Written by Administrator Saturday, 12 September :02 - Last Updated Saturday, 31 October :18

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Written by Administrator Saturday, 12 September :02 - Last Updated Saturday, 31 October :18"

Transkripsi

1 <!-- /* Font Definitions {font-family:wingdings; panose-1: ; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature: {font-family:"ms Mincho"; panose-1: ; mso-font-alt:"arial Unicode MS"; mso-font-charset:128; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:fixed; mso-font-signature: {font-family:"@ms Mincho"; panose-1: ; mso-font-charset:128; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:fixed; mso-font-signature: ;} /* Style Definitions */ p.msonormal, li.msonormal, div.msonormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"times New Roman"; mso-fareast-font-family:"times New Roman"; Section1 {size:21.0cm 842.0pt; margin:70.9pt 70.9pt 70.9pt 99.25pt; mso-header-margin:36.85pt; mso-footer-margin:36.85pt; mso-paper-source:0;} div.section1 {page:section1;} /* List Definitions l0 {mso-list-id: ; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids: l0:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï ; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; l1 {mso-list-id: ; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids: l1:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï ; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; l2 {mso-list-id: ; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids: l2:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï ; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; l3 {mso-list-id: ; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids: l3:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï ; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; l4 {mso-list-id: ; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids: l4:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï ; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; l5 {mso-list-id: ; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids: l5:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï ; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; l6 {mso-list-id: ; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids: l6:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï ; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; l7 1 / 16

2 {mso-list-id: ; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids: l7:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï ; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:symbol;} ol {margin-bottom:0cm;} ul {margin-bottom:0cm;} --> Latar Belakang Pembangunan pertanian dimasa yang akan datang berfokus pada pengembangan agribisnis yang berorientasi global dengan memanfatkan secara optimal dari sumberdaya yang ada. Pem bangunan pertanian merupakan bagian penting dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan, kesejahteran masyarakat petani, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha di pedesaan. Namun saat ini pembangunan pertanian di Indonesia dihadapkan pada beberapa tantangan antara lain persaingan pasar global, pemenuhan ketahanan pangan, alternatif sumber pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan, serta penyediaan lapangan kerja. Badan Litbang Pertanian dengan misi utamanya menemukan atau menciptakan inovasi pertanian (teknologi, kelembagaan, dan kebijakan) maju dan strategis, mengadaptasikannya menjadi tepat guna spesifik pemakai dan lokasi, serta menginformasikan dan menyediakan materi dasarnya. Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani), merupakan suatu model atau konsep baru diseminasi teknologi yang dipandang dapat mempercepat penyampaian informasi dan bahan dasar inovasi baru yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian. 2 / 16

3 Prima Tani diharapkan dapat berfungsi sebagai jembatan penghubung langsung antara Badan Litbang Pertanian sebagai penghasil inovasi dengan lembaga penyampaian (delivery system) maupun pelaku agribisnis (receiving system) pengguna inovasi. Dengan demikian prima tani diharapkan dapat mengatasi permasalahan pertanian di tingkat petani. Disamping itu Prima Tani akan merajut ulang hubungan sinergis penelitian dan penyuluhan yang selama ini cenderung semakin melemah atau bahkan terputus di beberapa wilayah sebagai akibat dari belum mantapnya pelaksanaan otonomi daerah. Oleh karena itu melalui Prima Tani diharapkan lembaga penyuluhan pertanian di didaerah dapat saling terintegrasi dengan lembaga penelitian melalui penelitian partisipatif dan dapat saling bersinergi dalam kegiatan penelitian dan kegiatan penyuluhan Selain sebagai wahana diseminasi, Prima Tani juga akan digunakan sebagai wahana pengkajian Partisipatif, yang merupakan implemantasi dari paradigma baru Badan Litbang Pertanian dalam hal ini penelitian pembangunan (Research and Development) menggantikan paradigma lama yaitu penelitian dan pengembangan. Prima tani pada dasarnya merupakan strategi baru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Badan Litbang Pertanian. Kegiatan Primatani yang Tahun 2005 hanya diuji coba di 25 kabupaten dan diperluas menjadi 33 kabupaten pada tahun / 16

4 Pada tahun 2007 diperluas lagi menjadi 201 kabupaten seluruh Indonesia dan sudah merupakan salah satu instrumen program Departemen Pertanian. Secara garis besarnya program tersebut terdiri dari program ketahanan pangan, peningkatan daya saing dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Prima Tani yang bersifat integratif secara vertikal dan horisontal, akan menghasilkan keluaran yang bermuara pada ketahanan pangan, daya saing melalui peningkatan nilai tambah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan Primatani di Propinsi Sulawesi Tengah sejak tahun 2007 dilaksanakan di 6 kabupaten yakni di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Toli-Toli, Tojo Una-Una, Banggai dan kabupaten Parigi-Moutong yang pelaksanaan kegiatannya dimulai pada tahun Hasil yang dicapai dari pelaksanaan Prima Tani di masing-masing kabupaten bervariasi antara kabupaten. Di Kabupaten Parigi Moutong yang kegiatannya di mulai sejak tahun 2005, kegiatan Prima Tani memberikan dampak positif terhadap peningkatan produksi dan pendapatan usahatani sebesasar 260 % dibanding sebelum Prima Tani dilaksanakan. Selain itu kerjasama antar kelembagaan produksi dan kelembagaan pendukung telah terkoordinir dengan baik yang terlihat dari adanya dukungan Pemda dalam bentukfasilitasi bantuan pinjaman modal ke perbankan (BNI), keterlibatan Dolog dalam pembelian hasil panen petani, Penangkaran benih yang telah terbentuk telah bekerjasama dengan PT. Pertani dalam hal pemasaran, semakin berkembangnya jaringan kerjasama antara penangkar benih dengan penyedia 4 / 16

5 benih sumber(bb Penelitian Padi dan BPTP). Untuk kabupaten Donggala, Tolitoli, Tojo Una-una, Banggai dan Kota Palu, kegiatan Prima tani telah memasuki tahun ketiga dan telah melaksanakan berbagai kegiatan diantaranya survei PRA dan Base line Survey dari hasil kegiatan tersebut telah menyusun rancang bangun selama tiga tahun kedepan dan telah terbentuk Klinik Agribisnis dimasing-masing Kabupaten. Hasil lain yang telah dicapai adalah berjalannya kegiatan inovasi teknologi dan kelembagaan serta meningkatnya jalinan kerjasama dengan stakeholder khususnya dukungan pemda di masing-masing kabupaten. Hasil eveluasi kinerja Prima Tani yang dilakukan oleh tim teknis Prima Tani pusat pada tahun 2008 menunjukkan bahwa dari enam lokasi Prima Tani yang ada di Sulawesi Tengah, empat diantaranya yakni Kabupaten Parigi Moutong, Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Toli-Toli, kegiatan pembinaan sudah layak untuk ditransfer ke pemda masing-masing, sedangkan dua lokasi yakni Kabupaten Tojo Una-Una dan Banggai masih perlu pembinaan intensif oleh BPTP. Walaupun ke empat lokasi Prima Tani tersebut pembinaannya akan ditransfer mulai tahun 2009, namun untuk menjamin keberlanjutan inovasi teknologi dan kelembagan maka masih diperlukan pengawalan oleh peneliti dan penyuluh. Untuk itu kegiatan Prima Tani Sulawesi Tengah pada tahun 2009 akan terfokus kepada percepatan inovasi teknologi dan kelembagaan khususnya pada kabupaten Tojo Una Una dan Banggai, dan kegiatan pengawalan inovasi teknologi dan kelembagaan pada empat Kabupaten lainnya. Dasar Pertimbangan Primatani merupakan Program Rintisan Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan inovasi hasil Litbang kepada masyarakat dalam 5 / 16

6 bentuk laboratorium agribisnis di lokasi yang mudah dilihat dan dijangkau masyarakat petani. Prima Tani pada intinya adalah membangun model percontohan sistem dan usaha agribisnis progresif berbasis teknologi inovatif yang memadukan sistem inovasi dan sistem agribisnis. Prinsip dasar yang digunakan pada wilayah kegiatan Prima Tani Provinsi Sulawesi Tengah se bagai berikut : - Membangun model percontohan (laboratorium agribisnis) sebagai wadah aplikasi teknologi yang berorientasi agribisnis untuk memperkenalkan dan mengaplikasikan teknologi pertanian kepada masyarakat petani di pedesaan. - Pembentukan dan pembinaan kelompok tani melalui sekolah lapang (SL) yakni belajar sambil berbuat dengan cara mempraktekkan langsung intoduksi teknologi oleh petani dilahan usahatani sekaligus menambah ilmu pegetahuan dan wawasan teknologi pertanian bagi petani. - Pemasyarakatan inovasi teknologi pertanian melalui kegiatan diseminasi dan transfer teknologi menggunakan media informasi pertanian seperti brosur, leaflet, poster, liptan dan laporan hasil-hasil pengkajian dari BPTP Sulawesi Tengah. - Mengintegrasikan kelembagaan terkait untuk berpartisipasi mendukung program Prima Tani melalui kemitraan.yang kondusif/saling menguntungkan yang lebih berpihak kepada kepentingan kelompok tani dan masyarakat setempat. Prima Tani akan merajut ulang hubungan sinergis Penelitian-Penyuluhan yang cenderung semakin melemah atau bahkan terputus di beberapa wilayah sebagai akibat belum mantapnya pelaksanaan otonomi daerah. Dengan terimplementasi 6 / 16

7 Prima Tani disetiap wilayah diharapkan dapat mengintegrasikan lembaga penyuluhan di daerah melalui penelitian, pengembangan, pengkajian partisipatif di dalam Laboratorium Agribisnis, membekali penyuluh dengan pengetahuan teknologi inovatif yang diintroduksikan. Dengan demikian Prima Tani dapat berfungsi untuk mensinergiskan kegiatan penelitian dan kegiatan penyuluhan. Aplikasi Inovasi teknologi dan kelembagaan di wilayah Prima Tani Sulawesi Tengah memberi pengaruh nyata terhadap peningkatan produktivitas, usahatani dan aktivitas agribisnis sehingga berdampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat. Demikian pula terhadap peran kelembagaan dalam mendukung kegiatan agribisnis yang semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa Prima Tani sebagai model/percontohan pembangunan pertanian di pedesaan telah berikan hasil yang diharapkan sehingga keterlibatan dan peran pemda perlu ditingkatkan. Untuk itu Lokasi Prima Tani yang memperlihatkan kemajuan yang berarti saatnya untuk pembinaannya di serahkan Pemda masing-masing. Peran BPTP dalam proses transfer tersebut adalah sebagai pengawal inovasi teknologi dan kelembagaan agar kegiatan Prima Tani tetap berjalan sesuai dengan rancang bangun yang telah di buat sehingga tujuan akhir Prima Tani yakni terciptanya agribisnis Industrial pedesaan dan sistem usahatani intensifikasi/diversifikasi dapat tercapai. Tujuan 7 / 16

8 1. Tujuan Jangka Panjang  Mengembangkan Sistem Usahatani Intensifikasi-Diversifikasi (SUID) dan Agribisnis Industrial Pedesaan (AIP) di wilayah Primatani sebagai model/percontohan pembangunan pertanian.  Meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui percepatan pemasyarakatan inovasi teknologi dan kelembagaan pertanian dalam kegiatan sistem usahatani.  Meningkatkan peran kelembagaan baik kelembagaan internal maupun kelembagaan eksternal dalam mendukungan kegiatan sistem usahatani dan Agribisnis di pedesaan.  Meningkatkan Peranan Klinik Agribisnis dalam memenuhi kebutuhan informasi teknologi pertanian bagi masyarakat.  Meningkatkan kemandirian dan kemampuan masyarakat dan pemerintah setempat untuk melanjutkan pengembangan dan pembinaan percontohan SUID dan AIP berbasis pengetahuan dan teknologi mutakhir 2. Tujuan Tahun 2009  Meningkatkan perluasan inovasi teknologi dan inovasi kelembagaan dalam wilayah Prima Tani.  Melakukan pengawalan terhadap inovasi teknologi dan kelembagaan di masing-masing wilayah Prima Tani yang pembinaanya telah ditranfer ke pemda sehingga dapat berjalan sesuai dengan rancang bangun yang telah ditetapkan. 8 / 16

9  Melakukan koordinasi dengan pemda melalui Dinas-dinas terkait sehingga transfer pembinaan Prima Tani lebih meningkatkan aktivitas inovasi teknologi dan kelembagaan. Keluaran yang Diharapkan 1. Keluaran Jangka Panjang  Berkembangnya Sistem Usahatani Intensifikasi-Diversifikasi dan Agribisnis Industrial Pedesaan di wilayah Primatani sebagai model/percontohan pembangunan pertanian.  Meningkatnya kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui percepatan pemasyarakatan inovasi teknologi dan kelembagaan pertanian dalam kegiatan sistem usahatani.dan Agribisnis.  Meningkatnya peran kelembagaan baik kelembagaan internal maupun kelembagaan eksternal dalam mendukungan kegiatan sistem usahatani dan Agribisnis di pedesaan  Meningkatnya Peranan Klinik Agribisnis dalam memenuhi kebutuhan informasi teknologi pertanian bagi masyrakat.  Meningkatnya kemandirian dan kemampuan masyarakat dan pemerintah setempat untuk melanjutkan pengembangan dan pembinaan percontohan SUID dan AIP berbasis pengetahuan dan teknologi mutakhir 9 / 16

10 2. Keluaran Tahun 2009  Meningkatnya perluasan inovasi teknologi dan inovasi kelembagaan dalam wilayah Prima Tani.  Terkawalnya inovasi teknologi dan kelembagaan di masing-masing wilayah Prima Tani yang pembinaanya telah ditranfer ke pemda sehingga dapat berjalan sesuai dengan rancang bangun yang telah ditetapkan.  Terjalinnya koordinasi secara baik dengan pemda melalui Dinas-dinas terkait sehingga transfer pembinaan Prima Tani lebih meningkatkan aktivitas inovasi teknologi dan kelembagaan Perkiraan Manfaat dan Dampak PRIMA TANI dapat memberikan manfaat kepada pembangunan sektor pertanian di daerah yang terlihat dari :  Meningkatnya muatan inovasi teknologi dan kelembagaan dalam kegiatan usahatani sehingga dapat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani.  Meningkatnya pendapatan masyarakat akan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuham minimal  Meningkatnya efisiensi sistem produksi, perdagangan dan konsumsi komoditas pertanian. 10 / 16

11 Â Terkoordinasinya lembaga-lembaga terkait dalam mendukung kegiatan agribisnis di setiap wilayah Prima Tani. Â Berkembangnya sistem usahatani intensifikasi-diversifikasi dan agribisnis industrial pedesaan membuka lapangan kerja bagi masyarakat di pedesaan. Kerangka Teoritis Prima Tani merupakan Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang dilaksanakan secara partisipatif oleh semua pemangku kepentingan (Stakeholder) pembangunan pertanian dalam bentuk laboratorium Agribisnis. Dengan demikian Prima Tani di merupakan model atau percontohan pembangunan pertanian dan pedesaan melalui pemanfaatan teknologi dan pendapingan yang intensif kepada para petani/kelompok tani. Selain itu kegiatan ekspose dan sosialisasi pelaksanaan Prima Tani bagi desa atau wilayah disekitar merupakan bagian kegiatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan (Anonim, 2008). Prima tani pada prinsipnya dilaksanakan dengan empat strategi yaitu: - Menerapkan teknologi inovatif tepat guna secara partisipatif berdasarkan paradigma penelitian untuk pembangunan. - Membangun model percontohan system dan usaha agribisnis berbasis teknologi inovatif yang mengintegrasikan system inovasi dan kelembagaan dengan sistim agribisnis. - Mendorong proses difusi dan replikasi model percontohan teknologi inovatif melalui ekspose dan demontrasi lapang, diseminasi informasi, advokasi sertafasilitasi. - Mengembangkan agroindutri pedesaan berdasarkan karakteristik wilayah agroekositem dan kondisi sosial ekonomi setempat. 11 / 16

12 Kondisi perkembangan inovasi teknologi dan kelembagaan pertanian saat ini yang semakin melambat, mendorong perlunya terobosan baru dalam mempercepat penyapaian inovasi teknologi dan kelembagaan ke pemangku kepentingan (Stakeholder). Di lain pihak Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang pertanian) telah banyak menghasilkan inovasi-inovasi baru yang tidak sampai ke pengguna khusunya petani. Program Prima Tani yang dilaksanakan dengan tujuan utama mempercepat transfer inovasi teknologi merupakan terobosan dari Badang Libang pertanian dalam mendorong percepatan penyampaian teknologi tersebut. Dalam implementasi Prima Tani selain meningkatkan muatan inovasi teknologi dalam setiap kegiatan usahatani juga menumbuhkan kemandirian dan partisipasi masyarakat sehingga Prima Tani diiharapkan dapat menstimulasi pemanfaatan potensi sumberdaya yang ada secara optimal di pedesaan. Keberhasilan Prima Tani dalam menjaring dukungan dari berbagai pihak khususnya pemda di masing-masing wilayah mendorong aktivitas usahatani dan agribisnis yang semakin meningkat. Hal ini menuntut untuk terus dibina agar apa yang telah dicapai dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Dengan keterbatas yang dimiliki oleh Badan Litbang Pertanian maka kegiatan pembinaan Prima Tani sudah sewajarnya untuk di serahkan ke masing-masing pemda. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh tim Pembina Prima Tani Pusat menunjukkan bahwa beberapa lokasi Prima Tani sudak layak untuk diserahkan dan dibina langsung oleh pemda dan sebagiannya lainnya masih perlu pembinaan secara intensif. Namun untuk menjaga kesinambungan inovasi teknologi dan kelembagaan maka pada lokasi Prima Tani yang pembinaannya diserahkan ke Pemda maka pengawalan oleh tim peneliti masih diperlukan. Hasil-Hasil Penelitian Terkait 12 / 16

13 Pelaksanaan kegiatan Prima Tani di suatu wilayah didahului dengan beberapa survai untuk mengetahui potensi dan permasalahan yang ada ditingkat petani. Hasil survei ini selanjutnya menjadi dasar dalam penyusunan rancang bangun Prima Tani dimasing-masing wilayah. Hasil identifikasi dan pengelolaan lahan pertanian dimasing-masing wilayah Prima Tani oleh Balai Penelitian Tanah memberikan arahan pengembangan komoditi. Di kelurahan Kayumalue Ngapa dan desa Bongka Makmur dengan Agroekosistem Lahan Kering dataran Rendah Iklim Kering (LKDRIK) rekomendasi komoditi yang akan dikembangkan adalah masing-masing adalah Bawang merah lokal, Jagung, Kacang tanah dan Jagung, kedelai (Hikmatullah dkk, 2007a, Hikmatullah dkk, 2007b), sedangkan ternak yang akan dikembangkan di kedua desa tersebut adalah ternak Sapi. Anjuran pemupukan spesifik pada Bawang Merah lokal di Kelurahan Kayumalue Ngapa adalah Urea 50 kg, ZA 150 kg, SP kg, KCL 150 kg dan pupuk Kandang 15 ton/ha, sedangkan pada Jagung adalah 250 kg Urea+ZA, 100 kg SP-36, kg KCL dan 2 ton pupuk kandang/ha (Nurida dkk, 2007). Di desa Bongka Makmur anjuran pemupukan spesifik lokasi untuk tanaman Jagung adalah ur ea kg, ZA 100kg, SP kg, KCl 100kg dan pupuk kandang 2 ton/ha, sedangkan kedelai adalah Urea dan ZA masing-masing 50 kg, SP-36 dan KCl masing-masing 100 kg dan pupuk kandang 2 ton/ha (Kasno dkk, 2007a). 13 / 16

14 Pada agroekositem lahan sawah semi intensif di lokasi Prima Tani ( Parigi-Moutong, Donggala, Toli-Toli dan Banggai ) arahan komoditas unggulan adalah padi sawah yang dapat dipola tanamkan dengan palawija seperti jagung, kedelai dan Kacang Tanah sedangkan pada lahan kering dapat diusahatakan Kakao, Kelapa dan Jagung ( Hikmatullah dkk, 2007c, Hikmatullah dkk, 2007d, Hikmatullah dkk, 2007e). Anjuran pemupukan spesifik lokasi untuk tanaman padi di desa Tonggolobibi adalah; kg Urea, kg SP-36 dan kg KCl /ha (Al Jabri dkk, 2007). Di desa Baya anjuran pemupukan Spesifik lokasi untuk tanaman padi adalah 50 kg ZA, 250 kg Urea, kg SP-361, dan 50 kg KCl, sedangkan bila dipadukan dengan pengembalian jerami sebanyak 5 ton/ha maka ajuran pemupukan lebih rendah yakni 230 kg urea, 50 kg ZA, kg SP-36 tanpa diperlukan lagi pupuk KCL (Kasno dkk, 2007b). Pendekatan Untuk mencapai tujuan akhir dari kegiatan Prima Tani yakni terciptanya Sistem Usahatani Intensifikasi dan Diversifikasi (SUID) dan Agribisnis Industrial Perdesaan (AIP) maka kegiatan Prima Tani menggunakan lima pendekatan yaitu: (1) agroekosistem, (2) agribisnis, (3) wilayah, (4) kelembagaan dan (5) Pemberdayaan dan partisipasi masyarakat. Ini berarti bahwa prima tani diimplementasikan dengan memperhatikan kesesuaian dengan kondisi biofisik lokasi yang meliputi aspek sumber daya lahan, air, wilayah dan komoditas dominan. Pendekatan agribisnis dalam implementasi Prima Tani memperhatikan struktur dan keterkaitan sub sistem penyediaan input, usahatani, pasca panen dan pengolahan, pemasaran, dan penunjang dalam suatu sistem. Pendekatan wilayah berarti optimasi penggunaan lahan untuk pertanian dalam satu kawasan (desa atau kecamatan). Salah satu komoditas pertanian dapat menjadi perhatian utama sedangkan beberapa 14 / 16

15 komoditas lainnya sebagai pendukung, terutama dalam kaitannya dengan resiko ekonomi (harga). Pendekatan kelembagaan berarti pelaksanaan prima tani tidak hanya memperhatikan keberadaan dan fungsi suatu organisasi ekonomi atau individu yang berkaitan dengan input dan output, tetapi juga mencakup modal sosial, norma dan aturan yang berlaku di lokasi Prima Tani. Sedangkan pendekatan kesejahteraan menekankan bahwa pelaksanaan Prima Tani berorientasi pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di lokasi Prima Tani. Dari kelima pendekatan diatas diharapkan terciptanya suatu unit agribisnis industrial dan sistem usahatani intensifikasi dan diversifikasi di lokasi prima tani. Ruang Lingkup Kegiatan Prima di Sulawesi Tengah pada tahun 2009 terdiri dari enam kegiatan di enam lokasi sebagai berikut  Prima Tani dengan lahan sawah semi intensif di Desa Torue, Astina dan Purwosari kabupat en Parigi-Moutong.  Prima Tani lahan kering dataran rendah iklim kering di kelurahan Kayumalue Ngapa Kota Palu.  Prima Tani lahan sawah semi intensif di desa Tonggolobibi kabupaten Donggala.  Prima Tani lahan sawah semi intensif di desa Lantapan kabupaten Toli-Toli.  Prima Tani lahan kering dataran rendah iklim kering di Desa Bongka Makmur Kabupaten Tojo Una-Una. 15 / 16

16 Â Prima Tani lahan sawah semi intensif di desa Baya Kabupaten Banggai. 16 / 16

Pembinaan Penangkar dan Perbanyakan Benih Sumber Varietas Unggul Padi, Jagung dan Kedelai (APBN

Pembinaan Penangkar dan Perbanyakan Benih Sumber Varietas Unggul Padi, Jagung dan Kedelai (APBN <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:wingdings; panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 268435456

Lebih terperinci

Written by Administrator Saturday, 12 September :38 - Last Updated Tuesday, 27 October :07

Written by Administrator Saturday, 12 September :38 - Last Updated Tuesday, 27 October :07 <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:wingdings; panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 268435456

Lebih terperinci

PRIMA TANI Kabupaten Parigi Moutong (APBN) Friday, 11 September :06 - Last Updated Tuesday, 27 October :32

PRIMA TANI Kabupaten Parigi Moutong (APBN) Friday, 11 September :06 - Last Updated Tuesday, 27 October :32 &amp;amp;lt;!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:wingdings; panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0

Lebih terperinci

Penyebaran Informasi Teknologi Pertanian Hasil Penelitian Dan Pengkajian Melalui Radio (APBN)

Penyebaran Informasi Teknologi Pertanian Hasil Penelitian Dan Pengkajian Melalui Radio (APBN) <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:wingdings; panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 268435456

Lebih terperinci

Written by Herawati Thursday, 13 August :23 - Last Updated Friday, 06 November :36

Written by Herawati Thursday, 13 August :23 - Last Updated Friday, 06 November :36 &amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;am p;amp;amp;amp;lt;!-- /* Font Definitions */ @font-face { mp;amp;amp;amp;amp;amp;quot;cambria Math&amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;amp;am

Lebih terperinci

Written by Yakob Bunga Wednesday, 29 April :26 - Last Updated Friday, 06 November :08

Written by Yakob Bunga Wednesday, 29 April :26 - Last Updated Friday, 06 November :08 Pada tanggal 27 April 2009 Tim Teknis PUAP Provinsi Sulawesi Tengah mengadakan rapat koordinasi bertempat di aula Dinas Pertanian Daerah Provinsi Sulawesi Tengah. Rapat koordinasi ini diikuti Tim Teknis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor pertanian, sektor ini meliputi aktifitas pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan.

Lebih terperinci

Prima Tani Kota Palu (APBN) Tuesday, 27 May :32 - Last Updated Tuesday, 27 October :40

Prima Tani Kota Palu (APBN) Tuesday, 27 May :32 - Last Updated Tuesday, 27 October :40 Kegiatan Prima Tani Kota Palu yang dilaksanakan di Kelurahan Kayumalue Ngapa Kecamatan Palu Utara merupakan salah satu kegiatan Prima Tani yang dilaksanakan pada Agroekosistem Lahan Kering Dataran Dataran

Lebih terperinci

13 diantaranya merupakan kelompok tani padi sawah, sisanya yakni 4 kelompok tani kakao, 5 kelompok tani

13 diantaranya merupakan kelompok tani padi sawah, sisanya yakni 4 kelompok tani kakao, 5 kelompok tani Kegiatan Prima Tani Kabupaten Donggala dilaksanakan di Desa Tonggolobibi, Kecamatan Sojol. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan memperhatikan saran dan masukan pemerintah Kabupaten Donggala

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan beras di Indonesia pada masa yang akan datang akan meningkat. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi dengan besarnya konsumsi beras

Lebih terperinci

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian di Indonesia telah mengalami perubahan yang pesat. Berbagai terobosan yang inovatif di bidang pertanian telah dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk,

I PENDAHULUAN. pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk, I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan di Indonesia secara umum akan berhasil jika didukung oleh keberhasilan pembangunan berbagai sektor. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian merupakan faktor penunjang ekonomi nasional. Program-program pembangunan yang dijalankan pada masa lalu bersifat linier dan cenderung bersifat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

PERIODE SATKER I. REALISASI ANGGARAN LELANG SERAPAN II. RINGKASAN CAPAIAN KEGIATAN PRIORITAS (F8K)

PERIODE SATKER I. REALISASI ANGGARAN LELANG SERAPAN II. RINGKASAN CAPAIAN KEGIATAN PRIORITAS (F8K) SATKER Satker PUSRISKEL ** - Pusat Riset Kelautan ** Alamat Jl. Medan Merdeka Timur No 16 Gedung Mina Bahari III Lantai 7 Jakarta Pusat Kode Pos 10110 Tlp 021-3513300 Fax 021-3513289 Email set.p3sdlp@gmail.com

Lebih terperinci

Onike T. Lailogo, Tony Basuki dan Yohanes Leki Seran BPTP NTT

Onike T. Lailogo, Tony Basuki dan Yohanes Leki Seran BPTP NTT AKSESIBILITAS PETANI TERHADAP ASET SUMBERDAYA DAN KELEMBAGAAN PERTANIAN DALAM MENUNJANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SISTEM USAHATANI DI LOKASI PRIMA TANI (Kasus Prima Tani Kupang) Onike T. Lailogo, Tony

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA Andi Ella, dkk PENDAHULUAN Program strategis Kementerian Pertanian telah mendorong Badan Litbang Pertanian untuk memberikan dukungan

Lebih terperinci

PERUBAHAN NILAI PENDAPATAN RUMAH TANGGA TANI DI KAWASAN PRIMA TANI LAHAN KERING DATARAN TINGGI IKLIM BASAH KABUPATEN GIANYAR

PERUBAHAN NILAI PENDAPATAN RUMAH TANGGA TANI DI KAWASAN PRIMA TANI LAHAN KERING DATARAN TINGGI IKLIM BASAH KABUPATEN GIANYAR PERUBAHAN NILAI PENDAPATAN RUMAH TANGGA TANI DI KAWASAN PRIMA TANI LAHAN KERING DATARAN TINGGI IKLIM BASAH KABUPATEN GIANYAR Jemmy Rinaldi dan I Ketut Kariada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali

Lebih terperinci

KELEMBAGAAN PROGRAM RINTISAN DAN AKSELERASI PEMASYARAKATAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN (PRIMA TANI) 1. Bambang Irawan PENDAHULUAN

KELEMBAGAAN PROGRAM RINTISAN DAN AKSELERASI PEMASYARAKATAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN (PRIMA TANI) 1. Bambang Irawan PENDAHULUAN KELEMBAGAAN PROGRAM RINTISAN DAN AKSELERASI PEMASYARAKATAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN (PRIMA TANI) 1 Bambang Irawan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Jl. A. Yani 70 Bogor PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan di Indonesia telah sejak lama mengedepankan peningkatan sektor pertanian. Demikian pula visi pembangunan pertanian tahun 2005 2009 didasarkan pada tujuan pembangunan

Lebih terperinci

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija Badan Litbang Pertanian mulai tahun 2011 mencanangkan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang

PENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang PENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang Ringkasan Pengembangan unit desa binaan di Desa Sumari diawali pada tahun 2001 dengan kegiatan demonstrasi cara dan hasil pemupukan pada sawah dengan varietas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN: 1 RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN: PENDAMPINGAN PROGRAM SLPTT PADI DAN JAGUNG DI KABUPATEN BANTAENG LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini: Nama Jabatan :

Lebih terperinci

PRIMA TANI SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGEMBANGAN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS INDUSTRIAL

PRIMA TANI SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGEMBANGAN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS INDUSTRIAL PRIMA TANI SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGEMBANGAN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS INDUSTRIAL Pantjar Simatupang I. PENDAHULUAN Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) telah menetapkan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH 2003 1 LAPORAN PELAKSANAAN DISEMINASI GELAR

Lebih terperinci

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI Abstrak Kebijaksanaan pembangunan pertanian di Sulawesi Tengah diarahkan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian,

Lebih terperinci

PRIMA TANI SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGEMBANGAN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS INDUSTRIAL

PRIMA TANI SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGEMBANGAN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS INDUSTRIAL PRIMA TANI SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGEMBANGAN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS INDUSTRIAL Pantjar Simatupang Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Bogor PENDAHULUAN Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju peningkatan produktivitas tanaman padi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung melandai, ditandai salah satunya dengan menurunnya produksi padi sekitar 0.06 persen

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG Oleh : Ir. Ruswendi, MP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di dunia semakin meningkat dari tahun ketahun. Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar saat ini, akan melonjak menjadi sembilan miliar pada

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Seminar Nasional Serealia, 2013 PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Muhammad Thamrin dan Ruchjaniningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. orang pada tahun (Daryanto 2010). Daryanto (2009) mengatakan

I. PENDAHULUAN. orang pada tahun (Daryanto 2010). Daryanto (2009) mengatakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian di era global ini masih memainkan peran penting. Sektor pertanian dianggap mampu menghadapi berbagai kondisi instabilitas ekonomi karena sejatinya manusia memang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Rogers (2003) mengartikan inovasi sebagai ide, praktik atau objek yang dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya pengetahuan

Lebih terperinci

Oni Ekalinda, Reni Astarina dan Anita Sofia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Abstrak.

Oni Ekalinda, Reni Astarina dan Anita Sofia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau   Abstrak. Profil Pengembangan Tanaman Palawija dan Kelembagaan Penunjang di Lokasi Eks Primatani Agroekosistem Lahan Pasang Surut Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau Oni Ekalinda, Reni Astarina dan Anita Sofia

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi. Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018

Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi. Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018 Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018 1 Pendahuluan Tujuan, Output, Prakiraan Manfaat & Dampak Metodologi

Lebih terperinci

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM 2007-2015 Pendahuluan 1. Target utama Kementerian Pertanian adalah mencapai swasembada

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG INTENSIFIKASI PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR ANALISIS KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: ANTISIPATIF DAN RESPON TERHADAP ISU AKTUAL. Oleh :

LAPORAN AKHIR ANALISIS KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: ANTISIPATIF DAN RESPON TERHADAP ISU AKTUAL. Oleh : LAPORAN AKHIR ANALISIS KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: ANTISIPATIF DAN RESPON TERHADAP ISU AKTUAL Oleh : Pantjar Simatupang Agus Pakpahan Erwidodo Ketut Kariyasa M. Maulana Sudi Mardianto PUSAT PENELITIAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG Resmayeti Purba dan Zuraida Yursak Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT Ir. Mewa Ariani, MS Pendahuluan 1. Upaya pencapaian swasembada pangan sudah menjadi salah satu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG, KACANG HIJAU DAN SAPI DALAM MODEL KELEMBAGAAN PETANI, PERMODALAN DAN PEMASARAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG, KACANG HIJAU DAN SAPI DALAM MODEL KELEMBAGAAN PETANI, PERMODALAN DAN PEMASARAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG, KACANG HIJAU DAN SAPI DALAM MODEL KELEMBAGAAN PETANI, PERMODALAN DAN PEMASARAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Yohanes Leki Seran Yusuf Helena PENDAHULUAN Komoditas yang

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG

PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG BASO ALIEM LOLOGAU, dkk PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Bantaeng mempunyai delapan kecamatan yang terdiri dari 67 wilayah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Model-Model Usaha Agribisnis. Rikky Herdiyansyah SP., MSc

Model-Model Usaha Agribisnis. Rikky Herdiyansyah SP., MSc Model-Model Usaha Agribisnis Rikky Herdiyansyah SP., MSc Model-Model Usaha Agribisnis Menurut Soemarmo (2003) dalam Bahua (2009), model merupakan suatu perwakilan atau abstraksi dari suatu objek atau situasi

Lebih terperinci

GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG

GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG OLEH : CAYA KHAIRANI, DKK BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH 2005 1 LAPORAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL OPERASIONAL PERCEPATAN PEMASYARAKATAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN MELALUI PROGRAM PRIMATANI.

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL OPERASIONAL PERCEPATAN PEMASYARAKATAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN MELALUI PROGRAM PRIMATANI. LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL OPERASIONAL PERCEPATAN PEMASYARAKATAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN MELALUI PROGRAM PRIMATANI Oleh : Pantjar Simatupang Achmad Djauhari Saeful Bachrein Syahyuti

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor utama yang mampu menyediakan dan memenuhi kebutuhan akan pangan secara langsung bagi sebuah negara. Kemajuan dan perkembangan pada sektor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Panitia Pelaksana

KATA PENGANTAR. Panitia Pelaksana KATA PENGANTAR Salah satu kunci keberhasilan revitalisasi pertanian adalah meningkatnya pemahaman dan kemampuan petani serta stakeholder lainnya dalam memanfaatkan teknologi yang bersifat spesifik lokasi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001). I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian pangan khususnya beras, dalam struktur perekonomian di Indonesia memegang peranan penting sebagai bahan makanan pokok penduduk dan sumber pendapatan sebagian

Lebih terperinci

RINGKASAN/EXECUTIVE SUMMARY

RINGKASAN/EXECUTIVE SUMMARY RINGKASAN/EXECUTIVE SUMMARY Kegiatan Primatani Sikka tahun 2009 merupakan kegiatan tahun ke-2. Lokasi kegiatan di Desa Koting A Kecamatan Koting Kabupaten Sikka. Jumlah kelompok tani yang terlibat dalam

Lebih terperinci

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA M. Eti Wulanjari dan Seno Basuki Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 207 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dedi Sugandi

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti: PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA. OLEH : SYAMSYIAH GAFUR, dkk

LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA. OLEH : SYAMSYIAH GAFUR, dkk LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA OLEH : SYAMSYIAH GAFUR, dkk BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU SAYURAN MELALUI SERTIFIKASI PRIMA 3 PADA KAWASAN PRIMA TANI PAAL MERAH KOTA JAMBI. Abstrak

PENINGKATAN MUTU SAYURAN MELALUI SERTIFIKASI PRIMA 3 PADA KAWASAN PRIMA TANI PAAL MERAH KOTA JAMBI. Abstrak PENINGKATAN MUTU SAYURAN MELALUI SERTIFIKASI PRIMA 3 PADA KAWASAN PRIMA TANI PAAL MERAH KOTA JAMBI Kiki Suheiti dan Syafri Edi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Jl. Samarinda Paal Lima

Lebih terperinci

DAMPAK TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH LOKAL PALU TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI

DAMPAK TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH LOKAL PALU TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI DAMPAK TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH LOKAL PALU TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI Lintje Hutahaean, Syamsul Bakhri, dan Maskar Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah

Lebih terperinci

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak Hasil-hasil penelitian/pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian khususnya BPTP Sulawesi Tengah merupakan paket teknologi spesifik lokasi yang selanjutnya perlu disebarkan kepada pada ekosistem

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian dan agribisnis di pedesaan merupakan sumber pertumbuhan perekonomian nasional. Agribisnis pedesaan berkembang melalui partisipasi aktif petani

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI PENGEMBANGAN MEDIA CETAK

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI PENGEMBANGAN MEDIA CETAK LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI PENGEMBANGAN MEDIA CETAK Oleh Caya Khairani, dkk BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH 2005 LAPORAN PELAKSANAAN DISEMINASI PENGEMBANGAN MEDIA CETAK Abstrak Teknologi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... PENDAHULUAN P ada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau

Lebih terperinci

PRIMA TANI SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGEMBANGAN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS INDUSTRIAL

PRIMA TANI SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGEMBANGAN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS INDUSTRIAL PRIMA TANI SEBAGAI LANGKAH AWAL PENGEMBANGAN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS INDUSTRIAL Pantjar Simatupang Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN Sahardi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian adalah bagian dari pembangunan ekonomi yang berupaya dalam mempertahankan peran dan kontribusi yang besar dari sektor pertanian terhadap pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT Assalamu alaikum Wr. Wb. Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu wilayah yang sebagian besar lahan pertaniannya terdiri atas lahan kering.

Lebih terperinci

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu : PROJECT DIGEST NAMA CLUSTER : Ternak Sapi JUDUL KEGIATAN : DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI pembibitan menghasilkan sapi bakalan super (bobot lahir > 12 kg DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TTU PENANGGUNG JAWAB

Lebih terperinci

Kajian Kinerja dan Dampak Program Strategis Departemen Pertanian

Kajian Kinerja dan Dampak Program Strategis Departemen Pertanian Kajian Kinerja dan Dampak Program Strategis Departemen Pertanian PENDAHULUAN 1. Dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat di perdesaan, Departemen Pertanian memfokuskan

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan I. PENDAHULUAN Latar Belakang Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan pertanian secara nasional maupun regional serta terhadap ketahanan pangan dan perbaikan perekonomian.

Lebih terperinci

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan Ahmad Damiri dan Yartiwi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 STUDI KONSOLIDASI USAHATANI SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 STUDI KONSOLIDASI USAHATANI SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 STUDI KONSOLIDASI USAHATANI SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN Oleh : Mewa Ariani Kedi Suradisastra Sri Wahyuni Tonny S. Wahyudi PUSAT ANALISIS SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015 BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Lebih terperinci

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI Prof. Dr. Marwoto dan Prof. Dr. Subandi Peneliti Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian MALANG Modul B Tujuan Ikhtisar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 PENDAHULUAN Hingga saat ini, upaya mewujudkan ketahanan

Lebih terperinci

PEKAN SEREALIA NASIONAL I JULI 2010

PEKAN SEREALIA NASIONAL I JULI 2010 PEKAN SEREALIA NASIONAL I 26-30 JULI 2010 Kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Badan Litbang Kementerian Pertanian 2010 PENDAHULUAN Pemanasan global yang melanda dunia dalam dasa warsa terakhir

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Bagi negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, pembangunan pertanian pada abad ke-21 selain bertujuan untuk mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 VISI : "MEWUJUDKAN PETANI SEJAHTERA MELALUI PERTANIAN BERKELANJUTAN" MISI 1 TUJUAN : MENINGKATKAN KUALITAS AGROEKOSISTEM : MENINGKATKAN

Lebih terperinci

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani. 85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU Seminar Nasional Serealia, 2013 EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU Hasnah Juddawi dan Novia Qomariyah Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK PETANI DI KABUPATEN ENDE, NUSA TENGGARA TIMUR. Isbandi¹ dan Debora Kana Hau² 1)

KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK PETANI DI KABUPATEN ENDE, NUSA TENGGARA TIMUR. Isbandi¹ dan Debora Kana Hau² 1) KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK PETANI DI KABUPATEN ENDE, NUSA TENGGARA TIMUR Isbandi¹ dan Debora Kana Hau² 1) Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor 2) BPTP Nusa Tenggara Timur ABSTRAK Peluang

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA PENDAMPINGAN SLPTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA Ir. Andi Darmawida A., dkk I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat akibat bertambahnya jumlah penduduk, kualitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 2001 berdasarkan UU RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN Pada tahun 2009, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian melakukan kegiatan analisis dan kajian secara spesifik tentang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA JALAN PROF. MUH. YAMIN NO. 89 KENDARI 93114 KOTAK POS 55 TELEPON : (0401)325871

Lebih terperinci

[ nama lembaga ] 2012

[ nama lembaga ] 2012 logo lembaga 1.04.02 KAJIAN INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI MENDUKUNG SISTEM DAN MODEL PENGEMBANGAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES DI WILAYAH GERNAS KAKAO Prof. Dr. Ir. Azmi Dhalimi, SU Balai Besar Pengkajian

Lebih terperinci