LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA. OLEH : SYAMSYIAH GAFUR, dkk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA. OLEH : SYAMSYIAH GAFUR, dkk"

Transkripsi

1 LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA OLEH : SYAMSYIAH GAFUR, dkk BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH TAHUN

2 I. RINGKASAN LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA TA Hasil litkaji BPTP sudah merupakan paket teknologi spesifik lokasi yang perlu ditransfer kepada petani pada ekosistem yang sama, namun sebagian besar teknologi pertanian rakitan BPTP belum teradopsi oleh pengguna (stakeholder dan beneficieris). Kendala di tingkat petani berupa rendahnya rata-rata pendidikan formal yang diperoleh, sedangkan pada penyuluh kurangnya tenaga, sarana dan prasarana penyuluhan Sehingga diperlukan usaha penyampaian teknologi secara informatif, aplikatif dan efektif. Pelatihan merupakan salah satu bentuk media komunikasi dalam usaha pengembangan informasi pada kegiatan diseminasi yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas dan petani khususnya dalam penguasaan teknologi lahan kering di Kabupaten Donggala. Sebanyak 32 orang petugas dan 103 orang petani Kabupaten Donggala telah mengikuti Pelatihan Peningkatan Penguasaan Teknologi Pertanian Lahan Kering. Hasil evaluasi menunjukkan terjadi peningkatan jumlah peserta yang memperoleh nilai baik sebesar 30 persen pada pelatihan untuk petugas dan peningkatan jumlah peserta yang memperoleh nilai baik dan sangat baik 29,25 persen pada pelatihan untuk petani. Kata kunci : pelatihan,teknologi lahan kering. II. LATAR BELAKANG Sesuai dengan SK Mentan 350/Kpts/OT.210/12/2001 maka tugas Pokok BPTP Sulawesi Tengah adalah melaksanakan pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Selain itu BPTP Sulawesi Tengah melaksanakan fungsi inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi, pengkajian dan perakitan teknologi tepat guna spesifik lokasi dan penyiapan paket teknologi hasil pengkajian dan perakitan untuk bahan penyusunan materi penyuluhan pertanian (BPTP Sulawesi Tengah, 2004). Hasil-hasil penelitian/pengkajian BPTP sudah merupakan paket teknologi spesifik lokasi selanjutnya perlu ditransfer kepada petani pada ekosistem yang sama seperti teknologi PTT padi sawah, pemeliharaan sapi, kambing dan domba ekor gemuk, budidaya bawang merah, tomat dan cabe, mengenal pompa air tanah, klon unggul kakao dan lain-lain. Disamping itu hasil hasil penelitian dari Balai Penelitian Komoditas yang tidak memerlukan banyak penyesuaian biofisik dapat dilatihkan pada ekosistem yang sama. Antara lain pengelolaan tanaman terpadu, pasca panen buah mangga, pengolahan hasil buah-buahan, pengolahan kotoran ternak menjadi kompos, dan konservasi lahan kering. 2

3 Sejak tahun 1995 Badan Litbang Pertanian khususnya BPTP Sulteng sesuai dengan tugas dan fungsinya telah melakukan pengkajian terhadap beberapa komoditi andalan dan spesifik daerah. Dari kegiatan tersebut telah dihasilkan 25 paket teknologi rekomendasi dan akan dikembangkan menjadi lebih banyak informasi teknologi. Sebagian besar teknologi pertanian rakitan BPTP belum teradopsi oleh pengguna (stakeholder dan beneficieris). Hal ini di sebabkan oleh adanya beberapa kendala di pihak petani maupun penyuluh yang mempunyai tugas untuk mentransfer teknologi. Kendala di tingkat petani berupa rendahnya rata-rata pendidikan formal yang diperoleh, sedangkan pada penyuluh kurangnya tenaga, sarana dan prasarana penyuluhan. Pada tingkat pelaksanaan di lapangan yang menjadi kendala adalah rendahnya kemampuan petani dalam penyediaan sarana produksi dan pemasaran hasil panen. Penyaluran hasil penelitian melalui kegiatan penyuluhan bukan hal yang baru tetapi semakin maju tingkat pengetahuan petani-nelayan maka makin tinggi pula tuntutan permintaan teknologi untuk meningkatkan terhadap produksi usahataninya. Oleh karena itu diperlukan usaha penyampaian teknologi secara informatif, aplikatif dan efektif dari hasil kegiatan penelitian kepada petani-nelayan untuk diterapkan pada usahataninya (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1999). Proses penyampaian secara mudah dan efektif dari hasil penelitian BPTP dan Balit Komoditas kepada petani dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan. Diharapkan dari kegiatan pelatihan ini petugas dapat mengetahui informasi teknologi pertanian lahan kering, demikian pula untuk petani agar dapat memperoleh informasi teknologi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar mampu meningkatkan pendapatannya yang akhirnya dapat menambah pendapatan daerah. Pelatihan berupa penyampaian teknologi dan praktek di lapangan. Teknologi yang dilatihkan merupakan teknologi sederhana yang spesifik lokasi secara biofisik sesuai dengan kondisi daerah, secara ekonomi menguntungkan dan secara sosial dapat diterima oleh petani, dengan demikian petani dapat lebih mudah mengadopsi teknologi tersebut. 3

4 III. TUJUAN Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas dan petani dalam penguasaan teknologi lahan kering di Kabupaten Donggala sebanyak 30 orang petugas dan 100 orang petani. IV. KELUARAN Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan 30 orang petugas dan 100 orang petani dalam penguasaan teknologi lahan kering di Kabupaten Donggala. V. TINJAUAN PUSTAKA Sebagian besar petani yang ada di Kabupaten Donggala adalah petani miskin yang membutuhkan sentuhan inovasi teknologi yang sederhana, tepat guna, spesifik lokasi, dan mudah diadopsi serta dapat dijangkau petani miskin, untuk memperbaiki taraf kesejahteraan hidupnya. Pada tahun 2001 penduduk miskin di Sulawesi Tengah berjumlah jiwa atau meningkat 1,11 persen dari tahun 2000 yang hanya jiwa (BPS, 2002). Petugas penyuluh pertanian merupakan ujung tombak pemerintah di lapangan untuk menyampaikan informasi informasi yang berhubungan dengan pertanian sekaligus membina dan membimbing petani sehingga petani tetap eksis dalam usaha taninya. Untuk itu diperlukan petugas yang mampu mentransfer bahasa ilmiah teknologi pertanian menjadi bahasa lapangan yang sederhana, aplikatif dan pragmatif, sehingga dapat diterapkan petani di lapangan, khususnya lahan kering di Kabupaten Donggala. BPTP Sulawesi Tengah sebagai balai pengkajian teknologi pertanian telah banyak menghasilkan paket paket teknologi yang spesifik lokasi dan sesuai dengan agro ekologi Sulawesi Tengah, namun percepatan adopsi teknologi di kalangan pengguna teknologi pertanian masih dinilai lambat. Keberhasilan kegiatan penelitian dan pengkajian BPTP ditentukan oleh tingkat pemanfaatan informasi dan penerapan teknologi yang dihasilkannya oleh masyarakat tani di wilayah kerjanya (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2003). Sejalan dengan arah dan kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mengenai komunikasi hasil penelitian pertanian maka ada tiga hal penting yang perlu mendapat perhatian serius dalam meningkatkan pembangunan pertanian, yaitu (a). 4

5 Sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan merespon teknologi informasi yang setiap waktu berkembang ke arah pembaharuan yang lebih berarti; (b) Adanya metodologi dan mekanisme proses komunikasi hasil penelitian yang sistematis, efektif, efisien dan berkesinambungan termasuk proses umpan baliknya; (c) Terciptanya manajemen komunikasi yang baik diantara berbagai pihak yang terlibat langsung dengan proses penyebaran teknologi (BPTP Sulawesi Utara, 2004). Pelatihan merupakan salah satu bentuk media komunikasi dalam usaha pengembangan informasi pada kegiatan diseminasi (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2001). Agar hasil penelitian dan pengkajian dari BPTP dapat dimanfaatkan oleh pengguna akhir (masyarakat tani/pelaku agribisnis lainnya) dan pengguna antara yang dilakukan dengan mekanisme dan metode yang tepat. Kegiatan pelatihan merupakan salah satu metode pendekatan kelompok yang digunakan untuk dapat memberikan informasi yang lebih terperinci tentang sesuatu teknologi atau praktek, sehingga dapat membantu seseorang dari tahap menginginkan ke tahap mencoba atau bahkan ke tahap menerapkan (Badan Diklat dan Penyuluhan Pertanian, 1985). Agar suatu kegiatan mencapai keberhasilan dalam proses adopsinya dengan lancar atau baik maka suatu teknologi perlu diperdengarkan, diperlihatkan, dan dilakukan, sehingga dalam pelaksanaan pelatihan selain pemberian informasi dalam bentuk ceramah dan diskusi perlu dilanjutkan dengan kegiatan praktek. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hasmosoewignyo dan Atilla Garnadi dalam Kartasapoetra (1994) bahwa hasil penangkapan dari mendengarkan saja sebesar 10 persen, melihat saja 50 persen, sedangkan dengan melihat, mendengarkan dan mengerjakan sendiri adalah 90 persen. VI. PENYELENGGARAAN KEGIATAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN KEGIATAN 1. Waktu dan Tempat Pelatihan dilaksanakan sebanyak lima kali, yang terdiri atas : a. Pelatihan untuk Petugas sebanyak 1 kali selama 3 hari (30 jam pelajaran) berlangsung dari tanggal 4 sampai dengan 6 Agustus 2005 di Citra Mulia Hotel Palu dan di lokasi pengkajian BPTP Sulawesi Tengah, diikuti oleh 30 orang peserta. 5

6 b. Pelatihan untuk Petani dilakukan sebanyak 4 kali masing-masing selama 2 hari (20 jam pelajaran). Pelatihan dilaksanakan di Kecamatan Kulawi (tanggal September 2005), Kecamatan Labuan (21-22 September 2005), Kecamatan Sirenja (23-24 September 2005) dan Kecamatan Banawa (27-28 September 2005) dengan jumlah peserta masing-masing 25 orang per kecamatan. Pelatihan berupa pemberian materi teknologi pertanian dalam bentuk komunikasi tatap muka dengan metode ceramah dan diskusi diikuti pelaksanaan praktek lapangan dengan komposisi 20 persen teori dan 80 persen praktek. 2. Materi Latihan a. Materi-materi yang disajikan pada pelatihan petugas adalah : - Usahatani Kakao - Usahatani Palawija - Integrasi Kakao dan Ternak - Konservasi Lahan - Pasca Panen dan Pengolahan Hasil b. Materi-materi yang disajikan pada pelatihan petani adalah : Kecamatan Kulawi : Usahatani Palawija (Jagung), Konservasi Lahan, serta Pasca Panen dan Pengolahan Hasil (Jagung). Kecamatan Labuan : Usahatani Palawija (Jagung), Usahatani Palawija (Kacang Tanah), serta Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Jagung dan Kacang Tanah. Kecamatan Sirenja : Usahatani Kakao, Integrasi Kakao dan Ternak, serta Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Kakao. Kecamatan Banawa : Usahatani Kakao, Konservasi Lahan, serta Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Kakao. 3. Bahan & Alat yang digunakan - Teknologi (materi) - ATK - Tempat/ruangan - Alat dan bahan praktek - Peserta 6

7 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan Pelatihan Peningkatan Penguasaan Teknologi Pertanian Lahan Kering Kabupaten Donggala Tahun Anggaran 2005 telah dilaksanakan sebanyak lima kali, dengan uraian sebagai berikut : a. Pelatihan Untuk Petugas Pelatihan untuk petugas berlangsung di Citra Mulia Hotel pada tanggal 4 sampai dengan 6 Agustus 2005 dengan jumlah peserta 32 orang yang terdiri atas Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) 12 orang, Kepala Cabang Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (KCD) 12 orang, serta Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) 8 orang. Pelatihan berupa pemberian materi di ruang kelas dan dilanjutkan dengan praktek lapang di lokasi pengkajian BPTP Sulawesi Tengah (di Kecamatan Labuan dan Kecamatan Sirenja), dengan persentase kehadiran peserta 99 persen. Guna mengukur tingkat pengetahuan para petugas maka dalam pelatihan ini juga diberikan evaluasi berupa pre test dan post test menyangkut materi yang diperoleh. Persentase rata-rata jumlah peserta yang memperoleh nilai dengan masing-masing kriteria nilai evaluasi ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Persentase Rata-Rata Jumlah Peserta pada Nilai Pre Test dan Post Test serta Kriteria Nilainya (Pelatihan untuk Petugas) Nilai Kriteria Jumlah peserta Selisih (%) Pre Test (%) Post Test (%) 0-30 Kurang Sedang Baik Hasil evaluasi menunjukkan terjadi peningkatan jumlah peserta yang memperoleh nilai dengan kriteria baik sebesar 30 persen, dengan demikian terlihat bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan pada peserta pelatihan setelah memperoleh pelatihan. Setelah mengikuti pelatihan para petugas menjadi semakin tahu tentang ilmu dan teknologi yang diberikan karena seorang petugas atau penyuluh pertanian perlu penguasaan ilmu dan teknologi. Kartasapoetra (1994) menyatakan bahwa seorang penyuluh harus memiliki sifat mau belajar, melatih ketrampilan dan kecakapan sehubungan dengan keadaan pertanian yang terus berkembang. 7

8 Untuk mengetahui kemajuan berlatih tentang suatu topik, diperlukan tes akhir, hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal, bila ternyata hasil tes akhir lebih baik dari hasil tes awal berarti peserta mengalami kemajuan (Pusdiklat Pertanian, 1997). Setelah dilakukan test akhir masih terdapat peserta yang memperoleh nilai kurang sebanyak 24 orang, walaupun terjadi penurunan jumlah peserta yang memperoleh nilai tersebut sebanyak 34 persen. Ini dapat disebabkan antara lain karena faktor umur peserta yang rata-rata berusia 42 tahun, selain itu karena beberapa materi yang diterima bukan merupakan bidang keahlian peserta sebagai petugas lapangan, sehingga hanya sedikit informasi yang dapat mereka serap. Upaya untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, penambahan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu terus dikembangkan sebagai strategi pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) (Munandar, 2000). b. Pelatihan Untuk Petani Pelatihan untuk petani berlangsung di empat kecamatan yaitu di Kecamatan Kulawi (tanggal September 2005), Kecamatan Labuan (21-22 September 2005), Kecamatan Sirenja (23-24 September 2005) dan Kecamatan Banawa (27-28 September 2005) dengan jumlah peserta 103 orang yang terdiri atas Pengurus Komite Investasi Desa (KID), Fasilitator Desa (FD), Kepala Desa, Kelompoktani dan Kelompok Wanita Tani. Pelatihan berupa pemberian materi di ruang kelas dan dilanjutkan dengan praktek. Hasil evaluasi yang diberikan kepada peserta di empat kecamatan Kabupaten Donggala ditampilkan pada Tabel 2, 3, 4, 5, dan 6 berikut ini. Tabel 2. Persentase Rata-Rata Jumlah Peserta pada Nilai Pre Test dan Post Test serta Kriteria Nilainya (Pelatihan untuk Petani di Kecamatan Kulawi Kabupaten Donggala) Nilai Kriteria Jumlah peserta Selisih (%) Pre Test (%) Post Test (%) 0-40 Kurang Cukup Baik Sangat Baik

9 Tabel 3. Persentase Rata-Rata Jumlah Peserta pada Nilai Pre Test dan Post Test serta Kriteria Nilainya (Pelatihan untuk Petani di Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala) Nilai Kriteria Jumlah peserta Selisih (%) Pre Test (%) Post Test (%) 0-40 Kurang Cukup Baik Sangat Baik Tabel 4. Persentase Rata-Rata Jumlah Peserta pada Nilai Pre Test dan Post Test serta Kriteria Nilainya (Pelatihan untuk Petani di Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala) Nilai Kriteria Jumlah peserta Selisih (%) Pre Test (%) Post Test (%) 0-40 Kurang Cukup Baik Sangat Baik Tabel 5. Persentase Rata-Rata Jumlah Peserta pada Nilai Pre Test dan Post Test serta Kriteria Nilainya (Pelatihan untuk Petani di Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala) Nilai Kriteria Jumlah peserta Selisih (%) Pre Test (%) Post Test (%) 0-40 Kurang Cukup Baik Sangat Baik

10 Tabel 6. Persentase Rata-Rata Jumlah Peserta pada Nilai Pre Test dan Post Test serta Kriteria Nilainya di empat kecamatan Kabupaten Donggala Nilai Kriteria Jumlah peserta Selisih (%) Pre Test (%) Post Test (%) 0-40 Kurang Cukup Baik Sangat Baik Dari tabel di atas memperlihatkan rata-rata peningkatan jumlah peserta yang memperoleh nilai baik dan sangat baik sebesar 29,25 persen. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan setelah peserta mengikuti pelatihan, yang dapat disebabkan oleh karena peserta memperhatikan dengan seksama hal-hal yang disajikan oleh pemateri sehingga apa yang disampaikan oleh pemateri dapat mereka serap dengan baik. Ditunjang pula oleh umur para peserta yang rata-rata berusia 37 tahun sehingga masih mudah untuk menyerap informasi yang disampaikan. Selain itu materi yang disajikan merupakan materi yang berhubungan langsung dengan kegiatan usahatani mereka, sehingga para peserta mengikutinya dengan baik. Materi (isi penyuluhan pertanian) yang disampaikan hendaknya bersifat menarik, yang berhubungan langsung dengan kegiatan usahatani dan menarik minat agar dapat dimanfaatkan oleh para petani (Kartasapoetra, 1994). Sebelum memperoleh materi pelatihan peserta belum tahu ataupun sudah tahu tetapi hanya sedikit mengenai teknologi yang akan disajikan, namun setelah mendengar, melihat serta mengerjakannya secara langsung maka peserta menjadi tahu lebih banyak dan lebih baik dibandingkan sebelum memperoleh materi. Agar suatu kegiatan mencapai keberhasilan dalam proses adopsinya dengan lancar atau baik maka suatu teknologi perlu diperdengarkan, diperlihatkan, dan dilakukan melalui praktek. Menurut mekanisme diterimanya materi oleh para petani, maka penyuluhan (dalam hal ini pelatihan) dapat digolongkan sebagai metode yang dapat didengar, dilihat dan diperagakan. Jika petani memperhatikan apa yang didengar dan dilihatnya berarti petani telah mulai dengan proses penerapannya (Kartasapoetra, 1994). Sebagai rangkaian kegiatan pelatihan dilakukan kegiatan review pelatihan guna memperoleh umpan balik hasil pelaksanaan pelatihan. Setelah kegiatan review maka kami 10

11 memperoleh hasil bahwa peserta (petugas dan petani) telah melaksanakan beberapa teknologi yang diperoleh dari pelatihan. Para petugas telah menyampaikan teknologi Usahatani Kakao, Usahatani Palawija, Integrasi Kakao dan Ternak, Konservasi Lahan serta Pasca Panen dan Pengolahan Hasilnya kepada petani di wilayah kerjanya sesuai dengan kondisi wilayah masingmasing. Ini berarti bahwa para petugas telah melakukan salah satu perannya sebagai penyuluh. Sesuai yang dikemukakan oleh Nuryanto (2000) bahwa secara garis besar ada dua peran penyuluh yaitu sebagai transfer teknologi atau menyampaikan inovasi dan mempengaruhi sasaran, agar sasarannya dapat mengadopsi inovasi yang disampaikan dan sebagai jembatan penghubung antara pemerintah dengan masyarakat sasarannya. Pada tingkat pelaksanaannya di lapangan, rata-rata para petani telah melaksanakan teknologi yang diberikan sesuai kebutuhannya. Petani di Kecamatan Labuan rata-rata telah menggunakan benih baru (berkualitas), bertanam secara serempak, melaksanakan periode bebas tanam dan penggunaan fungisida/insektisida sesuai anjuran dalam usahatani palawija. Sedangkan di Kecamatan Kulawi penggunaan benih baru dan penggunaan fungisida/insektisida sesuai anjuran belum dapat dilaksanakan karena dibatasi oleh daya beli petani terhadap sarana produksi masih rendah. Pelaksanaan teknologi pasca panen dan pengolahan hasil komoditi kakao, jagung dan kacang tanah juga telah dilaksanakan, walaupun teknologi pengolahan hasil tersebut masih dalam skala rumah tangga. Petani di Kecamatan Sirenja dalam mengolah pulpa kakao menjadi sirup pulpa kakao masih dibayangi keragu-raguan, karena ada anggapan bahwa sirup pulpa kakao berefek samping terhadap kesehatan, sehingga diperlukan upaya untuk memberikan penyuluhan yang lebih jelas dan intensif tentang kandungan pulpa kakao. Seperti yang dikemukakan oleh Sutono (2000) bahwa petani sebagai orang yang dididik mempunyai pikiran, pandangan, keinginan dan masalah serta kebiasaan-kebiasaan atau budaya yang dipengaruhi oleh lingkungan, baik fisik, spiritual maupun material. Karena perkembangan ilmu dan pengetahuan berlangsung terus menerus, maka penyuluhan pertanianpun harus dilaksanakan terus menerus sehingga proses penyuluhan harus berjalan secara terus menerus. Sebagian teknologi yang disampaikan pada pelatihan untuk petani dijadikan rencana kerja kelompok untuk kegiatan pembuatan demplot pada tahun Diperlukan waktu yang lama antara saat pertama kali petani mendengar suatu inovasi dengan periode 11

12 melakukan adopsi. Diperlukan waktu empat tahun bagi petani untuk menerapkan suatu teknologi rekomendasi secara utuh (van den Ban dan Hawkins, 1999). Adapun teknologi integrasi antara kakao dan ternak di Kecamatan Labuan, Kecamatan Kulawi dan Banawa belum dapat diaplikasikan secara penuh, karena beberapa kendala yang dihadapi, antara lain jarak kebun/lahan dari permukiman cukup jauh, faktor keamanan ternak yang tidak terjamin jika harus ditempatkan di dekat lahan dan pada umumnya sistem pemeliharaan ternak belum intensif. Khusus di Kecamatan Kulawi petani banyak mengusahakan ternak babi. VII. KESIMPULAN 1. Telah dilakukan pelatihan terhadap 32 orang petugas dan 103 orang petani dengan materi Usahatani Kakao, Usahatani Palawija, Integrasi Kakao dan Ternak, Konservasi Lahan, Pasca Panen dan Pengolahan Hasil 2. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan jumlah peserta yang memperoleh nilai baik sebesar 30 persen pada pelatihan untuk petugas dan 29,25 persen pada nilai baik dan sangat baik untuk pelatihan untuk petani. 3. Rata-rata peserta pelatihan telah melaksanakan beberapa teknologi pertanian hasil pelatihan di wilayah masing-masing. Teknologi pertanian yang belum diaplikasikan oleh peserta (khususnya petani) terkendala oleh beberapa hal, antara lain jarak lahan yang cukup jauh dari pemukiman, musim tanam yang belum sesuai, daya beli terhadap saprodi masih rendah, dan faktor keamanan ternak. VIII. SARAN Petani di kecamatan lain di Kabupaten Donggala yang belum mendapatkan pelatihan perlu diberikan kesempatan untuk mendapatkan pelatihan, mengingat masih banyak teknologi yang belum sampai kepada petani serta banyaknya jumlah desa sasaran Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi (P4MI) di Kabupaten Donggala yang terdiri atas 239 desa. Pelatihan untuk petani sebaiknya dilaksanakan dengan metode praktek lapang yang mengarah ke bentuk sekolah lapang, serta diiringi dengan kegiatan pertukaran informasi. 12

13 IX. DAFTAR PUSTAKA Badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian.. Departemen Petanian. Jakarta. 83 h. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian, Pengkajian dan Diseminasi Teknologi Pertanian.. Departemen Pertanian. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Diseminasi Teknologi dan Informasi Pertanian. Peragaan Teknologi dan Informasi Pertanian, Komunikasi Tatap Muka, dan Pengembangan Informasi. Departemen Pertanian. Jakarta. 44 h. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Panduan Umum Penelitian dan Pengkajian (Litkaji) dan Diseminasi Teknologi Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. 55 h. BPS Sulawesi Tengah dalam Angka. Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Tengah. BPTP Sulawesi Tengah Satu Dasawarsa BPTP Sulawesi Tengah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial dan Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. 97 h. BPTP Sulawesi Utara Pedoman Umum Klinik Teknologi Pertanian (Edisi Kedua).. Departemen Pertanian. 18 h. Kartasapoetra, A.G Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Edisi 1. Cetakan h. Munandar, Sinis Catur Gatra Landasan Filosofi Pengembangan SDM dan Penyuluhan Pertanian dalam Ekstensia Volume 12 Tahun VII Sepetember Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Penyuluhan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. 84 h. Nuryanto, Bambang dalam Ekstensia Volume 12 Tahun VII Sepetember Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Penyuluhan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. 84 h Pusat Pendidikan dan Latihan Pertanian Metodologi Penyuluhan Pertanian Berwawasan Jender. Bagian Proyek Pembinaan Diklat Kelompok Wanita Taninelayan Pusat. Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian.. Departemen Pertanian. Jakarta. 65 h. 13

14 Sutono Reposisi Tugas dan Fungsi Penyuluhan Pertanian dalam Ekstensia Volume 12 Tahun VII Sepetember Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Penyuluhan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. 84 h. van den Ban, A.W. dan HS. Hawkins Penyuluhan Pertanian (Terjemahan). Penerbit Kanisius. Jogjakarta. 14

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH 2003 1 LAPORAN PELAKSANAAN DISEMINASI GELAR

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA

LAPORAN AKHIR PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA LAPORAN AKHIR PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang

PENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang PENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang Ringkasan Pengembangan unit desa binaan di Desa Sumari diawali pada tahun 2001 dengan kegiatan demonstrasi cara dan hasil pemupukan pada sawah dengan varietas

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI PENGEMBANGAN MEDIA CETAK

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI PENGEMBANGAN MEDIA CETAK LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI PENGEMBANGAN MEDIA CETAK Oleh Caya Khairani, dkk BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH 2005 LAPORAN PELAKSANAAN DISEMINASI PENGEMBANGAN MEDIA CETAK Abstrak Teknologi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI Abstrak Kebijaksanaan pembangunan pertanian di Sulawesi Tengah diarahkan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TAHUN 2008

LAPORAN AKHIR TAHUN 2008 No. Kode: LAPORAN AKHIR TAHUN 2008 PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI PERTANIAN DI DAERAH P4MI Oleh: Abdi Negara BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN PETUGAS

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN PETUGAS LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN PETUGAS Judul Kegiatn : Pelatihan Petugas Penanggung Jawab Kegiatan : - Nama / NIP : Ir. Kaharudin / 080.121.217 - Pangkat/ Jabatan : Penata (IIIc) / Penyuluh Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG

GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG OLEH : CAYA KHAIRANI, DKK BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH 2005 1 LAPORAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak Hasil-hasil penelitian/pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian khususnya BPTP Sulawesi Tengah merupakan paket teknologi spesifik lokasi yang selanjutnya perlu disebarkan kepada pada ekosistem

Lebih terperinci

KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK PETANI DI KABUPATEN ENDE, NUSA TENGGARA TIMUR. Isbandi¹ dan Debora Kana Hau² 1)

KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK PETANI DI KABUPATEN ENDE, NUSA TENGGARA TIMUR. Isbandi¹ dan Debora Kana Hau² 1) KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK PETANI DI KABUPATEN ENDE, NUSA TENGGARA TIMUR Isbandi¹ dan Debora Kana Hau² 1) Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor 2) BPTP Nusa Tenggara Timur ABSTRAK Peluang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Desvionita Nasrul BP

SKRIPSI. Oleh : Desvionita Nasrul BP TINGKAT ADOPSI INOVASI PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO DALAM PAKAN TERNAK SAPI POTONG ( Studi Kasus Pada Kelompok Tani Karya Abadi Sungai Buluh, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman ) SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini: Nama Jabatan :

Lebih terperinci

13 diantaranya merupakan kelompok tani padi sawah, sisanya yakni 4 kelompok tani kakao, 5 kelompok tani

13 diantaranya merupakan kelompok tani padi sawah, sisanya yakni 4 kelompok tani kakao, 5 kelompok tani Kegiatan Prima Tani Kabupaten Donggala dilaksanakan di Desa Tonggolobibi, Kecamatan Sojol. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan memperhatikan saran dan masukan pemerintah Kabupaten Donggala

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Bagi negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, pembangunan pertanian pada abad ke-21 selain bertujuan untuk mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan

Lebih terperinci

Prima Tani Kota Palu (APBN) Tuesday, 27 May :32 - Last Updated Tuesday, 27 October :40

Prima Tani Kota Palu (APBN) Tuesday, 27 May :32 - Last Updated Tuesday, 27 October :40 Kegiatan Prima Tani Kota Palu yang dilaksanakan di Kelurahan Kayumalue Ngapa Kecamatan Palu Utara merupakan salah satu kegiatan Prima Tani yang dilaksanakan pada Agroekosistem Lahan Kering Dataran Dataran

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL EKSPOSE PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KOMODITI UNGGULAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLIGI PERTANIAN SULTENG. Oleh : Ir. Caya Khairani, dkk

LAPORAN HASIL EKSPOSE PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KOMODITI UNGGULAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLIGI PERTANIAN SULTENG. Oleh : Ir. Caya Khairani, dkk LAPORAN HASIL EKSPOSE PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KOMODITI UNGGULAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLIGI PERTANIAN SULTENG Oleh : Ir. Caya Khairani, dkk BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN SOSIAL

Lebih terperinci

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan.

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan. IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9.1. Kesimpulan 1. Penggunaan tenaga kerja bagi suami dialokasikan utamanya pada kegiatan usahatani, sedangkan istri dan anak lebih banyak bekerja pada usaha di luar usahataninya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan menyebutkan bahwa penyuluhan merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG INTENSIFIKASI PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 207 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dedi Sugandi

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN JALAN KAMPUS PERTANIAN KALASEY, TELEPON. 0431-838637 FAX. 0431-838637 WEBSITE : www.sulut.litbang.pertanian.go.id, E-MAIL : bptp-sulut@litbang.pertanian.go.id;

Lebih terperinci

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija Badan Litbang Pertanian mulai tahun 2011 mencanangkan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA SAMBUTAN GUBERNUR PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT Assalamu alaikum Wr. Wb. Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu wilayah yang sebagian besar lahan pertaniannya terdiri atas lahan kering.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN TEMU LAPANG DAN TEMU USAHA MENDUKUNG KEGIATAN P4MI

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN TEMU LAPANG DAN TEMU USAHA MENDUKUNG KEGIATAN P4MI LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN TEMU LAPANG DAN TEMU USAHA MENDUKUNG KEGIATAN P4MI OLEH : H. NOOR INGGAH H. DWI PRAPTOMO S. AWALUDIN HIPI ULYATU FITROTIN IDA ROYANI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP)

Lebih terperinci

KEGIATAN PENGEMBANGAN INOVASI PERTANIAN MELALUI INISIATIF LOKAL POOR FARMERS INCOME IMPROVEMENT THROUGH INNOVATION. Tahun Anggaran 2007

KEGIATAN PENGEMBANGAN INOVASI PERTANIAN MELALUI INISIATIF LOKAL POOR FARMERS INCOME IMPROVEMENT THROUGH INNOVATION. Tahun Anggaran 2007 KEGIATAN PENGEMBANGAN INOVASI PERTANIAN MELALUI INISIATIF LOKAL POOR FARMERS INCOME IMPROVEMENT THROUGH INNOVATION Tahun Anggaran 2007 STRATEGI PENYULUHAN DAN PERANANNYA TERHADAP KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN MALUKU Jln. Chr. Soplanit, Rumah Tiga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I)

SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I) SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I) Dr. Dewa K. S. Swastika Dr. Bambang Irawan Ir. Herman Supriadi, MS Dr. Edi Basuno Ir. Endang L. Hastuti,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA JALAN PROF. MUH. YAMIN NO. 89 KENDARI 93114 KOTAK POS 55 TELEPON : (0401)325871

Lebih terperinci

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN POHON KINERJA DINAS PERTANIAN II 1. Meningkatnya peningkatan produksi tanaman pangan, palawija dan 2. Mengembangkan Kegiatan Agribisnis menuju usaha tani modern 3. Meningkatnya pemanfaatan jaringan irigasi

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA Andi Ella, dkk PENDAHULUAN Program strategis Kementerian Pertanian telah mendorong Badan Litbang Pertanian untuk memberikan dukungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan merupakan salah satu cara untuk mencapai keadaan tersebut,

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI

Lebih terperinci

CARA MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN KAKAO

CARA MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN KAKAO CARA MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN KAKAO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NAD 2009 KATA PENGANTAR Sejalan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI TAHUN ANGGARAN 2006 Oleh: Caya Khairani Asni Ardjanhar Syafruddin Yogi Purna Rahardjo Sumarni BPTP SULAWESI TENGAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 18 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi Nasional yang bertumpu pada upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur seperti

Lebih terperinci

WORKSHOP SOSIALISASI RINTISAN AGRIBISNIS PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI INOVASI TNGKAT KABUPATEN DONGGALA

WORKSHOP SOSIALISASI RINTISAN AGRIBISNIS PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI INOVASI TNGKAT KABUPATEN DONGGALA 1 WORKSHOP SOSIALISASI RINTISAN AGRIBISNIS PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI INOVASI TNGKAT KABUPATEN DONGGALA 1. Pendahuluan Program Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi (P4MI) merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TAHUN 2008

LAPORAN AKHIR TAHUN 2008 No. Kode: 23.07.RDHP.0470 LAPORAN AKHIR TAHUN 2008 PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI HASIL-HASIL LITKAJI MENDUKUNG KEGIATAN P4MI DI LOMBOK TIMUR Oleh : Awaludin Hipi BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Analisis Pemasaran Kakao (P4MI) Wednesday, 04 June :07 - Last Updated Tuesday, 27 October :46

Analisis Pemasaran Kakao (P4MI) Wednesday, 04 June :07 - Last Updated Tuesday, 27 October :46 Penentuan komoditas unggulan merupakan langkah awal menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan.

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENENELITIAN (RODHP) MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN BERBASIS INOVASI (m-p3bi) INTEGRASI KOPI-SAPI POTONG Oleh : Ir. Ruswendi, MP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berubahnya orientasi usahatani dapat dimaklumi karena tujuan untuk meningkatkan pendapatan merupakan konsekuensi dari semakin meningkatnya kebutuhan usahatani dan kebutuhan

Lebih terperinci

REKAYASA KELEMBAGAAN DAN KOMUNIKASI UNTUK MENGEM- BANGKAN PARTISIPASI PETANI DALAM INVESTASI INFRASTRUKTUR PERTANIAN

REKAYASA KELEMBAGAAN DAN KOMUNIKASI UNTUK MENGEM- BANGKAN PARTISIPASI PETANI DALAM INVESTASI INFRASTRUKTUR PERTANIAN REKAYASA KELEMBAGAAN DAN KOMUNIKASI UNTUK MENGEM- BANGKAN PARTISIPASI PETANI DALAM INVESTASI INFRASTRUKTUR PERTANIAN (Pelajaran dari Program Peningkatan Pendapatan Petani melalui Inovasi di Kabupaten Lombok

Lebih terperinci

Hasil Litkaji Jumat, 20 April :00

Hasil Litkaji Jumat, 20 April :00 Kegiatan penelitian dan pengkajian untuk pengembangan pertanian lahan marjinal TA 2003 telah dilaksanakan di 4 BPTP terkait (Sulteng, Jateng, NTB, dan NTT) serta Balit Nasional lingkup Badan Litbang Pertanian.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian subsektor perkebunan mempunyai arti penting dan strategis terutama di negara yang sedang berkembang, yang selalu berupaya: (1) memanfaatkan kekayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya perubahan secara terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai perubahan yang terencana,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... PENDAHULUAN P ada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/09 /Th. XIV, 5 September 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN AGUSTUS 2011 SEBESAR 99,44 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Agustus 2011 sebesar 99,44

Lebih terperinci

RUMUSAN Workshop Pengembangan Inovasi Melalui Inisiatif Lokal Dan Pengembangan Kapasitas Institusi Lokal. (Yogyakarta, Mei 2007)

RUMUSAN Workshop Pengembangan Inovasi Melalui Inisiatif Lokal Dan Pengembangan Kapasitas Institusi Lokal. (Yogyakarta, Mei 2007) RUMUSAN Workshop Pengembangan Inovasi Melalui Inisiatif Lokal Dan Pengembangan Kapasitas Institusi Lokal (Yogyakarta, 22-24 Mei 2007) Workshop pengembangan inovasi melalui inisiatif lokal dan pengembangan

Lebih terperinci

Kajian Teknologi Spesifik Lokasi Budidaya Jagung Untuk Pakan dan Pangan Mendukung Program PIJAR di Kabupaten Lombok Barat NTB

Kajian Teknologi Spesifik Lokasi Budidaya Jagung Untuk Pakan dan Pangan Mendukung Program PIJAR di Kabupaten Lombok Barat NTB Kode Penelitian : SIDa Kajian Teknologi Spesifik Lokasi Budidaya Jagung Untuk Pakan dan Pangan Mendukung Program PIJAR di Kabupaten Lombok Barat NTB Nama Penelitian : 1. Baiq Tri Ratna Erawati, SP, MSc

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR. Edi Basuno Ikin Sadikin Dewa Ketut Sadra Swastika

LAPORAN AKHIR. Edi Basuno Ikin Sadikin Dewa Ketut Sadra Swastika LAPORAN AKHIR SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELALUI INOVASI DI KABUPATEN ENDE, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Edi Basuno Ikin Sadikin Dewa Ketut Sadra Swastika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju peningkatan produktivitas tanaman padi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung melandai, ditandai salah satunya dengan menurunnya produksi padi sekitar 0.06 persen

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001). I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian pangan khususnya beras, dalam struktur perekonomian di Indonesia memegang peranan penting sebagai bahan makanan pokok penduduk dan sumber pendapatan sebagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan beras di Indonesia pada masa yang akan datang akan meningkat. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi dengan besarnya konsumsi beras

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGAH JULI 2009 SEBESAR PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGAH JULI 2009 SEBESAR PERSEN No.02/09/72/Th. XII, 1 September 2009 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGAH JULI 2009 SEBESAR 98.92 PERSEN A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) Pada Bulan Juli 2009, NTP Provinsi Sulawesi Tengah

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN. implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan proses

PROGRAM DAN KEGIATAN. implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan proses PROGRAM DAN KEGIATAN. A. Program Kegiatan Lokalitas Kewenangan SKPD. Program kerja operasional pada dasarnya merupakan upaya untuk implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan

Lebih terperinci

PENGALAMAN DAN TANTANGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI NTT

PENGALAMAN DAN TANTANGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI NTT PENGALAMAN DAN TANTANGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANGPERTANIAN, PERANENERGI, REKOMENDASI STRATEGI UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI NTT By : Maxi Blegur NTT Merupakan Wilayah Kepulauan Secara

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP)

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENINGKATAN KUANTITAS, KUALITAS DAN EFEKTIFITAS INTERAKSI ANTARA BPTP DENGAN KELEMBAGAAN PENYULUHAN, KELEMBAGAAN TANI DI PROVINSI BENGKULU BALAI

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT

MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT Peranan dan kinerja agribisnis dalam pembangunan ekonomi Faktor produksi utama sektor pertanian di NTB adalah lahan pertanian. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit dinamakan pertanian

Lebih terperinci

METODE DEMONSTRASI. Oleh :Tuty Herawati

METODE DEMONSTRASI. Oleh :Tuty Herawati METODE DEMONSTRASI Oleh :Tuty Herawati Metode demonstrasi sering kali dipandang sebagai metode yang paling efektif, karena metode seperti ini sesuai dengan kata pepatah seeing is believing yang dapat diartikan

Lebih terperinci

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI Prof. Dr. Marwoto dan Prof. Dr. Subandi Peneliti Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian MALANG Modul B Tujuan Ikhtisar

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN POS PELAYANAN TEKNOLOGI PERTANIAN

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN POS PELAYANAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN POS PELAYANAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd BAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadikan sektor pertanian yang iiandal dalam menghadapi segala perubahan dan tantangan, perlu pembenahan berbagai aspek, salah satunya adalah faktor kualitas sumber

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA OLEH ELSA THESSIA YENEVA 06114052 FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA Oleh : Reni Kustiari Pantjar Simatupang Dewa Ketut Sadra S. Wahida Adreng Purwoto Helena

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130 RENSTRA 2016-2021 BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 VI - 130 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Agenda revitalisasi pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan pertanian yang dicanangkan pada tahun 2005 merupakan salah satu langkah mewujudkan tujuan pembangunan yaitu

Lebih terperinci

Renja BP4K Kabupaten Blitar Tahun

Renja BP4K Kabupaten Blitar Tahun 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN R encana kerja (RENJA) SKPD Tahun 2015 berfungsi sebagai dokumen perencanaan tahunan, yang penyusunan dengan memperhatikan seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Pembangunan Pertanian

Lebih terperinci

Written by Administrator Saturday, 12 September :38 - Last Updated Tuesday, 27 October :07

Written by Administrator Saturday, 12 September :38 - Last Updated Tuesday, 27 October :07 <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:wingdings; panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 268435456

Lebih terperinci

KID Jenggik Utara: Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Tani di Desa

KID Jenggik Utara: Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Tani di Desa KID Jenggik Utara: Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Tani di Desa Masyarakat Desa Jenggik Utara sudah lama mendambakan bendung/embung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air baik untuk keperluan pertanian

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN POS PELAYANAN TEKNOLOGI PERTANIAN

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN POS PELAYANAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN POS PELAYANAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sumber pendapatan yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui perannya dalam pembentukan Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor pertanian, sektor ini meliputi aktifitas pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR. Muhammad Iqbal Iwan Setiajie Anugrah Dewa Ketut Sadra Swastika

LAPORAN AKHIR. Muhammad Iqbal Iwan Setiajie Anugrah Dewa Ketut Sadra Swastika LAPORAN AKHIR SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELALUI INOVASI DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Muhammad Iqbal Iwan Setiajie Anugrah Dewa

Lebih terperinci

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN Bogor,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa pakar percaya penyuluhan merupakan ujung tombak pembangunan pertanian dengan membantu petani dan masyarakat disekitarnya dalam meningkatkan sumberdaya manusia

Lebih terperinci

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN Sahardi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK

Lebih terperinci

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti: PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk,

I PENDAHULUAN. pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk, I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan di Indonesia secara umum akan berhasil jika didukung oleh keberhasilan pembangunan berbagai sektor. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor

Lebih terperinci

VISITOR FARM DAN UKT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

VISITOR FARM DAN UKT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN VISITOR FARM DAN UKT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH 2005 VISITOR FARM DAN UKT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Kinerja berasal dari pengertian performance. Performance adalah hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TEKNOLOGI DAN DISEMINASI HASIL LITKAJI MELALUI TEMU TEKNOLOGI PERTANIAN DI JAWA BARAT

IDENTIFIKASI TEKNOLOGI DAN DISEMINASI HASIL LITKAJI MELALUI TEMU TEKNOLOGI PERTANIAN DI JAWA BARAT IDENTIFIKASI TEKNOLOGI DAN DISEMINASI HASIL LITKAJI MELALUI TEMU TEKNOLOGI PERTANIAN DI JAWA BARAT SRI MURTIANI, TITIEK MARYATI, BUDIMAN DAN DIAN FIRDAUS Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130 RENSTRA 2016-2021 BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 VI - 130 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN

Lebih terperinci

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian di Indonesia telah mengalami perubahan yang pesat. Berbagai terobosan yang inovatif di bidang pertanian telah dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi

Lebih terperinci

INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU

INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU 2011-2014 LATAR BELAKANG Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu merupakan unit

Lebih terperinci

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 Sarana dan Kegiatan Prasarana Penelitian KKegiatan Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 jumlah relatif

Lebih terperinci