda Mulia PEMANTAUAN LAN PADA UNIVERSITAS BUNDA MULIA DENGAN APLIKASI MONITORING Halim Agung halimagung89@gmail.com Tekhnik Informatika Universitas Bunda Mulia Abstract Peningkatan kualitas suatu proses belajar

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. operasi Linux Fedora Core 4 dengan menggunakan bahasa pemrograman Java.

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. operasi Linux Fedora Core 4 dengan menggunakan bahasa pemrograman Java. 68 BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1 Perancangan Sistem Network monitoring ini, pada bagian aplikasi server dibuat dalam sistem operasi Linux Fedora Core 4 dengan menggunakan bahasa pemrograman Java.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN BAB III PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN 3.1 Perencanaan Kebutuhan Situs web kini mulai digandrungi oleh pelaku sektor bisnis untuk memasarkan produknya, melalui situs web yang berfungsi sebagai media

Lebih terperinci

Nagios Sebagai Network Monitoring Software

Nagios Sebagai Network Monitoring Software Nama : Muhamad Yusup NIM : 09011281419061 Nagios Sebagai Network Monitoring Software 1. Pendahuluan Nagios adalah NMS open source yang dirancang khusus untuk memonitor host/managed device dan layanan jaringan

Lebih terperinci

Pertemuan 11 Pengenalan DBMS dan MySQL

Pertemuan 11 Pengenalan DBMS dan MySQL Pertemuan 11 Pengenalan DBMS dan MySQL Tentang Database, DBMS, dan RDBMS Tentang MySQL Instalasi MySQL di Windows Menjalankan Service MySQL Koneksi ke Server MySQL Berbagai Tools Administrasi Server MySQL

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 29 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram sistem absensi ini dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem Fungsi fungsi dari blok diatas adalah sebagai

Lebih terperinci

Interface yang merupakan penjembatan untuk menghubungkan mikrotik dengan Winbox menggunakan protocol berbasis MAC.

Interface yang merupakan penjembatan untuk menghubungkan mikrotik dengan Winbox menggunakan protocol berbasis MAC. ( INTERFACE, ETHERNET, EOIP TUNNEL, IP TUNNEL, VLAN ) I. Interface Interface yang merupakan penjembatan untuk menghubungkan mikrotik dengan Winbox menggunakan protocol berbasis MAC. II. Interface Ethernet

Lebih terperinci

Modul 4 Koneksi ke Router Lain

Modul 4 Koneksi ke Router Lain Modul 4 Koneksi ke Router Lain Pendahuluan Cisco Discovery Protocol (CDP) adalah tool yang berguna untuk mengatasi incomplete atau inaccurate network. CDP adalah media dan protocol independent, CDP hanya

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Agent Layanan Internet Berbasis Sistem Embedded Ebox-4300

Rancang Bangun Aplikasi Agent Layanan Internet Berbasis Sistem Embedded Ebox-4300 Rancang Bangun Aplikasi Agent Layanan Internet Berbasis Sistem Embedded Ebox-4300 Muh. Asnoer Laagu 1, Achmad Subhan K.H 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat lunak yang digunakan. hasil rancangan yang ada. Halaman web dibuat dengan basis php

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan perangkat lunak yang digunakan. hasil rancangan yang ada. Halaman web dibuat dengan basis php BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem yang dirancang menggunakan 2 komponen utama yang menjadi pendukung, yaitu komponen perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROTOKOL SNMP UNTUK JARINGAN DI KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT

IMPLEMENTASI PROTOKOL SNMP UNTUK JARINGAN DI KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT IMPLEMENTASI PROTOKOL SNMP UNTUK JARINGAN DI KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT Oleh: Zaini, Muhammad Rizky *) Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi, Univesitas Andalas Abstrak Sistem informasi telah

Lebih terperinci

Konfigurasi Dan Instalasi Jaringan( TCP/IP ) Di Windows Server 2003

Konfigurasi Dan Instalasi Jaringan( TCP/IP ) Di Windows Server 2003 Konfigurasi Dan Instalasi Jaringan( TCP/IP ) Di Windows Server 2003 Di sini saya akan mendeskripsikan prosedur untuk menginstal dan mengkonfigurasi TCP/IP Microsoft Windows Server 2003. Ikuti prosedur

Lebih terperinci

Firewall & WEB SERVICE

Firewall & WEB SERVICE Firewall & WEB SERVICE Definisi Firewall Umumnya ditempatkan pada batas network untuk membangun batas pinggir keamanan (security). Firewall digunakan untuk melindungi internal network dari eksternal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan monitoring. Dalam melakukan monitoring atau pengawasan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan monitoring. Dalam melakukan monitoring atau pengawasan sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi manajemen dalam sebuah perguruan tinggi sebagai penunjang segala aktifitas transaksi merupakan hal yang sangat penting, karena dengan adanya sistem

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Analisa Sistem

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Analisa Sistem BAB III PEMBAHASAN 3.1 Analisa Sistem Sistem Nursing Diagnostic Test Online adalah aplikasi berbasis web yang menyediakan test secara online yang bersifat try out yang dapat diakses oleh pengguna yang

Lebih terperinci

PENGANTAR LAN (LOCAL AREA NETWORK)

PENGANTAR LAN (LOCAL AREA NETWORK) 6 PENGANTAR LAN (LOCAL AREA NETWORK) LABORATORIUM LANJUT SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN VI PENGANTAR LAN (LOCAL AREA NETWORK) I. Tujuan Praktikum : Memahami dasar

Lebih terperinci

Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages

Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages Pendahuluan Tidak ada mekanisme untuk menjamin bahwa data yang dikirim melalui jaringan berhasil. Data mungkin gagal mencapai tujuan dengan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah CD/DVD IPCop dan komputer yang digunakan tehubung dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah CD/DVD IPCop dan komputer yang digunakan tehubung dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Instalasi IPCop Dalam menginstal linux IPCop 1.4.16 yang perlu diperhatikan dan dibutuhkan adalah CD/DVD IPCop 1.4.16 dan komputer yang digunakan tehubung dengan koneksi

Lebih terperinci

Saat ini saya akan menjelaskan tentang bentuk dari Jaringan Radio yang ada pada 3G yang pada dasarnya mirip juga dengan 2G.

Saat ini saya akan menjelaskan tentang bentuk dari Jaringan Radio yang ada pada 3G yang pada dasarnya mirip juga dengan 2G. TANGERANG AREA 1 Sebelum saya menjelaskan tentang cara untuk melakukan koneksi ke Node B untuk melihat software didalamnya. Ada beberapa hal tentang Node B yang akan saya paparkan dalam modul kali ini.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Implementasi adalah proses untuk menerapkan sistem informasi yang telah dibangun agar user yang menggunakannya menggantikan sistem informasi yang lama.

Lebih terperinci

TASK 5 JARINGAN KOMPUTER

TASK 5 JARINGAN KOMPUTER TASK 5 JARINGAN KOMPUTER Disusun oleh : Nama : Ilham Kholfihim M NIM : 09011281419043 JURUSAN SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 ANALISIS PERBANDINGAN CAPTURING NETWORK TRAFFIC

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Berdasarkan analisis yang terhadap kondisi yang saat ini berjalan, proses pemantauan terhadap status koneksi dalam suatu jaringan komputer

Lebih terperinci