METODE PENELITIAN. Waktu Penelitian
|
|
- Hamdani Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di jalur hijau jalan yang terdapat di Jalan Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi). Analisis konsentrasi partikel timbal udara dilaksanakan di Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) IPB. Untuk analisis konsentrasi jerapan timbal oleh daun dilaksanakan di Laboratorium Biokimia FMIPA IPB. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan Oktober 2011 mulai dari perijinan, persiapan, pelaksanaan dan analisis di laboratorium. Disain Penelitan Struktur utama jalur hijau yang digunakan untuk mengkaji perbedaan keefektifan dalam mereduksi partikel timbal adalah lebar jalur hijau. Oleh karena itu perlu dicari plot-plot penelitian yang mewakili perbedaan lebar jalur hijau. Pada penelitian ini dibatasi pada tiga lebar jalur hijau. Untuk membedakan lebar jalur hijau di lapangan, maka digunakan jumah baris yaitu : (1) satu baris; (2) dua baris; (3) lebih dari dua baris. Selain plot yang berupa jalur hijau, juga terdapat plot yang berupa jalur terbuka; plot ini berfungsi sebagai pembanding atau kontrol. Untuk lebih jelasnya, maka plotplot penelitian yang digunakan adalah seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2 Plot-plot penelitian yang digunakan No. Plot Penelitian Kondisi Plot Penelitian I Plot Penelitian II Plot Penelitian III Plot Penelitian IV Jalur terbuka Jalur hijau dengan 1 baris tanaman Jalur hijau dengan 2 baris tanaman Jalur hijau dengan lebih dari 2 baris tanaman
2 29 Persiapan Penelitian Persiapan penelitian yang dimaksudkan adalah penentuan jalur hijau yang akan dijadikan plot-plot penelitian. Adapun tahapannya seperti diuraikan di bawah ini. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan merupakan langkah awal untuk mengetahui kondisi umum jalur-jalur hijau. Dalam penelitian ini diperlukan tiga plot jalur hijau yang akan dijadikan plot-plot penelitian dengan kriteria: (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Ketiga jalur hijau yang dijadikan plot penelitian merupakan satu jenis (spesies) tanaman dengan dimensi (tinggi total, tinggi bebas cabang dan diameter batang) dan kerapatan kurang lebih sama; Pohon-pohon penyusunan plot-plot penelitian merupakan pohon yang sehat dan tidak mengalami kerusakan. Panjang jalur hijau m; letak jalur hijau dengan jalan mempunyai ketinggian yang relatif sama; Jarak plot-plot jalur hijau dengan jalan raya kurang lebih sama; Pola jalan relatif sama; Mempunyai strata tajuk yang sama; berdasarkan penelitian Irwan (1994) bahwa hutan kota dengan strata banyak mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas lingkungan hidup, termasuk dalam penurunan konsentrasi debu udara ambien; oleh karena itu pada penelitian ini, faktor strata tanaman tidak diuji kembali. Lokasi plot-plot jalur hijau tidak terpengaruh dari sumber emisi lain seperti pabrik, rumah tangga. Inventariasi Struktur Jalur Hijau Setelah melaksanakan survey pendahuluan, maka diperoleh plot-plot penelitian. Selanjutnya dilakukan pengamatan dan pengukuran pada plot-plot terpilih seperti berikut :
3 30 (1) Pengukuran Azimuth Pengukuran azimuth dilakukan untuk mengetahui arah jalur hijau jalan atau jalur terbuka. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kompas. (2) Lebar Jalur Hijau Lebar jalur hijau diukur dari tajuk terluar pohon yang dekat dengan jalan sampai dengan tajuk terluar pohon baris paling belakang jalur hijau jalan dengan arah tegak lurus jalan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran gulung dan tambang. (3) Jumlah Baris Tanaman Jumlah baris tanaman sudah diketahui ketika akan menentukan plot-plot penelitian. (4) Kerapatan Tanaman Kerapatan tanaman dengan melihat jarak tanam antar pohon. Pengukuran jarak tanam dilakukan dengan menggunakan meteran gulung. (5) Indeks Luas Daun (ILD) Indeks Luas Daun (ILD) merupakan perbandingan luas daun total dengan luas proyeksi tajuk. Untuk pengukuran indeks luas daun (ILD) digunakan alat HemisphericalView Canopy Analyzer (Hemi View) yang diolah dengan menggunakan HemiView2.1. Canopy Analysis Software. Pemotretan dilakukan beberapa kali sesuai dengan panjang dan lebar jalur hijau. Hasil pemotretan dihutungan ILD-nya dan dirata-ratakan. (6) Tinggi Total dan Tinggi Bebas Cabang Tinggi total dan tinggi bebas cabang diukur dengan menggunakan alat Haga Hypsometer. Tinggi total diukur dari pangkal pohon sampai dengan ujung tajuk pohon, sedangkan tinggi bebas cabang diukur dari pangkal pohon sampai dengan cabang pertama pohon.
4 31 (7) Diameter Pohon Diameter pohon merupakan diameter setinggi dada yang diukur pada ketinggian 1,3 m. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pita ukur sehingga diperoleh keliling pohon. Selanjutnya dengan menggunakan rumus keliling lingkaran, akan diperoleh diameter pohon. (8) Pembuatan Diagram Profil Diagram profil ini dibuat untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh kondisi struktur jalur hijau yang digunakan sebagai plot-plot penelitian. Data yang diperlukan dalam membuat diagram profil adalah: nama jenis, tinggi total, tinggi tinggi bebas cabang, luas proyeksi tajuk, diameter pohon, serta posisi pohon terhadap sumbu dan y dalam hal ini panjang dan lebar plot (Gambar 5). Untuk membantu pembuatan diagram profil, maka kondisi tegakan dan pohon penyusunnya didokumentasikan dengan menggunakan Kamera Digital. Sumbu Y Sumbu X Posisi Pohon Gambar 5 Pemetaan pohon untuk diagram profil. Pelaksanaan Penelitian Pereduksian Partikel Timbal Udara oleh Jalur Hijau Untuk mengetahui besarnya pereduksian konsentrasi partikel timbal udara, maka dilakukan pengukuran di beberapa titik sekitar plot-plot penelitian. Kegiatan ini dilakukan dua tahapan yaitu pengambilan sampel udara di lapangan dan analisis konsentrasi partikel timbal di laboratorium.
5 32 Penelitian Lapangan 1) Pengukuran Konsentrasi Partikel Timba Udara a) Titik Sampel Udara Pengukuran konsentrasi partikel timbal udara dilaksanakan di setiap plot penelitian jalur hijau dan daerah terbuka. Di setiap plot penelitian diambil sampel empat titik yaitu T0, T1, T2 dan T3. T0 merupakan titik sumber emisi yang terletak di tajuk terluar jalur hijau jalan yang dekat dengan jalan atau berjarak 3 m untuk jalur terbuka. T1, T2 dan T3 secara berturut-turut merupakan titik di belakang jalur hijau dengan jarak 5 m, 15 m dan 30 m, sedangkan untuk jalur terbuka, T1, T2 dan T3 merupakan titik dengan jarak 5 m, 15 m dari titik emisi (T0). Untuk lebih jelasnya titik pengambilan sampel udara untuk masing-masing jalur seperti terlihat pada Gambar 6 sampai dengan Gambar 9. Jalur Hijau T3 T2 T1 T0 Arah Angin 30 m 15 m 5m Jalan raya Keterangan : : lokasi pengambilan sampel udara ambien Gambar 6 Sketsa lokasi pengambilan sampel udara untuk pengukuran konsentrasi partikel timbal udara sekitar jalur hijau (satu baris).
6 33 Jalur Hijau T3 T2 T1 T0 Arah Angin 30 m 15 m 5m Jalan raya Keterangan : : lokasi pengambilan sampel udara ambien Gambar 7 Sketsa lokasi pengambilan sampel udara untuk pengukuran konsentrasi partikel timbal udara di sekitar jalur hijau (dua baris) Jalur Hijau T3 T2 T1 T0 Arah Angin 30 m 15 m 5m Jalan raya Keterangan : : lokasi pengambilan sampel udara ambien Gambar 8 Sketsa lokasi pengambilan sampel udara untuk pengukuran konsentrasi partikel timbal udara sekitar jalur hijau (lebih dari dua baris)
7 34 T3 T2 T1 T0 30 m 15 m 5m 0m Jalan raya Arah Angin Keterangan : : lokasi pengambilan sampel udara ambien Gambar 9 Sketsa lokasi pengambilan sampel udara untuk pengukuran konsentrasi partikel timbal udara di daerah terbuka b) Waktu Pengambilan Sampel Udara Waktu pengambilan sampel adalah pada saat hari kerja yaitu pada hari Senin- Jum at, dengan kondisi cuaca terang, antara Pukul Oleh karena keterbatasan alat, maka pengambilan sampel udara tidak dilakukan secara serempak, dengan asumsi bahwa kondisi iklim sebelum pengambilan sampel udara mempunyai kondisi yang sama. Pada setiap titik dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali, kecuali untuk jalur terbuka dan jalur dengan satu baris tanaman dilakukan dua kali pengulangan. Dengan demikian terdapat empat puluh sampel udara. c) Teknik Pengambilan Sampel Udara Dalam pengambilan sampel partikulat di udara dipengaruhi oleh kecepatan aliran udara masuk dan kemiringan inlet pada alat sampling dan bentuk serta ukuran inlet (Soedomo, 2001). Untuk mendapatkan hasil sampling yang representatif, sampling partikulat harus dilakukan pada kondisi isokinetik yaitu kondisi dimana kecepatan aliran di dalam saluran penghisap sampel sama dengan kecepatan aliran ratarata di dalam saluran (cerobong). Kondisi ini terutama sangat diperlukan pada pengambilan partikel yang relatif besar (berdiameter lebih dari 5 mikron). Apabila sampling tidak dilakukan secara isokinetik, maka akan terjadi kesalahan-kesalahan sebagai berikut: (1) volume sampling tidak sebanding dengan luas penampang; (2) partikel dengan diameter 3-5 mikron akan mengalami penyimpangan dari aliran gas.
8 35 Pengukuran kandungan debu di udara ambien menggunakan metode Gravimetri. Pengambilan sampel udara dilakukan dengan menggunakan alat Low Air Sampler merk Sibata Scientific Technologi Ltd dengan spesifikasi seperti pada Lampiran 1. Kecepatan aliran yang digunakan 41 liter per menit pada ketinggian 1,5 m. Seperangkat alat ini diletakkan di lokasi pengambilan contoh udara. Dalam satu set low volume air sampler terdiri dari beberapa peralatan yaitu : (1) Dust collector untuk menangkap debu di udara, (2) Vacum untuk menghisap debu (3) Flowrate untuk mengetahui laju aliran debu yang terhisap (4) Kertas saring yang diletakkan di dalam dust collector, yang berfungsi menampung berbagai macam partikel yang melayang di udara Untuk menjalankan semua fungsi peralatan diperlukan tenaga listrik yang dihasilkan dari genset merk Elema SH 1000 DX, Sawafuji Honda. Pengambilan contoh udara dilakukan di masing-masing titik sampel selama 3 jam Setelah 3 jam kertas saring yang terdapat di dust collector dikeluarkan dan disimpan ke dalam plastik tertutup yang telah diberi label berupa urutan titik contoh dan lokasi pengambilan udara. 2) Pengukuran Faktor-faktor Iklim Faktor-faktor iklim yang diukur adalah suhu udara, kelembaban udara, arah dan kecepatan angin. Lokasi-lokasi pengukuran faktor-faktor tersebut sesuai dengan titik pengambilan sampel udara. Higro-thermometer digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban udara, sedangkan untuk mengukur kecepatan angin digunakan Anemometer merk Veloccalc TSI Model Pengambilan data dilakukan pada saat pengambil sampel udara. 3) Pendugaan Kepadatan Lalu-lintas Untuk mengetahui jumlah kendaraan bermotor yang melewati lokasi penelitian maka dilakukan penghitungan jumlah kendaraan bermotor. Penghitungan jumlah kendaraan bermotor dilakukan pada saat pengambilan sampel udara.
9 36 Metode penghitungan yang digunakan adalah metode scanning, yaitu dilakukan sampling jumlah kendaraan bermotor dengan intensitas sampling 50 persen (30 menit penghitungan dan 30 menit istirahat). Kendaraan bermotor dibedakan atas kendaraan roda empat dan roda lebih dari empat. Analisis Konsentrasi Partikel Timbal di Laboratorium Debu merupakan total konsentrasi dari berbagai jenis partikulat yang ditangkap oleh kertas saring. Selanjutnya, kertas saring yang mengandung debu dibagi menjadi empat bagian, dimasukkan ke dalam oven dan dipanaskan pada suhu 105oC selama 2 jam, kemudian didinginkan dan ditimbang. Sebagai kontrol digunakan kertas saring tanpa debu yang dikeringkan di dalam oven pada suhu 105oC selama 2 jam, kemudian didinginkan dan ditimbang (berat kertas saring dianggap tetap). Konsentrasi debu dihitung, dengan persamaan: W1 W 0 C = Vr Keterangan: C = konsentrasi debu (µg.m-3) Wo = berat kertas saring sebelum pengambilan contoh udara W1 = berat kertas saring sesudah pengambilan contoh udara Vr = volume contoh udara yang sudah dikoreksi Vr (volume contoh udara yang sudah dikoreksi), diperoleh dengan menggunakan persamaan: Vr = V P t Keterangan: Vr = volume contoh udara yang sudah dikoreksi (m3) V = volume contoh udara P = tekanan atmosfer (mm/hg) selama pengambilan contoh udara t = suhu udara (0C) selama pengambilan contoh udara Setelah dilakukan analisis konsentrasi debu, selanjutnya sampel tadi dianalisis untuk memperoleh konsentrasi partikel timbal (Pb). Analisis partikel dilakukan dengan cara meletakkan kertas saring di cawan petri dan dipanaskan dalam
10 37 muffle furnace pada suhu 105oC selama 6 jam, kemudian didinginkan. Kertas saring dimasukkan ke dalam gelas beaker dan dilarutkan ke dalam aqua regia (campuran HCl dan HNO3 pekat, 3 : 1), kemudian dipanaskan di hot plate selama 30 menit sambil diaduk sampai kertas saring menjadi putih. Larutan disaring dan diencerkan dengan aquades menjadi 100 ml. Dari larutan ini dilakukan pengukuran kandungan timbal menggunakan atomic absorbtion spechtrophotometer pada panjang gelombang 217 nm. Hasil perhitungan dikonversi terhadap volume contoh udara yang sudah dikoreksi yaitu μg timbal per m3 volume contoh udara yang sudah dikoreksi. Analisis Data Untuk melihat hubungan antara kondisi jalur hijau dengan konsentrasi Pb udara pada setiap titik contoh ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik, nilai rata-rata, selisih nilai konsentrasi dan persentase penurunan konsentrasi. Selanjutnya, untuk melihat perbedaan kemampuan jalur hijau dalam mereduksi konsentrasi partikel Pb pada berbagai jarak di belakang jalur hijau, maka digunakan Rancangan Acak Kelompok dan jika berbeda nyata maka dilakukan pengujian dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf α = 5%. Pengolahan data dengan menggunakan Program SPSS Versi Jerapan Debu dan Partikel Timbal oleh Daun Penentuan Plot Penelitian Lokasi pengambilan sampel daun dilakukan pada plot jalur hijau jalan dengan jumlah lebih dari dua baris. Plot jalur hijau mempunyai panjang 50 meter, dengan jumlah pohon yang digunakan dalam penelitian sebanyak sembilan pohon, terdiri dari 3 pohon di baris pertama, 3 pohon di baris kedua dan 3 pohon di baris ketiga. Pohon sampel dipilih secara purposive sampling. Jarak antar pohon yang dipilih pada baris kurang lebih 17 meter; sedangkan jarak antar baris pertama dengan baris kedua kurang lebih 3,5 meter, demikian juga halnya antara baris kedua dengan baris ketiga. Jarak antara proyeksi tajuk terluar pohon baris pertama dengan Jalan Tol Jagorawi adalah 3 meter. Untuk lebih jelasnya, letak pohon pada plot penelitian adalah seperti terlihat pada Gambar 10.
11 38 Jalan Tol Jagorawi 50 m Pohon1 Pohon2 Pohon3 Pohon1 Pohon2 Pohon3 Pohon1 Pohon2 Pohon3 Gambar 10 Sketsa plot penelitian. Pengambilan Sampel Daun Daun diambil pada tajuk depan dan tajuk belakang pohon sampel. Tajuk depan merupakan bagian tajuk yang menghadap ke jalan. Lokasi pengambilan daun kurang lebih terletak pada bagian tengah tajuk dengan ketinggian berkisar antara 5-8 meter. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 11. Lokasi pengambilan sampel daun Jalan Tol Jagorawi Gambar 11 Sketsa lokasi pengambilan daun sampel pada tajuk. Pengambilan daun dilakukan secara serempak dalam hari yang sama. Letak daun yang diambil adalah daun yang telah membuka sempurna, berwarna hijau,
12 39 menempati posisi kedua atau ketiga dari ujung dan pangkal ranting pohon (Soekarsono 2001) seperti pada Gambar 12, disamping itu daun yang diambil tidak mengalami kerusakan akibat hama dan penyakit. Jumlah daun yang diambil untuk setiap ulangan sebanyak 15 helai daun. Pengambilan daun dilakukan dengan cara memanjat dan digunting dengan menggunakan gunting stek. Selanjutnya daun dimasukkan ke dalam kantong plastik. Berdasarkan letak pohon dan posisis tajuk, maka terdapat 18 sampel yang dianalisis di labotarorium. Daun Muda Daun Dewasa (Daun Sampel) Daun Tua Gambar 12 Bagian daun yang digunakan untuk analisis kandungan partikel Pb. Analisis Jerapan Debu dan Partikel Pb Sebelum melakukan analisis konsentrasi partikel Pb, terlebih dahulu menentukan konsentrasi debu. Daun-daun contoh yang ada di dalam kantong plastik masing-masing dicuci dengan 100 ml aquades sebanyak empat sampai lima kali (sampai air cucian jernih/ tidak mengandung debu). Air cucian ditampung dalam gelas beaker, selanjutnya disentrifuse sampai debu terpisah dari air pelarut. Debu dibilas ke dalam cawan petri yang sudah diketahui beratnya dan diuapkan pada suhu 1050C selama 2 jam, kemudian didinginkan dan ditimbang beratnya. Daun-daun contoh kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 1050 selama 2 jam, kemudian didinginkan dan dihitung beratnya. Jumlah jerapan debu dihitung dengan persamaan: Jerapan debu = Berat debu (µg)/berat kering daun (g) Untuk menentukan konsentrasi partikel dilakukan dengan cara melarutkan debu ke dalam cawan Petri dengan 2 ml HCl 25 persen dan 0,5 ml HNO3 pekat, diaduk sampai larut dan diencerkan menjadi 10 ml. Pipet 1 ml larutan dan diencerkan menjadi
13 40 10 ml. Dari larutan ini dilakukan pengukuran timbal dengan menggunakan atomic absorbtion spechtrophotometer. Kandungan partikel dihitung terhadap berat kering daun yaitu µg partikel per g berat kering daun.. Analisis Data Jerapan Debu dan Partikel Timbal Data jerapan konsentrasi partikel Pb oleh daun ditampilkan dalam ditampilkan dalam bentuk tabel, histogram, grafik, nilai rata-rata, selisih nilai konsentrasi, persentase penurunan konsentrasi. Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan konsentrasi jerapan partikel Pb berdasarkan letak pohon dan posisi tajuk, maka digunakan pola faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap dan jika berbeda nyata maka dilakukan pengujian dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Selain itu, juga dilakukan simulasi untuk mengetahui efektivitas jalur hijau jalan berdasarkan prediksi emisi partikel timbal dari kendaraan bermotor dan besarnya jerapan oleh jalur hijau. Pola Sebaran Spasial Konsentrasi Partikel Timbal di Sekitar Jalur Hijau Untuk membuat isopleth sebaran konsentrasi partikel Pb di sekitar jalur hijau jalan dan jalur terbuka digunakan metode interpolasi Kriging dengan menggunakan software ArcGIS Data yang digunakan adalah hasil pengukuran konsentrasi partikel Pb pada berbagai titik pengambilan sampel udara. Setiap titik pengambilan sampel udara dicatat lokasi geografisnya dengan menggunakan alat GPS (Global Position System) Garmin GPS76.
Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan, Sekolah Pascasarjana IPB 2. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB 3
Media Konservasi Vol. 16, No. 2 Agustus 2011 : 55 64 PENGARUH JUMLAH BARIS TANAMAN JALUR HIJAU JALAN DALAM MEREDUKSI PARTIKEL TIMBAL (PB) DARI EMISI KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS JALUR HIJAU ACACIA MANGIUM
Lebih terperincike tiga dan seterusnya kurang efektif dalam mereduksi konsentrasi partikel timbal di udara. Halangan yang berupa vegetasi akan semakin efektif
PEMBAHASAN UMUM Dalam studi ini salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji hubungan antara konsentrasi partikel Pb yang berasal dari emisi kendaraan bermotor dengan besarnya penurunan konsentrasi
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH BARIS TANAMAN JALUR HIJAU JALAN DALAM MEREDUKSI PARTIKEL TIMBAL
42 PENGARUH JUMLAH BARIS TANAMAN JALUR HIJAU JALAN DALAM MEREDUKSI PARTIKEL TIMBAL (Pb) DARI EMISI KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS JALUR HIJAU Acacia mangium JALAN TOL JAGORAWI) [The Effect of the Plant
Lebih terperinciJERAPAN DEBU DAN PARTIKEL TIMBAL (Pb) OLEH DAUN BERDASARKAN LETAK POHON DAN POSISI TAJUK: STUDI KASUS JALUR HIJAU Acacia mangium, JALAN TOL JAGORAWI
Media Konservasi Vol. 16, No. 3 Desember 2011 : 101 107 JERAPAN DEBU DAN PARTIKEL TIMBAL (Pb) OLEH DAUN BERDASARKAN LETAK POHON DAN POSISI TAJUK: STUDI KASUS JALUR HIJAU Acacia mangium, JALAN TOL JAGORAWI
Lebih terperinciUdara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom
Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar
Lebih terperinciPENURUNAN POLUSI TIMBAL OLEH JALUR HIJAU TANJUNG (Mimusops elengi Linn) DI TAMAN MONAS JAKARTA PUSAT
PENURUNAN POLUSI TIMBAL OLEH JALUR HIJAU TANJUNG (Mimusops elengi Linn) DI TAMAN MONAS JAKARTA PUSAT [Decreasing Lead Pollution by Tanjung (Mimusops elengi Linn) Green Belt in Taman Monas, Central Jakarta]
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu mengadakan kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian adalah galah bambu, kantong plastik, ice box, kertas ph, gunting, oven, timbangan
Lebih terperinciPeta PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Karawang Sumber: Gambar 3. Lokasi Penelitian
25 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama 6 bulan, berlangsung dari bulan Maret 2010 sampai bulan Agustus 2010. Penelitian ini mengambil tempat di Kawasan Industri PT Pindo
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN
II. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd.), HNO 3 1
Lebih terperinciDAUN BERDASARKAN LETAK POHON DAN POSISI TAJUK (STUDI KASUS JALUR HIJAU
65 JERAPAN DEBU DAN PARTIKEL TIMBAL (Pb) OLEH DAUN BERDASARKAN LETAK POHON DAN POSISI TAJUK (STUDI KASUS JALUR HIJAU Acacia mangium, JALAN TOL JAGORAWI) [Adsorption of Dust and Pb Particles By Leaves Based
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian Limbah Pemanenan Kayu, Faktor Eksploitasi dan Karbon Tersimpan pada Limbah Pemanenan Kayu ini dilaksanakan di IUPHHK PT. Indexim
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PE ELITIA
10 III. METODOLOGI PE ELITIA 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di areal IUPHHK PT. DRT, Riau. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap pertama pengambilan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan
II. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tegakan jabon dan vegetasi tumbuhan bawah yang terdapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian mengenai Nilai Fisik dan Sosial Vegetasi Pekarangan dalam Penurunan Konsentrasi Partikel Debu di Desa Gunung Putri Kecamatan Gunung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2015: 7-8), penelitian kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Menurut Sugiyono (2015: 7-8), penelitian kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan sejak bulan Desember 2011 sampai Januari 2012. Lokasi penelitian yaitu di RPH Jatirejo, Desa Gadungan, Kecamatan Puncu,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksploratif, untuk mengetahui tingkat pencemaran
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksploratif, untuk mengetahui tingkat pencemaran logam berat timbal (Pb) pada tiap lokasi di perairan Waduk Sengguruh. Kecamatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Gerilya Kota Purwokerto. bio.unsoed.ac.id
III. METODE PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah HCl 0,7 %, NaOH1 N, ZnSO4 5%, Ba(OH)2 0,3 N, Akuades, Pereaksi Cu, Alkohol 70%. Sedangkan alat yang digunakan adalah
Lebih terperinciPemantauan dan Analisis Kualitas Udara
Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara STANDARDS Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 tentang: Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak KepKaBaPedal No 205/1996 tentang: Pengendalian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Metode penelitian secara umum yakni tentang analisis penyebaran logam berat tembaga pada air tanah dan aliran sungai di sekitar industri kerajinan
Lebih terperinciBAB III METODE. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode
BAB III METODE A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta
Lebih terperinciEmisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik
Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional 1 SNI 19-7117.12-2005 Daftar isi Daftar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama, konsentrasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Kota Gorontalo.
1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1.1 Lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pengambilan sampel dilakukan di TPA Tanjung Kramat, selanjutnya pemeriksaan dan analisis sampel dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan milik petani yang mempunyai tanaman jati pada hutan rakyat di Desa Karanglayung, Desa Babakan Asem dan Desa Conggeang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Waktu dan Tempat BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang terfokus di Desa Tompobulu dan kawasan hutan sekitarnya. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan alam tropika di areal IUPHHK-HA PT Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama
Lebih terperinciPemantauan dan Analisis Kualitas Udara. Eko Hartini
Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara Eko Hartini STANDARDS Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 tentang: Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak KepKaBaPedal No 205/1996 tentang:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2013 di Laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
7 3. Pengenceran Proses pengenceran dilakukan dengan menambahkan 0,5-1 ml akuades secara terus menerus setiap interval waktu tertentu hingga mencapai nilai transmisi yang stabil (pengenceran hingga penambahan
Lebih terperinciIII METODOLOGI PENELITIAN
III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di areal KPH Balapulang Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas
23 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung pada bulan Desember 2013
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat
20 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen, Jurusan Teknik
Lebih terperinciEmisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer
Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gunung Putri Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor yang dilakukan di dua lokasi yaitu dilakukan di Rukun
Lebih terperinciPercobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan
IV. BAHAN DAN METODE PERCOBAAN 4.1. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan
III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah timbangan analitik, tabung reaksi, higrometer, altimeter, pipet berskala, labu ukur, oven, spektrofotometer, gunting, plastik, alat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian jenis penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode yang menjelaskan/menggambarkan suatu keadaan berdasarkan fakta dilapangan dan tidak
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O
Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O Bahan-bahan - air destilasi - larutan kalium chloride (KCl) 1N ditimbang 373 g KCl yang sudah dikeringkan di dalam oven pengering 105 o C, dilarutkan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 202 di Rumah Kaca Gedung Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. 3.2 Bahan dan Alat Bahan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan waktu Penelitian lapangan dilaksanakan di areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Propinsi Kalimantan Tengah. Areal penelitian merupakan areal hutan yang dikelola dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian
Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat Peminjaman 1. GPS Garmin Nuvi Menentukan letak Lab. Ekologi 205 posisi geogafis titik
Lebih terperinciIII. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan bahan 3.3 Pengumpulan Data
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2008 di petak 37 f RPH Maribaya, BKPH Parungpanjang, KPH Bogor. Dan selanjutnya pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Kimia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan pada bulan Agustus sampai November 2011 yang berada di dua tempat yaitu, daerah hutan mangrove Wonorejo
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo, karena di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo, karena di daerah tersebut banyak terdapat penjual jajanan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE PENELITIAN
6 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian 1.1.1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan meliputi daun pohon sengon sebagai sampel yang terdapat di daerah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan November 2011 di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, mulai dari Januari sampai April 2010, dilakukan dengan dua tahapan, yaitu : a. pengambilan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di IUPHHK HA PT. Salaki Summa Sejahtera, Pulau Siberut, Propinsi Sumatera Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Nopember
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Pebruari 2012 di lahan agroforestri Desa Sekarwangi, Kecamatan Malangbong,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 s/d juni 2014. Lokasi penelitian dilaksanakan di perkebunan PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba, Kabupaten
Lebih terperinciPreparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.
Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada tegakan Hevea brasiliensis yang terdapat di
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada tegakan Hevea brasiliensis yang terdapat di perkebunan rakyat Desa Huta II Tumorang, kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinci111. METODE PENELITIAN
111. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2001 hingga Juli 2002 berlokasi di lahan gambut milik masyarakat Desa Pelalawan, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk mengetahui potensi akumulasi tumbuhan mangrove terhadap logam berat Cd di Pantai
Lebih terperinciIII METODOLOGI PENELITIAN
11 III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan September 2011 yang bertempat di laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu
Lebih terperinciPENGAMBILAN SAMPEL ANALISA KUALITAS UDARA
PENGAMBILAN SAMPEL ANALISA KUALITAS UDARA A. EMISI CEROBONG INDUSTRI Pengambilan sampel emisi cerobong industri membutuhkan sarana pendukung sebagai berikut: 1) Tangga besi dan selubung pengaman berupa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: 1. 0 ppm: perbandingan media
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini
28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA. B.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium pengolahan limbah Fakultas Peternakan IPB untuk pembuatan alat dan pembuatan pelet pemurni. Contoh biogas yang digunakan dalam
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di
1 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di Greenhouse dan Ruang Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di
22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di Green House Laboratorium Lapangan Terpadu dan Laboratorium Teknik Sumber Daya Air
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Pengambilan Data Metode Pengumpulan Data Vegetasi :
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan Februari 2009. Penelitian dilakukan di rumah kaca Departemen Silvikultur Fakultas Kehutaan Institut
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Objek dan Alat Penelitian
19 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di IUPHHK-HA PT. Ratah Timber, Kecamatan Long Hubung, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur (Lampiran 14). Waktu penelitian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Lewikopo, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang terletak pada ketinggian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Desember 2011-Mei 2012. Penanaman hijauan bertempat di kebun MT. Farm, Desa Tegal Waru. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di
15 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, Universitas Diponegoro, Semarang. Bahan
Lebih terperinciEmisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer
Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu Tegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Departemen
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung (Gambar 2) pada bulan Juli sampai dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Daun gamal diperoleh dari Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011 di Laboratorium Pengaruh Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca dan Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, mulai bulan Maret sampai Mei
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung, pada bulan
Lebih terperinci[Decreasing Lead Pollution by Tanjung (Mimusops elengi Linn) Green Belt in Taman Monas, Central Jakarta]
Penurunan Polusi Timbal PENURUNAN POLUS TMBAL OLEH JALUR HJAU TANJUNG (Mimusops elengi Linn) D TAMAN MONAS JAKARTA PUSAT [Decreasing Lead Pollution by Tanjung (Mimusops elengi Linn) Green Belt in Taman
Lebih terperinciMETODOLOGI. Tempat dan Waktu
19 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah pengadaan bahan tanaman yang dilakukan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
16 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2015 Juni 2015 di Laboratorium
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2015 Juni 2015 di Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung. 3.2
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Proses pengambilan sampel dilakukan di Perairan Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada tiga
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas
12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Penelitian dilakukan pada bulan November
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian diawali dengan survei pendahuluan pada bulan Agustus 2012. Penelitian utama ini telah dilaksanakan pada Januari 2013 - Februari
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE PENELITIAN
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan yang digunakan adalah daun kacang panjang, alkohol 70%, HCl 0,7%, NaOH 1N, ZnSO 4 5%, Ba(OH)
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN
9 II. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2015 sampai bulan Desember 2015 yang bertempat di di Pusat Penelitian dan Pengembangan Lahan Kering
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : a) Proses Fermentasi di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan
Lebih terperinciLampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun
LAMPIRAN 111 Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun Minggu Setelah Tanam Cara Aplikasi Dosis (g) Jenis pupuk 5 Siram 0.5 NPK 15.15.6.4.TE *) (150
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan yang berlokasi di Jalan Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif, dengan objek penelitian tumbuhan mangrove di Pantai Bama hingga Dermaga Lama, Taman Nasional Baluran, Jawa
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 s.d 20 September 2011 di Taman hutan raya R. Soerjo yang terletak di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Februari 2012 sampai dengan Juni 2012. Pengambilan contoh tanah dilakukan di beberapa tanah sawah di Pulau
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun tanaman singkong 1-3 bulan, alkohol 70%, HCl 0,7%, NaOH 1N, ZnSO 4 5%, Ba(OH) 2 0,3%, pereaksi Cu, pereaksi
Lebih terperinciLampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung
Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung a. Kadar Air Cawan kosong (ukuran medium) diletakkan dalam oven sehari atau minimal 3 jam sebelum pengujian. Masukkan cawan kosong tersebut dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Pada penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan suatu obyek sesuai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Suka Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Identifikasi
12 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan sampel buah kopi dilakukan pada perkebunan kopi rakyat di Desa Suka Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Identifikasi
Lebih terperinci