KERAGAAN KOMUNIKASI GABUNGAN KELOMPOK TANI PENERIMA DANA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KERAGAAN KOMUNIKASI GABUNGAN KELOMPOK TANI PENERIMA DANA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN"

Transkripsi

1 KERAGAAN KOMUNIKASI GABUNGAN KELOMPOK TANI PENERIMA DANA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (Kasus di Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis Riau) SUSY HARTATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keragaan Komunikasi Gabungan Kelompok Tani Penerima Dana Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (Kasus di Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis Riau) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Desember 2011 Susy Hartati NIM I

3 ABSTRACT HARTATI, S Performance Communication of Farmers Association Recipients of Rural Agribusiness Development Program (Case at Siak Kecil Subdistrict Bengkalis District Riau). Advisory committee of AMIRUDDIN SALEH (as chairman) and BASITA GINTING SUGIHEN (as member). Rural Agribusiness Development Program (PUAP) is a program that focuses in reducing poverty and also creating a huge accupation in rural area by providing venture capital to support on farm and off farm activities. Farmers association (Gapoktan) as an implementer of PUAP has a pivotal function to distribute incentives, venture capital, and also as the managers of all the programs given. From that perspective Gapoktan holds an important role for the success full of this program. Communication process among group members in Gapoktan and interpersonal communication between change agents and the Gapoktan needs to be inquired because it was estimated as one of the important factor that influencing PUAP program. The objectives of this research were: (1) to describe the performance communication of Gapoktan, (2) to describe the characteristic, role and ability of Gapoktan, (3) to analysis the correlation between all variables. This research resulted several important usults, namely: The communication of Gapoktan was good and the communication change agents were not enough until less than not enough. The characteristics were categorized good, role and the ability were not enough, there were a significant correlation between the characteristics with the communication of Gapoktan, between the communication of change agents with the role of Gapoktan and between role with ability of farmers association (Gapoktan). Keywords: communication, farmers association, change agents, role, ability

4 RINGKASAN HARTATI, S Keragaan Komunikasi Gabungan Kelompok Tani Penerima Dana Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (Kasus di Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis Riau). Dibimbing oleh AMIRUDDIN SALEH (Ketua) dan BASITA GINTING SUGIHEN (Anggota). Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) memberikan bantuan modal usaha yang digunakan untuk membiayai kegiatan on farm dan off farm. Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) sebagai pelaksana program PUAP dalam hal penyaluran insentif bantuan modal usaha dan pengelola program secara keseluruhan sehingga peran dan kemampuannya sangat menentukan dalam pelaksanaan dan keberhasilan program. Perkembangan program PUAP terkesan lambat, walaupun sosialisasi program telah dilaksanakan tetetapi pemahaman masyarakat terhadap program PUAP ini masih beragam. Proses komunikasi kelompok antar anggota Gapoktan dan proses komunikasi antar pribadi oleh petugas dengan Gapoktan perlu diteliti yang diduga sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan program PUAP tersebut. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis keragaan komunikasi yang terjadi yang berhubungan dengan peran dan kemampuan Gapoktan penerima dana PUAP di Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis. Secara spesifik untuk: mendeskripsikan karakteristik Gapoktan, keragaan komunikasi di Gapoktan, peran dan kemampuan Gapoktan penerima dana PUAP, menganalisis hubungan karakteristik Gapoktan dengan komunikasi Gapoktan, hubungan komunikasi Gapoktan, komunikasi penyuluh pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT) dengan peran Gapoktan penerima program PUAP dan hubungan peran dengan kemampuan Gapoktan dalam mengimplementasikan program. Peubah penelitian yang diamati terdiri dari karakteristik Gapoktan (X 1 ), komunikasi Gapoktan (X 2 ), komunikasi penyuluh pendamping (X 3 ) dan komunikasi penyelia mitra tani (X 4 ) dengan peran Gapoktan (Y 1 ) dan kemampuan Gapoktan (Y 2 ). Penelitian dilakukan di Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja, dilaksanakan pada bulan Mei - Juli Populasi penelitian adalah Gapoktan penerima dana PUAP di Kecamatan Siak Kecil sejak tahun 2008 sampai tahun 2010 berjumlah sebanyak delapan Gapoktan. Jumlah sampel responden sebanyak 121 orang responden berdasarkan rumus Slovin, Teknik penarikan sampel dilakukan secara proportional stratified random sampling. Data yang terkumpul dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik Inferensial menggunakan uji korelasi rank Spearman (bantuan SPSS ver 17.0). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi Gapoktan Kecamatan Siak Kecil yang diukur dari interaksi, format komunikasi dan materi pertemuan antar sesama anggota berkategori baik. Komunikasi antar pribadi yang diukur dari frekuensi dan intensitas kunjungan serta bimbingan teknis yang dilakukan oleh penyuluh pendamping dengan Gapoktan berkategori kurang. Namun, untuk indikator bimbingan teknis yang diberikan berkategori baik dan sesuai dengan kebutuhan. Secara keseluruhan komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh PMT dengan Gapoktan terkategori sangat kurang. Karakteristik Gapoktan Kecamatan Siak Kecil terkategori baik dimana indikator norma, tujuan, keeratan,

5 kepemimpinan dan partisipasi anggota baik; sedangkan indikator ukuran Gapoktan tergolong kurang. Gapoktan belum berperan secara optimal dimana perannya sebagai fasilitator bantuan modal maupun lembaga ekonomi petani tergolong kurang. Kemampuan Gapoktan secara umum kurang memadai, indikator perencanaan kegiatan dan mengelola dana PUAP kurang, tetapi kemampuannya dalam mentaati perjanjian dan monitoring dan evaluasi termasuk kategori baik. Hubungan antara karakteristik dengan komunikasi Gapoktan dalam aspek interaksi menunjukkan korelasi sangat nyata (p < 0,01). Indikator keeratan berhubungan sangat nyata dengan format komunikasi dan materi pertemuan. Partisipasi anggota berhubungan sangat nyata dengan format komunikasi, dan kepemimpinan berhubungan nyata dengan materi pertemuan. Hubungan antara komunikasi Gapoktan dalam aspek materi pertemuan menunjukkan korelasi sangat nyata (p < 0,01) dengan peran Gapoktan. Indikator interaksi dan format komunikasi berkorelasi nyata (p < 0,05) dengan peran Gapoktan sebagai fasilitator bantuan modal. Hubungan antara komunikasi penyuluh pendamping dengan peran Gapoktan menunjukkan korelasi sangat nyata (p < 0,01). Hubungan antara komunikasi PMT dengan peran Gapoktan dalam aspek perannya sebagai fasilitator bantuan modal menunjukkan korelasi tidak significant (p 0,05). Namun, hubungannya dalam aspek intensitas kunjungan, bimbingan teknis menunjukkan korelasi sangat nyata (p < 0,01) dan frekuensi kunjungan menunjukkan korelasi nyata (p < 0,05) dengan peran Gapoktan sebagai lembaga ekonomi petani. Hubungan antara peran Gapoktan dengan kemampuan Gapoktan menunjukkan korelasi sangat nyata (p < 0,01) dalam segala aspek.

6 Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

7 KERAGAAN KOMUNIKASI GABUNGAN KELOMPOK TANI PENERIMA DANA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (Kasus di Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis Riau) SUSY HARTATI Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Mayor Komunikasi Pertanian dan Pedesaan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

8 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Prof. (Ris) Dr. Ign. Djoko Susanto, SKM

9 Judul Tesis Nama Mahasiswa NRP Mayor : Keragaan Komunikasi Gabungan Kelompok Tani Penerima Dana Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (Kasus di Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis Riau) : Susy Hartati : I : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS Ketua Dr. Ir. Basita Ginting Sugihen, MA Anggota Diketahui Koordinator Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr Tanggal Ujian: 20 Desember 2011 Tanggal Lulus:

10 PRAKATA Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-nya maka tesis dengan judul Keragaan Komunikasi Gabungan Kelompok Tani Penerima Dana Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (Kasus di Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis Riau) berhasil diselesaikan. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat bagi mahasiswa dalam rangka menyelesaikan studi pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Ungkapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, penulis ucapkan kepada: 1. Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS selaku ketua komisi dan Dr. Ir. Basita Ginting, MA selaku anggota komisi pembimbing yang senantiasa membimbing, mengarahkan, memberikan saran dan masukan kepada penulis demi perbaikan dan kesempurnaan tulisan ini. 2. Dr. Ir. Djuara P. Lubis sebagai Koordinator Mayor KMP dan Prof (Ris) Dr. Ign. Djoko Susanto, SKM sebagai penguji luar komisi pada ujian tesis, beserta seluruh staf pengajar serta sekretariat KMP yang telah memberikan materi dan ilmunya selama penulis melaksanakan tugas belajar di IPB ini. 3. Bupati Bengkalis lewat Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bengkalis yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk dapat melanjutkan pendidikan S2 di IPB. 4. Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Bengkalis beserta seluruh staf pegawainya dimana penulis selama ini mengabdi juga buat rekan-rekan PPL dan PMT Kabupaten Bengkalis serta seluruh anggota dan pengurus Gapoktan di Kecamatan Siak Kecil. 5. Keempat Orang tua penulis tercinta yaitu ibunda Suhartini dan ayahanda Syamsi Cokro serta bunda mertuaku Nurelan Siregar dan ayah mertua Mahyuddin Hasyim Hrp atas segala do a dan restunya selama ini. 6. Suami tercinta Kakanda Abdul Vattaah Ali Hasyim Hrp SP, MH atas kasih sayang, pengertian, inspirasi, dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan serta buat ananda tersayang Atiqah Nurul Vattaah dan Khoiriyah Rizki Vattaah yang selalu memberikan semangat dan kekuatan kepada bunda. 7. Seluruh rekan mahasiswa KMP yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala dukungannya untuk terus maju dan kepada seluruh pihak yang terkait, penulis ucapkan terimakasih Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Bogor, Desember 2011 Susy Hartati

11 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Pekanbaru Provinsi Riau pada tanggal 17 Desember 1975 dari ayah Syamsi Cokro BA dan ibu Suhartini. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Tahun 1994 penulis lulus dari SMA Cendana Rumbai dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan S1 di Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Riau. Kesempatan melanjutkan studi S2 pada tahun 2009 di Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (KMP) Sekolah Pascasarjana IPB sebagai mahasiswa tugas belajar dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis Riau. Pada tahun 2006 diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil ditempatkan di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkalis. Penulis bekerja sebagai Penyuluh Pertanian pada instansi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Bengkalis Riau sejak tahun 2008 sampai sekarang.

12 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang Penelitian... 1 Perumusan Masalah... 4 Tujuan Penelitian... 5 Kegunaan Penelitian... 6 TINJAUAN PUSTAKA... 7 Program PUAP... 7 Keragaan Komunikasi... 9 Komunikasi Kelompok Komunikasi antarpribadi Karakteristik Kelompok Gabungan Kelompok Tani KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi Definisi Operasional Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi Pengumpulan dan Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Diskripsi Gapoktan Kecamatan Siak Kecil Komunikasi Gapoktan Siak Kecil Komunikasi Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani Karakteristik Gabungan Kelompok Tani Siak Kecil Peran Gapoktan Kemampuan Gapoktan Hubungan Karakteristik Gapoktan dengan Komunikasi Gapoktan Siak Kecil xiii xiv xv xi

13 Hubungan Komunikasi Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan PMT dengan Peran Gapoktan Siak Kecil Hubungan Peran Gapoktan dengan Kemampuan Gapoktan Siak Kecil 80 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

14 DAFTAR TABEL Halaman 1. Populasi Gapoktan penerima dan PUAP di Kecamatan Siak Kecil Distribusi sampel responden Gapoktan penerima dana PUAP Kecamatan Siak Kecil Koefisien uji reliabilitas belah dua pada setiap peubah penelitian Sebaran luas dan hasil tanaman pangan dan perkebunan Kecamatan Siak Kecil Populasi ternak Kecamatan Siak Kecil Rataan skor komunikasi Gapoktan Kecamatan Siak Kecil Rataan skor komunikasi penyuluh pendamping dan PMT pada Gapoktan Kecamatan Siak Kecil Rataan skor karakteristik Gapoktan Kecamatan Siak Kecil Rataan skor peran Gapoktan Kecamatan Siak Kecil Rataan skor kemampuan Gapoktan Kecamatan Siak Kecil Hubungan karakteristik Gapoktan dengan komunikasi Gapoktan Kecamatan Siak Kecil Hubungan komunikasi Gapoktan, penyuluh pendamping dan PMT dengan peran Gapoktan Kecamatan Siak Kecil Hubungan peran Gapoktan dengan kemampuan Gapoktan Kecamatan Siak Kecil... 80

15 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Beberapa format komunikasi kelompok kecil Kerangka pemikiran keragaan komunikasi Gapoktan penerima dana PUAP di Kecamatan Siak Kecil... 35

16 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Gabungan kelompok tani penerima dana PUAP Kabupaten Bengkalis Kuesioner penelitian Pedoman wawancara mendalam untuk pengurus inti gapoktan Kecamatan Siak Kecil Distribusi data primer Gambar Kabupaten Bengkalis

17 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara agraris dan maritim yang terlihat dengan luasnya sumberdaya untuk mengembangkan kegiatan pertanian dan perikanan sehingga mayoritas penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya pada kegiatan tersebut. Berdasarkan data BPS (2010) bahwa jumlah penduduk miskin tercatat pada Maret 2010 mencapai 31,02 juta jiwa (13,33 persen) dari jumlah tersebut sekitar 19,93 juta jiwa (64,23 persen) berada di perdesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian. Pada umumnya petani di perdesaan berada pada skala usaha mikro yang memiliki luas lahan lebih kecil dari 0,3 hektar (Kementan 2010a). Kemiskinan di perdesaan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial karena dapat menimbulkan ketimpangan dalam masyarakat dan merupakan tantangan dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Masyarakat miskin pada umumnya kurang mempunyai kemampuan dalam berusaha dan memiliki akses yang terbatas terhadap peluang-peluang yang ada seperti kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi, serta organisasi tani yang masih lemah. Oleh karena itu pembangunan ekonomi nasional berbasis pertanian dan perdesaan secara langsung maupun tidak langsung dapat berdampak pada pengurangan penduduk miskin. Selama ini pembangunan pertanian secara luas lebih terfokus pada produksi namun sekarang mulai beralih pada sistem dan usaha agribisnis yang berorentasi pada kelompok. Pemerintah telah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M). Salah satu kegiatan dari PNPM-M di Kementerian Pertanian adalah kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008 dalam rangka menanggulangi kemiskinan dan pengangguran di desa-desa yang basis pertaniannya cukup tinggi, program ini dimaksudkan untuk para petani miskin yang belum tersentuh oleh modal perbankan sementara mereka memiliki usaha pertanian yang produktif dan dilakukan secara partisipatif, dengan memberikan bantuan modal dalam bentuk bantuan langsung masyarakat.

18 2 Peraturan Menteri Pertanian No: 273/Kpts/OT.160/4/2007 pada Lampiran 1, menerangkan bahwa pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan kemampuan setiap kelompok tani dalam menjalankan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompok tani menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri. Kelompok tani yang berkembang bergabung ke dalam gabungan kelompok tani (Gapoktan) (Deptan 2007). Gapoktan merupakan kelembagaan tani sebagai pelaksana PUAP dalam hal penyaluran insentif bantuan modal usaha bagi petani/peternak serta pengelolaan program secara keseluruhan. Gapoktan PUAP adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT) (Kementan 2010a). Peran dan kemampuan Gapoktan sangat menentukan dalam keberhasilan implementasi program ini. Namun, hal ini tak lepas dari komunikasi yang terjadi di dalam Gapoktan tersebut baik komunikasi yang terjadi antara sesama anggota Gapoktan maupun dengan pihak lain seperti penyuluh pendamping maupun PMT. Kelompok yang ideal adalah kelompok yang dapat menjalankan fungsinya sebagai sebuah kelompok yang utuh, di mana pola hubungan antar pribadi yang berlaku di dalam kelompok sudah tercipta dengan baik. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan, mendorong para anggota Gapoktan PUAP bisa berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah-tamah dengan anggota lainnya maupun dengan orang luar. Pada kegiatan penyuluhan, komunikasi memegang peranan sentral. Kegiatan penyuluhan merupakan kegiatan pendidikan non formal yang bertujuan merubah perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik. Di dalam suatu proses pendidikan dibutuhkan komunikasi yang efektif, agar masyarakat dapat diajak, dibimbing, diarahkan sehingga menjadi masyarakat yang mau dan mampu secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga dapat menjadi masyarakat yang mandiri dalam menentukan masa depannya sendiri. Namun demikian, kegiatan komunikasi penyuluhan tidak akan berjalan sebagaimana yang diharapkan apabila

19 3 tidak terdapat interaksi dinamis dan harmonis antara masyarakat dengan penyuluh. Interaksi yang dinamis dan harmonis akan terjadi apabila di antara masyarakat dan penyuluh atau PMT telah ada rasa saling percaya dan keterbukaan. Selain komunikasi yang dilakukan oleh pihak pendamping, hal ini juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik kelompok pembentuk Gapoktan itu sendiri dalam berinteraksi sehingga Gapoktan PUAP diharapkan dapat menjadi suatu kelembagaan ekonomi milik petani yang memiliki kemampuan dan mandiri, dengan demikian mereka diharapkan dapat tumbuh dan berkembang menjadi petani yang mampu berswadaya dan berswadana dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya. Kabupaten Bengkalis adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Riau yang menurut data BPS Kabupaten Bengkalis (2010) memiliki luas wilayah sekitar 7.773,93 kilometer persegi. Kabupaten Bengkalis terdiri dari pulau-pulau dan lautan dengan jumlah kecamatan sebanyak delapan kecamatan yang terdiri dari 102 desa atau kelurahan. Program PUAP masuk ke Kabupaten Bengkalis sejak tahun 2008 dan berlanjut sampai tahun 2010 di bawah program binaan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (BKP-PP) Kabupaten Bengkalis. Berdasarkan data yang diperoleh, PUAP telah memberikan bantuan modal kepada 13 desa/gapoktan pada tahun 2008 (BKP-PP Kab. Bengkalis 2008). Tahun 2009 bantuan diberikan kepada sembilan desa/gapoktan (BKP-PP Kab. Bengkalis 2009; Kementan 2009). Khusus untuk tahun 2010, penetapan alokasi desa/gapoktan penerima dana dilakukan secara bertahap di mana pada tahap I diberikan untuk sembilan desa/gapoktan (Kementan 2010b), tetapi yang dapat direalisasi hanya lima desa/gapoktan, empat lainnya dibatalkan. Hal ini diakibatkan adanya satu Gapoktan fiktif dan tiga Gapoktan lainnya kepengurusannya merupakan perangkat desa. Tahap II bantuan diberikan kepada sembilan desa/gapoktan (Kementan 2010c), namun yang dapat direalisasikan hanya tujuh desa/gapoktan, dua Gapoktan lainnya dibatalkan karena kepengurusannya adalah perangkat desa dan tahap III bantuan diberikan untuk satu desa/gapoktan (Kementan 2010d) sehingga jumlah keseluruhan bantuan pada

20 4 tahun 2010 sebanyak 13 desa dan Gapoktan. Total keseluruhan desa dan Gapoktan penerimaan dana PUAP sejak tahun 2008 sampai tahun 2010 sebanyak 35 desa/gapoktan dapat dilihat pada Lampiran 1. Dana yang diberikan sebesar Rp. 100 juta per desa atau per Gapoktan dilakukan secara bergulir adalah sebagai dana stimulan untuk Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan. Dana tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan produktif budidaya (on farm) dan kegiatan non budidaya (off farm) yang terkait dengan komoditas pertanian, meliputi jenis usaha peternakan, tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan industri rumah tangga, namun sebagian besar bidang usahatani Gapoktan Kabupaten Bengkalis didominasi oleh peternakan dan tanaman pangan. Permasalahan yang dijumpai di lapangan adalah bahwa dana yang dipinjamkan perkembangan pengembaliannya sangat lambat sehingga perputarannya menjadi terhambat. Hal ini dapat mengakibatkan perkembangan program PUAP di Kabupaten Bengkalis menjadi lambat berkembang. Walaupun sosialisasi program telah dilaksanakan tetapi pemahaman masyarakat terhadap program PUAP ini masih beragam. Lambatnya perkembangan program ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya adalah berasal dari dalam Gapoktan itu sendiri dan komunikasi penyuluhan yang dilakukan oleh petugas dalam rangka pembinaan sehingga perlu diteliti keragaan komunikasi pada Gapoktan yang diduga sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan program PUAP tersebut. Perumusan Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dan cenderung hidup berkelompok, komunikasi merupakan dasar semua interaksi manusia dan untuk semua fungsi kelompok. Pada dasarnya manusia tidak dapat dipisahkan dari suatu kelompok, banyak faktor yang menyebabkan kita termotivasi untuk masuk ke dalam kelompok tertentu. Biasanya kelompok terbentuk atas dasar kesamaan tertentu, khususnya kebutuhan akan keamanan, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri. Dengan kelompok kita dapat saling berbagi informasi, pengalaman dan pengetahuan.

21 5 Gapoktan merupakan sasaran kelembagaan tani pelaksana program PUAP dalam menyalurkan bantuan modal dan sebagai lembaga ekonomi petani terdiri dari beberapa kelompok tani yang memiliki berbagai karakteristik tertentu, sehingga komunikasi yang efektif sangat diperlukan. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi kehidupan berkelompok, baik komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu sendiri maupun komunikasi yang terjalin dengan pihak luar seperti komunikasi dengan petugas yaitu penyuluh pendamping dan PMT. Terciptanya komunikasi kelompok yang baik, diharapkan Gapoktan akan berkembang menjadi suatu asosiasi kelompok milik petani yang mandiri. Oleh karena itu keragaan komunikasi kelompok yang terjadi di dalam Gapoktan penerima program PUAP ingin dilihat karena peran dan kemampuan Gapoktan sangat menentukan akan keberhasilan dan keberlanjutan program ini. Siak Kecil adalah salah satu kecamatan penerima dana PUAP di Kabupaten Bengkalis sejak tahun 2008 sampai tahun 2010 dengan jumlah Gapoktan penerima bantuan sebanyak delapan Gapoktan yang meliputi bidang usaha peternakan dan tanaman pangan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini ingin melihat keragaan komunikasi yang terjadi di dalam Gapoktan yang dapat mempengaruhi peran dan kemampuan Gapoktan dalam mengimplementasikan program PUAP di Kecamatan Siak Kecil, sehingga permasalahan yang menarik untuk diteliti adalah: 1. Seperti apakah keragaan komunikasi di Gapoktan penerima dana PUAP di Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis? 2. Seperti apakah karakteristik, peran dan kemampuan Gapoktan penerima dana PUAP di Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis? 3. Sejauh mana hubungan faktor-faktor peubah yang diteliti pada Gapoktan penerima dana PUAP di Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis? Tujuan Penelitian Berkaitan dengan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis keragaan komunikasi yang terjadi yang berhubungan dengan peran dan kemampuan Gapoktan penerima dana PUAP di Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis.

22 6 Secara terperinci untuk mendukung tujuan utama tersebut disusun secara spesifik tujuan-tujuan penelitian yang hendak dicarikan jawabannya, yaitu untuk: 1. Mendeskripsikan keragaan komunikasi di Gapoktan penerima dana PUAP. 2. Mendeskripsikan karakteristik, peran dan kemampuan Gapoktan penerima dana PUAP. 3. Menganalisis hubungan antar faktor-faktor peubah penelitian yang diteliti pada Gapoktan penerima dana PUAP. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bahan masukan berupa informasi bagi instansi terkait untuk merumuskan kebijakan program PUAP ke depan terutama dalam mengatasi permasalahan komunikasi di Gapoktan. 2. Bahan informasi praktis dalam pelaksanaan program PUAP di lapangan bagi instansi penyelenggara PUAP. 3. Upaya pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu komunikasi pembangunan dan ilmu sosial lainnya.

23 TINJAUAN PUSTAKA Program PUAP Kabinet Indonesia bersatu telah menetapkan program pembangunannya dengan menggunakan strategi tiga jalur (triple track strategy) yang berasas progrowth, pro-employment dan pro-poor. Operasionalisasi konsep strategi tiga jalur tersebut dirancang melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi di atas 6,5 persen pertahun melalui percepatan investasi dan eksport, pembenahan sektor riil untuk mampu menyerap tambahan angkatan kerja dan menciptakan lapangan kerja baru dan revitalisasi sektor pertanian dan perdesaan untuk berkontribusi pada pengentasan kemiskinan. Kemiskinan merupakan cermin entitas sosial dan ekonomi mayoritas penduduk di perdesaan, yang terkait erat dengan ketimpangan, yang sebagian besar terjadi akibat bekerjanya sistem kapitalisme yang mengkooptasi perdesaan Indonesia sejak masa kolonisme (Elizabeth 2007). Salah satu program kebijakan pembangunan pertanian dalam rangka pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan dan mewujudkan kesejahteraan petani di perdesaan adalah program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Kementan (2010a) menerangkan bahwa Program PUAP merupakan program Bantuan Langsung Mayarakat (BLM) merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. Dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan kementerian pertanian maupun kementerian atau lembaga lain di bawah payung program PNPM Mandiri. Dana tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan produktif budidaya (on farm) seperti tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan, serta kegiatan non budidaya (off farm) yang terkait dengan komoditas pertanian yaitu industri rumah tangga pertanian, pemasaran hasil pertanian (bakulan, dll) dan usaha lain berbasis pertanian. Kementan (2010a) menjelaskan gabungan kelompok tani (Gapoktan) merupakan kelembagaan tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga penyuluh pendamping dan penyelia mitra tani. Gapoktan PUAP diharapkan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani. Adapun tujuan dari PUAP adalah:

24 8 1. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah; 2. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus Gapoktan, penyuluh dan penyelia mitra tani; 3. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaaan untuk mengembangkan kegiatan usaha agribisnis; dan 4. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan. Sedangkan sasaran yang hendak dicapai ialah: 1. Berkembangnya usaha agribisnis di desa miskin/tertinggal sesuai dengan potensi pertanian desa; 2. Berkembangnya Gapoktan/Poktan yang dimiliki dan dikelola oleh petani; 3. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani/peternak (pemilik/penggarap) skala kecil, buruh tani; dan 4. Berkembangnya usaha pelaku agribisnis yang mempunyai usaha harian, mingguan, maupun musiman. Adapun ruang lingkup kegiatan PUAP meliputi: 1. Identifikasi dan verifikasi desa calon lokasi serta Gapoktan penerima BLM- PUAP; 2. Identifikasi dan verifikasi dan penetapan desa dan Gapoktan penerima BLM- PUAP; 3. Pelatihan bagi fasilitator, penyuluh pendamping, pengurus Gapoktan; 4. Rekrutmen dan pelatihan bagi PMT; 5. Sosialisasi dan koordinasi kegiatan PUAP; 6. Pendampingan; 7. Penyaluran bantuan langsung masyarakat; 8. Pembinaan dan pengendalian; 9. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan. Program PUAP memiliki indikator keberhasilan output dan outcome, adapun indikator output antara lain:

25 9 1. Tersalurkannya BLM PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah tangga tani miskin dalam melakukan usaha produktif pertanian; dan 2. Terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas dan kemampuan sumberdaya manusia pengelola Gapoktan, penyuluh pendamping dan penyelia mitra tani. Sedangkan indikator keberhasilan outcome antara lain: 1. Meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola bantuan modal usaha untuk petani anggota baik pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga petani; 2. Meningkatnya jumlah petani, buruh tani dan rumah tangga petani yang mendapatkan bantuan modal usaha; 3. Meningkatnya aktivitas kegiatan agribisnis (budidaya dan hilir) di perdesaan; 4. Meningkatnya pendapatan petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani dan rumah tangga petani dalam berusahatani sesuai dengan potensi daerah. Indikator benefit dan impact antara lain: 1. Berkembangnya usaha agribisnis dan usaha ekonomi rumah tangga petani di lokasi desa PUAP; 2. Berfungsinya Gapoktan sebagai lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani; dan 3. Berkurangnya jumlah petani miskin dan pengangguran di perdesaan (Kementan 2010a) Keragaan Komunikasi Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, communis yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar katanya communis adalah communico yang artinya berbagi. Dalam hal ini, yang dibagi adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan. Komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam bahasa inggrisnya communicate, berarti: bertukar pikiran, perasaan dan informasi; membuat tahu; membuat sama; dan untuk mempunyai sebuah hubungan yang simpatik; sedangkan dalam kata benda (noun), communication, berarti: pertukaran simbol-simbol, pesan yang sama dan informasi; proses pertukaran di antara individu melalui simbol-simbol yang sama; seni untuk mengekspresikan gagasan-gagasan; dan ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi (Stuart 1983 dalam Vardiansyah 2004).

26 10 Komunikasi (communication) menurut West dan Turner (2009) adalah proses sosial di mana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Effendy (2006) lebih lanjut memaparkan bahwa proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa berupa gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Muhammad (2009) mengatakan komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Komunikasi yang disampaikan secara komunikatif dapat merubah sikap, perilaku, pendapat/pandangan dan kehidupan sosial seseorang. Hal ini dimungkinkan karena kegiatan komunikasi bukan hanya sekedar membuat orang lain mengerti (informative) akan tetapi juga dimaksud agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, ajakan, perbuatan atau kegiatan (persuasive) seperti pendapat Effendy (2006) bahwa kegiatan komunikasi bukan hanya sebatas informatif yakni orang lain mengerti dan tahu tetapi juga persuatif yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. Mulyana (2008) mengutip pendapat Wenburg dan Wilmot juga Sereno dan Bodaken yang menyatakan terdapat tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi yakni komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi dan komunikasi sebagai transaksi. DeVito (1997) mengatakan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan oleh satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Berdasarkan konseptualisasi ini, komunikasi pada dasarnya adalah suatu proses yang dinamis yang secara berkesinambungan mengubah pihak-pihak yang berkomunikasi. Menurut pandangan ini maka orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan, setiap pihak dianggap sumber sekaligus juga penerima pesan.

27 11 Keragaan komunikasi adalah merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh manusia. Adapun bentuk komunikasi menurut Effendy (2006) adalah: a. Komunikasi Persona (Personal Communication) 1. Komunikasi intrapersona (intrapersonal communication) 2. Komunikasi antarpersona (interpersonal communication) b. Komunikasi Kelompok (Group Communication) 1. Komunikasi kelompok kecil (small group communication) 2. Komunikasi kelompok besar (large group communication/public speaking) c. Komunikasi Massa (Mass Communication) Pers, radio, televisi dll d. Komunikasi Medio (Medio Communication) Surat, telepon, pamphlet, poster dll DeVito (1997) membagi bidang komunikasi antar manusia menjadi: a. Intrapribadi, yaitu komunikasi dengan diri sendiri yang tujuan lazimnya adalah berpikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung. b. Antarpribadi, yaitu komunikasi antara dua orang yang tujuan lazimnya adalah mengenal, berhubungan, mempengaruhi, bermain dan membantu. c. Kelompok kecil, yaitu komunikasi dalam sekelompok kecil orang yang tujuan lazimnya adalah berbagi informasi, mengembangkan gagasan, memecahkan masalah dan membantu. d. Organisasi, yaitu komunikasi dalam suatu organisasi formal yang tujuan lazimnya adalah meningkatkan produktivitas, membangkitkan semangat kerja, member informasi dan menyakinkan. e. Publik (terbuka), yaitu komunikasi dari pembicara kepada khalayak yang tujuan lazimnya adalah memberi informasi, meyakinkan dan menghibur. f. Antarbudaya, yaitu komunikasi antara orang dari budaya yang berbeda yang tujuan lazimnya adalah mengenal, berhubungan, mempengaruhi, bermain dan membantu. g. Massa, yaitu komunikasi yang diarahkan kepada khalayak yang sangat luas, disalurkan melalui sarana audio dan/atau visual yang tujuan lazimnya adalah

28 12 menghibur, meyakinkan (mengukuhkan, mengubah, mengaktifkan), memberikan informasi, mengukuhkan status, membius dan menciptakan rasa persatuan. Diperkuat oleh Vardiansyah (2004) komunikasi selalu muncul dalam konteks, yakni dalam suatu setting atau situasi tertentu. Secara teoritis, konteks komunikasi dapat dibagi dengan berbagai cara, tergantung kategori yang kita gunakan. Konteks komunikasi (lingkungan di mana komunikasi terjadi) menurut West dan Turner (2009) ada tujuh yaitu: a. Komunikasi intrapersonal yaitu komunikasi dengan diri sendiri. b. Komunikasi antarpersonal yaitu komunikasi antara dua orang yang berhadapan langsung. c. Komunikasi kelompok kecil yaitu komunikasi dengan sekelompok orang. d. Komunikasi organisasi yaitu komunikasi dalam lingkungan yang besar dan luas. e. Komunikasi publik/retorika yaitu komunikasi kepada pendengar dalam jumlah besar. f. Komunikasi massa yaitu komunikasi kepada pendengar/penonton dalam jumlah besar melalui media. g. Komunikasi lintas budaya yaitu komunikasi antara orang-orang dengan latar belakang budaya yang berbeda. Keragaan komunikasi pada Gapoktan dalam penelitian ini dilihat dari komunikasi antara sesama anggota Gapoktan yang terwujud dalam bentuk komunikasi kelompok, sedangkan komunikasi yang dilakukan oleh petugas PUAP yaitu komunikasi penyuluh pendamping dan penyelia mitra tani dalam bentuk komunikasi antarpribadi. Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang bisa kelompok kecil atau bisa juga besar dalam situasi tatap muka (Effendy 2006). Diperkuat oleh Saleh (2010) yang mengatakan bahwa komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seorang dengan orang-orang lain dalam kelompok, berhadapan satu sama lain sehingga memungkinkan terdapat

29 13 kesempatan bagi setiap orang dalam kelompok untuk memberikan tanggapan secara verbal. Komunikasi yang berlangsung dengan jumlah orang sedikit disebut komunikasi kelompok kecil (small group communication), sedangkan apabila jumlah orang yang berkomunikasi banyak dinamakan komunikasi kelompok besar (large group communication). Vardiansyah (2004) mengatakan bahwa apabila jumlah pelaku komunikasi lebih dari tiga orang, cenderung dianggap komunikasi kelompok kecil atau lazim disebut komunikasi kelompok saja sedangkan komunikasi kelompok besar biasa disebut sebagai komunikasi publik. Pada komunikasi kelompok kecil, komunikator menunjukkan pesannya kepada kognisi (pikiran) komunikan dan prosesnya berlangsung secara dialogis, dimana komunikan dapat menanggapi uraian komunikator, bisa bertanya dan dapat menyanggah. Robert F. Bales mengatakan kelompok kecil yang dikutip Saleh (2010) adalah sebagai sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatap muka, dimana setiap anggota kelompok mendapat kesan atau peningkatan antara satu sama lainnya yang cukup jelas sehingga anggota-anggota kelompok, baik pada saat timbulnya pertanyaan maupun sesudahnya, dapat memberikan tanggapan kepada masing-masing sebagai perorangan. Muhammad (2009) juga mengatakan bahwa komunikasi kelompok kecil adalah suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka. Komunikasi besar adalah kelompok komunikasi yang karena jumlahnya yang banyak, dalam suatu situasi komunikasi hampir tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal sehingga memiliki kemungkinan yang kecil sekali bagi komunikator untuk berdialog dengan komunikan. Robbins (2002) menjelaskan bahwa komunikasi berfungsi mengendalikan perilaku anggotanya, memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan tentang apa yang harus dilakukan, sebagai jalan untuk menyatakan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial dan komunikasi memberikan informasi bagi perseorangan atau kelompok untuk membuat keputusan menyertakan data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan. Dapat dikatakan bahwa komunikasi

30 14 mempunyai empat fungsi utama dalam sebuah kelompok yaitu fungsi kendali, motivasi, pernyataan emosi dan informasi. Littlejohn dan Foss (2009) mengatakan bahwa kelompok dan organisasi diciptakan melalui interaksi selain itu Sendjaja (2007) menambahkan bahwa komunikasi kelompok selain menfokuskan pada interaksi antara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil, komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Pada dasarnya kelompok itu lahir dari suatu kondisi sosial tertentu yang menimbulkan motivasi bagi beberapa orang yang mempunyai kesamaan identitas untuk berinteraksi dan melakukan sesuatu untuk kepentingan mereka bersama dalam rangka usaha untuk mewujudkan harapan, tujuan atau kehendak bersama. Interaksi Teori komunikasi yang masuk dalam kelompok teori interaksi memandang kehidupan sosial sebagai suatu proses interaksi, komunikasi merupakan bentuk interaksi. Komunikasi adalah kendaraan atau alat yang digunakan untuk bertingkah laku dan untuk memahami serta memberi makna terhadap segala sesuatu di sekitar kita (Morissan dan Wardhany 2009). Goldberg dan Larson (2006) bahwa interaksi adalah komunikasi antarpribadi, interaksi mencakup penyampaian maksud dari pemikiran seorang pemikir ke orang yang lain baik secara sengaja maupun tidak. Proses komunikasi terjadi manakala manusia berinteraksi dalam aktivitas komunikasi, menyampaikan pesan guna mewujudkan motif komunikasi (Vardiansyah 2004). Mulyana (2008) menjelaskan bahwa komunikasi sebagai interaksi mensetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian yang memiliki respons atau umpan-balik. Berinteraksi membutuhkan kontak satu sama lain dan juga komunikasi antarorang yang melakukan kontak (Suharman 2010). Menurut van den Ban dan Hawkins (1999), interaksi merupakan proses saling mempengaruhi dan bersifat timbal-balik dari suatu tindakan berbagai individu atau kelompok tani, biasanya digabungkan dengan komunikasi. Interaksi sosial dapat berupa interaksi timbalbalik atau satu arah (kerjasama) dan perselisihan. Bungin (2009) mengatakan bahwa kelompok memiliki hubungan yang intensif di antara mereka satu sama

31 15 lainnya, intensitas hubungan di antara mereka merupakan persyaratan utama yang dilakukan oleh orang-orang dalam kelompok tersebut. Interaksi sosial adalah titik awal berlangsungnya suatu peristiwa sosial merupakan merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara perorangan, antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang-perorangan dengan kelompok manusia. Kata sosial menyatakan bahwa lebih dari seorang yang terlibat dan interaksi berarti bahwa terjadi saling mempengaruhi satu sama lain. (Gillin dan Gillin 1954 dalam Sumarti 2003). Adapun bentuk interaksi sosial tersebut menurut Soekanto (2007) dapat berupa kerjasama (cooperation), persaingan (competition) dan bahkan juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Fisher berpendapat bahwa sebuah interaksi adalah tindakan dari seseorang yang diikuti dengan tindakan yang lainnya (Littlejohn dan Foss 2009). Wiyati (2004) dalam penelitiannya menemukan bahwa semakin tinggi intensitas interaksi kelompok semakin tinggi petani penghijauan di sub DAS Citarik melakukan kegiatan teknik sipil dan organisasi. Format Komunikasi Kelompok DeVito (1997) menerangkan bahwa kelompok kecil melaksanakan kegiatannya dengan berbagai format. Format yang paling popular adalah panel atau meja bundar, seminar, simposium dan simposium forum. a. Panel atau meja bundar, anggota kelompok mengatur diri mereka sendiri dalam pola melingkar atau semi melingkar. Mereka berbagi informasi atau memecahkan permasalahan tanpa pengaturan siapa dan kapan mereka berbicara. b. Seminar, anggota kelompok adalah para pakar dan berpartisipasi dalam format panel atau meja bundar. Perbedaannya adalah dalam seminar terdapat peserta yang anggotanya diminta untuk berkontribusi. Mereka ini bisa diminta untuk mengajukan pertanyaan atau memberikan beberapa umpan balik. Modifikasi lain dari seminar adalah format seminar dua panel, yang terdiri dari panel pakar dan panel awam. Panel awam mendiskusikan topik, tetapi jika mereka memerlukan informasi teknis, tambahan data atau pengarahan, mereka akan

32 16 meminta bantuan kepada anggota panel pakar untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. c. Simposium, setiap anggota menyajikan presentasi yang telah disiapkan, seperti halnya pidato di depan umum. Semua pembicara menilik dari aspek yang berbeda mengenai satu topik. Dalam simposium, pemimpin akan memperkenalkan para pembicara, mengatur alur dari satu pembicara ke pembicara lain, dan bisa juga menyampaikan ringkasannya secara berkala. d. Simposium Forum, terdiri dari dua bagian: simposium, dengan pembicara yang sudah disiapkan dan forum, yang mempersilakan para hadirin untuk mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh pembicara. Pimpinan akan memperkenalkan para pembicara dan menjadi moderator dalam acara tanyajawab. Panel atau Meja Bundar Seminar Simposium Simposium-forum Gambar 1. Beberapa format komunikasi kelompok kecil

33 17 Effendy (2006) juga mengatakan bahwa bentuk-bentuk komunikasi kelompok kecil antara lain: seminar, kuliah, ceramah, briffing, lokakarya, diskusi forum atau simposium. Adapun bentuk dari komunikasi kelompok besar seperti rapat raksasa. Materi Pertemuan Menurut Lestari dkk (2001) materi adalah isi atau topik pengajaran yang bermanfaat bagi pembelajar. Materi tersebut harus: a) sesuai dengan kebutuhan pembelajar; b) dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; c) tersusun dengan baik, logis dan jelas; d) konsisten dengan tujuan keseluruhan; e) menantang, menyenangkan dan penting bagi pembelajar. Komunikasi Antarpribadi DeVito (1997) menjelaskan bahwa definisi komunikasi antarpribadi dibagi atas tiga ancangan utama yaitu: a. Definisi berdasarkan komponen, menjelaskan komunikasi antarpribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya dalam hal ini penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpanbalik segera. b. Definisi berdasarkan hubungan diadik, komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi yang berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. c. Definisi berdasarkan pengembangan, komunikasi antarpribadi dilihat sebagai akhir dari perkembangan suatu komunikasi yang bersifat tak pribadi (impersonal) pada satu ekstrim menjadi komunikasi pribadi atau intim pada ekstrim yang lain. Sendjaja (2007) mengatakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi, baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui medium). Kegiatankegiatan seperti percakapan tatap muka (face to face communication), percakapan melalui telepon atau surat menyurat.

34 18 Komunikasi Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani Komunikasi penyuluh pendamping dan komunikasi penyelia mitra tani adalah komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh petugas PUAP dalam melakukan penyuluhan dan pendampingan kepada Gapoktan binaannya. Slamet (2003a) berpendapat bahwa penyuluhan pertanian adalah suatu sistem pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal) untuk petani dan keluarganya dengan tujuan agar mereka sanggup memerankan dirinya sebagai warga negara yang baik sesuai dengan bidang profesinya, serta mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraannya sendiri dan masyarakatnya. Setiana (2005) mengutip pendapat Kartasapoetra yang mengatakan bahwa penyuluhan pertanian adalah usaha mengubah perilaku petani dan keluarganya agar mereka mengetahui, menyadari, mempunyai kemampuan dan kemauan serta tanggung jawab untuk memecahkan masalahnya sendiri dalam rangka kegiatan usahatani dan kehidupannya. Kementan (2008) menjelaskan bahwa penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong serta mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Menurut van den Ban dan Hawkins (1999) penyuluhan melibatkan pemakaian secara sadar dari komunikasi informasi untuk membantu masyarakat, membantu opini dan membuat keputusan tepat. Pendapat Setiana (2005) menyatakan bahwa pendidikan penyuluhan dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat desa. Ada lima proses yaitu: 1. Penyuluhan sebagai proses penyebaran informasi; 2. Penyuluhan sebagai proses penerangan; 3. Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku; 4. Penyuluhan sebagai proses pendidikan; dan 5. Penyuluhan sebagai proses rekayasa sosial. Dalam ilmu komunikasi penyuluh pertanian diistilahkan dengan agen pembaru. Bagi kementerian pertanian, penyampaian informasi pertanian melalui

35 19 sistem komunikasi khususnya dalam kegiatan penyuluhan pertanian diserahkan kepada penyuluh pertanian sebagai komunikator. Komunikator adalah orang atau petugas yang tugasnya menyampaikan pesan, apakah itu pesan pembangunan dalam artian yang lebih umum atau pesan pembangunan pertanian kepada komunikan agar pesan tersebut dapat diterima dan dilaksanakan oleh komunikan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari (Soekartawi 2005). Frekuensi dan Intensitas Interaksi Penyuluhan akan efektif dan efisien apabila dimungkinkan adanya interaksi antara penyuluh atau PMT dengan khalayak sasaran, yang dalam penelitian ini adalah Gapoktan. Frekuensi interaksi dapat dilihat bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain, apakah seseorang sering mengadakan interaksi atau tidak (Walgito 2007). Soekanto (2007) mengatakan bahwa interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak adanya kontak sosial dan komunikasi, kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu: antara individu, antara individu dengan satu kelompok atau sebaliknya dan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Terjadinya interaksi antara penyuluh dan petani menunjukkan terjadinya komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan penyuluhan terutama untuk membuat perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) sehingga sasaran mampu memperbaiki taraf hidupnya. Pertukaran informasi mengenai perubahan yang lebih baik terjadi dalam penyuluhan sehingga sasaran dapat menerima hal baru tersebut (Adriyani 2010). Bimbingan Teknis Penyuluh pertanian pada hakekatnya adalah proses komunikasi, komunikasi ide dan praktek di antara sesama orang. Termasuk di dalamnya tidak saja pengalihan informasi teknis dari sumbernya kepada petani atau penduduk perdesaan, tetapi lebih dari itu. Informasi teknis akan berguna apabila informasi itu dapat dipercaya, disesuaikan dengan keperluan penduduk dan dipraktekkan (YPST 2001). Materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan, baik yang menyangkut ilmu atau teknologi, materi yang baik adalah yang sesuai dengan kebutuhan sasaran, menarik karena dapat memperbaiki produksi pertanian/peternakan, dapat meningkatkan pendapatan dan

36 20 dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh sasaran penyuluhan (Setiana 2005). Menurut Kementan (2010a), penyuluh pendamping adalah penyuluh pertanian yang ditugaskan oleh bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk untuk mendampingi petani, kelompok tani dan Gapoktan dalam pelaksanaan PUAP memiliki tugas utama adalah: 1. Melakukan identifikasi potensi ekonomi desa yang berbasis usaha pertanian; 2. Memberikan bimbingan teknis usaha agribisnis perdesaan termasuk pemasaran hasil usaha; 3. Membantu memecahkan permasalahan usaha petani/kelompok tani serta mendampingi Gapoktan selama proses penumbuhan kelembagaan; 4. Melaksanakan pelatihan usaha agribisnis dan usaha ekonomi produktif sesuai potensi desa; 5. Membantu memfasilitasi kemudahan akses terhadap sarana produksi teknologi dan pasar; 6. Memberikan bimbingan teknis dalam pemanfaatan dana BLM-PUAP; dan 7. Membantu Gapoktan dalam membuat laporan perkembangan PUAP. Penyelia Mitra Tani (PMT) adalah individu yang memiliki keahlian di bidang keuangan mikro yang direkrut oleh Kementerian Pertanian untuk melakukan supervisi dan advokasi kepada penyuluh dan pengelola Gapoktan dalam pengembangan PUAP, memiliki tugas utama sebagai berikut: 1. Melakukan supervisi dan advokasi kepada penyuluh pendamping dan Gapoktan; 2. Melaksanakan pertemuan regular dengan penyuluh pendamping dan Gapoktan; 3. Melakukan verifikasi awal terhadap Rencana Usaha Bersama (RUB) dan dokumen administrasi lainnya; dan 4. Membuat laporan tentang perkembangan pelaksanaan PUAP. Pendampingan adalah kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh pendamping dan PMT dalam rangka pemberdayaan petani, kelompok tani dan Gapoktan dalam melaksanakan PUAP. Pembinaan dan bimbingan yang dilakukan oleh para pendamping sangat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan pada suatu program.

37 21 Hasil penelitian Setyanto (1993) mengungkapkan bahwa hubungan dan komunikasi antar kelompok tani tidak berjalan dengan baik, hal ini selain bersumber dari petaninya juga karena kurangnya pembinaan dari penyuluh. Penelitian yang dilakukan oleh Suryadi (2000) menyimpulkan bahwa aktivitas komunikasi penyuluhan, umumnya dalam bentuk kegiatan melatih dan membimbing petani tapi kunjungan penyuluh ke Kelompok Petani Kecil (KPK) pada program P4K umumnya masih rendah sehingga kesempatan berkomunikasi Petani Nelayan Kecil (PNK) dengan penyuluh menjadi berkurang. Hal ini juga dijumpai pada penelitian Exva (2003) yang mengatakan bahwa lambatnya penyerapan kredit ketahanan pangan (KKP) disebabkan berbagai faktor di antaranya minimnya informasi mengenai KKP dan sumber informasi yang banyak berperan menyampaikan informasi tentang KKP adalah Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL). Karakteristik Kelompok Manusia sebagai individu, mempunyai kebutuhan untuk hidup dan berkembang, diakui dan dihargai, sehingga ia memerlukan individu lain untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Abraham Maslow yang dikutip oleh Santosa (2006) kebutuhan manusia itu meliputi: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan prestasi dan prestise serta kebutuhan untuk melaksanakan sendiri. Setiap individu memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut, namun potensi tersebut terbatas sehingga memerlukan bantuan kepada individu lain yang sama-sama hidup dalam satu kelompok. Bungin (2009) mengatakan kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari dua atau tiga orang bahkan lebih. Kelompok memiliki tujuan dan aturan-aturan yang dibuat sendiri dan merupakan kontribusi arus informasi di antara mereka sehingga mampu menciptakan atribut kelompok sebagai bentuk karakteristik yang khas dan melekat pada kelompok itu. Menurut Muhammad (2009) ada beberapa karakteristik dari komunikasi kelompok kecil antara lain mempermudah pertemuan ramah-tamah, personaliti kelompok, kekompakkan yaitu dayatarik antara anggota kelompok satu sama lain dan keinginan mereka untuk bersatu, komitmen terhadap tugas, besaran kelompok, norma kelompok dan saling tergantung satu sama lain.

38 22 DeVito (1997) mendifinisikan kelompok kecil adalah sebagai kumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu di antara mereka. Beebe dan Masterson (1994) juga mendefinisikan kelompok kecil sebagai suatu kelompok yang memungkinkan berlangsungnya proses komunikasi tatap muka di antara orang-orang yang memiliki tujuan bersama, orang-orang yang merasa menjadi bagian kelompok, dan orang-orang yang ada di dalamnya saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Secara rinci definisi di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Komunikasi tatap muka sebagai konsekuensi kelompok kecil, maka komunikasi verbal dan nonverbal sebagai bagian emosional untuk saling memahami; 2. Pertemuan dengan sebuah tujuan yang dikehendaki/ditetapkan karena adanya tujuan kolektif yang terus dijaga sampai terwujud; 3. Perasaan memiliki (bagian) dari kelompok tersebut berimplikasi pada munculnya kepemilikan identitas pada kelompok; 4. Saling mempengaruhi/saling terkait pada tanggungjawab masing-masing anggota sehingga anggota merasa bertanggung jawab atas perencanaan yang disepakati untuk mencapai tujuan; Kelompok kecil menurut Hare (1962) mempunyai anggota antara dua sampai 20 orang. Kelompok dengan jumlah anggota yang lebih banyak juga masih dapat dikategorikan sebagai kelompok kecil, asalkan interaksi tatap muka sering terjadi di antara anggota kelompok. Kelompok menurutnya merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai hubungan saling tergantung sesuai dengan status dan perannya. Secara tertulis atau tidak tertulis ada norma yang mengatur tingkah laku anggota. Syamsu dkk (1991) menyatakan kelompok itu adalah kumpulan dua orang atau lebih, yang secara intensif dan teratur selalu mengadakan interaksi sesama mereka untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan, dan secara sadar mereka merasa bagian dari kelompok, yang memiliki sistem norma tertentu, peranan, struktur, fungsi dan tugas dari masing-masing anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Diperkuat oleh Slamet (2003b) yang menyatakan

39 23 bahwa kelompok adalah dua atau lebih orang yang berhimpun atas dasar adanya kesamaan, berinteraksi melalui pola atau struktur tertentu guna mencapai tujuan bersama, dalam kurun waktu yang relatif panjang. Berdasarkan pengertian yang telah ada kelompok dapat dikatakan sebagai suatu unit sosial yang terdiri dari himpunan individu yang memiliki kesamaan kebutuhan, minat, aspirasi dan memiliki hubungan, interaksi serta ketergantungan antara satu dengan yang lainnya yang diatur oleh norma-norma tertentu. Suatu kelompok memiliki ciri-ciri tertentu, Rakhmat (2005) berpendapat bahwa karakteristik kelompok meliputi ukuran kelompok, jaringan kelompok, kohesi kelompok dan kepemimpinan. Walgito (2007) mengutip pendapat Forsyth bahwa kelompok pada umumnya mempunyai ciri-ciri interaksi, struktur, tujuan, groupness atau unity. Slamet (2003b) juga menerangkan bahwa suatu ciri esensial kelompok adalah bahwa anggota-anggotanya mempunyai sesuatu yang dianggap sebagai milik bersama. Anggota kelompok menyadari bahwa apa yang dimiliki bersama mengakibatkan adanya perbedaan dengan kelompok lain, sehingga memiliki ciriciri seperti berikut: 1. Terdiri atas individu-individu (dua atau lebih) saling berinteraksi secara kontinu; 2. Saling ketergantungan antar individu; 3. Partisipasi yang terus menerus dari individu; 4. Mandiri : yaitu mengarahkan diri sendiri; 5. Selektif; dalam menentukan anggota, tujuan, kegiatannya; 6. Memiliki keragaman yang terbatas; 7. Adanya norma yang mengatur perilaku anggotanya; 8. Adanya pembagian tugas (status dan peran); dan 9. Berlangsung dalam waktu yang relatif lama. Ciri suatu kelompok menurut Hare (1962) adalah: 1. Para anggota kelompok selalu mengadakan hubungan tatap muka secara berkala; 2. Mempunyai tujuan, perasaan dan sikap bersama; 3. Memiliki norma;

40 24 4. Mempunyai status; 5. Memiliki rasa ketergantungan satu dengan yang lainnya. Pendapat Cartwright dan Zander yang dikutip oleh Syamsu dkk. (1991) mengatakan bahwa terdapat sepuluh ciri-ciri kelompok, yaitu : 1. Kelompok harus ditandai oleh adanya interaksi; 2. Adanya pembatasan tertentu sebagai anggota; 3. Menyadari bahwa mereka adalah kepunyaan kelompok; 4. Berpartisipasi sesuai dengan kedudukannya terhadap obyek model ideal yang sesuai dengan super egonya; 5. Adanya ganjaran dari kelompok terhadap anggota yang melanggar norma dan ketentuan kelompok lainnya; 6. Adanya norma yang sesuai dengan kepentingan umum; 7. Harus adanya identifikasi terhadap obyek modelnya; 8. Mempunyai sifat saling ketergantungan antara sesama anggota kelompok dalam mencapai tujuan bersama; 9. Mempunyai persepsi kolektif yang sama tentang segala sesuatu hal sepanjang menyangkut kelangsungan hidup kelompok; 10. Adanya kecenderungan berperilaku yang sama terhadap lingkungan kelompok. Norma Muhammad (2009) mengatakan yang dimaksud dengan norma adalah satu set asumsi atau harapan yang dipegang oleh anggota kelompok atau organisasi mengenai tingkah laku yang benar atau yang salah, baik atau buruk, cocok atau tidak cocok, diizinkan atau tidak diizinkan. Kelompok dapat menetapkan secara eksplisit dan implisit norma-norma mereka, norma kelompok sesungguhnya adalah membimbing dan mengkoordinasikan anggota kelompok agar kelompok dapat mencapai tujuannya. Seperti yang DeVito (1997) katakan bahwa pada umumnya kelompok mengembangkan norma atau peraturan mengenai perilaku yang diinginkan, norma dapat bersifat eksplisit maupun implisit yang berlaku bagi anggota perorangan maupun kelompok secara keseluruhan. Walgito (2007) mengatakan bahwa norma kelompok adalah pedomanpedoman yang mengatur sikap dan perilaku atau perbuatan anggota kelompok. Diperkuat oleh Goldberg dan Larson (2006) yang menjelaskan bahwa norma-

41 25 norma mengatur tingkah laku anggota kelompok. Norma terdiri dari gambaran (nations) tentang bagaimana seharusnya mereka bertingkah laku. Norma terbagi dalam pola-pola dan menjadi aspek-aspek yang dapat diperkirakan dari kegiatan maupun segi pandangan kelompok. Kecenderungan suatu kelompok untuk selalu menekan anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma dan pedoman kelompok, anggota yang menyimpang dari norma-norma kelompok akan didorong untuk merubah tingkah lakunya yang tidak mentaati akan dihukum. Norma bertindak sebagai alat dalam mempengaruhi perilaku anggota kelompok sehingga norma sangat berpengaruh pada kinerja pekerja secara individu (Robbins 2002). Tujuan Walgito (2007) mengatakan tujuan mempunyai pengertian motivating power, artinya tujuan akan mendorong orang untuk mencapai tujuannya. Terbagi atas tujuan formal, informal, operasional dan nonoperasional. Tujuan formal adalah tujuan yang secara formal dipasang atau yang menjadi sasaran dalam suatu kegiatan kelompok sedangkan tujuan informal adalah tujuan yang dicapai di samping tujuan formal yang ditentukan. Tujuan operasional adalah tujuan yang jelas dan spesifik dan tujuan nonoperasional adalah tujuan yang abstrak dan cara pencapaian tujuan tidak jelas atau masih kabur. Santosa (2006) mengungkapkan bahwa setiap kelompok memiliki tujuan yang ingin dicapai, tujuan tersebut merupakan tujuan bersama yang menjadi arah kegiatan bersama karena tujuan merupakan integrasi dari tujuan individu masingmasing. Slamet (2003b) mengatakan tujuan kelompok adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh kelompok, jika tujuan individu lebih dominan dari tujuan kelompok maka dinamika suatu kelompok akan terganggu. Dengan adanya tujuan juga mempengaruhi perilaku kelompok dan individu dimotivasi oleh kebutuhan dan akan diarahkan oleh tujuan. Keeratan West dan Turner (2009) mengatakan keeratan atau kohesif adalah rasa kebersamaan dalam suatu kelompok, memiliki tingkat kebersamaan yang tinggi dan ikatan yang kuat merupakan batas hingga dimana anggota-anggota suatu kelompok bersedia untuk bekerjasama. Kohesi merupakan lem yang menjaga agar

42 26 kelompok tetap utuh. Sifat kohesif dapat mempengaruhi fungsi, efektif dan efisiennya suatu kelompok. Walgito (2007) mengatakan kohesi merupakan rasa tertarik di antara para anggota seperti kesamaan sikap, nilai-nilai, sifat-sifat pribadi dan sifat-sifat demografis yang dapat mempengaruhi tingginya kohesi yang ada dalam kelompok berangkutan. Rakhmat (2005) menerangkan bahwa kohesi kelompok dapat diukur dari ketertarikan anggota secara interpersonal pada satu sama lain, ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok dan sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personalnya. Kepemimpinan Riberu (1982) mendefinisikan kepemimpinan dapat diartikan orang atau kelompok orang yang memimpin, yaitu kesanggupan menggerakkan sekelompok manusia ke arah tujuan bersama sambil menggunakan daya bendawi dan rohani yang ada dalam kelompok tersebut. Istilah kepemimpinan digunakan juga dalam arti kemampuan atau kemahiran memimpin dalam tiga arti yaitu: usaha/kegiatan memimpin, kemampuan menjalankan usaha tersebut dan wibawa yang diperoleh karena kemampuan tersebut. Diperkuat oleh Rakhmat (2005) kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak kearah tujuan. Yulk (1998) mengutip beberapa pendapat mengenai pengertian kepemimpinan seperti pendapat Hemhill dan Coons yang mengatakan bahwa kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitasaktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama. Stogdill berpendapat kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi. Dan pendapat Jacobs dan Jacues mengatakan kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran. Littlejohn dan Foss (2009) mengutip pendapat Bales yang mengatakan tugas pemimpin adalah memfasilitasi dan mengkoordinasikan ulasan yang berhubungan dengan tugas serta mengarahkan energi supaya tugas selesai. Menurut Roobbins (2002) ada enam sifat yang ada pada pemimpin yaitu: 1)

43 27 semangat dan ambisi; 2) keinginan untuk memimpin dan mempengaruhi orang lain; 3) kejujuran dan integritas; 4) percaya diri; 5) pintar; dan 6) menguasai pengetahuan teknis yang berhubungan dengan area tanggung jawab mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2006) menyimpulkan bahwa Keefektivan kelompok tani di DAS Ciliwung Hulu berhubungan dengan gaya komunikasi pemimpin kelompok tani. Gaya komunikasi pemimpin kelompok tani yang convergence (dua arah), cenderung mendorong tercapainya kelompok tani yang efektif dalam menjalankan kegiatan konservasi tanah dan air. Partisipasi Anggota Partisipatif merupakan salah satu prinsip dalam penumbuhan suatu kelompok dimana semua anggota terlibat dan memiliki hak serta kewajiban yang sama dalam mengembangkan serta mengelola kelompoknya (Deptan 2007). Partisipasi merupakan ciri utama adanya pembinaan dan pengembangan, sebab tanpa adanya partisipasi sulit untuk mengatakan bahwa suatu organisasi atau kelompok itu hidup sehingga tumbuh perasaan pada semua anggota bahwa mereka adalah sebagai bagian dari organisasi tersebut dan bukan hanya menjadi milik pengurus (Adriyani 2010). Ukuran Ukuran kelompok adalah besar kecilnya kelompok terdiri dari kelompok kecil dan kelompok besar. Goldberg dan Larson (2006) mengemukakan bahwa kelompok kecil terdiri dari paling sedikit dua orang tetapi Utterback menganggap bahwa lima orang adalah jumlah terkecil dalam suatu kelompok, kelompok dengan 20 orang anggota umumnya dianggap batas jumlah tertinggi. Walgito (2007) mengutip pendapat Shaw yang mengatakan bahwa kelompok kecil adalah kelompok yang terdiri atas 20 orang atau kurang, sedangkan kelompok yang terdiri atas lebih dari 20 orang termasuk kelompok besar. Muhammad (2009) berpendapat jika suatu kelompok begitu kecil, kekecilan itu mungkin membatasi ide-ide dan informasi yang timbul. Jika kelompok terlalu besar, kebesaran itu mungkin membatasi informasi tiap orang untuk didiskusikan. Bila suatu kelompok bertambah besar maka jumlah kemungkinan interaksi juga bertambah.

44 28 Gabungan Kelompok Tani Pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan kemampuan setiap kelompok tani dalam menjalankan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompok tani menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri. Kelompok tani yang berkembang bergabung ke dalam gabungan kelompok tani (Gapoktan). Penggabungan kelompok tani ke dalam Gapoktan dilakukan agar kelompok tani dapat lebih berdayaguna dan berhasilguna, dalam penyediaan sarana produksi pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan usahatani ke sektor hulu dan hilir, pemasaran serta kerjasama dalam peningkatan posisi tawar, dan penggabungan dalam Gapoktan terutama dapat dilakukan oleh kelompok tani yang berada dalam satu wilayah administrasi pemerintahan untuk menggalang kepentingan yang sama secara kooperatif (Deptan 2007). Gapoktan merupakan suatu kelembagaan milik petani yang menurut Warsana (2009) adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi anggotanya dan petani lainnya. Gapoktan merupakan Wadah Kerjasama Antar Kelompok tani-nelayan (WKAK) yaitu kumpulan dari beberapa kelompok tani nelayan yang mempunyai kepentingan yang sama dalam pengembangan komoditas usahatani tertentu untuk menggalang kepentingan bersama. Gapoktan PUAP adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha (Kementan 2010a). Warsana (2009) menambahkan bahwa pemberdayaan Gapoktan tersebut berada dalam konteks pemantapan kelembagaan. Untuk dapat berkembang sistem dan usaha agribisnis memerlukan penguatan kelembagaan baik kelembagaan petani, maupun kelembagaan usaha dengan pemerintah berfungsi sesuai dengan perannya masing-masing. Kelembagaan petani dibina dan dikembangkan berdasarkan kepentingan masyarakat dan harus tumbuh dan berkembang dari masyarakat itu sendiri. Kelembagaan petani merupakan wadah bagi para petani untuk dapat menyalurkan aspirasi petani dalam hal kepemilikan modal, kemampuan dan

45 29 keterampilan berusahatani. Kelembagaan juga merupakan wadah untuk menumbuhkan tindakan kolektif di tingkat lokal sehingga mampu menciptakan perubahan arah struktur ekonomi perdesaan (subsisten menjadi ekonomi industri). Kinerja kelembagaan merupakan kemampuan suatu lembaga untuk menggunakan sumberdaya yang dimiliki secara efisien dan menghasilkan output yang sesuai dengan tujuan dan relevan dengan kebutuhan pengguna (Syahyuti 2003). Peran Gapoktan Peran (role) adalah aspek dinamis kedudukan atau status yang mencakup hak dan kewajiban seseorang. Peran seseorang dalam kedudukannya pada suatu posisi meliputi: 1) norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat; dan 2) suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi dan perilaku yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Pelaksanaan peran seseorang biasanya dapat dilihat di masyarakat atau dilakukan melalui lembaga kemasyarakatan yang ada (Soekanto 2007). Syahyuti (2008) mengatakan Gapoktan dibangun dalam upaya untuk memperkuat posisi daya tawar petani berhadapan dengan pihak luar (external institutions). Gapoktan menjadi lembaga gerbang (gateway institution) yang menjalankan fungsi representatif bagi seluruh petani dan kelembagaankelembagaan lain yang levelnya lebih rendah. Ia diharapkan menjadi gerbang tidak hanya untuk kepentingan ekonomi, tapi juga pemenuhan modal, kebutuhan pasar, dan informasi sehingga Gapoktan diharapkan berperan untuk fungsi-fungsi pemenuhan permodalan pertanian, pemenuhan sarana produksi, pemasaran produk pertanian, dan termasuk untuk menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan petani sebagai sebuah kelembagaan ekonomi. Seterusnya dia menjelaskan bahwa setidaknya ada tiga peran pokok yang diharapkan dapat dimainkan oleh Gapoktan. Pertama, Gapoktan difungsikan sebagai lembaga sentral dalam sistem yang terbangun, misalnya terlibat dalam penyaluran benih bersubsidi. Gapoktan merupakan lembaga strategis yang akan merangkum seluruh aktivitas kelembagaan petani di wilayah tersebut. Gapoktan dijadikan sebagai basis usaha petani peternak di setiap perdesaan. Kedua, Gapoktan juga dibebankan untuk peningkatan ketahanan pangan di tingkat lokal.

46 30 Dalam hal ini, masyarakat yang tergabung dalam suatu kelompok tani dibimbing agar mampu menemu-kenali permasalahan yang dihadapi dan potensi yang mereka miliki, serta mampu secara mandiri membuat rencana kerja untuk meningkatkan pendapatannya melalui usahatani dan usaha agribisnis berbasis perdesaan. Masyarakat, melalui Gapoktan juga diharapkan mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bersama. Ketiga, mulai tahun 2007, Gapoktan dianggap sebagai Lembaga Usaha Ekonomi Perdesaan (LUEP) sehingga dapat menerima Dana Penguatan Modal (DPM). Gapoktan merupakan kelembagaan tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota yang nantinya diharapkan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani (Kementan 2010a). Penguatan kelembagaan Gapoktan dilaksanakan melalui pendampingan Gapoktan oleh penyuluh pendamping, PMT di setiap kabupaten/kota dan fasilitasi peningkatan kapasitas Gapoktan menjadi lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani. Adri (2008) menyimpulkan bahwa peran Gapoktan terhadap peningkatan usaha agribisnis dan pembangunan pertanian pada studi kasus prima tani Sarolangun Jambi adalah: 1. Gapoktan sebagai motor penggerak dan mitra pemerintah dan pelaku bisnis lainnya; 2. Nilai tambah produk pertanian dapat diraih melalui adopsi inovasi teknologi dan kelembagaan; dan 3. Usaha agribinis meningkatkan pendapatan petani, jumlah uang yang beredar di masyarakat dan diharapkan dapat meningkatkan investasi dan tabungan masyarakat. Kemampuan Gapoktan Pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan kemampuan setiap kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompok tani menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri. Kelompok tani yang berkembang bergabung ke dalam gabungan kelompok tani. Berdasarkan Deptan

47 31 (2007) yang mengatakan bahwa Gapoktan yang kuat dan mandiri dicirikan antara lain: 1. Adanya pertemuan atau rapat anggota atau rapat pengurus yang diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan; 2. Disusunnya rencana kerja Gapoktan secara bersama dan dilaksanakan oleh para pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan setiap akhir pelaksanaan dilakukan evaluasi secara partisipasi; 3. Memiliki aturan/norma tertulis yang disepakati dan ditaati bersama; 4. Memiliki pencatatan/pengadministrasian setiap anggota organisasi yang rapi; 5. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan hilir 6. Memfasilitasi usahatani secara komersial dan berorientasi pasar; 7. Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha para petani umumnya dan anggota kelompok tani khususnya; 8. Adanya jalinan kerjasama antara Gapoktan dan pihak lain; dan 9. Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan hasil usaha/kegiatan Gapoktan. Dalam hal ini upaya dalam pemberdayaan kelompok tani dilakukan untuk meningkatkan kemampuannya berdasarkan lima tolok ukur kemampuan kelompok (Deptan 2000) sebagai berikut: 1. Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usaha tani-nelayan para anggotanya dengan penerapan rekomendasi yang tepat dan memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal; 2. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain; 3. Kemampuan pemupukan modal dan pemanfaatan pendapatan secara rasional; 4. Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga antar kelompok petani-nelayan dengan koperasi atau unit usaha lainnya; dan 5. Kemampuan menerapkan teknologi dan pemanfaatan informasi (agribisnis) serta kerjasama kelompok yang dicermati oleh tingkat produktivitas dari usaha tani-nelayan para anggota kelompok; Peningkatan kemampuan Gapoktan dimaksudkan agar dapat berfungsi sebagai unit usahatani, unit usaha pengolahan, unit usaha sarana dan prasarana produksi, unit usaha pemasaran dan unit usaha keuangan mikro serta unit jasa

48 32 penunjang lainnya sehingga menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri. Gapoktan melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Merupakan satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar (kuantitas, kualitas, kontinuitas dan harga); 2. Penyediaan saprotan (pupuk bersubsidi, benih bersertifikat, pestisida dan lainnya) serta menyalurkan kepada para petani melalui kelompoknya; 3. Penyediaan modal usaha dan menyalurkan secara kredit/pinjaman kepada para petani yang memerlukan; 4. Melakukan proses pengolahan produk para anggota (penggilingan, grading, pengepakan dan lainnya) yang dapat meningkatkan nilai tambah; dan 5. Menyelenggarakan perdagangan, memasarkan/menjual produk petani kepada pedagang/industri hilir (Deptan 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Adriyani (2010) menemukan bahwa kinerja Gapoktan berhubungan nyata dengan faktor internal dan eksternal, di mana internalnya adalah kegiatan poktan, kekompakkan poktan, interaksi antar poktan, struktur organisasi dan kepemimpinan, sedangkan eksternalnya adalah kebijakan pemerintah, hubungan dengan lembaga lain, bantuan permodalan dan intensitas penyuluhan.

49 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kemiskinan di Indonesia sebagian besar berada di wilayah perdesaan, hal ini merupakan masalah pokok nasional yang menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan. Pembangunan ekonomi nasional berbasis pertanian dan perdesaan yang berorientasi kepada agribisnis dan kelompok merupakan pendekatan yang kini dilakukan oleh pemerintah dalam rangka pengentasan kemiskinan di wilayah perdesaan tersebut. PUAP adalah program pengembangan usaha agribisnis perdesaan yang merupakan terobosan dari Kementerian Pertanian sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, adalah suatu program penanggulangan kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja di perdesaan dengan memberikan dana stimulan kepada Gapoktan berupa bantuan modal usaha yang digunakan untuk membiayai kegiatan on farm dan off farm. Gapoktan merupakan sasaran kelembagaan tani sebagai pelaksana program PUAP dalam hal penyaluran insentif bantuan modal usaha dan pengelola program secara keseluruhan sehingga peran dan kemampuan Gapoktan sangat menentukan dalam pelaksanaan dan keberhasilan program. Gapoktan adalah suatu kelembagaan milik petani yang terdiri dari kumpulan beberapa kelompok tani merupakan wadah kerjasama antar kelompok tani yang memiliki berbagai karakteristik tertentu, sehingga komunikasi yang efektif sangat diperlukan baik komunikasi di dalam kelompok itu sendiri maupun komunikasi yang terjalin dengan pihak luar seperti komunikasi dengan penyuluh pendamping dan PMT. Dengan komunikasi yang efektif orang dapat diajak, dibimbing dan diarahkan sehingga Gapoktan dapat mengenali potensinya sendiri sehingga menjadi suatu asosiasi kelompok yang mandiri. Peran dan kemampuan Gapoktan PUAP dalam mengimplementasikan program agar tepat sasaran sangat dipengaruhi dari proses komunikasi kelompok antar anggota Gapoktan dan proses komunikasi antarpribadi oleh petugas dengan Gapoktan yang dibina. Dalam penelitian ini ingin melihat sampai sejauh mana keragaan komunikasi yang terjadi di dalam Gapoktan penerima dana PUAP di Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis yang dapat mempengaruhi peran dan kemampuannya sebagai lembaga pelaksana PUAP.

50 34 Ada empat peubah bebas dalam penelitian ini antara lain peubah bebas pertama yaitu karakteristik Gapoktan adalah ciri-ciri yang ada pada suatu Gapoktan, yang indikatornya adalah: norma, tujuan, keeratan, kepemimpinan, partisipasi anggota dan ukuran. Keragaan komunikasi dalam penelitian ini dapat dilihat dari peubah bebas kedua, ketiga dan keempat. Dimana peubah bebas kedua yaitu komunikasi Gapoktan adalah komunikasi yang terjadi di dalam Gapoktan yang merupakan komunikasi antara sesama anggota di dalam Gapoktan yang indikatornya adalah: interaksi, format komunikasi kelompok dan materi pertemuan. Peubah bebas yang ketiga yaitu komunikasi penyuluh pendamping adalah komunikasi atau interaksi yang terjadi antara penyuluh pendamping dengan Gapoktan yang diamati meliputi: frekuensi kunjungan, intensitas kunjungan dan bimbingan teknis. Peubah bebas keempat yaitu komunikasi Penyelia Mitra Tani (PMT) adalah komunikasi atau interaksi yang terjadi antara PMT dengan Gapoktan yang diamati meliputi: frekuensi kunjungan, intensitas kunjungan dan bimbingan teknis. Ada dua peubah terikat pada penelitian ini adalah peran dan kemampuan Gapoktan dalam mengimplementasi program PUAP. Peubah terikat pertama yang ingin dilihat adalah peran Gapoktan sebagai fasilitator bantuan modal dan lembaga ekonomi petani. Peubah terikat kedua adalah kemampuan Gapoktan yang dapat diukur dengan adanya perencanaan kegiatan, kemampuan pengelolaan dana PUAP, mentaati perjanjian dan monitoring evaluasi (monev). Hubungan karakteristik Gapoktan dengan komunikasi penyuluh pendamping dan PMT tidak diteliti lebih lanjut sehingga gambaran tersebut disimbolkan dengan garis yang terputus-putus. Tapi hubungannya dengan komunikasi Gapoktan tetap ingin dilihat. Berdasarkan uraian tersebut, maka secara sederhana alur penelitian tentang keragaan komunikasi pada Gapoktan penerima dana PUAP tersaji pada Gambar 2.

51 35

52 36 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis penelitian ini adalah: 1. Terdapat hubungan yang nyata positif antara karakteristik Gapoktan dengan komunikasi Gapoktan. 2. Terdapat hubungan yang nyata positif antara komunikasi Gapoktan dengan peran Gapoktan. 3. Terdapat hubungan yang nyata positif antara komunikasi penyuluh pendamping dengan peran Gapoktan. 4. Terdapat hubungan yang nyata antara positif komunikasi PMT dengan peran Gapoktan. 5. Terdapat hubungan nyata positif antara peran Gapoktan dan kemampuan Gapoktan.

53 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai metode survai deskriptif korelasional untuk melihat deskripsi serta menjelaskan hubungan antar peubah secara mendalam dengan unit analisis adalah Gapoktan. Peubah penelitian yang diamati terdiri dari karakteristik Gapoktan (X 1 ), komunikasi Gapoktan (X 2 ), komunikasi penyuluh pendamping (X 3 ) dan komunikasi penyelia mitra tani (X 4 ) dengan peran Gapoktan (Y 1 ) dan kemampuan Gapoktan (Y 2 ). Kemudian dilihat peubah X 1 dihubungkan dengan X 2, peubah X 2, X 3 dan X 4 dihubungkan dengan Y 1 dan peubah Y 1 dihubungkan dengan Y 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil lokasi di Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja, yang mempertimbangkan adanya keterwakilan tahun di mana program PUAP masuk ke Kecamatan Siak Kecil sejak tahun 2008 sampai 2010 dan bidang usaha Gapoktan meliputi usaha pertanian dan peternakan yang merupakan bidang usaha yang sebagian besar didominasi oleh Gapoktan se-kabupaten Bengkalis. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dimulai pada bulan Mei sampai bulan Juli Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah Gapoktan penerima dana PUAP di Kecamatan Siak Kecil sejak tahun 2008 sampai tahun 2010 yang berjumlah sebanyak delapan Gapoktan seperti terlihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Populasi Gapoktan penerima dana PUAP di Kecamatan Siak Kecil Tahun Desa Nama Gapoktan Jumlah Poktan Petani Penerima (Kelompok) (Orang) Sei Siput Sumber Rezeki Muara Dua Usaha Maju Lubuk Gaung Jaya Makmur Sadar Jaya Usaha Bersama II Bandar Jaya Wana Jaya 8 92 Jumlah N Tanjung Damai Sri Tanjung Tanjung Belit Tanjung Permai 4 40 Jumlah N Lubuk Garam Maju Tani Jumlah N Total N Sumber: BKP-PP Kab. Bengkalis (2008; 2009) dan Kementan (2009; 2010b; 2010c; 2010d)

54 38 Penarikan jumlah sampel supaya memunculkan keterwakilan dari data populasi dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin yaitu: Dimana: N = Ukuran populasi e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang bisa ditoleransi (8%) n = Ukuran sampel Dari rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 121 orang responden. Kemudian dilakukan teknik penarikan sampel secara proportional stratified random sampling. Secara lengkap jumlah responden tersaji pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi sampel responden Gapoktan penerima dana PUAP Kecamatan Siak Kecil No Gapoktan Sampel Responden (Orang) 1 Sumber Rezeki 20 2 Usaha Maju 21 3 Jaya Makmur 21 4 Usaha Bersama II 19 5 Wana Jaya 21 n1 Jumlah untuk tahun Sri Tanjung 4 7 Tanjung Permai 9 n2 Jumlah untuk tahun Maju Tani 6 n3 Jumlah untuk tahun Total n 121 Data dan Instrumentasi Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang diambil berasal dari peubah utama yang diteliti berupa faktor karakteristik Gapoktan, komunikasi Gapoktan, komunikasi penyuluh pendamping, komunikasi PMT dan peran serta kemampuan Gapoktan yang diperoleh langsung lewat responden dengan menggunakan instrumen dalam bentuk kuesioner.

55 39 Data sekunder yang dikumpulkan berkaitan dengan keadaan umum, datadata pendukung atau potensi aktual mengenai kondisi geografis ataupun data tentang kondisi suatu Gapoktan, bisa diperoleh dari pihak-pihak atau lembaga terkait seperti Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (BKP-PP) Kabupaten Bengkalis, PPL, PMT, Kantor Kepala Desa atau lembaga lainnya. Kuesioner memuat atau berisi pertanyaan yang terdiri dari beberapa bagian antara lain: 1) Bagian pembuka mengenai identitas dan data responden meliputi: nomor, nama, poktan, Gapoktan, dusun, desa, tanggal wawancara. 2) Bagian pertama mengenai karakteristik Gapoktan meliputi: norma, tujuan, keeratan, kepemimpinan, partisipasi anggota dan ukuran. 3) Bagian kedua mengenai komunikasi Gapoktan meliputi: interaksi, format komunikasi kelompok dan materi pertemuan. 4) Bagian ketiga mengenai komunikasi penyuluh pendamping meliputi: frekuensi dan intensitas kunjungan, bimbingan teknis yang telah dilakukan. 5) Bagian keempat mengenai komunikasi penyelia mitra tani meliputi: frekuensi dan intensitas kunjungan, bimbingan teknis yang telah dilakukan. 6) Bagian kelima mengenai peran Gapoktan meliputi diskripsi mengenai peran Gapoktan dalam melaksanakan program PUAP terutama dalam menfasilitasi bantuan modal usaha dan perputarannya dan sebagai lembaga ekonomi petani. 7) Bagian keenam mengenai kemampuan Gapoktan meliput i: perencanaan kegiatan, pengelolaan dana, mentaati perjanjian dan monitoring evaluasi (monev). Definisi Operasional Indikator dan parameter dituangkan dalam definisi operasional, kemudian dikembangkan dalam bentuk daftar pertanyaan (kuesioner) sebagai acuan atau instrumen penelitian dalam bentuk kuesioner dan wawancara dengan responden. Peubah-peubah penelitian didefinisikan secara operasional sebagai berikut: X 1 Karakteristik Gapoktan adalah ciri-ciri yang ada dan melekat pada suatu Gapoktan. Dapat diukur dengan indikator: X1.1 Norma adalah aturan merupakan pedoman yang terdiri dari gambaran tentang bagaimana seharusnya anggota berperilaku dan bersikap yang

56 40 X 1.2 X X dibuat di dalam suatu Gapoktan, baik secara tertulis maupun tidak. Norma diukur dari adanya aturan, kemudahan, ketaatan atau kepatuhan responden dalam mentaati aturan dan sanksi yang diberikan. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik. Tujuan adalah suatu gambaran tentang hasil yang ingin dicapai bersama. Tujuan dapat diukur dengan kejelasan dan pemahaman responden atas tujuan yang telah ditetapkan Gapoktan. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik. Keeratan adalah rasa kebersamaan dan keterikatan responden kepada Gapoktan. Keeratan ini diukur dengan melihat ketertarikan anggota terhadap Gapoktan, kesamaan kepentingan dan perasaan memiliki dalam menjalankan program atau kegiatan. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik. Kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin atau pengurus dalam menggerakkan dan mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan suatu kegiatan demi tercapainya tujuan Gapoktan. Kepemimpinan diukur dari penilaian responden terhadap pemimpin atau pengurusnya meliputi kemampuan dalam mengambil keputusan, komunikatif, kemampuan bertindak, kemampuan mempengaruhi dan kemampuan mengatasi konflik. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik. X1.5 Partisipasi anggota adalah peran aktif anggota dalam setiap kegiatan yang dilakukan Gapoktan. Dapat diukur dengan kehadiran, keaktifan dan pelaksanaan kewajiban. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

57 41 X X 2 3 X 1.6 X Ukuran adalah besaran atau jumlah anggota (orang) dalam Gapoktan, atau jumlah Poktan (buah) dalam Gapoktan. Diukur dengan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik. Komunikasi Gapoktan adalah komunikasi yang dilakukan oleh sesama anggota dan pengurus Gapoktan yang diukur dengan indikator: X X Interaksi adalah kontak atau hubungan yang terjadi antar anggota Gapoktan. interaksi meliputi: frekuensi pertemuan yaitu seberapa sering pertemuan yang dilakukan responden baik secara formal maupun informal dalam tiga bulan terakhir, intensitas pertemuan yaitu berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pertemuan formal dan di luar pertemuan Gapoktan (non formal), koordinasi antar anggota dan masing-masing Poktan dalam melakukan kegiatan, kerjasama, dan konflik atau perselisihan yang terjadi. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik. Format komunikasi kelompok adalah bentuk-bentuk komunikasi kelompok yang ada di dalam Gapoktan responden yang terdiri dari panel, seminar, simposium dan simposium-forum. Diukur dengan menggunakan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik. Materi pertemuan adalah tema-tema yang dibahas di dalam suatu pertemuan Gapoktan. Diukur dengan menggunakan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik. Komunikasi penyuluh pendamping adalah komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh petugas penyuluh pendamping PUAP kepada Gapoktan dalam rangka pembinaan dan pendampingan yang dipersepsikan oleh responden, diukur dengan indikator: X3.1 Frekuensi kunjungan adalah seberapa sering kunjungan penyuluhan atau interaksi yang dilakukan oleh penyuluh pendamping ke Gapoktan

58 42 X 4 X 3.2 X 3.3 binaannya. Frekuensi kunjungan dapat diukur dengan interaksi atau kontak yang telah dilakukan dan seberapa sering pertemuan yang dilakukan penyuluh dengan anggota Gapoktan baik secara formal maupun informal dalam tiga bulan terakhir. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik. Intensitas kunjungan adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kunjungan atau kontak komunikasi yang dilakukan oleh penyuluh pendamping kepada Gapoktan binaannya. Intensitas kunjungan dapat diukur dengan berapa lama pertemuan yang dilakukan penyuluh pendamping dengan anggota Gapoktan baik secara formal maupun informal. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik. Bimbingan teknis adalah pembinaan yang dilakukan penyuluh pendamping dalam mengimplementasikan program PUAP agar lebih efektif dan terarah yang meliputi bimbingan teknis usaha agribisnis, membantu memecahkan permasalahan usaha, pemanfaatan dana BLM- PUAP, pelaporan dan kesesuaian materi. Diukur dengan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik. Komunikasi Penyelia Mitra Tani (PMT) adalah komunikasi yang dilakukan oleh petugas PMT kepada Gapoktan dalam rangka pembinaan dan pendampingan yang dipersepsikan oleh responden, diukur dengan indikator: X4.1 Frekuensi kunjungan adalah seberapa sering kunjungan penyuluhan atau interaksi yang dilakukan oleh PMT ke Gapoktan binaannya. Frekuensi kunjungan dapat diukur dengan interaksi atau kontak yang telah dilakukan dan seberapa sering pertemuan yang dilakukan PMT dengan anggota Gapoktan baik secara formal maupun informal dalam tiga bulan terakhir. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

59 43 Y 1 X 4.2 X Y 4.3 Intensitas kunjungan adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kunjungan atau kontak komunikasi yang dilakukan oleh PMT kepada Gapoktan binaannya. Intensitas kunjungan dapat diukur dengan berapa lama pertemuan yang dilakukan PMT dengan anggota Gapoktan dalam pertemuan baik secara formal maupun informal. Diukur dalam bentuk skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik. Bimbingan teknis adalah pembinaan yang dilakukan oleh PMT kepada Gapoktan penerima bantuan modal dalam pengelolaan dana PUAP yang meliputi bimbingan teknis keuangan, bimbingan dalam pengembangan agribisnis, pelaporan dan kesesuaian materi. Diukur dengan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik. Peran Gapoktan adalah suatu fungsi atau tugas yang diharapkan kepada Gapoktan sebagai lembaga pelaksana penyaluran dana PUAP kepada anggotanya sebagai: 1.1 Fasilitator bantuan modal adalah suatu lembaga yang bertugas dalam memfasilitasi tersalurnya bantuan modal ke anggota. Peran ini diukur dengan telah tersalurnya bantuan dana kepada anggota Gapoktan dan memfasilitasi usahatani secara komersial dan beroreintasi pasar. Pengukuran dilakukan dengan skala ordinal kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik. Y1.2 Lembaga ekonomi petani adalah suatu lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani yang menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam akses ke permodalan. Dilihat dari ketersediaan modal, simpan pinjam di Gapoktan, kemudahan dalam memperoleh dana tersebut dan bentuk modal yang diberikan. Diukur dengan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik.

60 44 Y 2 Kemampuan Gapoktan adalah kecakapan atau potensi Gapoktan sebagai lembaga pelaksanaan PUAP. Y Y Y Perencanaan kegiatan adalah kemampuan Gapoktan dalam merencanakan kegiatan dan usahatani. Perencanaan kegiatan diukur dengan adanya rencana kegiatan, rencana definitif kebutuhan usahatani atas dasar pertimbangan efisiensi usaha, dan rencana pertemuan rutin baik di dalam Gapoktan, antar Gapoktan atau dengan instansi/kelembagaan terkait. Diukur dengan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik. Mengelola dana PUAP adalah kemampuan dalam cara pengelolaan bantuan modal yang telah diberikan dalam rangka pemupukan dan pengembalian modal. Diukur dengan pengelolaan administrasi, pergiliran dan pemupukan modal. Diukur dengan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik. Mentaati perjanjian adalah perilaku anggota Gapoktan mentaati perjanjian yang telah dihasilkan dan disepakati bersama dengan Gapoktan. Diukur dengan ketaatan responden dalam pelaksanaan kesepakatan (perjanjian dengan Gapoktan) dan ketaatan responden dalam pengembalian dana bantuan. Diukur dengan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik. Y2.4 Monitoring dan evaluasi (monev), monitoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk dapat melihat atau menilai apakah suatu proses kegiatan telah dilaksanakan atau berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan atau tidak, sedangkan evaluasi merupakan upaya penilaian atau hasil sesuatu kegiatan melalui pengumpulan dan penganalisaan informasi dengan mengikuti prosedur. Dapat diukur dengan pemantauan atau pengawasan yang dilakukan oleh pengurus terhadap jalannya program PUAP, tindakan yang dilakukan pengurus agar proses kegiatan berjalan sesuai dengan

61 45 apa yang direncanakan dan mengevaluasi kegiatan bersama dalam pelaksanaan program PUAP baik perencanaan, pengelolaan dan perjanjian. Diukur dengan skala ordinal dan hasilnya kemudian dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat kurang, kurang, baik dan sangat baik. Validilitas dan Reliabilitas Instrumentasi Validitas Instrumentasi Pengujian validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan instrumen. Keabsahan kuesioner dapat diperoleh jika pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun dan Effendi 2008). Validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik validitas konstruk dimana tiap pernyataan mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan definisi operasional yang telah ditetapkan di dalam penelitian, yang disusun dengan cara: 1) mempertimbangkan teori-teori dan kenyataan yang telah diungkapkan pada berbagai pustaka empiris; 2) menyesuaikan isi pertanyaan dengan kondisi responden; dan 3) memperhatikan masukan para pakar. Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi antar skor masing-masing butir pernyataan dengan skor total pada setiap peubah dengan menggunakan teknik korelasi interaksi silang (product moment Pearson). Berdasarkan hasil uji validitas yang diujikan pada 13 orang responden diperoleh nilai kritis sebesar 0,553 artinya butir pernyataan yang nilainya di bawah nilai kritis adalah tidak valid, kemudian dibuang dan nilai yang tidak terlalu jauh di bawah nilai kritis akan dimodifikasi kembali tata bahasanya agar lebih dipahami oleh responden. Reliabilitas Instrumentasi Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Kereliabilitasan kuesioner dapat diperoleh jika terdapat jawaban seseorang atas pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, dimana ujicoba kuesioner pada responden yang memiliki karakteristik relatif sama dengan calon responden.

62 46 Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik split half reliability test atau uji reliabilitas belah dua (bantuan SPSS versi 17.0). Berdasarkan hasil analisis nilai koefisien berada pada kisaran antara 0,722 sampai 0,946 sehingga dapat dikatakan instrumen reliabel dan dapat dipergunakan. Koefisien reliabilitas tiap peubah tersaji pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Koefisien uji reliabilitas belah dua pada setiap peubah penelitian Peubah Penelitian Nilai Koefisien Reliabilitas X1. Karakteristik Gapoktan 0,837 X2. Komunikasi Gapoktan 0,778 X3. Komunikasi penyuluh pendamping 0,724 X4. Komunikasi penyelia mitra tani 0,946 Y1. Peran Gapoktan 0,722 Y2. Kemampuan Gapoktan 0,919 Pengumpulan dan Analisis Data Instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya dijadikan pedoman untuk pengumpulan data dengan teknik wawancara dengan responden penelitian serta metode observasi lapangan. Disamping itu dilakukan teknik wawancara mendalam untuk menjembatani unit analisis tersebut sesuai dengan desain penelitian. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan seperti dalam bentuk tabel. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik deskriptif dan statistik Inferensial menggunakan uji korelasi rank Spearman (bantuan SPSS ver. 17.0).

63 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Siak Kecil merupakan salah satu dari delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkalis memiliki luas daerah sebesar 742,21 Kilometer persegi dengan ibukota berada di Desa Lubuk Muda dan memiliki jumlah desa sebanyak 13 desa. Jumlah penduduk keseluruhan berjumlah jiwa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan (BPS Kabupaten Bengkalis 2010). Kecamatan Siak Kecil berbatasan dengan Kecamatan Bukit Batu dan Kecamatan Bengkalis pada sebelah utaranya, pada sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Mandau dan Kabupaten Siak, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Siak dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bengkalis dan Kabupaten Meranti. Pertanian masih menjadi lapangan usaha utama mayoritas penduduk dengan persentase terbesar di Kabupaten Bengkalis umumnya dan Kecamatan Siak Kecil khususnya baik di bidang pertanian tanaman pangan dan palawija, perkebunan maupun peternakan, selaras dengan bidang usaha Gapoktan di Kecamatan Siak Kecil meliputi usaha pertanian dan peternakan yang merupakan bidang usaha yang sebagian besar didominasi oleh Gapoktan se-kabupaten Bengkalis. Adapun sebaran luas dan hasil tanaman pangan dan perkebunan di wilayah Kecamatan Siak Kecil dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Luas dan hasil tanaman pangan dan perkebunan Kecamatan Siak Kecil tahun 2009 Jenis Tanaman Luas (ha) Persentase (%) Hasil (ton) Produktivitas Pertanian Padi sawah 3.917,0 0, ,0 3,57 Ketela pohon 62,0 0, ,2 15,02 Kacang tanah 7,0 0,0001 7,2 1,03 Perkebunan Karet 2.449,0 0, ,1 0,97 Kelapa sawit 5.813,0 0, ,7 7,25 Kelapa 435,0 0, ,7 1,12 Sagu 16,0 0, ,0 6,75 Kopi 0,3 0, ,2 0,67 Pinang 71,0 0, ,6 5,97 Sumber: BPS Kabupaten Bengkalis (2010)

64 48 Luas lahan untuk perkebunan kelapa sawit menempati urutan pertama dengan luas terbesar sebesar 0,08 persen dari luas keseluruhan Kecamatan Siak Kecil yaitu sebesar ha dan urutan kedua yang terluas adalah luas pertanian padi sawah sebesar 0,05 persen yaitu ha. Hal ini menunjukkan bahwa potensi pertanian di Kecamatan Siak Kecil adalah perkebunan kelapa sawit dan persawahan. Data populasi ternak baik jenis dan jumlahnya di wilayah Kecamatan Siak Kecil menurut data BPS Kabupaten Bengkalis (2010) terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah ternak Kecamatan Siak Kecil tahun 2009 No Jenis Ternak Jumlah Ternak (ekor) Kepadatan 2 Teknis per Km Kepadatan Ekonomis 1 Sapi ,22 0,09 2 Kambing ,01 0,21 3 Domba 25 0,03 0,001 4 Kerbau 530 0,71 0,03 5 Babi 581 0,78 0,03 6 Ayam ras petelur 700 0,94 0,04 7 Ayam ras pedaging ,31 8,15 8 Ayam kampong ,53 5,17 9 Itik ,38 0,70 Sumber: BPS Kabupaten Bengkalis (2010) Deskripsi Gapoktan Kecamatan Siak Kecil Gabungan kelompok tani (Gapoktan) adalah suatu organisasi petani yang merupakan gabungan dari beberapa kelompok tani yang berada di dalam satu wilayah (desa) yang dibentuk oleh para pengurus Poktan maupun KTNA dengan dukungan pemerintah seperti PPL dan aparat desa. Gapoktan sebagai pengelola dari program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan) di Kabupaten Bengkalis telah dimulai sejak tahun 2008 sampai sekarang. Gapoktan di Kecamatan Siak Kecil secara keseluruhan berjumlah 13 Gapoktan, jumlah Gapoktan penerima dana PUAP sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 berjumlah sebanyak delapan Gapoktan untuk delapan desa. Gapoktan Penerima Dana PUAP Tahun 2008 Gapoktan Sumber Rezeki.-- adalah Gapoktan penerima dana PUAP untuk tahun 2008 yang berada di Desa Sei Siput. Gapoktan ini dibentuk berdasarkan berita acara pembentukan Gapoktan yang ditandatangani oleh kepala

65 49 desa pada tanggal 11 April Kepengurusan Gapoktan terdiri atas: ketua, sekretaris, dan bendahara. Awalnya Gapoktan ini terdiri dari sembilan kelompok tani namun sekarang berkembang menjadi 10 kelompok tani dimana Kelompok tani Ketorejo III pecah menjadi dua kelompok tani yaitu Kelompok tani Payung Wahana dan Kelompok tani Sumber Jaya dengan jumlah anggota sebanyak 250 orang. Kelompok tani tersebut adalah: 1. Kelompok tani Payung Makmur I 2. Kelompok tani Payung Makmur II 3. Kelompok tani Sidomuncul 4. Kelompok tani Sidomulyo 5. Kelompok tani Sidomakmur 6. Kelompok tani Ketorejo I 7. Kelompok tani Ketorejo II 8. Kelompok tani Payung Wahana 9. Kelompok tani Sumber Jaya 10. Kelompok tani Sidorahayu Modal PUAP yang diperoleh dipergunakan di bidang peternakan yaitu budidaya kambing PE (peranakan etawa) sebanyak 100 ekor yang terdiri dari 91 ekor betina dan sembilan ekor jantan, tiap kelompok diberi 10 ekor kambing PE (sembilan ekor betina dan satu ekor jantan). Pada awalnya Gapoktan merencanakan modal tersebut dipergunakan untuk simpan pinjam dan saprodi tetapi rencana ini tidak mendapat persetujuan dari Ka. UPT Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Kecamatan Siak Kecil (ketika itu program PUAP masih dikelola oleh Distannak Kab. Bengkalis) dan Gapoktan tidak diizinkan untuk membeli ternaknya sendiri. Dari modal dana PUAP 2008 tersebut UPT Distannak Kecamatan Siak Kecil membelikan kambing PE yang kemudian diserahkan ke Gapoktan, penyediaan kambing ini juga berlaku buat empat Gapoktan lainnya. Kambing-kambing yang diberikan tidak dapat berumur panjang karena dengan masa yang sangat singkat hanya dalam waktu tiga bulan sejak didatangkan, kambing PE tersebut mati secara massal dan serentak. Hal ini diduga diakibatkan dari serangan penyakit atau virus dan diperparah lagi dengan

66 50 pengetahuan petani akan pemeliharaan kambing PE masih sangat minim. Penyakit dari kambing PE ini ternyata menjangkiti kambing-kambing lokal sehingga banyak pula kambing lokal yang mati, hal ini menyebabkan kemarahan masyarakat kepada Gapoktan. Jumlah kambing PE sekarang bersama anakannya lebih kurang tinggal 15 ekor, yang terbanyak ada di Kelompok tani Sido Makmur dan belum ada perguliran. Perjanjian pengembalian adalah pinjam satu kembali satu, yang dikembalikan bisa induk dan bisa anakan tergantung kesepakatan tiap kelompok tani. Bagi ternak yang mati (bukan karena kelalaian peternak) tidak dibebankan penggantian jika mati diakibatkan kelalaian seperti mati tergantung atau tidak dikasih makan maka akan diberikan sanksi yaitu disuruh membayar. Pertemuan rutin Gapoktan dihadiri oleh pengurus-pengurus Poktan dan beberapa anggota Poktan lainnya sesuai kondisi, pertemuan dilakukan sesuai dengan kebutuhan Gapoktan. Pertemuan akan sering dilakukan ketika musim tanam datang terutama dalam menentukan jadwal tanam padi di lapangan dan juga membincangkan masalah-masalah yang ada di Gapoktan atau Poktan masingmasing, pertemuan sering juga dilakukan bersamaan dengan wirid yasin. Jika ada informasi mengenai suatu program akan disampaikan ke ketua Poktan dan kemudian akan disebar keseluruh anggota dengan cara lisan maupun menggunakan media handphone. Gapoktan Usaha Maju.-- adalah Gapoktan penerima dana PUAP untuk tahun 2008 yang berada di Desa Muara Dua. Gapoktan ini dibentuk berdasarkan berita acara pembentukan Gapoktan yang ditandatangani oleh kepala desa pada tanggal 17 Maret Kepengurusan Gapoktan terdiri atas: ketua, sekretaris, dan bendahara. Terdiri dari empat kelompok tani dengan jumlah anggota sebanyak 100 orang, yaitu: 1. Kelompok tani Usaha Bersama 2. Kelompok tani Suka Maju 3. Kelompok tani Teruka Jaya 4. Kelompok tani Rukun Aggawe Sentoso

67 51 Bidang usaha yang direncanakan adalah peternakan. Kambing PE yang telah disediakan sebanyak 100 ekor (10 ekor jantan dan 90 ekor betina) kemudian disebar keempat kelompok. Namun dalam waktu yang singkat kambing PE tersebut banyak yang mati secara mendadak dan serentak sehingga jumlah kambing PE sekarang dengan anakannya lebih kurang 30 ekor dan telah dilakukan perguliran sebanyak tujuh ekor. Perjanjian pengembalian adalah satu kembali satu, bagi ternak yang mati (bukan karena kelalaian peternak) tidak dibebankan penggantian. Pertemuan Gapoktan dilakukan menurut kebutuhan, namun dalam tiga bulan terakhir pertemuan Gapoktan jarang dilakukan. Jika ada informasi yang ingin disebarkan Gapoktan seperti informasi program pemerintah, akan dijelaskan di pertemuan malam wirid yasin mingguan. Gapoktan Jaya Makmur.-- adalah Gapoktan penerima dana PUAP untuk tahun 2008 yang berada di Desa Lubuk Gaung. Gapoktan ini dibentuk berdasarkan berita acara pembentukan Gapoktan yang ditandatangani oleh kepala desa pada tanggal 26 Februari Kepengurusan Gapoktan terdiri atas: ketua, sekretaris, dan bendahara. Terdiri dari 11 kelompok tani dengan jumlah anggota Gapoktan sebanyak 320 orang, yaitu: 1. Kelompok tani Maju Jaya 2. Kelompok tani Subur Jaya 3. Kelompok tani Mekarsari 4. Kelompok tani Maju Meram 5. Kelompok tani Mekar Indah 6. Kelompok tani Tenda Jaya I 7. Kelompok tani Tenda Jaya II 8. Kelompok tani Subur Makmur 9. Kelompok tani Tunas Baru 10. Kelompok tani Harapan Jaya I 11. Kelompok tani Harapan Jaya II Perencanaan awal Gapoktan ini adalah simpan pinjam namun tidak disetujui oleh UPT Distannak Kec. Siak Kecil karena RUB (rancangan usaha

68 52 bersama) telah dahulu dibuat oleh UPT Distannak yaitu budidaya ternak kambing PE dan diseragamkan dengan Gapoktan lainnya. Kambing PE yang telah disediakan sebanyak 99 ekor untuk 11 kelompok tani, tiap kelompok diberi sembilan ekor kambing PE. Nasib Kambing-kambing tersebut sama dengan kambing di Gapoktan sebelumnya yaitu kambing PE tersebut mati secara massal dan serentak, dan pengetahuan petani akan pemeliharaan kambing PE juga masih sangat minim. Dari 99 ekor tersebut sekarang tersisa hanya tujuh ekor saja termasuk anakannya dan belum ada perguliran. Perjanjian pengembalian adalah satu kembali satu, bagi ternak yang mati (bukan karena kelalaian peternak) tidak dibebankan penggantian. Pertemuan Gapoktan dilakukan menurut kebutuhan, informasi yang diterima Gapoktan akan diteruskan kepada ketua-ketua Poktan dan akan disosialisasikan ke anggota Poktan mereka masing-masing. Namun begitu, masih juga terdapat permasalahan komunikasi berupa tidak diteruskannya informasi tersebut dan anggota langsung mempertanyakan kembali ke pengurus Gapoktan. Dalam berkomunikasi antar sesama anggota terkadang timbul permasalahan seperti kecemburuan terhadap Poktan lain, namun hal ini dapat dijelaskan dan diselesaikan dengan baik. Gapoktan Usaha Bersama II.-- adalah Gapoktan penerima dana PUAP untuk tahun 2008 yang berada di Desa Sadar Jaya. Gapoktan ini dibentuk berdasarkan berita acara pembentukan Gapoktan yang ditandatangani oleh kepala desa pada tanggal 27 Maret Kepengurusan Gapoktan terdiri atas: ketua, sekretaris, dan bendahara. Terdiri dari 11 kelompok tani yang bergabung ke dalamnya dengan jumlah anggota sebanyak 275 orang, yaitu: 1. Kelompok tani Setia Kawan 2. Kelompok tani Sido Maju 3. Kelompok tani Mekar Serasi 4. Kelompok tani Sidodadi 5. Kelompok tani Suka Maju 6. Kelompok tani Mekar Sari 7. Kelompok tani Giat

69 53 8. Kelompok tani Sawit Indah 9. Kelompok tani Usaha Bersama I 10. Kelompok tani Usaha Bersama II 11. Kelompok tani Usaha Bersama III Perencanaan usaha Gapoktan ini adalah ternak kambing. Kambing PE yang telah disediakan sebanyak 100 ekor untuk 11 kelompok tani, tiap kelompok diberi 9 sampai 10 ekor kambing PE. Kambing-kambing tersebut juga banyak yang mati akibat dari kurangnya adaptasi lingkungan atau stress yang dialami ternak namun masih dapat bertahan hidup sampai sekarang hingga 50 persen dan sudah ada perguliran. Perjanjian pengembalian adalah satu kembali satu yaitu anakan yang berumur 18 bulan, bagi ternak yang mati (bukan karena kelalaian peternak) tidak dibebankan penggantian. Komunikasi Gapoktan lebih sering dilakukan secara informal karena pertemuan Gapoktan jarang dilakukan, pertemuan terakhir dilakukan pada tahun Jika ada informasi disebarkan dengan cara door to door bertemu di rumah atau dengan menggunakan media handphone. Gapoktan Wana Jaya.-- adalah Gapoktan penerima dana PUAP untuk tahun 2008 yang berada di Desa Bandar Jaya. Gapoktan ini dibentuk berdasarkan berita acara pembentukan Gapoktan yang ditandatangani oleh kepala desa pada tanggal 15 Maret Kepengurusan Gapoktan terdiri atas: ketua, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara. Terdiri dari delapan kelompok tani dengan jumlah anggota sebanyak 200 orang, yaitu: 1. Kelompok tani Sumber Rezeki 2. Kelompok tani Sri Rezeki 3. Kelompok tani Suka Jadi 4. Kelompok tani Panca Jaya 5. Kelompok tani Jadi Mulya 6. Kelompok tani Subur Makmur 7. Kelompok tani Karya Mandiri 8. Kelompok tani Maju Jaya

70 54 Berdasarkan jumlah anggota tersebut, ternyata hanya pengurus-pengurus Poktan yang merupakan anggota langsung dari Gapoktan berjumlah 24 orang dan selebihnya hanya merupakan anggota tidak langsung. Informasi yang diterima oleh Gapoktan akan diteruskan kepada pengurus Poktan dan diharapkan informasi tersebut akan dikembangkan ke anggota Poktan lainnya. Namun, masih juga terdapat permasalahan komunikasi berupa tidak diteruskannya informasi tersebut ke anggota Poktan lainnya, selain itu juga terjadi kecemburuan sosial baik di bidang ekonomi maupun jabatan. Perencanaan usaha Gapoktan ini adalah ternak kambing. Kambing PE yang telah disediakan sebanyak 100 ekor untuk delapan kelompok tani, tiap kelompok diberi kambing antara 11 sampai 13 ekor kambing PE. Kambingkambing tersebut juga banyak yang mati lebih dari 50 persen dalam setahun. Perjanjian pengembalian adalah satu kembali satu, bagi ternak yang mati (bukan karena kelalaian peternak) tidak dibebankan penggantian dan sudah terjadi perguliran sebanyak 10 ekor. Gapoktan Penerima Dana PUAP Tahun 2009 Gapoktan Sri Tanjung.-- adalah Gapoktan penerima dana PUAP untuk tahun 2009 yang berada di Desa Tanjung Damai. Gapoktan ini dibentuk berdasarkan berita acara pembentukan Gapoktan yang ditandatangani oleh kepala desa pada tanggal 3 Maret Kepengurusan Gapoktan terdiri atas: ketua, wakil ketua, sekretaris I, sekretaris II dan bendahara. Terdiri dari sembilan kelompok tani yang bergabung ke dalamnya, dengan jumlah anggota sebanyak 225 orang, yaitu: 1. Kelompok tani Tanjung Damai I 2. Kelompok tani Tanjung Damai II 3. Kelompok tani Tanjung Damai III 4. Kelompok tani Tanjung Damai IV 5. Kelompok tani Tanjung Damai V 6. Kelompok tani Tanjung Damai VI 7. Kelompok tani Tanjung Damai VII 8. Kelompok tani Tanjung Damai VIII 9. Kelompok tani Setia Kawan

71 55 Perencanaan usaha bergerak di bidang peternakan yaitu ternak sapi. Dana PUAP dikelola oleh Gapoktan dalam bentuk penyediaan ternak sapi sebanyak 20 ekor dengan harga perekor sapinya sebesar lima juta rupiah. Pembayaran dilakukan dengan cara angsuran setiap bulan dengan membayar sebesar Rp ,- selama 40 bulan. Calon penerima atau orang yang akan menerima pinjaman disurvai oleh Gapoktan langsung ke masyarakat dan kelompok tani sampai berjumlah 20 orang, dengan kriteria adalah orang-orang yang dapat bertanggung jawab dan atas dasar kepercayaan, karena tidak adanya jaminan atau agunan dalam peminjaman. Modal diputar terus dan digulirkan pada tiap dua bulannya sehingga perguliran sudah terjadi sebanyak tujuh kali namun sistemnya tidak sama dengan sebelumnya yaitu anggota tidak disediakan sapi lagi tapi mereka diberikan uang tunai untuk membeli sapi sendiri sebesar lima juta rupiah. Sanksi akan diberikan jika ada anggota menunggak dalam pembayaran selama dua bulan berturut-turut dan diberikan kelonggaran sampai pada bulan ketiga, sapi akan ditarik dan dikelola oleh Gapoktan untuk sementara sampai yang bersangkutan menyelesaikan segala administrasi jika tidak maka angsuran sebelumnya akan hangus. Namun sanksi belum pernah dijatuhkan karena anggota selalu patuh dan taat atas segala aturan dan perjanjian yang telah disepakati. Pertemuan rutin Gapoktan direncanakan tiga bulan sekali, namun jarang dilakukan karena kesibukan pada setiap anggota. Pertemuan akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan (permasalahan) yang ada di Gapoktan, jika ada informasi mengenai PUAP atau program lainnya pengurus akan langsung mendatangi ketua-ketua Poktan dan informasi tersebut akan diteruskan ke anggota lainnya. Gapoktan Tanjung Permai.-- adalah Gapoktan penerima dana PUAP untuk tahun 2009 yang berada di Desa Tanjung Belit. Gapoktan ini dibentuk berdasarkan berita acara pembentukan Gapoktan yang ditandatangani oleh kepala desa pada tanggal 15 Maret Kepengurusan Gapoktan terdiri atas: ketua, sekretaris, dan bendahara. Terdiri dari delapan kelompok tani yang bergabung ke dalamnya dengan jumlah anggota sebanyak 200 orang, yaitu:

72 56 1. Kelompok tani Sri Lestari 2. Kelompok tani Sri Subur 3. Kelompok tani Penami Jaya 4. Kelompok tani Sri Rezeki 5. Kelompok tani Sri Jenjem 6. Kelompok tani Karya Bersama 7. Kelompok tani Tunas Baru 8. Kelompok tani Dayang Makmur Dana PUAP dikelola oleh Gapoktan dalam bentuk pinjaman buat usaha tani anggotanya yang disalurkan ke kelompok tani dengan sistem pinjaman yang mereka sebut dengan tanggung renteng yaitu peminjaman dan pembayaran dilakukan secara berkelompok. Dana dikucurkan untuk empat kelompok sebesar 20 juta rupiah perkelompok dengan jumlah setiap kelompok sebanyak 10 orang sehingga setiap orang mendapat dua juta rupiah, jadi total keseluruhan penerima sebanyak 40 orang. Pembayaran ansuran sebesar Rp ,- perbulan selama satu tahun dengan bunga sembilan persen pertahun. Kriteria calon penerima adalah orang-orang yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab karena tidak diberlakukan adanya jaminan atau agunan dalam peminjaman. Sanksi akan diberikan kepada yang menunggak dengan denda seribu rupiah perhari namun sampai pada penelitian ini berlangsung sanksi tidak diberikan karena tidak ada anggota yang ingkar akan perjanjian. Perguliran dana sudah terjadi, adanya penambahan sebanyak 45 orang peminjam yang bergerak di bidang usahatani pangan, kebun, ternak kambing, beli saprodi maupun kedai kecil-kecilan dan 40 orang penerima sebelumnya sudah melunasi pinjamannya. Pertemuan Gapoktan direncanakan sebulan sekali, namun dalam prakteknya pertemuan Gapoktan dilakukan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Pertemuan akan lebih sering dilakukan ketika musim tanam datang yaitu menyeragamkan jadwal persemaian. Komunikasi dan interaksi pengurus Gapoktan lebih sering melalui ketua-ketua Poktan dalam hal penyebaran informasi dan dalam hal pembayaran anggota yang meminjam dana PUAP, karena

73 57 sistem peminjaman dan pembayaran dilakukan secara berkelompok yang diketuai oleh ketua-ketua Poktan. Memiliki usaha bersama di Gapoktan yaitu kebun sawit yang berasal dari tanah masyarakat, sedangkan bibitnya merupakan iuran anggota Gapoktan. Hasil kebun akan diperuntukkan untuk kegiatan sosial seperti pendidikan di desa tersebut. Gapoktan Penerima Dana PUAP Tahun 2010 Gapoktan Maju Tani.-- adalah Gapoktan penerima dana PUAP untuk tahun 2010 yang berada di Desa Lubuk Garam. Gapoktan ini dibentuk berdasarkan berita acara pembentukan Gapoktan yang ditandatangani oleh kepala desa pada tanggal 13 Juli Kepengurusan Gapoktan terdiri atas: ketua, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara. Anggota sekarang berjumlah sebanyak 26 orang karena tidak semua anggota Poktan bisa secara langsung menjadi anggota Gapoktan, untuk menjadi anggota Gapoktan mereka harus mendaftar atau registrasi ulang. Ini bertujuan agar tertib administrasi dan identifikasi anggota sehingga jumlah anggota akan fleksibel karena terus berkembang. Terdiri dari 12 kelompok tani yang bergabung ke dalamnya yaitu: 1. Kelompok tani Tunas Muda 2. Kelompok tani Maju Subur 3. Kelompok tani Mawar 4. Kelompok tani Delima Satu 5. Kelompok tani Delima Dua 6. Kelompok tani Mekar Indah 7. Kelompok tani Bunga Raya 8. Kelompok tani Melati 9. Kelompok tani Harapan Baru 10. Kelompok tani Sumber Jaya 11. Kelompok tani Delima Jaya 12. Kelompok tani Usaha Bersama. Perencanaan usaha awalnya adalah di bidang penggemukan sapi, tapi kemudian diganti menjadi simpan pinjam dengan menyediakan sapi sebanyak 20

74 58 ekor untuk 20 orang calon penerima dengan harga perekor sebesar lima juta rupiah. Pembayaran dilakukan dengan cara angsuran setiap bulan dengan membayar sebesar Rp ,- selama empat tahun. Calon penerima adalah orang-orang yang dapat dipercaya dan memiliki agunan atau jaminan seperti surat tanah atau BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor). Sanksi akan diberikan kepada anggota yang tidak sesuai dengan kesepakatan atau perjanjian, barang (sapi) akan ditarik jika tiga bulan berturutturut tidak membayar ansuran namun sampai penelitian ini berlangsung tidak ada anggota yang ingkar atau mangkir dari perjanjian. Bagi sapi yang mati karena bukan akibat dari kelalaian maka kesepakatannya akan hangus, tapi yang bersangkutan tidak akan mendapatkan pinjaman sampai empat tahun ke depan dan agunannya dikembalikan. Sudah terjadi perguliran dana untuk enam orang yang membutuhkan penambahan modal di bidang usaha pertaniannya masing-masing dengan besaran pinjaman yang berbeda-beda tergantung proposal yang diajukan, maksimal lima juta rupiah perorang dengan bunga lima persen pertahun. Informasi yang ada di Gapoktan akan diteruskan ke anggota dengan cara melakukan pertemuan atau menginformasikan dengan menggunakan media handphone. Komunikasi Gapoktan Siak Kecil Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, selalu hidup dan berdampingan dengan manusia lain sebagai anggota masyarakat yang hidup berkelompok. Gapoktan terdiri dari beberapa kelompok tani yang berkomunikasi dengan saling berinteraksi, bergantung dan saling bergabung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Komunikasi Gapoktan yang diamati dalam penelitian ini adalah interaksi, format komunikasi dan materi pertemuan, seperti yang tersaji pada Tabel 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi Gapoktan yang diukur dari tiga indikator memiliki nilai skor rata-rata adalah 2,75 terkategori baik, berarti bahwa komunikasi kelompok yang dilakukan oleh anggota Gapoktan telah berjalan optimal sesuai dengan apa yang ingin mereka bincangkan dan mereka butuhkan.

75 59 Tabel 6. Rataan skor komunikasi Gapoktan Kecamatan Siak Kecil Indikator Komunikasi Gapoktan Rataan Skor* Interaksi 2,77 Format komunikasi 2,75 Materi pertemuan 2,69 Rataan Skor Komunikasi Gapoktan 2,75 Keterangan: *Internal skor 1,00-1,75 = Sangat Kurang; 1,76-2,51 = Kurang; 2,52-3,27 = Baik; 3,28-4 = Sangat Baik Interaksi Interaksi adalah kontak atau hubungan yang terjadi antar anggota Gapoktan memiliki rataan skor sebesar 2,77 termasuk kategori baik berarti sesama anggota Gapoktan sudah saling berinteraksi dengan mengadakan suatu pertemuan tatap muka, saling berkoordinasi dan bekerjasama serta penanganan konflik yang baik. Muhammad (2009) mengatakan interaksi adalah saling bertukar komunikasi, interaksi dalam kelompok secara seimbang merupakan alat perekat yang baik dalam membina kesatuan dan persatuan anggota. Terlihat dari intensitas pertemuan tergolong baik dengan rataan skor sebesar 2,59. Waktu yang dibutuhkan untuk setiap pertemuan formal berkisar antara 1 sampai 4 jam sedangkan untuk informal berkisar antara 15 menit sampai 5 jam. Koordinasi dan kerjasama masing-masing Poktan menurut responden sudah baik dengan rataan skor sebesar 2,62 dan 2,76. Konflik atau perselisihan juga jarang terjadi memperoleh rataan skor sebesar 3,16, persaingan yang terjadi adalah persaingan sehat. Hal ini menunjukkan bahwa kerukunan telah terjalin di dalamnya sehingga iklim komunikasi sudah kondusif. Dengan suasana komunikasi dalam kelompok yang hangat mampu menciptakan interaksi yang cukup nyaman yang dapat dirasakan oleh anggota Gapoktan. Walaupun begitu, frekuensi pertemuan Gapoktan dalam tiga bulan terakhir tergolong kurang dengan rataan skor sebesar 2,44. Ada Gapoktan yang melakukan pertemuan sesuai dengan kebutuhan di lapangan seperti pada saat musim tanam pertemuan akan lebih sering dilakukan, tapi di saat penelitian berlangsung para petani sedang melakukan pemanenan dan bahkan ada Gapoktan yang tidak melakukan pertemuan sejak tahun lalu. Format komunikasi Format komunikasi adalah bentuk-bentuk komunikasi yang ada dan selalu dilakukan oleh Gapoktan di Kecamatan Siak Kecil dengan rataan skor sebesar

76 60 2,75 termasuk kategori baik, berarti bentuk-bentuk komunikasi yang lazim mereka lakukan sudah efektif. Format komunikasi yang dilakukan adalah bentuk simposium-forum yaitu 3,01, bentuk seminar sebesar 2,67, bentuk simposium sebesar 2,66 dan bentuk panel dengan rataan skor yaitu 2,62. Kesemua parameter indikator ini masuk pada kategori baik. Ketua Gapoktan selalu berperan sebagai pemimpin forum atau sebagai moderator, dengan penyuluh sebagai pembicaranya. Materi pertemuan Materi pertemuan merupakan topik atau tema yang diperbincangkan di dalam suatu pertemuan memiliki rataan skor sebesar 2,69 terkategorikan baik berarti materi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan yang akan diterapkan dalam kegiatan usahatani mereka. Adapun materi-materi yang sering dikemukakan dalam setiap pertemuan menurut responden adalah topik mengenai kegiatan usahatani yaitu 3,02, mengenai permasalahan yang dihadapi Gapoktan sebesar 2,79, pengelolaan dana PUAP sebesar 2,54 dan tentang administrasi Gapoktan sebesar 2,41. Keseluruhan materi yang diperbincangkan terkategori baik, namun untuk materi administrasi Gapoktan tergolong kurang. Kurangnya materi mengenai administrasi Gapoktan diperbincangkan, karena administrasi lebih banyak dikelola oleh pengurus dan dibimbing oleh petugas serta anggota lebih segan untuk membicarakannya. Komunikasi Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani Penyuluh pendamping dan penyelia mitra tani (PMT) adalah petugas pendamping Gapoktan yang mendampingi dan membina Gapoktan, berkomunikasi antarpribadi yang dilakukan dengan Gapoktan dalam memberikan penyuluhan. Penyuluhan dapat diartikan sebagai suatu pendidikan yang bersifat non formal yang bertujuan untuk membantu masyarakat atau petani merubah perilakunya dalam hal pengetahuan, keterampilan dan sikap agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Penyuluhan memerlukan komunikasi yang efektif sehingga penyampaian informasi dari petugas tersampaikan kepada anggota. Jumlah penyuluh pendamping PUAP di Kecamatan Siak Kecil sebanyak tujuh orang, yang berarti satu orang penyuluh pendamping mendampingi dan

77 61 membina satu Gapoktan kecuali untuk Gapoktan Usaha Maju dan Wana Jaya penyuluh pendampingnya hanya satu orang yang membina dua Gapoktan tersebut sekaligus. Penyelia mitra tani berjumlah hanya dua orang untuk melayani seluruh Gapoktan PUAP di Kabupaten Bengkalis yang berjumlah sebanyak 35 Gapoktan. Komunikasi penyuluh pendamping dan PMT yang diamati dalam penelitian ini adalah frekuensi kunjungan, intensitas kunjungan dan bimbingan teknis yang diberikan. Komunikasi penyuluh pendamping memiliki nilai rataan skor sebesar 2,47 terkategori kurang, dan rataan skor untuk komunikasi PMT sebesar 1,19 terkategori sangat kurang. Berarti bahwa komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh petugas ke anggota Gapoktan dalam mendampingi dan melaksanakan penyuluhan masih kurang dan belum optimal. Selanjutnya rataan skor komunikasi penyuluh pendamping dan PMT tersaji pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan skor komunikasi penyuluh pendamping dan penyelia mitra tani (PMT) pada Gapoktan Kecamatan Siak Kecil Indikator Komunikasi Rataan Skor* Penyuluh Pertanian PMT Frekuensi kunjungan 2,38 1,13 Intensitas kunjungan 2,48 1,20 Bimbingan teknis 2,52 1,22 Rataan Skor Komunikasi 2,47 1,19 Keterangan: *Internal skor 1,00-1,75 = Sangat Kurang; 1,76-2,51 = Kurang; 2,52-3,27 = Baik; 3,28-4 = Sangat Baik Frekuensi kunjungan Frekuensi kunjungan adalah sering atau tidaknya petugas melakukan interaksi baik kunjungan ke Gapoktan secara formal maupun informal. Frekuensi kunjungan penyuluh pendamping kurang dengan rataan skor sebesar 2,38 berarti penyuluh pendamping masih kurang berkunjung ke Gapoktan dalam tiga bulan terakhir, terlihat dari masing-masing rataan skor kunjungan formal dan informalnya sebesar 2,16 dan 2,50. Penyuluh pendamping berkunjung ke Gapoktan pada tiga bulan terakhir ini dengan kisaran sebanyak 0 sampai 25 kali dan kunjungan penyuluh pada umumnya dilakukan setiap bulan atau beberapa bulan sekali atau sesuai dengan keperluan. Walaupun frekuensi kunjungan kurang tapi hubungan penyuluh pendamping dengan anggota terutama pengurus sudah terjalin baik dengan rataan skor sebesar 2,60 hal ini mungkin disebabkan oleh

78 62 penyuluh pendamping hanya mendampingi satu Gapoktan sehingga sudah terjalin komunikasi yang intensif dengan Gapoktan. Frekuensi kunjungan yang dilakukan oleh PMT memperoleh skor sebesar 1,13 dengan kategori sangat kurang. Terlihat dari hasil penelitian bahwa hubungan komunikasi yang dilakukan oleh PMT sangat kurang dengan rataan skor sebesar 1,15 begitu juga dengan kunjungannya secara formal maupun informal ke Gapoktan adalah sangat kurang dengan rataan skor masing-masing sebesar 1,10 dan 1,15. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan PMT yang hanya berjumlah dua orang pada tahun 2011 untuk melayani seluruh Gapoktan yang ada di Kabupaten Bengkalis yang sebelumnya hanya satu orang, selain itu telah terjadi pergantian PMT sebanyak dua kali yaitu pada tahun Berdasarkan pengamatan dan wawancara, petugas PUAP lebih banyak berinteraksi di level pengurus Gapoktan terutama bagi PMT. Hampir sebagian besar pengurus Gapoktan bertemu PMT di kala sedang mengikuti pelatihan sosialisasi PUAP dan pertemuan di UPT Dinas pertanian dan peternakan Kecamatan Siak Kecil. Intensitas kunjungan Intensitas kunjungan adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kunjungan atau kontak komunikasi yang dilakukan oleh petugas kepada Gapoktan binaannya. Rataan skor untuk intensitas kunjungan penyuluh pendamping sebesar 2,48 termasuk kategori kurang dan intensitas kunjungan PMT memperoleh rataan skor sebesar 1,20 terkategori sangat kurang. Berarti waktu yang dipergunakan oleh petugas untuk berkunjung masih kurang dan belum efektif. Intensitas kunjungan penyuluh pendamping yang kurang terlihat dari intensitas kunjungan formal memiliki rataan skor sebesar 2,47 dan informal sebesar 2,43. Menurut responden waktu penyuluh ketika berkunjung berkisar 20 menit sampai 4 jam atau menurut kondisi, sedangkan untuk PMT intensitas kunjungan formal dan informalnya sangat kurang dengan perolehan rataan skor sebesar 1,21 dan 1,18. PMT tidak pernah hadir pada pertemuan di Gapoktan dan sangat jarang melakukan kunjungan di Gapoktan.

79 63 Bimbingan teknis Bimbingan teknis adalah pembinaan yang dilakukan oleh petugas dalam mendampingi dan membina Gapoktan, memperoleh rataan skor dengan nilai 2,52 untuk bimbingan teknis yang diberikan oleh penyuluh pendamping berkategori baik, berarti bahwa penyuluh pendamping telah memberikan bimbingan kepada anggota Gapoktan dan sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Bimbingan teknis yang dilakukan penyuluh pendamping adalah bimbingan dalam membantu Gapoktan memecahkan permasalahan memperoleh rataan skor 2,67, bimbingan dalam pemanfaatan dana PUAP sebesar 2,52, bimbingan dalam usaha agribisnis sebesar 2,48 serta pelaporan sebesar 2,41; sedangkan untuk kesesuaian materi sebesar 2,55. Dari rataan skor terlihat bahwa bimbingan dalam membantu Gapoktan memecahkan permasalahan terkategori baik. Hal ini karena sebagian besar penyuluh ditempatkan sebagai tempat bertanya (source) atau sumber informasi untuk problem solving yang ada di Gapoktan. van den Ban dan Hawkins (1999) menggambarkan penyuluhan sebuah proses yang membantu petani menganalisis suatu situasi yang terjadi pada saat ini dan masa depan dan menyadari masalahmasalah dari analisis tersebut, memperluas pengetahuan dan wawasan untuk mengatasi masalah sehingga bisa bertindak dengan penuh alternatif dan kreatif dalam mengambil keputusan. Bimbingan teknis mengenai usaha agribisnis dan pelaporan kurang, karena penyuluh pendamping hanya sering memberikan bimbingan dalam teknik usahatani saja tetapi kurang dalam membimbing di bidang pemasaran dan untuk pelaporan penyuluh pendamping selalu memberikan bimbingan langsung ke pengurus Gapoktan. Bimbingan teknis yang dilakukan oleh PMT memiliki rataan skor sebesar 1,22. Ini menunjukkan bahwa bimbingan yang dilakukan PMT sangat kurang dan belum sesuai apa yang menjadi kebutuhan di Gapoktan, hal ini terlihat dengan rataan skor bimbingan keuangan sebesar 1,20 bimbingan agribisnis sebesar 1,22 bimbingan dalam pemanfaatan dana PUAP sebesar 1,22 dan pelaporan sebesar 1,24. Kesemua bimbingan masuk ke dalam kategori sangat kurang dan untuk kesesuai materi terkategori sangat kurang dengan rataan skor sebesar 1,20.

80 64 Karakteristik Gabungan Kelompok Tani Siak Kecil Karakteristik Gapoktan adalah ciri-ciri yang melekat pada suatu Gapoktan yang memungkinkan berlangsungnya suatu proses komunikasi antar sesamanya, kondisi karakteristik ini akan dapat membedakan suatu Gapoktan dengan Gapoktan lain. Karakteristik Gapoktan yang diamati dalam penelitian adalah norma, tujuan, keeratan, kepemimpinan, partisipasi anggota dan ukuran seperti yang tersaji pada Tabel 8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik Gapoktan yang diukur dari enam indikator memiliki nilai rataan skor adalah 2,82 termasuk dalam kategori baik. Ini berarti bahwa keberadaan Gapoktan memberikan manfaat bagi anggotanya dan direspons dengan baik oleh para petani terutama anggota Gapoktan sebagai wadah pemersatu antar Poktan. Tabel 8. Rataan skor karakteristik Gapoktan Kecamatan Siak Kecil Indikator Karakteritik Gapoktan Rataan Skor* Norma 2,89 Tujuan 2,77 Keeratan 2,80 Kepemimpinan 2,94 Partisipasi anggota 2,82 Ukuran 2,46 Rataan Skor Karakteristik Gapoktan 2,82 Keterangan: *Internal skor 1,00-1,75 = Sangat Kurang; 1,76-2,51 = Kurang; 2,52-3,27 = Baik; 3,28-4 = Sangat Baik Norma Norma yaitu standar perilaku yang dapat diterima dan digunakan bersama oleh anggota Gapoktan dengan rataan skor sebesar 2,89 dengan kategori baik, berarti bahwa Gapoktan telah membuat dan menerapkan suatu norma bagi anggotanya dan dipatuhi oleh seluruh anggota berikut dengan sanksi yang diberikan. Terlihat pada distribusi data primer (Lampiran 4) bahwa adanya aturan yang berlaku untuk seluruh anggota memperoleh rataan skor sebesar 2,93. Aturan mudah dimengerti dan dilaksanakan sebesar 2,88. Kepatuhan dan ketaatan pada norma yang telah ditetapkan sebesar 2,90 dan diterapkan pula sanksi kepada anggota yang tidak mematuhi aturan tersebut sebesar 2,79. Sanksi yang diberikan bisa berupa teguran, peringatan atau bahkan penarikan kembali modal atau pinjaman. Semua parameter indikator ini masuk pada kategori baik.

81 65 Norma adalah standar perilaku yang diterima di dalam suatu kelompok yang dirasakan bersama-sama oleh para anggota kelompok tersebut (Robbins 2002). Norma yang ada di Gapoktan Siak Kecil telah memberitahu para anggotanya apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan pada situasi dan kondisi tertentu terutama dalam pengelolaan modal Gapoktan dan sanksi yang diberikan bisa berupa teguran, peringatan atau bahkan penarikan kembali modal atau pinjaman sehingga anggota taat kepada aturan yang berlaku di Gapoktan. Norma-norma tersebut telah menjadi sumber dasar hidup para anggota, ketaatan para anggota terhadap norma-norma itu menentukan ketaatan mereka terhadap kelompoknya. Menurut Soekanto (2007) bahwa suatu norma tertentu dikatakan melembaga (institutionalized), apabila norma tersebut: diketahui, dipahami atau dimengerti, ditaati dan dihargai. Tujuan Tujuan Gapoktan sudah jelas dan dipahami oleh anggota dengan nilai rataan skor sebesar 2,77 terkategori baik. Tujuan Gapoktan sudah diketahui dengan jelas memperoleh rataan skor sebesar 2,80 dan yang telah memahaminya sebesar 2,74 ke dua rataan skor ini termasuk kategori baik. Tujuan Gapoktan menurut responden adalah untuk mengembangkan usahatani anggota, meningkatkan ekonomi atau penghasilan petani, meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta sebagai pemersatu Poktan. Ini menunjukkan bahwa Gapoktan telah menjadi harapan dalam meningkatkan usahatani dan pendapatan mereka sesuai dengan kebutuhan dan keinginan anggota. Suatu kelompok yang efektif mempunyai pengertian yang jelas tentang kegunaan dan tujuannya. Para anggota kelompok seringkali mempunyai interpretasi yang berbeda tentang kegunaan kelompok dan mempunyai tujuantujuan yang masing-masing sangat berbeda. Jika maksud serta tujuan kelompok cukup jelas dan para anggotanya merasa terikat olehnya, maka para anggota akan mampu untuk memusatkan tenaga pada tugas-tugasnya serta dapat mengukur kemajuan kelompok dengan patokan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan itu (Sinaga 2002).

82 66 Keeratan Keeratan terkategori baik memperoleh rataan skor 2,80 berarti anggota Gapoktan satu sama lain saling tertarik dan berkeinginan untuk tetap berada di dalam Gapoktan. Mereka merasa telah menjadi suatu bagian dari Gapoktan dan Gapoktan memiliki daya tarik. Terlihat dari ketertarikan terhadap Gapoktan dengan rataan skor sebesar 2,77 kesamaan kepentingan sebesar 2,74 dan perasaan memiliki terhadap Gapoktan sebesar 2,97. Semua parameter indikator ini masuk pada kategori baik. Daya tarik untuk menjadi anggota Gapoktan membuat mereka tetap menyatu, Gapoktan telah memberikan kemudahan kepada mereka dalam berusahatani terutama dalam memperlancar pupuk bersubsidi, memperoleh bantuan dari pemerintah dan kebutuhan akan informasi sehingga usahatani diharapkan menjadi berkembang. Sesama anggota dan Poktan memiliki kepentingan yang selaras dengan Gapoktan sehingga ikatan menjadi lebih kuat dan anggota merasa menjadi suatu bagian dari Gapoktan dan diperkuat oleh perasaan memiliki terhadap Gapoktan, akan menunjukkan keinginan untuk tetap bergabung karena telah dirasakan manfaatnya oleh anggota. West dan Turner (2009) menyebutkan bahwa kohesi merupakan lem yang menjaga agar kelompok tetap utuh. Sifat kohesif dapat mempengaruhi fungsi, efektif dan efisiennya suatu kelompok. Kepemimpinan Kemampuan kepemimpinan yang dimiliki oleh ketua maupun pengurus Gapoktan dalam menjalankan tugas seperti kemampuan dalam mengambil keputusan, koordinatif dan komunikatif, kemampuan dalam bertindak dan mempengaruhi serta kemampuan dalam mengatasi konflik yang terjadi di dalam Gapoktan memiliki rataan skor sebesar 2,94 termasuk kategori baik. Berarti pemimpin atau pengurus Gapoktan Siak Kecil memiliki kemampuan yang baik dalam menjalankan tugasnya dan memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur roda kehidupan suatu Gapoktan. Hal ini terlihat dari kemampuan kepemimpinan ketua atau pengurus dalam pengambilan keputusan adalah baik, yang dilakukan dengan cara musyawarah dan hasil keputusan ini membuat anggota puas dengan diperoleh rataan skor sebesar

83 67 3,19. Lestari dkk (2001) berpendapat bahwa kelompok yang demokratis memiliki motivasi yang lebih besar terhadap pekerjaan, kepuasan anggota dan lebih tidak frustasi, keterlibatan banyak orang dalam diskusi dan tercapai kesepakatan pada atsmosfer yang demokratis menyebabkan sikapnya lebih positif terhadap keputusan tersebut. Menurut pengamatan di lapangan, dalam pengambilan keputusan ada sebagian dari Gapoktan, tidak memberlakukan keputusan itu berlaku secara umum atau berlaku buat seluruh Poktan tetapi dilakukan secara khusus pada tiap Poktan. Artinya setiap Poktan bisa menghasilkan keputusan dan kesepakatan yang berbeda antar Poktan di dalam satu Gapoktan dan berlaku hanya buat Poktan tersebut, seperti keputusan dalam pengembalian ternak, ada yang mengembalikan induk dan ada pula yang mengembalikan anakan. Kemampuan pemimpin dalam berkomunikasi dan mengkoordinir anggota adalah baik dengan rataan skor sebesar 2,91. Pengurus selalu mengkomunikasi informasi yang mereka terima dari petugas kepada anggota baik dalam bentuk door to door maupun dengan menggunakan media handphone. Kemampuan pengurus dalam bertindak sebesar 2,91 ini berarti ketua atau pengurus telah mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan memiliki ketegasan dalam menjalankan kesepakatan yang telah ditetapkan. Kemampuan pengurus dalam mempengaruhi anggota untuk berpartisipasi memiliki rataan skor sebesar 2,72 ini berarti ketua dan pengurus telah berperan penting dalam mengajak anggota untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan Gapoktan baik untuk pertemuan maupun menjalankan program pemerintah seperti ajakan untuk melaksanakan IP200 buat petani padi. Kemampuan pengurus dalam mengatasi konflik juga baik, mendapat nilai rataan skor sebesar 2,96 dengan memberikan bantuan secara adil kepada anggota serta tanggap terhadap segala permasalahan yang ada sehingga setiap konflik dapat diselesaikan dengan baik. Partisipasi anggota Partisipasi anggota yaitu peran aktif anggota dalam setiap kegiatan yang dilakukan Gapoktan yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada Gapoktan baik dengan kehadiran, keaktifan maupun dalam menjalankan setiap

84 68 kewajiban yang ditugaskan, memperoleh rataan skor sebesar 2,82 berkategori baik berarti anggota telah ikut berpartisipasi secara aktif. Hal ini terlihat dengan kehadiran anggota Gapoktan pada setiap pertemuan atau kegiatan Gapoktan memperoleh skor rataan 2,83 dan keaktifan anggota sebesar 2,76 serta pelaksanaan kewajiban sebesar 2,86. Semua parameter indikator ini masuk pada kategori baik. Anggota selalu berperan aktif dalam setiap pertemuan maupun kegiatan Gapoktan lainnya, dan melaksanakan setiap tugas dan kewajiban yang diemban dan diamanahkan kepada mereka. Anggota Gapoktan yang selalu menghadiri pada setiap pertemuan Gapoktan adalah para pengurus Poktan dan beberapa anggota Poktan yang diajak oleh pengurus Gapoktan sebagai perwakilan dari kelompoknya, tidak pernah sekalipun Gapoktan yang ada di Siak Kecil melakukan pertemuan akbar yang dihadiri oleh seluruh anggotanya dan mereka akan aktif berperanserta jika diminta oleh pengurus. Ukuran Ukuran adalah besaran atau jumlah anggota (orang) dalam Gapoktan, atau jumlah Poktan (buah) dalam Gapoktan, memiliki rataan skor sebesar 2,46 terkategorikan kurang, berarti ukuran atau besaran wadah Gapoktan belum ideal. Dilihat dari ukuran Poktan di Gapoktan dan jumlah anggota yang ada di dalam wadah Gapoktan masing-masing memiliki rataan skor sebesar 2,43 dan 2,48 kedua indikator terkategori kurang. Rakhmat (2005) mengutip pendapat McDavid dan Harari yang mengatakan apabila tugas memerlukan kegiatan yang konvergen (mencapai satu pemecahan yang benar), hanya diperlukan kelompok kecil supaya sangat produktif, terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan sumber, keterampilan dan kemampuan yang terbatas dan apabila tugas memerlukan kegiatan yang divergen (seperti menghasilkan berbagai gagasan kreatif), maka diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar, lebih banyak kepala lebih baik. Jumlah kelompok di Gapoktan berkisar 4 12 Poktan (rataan: 9 Poktan) dan jumlah anggota berkisar orang (rataan: 178 orang), dalam hal ini yang menjadi anggota Gapoktan secara umum adalah anggota Poktan secara keseluruhan kecuali Gapoktan Wana Jaya dan Maju Tani yang memiliki persepsi yang berbeda. Anggota Gapoktan Wana Jaya adalah pengurus-pengurus Poktan

85 69 yang berjumlah 24 orang merupakan anggota langsung dan anggota Poktan lainnya adalah anggota tidak langsung, sedangkan Gapoktan Maju Tani memberlakukan registrasi ulang kepada anggotanya. Mengenai siapa yang menjadi anggota Gapoktan tidak begitu ditegaskan di dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 273/Kpts/OT.160/4/2007, namun tersirat dalam suatu pernyataan yang mengatakan bahwa pembentukan Gapoktan dilakukan dalam suatu musyawarah yang dihadiri minimal oleh para kontak tani atau ketua Poktan yang akan bergabung, setelah sebelumnya di masing-masing kelompok telah disepakati bersama para anggota kelompok untuk bergabung ke dalam Gapoktan (Deptan 2007). Hal ini berarti anggota Poktan juga adalah anggota Gapoktan. Peran Gapoktan Peran Gapoktan memiliki fungsi keberadaan Gapoktan, sejauh mana peran tersebut mampu dijalankan oleh Gapoktan merupakan suatu gambaran yang dipersepsikan sendiri oleh anggota. Indikator peran Gapoktan yang diamati dalam penelitian ini adalah perannya sebagai fasilitas bantuan modal dan lembaga ekonomi petani. Peran Gapoktan yang diukur dari dua indikator memperoleh rataan skor sebesar 2,03 terkategori kurang, berarti bahwa Gapoktan kurang atau masih belum dapat berperan secara optimal sesuai dengan yang diharapkan. Selanjutnya rataan skor peran Gapoktan tersaji pada Tabel 9. Tabel 9. Rataan skor peran Gapoktan Kecamatan Siak Kecil Indikator Peran Gapoktan Rataan Skor* Fasilitator bantuan modal 2,50 Lembaga ekonomi petani 1,66 Rataan Skor Peran Gapoktan 2,03 Keterangan: *Internal skor 1,00-1,75 = Sangat Kurang; 1,76-2,51 = Kurang; 2,52-3,27 = Baik; 3,28-4 = Sangat Baik Fasilitator bantuan modal Peran Gapoktan sebagai fasilitator bantuan modal memiliki rataan skor sebesar 2,50 termasuk ke dalam kategori kurang yang diukur dari parameter indikator telah tersalurnya dana PUAP kepada anggota dan memfasilitasi usahatani secara komersial dan beroreintasi pasar.

86 70 Telah tersalurkannya bantuan pinjaman modal PUAP baik dalam bentuk barang maupun uang tunai yang diserahkan kepada sebagian anggota Gapoktan terlihat dari rataan skor sebesar 2,90. Namun, Gapoktan kurang dalam memfasilitasi usahatani anggota secara komersial dan berorientasi pasar dengan rataan skor sebesar 2,26. Hal ini terlihat dari bidang usaha yang dikelola membutuhkan waktu yang lama seperti budidaya ternak (menunggu anakan terutama bagi Gapoktan penerima dana PUAP tahun 2008 berjumlah lima Gapoktan), hanya sebagian Gapoktan yang memberlakukan pembayaran pinjaman modal secara tunai pada setiap bulannya. Selain itu pada sebagian besar Gapoktan tidak menfasilitasi pemasaran untuk usahatani anggota, hanya satu Gapoktan yang memfasilitasi pemasaran yaitu Gapoktan Sri Tanjung yang berada di Desa Tanjung Damai yang bergerak dalam penjualan beras. Sebagai perbandingan, pada penelitian Adriyani (2010) mengatakan bahwa dana BLM PUAP yang diterima Gapoktan di Kabupaten Lampung Selatan dimanfaatkan untuk pembelian pupuk yang kemudian dipinjamkan ke anggota, dengan demikian anggota mampu melakukan pemupukan sesuai dosis anjuran yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas dan pendapatan. Lembaga ekonomi petani Peran sebagai lembaga ekonomi petani memiliki rataan skor sebesar 1,66 terkategori sangat kurang. Hal ini terlihat dari: (1) ketersediaan modal sangat kurang dengan rataan skor 1,55; (2) simpan pinjam juga tergolong sangat kurang dengan rataan skor 1,28. Gapoktan hanya memberikan pinjaman buat anggotanya tapi tidak untuk simpanan kecuali pada Gapoktan Tanjung Permai yang berada di Desa Tanjung Belit, Gapoktan ini mulai memberlakukan tabungan atau simpanan dari anggota tahun 2011 ini dan sekaligus sebagai syarat untuk bisa melakukan peminjaman modal; (3) kemudahannya untuk mendapatkan modal juga tergolong sangat kurang rataan skor sebesar 1,71. Anggota harus mengantri lama menunggu giliran; dan (4) bentuk modal yang diberikan Gapoktan dalam bentuk uang tunai dan fasilitas saprodi sangat kurang dengan rataan skor masing-masing 1,45 dan 1,63 tapi modal bentuk barang berupa ternak kambing/sapi sudah baik dengan rataan skor 2,54.

87 71 Kemampuan Gapoktan Gapoktan diarahkan memiliki kemampuan dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan Gapoktan diharapkan agar Gapoktan dapat berkembang sehingga Gapoktan dapat menjadi organisasi yang kuat dan mandiri. Kemampuan Gapoktan yang diamati dalam penelitian ini adalah kemampuannya dalam perencanaan kegiatan, mengelola dana PUAP, menaati perjanjian dan monitoring dan evaluasi, seperti yang tersaji pada Tabel 10. Tabel 10. Rataan skor kemampuan Gapoktan Kecamatan Siak Kecil Indikator Kemampuan Gapoktan Rataan Skor* Perencanaan kegiatan 2,46 Mengelola dana PUAP 2,22 Menaati perjanjian 2,78 Monitoring dan evaluasi 2,52 Rataan Skor Kemampuan Gapoktan 2,49 Keterangan: *Internal skor 1,00-1,75 = Sangat Kurang; 1,76-2,51 = Kurang; 2,52-3,27 = Baik; 3,28-4 = Sangat Baik Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata dari kemampuan Gapoktan yang diukur dari empat indikator tersebut sebesar 2,49 termasuk dalam kategori kurang, berarti bahwa Gapoktan masih belum memiliki kemampuan secara baik dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Perencanaan kegiatan, Perencanaan kegiatan adalah kemampuan Gapoktan dalam merencanakan dan usahatani. Memiliki rataaan skor sebesar 2,46 kondisi ini menunjukkan bahwa Gapoktan kurang mampu merencanakan kegiatan secara baik, yang diukur dari adanya rencana kegiatan, penyusunan rencana definitif dan pertemuan rutin. Hal ini disebabkan Gapoktan hanya merencanakan pertemuan antar anggota saja dan kurang merencanakan pertemuan dengan Gapoktan lain atau dengan instansi bersangkutan. Selain itu, sebagian besar penyusunan rencana definitif yang dibuat Gapoktan adalah perencanaan kebutuhan untuk pupuk bersubsidi, namun untuk penyusunan sebagian besar RUB (rencana usaha bersama) Gapoktan khususnya Gapoktan penerima dana PUAP tahun 2008 yang masih belum partisipatif tetapi telah diatur dan diintervensi oleh pihak lain (instansi bersangkutan). Effendi (2001) mengatakan bahwa petani harus disadarkan akan pentingnya membuat

88 72 rencana kerja kelompok agak setiap kegiatan dapat dilaksanakan secara terarah dan perhitungan ekonomi dapat dilakukan. Walaupun kemampuannya kurang dalam perencanaan, Gapoktan tetap melakukan perencanaan setiap ada kegiatan, dan pertemuan rutin Gapoktan dilakukan sebulan sekali. Mengelola dana PUAP Kemampuannya dalam mengelola dana PUAP juga kurang dengan rataan skor sebesar 2,22 ditandai dengan perguliran dan pemupukan modal yang kurang dan sangat kurang dengan skor masing-masing 2,42 dan 1,44. Hal ini diakibatkan oleh banyaknya ternak yang mati (terutama Gapoktan penerima dana PUAP tahun 2008 yaitu ternak kambing PE) sehingga perguliran ternak sangat minim dan sebagian besar Gapoktan tidak melakukan pemupukan modal dengan memberlakukan simpanan wajib maupun sukarela kepada anggota dan yang memberlakukan sistem pengembalian pinjaman disertai dengan bunga pinjaman hanya tiga Gapoktan. Namun untuk pengelolaan administrasi cukup baik dengan rataan skor sebesar 2,53. Gapoktan memiliki buku-buku administrasi seperti buku tamu, buku kas (pembayaran), buku anggota dan lainnya. Menaati perjanjian Dalam menaati perjanjian, Gapoktan memiliki kemampuan rataan skor sebesar 2,78. Berarti Gapoktan telah memiliki kemampuan yang baik dalam menaati segala perjanjian, yang telah disepakati bersama baik dalam pelaksanaannya maupun pengembaliannya. Ini terlihat dari data responden yang taat dalam melaksanakan kesepakatan sebesar 2,71 dan pengembalian dana sebesar 2,88. Hanya beberapa Gapoktan saja yang anggotanya belum membayar pinjamannya terutama Gapoktan penerima dana PUAP tahun 2008 hal ini disebabkan oleh banyaknya ternak yang mati dan sebagian penerima tidak sanggup memelihara lagi, bagi ternak yang masih hidup dan berkembang agar dipelihara terlebih dahulu dengan sebaik-baiknya sampai ada kesepakatan selanjutnya. Monitoring dan evaluasi Gapoktan melakukan monitoring dan evaluasi dengan rataan skor sebesar 2,52 terkategori baik, ini menunjukkan bahwa pengurus telah memiliki

89 73 kemampuan dalam monitoring dan evaluasi yang baik. Terlihat dari kemampuan pengurus dalam bertindak dan memberikan bimbingan memperoleh rataan skor sebesar 2,62. Bagi anggota yang melenceng dari kesepakatan, pengurus akan melakukan tindakan dengan wewenang penuh dari anggota sesuai dengan hasil kesepakatan bersama. Tapi pengawasan yang dilakukan pengurus kurang dengan nilai rataan sebesar 2,50, pengurus hanya sering melakukan pemantauan ketika barang pinjaman baru diterima oleh anggota, setelah itu pengawasan hanya dilakukan seperlunya saja tergantung situasi. Evaluasi yang dilakukan juga kurang dengan rataan skor sebesar 2,47. Berarti belum banyak perubahan yang dilakukan oleh anggota yang terkait evaluasi dalam perencanaan, pengelolaan dana maupun perjanjian, hanya sebagian kecil dari Gapoktan yang mengevaluasi perencanaan dan pengelolaan dana mereka maupun perjanjian tergantung keinginan anggota Gapoktan. Hubungan Karakteristik Gapoktan dengan Komunikasi Gapoktan Siak Kecil Karakteristik Gapoktan adalah ciri yang khas melekat pada suatu Gapoktan yang diukur mencakup norma, tujuan, keeratan, kepemimpinan, partisipasi anggota dan ukuran sedangkan indikator komunikasi Gapoktan terdiri dari interaksi, format komunikasi dan materi pertemuan yang uji hubungannya menggunakan analisis rank Spearman. Hasil selengkapnya hubungan karakteristik Gapoktan dengan komunikasi Gapoktan dapat terlihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hubungan karakteristik Gapoktan dengan komunikasi Gapoktan Kecamatan Siak Kecil Komunikasi Gapoktan (r Karakteristik s ) Gapoktan Format Materi Interaksi Komunikasi Pertemuan Norma 0,285** 0,117 0,094 Tujuan 0,296** 0,139 0,158 Keeratan 0,365** 0,233** 0,329** Kepemimpinan 0,465** 0,112 0,223* Partisipasi anggota 0,348** 0,379** 0,176 Ukuran 0,324** -0,132-0,030 Keterangan: **Korelasi pada taraf sangat nyata 0,01 r s : Koefisien korelasi rank Spearman *Korelasi pada taraf nyata 0,05

90 74 Berdasarkan analisis tersebut dapat diuraikan bahwa keseluruhan indikator peubah karakteristik Gapoktan (norma, tujuan, keeratan, kepemimpinan, partisipasi anggota dan ukuran) memiliki hubungan yang sangat nyata (p < 0,01) dengan interaksi. Berarti semakin tinggi karakteristik Gapoktan yaitu dengan terbentuknya norma dan kepatuhan anggota, tujuan yang jelas dan dipahami oleh anggota, keeratan yang kuat, kepemimpinan yang baik dan bijaksana, partisipasi anggota yang tinggi serta ukuran yang ideal akan dapat meningkatkan interaksi antar sesama anggota Gapoktan. Adanya aturan di dalam Gapoktan dan kepatuhan anggota akan norma tersebut, menyebabkan anggota akan tahu apa yang menjadi batasan hal yang dilarang dan diperbolehkan sehingga interaksi antar anggota akan lebih baik dan terarah serta memiliki aturan main yang jelas. Santosa (2006) mengatakan bahwa kekuasaan norma-norma kelompok sangat berpengaruh terhadap terjadinya interaksi sosial antar individu, adanya penegasan dan peneguhan norma-norma pedoman tingkah laku anggota kelompok mengatur interaksi dan kegiatan anggota kelompok dalam merealisasi tujuan kelompok. Tujuan merupakan bagian mendasar dari suatu Gapoktan yang menjadi suatu keinginan sekaligus kebutuhan yang akan diwujudkan oleh anggota Gapoktan, semakin tujuan itu jelas dan dipahami oleh seluruh anggota akan membuat interaksi atau hubungan antar anggota semakin baik. Walgito (2007) mengatakan bahwa tujuan adalah pendorong (inducer) aktivitas, yang dapat mempengaruhi hubungan antar para anggota sehingga dalam mencapai tujuan kelompok dapat kompetitif tetapi dapat juga kooperatif dan Santosa (2006) menjelaskan bahwa masing-masing individu memiliki tujuan pribadi sehingga berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Keeratan yakni tingkat dimana anggota-anggota kelompok satu sama lain saling tertarik dan termotivasi untuk tetap berada dalam kelompok, semakin terikatnya anggota di dalam suatu Gapoktan akan memberikan korelasi terhadap interaksi antar sesama mereka menjadi semakin baik. Walgito (2007) menjelaskan bahwa di dalam interaksi, apabila seseorang tertarik pada orang lain maka ia akan mengadakan interaksi dengan orang bersangkutan. Unsur ketertarikan seseorang

91 75 akan ikut menentukan terjadinya interaksi. Pada anggota kelompok dengan kohesi tinggi, komunikasi antar anggota tinggi dan interaksinya berorientasi positif. Kemampuan pemimpin di Gapoktan menentukan keberhasilan dalam suatu Gapoktan dan sikap anggotanya, semakin baiknya kemampuan dan bijaksana seorang pemimpin maka dapat membuat interaksi semakin baik dan nyaman. Lestari dkk (2001) berpendapat kepemimpinan adalah proses seseorang yang membimbing dan mempengaruhi pikiran, perasaan dan sikap anggota masyarakat lainnya. Partisipasi anggota yang tinggi dengan keaktifannya di setiap kegiatan Gapoktan akan membuat interaksi di Gapoktan meningkat. Begitu juga dengan ukuran, ukuran yang ideal atau cocok buat suatu kelompok akan membuat interaksi semakin mudah. Kelompok memiliki sumberdaya pengetahuan dan informasi yang lebih besar karena terdapat beragam latar belakang dan pengalaman yang dibawa masing-masing individu ke dalam kelompok. Gapoktan merupakan suatu kelompok yang terdiri dari kumpulan Poktan yang saling ketergantungan dengan pola interaksi yang nyata di dalamnya di mana masing-masing anggota bisa saling berbagi informasi. Tabel 11 juga memperlihatkan bahwa indikator karakteristik Gapoktan yang berhubungan sangat nyata (p < 0,01) dengan format komunikasi adalah keeratan dan partisipasi anggota, hal ini menunjukkan bahwa semakin terjalinnya keeratan antar sesama anggota dengan semakin mendalam sense of belongingnya anggota terhadap Gapoktan, berikut peran aktifnya di setiap kegiatan Gapoktan akan membuat bentuk-bentuk komunikasi yang ada di dalam Gapoktan menjadi semakin baik. Indikator ukuran ternyata berkorelasi negatif dengan format komunikasi. Ukuran Gapoktan yang baik tidak menyebabkan format komunikasi menjadi lebih baik justru cenderung menurun, tapi tidak berhubungan nyata (p 0,05). Hal ini diduga dengan semakin idealnya ukuran Gapoktan maka bentuk-bentuk komunikasi yang terjadi akan semakin baku atau tidak beragam, Gapoktan akan menemukan bentukan yang pas buat komunikasi antar sesama mereka.

92 76 Indikator karakteristik yang berhubungan sangat nyata (p < 0,01) dengan materi pertemuan hanya keeratan sedangkan untuk kepemimpinan memiliki hubungan yang nyata (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa keeratan anggota dalam ketertarikannya terhadap Gapoktan, kesamaan kepentingan dan adanya perasaan memiliki terhadap Gapoktan dengan baik berkorelasi dengan semakin baiknya materi atau topik yang menjadi bahasan di setiap pertemuan Gapoktan. Keeratan sesama anggota terhadap Gapoktan akan membuat anggota merasa memiliki Gapoktan dan memajukannya demi kepentingan bersama, dan dengan ditunjang oleh kepemimpinan yang baik maka segala permasalahan yang ada di Gapoktan dapat dibicarakan dan diperbincangkan ke dalam suatu topik atau materi pada suatu pertemuan. Tapi untuk indikator ukuran ternyata berkorelasi negatif dengan materi pertemuan tapi tidak berhubungan nyata (p 0,05), berarti semakin baik ukuran Gapoktan membuat materi atau topik-topik yang akan dibahas pada setiap pertemuan cenderung menurun. Secara umum Hipotesis 1 yang menyatakan terdapat hubungan nyata antara karakteristik dengan komunikasi Gapoktan diterima. Hanya pada indikator norma, tujuan, kepemimpinan dan ukuran dengan format komunikasi serta indikator norma, tujuan, partisipasi anggota dan ukuran dengan materi pertemuan yang tidak berhubungan secara significan (p 0,05). Hubungan Komunikasi Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan PMT dengan Peran Gapoktan Siak Kecil Komunikasi Gapoktan adalah komunikasi yang terjadi antar sesama anggota yang diukur mencakup interaksi, format komunikasi dan materi pertemuan. Komunikasi penyuluh pendamping dan PMT adalah komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh petugas dalam rangka penyuluhan dan pendampingan yang mereka lakukan kepada Gapoktan yang diukur mencakup frekuensi dan intensitas kunjungan serta bimbingan teknis yang telah dilakukan, sedangkan indikator untuk peran Gapoktan yang diukur adalah sebagai fasilitator bantuan modal dan lembaga ekonomi petani. Hasil selengkapnya dapat terlihat pada Tabel 12.

93 77 Tabel 12. Hubungan komunikasi Gapoktan, penyuluh pendamping dan PMT dengan peran Gapoktan Kecamatan Siak Kecil Peran Gapoktan (r s ) Komunikasi Fasilitator Bantuan Modal Lembaga Ekonomi Petani Komunikasi Gapoktan Interaksi 0,197* 0,165 Format komunikasi 0,194* -0,022 Materi pertemuan 0,482** 0,267** Komunikasi Penyuluh Pendamping Frekuensi kunjungan 0,506** 0,436** Intensitas kunjungan 0,461** 0,439** Bimbingan teknis 0,492** 0,382** Komunikasi PMT Frekuensi kunjungan 0,085 0,210* Intensitas kunjungan 0,044 0,276** Bimbingan teknis 0,170 0,381** Keterangan: **Korelasi pada taraf sangat nyata 0,01 *Korelasi pada taraf nyata 0,05 r s : Koefisien korelasi rank Spearman Berdasarkan analisis yang telah diuji hubungannya dengan menggunakan analisis rank Spearman dapat diuraikan bahwa indikator peubah komunikasi Gapoktan memiliki hubungan sangat nyata (p < 0,01) dengan fasilitator bantuan modal dan lembaga ekonomi petani hanya materi pertemuan. Berarti semakin baik dan berkualitas suatu materi yang diperbincangkan pada setiap pertemuan Gapoktan akan semakin baik peran Gapoktan tersebut. Materi pertemuan merupakan suatu proses belajar untuk menstimulus respons anggota dengan membincangkan segala permasalahan dan kebutuhan yang sesuai, sehingga para anggota bisa saling belajar. Semakin tinggi dan beragam materi pertemuan yang diperbincangkan akan menimbulkan peningkatan terhadap peran Gapoktan. Indikator interaksi dan format komunikasi berhubungan nyata (p < 0,05) dengan peran sebagai fasilitator bantuan modal dan tidak berhubungan nyata dengan lembaga ekonomi petani. Berarti jika indikator dari interaksi dan format komunikasi semakin baik akan berhubungan dengan semakin baiknya peran Gapoktan dalam menyalurkan dana PUAP dan semakin baik pula dalam memfasilitasi usahatani anggotanya secara komersil dan berorientasi pasar

94 78 Hal-hal yang menjadi kesepakatan tentang tatacara pemanfaatan dana PUAP merupakan suatu interaksi antar anggota yang terwujud dengan kerjasama yang kooperatif akan dapat meningkatkan peran tersebut dan bentuk-bentuk komunikasi yang baik dan beragam akan memberikan berbagai informasi ke sesama mereka sehingga Gapoktan bisa berperan secara baik sebagai fasilitator bantuan modal. Format komunikasi justru berkorelasi negatif namun tidak berhubungan nyata (p 0,05) dengan lembaga ekonomi petani. Berarti format komunikasi yang beragam dan semakin baik tak serta merta membuat semakin baiknya peran Gapoktan sebagai lembaga ekonomi petani dalam ketersediaan modal, simpan pinjam, kemudahan dan bentuk modal yang diberikan bahkan bisa cenderung kurang, terutama pada Gapoktan penerima dana PUAP tahun Hal ini dikarenakan bahwa dengan berbagai macam bentuk komunikasi yang dilakukan oleh anggota jika tidak diiringi oleh interaksi yang tinggi dan didukung oleh tindakan yang nyata tidak akan bisa berperan sebagaimana mestinya, atau mungkin format-format small group di Gapoktan masih belum pas dan sebaiknya perlu disertai dengan bentuk komunikasi lain seperti media komunikasi. Secara umum Hipotesis 2 yang menyatakan terdapat hubungan nyata antara komunikasi Gapoktan dengan peran diterima. Hanya pada indikator interaksi, format komunikasi dengan lembaga ekonomi petani yang tidak menyatakan hubungan significan (p 0,05). Berdasarkan analisis menunjukkan bahwa seluruh indikator peubah komunikasi penyuluh pendamping (frekuensi, intensitas kunjungan dan bimbingan teknis) memiliki hubungan sangat nyata (p < 0,01) dengan seluruh indikator peran Gapoktan (fasilitator bantuan modal dan lembaga ekonomi petani). Ini berarti semakin baiknya frekuensi dan intensitas kunjungan yang dilakukan oleh penyuluh pendamping serta bimbingan teknis yang diberikan akan memberikan dampak yang sangat baik bagi peran Gapoktan sebagai fasilitator bantuan modal dalam hal penyaluran dan memfasilitasi usahatani secara komersil dan berorientasi pasar, dan semakin baik pula perannya sebagai lembaga ekonomi petani dalam ketersediaan modal, simpan pinjam dan kemudahan mendapatkan modal serta bentuk modal yang diberikan.

95 79 Semakin sering petani berhubungan dengan penyuluh pendamping dan waktu yang cukup dalam setiap kunjungan akan memberikan banyak informasi yang diperoleh sehingga dapat membantu Gapoktan dalam penguatannya sehingga berperan dengan baik. Hal ini bisa disebabkan oleh kehadiran penyuluh sebagai sumber informasi dan komunikator yang dapat memberikan alternatif dan masukan kepada Gapoktan sehingga mampu memotivasi mereka agar lebih baik. Semakin tingginya keahlian yang dimiliki oleh penyuluh baik teknis maupun ekonomi dapat memberikan berbagai bimbingan yang diperlukan dan dibutuhkan oleh Gapoktan sehingga bimbingan teknis tersebut dapat dimanfaatkan oleh anggota dengan sebaik-baiknya, ini merupakan hal terpenting pada proses pembelajaran dalam penyuluhan untuk mendampingi Gapoktan agar Gapoktan bisa sesuai dengan perannya sebagai fasilitator bantuan modal dan lembaga ekonomi petani yang berbasis agribisnis. Hipotesis 3 yang menyatakan terdapat hubungan nyata antara komunikasi penyuluh pendamping dengan peran Gapoktan diterima. Keseluruhan indikator dari peubah komunikasi PMT tidak berhubungan nyata (p 0,05) dengan peran Gapoktan sebagai fasilitator bantuan modal, hal ini diduga karena PMT hanya bertugas dalam melakukan verifikasi awal terhadap RUB dan dokumen administrasi lainnya sedangkan yang bertugas dalam melaksanakan pelatihan usaha agribisnis dan usaha ekonomi produktif sesuai potensi desa adalah penyuluh pendamping. Indikator intensitas kunjungan dan bimbingan teknis yang diberikan PMT berhubungan sangat nyata (p < 0,01) dengan perannya sebagai lembaga ekonomi petani, begitu juga indikator frekuensi kunjungan memiliki hubungan nyata (p<0,05) dengan peran tersebut. Berarti dengan semakin baiknya frekuensi dan intensitas kunjungan serta semakin baiknya bimbingan teknis yang diberikan maka akan berhubungan dengan semakin baik pula peran Gapoktan sebagai lembaga ekonomi petani dalam ketersediaan modal, simpan pinjam dan kemudahan mendapatkan modal serta bentuk modal yang diberikan. PMT adalah individu yang memiliki keahlian di bidang keuangan mikro yang direkrut oleh Kementerian Pertanian untuk melakukan supervisi dan advokasi kepada penyuluh dan pengelola Gapoktan dalam pengembangan PUAP,

96 80 dengan adanya tugas tersebut jika dilaksanakan dengan sebaik-baiknya secara optimal maka Gapoktan diharapkan akan menjadi lembaga ekonomi milik petani yang berbasis agribisnis. Hipotesis 4 yang menyatakan terdapat hubungan nyata antara komunikasi PMT dengan peran dapat diterima, yang tidak berhubungan significan (p 0,05) adalah komunikasi PMT dengan lembaga ekonomi petani. Hubungan Peran Gapoktan dengan Kemampuan Gapoktan Siak Kecil Peran Gapoktan adalah fungsi-fungsi yang akan dijalankan oleh Gapoktan yang diukur adalah perannya sebagai fasilitator bantuan modal dan lembaga ekonomi petani. Sedangkan kemampuan Gapoktan diukur mencakup kemampuannya dalam perencanaan kegiatan, mengelola dana PUAP, menaati perjanjian dan monitoring dan evaluasi. Hasil selengkapnya hubungan peran Gapoktan dengan kemampuan Gapoktan dapat terlihat pada Tabel 13. Tabel 13. Hubungan peran Gapoktan dengan kemampuan Gapoktan Kecamatan Siak Kecil Kemampuan Gapoktan (r s ) Peran Gapoktan Perencanaan Mengelola Menaati Monev Kegiatan Dana PUAP Perjanjian Fasilitator bantuan modal 0,439** 0,301** 0,347** 0,401** Lembagaan ekonomi petani 0,279** 0,504** 0,248** 0,418** Keterangan: **Korelasi pada taraf sangat nyata 0,01 Berdasarkan uji hubungan dengan menggunakan analisis rank Spearman menunjukkan bahwa seluruh indikator peubah peran Gapoktan berhubungan sangat nyata (p < 0,01) dengan seluruh indikator peubah kemampuan Gapoktan. Berarti semakin baik peran Gapoktan sebagai fasilitator bantuan modal dan lembaga ekonomi petani berhubungan dengan semakin baiknya kemampuan Gapoktan dalam hal perencanaan kegiatan, mengelola dana PUAP, menaati perjanjian dan monitoring dan evaluasi. Hal ini karena semakin baiknya peran yang difungsikan oleh Gapoktan akan menuntut kemampuan Gapoktan menjadi lebih baik. Hipotesis 5 yang menyatakan terdapat hubungan nyata positif antara peran dengan kemampuan Gapoktan diterima. r s : Koefisien korelasi rank Spearman

97 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Komunikasi Gapoktan yang dilakukan oleh anggota terkategori baik, sedangkan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh penyuluh pendamping dengan Gapoktan kurang, namun bimbingan teknis yang diberikan tergolong baik. Secara keseluruhan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh PMT kepada Gapoktan sangat kurang. 2. Karakteristik Gapoktan Kecamatan Siak Kecil berkategori baik di mana indikator norma, tujuan, keeratan, kepemimpinan dan partisipasi anggota baik, sedangkan indikator ukuran kurang. Gapoktan kurang berperan optimal sebagai fasilitator bantuan modal maupun lembaga ekonomi petani. Kemampuan Gapoktan secara umum kurang memadai, indikator perencanaan kegiatan dan mengelola dana PUAP kurang tetapi kemampuannya dalam menaati perjanjian, maupun monitoring dan evaluasi tergolong baik. 3. Faktor-faktor peubah yang saling berhubungan adalah: a. Keseluruhan indikator karakteristik berhubungan sangat nyata dengan interaksi. Indikator keeratan berhubungan sangat nyata dengan format komunikasi dan materi pertemuan. Partisipasi anggota berhubungan sangat nyata dengan format komunikasi, dan kepemimpinan berhubungan nyata dengan materi pertemuan. b. Keragaan komunikasi yang berhubungan nyata dengan peran Gapoktan adalah: (a) Komunikasi Gapoktan, terdapat hubungan nyata antara indikator interaksi dan format komunikasi dengan peran Gapoktan sebagai fasilitator bantuan modal tetapi tidak berhubungan nyata dengan peran Gapoktan sebagai lembaga ekonomi petani, sedangkan materi pertemuan berhubungan sangat nyata dengan peran Gapoktan sebagai fasilitator bantuan modal dan lembaga ekonomi petani. (b) Komunikasi penyuluh pendamping, terdapat hubungan sangat nyata untuk seluruh indikator komunikasi penyuluh pendamping dengan peran Gapoktan. (c) Komunikasi PMT, tidak terdapat hubungan nyata antara komunikasi PMT dengan peran Gapoktan sebagai fasilitator bantuan modal, tetapi memiliki hubungan dengan peran sebagai lembaga ekonomi petani di mana

98 82 intensitas kunjungan dan bimbingan teknis berhubungan sangat nyata serta frekuensi kunjungan berhubungan nyata dengan peran Gapoktan sebagai lembaga ekonomi petani. c. Terdapat hubungan yang sangat nyata antara seluruh indikator peran Gapoktan dengan kemampuan Gapoktan. Saran 1. Tetap lakukan pertemuan rutin Gapoktan secara berkala baik pertemuan antar anggota, antar Gapoktan dan dengan instansi terkait. 2. Tingkatkan lagi komunikasi antarpribadi petugas pendamping baik secara formal maupun informal dalam membina dan mendamping Gapoktan. 3. Diskusikan materi yang lebih beragam sesuai dengan kebutuhan informasi yang diperlukan oleh Gapoktan dengan petugas pendamping. 4. Perlu dilakukan perencanaan Gapoktan partisipatif, yang disepakati dan dirancang bersama oleh seluruh anggota dengan mempertimbangkan efisiensi usaha sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama dalam pengembalian modal. 5. Perlu diberikan pelatihan rutin kepada pengurus dan anggota Gapoktan, serta perhatian dari instansi terkait akan kendala-kendala yang dihadapi oleh Gapoktan terutama Gapoktan penerima PUAP tahun 2008.

99 DAFTAR PUSTAKA Adri Peran gapoktan dalam usaha agribisnis (Studi kasus Prima Tani Sarolangun). Jambi: BPTP. Adriyani FZ Faktor-faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan kinerja gabungan kelompok tani. [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Beebe SA., and Masterson JT Communicating in small groups: principles and practices. Fourth Edition. New York: Harper Collins College Publisher. [BKP-PP] Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Bengkalis Surat Keputusan Bupati Bengkalis Nomor 295/KPTS/VIII/2008 tentang Penetapan Gapoktan Pelaksana Kegiatan PUAP Kabupaten Bengkalis. Bengkalis: BKP-PP Kabupaten Bengkalis Surat Keputusan Nomor 286/KPTS/VIII/2009 tentang Penetapan Gapoktan Pelaksana Kegiatan PUAP Kabupaten Bengkalis. Bengkalis: BKP-PP Kabupaten Bengkalis. [BPS] Badan Pusat Statistik Data Resmi Statistik Nomor 45/07/th.XIII, 1 Juli [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis Kabupaten Bengkalis dalam Angka. Bengkalis: BPS dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bengkalis. Bungin B Sosiologi komunikasi. Jakarta: Kencana. [Deptan] Departemen Pertanian Kebijakan pengembangan kelembagaan tani. Jakarta: Biro Perencanaan dan KLN. Departemen Pertanian RI Lampiran 1. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok tani dan Gabungan Kelompok Tani. Jakarta: Departemen Pertanian RI. DeVito JA Komunikasi antar manusia. Edisi kelima. Hunter College of the City University of NewYork. Alih bahasa Ir. Agus Maulana MSM, Proofreader: Dr. Lyndon Saputra. Jakarta : Professional Books. Effendi M Hubungan dinamika kelompok tani terhadap penerapan teknologi tanaman sayuran dataran rendah (TSDR) di wilayah kerja BPP Teritip Kota Balikpapan. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Effendy OU Ilmu komunikasi: teori dan praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Elizabeth Fenomena sosiologis metamorphosis petani: ke arah keberpihakan pada masyarakat petani pedesaan yang terpinggirkan terkait konsep ekonomi kerakyatan. Bogor: Forum Agro Ekonomi (FAE) Vol 25 Juli PSE-KP.

100 84 Exva D Kredit ketahanan pangan (KKP) di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat: studi jaringan komunikasi dan efektivitas komunikasi [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Goldberg AA dan Larson CE Komunikasi kelompok: proses-proses diskusi dan penerapannya. Alih bahasa Koesdarini Soemiati. Jakarta: UI Press. Hare AP Hand book of small group research. NewYork: The Free Press. [Kementan] Kementerian Pertanian Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/11/2008 tentang Pedoman Pembinaan Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta. Jakarta: Kementerian Pertanian Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1192/Kpts/OT.160/3/2009 tentang Penetapan Desa dan Gapoktan Penerima PUAP Tahun Jakarta: Kementerian Pertanian a. Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Nomor 29/Permentan/OT.140/3/2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan. Jakarta: Kementerian Pertanian b. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2838/Kpts/OT.140/8/2010 tentang Penetapan Desa dan Gapoktan Penerima PUAP Tahun Jakarta: Kementerian Pertanian c. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3045/Kpts/OT.140/9/2010 tentang Penetapan Desa dan Gapoktan Penerima PUAP Tahun Jakarta: Kementerian Pertanian d. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3685/Kpts/OT.140/11/2010 tentang Penetapan Desa dan Gapoktan Penerima PUAP Tahun Jakarta: Kementerian Pertanian. Lestari SB, Mindarti S, Ratnada M, Hardi J, Sidu D, Ramija K dan Gufroni LM Manajemen dan komunikasi penyuluhan. Yogyakarta: Penyuluhan dan komunikasi pertanian UGM. Littlejohn SW dan Foss KA Teori komunikasi. Edisi kesembilan. Jakarta: Salemba Humanika. Morissan dan Wardhany AC Teori komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia. Muhammad A Komunikasi organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyana D Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rahman S Fungsi gapoktan. [21 Juni 2009]. Rakhmat J Psikologi komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Riberu J Dasar-dasar kepemimpinan. Jakarta: Leppenas. Robbins SP Prinsip-prinsip perilaku organisasi. Alih bahasa Halida. Jakarta: Erlangga.

101 85 Saleh A Komunikasi kelompok. Dalam, Dasar-dasar komunikasi. Bogor: Departemen Sain KPM- Fema IPB. Santosa S Dinamika kelompok. Jakarta: Bumi Aksara. Sendjaja SD Komponen konseptual dan jenis-jenis teori komunikasi. Dalam, Teori komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Setiana L Teknik penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat. Bogor: Ghalia. Setyanto AE Hubungan karakteristik petani dan keterlibatannya dalam jaringan komunikasi dengan adopsi paket teknologi supra insus di Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Sinaga N Hubungan komunikasi interpersonal dalam kelompok tani dengan motivasi anggota (kasus pengembangan sentra agribisnis komoditas unggulan kambing peranakan etawa di kab. Kulonprogo). [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Singarimbun M dan Effendi S Metode penelitian survai. Edisi Revisi. Jakarta: LP3ES. Slamet M. 2003a. Membentuk pola perilaku manusia pembangunan. Bogor: IPB Press b. Kumpulan materi kuliah kelompok, organisasi dan kepemimpinan. Bogor: Program Pascasarjana, Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan. Soekanto S Sosiologi: suatu pengantar. Jakarta: Rajawali Press. Soekartawi Prinsip dasar: komunikasi pertanian. Jakarta: UI Press. Suharman Sosiologi organisasi. Edisi kedua. Jakarta: Universitas Terbuka. Sumarti T Interaksi dan struktur sosial. Dalam, Sosiologi umum. Bogor: Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB. Suryadi R Hubungan karakteristik dengan persepsi dari penyuluh dan petani kecil tentang kendala berkomunikasi: kasus Kabupaten Bogor. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Syahyuti Bedah konsep kelembagaan: Strategi Pengembangan dan Penerapannya dalam Penelitian Pertanian. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Litbang Pertanian Bogor Strategi dan tantangan dalam pengembangan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) sebagai kelembagaan ekonomi di pedesaan. Bogor: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Syamsu S, Yusril M dan Suwarto FX Dinamika dan kepemimpinan: sebuah pengantar. Yogyakarta: Univ. Admajaya.

102 86 van den Ban AW dan Hawkins HS Penyuluhan pertanian. Alih bahasa Agnes Dwina Herdiasti. Yogyakarta: Kanisius. Vardiansyah D Pengantar ilmu komunikasi: pendekatan taksonomi konseptual. Bogor: Ghalia. Walgito B Psikologi kelompok. Yogyakarta: Andi. Warsana Pemantapan kelembagaan pada Gapoktan. Tabloid sinar tani. 8 April West R dan Turner LH Pengantar teori komunikasi analisis dan aplikasi. Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika. Wibowo R Gaya komunikasi pemimpin dan keefektifan kelompok tani dalam melaksanakan program konservasi tanah dan air: kasus di DAS Ciliwung Hulu, Kecamatan Cisarua Bogor. [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Wiyati EK Faktor-faktor yang berhubungan dengan komunikasi dalam proses pembinaan petani penghijauan: kasus penghijauan di sub DAS Citarik pada Desa Mekar Bakti Kabupaten Sumedang. [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. [YPST] Yayasan Pengembangan Sinar Tani Penyuluhan pertanian. Jakarta: YPST. Yulk, G Leadership in organization, alih bahasa Yusuf Udaya. Jakarta: Prenhallindo.

103 L A M P I R A N

104 Lampiran 1. Gabungan kelompok tani penerima dana PUAP Kabupaten Bengkalis TAHUN KECAMATAN DESA NAMA GAPOKTAN JUMLAH POKTAN BIDANG USAHA 2008 Siak Kecil 1 Sei Siput Sumber Rezeki 9 Ternak Kambing 2 Muara Dua Usaha Maju 4 Ternak Kambing 3 Lubuk Gaung Jaya Makmur 11 Ternak Kambing 4 Sadar Jaya Usaha Bersama II 11 Ternak Kambing 5 Bandar Jaya Wana Jaya 8 Ternak Kambing Rupat 1 Darul Aman Sejahtera 3 Ternak sapi 2 Makeruh Harapan Tani 1 Ternak sapi 3 Pangkalan Nyirih Rahmat Tani 2 Ternak sapi 4 Hutan Panjang Berkah Tani 4 tanaman pangan 5 Tanjung Kapal Tani Makmur 8 Ternak sapi, tan padi 6 Terkul Tani Maju 9 Ternak sapi Pinggir 1 Tengganau Tuna Harapan 4 Industri rmh tangga,ekonomi produktif. 2 Balai Pungut Beringin Indah 7 Industri rmh tangga,ekonomi produktif Bukit Batu 1 Temiang Sumber Rezeki 7 Perkebunan 2 Dompas Kami Bersatu 10 Tan pangan, Horti, peternakan Siak Kecil 1 Tanjung Damai Sri Tanjung 8 Peternakan 2 Tanjung Belit Tanjung Permai 4 Tan pangan, peternakan Bengkalis 1 Kelemantan Mandiri Sejahtera 3 Tan pangan, Peternakan 2 Sekodi Makmur II 11 Horti, peternakan, perkebunan 3 Pematang Duku Agro Sejahtera 6 Tan pangan, Peternakan Bantan 1 Bantan Air Bina Tani 23 Tan pangan 2 Kembung Luar Sumber Jaya 12 Horti, peternakan, perkebunan 2010 Siak Kecil 1 Lubuk Garam Maju Tani 12 Peternakan penggemukan sapi Bengkalis 1 Ketam Putih Sepakat 9 Tan pangan, horti, perkebunan, peternakan 2 Pedekik Berkat Illahi 4 Horti, homeindustry, pem.hasil pertanian 3 Meskom Pelita Masa 10 Perkebunan, homeindustry, usaha lain Bantan 1 Bantan Tengah Bina Usaha 32 Tan. Pangan, horti, perkebunan, peternakan 2 Muntai Muntai Mandiri 12 Horti, peternakan, pem. Hasil pertanian Bukit Batu 1 Api-api Selera Tani 13 Tan. Pangan, perkebunan, pem. hasil pert 2 Bukit Kerikil Anugra Tani 9 Tan. Pangan, perernakan, pem. hasil pert 3 Sepahat Berkat Bersama 3 Budidaya perkebunan Rupat 1 Sei Cingam Harapan Bina Utama 5 Tan pangan, horti, peternakan, homeindustry 2 Sukarjo Mesin Bina Harapan 4 Tan pangan, horti, peternakan, homeindustry 3 Teluk Lecah Tani Sejahtera 4 Tan pangan, horti, peternakan, homeindustry Pinggir 1 Semunai Semunai Bersatu 7 Tan pangan, horti, peternakan, homeindustry Sumber: BKP-PP Kab. Bengkalis (2008; 2009) dan Kementan (2009; 2010b; 2010c; 2010d) serta Laporan PMT

105 91 Lampiran 2. Kuesioner penelitian Kode Responden:.. KERAGAAN KOMUNIKASI GABUNGAN KELOMPOK TANI PENERIMA DANA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (Kasus di Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis Riau) Data Responden Nama Responden :.. Kelompok tani (Poktan) :.. Gapoktan :.. Dusun/Desa :.. Jabatan di Poktan :.. Jabatan di Gapoktan :.. Jumlah Pinjaman : Rp.. Bidang Usaha : 1) 2) Pewawancara :. Tanggal Wawancara :. MAYOR KOMUNIKASI PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PEDESAAN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

106 92 Bagian 1 Karakteristik Gapoktan Mohon kesediaan Bapak/ibu/sdr untuk mengisi kuesioner dan partisipasinya diharapkan untuk kelancaran penelitian, terimakasih. Petunjuk pengisian: Silahkan Bapak/ibu/sdr menanggapi pernyataan berikut dengan memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban yang telah disediakan. Skor Jawaban No Pernyataan Sangat Kurang Kurang Baik (1) (2) (3) 1 Aturan bagi anggota Gapoktan dalam mempergunakan dana bantuan modal dari Gapoktan 2 Aturan yang telah ditetapkan di dalam Gapoktan berlaku untuk seluruh anggota Gapoktan 3 Dalam penerapan peraturan di Gapoktan dapat dengan mudah dimengerti 4 Dalam penerapan peraturan di Gapoktan dapat dengan mudah dilaksanakan 5 Anggota tidak mematuhi aturan yang ada di Gapoktan 6 Poktan anda mematuhi aturan yang berlaku di dalam Gapoktan 7 Peraturan berupa penyelenggaraan rapat atau pertemuan Gapoktan dapat ditaati oleh seluruh anggota 8 Anggota yang melanggar peraturan akan terkena dikenakan sanksi sesuai dengan kesepakatan bersama 9 Tujuan Gapoktan yang telah ditetapkan sudah diketahui dengan jelas bagi anggota 10 Anggota belum paham akan tujuan Gapoktan tersebut 11 Seluruh anggota poktan anda mengetahui dengan jelas tujuan Gapoktan 12 Anggota poktan anda sudah dapat memahami tujuan Gapoktan tersebut 13 Gapoktan memberikan penawaran yang baik bagi usaha tani anda 14 Gapoktan memberikan keuntungan bagi anggotanya dalam berusahatani. 15 Gapoktan dapat membantu anda dalam penyediaan modal untuk berusahatani 16 Keberadaan Gapoktan belum mampu meningkatkan usahatani anda Sangat Baik

107 93 (1) (2) (3) 17 Gapoktan memberikan banyak informasi dalam berusahatani 18 Gapoktan menambah ilmu pengetahuan anggota 19 Anda tertarik menjadi anggota Gapoktan 20 Anda memiliki kepentingan tertentu dengan Gapoktan 21 Poktan memiliki kepentingan yang sama dengan Gapoktan 22 Seluruh anggota memiliki kepentingan yang sama dengan Gapoktan 23 Anggota Gapoktan tidak memiliki kesamaan sikap 24 Ada perasaan memiliki terhadap Gapoktan sebagai suatu lembaga atau wadah untuk petani 25 Anda benar-benar merasa menjadi suatu bagian dari Gapoktan 26 Anggota Gapoktan belum dapat melakukan yang terbaik dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Gapoktan 27 Ketua/pengurus Gapoktan dalam mengambil keputusan selalu bertindak sendiri 28 Dalam mengambil keputusan ketua atau pengurus Gapoktan selalu mengutamakan musyawarah 29 Anggota belum puas dengan setiap keputusan yang diambil oleh ketua/pengurus 30 Ketua atau pengurus Gapoktan mampu mengkoordinasikan kegiatan Gapoktan kepada anggota poktannya 31 Ketua/pengurus Gapoktan selalu memberikan penjelasan kepada anggota tentang informasi mengenai PUAP 32 Ketua/pengurus Gapoktan tidak memiliki ketegasan dalam melaksanakan kesepakatan yang telah ditetapkan bersama 33 Pengurus Gapoktan mampu menjalankan tugasnya dengan baik 34 Ketua/pengurus Gapoktan dapat mengarahkan anggota lainnya dalam kegiatan Gapoktan 35 Ketua/pengurus Gapoktan mampu mengajak anggotanya untuk berpartisipasi dalam kegiatan Gapoktan 36 Keterlibatan anggota pada kegiatan Gapoktan dipengaruhi oleh ketua/pengurus Gapoktan 37 Ketua/pengurus Gapoktan mampu membina kebersamaan antar poktan dalam Gapoktan 38 Ketua/pengurus mampu memberikan bantuan secara adil kepada semua anggota di Gapoktan

108 94 (1) (2) (3) 39 Ketua/pengurus Gapoktan mampu menjalin komunikasi dengan para anggotanya 40 Ketua sebagai pemimpin Gapoktan tanggap atas masalah yang dihadapi anggotanya 41 Setiap permasalah yang ada di Gapoktan dapat diselesaikan dengan baik oleh pengurus 42 Anggota selalu menghadiri kegiatan yang dilaksanakan oleh Gapoktan 43 Anggota Poktan anda selalu menghadiri kegiatan yang dilaksanakan oleh Gapoktan 44 Anggota Gapoktan selalu hadir dalam musyawarah yang dilaksanakan oleh Gapoktan 45 Anggota Gapoktan tidak aktif dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan Gapoktan 46 Poktan anda selalu aktif dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan Gapoktan 47 Anggota dengan senang hati melaksanakan setiap tugas yang diberikan oleh Gapoktan 48 Beberapa anggota belum mampu melaksanakan kewajiban sebagai anggota Gapoktan 49 Kewajiban anda sebagai anggota Gapoktan telah dilaksanakan 50 Ukuran kelompok di Gapoktan anda sekarang kecil 51 Ukuran kelompok di Gapoktan anda sudah memadai 52 Ukuran kelompok di Gapoktan anda sekarang besar 53 Jumlah anggota Gapoktan anda sekarang kecil 54 Jumlah anggota Gapoktan anda sudah memadai 55 Jumlah anggota Gapoktan anda sekarang besar Silahkan Bapak/ibu/sdr mengisi jawaban yang telah disediakan sesuai dengan keadaan sebenarnya 56. Menurut anda berapa persen kira-kira anggota yang hadir pada setiap pertemuan di Gapoktan? % 57. Berapa jumlah poktan di Gapoktan anda? Buah 58. Berapa jumlah anggota Gapoktan anda? Orang

109 95 Bagian 2 Komunikasi Gapoktan Petunjuk pengisian: Silahkan Bapak/ibu/sdr menanggapi pernyataan berikut dengan memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban yang telah disediakan. Skor Jawaban No Pernyataan Sangat Sangat Kurang Baik Kurang Baik (1) (2) (3) 1 Anggota Gapoktan aktif berkomunikasi secara tatap muka 2 Pertemuan rutin Gapoktan dilakukan setiap bulan 3 Dalam tiga bulan terakhir anda sering melakukan pertemuan rutin di Gapoktan 4 Waktu yang dibutuhkan dalam setiap pertemuan sudah cukup memadai 5 Selain pertemuan formal anda juga melakukan kontak atau pertemuan dengan poktan lainnya di luar (informal) 6 Waktu yang dipergunakan dalam pertemuan informal tersebut sudah cukup 7 Koordinasi antara anggota Gapoktan dalam melaksanakan setiap kegiatan di Gapoktan 8 Poktan anda melakukan koordinasi dengan poktan lain 9 Poktan anda selalu bekerjasama dengan poktan lain dalam melakukan kegiatan di Gapoktan 10 Setiap anggota selalu bekerjasama dalam melakukan kegiatan Gapoktan 11 Setiap anggota mampu menjaga hubungan baik dengan anggota lain di Gapoktan 12 Terjalinnya kerukunan antara sesama poktan di dalam Gapoktan 13 Intensitas terjadinya konflik antarpoktan dalam Gapoktan 14 Sering terjadinya perselisihan antarpoktan dalam Gapoktan 15 Persaingan antarsesama anggota 16 Pola melingkar atau semi melingkar adalah bentuk yang selalu dilakukan oleh anggota Gapoktan pada setiap pertemuan 17 Tidak ada yang mengatur jalannya diskusi 18 Ada seseorang yang berperan memberikan ceramah atau informasi pada waktu pertemuan

110 96 (1) (2) (3) 19 Dalam berdiskusi ada salah satu anggota Gapoktan yang memberikan pengarahan kepada anggota lainnya 20 Ada seseorang di tempatkan di depan forum sebagai tempat untuk bertanya dalam memberikan informasi yang dibutuhkan 21 Ada seseorang yang di letakkan di depan forum sebagai pemberi materi 22 Ada beberapa orang yang di letakkan di depan forum sebagai pemberi materi atau pembicara 23 Adanya pemimpin forum yang mengatur alur pembicara satu ke pembicara lain 24 Pemimpin forum menyampaikan ringkasan dari hasil pembicaraan antara pembicara dengan anggota 25 Dalam suatu pertemuan dipersilahkan bagi para hadirin (anggota forum) untuk mengajukan pertanyaan kepada pembicara 26 Pembicara menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh anggota lainnya (hadirin) 27 Adanya moderator dalam acara tanyajawab tersebut 28 Materi atau topik yang diperbincangkan dalam pertemuan Gapoktan mengenai kegiatan usahatani anggota 29 Materi mengenai administrasi Gapoktan juga diperbincangkan 30 Dalam pertemuan Gapoktan materi atau topik yang diperbincangkan mengenai tatacara pengelolaan dana bantuan PUAP 31 Dalam pertemuan Gapoktan materi atau topik yang diperbincangkan mengenai permasalahan yang terjadi di dalam Gapoktan Silahkan Bapak/ibu/sdr mengisi jawaban yang telah disediakan sesuai dengan keadaan sebenarnya 32. Apakah ada topik lain yang diperbincangkan dalam pertemuan Gapoktan? Jika ada, Sebutkan:

111 97 Bagian 3 Komunikasi Penyuluh Pendamping Petunjuk pengisian: Silahkan Bapak/ibu/sdr menanggapi pernyataan berikut dengan memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban yang telah disediakan. Skor Jawaban No Pernyataan Sangat Sangat Kurang Baik Kurang Baik (1) (2) (3) 1 Belum terjalinnya hubungan komunikasi yang intensif kepada penyuluh pendamping 2 Anggota Gapoktan aktif berkomunikasi secara tatap muka dengan penyuluh pendamping 3 Dalam tiga bulan terakhir penyuluh pendamping sering melakukan pertemuan rutin di Gapoktan 4 Penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh pendamping dilakukan secara rutin setiap minggu 5 Penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh pendamping dilakukan secara rutin setiap bulan 6 Waktu yang dibutuhkan dalam setiap pertemuan sudah cukup 7 Selain pertemuan formal di Gapoktan penyuluh pendamping juga melakukan kontak atau pertemuan dengan anda di luar (informal) 8 Penyuluh pendamping melakukan kunjungan ke usahatani anda 9 Waktu yang dipergunakan dalam pertemuan informal tersebut sudah cukup 10 Dalam melakukan kunjungan ke Gapoktan, penyuluh pendamping memberikan bimbingan teknis dalam berusaha agribisnis 11 Penyuluh pendamping memberikan bimbingan dalam teknik usahatani 12 Penyuluh pendamping memberikan informasi tentang teknologi yang sesuai dengan usahatani anda 13 Penyuluh pendamping meningkatkan keterampilan anggota dalam berusahatani 14 Penyuluh pendamping mendorong anggota melakukan kegiatan usahatani

112 98 (1) (2) (3) 15 Informasi mengenai pemasaran usahatani tidak pernah disampaikan oleh penyuluh pendamping 16 Penyuluh pendamping selalu membantu mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi Gapoktan 17 Penyuluh pendamping memberikan bimbingan dalam membantu memecahkan permasalahan usahatani di Gapoktan 18 Penyuluh pendamping memberikan informasi tentang bagaimana cara memanfaatkan dana PUAP 19 Penyuluh pendamping mampu membuka wawasan anggota dalam memilih usahatani yang lebih produktif 20 Penyuluh pendamping memberikan bimbingannya dalam membuat rencana kegiatan usaha Gapoktan 21 Pembinaan manajemen organisasi dilakukan oleh penyuluh pendamping 22 Penyuluh pendamping memberikan bimbingan dalam administrasi Gapoktan 23 Penyuluh pendamping memberikan bimbingan ke Gapoktan tentang tatacara membuat laporan PUAP 24 Sebagian besar materi yang disampaikan oleh penyuluh pendamping tidak sesuai dengan kebutuhan anda

113 99 Bagian 4 Komunikasi Penyelia Mitra Tani (PMT) Petunjuk pengisian: Silahkan Bapak/ibu/sdr menanggapi pernyataan berikut dengan memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban yang telah disediakan. Skor Jawaban No Pernyataan Sangat Sangat Kurang Baik Kurang Baik (1) (2) (3) 1 Terjalinnya hubungan komunikasi yang intensif kepada PMT 2 PMT tidak melakukan komunikasi secara tatap muka dengan anggota Gapoktan 3 Dalam tiga bulan terakhir PMT sering melakukan pertemuan rutin di Gapoktan 4 Penyuluhan yang dilakukan oleh PMT dilakukan secara rutin setiap minggu 5 Penyuluhan yang dilakukan oleh PMT dilakukan secara rutin setiap bulan 6 Waktu yang dibutuhkan dalam setiap pertemuan sudah cukup 7 Selain pertemuan formal di Gapoktan PMT juga melakukan kontak atau pertemuan dengan anda di luar (informal) 8 PMT berkunjungan ke usahatani anda 9 Waktu yang dipergunakan dalam pertemuan informal tersebut sudah cukup 10 Dalam melakukan kunjungan ke Gapoktan, PMT memberikan bimbingan dalam administrasi keuangan Gapoktan 11 PMT membantu dalam pengelolaan keuangan di Gapoktan 12 PMT meningkatkan pengetahuan anggota dalam beragribisnis 13 PMT meningkatkan keterampilan anggota dalam usaha agribisnis 14 PMT memberikan bimbingan dalam pengembangan agribisnis usaha anda 15 PMT memberikan informasi tentang pemasaran usahatani kepada anggota Gapoktan 16 Dalam memberikan bimbingan PMT juga memberikan informasi tentang bagaimana cara memanfaatkan dana PUAP 17 PMT memberikan bimbingannya dalam membuat rencana kegiatan usaha Gapoktan

114 100 (1) (2) (3) 18 Pembinaan manajemen organisasi tidak pernah dilakukan oleh PMT 19 PMT memberikan bimbingan dalam administrasi Gapoktan 20 PMT memberikan bimbingan ke Gapoktan tentang tatacara membuat laporan PUAP 21 Materi yang disampaikan PMT sesuai dengan kebutuhan anda

115 101 Bagian 5 Peran Gapoktan Petunjuk pengisian: Silahkan Bapak/ibu/sdr menanggapi pernyataan berikut dengan memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban yang telah disediakan. Skor Jawaban No Pernyataan Sangat Kurang Kurang Baik (1) (2) (3) 1 Dana bantuan modal PUAP secara keseluruhannya telah disalurkan ke anggota Gapoktan 2 Telah terjadi penyimpangan dalam penyaluran modal PUAP 3 Penyaluran dana PUAP telah sesuai dengan kesepakatan bersama 4 Dana yang diberikan dapat dimanfaatkan secara optimal dalam usahatani anda 5 Gapoktan memberikan informasi mengenai usahatani yang lebih komersil (cepat mendatangkan keuntungan) 6 Gapoktan memfasilitasi usahatani anggotanya dalam bentuk penyediaan saprodi 7 Gapoktan menfasilitasi anggotanya dalam pemasaran usahatani 8 Informasi usahatani yang diberikan Gapoktan kepada anggotanya berorientasi pasar (sesuai dengan permintaan pasar) Sangat Baik 9 Modal yang ada di Gapoktan sekarang sudah cukup tersedia bagi anggota 10 Gapoktan menyediakan jasa simpan pinjam 11 Anda menabung di Gapoktan 12 Keberadaan Gapoktan telah mampu mempermudah anda dalam memperoleh modal usaha 13 Gapoktan dapat memberikan bantuan modal kapan saja 14 Prosedur peminjaman modal di Gapoktan dilakukan dengan mudah 15 Anda harus mengantri dalam meminjam modal di Gapoktan 16 Gapoktan memberikan bantuan modal dalam bentuk uang tunai 17 Gapoktan memberikan bantuan modal dalam bentuk fasilitas sarana produksi 18 Gapoktan memberikan bantuan modal dalam bentuk Barang

116 102 Silahkan Bapak/ibu/sdr mengisi jawaban yang telah disediakan sesuai dengan keadaan sebenarnya 19. Menurut pengamatan anda apakah dana bantuan PUAP sudah 100% tersalurkan ke anggota? Jika belum, Alasannya:

117 103 Bagian 6 Kemampuan Gapoktan Petunjuk pengisian: Silahkan Bapak/ibu/sdr menanggapi pernyataan berikut dengan memberikan tanda ( ) pada pilihan jawaban yang telah disediakan. Skor Jawaban No Pernyataan Sangat Sangat Kurang Baik Kurang Baik (1) (2) (3) 1 Dilakukan perencanaan terlebih dahulu pada setiap kegiatan di Gapoktan 2 Rencana definitif kebutuhan usahatani untuk anggota disusun oleh Gapoktan 3 Perencanaan definitive Gapoktan dalam bentuk tertulis 4 Perencanaan definitive Gapoktan hanya dalam bentuk percakapan biasa 5 Dalam merencanakan kebutuhan untuk usahatani dilakukan Gapoktan atas dasar pertimbangan efisiensi usaha (usahatani anda tidak membutuhkan waktu yang lama) 6 Gapoktan membuat perencanaan untuk pertemuan rutin yang dilakukan secara berkala buat seluruh anggotanya 7 Tidak direncanakannya pertemuan rutin dengan Gapoktan lain 8 Gapoktan membuat perencanaan untuk pertemuan rutin dengan instansi/lembaga lain 9 Kegiatan administrasi dalam mengelola dana PUAP dilakukan secara baik di Gapoktan 10 Semua kegiatan Gapoktan tercatat secara baik 11 Pembukuan keuangan dilakukan secara transparan 12 Modal awal yang ada di dalam Gapoktan sudah bergilir ke anggota Gapoktan lainnya 13 Jumlah anggota Gapoktan yang dapat menerima bantuan modal menjadi lebih banyak 14 Dana yang diberikan akan dikembalikan untuk digilirkan kepada anggota lain yang belum dapat 15 Gapoktan memberlakukan simpanan wajib bagi seluruh anggotanya

118 104 (1) (2) (3) 16 Gapoktan memberlakukan simpanan sukarela bagi seluruh anggotanya 17 Sistem pengembalian pinjaman disertai dengan bunga pinjaman sesuai dengan kesepakatan 18 Seluruh kesepakatan yang telah dibuat dengan Gapoktan harus ditaati 19 Anggota tidak melaksanakan kesepakatan yang telah dibuat oleh Gapoktan 20 Poktan anda telah melaksanakan kesepakatan yang dilakukan dengan Gapoktan 21 Anda selalu melaksanakan apa yang menjadi kesepakatan bersama 22 Perjanjian dalam penggunaan dana modal PUAP sudah anda patuhi 23 Dana bantuan modal usaha dari PUAP merupakan pinjaman yang harus dikembalikan secara bergulir 24 Pengembalian modal PUAP oleh anggota dilakukan sesuai dengan kesepakatan 25 Pengurus Gapoktan rutin melakukan pemantauan terhadap usahatani anda 26 Pengawasan terhadap modal yang dipinjamkan tidak dilakukan oleh pengurus Gapoktan 27 Pengurus Gapoktan melakukan tindakan ke anggota yang melenceng dari kesepakatan yang telah ditentukan 28 Pengurus Gapoktan memberikan bimbingan kepada anggota 29 Evaluasi atas perencanaan program di Gapoktan sering dilakukan 30 Evaluasi dalam pengelolaan dana PUAP di Gapoktan sering dilakukan 31 Gapoktan mengevaluasi perjanjian yang telah disepakati oleh anggota = Terimakasih =

119 105 Lampiran 3. Pedoman wawancara mendalam untuk pengurus inti Gapoktan Kecamatan Siak Kecil 1. Menurut anda apakah anggota Gapoktan patuh dalam mentaati aturan yang ada di Gapoktan? 2. Apakah ada sanksi yang diberikan bagi yang melanggar peraturan? Jika ada, dalam bentuk apa? 3. Menurut anda apakah anggota mengetahui dan paham tujuan Gapoktan? 4. Apa yang menyebabkan mereka ingin menjadi anggota Gapoktan? 5. Menurut pengamatan anda apakah kepentingan pada masing-masing Gapoktan selaras dengan kepentingan Gapoktan? 6. Bagaimana cara dalam setiap pengambilan keputusan di Gapoktan? 7. Apakah anda selalu mengkomunikasikan ke seluruh poktan apabila ada informasi mengenai PUAP atau lainnya? Jika Ya, bagaimana caranya? 8. Sejauhmana wewenang anda dalam bertindak untuk melaksanakan suatu kesepakatan? 9. Menurut anda bagaimana partisipasi anggota Gapoktan dalam seluruh kegiatan yang dilaksanakan? 10. Berapa jumlah anggota Gapoktan? 11. Bagaimana komunikasi antar anggota Gapoktan? 12. Bagaimana komunikasi Gapoktan dengan penyuluh pendamping? 13. Bagaimana pula komunikasi Gapoktan dengan PMT? 14. Bagaimana peran Gapoktan dalam menyalurkan dana PUAP dan menfasilitasi usahatani anggotanya? 15. Bagaimana Gapoktan membuat rencana definitif buat usahatani anggotanya? Apakah Gapoktan mensyaratkan untuk usahatani tertentu? Seperti yang lebih komersial dan beroreintasi pasar! 16. Bagaimana tatacara anggota untuk mendapatkan dana bantuan tersebut dan cara pengembaliannya? 17. Bagaimana kondisi administrasi Gapoktan? 18. Apakah modal awal Gapoktan sudah bergulir pada anggota lain? Jika belum apa alasannya! 19. Apakah pengurus melakukan pemantauan dan pengawasan ke anggota yang menggunakan dana tersebut? Jika Ya bagaimana caranya? 20. Bagaimana pengurus menghadapi anggota yang melenceng dari kesepakatan dalam menggunakan dana PUAP? 21. Bagaimana program evaluasi terhadap perencanaan Gapoktan, pengelolaan dana dan perjanjian yang telah dilakukan? 22. Media komunikasi apa saja yang digunakan Gapoktan dalam menginformasikan program PUAP atau lainnya? 23. Bagaimana saran anda untuk Gapoktan ke depan? Sebutkan!

120 107 Lampiran 4. Distribusi data primer Karakteristik Gapoktan Norma Alternatif Jawaban Adanya aturan Kemudahan Ketaatan/kepatuhan Sanksi Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 2,93 2,88 2,90 2,79 Tujuan Alternatif Jawaban Jelas Paham Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 2,80 2,74 Keeratan Kesamaan Perasaan Alternatif Ketertarikan kepentingan memiliki Jawaban Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 2,77 2,74 2,97 Kepemimpinan Alternatif Jawaban Pengambilan keputusan Komunikatif Bertindak Mempengaruhi Atasi konflik Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 3,19 2,91 2,91 2,72 2,96

121 108 Partisipasi anggota Alternatif Jawaban Kehadiran Keaktifan Pelaksanaan kewajiban Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 2,83 2,76 2,86 Ukuran Alternatif Jawaban Jumlah Poktan Jumlah Anggota Gapoktan Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 2,43 2,48 Komunikasi Gapoktan Interaksi Alternatif Frekuensi Intensitas Koordinasi Kerjasama Konflik Jawaban Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 2,44 2,59 2,62 2,76 3,16 Format komunikasi Simposiumforum Alternatif Panel Seminar Simposium Jawaban Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 2,62 2,67 2,66 3,01

122 109 Materi pertemuan Alternatif Jawaban Keg. UT Adm Gapoktan Peng. dana PUAP Masalah Gapoktan Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 3,02 2,41 2,54 2,79 Komunikasi Penyuluh Pendamping Frekuensi kunjungan Alternatif Jawaban Interaksi Kunjungan formal Informal Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 2,60 2,16 2,50 Intensitas kunjungan Formal Informal Alternatif Jawaban 6 9 Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) 10 7 Rataan skor 2,47 2,43 Bimbingan teknis Memc. Sesuai Alternatif Bimtek usaha agribisnis masalah Pemanf. Dana PUAP Pelaporan materi Jawaban Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 2,48 2,67 2,52 2,41 2,55

123 110 Komunikasi Penyelia Mitra Tani Frekuensi kunjungan Alternatif Jawaban Interaksi Kunjungan formal Informal Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 1,15 1,10 1,15 Intensitas kunjungan Formal Informal Alternatif Jawaban 6 9 Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) 6 5 Sangat Baik (4) 0 0 Rataan skor 1,21 1,18 Bimbingan teknis Alternatif Jawaban Keuangan Agribisnis Pemanf. Dana PUAP Pelaporan Sesuai materi Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 1,20 1,22 1,22 1,24 1,20 Peran Gapoktan Fasilitator bantuan modal Alternatif Jawaban Tersalur dana Memfasilitasi UT Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 2,90 2,26

124 111 Lembaga ekonomi petani Alternatif Jawaban Tersedia modal Simpan pinjam Kemudahan Bentuk modal Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 1,55 1,28 1,71 1,45 1,63 2,54 Kemampuan Gapoktan Perencanaan kegiatan Alternatif Jawaban Renc keg Rencana definitif Renc. pertemuan rutin Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 2,93 2,59 2,12 Mengelola dana PUAP Alternatif Jawaban Pengelolaan adm Perguliran modal Pemupukan modal Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 2,53 2,42 1,44 Mentaati perjanjian Alternatif Jawaban Taat melaksanaan kesepakatan Pengembalian dana Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 2,71 2,88

125 112 Monitoring dan evaluasi Alternatif Jawaban Pemantauan/pengawasan Tindakan/bimbingan Evaluasi Sangat Kurang (1) Kurang (2) Baik (3) Sangat Baik (4) Rataan skor 2,5 2,62 2,47

126 113 Lampiran 5. Gambar Kabupaten Bengkalis Lokasi Penelitian KEC. SIAK KECIL Keterangan: Lokasi Penelitian Kecamatan Siak Kecil adalah daerah yang diarsir

Keywords: communication, farmers group association, agent of change, role, ability

Keywords: communication, farmers group association, agent of change, role, ability KERAGAAN KOMUNIKASI PADA GAPOKTAN PENERIMA DANA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN DI KECAMATAN SIAK KECIL KABUPATEN BENGKALIS RIAU 1 Forms of Communication at the Farmers Association Group

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Program PUAP

TINJAUAN PUSTAKA Program PUAP TINJAUAN PUSTAKA Program PUAP Kabinet Indonesia bersatu telah menetapkan program pembangunannya dengan menggunakan strategi tiga jalur (triple track strategy) yang berasas progrowth, pro-employment dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kemiskinan di pedesaan merupakan salah satu masalah pokok pedesaan yang harus segera diselesaikan dan menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi pioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka PUAP adalah sebuah program peningkatan kesejahteraan masyarakat, merupakan bagian dari pelaksanaan program

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 4 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Program PUAP Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program yang dinisiasi oleh Kementrian Pertanian.Menteri Pertanian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor dengan penyerapan tenaga kerja paling banyak di Indonesia dibandingkan dengan sektor lainnya. Badan Pusat Statistik (2009) melaporkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tahun 2002 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GABUNGAN KELOMPOK TANI PENERIMA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN

KARAKTERISTIK GABUNGAN KELOMPOK TANI PENERIMA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN Karakteristik Gabungan Kelompok Tani Penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (Kasus Di Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis Riau) (Susy Hartati, Amiruddin Saleh dan Basita Ginting Sugihen)

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN Disampaikan Pada Rakornas Gubernur Dan Bupati/Walikota DEPARTEMEN PERTANIAN Jakarta, 31 Januari 2008 1 LATAR BELAKANG Pengembangan Usaha

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007 jumlah

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI (Kasus di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang NTT) IRIANUS REJEKI ROHI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DAN BEBERAPA FAKTOR PENDUKUNG DENGAN PARTISIPASINYA DALAM PELESTARIAN HUTAN DI KAWASAN PEMANGKUAN HUTAN PARUNG PANJANG KABUPATEN BOGOR YAYUK SISWIYANTI

Lebih terperinci

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai Makhluk Sosial persoalan makna menjadi sangat penting ditafsirkan oleh seseorang yang mendapat informasi (pemberitaan) karena makna yang dikirim oleh komunikator (receiver) dan penerima informasi (audience) menjadi sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan kemiskinan, sesungguhnya adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi masyarakat menuju ke arah yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2008), Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai 2009. Adapun pada tahun 2009 jumlah penduduk Jawa

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DAN BEBERAPA FAKTOR PENDUKUNG DENGAN PARTISIPASINYA DALAM PELESTARIAN HUTAN DI KAWASAN PEMANGKUAN HUTAN PARUNG PANJANG KABUPATEN BOGOR YAYUK SISWIYANTI

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH (Kasus Desa Waimital Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat) RISYAT ALBERTH FAR FAR SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian yang berkelanjutan merupakan suatu kegiatan yang mutlak dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan, memperluas lapangan kerja, pengentasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Monitoring Monitoring (pemantauan), yang berasal dari kata Latin memperingatkan, dipandang sebagai teknik manajemen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka Gabungan Kelompok Tani (Gapokan) PERMENTAN Nomor 16/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) menetapkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE (Kasus pada Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan

Lebih terperinci

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK YUSNIDAR. Keefektivan Komunikasi Masyarakat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE (Kasus pada Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan

Lebih terperinci

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL (Studi Kasus Di Desa Hambapraing, Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur) KATARINA RAMBU BABANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan ( PUAP ) Berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) Seiring dengan perkembangan dan perubahan kepemimpinan di pemerintahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari konteks pembangunan dan upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Selama ini sektor pertanian

Lebih terperinci

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING (Kasus Kelompok Tani Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok) DIARSI EKA YANI SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Suatu Kasus pada Gapoktan Tahan Jaya di Desa Buahdua Kecamatan Buahdua Kabupaten

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk miskin di Indonesia berjumlah 28,55 juta jiwa dan 17,92 juta jiwa diantaranya bermukim di perdesaan. Sebagian besar penduduk desa memiliki mata pencarian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Peran kelembagaan dalam membangun dan mengembangkan

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL (Kasus di Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat) HENDRO ASMORO SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian berkelanjutan merupakan suatu program yang mutlak dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan, memperluas lapangan kerja dan pengentasan masyarakat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI EVA SUSANTI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka

Lebih terperinci

Kata kunci: Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, Tingkat Pengembalian Dana, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani ABSTRACT

Kata kunci: Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, Tingkat Pengembalian Dana, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani ABSTRACT STUDI MENGENAI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) HORTIKULTURA KABUPATEN KARO (Studi Kasus : Desa Serdang dan Desa Paribun Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo) Syafrizal Barus*), Meneth

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peran penting dalam pembangunan nasional, karena sektor ini menyerap sumber daya manusia yang paling besar dan merupakan

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 SURAT PERNYATAAN

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 SURAT PERNYATAAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN AKTIVITAS KOMUNIKASI DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SITU BABAKAN JAKARTA SELATAN USMIZA ASTUTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH i STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 iii PERNYATAAN

Lebih terperinci

PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ

PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA SIMPAN PINJAM RUKUN LESTARI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN

PENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA SIMPAN PINJAM RUKUN LESTARI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN 136 PENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA SIMPAN PINJAM RUKUN LESTARI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN (KASUS DI RW 04 DUSUN DAWUKAN DESA SENDANGTIRTO KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA) DJULI SUGIARTO

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI (PREPAID CARD) LOVITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN Oleh : Dewi Maditya Wiyanti PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH

Lebih terperinci

MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR

MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

ANALISIS PEWILAYAHAN, HIRARKI, KOMODITAS UNGGULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KAWASAN AGROPOLITAN

ANALISIS PEWILAYAHAN, HIRARKI, KOMODITAS UNGGULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KAWASAN AGROPOLITAN ANALISIS PEWILAYAHAN, HIRARKI, KOMODITAS UNGGULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KAWASAN AGROPOLITAN (Studi Kasus di Bungakondang Kabupaten Purbalingga) BUDI BASKORO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ABSTRACT. Hendra Saputra 1) dan Jamhari Hadipurwanta 2) ABSTRAK

ABSTRACT. Hendra Saputra 1) dan Jamhari Hadipurwanta 2) ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETANI TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM BLM PUAP DI GAPOKTAN TRI LESTARI, KAMPUNG TRI TUNGGAL JAYA, KECAMATAN BANJAR AGUNG, KABUPATEN TULANG BAWANG Hendra Saputra 1) dan Jamhari

Lebih terperinci

HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Desember 2013 Vol. 2 No.2 Hal : 93-97 ISSN 2302-6308 Available online at: http://umbidharma.org/jipp HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengembangan usaha agribisnis di pedesaan yang selanjutnya disebut dengan PUAP adalah bagian dari pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Tumbihe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango terdiri dari Tiga (3) Lingkungan yaitu

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN GABUNGAN KELOMPOK TANI BERPRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tahun 2002 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya untuk

Lebih terperinci

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 1 EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA

Lebih terperinci

PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA KOMUNIKASI PRIMA TANI DAN AKSESIBILITAS KELEMBAGAAN TANI DENGAN PERSEPSI PETANI TENTANG INTRODUKSI TEKNOLOGI AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN (Kasus di Jawa Barat dan Sulawesi

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH 1 PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH (Studi Di Kampung Jetisharjo, Kelurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)

Lebih terperinci

PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL

PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL (Studi Kasus di Kelurahan Karadenan Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor) SRI HANDAYANI

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pembiayaan dalam dunia usaha sangat dibutuhkan dalam mendukung keberlangsungan suatu usaha yang dijalankan. Dari suatu usaha yang memerlukan pembiayaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian 79 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PADA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP) DI KABUPATEN HALMAHERA BARAT Kuesioner ini dibuat dalam rangka penyusunan tugas akhir

Lebih terperinci

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya 5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya memiliki beberapa fungsi sistem penyuluhan yaitu: 1. Memfasilitasi

Lebih terperinci

Oleh : Apollonaris Ratu Daton A

Oleh : Apollonaris Ratu Daton A ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAMBU MENTE (Anacardium Occidentale L.) (Kasus di Desa Ratulodong, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur ) Oleh : Apollonaris Ratu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (Studi Kasus di Desa Wonokromo Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) Nurul Hidayah SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

MODEL PENGARUH PERSEPSI DAN MOTIVASI MUZAKKI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBAYAR ZAKAT PROFESI (Studi Kasus: Karyawan PT PLN Region Jawa Barat) PEMI PIDIANTI

MODEL PENGARUH PERSEPSI DAN MOTIVASI MUZAKKI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBAYAR ZAKAT PROFESI (Studi Kasus: Karyawan PT PLN Region Jawa Barat) PEMI PIDIANTI MODEL PENGARUH PERSEPSI DAN MOTIVASI MUZAKKI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBAYAR ZAKAT PROFESI (Studi Kasus: Karyawan PT PLN Region Jawa Barat) PEMI PIDIANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS PANGSA PASAR DAN TATANIAGA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TANA TORAJA DAN ENREKANG, SULAWESI SELATAN IMA AISYAH SALLATU

ANALISIS PANGSA PASAR DAN TATANIAGA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TANA TORAJA DAN ENREKANG, SULAWESI SELATAN IMA AISYAH SALLATU ANALISIS PANGSA PASAR DAN TATANIAGA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TANA TORAJA DAN ENREKANG, SULAWESI SELATAN IMA AISYAH SALLATU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Saya

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA

SEKOLAH PASCASARJANA ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH TERHADAP LINGKUNGAN DI KABUPATEN TANGERANG Oleh: Sri Martini PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 ANALISIS DAMPAK

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI

PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006

Lebih terperinci

KOMPETENSI PETANI JAGUNG DALAM BERUSAHATANI DI LAHAN GAMBUT: KASUS PETANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT DI DESA LIMBUNG KABUPATEN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT

KOMPETENSI PETANI JAGUNG DALAM BERUSAHATANI DI LAHAN GAMBUT: KASUS PETANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT DI DESA LIMBUNG KABUPATEN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT KOMPETENSI PETANI JAGUNG DALAM BERUSAHATANI DI LAHAN GAMBUT: KASUS PETANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT DI DESA LIMBUNG KABUPATEN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT M A L T A SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA (Kasus Kelompok Tani Mandiri, Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) SKRIPSI RENDY JUARSYAH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Penyuluhan Pembangunan. Oleh Mukmin Hafiz S

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Penyuluhan Pembangunan. Oleh Mukmin Hafiz S ANALISIS KINERJA PENYULUH DALAM MENDAMPINGI GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) PADA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DI KABUPATEN BANGKA TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) BAB I PENDAHULUAN 5 2012, No.149 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) NOMOR : 04/Permentan/OT.140/2/2012 TANGGAL : 1 Pebruari 2012 PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian Indonesia dan dalam pembangunan nasional. Pembangunan dan perubahan struktur ekonomi tidak bisa dipisahkan dari

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/Permentan/OT.140/2/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/Permentan/OT.140/2/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/Permentan/OT.140/2/2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian merupakan faktor penunjang ekonomi nasional. Program-program pembangunan yang dijalankan pada masa lalu bersifat linier dan cenderung bersifat

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA

PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA SKRIPSI EKO HIDAYANTO H34076058 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH (Kasus Program Community Development Perusahaan Star Energy di Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas) AKMARUZZAMAN

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP)

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP) WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN : 2089-8592 EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP) Khairunnisyah Nasution Dosen Fakultas Pertanian UISU, Medan ABSTRAK

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH DALAM RANGKA REFORMA AGRARIA DI KABUPATEN PATI. Oleh: Darsini

ANALISIS PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH DALAM RANGKA REFORMA AGRARIA DI KABUPATEN PATI. Oleh: Darsini ANALISIS PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH DALAM RANGKA REFORMA AGRARIA DI KABUPATEN PATI Oleh: Darsini PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 Hak cipta milik

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Laju 2008 % 2009 % 2010* % (%) Pertanian, Peternakan,

I PENDAHULUAN. Laju 2008 % 2009 % 2010* % (%) Pertanian, Peternakan, I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan permasalahan yang banyak dihadapi oleh setiap negara di dunia. Sektor pertanian salah satu sektor lapangan usaha yang selalu diindentikan dengan kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA (Kasus: Kemitraan PT Pupuk Kujang dengan Kelompok Tani Sri Mandiri Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat) Oleh : ACHMAD

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adalah masalah keterbatasan modal yang dimiliki oleh para petani. Permasalahan

I. PENDAHULUAN. adalah masalah keterbatasan modal yang dimiliki oleh para petani. Permasalahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya masalah kemiskinan berhubungan erat dengan permasalahan pertanian di Indonesia. Masalah paling dasar bagi sebagian besar petani Indonesia adalah masalah keterbatasan

Lebih terperinci

ANALISIS EKOLOGI-EKONOMI UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BANTEN YOGA CANDRA DITYA

ANALISIS EKOLOGI-EKONOMI UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BANTEN YOGA CANDRA DITYA ANALISIS EKOLOGI-EKONOMI UNTUK PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDIDAYA BERKELANJUTAN DI WILAYAH PESISIR PROVINSI BANTEN YOGA CANDRA DITYA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRACT

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA

PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA ( Kasus Desa Kudi, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah ) RAHMAT IMAM SANTOSA SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan tingginya tingkat kemiskinanberhubungan erat dengan permasalahan pertanian di Indonesia. Menurut Nasution (2008), beberapa masalah pertanian yangdimaksud

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI RELATIF KOMODITAS KELAPA PADA LAHAN PASANG SURUT DAN LAHAN KERING. Oleh: BEDY SUDJARMOKO

ANALISIS EFISIENSI RELATIF KOMODITAS KELAPA PADA LAHAN PASANG SURUT DAN LAHAN KERING. Oleh: BEDY SUDJARMOKO ANALISIS EFISIENSI RELATIF KOMODITAS KELAPA PADA LAHAN PASANG SURUT DAN LAHAN KERING Oleh: BEDY SUDJARMOKO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK BEDY SUDJARMOKO. Analisis Efisiensi

Lebih terperinci

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI DI SEAMEO BIOTROP DEWI SURYANI OKTAVIA B.

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI DI SEAMEO BIOTROP DEWI SURYANI OKTAVIA B. PERANCANGAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI DI SEAMEO BIOTROP DEWI SURYANI OKTAVIA B. PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERANCANGAN

Lebih terperinci

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd BAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadikan sektor pertanian yang iiandal dalam menghadapi segala perubahan dan tantangan, perlu pembenahan berbagai aspek, salah satunya adalah faktor kualitas sumber

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percepatan pembangunan pertanian memerlukan peran penyuluh pertanian sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh mempunyai peran penting

Lebih terperinci